Anda di halaman 1dari 40

MNI RISET BETON PRATEGANG

PEMBANGUNAN JALAN LAYANG KERETA API ( JLKA)


ANTARA MEDAN – BANDAR KALIPAH LINTAS MEDAN –
KUALANAMU

DISUSUN OLEH

ADLRIN DHIO PRATAMA (1607210001)

TANTYO ADHYTIA PRATAMA (1607210012)

SITI NABILAH (1607210031)

RAHMAD HIDAYAT (1607210036)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Mini Riset yang dilaksanakan Pada Pembangunan JLKA Antara Medan
– Bandar Kalipah Lintas Medan – Kualanamu (MBK-6)
Dimana Mini Riset ini adalah suatu silabus mata kuliah yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa/i Teknik Sipil dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan
baik dalam penulisan maupun dalam susunan kalimat yang mana saya
mengharapkan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi


kami dan para pembaca. Dan kepada Allah SWT , saya serahkan segalanya demi
tercapainya keberhasilan yang sepenuhnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………........... i

DAFTAR ISI………………………………......................................... ii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………..... iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………….....


1.2 Rumusan Masalah………………………………………
1.3 Ruang Lingkup…………………………………………

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Beton……………………………………..
2.2 Beton Prategang……………………………
2.3 Strand………………………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian……………………………………


3.2 Lokasi Penelitian………………………………………….
3.3 Waktu Penelitian………………………………………….
3.4 Jenis Data…………………………………………………
3.5 Alat Penelitian…………………………………………….
3.6 Pelaksanaan……………………………………………….
3.7 Metode Analisis Data……………………………………..

ii
3.8 Tahapan Pekerjaan Box Girder……………………………....
3.8.1 Pekerjaan Launching LG…………………………..
3.8.2 Pekerjaan Lifting Box Girder……………………...
3.8.3 Pekerjaan Setting Box Girder……………………...
3.8.4 Perkerjaan Wet Joint…………………………….....
3.8.5 Perkerjaan Stressing Stran………………………...
3.8.6 Pekerjaan Grouting Strand…………………………

BAB IV ANALISA DATA


4.1. Perhitungan Kuat Tekan Beton………………………………
4.1.1. Estimasi waktu 24 jam………………………………
4.1.2. Estimasi waktu 48 jam………………………………
4.1.3. Estimasi waktu 72 Jam………………………………
4.2. Perhitungan Stressing Tendon…………………………………
4.3. Perhitungan kebutuhan strand dalam 1 span…………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………….
5.2 Saran……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.7.1: Total Station……………………………………………


Gambar 3.7.2: Mesin Jackingstran…………………………………….
Gambar 3.7.3: Campuran beton………………………………………..
Gambar 3.7.4: Batang tulangan baja…………………………………...
Gambar 3.7.5: Kawat pengikat…………………………………………
Gambar 3.7.6: Tipe-tipe sambungan las……………………………….
Gambar 3.7.7: Jenis-jenis las…………………………………………..
Gambar 3.7.8: Ukuran maksimum las…………………………………

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.7.1: Kait standar untuk tulangan utama


(SNI-03-2847-2002)… ……………………………………………………
Tabel 3.7.2: Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat
(SNI-03-2847 2002) ……………………………………………………….
Tabel 3.7.3: Diameter bengkokan minimum (SNI 03-2847-2002)……….

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknik sipil adalah ilmu pengetahuan yang melayani kebutuhan masyarakat


dalam bidang sarana dan prasarana.Salah satu lingkup bidang ilmu teknik sipil adalah
pekerjaan manaterial pembangunan dimana di dalamnya mempertimbangkan aspek kelayakan
teknis serta aspek kelayakan sosial dan ekonomis. Sementara dari sisi lain, peran
seorang engineer adalah sebagai pemecah masalah. Hal ini menunjukkan bahwa
seorang engineer teknik sipil tidak hanya dituntut sebagai perekayasa dalam hal
desain, namun juga sebagai pelopor, pengorganisir, pelaksana, bahkan meliputi
pengontrol kualitas dan pemberi solusi dalam suatu permasalahan.
Perguruan tinggi sebagai instansi pendidikan dimasyarakat berusaha mendidik
mahasiswanya agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, tidak hanya
dengan pemberian konsep dan teori, tetapi juga memahami konsep dan teori melalui
kegiatan mini riset.Mini riset sebagai salah satu metode yang dianggap representif,
dimana mahasiswa yang berbekal ilmu teoritis yang didapat di bangku perkuliahan
bisa mengimplementasikan ilmu yang diperoleh pada kondisi yang nyata.
Laporan mini riset ini disusun berdasarkan data serta pengamatan langsung
selama 2 bulan yang dilakukan pada Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA)
konstruksi Box Girder antara jalan HM.Yamin-jalan Perintis Kemerdekaan-jalan
Bambu.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Box Girder?


b. Bagaimana tahapan pengerjaan konstruksi Box Girder pada Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan?

