Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR BIM CUBICOST GLODON TRB, DAN CUBICOST


GLODON TAS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah aplikasi komputer teknik

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11
I’is Maryanti 20210010099
Ihsan Aripin 20210010115
Sultan Maulana 20210010066
Arya Rexa Inayah 20210010141

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL 21E


UNIVERSITAS NUSAPUTRA
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “ Pengantar BIM
Cubicost Glodon TRB, Dan Cubicost Glodon TAS”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Aplikasi Komputer Teknik dosen Muhammad Hidayat, M,Eng yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.

Sukabumi, Mei 2022

Kelompok 11

1
Daftar is
Kata Pengantar ............................................................................................................................................... 1

Bab 1 pendahuluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 4

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................................... 4

Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengantar BIM ....................................................................................................................................... 5

2.2 Cubicost Glodon TRB ............................................................................................................................ 8


2.3 Cubicost Glodon TAS............................................................................................................................13

Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 17

2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
BIM atau Building Information Modelling adalah suatu sistem atau teknologi yang mencakup beberapa
Informasi penting dalam proses Design, Construction, Maintenance yang terintegrasi pada pemodelan 3D.
BIM ini Sudah mulai digunakan pada proyek – proyek Strategis yang ada di Indonesia untuk
menunjang kemajuan teknologi di bidang konstruksi. Penerapan BIM ini sangat penting dikembangkan di
Indonesia karena dapat mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan di proyek. Salah satu keunggulan
dari BIM ini adalah Integrasi Informasi dari berbagai disiplin ilmu dalam satu pemodelan 3D. Orang umum
lebih mudah membaca gambar proyek 3 dimensi dibanding dengan 2 dimensi. Dengan gambar 3 dimensi
owner proyek akan lebih mudah Memahami gambar teknis yang diajukan oleh kontraktor.
BIM atau Building Information Modelling Mulai popular pada tahun 2002 setelah autodesk merilis sebuah
makalah yang berjudul “Building Information Modeling”.

Istilah Building Information Modeling kembali muncul di pertengahan 2005 ketika US General Services
Administration (GSA) membuat keputusan untuk membangun gedung pengadilan baru di Jackson,
Mississippi dengan total luas 410.000 ft2 . Sejak saat itu, 2D software yang digunakan untuk merancang
dan dokumentasi semua fase konstruksi sementara GSA meminta stafnya untuk beralih dari 2D ke
pendekatan 3D (Robert L. R., 2011). Kemudian ada Aplikasi software Cubicost yaitu rangkaian aplikasi
atau Software terkini yang diproduksi oleh Glodon Costing Solution untuk pasar internasional. Sotware ini
khusus untuk membantu perhitungan quantity atau take off quantity dan juga pricing. Karenanya pada
bagian QS Engineer dan Estomator, bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk ketepatan perhitungan yang
akurat. Berikut series dari Cubicost TRB & TAS.Cubicost TRB (Take-off reinforcement Bar) => software
ini dipakai untuk take-off quantity pada elemen pembesian dengan detail dan akurat.Cubicost TAS (Take-
off Architecture & Structure) => digunakan khusus untuk take-off quantity pada elemen arsitektur, serta
finishingnya.
Melihat kelebihan produk dari Glodon yang satu ini, bisa dikatakan bahwa Cubicost adalah solusi canggih
para arsitek dan kontraktor. Teknologi yang canggih bisa menjadi alternatif penghitungan tradisional.
Dengan demikian maka mereka bisa mendapat lebih banyak manfaat.
Teknologi berupa software ini menjadi solusi para estimator konstruksi. Karenanya, setiap arsitek maupun
kontraktor perlu tahu apa itu Cubicost dan juga penggunaannya. Dengan teknologi yang ada, keuntungan
didapat dari pemakaian software ini ialah : pengerjaan lebih cepat, mudah dipakai siapa saja, perhitungan
lebih akurat, terhindar dari resiko kesalahan-kesalahan saat perhitungan, dan membantu rencana
pembiayaan.

