Anda di halaman 1dari 18

APRESIASI

&
INOVASI
3

3-1
APRESIASI
Sebagai tindak lanjut dari program Manajemen Konstruksi terhadap Pembangunan
Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri, dalam rangka mewujudkan Program
penyediaan bangunan/gedung yang dibiayai negara. Berdasarkan hal tersebut maka sangat
diperlukan konsep pelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut secara utuh terkait yaitu, Pejabat
Pembuat Komitmen, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas ataupun pihak lain yang
berkaitan, sehingga tercapai sasaran serta tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini konsultan
memberikan apresiasi yang tinggi terhadap program ini.

INOVASI
Konsultan pengawas pekerjaan ini wajib menyediakan jasanya semaksimal mungkin
untuk melaksanakan pekerjaan Manajemen Konstruksi terhadap Pembangunan Rumah Susun
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri, sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Jenis Layanan Konsultan yang dimaksud dalam
pekerjaan tersebut adalah berupa penyediaan tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk
melaksanakan pekerjaan Manajemen Konstruksi terhadap Pembangunan Rumah Susun
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri.
Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan tercapai jika Konsultan memahami dengan
seksama terhadap apa yang di maksud di dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian
keseluruhan lingkup kegiatan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik,
dan sasaran dari pekerjaan bisa tercapai dengan tepat waktu. Konsultan cukup memahami apa
yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat
penjelasan yang telah dilakukan.
Jenis-jenis kegiatan telah dijabarkan secara rinci dalam KAK, setelah mempelajari maka
Konsultan menanggapi bahwa sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK sudah
cukup banyak dan cukup jelas, dan konsultan akan berusaha mengembangkan lagi setelah
pelaksanaan pekerjaan sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan nantinya. Di dalam pelaksanaan
kegiatan natinya Konsultan harus berhati-hati dalam menentukan metode pelaksanaan agar
tidak ada item pekerjaan yang terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih. Dalam
uraian teknis pekerjaan yang terasaji maka Konsultan sanggup melaksanakannya sesuai apa
yang disyaratkan dalam KAK apabila diberikan kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan ini. Pemahaman tersebut oleh Konsultan selanjutnya dituangkan dalam jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil, serta daftar peralatan dan jadwal
penggunaan peralatan yang dipakai.
Dalam memenuhi tuntutan Kerangka Acuan Kerja, Ruang lingkup pekerjaan Manajemen
Konstruksi terhadap Pembangunan Rumah Susun Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri ditinjau
dari beberapa aspek analisis yang secara umum yaitu analisis. Dalam mendukung proses analisis
adapun inovasi yang ditawarkan oleh konsultan dalam memperoleh raw material sebagai input
dalam analisis yaitu Penerapan sistem DIGITAL CONSTRUCTION INFORMATION.

3-2
Di era dunia digital sekarang peran dari teknologi digital memudahkan hampir semua aspek
kehidupan masyarakat, termasuk di dunia konstruksi. Perkembangan pemodelan gambar
rencana dari gambar manual berubah ke gambar digital setelah di kembangkan teknologi CAD
( Computer Aid Drawing ) yang berbasis IT ( Information Teknilogi ). Berdasarkan hal tersebut
kami menawaran Inovasi berupa pemanfaatan Internet sebagai sarana pelaporan kegiatan
konstruksi secara digital melalui aplikasi yang kami gunakan.
Didalam pelaksanaan kegiatan ini ada 3 ( tiga ) bentuk penerapan teknologi informasi yang akan
kami gunakan yaitu :
1. SIMPRO ( SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK )
SIMPro adalah salah satu bentuk pemanfaatan internet untuk melakuan manajemen
dokumen kegiatan konstruksi baik Pengawasan/Menajemen Konstruksi maupun
Pelaksanaan Konstruksi. Tujuan pemanfaatan teknologi ini adalah untuk mempermudah
proses pelaporan baik harian, mingguan bulanan secara real time. Selain itu tata kelola
dokumen baik berupa Request Pekerjaan, Request For Information ( RFI ), foto
dokumentasi maupun dokumen lainya. Dengan penerapan aplikasi digital ini sangat
memudahkan owner kegiatan untuk melakukan pemantauan dari manapun baik dikantor
maupun diaplikasi seluler. Berikut ini kami jelaskan secara garis besar pemanfaatan SIMPro
ini :

Gambar 3.1 Bentuk Tampilan Dasboard

Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tampilan yang informatif yang menampilkan resume
data kegiatan yang diperlukan oleh masing-masing stake holder yang berkepentingan
didalam pelaksanaan kegiatan konstruksi. Pada tampilan dashboard stake holder dapat
mengakses file sesuai dengan kebutuhan sehingga memudahkan dalam manajemen arsip
pelaporan.

