DISUSUN OLEH:
MIDINA DESTARI 03011281520103
ADE MARTSELIA 03011281520107
DUTA KARINDA SEKALA BRAK 03011381520079
NAURA LATIFA HANUM 03011381520081
MUTHIAH ALIFAH DIANSYAH P. 03011381520085
MUHAMMAD ICHSAN KURNIAWAN 03011381520087
MERRINDA TRISULLAH 03011381520091
R. MUHAMMAD FAIZ HIKAMI 03011381520095
OLIVIA JASMINE 03011381520097
JAMILAH MARYAM KIFLI 03011381520135
DOSEN PENGAMPU:
DR. MONA FORALISA TOYFUR, S.T., M.T.
DR. BETTY SUSANTI, S.T., M.T.
CITRA INDRIYATI, S.T., M.T.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pondasi Tiang Pancang.................................................................
2.1.1 Material.................................................................................
2.1.2 Peralatan...............................................................................
2.2.1 Material.................................................................................
2.2.2 Peralatan...............................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Peralatan
4. Crane Crawler
Jenis crane ini biasanya digunakan untuk mobilisasi material yang mempunyai
total berat > 30 ton dengan jangkauan yang tidaklah panjang. Tipe ini memiliki sisi
atas yang bisa bergerak 360 derajat. Pada proyek ini, crane clawler digunakan untuk
mobilisasi tiang pancang serta mobilisasi material lainnya.
6. Bekisting
Bekisting merupakan cetakan sementara yang dibuat sebelum pengecoran
dilakukan. Sebelum dipasang, perlu dilakukan pengukuran oleh surveyor untuk
memastikan koordinat sesuai rencana. Bekisting pada proyek ini terbuat dari baja
berbentu siku dan dirakit sesuai bentuk pile cap dan kolom.
8. Ponton
Ponton merupakan kapal yang mengapung datar diatas permukaan air. Digunakan
untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal. Dalam hal ini ponton di proyek
jembatan berfungsi untuk mengangkut material pancang ke sebrang sungai maupun
material besi.
10. Truck
Truck digunakan untuk mengangkut material kedalam area proyek dengan jarak
yang relatif jauh. Dalam proyek ini truck berfungsi mengangkut material dari dan ke
Desa pendekat bentang tengah proyek jembatan.
b. Penyelidikan tanah
Sebelum dimulainya pembangunan suatu proyek terlebih dahulu dilakukan
pengujian tanah pada lokasi proyek yang direncanakan. Hal ini bertujuan agar kita
dapat mengetahui seberapa besar daya dukung tanah terhadap beban yang ada
diatasnya. Pada proyek pembangunan jembatan tol ini pengujian tanah yang
dilakukan yaitu pengujian Sondir (Cone Penetration Test), pengujian DCP (Dynamic
Cone Penetrometer), dan pengujian SPT (Standard Penetration Test). Pengujian ini
digunakan untuk mengetahui seberapa dalam tanah kerasa pada tanah yang diuji di
sekitar lahan proyek pembangunan.
c. Pembersihan lokasi
Pemberbersihan lokasi ini dilakukan karena pada lokasi pembangunan proyek
jembatan ini merupakan lahan sawah. Oleh karena itu, lokasi perlu dilakukan
pembersihan dari sawah, rumput, dan batuan yang menghambat jalannya proyek
pembangunan jembatan. Sehingga tidak ada hambatan dari bekas lahan sawah yang
mengganggu proses pembangunan.
d. Pengukuran dan pemasangan bowplank
Pengukuran dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan mulai dari pekerjaan struktur
bawah maupun struktur atas sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan alat total station untuk mengukur jarak dan sudut.
Waterpass untuk mengukur ketinggian dan meteran untuk mengukur jarak. Untuk
pemasangan bowplank, dilakukan secara manual oleh pekerja sesuai dengan titik yang
sudah ditentukan menggunakan alat ukur. Pekerja membuat bowplank dengan kayu
atau tali.
2. Pekerjaan Pemancangan
a. Persiapan alat pancang
Alat pancang yang digunakan pada pembangunan jembatan tol Kapal Betung ini
adalah Diesel Hammer. Setelah alat pemancang tiba di lokasi proyek, alat pemancang
ini lalu dijalankan menuju ke lokasi pemancangan yaitu di Desa Rassau dan Desa
Harapan agar segera disiapkan untuk pekerjaan pemancangan.
d. Setelah tiang pancang sejajar dengan diesel hammer, diesel hammer digerakkan
menuju titik pemancangan untuk memposisikan ujung dari tiang pancang berada tepat
pada koordinat titik pemancangan. Setelah ujung tiang tiang berada tepat di koordinat
titik pemancangan, posisi diesel hammer kembali digeser agar sejajar dengan tiang
pancang dan siap di pancang.
Gambar 2.25. Tiang pancang yang sudah sejajar dengan Hammer
e. Setelah posisi hammer sejajar dengan tiang pancang, ujung tiang pancang berada
tepat di koordinat titik pemancangan, dan dalam posisi tegak lurus terhadap tanah,
maka operator mengoperasikan diesel hammer untuk memukul tiang pancang.