3
1.2 Rumusan masalah
1. Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
2. Apa manfaat Dan tujuan BIM?
3. Apa itu Cubicost Glodon TRB dan cara pengoperasiannya?
4. Apa itu Cubicost Glodon TAS dan cara pengoperasiannya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata Kuliah Aplikasi Komputer Teknik
2. Untuk menambah wawasan apa itu BIM
3. Untuk nenanbah wawasan dunia konstruksi dalam penggunaan Aplikasi software Cubicost TRB
& TAS

4
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengantar BIM

) adalah salah satu teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan Construction) yang mampu
mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.
Pemanfaatan teknologi Building Information Modeling (BIM) ini sudah tidak asing lagi bagi industri AEC
di dunia, termasuk di Indonesia. Selama perjalanannya, BIM telah mendapatkan respon yang positif dari
masyarakat mengingat keuntungan yang ditawarkan di bidang AEC. Dengan menerapkan BIM dalam dunia
konstruksi, baik bagi developer, konsultan maupun kontraktor akan mampu menghemat waktu pengerjaan,
biaya yang dikeluarkan serta tenaga kerja yang dibutuhkan.
Penerapan Building Information Modeling (BIM) di Indonesia telah diterapkan oleh sejumlah pemain besar
sektor industri konstruksi seperti PT. Pembangunan Perumahan (PT PP) yang merupakan perusahaan
BUMN dan PT. Total Bangun Persada dari perusahaan swasta. Metode BIM juga mulai diaplikasikan di
sektor pengembang/developer seperti PT. Intiland. Setelah itu, metode BIM juga telah diaplikasikan oleh
konsultan perancangan seperti PT. PDW Architects. Namun setelah beberapa tahun BIM diaplikasikan di
Indonesia, penggunaannya dirasakan belum maksimal, bahkan bisa dikatakan semakin stagnan. Memang
BIM yang telah diaplikasikan diberbagai sektor tersebut tetap memberikan keuntungan sesuai dengan
ekspektasi masing-masing aktor. Namun, pengaplikasian BIM dalam sektor industri konstruksi di Indonesia
masih hanya sebatas menjawab persoalan bagaimana mengefisiensikan kebutuhan tenaga kerja, waktu dan

5
uang. Jika kita berkaca pada bagaimana pengaplikasian metode BIM di Amerika Serikat, potensi yang
dicapai dari pengaplikasian metode BIM di Indonesia masih jauh dari kata maksimal.
Pemahaman mengenai Building Information Modeling (BIM) sendiri perlu diluruskan terlebih dahulu, yang
mana pengaplikasian BIM itu bukan hanya sekedar menggunakan perangkat lunak dalam pengerjaan suatu
proyek konstruksi. Pengaplikasian BIM tersebut memang membutuhkan perangkat lunak khusus, seperti
Autodesk Revit, ArchiCAD, AECOSim, dan software lainnya, namun sekedar penerapan software tersebut
hanya menjabarkan kulit luar dari pengaplikasian metode BIM itu sendiri.
Oleh karenanya, Building Information Modeling (BIM) harus didefiniskan sebagai: sistem, manajemen,
metode atau runutan pengerjaan suatu proyek yang diterapkan berdasarkan informasi terkait dari
keseluruhan aspek bangunan yang dikelola dan kemudian diproyeksikan kedalam model 3 dimensi.
Teknologi Building Information Modeling (BIM) sendiri sudah dikenal dari tahun 2003 di Amerika Serikat
Serikat. BIM di Amerika Serikat dimulai dengan meluncurkan 9 proyek percobaan yang dilakukan oleh
General Service Administration (GSA), organisasi pemerintahan utama yang mengimplementasikan BIM
di sektor fasilitas umum. Kemudian di tahun 2006, GSA kembali meluncurkan 3 proyek percobaan lainnya
menggunakan alat pemindai laser terhadap bangunan dan menggunakan data yang diperoleh untuk
membuat model BIM as-built dari bangunan tersebut. Hasil yang diperoleh digunakan untuk merencanakan
pengembangan kedepannya dari bangunan tersebut. Dimulai dari inisiasi tersebut, pada tahun 2007
penggunaan Building Information Modeling (BIM) di Amerika Serikat berkembang dengan pesat. Pada
tahun 2009, 50% industri di Amerika Serikat sudah mengaplikasikan BIM. Hal tersebut meningkat
sebanyak 75% dari tahun 2007. 42 persen pengguna BIM di Amerika Serikat Serikat berada di level expert
dan advanced, yang jumlahnya berkembang sebanyak 3 kali lipat dari tahun 2007.
GSA terus melakukan langkah-langkah strategis lainnya dalam mengembangkan penerapan Building
Information Modeling (BIM) di Amerika Serikat. Diantaranya sebagai berikut:
Mengarahkan penggunaan Building Information Modeling (BIM) berbasis Industry Foundation Classes
(IFC) serta mengarahkan agar penggunaan BIM tidak hanya didasari atas efisiensi biaya saja, tetapi juga
atas dasar keuntungan lainnya yang ditawarkan seperti kemampuan untuk mengeksplorasi metode
engineering yang berbeda, melakukan analisis energi, mendapatkan spesifikasi prduk secara otomatis dan
juga penghematan dalam penggunaan kertas;
Mengarahkan agar setiap desain bangunan baru yang melalui Public Building Services (PBS) menggunakan
Building Information Modeling (BIM) pada proses perancangannya; Menuntut adanya standard Building
Information Modeling (BIM) Nasional pada tahun 2006, yang direncanakan akan digabungkan ke dalam
standard keseluruhan proses pelaksanaan proyek bangunan; GSA juga bekerja sama dengan organisasi
industri real estat dan properti dunia untuk mendukung standard software dan sistem BIM. Organisasi
tersebut termasuk Finland’s Senate Properties, the Danish Enterprise and Construction Authority, dan
Norway’s Directorate of Public Construction and Property. Tujuannya adalah untuk mempromosikan
interoperabilitas dan kemudahan di dalam pertukaran data bagi masing-masing pengembang/developer.
Membuat demonstrasi pengaplikasian desain hemat enegi pada proyek San Fransisco Federal Building
Project dengan memotong 50% energi yang dibutuhkan bangunan kantor pada umumnya. Dengan konsep
ini, bangunan di desain dengan lebar yang optimal dengan pencahayaan dan penghawaan alami. Penerapan
Building Information Modeling (BIM) di proyek ini mendukung perangkat dasar yang dibutuhkan untuk
integrasi desain awal konsultan perancangan, struktur, mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP). Selain
itu GSA juga menerapkan konsep hemat energi di dalam proyek Salt Lake City Federal Courthouse, GSA
juga memanfaatkan BIM untuk mendata penggunaan ruang, manajemen tenant dan mengevaluasi
kesesuaian desain dengan program yang dibutuhkan. Untuk menanggapi kondisi saat terjadi bencana, GSA

6
mengembangkan teknologi ‘avatar’ yang diadopsi dari industri game untuk menciptakan simulasi perilaku
manusia di dalam model virtual. Melalui simulasi tersebut, model Building Information Modeling (BIM)
akan diisi oleh manusia virtual yang memiliki kemampuan untuk berjalan, berlari, beralik, lalu mencari
pintu keluar terdekat. Melalui simulasi tersebut akan didapatkan pola pergerakan dan waktu yang
dibutuhkan pengguna untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana pada bangunan yang dirancang.
Belajar dari bagaimana langkah Amerika Serikat (AS) dalam menerapkan penggunaan metode Building
Information Modeling (BIM), aktor industri arsitektur, enginering dan konstruksi di Indonesia masih belum
serius dalam melihat potensi yang bisa dikembangkan dari penerapan teknologi ini. Permasalahannya,
penerapan BIM di Indonesia masih dilakukan secara sporadis oleh masing-masing pelaku bisnis tanpa ada
lembaga atau organisasi yang saling mengkoordinir antar stakeholder sehingga tidak ada ketercapaian lain
yang ditargetkan dari penggunaan BIM selain mengefisiensikan kebutuhan tenaga kerja, waktu dan uang.
Langkah awal yang bisa dilakukan oleh Indonesia adalah menggagas sebuah organisasi profesional seperti
GSA di Amerika Serikat, yang berkapabilitas untuk mendorong potensi pengaplikasian BIM di semua
sektor AEC di Indonesia secara aktif dan juga bertugas untuk menyusun visi misi yang terus menerus
kedepannya dari penggunaan BIM sehingga perkembangan BIM di Indonesia tidak berada dalam posisi
yang stagnan.

7
2.2 Cubicost Glodon TRB

Cubicost TRB (Take-off Reinforcement Bar) merupakan salah satu rangkaian aplikasi Cubicost series dari
Glodon Costing Solution, Cubicost TRB merupakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk
mengestrak kuantiti dati hasil inputan gambar kerja.
Input dati Cubicost TRB dapat berupa gambar kerja yang berasal dari format DWG, bias juga berasal dari
gambar kerja dalam PDF tapi hanya memiliki satu layer, atau bahkan dari gambar kerja A4,A3 atau A1
kemudian di scan kedalam format JPG.
Output dari cubicost TRB berupa volume tonase besi yang di breakdown dalam jenis elemen, mutu baja
yang di gunakan hingga ke masing-masing diameter yang di gunakan. Selai tonase output lainnya adalah
berupa rebar schedule yang dapat dipergunakan untuk menjadi cutting list pembesian.
Berikut kelebihan dari software Cubicost Glodon TRB:
1. Cubicost GlodonTRB di dalamnya sudah tersedia banyak built-in setting seperti Calculation
Settings, Link Setting, Floor Setting, dll.
2. Cubicost Glodon TRB sudah di lengkapi dengan specific weight setting untuk baja tulangan yang
beredar di pasaran Indonesia.
3. Volume tonase rebar yang dihasilkan benar-benar bersih (netto). Apabila user ingin menambahkan
waste untuk beberapa diameter tertentu dapat menggunakan Wastage Settings.
4. Cubicost Glodon TRB dapat melakukan permodelan 3D sederhana meskipun asal gambar kerjanya
dari file DWG,PDF, JPG.
5. Cubicost Glodon TRB memiliki sungsi attribute editor untuk pengisian informasi tulangan (rebar
information).
6. Cubicost Glodon TRB memiliki fungsi rebar 3D yang digunakan untuk mengilustrasikan secara
3D bentuk tulangan yang di input.
7. Cubicost Glodon TRB dilengkapi dengan edit rebar yang memungkinkan user untuk dapat melihat
breakdown cutting list dan calculation formula serta dilengkapi dengan formula description dapat
menjelaskan darimana datangnya volume tonase yang tercantum.
8. Cubicost Glodon TRB di lengkapi rebar layout untuk menampilkan informasi konfigurasi tulangan
berdasarkan inputan dari atribut editor. Rebar layout ini dapat di ekspor ke dalam format DXF
untuk di pergunakan pada kegiatan pembesian di lapangan pada tahap konstruksi.
9. Cubicost Glodon TRB dapat menghasilkan output volume tulangan yang di breakdown
berdasarkan jenis elemen, posisi lantai, mutu baja dan diameter masing-masing tulangan
10. Cubicost TRB dapat menghasilkan rebar schedule yang memberikan informasi mengenai
breakdown elemen dari tiap lantai, jumlah elemen berdasarkan tipe, posisi dari elemen-elemen
tersebut, mutu baja, diameter tulangan, cutting list hingga tonase.

8
Cubicost TRB merupakan software BIM 5D yang mampu menghitung kubikasi tulangan secara
otomatis dengan Menggunakan Gambar referensi, dapat berasal dari pdf, DWG atau IFC Dan juga JPG.
Input output dari Cubicost TRB
Permodelan pada cubocost TRB ini dapat di lakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Permodelan langsung di cubicost TRB

Permodelan langsung di cubicost TRB, terdapat modul “drow” di dalam cubicost TRB. Yang perlu di
lakukan adalah :
➢ Lakukan penggambaran model dimensi (Panjang;lebar;tebal:dll)
➢ Lakukan pengisian atribut editor, dalam hal ini pengisian informasi tulangan di dalam model
tersebut, contoh : tulang atas;tulang bawah;tulang utama;tulang peminggang;tulang
Sengkang;tulang kait;dll
➢ Vie 3D model
➢ Validasi model dan informasi tulangan apakah sudah sesuai
➢ Kalkulasi dengan fungsi “Calculate”
➢ Mendapatkan informasi tonase tulangan dengan fungsi “Vew Qty by Categori”
➢ Mendapatkan infoemasi cutting list dengan fungsi “ Report”>”Rebar Schedule”
2. Identifikasi dari gambar kerja yang berasal dari file DWG (AutoCAD)
Yang perlu dilakukan sebagai berikut:
➢ Add drawing ke dalam Cubicost TRB Scale CAD
➢ Identifikasi sideline dan label ke dalam Cubicost TRB
➢ Lakukan pengisian atribut editor, dalam hal ini pengisian informasi tulangan didalam model
tersebut contoh: tulangan atas; tulangan utama; tulangan bawah; tulangan peminggang;
tulangan sengkang; tulangan kait dll
➢ Vie 3D model
➢ Validasi model dan informasi tulangan apakah sudah sesuai
➢ Kalkulasi dengan fungsi “Calculate”
➢ Mendapatkan informasi tonase tulangan dengan fungsi “Vew Qty by Categori”
➢ Mendapatkan infoemasi cutting list dengan fungsi “ Report”>”Rebar Schedule
3. Identifikasi dari gambar kerja yang berasal dari PDF multilayer (convert AutoCAD ke PDF)
➢ Add gambar kerja dari file PDF ke dalam Cubicost TRB
➢ Identifikasi sideline dan label ke dalam Cubicost TRB
➢ Lakukan pengisian atribut editor, dalam hal ini pengisian informasi tulangan didalam model
tersebut contoh: tulangan atas; tulangan utama; tulangan bawah; tulangan peminggang;
tulangan sengkang; tulangan kait dll
➢ Vie 3D model
➢ Validasi model dan informasi tulangan apakah sudah sesuai
➢ Kalkulasi dengan fungsi “Calculate”
➢ Mendapatkan informasi tonase tulangan dengan fungsi “Vew Qty by Categori”
➢ Mendapatkan infoemasi cutting list dengan fungsi “ Report”>”Rebar Schedule
4. Identifikasi dari gambar kerja yang berasal dari file PDF single layer
➢ Add gambar PDF ke dalam Cubicost TRB
➢ Scale TRB
➢ Remodeling berdasarkan gambar acuan file PDF single layer.
➢ PDF single layer

9
➢ Lakukan pengisian atribut editor, dalam hal ini pengisian informasi tulangan didalam model
tersebut contoh: tulangan atas; tulangan utama; tulangan bawah; tulangan peminggang;
tulangan sengkang; tulangan kait dll
➢ Vie 3D model
➢ Validasi model dan informasi tulangan apakah sudah sesuai
➢ Kalkulasi dengan fungsi “Calculate”
➢ Mendapatkan informasi tonase tulangan dengan fungsi “Vew Qty by Categori”
➢ Mendapatkan infoemasi cutting list dengan fungsi “ Report”>”Rebar Schedule
5. Identifikasi dari gambar kerja yang berasal dari file JPEG
➢ Add gambar kerja yang berasal dari file JPEG ke dalam Cubicost TRB
➢ Scale Drawing
➢ Remodeling berdasarkan gambar acuan JPEG
➢ Lakukan pengisian atribut editor, dalam hal ini pengisian informasi tulangan didalam model
tersebut contoh: tulangan atas; tulangan utama; tulangan bawah; tulangan peminggang;
tulangan sengkang; tulangan kait dll
➢ Vie 3D model
➢ Validasi model dan informasi tulangan apakah sudah sesuai
➢ Kalkulasi dengan fungsi “Calculate”
➢ Mendapatkan informasi tonase tulangan dengan fungsi “Vew Qty by Categori”
➢ Mendapatkan infoemasi cutting list dengan fungsi “ Report”>”Rebar Schedule
Jadi secara alur kerja apabila gambar input berasal dari file DWG akan mendapatkan alur kerja tersingkat.
Tetapi apabila gambar input berasal dari file JPEG alur kerja yang dilakukan membutuhkan waktu sedikit
lebih lama.
Berikut contoh hasil perhitungan kuantiti di TRB jumlah tonase:

Rekapan kuantiti tonase akan dapat dibreakdwon berdasarkan jenis elemen; posisi lantai;mutu baja yang
dipakai (BJTP-24;BJTD-40; BJTD-50; dll) dan berdasarkan diameter tulangan.

10
Berikut contoh hasil rebar schedule dari TRB:

Rebar schedule akan menampilkan breakdown berdasarkan posisi lantai;tipe elemen (kolom K1; K2;dll)
mutu baja yang digunanakan ( BJTP-24;BJTD-40;BJTD-50;dll); rebar shape; formula asal perhitungan;
jumlah tulangan berbentuk; total tulangan diperlukan;Panjang masing-masing batang; total Panjang
pembentuk; dan total berat tonase (dalam kg atau t).

11
Berikut cara install cubicost TRB:

1. To open the install program, double-click setup.exe.

2. Select the installation path and program. Please select the Have read and agreed License
Agreement check box, and then click Install Now.

3. Select the language you want to use.

4. Finish the installation.

12
2.2 Cubicost Glodon TAS

Cubicost TAS (Take-off Architecture & Strukture) adalah salah satu aplikasi yang di kembangkan oleh
Glodon yang memili fungsi sebagai sebuah aplikasi untuk take-off quantity bagi elemen arsitektur, struktur
dan finishing.
Cubicost TAS dapat membantu melakukan perhitungan kuantiti dari gambar kerja yang berasal dari file
IFC (2x3); file CAD; file PDF yang merupakan convert dari CAD atau bias juga dari file PDF yang berasal
dari scan hard copy.
Cubicost TAS dapt memberikan output berupa perhitungan kuantiti seperti luas bekisting, volume beton,
rasio besi, dll.
Apabila ingin melakukan penggambaran langsung di dalam Cubicost TAS karena belum memiliki
permodelan pengolahan gambar di dalamnya.

• Gambar input:
IFC
IFC adalah file skstension open BIM yang merupakan format kolaborasi dari seluruh aplikasi berbasis
Building Informasi Modelling (BIM). Software yang bias menghasilkan format IFC diantarannya Trimble
SkrchUp; ArchiCAD; Bentley; Cubicost TAS dll.
HAnya tersedia pada Cubicost TAS vesi TIO. Maksimum tipe gambar IFC yang bisa di terima adalah
gambar IFC dengan format 2x3. Berikut langkah untuk mendapatkan quantity dari gambar yang berasal
dari format IFC
➢ Import IFC: cari dan buka file gambar dalam format IFC di PC
➢ Floor settings: tentukan salah satu lantai yang ada dalam gambar IFC sebagai lantai referensi
➢ Element settings: sesuaikan atau modifikasi elemen gambar dalam file IFC dengan yang akan di
ekspor ke dalam TAS
➢ Model preview : pratinjau model IFC anda sebelum seluruhnya diimpor ke dalam TAS
➢ Model check: cek model IFC sudah di impor kedalam TAS apakah sudah tidak ada yang overlap
baik seluruhnya atau sebagian
➢ Calculate: proses penghitungan kuantiti berdasarkan model yang ada
➢ View quantity by category: lihat rekap hasil perhitungan kuantiti berdasarkan model yang ada

RVT
Selain bias mengekspor file ke format IFC, pengolahan gambar yang dilakukan menggunakan software
Autodesk Revet dapat juga ditransfer ke TAS dengan menggunakan format file default dari Revit yaitu
RVT.

13
Hanya tersedia pada Cubicost TAS versi TIO. Maksimum format versi Autodesk Revit yang bias di terima
adalah versi tahun 2020. Berikut adalah langkah untuk mendapatkan quantity dari gambar yang berasal dari
format RVT:
➢ Import RVT: cari dan buka file gambar dalam format RVT di PC
➢ Floor settings: tentukan salah satu lantai yang ada dalam gambar RVT sebagai lantai referensi
➢ Element settings: sesuaikan atau modifikasi elemen gambar dalam file RVT dengan yang akan di
ekspor ke dalam TAS
➢ Model preview : pratinjau model RVT anda sebelum seluruhnya diimpor ke dalam TAS
➢ Model check: cek model RVT sudah di impor kedalam TAS apakah sudah tidak ada yang overlap
baik seluruhnya atau sebagian
➢ Calculate: proses penghitungan kuantiti berdasarkan model yang ada
➢ View quantity by category: lihat rekap hasil perhitungan kuantiti berdasarkan model yang ada

DWG/PDF
Fungsi impor gambar dari gambar kerja dalam format DWG dan PDF ini tersedia dalam semua versi dari
Cubicost TAS. Format gambar konstruksi yang masih umum adalah dalam bentuk DWG maupun PDF yang
merupakan hasil convert dari DWG.
➢ Cari dan buka file gambar dalam foemat DWG/PDF di PC
➢ Cek dan sesuaikan skala gambar
➢ Identifikasi elemen di lantai saat ini
➢ Identifikasi elemen di lantai berikutnya
➢ Model check: cek model RVT sudah di impor kedalam TAS apakah sudah tidak ada yang overlap
baik seluruhnya atau sebagian
➢ Calculate: proses penghitungan kuantiti berdasarkan model yang ada
➢ View quantity by category: lihat rekap hasil perhitungan kuantiti berdasarkan model yang ada

JPG
Fungsi impor gambar dari gambar kerja dalam format JPEG ini tersedia dalam semua versi dari Cubocost
TAS. Format gambar konstruksi dalam bentuk JPEG ini biasa ditemukan jika memiliki gambar kerja tapi
dalam bentuk hard copy print A4/A3 yang kemudian di scan menggunakan scanner dan simpan dalam
format JPEG.
File gambar kerja dalam bentuk JPEG ini juga bisa ditemukan jika anda mengambil foto gambar kerja
menggunakan kamera dan disimpan dalam format gambar JPEG.
Berikut adalah langkah untuk mendapatkan quantity dari gambar yang berasal dari format JPEG:
➢ Cari dan buka file gambar dalam foemat JPEG di PC
➢ Cek dan sesuaikan skala gambar
➢ Identifikasi elemen di lantai saat ini
➢ Identifikasi elemen di lantai berikutnya
➢ Model check: cek model JPEG sudah di impor kedalam TAS apakah sudah tidak ada yang overlap
baik seluruhnya atau sebagian
➢ Calculate: proses penghitungan kuantiti berdasarkan model yang ada
➢ View quantity by category: lihat rekap hasil perhitungan kuantiti berdasarkan model yang ada

14
Draw Manual
Cubicost TASv memiliki fungsi Draw dimana dapat melakukan penggambaran model secara langsung
dalam Cubicost TAS. Bila dalam pengolahan gambar 2 dimensi lainnya hanya memiliki hasil berupa
modelnya saja maka dengan menggambar manual di Cubicost TAS langsung mendapatkan 3Dnya dan juga
hasil kuantitinya.berikut adalah langkah untuk mendapatkan quantity dari gambar yang dimodelkan
langsung didalam Cubicost TAS:
➢ Buat axis grid
➢ Buat gambar masing-masing elemen di lantai terbawah
➢ Buat gambar msing-masing elemen untuk lantai berikutnya
➢ Model check: cek model RTV sudah di impor kedalam TAS apakah sudah tidak ada yang overlap
baik seluruhnya atau sebagian
➢ Calculate: proses penghitungan kuantiti berdasarkan model yang ada
➢ View quantity by category: lihat rekap hasil perhitungan kuantiti berdasarkan model yang ada

Output:
➢ 3D model: baik itu gambar inputnya berasal dari format 3 dimensi (IFC atau RVT), gambar 2D
(DWG;PDF;JPEG) maupun gambar manual langsung, Cubicost TAS menyediakan Dynamic view
dari 3D drawing
➢ Rekap kuantiti; mendapatkan rekapan kuantiti dari msing-masing elemen yang bisa breakdown
berdasarkan lantai, tipe elemen, material dll. Kuantiti yang didapatkan diantaranya: volume
beton;luasan bekisting;jumlah;rasio besi tulangan;dll
➢ Report: bisa mendapatkan laporan hasil perhitungan kuantiti anda dalam bentuk report yang mana
Cubicost TAS telah memberikan template defaulnya selain juga bisa mengkustomisasinya
➢ View exspression: bisa melihat hasil kuantiti untuk masing-masing tipe elemen termasuk dengan
formula perhitungan yang menunjukkan darimana hsil kuantiti terebut didapatkan

15
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah disebutkan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
• Dengan teknologi BIM (Building Information Modeling), satu atau beberapa model virtual
gedung dibuat secara digital. Model ini mendukung seluruh fase desain, memungkinkan analisis
dan kontrol yang lebih baik dari proses manual. BIM di dukung dengan salah satu aplikasi software
Cubicost Glodon TRB & Cubicost Glodon TAS.

• ‘‘TRYING SOMETHING NEW WON’T WASTE YOUR TIME’’

16
Daftar pustaka
https://irman-novriandi.com/glodon-cubicost/tas/cubicost-tas-
pengenalan/
https://irman-novriandi.com/glodon-cubicost/trb/input-dan-output-dari-
cubicost-trb/
https://irman-novriandi.com/glodon-cubicost/trb/glodon-cubicost-trb-
2020/
https://cubicost.com/tas/

17

Anda mungkin juga menyukai