2. Chief Inspector ( CI )
DASAR PERHITUNGAN
Menurut jumlah satuan waktu SBOB ≥ 1 TAHUN
Menurut pengalaman profesional yang dibutuhkan
No Komponen Biaya Langsung Koefisien Gaji Dasar Jumlah
a b c d e=c x d
1 Gaji Dasar (GD) (1 x GD) 1.00 Rp 2,137,450.00 Rp 2,137,450.00
2 Beban Biaya Sosial (BBS) (0.3 - 0.4) x GD 0.30 Rp 2,137,450.00 Rp 641,235.00
3 Beban Biaya Umum (BBU) (0.5 - 1.3) x GD 0.60 Rp 2,137,450.00 Rp 1,282,470.00
4 Tunjangan Penugasan (TP) (0.1 - 0.3) x GD 0.10 Rp 2,137,450.00 Rp 213,745.00
5 Keuntungan ( 0.1 x (GD + BBS + BBU)) 0.10 Rp 4,061,155.00 Rp 406,115.50
JUMLAH 2.10 Rp 4,681,015.50
3. Inspector
DASAR PERHITUNGAN
Menurut jumlah satuan waktu SBOB ≥ 2 TAHUN
Menurut pengalaman profesional yang dibutuhkan
No Komponen Biaya Langsung Koefisien Gaji Dasar Jumlah
a b c d e=c x d
1 Gaji Dasar (GD) (1 x GD) 1.00 Rp 1,832,000.00 Rp 1,832,000.00
2 Beban Biaya Sosial (BBS) (0.3 - 0.4) x GD 0.30 Rp 1,832,000.00 Rp 549,600.00
3 Beban Biaya Umum (BBU) (0.5 - 1.3) x GD 0.60 Rp 1,832,000.00 Rp 1,099,200.00
4 Tunjangan Penugasan (TP) (0.1 - 0.3) x GD 0.10 Rp 1,832,000.00 Rp 183,200.00
5 Keuntungan ( 0.1 x (GD + BBS + BBU)) 0.10 Rp 3,480,800.00 Rp 348,080.00
JUMLAH 2.10 Rp 4,012,080.00
4. Administrasi
DASAR PERHITUNGAN
Menurut jumlah satuan waktu SBOB ≥ 2 TAHUN
Menurut pengalaman profesional yang dibutuhkan
No Komponen Biaya Langsung Koefisien Gaji Dasar Jumlah
a b c d e=c x d
1 Gaji Dasar (GD) (1 x GD) 1.00 Rp 1,160,300.00 Rp 1,160,300.00
2 Beban Biaya Sosial (BBS) (0.3 - 0.4) x GD 0.30 Rp 1,160,300.00 Rp 348,090.00
3 Beban Biaya Umum (BBU) (0.5 - 1.3) x GD 0.60 Rp 1,160,300.00 Rp 696,180.00
4 Tunjangan Penugasan (TP) (0.1 - 0.3) x GD 0.10 Rp 1,160,300.00 Rp 116,030.00
5 Keuntungan ( 0.1 x (GD + BBS + BBU)) 0.10 Rp 2,204,570.00 Rp 220,457.00
JUMLAH 2.10 Rp 2,541,057.00
5. Operator Komputer
DASAR PERHITUNGAN
Menurut jumlah satuan waktu SBOB ≥ 2 TAHUN
Menurut pengalaman profesional yang dibutuhkan
No Komponen Biaya Langsung Koefisien Gaji Dasar Jumlah
a b c d e=c x d
1 Gaji Dasar (GD) (1 x GD) 1.00 Rp 1,160,300.00 Rp 1,160,300.00
2 Beban Biaya Sosial (BBS) (0.3 - 0.4) x GD 0.30 Rp 1,160,300.00 Rp 348,090.00
3 Beban Biaya Umum (BBU) (0.5 - 1.3) x GD 0.60 Rp 1,160,300.00 Rp 696,180.00
4 Tunjangan Penugasan (TP) (0.1 - 0.3) x GD 0.10 Rp 1,160,300.00 Rp 116,030.00
5 Keuntungan ( 0.1 x (GD + BBS + BBU)) 0.10 Rp 2,204,570.00 Rp 220,457.00
JUMLAH 2.10 Rp 2,541,057.00
6. Pesuruh Kantor
DASAR PERHITUNGAN
Menurut jumlah satuan waktu SBOB ≥ 2 TAHUN
Menurut pengalaman profesional yang dibutuhkan
No Komponen Biaya Langsung Koefisien Gaji Dasar Jumlah
a b c d e=c x d
1 Gaji Dasar (GD) (1 x GD) 1.00 Rp 793,650.00 Rp 793,650.00
2 Beban Biaya Sosial (BBS) (0.3 - 0.4) x GD 0.30 Rp 793,650.00 Rp 238,095.00
3 Beban Biaya Umum (BBU) (0.5 - 1.3) x GD 0.60 Rp 793,650.00 Rp 476,190.00
4 Tunjangan Penugasan (TP) (0.1 - 0.3) x GD 0.10 Rp 793,650.00 Rp 79,365.00
5 Keuntungan ( 0.1 x (GD + BBS + BBU)) 0.10 Rp 1,507,935.00 Rp 150,793.50
JUMLAH 2.10 Rp 1,738,093.50
I. BENTUK DATA ORGANISASI
PERUSAHAAN
1
USULAN TEKNIS
PT.KONINDO PANORAMA KONSULTAN
BAB.I
DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
Dalam hal ini PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN sesuai dengan potensi
keahlian dari SDM Perusahaan berupaya mengekspresikan usahanya dibidang
pekerjaan supervisi gedung,arsitek,landscape yang selalu siap untuk memberikan
yang terbaik bagi kepentingan bersama tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu,
sebagai mitra kerja dengan hasil kerja yang presentatif dan aktualitatif.
2
USULAN TEKNIS
PT.KONINDO PANORAMA KONSULTAN
f. SBU : 0222899
g. Alamat : Jl. Artha Graha II No 37 Kupang
h. Alamat Cabang : Jalan Seruni Br. Babakan Kawan Gulingan, Mengwi -
Kab. Badung
3
USULAN TEKNIS
PT.KONINDO PANORAMA KONSULTAN
✓ Manajemen Proyek
✓ Perencanaan Umum
✓ Studi Kelayakan
✓ Jasa Penelitian
Adapun bidang – bidang pekerjaan yang telah dan dapat kami layani sebagai
berikut:
Untuk lebih detail dari pengalaman kerja dilaksanakan bisa di lihat pada BAB
II. DAFTAR PENGALAMAN 10 TAHUN TERKAHIR
4
USULAN TEKNIS
PT.KONINDO PANORAMA KONSULTAN
segala bidang pekerjaan. Daftar personalia Perusahaan adalah sebagaimana
terlampir.
No Nama Tingkat Keahlian Pengalaman Kemapuan Menejerial
Penidikan Kerja ( Th )
1 I Wayan Winarta,ST S1 Arsitektur Ahli Madya 20 Team Leader
Arsitektur
2 I Putu Suriadinata S1 T.Sipil Ahli Madya 7 Chief Engeneering
Bangunan
3 I Wayan Gede Seraya S1 T.Sipil Ahli Madya 7 Team Leader
Bangunan
4 Nur Fatra Muhtar S1 T.Sipil Ahli Madya 7 Chief inspactor
Bangunan
5 Udi Sukmanto S1 T.Sipil Ahli Madya 15 Team Leader
Bangunan
6 I Made Oka Suparta S1 T.Sipil Ahli Madya 8 Estimator
Bangunan
7 I Ketut Ari Sidarta S1 T.Sipil Ahli Madya 8 Estimator
Bangunan
8 I Gede Sumardika S1 T.Sipil Ahli Madya 8 AHli Sipil
Bangunan
9 Sonny Devanant S1 T.Sipil Ahli K3 8 Ahli K3
10 I Wayan Sumesta S1 Arsitek Ahli Arsitek 10 Ahli Arsitek
11 I Wayan Winarta S1 Arsitek Ahli Arsitek 10 Ahli Arsitek
12 Nyoman Adi Eka S1 Arsitek Ahli Arsitek 8 Ahli Arsitek
Purnamawan
8 Fredrick Dimu Jacob S1 T.Elektro Ahli Elektro 15 Ahli Elektro
9 I Putu Eka Aditya Stm Drafter 5 Drafter
10 Cypriathus Supriaharja Stm Drafter 25 Inspactor
11 Ni Putu Julia S1 Ekonomi Admin 2 Adminstrasi
12 Resti Andika Putri S1 Komputer IT 2 Teknik Informatika
13 Sholihin Hidayat S1 T.Sipil Estimator 2 Estimator
14 Abdul Azis S1 Ekonomi Admin 3 Adminstrasi
5
USULAN TEKNIS
PT.KONINDO PANORAMA KONSULTAN
DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 TAHUN TERAKHIR
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
TAHUN 2020
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 Balai Wilayah Sungai Bali - Penida Supervisi Rehabilitasi Museum Subak Di Kabupaten Tabanan 2020 6 Rp 267.634.000 Utama
Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Konstruksi Pembangunan Gedung Kantor biro Logistik Polda NTT t. 3000/3 Lt Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
7 Biro Logistik Polda NTT 2020 8 Rp 536.219.200 Utama
(1 Paket) TA 2020 Gedung ( RE 201 )
Jasa Konsultasi Pengawasan Pembangunan Gedung Kelas (Brahma Widya dan Dharma Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
8 Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja 2020 6 Rp 276.573.000 Utama
Sastra) dan Gedung Kelas (Dharma Acarya dan Dharma Duta) Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2019
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 PT. BENNATIN SURYA CIPTA Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Pusat Layanan Halal 2019 6 Rp 1.242.587.000 Utama
Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
Konsultan Pengawasan Pembangunan Penampungan Sementara Relokasi Pedagang Pasar Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 Dinas Perdagangan Dan Perindustrian 2019 2 Rp 12.182.500 Utama
Rakyat Banyuasri Gedung ( RE 201 )
Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Padmasana Dan Pelinggih Lainya SDN 1 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
9 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab.Buleleng 2019 1 Rp 1.188.000 Utama
Banyupoh Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
Pengawasan Pembangunan Garasi Alat Berat UPT PJJ Pacitan, di Desa Kedungdowo Kec Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
12 Dinas PU Bina Marga Kab Pacitan 2019 3 Rp 119.542.500 Utama
Tegalombo Kab Pacitan Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Rehabilitasi Mess Kantor UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan Madiun, Jl. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
13 Dinas PU Bina Marga Kota Surabaya 2019 3 Rp 111.430.000 Utama
Sombo Madiun Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2018
Balanja Modal Gedung Dan Bangunan Pengadaan Bangunan Tempat Pendidikan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Badung 2018 3 Rp 32.235.000 Utama
,Konsultasi Pengawasan Penataan Halaman SD Negeri 2 Baha Gedung ( RE 201 )
Konsultansi Pengawasan,Pengawasan Pembangunan Tempat Suci Dan Penataan Halaman Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Badung 2018 3 Rp 24.013.000 Utama
UPT Dinas Pendidikan,Kepemudaan Dan Olah Raga Kecamatan Kuta Gedung ( RE 201 )
Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan Rehabilitasi Senderan Rumah I Made Wenten Desa Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab.Badung 2018 2 Rp 9.691.000 Utama
Petang Kecamatan Petang Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Pembangunan Gedung Arsip,Rehab Kantor Dan Penataan Halaman Kantor Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab.Badung 2018 3 Rp 100.771.000 Utama
Kejaksaan Negeri Denpasar Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
Jasa Konsultansi Pengawasan Rehab Sedang /Berat Gedung Bagian Timur Kantor Dinas Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
8 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Buleleng 2018 2 Rp 24.750.000 Utama
Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Buleleng Gedung ( RE 201 )
Pekerjaan Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat Konsultan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
9 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Badung 2018 3 Rp 49.336.000 Utama
Pengawasan ,Pengawasan Pembangunan Wantilan Melasti di Pantai Club Med Gedung ( RE 201 )
Pengawassan Rehabilitasi Pustu Kesiman Kertalangu,Pembangunan Penyengker Pustu Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
10 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kota Denpasar 2018 2 Rp 24.581.000 Utama
Sumerta Kelod dan Pembangunan Pelinggih dan Penyengker Pustu Penatih Kota Denpasar Gedung ( RE 201 )
Jasa Konsultansi Pengawasan Rehabilitasi Ruang TK Negeri Desa Wanagiri,TK Negeri Desa Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
12 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Buleleng 2018 1 Rp 9.780.000 Utama
Bontihing,dan Rehabilitasi Aula Tk Negeri Desa Padawa Gedung ( RE 201 )
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Kesehatan Konsultansi Pengawasan,Pengawasan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
13 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Badung 2018 1 Rp 12.287.000 Utama
Rehab Puskesmas Pemebantu Baha Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2017
Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Jayapura Pengawasan Pengembangan Flat Instruktur A Menjadi 4 Lantai 2017 3 Rp 229.000.000 Utama
Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
Kantor Pengelola Teknogi Informasi, Komunikasi Dan Barang Milik Negara Pengadaan Konsultan Pengawas Renovasi Gedung Pada GKN Denpasar Dan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
7 2017 2 Rp 27.135.000 Utama
Denpasar Wisma Keuangan pada KPTIK dan BMN Denpasar Gedung ( RE 201 )
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Pengawasan Pembangunan 4 Balai Penyulihan KB Di Kecamatan Amfoang Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
13 2017 2 Rp 29.000.000 Utama
Anak Tengah,Amfoang Selatan,Smau dan Fateleu Tengah Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Konstruksi Pembangunan Rumdin angota Satbrimob Polda NTT. T 36/7 Unit ( Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
15 Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur 2017 2 Rp 36.000.000 Utama
1 Paket ) Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Konstruksi Pembangunan Rumdin angota Satbrimob Polda NTT. T 36/10 Unit Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
16 Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur 2017 2 Rp 37.190.000 Utama
( 1 Paket ) Gedung ( RE 201 )
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
TAHUN 2016
Kementrian Perhubungan ,Badan Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Pembangunan Sarana Dan Prasarana BP3 Curug Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 2016 10 Rp 679.448.000 Utama
Penerbangan Curug Tahap II Gedung ( RE 201 )
Jasa Konsultan Supervisi Pekerjaan Perpanjangan Dermaga Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 PT Pelabuhan Indonesai III ( Persero ) Cab. Benoa 2016 6 Rp 417.712.000 Utama
Timur 50 x 20 M Benoa Gedung ( RE 201 )
Belanja Jasa Konsultasi Pengawas DAK 2016 Pada SD Kec. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
4 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kab. Bangli 2016 3 Rp 27.358.000 Utama
Kintamani Gedung ( RE 201 )
Badan Kepegawaian Negara Kantor Paket Pekerjaan jasa Konsultansi pengawasan Pekerjaan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 2016 3 Rp 42.494.650 Utama
Regional X BKN Denpasar Pembangunan rumah Jabatan Eselon IV Type 50 m2 Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2015
Konsultan Pengawas Pekerjaan Jasa Konstruksi RS Umum Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 Rumah Sakit Umum Daerah S.K Lerik Kota Kupang 2015 8 Rp 600.000.000 Utama
SK.Lerik Kota Kupang Gedung ( RE 201 )
Pembangunan Kantor Camat Petang, Pekerjaan Konsultansi Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung 2015 4 Rp 101.962.850 Utama
Pengawasan Pembanguan Kantor camat Petang Gedung ( RE 201 )
Belanja Konsultansi pengawasan Renovasi Berat Gedung Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
3 Balai Besar Veteriner Denpasar 2015 3 Rp 54.554.000 Utama
Administrasi Lantai 2 Finishing Luar Lantai 1 ( dari 2 Lantai ) Gedung ( RE 201 )
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
Direktorat Jendral Bina Upaya Pengadaan Konsultan Pengawas Pembangunan Gedung fasilitas Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 2015 3 Rp 39.974.825 Utama
Kesehatan Rumah Sanglah Denpasar Penunjang Instalasi Forensik Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Pembangunan Gedung Lantai II ( 6 RKAB dan Tangga ) Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
6 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kota Denpasar 2015 2 Rp 34.000.000 Utama
SD 5 Penatih Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Rumah Jabatan Ketua DPRD Di Kabupaten Sabu Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
7 Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua 2015 3 Rp 58.463.000 Utama
Raijua Gedung ( RE 201 )
Biaya Pengawasan Nilai Pekerjaan 2 M - 5 M SMA Negeri 17 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
9 Pemerintah Kota Surabaya Dinas Cipta Karya Dan Penataan Ruang Kota Surabaya 2015 2 Rp 44.781.000 Utama
Surabaya Gedung ( RE 201 )
Badan Kepegawaian Negara Kantor Jasa Konsultansi Pengawasan Pembanguan Rumah Jabatan Eselon IV Type 50 M2 Kantor Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
11 2015 2 Rp 42.909.000 Utama
Regional X BKN Denpasar Regional X BKN Denpasar Gedung ( RE 201 )
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
TAHUN 2014
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Belaja Jasa Konsultasi Pengawasan Halaman dan Pembangunan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 2014 2 Rp 9.300.000 Utama
Olahraga Kab. Badung KM/WC SD No 2 Sulingai Gedung ( RE 201 )
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Belaja Jasa Konsultasi Pengawasan Pembangunan Tembok Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
3 2014 2 Rp 9.300.000 Utama
Olahraga Kab. Badung Penyengker SD No 5 Carangsari Gedung ( RE 201 )
Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Pengawasan Kontruksi Pembangunan Gedung Satker Provinsi NTT di Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
4 2014 4 Rp 117.296.000 Utama
Nasional VIII Kupang Gedung ( RE 201 )
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Pengawasan DAK 2014 SD se Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 2014 2 Rp 29.746.000 Utama
Olahraga Kab. Bangli Kabupaten Bangli Gedung ( RE 201 )
Badan Kepegawaian Negara Kantor Pengawasan Pekerjaan Lantai I Gedung Tata Naskah Kantor Regional Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
6 2014 3 Rp 61.670.000 Utama
Regional X Denpasar X BKN Gedung ( RE 201 )
Jasa Konsultasi Pengawasan Pembangunan Gedung Asrama Putra Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
7 Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Tegal 2014 3 Rp 75.000.000 Utama
SUMPM Kupang Tahun 2014 Gedung ( RE 201 )
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
TAHUN 2013
KemenKeu RI Ditjend Pajak Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara Pengawasan Teknik Lanjutan Pembangunan Gedung KPP Pratama Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 2013 4 Rp 212.000.000 Utama
KPP Pratama Ende Ende (Tahap II) Gedung ( RE 201 )
Dinas PU, Perumahan Rakyat, Pertambangan dan Energi Kab. Sabu Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 Pengawasan Gedung SKPD (Paket I) Kabupaten Sabu Raijua 2013 4 Rp 211.360.000 Utama
Raijua Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Komisi Pemilihan Umum Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 Komisi Pemilihan Umum Prov. NTT 2013 3 Rp 85.000.000 Utama
Provinsi Nusa Tenggara Timur Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Lanjutan Pembangunan Gedung VIP Bandara El Tari Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
6 Biro Umum Setda Prov. NTT 2013 3 Rp 55.000.000 Utama
Kupang Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
TAHUN 2012
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Tinggi Negeri Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 Pengadilan Tinggi Kupang 2012 4 Rp 119.700.000 Utama
Oelamasi Kab.Kupang Tahap II Gedung ( RE 201 )
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Lembaga Penyiaran Publik Pengawasan Pembangunan Gedung Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 2012 4 Rp 168.100.000 Utama
TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur Kantor Baru LPP TVRI Stasiun NTT Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Teknis Dana Alokasi Khusus DAK Bidang Pendidikan Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
3 Dinas Pendidikan Kab. Sumenep 2012 2 Rp 49.134.000 Utama
Tahun Lalu ( Paket 7 ) Gedung ( RE 201 )
KemenKeu RI Ditjend Pajak Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara Jasa Konsultansi Pengawasan Teknik Pembangunan Gedung KPP Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
4 2012 4 Rp 128.121.000 Utama
KPP Pratama Ende Pratama Ende Tahap I Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan Militer III-15 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
7 Pengadilan Militer III - 15 Kupang 2012 2 Rp 44.000.000 Utama
Kupang (Finishing) Gedung ( RE 201 )
PERIODE WAKTU
RUANG LINGKUP (SUB KLASIFIKASI JUMLAH ORANG NILAI KONTRAK
PELAKSANAAN MITRA KERJA
NO PENGGUNA JASA NAMA PAKET PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN ) BULAN PENGAWASAN / MK
(TAHUN)
F1 F2 F6 F4 F5
Pemerintah Kabupaten Sikka-Dinas Pendidikan Pemuda Dan Pengawasan Teknis Rehabilitasi Sedang/ Berat Ruang Kelas Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
8 2012 3 Rp 17.138.000 Utama
Olahraga Kabupaten Sikka Sekolah Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2011 \
Pengawasan Teknis Pembangunan Dan Rehabilitasi Ruang Kelas Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kab.SIKKa 2011 3 Rp 26.750.000 Utama
Sekolah Dasar Gedung ( RE 201 )
TAHUN 2010
Pengawasan Pembangunan Gedung Maternal /Neonatal Pada RSUD Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
1 RSUD Prof DR.W.Z Johanes 2010 4 Rp 99.500.000 Utama
Prof.DR.W.Z Johannes Kupang Gedung ( RE 201 )
Pemerintah Kabupaten Sumba Barat,Sekretariat Daerah Bagian Pengawasan Pembangunan Gedung Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
2 2010 4 Rp 95.616.000 Utama
Perlengkapan Kantor Bupati Sumba Barat Tahap I Gedung ( RE 201 )
F1 F2 F6 F4 F5
Pengawasan Teknik Pembangunan Gudang Alat dan Obat Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
4 Pemerintah Kabupaten Ende 2010 3 Rp 10.725.000 Utama
Kontrasepsi Gedung ( RE 201 )
Pengawasan Teknis Pembangunan Gedung Sekolah SMA Negeri 1 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi
5 Pemkab. Manggarai Dinas Pendidikan dan Olah Raga 2010 2 Rp 10.300.000 Utama
Ruteng di Anan Gedung ( RE 201 )
III. URAIAN PENGALAMAN 10
TAHUN TERAKHIR
1
USULAN TEKNIS
PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN
Pada bab ini akan di jelasakan pengalaman kerja PT.