Pukulan dilakukan sampai tiang masuk ke dalam tanah sesuai dengan instruksi
surveyor. Pemancangan ini disebut pemancangan tiang pancang segmen pertama.
f. Tiang dipancang hingga masuk ke dalam tanah dan hanya menyisakan ± 0,5 m
diatas permukaan tanah. Jika sudah menyisakan ± 0,5 m diatas permukaan tanah,
pemancangan dihentikan.
h. Tiang pancang segmen kedua diposisikan sejajar dengan tiang pancang segmen
pertama untuk dilakukan pengelasan.
Gambar 2. 26. Pekerja yang sedang melakukan pengelasan untuk penyambungan
tiang pancang
i. Setelah tiang pancang segmen kedua sejajar dan tepat dengan tiang pancang
segmen pertama, dilakukan penyambungan tiang pancang kedua. Penyambungan
tiang pancang dilakukan dengan cara las. Hal ini dikarenakan kedalaman tanah keras
berada pada kedalaman ± 44 m, maka dipastikan tiang pancang yang digunakan
sebanyak tiga buah dalam satu titik. Terdiri dari satu buah tiang pancang dengan
ujung kerucut untuk segmen pertama, dan tiang pancang berbentuk lingkaran untuk
segmen kedua sampai segmen selanjutnya.
k. Jika tiang belum sampai pada tanah keras, lakukan penyambungan tiang ketiga
dan sambung dengn las. Lalu pukul dengan diesel hammer.
l. Apabila tiang pancang telah mencapai kedalaman tanah keras, maka dilakukan
kalendering. Pelaksanaan kalendering pada saat kira-kira penurunan tiang pancang
mulai stabil yaitu bila penurunan tiang tidak lebih dari 1 – 1,5 cm. Tanda lainnya
apabila saat pemukulan tiang terlihat tiang seperti memantul artinya tiang telah
sampai di tanah keras, maka proses pemancangan dihentikan. Dari kalendering
didapat grafik yang bisa dijadikan acuan untuk mencari nilai daya dukung tiang. Hasil
dari kalendering diambil pada 10 pukulan terakhir, kemudian dirata-ratakan sehingga
didapatkan nilai s.
Cara pengambilan grafik data kalendering hasil pemancangan tiang yaitu kertas
grafik ditempelkan pada dinding tiang pancang sebelum tiang tertanam keseluruhan
dan proses pemancangan belum selesai. Kemudian alat tulis diletakkan diatas
penyangga kayu dengan tujuan agar alat tulis tidak bergerak pada saat penggambaran
grafik penurunan tiang ke kertas grafik ketika berlangsung pemancangan tiang.
Pengambilan data ini diambil pada saat kira-kira penurunan tiang pancang mulai
stabil. Hasil kalendering pemancangan tiang yang diambil pada 10 pukulan terakhir,
kemudian dirata-ratakan sehingga diperoleh penetrasi titik per pukulan (s).
Gambar 2.27. Pekerja yang sedang menahan pensil di atas penyangga kayu untuk
Kalendering
n. Pada P.03 dilakukan tes PDA (Pile Driving Analysis) pada salah satu tiang
pancang yang mewakilih keseluruhan titik pada P.03 tersebut. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui beban yang diterima oleh 1 tiang pancang (spun pile).
Gambar 2.28. Pekerja melakukan PDA tes pada 1 tiang pancang
Selain tes PDA, dilakukan juga tes PIT (Pile Integrated Test) pada salah satu
tiang pancang. Tes ini untuk mengetahui ada atau tidaknya rusak/cacat (crack) pada
tiang pancang.
2.2.1 Material
Adapun material-material yang dipakai dalam proyek ini antara lain:
1. Semen Portland
Semen yang digunakan dalam proyek ini adalah semen portland. Pada proyek ini
semen portland yang digunakan adalah semen tiga roda. Untuk pembuatan beton
ready mix menggunakan semen batu raja dan untuk pembuatan beton di lapangan
menggunakan semen tiga roda. Semen portland merupakan bahan pengikat hidrolis
pada campuran beton.
2. Agregat
Agregat yang di gunakan dalam proyek yaitu agregat kasar dan halus, agregat
kasar berupa kerikil dan agregat halus berupa pasir. Agregat kasar yang digunakan
harus bersih dan bermutu baik serta. Penggunaan agregat halus berupa pasir tentunya
harus bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir dan kekerasan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
3. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih dan bebas dari bahan yang merugikan. Komposisi air juga harus di pas tidak
boleh kurang agar memperoleh mutu yang di inginkan sehingga sebelum di lakukan
pengecoran beton harus di lakukan uji slump.
4. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi ulir dengan ukuran diameter 10 mm dan
diameter 22 mm pada pekerjaan bored pile dan pile cap.
Gambar 2.30. Diameter Besi Ukuran 22
5. Solar
Solar adalah bahan bakar yang digunakan untuk menghidupkan alat-alat yang
dalam pengoperasiannya membutuhkan tenaga solar. Solar biasanya digunakan pada
alat-alat berat. Seperti pada excavator, mesin bor, dan crane penggunaan solar
sebanyak 10-15 liter/jam.