6
c. Apa kendala dalam pelaksanaan konstruksi Box Girder di lapangan pada
proyek Jalan Layang Kereta Api?
d. Apa saja pekerjaan pendukung dalam proses pengerjaan Box Girder di
lapangan pada proyek Jalan Layang Kereta Api?

1.3. Ruang lingkup

Dalam kerja praktek ini ruang lingkup pembahasan dibatasi pada:


a. Gambaran umum tahapan pengerjaan box girder pada Proyek Jalan Layang
Kereta Api Medan.
b. Kendala yang terjadi dalam proses pengerjaan box girder pada Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan.
c. Pekerjaan pendukung dalam proses pengerjaan box girderpada Proyek Jalan
Layang Kereta Api Medan

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. BETON

Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari


kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah
beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral
(biasanya kerikil dan pasir), semendan air.

Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan


peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi
semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk
material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton
adalah batu cair.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi,


seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan
tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted
concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai
di dunia.

8
2.2. BETON PRATEGANG

  Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai


berikut:
     a. Menurut PBI – 1971
         Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-
tegangan internal dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa
hingga tegangan-tegangan akibat beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf
yang diinginkan.
     b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
         Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan
dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian
beban yang bekerja.
     c. Menurut ACI
         Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar
dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu
tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa dilakukan
dengan dua cara yaitu :

a. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana


tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan
gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.

b. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana


setelah betonnya cukup keras, barulah dberikan gaya konsentris dengan menarik
kabel tendon.

9
2.3. STRAND

PC Strand (KBjP-P7)  atau biasa juga disebut  tujuh kawat baja tanpa lapisan


dipilin untuk konstruksi beton pratekan adalah gabungan kawat-kawat baja yang
dihasilkan dari batang kawat baja diproses tarik dingin (cold wire drawing) sebanyak
tujuh batang batang dipilin, kemudian dihilangkan sisa teganganya dengan proses
perlakuan panas ( stress relieving) secara berkelanjutan untuk mencapai sifat mekanis
sesuai spesifikasi yang ditetapkan dan digunakan pada konstruksi beton pratekan.

Bahan baku yang digunakan untuk PC Strand adalah baja karbon atau baja
panduan dengan kualitas tinggi, bahan baku tersebut berupa wire rods.

Syarat mutu dari PC strand meliputi sifat tampak harus bebas dari minyak,
gemuk, karat yang telah menyebabkan lubang atau retakan, serpihan, permukaan
bergelombang yang dapat mengurangi nilai kegunaannya. Tidak diperbolehkan
adanya sambungan antara pilinan, kecuali sambungan las tidak lebih dari satu kawat
dari setiap pilinan dengan maksimum panjang kawat yang dilas adalah 45 meter.

Jika bagian pilinan dipotong, ikatan antara pilinan tersebut tidak boleh terurai.
Apabila ada, uraian pilinan tersebut dapat dikembalikan ke posisi semula dengan
tidak merusak material maka diperbolehkan.

Arah pilinan enam kawat baja bagian luar ke kanan (searah jarum jam) atau ke
kiri (berlawanan jarum jam).

10
BAB 3
METODOLOGI

3.1. TAHAPAN PENELITIAN

Tahapan Penelitian yang dilakukan pada proyek jalan layang kereta api
(JLKA) Medan-Binjai-Bandar Khalifah di Jalan HM. Yamin, meliputi:

a. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kegiatan mencari, membaca dan menelaah
laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan.Pada penelitian ini, tinjauan pustaka
yang digunakan yaitu peraturan yang berlaku di Indonesia dan penelitian
terdahulu.

b. Survey Pendahuluan
Survey/pengamatan di lapangan dilakukan dengan cara pembelajaran data
dikantor PT. Adhi Karya (persero) dan pengamatan langsung di lokasi proyek
Jalan Layang Kereta Api (JLKA) mengenai pengerjaan box girder.

c. Pengumpulan Data
Sistem pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan survey,
secara langsung pada lokasi untuk memperoleh data primer.Sedangkan data
sekunder diperoleh dari pihak PT. Adhi Karya (persero) Tbk dan website terkait
alat beserta bahan yang digunakan dalam pembuatan box girder.