KONINDO PANORAMA KONSULTAN seperti yang
disampaikan pada bab terdahulu dilengkapi dengan uraian
informasi seperti waktu pelaksanaan, keterlibatan tenaga ahli
dan mitra kerja secara terperinci diuraikan juga dilengkapi
Umum dengan bukti-bukti kontrak sebagai pendukung pengalaman
sejenis yang pernah dilakukan.
Untuk itu PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN
memberikan refrensi pengalaman 10 tahun terakhir beserta
bukti kontrak sesuai dengan bidang pekerjaan yang
disyaratkan seperti terlampir.
Hal ini digunakan sebagai bahan evaluasi oleh panita
pengadaan dengan bobot sesuai dengan dokumen lelang yang
telah diberikan.
2
USULAN TEKNIS
PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 ( SEPULUH ) TAHUN TERAKHIR
2 Nama Paket Pekerjaan : Konsultan Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Pusat Layanan Halal
Orang Bulan
Indonesia
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Indonesia
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
Orang Bulan
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 ( SEPULUH ) TAHUN TERAKHIR
1 Pengguna Jasa : Dsirektorat jendral Bina Upaya Kesehatan Rumah Sanglah Denpasar
2 Nama Paket Pekerjaan : Pengadaan Konsultan Pengawas Pembangunan Gedung fasilitas Penunjang Instalasi Forensik
3 Lingkup Produk Utama : Pengawasan
4 Lokasi Kegiatan : Sanglah
5 Nilai Kontrak : Rp.39.974.825.00
6 Nomor Kontrak : BN.01.02/IV.C.9/11544/2015 & 29/07/KONT-KND/BALI/2015
7 Waktu Pelaksanaan : 29/07/2015 - 28/11/2015
8 Nama Pimpinan Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing_____Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia__5___Orang Bulan
10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
b. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
c. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
d. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
dst.
Paket Pekerjaan jasa Konsultansi pengawasan Pekerjaan Pembangunan rumah Jabatan Eselon IV
2 a Paket Pekerjaan
Type 50 m2
:
3 Lingkup Produk Utama : Pengawasan
4 Lokasi Kegiatan : Denpasar
5 Nilai Kontrak : Rp.42.909.000
6 Nomor Kontrak : 01/SP-PPK/PWS-RD/KR.X/V/2015
7 Waktu Pelaksanaan : 12/05/2015 - 07/11/2015
8 Nama Pimpinan Kemitraan (Jika Ada) :
Alamat :
Negara Asal :
9 Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing_____Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia__4___Orang Bulan
10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
b. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
c. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
d. ( Nama Perusahaan ) __________ Orang Bulan ________ Orang Bulan
dst.
KAK 1
1-1
1. PEMAHAMAN TERHADAP KAK SEBAGAI BENTUK PEMAHAMAN
PEKERJAAN SECARA MENYELURUH
Kerangka Acuan Kerja atau KAK merupakan acuan awal serta koridor bagi konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan. Pemahaman terhadap KAK secara utuh merupakan poin utama
sebagai langkah awal memahami maksud pekerjaan secara umum termasuk substansi-substansi
penting lainnya yang menjadi kerangka dokumen yang akan dihasilkan di akhir kegiatan.
Memahami KAK tidak dapat dilakukan secara parsial atau sepotong-sepotong pada bagian
tertentu saja. Substansi yang tercantum KAK sifatnya saling berkaitan dan berkesinambungan
layaknya efek domino sehingga pemahaman terhadap KAK harus dimulai dari substansi awal
hingga akhir. Sedemikian pentingnya sebuah KAK sebagai Guide Lines pelaksanaan pekerjaan
maka sudah sepatutnya dalam penyusunan KAK harus jelas menjelaskan pekerjaan yang
dimaksud secara utuh mulai dari latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, dasar hukum, ruang
lingkup, output pekerjaan, komposisi tenaga ahli hingga metode apa yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
1-2
Untuk mengendalikan pelaksanaan Pekerjaan ini, diperlukan Pengawasan sehingga dicapai
hasil yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta pembangunan
dapat selesai tepat waktu dan biaya yang telah ditentukan.
Untuk mengendalikan, mengawasi pekerjaan sehingga dicapai hasil yang sesuai dengan
Dokumen Kontrak terutama dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikandalam waktu dan
dengan biaya yang telah ditentukan, mesti dilakukan oleh konsultan yang memiliki kompetensi
yang sesuai, agar proses dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Konsultan yang akan
ditugaskan melaksanakan pengawasan tersebut adalah Badan Usaha Penyediaan Jasa.
Dari uraian di KAK tersebut kami sangat memahami latar belakang mengenai pekerjaan
ini, sehingga akan memudahkan kami dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
1-3
3. Mendapatkan hasil kerja konsultan pengawasan dalam pekerjaan Pembangunan Pagar
Kampung Komodo untuk Pengamanan dari Serangan Satwa Komodo, di Kampung
Komodo-Pulau Komodo, Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Sedangkan tujuan pekerjaan seperti yang tercantum di dalam KAK, adalah sebagai berikut
:
1. Tersedianya penyedia Jasa Konsultansi pengawasan yang mampu dan berkualitas dalam
mengawasi pekerjaan fisik Pembangunan Pagar Kampung Komodo untuk Pengamanan
dari Serangan Satwa Komodo, di Kampung Komodo-Pulau Komodo, Desa Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat;
2. Tersedianya Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan untuk membantu pekerjaan PPK
dalam rangka pengawasan pekerjaan Pembangunan Pagar Kampung Komodo untuk
Pengamanan dari Serangan Satwa Komodo, di Kampung Komodo-Pulau Komodo, Desa
Komodo, Kabupaten Manggarai Barat dalam mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi
yang memenuhi persyaratan yang sesuai spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara
tepat biaya serta tepat waktu;
3. Tersedianya hasil kerja Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan berupa laporan-laporan
pengawasan selama proses pekerjaan Pembangunan Pagar Kampung Komodo untuk
Pengamanan dari Serangan Satwa Komodo, di Kampung Komodo-Pulau Komodo, Desa
Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Konsultan sudah dapat memahami dengan baik maksud dan tujuan penyusunan pekerjaan
tersebut. Maksud dan tujuan pekerjaan diatas (seperti yang tercantum dalam KAK) sudah
mampu memberikan gambaran mengenai apa yang menjadi hasil akhir pekerjaan sekaligus
mewakili permasalahan yang diuraikan di dalam latar belakang.
Apabila nantinya konsultan kami dipercaya dan ditetapkan sebagai pemenang pekerjaan
ini, kami akan segera melakukan koordinasi kepada PPK dan jajaran pada bidang terkait, untuk
memperoleh arahan dan penjelasan detail terkait pekerjaan dan hasil yang diharapkan.
1-5
g. Memberikan persetujuan terhadap semua gambar dan rencana kerja sebagai dasar
pelaksanaan baik permanen maupaun sementara;
h. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai persyaratan dalam Kontrak
penyedia jasa konstruksi;
i. Menerbitkan surat teguran kepada penyedia jasa konstruksi jika terjadi
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan melaksanakan rapat pembuktian (show
couse meeting) dan merekomendasikan penerapan sanksi;
j. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan (As Built
Drawing) sebelum serah terima I;
k. Melakukan pemeriksaan dan evaluasi perubahan perkejaan sebagai dasar proses
Addendum Kontrak oleh Tim Peneliti Kontrak;
l. Melakukan pengukuran bersama dilapangan dalam rangka progress capaian
pekerjaan dan menerbitkan Berita Acara Progres Kemajuan Pekerjaan / Progres
Prestasi Fisik sampai dengan pekerjaan 100% untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi;
m. Menyusun berita acara-berita acara dalam rangka serah terima pekerjaan konstruksi,
sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi;
n. Melakukan testing dan commissioning dan meneribtkan berita acara hasil testing dan
commissioning sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan;
o. Memberikan rekomendasi dilakukan serah terima pertama pekerjaan;
p. Memberikan laporan pengawasan secara periodik kepada PPK;
q. Lingkup tugas dan tanggung jawab pengawasan lainnya sebagaimana diatur dalam
dokumen Kontrak penyedia jasa konstruksi;
r. Melakukan pemeriksaan pekerjaan untuk memastikan kondisi bangunan sesuai
dengan serah terima pertama sebagai dasar serah terima akhir pekerjaan;
s. Menyusun laporan mingguan dilengkapi profil pelaksanaan mingguan, bulanan, dan
akhir.
1-6
9 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 16 Tahun 2018, tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah; beserta aturan turunannya.
10 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
11 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
12 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 14/PRT/M/2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa KonstruksiMelaluiPenyedia.
13 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor 08/PRT/M/2011 tentang
Pembagian Klasifikasi dan Sub Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi dan Turunannya
nomor 19/PRT/M/ 2014
14 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan .
15 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan Gedung dan Lingkungan
16 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Analisa Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
17 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
18 Keputusan Menteri PekerjaanUmumRepublik Indonesia Nomor 10/KPTS/2000
tentangKetentuan Teknis PengamananTerhadapBahayaKebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
19 Keputusan Menteri PekerjaanUmum RI nomor 11/KPTS/2000 tentangKetentuan Teknis
ManajemenPenanggulanganKebakaran di Perkotaan
20 Keputusan DirekturJenderalPerumahan dan PermukimanDepartemenPemukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentangPetunjuk Teknis Rencana Tindakan
DaruratKebakaran pada Bangunan Gedung
21 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
22 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
23 Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
24 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005, tetang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung.
25 Standar pelaksanaan mengacu pada SNI (Standard Nasional Indonesia) antara lain
Pekerjaan Bangunan Gedung :
• SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing
• SNI 03-571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap Kendaraan pada
Bangunan Gedung
• SNI 03-6764-2002 tentang Spesifikasi Baja Struktural
• SNI 03-6767-2002 tentang Spesifikasi Umum Sistem Ventilasi Mekanis dan
Sistem Tata Udara sebagai Pengendali Asap Kebakaran Dalam Bangunan
• SNI 03-6768-2002 tentang Spesifikasi Umum Sistem Pengelolaan Udara
sebagai Pengendali Asap Kebakaran Dalam Bangunan
1-7
• SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)
• SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)
• SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (Bahan
Bangunan dari Logam Bukan Besi)
• SNI 03-1726-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung
• SNI 03-1727-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk
Bangunan Rumah dan dan Gedung
• SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
• SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung
Dalam pekerjaan ini, konsultan memahami terhadap adanya landasan hukum yang harus diacu.
Untuk itu konsultan nantinya akan merujuk pada landasan hukum yang berlaku utamanya yang
terkait langsung denganperaturan yang berlaku tersebut.
TENAGA
NO KUALIFIKASI KETERANGAN
AHLI
Menyusun program
pengawasan
Ahli Madya
1 Site Engineer 3 Tahun pembangunan
konstruksi
Melakukan pengawasan
2 Inspector 3 Tahun D3 / S1 Sipil dilapangan, Membantu
team leader
Administrasi Membantu site enginer dan
3 1 Tahun SMA / SMK
dan Keuangan pengawas
1-8
Operator
4 1 Tahun SMA / SMK Menginput Data
Komputer
Merawat kebersihan kantor
5 Pesuruh Kantor 1 Tahun SMA / SMK dan membantu kegiatan
lainya
1-9
TANGGAPAN
TERHADAP
KAK 2
2-1
2.1 UMUM
Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK) pekerjaan Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi Pembangunan pagar Kampung
Komodo Untuk Pengamanan Dari Serangan Satwa Komodo yang dikeluarkan maka berikut
ini akan disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja oleh
PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN dengan maksud untuk menyamakan persepsi
untuk kesempurnaan dan menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi Konsultan.
2. TANGGAPAN KHUSUS
Tanggapan Terhadap Latar Belakang
Setelah Konsultan mempelajari dengan seksama bagian Latar Belakang yang memuat
dasar hukum dan gambaran umum pekerjaan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja
(KAK) untuk pekerjaan tersebut, pada prinsipnya kerangka acuan untuk pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai
bentuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Tanggapan Terhadap Kegiatan Yang Dilakukan dan Cara Pelaksanaan
Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan tersebut akan tercapai
jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan
Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk didalamnya bisa
terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa
tercapai dengan tepat waktu. Konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam
KAK,maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat penjelasan yang telah
dilakukan.Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam kerangka acuan kerja yang
harus dilaksanakan oleh Konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan yang sudah
dirinci tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan diamati dengan sebaik-
baiknya, maka Konsultan berpendapat bahwa lingkup pekerjaan sudah sangat jelas dan
2-2
mudah dipahami oleh Konsultan. Hal yang perlu dipertanyakan hanya bersifat teknis
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
4. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan
Konsultan berpendapat bahwa maksud, tujuan, dan sasaran dari pekerjaan sudah cukup
jelas dan Konsultan berkeyakinan dapat menyelesaikannyadengan sebaik-baiknya.
2-3
APRESIASI
&
INOVASI
3
APRESIASI
3-1
Sebagai tindak lanjut dari program Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi
Pembangunan pagar Kampung Komodo Untuk Pengamanan Dari Serangan Satwa
Komodo, dalam rangka mewujudkan Program penyediaan bangunan / gedung yang dibiayai
negara. Berdasarkan hal tersebut maka sangat diperlukan konsep pelaksanaan kegiatan
konstruksi tersebut secara utuh terkait yaitu,Pejabat Pembuat Komitmen,Kontraktor Pelaksana
dan Konsultan Pengawas ataupun pihak lain yang berkaitan, sehingga tercapai sasaran serta
tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini konsultan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap
program ini.
INOVASI
Konsultan pengawas pekerjaan ini wajib menyediakan jasanya semaksimal mungkin
untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Jenis Layanan Konsultan yang dimaksud dalam pekerjaan
tersebut adalah berupa penyediaan tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan tercapai jika Konsultan memahami dengan
seksama terhadap apa yang di maksud di dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian
keseluruhan lingkup kegiatan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik,
dan sasaran dari pekerjaan bisa tercapai dengan tepat waktu. Konsultan cukup memahami apa
yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat
penjelasan yang telah dilakukan.
Jenis-jenis kegiatan telah dijabarkan secara rinci dalam KAK, setelah mempelajari maka
Konsultan menanggapi bahwa sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK sudah
cukup banyak dan cukup jelas, dan konsultan akan berusaha mengembangkan lagi setelah
pelaksanaan pekerjaan sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan nantinya. Di dalam pelaksanaan
kegiatan natinya Konsultan harus berhati-hati dalam menentukan metode pelaksanaan agar tidak
ada item pekerjaan yang terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih. Dalam uraian
teknis pekerjaan yang terasaji maka Konsultan sanggup melaksanakannya sesuai apa yang
disyaratkan dalam KAK apabila diberikan kepercayaan untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan ini. Pemahaman tersebut oleh Konsultan selanjutnya dituangkan dalam jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil, serta daftar peralatan dan jadwal penggunaan
peralatan yang dipakai.
Dalam memenuhi tuntutan Kerangka Acuan Kerja , Ruang lingkup pekerjaan ini ditinjau
dari beberapa aspek analisis yang secara umum yaitu analisis.Dalam mendukung proses analisis
adapun inovasi yang ditawarkan oleh konsultan dalam memperoleh raw material sebagai input
dalam analisis yaitu Penerapan sistem DIGITAL CONSTRUCTION INFORMATION.
Di era dunia digital sekarang peran dari teknologi digital memudahkan hampir semua aspek
kehidupan masyarakat, termasuk di dunia konstruksi. Perkembangan pemodelan gambar rencana
dari gambar manual berubah ke gambar digital setelah di kembangkan teknologi CAD (
Computer Aid Drawing ) yang berbasis IT ( Information Teknilogi ). Berdasarkan hal tersebut
kami menawaran Inovasi berupa pemanfaatan Internet sebagai sarana pelaporan kegiatan
konstruksisecara digital melalui aplikasi yang kami gunakan.
3-2
Didalam pelaksanaan kegiatan ini ada 3 ( tiga ) bentuk penerapan teknologi informasi yang akan
kami gunakan yaitu :
1. SIMPRO ( SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK )
SIMPro adalah salah satu bentuk pemanfaatan internet untuk melakuan manajemen
dokumen kegiatan konstruksi baik Pengawasan/Menajemen Konstruksi maupun
Pelaksanaan Konstruksi. Tujuan pemanfaatan teknologi ini adalah untuk mempermudah
proses pelaporan baik harian,mingguan bulanan secara real time. Selain itu tata kelola
dokumen baik berupa Request Pekerjaan, Request For Information (RFI),foto dokumentasi
maupun dokumen lainya. Dengan penerapan aplikasi digital ini sangat memudahkan owner
kegiatan untuk melakukan pemantauan dari manapun baik dikantor maupun diaplikasi
seluler. Berikut ini kami jelaskan secara garis besar pemanfaatan SIMPro ini :
Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tampilan yang informatif yang menampilkan resume
data kegiatan yang diperlukan oleh masing-masing stake holder yang berkepentingan didalam
pelaksanaan kegiatan konstruksi. Pada tampilan dashboard stake holder dapat mengakses file
sesuai dengan kebutuhan sehingga memudahkan dalam manajemen arsip pelaporan.
3-3
Gambar 3.2 Bentuk Tampilan Dasboard Di PC dan Ponsel
Gambar 3.2 menunjukan bahwa sistem ini dapat di akses melalului Desktop PC maupun ponsel
dimana akses seluruh infomasi dan status proyek dalam 1 plafform. Didalam platform ini sistem
penyimpanan laporan dan infomasi proyek di “cloud” yang dapat dicostumize sesuai dengan
keperluan.Selain itu bentuk penyimpanan data diclaud sangat aman dari resiko data rusak,atau
kehilangan file akibat kerusakan PC maupun telefon celuller.
SIMPro ini dapat digunakan masing - masing stakeholder yang terlibat didalam pelaksanaan
konstruksi sehingga dapat mengetahui progress kemajuan pekerjaan yang dilengkapi foto –
foto maupun laporan – laporan penunjang lainya.
ALUR APLIKASI
3-4
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem ini merupakan wadah / platform bagi
stakeholder yang terlibat untuk saling melakukan control sesuai tugas masing – masing,
dimana semua data atau dokumen saling berkaitan,sehingga pengambilan keputusan bisa
dilakukan dengan cepat berdasarkan data / input yang sudah dilakukan pada sistem SIMPro
ini.
Berikut ini contoh tampilan pendukung didalam SIMPro ini :
3-5
Gambar 3.7 Contoh Tampilan Galeri Foto Kegiatan
3-6
3-7
Gambar 3.9 Sertifkat Penguna dan Penerapan BIM 5D
3-8
3.1 Tahapan Penerapan BIM 4D – 5D
Adapun keunggulan dari sistem Building Informasi Model ( BIM ) ini antara lain :
1. PENINGKATAN EFISIEN WAKTU DAN AKURASI DALAM PERHITUNGAN
Pengunaan BIM didalam proses pengawasan / supervisi kegiatan konstruksi dapat
dilakukan pada tahap awal yaitu penyusunan Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule
). Pada masa-masa sebelumnya format jadwal pelaksanaan dibuat mengunakan formula
dan diagram pada fungsi software Microsoft Excel yang hanya menampilkan jenis
pekerjaan,volume,bobot pekerjaan,jangka waktu pelaksanaan serta kurva S sesuai
pembagian bobot, kemudian berkembang dengan pengunaan software Microsoft
Project,Astra yang berbasis pada konsep Network Planing yang memiliki kelebihan dapat
menampilakan jalur kritis ( Crtical Path ),Gant Chartdan Menajemen pengelolaan biaya
pelaksanaan.
