Tr-TPJJ/2023
SKRIPSI
IMPLEMENTASI BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) DALAM DESAIN
JEMBATAN CIMAKE SERANG
Disusun Oleh :
Gilang Romadhon Nugroho
NIM 1901411012
Suatu proses desain struktur sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas material
(baja, beton, atau material lainnya) dan dimensi material. Gaya yang ditimbulkan dari
sebuah struktur harus mampu ditahan oleh elemen struktur yang telah direncanakan.
Semakin besar hasil gaya dalam yang muncul, biasanya membutuhkan kualitas material
yang baik. Dengan kata lain, kualitas dan dimensi material berbanding lurus dengan gaya
dalam yang bekerja pada suatu struktur. Dengan mengetahui besarnya gaya dalam yang
bekerja, dapat ditentukan dimensi dan sambungan struktur tersebut,. Maka dari itu
diperlukan analisis struktur.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, komputer menjadi alat
bantu yang dalam mempercepat menyelesaikan analisa struktur. Dengan digunakan
program berbasis
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dilakukannya penelitian,
identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat dan sistematika
penulisan. Dilakukan penelitian untuk perbandingan analisa jembatan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang penyampaian kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis
terhadap penelitian yang telah dilakukan, kemudian diikuti dengan saran yang diperlukan
untuk studi yang berhubungan dengan penelitian mengenai perbandingan analisa struktur
jembatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Model jembatan yg dibuat
Dasar pembebanan
Dasar sofware
bim
Revit
Sofware Autodesk Reit
Robot
Robot Structural Analysis digunakan untung menghitung dan menganalisa model byang
sederhana hingga sampai model yg rumit seperti jembatan,mendesain penampang ,menganalisis
Besarnya nilai beban terbagi rata (BTR) tergantung panjang bentangnya yang
dibebani L, seperti berikut :
Dimana : Untuk L ≤ 30 m : q = 9 kPa
(
Untuk L > 30m : q=9,0 0,5+ )
15
L
kPa
Keterangan :
q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan (kPa)
L = Panjang total jembatan yang dibebani (meter)
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak
lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0
kN/m. Untuk mendapatkan momen lentur negatif maksimum pada jembatan
menerus, BGT kedua yang identik harus ditempatkan pada posisi dalam arah
melintang jembatan pada bentang lainnya.
Dalam perhitungan, beban lajur “D” harus dikalikan dengan factor beban. Untuk
kegih jelasnya lihat tabel 2.4
Tabel 2. 4. Faltor beban untuk beban lajur “D”
Dimana:
Lav : Panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang
disambungkansecara menerus
Lmax : Panjang bentang maksimum dalam kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus
Untuk pembebanan truk "T", FBD diambil 30% atau 0,3. Nilai FBD yang
dihitung digunakan pada seluruh bagian bangunan yang berada di atas
permukaan tanah. Untuk bagian bangunan bawah dan fondasi yang berada di
bawah garis permukaan, nilai FBD harus diambil sebagai peralihan linier dari
nilai pada garis permukaan tanah sampai nol pada kedalaman 2 m. Untuk
bangunan yang terkubur, seperti halnya gorong-gorong dan struktur baja-tanah,
nilai FBD jangan diambil kurang dari 40% untuk kedalaman nol dan jangan
kurang dari 10% untuk kedalaman 2 m. Untuk kedalaman antara bisa
diinterpolasi linier. Nilai FBD yang digunakan untuk kedalaman yang dipilih
harus diterapkan untuk bangunan seutuhnya
Gambar 2. 3. Faktor beban dinamis untuk beban T untuk pembebanan lajur “D”
Nilai FBD untuk beban truk dinyatakan persentase. Pada Gambar 2.8
merupakan grafik yang digunakan untuk mencari nilai DLA.
2.4.4. Gaya Rem (TB)
Gaya rem harus diambil yang terbesar dari :
25% dari berat gandar truk desain atau,
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata (BTR)
Gaya rem tersebut harus ditempatkan di semua lajur rencana yang dimuati
sesuai dengan Pasal 8.2 dan yang berisi lalu lintas dengan arah yang sama. Gaya
ini harus diasumsikan untuk bekerja secara horizontal pada jarak 1800 mm diatas
permukaan jalan pada masingmasing arah longitudinal dan dipilih yang paling
menentukan. Untuk jembatan yang dimasa depan akan dirubah menjadi satu arah,
maka semua lajur rencana harus dibebani secara simultan pada saat menghitung
besarnya gaya rem. Faktor kepadatan lajur yang ditentukan pada Pasal 8.4.3
berlaku untuk menghitung gaya rem.
Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas harus diperhitungkan
sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai
jembatan. Besarnya gaya rem diatur dalam SNI 1725:2016 ps 8.7. Dalam
perencanaan gaya rem tidak boleh digunakan tanpa beban lalu lintas vertikal yang
bersangkutan. Dalam hal ini dimana pengaruh beban lalu lintas vertikal dapat
mengurangi pengaruh dari gaya rem.
A.Tahap 1
Tahap persiapan, persiapan dilakukan dengan mencari data dan informasi yang mendukung
perancangan struktur.
B.Tahap II
C.Tahap III
Melakukan pembebanan mengunakan SNI 1725:2016 dan menganalisa struktur jembatan dengan
menggunakan Autodesk Robot Structural Analysis.Kemudian hasil analisa . Dan merencanakan profil dan
Material yang sesuai,setelah itu dikirim Kembali ke autodesk revit.
C.Tahap IV
Penentuan Dimensi
dan Sambungan
Justifikasi kekurangan
dan kelebihan sofware
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. (2010). Autodesk Robot Structural Analysis Professional Brohure. Autodesk Inc.,
USA. Anonimous. (2011). Autodesk Robot Structural Analysis Metric Getting Started Guide.
Autodesk Inc., USA.
Badan Standarisasi Nasional. (2016). Standar pembebanan untuk jembatan (p. 75).