11
d. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan pada mini riset ini yaitu:

1) Mengetahui tahapan pengerjaan box girder.


Analisa ini dilakukan untuk mengetahui tahapan pengerjaan box girder dari
mulai lifting sampai dengan perkerjaan finishing.

2). Mengetahui bahan material yang digunakan.


Analisa ini dilakukan untuk mengetahui bahan material apa saja yang digunakan
dalam proses pemasangan box girder sehingga dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi mini riset ini dilakukan di Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA)
stasiun Medan-Binjai-Bandar Khalifah diJalan HM. Yamin, Medan.

3.3. Waktu Penelitian

Survey di lapangan dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 November


2018 dan 12 November 2018. Survey ini dilakukan untuk mengetahui tahapan
pengerjaan box girder pada Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA) rute
Medan-Binjai-Kualanamu di Jalan HM. Yamin, Medan.

3.4. Jenis Data

Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama perkerjaan box girder


padaProyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA)Medan-Binjai-Bandar Khalifah di
Jalan HM. Yamin, Medan. Data yang dibutuhkan terdiri dari:

a. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapat melalui pengamatan langsung di
lapangan. Data primer yang di peroleh adalah:

12
1) Proses pengerjaan box girder, meliputi:
a) Launching LG
b) Lifting box girder
c) Setting box girder
d) Pengeleman antar box girder dengan cairan epoxy
e) Penulangan wet joint
f) Pengecoran wet joint
g) Stressing kabel stran
h) Grouting kabel stran
i) Finishing
b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari website terkait pengerjaan box
girderseperti alat dan bahan material yang digunakan di lapangan serta waktu
yang dibutuhkan.

3.5. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam Mini riset ini meliputi:

a. K3 seperti helm safety, rompi dan juga sepatu safety, untuk menjaga
keselamatan diri selama melakukan proses pengamatan di lokasi Proyek Jalan
Layang Kereta Api (JLKA), Medan.
b. Kamera handphone, untuk pengambilan gambar pengerjaan box girder di
lokasi Proyek Jalan Layang Kereta Api (JLKA), Medan.
c. Note Book, untuk pencatatan informasi mengenai pemasangan serta waktu
dilapangan.

3.6. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan data primer, yaitu pengerjaan box


girderdilakukan dengan cara pengamatan langsung selama 2 hari di lokasi

13
pengerjaan box girder Jalan layang kereta api (JLKA) sepanjang Jalan HM.
Yamin, Medan

3.7. Metode Analisa Data

Metode analisa data adalah metode yang digunakan untuk menyederhanakan


data sehingga mudah dibaca dan dipahami.Dari data yang telah terkumpul
dilakukan perhitungan data dan analisis.

1) Alat- alat yang digunakan untuk analisa data adalah sebagai berikut:
a. Total Station
Total station adalah alat pengukur sudut yang sudah dilengkapi dengan alat
pengukur jarak yang bekerja dengan sistem elektrolis atau dengan kata lain total
station adalah theodolite yang sudah dilengkapi dengan EDM (electric distance
meter)

Gambar 3.7.1: Total Station


b. Mesin Jackingstran (Mesin stressing)
Mesin stressing ialah mesin yang berfungsi memberikan tekanan terhadap
kabel stran agak kabel stran dapat tertarik keluar dari lubang tendon dengan

14
syarat hanya 75% dengan tujuan untuk memberikan lendutan pada gaya-gaya
yang bekerja diatasnya sebab apabila dilakukan stressing sebesar 100% dari total
tekanan stran maka akan runtuh dan kabel stran dapat putus.

Gambar 3.7.2: Mesin Jackingstran

2) Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa data adalah sebagai berikut:


a. Campuran Beton
Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar (kerikil atau split),
agregat halus (pasir), dan air, biasa juga ditambah dengan addictive sebagai
komponen ke 5, yaitu bahan tambah berupa cairan kimia yang memiliki fungsi
yang bermacam-macam, seperti mempercepat pengerasan beton, memperlambat
dan lainnya.

