Anda di halaman 1dari 74

2020

STANDAR PROTOKOL
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT

EDISI 1.0

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Standar Protokol Building Information Modelling (BIM)
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Edisi 1.0
Tahun Anggaran 2020

Dicetak Oleh:

Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi


Gd. Utama Lt. 11, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Email: mpk.djbk1@gmail.com
Telp (021) 7395063
Fax (021) 72799238

Cetak Pertama: Desember 2020

Penyusun:
Dr. Yolanda Indah Permatasari, S.E., M.M.
Thyoria Mariska Girsang, S.E., M.T.
Diya Eka Wicaksana, S.T., M. Eng.

Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2020


Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

KATA PENGANTAR

Sebagai salah satu inovasi dalam upaya akselerasi pembangunan proyek


infrastruktur guna meningkatkan daya saing Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat mendorong penerapan teknologi Building Information Modelling
atau BIM. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku
regulator, beradaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dengan menjadikan
penerapan Building Information Modelling (BIM) sebagai terobosan untuk meningkatkan
kualitas pekerjaan konstruksi. Regulasi yang telah ada saat ini melalui Peraturan Menteri
PUPR No. 22 tahun 2018 tentang Pembangunan Gedung Negara dimana dalam lampiran
peraturan tersebut mengamanatkan kewajiban penggunaan BIM pada bangunan tidak
sederhana dengan kriteria luas diatas 2.000 m2 dan di atas 2 lantai, tidak hanya
menjadikan salah satu faktor pendorong dalam percepatan penerapan BIM, tetapi juga
memberikan tantangan yang cukup besar, selain karena BIM merupakan sebuah
metodologi dan teknologi baru, banyaknya stakeholder yang terlibat didalamnya
membuat penerapan BIM pada skala proyek dan skala industri konstruksi menjadi
kompleks. Untuk menjamin efektifitas implementasi metode BIM dalam proyek konstruksi,
terutama pada proyek pekerjaan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, perlu adanya keseragaman dalam penerapannya. Salah satu cara
untuk menjamin keseragaman dalam pemanfaatan dan penerapan BIM dalam proyek
konstruksi adalah dengan adanya suatu panduan atau pedoman yang bersifat umum
yang dapat digunakan oleh semua unit organisasi pelaksana proyek. Salah satu bentuk
panduan atau pedoman ini adalah standar protokol penerapan BIM. Penyusunan Standar
Protokol ini menjadi penting karena selain dapat menjadi dasar dalam penerapan BIM di
Kementerian PUPR, standar protokol juga dapat menjadi acuan untuk penyusunan
panduan atau pedoman penerapan BIM lain yang lebih detail dan lebih teknis di tiap unit
organisasi.
Penyusunan standar protokol BIM di lingkungan Kementerian PUPR telah dilaksanakan
dalam kurun waktu tahun anggaran 2020, melalui beberapa kegiatan focus group
discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan dari tiap unit organisasi pelaksana teknis,
para praktisi dan akademisi.

Jakarta, Desember 2020

Tim Penyusun

i
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

UCAPAN TERIMAKASIH

Yang pertama kami mengucapkan Puji Syukur


Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Standar Protokol Building Information Modeling (BIM)
di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat telah dapat diselesaikan.
Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini
merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan tugas
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
(DKSDK) sesuai Peraturan Menteri PUPR nomor 13 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PUPR
yaitu melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan
penerapan dan pengawasan di bidang kelembagaan dan sumber daya konstruksi, dan
melaksanakan pengelolaan jabatan fungsional bidang pembinaan jasa konstruksi, serta
sebagai wujud penyelenggaraan fungsi penyusunan norma, standar, prosedur, dan/atau
kriteria kelembagaan masyarakat jasa konstruksi, kelembagaan pemerintah sub urusan
jasa konstruksi, pengelolaan material, peralatan dan teknologi, serta TKDN Konstruksi.

Oleh karena itu, terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah mendukung
dan berpartisipasi dalam kegiatan penyusunan Standar Protokol Building Information
Modelling (BIM) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, antara lain:
1. Bapak Ir. Trisasongko Widianto, Dipl. HE., Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian PUPR;
2. Bapak Iwan Suprijanto, S.T., M.T., Direktur Prasarana Strategis, Ditjen Cipta Karya;
3. Ibu Ir. Dian Irawati, M.T., Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Ditjen
Cipta Karya;
4. Bapak Ir. Deded P. Sjamsudin, M.Eng.Sc., Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan,
Direktorat Jenderal Bina Marga;
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Eko Winar Irianto, M.T., Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air,
Ditjen Sumber Daya Air;
6. Bapak Dr. Ir. Maryoko Hadi, Dipl.E.Eng., M.T., Plt. Direktur Rumah Susun, Ditjen
Perumahan;
7. Ir. M. Natsir, M.Sc., Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama;
8. Ir. Yaya Supriyatna S., M.Eng., Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Utama;
9. Dr. Ir. Poltak Sibuea, M.Eng. Sc., Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli
Utama;
10. Ir. Netti Malemna S., M.M., Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Ahli Utama;
11. Bapak Adji Krisbandono, S.T., M.Eng., M.Sc., Tim BIM PUPR 2017;
12. Bapak Kharis Alfi, Praktisi, IBIMI, PT Waskita Karya (Persero);
13. Ibu Amy Rachmadhani Widyastuti, Praktisi, IBIMI, PWD Architech;
14. Bapak Aminudin Azis, S.T., M.Sc., Tenaga Ahli BIM PUPR;
15. Seluruh perwakilan Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PUPR;

ii
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

16. Seluruh narasumber, peserta dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu; dan
17. Tim Pelaksana dari Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi,
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR

Akhir kata, semoga Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat bagi masyarakat jasa konstruksi pada umumnya dan
khususnya bagi para pengguna dan penyedia jasa konstruksi, sebagai salah satu
pedoman dalam penerapan BIM untuk meningkatkan kualitas pekerjaan proyek
konstruksi dan mempercepat pembangunan infrastruktur.

Jakarta, Desember 2020


Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi

Ir. Nicodemus Daud, M.Si.

iii
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
B. SUMBER REFERENSI ........................................................................ 1
C. PEMBUATAN BATANG TUBUH DAN LAMPIRAN............................... 3
BAB II STANDAR PROTOKOL BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT ......... 4
A. UMUM.................................................................................................. 4
B. DASAR PEMBENTUKAN..................................................................... 4
C. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................................... 6
D. RUANG LINGKUP ............................................................................... 6
E. DEFINISI.............................................................................................. 7
F. ORGANISASI PELAKSANA PENERAPAN BIM ................................. 10
G. PRINSIP - PRINSIP PENERAPAN BIM ............................................. 10
H. JENIS INFRASTRUKTUR YANG MENERAPKAN BIM ...................... 11
I. JENIS PROYEK YANG MENERAPKAN BIM ..................................... 11
J. KEBUTUHAN INFORMASI ORGANISASI ......................................... 12
K. KETENTUAN PENERAPAN METODE BIM ....................................... 12
L. PLATFORM KOLABORASI (COMMON DATA ENVIRONMENT / CDE)
........................................................................................................... 15
M. KEBUTUHAN DAN TINGKAT KEDALAMAN INFORMASI ................. 16
N. PEMBIAYAAN.................................................................................... 17
O. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ................................................... 18
P. KEAMANAN DATA ............................................................................ 20
Q. MANAJEMEN RESIKO ...................................................................... 20
R. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ....................................................... 21
S. INDIKATOR CAPAIAN KINERJA ....................................................... 21
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 23
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 23
B. SARAN.................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

iv
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... 25
LAMPIRAN 1 : A. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PROYEK NON DESAIN AND BUILD ................................................. 26
LAMPIRAN 1 : A. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PROYEK NON DESAIN AND BUILD ................................................. 27
LAMPIRAN 1 : B. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PROYEK DESAIN AND BUILD .......................................................... 28
LAMPIRAN 1 : B. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PROYEK DESAIN AND BUILDVV ..................................................... 29
LAMPIRAN 2 : PENJELASAN DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN
BIM PADA PEKERJAAN KONTRUKSI .............................................. 30
LAMPIRAN 3: DAFTAR SIMAK PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENERAPAN BIM.............................................................................. 37
LAMPIRAN 4: BAGAN STRUKTUR PENYIMPANAN (FOLDER) DALAM
PLATFORM KOLABORASI (CDE) ..................................................... 44
LAMPIRAN 5: DOKUMEN BEP PRAKUALIFIKASI...................................... 45
LAMPIRAN 6: DOKUMEN BEP PASCAKUALIFIKASI ................................. 48
LAMPIRAN 7: KEBUTUHAN MINIMUM SUMBER DAYA PENERAPAN BIM
........................................................................................................... 64

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Halaman sampul peraturan BIM referensi dari luar negeri ............ 2
Gambar 2. Pemetaan Standar Protokol BIM dari Luar Negeri ........................ 3

v
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Building Information Modelling (BIM) adalah representasi digital dari


karakter fisik dan karakter fungsional pada suatu bangunan, dimana di
dalamnya terkandung semua informasi mengenai elemen-elemen
bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis pengambilan keputusan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan masa operasi
bangunan serta masa pembongkaran dan pembangunan kembali yang
membentuk aset digital yang merupakan suatu kembaran dari kondisi fisik
sesungguhnya (digital twin);
Pembuatan Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) ini
untuk menyamakan persepsi dari sisi pengguna jasa dan penyedia jasa
sehingga penerapannya dapat diharapkan menjadi optimal dengan tetap
bersumber dari peraturan yang sudah ada seperti pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Republik Indonesia Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Gedung Negara, Permen PU
Nomor: 603/PRT/M/2005 tentang Sistim Pengendalian Manajemen
Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang
Pekerjaan Umum, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
Rancang Bangun Melalui Penyedia. Disamping itu konsepsi tidak kelar
dari koridor dan mandat yang diamanatkan dalam ISO BIM 19650 tentang
pembentukan aset digital sehingga mudah untuk diaudit dan dipergunakan
kembali data digital tersebut untuk keperluan pemanfaatan penggunaan
bangunan dan pembangunan aset fisik kembali.
Standar Protokol ini dibuat dengan fokus pada pemanfaatan common data
environment (CDE) dengan tujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan
koordinasi (BIM Level 2) dengan mempertimbangkan kemudahan dalam
implementasi di masing – masing UNOR dengan cukup mendetailkan BIM
Execution Plan (BEP) dan menambahkan pada klausul KAK pada proses
kegiatan tender.

B. SUMBER REFERENSI

Standar protokol ini dibuat berdasarkan beberapa referensi dengan


mempertimbangkan masukan dari setiap kegiatan FGD sehingga banyak
mengalami penyempurnaan dari versi awalnya. Referensi tersebut antara
lain Building Information Modeling (BIM) Protocol dari Construction
Industry Council (CIC)-UK, Singapore BIM Guide version 1 dan 2,
American Institut Architect (AIA)_E202, Project Information Requirement
(PIR) Building Information ModelingQueensland Government, dan BS EN

1
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

ISO 19650-1&2:2018_Organization and Digitization of Information about


Building and Civil Engineering Works, Including Building Information
Modelling (BIM)-Information Management Using building information
Modelling.

Gambar 1. Halaman sampul peraturan BIM referensi dari luar negeri

Karena pengetahuan BIM ini cukup baru dan belum banyak didapatkan
dari dalam negeri, namun secara umum mudah didapatkan dari negara –
negara maju seperti seperti; Inggris, Amerika, Singapura, Amerika, dan
Australia. Hal ini dikarenakan negara – negara tersebut sudah terlebih
dahulu mengimplementasikan metode BIM dalam industri konstruksinya
sehingga regulasi implementasinya juga sudah dibuat. Metode untuk
mendapatkan referensi sebagian besar didapatkan dengan
memanfaatkan teknologi internet untuk mendapatkan akses data
peraturan BIM dan beberapa diantaranya dapat diakses dan diunduh
secara tidak berbayar seperti ;

1. Dokumen Standar Protokol edisi pertama BIM dari UK:


http://cic.org.uk/publications/?cat=other-publications
2. Dokumen Standar Protokol edisi kedua BIM dari UK:
http://cic.org.uk/publications/
3. Dokumen Singapore BIM guide Version 1.0, Version 2.0, Singapore
VDC Guide Version 1.0, BIM particular Condition Version 1.0, dan
Version2.0:https://www.corenet.gov.sg/general/bimguides/singapore-

2
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

bim-guide-version-20.aspx
4. Dokumen dari Amarican Institut Architect (AIA-E202):
https://www.smacna.org/resources/resource/2008/01/04/aia-e202-
building-information-modeling-protocol-exhibit
5. Dokumen Project Information requirement (PIR) Government
Queensland-Health:
https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0033/860694/qh-
gdl-374-9.pdf
6. Peraturan - peraturan Menteri PUPR:
http://jdih.kkp.go.id/cari_peraturan

C. PEMBUATAN BATANG TUBUH DAN LAMPIRAN


Dalam pembuatan batang tubuh Standar protokol Building Information Modeling
(BIM) di lingkungan Kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat
adalah sesuatu yang memiliki tantangan tersendiri, karena tuntutannya adalah
tidak hanya sekedar membuat pedoman yang sekedar meng-copy-paste atau
menerjamahkan peraturan dari luar negari, tetapi harus disesuaikan dengan
kesiapan dan keadaan yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah keharusan
dikarenakan perbedaan maturity implementasi BIM dengan negara maju
berbeda sehingga jangan sampai ketika peraturan ini selesai dibuat namun sulit
untuk di implementasikan sehingga tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Untuk itu, Batang tubuh standar protokol ini telah disesuaikan akibat tuntutan
tersebut dengan melakukan studi dan pemetaan referensi baik dari luar negeri
maupun didalam negeri serta peraturan dalam negeri yang sudah di tetapkan
sebelumnya. Penyusunan standar protokol BIM di Kementerian PUPR dilakukan
melalui beberapa kegiatan focus group discussion (FGD) yang melibatkan
perwakilan dari tiap unit organisasi pelaksana teknis, para praktisi dan
akademisi.