2.2.2 Peralatan
Pada proyek pembangunan Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, peralatan yang digunakan dan jumlah masing masing peralatan adalah
sebagai berikut:
1. Crane Service
Crane merupakan salah satu alat berat yang berfungsi sebagai alat pengangkut,
dimana crane bekerja dengan mengangkat material, memindahkan material secara
horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang ditentukan. Dalam proyek
pembangunan Instalasi Rawat Inap ini, crane digunakan untuk mengangkat tramie
pada saat pengecoran bored pile, memindahkan tulangan besi, dan lainnya.
3. Excavator
Excavator merupakan alat berat yang berfungsi sebagai alat pengeruk, yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah,
pembersihan material yang mengganggu akses jalan di proyek, dan lain lain.
5. Dump Truck
Dump truck digunakan sebagai alat pengangkut atau pemindah material tanah
hasil galian yang dilaksanakan pada proyek. Untuk satu truck dapat mengangkut
sekitar 1 ton tanah hasil galian dan tanah yang digunakan untuk pengurukan.
7. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat yang digunakan untuk memotong tulangan untuk
mendapatkan tulangan yang sesuai dengan yang diperlukan.
9. Truck Mixer
Truck mixer atau ready mix concrete truck digunakan untuk menyuplai adukan
beton ready mix dari mixing plant ke lokasi proyek pada proses pengecoran. Jadwal
suplai adukan beton biasanya begitu diperhatikan agar pekerjaan pengecoran tidak
mengalami keterlambatan jadwal, dan biasanya jadwal pengecoran dilakukan pada
sore hari dan lebih sering pada malam hari karena dilihat dari lalu lintas menuju ke
proyek yang sering mengalami kemacetan parah. Untuk satu truck mixer dapat
memuat 1 ton ready mix concrete untuk pengecoran. Dalam pelaksanaannya di
proyek, biasanya satu truck ready mix dapat digunakan untuk mengecor satu lubang
bored pile.
b. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi peralatan merupakan apa saja peralatan yang digunakan selama
kegiatan proyek itu berlangsung. Peralatan yang digunakan terdiri atas peralatan berat
dan juga peralatan ringan.
c. Persiapan Lainnya
Persiapan lainnya meliputi sterilisasi area yang akan digunakan untuk proyek,
seperti memasang pagar proyek, pembersihan lahan, pembuatan rambu-rambu seperti
pengalihan jalur alternatif menuju suatu lokasi dirumah sakit, dan lain sebagainya.
2. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah digunakan untuk menentukan jenis pondasi dan kapasitas
dukung tanah serta tipe dan kedalaman pondasi yang akan digunakan. Penyelidikan
tanah dilakukan dengan beberapa uji, diantaranya uji sondir dan uji SPT.
a. Uji Sondir
Pada lokasi penelitian yang telah ditentukan, dilakukan pengujian sondir sebanyak
5 titik, dan diberi kode titik S.01-S.05. Berdasarkan data hasil penyondiran ini dapat
dilihat gambaran jenis lapisan tanah bawah permukaan dan besarnya daya dukung
yang diizinkan. Pada penyondiran, dilakukan pada kedalaman bervariasi, mulai dari
15,20 meter; 17,20 meter; 19,20 meter; dan 19,40 meter.
c. Pengeboran
Pengeboran lubang pondasi dilakukan dengan alat auger sampai sedalam
kedalaman rencana casing lalu masukkan cassing kedalam lubang bor lalu
pengeboran dilanjutkan sampai dengan elevasi atau kedalaman yang direncanakan
dengan bucket sambil mengambil sampdl tanah. Setelah selesai pengeboran, lanjutkan
segera dengan pekerjaan pemasangan besi dan pengecoran. Jika tertunda (menginap)
sebelum pengecoran, lubang harus dibersihkan kembali. Pengeboran masing-
masing titik bor di lapangan menggunakan bor spiral. Pengeboran tanah dilakukan
sedalam 16,2 meter sebanyak 128 titik bor (4 titik bor digunakan untuk tower crane).
Pengeboran dilakukan minimal untuk setiap harinya sebanyak 13 titik. Pengerjaan
untuk satu lubang bor sekitar 15-30 menit.
f. Pengurugan
Setelah selesai pengecoran, lubang yang telah dicor diurug dengan tanah sampai
rata dengan permukaan tanah asli, kemudian dilakukan pemadatan. Untuk lubang
bekas bored pile yang belum diurug diberi tanda pengaman untuk proteksi untuk
keselamatan para pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar proyek.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan pondasi tiang pancang terdiri atas mobilisasi
alat dan material, pengadaan stok material dan penyusunan material, pengukuran
dan penentuan titik pondasi, dan pekerjaan pemancangan.
2. Prosedur pelaksanaan pekerjaan bored pile pada proyek ini dimulai dengan
penentuan titik bor, pengeboran lubang bored pile, pembesian untuk tulangan
bored pile, pengecoran lubang bored pile, dan pengurugan kembali dengan tanah.