Efisiensi pada tahap implantasi BIM 4 Dadalah dapat menampilkan fungsi-fungsi yang
disebutkan diatas dilengkapi dengan pengambaran 3D modeling animasi otomatis yang
menunjukan setiap tahapan-tahapan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
sudahdibuat.Dengan BIM 4 D dengan mudah dapat mengetahui secara visual komponen-
komponen apa yang mengalami tumpang tindih didalam proses pelaksanaan konstruksi.
Hal ini yang sulit dilakukan pada masa sebelumnya mengingat jadwal pelaksaan
konstruksi hanya disajikan didalam bentuk print out kerja kerja. Pemanfaatan BIM 4D ini
sangat efisien untuk mengurangi kesalahan tahapan pelaksanaan pekerjaan, kesalahan
tahapan PO ( Purchase Orde ),kesalahan jadwal pengiriman yang tentu saja akan
mengakibatkan kerugian baik biaya maupun waktu.
Akurasi dalam perhitungan merupakan bagian penting didalam tahapan pelaksanaan
konstruksi, disinilah peran konsultan supervisi untuk melakukan evaluasi menyeluruh
3-9
dokumen gambar desain,gambar FORCON, Bill Of Quantity dan spesifikasi teknis guna
mendapatkan gambaran utuh bangunan yang akan dikerjaan.
Pemanfaatan BIM 5D yang berbasis Take off Quantity ( perhitungan volume)
mengambil peran penting. Pada masa sebelumnya perhitungan quantity dilakukan melalui
gambar kerja maupun CAD 2D, tetapi dalam pemanfaatan BIM 5D ini gambar 2 dimensi
dapat di ubah ke dalam bentuk modeling 3D yang secara otomatis dapat menghasilkan
output volume pekerjaan secara langsung baik dari segi element struktur seperti volume
beton,besi,bar schedule,framework serta volume pekerjaan arsitektur dan mekenikal
elektrikal.
Pemanfaatan BIM 5D ini dapat digunakan konsultan supervisi untuk perhitungan
Volume Pekerjaan Awal ( MC 0% ) sesuai dengan gambar rencana yang ditenderkan.
Dengan makin akurasi dan capatnya didalam perhitungan volume awal ( MC 0% ) akan
memudahkan pihak konsultan supervisi memberikan laporan PPK ( Pejabat Pembuat
Komitmen ) sehingga PPK dapat cepat mengambil keputusan.
Pada tataran / tahapan pelaksanaan konstruksi data awal yang telah di generate dengan
BIM 5D memudahkan untuk melakukan pengkontrolan dilapangan baik jika ada
perubahan penambahan maupun pengurangan pekerjaan dapat langsung ditentukan.
Dasar pembayaran yang dilakukan pemberi tugas (PPK) kepada penyedia ( kontraktor )
adalah volume yang telah dikerjakan dilapangan setelah mendapatakan persetujuan dari
konsultan pengawas.Dimana metode pada umumnya pengukuran dengan meteran untuk
menentukan panjang atupun jumlah dan pembuatan rumus-rumus fungsi Excel yang bisa
diaplikasikan untuk perhitungan volume pekerjaan. Memerlukan waktu yang cukup lama.
Dengan teknologi BIM 5D ini waktu yang lama bisa dipangkas, hal ini bisa dilakukan
karena pengguna BIM 5Dhanya perlu mengkonversi gambar 2D yang berupa Asbuilt
Drawing ataupun file BIM 5D yang sebelumnya sudah dibuat sebagai final drawaing ke
dalam sistem BIM 5D ini sehingga didapatkan perhitungan final quantity secara
akurasi,cepat untuk masing-masing item / komponen yang ada dibangunan.
Gambaran alur pemanfaatn BIM 5D dapat dilihat di gambar berikut :
3-10
3.1 Perbandingan Alur Kerja Perhitungan Volume
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa langkah-langkah pada perhitungan
di konvesional dan semi konvensional yang di pangka sehingga hal tersebut dapat
mempercepat proses perhitungan volume dan pelaporan progress setelah perhitungan MC
0 % selesai.
3-11
2. Akurasi Perhitungan Volume
Hasil perhitungan volume dari sistem BIM ini lebih akurat dibandingkan dengan
perhitungan konvensional yang pada umumnya dibuat manual dengan program Excel.
Dan ini bisa memberikan effisiensi biaya untuk pembayaran progress pemberi tugas (
owner ) kepada kontraktor pelaksana.
Pada gambar C.3 dan C.4 bisa dilihat bahwa sistem BIM ini dapat menghitung secara
detail penulangan besi,baik dari betuk,jumlah,penempatan,potongan,sambungan besi
3-12
disamping total besi yang nanti akan digunakan digunakan didalam proses konstruksi
tersebut.
Secara garis besar proses atau alur kerja pemanfaatan BIM 5D Cubicost sebagai berikut :
3-13
3.7 Work Flow Metode Kerja BIM Dengan Aplikasi TAS
2. Laser 3D
Pengunaan Laser 3D dalam kegiatan konstruksi sangat membantu didalam pekerjaan
yang terkait pekerjaan finishing seperti pekerjaan tembok, plesteran acian, pekerjaan
keramik, plafond serta penempatan posisi jendela. Dengan mengunakan alat ini
3-14
meminalkan pengunaan alat leveling manual sepert pipa selang yang pada umum nya
digunakan.
4. Bar Scaner
Bar scanner ini berfungsi untuk mengetahui diameter besi,jarak besi yang sudah tertanam
didalam beton. Alat ini sangat membantu dalam pengecekan hasil kerja kontraktor serta
memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
3-15
3.9. Alat Bar Scaner
3-16
3.11. Alat Ukur Listrik Tegangan Rendah AC manual
Pengunaan alat-alat tersebut merupakan salah satu inovasi yang kami tawarkan guna
memperlancar kegiatan serta memastikan hasil pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disyaratkan.
3-17
Bab4
USULAN &GAGASAN
Usulan dan gagasan yang dapat diberikan terkait metode pendekatan yang digunakan
dalam pekerjaan ini meliputi :
1. Pendekatan Dasar
Pendekatan dasar yang digunakan dalam Pengawasan Pembangunan. adalah sebagai berikut :
a. Azas keterpaduan (Integrated)
Kegiatan supervisi harus memiliki keterkaitan dengan strategi yang telah ditetapkan baik
pada tingkat Dinas terkait,Pejabat Pembuat Komitmen,Kontraktor Pelaksana,Konsultan
Pengawas yang masing-masing tertuang di dalam kontrak kerja. Tugas konsultan adalah
meinpresentasikan dokuman standard teknis yang telah dimuat didalam kontrak untuk
di terapkan dilapangan, selain itu tugas konsultan adalah perpanjangan tangan dari
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) yang berfungsi sebagai pengawas untuk memastikan
kesesuaian penerapan desain ke pelaksanaan lapangan.
b. Azas Keberlanjutan
Sebagai bentuk azas keberlanjutan, tugas konsultan tidak terbatas pada saat
pelaksanaan sesuai kontrak yang berdurasi 120 ( Seratus dua puluh) hari kalender atau
sampai serah terima I pekerjaan. Masa pemeliharaan merupakan salah satu bagian dari
asas keberlanjutan. Konsultan pengawas mempunyai kewajiban untuk melakukan
inspeksi berkala sesuai dengan kebutuhan, dan harus siap melakukan pendampingan
atau membuat kajian teknis yang terkait dengan masa pemeliharaan jika dibutuhkan.
2. Pendekatan Lingkungan
Selain itu harus ada strategi komunikasi terhadap pihak-pihak yang berada diluar kontrak
kerja namun memiliki peran dan keterlibatan secara tidak langsung di kegiatan ini seperti
misalnya pihak lingkungan banjar,desa maupun kecamatan memiliki peran tersebut. Disini
fungsi konsultan pengawas memberikan masukan atau mendampingi pemberi tugas untuk
melaksanakan sosialisasi tentang metode kerja yang akan diterapkan,sosialiasi ini dilakukan
sebelum dilaksankan pekerjaan tersebut. Sosialisasi meliputi pemanfaatan jalan banjar,desa
untuk lalu lalang kegiatan konstruksi dan bagaimana pemeliharaan dan perbaikan selama
fasilitas tersebut digunakan untuk proses kontruksi di samping penjagaan keamanan area
4-1
pekerjaan konstruksi mengingat akan banyak tenaga kerja yang akan tinggal sementara yang
berasal dari luar banjar atau desa disekitar lokasi kegiatan, dan sosilasi tidak sebatas hal-hal
tersebut sehingg komunikasi harus intens dilakukan antar pihak untuk mempelancar proses
pelaksanaan kegiatan konstruksi.
3. Pendekatan Teknologi
Teknologi informasi dan komunikasi dengan format digital kerap digunakan di lini industri
konstruksi di seluruh dunia. Bahkan teknologi digital pun memberikan dampak yang besar dalam
melakukan percepatan pembangunan infrastruktur sehingga menjadi lebih efisien dan produktif
salah satunya dengan Building Information Modelling (BIM). BIM merupakan seperangkat
teknologi, proses kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara terintegrasi dalam sebuah
model digital, yang kemudian diterjemahkan sebagai gambar 3 tiga dimensi. Teknologi tersebut
juga merupakan proses dalam menghasilkan dan mengelola data suatu konstruksi selama siklus
hidupnya. BIM menggunakan software 3D, real-time, dan pemodelan dinamis untuk meningkatkan
produktivitas dalam desain dan konstruksi bangunan. Perangkat lunak komprehensif ini
membantu spesialis bangunan dan konstruksi untuk mendesain, simulasi, visualisasi dan
membangun bangunan yang lebih baik. Selain itu, dari sisi pembinaan usaha, pengggunaan BIM
akan meningkatkan kinerja organisasi pengguna jasa konstruksi dan penyedia konstruksi. Manfaat
lain dari sistem teknologi BIM ini yakni, mampu mengurangi kesalahan dan kelalaian, mengurangi
proses pengerjaan berulang, dan mampu mengurangi durasi proyek dan meningkatkan
keuntungan bagi yang berada di industri Konstruksi. Kesimpulannya BIM merupakan sebuah
pendekatan untuk desain bangunan, konstruksi, dan manajemen. Ruang lingkup BIM ini
mendukung dari desain proyek, jadwal, dan informasi- informasi lainnya secara terkordinasi
dengan baik. Diharapkan dengan implementasi teknologi ini akan mendukung program percepatan
pembangunan Infrastruktur yang sedang gencar dilakukan Pemerintah. Tidak hanya itu, dengan
penggunaan teknologi ini juga diharapkan mendukung peningkatan daya saing Infrastruktur yang
saat ini telah berada di urutan ke 52 dunia. Kementerian PUPR sebagai pembina jasa konstruksi
akan menerapkan teknologi BIM dan akan membuat tahapantahapan kebijakan impelementasi
konstruksi digital di Indonesia, sehingga pelaku konstruksi nasional secara bertahap dan cepat
akan siap berdaptasi dalam menerapkan teknologi BIM.
Industri konstruksi merupakan salah satu industri terbesar di dunia, dimana dengan semakin
meningkatnya populasi penduduk, maka akan semakin meningkat pula permintaan di bidang
konstruksi. Hal ini tentunya terkait dengan berbagai permasalahan dan tantangan khususnya di
bidang kinerja dan produktivitas, keuntungan perusahaan, maupun keberlanjutan lingkungan.
Selama ini, permasalahan yang sering terjadi di dalam industri konstruksi tradisional adalah
sebagai berikut:
• Konflik dan kesalahpahaman antar pihak terkait karena alur informasi yang kurang
jelas dan tidak tercatat dengan baik;
• Engineer kurang detail dalam menjelaskan dan mendeskripsikan masalah yang terjadi
di lapangan melalui gambar 2D (gambar kerja); • Terjadinya pengerjaan ulang dan
4-2
keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan karena masalah pelaksanaan baru
diketahui setelah proyek berjalan;
• Biaya yang membengkak dan mutu pekerjaan kurang baik akibat re-work dan
keterlambatan waktu pengerjaan;
• Ketidak akuratan dalam perhitungan material maupun pekerjaan;
• Penggunaan software konvensional yang beragam untuk satu proyek (AutoCad untuk
desain gambar, SAP untuk analisa struktur, Ms. Excel untuk perhitungan volume dan
biaya, dan Ms. Project untuk penjadwalan);
4-3
Didalam pengembangan pendekatan usulan – usualan diatas konsultan akan mencoba
memberikan pemaparan mengenai gagasan – gagaan yang akan coba diterapakan oleh konsultan
didalam pelaksanaan pekerjaan ini. Gagasan – gagasan tersebut antara lain :
1. Pemanfaatan teknologi BIM didalam masa pelaksanaan konstruksi
Proses dimulai dengan menciptakan 3D model digital dan didalamnya berisi semua
informasi bangunan tersebut, yang berfungsi sebagai sarana untuk membuat
perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan, serta pemeliharaan bangunan
tersebut beserta infrastrukturnya bagi semua pihak yang terkait didalam proyek.
Dalam BIM, para stakeholder (owner, arsitek, kontraktor, engineer) saling
bekerjasama, secara efisien bertukar informasi (baik data maupun geometri),
berkolaborasi dalam mengefisienkan proses pembangunan/konstruksi sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan mempercepat proses konstruksi, menghasilkan
pengoperasian bangunan yang lebih mudah, meminimalisir produksi limbah sekaligus
mengeluarkan biaya yang lebih murah.
Proses manajemen lebih accesible dan actionable karena bermuara pada 1 model informasi
sehingga dapat meminimalisir konflik informasi diantara berbagai pihak.
Dengan demikian, kunci BIM tidak hanya ditekankan pada model 3 dimensi akan
tetapi bagaimana suatu informasi dikembangkan, dikelola, dibagi, melalui kolaborasi yang
lebih baik. Lebih lanjut, prinsip-prinsip pendekatan BIM adalah sebagai berikut:
• Produk BIM diciptakan dan beroperasi pada database digital melalui kolaborasi.
Dalam pemodelan ini, informasi mengenai suatu proyek konstruksi disimpan dalam
database (bukan dalam drawing file atau spreadsheet). Informasi dalam database
(gambar kerja, penjadwalan, estimasi biaya, dll) dapat diedit dan ditinjau ulang
melalui format presentasi yang familiar bagi masing-masing pengguna (arsitek, ahli
struktur, estimator, pekerja bangunan) namun tetap dapat dilihat ke dalam model
informasi yang sama.
• Dalam BIM, setiap perubahan direfleksikan pada semua presentasi/visualisasi.
Informasi ini dapat didistribusikan pada masing-masing anggota tim melalui sebuah
jaringan atau sharing file. Masing-masing dapat bekerja secara independen serta
dapat menyebarluaskan hasil mereka pada anggota tim lain dan berinteraksi satu
sama lain untuk penyempurnaan pekerjaan
• Mengelola berbagai perubahan dalam database mulai dari tahap desain, konstruksi,
dan operasional sehingga setiap penggantian komponen dalam database akan
mengubah komponen lainnya. Sebagai contoh, untuk memenuhi spesifikasi
proyek, perubahan desain berupa pemilihan dan penggantian material tertentu
akan berpengaruh terhadap estimasi biaya, pelelangan, dan onstruksi. Informasi
baru ini akan tercatat ke dalam "history" dan dapat dievaluasi oleh anggota tim
sehingga mendukung terjadinya proses kolaborasi.
• Menyimpan berbagai data dan informasi untuk dapat dipergunakan kembali.
Pembentukan data dimulai sejak arsitek menuangkan sketsa pada survey awal,
terus berkembang ke dalam rencana bangunan dengan informasi yang melekat
4-4
berupa ketinggian lantai, potongan, dan jadwal. Estimator kemudian dapat
menggunakan informasi yang ada untuk memperkirakan biaya, sementara project
manager konstruksi dapat memperkirakan penjadwalan dan fase
konstruksi.Penggunaan kembali informasi bangunan dapat menjadi masukan bagi
analisis energi, analisis struktur, pelaporan biaya, manajemen fasilitas dan lainnya
Keuntungan penerapan BIM adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan produktivitas karena adanya koordinasi dan kolaborasi informasi
yang terintegrasi satu sama lainnya (collaboration management);
• Mendeteksi mitigasi/mengurangi risiko dalam proses perencanaan,
ketidakpastian,meningkatkan keselamatan, menganalisis dampak potensial;
• Mengoptimalisasi resources (biaya, waktu dan SDM);
• Memproduksi gambar teknis lebih cepat dan akurat; serta
• Meminimalisir terjadinya variation order (VO)
Satelite
Internet
CCTV Wifi
Lokasi Proyek
Ruang Monitor Pemberi
Tugas / PPK/KPA
4-5
3. Pemanfaatan Sistem Informasi Manejemen Proyek yang telah kami jelasakan teknis
pengunaannya pada Bab Inovasi sebelumnya. Gagasan kedua ini bisa dikombinasikan dengan
Gagasan Pertama mengingat gagasan-gagasan tersebut berbasi IT dan internet tentu saja
sangat relevan digunakan dan diterapkan didalam moderenisasi pelaksanaan konstruksi.
SIMPro adalah salah satu bentuk pemanfaatan internet untuk melakuan manajemen dokumen
kegiatan konstruksi baik Pengawasan/Menajemen Konstruksi maupun Pelaksanaan Konstruksi.
Tujuan pemanfaatan teknologi ini adalah untuk mempermudah proses pelaporan baik
harian,mingguan bulanan secara real time. Selain itu tata kelola dokumen baik berupa Request
Pekerjaan, Request For Information (RFI),foto dokumentasi maupun dokumen lainya. Dengan
penerapan aplikasi digital ini sangat memudahkan owner kegiatan untuk melakukan
pemantauan dari manapun baik dikantor maupun diaplikasi seluler. Berikut ini kami jelaskan
secara garis besar pemanfaatan SIMPro ini :
Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tampilan yang informatif yang menampilkan resume data
kegiatan yang diperlukan oleh masing-masing stake holder yang berkepentingan didalam
pelaksanaan kegiatan konstruksi. Pada tampilan dashboard stake holder dapat mengakses file
sesuai dengan kebutuhan sehingga memudahkan dalam manajemen arsip pelaporan.
4-6
Gambar 3.2 Bentuk Tampilan Dasboard Di PC dan Ponsel
Gambar 3.2 menunjukan bahwa sistem ini dapat di akses melalului Desktop PC maupun ponsel
dimana akses seluruh infomasi dan status proyek dalam 1 plafform. Didalam platform ini sistem
penyimpanan laporan dan infomasi proyek di “cloud” yang dapat dicostumize sesuai dengan
keperluan.Selain itu bentuk penyimpanan data diclaud sangat aman dari resiko data rusak,atau
kehilangan file akibat kerusakan PC maupun telefon celuller.
SIMPro ini dapat digunakan masing - masing stakeholder yang terlibat didalam pelaksanaan
konstruksi sehingga dapat mengetahui progress kemajuan pekerjaan yang dilengkapi foto –
foto maupun laporan – laporan penunjang lainya.
4-7
ALUR APLIKASI
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem ini merupakan wadah / platform bagi
stakeholder yang terlibat untuk saling melakukan control sesuai tugas masing – masing, dimana
semua data atau dokumen saling berkaitan,sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan
dengan cepat berdasarkan data / input yang sudah dilakukan pada sistem SIMPro ini.
Berikut ini contoh tampilan pendukung didalam SIMPro ini :
4-8
Gambar 3.6 Contoh Tampilan Dasboard Progress Kurva S
4. Pemanfaatan teknologi drone juga biasa dimanfaat untuk membuat mozaik atau 3D virtual saat
bangunan selesai 100 % nantinya. Hal ini bertujuan sebagai penyempurnaan pendataan secara
visual sebagai backup data nantinya.
4-9
Dapat digunakan untuk
pemantaun dengan cakupan
lebih luas serta data visual
yang lebih lengkap dari
berbagi sudut.
Drone / UAV
4-10
5-1
FASILITAS BAB.5
PENDUKUNG
Fasilitas pendukung merupakan inventarisasi fasilitas yang dimiliki oleh konsultan sebagai
bentuk kesiapan dalam Pekerjaan ini . Konsultan Adapun fasilitas pendukung tersebut dapat
dilihat dalam table L.1 dan berikut :
Tabel L.1
FASILITAS PENDUKUNG KANTOR
Kapasit Merek,
Nama Jumlah TahunPem
No as/ TipedanNomor Kondisi Lokasi Pemilikan
Peralatan /Luas buatan
Output Seri/Mesin/Alat
1 2 3 4 5 6 7 8 10
MilikSendi
5 bh Core i5 LG 2015 Baik Denpasar
ri
1 Komputer
Denpasar MilikSendi
1 bh Core i5 Samsung 2016 Baik
ri
Denpasar MilikSendi
4 bh A4 Epson 2015 Baik
ri
2 Printer
Denpasar MilikSendi
2 bh A3 Epson 2015 Baik
ri
10 Denpasar MilikSendi
3 MejaKerja 10 bh Olympic 2015 Baik
orang ri
15 Denpasar MilikSendi
4 Kursi 15 bh 2015 Baik
orang ri
500 Denpasar MilikSendi
5 LemariArsip 4 bh 2015 Baik
buku ri
Denpasar MilikSendi
6 AC 3 bh 1 PK LG 2016 Baik
ri
Denpasar MilikSendi
7 Scanner 5 bh A4 Epson 2016 Baik
ri
12 Denpasar MilikSendi
8 Mobil 2 bh Toyota 2011 Baik
orang ri
5-2
Kapasit Merek,
Nama Jumlah TahunPem
No as/ TipedanNomor Kondisi Lokasi Pemilikan
Peralatan /Luas buatan
Output Seri/Mesin/Alat
Sepeda 10 Denpasar MilikSendi
9 5 bh Honda 2015 Baik
Motor orang ri
10 Denpasar MilikSendi
10 MejaRapat 1 bh Olympic 2015 Baik
orang ri
230 Denpasar MilikSendi
11 UPS 5 bh Prolink 2015 Baik
watt-a ri
8 GB- Denpasar
MilikSendi
12 GPS 2 bh memor Garmin 2015 Baik
ri
y
LCD Denpasar MilikSendi
13 1 bh BenQ 2015 Baik
Proyektor ri
5-3
Merek,
Kapasit TipedanNom
Nama Jumlah/ TahunPemb
No as/ or Kondisi Lokasi Pemilikan
Peralatan Luas uatan
Output Seri/Mesin/
Alat
5-4
Gambar 5.2 Total Station ( Theodolite Digital ) dan Prisma Pantul,Tripod
5-5
Gambar 5.4 Alat ukur besaran listrik tegangan rencah AC
Gambar 5.5 Alat ukur besaran listrik tegangan rencah AC/DC digital
5-6
Gambar 5.6 Alat Hammer Test
5-7
Gambar 5.8 Meteran Dorong dan Meteran Roll 50 m
5-8
GAMBARAN
UMUM BAB.6
LOKASI KEGIATAN
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum
dalam kontrak pemborongan.
1). Rentang kendali pre-audit
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “ pre-audit”
adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
- Pengumpulan dan analisa terhadap data;
- Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi
lapangan
- Pemeriksaan terhadap kesiapan Penyedia Jasa Pemborongan, yang meliputi
material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan
menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :
- Jenis pekerjaan;
- Kuantitas pekerjaan;
- Kualitas yang dipersyaratkan;
- Schedule pelaksanaan;
- Schedule pembayaran.
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke
lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi
yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan
kepada Pengguna Jasa.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan diteliti lebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan.
Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan
terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai
tepat pada waktunya.
7.2.1 Umum
Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan
Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaanakan didukung oleh fasilitas
penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin.
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan secara umum diuraikan sebagai
berikut:
D. Membuat berita acara dan pelaporan atas seluruh kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan yang dilakukan
11
12
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.7, maka konsultan akan merinci
pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan mempunyai
ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
13
1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja sebagai Pengguna Jasa.
2. Kantor berikut perlengakapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.
3. Peralatan/alat-alat ukur dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium yang
lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang
menyiapkan lebih lengkap Kontraktor.
4. Peta, data dan peralatan penunjang.
5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.
6. Mobilisasi tim supervisi dan penyusunan rencana kerja.
7. Melakukan koordinasi dengan komponen terkait (pengguna jasa dan pelaksana
konstruksi) Keluaran :
▪ Tersusunnya rencana kerja ( jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan, rencana
mutu kontrak dan metode pelaksanaan pengawasan)
▪ Terlaksana koordinasi kerja
Keluaran :
▪ Teridentifikasinya kondisi awal lokasi kegiatan
▪ Adanya dukungan dari masyarakat selama baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan pasca konstruksi.
▪ Sebagai bahan dalam penyusunan program kerjadan metode pelaksanaan
Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah
tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak karena
15
merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana pekerjaan meliputi
Pejabat Pembuat Komitmen, Direksi Teknis, Perencanaan Kontraktor dan konsultan.
Dengan demikian semua pihak akan memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan
apresiasi terhadap dokumen kontrak.
1) Materi
Organisasi Kerja.
Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana quality
control bahan yang akan digunakan.
Pekerjaan tambah/kurang
Sub letting.
16
Asuransi.
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama
(major items).
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan akan
mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail pelaksanaan
sehingga semua pihak bias mendukung kelancaran pekerjaan.
Gambar proses skema pelaksanaan Rapat Pre Contract Meeting ( PCM ) dapat dilihat pada
gambar 5.3.
Gambar 5.3
17
MASA PELAKSANAAN
1.Mobilisasi Kontraktor
Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta menentukan
titik- titik lokasi survai dilapangan sesuai dengan data tersebut.
Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup
asuransi dan Kontraktor.
Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam
proyek.
Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan oleh
kontraktor.
2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan proses.
Untuk lingkup kegiatan ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review desain
dengan lingkup sebagai berikut :
Melakukan pembuatan/perbaikan desain terhadap penambahan ataupun perubahan
konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak
pelaksanaan konstruksi.
Melakukan evaluasi dan review terhadap jaringan yang sudah ada.
18
Kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan review desain ini adalah sebagai
berikut :
Pelaksanaan pembuatan peta situasi skala 1:1.000, peta situasi bangunan utama dan
penunjang skala 1 : 500.
Pengukuran t i t ik - t i t i k a s ba n gu n a n s e s u a i de n ga n ga m b a r r e n ca n a .
Memasang patok BM dan CP.
Metode Pelaksanaan :
1) Persiapan, meliputi
a) Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
b) Pengumpulan data awal berupa: data sekunder, buku-buku referensi,
peraturan/ketentuan/standard teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
c) Pembuatan dan penyusunan program kerja, jadwal penugasan dan
persiapan/penyusunan instrumen pengukuran.
2) Survey meliputi
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan identifikasi dan
inventory data untuk rencana pengembangan meliputi kegiatan pengukuran dan
pemetaan untuk bangunan utama dan bangunan penunjang lainnya.
1) Kegiatan Pengukuran
A.Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol Point (CP) dan patok
kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai berikut:
Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan ukuran 20 cm
x20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan baud yang diberi tanda silang
pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada bagian
samping menggunakan tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga bagian
yang muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm.
Pemasangan BenchMark ini diikuti dengan pemasangan Kontrol Point (CP) sebagai
arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut. BM dan CP dipasang pada
tempat yang stabil, aman dan mudah dalam pencariannya.
19
c.Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran poligon, situasi,
cross section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu
dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang
paku payung sebagai penanda centering titik tempat berdiri alat atau titik berdiri
rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok, perlu
juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok kayu tersebut
dengan nama, huruf atau nomer.
a. Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop ,dengan menggunakan
alat waterpass .
b. Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50
meter.
c. Baut-baut tripod (statip) tidak bolehl onggar, sambungan rambu harus lurus betul
serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus
menggunakan nivo rambu.
d. Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
e. Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal
2750.
f. Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang
tengah dan benang bawah.
g. Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM eksisiting
dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
h. Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama
dengan jarak belakang.
i. Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j. Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7mm D, dimana D
adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan dilapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga
benar.
20
E. Pengukuran Sipat Datar Memanjang
Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi (Elevasi) titik-titik patok dari
permukaan tanah yang dilewati polygon utama dan berguna untuk penggambaran
garis kontur. hasil dari pengukuran ini adalah berupa data Elevasi dari titik-titik
(patok) atau Ketinggian dari permukaan tanah.
Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pengukuran sipat
datar profil memanjang sama dengan kaidah dalam pengukuran sipat datar
melintang. Ala tukur yang akan digunakan dalam pekerjaaan ini adalah alat ukur
waterpass. Detail yang diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang telah
dipasang sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah pada patok tersebut.
2) Evaluasi Hasil Analisa
Dalam tahapan ini konsultan akan melaksanakan analisa kembali (review) terhadap hasil
pengukuran site plan yang ada berdasarkan hasil evaluasi terhadap perubahan yang ada
dengan mengunakan penerapan teknologi BIM 5D berbasis Takeoff Quantity.Kegiatanyang
dilakukan dalam tahapan inimeliputi:
21
7.6 Alur Tahapan Pengunaan BIM 5D Take Off Quantity
MASA KONSTRUKSI
Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah lain
yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara
garis besar akan meliputi :
Pelaporan.
PENGENDALIAN PELAKSANA
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi “Preaudit”,
“Monitoring”, dan “Post-audit”.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak
pemborongan.
a.Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :
-Jenis Pekerjaan.
-Kuantitas Pekerjaan.
-Schedule pelaksanaan
-Schedule pembayaran.
b. Review Design
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi lapangan,
Konsultan tim akan membuat alternative lain yang sesuai untuk diajukan kepada
Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang
akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan
tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan
akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan
peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada waktunya.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan
tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume
pekerjaan.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya
sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal
tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala Pembuat
Komitmen / Pemberi Tugas.
24
mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre Construction Meeting
(PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil
pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan
fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar
jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu,
mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk maksud diatas
adalah :
EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawa sterus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan/penyempurnaan/penyesuaian rencana yang perlu
dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-
baiknya.
26
KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervise mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu
persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu control yang sistematik.Pengawas lapangan perlu
menerapkan sistem control yang baik dilapangan.
Meninjau secara periodic hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan
yaitu :
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar,maka langkah-langkah yang
diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
27
PENGENDALIAN WAKTU
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti
yang dikehendaki.
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
2. Cara Mengontrol
28
Untuk
29
monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system informasi pengendalian
proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer. Monitoring dan
pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
Progress Performance.
Schedule Control.
Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak saktual, perhitungan
pembayaran progress pekerjaan.
Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project
data entry) yang akan menjadi acuan (base line) dalam monitoring dan pengendalian
30
PELAPORAN
PERIODIK
RINGKASAN
MONITORINGSKEDUL, PROGRES
PROGRESDANBIAYA PEKERJAAN
KONSTRUKSI
PELAPORAN
PELAKSANAA
N PEKERJAAN PELAPORAN
ANALISAKOMPUTER SKEDUL PERIODIK
PROGRES MANAJEMEN
PROYEK
PEMBIAYAAN
PELAPORAN
ANALISAKOMPUTER PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAAN
31
Informasi yang diperoleh dari pelaporan tersebut dapat dianalisa dan dijadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat dengan
format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas
dan optimalisasi sinergi kerja ,sehingga Satuan Kerja / Pejabat Pembuat Komitmen
setempat dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan
yang lebih baik.Manfaat utama lainnya dari sistem ini antara lain adalah :
Tahapan Initialisasi
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,
administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan proyek.
Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan
proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum, mengawasi
aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan pengawasan
terhadapresource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi jumlah resource
(tenaga, bahan dan alat) apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek
pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang
tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis yaitu
aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak
boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari
suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilanbarchart,
yaitu sebagai berikut :
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satua cuan
bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggungjawabnya.
Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau
merubah metode pelaksanaannya.
33
Tahap Pelaporan
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,tenaga dan
biaya.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian,sehingga setiap
hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak,bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk
schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu biladilaksan akan dengan
sebagaimanamestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa
diselesaikan “on schedule”.
34
2. Peralatan
Untuk mengerjakan pekerjaan ini, diperlukan peralatan dengan kombinasi/beberapa
jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Sedemikian hingga volume pekerjaan
yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja
Demukian juga untuk tenaga kerja,untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja
yang mencukupi,sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesua
idengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/overtime.
4. Jumlah Jam Kerja
Untukpenyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil daripada bila per
hari jam kerjanya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga
volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak
bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara
optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”
yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis
(Critical Path Method/CPM).
Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari Pelaksana Kegiatan
dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan menyusun kembali
time schedule tersebut bila memang diperlukan.
35
menggambarkan waktu.
Didalam proses pelaporan ini, seperti yang kami jelaskan dibab sebelumnya bahwa
kami akan menggunakan SIMPro sebagai sarana kami untuk mempresentasikan
laporan progres yang terjadi secara digital kepada user / pemberi tugas sehingga
mereka dapat memonitor langsung progres pelaksanaan konstruksi melalui aplikasi
yang kami sediakan. Proses dan alur pelaporan dengan sistem SIMPro sebagai
berikut :
Pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tampilan yang infomatif yang menampilkan resume
data kegiatan yang diperlukan oleh masing – masing stake holder yang berkepentingan
didalam pelaksanaan kegiatan konstruksi. Pada tampilan dashboard stake holder dapat
mengakses file sesuai dengan kebutuhan sehingga memudahkan dalam manajemen arsip
pelaporan.
36
Gambar 3.2 Bentuk Tampilan Dasboard Di PC dan Ponsel
Gambar 3.2 menunjukan bahwa sistem ini dapat di akses melalului Desktop PC maupun ponsel
dimana akses seluruh infomasi dan status proyek dalam 1 plafform. Didalam platform ini sistem
penyimpanan laporan dan infomasi proyek di “cloud” yang dapat dicostumize sesuai dengan
keperluan. Selain itu bentuk penyimpanan data diclaud sangat aman dari resiko data rusak,atau
kehilangan file akibat kerusakan PC maupun phonecell.
37
SIM Pro ini dapat digunakan masing - masing stake holder yang terlibat didalam
pelaksanaan konstruksi sehingga dapat mengetahui progress kemajuan pekerjaan yang
dilengkapi foto – foto maupun laporan – laporan penunjang lainya.
ALUR APLIKASI
38
Gambar 3.5 Contoh Tampilan Dasboard Resume Proyek
39
PENGENDALIAN PENGAWASAN DAN DOKUMENTASI
Pemanfaatan teknologi drone juga biasa dimanfaat untuk membuat mozaik atau 3D virtual saat
bangunan selesai 100 % nantinya. Hal ini bertujuan sebagai penyempurnaan pendataan secara visual
sebagai backup data nantinya.
Drone / UAV
40
PENGENDALIAN MUTU
2. Penyimpanan Bahan/Material
- Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
- Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikianrupa yang mudah
dapat diperiksa oleh Konsultan.
- Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
- Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
41
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan da ndiberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
- Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar
air.Tinggi maksimum tumpukan 5m.
- Penumpukan berbagai ragam agregat untuk beton,harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
- Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
42
spesifikasi.
43
PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR
Surveylokasisumberbahan
Penentuansumberbahan
Permohonanpemakaianbahan
Pemeriksaanmutubahan
Pemeriksaanmutubahan Prosespengelolaanmaterial
Prosespenyiapanrumusankerja
JMF
Pelaksanaanpekerjaan
Pengujianmutu
Penangananperbaikan
MutusesuaiSpec.
Persetujuanmutuhasil
pekerjaan
Dokumentasimutuhasilpekerjaan
44
Untuk peralatan test yang akan dilakukan dilapangan kami siap dan memiliki beberap
alat test yang pada umumnya digunakan untuk dipekerjaan konstruksi antara lain :
1. Test Hammer
Fungsi dari alat ini adala untuk mengertahui mutu kuat tekan beton secara manual
dengan pendekatan awal metode rebound
2. Bar Scaner
Bar scanner ini berfungsi untuk mengetahui diameter besi,jarak besi yang sudah
tertanam didalam beton. Alat ini sangat membantu dalam pengecekan hasil kerja
kontraktor serta memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Alat ini berfungsi untuk mengetahui kadar air didalam suatu benda. Pengunaan alat ini
umumnya pada pekerjaan kayu, kusen dan pintu maupun kelembaban suatu
permukaan media. Dalam standar bahan rata – rata kadar air yang disyaratkan untuk
pekerjaan kayu adalah 2% sampai dengan 5%. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kayu yang telah dipasang mengalami susut.
45
3.10. Contoh Penggunaan Mouisture test / PH Meter
Alat ini berfungsi untuk mengetahui arus listrik yang terjadi pada jaringan listrik
terutama pada panel – panel listrik. Alat ini digunakan untuk mengetahui standar MCB
yang akan digunakan untuk menahan arus listrik yang terjadi pada bangunan.
Alat ini berfungsi untuk mengetahui daya hantar listrik yang terjadi pada tanah.
Umumnya alat ini digunakan untuk pengujian grounding pentanahan penangkal petir.
46
3.13. Ground Resistance Tester
Time schedule
Laporan harian
Laporan mingguan
Risalah Rapat
Record cuaca
Photo dokumentasi
Changeorder
Addendum
47
Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
PENGENDALIAN KUALITAS
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan persyaratan
lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat
yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan
direkomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Rekomendasi hasil pengukuran kuantitas ini Harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui
bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak
berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
48
PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
49
(Monthly Certificate–MC)”.
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik
atau Pelaksana Kegiatan dan harus di setujui dengan suatu Perintah perubahan yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah
Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis
Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah
Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
50
SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
Setelah peninjauan kembali oleh Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Fisik dan jika
diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Fisik.
mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh
Pemberi Tugas.
ADDENDUM PENUTUP
51
DOKUMEN CATATAN PROYEK
Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
52
Gambar 7.23 Standard APD
Uraian kajian dan pendekatan pengawasan sesuai dengan tugas konsultan pengawas adalah
menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang baik/berkualitas, dan
waktu pelaksanaan yang tepat. Elemen - elemen yang saling mempengaruhi, seperti tertera
pada gambar berikut
53
a. Konsultan akan memastikan kedalaman galian sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui
b. Konsultan akan memastikan terlebih dahulu permukaan tanah dalam tidak
terhalangan oleh sesuatu sehingga dapat mempersulit proses pelaksanaan.
c. Konsultan akan memberikan instruksi dan memantau kepada kontraktor untuk
melakukan penumpukan hasil galian dengan rapi supaya tidak mengganggu
lingkungan sekitar
d. Konsultan akan memastikan kondisi dimensi baik tinggi dan lebar sesuai dengan
gambar kerja
54
7.3.5 PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR BRC
Metode kerja pengawasan adalah sebagai berikut :
A. Lingkup Pekerjaan
a. Konsultan akan melakukan pengecekan meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pemasangan pagar BRC dengan
syarat teknis serta gambar rencana.
b. Konsultan akan meminta dan memeriksa aproval material, Kontraktor wajib memberikan
contoh-contoh bahan yang akan dipasang .
c. Pekerjaan ini meliputi seluruh jalur panjang yang akan ditunjukkan dalam gambar.
d. Tiang – tiang penyangga pagar BRC harus tahan karat , kuat serta memiliki diameter
yang telah ditentukan didalam spesifikasi teknis.
e. Konsultan akan memastikan dan memeriksa proses penanaman tiang penyanga pagar
BRC supaya benar – benar terpasangan sesuai standard.
f. Pagar BRC kemudian dirangkai dengan tiang – tiang penyangga yang telah disipakan
serta diasbly join dengan baut atau skrup.
55
BAB. 8 METODELOGI PENGAWASAN K3
DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI
1-1
PENGAWASAN MUTU, K3 DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DALAM
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1.1 Pengertian
Didalam pelaksanaan pengawasan konstruksi yang mengacu kepada dokumen kontrak
dipastikan ada unsur-unsur yang harus dilaksanakan secara disiplin, konsisten dan
mendasar sebagai suatu prinsip yang tidak boleh di langgar, antara lain :
1. Kepastian mutu (quality assurance) produk konstruksi
2. Kepastian penerapan ketentuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
3. Kepastian perlindungan dan pelestarian lingkungan
2-1
1.2.1.9 Prosedur Mutu (Quality Procedures)
Konsultan harus menetapkan prosedur-prosedur yang akan dibuat, yaitu yang
terkait langsung dan berpengaruh pada mutu produk/jasa.
Cara yang baik untuk memulai adalah dengan membuat flow chart dari
kegiatan-kegiatan Konsultan dan mengidentifikasi kegiatan kunci (key
activities).
Idealnya prosedur-prosedur ini dibuat oleh personil yang ditugaskan pada
masing-masing kegiatan (person in charge) sehingga akan menghasilkan
prosedur-prosedur yang real dan applicable.
2-2
Prosedur
Mutu
Kantor
Manual Rencana
& Mutu
Prosedur Kontrak
Mutu
Konsultan
Prosedur
Mutu
Proyek
Prosedur
Mutu
Kantor
Manual
& Prosedur Rencana
Prosedur Mutu Mutu
Mutu Desain Kontrak
Konsultan
Prosedur
Mutu Rencana
Konstruksi Mutu
Kontrak
Dokumen Sistem Mutu untuk Kontraktor rancang – bangun (design & built)
Dalam Dokumen Rencana Mutu Kontrak tersebut tercantum secara rinci
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Bagan Alur (Flow Chart) kegiatan pelaksanaan pekerjaan
2) Penetapan Prosedur dan instruksi kerja yang akan dipergunakan sesuai
dengan alur kegiatan tersebut diatas.
2-3
3) Penetapan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sub-kontraktor.
4) Rencana Inspeksi dan Test yang meliputi : kegiatan yang perlu diperiksa
mutu pekerjaannya sebelum kemudian dilanjutkan keproses selanjutnya,
type dan frekuensi inspeksi dan jenis recordnya.
5) Kriteria keberterimaan (acceptance criteria) atas kegiatan tersebut diatas
dan toleransi penerimaan yang diijinkan
6) Daftar peralatan pokok yang akan dipergunakan
b. Instruksi Kerja
Menurut Kepmen Kipraswil No. 362/KPTS/M/2004, yang dimaksud dengan
instruksi kerja seperti tertuang dalam Bab I Umum, huruf F : Dokumentasi
Sistem Manajemen Mutu Konstruksi, butir : 6 Instruksi Kerja sebagai berikut:
a. Instruksi kerja berisi cara atau petunjuk teknis dari suatu aktivitas atau
kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi pada tingkat
Unit Pelaksana di lingkungan Departemen Kimpraswil.
b. Instruksi Kerja minimal mencakup :
1) Pejabat yang membuat memeriksa dan mengesahkan instruksi
kerja,
2) Riwayat perubahan instruksi kerja
3) Daftar distribusi instruksi kerja
4) Lingkup penerapan instruksi kerja
5) Referensi atau acuan yang digunakan dalam instruksi kerja
6) Tahapan proses, aktivitas atau kegiatan sesuai instruksi kerja
7) Daftar lampiran berupa format catatan mutu yang merupakan
pencatatan dari pelaksanaan kegiatan sesuai instruksi kerja.
8) Alur kerja dari aktivitas
9) Daftar peralatan yang dipergunakan
10) Daftar rincian kegiatan atau aktivitas
11) Daftar simak atau dafatr periksa
2-4
Format pembuatan Instruksi Kerja dapat diikuti sebagai berikut :
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : No. Kopi :
No. Edisi : Tgl. Revisi :
No. Dokumen : Halaman Ke :
KRITERIA STATUS
No. LANGKAH PEKERJAAN
KEBERTERIMAAN BAIK TDK.
Catatan : Kriteria keberterimaan mungkin dapat disamakan dengan kriteria kinerja
2-5
a. Statistik pengendalian proses atau sering disebut SPC (Statistical Process
Control) yang didukung dengan teori The Deming Cycle dengan teori Plan-
Do – Check – Act.
b. Perbaikan secara terus menerus (continuous improvement)
- Adanya anjuran perbaikan secara terus menerus mengisyaratkan bahwa
apa yang pernah dihasilkan tidak selalu sempurna dan masih perlu
adanya penyempurnaan terus menerus untuk mencapai hasil seperti
ariginasi perencanaannya.
-
1.2.2 Tanggung Jawab Manajement (Management Responsibility)
Perencanaan dan implementasi Manajemen Mutu dimulai dari tanggung jawab
Manajemen (Management Responsibility) yang dalam hal ini adalah Kebijakan
Mutu (Quality Policy).
Komitmen dan keterlibatan dan top manajemen adalah sangat penting dalam
memacu Konsultan untuk mencapai mutu produk / jasa yang sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
1.2.2.1 Kebijakan Mutu
Sebagai landasan dimulainya kegiatan penerapan system manajemen mutu
yang ditandatangani Pimpinan Perusahan sebagai manifestasi komitmen dari
top manajemen dan seluruh jajarannya untuk menerapkan system
manajemen mutu.
1.2.2.2 Organisasi
Dalam upaya mencapai tujuan (objective) yang telah ditetapkan oleh
Konsultan maka diperlukan organisasi yang mencakup :
1. Bagan organisasi yang mencerminkan alur wewenang (authority) dan
tanggung jawab (responsibility).
Didalam menulis tanggung jawab (responsibility) diharapkan sudah
mencantumkan 3 unsur yaitu tentang :
• Sistem manajemen mutu
• Sistem manajemen K3
• Sistem manajemen lingkungan
2. Uraian tugas (job description) yang berisi tugas-tugas, wewenang dan
tanggung jawab untuk jabatan / tugas tertentu.
Kejelasan (clarity) akan tugas yang diberikan dan dipercayakan kepada
seseorang merupakan tiang utama bagi keberhasilan pelaksanaan tugas
itu nantinya. Dengan kejelasan atas tugas seseorang, maka akan
mudahlah bagi si pengemban tugas untuk menyiapkan dirinya guna
2-6
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan lingkup, tanggung jawab
dan wewenangnya.
Adalah mutlak bagi seorang pejabat (jabatan apapun ada pada level
manapun yang diserahkan kepadanya) untuk mengenali, memahami dan
mampu melaksanakan dengan baik fungsi, lingkup tugas dan bagaimana
dia akan melaksanakannya, disamping mengenali fungsi, lingkup tugas
pejabat lain. Dan juga tidak boleh dilupakan Sasaran Kerja Individu (SKI)
dan Sasaran Kerja Kelompok (SKK) serta target yang harus dicapai.
Informasi mengenai hal-hal tersebut tadi antara lain terdapat pada uraian
tugas dan jabatan (job description), serta pada prosedur (procedure) dan
petunjuk kerja (work instruction) yang ada.
1.2.2.3 Tinjauan Manajemen (Management Review)
Standard menyebutkan bahwa rapat tinjauan manajemen diselenggarakan
secara berkala, dipimpin oleh Top Manajemen sesuai dengan stratanya yang
tujuannya untuk melihat kesesuaian dan kefektifan penerapan prosedur/
instrkuksi kerja dalam memenuhi standard.
2-7
PEMBUATAN METODE PENGAWASAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI BERBASIS K3
2.1 Umum
Sebelum mempelajari dan meneliti metoda kerja pelaksanaan konstruksi sebaiknya
dapat memahami lebih dahulu tentang pembuatan metoda kerja.
Metode pekerjaan atau yang biasa disebut ’CM’ (construction method) merupakan urutan
pelaksanaan pekerjaan yang logis dengan teknik sehubungan dengan tersedianya
sumber daya yang dibutuhkan dalam kondisi medan kerja, guna memperoleh cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien, selain itu harus mengacu kepada ketentuan K3 dan
perlindungan lingkungan.
Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh kontraktor yang
bersangkutan pada waktu membuat ataupun mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan
demikian ’CM’ tersebut telah teruji saat melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya
terutama construction methodnya, namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa
pada waktu menjelang pelaksanaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu
atau harus dirubah.
Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari
profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu manajer proyek dan Konsultan yang
bersangkutan. Karena itu dalampenilaian untuk menentukan pemenang tender,
penyajian metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi. Yang
diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa
rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk menjadi
pemenang tender/pelelangan.
Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
1. Project plan
• Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)
• Lokasi pekerjaan
• Jarak angkut
• Komposisi alat (singkat/produktivitas alatnya)
• Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai
urutan pelaksanaan
2. Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Uraian pelaksanaan pekerjaan.
• Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka
penyelesaian proyek (urutan secara global)
3-1
• Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan
yang perlu penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan
adalah pekerjaan penting atau pekerjaan yang jarang ada, atau
pekerjaan yang mempunyai nilai besar, pekerjaan dominan
(volume kerja besar). Pekerjaan ringan atau umum dilaksanakan
biasanya cukup diberi uraian singkat mengenai cara
pelaksanaannya saja tanpa perhitungan kebutuhan alat dan tanpa
gambar/sket penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan
4. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan
konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan
5. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (tukang dan
pekerja)
6. Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material
7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan
kelengkapan yang diperlukan
3-2
2.3 Aman untuk dilaksanakan
Pembuatan metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus aman untuk dilaksanakan
merupakan butir penting meneliti metode kerja sudah berbasis K3 atau belum merupakan
tugas Ahli K3 Konstruksi untuk mempelajari, memeriksa dan meneliti secara cermat
semua metode kerja per item pekerjaan.
2.5 Dalam lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas akan di cover dalam koridor Site
Plan (Rencana Tata Letak Lapangan)
Medan kerja yang akan menjadi lokasi konsentrasi kegiatan selama pembangunan perlu
dipahami dengan cermat agar semua pelaksanaan pekerjaan nantinya berjalan lancar,
aman, selamat dan sehat. Hal ini mencakup baik untuk kepentingan bangunan yang akan
didirikan ataupun fasilitas maupun bangunan sementara yang diperlukan selama
berlangsungnya pekerjaan.
Tujuan kegiatan ini ialah agar bisa menyusun Tata Letak Lapangan (Site Plan) yang dapat
menjamin rasa aman bagi seluruh pekerja/ karyawan sebagai dasar untuk mengatur tata
letak fasilitas maupun bangunan-bangunan sementara yang diperlukan selama
pekerjaan proyek tersebut seperti kantor, gudang, bengkel, laboratorium lapangan, pos
keamanan, pagar keliling dan sebagainya. Tata Letak dilokasi proyek itu sangat
3-3
berpengaruh dalam efisiensi pekerjaan selama proses konstruksi. Hal-hal yang
memerlukan perhatian dalam hal ini ialah :
Hubungan antara gambar rencana dan hasil penhgecekan lapangan; sejauh mana
terdapat penyimpangan dan apa saja catatan yang didapatkan dalam hubungan
kedua hal tersebut dilihat dari segi K3.
Akses untuk keluar masuk lokasi kegiatan utama proyek perlu pemikiran tersendiri
dalam mencapai seoptimal mungkin penerapan ketentuan K3 dengan tetap
menjamin efisiensi transportasi bahan, peralatan ataupun juga pekerja.
Fasilitas untuk menyimpanan atau lapangan penumpukan bahan harus mudah
dibongkar dan diangkat untuk keperluan penggunaan dalam proses konstruksi.
Akomodasi untuk keperluan karyawan atau Bedeng sementara untuk pekerja. Perlu
juga dipertimbangkan kesehatan dan higiene lingkungan proyek keleluasaan
pandangan dari kantor keseluruh lokasi proyek, fasilitas air berih atau pembuangan
limbah.
Jenis-jenis peralatan yang diperkirakan akan digunakan dan lapangan atau fasilitas
untuk meletakkannya.
Pagar untuk lokasi-lokasi yang memerlukan pengamanan ekstra.
Fasillitas dan tenaga keamanan untuk mencegah pencurian maupun perampokan
yang merugikan.
Penerangan bagi lokasi kegiatan utama proyek diperlukan terutama bila harus ada
kegiatan di malam hari.
Kantor Proyek, termasuk penyimpanan alat-alat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan P3 K.
Hal-hal lain yang juga memerlukan perhatian ialah tentang pembinaan hubungan dengan
masyarakat sekitar lokasi proyek termasuk para pemuka masyarakat dan tokoh Agama
dan lain-lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan dukungan atau sedikitnya tidak akan
mendapat gangguan keamanan, keselamatan dan kesehatan dari anggota masyarakat
sekitar proyek. Yang sangat diinginkan ialah bila kebetulan bisa pendapatkan sumber
daya manusia disekitar lokasi proyek yang dapat direkrut dan dilibatkan selama periode
pembangunan. Bisa dalam bentuk turut bekerja atau anggota masyarakat itu membuka
usaha dagang kebutuhan sehari-hari bagi para tukang bangunan, seperti restoran
sementara, warung kopi dan warung rokok dsb. Secara ideal hendaknya tumbuh rasa
ikut memiliki atau sekadar ikut menjaga proyek tersebut walaupun setelah selesai
nantinya.
3-4
Masalah yang juga sangat penting ialah mengetahui lokasi dan alamat terdekat Klinik,
Paramedis, Doker atau Rumah Sakit serta kantor Dinas Tenaga Kerja dan kantor
Jamsostek berikut tilpon dan tilpon genggam untuk bisa sewaktu-waktu dihubungi dalam
hal diperlukan bila terjadi kecelakaan kerja.
a. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ketempat yang aman, seperti :
1. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan
2. Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-
benda tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat
orang jatuh atau tersandung (terantuk).
3. Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan tertumpuk
ditempat kerja.
4. Tempat-tempat kerja dan gang-gang (passageways) yang licin karena oli
atau sebab lain yang dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya
5. Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
3-5
2.7 Kebisingan
a. Kebisingan dan getaran yang membahayakan bagi tenaga kerja harus
dikurangi sampai di bawah nilai ambang batas
b. Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan nilai
ambang batas yang berlaku
c. Jika bekerja pada atau dekat mesin yang bising, yakinkan bahwa mesin yang
bising diletakan antara tanggul timbunan atau diantara tanggul/ tembok bata
atau penyekat lainnya untuk sedapat mungkin mengisolasi kebisingan dari
pekerja
d. Kebisingan dan getaran yang timbul, tidak boleh secara terus menerus dalam
jangka panjang pada setiap jangka waktu tertentu harus diistirahatkan
e. Tanyakan apakah tingkat kebisingan telah diukur dan bagaimana hasilnya;
(kebisingan yang kontinu pada 85 db(a) atau lebih menyebabkan kerusakan
pendengaran).
f. Jika kebisingan tidak dapat diatasi secara teknis, maka tenaga kerja harus
memakai alat pelindung telinga (ear protectors).
g. Mintalah agar ear muffs atau ear plugs yang tepat dan yakinkan bahwa
terpasang baik dan cocok
h. Pakailah alat pelindung telinga selama berada pada tempat kerja dengan
kebisingan
i. Jika alat pelindung telinga tidak digunakan, agar selalu dalam keadaan bersih
dan disimpan pada tempat yang aman
j. Masukan sumbat telinga dengan tangan bersih
k. Perhatikan bila rusak ; jika ear muffs sudah longgar atau sumbar telinga
menjadi keras dan rusak, mintalah penggantinya.
e. Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat/ emergency.
b. Dilokasi yang mungkin terjadi seperti itu, harus diberi pagar/ tali/ tanda
pengaman dan rambu-rambu
c. Pada lokasi terbuka yang cukup luas, harus dipasang jaring/ net
sepanjang areal kerja
d. Ada ijin dari petugas atau didampingi petugas yang lebih mengetahui
kondisi tempat kerja
3-8
Daftar Simak Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jenis Pekerjaan : Site Plan (Rencana Tata Letak Lapangan)
Lokasi : ..................................................................................
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kebersihan Lokasi Kerja
1.1 Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak
diperlukan lagi harus dipindahkan ketempat yang
aman, seperti :
1. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan
atau dibengkokan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan
2. Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh
dibiarkan karena benda-benda tersebut dapat
menyebabkan kecelakan, misalnya membuat
orang jatiuh atau tersandung (terantuk)
1.2 Tempat Pembuangan (disposal area)
1. Bahan bongkaran dan lain-lain yang sudah
3-9
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
tidak terpakai tersebut harus dibuang/ diangkut
keluar lokasi pekerjaan atau ke tempat
pembuangan yang aman
2. Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia
dan bahan beracun dan berbahaya atau bahan/
sisa bahan yang mengandung zat tersebut
yang dapat mencemari tanah dan air dan
lingkungan
3. Tidak diijinkan membuang sisa material ke
dalam saluran drainase alami :
4. Limbah sebelum dibuang harus dipisahkan dan
diperlakukan sesuai peraturan penanganan
limbah :
i. Limbah kertas, sampah dibakar atau
dikubur
ii. Limbah pelumas bekas cat dan bahan yang
bersifat korosif lainnya harus disimpan
didalam drum yang ditutup rapat
dan ditanam.
2. Kebisingan dan Getaran
2.1 Kebisingan dan getaran yang membahayakan bagi
tenaga kerja harus dikurangi sampai di bawah nilai
ambang batas.
2.2 Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak boleh
melebihi ketentuan nilai ambang batas yang
berlaku
2.3 Jika bekerja pada atau dekat mesin yang bising,
yakinkan bahwa mesin yang bising diletakan antara
tanggul/ tembok atau penyekat lainnya untuk
sedapat mungkin mengisolasi kebisingan dari
pekerja
2.4 Kebisingan dan getaran yang timbul, tidak boleh
secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu
harus diistirahatkan.
2.5 Tanyakan apakah tingkat kebisingan telah diukur
dan bagaimana hasilnya; (kebisingan yang kontinu
pada 85 db(a) atau lebih menyebabkan kerusakan
pendengaran).
2.6 Jika kebisingan tidak dapat diatasi secara teknis
3-10
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
maka tenaga kerja harus memakai alat pelindung
telinga (ear protectors)
2.7 Mintalah agar ear muffs atau ear plugs yang tepat
dan yakinkan bahwa terpasang baik dan cocok
2.8 Pakailah alat pelindung telinga selama berada pada
tempat kerja dengan kebisingan
2.9 Jika alat pelindung telinga tidak digunakan, agar
selalu dalam keadaan bersih dan disimpan pada
tempat yang aman
2.10 Masukan sumbat telinga dengan tangan bersih
2.11 Perhatikan bila rusak ; jika ear uffs sudah longgar
atau sumbat telinga menjadi keras dan rusak,
mintalah penggantinya
3. Penanganan Keadaan Darurat (Sistem Tanggap
Darurat)
3.1 Suatu rencana evakuasi untuk keadaan darurat dan
pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya
untuk setiap daerah tempat bekerja meliputi seluruh
pegawai/ petugas, pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan peralatan, alat-alat
komunikasi, alat-alat jalur transportasi harus telah
dipersiapkan dan tersedia;
3.2 Persiapan-persiapan harus dipersiapkan untuk
memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika
diperlukan untuk petugas yang sakit atau
mengalami kecelakaan kerumah sakit atau tempat
berobat semacam ini.
3.3 Petunjuk/ informasi harus diumumkan ditempel di
tempat yang baik (strategis) yang memberitahukan:
1. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-
obatan, alat-alat P3K, ambulans, kereta untuk
orang sakit dan tempat dimana dapat dicari
orang yang bertugas untuk urusan kecelakaan.
2. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/
memanggil ambulans, nomor telepon dan nama
orang yang bertugas dan lain-lain.
3. Nama, alamat, nomor telepon dokter, rumah
3-11
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
sakit dan tempat penolong yang dapat segera
dihubungi dalam keadaan darurat/ emergency.
4. Tempat Kerja dan Alat-alat Kerja
4.1 Disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan
sarana untuk keperluan keluar masuk bagi pekerja
dan karyawan yang bekerja ditempat tersebut.
4.2 Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-
lorong dan gang-gang tempat orang bekerja atau
tempat-tempat yang sering dilalui, harus diberi
penerangan yang cukup.
4.3 Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi
yang cukup sehingga dapat mengurangi bahaya
akibat debu, uap dan bahaya lainnya.
5. Kebersihan dan Kerapihan Tempat Kerja
5.1 Kebersihan dan kerapian di tempat kerja harus
dijaga dengan baik
5.2 Bahan bangunan, peralatan dan lain-lain diatur/
ditempatkan sehingga tidak merintangi lalu lintas
yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6. Pencegahan dari Bahaya Kejatuhan Benda
6.1 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
menjamin bahwa peralatan perancah, alat-alat
kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak
dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan kebawah
yang dapat menyebabkan kecelakaan
6.2 Dilokasi yang mungkin terjadi seperti itu, harus
diberi pagar/ tali/ tanda pengaman dan rambu-
rambu
6.3 Pada lokasi terbuka yang cukup luas, harus
dipasang jaring/ net sepanjang areal kerja
6.4 Pengamanan pada daerah terbuka/ lubang,
diberikan, rambu-rambu peringatan, batasan
masuk kelokasi atau daerah terlarang.
7. Larangan Memasuki Lokasi Kerja
7.1 Orang yang tidak berkepentingan dilarang
memasuki tempat kerja
7.2 Apabila karena alasan tertentu harus memasuki/
melewati tempat kerja harus :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD)
3-12
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
2. Ada ijin dari petugas atau didampingi petugas
yang lebih mengetahui kondisi tempat kerja.
3. Tidak boleh membawa benda atau peralatan
yang dapat menimbulkan bahaya
4. Tindakan harus dilakukan untuk mencegah
bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh
runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan
darurat atau bangunan yang tidak stabil.
Dibuat Oleh :
Tanggal :
Diketahui :
3-13
- Pompa dibuatkan tempat / rakit dari drum atau sejenis untuk menggantungkan
pompa submersible tersebut.
- Kedudukan pompa setelah digantung dalam rakit dimasukkan ke lubang galian
- Apabila sudah kering, sistim pompa submersible ini dimatikan dieselnya dipanil
listriknya bila diperlukan dihidupkan lagi.
Peralatan :
• Pompa air ............................... unit
• Pompa submersible .............. unit
• Slang air .................................. unit
3-14
Gambar 3.1
IDENTIFI-
KASI
POTENSI
BAHAYA
3-15
Gambar 3.2
IDENTIFI-
KASI
POTENSI
BAHAYA
3-16
Gambar 3.3
IDENTIFI-
KASI
POTENSI
BAHAYA
3-17
2.14 Pekerjaan Pemancangan
a. Pengecoran dan Pemancangan Tiang Pancang
Metoda Pelaksanaan Cor Tiang Pancang
- Buat Vallen bath atau lantai kerja ukuran sesuai yang dibutuhkan
- Elevasi rata, halus, padat
- Siap bekisting ukuran sesuai spek.
- Siap rangkaian besi sesuai spek.
- Lantai kerja yang sudah keras, dimarking untuk ukuran tiang pancang
- Lantai kerja diberi alas plastic atau dikapur, agar tidak melekat
- Pasang bekisting berhadapan sesuai ukuran lebar & tinggi tiang pancang
- Pemasangan bekisting yang halus berhadapan selig 1 bh/gang
- Pengecoran selang-seling
- Setelah dicor selang-seling dilaksanakan, tunggu umur sampai dengan 24 jam
- Bongkar bekisting secara hati-hati dan bersihkan
- Beton tiang pancang yang satu sebagai bekisting tiang pancang yang belum
dicor
- Oleskan kapur yang tebal pada tiang pancang yang sedang dibungkus
- Masukkan rangkaian besi beton dan atur beton deckingnya
- Cor tiang pancang tersebut
- Demikian pengecoran tiang pancang dan setiap pengecoran diberi kode/ tanggal
- Berikan titik angkat apabila cor dibersusun
- Tunggu umur sesuaui spek.
b. Metode Pelaksanaan Pemancangan
1. Persiapan
- Ada gambar kerja / shop drawing
- Mempelajari letak tiang pancang terhadap as
- Menempatkan tumpukan tiang pancang terhadap titik pancang
- Transportasi tiang pancang ke lokasi pemancangan
- Urutan pemancangan
- Lahan harus bebas dari gangguan-gangguan yang menghambat
- Jalur/ tempat kedudukan alat pancang harus stabil dan cukup longgar untuk
maneuver alat berat
- Ruang gerak peralatan harus menjamin keselamatan kerja
- Marking / mengecek posisi bouwplank
- Check as memanjang dan melintang
- Mengukur titik pancang / patok-patok
3-18
- Memonitor pemancangan
- Melaksanakan kalendering
- Alat pancang sesuai dengan ketinggian tiang pancang
- Berat dan merk hammer sesuai spek.
- Di cek kedudukan alat sudah stabil dan benar
2. Pelaksanaan
- Meletakkan/ mendudukkan alat pancang yang pas dekat titik pancang
- Mengambil tiang pancang yang sudah disiapkan / berada didekatnya
- Mendirikan tiang pancang tepat pada titik yang ditetapkan
- Tegak lurusnya tiang pancang dichek dengan theodolit dari dua arah
- Apabila tiang pancang telah berdiri tegak lurus, mulai dilaksanakan
pemancangan dan memonitor sampai pemancangan selesai.
3. Toleransi
Bergeser terhadap as mendatar : 0-5 cm maksimum 10% bergeser terhadap as
vertical (tegak lurus) tinggi tiang 20 m : 0 – 2,5 cm maksimum 1%.
4. Peralatan pengecoran tiang pancang
- Batching plant .......................... Unit
- Truck mixer............................... Unit
- Concrete Mixer ........................ Unit
- Concrete Vibrator .................... Unit
3-19
Gb. 4.4 Flow Chart Pemancangan
START
Pekerjaan
Persiapan
IDENTIFI-
Meletakkan KASI
alat pancang POTENSI
BAHAYA
Ambil Tiang
Pancang
Mendirikan
Pancang pada Titik
Check
Pancang
Y
Check Pelurusan
SELESAI
3-20
- Hubungkan patok pembantu tadi dengan pancangan steel sheet pile pertama
dari permukaan sheet pile +/- 0,5 – 1,00 meter dengan besi canal kanan dari
kiri dan dibaut kuat sehingga tidak bergerak dan kedudukan stabil, water pass
yang berfungsi sebagai rel atau patokan pelurusan
- Kemudian pancangan selanjutnya dipanutkan mengikuti riil tersebut.
- Apabila riil pengapit / panutan habis dapat disambung / digeser kearah
selanjutnya
- Demikian hingga pemancangan tersebut selanjutnya
Catatan :
- Steel sheet pile untuk pertemuan sudah ada tersendiri
- Apabila didalam steel sheet pile akan digali / untuk konstruksi tertentu,
maka agar tidak mengguling / roboh diberi perkuatan kedalam / keluar.
2. Galian didalam steel sheet pile
- Setelah perkuatan kearah dalam maupun luar selesai maka dapat diteruskan
penggalian batu
- Penggalian dapat dimulai dengan tenaga atau backhoe
- Bila tanah ex galian perlu dibuang, gunakan alat angkut dump truk.
- Demikian hingga elevasi yang diperlukan tercapai.
3. Standar hasil :
- Mendapatkan pemancangan steel sheet pile vertikal, lurus, kuat
- Mendapatkan galian didalam steel sheet pile, tanpa ada pergeseran steel
sheet pile
4. Peralatan :
a. Crane : kapasitas sesuai dimensi steel sheet pile …… Unit
b. Vibro hammer : berat disesuaikan jenis tanah dan panjang/
berat sheet pile ..................... unit
c. Generator : sesuai kapasitas vibrometer ..............unit
d. Excavator................ unit
e. Water pass dan theodolit ................ unit
f. Dump truck .................. unit
3-21
• Menggali tanah sampai kedalaman yang ditentukan selebar bodem saluran.
Hasil galian dibuang kekanan dan kekiri atau dibuang dengan dump truck.
Menggali tanah untuk membentuk kemiringan bagian kiri galian tanah
sifatnya kasar belum difinish sehingga belum tepat sesuai kemiringan yang
ditentukan.
• Menggali tanah untuk membentuk kemiringan bagian kanan galian tanah,
sifatnya kasar belum difinishkan sehingga belum tepat sesuai kemiringan
yang ditentukan.
• Memasang kembali patok as batas bodem, batas kemiringan atas kanan dan
kiri pada patok-patok yang kurang akibat operasi alat berat
• Rapikan Galian sesuai ketentuan
• Peralatan :
- Excavator ……… unit
- Dump truck ……… unit
- Dozer ……… unit
- Compactor / vibrator ……… unit
- Tangki air ……… unit
3-22
• Material tanah yang dihampar dengan ketebalan + 20-30 cm lapis demi lapis
dengan menggunakan dozer
• Material tanah harus dibasahi dengan menggunakan tangki air apabila
moisture content (kurang) dan dijemur dulu apabila moisture content terlalu
tinggi, untuk mencapai moisture content yang optimum
• Lapisan timbunan harus dipadatkan dengan vibro roller atau sheep foot roller
untuk mencapai kepadatan yang direncanakan
• Jumlah lintasan compactor diputuskan sebelumnya pada pelaksanaan trial
embankment
• Setelah top elevasi dari timbunan tercapai, finishing slope timbunan atau
trimming dilakukan dengan exacavator.
2. Peralatan berat yang dipakai :
• Dozer ….. unit
• Excavator ….. unit
• Dumptruck ….. unit
• Vibro roller ….. unit
• Water Tank Truck ….. unit
Air
Persiapan
Baja Tulangan
Pengecoran
Pemadatan
Perawatan beton
3-23
a. Pemeriksaan Bahan-Bahan
• Bila dianggap perlu Pengawas Bangunan dapat memerintahkan agar
diadakan pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-
bahan yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang untuk
menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
• Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara
yang ditentukan dalam peraturan ini. Hasil-hasil pemeriksaan demikian
harus dipelihara baik dan disimpan oleh Pengawas Ahli dan apabila
diminta harus dapat ditunjukkan kepada Pengawas Bangunan setiap saat
selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun sesudah
pekerjaan selesai.
b. Persiapan
• Sebelum pembuatan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih
• Sebelum beton dicor semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh, sedangkan tulangan harus terpasang
dengan baik sesuai gambar kerja.
• Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton
baru harus dikasarkan dan dibersihkan
• Air harus dibuang dari semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton
c. Pengadukan
• Pengadukan beton pada semua mutu beton, kecuali mutu Bo, harus
dilakukan dengan mesin pengaduk.
• Selama pengadukan berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi
terus menerus oleh tenaga pengawas yang ahli dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran beton yang baru.
• Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas drum pengaduk,
banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang
dipakai dan slump dari betonnya, akan tetapi pada umumnya harus
diambil paling sedikit 1.5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan
kedaam drum pengaduk.
3-24
• Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal,misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah
air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur
denga bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
d. Pengangkutan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan.
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dengan yang akan dicor.
Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Jangka waktu ini dapat diperpanjang apabila digerakkan
kontinu secara mekanis dan bila perlu dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan setelah mendapat izin.
e. Pengecoran
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam
cetakan.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
hingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi.
2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu yang cukup untuk memberi kesempatan kepada beton
dari kolom untuk mengeras.
3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah
banyak berkurang.
3-25
f. Pemadatan
• Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil,
adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran.
• Pemadatan ini dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau
dengan memukul-mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk senantiasa
menggunakan alat-alat pemadat mekanis (alat penggetar).
• Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-
kira vertical, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 45
derajat.
• Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan kea rah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan
• Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras.
• Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 a 50 cm ;
• Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum.
• Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
g. Pemeliharaan Beton
Setelah pelaksanaan pengecoran, beton akan mengeras dan menyusut.
Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi kimia antara air dan semen yang
mengeringkan sebagian masa beton.
Besarnya penyusutan sangat dipengaruhi oleh banyaknya air yang digunakan
dalam campuran beton.
Penyusutan pada beton cair akan lebih besar dari beton kental. Beton di udara
yang lembab akan berkurang penyusutannya bila dibandingkan beton yang
berada pada udara kering. Dengan demikian maka untuk mengurangi
penyusutan menjadi sekecil mungkin seminimum mungkin, menggunakan
alat penggetar mekanik dan beton dalam keadaan lembab selama mungkin
setelah pengecoran.
Adanya penyusutan dapat menimbulkan retak. Biasanya retak terjadinya
karena adanya penahanan penyusutan.
Untuk mengurangi terjadinya keretakan, maka diusahakan agar beton pada
kondisi kelembaban yang merata.
3-26
Dalam aplikasi di lapangan maka setelah pelaksanan pengecoran dilakukan
pemeliharaan dengan cara membasahi permukaan beton dengan air,
menutup permukaan beton dengan karung yang basah, membasahi
permukaan dengan membuatkan pelindung / atap disertai dengan
pengukuran kelembaban udara.
h. Pendarahan (bleeding)
Pada penuangan spesi beton senantiasa akan terdapat tidak tercampurnya
spesi beton (dari salah satu sebab). Bahan-bahan yang halus (ringan)
biasanya oleh bahan kasar (berat). Air merupakan bahan yang paling ringan
dalam campuran dan akibatnya yaitu air naik ke permukaan beton.
Pengendapan dan penaikan air ini dinamakan pendarahan susunan butir,
banyaknya air dan kecepatan spesi mengeras. Akibat dari pendarahan akan
menghasilkan kualitas permukaan beton sangat buruk.
i. Sangkar kerikil
Akibat dari tinggi jatuh yang tinggi atau kerapatan tulangan dalam bekistinig
dan jarak dari dinding yang terlalu dekat, dapat terjadi sungkar kerikil. Hal ini
adalah pengumpulan kerikil di satu tempat di mana kadar air pasir dan
semennya sedikit.
Sangkar kerikil ini dapat dicegah secara :
- tinggi jatuh yang rendah
- kecukupan ruangan antara batang tulangan dan bekisting
- ukuran butir-butir sesuai dengan ruang bebas di bekisting
- pemampatan yang baik
3-27
j. Penuangan
Pengisian acuan dengan beton dinamakan „penuangan/ pengecoran“, karena
spesi beto harus dikerjakan dalam waktu yang singkat, maka ini merupakan
suatu pekeraan yang kritis. Ketika pengecoran harus dilakukan penjagaan
yang cukup. Apabila pada penuangan terjadi suatu kesalahan, maka tindakan
biaya perbaikannya tinggi dan besar. Kemungkinan bahwa nivo kualitas
pekerjaan beton juga sangat mengecewakan. Bergantung pada masalah
yang spesifik. Untuk dinding dan kolom jarak „tinggi jatuh“ dari spesi beton
tidak boleh jatuh, agar mencegah segresi spesi beton. Pencampuran spesi ini
disebabkan karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke
bawah lebih dahulu. Selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya
pasta semen yang akan jatuh dalam bekisting. Pencampuran sebelumnya
yang baik itu akan terpengaruh dan kualitas beton buruk sekali.
Karena itu maksimal tinggi jatuh bebas akan dibatasi sampai sekitar 1,5 meter.
Untuk tinggi jatuh yang sangat tinggi harus digunaan talang cor atau klep cor
pada bekisting. Tulangan pada lantai-lantai dimana pekerja cor akan berjalan
diatasnya jangan dirancang terlalu kecil (lunak). Perhitungkan pula dengan
pembebanan yang tinggi akibat kendaraan angkutan pada dasar tanah.
Cheklist berikut ini harus dilakukan sebelum penuangan :
- apakah tulangan telah selesai
3-28
- apakah bekisting / acuan telah dibasahi dan atau diberi minyak bekisting
- kecukupan adanya perancah, tangga dan papan untuk dijalani
- cukup personil
- listrik / lampu bila dibutuhkan
- cukup adanya bahan-bahan
- apa dan bahan persediaan
- apakah ada jalanan masuk, rute pengangkutan
- adanya alat pemadatan
Pekerjaan termasuk persiapan tempat dimana beton akan dicor, persiapan dan
pemeliharaan dari pondasi, pengadukan beton dan dewatering.
• Untuk gudang semen, kita harus membuat lantai yang aman dari pengaruh
cuaca dimana dibuat lantai kayu yang ditinggikan dan semen selalu ditutup
plastic pelindung.
• Hasil uji material beton dan job mix formula untuk setiap type / kelas beton
harus sudah dilaksanakan dan disetujui oleh engineer.
• Lokasi pengecoran harus diperhitungkan cukup luas untuk pelaksanaan
pengecoran beton dan memudahkan akses kelokasi baik material peralatan
maupun tenaga kerja.
• Fabrikasi bekisting terbuat dari kayu atau besi dengan joint yang kedap mortar
dan cukup kuat / kaku dan tidak mengalami deformasi pada waktu pengecoran
beton dan konstruksinya harus gampang dilepas tanpa merusak betonnya.
• Permukaan ditempat sambungan beton harus dikasarkan dan harus
dibersihkan dengan air dan disemprot dengan mortar pada waktu pengecoran
lanjutan.
3-29
• Batching Plant digunakan untuk lokasi yang bisa dijangkau truk mixer dan
beton mixer digunakan ditempat yang sempit.
• Setelah adukan beton mengering, bekisting dapat dilepas dan diisi dengan
expansion joint atau joint sealant untuk dilatasi.
• Setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari premature drying,
temperatur udara yang terlalu panas dan mechanical in jury.
• Beton harus diaga selalu dari hilangnya kelembaban dengan suhu yang
relative konstan untuk memastikan hidrasi yang sesuai untuk semen dan
pengerasan dari betonnya.
b. Metoda Konstruksi untuk Struktur
• Setting out lokasi oleh survey bersama supervisi engineers
• Galian ditempat lokasi struktur dilakukan dengan excavator dan / atau
man power
• Potong dan bengkok pembesian di base camp
• Menyiapkan lantai kerja
• Memasang pembesian struktur lantai sesuai gambar kerja
• Kontraktor bersama konsultan supervisi memeriksa pemasangan
pembesian dan menyiapkan cek list apakah pembesian perlu diperbaiki
atau tidak
• Pasang bekisting dari struktur lantai termasuk supporting, kalau
diperlukan
• Pengecoran untuk struktur lantai dapat dilaksanakan biasanya dengan
memakai talang
• Bekisting dan supporting bisa dilepas
• Tahapan untuk pelaksanaan struktur dinding seperti pada tahapan
pelaksanaan struktur lantai
• Hasil dari pengecoran beton diperiksa bersama supervisi engineer dan
dipersiapkan check list perbaikan / penyempurnaan
• Setelah perbaikan beton diselesaikan, dapat dilanjutkan menyiapkan
pemasangan batu dan aksesorisnya.
c. Peralatan :
c1. Untuk beton lining :
- Batching Plant …… Unit
- Truck Mixer …… Unit
- Steel Slepform Screed …… Unit
- I m mersion type vibrator …… Unit
3-30
- Winset ……. Unit
c2. Untuk beton struktur :
- Batching Plant ……. Unit
- Truck Mixer ……. Unit
- Concrete Vibrator ……. Unit
3-31
b. Tahap II, Pekerjaan Penggalian Terbuka (open excavation)
1. Pembersihan lapangan kerja (clearing of site)
Sebelum memulai kegiatan penggalian, terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lapangan kerja (clearing site) pada areal yang akan digali yang diikuti dengan
pekerjaan survey untuk menentukan batasan areal kerja, sesuai dengan
gambar rencana.
Pembersihan lapangan kerja dapat dilakukan dengan tenaga orang atau
dengan peralatan mesin (sesuai denga kebutuhan dan keadaan medan kerja).
Setelah medan kerja dan batasan daerah yang akan digali telah dipasang
sesuai dengan gambar kerja (working drawing), maka kegiatan pekerjaan
penggalian dapat dilakukan.
2. Penggalian Tanah (excavation of common material)
Sebelum kegiatan penggalian dimulai, terlebih dahulu disiapkan batas-batas
galian yang lazimnya dipasang bow plank atau papan batas dan penunjuk
kemiringan galian, sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam gambar kerja
yang telah disetujui engineer atau approved working drawing.
Untuk pengerjaan penggalian tanah (common material), biasanya dilakukan
dengan alat excavator (back hoe), sedangkan bahan hasil galian diangkut
kelokasi pembuangan (disposal area) yang telah ditetapkan dalam kontrak atau
yang disetujui engineer. Penetapan jenis, kapasitas dan jumlah excavator
maupun truk yang digunakan untuk menggali dan mengangkut hasil galian perlu
disesuaikan dengan volume gaian yang direncanakan, agar dapat diselesaikan
sesuai denga schedule yang disetujui engineer. Sudah barang tentu
perhitungan yang teliti agar efisiensi kerja dapat dicapai dengan hasil kerja yang
baik.
Ditempat pembuangan hasil galian tanah (disposal area), perlu dioperasikan
setidak-tidaknya sebuah bulldozer untuk peralatan (spreading) dan mengatur
bentuk timbunan buangan tanah tidak mudah longsor dengan gambar disposal
area yang disetujui engineer.
Agar pekerjaan penggalian tanah ini dapat sesuai dengan gambar kerja perlu
adanya pemantauanu secara terus menerus oleh petugas pengukuran (survey)
sampai penggalian tanah selesai.
3. Penggalian batu (rock excavation)
Sebelum kegiatan penggalian batu dilakukan, terlebih dahulu mempelajari
keadaan batuan yang akan digali, agar penggalian batu dapat dilaksanakan
3-32
dengan baik. Mengenal jenis dan kondisi batuan yang terdapat dalam dokumen
tender serta memeriksa keadaan dilapangan.
Geological formation (formasi geologi) dan kelas batuan dilokasi rencana
terowongan perlu diketahui dengan seksama untuk menentukan jenis maupun
kapasitas alat yang akan digunakan.
a) Fresh rock (F)
b) Slightly weathered (SW)
c) Moderately weathered (MW)
d) Highly weathered (HW)
e) Completely weathered (CW)
Untuk a, b, dan c disebut batuan, sehingga sebelum memulai pekerjaan
penggalian diperlukan pengukuran guna mengetahui batas galian common dan
galian batu. Hal ini perlu dilakukan karena umumnya unit price (harga satuan)
galian batu jauh mahal dari galian tanah (common).
Metode penggalian batu pada medan terbuka biasanya dilakukan dengan cara
peledakan (blasting) oleh karenanya metode kerja ini harus diajukan kepada
Engineer untuk mendapatkan persetujuannya (approval). Agar dapat dicapai
efisiensi kerja yang baik perlu adanya trial blasting setidak-tidaknya 3 kali.
Dalam trial blasting ini yang paling penting adalah penetapan jarak lubang bor,
tinggi benhcut dan coefisien blasting, guna jumlah bahan peledak yang
digunakan.
Pada trial blasting yang pertama biasanya digunakan angka coefisien blasting
terkecil, kemudian yang kedua lebih besar dan yang ketiga lebih besar lagi,
misalnya untuk quartzite fresh rock pertama dengan C=0.3, kemudian kedua
dengan C=0.35 dan yang ketiga dengan C=0.4.
Dari ketiga hasil trial blasting tersebut kita bandingkan mana yang paling baik
dan efektf kita pilih yang selanjutnya ditetapkan sebagai “blasting pattern” yang
digunakan untuk penggalian batu secara menyeluruh. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan adanya perubahan sesuai dengan keadaan dilapangan.
Untuk melakukan pekerjaan penggalian dengan cara blasting ini, site engineer
kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar memperhatikan kemananan
bagi para pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar areal kerja blasting.
Sistim peringatan dengan cara memasang tanda bendera merah maupun
dengan membunyikan sirine atau pemberitahuan dengan pengeras suara
sangat diperlukan. Apabila pekerjaan blasting ini dilakukan dengan kurang
3-33
hati-hati dapat menimbulkan kecelakaan yang fatal bagi tenaga kerja maupun
orang-orang yang berada disekitar areal kerja.
Apabila blasting telah dilakukan perlu ada petugas khusus yang memeriksa
lapangan di areal blasting apakah semua bahan peledak telah meledak semua
atau belum. Setelah dilakukan pemeriksaan dilapangan ternyata dinyatakan
bahan peledak telah meledak semua baru petugas yang akan membuang hasil
ledakan dapat diijinkan mengambil batuan untuk meledakan bahan peledak
yang belum meledak tersebut.
4. Open Cut Excavation
Pada hakekatnya open cut excavation adalah sama dengan open excavation
hanya biasanya open cut excavation merupakan kelanjutan dari open
excavation sehingga kegiatannya juga hampir sama. Perbedaan antara open
excavation dan open cut excavation adalah sebagai berikut :
• Open excavation merupakan galian terbuka dengan batasan terbawah
berupa dataran (plat form)
• Open cut exacavation merupakan galian terbuka dengan bentuk tertentu
yang biasanya ditempat ini didirikan bangunan, misalnya untuk power
station untuk conduit dan sebagainya.
Open cut excavation ada yang merupakan kelanjutan dari open excavation
namun ada pula yang berupa galian tersendiri.
Metode kerja open cut excavation secara prinsip sama dengan open excavation
hanya sedikit perbedaan pada bentuk galiannya.
5. Perkuatan bidang galian miring (slope protection)
Pada bidang galian terbuka baik yang permanent maupun sementara, harus
diperhitungkan apakah perlu perkuatan lereng (slope protection) atau tidak, ini
tentunya disesuaikan dengan keadaan geologi di lapangan maupun yang
tertuang dalam kontrak.
3-34
ini tergantung dari keadaan geologi di lapangan. Apabila dengan perkuatan
seperti tersebut diatas masih dipandang kurang memadai, dapat pula
dikombinasi dengan penambahan batang angker baja digrouting (grouted
anchor bar), dapat pula ditambah dengan lubang-lubang pematusan (drain
holes).
❖ Perkuatan lereng dengan shotcrete
Perkuatan lereng dengan shotcrete, diterapkan pada bagian bidang galian
permanen maupun sementara tergantung kebutuhan. Pada bidang galian
batu biasanya dengan shotcrete tebal 5 cm sedangkan pada bidang galian
tanah (common) dengan shotcrete tebal 10 cm dengan tambahan jarring
kawat baja (wire mesh). Perkuatan lereng dengan shotcrete dilakukan
dengan menggunakan mesin. Bahan shotcrete adalah campuran cement,
air dan aggregate pasir halus dan kasar dengan proporsi campuran yang
telah ditetapkan didalam spesifikasi teknik (technical specification).
Sebelum shotcrete diterapkan pada bidang permukaan galian, biasanya
dilakukan trial di lapangan didekat batching plant, yang dilanjutkan dengan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui strengthnya. Hasil pengujian ini
disusun dalam laporan kemudian diajukan kepada engineer untuk
mendapatkan approval. Sudah barang tentu yang diajukan tersebut harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam technical specification. Jika
approval dari engineer telah diterbitkan, pekerjaan shotcrete dapat
dilaksanakan dilapangan. Pada pekerjaan shotcrete dengan wire mesh,
pelaksanaannya dapat dilakukan dua kali yaitu shotcrete layer pertama
diterapkan kemudian wire mesh dipasang dan dilanjutkan dengan shotcrete.
Cara shotcrete secara langsung ini harus dilakukan oleh tenaga yang betul
berpengalaman.
Untuk mencegah air tanah menekan lapisan shotcrete, lazimnya dilengkapi
dengan weep hole dari pipa pvc Ø 50 mm. dengan weep hole ini air tanah
dapat disalurkan keluar, sehingga shotcrete dapat lebih stabil dan
kemungkinan terkelupasnya lapisan shotcrete dapat dicegah.
❖ Perkuatan lereng dengan shotcrete yang dikombinasi dengan anchor dan
drain holes.
Sebelum pekerjaan shotcrete dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan
pengeboran pada titik-titik yang telah ditentukan untuk rencana
pemasangan anchor bar atau drain holes.
Apabila pengeboran telah selesai, lubang bor dibersihkan dengan semburan
angin kemudian volume sesuai perhitungan yang selanjutnya
3-35
anchor bar dimasukkan dengan hati-hati kedalam lubang. Cara seperti ini
lazim dilakukan di lapangan, namun ada pula setelah lubang disiapkan,
batang angker dimasukkan kedalam lubang baru kemudian diisi bahan
sement mortar hingga penuh. Cara yang kedua ini biasanya tidak terpakai
dapat diyakini apakah penggroutingan dapat penuh hingga ujung angker
atau tidak.
Jika drain hole haus dibuat terlebih dahulu disiapkan lubangnya dengan cara
pengeboran pada titik-titik yang telah disiapkan. Setelah lubang bor
dibersihkan kemudian pipa pvc yang telah dilubangi dibalut geotextile atau
tanpa geotextile, dimasukkan kedalam lubang dengan sedikit diputar, agar
mudah memasukkannya. Di bagian ujung luar pipa pvc kurang lebih
sedalam 20 cm lubang ditutup dengan cement mortar lihat sket.
Apabila anchor bar dan drain holes telah terpasang semua baru kemudiani
shotcrete diterapkan. Untuk mencegah lubang drain hole tertutup material
shotcrete, sebelum shotcrete diterapkan, terlebih dahulu lubang pipa pvc
ditutup dengan bahan kertas atau bahan lain, baru setelah schotcrete
selesai tutup / sumbat tersebut dilepas. Shotcrete yang dikombinasi dengan
anchor bar dan drain hole biasanya diterapkan pada perkuatan bidang
galian yang kondisi batuannya kurang baik atau rawan longsor. Kondisi
batuan yang harus dishorcrete dan tambahan anchor bar serta drain hole
biasanya pada bidang galian yang terdapat dyke, shear zone, jalur mica
schist dan fractures.
❖ Perkuatan bidang lereng dengan pasangan batu
Perkuatan bidang lereng dengan pasangan batu dapat diterapkan pada
bidang galian yang apabila dishotcrete material shotcretenya tidak dapat/
sulit menempel pada bidang galian. Sudah barang tentu jenis perkuatan
lereng ini atas dasar pertimbangan yang masak oleh ahli geologi.
Untuk mengendalikan air tanah agar tidak membahayakan stabilitas
pasangan batu, lazimnya dipasang weep hole atau drain hole.
❖ Perkuatan lereng dengan gebalan rumput (sodding)
Pada bidang galian yang masih cukup banyak material claynya dan
dimungkinkan rumut bisa tumbuh, gebalan rumput (sodding) dapat
diterapkan. Biasanya jenis perkuatan bidang galian dengan sodding ini
untuk areal yang tidak membahayakan terhadap bangunan yang ada
disekitarnya atau untuk daerah yang kurang penting, misalnya untuk acces
road.
3-36
c. Tahap III, Pekerjaan Penggalian Dalam Tanah (Under Ground Excavation)
Pekerjaan pengendalian dalam tanah (under ground excavation) atau lazim juga
disebut penggalian terowongan (tunnel excavation) adalah pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus dan peralatan yang khusus pula.
1. Pekerjaan persiapan
Sebelum melakukan penggalian didalam terowongan, perlu dikaji dengan
seksama kondisi geologi baik yang tercantum dalam dokumen tender maupun
keadaan setelah open excavation dan open cut excavation selesai. Mempelajari
kondisi batuan terutama pada bagian portal hulu (upstream portal) dan portal
hilir (downstream portal) harus dilakukan untuk menyiapkan pekerjaan awal
galian terowongan. Lazimnya pada kedua bagian ini dipasang steel rib support
dari baja H yang dirangkai dengan batang baja atau kayu sebagai penahab.
Pada steel rib support ini biasanya dilapisi shotcrete atau papan kayu sebagai
penutup dan dibebani karung plastic berisi pasir (sand bag) sebagai pemberat.
Dari jenis batuan yang ada dilapangan maupun yang tertuang dalam dokumen
tender dapat ditetapkan alat untuk pelaksanaan penggalian. Penggalian
didalam terowongan pada umumnya dilakukan dengan cara peledakan
(blasting), namun jika tidak mungkin dilakukan didalam terowongan dapat pula
digali dengan mesin bor horizontal dengan diameter hingga 2 meter yang
biasanya hasil galian bor tadi langsung dimasukkan (di loading) kedalam truck
disebelah belakangnya sebagai contoh penggalian terowongan headrace
bendungan Saguling di Jawa Barat.
Dalam menentukan posisi awal dibagian portal hulu dan hilir, tim survey harus
bekerja denga teliti guna menentukan aligmen, elevasi dan station pada kedua
portal tersebut.
3-37
diseleksi dan dipilih hasil ledakan yang paling baik, artinya tidak terlalu banyak
over break dan tidak terlalu banyak yang tersisa dan hasil pilihan ini dapat
digunakan sebagai blasting pattern untuk penggalian dalam terowongan (tunnel
excavation).
Tabel dibawah adalah contoh batuan dan angka koefisien blasting rata-rata
yang lazim digunakan.
No. Nama Batuan Koefisien “C”
1. Soft limestone 0.20
2. Soft sandstone, conglomerate 0.26
3. Hard sandstone, conglomerate 0.30
4. Middle limestone, slate 0.35
5. Hard slate, grain limestone 0.40
6. Weathered andesite 0.20 – 0.30
7. Hard andesite 0.30 – 0.35
8. Quartzite, andesite (fresh) 0.42 – 0.50
9. Granite, gneiss 0.45
10. Hard granite 0.57
Catatan : untuk trial blasting dapat digunakan C=75% dari table, dapat pula
ditentukan lain sesuai dengan pengalaman blasting expert.
3. Penggalian terowongan (tunnel excavation)
Setelah berhasil menentukan blasting pattern, dapat dilanjutkan penggalian
didalam terowongan dengan tahapan kedalaman antara 1.5 meter hingga 2
meter tunnel driving. Pada umumnya setelah mucking selesai dilakukan disusul
dengan pekerjaan supporting.
Supporting atau perkuatan yang perlu diaplikasikan didalam permukan galian
terowongan ada beberapa macam antara lain :
❖ Supporting jenis rock bolt
Supporting jenis rockbolt diterapkan untuk memperbaiki struktur batuan
agar ada tahanan yang baik antara butiran batu yang satu dengan butiran
batu yang lainnya, sehingga kemungkinan runtuhnya butiran batu yang
besar dapat dicegah. Rockbolt biasanya dengan menggunakan batang besi
beton ulir (deformed bar) D 25 dengan panjang 3 meter masuk kedalam
batuan. Dibagian ujung luar dilengkapi plat baja landasan, plant ring dan mur
(nut) dan dibagian dalam diperkuat dengan epoxi resin, sedalam kira-kira 75
cm, sebagai angkernya. Untuk menentukan panjang rock bolt yang masuk
kedalam batuan tergantung dari ukuran diameter terowongan dan biasanya
ditentukan oleh design engineer. Epoxi resin merupakan bahan yang
dikemas seperti kapsul dan akan pecah jika ditusuk besi beton dan akan
mengeras dalam waktu yang cepat. Jika rockbolt dengan epoxi rexin
sebagai angker telah mengeras dengan
3-38
sempurna plat landasan plat ring dan mur dipasang yang selanjutnya
dilakukan penarikan batang rockbolt dengan cara memutar mur dengan
daya antara 60% hingga 80% dari kapasitas baja rock bolt. Untuk rock bolt
D 25 ditetapkan daya torsi sebesar 8-12 ton atau diambil rata-rata 10 ton.
Pemasangan rockbolt ini lazimnya dilakukan dengan jarak rata-rata 3
meter satu sama lain untuk seluruh bidang galian batu. Pada bidang galian
yang bukan batu misalnya shear zone atau soft dyke, rock bolt biasanya
tidak perlu karena tidak efektif.
❖ Shotcrete tanpa wire mesh
Shotcrete tanpa wire mesh (chain link) diterapkan pada permukaan galian
batu yang baik(fresh rock), biasanya dengan tebal rata-rata 5 cm. shotcrete
didalam terowongan dilaksanakan dengan sarana kerja untuk pekerja yaitu
dengan baket yang ada di mesin jumbo drill. Lihat foto terlampir.
❖ Shotcrete dengan wire mesh (chain link fabric)
Shotcrete dengan wire mesh (chain link) diterapkan pada bagian permukaan
galian batuan yang fractures. Pelaksanaan shotcrete dengan tambahan
material wire mesh (chain link) lebih sulit dibandingkan dengan dipekerjaan
open menggantung untuk itu perlu dipasang dengan pertolongan angker-
angker dari batang baja yang ditancapkan disela-sela batuan atau dengan
membuat luabgn khusus pada batuan.
❖ Steel rib support
Steel rib support biasanya diterapkan pada bagian galian yang kondisinya
lembek misalnya shear zone atau soft dyke atau yang sangat fractures. Ada
juga steel support ini masih dikombinasi dengan grouted anchor bar,
misalnya di spillway shaft bendungan Batulegi.
4. Sistim drainase (drain system)
Selama penggalian terowongan berlangsung sistim drainase harus mendapat
perhatian karena pekerjaan shotcreting tidak dapat dilaksanakan pada bagian
yang terdapat sumber airnya. Demikian pula pada saat mucking air yang ada
dalam terowongan harus disalurkan keluar dengan baik agar tidak mengganggu
tranportasi angkutan bahan galian keluar terowongan.
5. Control survey
Control survey juga harus diperhatikan dan dilakukan dengan sangat teliti,
karena jika terdapat kesalahan sedikit saja akan menimbulkan arah (alignment)
terowongan bisa berubah. Control survey ini untuk memantau alignment (tunnel
axis), slope dan diameter dari terowongan.
3-39
6. Tahapan penggalian terowongan
Terowongan dengan diameter besar lazimnya digali secara bertahap dari
bagian upper half yang setelah selesai upper half dilanjutkan dibagian lower
half.
Untuk terowongan dengan diameter kecil, misalnya 4-5 meter, dapat digali
secara langsung dengan mengatur bentuk permukaan bagian dasar, agar
peralatan dapat beroperasi dengan baik, terutama untuk transpoprtasi angkutan
bahan hasil peledakan keluar terowongan.
d. Pelaksanaan Pembetonan
• Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembetonan
(concreting) adalah sebagai berikut :
❖ Pengecekan secara menyeluruh permukaan galian terowongan untuk
mengetahui apakah galiani terowongan telah masuk design line atau
belum. Dalam hal ini survey terhadap alignment, elevasi dan diameter
hasil galian sudah sesuai dengan design, perlu adanya galian susulan
yang untuk ini dapat dilakukan dengan alat “giant breaker” atau alat yang
lain yang sesuai.
❖ Penyiapan dan pemasangan baja tulangan (reinforcement bar)
Apabila terowongan harus dilapisi dengan beton bertulang, perlu
disiapkan pabrikasi tulangan sesuai dengan working drawing yang telah
disetujui engineer. Apabila pabrikasi baja tulangan telah selesai dibuat,
dapat dilanjutkan dengan pemasangan ditempat yang akan dicor.
❖ Penyiapan dan pemasangan bekisting (form work)
Untuk terowongan dengan diameter besar, misalnya terowongan
pengelak bendungan Batulegi 11.50 m di hilir dan 10 m dihulu, form work
dapat dibuat 3 macam pertama untuk bagian lower (invert) yang kedua
untuk bagian site wall dan ketiga untuk bagian upper half.
❖ Penyiapan peralatan pembetonan berikut penerangan
Jika persiapan lapangan telah cukup, selanjutnya penyiapan concrete
pump, agritator truck (AT), vibrator untuk pemadatan beton, peralatan
untuk test beton, lampu penerangan dan sarana kerja lainnya yang
diperlukan.
• Pelaksanaan pembetonan
Untuk pembetonan terowongan bagian invert perlu disiapkan placement
sequence agar didapat hasil yang tidak keropos atau terdapat honey comp.
3-40
Oleh karenanya construction method untuk pembetonan perlu diajukan kepada
engineer untuk mendapatkan persetujuan.
Khusus untuk bagian invert ini apabila terdapat permukaan yang dikawatirkan
keropos atau honey comp, sesaat setelah form dibuka dimana beton masih
belum begitu mengeras dapat langsung diperbaiki, namun kalau beton telah
mengeras perbaikannya harus dilakukan secara khusus setelah benar-benar
dan beton telah keras dan dingin.
Pemadatan beton dengan vibrator harus dilakukan oleh tenaga yang
berpengalaman untuk mencegah rusaknya mutu beton, hal ini dimungkinkan
akibat konsentrasi vibrator di suatu tempat yang terlalu lama.
Construction sequence sangat menentukan hasil pembetonan, oleh karenanya
petugas yang mengerjakan pembetonan harus diberi penjelasan dengan baik
oleh site engineer dan jika dipandang perlu pada saat awal Site Engineer harus
ikut memantau jalannya pengecoran (concrete placement).
DAFTAR SIMAK K3
1. Jenis Pekerjaan : .......................................................................................
2. Nama Proyek : .......................................................................................
3. Lokasi Proyek : .......................................................................................
Dilaksanakan
No. Uraian
Ya Tidak
3-41
3 PENERAPAN PENGAWASAN K3 PADA PEMAKAIAN
TANGGA DAN PERANCAH
1. Standar :
➢ Peraturan,
➢ Standar Nasional,
➢ Standar Internasional,
➢ Ketentuan / Rujukan Berdasarkan Perhitungan Faktor Keamanan Konstruksi/
Construction Safety.
4. Pengawasan. :
➢ Inspeksi,
➢ Pemeriksaan & Pengecekan Berkala.
5. Pemeliharaan.
4-1
c. Pemasangan perancah harus dilaksanakan dan diawasi oleh :
1) Pemasangan oleh tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan dan keahlian
kerja dalam bidang perancah
2) Pengawasan oleh Pengawas yang ahli dalam bidang k3 perancah
4-2
g. Semua kerangka bangunan dapat perlengkapan yang digunakan untuk
menunjang pelataran tempat bekerja harus berdasarkan standard konstruksi;
mempunyai pondasi yang kuat dan cukup tertanam dan diberi penguat untuk
kesetabilan.
h. Batu bata, pipa yang rusak, bahan pembuat cerobong asap dan bahan – bahan
lain yang tidak semestinya dipakai untuk penahan perancah tidak boleh dipakai.
i. Bila perlu untuk menghindari benda yang terjatuh, perancah harus diberi
semacam tenda / kasa pengaman.
j. Paku – paku harus ditanam penuh, tidak boleh separuh dan kemudian
dibengkokkan.
k. Paku tidak boleh menerima gaya tegangan langsung.
a. Setiap bentuk perancah harus diperiksa sebelum digunakan, oleh orang yang
berwenang untuk meyakinkan, dan pemeliharaannya diperiksa setiap hari dan
secara berkala mingguan, bulanan dengan item pemeriksaan meliputi :
1) kondisi kestabilan .
2) kerusajkan Bahan, berubah bentuk (deformasi), cacat / rusak, keropos..
3) Kondisi pengamanan sperti pin lock,
4) Aman penggunaannya.
b. Perancah harus diperiksa oleh seorang tenaga ahli yang berwenang sedikitnya
seminggu sekali yaitu sesudah cuaca buruk, atau gangguan dalam masa
pembangunan yang agak lama.
c. Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang.
d. Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur sehingga tidak ada yang
rusak atau membahayakan waktu dipakai.
e. Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka, kecuali kalau hal itu
tetap menjamin keselamatan.
4-3
c. Setiap pengeseran dari kayu penyangga (putlog) harus dicegah. Tiang
penyangga harus dihubungkan erat pada bagian bangunan yang kuat, ditempat
alat pengangkat dipasang.
d. Bila pelataran untuk alat pengangkat tidak menggunakan terali pengaman
sehingga muatan yang diangkat dapat menggangu perancah, harus dipasang
pengaman vertikal untuk mencegah muatan alat pengangkat menyangkut pada
perancah.
4-4
3.2.8 Pelataran Tempat Bekerja / Platform.
a. Semua perancah dimana tenaga kerja berada harus dilengkapi dengan platform
untuk bekerja.
b. Bagian – bagian dari peralatan untuk bekerja tidak boleh ditunjang oleh batu bata,
pipa – pipa bahan bongkaran, cerobong asap atau bahan – bahan lain yang
semestinya.
c. Pelataran tempat bekerja tidak boleh ditumpangkan kepada cerobong,
penampung air hujan, serambi, atap, penangkal petir, atau bagian – bagian lain
yang tidak semestinya.
d. Pelataran tempat bekerja tidak boleh digunakan sebelum betul – betul selesai dan
diberi pengaman yang baik.
e. Pelataran harus paling sedikit dari tepi luarnya berjarak 60 (enam puluh) cm dari
sisi dinding bangunan.
f. Pelataran harus cukup lebar sesuai dengan pemakaiannya. Pada setiap bagian
harus tidak terhalang dan minimal selebar 60 (enam puluh) cm.
g. Harus disediakan sebuah tempat yang bebas dari rintangan atau timbunan –
timbunan, sedikitnya selebar 1,8 (satu koma delapan) meter.
h. Setiap pelataran untuk bekerja harus dipasang minimal 1 (satu) meter di bawah
puncak tiang penyangga.
i. Setiap pelataran tempat bekerja di atas 2 (dua) m dari tanah harus dipasang
papan yang rapat.
j. Pelataran bekerja harus menggunakan papan pengaman kaki berukuran : tebal
minimal 2,5 (dua koma lima) cm dan lebar minimal 15 (lima belas) cm.
k. Papan – papan untuk pelataran bekerja harus menonjol keluar dari tempat
tumpuan maksimal sejarak 4 (empat) kali tebalnya papan.
l. Papan – papan diusahakan tidak boleh berlapis – lapis, atau harus digunakan cara
hubungan siku – siku untuk mengurangi pengeseran dan mencegah kesulitan
berjalan bagi kereta dorong.
m. Papan – papan untuk lantai harus mempunyai tebal yang sama.
n. Setiap papan yang merupakan bagian dari pelataran tempat bekerja harus
ditumpu oleh sedikitnya 3 (tiga) tumpuan, kecuali bila jarak dari kayu penyanggah
dan tebal dari papan dapat menjamin terhindarnya kemungkinan terguling atau
melengkung.
o. Pelataran harus benar – benar berkonstruksi kuat sehingga tidak ada pengeseran
selama pekerjaan berlangsung.
4-5
3.2.9 Balustrade Pengaman dan Papan Pengaman
Kaki. (Guard Rails and Toe Boards).
(ramp = Jalur penghubung antar tingkat pelataran yang tidak sama tinggi)
a. Gang – gang tempat berjalan maupun tempat transportasi bahan – bahan harus
dibangun dan disanggah sedemikian rupa sehingga tidak goyah, melendut atau
ambruk akibat pembebanan maksimal yang bekerja padanya.
b. Setiap gang, ramp dan jalur pengangkut bahan yang setiap bagiannya
mempunyai tinggi lebih dari 2 (dua) m diatas tanah atau lantai harus : ditutup rapat
– rapat dengan papan dan, mempunyai lebar tidak kurang dari 60 (enam puluh)
cm.
c. Bila gang, ramp dan jalur pengangkut bahan itu terpakai juga untuk pengangkutan
bahan harus diusahakan agar ada suatu jalur bebas yang : lebarnya cukup untuk
pengangkutan bahan tanpa membangun balustrade beserta pengaman kakinya
dan, lebar tidak boleh kurang dari 60 (enam puluh) cm.
d. Kemiringan dari setiap gang, ramp dan jalur pengangkut bahan – bahan tidak
boleh melebihi 1 (vertikal) : 4 (horizontal).
e. Apabila untuk mengatasi kemiringan tadi diperlukan pemasangan anak tangga
maka pemasangannya harus :
1) Ditempatkan pada jarak yang sama sesuai dengan kemiringan , dan
2) Selebar gang, ramp dan jalur pengangkut bahan kecuali jalur jalan selebar 10
cm untuk jalan roda kereta dorong.
4-6
f. Gang, ramp dan jalur pengangkut bahan dimana memungkinkan seseorang
terjatuh dari ketinggian 2 (dua) m lebih harus dilengkapi dengan balustrade .
g. Ramp dan jalur pengangkut bahan yang dibuat untuk jalan masuk kendaraan –
kendaraan kedalam tempat kerja harus : mempunyai kekuatan dan stabilitas yang
cukup, sehingga dapat menahan muatan maksimal yang sesuai dan, mempunyai
kemiringan dan lebar yang aman untuk kendaraan pengangkut muatan.
Potensi Bahaya/
No. Uraian Kegiatan
Kecelakaan Kerja
4-7
DAFTAR SIMAK K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)
Dilaksanakan
No. Uraian Ketentuan K3
Ya Tidak
4-8
Bentuk lain Daftar Simak K3
4-9
Bentuk lain Daftar Simak Potensi Bahaya/ Kecelakaan
Pengisian bahan
1. ✓ A. Kebakaran
bakar
Pemeriksaan air B. Terkena uap air
2. ✓ ✓
batere (accu) batere (accu)
Pemeriksaan
3. ✓ C. Terkena air panas
minyak hidrolik
Pemeriksaan air D. Terkena
4. ✓
pendingin semprotan minyak
Pemeriksaan
5. ✓ E. Jatuh terpeleset
kondisi alat kendali,
Manouver di tanah F. Terbenam di tanah
6. ✓
lembek lembek
Mendorong dan
7. ✓ G. Jatuh ke jurang
menimbun jurang
Naik / turun
8. ✓ H. Terguling
tanjakan
4
BentukJadwalPelaksanaanPekerjaan
USULAN TEKNIS
9.1. UMUM
Waktu ini adalah selama 135 ( seratus tiga puluh lima ) hari kalender sejak
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja .
I. TAHAP PERSIAPAN
Kegiataniniakanmeliputi ::
- Mobilisasi Personil
- Pekerjaan Persiapan
1. Persiapan Personil dan peralatan
2. Penyusunan Rencana Kerja & Mutu Kontrak
3. Pembuatan Laporan Pertama
4
BentukJadwalPelaksanaanPekerjaan
USULAN TEKNIS
4
BentukJadwalPelaksanaanPekerjaan
USULAN TEKNIS
4
BentukJadwalPelaksanaanPekerjaan
PROGRAM BAB.10
KERJA
PROGRAM KERJA
Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari
konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan.Dalam rencana kerja ini akan
diuraikan urutan-urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah,tanggungjawab dan
personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil pendukung, schedule
pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil.Untuk memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan,maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini
berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam
penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Rencana kerja ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan lingkup
pekerjaan sesuai dengan KAK. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan
diuraikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
a.Lingkup Kegiatan
8-1
b.Personil Yang Bertugas :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- Pengawas Lapangan
- Staf Administrasi
c.Waktu Kegiatan :
a.LingkupKegiatan
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- PengawasLapangan
c.WaktuKegiatan :
a. Lingkup Kegiatan :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- Pengawas Lapangan
c. WaktuKegiatan :
8-2
2) Evaluasi Hasil Survei Pengukuran dan Mekanika Tanah
a. LingkupKegiatan :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- PengawasLapangan
c. Waktu Kegiatan :
a. LingkupKegiatan :
Evaluasihasilanalisatampak
Evaluasihasilpenggambarandan RAB
Pelaporan
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- PengawasLapangan
c. Waktu Kegiatan :
a.LingkupKegiatan :
8-3
b.Personil Yang Bertugas :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- Pengawas Lapangan
c.WaktuKegiatan :
a.LingkupKegiatan :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- PengawasLapangan
c.Waktu Kegiatan :
a.Lingkup Kegiatan :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- Pengawas Lapangan
c.Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada Minggu ke-1 pada Bulan ke-1 sampai dengan Bulan ke-4
8-4
4) Saat Proyek Selesai (Project Completion)
a. Lingkup Kegiatan :
- Team Leader
- Tenaga Ahli
- Pengawas Lapangan
c. Waktu Kegiatan :
8-5
STRUKTUR
ORGANISASI
BAB 11
PEKERJAAN
Koordinasi internal dan eksternal akan sangat berpengaruh pada keberhasilan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya penetapan arah koordinasi dan
kewenangan, maka koordinasi komunikasi dapat berjalan secara terarah tanpa adanya tumpang
tindih maupun kesalahpahaman komunikasi baik internal maupun eksternal tim.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi yang digunakan dalam Pengawasan
ini,dapat dilihat pada gambar berikut :
12-1
PENGGUNA ANGGARAN
DIREKTUR
PT. KONINDO PANORAMA KONSULTAN
SITE ENGINEERING
( NUR FATRA MUHTAR, ST )
CHIEF INSPECTOR
( I WAYAN GEDE SERAYA ST ) ADMINISTRASI
( NI PUTU JULIA CHINTYADEVI
INSPECTOR LAPANGAN
( I WAYAN WIRA SANTIKA, ST ) OFFICE BOY
( I KADEK WARMAN GUNADI, ST)
OPERATOR KOMPUTER
( DEWA GEDE KRISNA WIGUNA, ST )
Gambar 12.1
Struktur Organisasi
12-2
1 Bentuk Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Berdasarkan Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang diusulkan, distribusi
keterlibatan personil dalam setiap kegiatan serta perhitungan man-month setiap
personil, selanjutnya disusun jadual penugasan personil, baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung.
Jadwal pelaksanaan penugasa personil sangat diperlukan untuk bisa
mengatur dan menyesuaikan dengan pekerjaan kontruksi yang dilaksanaan oleh
pihak kontraktor.
Penempatan dan penugasan personil harus sesuai dengan kontrak kerja serta
keahlian masing-masing personil untuk melaksanaan tugas masing-masing dalam
pelaksanaan pengawasan kegiatan ini.
TENAGA AHLI
Tenaga Ahli Tetap / Tenaga Ahli Uraian Jumlah
Nama Lingkup Keahlian Posisi Yang Di Usulkan
Tidak Tetap Lokal / Asing Pekerjaan Orang Bulan
Ahli Sipil
Nur Fatra Muhtar, ST Tenaga Ahli Tetap Lokal Site Engineer Terlampir 1
( S1-Sipil, 10 Tahun )
AHLI PENUNJANG
Ahli Sipil
I Wayan Wira Santika,ST Tenaga Ahli Tetap Lokal Pengawas Lapangan Sipil Terlampir 1
( S1-Sipil, 10 Tahun )
Ni Putu Julia ChyntiaDevi Tenaga Ahli Tetap Lokal S1- Ekonomi 5 Tahun Administarasi / Keuangan Terlampir 1
I Dewa Krisna Wiguna Tenaga Ahli Tetap Lokal S1- Arsitek 1 Tahun Operator Komputer Terlampir 1
I Kadek Warman Gunadi Tenaga Ahli Tetap Lokal S1- Arsitek 1 Tahun Office Boy Terlampir 1
Keluaran dan Pelaporan sedikit banyak telah dijelaskan pada subbab sebelumnya.
Keluaran adalah hasil akhir secara menyeluruh dari kegiatan ini baik dari segi konstruksi
maupun administrasi sedangan Pelaporan adalah jenis dan jumlah laporan yang harus diserahkan
oleh konsultan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan
yang telah di isyaratkan di dalam KAK. Jenis dan jumlah pelaporan selain ditentukan oleh
tahapan pelaksanaan kegiatan, juga menyesuiaikan dengan kedalaman pekerjaan, penganggaran
pekerjaan serta lama waktu pelaksanaan kegiatan. Jenis dan jumlah keluaran dan pelaporan
untuk kegiatan ini yang disyaratkan di dalam KAK adalah sebagai berikut :
Setiap laporan harus disusun dalam Bahasa Indonesia, dan jenis laporan ditetapkan
sebagai berikut :
- Lembar Pengesahan
- Sejarah dokumen
- Daftar Isi :
1) Umum
2) Informasi Kegiatan
14-1
3) Sasaran Mutu Kegiatan
4) Persyaratan Teknis dan Administrasi
5) Struktur Organisasi
6) Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
7) Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan
8) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
9) Jadwal Peralatan
10) Jadwal Material
11) Jadwal Personil
12) Jadwal Arus Kas
13) Rencana & Metoda Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi, Inspeksi dan
Pengujian & Kriteria Penerimaannya
14) Jadwal Kriteria Penerimaan
15) Daftar Induk Dokumen
16) Daftar Induk Rekaman / Bukti Kerja
17) Lampiran
b. Laporan Bulanan
Dibuat 12 (dua belas) buku, 4 (empat) buku tiap bulan dan disertai dalam bentuk soft
copy. Laporan bulanan ini diserahkan maksimal setiap tanggal 5 di bulan berikutnya,
kecuali untuk laporan bulanan terakhir diserahkan maksimal pada tanggal akhir
kontrak. Laporan rencana dan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan,
mencakup total kemajuan sejak permulaan dan melaporkan keterlambatan-
keterlambatan yang terjadi dengan menyebutkan penyebabnya, selanjutnya saran-
saran untuk mengatasinya dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan serta perubahan
lingkup dan jadwal bila ada. Laporan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga
Kantor/ Satuan Kerja senantiasa mendapat informasi tepat pada waktunya. Apabila
ada pertemuan pada tahap-tahap tertentu yang diusulkan untuk pemberian keputusan
yang bertalian dengan adanya tahapan yang mendatang, maka hal itu harus dirinci
dalam laporan. Apabila perlu, laporan ini memuat juga laporan teknis yang
menyebutkan cara kerja yang dipilih oleh konsultan sebelum melangkah ke tahapan
berikutnya dalam memberikan jasa. Laporan bulanan pertama harus memuat semua
data yang didapat tentang rencana pelaksanaan pekerjaan serta metode
pelaksanaannya dan saran-saran apabila terjadi perubahan penanganan pelaksanaan
pekerjaan berikut perhitungan kembali volume pekerjaan yang tertuang dalam
Rekayasa Lapangan/ Field Engineering. Bentuk Laporan Bulanan tersusun sebagai
berikut :
- Lembar Pengantar
- Daftar isi
- Executive Summary Report
i. Pendahuluan
ii. Data Pekerjaan
14-2
iii. Peta Lokasi Pekerjaan Termasuk lokasi kantor kontraktor dan kantor direksi
di lapangan.
iv. Organisasi pelaksanaan pekerjaan
a. Struktur
b. Personil
v. Rencana Kerja
- Bulan yang akan datang
Keseluruhan produk keluaran merupakan bentuk hasil kerja konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Tentunya kami akan memenuhi seluruh produk keluaran yang disyaratkan apabila
nantinya kami dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.
14-3
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.2.201.2.142.31.1024039
Sertifikat ini diterbitkan pada tanggal 12 Februari 2019 dan berlaku sampai dengan tanggal 11 Februari 2022.
Manajer Eksekutif
Dicky Mardiansyah
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
No:
Syahril Efendi
KETUA UMUM
Info
E
2 g T/
:l
viI
.t z
ci
P(
o;
gUr;
c >,
(l! rf o
o
z- 6
E trd <t.E o
i c{
.--:
(Y)
,"4 ZL -'= o
t!
N2 EE 'a)
E; <,,
zt
.i.: I n
ti 3l :=C Or
39 hP' -o
$
e
(o
t" 89.
O)-
ao
(s"
(\t
ro
o
N
E3,
l-
.. 5|q
-
gi!
-'= o @
_4
(trM
:
\sa
R $ - !9
m:i= c::
(trc:
co_
od)
O)
gNII _ E= 6q ci
'tr
t- *r
*J oor
o\ hp*
i 60
€H'
'a.;
3 L{ F: :r *- (fl
crx rD -
o(tr
b td
I
ca ou! - o
L(o lal
t'.1 .- l" c
(!+ t lo
z=AF-\ I
o o
gz \
s O
\J
\nb,
6< !u
8co-q
.- li
<)
F a)
="_F
of P'.sl
nra t'J L (\
sE; a F9g
E4 >\I
.\l
t-.r F*
---\
\
$ .s.
'at-'=
(t O
.\i
- (g:5
efFr
{Fr i-r \ci\J
UrO c- t/) ?-r
osE=
gFS
a: s S-O i Y
€E :9a .S-.F,
\11
*
*3> s p;F
J 0) \
0) ;: : ..1
:':5 \5</ q OO(s L\ !!O
\ LrNcaci tr t-r FO-o e.i- g c -:<
{EJ __ oQ 9'F
< c a.l
!2' ; a
-a!C)
E h:s
-tt =l
J
4, ft3E (gt
-g
bd 6-c ofr0) Elh
o-q> (l)cvr
(,o= Fl€
OJr^
(D (.) t- C?Y
('co)oo
0) -c -\< - (tr?
(s
$
o--
o EIE
Elo
Nc$'rr (/) =
*q0) o
I y.: tr t
O
N .a ei< dq
cl o.
ta
U$EO-A
=C:lOA I= oEe El2
z 9$!(tJ-IY(!(s
E PEbb=qb,
-C
q
.=
i$ ;gn ol
l cc') Ero$ aol
F
Ll-
o
lqc)o;(g-r 6$ f ii o_i
s_99
6l
crj
c
o
N
(It
o
E
z
(5(E
o
F-
-
E.e
gu) >v
C(E
N Oo z
(ocL
6q
sE
=
o-F
\Ov 9; (5
a= HI
'
O-r t= r8
-L \
6l
o-
>G ad
3V oo F-
o \ll
xt'o Ss O f;|'
3
cGL
<=N {b N .xt
-'rcco ia o Sl 6
o)
c
Aru c i3rr)
(o 9.'6 E
Ea E SO
€ 016
€
?
€
^,E nj o
62
=a
hg*
a
E'=
(E'F
>.E
f
CN
o c
o- (U
o -)<
c)
?o
\S F-
dl o
ul'R
r.i 3pN cE
f.-
o
zE
:€ (E#-
:Y]
'= lcG
*o o)
(U(',
s6
L
G
$v.-
sl
u^ o \b -
':= ao vrr - C') G (E
\\s<l
Lco
o gF
(Ds
et
)e
gN
o-
c
\l
€ E
e- o =
{gB
;=-= 2 \ b- g'. \sl
?#, oo X{ AN )<s
o\ 'I d>
+i Eo)
oc
,57 :s box aOro
=#
_F<1
+€
sh3t
s
q) -o is
i2-
f,e
'X
€
-(6
E<* 6 g)
L
r;S/ G
Y€e
.a v
FgS
<'-F
Lf
OO
trr
=. or0_ --c
-:
:: Lq)\-o)l L
.Rs3s hh6E=\ E8
=:
-/ +=
'@; :'RSiz S*f'rHR -?
oDc
o,
+:7
==
5sS Sssse=5s
S S \ci 'S.P .P .P g P ': e->
C(E
(E
2
o(5-y.
-= IESqL\L\L\P8tR _o _c
(',c -i
{- :;- cG h
ElJ(') g
(5 l.- *(
$6 Jc
-t Er
oJ.A
g oc o
3A F(o (o
:gF
@
c (o
E
c= .F
G o)
(tr o)-;i lz c (5
l<ftt o (o
o
Nc+;
.$.oz* a
EB ao -g
cf)
o
E:n E 2 cE
J
= oc)a i< c) Cf)
g€F+s;qa
J
E .9. E E.
\<
1)C o g
G E
'= -y. z
SEbF;3F: 6c') N
fffii
.-!
(! -Y
(o
F c = O)-= r- O)(tr o) -c0_
(Ec L
o b b I$ r 9; c
o N .I-
(0 :=
(6'
E
F L- io (]T)
tumJ
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :
Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :
Nomor Registrasi
1.2.201.3.142.31.1955141
Sertifikat ini diterbitkan pada tanggal 8 Juni 2020 dan berlaku sampai dengan tanggal 7 Juni 2023.
Manajer Eksekutif
Dicky Mardiansyah
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:
Saya berjanji:
1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.
Saya:
a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.
No: -
Syahril Efendi
KETUA UMUM