Gambar 2. Pemetaan Standar Protokol BIM dari Luar Negeri

3
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

BAB II
STANDAR PROTOKOL
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

A. UMUM
Penggunaan inovasi teknologi mutlak diperlukan dalam upaya menuju
transformasi digital konstruksi untuk mewujudkan peningkatan mutu metode
pelaksanaan, percepatan pembangunan, pelaksanaan yang efisien, dan kualitas
bangunan infrastruktur yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing
nasional di era industri 4.0. Pemanfaatan hasil riset dan teknologi yang salah
satunya melalui pemanfaatan teknologi Building Information Modelling (BIM) pada
pelaksanaan proyek konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, dimana Building Information Modelling (BIM) saat ini telah
diharuskan penggunaannya sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Gedung Negara.
Beragamnya persepsi pada penerapan BIM dari sisi pengguna jasa dan penyedia
jasa menyebabkan penerapan metode Building Information Modelling (BIM) pada
skala proyek dan skala industri konstruksi menjadi tidak optimal. Minimnya
pengetahuan dan belum tersedianya standard atau pedoman yang mengatur
kebutuhan informasi dalam BIM model menimbulkan perbedaan persepsi
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam mendukung percepatan penerapan
teknologi Building Information Modelling (BIM) pada proyek-proyek infrastruktur
khususnya di Kementerian PUPR.
Standar atau pedoman diperlukan dalam peningkatan pengaturan dan
pengetahuan terkait Building Information Modelling (BIM) bagi pengguna jasa dan
penyedia jasa, termasuk penggunaan software pendukung BIM, prosedur
manajemen penyimpanan serta pengesahan dokumen secara data digital pada
dokumen proyek bidang PUPR.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu penyusunan Standard Protokol
penerapan Building Information Modelling (BIM) yang secara umum dapat
diterapkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
agar tercapai penerapan teknologi Building Information Modelling (BIM) yang
efektif dan efisien.

B. DASAR PEMBENTUKAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa


Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179);

4
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang


Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 251);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Keinsinyuran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
61);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerdja
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 40);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
107);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
112);
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 107);
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 483);
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Kementerian PUPR (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 554);
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
473);
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun Melalui Penyedia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);

5
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun 2018 tentang Bangunan Gedung Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1433);
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 603/PRT/M/2005 tentang
Pedoman Umum Sistem Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Pekerjaan Umum;

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Standar Protokol disusun dengan maksud untuk mendukung percepatan


pembangunan infrastruktur dengan meningkatkan kualitas pekerjaan
konstruksi melalui penyeragaman prosedur penerapan teknologi Building
Information Modelling (BIM) pada proyek pekerjaan konstruksi di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Standar Protokol ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan integrasi pekerjaan, meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pekerjaan, meningkatkan kehandalan bangunan, serta
mengurangi pekerjaan ulang (rework) sehingga dapat meningkatkan
efisiensi anggaran melalui penyeragaman penerapan teknologi
Building Information Modelling (BIM) di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sehingga dapat mendukung upaya
percepatan pembangunan infrastruktur secara efektif dan efisien
serta terwujudnya prinsip satu data digital Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
b. Memberikan panduan dalam penjabaran proses pekerjaan pada
setiap tahapan konstruksi yang telah diatur dalam peraturan yang
ada, yaitu menggunakan SIDLACOM sesuai Permen PU Nomor:
603/PRT/M/2005 tentang Sistim Pengendalian Manajemen
Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang
Pekerjaan Umum, termasuk proses pengadaan (Procurement) di
dalamnya, ke dalam bentuk digital pada proses BIM, serta Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun Melalui
Penyedia;
c. Mendukung terwujudnya sistem pangkalan data digital (database)
informasi nasional dengan prinsip satu data.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup standar protokol meliputi:


1. Definisi;
2. Organisasi pelaksana penerapan BIM;
3. Prinsip - prinsip penerapan BIM
4. Jenis Infrastruktur yang menerapkan BIM;
5. Jenis proyek yang menerapkan BIM;

6
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

6. Kebutuhan Informasi Organisasi;


7. Ketentuan Penerapan Metode BIM;
8. Platform kolaborasi (Common Data Environment / CDE);
9. Kebutuhan dan Tingkat Kedalaman Informasi;
10. Pembiayaan;
11. Peran dan tanggung jawab;
12. Keamanan data;
13. Manajemen resiko;
14. Pemantauan dan evaluasi;
15. Indikator capaian kinerja.

E. DEFINISI

1. BIM (Building Information Modelling) adalah representasi digital dari


karakter fisik dan karakter fungsional pada suatu bangunan, dimana di
dalamnya terkandung semua informasi mengenai elemen-elemen
bangunan tersebut yang digunakan sebagai basis pengambilan keputusan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan masa operasi
bangunan serta masa pembongkaran dan pembangunan kembali yang
membentuk aset digital yang merupakan suatu kembaran dari kondisi fisik
sesungguhnya (digital twin);
2. Informasi digital adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode
Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya;
3. Aset adalah sesuatu yang mempunyai nilai baik secara potensi maupun
secara aktual bagi sebuah organisasi;
4. Aset digital adalah informasi digital yang mempunyai nilai baik secara
potensi maupun secara aktual bagi sebuah organisasi yang dapat dikelola
oleh sistem pemrosesan data untuk menunjang kebutuhan informasi secara
cepat;
5. Siklus Aset Digital adalah siklus pembuatan aset digital mulai dari tahap
perencanaan (Survey, Investigasi, Desain/SID), pengadaan lahan (Land
Acquisition/LA), pelaksanaan konstruksi (Construction), operasi dan
pemeliharaan (Operation and Maintenance) (SIDLACOM), termasuk proses
pengadaan (procurement) di dalamnya, serta pembongkaran dan
pembangunan kembali ;
6. Tahap perencanaan (Survey, Investigasi, Desain/SID) dapat dilakukan
kembali pada pekerjaan pembongkaran sebagian (demolisi parsial) dan
atau pembangunan kembali.
7. Kebutuhan Informasi Organisasi (Organization Information Requirement
/OIR) adalah kebutuhan informasi pengguna jasa pada siklus aset untuk
mendukung sistem manajemen aset dalam mencapai sasaran dan tujuan
organisasi;

7
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

8. Platform Kolaborasi (Common Data Environment / CDE) adalah platform


digital yang menjadi pusat sumber informasi dan pertukaran informasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi
digital untuk seluruh tim proyek (yaitu semua informasi proyek baik yang
dibuat di lingkungan BIM maupun di format data konvensional) serta dapat
memfasilitasi kolaborasi antara anggota tim proyek dan membantu
menghindari duplikasi dan kesalahan;
9. Aplikasi BIM adalah perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk
menghasilkan dan/atau memanfaatkan model gambar tiga dimensi (3D
model) sebagai dasar pembuatan informasi pada setiap tahapan
pembangunan fisik yang memenuhi prinsip penerapan BIM.
10. Tim Pelaksana BIM adalah tim yang berada di bawah direktorat Bina Teknik
Unit Organisasi yang bertugas merancang, meriset dan mengevaluasi
implementasi BIM;
11. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan
layanan Jasa Konstruksi yang dapat berupa Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen;
12. Penyedia jasa adalah Penyedia Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut
Penyedia adalah pelaku usaha yang menyediakan Jasa Konstruksi
berdasarkan Kontrak;
13. Konsultan Manajemen Konstruksi adalah pelaku usaha yang menyediakan
layanan usaha manajemen konstruksi berdasarkan Kontrak.
14. Tim Kerja Penyedia Jasa (Delivery Team) adalah Tim yang dibentuk oleh
penyedia jasa dalam melaksanakan kegiatan pembuatan informasi BIM,
sekurang – kurangnya terdapat pembuat model BIM (BIM Modeler) dan
Manajer BIM (BIM Manager);
15. Pembuat model BIM (BIM Modeler) adalah seseorang atau tim penyedia
jasa yang memiliki keterampilan mengoperasikan perangkat lunak
(software) atau aplikasi BIM yang dibuktikan dengan pengalaman atau
sertifikat keahlian;
16. Manajer BIM (BIM Manager) adalah seseorang yang disiapkan oleh
penyedia jasa untuk mengatur dan membuat keputusan terhadap
implementasi BIM dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna jasa
pada sebuah proyek atau organisasi penyedia jasa.
17. Walidata adalah pengelola / administrator data di Kementrian PUPR, yaitu
Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) yang berada di bawah Sekretariat
Jenderal Kementerian PUPR;
18. Platform Kolaborasi Unit Organisasi (CDE Unor) adalah platform kolaborasi
(CDE) yang digunakan di internal PUPR yang dikelola oleh Tim Pelaksana
BIM tiap unit organisasi dengan penyeragaman struktur pembagian ruang
penyimpanan (folder) di dalam CDE untuk seluruh platform kolaborasi
(CDE) di tiap unit organisasi, dimana dimungkinkan akses informasi lintas
unit organisasi;
19. Platform Kolaborasi Proyek (CDE Proyek) adalah platform kolaborasi (CDE)
yang dipakai di tiap paket proyek pekerjaan, yang dapat disediakan oleh
pengguna jasa melalui platform kolaborasi unor (CDE Unor) atau dapat

8
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

disediakan oleh penyedia jasa melalui platform kolaborasi masing-masing


penyedia jasa (CDE Penyedia);
20. Rencana Pelaksanaan BIM (BIM Execution Plan / BEP) adalah dokumen
rencana implementasi BIM yang dibuat oleh penyedia jasa yang merupakan
rencana penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna
jasa sesuai dijabarkan dalam dokumen KAK;
21. Jasa Konstruksi adalah layanan Jasa Konsultansi Konstruksi dan/atau
Pekerjaan Konstruksi;
22. Jasa Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu
bangunan;
23. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan;
24. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build)
adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan suatu
bangunan, yang penyedia jasanya memiliki satu kesatuan tanggung jawab
perancangan dan pelaksanaan konstruksi;
25. Proyek Strategis Nasional (PSN) adalah proyek yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat
strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan
daerah;
26. Tingkatan kedalaman pengembangan informasi (Level of Development /
LOD) adalah merupakan gambaran karakteristik elemen dalam model
bangunan, yang menggambarkan tingkat kedalaman detail informasi grafis
yang dibangun secara bertahap pada tiap tahap pekerjaan dari tahap
persiapan sampai dengan konstruksi;
27. Internet untuk Segala (Internet of Things / IoT) adalah sebuah konsep yang
bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang
tersambung secara terus-menerus, dengan kemampuan seperti berbagi
data, kendali jarak jauh (remote control) dan sebagainya, termasuk juga
pada benda di dunia nyata;
28. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction Meeting / PCM)
adalah pertemuan awal yang dilaksanakan paling lambat 7 hari setelah
terbitnya surat perintah mulai kerja (SPMK) yang diikuti oleh penyedia dan
pengguna jasa terkait pelaksanaan pekerjaan.
29. BIM Level 1 adalah penggunaan teknologi BIM yang tidak menerapkan
fungsi kolaborasi melalui platform kolaborasi (CDE)
30. BIM Level 2 adalah penggunaaan teknologi BIM yang sudah menerapkan
fungsi kolaborasi melalui platform kolaborasi (CDE).
31. Perjanjian Kerahasiaan (Non-disclosure Agreement) adalah suatu hukum
kontrak atau perjanjian antara setidaknya dua pihak untuk menjaga
kerahasiaan informasi dan atau material tertentu yang dibagi akses

9
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

informasinya antara dua pihak tersebut namun tidak diijinkan adanya akses
informasi ke pihak ketiga.

F. ORGANISASI PELAKSANA PENERAPAN BIM


Penerapan BIM dilaksanakan pada proyek infrastruktur di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada unit organisasi
berikut:
1. Direktorat Jenderal Bina Marga;
2. Direktorat Jenderal Cipta Karya;
3. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
4. Direktorat Jenderal Perumahan.

