wwwwwwwwwwww
JENIS – JENIS METODE KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG
Penerbit
Universitas Negeri Jakarta
JENIS – JENIS METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Penulis:
Mayang Gita Lestari
Bima Hanun Daub
Ade Juliana Pramurahardjo
Nur Achmad Sya’bani
Editor:
Mayang Gita Lestari
Bima Hanun Daub
Ade Juliana Pramurahardjo
Nur Achmad Sya’bani
Penerbit
Universitas Negeri Jakarta
Jl Rawamangun Muka
Jakarta Timur
ISBN
| i
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dalam upaya
memahami Jenis – jenis metode konstruksi bangunan
gedung.
Tim Penulis
ii |
DAFTAR ISI
PRAKATA.................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................v
Bab 1. Metode Konstruksi Bangunan Gedung...................1
1.1 Pengertian Metode Konstruksi................................1
1.2 Lingkup Pekerjaan High Rise Building......................2
Bab 2. Pengaruh Metode Konstruksi..................................6
2.1 Definisi Pengaruh Metode Konstruksi.....................6
2.2 Faktor – Faktor Metode Konstruksi.........................7
Bab 3. Metode pelaksanaan Konstruksi.............................9
3.1 Peran Metode Konstruksi dalam Proyek Konstruksi
10
3.1.1 Tahap Desain..................................................11
| iii
4.1 Pengertian Hasil Perencanaan Metode Konstruksi
19
4.2 Persyaratan Suatu Metode Konstruksi..................21
4.3 Unsur – Unsur Metode Konstruksi........................22
Bab 5. Pertanyaan dan Jabawan.......................................23
Bab 6.....................................................................................27
Contoh Kasus........................................................................27
6.1 Penjelasan Umum Proyek (Tempat Magang)........27
6.2 Kasus pada Proyek.................................................27
Bab 7. Pembagian Tugas...................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................31
BIODATA PENULIS................................................................33
iv |
DAFTAR GAMBAR
| v
Bab 1.
Metode Konstruksi Bangunan Gedung
| 1
1.2 Lingkup Pekerjaan High Rise Building
2|
dari manajemen proyek sampai dengan asuransi
dibuat secara terukur.
Dalam persiapan terdiri dari sebagai berikut :
Manajemen proyek dan biaya administrasi, Kantor
proyek dan gudang, Peralatan utama dan bantu,
Pengadaan sumber air bersih, Pengadaan tenaga
listrik dan penerangan malam hari, Pengadaan
gambar dan laporan, Soil investigation,
Passengger hoist, Tower crane, House keeping,
Alat – Alat keselamatan kerja & P3K, Asuransi CAR,
Asuransi tenaga kerja (BPJS).
2. Bangunan Penunjang
Bangunan penunjang merupakan lingkup – lingkup
kelebihan dari high rise building.
Dalam bangunan penunjang terdiri dari sebagai
berikut :
Pekerjaan ruang genset, Pekerjaan GWT,
Pekerjaan STP, dan Pekerjaan gardu PLN.
3. Struktur
Dalam pekerjaan struktur terdiri dari sebagai
berikut :
Pekerjaan pondasi, Pekerjaan pile cap, Pekerjaan
tie beam, Pekerjaan plat lantai, Pekerjaan kolom,
| 3
Pekerjaan dinding beton, Pekerjaan shear wall,
Pekerjaan balok, Pekerjaan tangga, Pekerjaan
waterproofing.
4. Arsitektur
Dalam pekerjaan arsitektur terdiri dari sebagai
berikut :
Dinding, Bata ringan, Keramik, Gypsum board,
Fasade, Precast dinding, Curtain wall, Plafond,
Gypsum board, Kalciboard, Beton eksposed,
Lantai, Floor hardener, Keramik dan HT,
Granit/Marmer, Karpet, Pintu dan Jendela, Kusen
alumunium dan daun pintu besi, Sanitari, dan Cat.
5. MEP (Mechanical, Electrical dan Plumbing)
MEP merupakan singkatan dari mechanical
electrical dan plumbing. Mechanical berhubungan
dengan mesin seperti mesin lift, mesin air.
Electrical berhubungan dengan listrik arus tinggi,
tegangan menengah menuju ke tegangan rendah.