15
Gambar 3.7.3. Campuran beton.
Keempat komponen dasar ini dicampur sedemikian rupa dengan perbandingan
yang bermacam-macam, disesuaikan dengan target mutu kekuatan beton yang
diinginkan. Mutu beton ini maksudnya kekuatan beton dalam menerima gaya
tekan sampai beton tersebut mengalami pecah (crash). Pengukuran mutu beton
ini dapat diketahui dengan beberapa macam alat seperti, mesin Penetration Test
(di laboratorium) atau dengan alat sederhana Hammer Test.
Komposisi bahan baku yang berbeda-beda akan mempengaruhi sifat beton yang
dihasilkan nantinya. Pada proyek ini mutu beton yang digunakan adalah K-500 .

b. Air
Air yang digunakan untuk membuat beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organik, atau bahan lain yang
bersifat merusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya menggunakan air tawar
yang dapat diminum (Istimawan, 1993).
Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas
antara butir-butir agregat agar dapat dengan mudah dikerjakan dan dipadatkan.
Untuk bereaksi dengan semen, air yang dibutuhkan hanya sekitar 25% berat
semen saja, namun kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai sulit kurang
dari 0,35.

16
c. Baja Tulangan
Baja tulangan dalam beton berfungsi untuk menahan gaya tarik. Tetapi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, batang tulangan tidak boleh dipasang
sembarangan melainkan harus dibentuk menjadi suatu jaringan tulangan yang
masing-masing batang tulangan saling dikaitkan.

Baja tulangan yang dapat digunakan adalah jenis baja yang terkenal dan
mempunyai standart mutu tertentu.Pada proyek ini digunakan batang deformasi
(BJTD), yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara
khusus dan diberi sirip teratur dengan pola tertentu.

Gambar 3.7.4: Batang tulangan

Pemotongan dan pembengkokkan batang tulangan dilakukan dengan


menggunakan mesin Bar cutter dan Bar bender.Batang tulangan harus dipotong
sesuai dengan gambar kerja.
1) Kait Standar
Pembengkokkan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tetapi tidak kurang dari 60 mm,
pada ujung bebas kait seperti pada Tabel 3.7.1.
2. Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6 db, tetapi tidak kurang dari 75 mm,
pada ujung bebas kait seperti pada Tabel 3.7.1.

17
3. Bengkokan 90° ditambahkan 12 db pada ujung bebas kait seperti pada Tabel
3.7.1.

Tabel 3.7.1: Kait standar untuk tulangan utama (SNI-03-2847-2002).

2) Kait pengikat dan sengkang


Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut:
1. Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6 ds atau
tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait seperti pada Tabel 3.7.3.
2. Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6
ds pada ujung bebas kait seperti pada Tabel 3.7.3.
3. Batang D-19, D-22, dan D-25 bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12 ds
pada ujung bebas kait seperti pada Tabel 3.7.3.

18
19
Tabel 3.7.2: Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat (SNI-03-2847
2002).

3) Diameter bengkokan minimum


Diameter bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak
boleh kurang dari nilai dalam Tabel 3.7.4. Ketentuan ini tidak berlaku untuk
sengkang dan sengkang ikat dengan ukura D-10 sampai D-16.
2) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4 db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang
yang lebih besar daripada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi syarat
seperti pada Tabel 3.7.4.
3) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang
digunakan untuk sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4 db untuk kawat ulir
yang lebih besar dari D-7 dan 2 db untuk kawat lainnya.

Ukuran tulangan Diameter minimum


D-10 sampai D-25 6db
D-29, D-32. dan D-36 8db
D-44 dan D-56 10db
Tabel 3.7.3: Diameter bengkokan minimum (SNI 03-2847-2002).

d. Kawat baja
Kawat baja pengikat yang dimaksud disini adalah kawat baja yang digunakan
untuk mengikat atau merangkai tulangan pada beton bertulang.Kawat baja
pengikat ini digunakan untuk mengikat tulangan dengan sengkang pada balok
maupun kolom dan juga mengikat pada pelat lantai agar jarak tulangan dapat

20
diatur sesuai gambar kerja.Kawat pengikat ini terbuat dari besi lunak yang lebih
dahulu dipijarkan dan biasanya berukuran 1 mm seperti pada Gambar 3.7.5.

Gambar 3.7.5: Kawat pengikat.

4). Tipe-tipe Sambungan Las


Mengelas merupakan teknik penyambungan besi dan logam yang biasa
dilakukan dalam konstruksi bangunan, kerangka kendaraan baik laut, udara dan
darat.Teknik mengelas yang baik memang perlu keahlian khusus dengan
pengalaman yang baik dalam bidangnya. Pengelasan menggunakan las listrik
atau las karbit harus tahu teknik dasar cara membuat sambungan las yang kuat,
sehingga kualitas sambungan besi atau baja yang disambung akan menjadi kuat
dan tahan lama.

a. Jenis-jenis sambungan las, antara lain adalah:


1) Sambungan sebidang (Butt Joint)
2) Sambungan lewatan (Lap Joint)
3) Sambungan tegak (Tie Joint)
4) Sambungan sudut (CornerJoint)
5) Sambungan sisi (Edge Joint)

21
Gambar 3.7.6: Tipe-tipe sambungan las.

b. Jenis-jenis las
1) Las tumpul (groove welds), las ini dipakai untuk menyambungkan batang-
batang sebidang.
2) Las sudut (fillet welds), las ini paling banyak dijumpai pada proyek ini.
3) Las baji dan pasak (slot and plug welds), jenis las ini biasa digunakan
bersamaan dengan las sudut.

Gambar 3.7.7: Jenis-jenis las.

c. Pembatasan ukuran pada las sudut yaitu:


1) Untuk komponen kurang dari 6,4 mm diambil setebal komponen tersebut.
2) Untuk komponen dengan tebal 6,4 mm atau lebih diambil 1,6 mm kurang dari
tebal komponen

22
3) Panjang efektif las sudut adalah seluruh panjang las sudut berukuran penuh
dan paling tidak harus 4 kali ukuran las, jika kurang maka dianggap sebesar ¼
kali panjang efektif.

Gambar 3.7.8:
Ukuran maksimum las.

3.8. Tahapan Pekerjaan Box Girder

Pada kerja praktik yang dilakukan pada proyek Jalan Layang Kereta Api
Medan-Bandar Khalifah-Kualanamu penulis berfokus pada proses pekerjaan
pemasangan box girder.

3.8.1. Pekerjaan Launching LG


Pekerjaan Launching LG dimulai dari pelepasan Hanger, penurunan
Spider Bem, Braket dan Stress Bar .Hal itu dilakukan agar Mensapot dapat
bergerak.

3.8.2. Pekerjaan Lifting Box Girder


Pekerjaan lifting adalah proses penangkatan box girder dimulai dari
penempatan posisi truk yang menganggkut box dan kemudian melepas rantai
pengikat box pada truk lalu pemasangan spreader pada box lalu mengaitkan
master win pada spreader diteruskan dengan proses penganggkatan (Lifting) box
girder yang dikendalikan oleh operator sehingga box melayang dan terangkat di
posisi yang telah ditentukan. Untuk penganggkatan 1 box girder diperlukan
beragam waktu dimulai dari 25 – 45 menit.

23
3.8.3. Pekerjaan Setting Box Girder
Proses setting bertujuan untuk mengatur antar segmen dalam satu span
agar simestris sesuai dengan elevasi dan koordinatnya. Setting dilakukan dengan
memasang Stoper untuk pengunci, sementara itu dilakukan pengukuran elevasi
dengan menggunakan alat theodolite dan prisma optic untuk mendapatkan letak
yang simestris sesuai dengan yang diinginkan.Untuk penyambungan antara
segmen setelah dilakukan setting elevasi dilanjutkan dengan pengeleman anatara
celah segmen yang bertujuan sebagai pengikat antar segmen sebelum dilakukan
stressing.

3.8.4. Perkerjaan Wet Joint


Pekerjaan wet joint adalah pengecoran antara segmen box girder
dengan pilar agar tidak terjadi rongga di tempat tersebut akibat dari proses setting
box girder atau pekerjaan ini dapat dikatakan sebagai pengecoran titik
temu.Pengecoran ini menggunakan mutu beton K-500 dengan tulangan
berdiameter 13 (Ø13).Proses pekerjaan ini sama seperti proses pengecoran pada
biasanya dengan proses awalnya ialah memasang bekisting,lalu dilakukan proses
penulangandengan menggunakan tulangan yang sudah direncanakan terlebih
dahulu lalu tulangan memanjang dan tulangan menintang diikat dengan kawat
beton agar tulangan tidak bergeser pada saat dilakukan pengecoran.Setelah
selesai lalu dilakukan pengecoran dengan mutu beton K-500 setelah selesai
pengecoran maka menunggu proses pengeringan lalu dilakukan pembukaan pada
bekisting.Setelah selesai pengecoran pekerjaan yang dilakukan selanjutnya ialah
menunggu umur beton selama 48 jam (2 hari).Setelah semuanya selesai maka
dilakukan proses selanjutnya yaitu proses pekerjaan stressing stran.

3.8.5. Perkerjaan Stressing tendon


Pekerjaan stressing stran merupakan proses penarikan atau pemberian
tekanan pada kabel stran sehingga tidak terjadi lendutan berlebih pada kabel
stran pada box girder.Proses ini dilakukan setelah seluruh proses diatas telah
selesai 100%.Proses ini diawali dengan memasukkan kabel stran ke lubang

24
tendon pada tiap-tiap box girder yang telah dirapatkan terlebih dahulu dengan
jumlah yang sudah direncanakan sebelumnya.Namun,tidak semua kabel stran
menghubungkan dari pilar ke pilar namun ada yang hanya sampai 5 segmen box
girder saja.Setelah kabel stran keluar dari lubang tendon dari sisi lainnya maka
dilakukan pemasangan wedge plate yaitu dengan memasukkannya ke dalam
kabel stran dan juga memasukkan wedges ke dalam wedges plate guna mengunci
kabel stran.Setelah terpasang,wedges plate dimasukkan atau ditekan sampai
mengenai casting.

Setelah proses tersebut dilakukan,maka selanjutnya dilakukan proses


memesang alat jacking dan wedge plate dan wedges kembali.Lalu dilakukan
proses stressingdengan menghidupkan kompressor dengan Mpa yang sesuai
dengan aturan yang sudah ditetapkan.Setelah selesai maka kabel stran yang
tersisa dipotong dengan alat pemotong besi.

3.8.6. Pekerjaan Grouting Strand


Pekerjaan grouting pada stran merupakan proses mengisi rongga udara
antara strand dengan duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan
grout. Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi serta untuk mengikat
strand dengan beton sekelilingnya menjadi satu kesatuan.. Bahan grout terdiri
dari campuran semen dengan air dan ditambahkan non shrinkage additive, air
yang digunakan untuk grouting adalah air yang dapat diminum dan adukan yang
mengandung klorida atau nitrat tidak boleh digunakan. Pelaksanaan grouting
adalah bahan grout dimasukan ke dalam duct dengan pompa grouting (injeksi)
dengan tekanan sebesar 5 kg/cm2.

Fungsi grouting yaitu untuk mencegah karat, menghilangkan udara yang ada
didalam dan mematikan gaya dalam. Grout harus dicampur atau diaduk dalam

25
alat mekanik dengan type yang mampu menghasilkan grout yang merata dan
grout tidak boleh dilembekan kembali dengan air, serta sebelum dipompakan
grout harus terus diaduk.

Pipa grout yang digunakan harus terbuat dari bahan logam dan kedap dari adonan
semen (mortar tight) dan pipa harus cukup kuat untuk mempertahankan
bentuknya menahan tekanan kerja. Bila ada ketentuan mengenai grouting, lubang
udara dan grout dapat mengisi seluruh rongga sepanjang pipa saluran.

3.8.7. Finishing
Setelah seluruh proses proses pemasangan box girder pada 1 span
selanjutnya proses yang akan di lakukan adalah proses finishing meliputi
pelepasan bekesting

BAB 4
ANALISA DATA

4.1. Perhitungan Kuat Tekan Beton

26
BETON
Mutu beton box girder prestress :K - 500
Kuat tekan beton box girder prestress,
fc' = 0.75 * K / 10
fc’ = 0.75*500/10 = 37.5 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton,
ε =1.00E-05 / ºC
Kuat tekan beton pada keadaan awal (saat transfer),
fci' = 0.75 * fc'
fci= 0.75*37.5 = 28.13MPa
Tegangan ijin beton saat penarikan :
Tegangan ijin tekan =0.55 * fci =0.55* 28.13 = 15.47MPa
Tegangan ijin tarik =0.75 * √fci = 0.75* √28.13 = 3.98MPa
Tegangan ijin beton keadaan akhir :
Tegangan ijin tekan = 0.40 * fc' = 0.40* 37.5 = 15MPa
Tegangan ijin tarik = 0.60 * √fc' = 0.60* √41,5 = 3.67MPa

Untuk menghitung kuat tekan beton, kuat tekan beton harus 75% dari kuat
tekan rencana yang telah direncanakan. Adapun formulasi untuk mendapatkan nilai
kuat tekan minimum menggunakan formulasi.

Fc = 75% x Fc’

Dimana :

Fc = Kuat Tekan Minimal

Fc’= Kuat Tekan Rencana

27
Adapun kuat tekan yang harus didapatkan dengan mutu beton K500 atau Fc’
50 Mpa dalam estimasi 48 jam adalah

Fc = 75% x Fc’

Fc = 75% x 50

Fc = 37.5 Mpa

Pada saat dilapangan didapat 8 (delapan) sampel beton berbentuk silinder


untuk di uji kuat tekan beton berdasarkan 3 estimasi waktu yang di ambil .