3-3
Gambar 3.2 Bentuk Tampilan Dasboard Di PC dan Ponsel

Gambar 3.2 menunjukan bahwa sistem ini dapat di akses melalului Desktop PC maupun ponsel
dimana akses seluruh infomasi dan status proyek dalam 1 plafform. Didalam platform ini sistem
penyimpanan laporan dan infomasi proyek di “cloud” yang dapat dicostumize sesuai dengan
keperluan.Selain itu bentuk penyimpanan data diclaud sangat aman dari resiko data rusak,atau
kehilangan file akibat kerusakan PC maupun telefon celuller.

Gambar 3.3 Infografis Aksesibilitas informasi poryek

SIMPro ini dapat digunakan masing - masing stakeholder yang terlibat didalam pelaksanaan
konstruksi sehingga dapat mengetahui progress kemajuan pekerjaan yang dilengkapi foto –
foto maupun laporan – laporan penunjang lainya.

3-4
ALUR APLIKASI

Gambar 3.4 Alur Aplikasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem ini merupakan wadah / platform
bagi stakeholder yang terlibat untuk saling melakukan control sesuai tugas masing – masing,
dimana semua data atau dokumen saling berkaitan,sehingga pengambilan keputusan bisa
dilakukan dengan cepat berdasarkan data / input yang sudah dilakukan pada sistem SIMPro
ini.
Berikut ini contoh tampilan pendukung didalam SIMPro ini :

Gambar 3.5 Contoh Tampilan Dasboard Resume Proyek

3-5
Gambar 3.6 Contoh Tampilan Dasboard Progress Kurva S

Gambar 3.7 Contoh Tampilan Galeri Foto Kegiatan

2. BIM ( BUILDING INFORMATION MODELING ).


Peraturan Menteri PUPR No. 22 Tahun 2018 dan sesuai dengan UU. No. 2 Tahun 2017
tentang jasa konstruksi pasal 5 ayat (5) bahwa “Pemerintah pusat memiliki kewenangan
mengembangkan standar material dan peralatan konstruksi serta inovasi teknologi
konstruksi. Salah satu dari penjabaran undang-undang tersebut diatas adalah penerapan
Building Informasi Model ( BIM ) merupakan suatu sistem operasional terpadu dari beberapa
software konstruksi yang mendukung kemudahan didalam pelaksanaan kegiatan
pengawasan,manajemen maupun pembangunan konstruksi suatu bangunan. PT. ANGELIA
OERIP MANDIRI KSO PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN selaku konsultan pengawas
faham betul akan tujuan dari undang-undang tersebut sehingga pada tahun 2020 ini kami mulai
menerapakan standard implementasi BIM terutama berbasis BIM 5D TAKEOFF QUANTITY
dengan mengunakan Software Resmi berupa TAS ( Takeoff Architect dan Structure ),TRB
( Takeoff Rebar ),TBQ ( Takeoff Bill Quantity ) yang diproduksi oleh GLODON COMPANY.

3-6
3-7
Gambar 3.8 Halaman Website Glodon Company Vendor 5D BIM

Gambar 3.9 Bukti Pembelian Licensi

3-8
3.1 Tahapan Penerapan BIM 4D – 5D

Adapun keunggulan dari sistem Building Informasi Model ( BIM ) ini antara lain :
1. PENINGKATAN EFISIEN WAKTU DAN AKURASI DALAM PERHITUNGAN
Pengunaan BIM didalam proses pengawasan / supervisi kegiatan konstruksi dapat
dilakukan pada tahap awal yaitu penyusunan Jadwal waktu pelaksanaan ( Time Schedule
). Pada masa-masa sebelumnya format jadwal pelaksanaan dibuat mengunakan formula
dan diagram pada fungsi software Microsoft Excel yang hanya menampilkan jenis
pekerjaan, volume, bobot pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan serta kurva S sesuai
pembagian bobot, kemudian berkembang dengan pengunaan software Microsoft
Project,Astra yang berbasis pada konsep Network Planing yang memiliki kelebihan dapat
menampilakan jalur kritis ( Crtical Path ), Gant Chart dan Menajemen pengelolaan biaya
pelaksanaan.
Efisiensi pada tahap implantasi BIM 4 D adalah dapat menampilkan fungsi-fungsi yang
disebutkan diatas dilengkapi dengan pengambaran 3D modeling animasi otomatis yang
menunjukan setiap tahapan-tahapan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
sudah dibuat. Dengan BIM 4 D dengan mudah dapat mengetahui secara visual
komponen-komponen apa yang mengalami tumpang tindih didalam proses pelaksanaan
konstruksi. Hal ini yang sulit dilakukan pada masa sebelumnya mengingat jadwal
pelaksaan konstruksi hanya disajikan didalam bentuk print out kerja kerja. Pemanfaatan
BIM 4D ini sangat efisien untuk mengurangi kesalahan tahapan pelaksanaan pekerjaan,
kesalahan tahapan PO ( Purchase Orde ), kesalahan jadwal pengiriman yang tentu saja
akan mengakibatkan kerugian baik biaya maupun waktu.
Akurasi dalam perhitungan merupakan bagian penting didalam tahapan pelaksanaan
konstruksi, disinilah peran konsultan supervisi untuk melakukan evaluasi menyeluruh