Tegangan menengah yaitu gardu PLN menuju ke
alat – alat elektronik lainnya membutuhkan
instalasi electrical seperti kabel, genset,
grounding. Sedangkan Plumbing berhubungan
4|
dengan pipa, seperti pipa air bersih, pipa air kotor,
pipa gas dll.
Pekerjaan MEP dapat berkembang tergantung
dengan jenis dan kapasitas bangunannya. Dalam
pekerjaan MEP terdiri dari sebagai berikut :
Elektrikal (Unit), Trafo, Panel TM, Genset, Kabel
feeder, Penerangan dan stop
kontak,Penyambugan daya listrik PLN, Grounding,
Fire alarm, Smoke detector, Mekanikal (Unit),
Elevator (Lift), Instalasi air bersih dan kotor,
Instalasi air buangan, Instalasi vent, Instalasi fire
hydrant, Instalasi fire sprinkler, Pompa hydrant,
dan Deep well.
| 5
Bab 2.
Pengaruh Metode Konstruksi
6|
Metode konstruksi ketika kita mendesign tadi jika
kita butuh alat berhubungan dengan biaya proyek, jika
alat lengkap maka memerlukan biaya yang besar
tetapi dengan alat yang lengkap waktu pekerjaan
dapat lebih cepat sehingga berhubungan antara
metode konstruksi dan design dari sini baru dapat bisa
dilakukan pelaksanaan metode konstruksi.
Dari gambar di atas dapat dilihat kesinambungan
harus ditetapkan berdasarkan design, apa yang di
design harus bisa dikerajakan sehingga ketika orang
mendesain juga memberikan metode konstruksinya,
dari design mempengaruhi sumber daya proyek, biaya
proyek, waktu pelaksanaan, mutu dan K3L.
2.2 Faktor – Faktor Metode Konstruksi
| 7
Menetapkan jenis dan jumlah alat/tenaga yang
akan digunakan sesuai dengan batas waktu dapat
memprediksi dan menghitung pekerjaan yang akan
dikerjakan, sebagai contoh pekerjaan floor to floor
dalam 7 hari setiap lantainya harus naik menghitung
berapa m2 setiap lantainya, berapa jumlah tenaga
kerjanya, alat – alat apa yang digunakan, sehingga
mengurangi kesalahan dalam perhitungan jumlah
tenaga kerja yang seharusnya digunakan.
Quantity pekerjaan dan jenis pekerjaan dibuat
dalam berapa m2 quantitynya seperti jumlah
satuannya dalam volume dan jenis pekerjaanya.
8|
Bab 3.
Metode pelaksanaan Konstruksi
| 9
3.1 Peran Metode Konstruksi dalam Proyek Konstruksi
10 |
Semua alat dan metode pekerjaan yang digunakan
harus masuk kedalam dokumen tender, karena menjadi
dasar pembayaran dari pelaksanaan metode konstruksi
sehingga tidak terjadinya kerancuan. Contohnya seperti :
ketika kontraktor sedang mengerjakan fasade tidak
memikirkan menggunkan orang yang mempunyai sertifikasi
untuk naik diatas ketinggian, berarti terdapat faktor yang
mengurangi keuntungan kontraktor. Kontraktor yang sudah
berpengalaman dapat lebih mengetahui volume dari setiap
pekerjaan.
| 11
3.1.1 Tahap Desain
Untuk memperoleh gambaran biaya suatu proyek dan
berapa lama proyek dapat diselesaikan. Dari tahap
desain dapat dilihat timeline dan schedule dihitung
dari metode konstruksi yang digunakan.
3.1.2 Tahap Tender
Untuk memperoleh harga penawaran proyek yang
cukup bersaing. Sehingga jika kita memiliki alat yang
lengkap nilai dari kontraktor menjadi lebih tinggi
membuat harga kontraktor naik tetapi tidak dapat
memenangkan tender dalam pelaksanaan tender,
seharusnya harga dapat bersaing mendapatkan
keuntungan tetapi keseluruhan metode pelaksanaan
tetap dapat dikerjakan dalam konstruksi hal ini
diperlukan pengalaman dari setiap pelaksanaan
konstruksinya. Apapun yang masuk dalam dokumen
tender sebisa mungkin dikerjakan dan faktor
keuntungannya sudah dihitung dalm metode
konstruksi
3.1.3 Tahap Pelaksanaan
Untuk menjamin tercapainya laba, mutu pekerjaan
dan waktu penyerahan proyek. Dalam metode
konstruksi jika tidak mendapatkan keuntungan kita
12 |
sudah menentukan dari awal tender misalkan kita
ingin mengerjakan pekerjaan floor to floor dengan
tenaga kerja 10 orang ternyata tidak mendapatkan
keuntungan, waktu yang dikerjakan melewati waktu
yang sudah ditentukan, sehingga tidak tercapainya
suatu pekerjaan hal ini yang harus lebih diperhatikan
kembali sehingga memiliki sifat yang lebih fleksibel
untuk menyesuaikan keuntungan dan laba.
3.2 Pemilihan Metode Konstruksi
| 13
Peralatan yang digunakan, Pemilihan material,
Teknologi yang dipakai, Biaya pelaksanaan proyek,
Waktu pelaksanaan proyek, dan Kemampuan sumber
daya manusia jika kita belum siap dalam mengerjakan
tangel menggunakan boring mesin ternyata teknologi
yang digunakan berasal dari luar dan kita belum siap
dalam menggunakan teknologi tersebut sehingga
kemampuan sumber daya manusia menjadi peran
penting untuk pemilihan metode konstruksinya.
14 |
Pemilihan metode konstruksi yang kurang tepat,
sebagai berikut:
1. Tujuan dan Optimasi Dapat Menjasi Sia – Sia
Dengan tujuan dan optimasi dapat menjadi sia –
sia jika di awal target durasi pekerjaan floor to
floor dalam 7 hari selesai dengan optoimasi
menggunakan 10 orang pekerja belum tercapai
dan over maka tujuan tersebut tidak tercapai
sehingga berpengaruh terhadap keuntungan yang
dicapai.
2. Berpengaruh terhadap keuntungan yang akan
dicapai.
Ketika pekerjaan yang sudah dijelaskan pada
tujuan dan optimasi tersebut menjadi sia – sia dan
ditambahkan waktu pekerjaannya sehingga
mengurangi keuntungan yang ada, kita menjadi
mengeluarkan dana lebih, hal ini berpengaruh
pada keuntungannya.
3. Pekerjaan perbaikan dari sudut pandang
kontraktor.
Ketika metode konstruksi ini gagal contohnya
ketika ingin membuka bekisting ternyata bekisting
tersebut hanya bisa digunakan dalam 5 kali
| 15
pekerjaan tetapi kita menggunakan lebih dari 5
kali menyebabkan hasil dari pengecoran
mengalami kerusakan pada beton sehingga
dilakukan pekerjaan perbaikan kembali hal ini
menyebabkan kerugian akibat kesalahan dalam
memilih metode konstruksi yang kurang tepat.
4. Faktor Kesalahan Desain Perancangan Baik Arsitek
Ataupun Engineer Sangat Berpengaruh.
Ketika menggunakan desain dan mengalami
keasalahan desain dari awal untuk metode
konstruksinya ternyata dengan contoh dari tiang
pancang kedalaman 21m bangunan belum kuat
dengan tiang pancang kedalaman tersebut tidak
bertemunya tanah keras, padahal didesain soil
investigasi nya dengan kedalaman 21m tetapi
setelah pelaksanaan mengalami kesalahan data
sehingga tahap awal desain berpengaruh pada
metode konnstruksi.
16 |
3.4 Metode Konstruksi Dipengaruhi Oleh
| 17
Apabila kita membeli tower crane dari china,
kedudukan di china kita sewa atau membeli, jika
kita membeli berarti terdapat ekspedisi
pengiriman dan area penyimpanan alat
berpengaruh pada metode konstruksi. Jika kita
hanya sewa tower crane maka hanya membayar
cost tetapi kita harus lebih memperhatikan cara
penggunaan dan penyimpanan tower crane yang
disewa agar tidak rusak.
4. Urutan – Urutan Operasi.
Urutan pembelian atau penyewaan alat dan bahan
disesuaikan dengan urutan metode konstruksi
seiring dengan kemajuan progres.
5. Risiko
Risiko terdapat risiko keterlambatan karena cuaca
hujan, sehingga menyebabkan penambahan durasi
dari pekerjaan maka harus diperhatikan cuaca
setiap minggunya dan dihitung penambahan
durasi dari risiko jika terjadi hujan kemudian
dimasukan ke schedule.
18 |
6. Safety
Setiap pengajuan metode konstruksi akan dibahas
pembahasan perbidang pekerjaan, terdapat JSA
yang menganalisis apa saja APD yang akan
digunakan.
7. Masalah Akses
Jika kontraktor menerima lahan akses harus dilihat
apakah akses dalam pengiriman alat dapat di
gunakan sehingga mempengaruhi metode
konstruksi yang digunakan.
8. Lingkungan
Apabila mengerjakan proyek di lingkungan konflik
hal imi mempengaruhi keterlambatan dalam
pengiriman material dan alat yang ingin
digunakan. Hal ini terdapat penangan dengan
mencari orang sekitar lingkungan proyek untuk
menjadi mandor, hal ini merupakan salah satu
penyelesaian masalah lingkungan yang terdapat
konflik pada proyek.
| 19
Bab 4.
Hasil Perencanaan Metode Konstruksi
20 |
2. Tahap Pelaksanaan/Urutan Kerja (Menyangkut
jenis konektor yang dipakai dalam network
diagram).
Urutan dan tahapan pekerjaan metode
konstruksi menyangkut dengan jenis konektor
yang dipakai dalam network diagram proyek.
3. Kebutuhan Sumber Daya (Tenaga, Alat dan
Material).
Sumber daya adalah merupakan sebuah
komponen atau alat yang dibutuhkan sebagai
sarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan, atau sumber daya adalah merupakan
unsur berupa sarana yang tersedia dalam
organisasi yaitu manusia (man), bahan (material),
mesin-mesin (machine), uang (money), metode
kerja (method) dan pasar sebagai hasil produksi
(market).
Dalam penyelenggaraan proyek, sumber daya
yang menjadi faktor penentu keberhasilannya
adalah tenaga kerja. Jenis dan kegiatan proyek
berubah cepat sepanjang siklusnya, sehingga
penyediaan tenaga keterampilan, dan keahlian
harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan
| 21
yang sedang berlangsung. Bertolak dari kenyataan
tersebut, maka suatu perencanaan tenaga kerja
proyek yang menyeluruh dan terinci meliputi jenis
dan kapan keperluan tenaga kerja.
22 |
4.3 Unsur – Unsur Metode Konstruksi
| 23
Bab 5.
Pertanyaan dan Jabawan
Pertanyaan :
1. Instalasi fire hydrant mengambil akses saluran
darimana? Pada saat kebakaran otomatis kelistrikan
mati bagaimana cara kerja fire hydrant dan fire
sprinkler?
Jawaban :
Didalam setiap bangunan gedung disalurkan
tengki – tengki terdapat GWT dari sumber airnya
kemudian masuk ke tengki, tengki – tengki air itu
memiliki bak tengki sendiri yang berfungsi untuk
menyalurkan air terutama pompa hydrant, dan
sprinkler sehingga dibuat bak sendiri yang di pecah dari
GWT. GWT untuk full penyimpanan air di pecah untuk
kebutuhan air lainnya dengan membuat penampungan
air lainnya tergantung dengan fungsi MEP nya juga.
Jika listrik mati didalam bangunan terdapat
genset yang akan bekerja, misalkan mati per 3 detik
maka genset akan aktif. Dalam gedung juga ada yang
menggunakan UVS sperti baterai UVS ini terdapat
didalam ruangan server untuk menyeting menggunakan
24 |
building aformation sistem (BAS) yang mana dapat
mengontrol hal tersebut jika listrik mati setting di BAS
nya genset harus dihidupkan misalkan di 3 detik lebih
cepat lebih handal sesegera mungkin genset dinyalakan.
Di fire hydrant terdapat pompa untuk menyalurkan air
yang dinyalakan dengan genset.
2. Syarat dari suatu metode konstruksi adalah menjamiin
kualitas konstruksi, aluminium formwork sudah dilepas
dalam waktu 36 jam untuk plat dan balok tetapi masih
diberikan tiang penyangga dan kekuatan beton belum
memenuhi 100% apakah berpengaruh dengan kualitas
beton tersebut?
Jawaban :
Selama beton belum diberikan beban, beton masih
dapat menuju ke umur betonnya ke 28 hari, sifat beton
pada usia 36 jam hanya sebagai waktu setting beton
mulai mengalami pengerasan tetapi belum mencapai
umur betonnya dapat di buka pada waktu 36 jam
tergantung dengan jenis betonnya, semakin besar
kekuatan betonnya semakin cepat dapat dibuka.
3. Penanganan jika terjadi defiasi yang terlalu minus,
pengadaan show cause meeting diadakan kapan atau
sampai dititik minus progress berapa?
| 25
Jawaban :
Pada kasus proyek gedung paling di jaga pada +3%
dengan seperti itu proyek masih dapat berjalan tepat
waktu, seharusnya tidak boleh menunggu minus karena
dapat menentukan jalur – jalur kritis dan harus
memperhatikan pada pekerjaan tersebut jika sudah
berpotensi untuk minus harus segera dilakukan show
cause meeting dengan merevisi baseline posisi untuk
schedule harus tetap dan aktivitas pada baseline harus
di padatkan agar sesuai dengan kurva s yang sesuai
dengan penyelesaiannya.
4. Pembengkakan biaya (cost overrun) adalah biaya
konstruksi suatu proyek yang pada saat tahap
pelaksanaan, melebihi (budget) anggaran proyek yang
ditetapkan di tahap awal, sehingga menimbulkan
kerugian yang signifikan bagi pihak kontraktor.
Bagaimana jika owner pada proyek meminta perubahan
material pada proyek tersebut? Apakah ada standar
batasan?
Jawaban :
Mengenai besaran tidak ada standar, tetapi jika lebih
dari 10% termasuk tidak wajar, kalau dari nilai kontrak
kurang lebih 10% termasuk wajar. Mengapa tidak
26 |
wajar? Karena di takutkan terjadi kerja sama (korupsi)
atau design gagal.
Mengenai cost overrun, harus dilihat kembali
justifikasi atau bukti-bukti kebenaran kondisi dan situasi
pada proyek tersebut serta kewajarannya dan cost
overrun dapat dilakukan jika mendapatkan instruksi dari
project manager.
| 27
Bab 6.
Contoh Kasus
28 |
6.2 Kasus pada Proyek
Kasus : Balok melendut serta kesalahan pengecoran
pada kolom melewati batas dimensi kolom.
| 31
DAFTAR PUSTAKA
32 |
Paparang, Terso dkk. (2018). Identifikasi Faktor Penyebab
Cost Overrun Biaya Pada Proyek Terminal Antar-
Kabupaten-Propinsi Tangkoko Bitung. Jurnal Sipil
Statik, Vol.6, 815
| 33
BIODATA PENULIS
34 |
Nur Achmad Sya’bani, lahir di
Jakarta, 13 November 2000.
Anak kedua dari pasangan
Bapak Nur Yahya dan Ibu
Homsiah. Memulai Pendidikan
Sekolah Dasar di SD Negeri 02
Jakarta dan lulus pada tahun
2013, kemudian melanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 230 Jakarta dan
lulus tahun 2016. Dan melanjutkan lagi ke Sekolah
Menengah Atas di SMA PGRI 4 Jakarta dan lulus tahun
2019. Pendidikan berikutnya ditempuh di Universitas Negeri
Jakarta, Fakultas Teknik, Program Studi Sarjana Terapan
(D4) Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung.
| 35
Ade Juliana Pramurahardjo, lahir di
Bekasi, 28 Juli 2001. Anak Ketiga
dari pasangan Bapak Alm. Krisbanu
Pramurahardjo dan Ibu Kristina.
Memulai Pendidikan Sekolah Dasar
di SD Negeri Teluk Pucung 7 dan
lulus pada tahun 2013, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 21 Bekasi dan lulus tahun 2016. Dan
melanjutkan lagi ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri
2 Babelan dan lulus tahun 2019. Pendidikan berikutnya
ditempuh di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,
Program Studi Sarjana Terapan (D4) Teknologi Rekayasa
Konstruksi Bangunan Gedung.
36 |
Bima Hanun Daub, lahir di
Kebumen, Jawa Tengah pada
tanggal 29 September 2000. Anak
pertama dari pasangan Bapak
Budiono dan Ibu Nurgiyani. Ia
memulai pendidikan sekolah dasar
di SDN 06 Pagi dan lulus tahun
2011, kemudian melanjutkan ke
Madrasah Tsanawiyah An Najihah
dan lulus pada tahun 2015. Pendidikan madrasah Aliyah An
Najihah dan lulus pada tahun 2018. Pendidikan berikutnya
ditempuh di Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,
Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan
Gedung.
| 37
SINOPSIS
38 |