4.1.1. Estimasi Waktu 24 jam

Pada estimasi waktu 24 jam dlakukan pengujian pada 2 sampel beton


kuat tekan beton yang didapatkan sebesar 24 MPa

4.1.2. Estimasi Waktu 48 jam

Pada Estimasi waktu 48 jam dilakukan pengujian pada 4 sampel


berikutnya didapatkan kuat tekan beton sebesar sample pertama 30 MPa sampel
kedua 33 MPa dan pada sampel ketiga dan empat 37.5 Mpa. Dari hasil yang di dapat

28
di ketahui bahwa kuat tekan rencana hampir memenuhi dan beberapa sampel sudah
memenuhi kuat tekan rencana.

4.1.3. Estimasi waktu 72 jam

Pada estimasi waktu 72 jam dilakukan pengujian pada 2 sampel


terakhir dan kuat tekan beton yang didapatkan pada sampel pertama 37.5 MPa dan
sampel kedua 38 MPa. Dari hasil pada sampel Pertama dan kedua di ketahui bahwa
kuat tekan rencana sudah memenuhi dan pada sampel kedua sudah melebihi kuat
tekan yang di rencanakan.

4.2. Perhitungan Stressing Tendon

Untuk penggunaan alat mono jack terdiri dari 3 tahap, yaitu: 10 MPa , 20 MPa dan
finish.Kegiatan sterssing dilakukan sejumlah srand yang ada ditendon., jumlah strand
dalam satu tendon sebanyak 7 strand.

Perhitungan kuat stressing mono jack

- Batas putus 45 MPa


- Kelenturan box 75%
Maka, nilai stressing monojack adalah:
= Kelenturan box X batas putus
=75% X 45
75
= X 45
100
=33,75 Mpa

29
4.3 Kebutuhan strand dalam 1 span

Jumlah strand pertendon dan strand yang digunakan ialah diameter 15,7 mm :

*Tendon Longitudinal
 Tendon TSB (Tendon Slab Bottom)
Jumlah strand 1 tendon adalah 12 strand

30
Jumlah tendon : 4 lubang
Panjang 1 span : 40 meter
Berat strand : 1,05 kg/m
Penyelesaian :
Untuk jumlah strand : 12 x 4 = 48 bh
Jumlah panjang strand = 48 x 40 meter = 1920 meter
Kebutuhan strand = 1920 meter x 1,05 = 2016 kg
 Tendon c1, c2, c3 , c4,
Jumlah strand adalah 22 strand
Jumlah tendon : 8 lubang
Berat strand : 1,05 kg/m
Penyelesaian :
Untuk jumlah strand 22 x 8 = 176 bh
Jumlah panjang strand = 176 x 40 meter = 7040 meter
Kebutuhan strand = 7040 x 1,05 = 7392 kg
 Tendon TST (Tendon Slab Top)
Jumlah strand 1 tendon adalah 4 strand
Jumlah tendon : 4 lubang
Panjang 1 span : 40 meter
Berat strand : 1,05 kg/m
Penyelesaian :
Untuk jumlah strand : 4 x 4 = 16 bh
Jumlah panjang strand = 16 x 40 meter =640 meter
Kebutuhan strand = 640 x 1,05 = 672 kg
 Tendon T
Jumlah strand 1 tendon adalah 12 strand
Jumlah tendon : 2 lubang
Panjang 1 span : 13 meter
Berat strand : 1,05 kg
Penyelesaian :

31
Untuk jumlah strand : 12 x 2 = 24 bh
Jumlah panjang strand 32 x 13 meter = 416 meter
Jumlah kebutuhan strand = 416 x 1,05 = 436,8 kg
 Jumlah total panjang strand yang dibutuhkan dalam 1 span ialah :
1920 m + 7040 m + 640 m + 416 m = 10.016 m
 Jumlah total strand dalam 1 span ialah :
48 + 128 + 16 + 24 = 216 strand
 Jumlah total kebutuhan strand ialah :
2016 kg + 7292 kg + 672 kg + 436,8 kg = 10.416,8 kg

*Tendon Transversal
 Tendon pada portal
Jumlah tendon adalah 6 buah
Jumlah strand dalam 1 tendon adalah 22 strand
Lebar portal = 18 meter
Berat strand = 1,05 kg/m
Penyelesaian :
Untuk jumlah strand : 22 x 6 = 132 bh
Jumlah panjang strand = 132 x 18 meter = 2376 meter
Kebutuhan strand = 2376 x 1,05 = 2494,8 kg
 Tendon pada segmen box
-Double segmen/pada portal
Jumlah tendon pertiap jarak 0,5 meter
Jumlah strand dalam 1 tendon adalah 4 strand
Panjang 1 span adalah 40 meter
Lebar double segmen box 18 meter
Penyelesaian :
Jumlah tendon = 40 x 0,5 = 20 bh
Untuk jumlah strand : 4 x 20 = 80 bh

32
Jumlah panjang strand = 80 x 18 meter = 1440 meter
Kebutuhan strand = 1440 x 1,05 = 1512 kg
 Tendon pada segmen box
-Single segmen/pada pier
Jumlah tendon pertiap jarak 0,5 meter
Jumlah strand dalam 1 tendon adalah 4 strand
Panjang 1 span adalah 40 meter
Lebar double segmen box 9 meter
Penyelesaian :
Jumlah tendon = 40 x 0,5 = 20 bh
Untuk jumlah strand : 4 x 20 = 80 bh
Jumlah panjang strand = 80 x 9 meter = 720 meter
Kebutuhan strand = 720 x 1,05 = 756 kg
 Jumlah total panjang strand yang dibutuhkan dalam 1 span ialah :
2376 m + 1440 m = 3816 m
 Jumlah total strand dalam 1 span ialah :
132 + 80 = 212 strand
 Jumlah total kebutuhan strand ialah :
2494,8 kg + 1512 kg = 4006,8 kg

 Total panjang strand dalam 1 span adalah :


Tendon transversal + Tendon longitudinal
3816 m + 10.016 m = 13832 m
 Total jumlah strand dalam 1 span adalah :
Tendon transversal + Tendon longitudinal
212 bh + 216 bh = 428 bh

 Total kebutuhan strand dalam 1 span adalah :


Tendon transversal + Tendon longitudinal

33
4006,8 kg + 10.416,8 kg = 14.423,6 kg

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

34
5.1. Kesimpulan

Setelah menulis, dan membaca laporan ini, penulis mengambil beberapa


kesimpulan:

1. Proyek ini sangat membantu pengguna jasa kereta api untuk menghindari
kemacetan, karena merupakan salah satu alternatif jalur khusus MBK-6.
1. Pada konstruksi proyek ini dilakukan dengan teliti dan hati-hati sesuai dengan
rancangan proyek.
2. Pada proyek ini setiap tahap pemasangan atau pelaksanaan memiliki
dokumentasi yang lengkap baik dari test uji lapangan dan juga dokumenter.
3. Pada proyek ini pihak kontraktor sangat memperhatikan K3 (Keselamatan dan
kesehatan kerja).
4. Pada proyek ini manajemen proyek sangat penting berguna untuk mencapai
target dan waktu yang telah ditentukan dan disepakati kedua belah pihak di
dalam kontrak kerja.

5.2 Saran
Pelaksanaan kerja praktek ini merupakan bagian penting dari perkuliahan di
jurusan teknik sipil.Dengan adanya kerja praktek (KP), mahasiswa mampu
mengaplikasikan ilmu teori dan praktek langsung di lapangan.Kami selaku
mahasiswa menyarankan agar, waktu dari kerja praktek dapat diperpanjang guna
untuk menambah ilmu yang ada di lapangan serta pengalaman kerja di
lapangan.Kami juga menyarankan agar pihak fakultas lebih peduli kepada mahasiswa
yang sedang melakukan kerja praktek di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

35
Dipohusodo,Istimawan.1996. Manajemen Proyek & Konstruksi.Kanisius.Jogjakarata

http://histeel.co.id/product-categories/paku-dan-bendrat/kawat-bendrat-rrt/kawat-rrt-
roll

https://id.wikipedia.org/wiki/Beton

http://insinyursipil.blogspot.com/2015/01/apa-itu-beton-prategang.html

http://infoambi.com/index.php?artikel=arhn_0025

http://rumahdangriya.blogspot.com/2011/08besi-tulangan-beton-syarat-syarat-
dan.html?m=1

https://www.scribd.com/doc/280384457/Struktur-Organisasi-Dalam-Proyek

http://www.academia.edu/29302575/Prosedur_dan_Teknik_Pembuatan_dan_Pemasa
ngan_Pembesian_Penulangan_Beton

http://www.academia.edu/26186560/K3_Penerapan_K3_pada_Proyek_Konstruksi

http://www.pengelsan.com/2016/03/macam-macam-sambungan-posisi-
pengelasan.html?m=1

LAMPIRAN

36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai