NAMA KELOMPOK :
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................... 8
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala bentuk dan petunjuk-Nya,
maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi
tugas mata kuliah teknologi bahan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
belum sepenuhnya sempurna.
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan informasi
dan manfaat yang berarti bagi para pembaca.
Surabaya, 18 November
2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
4. Permukaan shotcrete
a. Pengaturan ketebalan Shotcrete umumnya memiliki tebal sekitar
75-100 mm. Pada pelaksanaannya pengukuran ketebalan
digunakan dengan benang ataupun lidi pengukur.
b. Penempatan atau penyemprotan shotcrete dilakukan dari bawah
ke atas untuk mencegah terjadinya rebound yang berlebihan.
Nozzle penyemprot diarahkan pada bidang kerja hingga mencapai
ketebalan rencana dan dilakukan secara tegak lurus rebound
minimal dan diperoleh kepadatan maksimum. Tulangan harus
dipastikan bersih dan shotcrete ditempatkan di belakang tulangan
sehingga dapat mencegah terjadinya rongga atau penumpukan
pasir kosong.
5. Perbaikan permukaan yang memenuhi persyaratan kekuatan namun
memiliki permukaan tidak rapi, dapat diperbaiki dengan :
a. Menyikat permukaan dengan sikat besi untuk membersihkan
material.
b. Bila shotcrete telah mengeras, persiapan permukaan ditunda
selama 24 jam, kemudian permukaan disiapkan dengan sand blast
atau tembakan air bertekanan untuk membersihkan semua
material. Penyemprotan harus dilakukan dengan tekanan yang
tidak terlalu tinggi karena jika digunakan tekanan berlebih dapat
menyebabkan lemahnya ikatan beton.
6. Shotcrete yang cacat Shotcrete yang tidak sesuai spesifikasi dan
mengalami kegagalan saat diuji diperbaiki dengan penempatan
shotcrete tambahan atau dibongkar untuk diganti baru.
7. Sambungan Sambungan shotcrete harus cukup kasar, bersih dan
keras serta berbentuk miring.
8. Perawatan (curing) Shotcrete dijaga kelembabannya selama 7 hari
setelah ditempatkan agar kualitas shotcrete dapat seperti yang
diharapkan. Perawatan dilakukan dengan pemberian air untuk
menjaga kelembaban shotcrete, namun harus dijaga agar tidak terlalu
basah yang dapat menyebabkan lapisan shotcrete terbawa aliran air.
2.3. Metode Pengujian
Pengujian bahan-bahan pembentuk beton meliputi percobaan semen,
percobaan air, percobaan agregat halus (pasir) dan percobaan agregat kasar
(kerikil). Perancangan perbandingan campuran beton uji coba dilakukan dengan
menggunakan metode Department of Environment (DOE) yang dimuat dalam
SK SNI T – 15 – 1990 – 03 dengan nilai kuat tekan beton yang disyaratkan pada
umur 28 hari sebesar 22,5 MPa. Kuat geser adalah kekuatan suatu komponen
struktur atas penampang yang berfungsi untuk menahan gaya luar salah satunya
gaya transversal. Dalam menerima gaya transversal, balok akan menghasilkan
momen dan gaya geser. Objek yang dipakai dalam penelitian ini adalah beton
serat yang merupakan campuran homogen dari semen Portland tipe 1, agregat
kasar berupa batu pecah/ kerikil, agregat halus berupa pasir beton, air bersih,
kawat bendrat dan serat ijuk dengan dimensi 37 x 10 x 10 cm dimana dimensi
yang dipakai sesuai dengan standar ASTM C293 untuk pengujian kuat geser.
Serat yang dipakai dalam pencampuran beton adalah serat kawat bendrat dan
serat ijuk dengan persentase penambahan 0,25% serat kawat bendrat + 0,75%
serat ijuk; 0,5% serat kawat bendrat + 0,5% serat ijuk dan 0,75% serat kawat
bendrat + 0,25% serat ijuk. Untuk beton serat ditambahkan kawat bendrat
dengan panjang 70 mm dan serat ijuk dengan panjang 50 mm sebesar 1% dari
volume beton. Perincian benda uji dengan jumlah 12 sampel dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
1.4. Tabel Kuat Geser Beton Uji dengan Berbagai Komplikasi Serat
Benda Uji Kombinasi Beban P (kN) Luas Penampang (MPa)
Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
Beton A Tanpa Serat 7,6 10000 0,76
Tanpa Serat 7,5 10000 0,75
0,25% serat kawat + 10000
0,75% serat ijuk 7,8 10000 0,78
0,25% serat kawat + 10000
Beton B
0,75% serat ijuk 10 10000 1
0,25% serat kawat + 10000
0,75% serat ijuk 7,75 10000 0,775
0,5% serat kawat + 10000
0,5% serat ijuk 12,5 10000 1,25
0,5% serat kawat + 10000
Beton C
0,5% serat ijuk 10 10000 1
0,5% serat kawat + 10000
0,5% serat ijuk 10 10000 1
0,75% serat kawat + 10000
0,25% serat ijuk 12,5 10000 1,25
0,75% serat kawat + 10000
Beton D
0,25% serat ijuk 15 10000 1,5
0,75% serat kawat + 10000
0,25% serat ijuk 14 10000 1,4
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa beton dengan kombinasi serat 0,75%
kawat + 0,25% ijuk memiliki tegangan geser yang paling tinggi dibandingkan dengan
beton dengan kombinasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa serat kawat
memberikan peningkatan kuat geser lebih baik dibandingkan dengan serat ijuk. Hal
ini dikarenakan serat kawat bendrat memiliki kekuatan ikatan (bond strength) di
dalam beton yang lebih baik dibandingkan dengan serat ijuk. Selain itu berdasarkan
laporan ACI Committee 544-1R-96 serat kawat memiliki modulus elastisitas dan kuat
tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan serat natural. Sehingga dapat
meningkatkan tegangan geser pada beton lebih besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data yang dilakukan dalam penelitian dan perbandingan tersebut
dapat disimpulkan Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar komposisi serat kawat bendrat
yang dipakai semakin besar juga kemampuan menyerap energinya. Hal ini terjadi karena
serat kawat bendrat mempunyai ultimate tensile strength yang lebih besar dibandingkan
dengan serat ijuk (ACI 544.1R-96) selain itu, lekatan yang baik antara beton dengan serat pun
menjadi faktor meningkatnya kemampuan menyerap energi beton. Hasil dari analisis
pengaruh penambahan serat kawat bendrat dan serat ijuk terhadap tegangan geser pada beton
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai tegangan geser tertinggi didapat oleh beton dengan kombinasi (3) 1,383 MPa
atau meningkat sebesar 83,63% dari kuat geser beton yang tidak menggunakan serat
yaitu sebesar 0,75 MPa sedangkan untuk beton dengan kombinasi (2) 1,08 MPa atau
meningkat sebesar 43,80% dan untuk beton dengan kombinasi (1) 0,85 MPa atau
meningkat sebesar 13,05%.
Kelebihan Kekurangan
Kekuatan geser lebih besar Menurunnya workability
Kemampuan beton menyerap energi Biaya yang dikeluarkan lebih
(Daktilitas) pembebanan meningkat banyak karena ada tambahan serat
Proses pengikatan
Mencegah Korosi pada tulangan
Meminimalisir retakan
DAFTAR PUSTAKA
http://autoshare88.blogspot.com/2012/02/pengaruh-penambahan-serat-kawat-pada.html
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1036153&val=15683&title=Variasi%20Penambahan%20Sika%20Cim%20Dan
%20Fiber%20Kawat%20Pada%20Beton%20Mutu%20Fc%2030%20Mpa
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/1694/1453
https://en.wikipedia.org/wiki/Fiber-reinforced_concrete
https://theconstructor.org/concrete/fiber-reinforced-concrete/150/