3-9
dokumen gambar desain,gambar FORCON,Bill Of Quantity dan spesifikasi teknis guna
mendapatkan gambaran utuh bangunan yang akan dikerjaan.
Pemanfaatan BIM 5D yang berbasis Takeoff Quantity ( perhitungan volume )
mengambil peran penting. Pada masa sebelumnya perhitungan quantity dilakukan
melalui gambar kerja maupun CAD 2D, tetapi dalam pemanfaatan BIM 5D ini gambar 2
dimensi dapat di ubah ke dalam bentuk modeling 3D yang secara otomatis dapat
menghasilkan output volume pekerjaan secara langsung baik dari segi element struktur
seperti volume beton,besi,bar schedule,framework serta volume pekerjaan arsitektur
dan mekenikal elektrikal.
Pemanfaatan BIM 5D ini dapat digunakan konsultan supervisi untuk perhitungan
Volume Pekerjaan Awal ( MC 0% ) sesuai dengan gambar rencana yang ditenderkan.
Dengan makin akurasi dan capatnya didalam perhitungan volume awal ( MC 0% ) akan
memudahkan pihak konsultan supervisi memberikan laporan PPK ( Pejabat Pembuat
Komitmen ) sehingga PPK dapat cepat mengambil keputusan.
Pada tataran / tahapan pelaksanaan konstruksi data awal yang telah di generate dengan
BIM 5D memudahkan untuk melakukan pengkontrolan dilapangan baik jika ada
perubahan penambahan maupun pengurangan pekerjaan dapat langsung ditentukan.
Dasar pembayaran yang dilakukan pemberi tugas ( PPK ) kepada penyedia ( kontraktor )
adalah volume yang telah dikerjakan dilapangan setelah mendapatakan persetujuan
dari konsultan pengawas. Dimana metode pada umumnya pengukuran dengan meteran
untuk menentukan panjang atupun jumlah dan pembuatan rumus-rumus fungsi Excel
yang bisa diaplikasikan untuk perhitungan volume pekerjaan. Memerlukan waktu yang
cukup lama. Dengan teknologi BIM 5D ini waktu yang lama bisa dipangkas, hal ini bisa
dilakukan karena pengguna BIM 5D hanya perlu mengkonversi gambar 2D yang berupa
Asbuilt Drawing ataupun file BIM 5D yang sebelumnya sudah dibuat sebagai final
drawaing ke dalam sistem BIM 5D ini sehingga didapatkan perhitungan final quantity
secara akurasi,cepat untuk masing-masing item / komponen yang ada dibangunan.
Gambaran alur pemanfaatn BIM 5D dapat dilihat di gambar berikut :

3-10
3.1 Perbandingan Alur Kerja Perhitungan Volume

3.2 Alur Tahapan Pengunaan BIM 5D

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa langkah-langkah pada
perhitungan di konvesional dan semi konvensional yang di pangka sehingga hal tersebut
dapat mempercepat proses perhitungan volume dan pelaporan progress setelah
perhitungan MC 0 % selesai.

3-11
2. Akurasi Perhitungan Volume
Hasil perhitungan volume dari sistem BIM ini lebih akurat dibandingkan dengan
perhitungan konvensional yang pada umumnya dibuat manual dengan program Excel.
Dan ini bisa memberikan effisiensi biaya untuk pembayaran progress pemberi tugas
( owner ) kepada kontraktor pelaksana.

3.3 Contoh Detailing Perhitungan Volume Besi

3.4 Contoh Detailing Perhitungan Volume Besi

3-12
Pada gambar C.3 dan C.4 bisa dilihat bahwa sistem BIM ini dapat menghitung secara
detail penulangan besi,baik dari betuk,jumlah,penempatan,potongan,sambungan besi
disamping total besi yang nanti akan digunakan digunakan didalam proses konstruksi
tersebut.
Secara garis besar proses atau alur kerja pemanfaatan BIM 5D Cubicost sebagai berikut :

3.5 Alur Tahapan Pengunaan BIM 5D Take Off Quantity

3.6 Alur Tahapan Pengunaan BIM 5D Take Off Quantity

3-13
3.7 Work Flow Metode Kerja BIM Dengan Aplikasi TAS

3. DIGITAL EQUIPMENT MEASURE ( DEM )


Disamping itu pengunaan alat-alat teknologi yang memiliki keterkaitan dengan sarana
pendukung untuk pengawasan sangat membantu di dalam proses pengawasan ini bisa
difungsikan dengan maksimal, antara lain pengunaan alat seperti :
1. Digital Total Station ( TS )
Digital total station adalah alat ukur yang memiliki fungsi untuk pengukuran sudut
maupun elavasi, Digiatal Total station memiliki banyak kelebihan dari pada waterpass
leveling maupun theodolite. Total station sudah dilengkapi fitur laser distance yang
dapat memancarkan laser sehingga memudahkan didalam pengecekan sudut di
pelaksanaan bowplank. Selain itu TS digital bisa digunakan untuk pengukuran topografi
dengan output langsung gambar CAD meliputi gambar situasi dan cut n fill, tanpa harus
dilakukan perhitungan manual dengan formula excel.
Didalam penentuan titik-titik bowplank TS digital lebih akurat dari pada metode manual
dengan pengukuran meteran biasa, baik dari segi panjang maupun penentuan sudut.

3.5 Contoh Pengunaan Total Station

3-14
3.6 Contoh Penerapan Total Station Dilapangan

2. Laser 3D
Pengunaan Laser 3D dalam kegiatan konstruksi sangat membantu didalam pekerjaan
yang terkait pekerjaan finishing seperti pekerjaan tembok,plesteran acian,pekerjaan
keramik,plafond serta penempatan posisi jendela. Dengan mengunakan alat ini
meminalkan pengunaan alat leveling manual sepert pipa selang yang pada umum nya
digunakan.

3.7 Contoh Laser 3D Dilapangan

3. Laser Meter 1 Line


Laser meter 1 line hanya memiliki kemampuan untuk mengukur jarak secara digital,
dengan laser meter ini memudahkan pengawas di dalam penentuan dimensi panjang /
lebar suatu bentuk ruang.

3-15
3.8 Contoh Laser Meter 1 Line Dilapangan

4. Bar Scaner
Bar scanner ini berfungsi untuk mengetahui diameter besi,jarak besi yang sudah
tertanam didalam beton. Alat ini sangat membantu dalam pengecekan hasil kerja
kontraktor serta memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis.

3.9. Alat Bar Scaner

5. Moisture Test / PH Meter


Alat ini berfungsi untuk mengetahui kadar air didalam suatu benda. Pengunaan alat ini
umumnya pada pekerjaan kayu,kusen dan pintu maupun kelembaban suatu permukaan
media. Dalam standar bahan rata-rata kadar air yang disyaratkan untuk pekerjaan kayu
adalah 2% sampai dengan 5%. Hal ini bertujuan untuk menghindari kayu yang telah
dipasang mengalami susut.

3-16
3.10. Contoh Penggunaan Mouisture test / PH Meter

6. Alat ukur besaran listrik tegangan rendah AC manual


Alat ini berfungsi untuk mengetahui arus listrik yang terjadi pada jaringan listrik
terutama pada panel-panel listrik. Alat ini digunakan untuk mengetahui standar MCB
yang akan digunakan untuk menahan arus listrik yang terjadi pada bangunan.

3.11. Alat Ukur Listrik Teganang Rendah AC manual

7. Ground Resistance Tester


Alat ini berfungsi untuk mengetahui daya hantar listrik yang terjadi pada tanah.
Umumnya alat ini digunakan untuk pengujian grounding pentanahan penangkal petir.

3-17
3.13. Ground Resistance Tester

Pengunaan alat-alat tersebut merupakan salah satu inovasi yang kami tawarkan guna
memperlancar kegiatan serta memastikan hasil pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
spesifikasi teknis yang disyaratkan.

3-18

Anda mungkin juga menyukai