G. PRINSIP - PRINSIP PENERAPAN BIM

Penerapan BIM harus didasari prinsip-prinsip sebagai berikut:


1. Informatif
informasi yang dihasilkan harus dapat disajikan secara cepat, akurat dan
menjawab kebutuhan informasi organisasi (Organization Information
Requirement /OIR).
2. Kolaboratif
Penerapan teknologi BIM mewujudkan peningkatan proses kerjasama
antara pengguna jasa dan penyedia jasa sehingga dapat meminimalkan
tingkat kesalahan, kesalahpahaman dan pekerjaan ulang (reworks).
3. Koordinasi
Penggunaan teknologi BIM harus dapat meningkatkan pola komunikasi
antara pengguna jasa dan penyedia jasa seperti dalam proses persetujuan
dokumen dan pertukaran informasi lainnya.
4. Integrasi Data
Implementasi BIM mendukung kebijakan tata kelola data pemerintah untuk
menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagi-pakaikan (shared)
antar instansi pemerintah pusat dan instansi pemerintah daerah melalui
pemenuhan Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, serta
menggunakan Kode Referensi dan Data Induk.
5. Menyeluruh
Penerapan BIM secara luas dan lengkap untuk seluruh tahapan pekerjaan
konstruksi, mulai dari tahap perencanaan (Survey, Investigasi, Desain/SID),
tahap pengadaan lahan (Land Acquisition/LA), tahap pelaksanaan
(Construction), tahap operasi dan pemeliharaan bangunan (Operation and
Maintenance) (SIDLACOM), termasuk proses pengadaan (procurement) di
dalamnya, serta dapat digunakan pada tahap pembongkaran dan
pembangunan kembali, dengan tingkat kedalaman informasi (LOD) pada
setiap tahapan disesuaikan dengan jenis proyek pekerjaan sesuai
kebutuhan masing - masing unit organisasi pelaksana.

10
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

6. Interoperabilitas
Sistem yang digunakan dalam kolaborasi menggunakan aplikasi dan format
file keluaran yang umum yang dapat terhubung dengan mudah dengan
aplikasi lain antara sistem yang satu dengan yang lain tanpa batasan
software atau aplikasi tertentu, namun harus tetap mendukung
pembentukan informasi yang dibutuhkan oleh Kementerian PUPR yang
kompatibel dengan aplikasi yang digunakan oleh walidata PUPR
(PUSDATIN).
7. Transparan dan Otentik
Informasi yang tersimpan di dalam platform kolaborasi (CDE) harus dapat
diverifikasi dan divalidasi serta dapat diperiksa (audit).
8. Keberlanjutan
Model informasi yang dihasilkan digunakan secara berkelanjutan sejak
tahap perencanaan (Survey, Investigasi, Desain/SID), tahap pengadaan
lahan (Land Acquisition/LA), tahap pelaksanaan (Construction), tahap
operasi dan pemeliharaan bangunan (Operation and Maintenance)
(SIDLACOM), beserta proses pengadaan (procurement) di dalamnya,
termasuk saat renovasi bangunan, masa pembongkaran bangunan dan
pekerjaan konstruksi bangunan baru di kemudian hari.
9. Kemudahan Pemakaian (User Friendly)
Pedoman, standar dan sistem yang digunakan dalam penerapan BIM dan
kolaborasi harus mudah digunakan dan mudah dipahami.
10. Andal (Reliable)
Penerapan BIM dilakukan dengan ketentuan yang seragam dalam setiap
proyek pekerjaan agar hasil penerapan BIM dapat dijamin tercapainya
standar minimum kualitas yang seragam.

H. JENIS INFRASTRUKTUR YANG MENERAPKAN BIM

Infrastruktur yang melaksanakan penerapan BIM mencakup:


1. Infrastruktur jalan dan jembatan, meliputi jalan nasional, jalan tol, jembatan
utama, viaduk, terowongan jalan dan jembatan penyeberangan;
2. Infrastruktur sumber daya air, meliputi prasarana penampung air beserta
bangunan pelengkapnya, antara lain waduk, bendungan (dam), bendung
(weir), saluran pembawa air baku, dan/atau jaringan irigasi;
3. Infrastruktur bangunan gedung dan permukiman, meliputi rumah, segala
jenis rumah susun, gedung perkantoran, stadium dan Infrastruktur sosial
seperti sekolah, tempat ibadah, bangunan pasar, dan sebagainya.

I. JENIS PROYEK YANG MENERAPKAN BIM

Proyek pekerjaan konstruksi yang harus menerapkan BIM antara lain:


1. Pekerjaan kontruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (desain and build),
meliputi pekerjaan kompleks dan pekerjaan mendesak, dengan kriteria dan
ketentuan sesuai diatur dalam Permen PUPR No. 1 Tahun 2020, dan / atau;

11
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

2. Pekerjaan kontruksi yang bernilai di atas Rp.100.000.000.000,00 (Seratus


Milyar Rupiah), dan / atau;
3. Proyek Strategis Nasional (PSN), dan atau;
4. Pekerjaan konstruksi bangunan gedung tidak sederhana dengan kriteria
luas di atas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan di atas 2 (dua) lantai, dan
atau;
5. Pekerjaan konstruksi Bangunan Gedung Negara dengan klasifikasi khusus,
dengan kriteria dan ketentuan sesuai diatur dalam Permen PUPR No. 22
Tahun 2018.

J. KEBUTUHAN INFORMASI ORGANISASI

1. Informasi perkembangan program kerja masing – masing Unit Organisasi


dapat diakses secara mutakhir oleh Menteri PUPR dan jajaran Pimpinan
Tinggi Madya;
2. Ketentuan informasi yang dibutuhkan pada setiap tahapan (SIDLACOM)
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
603 Tahun 2005, Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2020, dan
Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020. Informasi tersebut
merupakan kebutuhan informasi yang dapat dikelola dengan baik sehingga
menjadi aset digital yang mudah diakses dan mudah dipergunakan kembali.

K. KETENTUAN PENERAPAN METODE BIM

1. Pembentukan Tim Pelaksana BIM di tiap unit organisasi dengan struktur


organisasi tim yang disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing Unor;
2. Tim Pelaksana BIM bersama Walidata PUPR (Pusdatin) menyiapkan ruang
penyimpanan di dalam sistem Pusat Data untuk :
a. Pemantauan dan evaluasi;
b. Pengumpulan Informasi digital SIDLACOM, renovasi dan
pembongkaran bangunan serta pembangunan kembali.
3. Pengguna Jasa berkoordinasi dengan Tim Pelaksana BIM tiap unit
organisasi dalam proses pengadaan jasa konstruksi untuk mendapatkan
akses ke dalam platform kolaborasi unit organisasi (CDE Unor) dan dalam
proses menyusun rekomendasi penyiapan Rencana Pelaksanaan BIM (BIM
Execution Plan / BEP) yang merupakan bagian dari dokumen KAK.
4. Pemilihan penyedia jasa dapat dilakukan dengan prakualifikasi atau
pascakualifikasi, dengan ketentuan sesuai diatur dalam Perpres nomor 16
Tahun 2018;
5. Bilamana tahapan pemilihan menggunakan metode prakualifikasi, dokumen
BEP disiapkan dalam dua tahapan:
a. BEP tahapan prakualifikasi yang sekurang – kurangnya berisi informasi
secara umum mengenai kemampuan penyedia jasa, seperti platform
teknologi yang akan dipakai, lisensi yang dimiliki, kompetensi SDM yang
dimiliki dan daftar pengalaman pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi dari pengguna jasa (owner). Dokumen ini disebut dengan

12
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

dokumen BEP prakualifikasi. Contoh BEP prakualifikasi dapat dilihat di


lampiran 5;
b. BEP tahapan pascakualifikasi yakni dokumen BEP dibuat lebih detail
yang sekurang – kurangnya berisi informasi secara umum yang lebih
mendetail mengenai kemampuan penyedia jasa, seperti platform
teknologi yang akan dipakai, lisensi yang dimiliki, daftar pengalaman
pekerjaan, rencana implementasi BIM seperti workflow, platform
kolaborasi (CDE) yang akan dipakai dan rencana matrik peran dan
tanggung jawab (responsibility matrix). Dokumen ini disebut dengan
dokumen BEP Pascakualifikasi. Contoh BEP pascakualifikasi dapat
dilihat di lampiran 6.
6. Bilamana tahapan pemilihan hanya menggunakan metode pascakualifikasi
dan/atau penunjukan langsung, maka BEP yang disediakan oleh penyedia
jasa adalah BEP Pascakualifikasi;
7. Pengguna Jasa bertanggung jawab terhadap penyampaian informasi digital
yang dihasilkan selama proses pengadaan berlangsung yang tersimpan di
dalam pusat data di PUSDATIN;
8. Setelah tahap pemilihan penyedia jasa selesai, penyedia jasa yang telah
ditetapkan sebagai pemenang melakukan penyusunan lebih detail terhadap
matrik peran dan tanggung jawab (responsibility matrix) yang mengacu
pada dokumen BEP pascakualifikasi dan akan menjadi kesepakatan yang
mengikat setelah disepakati dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
(Pre Construction Meeting / PCM);
9. Informasi digital yang dihasilkan dalam setiap siklus aset disimpan dalam
Platform Kolaborasi (CDE) yang meliputi;
a. Tahap Perencanaan Kontruksi (SID) meliputi: tahap pra Kontrak, Tahap
Penandatanganan Kontrak dan Tahap Pasca Penandatanganan
Kontrak disimpan dalam ruang penyimpanan platform kolaborasi (CDE)
dengan nama Folder “Tahap Perencanaan” di ikuti dengan sub folder
“pra-kontrak” (table 1), “kontrak” (tabel 2,3,4), dan “pasca
penandatangan kontrak” (tabel 5, 6);
b. Tahap pengadaan lahan (Land Acquisition) disimpan dalam CDE
dengan nama folder “Pengadaan Lahan” (tabel 7);
c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Construction) dibagi menjadi tiga
tahap; tahap prakontrak (tabel 8), tahap penandatangan kontrak (tabel
9,10,11), dan tahap pasca penandatanganan kontrak (tabel 12, 13)
yang disimpan dalam ruang penyimpanan platform kolaborasi (CDE)
dengan nama Folder “Tahap Pelaksanaan Konstruksi” di ikuti dengan
sub-folder “pra-kontrak”, “kontrak”, dan “pasca penandatangan
kontrak”;
d. Tahap Operasi dan Pemeliharaan (Operation Maintenance) (tabel 14)
disimpan dalam folder “Operation Maintenace”;
e. Tahap pembongkaran, disimpan dalam folder “Pembongkaran” (tabel
15);
f. Tahap pembangunan kembali, disimpan dalam folder “Pembangunan
Kembali” (tabel 16).

13
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

10. Untuk pekerjaan kontruksi terintegrasi (Desain and Build), penamaan ruang
penyimpanan (folder) dalam CDE sama dengan pekerjaan non kontruksi
terintegrasi (non desain and build). Namun ada perbedaan terhadap isian
daftar simak tabel 6, tabel 8, dan tabel 11; .
11. Perlu dibuat suatu kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa
tentang alur komunikasi, aliran data, format data dan batasan tenggat waktu
(deadline) terkait metode verifikasi dan persetujuan (approval) dokumen di
dalam platform CDE;
12. Proses verifikasi dan persetujuan (approval) di dalam platform kolaborasi
(CDE) diakui dan dianggap sah sebagai bentuk serah terima informasi
secara resmi;
13. Informasi yang dihasilkan penyedia jasa pada fase SID adalah berupa
informasi grafis dari aplikasi BIM sesuai dengan ketentuan kedalaman
informasi (poin M) yang memuat informasi non-grafis sekurang – kurangnya
berupa karakteristik fisik elemen bangunan dan spesifikasi seperti nama
elemen model, dimensi, lokasi, jenis dan mutu material serta terdapat
dokumentasi kondisi aktual lapangan, analisa kelayakan pembangunan,
deteksi bentrok (clash detection), tinjauan desain (design review),
visualisasi, analisa struktur (structural analysis), analisa energi (energy
analysis), evaluasi keberlanjutan (sustainability Evaluation), manajemen
ruang (space management), analisa mekanikal (mechanical analysis),
analisa pencahayaan (lighting analysis);.
14. Informasi yang dihasilkan penyedia jasa pada tahapan pelaksanaan
pembangunan adalah berupa perencanaan lokasi (site planning), analisa
lokasi (site analysis), estimasi biaya (cost estimation), estimasi waktu (time
estimation), dengan memanfaatkan informasi yang telah dihasilkan pada
fase SID;
15. Pengguna Jasa harus selalu melaporkan perkembangan pekerjaan jasa
konstruksi sejak tahap persiapan sampai dengan serah terima pekerjaan,
dengan memutakhirkan informasi yang berada dalam folder “pemantauan
program kerja” dalam Pusat Data di PUSDATIN;
16. Informasi yang dihasilkan sampai akhir pekerjaan kemudian harus disimpan
di dalam folder “Pengumpulan Informasi digital SIDLACOM” dalam Pusat
Data dalam Pusat Data di Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN)
Kementerian PUPR agar dapat dimanfaatkan untuk keperluan manajemen
pengetahuan (knowledge management) dan dapat digunakan sebagai
referensi pembangunan infrastruktur PUPR lainnya dengan memperhatikan
informasi adanya kejadian pemicu (trigger event), serta dapat digunakan
untuk membangun pangkalan data (database) informasi proyek.
17. Informasi yang telah dibangun pada tahapan perencanaan dan
pelaksanaan kontruksi digunakan kembali untuk keperluan pemanfaatan
bangunan (Operation Maintenance) yang dapat dikelola dan diintegrasikan
dengan platform teknologi yang memanfaatkan Internet of Things (IoT)
dengan memberikan hak akses penyedia jasa (Operation maintenance) ke
dalam CDE Unor untuk membangun informasi sesuai dengan tabel 14;

14
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

L. PLATFORM KOLABORASI (COMMON DATA ENVIRONMENT / CDE)

1. Standar protokol ini disusun dalam penerapan BIM Level 2 dengan maksud
untuk meningkatkan kolaborasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa
melalui Platform Kolaborasi (Common Data Environment / CDE);
2. Platform kolaborasi proyek (CDE Proyek) dapat disediakan oleh pengguna
jasa (CDE Unor) atau oleh penyedia jasa (CDE Penyedia) sesuai
kesepakatan;
3. Apabila akan digunakan platform kolaborasi proyek (CDE Proyek) yang
disediakan oleh pengguna jasa (CDE Unor), maka penyedia jasa diberikan
akses yang terbatas sesuai tingkat kebutuhannya;
4. Apabila platform kolaborasi proyek (CDE Proyek) yang akan digunakan
disediakan oleh penyedia jasa (CDE Penyedia), maka segala bentuk
informasi yang tersimpan di dalam Folder Diterbitkan (Published) harus
disimpan juga di dalam platform kolaborasi (CDE) milik pengguna jasa yaitu
di platform kolaborasi unor (CDE Unor) dan penyedia jasa harus
memberikan akses bagi pengguna jasa dan Tim Pelaksana BIM Unor ke
platform kolaborasi penyedia jasa (CDE Penyedia) selama masa
pelaksanaan kontrak pekerjaan sampai dengan jangka waktu tertentu
setelah proyek berakhir sesuai kesepakatan;
5. Platform Kolaborasi (Common Data Environment / CDE) harus memiliki
kemampuan untuk membuka file grafis tiga dimensi (3D) dalam bermacam
format file untuk mempermudah visualisasi desain dan proses kolaborasi
progress pekerjaan antara penyedia jasa dan pengguna jasa;
6. Pada Platform Kolaborasi (Common Data Environment / CDE) di dalam
Folder Pasca Penandatanganan Kontrak terdapat sub-folder yang memiliki
struktur penyimpanan file (folder) dengan susunan hirarki yang bertahap,
untuk menjamin keseragaman penyimpanan file dan menjamin
penerapannya di kondisi perangkat keras yang berbeda, yang terdiri atas
folder dengan nama:
a) Folder “Dalam Proses” (Work In Progress)
b) Folder “Dibagikan” (Shared)
c) Folder “Diterbitkan” (Published)
d) Folder “Diarsipkan” (Archieved)
5. Folder “Dalam Proses” (work in progress) adalah tempat informasi yang
sedang dibangun oleh suatu tim kerja, dimana informasi yang ada di dalam
folder ini tidak dapat dilihat atau diakses tim lain selain tim pemilik folder;
6. Platform kolaborasi (CDE) harus mempunyai kemampuan atau fitur untuk
melakukan proses Check/Review/Approve, yakni suatu proses untuk
mengevaluasi, verifikasi dan validasi informasi terhadap kesesuaian dengan
persyaratan atau terhadap potensi bentrok (clash) sebelum informasi
tersebut dimasukan ke dalam folder dibagikan (shared) ;
7. Folder “Dibagikan” (shared), adalah tempat informasi yang sudah disetujui
dan bisa dibagikan dengan tim yang lain untuk diadakan konsolidasi
informasi antar disiplin pekerjaan, misal antara desain struktur dengan
arsitektur ataupun dengan desain mekanikal dan elektrikal. Di dalam folder

15
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

shared ini jika terdapat proses perbaikan, maka harus dikonfirmasikan


dengan Tim Pelaksana BIM sebagai penanggungjawab informasi dalam
folder tersebut. Pada folder “Dibagikan” (shared) juga terdapat proses
verifikasi yang dilakukan setelah proses review, sehingga apabila sudah
memenuhi persyaratan maka informasi tersebut bisa dimasukan ke dalam
folder “Diterbitkan” (published);
8. Folder “Diterbitkan” (published), adalah tempat informasi yang dapat
digunakan untuk keperluan pembangunan (Model Informasi Proyek) atau
digunakan untuk keperluan manajemen Aset (Model Informasi Aset).
Pendetailan informasi untuk kegiatan pembangunan nantinya bersumber
dari informasi yang ada di dalam folder ini. Siklus informasi ini (poin 5-8)
dapat berulang kembali pada saat pembuatan detail informasi di dalam
kegiatan proyek;
9. Folder “Diarsipkan” (archieved) adalah tempat tersimpannya informasi
akhir, meliputi semua informasi termasuk jejak digital (history) pertukaran
data, review dan approval selama masa pembangunan, dimana suatu saat
dapat dibuka kembali untuk keperluan pemeriksaan (audit).
10. Besar ukuran dokumen atau file yang dapat digunakan dalam platform
kolaborasi (CDE) disesuaikan dengan kesepakatan antara pengguna dan
penyedia jasa sesuai kebutuhan dan jenis proyek pekerjaan.

M. KEBUTUHAN DAN TINGKAT KEDALAMAN INFORMASI

1. Informasi yang perlu disediakan pada setiap tahapan pekerjaan akan diatur
lebih detail oleh setiap unit organisasi sesuai jenis proyek pekerjaan dengan
mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
603/PRT/M/2005 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian
Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Bidang Pekerjaan Umum dan lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
2. Tingkat kedalaman pengembangan informasi grafis (Level of Development
/ LOD) setiap tahap pekerjaan mengacu pada standar BIMForum Level of
Development (LOD) Specification Edisi April 2019, dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. LOD 100 (desain konseptual): adalah mengembangkan model
bangunan 3D untuk merepresentasikan informasi secara basic.
Dengan demikian, hanya pembuatan model konseptual yang
dimungkinkan dalam tahap ini dan parameter yang dihasilkan seperti
area, tinggi, volume, lokasi dan orientasi. Produk LOD 100 dapat
digunakan sebagai lampiran basic desain pada proyek design and build
dan kegiatan pra-feasibility study;
b. LOD 200 (desain skematik): adalah kegiatan pembuatan 3D model
dengan perkiraan jumlah, ukuran, bentuk, lokasi dan orientasi, dan
terdapat tambahan informasi non-geometris ke dalam elemen model.

16
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Produk LOD 200 dapat digunakan sebagai lampiran pada kegiatan


feasibility study;
c. LOD 300 (desain detail): Pemodelan yang akurat dan menjadi
shoprawing di mana elemen 3D Model ditentukan dengan rakitan
tertentu, jumlah, ukuran, bentuk, lokasi, dan orientasi yang tepat. Selain
itu dapat disertakan informasi non-geometris ke elemen model.
Kegiatan ini dilakukan pada tahap pembuatan Detail engineering
Design (DED);
d. LOD 350 (dokumentasi konstruksi): Ini mencakup detail model dan
elemen yang merepresentasikan bagaimana elemen bangunan
berinteraksi dengan berbagai sistem dan elemen bangunan lainnya. Hal
ini dapat ditambahkan informasi grafik dan definisi tertulis. Kegiatan ini
dilakukan pada tahap pembuatan Detail engineering Design (DED);
e. LOD 400 (fabrikasi dan perakitan): kegiatan permodelan 3D elemen
sebagai rakitan spesifik, dengan fabrikasi lengkap, perakitan, dan
informasi detail selain kuantitas, ukuran, bentuk, lokasi, dan orientasi
yang tepat. Selain itu, informasi non-geometris ke elemen model juga
dapat dilampirkan. Kegiatan ini dilakukan pada tahap pelaksanaan
kegiatan kontruksi
f. LOD 500 (As Built): pembuatan Elemen 3D model sebagai rakitan yang
dibangun untuk pemeliharaan dan pengoperasian. Terlebih lagi aktual
dan akurat dalam ukuran, bentuk, lokasi, kuantitas, dan orientasi,
informasi non-geometris.

N. PEMBIAYAAN

1. Penerapan BIM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi mutu dan waktu


pekerjaan dengan mempertimbangkan biaya-biaya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaannya;
2. Kebutuhan biaya untuk penerapan BIM tergantung pada jenis pekerjaan
yang akan disediakan oleh penyedia jasa, yang dapat terdiri atas;
a. Permodelan BIM (BIM modelling) dan analisa
b. Konsultasi BIM
c. BIM untuk Manajemen Proyek
d. BIM untuk Prakontruksi
e. BIM untuk facility management
3. Permodelan BIM (BIM modelling), yaitu pembuatan informasi grafis
berdasarkan LOD, antara lain, LOD 100, LOD 200, LOD 300, LOD 350,
LOD 400, gambar kerja, analisa kelayakan pembangunan, clash detection,
design review, visualisasi, perencanaan lokasi (site planning), analisa
lokasi (site analysis), analisa struktur (structural analysis), analisa energi
(energy analysis), estimasi biaya (cost estimation), estimasi waktu (time
estimation), evaluasi keberlanjutan (sustainability Evaluation), manajemen
ruang (space management), analisa mekanikal (mechanical analysis),
analisa pencahayaan (lighting analysis);

17
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

4. Konsultasi BIM, yaitu konsultasi terhadap implementasi BIM sebagai


bagian dari Layanan BIM untuk Industri Jasa Kontruksi dengan
menyediakan layanan konsultasi terhadap implementasi BIM. Produk dari
jasa ini adalah Standar BIM dan Spesifikasi, kebutuhan pertukaran
informasi (Exchange Information Requirement / EIR), dan Konsultasi
Implementasi BIM;
5. BIM untuk Manajemen proyek, yaitu manajemen proyek yang berorientasi
kepada BIM. Konsultan manajemen proyek berfungsi sebagai bagian
integral dari setiap tim proyek untuk memastikan bahwa proyek datang
tepat waktu dan sesuai anggaran dan efisien. Konsultan BIM untuk
manajemen proyek dilibatkan sejak dalam fase desain untuk memastikan
proses desain dengan menggunakan BIM dan fase kontruksi Memastikan
proses pekerjaan kontruksi menggunakan BIM. Konsultan BIM untuk
Manajamen Proyek juga bertugas memastikan semua proses koordinasi
dan kolaborasi proyek di dalam Platform Kolaborasi (CDE) hingga
penyelesaian proyek. Produk dari Manajemen Proyek adalah dokumen
administrasi kontrak, rapat persiapan pelaksanaan kontrak, pembuatan
template BEP, pentahapan proyek, Pengawasan proyek, dan manajemen
klaim;
6. BIM untuk Prakontruksi, yaitu untuk meningkatkan wawasan visualisasi
dan komunikasi yang signifikan dalam fase pra-konstruksi proyek. Oleh
karena itu, melalui penggunaan BIM selama fase pra-konstruksi, dapat
mengoptimalkan fungsi desaian, estimasi, penjadwalan & perencanaan
serta kualitas proyek. Konsultan BIM untuk Prakontruksi disarankan
adalah perencana / desainer sehingga dapat mengidentifikasi
permasalahan sejak dini dan meminimalisir perubahan – perubahan
desain pada tahap pelaksanaan kontruksi. Namun jika hal tersebut tidak
dimungkinkan maka konsultan BIM untuk prakontruksi dapat bekerja pada
tahap pelaksanaan kontruksi.
7. Penggunaan peralatan BIM seperti perangkat keras (Hardware) dan
perangkat lunak (Software) tidak dibebankan kepada pengguna jasa dan
sudah merupakan satu kesatuan dari biaya pelaksanaan kegiatan BIM;

O. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

1. Peran dan tanggungjawab pengguna jasa:


a. Pengguna jasa harus menyeleksi kemampuan dan kapasitas calon
penyedia jasa dalam menyediakan kebutuhan informasi yang tertuang
dalam dokumen Rencana Pelaksanaan BIM (BIM Execution Plan /
BEP).
b. Pengguna jasa dapat menunjuk instansi independen dalam menyeleksi
calon penyedia jasa;
c. Proses seleksi dapat dilakukan secara bertahap, seperti diadakannya
tahapan prakualifikasi;
d. Kriteria penilaian meliputi:

18
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

1) Komitmen terhadap penyelesaian tugas dalam membangun


kebutuhan informasi;
2) Kemampuan calon penyedia jasa dalam bekerja secara
kolaborasi dan pengalaman dalam membangun kebutuhan
informasi dalam sistem penyimpanan data;
3) Mempunyai pengalaman dan akses ke platform teknologi yang
dapat membangun kebutuhan informasi;
4) Mempunyai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) yang cukup dan berpengalaman dan dapat dibuktikan
dengan sertifikat keahlian.
e. Pengguna jasa bertanggungjawab untuk mengarahkan dan
memberikan persetujuan terhadap informasi yang dibangun pada setiap
tahapan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan informasi yang
dipersyaratkan dalam dokumen kebutuhan informasi proyek.

2. Peran dan tanggung jawab Tim Pelaksana BIM:


a. Melakukan kegiatan perencanaan dan pengawasan implementasi BIM
di masing-masing Unor;
b. Menentukan jenis informasi yang akan dihasilkan pada masing –
masing fase sesuai dengan jenis proyek;
c. Membuat form BEP yang akan di isi oleh calon penyedia jasa sebagai
salah satu dokumen isian pada kegiatan tender;
d. Melakukan evaluasi dan penilaian serta rekomendasi terhadap kualitas
implementasi BIM para calon penyedia jasa yang telah dituangkan di
BEP kepada panitia pengadaan barang dan jasa;
e. Merancang dan Menyiapkan platform aplikasi digital untuk facility
management dengan memanfaatkan data – data yang dibangun pada
fase SIDLACOM;
f. Merencanakan klasifikasi jenis dan metadata informasi yang
terkandung didalam elemen 3D model (3D Model) aset yang harus
dipenuhi penyedia jasa yang di tuangkan dalam Form BEP;
g. Mengumpulkan dan mengklasifikasi informasi kedalam pusat data
(PUSDATIN) sebagai bank data aset digital;
h. Menyampaikan laporan hasil penerapan BIM secara berkala kepada
masing – masing pimpinan unit organisasinya dengan ditembuskan
kepada Direktorat Jenderal Bina Kontruksi.
3. Peran dan tanggungjawab penyedia jasa:
a. Penyedia jasa menyediakan tim kerja penyedia jasa (delivery team)
yang menguasai tingkat kompetensi yang dibutuhkan terkait penerapan
BIM di setiap tahap pekerjaan sesuai yang disyaratkan dalam
perjanjian;
b. Mampu menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan informasi
dalam dokumen kebutuhan informasi pengguna jasa;
c. Menggunakan referensi sesuai dengan standar yang ditetapkan;

19
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

d. Mematuhi bagian-bagian dari keamanan data yang terkait dengan


informasi sensitif dan instruksi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) atau konsultan Manajemen Konstruksi (MK);
e. Mematuhi kebutuhan keamanan, kebijakan, proses dan prosedur yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban anggota tim proyek dari penyedia
jasa berdasarkan perjanjian yang telah ditentukan oleh pengguna jasa;
f. Penyedia jasa menyediakan kebutuhan lisensi Platform Kolaborasi
(CDE) yang merupakan bagian yang diatur dalam kontrak jika yang
disepakati menggunakan Platform Kolaborasi (CDE) Proyek.

P. KEAMANAN DATA

1. Platform Kolaborasi (CDE) yang dipakai mengacu pada standard ISO


27001:2013, ISO 27017 dan ISO 27018 Tentang Keamanan data digital;
2. Platform Kolaborasi (CDE) mempunyai fitur kontrol akses seperti super
admin dan admin proyek;
3. Platform Kolaborasi (CDE) harus mempunya fitur hirarki akses (permission)
bagi user terhadap akses informasi.

Q. MANAJEMEN RESIKO

1. Informasi yang sudah dibuat harus dapat digunakan dan dibagikan kepada
pihak penyedia jasa dan pengguna jasa yang terlibat untuk keperluan
koordinasi dan kolaborasi pada proyek;
2. Platform kolaborasi (CDE) selalu digunakan dalam mengembangkan
informasi sehingga terdapat jejak digital yang mampu telusur dan tidak
dapat diubah (reliable), serta mudah untuk diperiksa atau diaudit;
3. Pendetailan informasi mengacu kepada dokumen Recana Pelaksanaan
BIM (BEP) dan pada matrik peran dan tanggung jawab (responsibility
matrix);
4. Pembentukan dan penyampaian informasi sesuai matrik peran dan
tanggung jawab (responsibility matrix) adalah hak pengguna jasa dan jika
ada kebutuhan informasi di luar kesepakatan bersama (poin J-11), maka
dapat dilakukan amandemen terhadap matrik peran dan tanggung jawab
(responsibility matrix);
5. Para pihak yang terlibat dalam proyek harus aktif melakukan koordinasi dan
kolaborasi untuk meminimalkan potensi klaim;
6. Dalam kaitannya dengan informasi sensitif yang berhubungan dengan
keamanan negara, diperlukan komitmen dan kesediaan penyedia jasa
dalam menjaga penyusunan dan pendistribusian informasi;
7. Proses persetujuan (approval) dokumen melalui Platform Kolaborasi (CDE)
pada proyek dapat dikecualikan bila terjadi kendala teknis seperti
ketidaktersediaan atau lemahnya infrastruktur jaringan internet dan atau
keadaan kahar yang diakibatkan bencana alam;
8. Apabila karna satu dan lain hal terdapat pergantian penyedia jasa, maka
harus ada alih informasi antara penyedia jasa yang lama ke penyedia jasa

20
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

yang baru, serta penyedia jasa lama harus memberikan hak akses ke
platform kolaborasi (CDE) penyedia jasa lama kepada pengguna jasa
selama jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan;
9. Perlu diadakan peningkatan kompetensi SDM pengguna jasa dan penyedia
jasa dalam penerapan BIM dan dalam penggunaan platform kolaborasi
(CDE);
10. Apabila terdapat ambiguitas dan inkonsistensi yang dapat mengakibatkan
konflik antara pengguna jasa dan penyedia jasa dari implementasi BIM
maka dapat diselesaikan dengan cara memanggil pihak pengembang
aplikasi (software developer) BIM untuk memberikan klarifikasi dari
ambiguitas yang terjadi;
11. Faktor perubahan kepemimpinan organisasi tidak mengganggu penerapan
standar protokol ini;
12. Penggunaan BIM pada proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek
kategori khusus perlu ditambahkan pengaturan terkait perjanjian
kerahasiaan (Non-Disclosure Agreement / NDA).

R. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap:


a) Proses penerapan BIM pada tahap perencanaan, tahap pra-konstruksi,
tahap konstruksi, tahap operasi dan pemeliharaan, serta tahap
pembongkaran dan pembangunan kembali, meliputi proses
pembentukan informasi, pendistribusian informasi, verifikasi, validasi
dan persetujuan data;
b) Hasil penerapan BIM pada proyek konstruksi, meliputi semua informasi
dan data yang membentuk aset digital proyek yang tersimpan di dalam
platform kolaborasi (CDE).
2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Tim Pelaksana BIM di masing-
masing unit organisasi;
3. Pemantauan dan evaluasi menggunakan daftar simak yang disusun
berdasarkan standar protokol penerapan BIM (terlampir);
4. Hasil pemantauan dan evaluasi dilaporkan secara berkala kepada pimpinan
unit organisasi;
5. Seluruh proses implementasi BIM dapat diperiksa (audit) dengan
mekanisme audit sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

S. INDIKATOR CAPAIAN KINERJA

1. Indikator capaian kinerja penerapan BIM dalam suatu proyek pekerjaan


diukur menggunakan daftar simak 1 s.d. daftar simak 16 (terlampir);
2. Setiap daftar simak terdiri atas daftar kebutuhan minimum dokumen apa
saja (dalam bentuk soft file) yang perlu ada dalam setiap tahap pekerjaan;
3. Daftar dokumen yang dibutuhkan dapat ditambahkan oleh setiap unit
organisasi, sesuai kebutuhan dan sesuai jenis pekerjaan;

21
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

4. Apabila semua dokumen yang ada dalam daftar dapat dipenuhi maka daftar
simak terkait akan mendapatkan penilaian skor 100%;
5. Jumlah seluruh skor dari tiap daftar simak akan diakumulasikan menjadi
skor total (dalam persen) yang menunjukan tingkat kinerja penerapan BIM;
6. Skor total 100% artinya penerapan BIM, dalam suatu proyek pekerjaan
pada umumnya dan pada seluruh tahapan pekerjaan pada khususnya,
telah berjalan dengan baik dan lancar, yang ditunjukkan dengan dapat
terpenuhinya semua data dan informasi yang dibutuhkan di setiap tahap
pekerjaan konstruksi;
7. Apabila skor total tidak mencapai 100%, maka dapat dilihat pada bagian
daftar simak mana yang skornya tidak penuh, dimana hal tersebut sebagai
indikasi adanya kendala distribusi informasi dalam tahap pekerjaan terkait.

22
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penyusunan Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) di
Kementerian PUPR bertujuan untuk memberikan penyeragaman
terhadap penerapan metode dan teknologi BIM pada proyek-proyek
infrastruktur khususnya di lingkungan Kementerian PUPR. Dengan
adanya penyeragaman dalam penerapan BIM diharapkan dapat
mendorong percepatan penerapan BIM sehingga mendukung
peningkatan kualitas pekerjaan konstruksi di Kementerian PUPR,
terutama dalam pembentukan Digital Asset pada setiap tahapan
SIDLACOM, Renovasi, pembongkaran, dan pembangunan kembali
bangunan PUPR.

2. Proses penyusunan Standar Protokol Building Information Modelling


(BIM) di Kementerian PUPR telah diselenggarakan melalui rangkaian
FGD yang melibatkan perwakilan dari unit organisasi pelaksana teknis,
yaitu Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya dan
Ditjen Perumahan, serta melibatkan para pakar praktisi BIM dan
akademisi.

3. Dari hasil pembahasan dan diskusi yang telah dilakukan, telah dilakukan
finalisasi terhadap rancangan akhir dan terbentuk produk pedoman yaitu
Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) di Kementerian
PUPR, dimana Standar Protokol tersebut bersifat umum (general) agar
dapat diterapkan di seluruh unit organisasi teknis di Kementerian PUPR.
Nantinya Standar Protokol ini dapat dijadikan pedoman atau acuan untuk
penyusunan pedoman atau standar protokol lain yang lebih detail sesuai.

B. SARAN
1. Diusulkan untuk dilakukan uji coba peraturan di tahun 2021 dengan
membuat pilot project sebagai program quick win di setiap Unit organisasi
PUPR untuk dapat dievaluasi efektifitas dan langkah perbaikan lebih
lanjut jika ditemukan kendala dilapangan sebelum standar protokol ini
dibuat kedalam bentuk peraturan yang lebih mengikat.

2. Standar Protokol Building Information Modelling (BIM) di Kementerian


PUPR ini berbentuk pedoman yang kurang memiliki kekuatan hukum
mengikat. Maka supaya dalam penerapannya bisa lebih mengikat,
direkomendasikan agar dapat ditindaklanjuti menjadi bentuk produk
hukum yang lebih mengikat seperti Peraturan Menteri PUPR dan
sebagainya.

3. Diperlukan koordinasi lebih lanjut dengan PUSDATIN terkait pangkalan


data serta masukan terkait isi standar protokol.

23
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

DAFTAR PUSTAKA

BS EN IS) 19650-1:2018, Organization and Digitization of Information about building and


civil engineering works. including Building Information Modeling (BIM) Information
management using building information modeling, Part 1: Concept and principles

BS EN IS) 19650-1:2018, Organization and Digitization of Information about building and


civil engineering works. including Building Information Modeling (BIM) Information
management using building information modeling, Part 2: Delivery phase of the assets

Singapore BIM Guide Version 2 : 2013

CPIx on Line : 2013, Post Contract - Award Building Information Modeling (BIM) Execution
Plan (BEP) , https://www.cpic.org.uk/cpix/cpix-bim-execution-plan/

MIDP form: Definition Prepare MIDP / RACI / TIDP,


https://bimportal.scottishfuturestrust.org.uk/level2/stage/3/task/13/prepare-midp-raci-mp-dt

CIC/BIM Pro: 2013 Building Information Model (BIM) Protocol,

CIC/BIM Pro: 2018 Building Information Model (BIM) Protocol Second Edititon,

State of Queensland (Queensland Health): 2019, Project Information Requirement,


https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0033/860694/qh-gdl-374-9.pdf

BIMForum. 2019, Level of Development (LOD) Specification Part I & Commentary For
Building Informations Models and Data Version 2019, www.bimforum.org/lod.

24
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:
A. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA PROYEK NON
DESIGN AND BUILD.
B. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA PROYEK DESIGN
AND BUILD.

Lampiran 2:
PENJELASAN DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI.

Lampiran 3:
DAFTAR SIMAK PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENERAPAN BIM.

Lampiran 4
BAGAN PENYIMPANAN (FOLDER) DALAM PLATFORM KOLABORASI (CDE).

Lampiran 5:
DOKUMEN BEP PRAKUALIFIKASI.

Lampiran 6:
DOKUMEN BEP PASCAKUALIFIKASI.

Lampiran 7:
KEBUTUHAN MINIMUM SUMBER DAYA PENERAPAN BIM.

25
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 1 : A. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA


PROYEK NON DESAIN AND BUILD

26
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 1 : A. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA


PROYEK NON DESAIN AND BUILD

27
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 1 : B. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA


PROYEK DESAIN AND BUILD

28
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 1 : B. DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA


PROYEK DESAIN AND BUILDVV

29
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 2 :
PENJELASAN DIAGRAM ALIR KETENTUAN PENERAPAN BIM PADA
PEKERJAAN KONTRUKSI

Sesuai ketentuan dalam PermenPU 603/PRT/M/2005 tahapan Survei Investigasi


Desain (SID) dimulai dari kegiatan Tahap Prakontrak, Tahap Penandatangan Kontrak,
dan tahap Pasca Penandatanganan kontrak.

1. Tahap Survey-Investigasi-Desain (SID)


1.1 Tahap Prakontrak
1.1.1 Persiapan Pengadaan
a. Pengguna Jasa mengajukan permohonan hak akses ke dalam CDE
Unor kepada Tim Pelaksana BIM.
b. Tim Pelaksana BIM akan menyiapkan struktur penyimpanan (folder)
dalam CDE Sebagaimana gambar 1.
c. Pengguna Jasa mulai mengisi data – data sesuai daftar simak pada
tabel 1 dan dokumen yang dibutuhkan dalam persiapan pengadaan
dalam folder “persiapan pengadaan”.
d. Setelah data - data tersedia secara lengkap dalam CDE folder
“persiapan pengadaan”, selanjutnya penyedia jasa memberitahukan
kepada Penanggung jawab pengadaan di Unor DJBK selaku
pengadaan Seleksi / Pemilihan Penyedia Jasa melalui fitur di CDE
sehingga data yang dimaksud dapat cepat diakses.
1.1.2 Pemilihan Penyedia Jasa
a. Proses pemilihan dilakukan di Unor DJBK dengan sistem LPSE.
b. Hasil kegiatan pengadaan penyedia jasa berupa dokumen Berita
Acara di upload Unor DJBK ke dalam CDE pada folder “Pemilihan
Penyedia Jasa”.
c. Data isian dalam folder pemilihan penyedia jasa ada di daftar simak
tabel 2.
1.2 Tahap Penandatanganan Kontrak
1.2.1 Penyusunan Dokumen Kontrak
a. Unor DJBK menyiapkan draft kontrak dan di upload ke dalam CDE
pada folder “Tahap Penyusunan Dokumen Kontrak”.
b. Pengguna jasa dapat mereview draft kontrak dan memberikan catatan
jika ada hal yang belum bersesuaian.
c. Data isian dalam folder penyusunan dokumen kontrak mengacu pada
daftar simak tabel 3.
1.2.2 Penandatanganan Kontrak
a. Dokumen Kontrak yang sudah di tandatangani penyedia jasa akan di
scan dan diupload dalam CDE pada Folder “Penandatanganan
Kontrak”.
b. Data isian dalam folder “penandatanganan kontrak” mengacu pada
daftar simak tabel 4.
1.3 Tahap Pasca Penandatanganan Kontrak
1.3.1 Persiapan pelaksanaan Kontrak

30
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

a. Penyedia jasa terpilih diberikan hak akses terbatas kepada penyedia


jasa pada Folder Tahap pasca Penandatanganan Kontrak.
b. Pengguna jasa menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan
mengupload ke dalam CDE pada folder “Persiapan Pelaksanaan
Kontrak” dan mengirimakan pemberitahuan kepada penyedia jasa.
c. Pembahasan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre-
Construction Meeting / PCM) termasuk pembahasan BIM Execution
Plan.
d. Hasil risalah rapat PCM kemudian diupload ke dalam CDE pada folder
“Persiapan Pelaksanaan Kontrak”.
e. Apabila proyek pekerjaan bersifat renovasi / pembangunan kembali
dan telah tersedia arsip Informasi BIM pada CDE Pusat maka
Informasi tersebut dapat dimasukkan ke dalam Folder “Persiapan
Pelaksanaan Kontrak”;
f. Penyedia jasa menyusun program mutu kemudian mengupload ke
dalam CDE dan Pengguna jasa dapat memberikan penilaian langsung
terhadap program mutu yang dibuat didalam folder CDE.
g. Dokumen lain seperti usulan rencana mobilisasi personel / tenaga ahli
dan peralatan, surat mobilisasi, perubahan penggantian personil dan
peralatan, permohonan pengambilan uang muka, surat permintaan
pembayaran, jaminan uang muka juga di upload di folder persiapan
pelakasnaan kontrak.
h. Data isian dalam folder “persiapan penandatanganan kontrak”
mengacu pada daftar simak tabel 5.
1.3.2 Pelaksanaan Kontrak
a. Pada CDE di dalam folder “Dalam proses (work in progres)”, informasi
yang disiapkan adalah berupa pembuatan produk studi/perencanaan,
antara lain; Engineering Estimate, Gambar Desain, spesifikasi teknis
dan rencana O&M.
b. Proses desain harus menggunakan metode BIM sesuai dengan
rencana BEP.
c. Semua informasi di dalam folder pelaksanaan kontrak adalah sifatnya
dalam proses (work in progress), artinya informasi yang ada di
dalamnya belum bisa dijadikan acuan pembuatan keputusan.
d. Dapat dilakukan proses review dalam internal penyedia jasa sehingga
jika terdapat approval, maka dokumen akan otomatis berada di dalam
folder evaluasi produk konsultan
e. Informasi yang dihasilkan berupa informasi grafis dari aplikasi BIM
sesuai dengan ketentuan kedalaman informasi (poin M) yang memuat
informasi non grafis sekurang – kurangnya berupa karakteristik fisik
elemen bangunan dan spesifikasi seperti nama elemen model,
dimensi, lokasi, jenis dan mutu material serta terdapat dokumentasi
kondisi aktual lapangan (Reality Modeling), analisa kelayakan
pembangunan, clash detection, design review, visualisasi, analisa
struktur (structural analysis), analisa energi (energy analysis), evaluasi
keberlanjutan (sustainability LEED Evaluation), manajemen ruang

31
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

(space management), analisa mekanikal (mechanical analysis),


analisa pencahayaan (lighting analysis)
1.3.3 Evaluasi Produk Konsultan
a. Produk konsultan yang sudah berada di folder “Dibagikan” (shared),
selanjutnya akan dikirimkan secara elektronik dalam CDE oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa untuk diadakan proses review.
b. Informasi yang disetujui akan berpindah kedalam folder “Diterbitkan”
(published).
1.3.4 Serah Terima Pekerjaan
a. Produk konsultan yang sudah berada di folder “Dibagikan” (shared),
selanjutnya akan dikirimkan secara elektronik dalam CDE oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa untuk diadakan proses review.
b. Dokumen lain seperti berita acara serah terima, bukti pengiriman dan
penerimaan produk konsultan, dan hasil evaluasi pemanfaatan juga di
unggah dalam folder arsip
c. Data dalam folder “Diterbitkan” (published) berupa dokumen produk
konsultan yang dijadikan acuan untuk proses pelelangan dan proses
pelaksanaan pembangunan oleh penyedia jasa konstruksi.
1.3.5 Arsip
a. Dokumen hasil pekerjaan konsultan terdiri dari laporan pendahuluan,
draft final, dan laporan final serta produk lainnya seperti gambar
desain , kuantitas dan EE dimasukan ke dalam folder “Diarsipkan”
(archieved) .
b. Data – data lain yang mendukung pekerjaan perencanaan dari
pengguna jasa dapat ditempatkan dalam folder “Diarsipkan”
(archieved).
c. Informasi yang disetujui akan berpindah kedalam folder “Diterbitkan”
(published)”.
d. Data isian dalam folder “Diarsipkan (Archieved)” mengacu pada daftar
simak tabel 6.

2. Tahap Pengadaan Lahan (Land Acquisition)


a. Penetapan Lokasi pembangunan
Pengguna Jasa memasukkan data pada pada folder “lokasi pembangunan”
berisi dokumen SK penetapan lokasi dari pejabat yang berwenang,
dan data lain seperti informasi terhadap lokasi tanah, luas tanah dan
gambar kasar tanah yang diperlukan, uraian rencana proyek, aspek
pembiayaan, dan waktu pelaksanaan
b. Permohonan pengadaan tanah
Pengguna Jasa memasukkan segala dokumen terkait permohonan
pengadaan tanah kedalam folder permohonan pengadaan tanah.
c. Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Segala jenis dokumen pelaksanaan pengadaan tanah seperti rekam digital
kegiatan penyuluhan, penentuan batas lokasi, inventarisasi dokumen
kepemilikan tanah, pemilik, benda lain terkait property tanah, putusan
ganti rugi sesuai kesepakatan.

32
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

d. Keberatan Atas Keputusan Panitia


Segala jenis dokumen terkait keberatan keputusan panitia.
e. Pelepasan, Penyerahan, dan Permohonan Hak atas Tanah
Segala jenis dokumen terkait pelepasan, penyerahan, dan permohonan Hak
atas tanah seperti surat pernyataan penyerahan tanah.
f. Data isian dalam folder “tahap Pengadaan lahan” mengacu pada
daftar simak tabel 7.

3. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (Construction)


3.1 Tahap Prakontrak
3.1.1 Persiapan Pengadaan
a. Pengguna Jasa mengisi data – data dan dokumen yang dibutuhkan
dalam persiapan pengadaan dalam folder “persiapan pengadaan”
seperti; dokumen rencana pengadaan, SK Panitia pengadaan, jadwal
pengadaan, dan dokumen HPS (OE).
b. Setelah data - data tersedia secara lengkap dalam CDE folder
“persiapan pengadaan”, selanjutnya Tim Pelaksana BIM
memberitahukan kepada Penanggung jawab pengadaan di Unor
DJBK selaku pengadaan Seleksi / Pemilihan Penyedia Jasa melalui
fitur di CDE sehingga data yang dimaksud dapat cepat diakses.
c. Data isian dalam folder “persiapan pengadaan” mengacu pada daftar
simak tabel 8.
3.1.2 Pemilihan Penyedia Jasa
a. Proses pemilihan dilakukan di Unor DJBK dengan sistem LPSE.
b. Hasil kegiatan pengadaan penyedia jasa berupa dokumen Berita
Acara dan surat sanggahan di upload Unor DJBK kedalam CDE folder
“Pemilihan Penyedia Jasa”.
c. Data isian dalam folder “Pemilihan penyedia Jasa” mengacu pada
daftar simak tabel 9.
d. Calon penyedia jasa mendapat hak akses terbatas di dalam CDE Unor
untuk mendapatkan file perencanaan SID yang diperlukan sebagai
dasar pembuatan penawaran.
3.2 Tahap Penandatanganan Kontrak
3.2.1 Penyusunan Dokumen Kontrak
a. Unor DJBK menyiapkan draft kontrak dan di upload kedalam CDE
folder “Tahap Penyusunan Dokumen Kontrak”.
b. Pengguna jasa dapat mereview draft kontrak dan memberikan catatan
jika ada hal yang belum bersesuaian.
c. Data isian dalam folder “Penyusunan Dokumen Kontrak” mengacu
pada daftar simak tabel 10.
3.2.2 Penandatanganan Kontrak
a. Dokumen Kontrak yang sudah di tandatangani penyedia jasa akan di
scan dan diupload dalam CDE Folder “Penandatanganan Kontrak”.
b. Data isian dalam folder “Penyusunan Dokumen Kontrak” mengacu
pada daftar simak tabel 11.

33
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

3.3 Tahap Pasca Penandatanganan Kontrak


3.3.1 Persiapan pelaksanaan Kontrak
a. Penyedia jasa terpilih diberikan hak akses terbatas kepada penyedia
jasa pada Folder Tahap pasca Penandatanganan Kontrak.
b. Pengguna jasa menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan
mengupload dalam folder CDE “Persiapan Pelaksanaan Kontrak” dan
mengirimakan pemberitahuan kepada penyedia jasa.
c. Pembahasan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre-Construction
Meeting) termasuk pembahasan BIM Execution Plan.
d. Hasil risalah rapat PCM, program mutu, Berita acara mutual check
(hasil pemeriksaan bersama), usulan rencana mobilisasi personel /
tenaga ahli dan peralatan, Surat mobilisasi, perubahan penggantian
personil dan peralatan, permohonan pengambilan uang muka, surat
permintaan pembayaran, jaminan uang muka juga di upload di folder
persiapan pelaksanaan kontrak.
e. Data isian dalam folder “persiapan pelaksanaan Kontrak” mengacu
pada daftar simak tabel 12.
3.3.2 Pelaksanaan Kontrak
a. Menggunakan folder “Dalam Proses” (Work in Progress) dimana berisi
informasi yang dikerjakan secara bertahap seiring dengan pekerjaan
konstruksi di lapangan seperti; buku harian, laporan
harian/mingguan/bulanan, Dokumen proses pengendalian, jadwal,
kurva-S, hasil pengajuan, berita acara hasil pengukuran prestasi
pekerjaan, CCO dan Addendum Kontrak, berita acara negoisasi
pekerjaan tambah kurang, pengajuan gambar.
b. Proses pengajuan pekerjaan dilakukan dengan menggunakan
simulasi konstruksi (4D) dan rencana biaya (5D) sesuai dengan
dokumen BEP.
c. Semua informasi di dalam folder “Dalam Proses”, adalah sifatnya
dalam proses (work in progress), artinya informasi yang ada belum
bisa dijadikan acuan pembuatan keputusan.
d. Dapat dilakukan proses review di dalam internal penyedia jasa
sehingga jika terdapat approval, maka dokumen otomatis akan berada
di folder “Dibagikan” (Shared)
3.3.3 Evaluasi
a. Terdapat folder “Dibagikan” (shared) dimana informasi di dalamnya
adalah informasi yang akan ditinjau (review) oleh penyedia jasa
konsultan pengawas atau konsultan MK dan pengguna jasa.
b. Informasi yang disetujui akan berpindah ke dalam folder “Diterbitkan“
(published).
3.3.4 Persetujuan Pengguna Jasa
a. Informasi didalam folder “Diterbitkan“ (published) menjadi acuan
dalam melakukan pekerjan konstruksi oleh penyedia jasa, dan jika ada
perubahan atau ketidak sesuaian informasi, maka tim konstruksi
penyedia jasa melakukan tindakan untuk diadakan perbaikan
informasi.

34
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

b. Informasi yang tidak memerlukan perubahan maka akan dipindahkan


oleh penyedia jasa kedalam folder “Diarsipkan” (archieved).
3.3.5 Arsip
a. Folder “Diarsipkan” (archieved) berisi kumpulan informasi dan
dokumen proyek meliputi; Mobilisasi, hasil pemeriksaan bersama,
Tinjauan Desain, Pembayaran uang Muka, buku harian dan laporan
harian/mingguan, dan bulanan, pengendalian pelaksanaan pekerjaan,
pengukuran prestasi pekerjaan, pembayaran prestasi pekerjaan,
perubahan kegiatan pekerjaan, denda dan anti rugi, penyesuaian
ekalasi harga, kedaan kahar, penghentian kontrak, perpanjangan
waktu, kerjasama dengan subkontraktor, kompensasi, perselisihan
/dispute,serahterima pekerjaan, dan laporan hasil mutu.
b. Informasi yang disetujui akan berpindah kedalam folder “Diarsipkan”
(archieved).
c. Data isian dalam folder “Diarsipkan (Archieved)” mengacu pada daftar
simak tabel 13.

4. Tahap Operasi dan Pemeliharaan


4.1 Penyiapan perangkat Operasi dan Pemeliharaan
Berisi Dokumen Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
4.2 Program Operasi dan Pemeliharaan
Berisi Program Rinci Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
4.3 Ketersediaan Perangkat/Sumberdaya Operasi dan Pemeliharaan\
Daftar perangkat dan sumberdaya (daftar Aset)
4.4 Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan
Rencana Perbaikan perangkat dan sumberdaya (perbaikan aset)
4.5 Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan
Laporan hasil perbaikan yang dilakasanakan secara fisik dan keuangan
4.6 Kegagalan Bangunan
Informasi lapangan atau pengaduan
4.7 Output / keluaran
Hasil pengecekan tim dilapangan
4.8 Outcome / manfaat
Informasi dari instansi terkait, dan masukan dari user
4.9 Penyerahan Proyek Selesai
Dokumen serah terima proyek.
4.10 Model BIM as Built
Berisi data grafis hasil pembangunan proyek yang sudah terbangun
4.11 Data isian dalam folder “Tahap Operasi dan Pemeliharaan” mengacu
pada daftar simak tabel 14.

5. Tahap Demolisi
5.1 Berisi informasi bagian mana saja bangunan yang di hancurkan , dan
dokumen – dokumen terkait penghancuran aset.
5.2 Data isian dalam folder “Tahap Demolisi mengacu pada daftar simak tabel
15.

35
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

6. Tahap Pembangunan Kembali


6.1 Berisi dokumen – dokumen yang mendukung pembangunan kembali.
6.2 Data isian dalam folder “Tahap Demolisi mengacu pada daftar simak tabel
16.

36
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 3:
DAFTAR SIMAK PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENERAPAN BIM

Tabel.1
DAFTAR SIMAK 1
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Dokumen rencana pengadaan
Pengumuman di media massa
SK Panitia pengadaan
Jadwal pengadaan
Dokumen pengadaan HPS (OE) TOR
nformasi Grafis yang dihasilkan adalah LOD 100- 200

Tabel.2
DAFTAR SIMAK 2
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
BA hasil evaluasi PQ
Undangan kepada Konsultan yang sesuai daftar
pendek
Pantau & Cek proses aanwijzing
BA pemasukan penawaran
BA pembukaan penawaran administrasi
BA evaluasi administrasi BA evaluasi Teknis
Pengumuman surat sanggahan
BA Klarifikasi dan Negosiasi
surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

Tabel.3
DAFTAR SIMAK 3
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Draft Kontrak serta dokumen pendukungnya

Tabel.4
DAFTAR SIMAK 4
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Scan Dokumen Kontrak

Tabel.5
DAFTAR SIMAK 5
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Daftar hadir personil
Usulan penggantian personil dari penyedia jasa
Perintah penggantian personil dari pengguna
jasa
Dokumen pengadaan HPS (OE) TOR
Usulan rencana mobilisasi personil / tenaga ahli
dan peralatan

37
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Surat mobilisasi
Surat Permohonan Pengambilan Uang Muka
Surat Permintaan Pembayaran
Jaminan Uang Muka

Tabel.6A
DAFTAR SIMAK 6A
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Berita acara serah terima
Laporan akhir / final report
Produk lain yg dihasilkan sesuai kontrak yang
sudah disahkan oleh pejabat yg berwenang
antara lain spektek, gambar desain, kuantitas,
dan EE
Bukti pengiriman dan penerimaan Produk
Konsultan
Hasil evaluasi pemanfaatan
Surat mobilisasi
Surat Permohonan Pengambilan Uang Muka
Surat Permintaan Pembayaran
Jaminan Uang Muka
Informasi Grafis yang dihasilkan adalah LOD 100 , LOD
200, dan LOD 300-350 untuk DED

Tabel.6B (Untuk Pekerjaan Desain And Build)


DAFTAR SIMAK 6B
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Berita acara serah terima
Laporan akhir / final report

tersedia dokumen yang paling sedikit berupa:


1. dokumen rancangan awal (basic design),
meliputi:
a) data peta geologi teknis lokasi pekerjaan;
b) referensi data penyelidikan tanah/geoteknik
untuk lokasi terdekat dengan pekerjaan;
c) penetapan lingkup pekerjaan secara jelas dan
terinci, kriteria desain, standar pekerjaan yang
berkaitan, standar mutu, dan ketentuan teknis
pengguna jasa lainnya;
d) identifikasi dan alokasi risiko proyek;
e) identifikasi dan kebutuhan lahan; dan
f) gambar dasar, gambar skematik, gambar
potongan, gambar tipikal, atau gambar lainnya
yang mendukung lingkup pekerjaan;

38
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

tersedia dokumen usulan daftar isian


pelaksanaan anggaran/dokumen pelaksanaan
anggaran dari pengguna anggaran
(1) Dokumen Ketentuan Pengguna Jasa untuk
suatu pekerjaan Rancang dan Bangun (Design and
Build) paling sedikit memuat:
a. latar belakang;
b. maksud dan tujuan;
c. sumber pendanaan;
d. pagu pekerjaan Rancang dan Bangun (Design
and Build);
e. waktu pelaksanaan yang diperlukan;
f. rancangan awal (basic design);
g. lingkup dan keluaran pekerjaan dan kriteria
pengujian dan penerimaan keluaran;
h. jumlah tenaga ahli perancang minimal yang
diperlukan;
i. izin, persyaratan lingkungan, atau sertifikat
yang harus diperoleh dalam penyusunan
rancangan dan pelaksanaan konstruksi; dan
j. daftar tarif dan/atau harga penyusun
komponen pekerjaan (schedule of rates). (2)
Untuk kriteria pekerjaan kompleks yang memiliki
kondisi ketidakpastian (unforeseen condition)
yang tinggi, selain memuat ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus
memuat keterangan mengenai bagian pekerjaan
yang memiliki kondisi ketidakpastian (unforeseen
condition) yang tinggi.
Bukti pengiriman dan penerimaan Produk
Konsultan
Informasi Grafis yang dihasilkan adalah LOD 100 , LOD
200

Tabel.7
DAFTAR SIMAK 7
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Berkas/Dokumen Permohonan
FS dan Basic Desain
SK Penetapan Lokasi dari Pejabat yg berwenang
Jadual pelaksanaan proses pengadaan tanah
Realisasi hasil pengadaan lahan Hasil inventarisasi
permasalahan
Surat pengaduan Laporan hasil evaluasi
Tanda terima / kuitansi ybs Laporan pemantauan

39
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Tabel.8A
DAFTAR SIMAK 8A
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Dokumen rencana pengadaan
Pengumuman dikoran
SK Panitia pengadaan
Jadwal pengadaan
Dokumen pengadaan HPS (OE)

Tabel.8B (Untuk Pekerjaan Desain And Build)


DAFTAR SIMAK 8B
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Dokumen rencana pengadaan
Pengumuman dikoran
SK Panitia pokja pengadaan
Jadwal pengadaan
Dokumen pengadaan HPS (OE)
(1) Pokja pemilihan menyusun dokumen
pemilihan yang terdiri atas dokumen kualifikasi
dan dokumen tender.
(2) Dokumen kualifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. ketentuan umum;
b. instruksi kepada peserta;
c. lembar data kualifikasi;
d. bentuk pakta integritas;
e. bentuk isian data kualifikasi;
f. bentuk perjanjian KSO; dan
g. tata cara evaluasi kualifikasi.

(3) Dokumen tender sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. ketentuan umum;
b. instruksi kepada peserta;
c. lembar data pemilihan;
d. Ketentuan Pengguna Jasa;
e. bentuk dokumen penawaran;
(4) bentuk rancangan Kontrak paling sedikit
terdiri atas:
a. surat perjanjian;

40
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

b. syarat-syarat umum kontrak; dan


c. syarat-syarat khusus kontrak; dan
d. bentuk daftar keluaran dan harga.

Tabel.9
DAFTAR SIMAK 9
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
a. Record pengumuman di media massa
b. Record pengumuman di papan Pengumuman
c. Berita acara rapat penjelasan/aanwijzing
d. BA Pemasukan Penawaran
e. BA Pembukaan Penawaran
f. BA Evaluasi Penawaran
g. BA Evaluasi Administrasi
h. BA Evaluasi Teknis
i. BA Evaluasi Harga
j. BA Evaluasi Pasca Kualifikasi
k. Surat Sanggahan
l. Surat Sanggahan Banding

Tabel.10
DAFTAR SIMAK 10
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Draft Dokumen Kontrak

Tabel.11A
DAFTAR SIMAK 11A
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Scan Dokumen Kontrak

Tabel.11B (Untuk Pekerjaan Desain And Build)


DAFTAR SIMAK 11B
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
a. dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. rencana penandatanganan Kontrak;
c. jaminan uang muka (ketentuan, bentuk, isi,
waktu penyerahan);
d. jaminan pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi,
waktu penyerahan);
e. asuransi;
f. rencana pemberdayaan tenaga kerja
praktik/magang;
g. rencana keselamatan konstruksi;
h. rencana mutu pekerjaan konstruksi
terintegrasi rancang dan bangun;
i. hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi

41
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

pada saat evaluasi penawaran; dan/atau


j. hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi
pada saat rapat persiapan penunjukan

Tabel.12
DAFTAR SIMAK 12
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
a. SPMK
b. BA PCM
c. Dokumen Program Mutu
d. Jadwal mobilisasi peralatan dan personil
e. Daftar peralatan yang ada di Lokasi
f. BA hasil pemeriksaan bersama (mutual
check)
g. Usulan penggunaan Uang Muka
h. Jaminan Uang Muka
i. Dokumen proses pengendalian, berupa
jadwal, S-curve, hasil pengujian
j. BA Evaluasi Pasca Kualifikasi
k. Surat Sanggahan

Table.13
DAFTAR SIMAK 13
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Realisasi Dokumen proses pengendalian, berupa
jadwal, S-curve, hasil pengujian
BA Hasil Pengukuran Prestasi Pekerjaan
MC
Jadwal mobilisasi peralatan dan personil
Daftar peralatan yang ada di Lokasi
BA Mutual Check (hasil pemeriksaan bersama)
CCO dan Addendum kontrak
BA Negosiasi Pekerjaan Tambah Kurang
Dokumen proses pengendalian, berupa jadwal, S-
curve, hasil pengujian
Realisasi progres fisik
Klaim dari rekanan
Jadual pelaksanaan Pekerjaan
Dokumen perhitungan eskalasi
Jadual kontrak awal
Indikator ekonomi dari BPS
Pernyataan terjadinya bencana alam dari Pejabat
yg berwenang
Produk kebijakan lainnya
Addendum kontrak
Perjanjian kerjasama sub kontraktor
Dokumen Klaim dari penyedia jasa

42
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Surat pengaduan dan keberatan dari penyedia


jasa atas terjadinya ketidaksepahaman kedua
belah pihak
Berita acara serah terima I (PHO)
Berita acara serah terima II (FHO)
Kumpulan shop drawing
As built drawing
Hasil pengujian mutu
Back up data kuantitas
Laporan program mutu
Buku harian dan laporan pengawasan
Foto dokumentasi
Manual O&M
nformasi grafis yang dihasilkan adalah LOD 400-500

Tabel.14
DAFTAR SIMAK 14
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Pedoman O&P
Program Rinci O&P
Daftar perangkat/sumber daya O&P
Rencana Perbaikan tahun ybs
Laporan hasil perbaikan yg dilaksanakan secara
fisik dan keuangan
Informasi lapangan dan/atau pengaduan
Dokumen serah terima proyek selesai sesuai dng
tingkatannya
Informasi grafis yang dihasilkan adalah LOD 500

Tabel.15
DAFTAR SIMAK 15
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Dokumen Penghancuran aset
Surat menyurat dan administrasi

Tabel.16
DAFTAR SIMAK 16
Nama Dokumen (soft file) Ada Tidak Keterangan
Dokumen persetujuan Penggunaan kembali data
digital aset
Surat menyurat dan administrasi

43
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 4:
BAGAN STRUKTUR PENYIMPANAN (FOLDER) DALAM PLATFORM
KOLABORASI (CDE)

44
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 5:
DOKUMEN BEP PRAKUALIFIKASI

DOKUMEN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) EXECUTION PLAN


(BEP) PRAKUALIFIKASI

Nama Proyek : XXXX


Nama Kontraktor : XXXX
Tanggal : XXXX

Rekam Persetujuan Dokumen


Dibuat Oleh : Tanggal :

Disetujui : Tanggal :

Rekam Perubahan:
Rev Tanggal Keterangan Perubahan Dirubah oleh

PRA – KONTRAK BUILDING INFORMATION MODELLING (BEP)


Pendahuluan
Dokumen pra-kontrak ini harus diisi oleh calon kontraktor dan subkontraktor
untuk menunjukan kemampuan, kapasitas, dan kompetensi dalam
mengimplementasikan BIM di proyek PUPR. Dokumen ini disampaikan
bersamaan dengan pemasukan dokumen penawaran.

45
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

1. INFORMASI PROYEK

Nama Proyek
Alamat Proyek
Nomer Proyek
Lingkup Pekerjaan

2. PROJECT TEAM

Nama Nama Personel Peran Sertifikat Keahlian


Perusahaan

3. SOFTWARE

Tabel 2. Rencana penggunaan aplikasi / software BIM


Nama Software yang Versi Extensi File Format File
Perusahaan digunakan untuk
/ Vendor / pertukaran
Subkon data

46
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

4. ORGANISASI BIM
berikut adalah uraian organisasi BIm, baik Pusat maupun proyek

Tabel 4. Kebutuhan Tenaga BIM


Perusahaan Nama Disiplin Kompeten Pengalama
si n (tahun)

Struktur Organisasi BIM

5. DAFTAR PENGALAMAN PROYEK MENGGUNAKAN BIM

47
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 6: DOKUMEN BEP PASCAKUALIFIKASI

DOKUMEN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) EXECUTION PLAN


(BEP) KUALIFIKASI

Nama Proyek : XXXX


Nama Kontraktor : XXXX
Tanggal : XXXX

Rekam Persetujuan Dokumen


Dibuat Oleh : Tanggal :

Disetujui : Tanggal :

Rekam Perubahan:
Rev Tanggal Keterangan Perubahan Dirubah oleh

PENDAHULUAN
Dokumen BEP Pasca Kontrak ini merupakan tanggapan atas Persyaratan
kebutuhan Informasi Pemberi Kerja (EIR) PUPR dan harus diisi calon penyedia
jasa untuk mendetailkan rencana implementasi BIM selama pekerjaan
pembangunan fisik. disamping itu, dokumen ini memberikan gambaran dan
kemampuan penyedia jasa dalam membangun informasi pada berbagai tahap
pengembangan proyek dan akan menjadi bagian dari kontraktual.

PENANGGUNG JAWAB BIM PROYEK

48
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Tabel.1
Nama Nama Perusahaan

TIM PENYUSUN BIM DI PROYEK


Tabel.2
Nama Nama Perusahaan Peran

KEABSAHAN DOKUMEN
Dokumen BEP ini telah dibuat dan disetujui oleh para pihak tersebut diatas untuk
digunakan sebagai dokumen BIM Execution Plan secara resmi pada proyek
xxxxxxxx

INFO PROYEK
Tabel.3
Nama Pemberi Kerja

Nama Proyek

Nomor Proyek

Alamat proyek

Tanggal Mulai Perencanaan

Tanggal Mulai Pelaksanaan

Tanggal Penyelesaian dan


Serah terima

Nilai Pagu / HPS

INFO PENYEDIA JASA


Tabel.4
Nama Nama Jabatan Email dan
Perusahaan Nomor
Telpon

49
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Ketua Tim Desain

Manajer Proyek

Manajer Konstruksi

Task Team
Manager

Task Team BIM

Task Team BIM

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB


Tabel.5
Jabatan Peran dan Tanggung Jawab

BIM Manajer bertanggung jawab terhadap keberhasilan implementasi


BIM dalam proyek dengan memastikan informasi yang
dihasilkan sudah sesuai dengan standar dan kebutuhan
informasi pemberi kerja

Pembuat Moidel BIM (BIM bertanggung jawab terhadap pembentukan model


Modeller) informasi

MILESTONE PROYEK
Tabel.6
mulai penyelesai Detail Desain Masa Selesai Handover
Perenca an dan Fabrikasi pembangunan pembangunan
naan Perencana dan serah
an terima

50
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

MODEL INFORMASI PROYEK


Tabel.7
Brief Konsep Definition Masa Selesai Masa Layan
pembangunan pembangunan Pembangunan
dan serah
terima

DATA SURVEY
koordinat dengan SRGI2013 agar mengacu pada Peraturan Kepala Badan Informasi
Geospasial Nomor 5/2013
Tabel.8
Metode Survey File Format Asli File Format hasil Keterangan
Olahan

WORKFLOW PENGESAHAN DOKUMEN


Untuk memastikan informasi, baik berupa grafis seperti gambar dan model 3D,
ataupun non grafis seperti spreadsheet maka diperlukan proses pemeriksaan dan
pengesahan. Pengesahan ini dilakukan dalam CDE

51
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Tabel.9
Nama pembuat Model Gambar Review Review Review
Informasi informasi antar Team oleh Ketua oleh
Task Force Tim Desain penyedia
/ jasa
Kontraktor

TIM KERJA (TEAM TASK FORCE)


Berikut adalah uraian team task force yang tidak terbatas berasal dari satu perusahaan
main kontraktor, termasuk subkontraktor maupun vendor yang terlibat langsung dalam
proses pembuatan kebutuhan model informasi proyek.
tujuan dari identifikasi list ini adalah untuk mengetahui kemampuan penyedia jasa
secara detail dalam membangun informasi yang dibutuhkan, serta untuk mengetahui
kompleksitas team yang terlibat.

52
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Tabel.10
Nama Disiplin Jumlah Tingkatan Tahun Nama Anggota
Perusahaan anggota Kompetensi Pengalaman

PROSES KOLABORASI DAN MODEL INFORMASI


Rencana proses kolaborasi dan model informasi tertuang dalam tabel berikut ini:

Tabel.11
Nama Aplikasi Jaringan Database Extensi File Keterangan
Perusahaan yang Intranet / Library
dipakai Extranet

Rencana review Clash Detection yang akan digunakan oleh seluruh team dalam
konsolidasi model informasi.

Tabel.12
Nama aplikasi untuk review Clash detection Versi

Untuk menjaga keamanan data dan informasi, berikut adalah pengaturan super admin,
admin dan anggota dalam CDE, termasuk batasan akses terhadap file tertentu.

Tabel.13
Nama Perusahaan Nama Jabatan Authority

53
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Rencana Workflow koordinasi antar aplikasi akan ditunjukkan sebagai berikut:

TASK INFORMATION DELIVERY PLAN


Kebutuhan model informasi akan dibagi menjadi beberapa model informasi yang
masing – masing akan dituangkan dalam form Task Information Delivery Plan (TIDP)
sebagai berikut

Tabel.14

MASTER INFORMATION DELIVERY PLAN


Master information delivery plan adalah merupakan kumpulan dokumen dari TIDP
sehingga menjadi panduan dalam kolaborasi.

STANDAR DAN PROSEDUR


Koordinat Pemodelan (Lokasi)
lokasi pemodelan mengacu pada koordinat global UTM dengan ketentuan berikut ini:

Titik Koordinat Notasi Grid Easting (m) Northing (m) Elevasi atau Datum

Titik BM

Grid titik bawah


kiri

54
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Grid titik bawah


kanan

Grid titik Atas


kanan

Grid titik atas


kiri

Standar Penamaan File


Penamaan file ini disesuaikan dengan kode aset dengan database PUPR yang
meliputi semua Unit Organisasi.

Proyek Desciplin/Ori Volume / Level / File Type Disiplin Nomor


ginator Zone lokasi

Proyek
untuk proyek adalah isian kode jika terdapat banyak proyek, maka dapat disusun
sebagai berikut:
Code Nama Proyek

Discipline / Originator
sedangkan untuk pembuat atau disiplin, dapat dibuat sebagaimana matrix berikut ini:
Code Pembuat berasal dari perusahaan / vendor / subkon

Volume atau Zona


Volume atau zona disesuaikan dengan strategi dalam metode kerja pembangunan
fisik, atau bisa didasarkan dari pembagian area atau ruangan saat bangunan
beroperasi. contoh sebagai berikut:

55
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Disiplin / Originator

Code Volume / Zona

Level atau Lokasi


Level adalah kode untuk menggambarkan jumlah lantai untuk bangunan gedung , dan
untuk infrastruktur adalah lokasi .

Jenis File (File Type)


isian dari file type ini adalah bentuk dari file apakah merupakan model 3D , gambar
2D, atau dokumen.

Code File Type

56
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Disiplin
Disiplin adalah kode untuk bidang yang membuat informasi, berikut adalah list bidang
tersebut;

Code Disiplin

A Arsitek

B Building Surveyor

C Civil Engineer

D Drainage, Highway engineer

E Electrical Engineer

F Facility Manager

G Geographical Information System Engineers and Land Surveyor

H Heating and Ventilation Designer

I Interior Designer

K Client

L Landscape Architect

M Mechanical Engineer

P Public Health Engineer

Q Quantity Surveyor

S Structural Engineer

T Town and Country Planner

W Contractor

X Sub-Contractor

Y Specialist Designer

Z General (non-disciplinary)

Nomor
Nomor menggambarkan elemen kode yang disepakati oleh semua team, bukan
merupakan version dokumen karena akan disediakan oleh platform CDE secara
otomatis.

Metadata

57
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

Nomor dapat diganti dengan status code meta data dengan ketentuan sebagai berikut:

Standar Penamaan Layer


Berikut adalah standar penamaan layer yang disesuaikan dengan dokumen
kebutuhan informasi proyek .
Bangunan Desciplin/Ori Classifikasi Presentation Description
ginator

Bangunan A - G23 - M2 - tangga


A

Nama Arsitek Kode Gambar 2D


bidang Uniclass

Standar Toleransi Model Informasi


Berikut adalah standar toleransi antar disiplin pada elemen bangunan berdasarkan

58
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

kebutuhan di lapangan untuk keperluan clash detection.


Disiplin Elemen Model Toleransi

Standar Kop Gambar


Standar Kop gambar akan disediakan mengikuti ketentuan template PUPR, berikut
adalah standar ukuran dan fungsi gambar.
Ukuran Kop Gambar fungsi gambar

A0

A1

A3

A4

Skala Detail Gambar

1: 1000 Plan view, Bird view, dan layout

1: 500

1: 200

1: 100 layout dan elemen bangunan

1: 50 bentuk sambungan Sambungan

1: 20

1: 5, 1: 2 Detail sambungan dan dimensi

1:1 Semua permodelan bangunan harus dibuat 1:1

Standar Anotasi, dimensi, singkatan, dan simbol


standar anotasi, dimensi , singkatan dan simbol mengacu pada RSNI xxxxx

TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN


Software version
Berikut adalah teknologi yang akan digunakan dalam proses pembangunan informasi
sebagaimana dalam infografis workflow aliran data.
Nama Database CAD Version Format File Keterangan
Perusahaan / Software
Vendor /
Subkon

Format Pertukaran file (Exchange Format)

59
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

DWG DGN DWF PDF IFC Lainnya

Model

Gambar

format Gambar Akhir

Schedule or Spreadsheet

60
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

MASTER INFORMATION DELIVERY PLAN


Tabel.15

61
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

RESPONSIBILITY MATRIX
Berikut adalah matrix responsibility tiap tahapan yang diajukan:

62
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

63
Standar Protokol BIM di Kementerian PUPR
Edisi 1.0 - Desember 2020

LAMPIRAN 7:
KEBUTUHAN MINIMUM SUMBER DAYA PENERAPAN BIM

Hardware
Spesifikasi minimum laptop / mesin komputer untuk permodelan BIM (BIM
Authoring)
 Processor: Inter Core i5 atau Ryzen 5
 RAM: 16 GB
 Hard disk space: 500gb
 Display: A resolution of 1440 x 900 or higher
 Graphics card: OpenGL 3.3 compatible graphics card with on board
memory of 2 GB

Software
 Tersedianya software permodelan BIM ( Authoring Tools )
 Tersedianya software analisa (Analitic Tools)
 Tersedianya licensi penggunaan CDE yang digunakan oleh
penyedia jasa dan pengguna jasa
 Web browser :
a) Chrome (latest version)
b) Firefox (latest version)
c) Safari (latest version)
d) Edge (latest version)
e) Internet Explorer (latest version)

SDM
Sekurang – kurangnya terdapat pembuat model bim (BIM Modeller) dan
Manajer BIM

Jaringan Internet
Koneksi data internet yang stabil dengan kecepatan minimum 5 Mbps
(Megabits per second)

64
mpk.binakonstruksi.pu.go.id

Sekretariat
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Gedung Utama Kementerian PUPR Lt. 11


Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai