Anda di halaman 1dari 58

MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

MODUL 09

MODUL PENGENDALIAN PENGAWASAN PADA PROSES


PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PELATIHAN PENGENDALIAN PENGAWASAN PEKERJAAN


KONSTRUKSI

2017

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 1


MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pengendalian Pengawasan Pada Proses
Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan
Pengendalian Pengawasan Pekerjaan Konstruksi. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
PUPR.

Modul Pengendalian Pengawasan Pada Proses Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi


ini disusun dalam 5 (lima) bab yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan
Penutup. Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah
peserta pelatihan dalam memahami proses penyelesaian dalam pengendalian
pengawasan pekerjaan konstruksi. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul
ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang PUPR.

Bandung, Oktober 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran..........................................................................................1
1.3.1 Hasil Belajar.............................................................................................1
1.3.2 Indikator Hasil Belajar..............................................................................1
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..................................................................2

BAB II PENYELESAIAN PEKERJAAN.......................................................................3


2.1 Dasar Hukum......................................................................................................3
2.2 Pemberesan Lapangan......................................................................................3
2.3 Pelaksanaan Uji Coba (Running Test)...............................................................6
2.4 As Built Drawing, Foto & Laporan......................................................................6
2.5 Pemeriksaan Bersama Akhir (MC-100%)...........................................................6
2.6 Latihan................................................................................................................7
2.7 Rangkuman.........................................................................................................7
2.8 Evaluasi..............................................................................................................8

BAB III PENYERAHAN PEKERJAAN.........................................................................9


3.1 Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO = Provisional Hand Over)..................9
3.2 Masa Pemeliharaan (WP = Warranty Periode)................................................19
3.3 Penyerahan Dokumen Pelaksanan Kontrak....................................................20
3.4 Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO = Final Hand Over)................................21
3.5 Penyerahan Laporan Penilaian Mutu...............................................................25
3.6 Latihan..............................................................................................................26
3.7 Rangkuman.......................................................................................................26
3.8 Evaluasi.............................................................................................................26
BAB IV PENGAKHIRAN PEKERJAAN JASA KONSULTAN PENGAWAS............29
4.1 Serah Terima Pekerjaan...................................................................................29
4.2 Evaluasi Produk................................................................................................29
4.3 Distribusi Laporan dan Dokumentasi Produk...................................................30
4.4 Kegiatan Pokok Pekerjaan Konsultan Supervisi/ Pengawas...........................30
4.5 Latihan..............................................................................................................31
4.6 Rangkuman.......................................................................................................31
4.7 Evaluasi.............................................................................................................31

BAB V PENUTUP.......................................................................................................33
5.1 Simpulan...........................................................................................................33
5.2 Tindak Lanjut....................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................35

GLOSARIUM...............................................................................................................37

KUNCI JAWABAN......................................................................................................47
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 - Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO............................................17


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Modul Pengendalian Pengawasan Pada Proses Penyelesaian Pekerjaan


Konstruksi ini terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar
pertama membahas mengenai penyelesaian pekerjaan, sedangkan kegiatan
belajar kedua dan ketiga membahas penyerahan pekerjaan dan pengakhiran
pekerjaan jasa konsultan pengawasan.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang


berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk
memahami pengendalian pengawasan pekerjaan konstruksi. Setiap kegiatan
belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat
penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul ini

Persyaratan

Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang merupakan dasar dari Pengendalian
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi. Untuk menambah wawasan, peserta
diharapkan dapat membaca terlebih dahulu Pengendalian Pengawasan pada
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah


dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/ Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi

Alat Bantu/ Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/


Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/ proyektor, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/ atau bahan
ajar.
Tujuan Kurikuler Khusus

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu memahami kegiatan pada tahap penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pembangunan di sektor jasa konstruksi menyebabkan perlunya


SDM yang berkualitas dalam memfasilitasi pelaksanaan kegiatan. SDM ini
adalah termasuk pihak pemberi pekerjaan seperti PPK atau ASN yang
bertanggung-jawab melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Pemahaman-pemahaman umum terhadap bidang konstruksi perlu
dimiliki oleh para petugas pengawas pekerjaan konstruksi agar pekerjaan
konstruksi yang dilaks anakan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

1.2 Deskripsi Singkat

Modul ini membahas tahap pengakhiran pelaksanaan pekerjaan konstruksi


mulai dari kegiatan penyelesaian pekerjaan yang terdiri dari kegiatan
pemberesan lapangan, pelaksanaan uji coba (running test), pembuatan as
built drawing, foto & laporan, pemeriksaan bersama akhir (MC-100), dan
pelaksanaan kegiatan penyerahan pekerjaan seperti kegiatan serah terima
pekerjaan pertama (PHO = Provisional Hand Over), masa pemeliharaan,
dokumen pelaksanaan kontrak, serah terima pekerjaan akhir (FHO = Final
Hand Over), penyerahan laporan penilaian mutu serta kegiatan pengakhiran
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan supervisi/ pengawas dalam
pengawasan pekerjaan konstruksi.

1.3 Tujuan Pembelajaran

1.3.1 Hasil Belajar

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu memahami kegiatan pada tahap penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

1.3.2 Indikator Hasil Belajar

Setelah selesai mengikuti diklat mampu menjelaskan:

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 1


a) Kegiatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
b) Kegiatan penyerahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
c) Kegiatan pengakhiran pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan supervisi/
pengawas.

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

a) Materi Pokok 1: Penyelesaian Pekerjaan


1) Dasar Hukum
2) Pemberesan Lapangan
3) Pelaksanaan Uji Coba (Running Test)
4) As Built Drawing, Foto & Laporan
5) Pemeriksaan Bersama Akhir (MC-100%)
6) Latihan
7) Rangkuman
8) Evaluasi
b) Materi Pokok 2: Penyerahan Pekerjaan
1) Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO = Provision Hand Over)
2) Masa Pemeliharaan (WP = Warranty Periode)
3) Penyerahan Dokumen Pelaksanaan Kontrak
4) Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO = Final Hand Over)
5) Penyerahan Laporan Penilaian Mutu
6) Latihan
7) Rangkuman
8) Evaluasi
c) Materi Pokok 3: Pengakhiran Pekerjaan Jasa Konsultan Supervisi/
Pengawas
1) Serah Terima Pekerjaan
2) Evaluasi Produk
3) Distribusi Laporan & Dokumentasi Produk
4) Kegiatan Pokok Pekerjaan Konsultan Supervisi/ Pengawas
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
BAB II
PENYELESAIAN PEKERJAAN

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

2.1 Dasar Hukum

a) UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi


b) PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi,
sebagaimana terakhir diubah dengan PP No. 54 Tahun 2016 tentang
Perubahan Ketiga atas PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
c) Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
sebagaimana terakhir diubah dengan Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat atas Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
d) PerMen PUPR No. 15/ PRT/ M/ 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
kementrian PUPR
e) PerMen PU Nomor 06/ PRT/ M/ 2008 tentang Pedoman Pengawasan
Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
f) PerMen PU Nomor 24/ PRT/ M/ 2014 tentang Pedoman Pelatihan
Berbasis Kompetensi Bidang Jasa Konstruksi
g) PerMen PAN Nomor PER/ 03.1/ M.PAN/ 3/ 2007 tentang Kebijakan
Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Tahun 2007-2009

2.2 Pemberesan Lapangan

a) Untuk menambah nilai estetika, kebersihan dan kerapihan dari tiap item
pekerjaan, maka hal yang penting adalah mengangkut sisa galian dan
material sisa setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
b) Areal tanah disekitar pekerjaan harus ditata dengan baik, sehingga
berkesan bahwa pekerjaan benar-benar selesai secara utuh dan
sempurna.
c) Pada akhir pelaksanaan dan pekerjaan siap untuk di serah terimakan,
penyedia jasa dan direksi bersama-sama mengadakan chek ulang, untuk
selanjutnya dilakukan pemberesan secara menyeluruh.

Dalam fase penyelesaian pekerjaan ini, justru menuntut perhatian yang


lebih dari fase sebelumnya pada saat operasional pelaksanaan pekerjaan.
Nilai progress fisik pada fase ini kecil namun sangat menentukan keberhasilan
penyelesaiaan sebuah pekerjaan dengan tepat waktu dan mutu ‘kasat mata’
serta ‘nilai monumental’ sebuah pekerjaan.

Beberapa kemungkinan negatif yang harus diperhatikan dan ditindak


lanjuti oleh manajer lapangan pada fase penyelesaian pekerjaan ini, antara
lain:
a) Adanya perubahan waktu penyelesaian pekerjaan yang biasanya
diajukan karena alasan seremonial atau ‘politis’ tertentu dari Pengguna
Anggaran.
b) Perubahan desain dan fungsi suatu bangunan atau pekerjaan tertentu
akibat adanya faktor non teknis. Dalam hal ini faktor teknis tetap menjadi
prioritas untuk dipertimbangkan.
c) Pekerjaan finishing atau pekerjaan akhir proyek biasanya sangat
meminta pengerahan banyak tenaga kerja dan terampil termasuk
beberapa pihak yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut.
d) Lokasi pekerjaan dan koordinasi pengaturan jadwal pelaksanaan sangat
meminta perhatian khusus.

Program penyelesaian pekerjaan harus sangat detail dan dibuat program


secara berkala, seperti:
a) Penyediaan tenaga kerja, mandor borong, sub kontraktor spesialis
untuk pekerjaan detail atas finishing tertentu.
b) Penyediaan material finishing misalnya pengecatan, aksesoris
bangunan, pembersihan dan land scapping.
c) Pekerjaan akhir untuk bangunan/ saluran dan fasilitas umum.
d) Pekerjaan untuk monumen prasasti dan seremonial lainnya yang
diperlukan.
e) Melakukan pekerjaan crash program untuk pekerjaan yang mengalami
perubahan segera dengan rekomendasi dan persetujuan tertulis dari
PPK untuk keperluan kontraktual yang harus diselesaikan.
f) Pada waktu yang bersamaan proses administrasi dan quantity survai
juga dilakukan untuk mempersiapkan dokumen mutual check 100%
progress fisik.
g) Disiapkan dan dibuat dokumen as built drawing lengkap untuk
memenuhi ketentuan yang diminta dan sesuai dengan kontrak.
h) Menyiapkan dokumen yang diperlukan menjelang selesainya pekerjaan:
1) Dokumen pengukuran dan perhitungan mutual check progress fisik
100% (MC 100%).
2) Dokumen amandemen kontrak bersama pengguna anggaran karena
adanya perubahan atas alokasi volume pekerjaan dan perubahan
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar progress billing yang diajukan
segera diproses.
3) Membuat dan memproses jaminan pemeliharaan (maintenance
bond).
4) Menyiapkan dan mengajukan gambar akhir pelaksanaan atau as
buillt drawing dan foto dokumentasi untuk sebelum (0%), sedang
(50%) dan selesai (100%) termasuk dokumen lain yang ditentukan
oleh pengguna anggaran atau kontrak.
5) Manajer lapangan kontraktor melakukan koordinasi dan membuat
laporan pertanggung jawaban pengelolaan pekerjaan dan laporan
keuangan untuk direksi/ kepala cabang/ perusahaannya.
6) Koordinasi dimaksudkan terutama untuk demobilisasi dan rencana
penggunaan sumber daya termasuk tenaga untuk kepentingan
perusahaan atau pekerjaan lain atau pekerjaan yang akan datang.
7) Surat-surat atau dokumen lain yang diperlukan sehubungan dengan
rencana penyerahan pekerjaan kepada owner/ pemilik pekerjaan.
8) Certificate of completion atau reference statement akan diberikan
oleh pengguna anggaran sesuai dengan permintaan kontraktor
karena pekerjaan telah selesai dengan baik dan memuaskan
pengguna anggaran, termasuk konsultan pengawas atau konsultan
manajemen konstruksi dan pihak kontraktornya sendiri.
2.3 Pelaksanaan Uji Coba (Running Test)

a) Uji coba (Running Test) pekerjaan konstruksi dilaksanakan dengan


menitik beratkan kepada pemeriksaan kefungsian dari hasil pekerjaan
konstruksi.
b) Uji coba (running test) pekerjaan konstruksi misalnya pada pekerjaan
konstruksi jaringan irigasi, dilakukan pemeriksaan kefungsian dari
pekerjaan saluran pembawa yang berfungsi membawa air irigasi dari
sumbernya ke petak-petak sawah, saluran pembuang yang berfungsi
membuang air dari petak-petak sawah ke sungai, dan kefungsian dari
bangunan-bangunan irigasi seperti pintu-pintu air, bangunan ukur debit,
bangunan bagi/ sadap/ bagi-sadap, bangunan-bangunan silang dan
bangunan-bangunan pelengkap lainnya.

2.4 As Built Drawing, Foto & Laporan

a) Dalam spesifikasi terdapat suatu persyaratan, bahwa pada penyelesaian


pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi “Gambar Akhir
Pelaksanaan” dalam bentuk Album Gambar Negatif/ Asli dan Album
Cetakan.
b) Gambar akhir menggambarkan hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang sesungguhnya diterapkan dilapangan.
c) Gambar akhir pelaksanaan, dapat mendukung dalam pendayagunaan
Operasi & Pemeliharaan (O&M = Operation & Maintenance) pekerjaan
konstruksi & untuk keperluan perbaikan-perbaikan konstruksi selanjutnya.
d) Pada gambar akhir, kontraktor harus menandai semua perubahan
(termasuk pekerjaan tambah/ kurang) dari gambar-gambar kontrak.
e) Sebelum uang retensi dibayarkan, As Built Drawing atau Gambar Akhir
Pelaksanaan (Gambar Terbangun/ Terlaksana) ini, harus diserahkan
bersama Foto Dokumentasi dan Laporan-Laporan.

2.5 Pemeriksaan Bersama Akhir (MC-100%)

Tim Mutual Check 100 % (Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak)


a) Tugas Tim MC atau Panitia Peneliti, berakhir pada akhir Tahun Anggaran.
b) Untuk Proyek Multi Years, tugas Tim/ Panitia ini berakhir setelah
diterbitkan Final Certificate.
c) Dalam hal Tim/ Panitia tsb. tidak dibentuk, maka untuk melakukan
pemeriksaan bersama dan melaksanakan kegiatan penelitian terhadap
kontrak, dapat dilaksanakan oleh Kasatker/ PPK masing- masing dibantu
oleh para staf satker/ PPK.
d) Pada tahap ini, tim/ panitia dengan kontraktor melakukan pemeriksaan
bersama di lapangan (MC 100 %), yaitu penerapan gambar akhir di
lapangan serta menchek kembali volume tiap-tiap kegiatan yang
tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga.
e) Dilakukan perhitungan kuantitas pekerjaan berdasarkan pelaksanaan
sesungguhnya.
f) MC 100% merupakan penjabaran dari MC 0% dan digunakan sebagai
dasar pembayaran pada kontrak unit price. Sebagai bahan perhitungan
MC 100% dapat digunakan:
1) MC 0% (bila tidak ada perubahan)
2) Gambar Kerja
3) Gambar Akhir Pelaksanaan
4) Foto Dokumentasi
5) Hasil peninjauan pelaksanaan uji coba (running test) di lapangan.
g) Pelaksanaan MC 100% ditandatangani bersama antara Konsultan/ Direksi
Pengawas dan Kontraktor.
h) Hasil pemeriksaan bersama, dibuat Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
dan kontraktor harus menyerahkan Laporan Lengkap dan Detail dari hasil
Survai ini kepada pengguna anggaran, diserahkan sebelum berakhir
masa kontrak.

2.6 Latihan

1. Sebutkan bahan perhitungan MC 100%?


2. Kapan panitia MC 100% dibubarkan untuk proyek multiyears?

2.7 Rangkuman

Uji coba (Running Test) pekerjaan konstruksi dilaksanakan dengan menitik


beratkan kepada pemeriksaan kefungsian dari hasil pekerjaan konstruksi.
Gambar akhir menggambarkan hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
sesungguhnya diterapkan dilapangan. Sebagai bahan perhitungan MC 100%
dapat digunakan:
a) MC 0% (bila tidak ada perubahan)
b) Gambar Kerja
c) Gambar Akhir Pelaksanaan
d) Foto Dokumentasi
e) Hasil peninjauan pelaksanaan uji coba (running test) di lapangan.

2.8 Evaluasi

Pilihlah Jawaban yang menurut saudara benar, dari pernyataan berikut:


1. Untuk menambah nilai estetika, kebersihan dan kerapihan dari tiap item
pekerjaan, maka hal yang penting adalah…
a. Mengangkut sisa galian dan material sisa setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan
b. Melakukan running test
c. Membuat foto dan laporan
d. Memeriksa fungsi pekerjaan
2. Untuk Proyek Multi Years, tugas Tim/ Panitia ini berakhir setelah…
a. Diterbitkan Final Certificate
b. Akhir Tahun Anggaran
c. Habis masa kontrak
d. Uji coba di lapangan
3. Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai dengan bahan
perhitungan MC – 100%...
a. MC 10% (bila tidak ada perubahan)
b. Gambar Kerja
c. Gambar Akhir Pelaksanaan
d. Foto Dokumentasi
BAB III
PENYERAHAN PEKERJAAN

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
penyerahan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

3.1 Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO = Provisional Hand Over)

a) Ruang Lingkup Serah Terima Pekerjaan, terdiri dari:


1) Penyerahan Pertama Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan
Pertama/ Sementara atau PHO (Provisional Hand Over).
2) Masa Pemeliharaan (Warranty Period).
3) Penyerahan Kedua Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan Kedua/
Akhir atau FHO (Final Hand Over) beserta penyerahan seluruh
dokumentasi pelaksanaan kontrak.
b) Menjelang penyelesaian seluruh pekerjaan menurut kontrak, kontraktor
dapat mengajukan permintaan secara tetulis kepada Direksi untuk
melaksanakan penyerahan pertama pekerjaan (PHO=Provisional Hand
Over) dengan menyebutkan/ menunjuk wakil dari kontraktor untuk
keperluan tersebut.
c) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima surat tersebut.
Direksi memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor mengenai
jadwal waktu rencana pemeriksaan pekerjaan oleh staf satker/ PPK atau
oleh Panitia yang ditunjuk oleh Kasatker/ PPK.
d) Staf Satker/ PPK atau Panitia yang ditunjuk oleh Kasatker/ PPK
mempunyai tugas, antara lain:
1) Melakukan penilaian teknis terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh satker-satker pusat Kementrian PU baik setiap akhir
tahun anggaran maupun pada saat penyelesaian sebagian/
keseluruhan lingkup tugas satker- satker daerah yang akan diserah
terimakan kepada Pimpinan Kementrian.
2) Melakukan penilaian teknis terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh satker-satker daerah Kementrian PU baik setiap
akhir tahun anggaran maupun pada saat penyelesaian sebagian/
keseluruhan lingkup tugas satker- satker daerah yang akan diserah
terimakan kepada Pimpinan Kementerian.
e) Susunan Panitia Serah Terima PHO & FHO tersebut, dapat terdiri dari:
1) Untuk satker-satker pusat:
(a) Ketua : Unsur Bidang Teknik Balai Besar PU
(b) Sekretaris : Unsur Satker
(c) Anggota : Unsur Bidang Pengujian Balai Besar PU
(d) Anggota : Unsur Satker
(e) Anggota : Unsur Direktorat Pelaksana/ Pembina atau unsur
lain (bila perlu)
2) Untuk satker-satker daerah:
(a) Ketua : Unsur Sub Dinas PU Satminkal yang
bersangkutan
(b) Sekretaris : Unsur Satker
(c) Anggota : Unsur Bidang Pengujian Balai Besar PU
(d) Anggota : Unsur Bidang Teknik Balai Besar PU
(e) Anggota : Unsur Satker atau unsur lain (bila perlu)
3) Bila perlu, Ketua Panitia dapat menunjuk atau mendelegasikan
wewenangnya kepada pejabat lain namun demikian tanggung jawab
tetap kepada yang bersangkutan.

Dalam proses penyerahan pekerjaan, serah terima pekerjaan pertama (PHO)


terdiri atas beberapa tahap yaitu:
a) Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), Penyedia Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Jasa untuk
Penyerahan Pertama pekerjaan.
b) Pengguna Jasa membentuk Panitia Penerima Pekerjaan (Panitia PHO)
yang terdiri dari unsur atasan langsung, Pengguna Jasa dan Direksi
Teknis.
c) Pengguna Jasa memerintahkan Panitia Penerima Pekerjaan untuk
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya
surat permintaan dari Penyedia Jasa.
d) Apabila terdapat kekurangan dan/ atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia
Jasa wajib menyelesaikan/ memperbaiki, kemudian Panitia Penerima
Pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai
dengan ketentuan Dokumen Kontrak, maka dibuat Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan.
e) Setelah penyerahan pertama pekerjaan, Pengguna Jasa membayar
seratus persen (100%) dari nilai kontrak dan Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar lima persen (5%) dari nilai
kontrak.
f) Setiap pelaksanaan proyek, pekerjaan konstruksi dibatasi dengan waktu
yang disebut construction period. Pada akhir construction period, harus
dilakukan Serah Terima Pekerjaan Pertama/ Sementara, disebut sebagai
Provisional Hand Over (PHO).
g) Secara umum keharusan menyelenggarakan PHO ini ada di dalam
Conditions of Contract (Syarat-syarat Kontrak), namun biasanya secara
rinci proses PHO tersebut diatur dengan petunjuk praktis pengendalian
proyek yang ditebitkan oleh Instansi yang berwenang.
h) PHO diselenggarakan oleh Panitia PHO yang dibentuk oleh Instansi yang
berwenang.
i) Ruang lingkup tugas Panitia PHO adalah sebagai berikut:
1) Meneliti & membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan
Pekerjaan.
2) Membentuk tiga tim guna melakukan penelitian yaitu Tim Visual,
Tim Teknis/ Quality Control dan Tim Administrasi.
3) Menetapkan tanggal definitive pelaksanaan PHO.
4) Sekaligus menetapkan tanggal FHO sesuai dengan persyaratan
yang telah digariskan di dalam Dokumen Kontrak.

Proses Serah Terima Pekerjaan Pertama/ Sementara (PHO)


Ada 3 agenda yang harus dicermati di dalam proses PHO, yaitu:
1) Agenda First Meeting
Uraian kronologis Proyek, disiapkan oleh Direksi/ PPK:
(a) Nama Pekerjaan
(b) Lokasi Pekerjaan
(c) Panjang Efektif dan Fungsional Pekerjaan
(d) Total Biaya Pekerjaan
(e) Proses Addendum Kontrak yang pernah dilakukan:
(1) Alasan diadakannya Addendum Kontrak
(2) Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses
Addendum Kontrak
(3) Alasan diadakannya Addendum Kontrak
(4) Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses
Addendum
(5) Kontrak
(6) Technical Justification dan atau negosiasi harga pada pay
item yang belum ada dalam kontrak
(7) Berita Acara Addendum Kontrak oleh Panitia Peneliti Kontrak
yang dibentuk oleh PPK
(8) Persetujuan Addendum Kontrak atau NOL (No Objection
Letter) dari Instansi yang berwenang dan Lending Agency bagi
proyek- proyek yang sumber dananya berasal dari Pinjaman
Luar Negeri
(9) Revisi DIP (Daftar Isian Proyek) dan PO (Petunjuk
Operasional)
(f) Lingkup pekerjaan yang paling dominan disertai volume dan biaya
(g) Progress fisik saat First meeting, dilengkapi dengan data
pendukung:
(1) Komulatif final quantity yang sudah dapat diproses MC-nya,
atau yang belum dapat diproses MC-nya untuk
diperbandingkan dengan total kuantitas yang ada di dalam
kontrak.
(2) Identifikasi jenis item pekerjaan dan volumenya yang sudah
diperintahkan kepada kontraktor untuk dilaksanakan namun
belum dilaksanakan.
(3) Identifikasi work item yang belum ditangani.
(4) Identifikasi sisa dana yang mungkin dapat digunakan untuk
item pekerjaan lain yang diperlukan.
Penjelasan First Meeting, dipimpin Ketua Panitia PHO:
(a) Mencari kesepakatan tentang prosedur PHO yang akan
dilaksanakan.
(b) Mencari kesepakatan sementara apakah proyek yang
bersangkutan dapat dimulai proses PHO nya berdasarkan laporan
dari Pinbagpro serta berkas laporan dari konsultan.
(c) Pembentukan Tim Kerja (Tim Visual, Tim Teknis & Tim
Administrasi).
(d) Persiapan Tim:
(1) Tim Visual:
 Penyiapan foto tustel untuk me-record hasil site visit.
 Penyiapan list of defect and deficiencies.
 Penyiapan list of deviation and comissions (unauthorized
change in work).
 List of errors and omission in drawing.
(2) Tim Teknis / Quality Control:
 Penyiapan list of quality control sebagaimana yang ada
pada spesifikasi untuk pengecekan terhadap back-up data
yang disusun oleh proyek / konsultan.
 Pengecekan terhadap back up data untuk mengetahui
item pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi, baik
cara mengambil sample (frekuensi dan cara) maupun
quality-nya.
 Pengecekan terhadap quality report yang dibuat oleh
konsultan supervisi.
(3) Tim Administrasi:
 Dokumen lelang
 Dokumen Kontrak
 Dokumen dan atau Amandemen:
- Perpanjangan waktu
- Penambahan atau pengurangan biaya
- Pengaturan pajak
- Pengaturan sharing sumber pembiayaan
- Berita Acara Dokumen Addendum / Amandemen oleh
Panitia Peneliti Pelaksanaan kontrak
- Surat Keputusan Panitia Pelaksanaan Kontrak yang
dibentuk oleh PA/ KPA/ PPK
- NOL (No Objection Letter) dari Lending Agency
 Dokumen Technical Justification
 Membuat Rencana Kerja Tim Menyiapkan schedule
kegiatan masing-masing tim
 Menentukan tanggal Second Meeting
 Menetapkan tanggal (tentative PHO)
2) Agenda Second Meeting
(a) Penyiapan laporan dari masing-masing tim
(b) Evaluasi terhadap laporan masing-masing Tim:
(1) Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor
dan konsultan:
 Kegiatan yang termasuk dalam lingkup kontrak namun
belum dilaksanakan oleh kontraktor/ konsultan.
 Kegiatan yang belum termasuk lingkup kontrak namun
perlu dilaksanakan oleh kontraktor/ konsultan.
(2) Identifikasi jenis kegiatan dan volume kegiatan tersebut di atas
untuk mengetahui pembiayaan yang diperlukan dan waktu
yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya:
 Dalam hal item pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam
lingkup kontrak dan belum dilaksanakan oleh kontraktor,
maka pembiayaan masih menjadi tanggung jawab
kontraktor dalam batasan quantity yang disebutkan dalam
kontrak.
 Dalam hal kegiatan item pekerjaan tersebut quantity-nya
sangat diperlukan namun tidak mencukupi atau belum
termasuk dalamlingkup kontrak, maka dapat segera
diambil tindakan sebagai berikut:
- Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak masih
dimungkinkan untuk mengurangi item pekerjaan lain
yang kurang diperlukan, maka dapat dibuatkan
amandemen kontrak dengan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Panitia PHO.
- Jika dalam batasan jumlah biaya kontrak sudah tidak
dimungkinkan lagi mengurangi item pekerjaan yang
lain maka Panitia PHO dapat memberi saran kepada
PPK untuk:
o Mengusulkan kekurangan pembiayaan tersebut
sebagai bahan usulan DIP yang akan datang atau
revisi DIP dalam tahun anggaran yang sedang
berjalan jika memungkinkan.
o Merupakan bagian final report dari konsultan
supervisi yang bersangkutan.
o Dokumen progress fisik untuk masing-masing item
pekerjaan untuk dikontrol terhadap volume
kontrak.
o Back up data untuk perhitungan quantity dan MC.
o Monthly Certificate.
o Price Escalation Certificate.
o Method of measurement for payment of major
item.
o Monthly progress report.
o Quarterly Report.
o Final Report.
o Foto-foto sebelum, selama dan sesudah proyek.
o Masalah hutang kontraktor kepada sub kontraktor,
paling tidak sebulan sebelum PHO, PPK membuat
pengumuman tentang hal ini di lokasi-lokasi yang
memungkinkan diketahui oleh sub kontraktor.
o As built drawing.
o Masalah retribusi kepada Pemerintah Daerah
setempat.
o Identifikasi peringatan Direksi/ PPK dan konsultan
yang belum ditanggapi oleh kontraktor.
o Penyelesaian permasalahan-permasalahan alat
berat.
o Identifikasi alat berat yang mendapat keringanan
bea masuk, agar dibuatkan Berita Acara
Penerimaan oleh PPK yang bersangkutan, dalam
hal ini:
 Jenis alat yang diterima.
 Tanggal kedatangan alat di proyek.
 Tanggal kontrak pembelian alat berat.
o Sisa DIP yang mungkin masih ada, agar bisa
segera diadakan revisi untuk dapat dimanfaatkan
oleh pekerjaan lain yang memerlukannya.
o ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).
3) Agenda setelah berakhirnya Grace Period:
(a) Membuat Berita Acara Hasil Penelitian untuk penyerahan
pekerjaan.
(b) Menetapkan tanggal definitif pelaksanaan PHO.
(c) Menetapkan tanggal FHO sesuai dengan Dokumen Kontrak.

Menetapkan Grace Period


(a) Ditetapkan berdasarkan perkiraan oleh panitia PHO yang disetujui
oleh semua unsur terkait, termasuk kontraktor dan konsultan.
(b) Maksimum 30 hari, mengingat penempatan konsultan berakhir 1
(satu) bulan setelah tanggal PHO definitif.

Memerbaharuhi tanggal tentative PHO


(a) Dalam hal hasil evaluasi Panitia PHO menghasilkan keputusan
bahwa kontraktor belum melaksanakan 100% quantity
sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Kontrak, maka tanggal
tentative PHO ditetapkan oleh Panitia PHO berdasarkan evaluasi
dan analisa terhadap sisa item pekerjaan yang belum dilaksanakan
oleh kontraktor dan kemampuan kontraktor yang bersangkutan.
(b) Dalam hal penundaan tanggal tentative PHO melebihi tanggal akhir
konstruksi, maka kontraktor dapat dikenakan denda sebagaimana
disebutkan di dalam General Condition of Contract.
Berikut adalah Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO dan Diagram
Pelaksanaan Serah Terima Pekerjaan Sementara (PHO), dapat dilihat pada
Gambar berikut:

Gambar 3. 1 - Flow Chart Proses Kegiatan Utama PHO


j) Pekerjaan diakhiri dengan serah terima pekerjaan dari penyedia jasa
kepada pengguna jasa. Sebelum pekerjaan diterima pengguna jasa
membentuk Tim PHO untuk melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan
penyedia jasa apakah benar sudah diselesaikan tepat Biaya, mutu
(kuantitas dan kualitas) dan waktu sesuai dengan dokumen kontrak.
k) Apabila Tim merasa belum dapat diterima ada catatan pekerjaan yang
memerlukan perbaikan dan setelah perbaikan selesai, baru dilakukan
serah terima ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan selesai
yang disebut penyerahan pertama.
l) Penyerahan Pekerjaan Pertama atau Serah Terima Pekerjaan Sementara
atau PHO (Provisional Hand Over):
1) Kontraktor telah menyelesaikan keseluruhan pekerjaan fisik dari
scope/ lingkup pekerjaan yang sesuai ketentuan yang tercantum
dalam dokumen sementara.
2) Kontraktor mengajukan permohonan tertulis untuk serah terima
pekerjaan yang ditujukan kepada Engineer/ Direksi Teknik dengan
mencalonkan wakilnya yang diserahi tugas untuk Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).
3) Dalam 10 (sepuluh) hari dari tgl diterimanya surat permohonan PHO,
Engineer/ Direksi Teknik harus mengadakan penelitian dan
memberitahukan hal tsb kepada Owner/ Pemilik.
4) Pemilik akan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada
kontraktor dengan memberitahukan komposisi dari Panitia.
5) Dalam tempo 28 (dua puluh delapan) hari sejak tgl surat
pemberitahuan dari Pemilik. Panitia dan Direksi Teknik harus sudah ke
site/ lapangan.
6) Direksi Teknik harus sudah membuat program test-test yang akan
dilakukan oleh Panitia dan diberitahukan kepada kontraktor.
7) Kontraktor mempersiapkan segala sesuatu sehubungan dengan
kunjungan Panitia ke site/ lapangan dan menyelenggarakan test-test
yang diperlukan yang disaksikan oleh Direksi Teknik.
8) Kemudian Panitia membuat daftar kekurangan-kekurangan dan cacat-
cacat (List of Defects & Deficiencies) dan melampirkan hasil test tsb
dalam Berita Acara.
9) Agar ada waktu bagi kontraktor untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dan cacat-cacat tsb, Panitia harus memberikan tenggang
waktu sebagaimana diatur dalam syarat-syarat umum dan khusus
kontrak.
10) Apabila Defects & Deficiencies tersebut. akibat kesalahan kontraktor
yang disebabkan karena material dan atau workmanship kontraktor
yang kurang baik, maka perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
11) Apabila bukan karena kesalahan kontraktor, maka perbaikan harus
dikerjakan kontraktor dan merupakan pekerjaan tambah dalam
kontrak.
12) Konfirmasi bahwa defects & deficiencies telah diperbaiki semuanya
oleh kontraktor, dilampirkan lagi dalam Berita Acara dan Tanggal PHO
dicertified. Dengan sendirinya konfirmasi harus didahului kontraktor
melalui surat permohonan persetujuan yang merupakan pekerjaan
Tambah dalam kontrak.
13) Tanggal keabsahan berlakunya serah terima pekerjaan pertama,
adalah pada saat tercapainya kesepakatan dapat diterimanya serah
terima pekerjaan di lapangan (berdasarkan hasil opname di lapangan),
walaupun belum semua anggota panitia menandatangani oleh karena
sesuatu hal dan berhalangan hadir pada saat itu.

3.2 Masa Pemeliharaan (WP = Warranty Periode)

a) Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa


pemeliharaan, sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada
saat penyerahan pertama pekerjaan.
b) Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pengguna untuk penyerahan akhir pekerjaan.
c) Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sesuai kontrak, maka Pengguna Jasa berhak mencairkan Jaminan
Pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan
Jaminan Pelaksanaan dan disetor ke Kas Negara, Penyedia Jasa
dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2 (dua) tahun.
d) Setelah pekerjaan diserahkan dari penyedia jasa kepada pengguna jasa
terdapat masa pemeliharaan yang lamanya ditentukan di dalam kontrak.
e) Selama Masa Pemeliharaan (WP=Warranty Period) kontraktor wajib
memelihara, sehingga kondisi tetap seperti pada saat PHO disyahkan oleh
Panitia. Untuk maksud tersebut kontraktor harus menyediakan beberapa
peralatan dan personil secukupnya di tempat pekerjaan.
f) Apabila terdapat kerusakan–kerusakan dan cacat-cacat selama masa
pemeliharaan (WP), karena penggunaan material dan cara kerja
kontraktor, maka kontraktor wajib memperbaiki dan membiayainya.
Sebaliknya apabila bukan karena kesalahan kontraktor, maka kontraktor
wajib memperbaiki dan dimasukkan dalam pekerjaan tambah.
g) Apabila kontraktor tidak bisa memperbaiki selama masa pemeliharaan
(WP) karena berbagai sebab, maka Pemilik dapat menunjuk pihak lain
untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan tsb. dan biayanya dibebankan
kepada kontraktor dengan dipotong dari uang kontraktor yang masih
ditahan oleh Employer yang berupa Retention of Money.
h) Pada akhir masa pemeliharaan dilakukan kembali serah terima didahului
pemeriksaan pemenuhan persyaratan serah terima kedua yaitu
infrastruktur dalam keadaan kondisi fisik & fungsi yang baik sehingga
dapat dioperasikan dengan tepat untuk pemanfaatan.

3.3 Penyerahan Dokumen Pelaksanan Kontrak

a) Setiap kontrak pekerjaan yang dinyatakan selesai, masih diperlukan tindak


lanjut untuk menyimpan dan memelihara seluruh dokumen-dokumen
pelaksanaan kontrak pekerjaan, antara lain sbb:
Kontrak/ Amandemen Kontrak beserta kelengkapannya dan lampiran-
lampirannya.
1) Semua laporan pelaksanaan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan)
2) Semua korespondensi yang terjadi antara Kasatker/ PPK dengan
kontraktor selama kurun waktu pelaksanaan kontrak pekerjaan.
3) Berita Acara pembayaran beserta lampiran-lampirannya.
4) Semua Berita Acara lainnya dan Notulen Rapat.
5) Foto-foto pada saat sebelum pelaksanaan, sedang dan selesai
dilaksanakan serta foto-foto pekerjaan-pekerjaan atau bagian
pekerjaan yang nantinya tidak kelihatan pada saat pekerjaan selesai.
6) Final Report (Laporan Akhir) dan Nota Penjelasan Akhir pekerjaan
yang telah diselesaikan.
b) Untuk keperluan perencanaan dimasa yang akan dating, menyimpan
riwayat pekerjaan, asal-usul pekerjaan, tujuan pengoperasian dan
pemeliharaan, maka Final Report berikut gambar As Built Drawing
(Gambar Akhir Pelaksanaan) agar disampaikan kepada Direktorat
Pembina atau Pelaksana masing-masing Satminkalnya.

3.4 Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO = Final Hand Over)

a) Pengguna Jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia


Jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik, setelah diperiksa oleh Panitya Penyerahan Pekerjaan dan
telah dibuat Berita Acara penyerahan akhir pekerjaan.
b) Setelah penyerahan hasil pekerjaan, Pengguna Anggaran wajib
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan Jaminan Pelaksanaan.
c) Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor kepada Pemilik/ Pengguna Anggaran.
d) Pekerjaan kontraktor tidak/ belum dianggap selesai, apabila belum
dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan. Dengan
dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan maka
kewajiban kontraktor telah selesai.
e) Penyelenggaraan FHO berpedoman pada Condition of Contract (Syarat-
syarat Kontrak) dan pedoman lain yang terkait, dilaksanakan oleh Panitia
FHO yang dibentuk oleh instansi yang berwenang.
f) Ruang lingkup kegiatan Panitia FHO adalah sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian terhadap realisasi pemeliharaan selama masa
pemeliharaan (warranty period) atas hasil pekerjaan konstruksi yang
telah dilakukan oleh kontraktor.
2) Menetapkan tanggal definitif FHO.
3) Membuat Berita Acara hasil penelitian penyerahan pekerjaan
g) Tata cara Penyerahan Pekerjaan Kedua atau Penyerahan Pekerjaan
Terakhir atau FHO (Final Hand Over), diatur sbb:
1) Kontraktor wajib mengajukan surat permohonan, sehubungan dengan
penyerahan akhir pekerjaan dengan disertai prosedur FHO pada akhir
masa pemeliharaan (WP).
2) Permohonan tertulis tsb diajukan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan.
3) Direksi Teknik akan merekomendasi Kasatker/ PPK dan selanjutnya
Kasatker/ PPK menerbitkan sertifikat FHO kontraktor, dengan syarat
kontraktor telah menyelesaikan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik. Dalam hal ini kontraktor segera diberitahu
secara tertulis dan Bank Garansi untuk Retention of Money bisa
dicairkan (untuk dana yang berbantuan Loan).
4) Apabila Direksi Teknik menganggap masih ada kerusakan-kerusakan
sehingga belum dapat menerima pekerjaan, maka kontraktor harus
diberitahu secara tertulis dan disebutkan sebab-sebabnya serta
perbaikan-perbaikan apa saja yang masih harus dikerjakan oleh
kontraktor.
5) Tanggal keabsahan berlakunya serah terima pekerjaan kedua, adalah
pada saat tercapainya kesepakatan dapat diterimanya serah terima
pekerjaan di lapangan (berdasarkan hasil opname di lapangan),
walaupun belum semua anggota panitia menandatangani oleh karena
sesuatu hal dan berhalangan hadir pada saat itu.
h) Untuk memberikan gambaran umum penyelenggaraan FHO berikut
adalah rangkaian proses FHO yang harus dilakukan oleh para pihak
terkait:
1) Surat Permohonan dari Kontraktor
(a) Kontraktor harus sudah mengajukan permohonan Serah Terima
Akhir Pekerjaan kepada Kasatker/ PPK paling lambat 21 (dua
puluh satu) hari sebelum berakhirnya masa pemeliharaan.
(b) Dalam surat permohonan dimaksud harus disebutkan bahwa
pemeliharaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen
Kontrak dan menyebutkan wakil-wakil kontraktor yang ditunjuk
untuk mewakili kontraktor dalam proses Serah Terima Akhir
Pekerjaan.
2) Rekomendasi dari Engineer/ Direksi
(a) Berdasarkan permohonan Serah Terima Akhir Pekerjaan,
Engineer mengadakan penilaian sementara terhadap hasil
pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan oleh kontraktor.
(b) Kemudian Engineer menyampaikan rekomendasi kepada
Pengguna Anggaran, bahwa kontraktor sudah/ belum
melaksanakan pekerjaan tersebut.
(c) Di dalam rekomendasi tersebut dilampirkan hasil dan daftar
perbaikan cacat & kekurangan yang telah dikerjakan sesuai
dengan rencana kerja pemeliharaan yang telah disetujui.
3) Pemberitahuan Kasatker/ PPK Kepada Ketua Panitia FHO
(a) Apabila pekerjaan kontraktor telah selesai atau telah
melaksanakanpekerjaan pemeliharaan dengan baik menurut
engineer/ direksi, kemudian engineer (dalam hal ini Kasatker/
PPK) memberitahukan hal tersebut kepada Ketua Panitia FHO
dan meminta kepada Panitia FHO untuk melakukan kunjungan ke
lapangan.
(b) Panitia FHO harus sudah mulai melaksanakan pemeriksaan ke
lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum masa
pemeliharaan berakhir.
4) Pelaksanaan Serah Terima Pekerjaan Akhir
(a) Rapat Pertama
(1) Uraian kronologi pelaksanaan pekerjaan oleh PA/ KPA/ PPK:
 Nama Pekerjaan
 Lokasi Pekerjaan
 Panjang efektif dan fungsional pekerjaan
 Total biaya pekerjaan
 Proses Addendum Kontrak yang pernah dilakukan
 Alasan diadakannya Addendum Kontrak
 Prosedur yang sudah dilewati dalam penyiapan proses
 Addendum Kontrak
 Technical justification dan atau negosiasi harga pada pay
item yang belum ada dalam kontrak.
 Berita Acara Addendum Kontrak oleh Panitia Peneliti
Kontrak yang dibentuk oleh PPK.
 Persetujuan Addendum Kontrak atau NOL (No Objection
Letter) dari Instansi yang berwenang dan Lending Agency
bagi pekerjaan-pekerjaan yang sumber dananya berasal
dari Pinjaman Luar Negeri.
 Revisi DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran)
 Hasil pelaksanaan pemeliharaan yang telah dilakukan
oleh kontraktor selama masa pemeliharaan.
(2) Penjelasan dari Ketua Panitia FHO
 Mencari kesepakatan tentang prosedur FHO yang akan
dilaksanakan
 Mencari kesepatakan sementara apakah pekerjaan yang
bersangkutan dapat dimulai proses FHO nya berdasarkan
laporan dari PPK serta berkas laporan dari konsultan.
 Mencari kesepakatan jadwal pelaksanaan FHO.
 Menentukan tentative tanggal FHO.
(3) Kunjungan Lapangan
 Berdasarkan laporan Kasatker/ PPK tentang rencana kerja
dan daftar cacat/ kerusakan maka Panitia FHO bersama-
sama kontraktor dan unsur-unsur satker melakukan
penilaian terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan yang
dilakukan oleh kontraktor selama masa pemeliharaan
(warranty period).
 Selain itu panitia juga mencatat cacat dan kerusakan yang
terjadi selain yang telah dilaporkan tersebut jika ada.
(b) Rapat Kedua
 Identifikasi kegiatan yang belum dilaksanakan oleh kontraktor
pada masa pemeliharaan.
 Evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan.
 Dalam evaluasi terhadap hasil kunjungan lapangan tersebut,
apabila Panitia FHO berkesimpulan bahwa kontraktor telah
menyelesaikan semua “defects and deficiencies” – cacat dan
kerusakan, maka:
- Panitia FHO membuat Berita Acara yang menyatakan
bahwa kontraktor telah menyelesaikan pemeliharaan atas
hasil pekerjaan konstruksi (yang telah di PHO-kan) pada
masa pemeliharaan (warranty period) dengan baik sesuai
dengan Dokumen Kontrak.
- Menyatakan bahwa telah dapat dilakukan Serah Terima
- Pekerjaan yang terakhir kalinya (FHO).
- Menetapkan tanggal FHO.
- Ketua Panitia FHO membuat surat pemberitahuan tentang
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Kasatker/
PPK.
(c) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir
Berdasarkan surat dari Ketua Panitia FHO, Kasatker/ PPK
membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir dengan
kontraktor.

3.5 Penyerahan Laporan Penilaian Mutu

Laporan hasil penilaian pengendalian mutu dalam pelaksanaan program mutu


harus disusun oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Direksi Lapangan pada
saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat di-revisi sesuai dengan
kebutuhan.
a) Laporan hasil pengendalian mutu, sekurang-kurangnya berisi:
1) Informasi mengenai pengadaan
2) Organisasi Proyek, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan
5) Prosedur instruksi kerja
6) Pelaksana kerja
b) Prosedur pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan, meliputi:
1) Standar pekerjaan
2) Prosedur kerja
3) Daftar Inspeksi
4) Persyaratan testing
3.6 Latihan

1. Sebutkan ruang lingkup serah terima pekerjaan!


2. Apakah yang dimaksud dengan PHO?
3. Apakah yang dimaksud dengan warranty period?

3.7 Rangkuman
a) Ruang LingkupSerah Terima Pekerjaan, terdiri dari:
1) Penyerahan Pertama Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan
Pertama/ Sementara atau PHO (Provisional Hand Over).
2) Masa Pemeliharaan (Warranty Period).
3) Penyerahan Kedua Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan Kedua/
Akhir atau FHO (Final Hand Over) beserta penyerahan seluruh
dokumentasi pelaksanaan kontrak.
b) Final Hand Over adalah serah terima akhir hasil pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor kepada Pemilik/ Pengguna Anggaran.
c) PHO (Provisional Hand Over) adalah Serah Terima Pekerjaan Sementara.

3.8 Evaluasi

Pilihlah Jawaban yang menurut saudara benar, dari pernyataan berikut:


1. Mana pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai dengan Serah Terima
Pekerjaan Pertama…
a. Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), Penyedia Jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Jasa untuk
Penyerahan Pertama pekerjaan.
b. Setelah penyerahan pertama pekerjaan, Pengguna Jasa membayar
seratus persen (100%) dari nilai kontrak dan Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar sepuluh persen (10%)
dari nilai kontrak.
c. Pengguna Jasa membentuk Panitia Penerima Pekerjaan (Panitia
PHO) yang terdiri dari unsur atasan langsung, Pengguna Jasa dan
Direksi Teknis.
d. PHO diselenggarakan oleh Panitia PHO yang dibentuk oleh Instansi
yang berwenang.
2. Mana pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk dalam ruang lingkup
tugas PHO…
a. Meneliti & membuat Berita Acara hasil penelitian Penyerahan
Pekerjaan.
b. Membentuk tiga tim guna melakukan penelitian yaitu Tim Visual, Tim
Teknis/ Quality Control dan Tim Administrasi.
c. Menetapkan tanggal definitive pelaksanaan PHO.
d. Melaksanakan pelelangan
3. Laporan pengendalian mutu, sekurang-kurangnya berisi…
a. Informasi mengenai pengadaan, Organisasi Proyek, Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa, Jadwal pelaksanaan pekerjaan, Prosedur
pelaksanaan pekerjaan, Prosedur instruksi kerja, Pelaksana kerja
b. Nama Pekerjaan, Lokasi Pekerjaan, Penyedia Jasa, Jadwal
pelaksanaan pekerjaan, Prosedur instruksi kerja, Pelaksana kerja
c. Informasi mengenai pengadaan, Organisasi Proyek, Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa, Jadwal pelaksanaan pekerjaan, Prosedur
pelaksanaan pekerjaan, Prosedur instruksi kerja, Pelaksana kerja,
Addendum Kontrak
d. Semua laporan pelaksanaan pekerjaan, Semua Berita Acara lainnya
dan Notulen Rapat.
MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

BAB IV
PENGAKHIRAN PEKERJAAN JASA KONSULTAN
PENGAWAS
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kegiatan
pengakhiran pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan supervisi/ pengawas.

4.1 Serah Terima Pekerjaan

a) Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah menyerahkan


laporan akhir dan produk yang dihasilkan sesuai kontrak, serta diterima
dan disetujui oleh pengguna jasa.
b) Produk harus disahkan oleh pejabat yang berwenang (atasan langsung).
c) Dilakukan penelitian apakah serah terima pekerjaan sudah sesuai
ketentuan yang berlaku.
d) Dilakukan penelitian terhadap pencatatan produk tersebut sebagai
tambahan asset dalam BKMN (Barang Kekayaan Milik Negara).

4.2 Evaluasi Produk

a) Evaluasi produk secara proses dan substansi, apakah sudah


berlandaskan KAK (TOR) dan sesuai dengan kemajuan perkembangan
IPTEK.
b) Evaluasi spesifikasi teknik, volume dan kuantitas serta engineering
estimate (EE), apakah dapat dipergunakan sebagai acuan untuk
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
c) Evaluasi akurasi produk konsultan supervisi/ pengawas sesuai dengan
kondisi saat ini, untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan review dan
buat berita acaranya.
d) Dilakukan pengechekan, apakah laporan evaluasi produk disampaikan
kepada atasan langsung dengan tembusan kepada pembantu atasan
langsung.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 2


9
4.3 Distribusi Laporan dan Dokumentasi Produk

a) Dilakukan penelitian pendistribusian laporan & dokumentasi produk


konsultan, apakah disampaikan juga kepada pihak unit instansi yang
terkait sesuai kontrak.
b) Dilakukan pengecekan, apakah laporan pendistribusian laporan &
dokumentasi produk disampaikan kepada atasan langsung dengan
tembusan kepada pembantu atasan langsung.

4.4 Kegiatan Pokok Pekerjaan Konsultan Supervisi/ Pengawas

Dalam tahap pengakhiran pelaksanaan pekerjaan konstruksi, penyedia jasa


konsultan supervisi/ pengawas melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok,
seperti berikut:
1) Memberikan pendapat kepada pengguna jasa terhadap usulan
penyerahan kedua kalinya hasil akhir pekerjaan dari pelaksana
konstruksi.
2) Menyerahkan laporan akhir hasil pengawasan beserta dokumen yang
berkaitan dengan proses pengawasan konstruksi kepada pengguna
jasa.
3) Mendapat ganti rugi, akibat keterlambatan pembayaran akhir (apabila
diperjanjikan).
4) Pengendalian masa pemeliharaan, menyetujui secara keseluruhan as
built-drawing.
5) Melakukan pengawasan agar hasil pekerjaan konstruksi menjadi laik
fungsi, sebagai berikut:
(a) Untuk bangunan jalan jaminan laik fungsi diatur berdasarkan UU
No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan melalui Pasal 30 meliputi tata
cara pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala,
dan pembiayaan pembangunan jalan umum, serta masukan
masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
peraturan pemerintah.
(b) Untuk bangunan gedung jaminan laik fungsi diatur berdasarkan
UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 37 ayat
(1), (2), dan (3) meliputi pemanfaatan, pemeliharaan, perawatan,
dan pemeriksaan berkala.
(c) Pasal 39 bangunan gedung dapat dibongkar bila:
(1) tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;
(2) dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan
gedung dan/ atau lingkungannya;
(3) tidak memiliki izin mendirikan bangunan.

4.5 Latihan

1. Sebutkan kegiatan konsultan pengawas dalam tahap pengakhiran


pekerjaan konstruksi?
2. Apa yang harus dilakukan dalam evaluasi produk?

4.6 Rangkuman

Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah menyerahkan


laporan akhir dan produk yang dihasilkan sesuai kontrak, serta diterima dan
disetujui oleh pengguna jasa, dan memenuhi persyaratan laik fungsi.

4.7 Evaluasi

Pilihlah Jawaban yang menurut saudara benar, dari pernyataan berikut:


1. Bangunan jalan jaminan laik fungsi diatur berdasarkan Undang-Undang…
a. 20 Tahun 2004
b. 28 Tahun 2002
c. 38 Tahun 2004
d. 38 Tahun 2002
2. Konsultan Supervisi/ Pengawas mempunyai tugas…
a. Memberikan pendapat kepada pengguna jasa terhadap usulan
penyerahan kedua kalinya hasil akhir pekerjaan dari pelaksana
konstruksi.
b. Menyerahkan laporan akhir hasil pengawasan beserta dokumen yang
berkaitan dengan proses pengawasan konstruksi kepada pengguna
jasa.
c. Mendapat ganti rugi, akibat keterlambatan pembayaran akhir (apabila
diperjanjikan).
d. A, B, dan C benar
3. Dalam pasal Pasal 39, bangunan gedung dapat dibongkar bila…
a. Tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;
b. Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung
dan/ atau lingkungannya;
c. Tidak memiliki izin mendirikan bangunan.
d. A, B, dan C benar
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Uji coba (Running Test) pekerjaan konstruksi dilaksanakan dengan menitik


beratkan kepada pemeriksaan kefungsian dari hasil pekerjaan konstruksi.
Gambar akhir menggambarkan hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
sesungguhnya diterapkan dilapangan. Sebagai bahan perhitungan MC 100%
dapat digunakan:
1) MC 0% (bila tidak ada perubahan)
2) Gambar Kerja
3) Gambar Akhir Pelaksanaan
4) Foto Dokumentasi
5) Hasil peninjauan pelaksanaan uji coba (running test) di lapangan.

Ruang Lingkup Serah Terima Pekerjaan, terdiri dari:


1) Penyerahan Pertama Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan
2) Pertama/ Sementara atau PHO (Provisional Hand Over).
3) Masa Pemeliharaan (Warranty Period).
4) Penyerahan Kedua Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan Kedua/
Akhir atau FHO (Final Hand Over) beserta penyerahan seluruh
dokumentasi pelaksanaan kontrak.

Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah menyerahkan


laporan akhir dan produk yang dihasilkan sesuai kontrak, serta diterima dan
disetujui oleh pengguna jasa, dan memenuhi persyaratan laik fungsi.

5.2 Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas
lanjutan untuk dapat memahami detail pengakhiran pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki
pemahaman yang komprehensif mengenai materi tersebut.
MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

DAFTAR PUSTAKA

UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, sebagaimana


terakhir diubah dengan PP No. 54 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas
PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,


sebagaimana terakhir diubah dengan Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat atas Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

Perpres No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Permen. PU No. 06/ PRT/ M/ 2008 tentang Pedoman Pengawasan


Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi di lingkungan
Departemen PU.

Permen. PU No. 04/ PRT/ M/ 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM)
Kementerian PU.

Permen. PU No. 05/ PRT/ M/ 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.

Permen. PU No. 09/ PRT/ M/ 2013 tentang Persyaratan Kompetensi untuk Sub
Kualifikasi Tenaga Ahli dan Tenaga Trampil Bidang Jasa Konstruksi.

Permen. PUPR. No. 15/ PRT/ M/ 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR.

Balai Diklat. PU. Wilayah II, 2005, Diklat Pengawasan Lapangan, Pusdiklat
Sekretariat Jenderal, Kementerian PU, Oktober 2005.

Proyek Monitoring Pelaksanaan, 1988, Pedoman Umum Metode Pengawasan


Konstruksi Irigasi, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PU, Maret 1988.

Proyek Irigasi Jawa Barat, 1988, Penataran Konstruksi Untuk Pengawas

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 3


5
Lapangan dan Pengawas Pekerjaan, Direktorat Jenderal Pengairan,
Departemen PU, Sptember 1988.

Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi, 2005, Pelatihan Kepala


Proyek Bangunan Gedung, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya
Manusia, Departemen PU, Desember 2005.
GLOSARIUM

Analisa Pendekatan perhitungan pendekatan teknis atas kebutuhan


Teknis (Technical sumber daya material, tenaga kerja, dan peralatan
Analysis) untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
konstruksi.
Arbiter orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa
dan penyedia jasa. atau ditunjuk oleh pengadilan
negeri, atau ditunjuk oleh lembaga arbitrase. untuk
memberikan putusan mengenai sengketa tertentu
yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase.
As Built Drawing gambar akhir pelaksanaan atau gambar purnalaksana
(gambar terbangun).
Asuransi Tenaga Kerja perjanjian asuransi dengan maksud untuk
mengadakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja
dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang
atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan
jaminan kesehatan pekerja.
Direksi Teknik atau orang, pejabat pekerjaan atau badan hukum yang
Engineer Representative ditunjuk oleh PPK yang mempunyai kekuasaan penuh
untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksa-naan
pekerjaan sebaik-baiknya menurut persyaratan yang
ada dalam dokumen kontrak.
Dokumen Kontrak keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
Pekerjaan Konstruksi hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan.
Efektif penggunaan bagaimana penggunaan sumber daya dikaitkan
sumber daya dengan sasaran kegiatan, apakah sudah sesuai
dengan rancangan yang telah ditetapkan, seperti
tepat waktu (selesai dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan), tepat biaya (sesuai dalam batas
anggaran yang tersedia), dan tepat kualitas
(sesuai antara sifat & karakteristik produk hasil
pelaksanaan dengan kebutuhan pemilik atau
pengguna/ pemakai) serta proses pelaksanaan dapat
berjalan dengan lancar & baik (terhadap pihak-pihak
terkait dan sesuai dengan peraturan yang berlaku).
Efisien penggunaan bagaimana penggunaan sumber daya dikaitkan
sumber daya dengan pemilihan sub kegiatan apakah sudah tepat
misalnya tepat jenis dan tepat jumlah.dll.

Engineer Estimate (EE) perkiraan biaya pekerjaan kegiatan satker yang dibuat
atau Estimasi oleh perencana dan atau konsultan.
Perencanaan

Gambar Rencana gambar yang tercantum dalam dokumen kontrak dan


setiap gambar perubahan atau penambahan yang
telah dibuat dan disetujui secara tertulis oleh Direksi
Teknik.
Jasa Konstruksi layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultansi
pengawasan pekerjaan konstruksi.
Kecelakaan Kerja kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikiian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui
jalan yang biasa atau wajar dilalui.
Kepala Kantor/ satuan pejabat struktural kementerian yang
kerja bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa
yang di biayai dari dana anggaran belanja rutin
APBN.
Kepala Kantor/ Satuan- pejabat struktural kementerian yang
Kerja bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa
yang di biayai dari dana anggaran belanja rutin
APBN.
Konsiliator orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna
jasa dan penyedia jasa untuk menyelesaikan
perselisihan pada kesempatan kedua.

Kontrak Harga Satuan kontrak pengadaan barang/ jasa atas penyelesaian


seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/ unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu. yang
kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan
sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan
pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa.
Kontrak Kerja Konstruksi keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa
dalam penyelenggaraan pekerjaan kons-truksi;

Kontrak Pengadaan perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia


Barang/ Jasa Barang/ Jasa.

Kuasa Pengguna Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk


Anggaran (KPA) menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk meng-gunakan APBD.
Manajemen Konstruks i 1. tata kelola penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan & pengawasannya.
2. usaha kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, memimpin,
dan mengendalikan anggota organisasi (sumber
daya manusia) serta sumber daya lainnya, yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan mewujudkan suatu bangunan
yang sesuai dengan rancangan yang telah
ditetapkan.
Masa Pelaksanaan jangka waktu bagi Penyedia untuk mengerjakan dan
Kontrak menyelesaikan pekerjaan/ kegiatan yang
dicantumkan dalam dokumen kontrak atau
amandemen kontrak yang mencakup volume, mutu
dan biaya yang telah disepakati.
Masa Pemeliharaan kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan, untuk pekerjaan
permanen ditetapkan selama 6 (enam) bulan dan
pekerjaan semi permanen ditetapkan selama 3 (tiga)
bulan.
Masa Pemeliharaan jangka waktu yang disediakan bagi Penyedia Jasa
untuk memelihara hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan.

Mediator orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna


jasa dan penyedia jasa untuk menyelesaikan
perselisihan pada kesempatan pertama.

Metode Kerja cara pelaksanaan kegiatan pekerjaan dengan


(Work Method) susunan bahan, peralatan dan tenaga manusia
yang meng-hasilkan produk pekerjaan dalam bentuk
satuan volume dan biaya.
Metode Pelaksanaan cara pelaksanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan
(Construction Method) urutan kegiatan yang logik, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya
secara efisien.
Panitia/ Pejabat Penerima panitia/ pejabat yang ditetapkan oleh PA/ KPA yang
Hasil Pekerjaan (PPHP) bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

Pejabat Pembuat Pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan


Komitmen (PPK) Pengadaan Barang/ Jasa.

Pekerjaan Konstruksi keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/ atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan
masing-masing beserta kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
Pemeliharaan Kesehatan upaya penanggulangan dan pence-gahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan, dan/ atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.
Pemeriksaan suatu pengamatan yang pada umumnya dilakukan
dari jarak dekat dengan jalan mengadakan perbandi-
ngan sesuatu yang telah atau akan dilakukan dengan
yang seharusnya dilaksanakan
menurut ukuran dan norma tertentu.
Pengadaan rangkaian kegiatan mulai dari persiapan, pemilihan
penyedia jasa, penandatanganan kontrak,
pelaksanaan kontrak sampai dengan penyerahan
akhir pekerjaan (FHO).
Pengadaan Barang/ Jasa kegiatan untuk memperoleh barang/ jasa oleh
Pemerintah yang Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat
selanjutnya disebut Daerah/ Institusi lainnya (disingkat K/ L/ D/ I) yang
Pengadaan Barang/ Jasa prosesnya dimulai dari perencanaan
Pengawasan bentuk pengamatan yang pada umumnya dilakukan
secara menyeluruh dengan jalan mengadakan
perbandingan antara kenyataan yang dilakukan
dengan yang seharusnya dilakukan atau yang
seharusnya terjadi.
Pengawas Lapangan Pejabat Pekerjaan, Instansi atau badan hukum yang
ditunjuk dan diberi kekuasaan penuh oleh PPK untuk
membantu Direksi Teknik dalam pengawasan
pelaksanaan pekerjaan
Pengawasan pengawasan melekat oleh penyelenggara pekerjaan
Penyelenggaraan konstruksi terhadap penyelenggaraan pekerjaan
Pekerjaan Konstruksi konstruksi bidang sarana dan prasarana pekerjaan
umum, baik fisik maupun non fisik dengan
penekanan pada tertib penyelenggaraan dan hasil
pekerjaan konstruksi yang meliputi aspek
perencanaan pekerjaan konstruksi, pengadaan,
manajemen pelaksanaan dan pengendalian kontrak
pekerjaan konstruksi.
Pengelolaan Lingkungan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
Hidup hidup yang meliputi kebijakan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup.
Pengendalian tindakan pengaturan atau pengarahan pelaksanaan
dengan maksud agar suatu tujuan tertentu dapat
dicapai secara efisien dan efektif.

Pengguna Anggaran (PA) Pejabat pemegang kewenangan penggunaan


anggaran Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan
pada Institusi lain Pengguna APBN/ APBD.
Pengguna Anggaran (PA) Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan
pada Institusi lain Pengguna APBN/ APBD.
Pengguna Barang/ Jasa Pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
dan/ atau jasa Milik Negara/ Daerah di masing-
masing K/ L/ D/ I.

Pengguna Jasa orang perseorangan atau badan sebagai pemberi


tugas atau pemilik pekerjaan/ proyek.

Penyedia Barang/ Jasa Badan Usaha atau orang perseorangan yang


menyediakan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa-
konsultansi/ jasa lainnya.
Penyedia Jasa orang perseorangan atau badan, yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa

Penyelenggara Pengguna Barang/ Jasa, Pengguna Anggaran (PA),


Konstruksi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Tim Pendukung (PPTK, Direksi
Lapangan, pengawas, tim pelaksana swakelola dan
lain-lain), Panitia/ Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
dan Penyedia Barang/ Jasa.
Penyelenggara yang penyelenggara yang memahami kaidah pekerjaan
Berkualifikasi konstruksi, antara lain metode pelaksanaan
(construction method), metode kerja (work
method), analisa pendekatan teknis (technical
analysis) yang didukung sumber daya yang memadai.
Penyelenggaraan upaya untuk memberikan perlindungan kepada
Asuransi Tenaga Kerja tenaga kerja dengan mekanisme asuransi.

Penyerahan Akhir proses penyerahan hasil pekerjaan fisik yang telah


Pekerjaan diselesaikan oleh Penyedia setelah masa
(FHO=Final Hand pemeliharaan berakhir, dan hasil pekerjaan secara
Over) keseluruhan kondisinya tetap sama dengan kondisi
saat PHO.
Penyerahan Pertama suatu proses penyerahan hasil pekerjaan fisik yang
Pekerjaan telah 100% diselesaikan oleh Penyedia sesuai
(PHO=Provisional Hand gambar dan spesifikasi yang tercantum di dalam
Over dokumen kontrak.
Perintah Perubahan perintah yang diberikan oleh direksi pekerjaan
kepada penyedia jasa untuk melakukan perubahan
pekerjaan.

Periode Mobilisasi jangka waktu bagi Penyedia untuk mengadakan


peralatan-peralatan sam-pai siap pakai, bahan/
material, personil dan perlengkapan-perlengkapan
lainnya yang diperlukan sesuai dengan rencana
penggunaannya.
Perjanjian suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya kepada satu orang lain
atau lebih (Pasal 1313 KUH Perdata).

Perusakan Lingkungan tindakan yang menimbulkan perubahan langsung


Hidup atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/ atau
hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan
yang berkelanjutan.
Running Test Uji Coba

Sistem Manajemen system untuk menetapkan kebijakan dan sasaran


serta menetapkan metoda untuk mencapai sasaran
tersebut.
Sub Penyedia Barang/ penyedia jasa yang mengadakan perjanjian kerja
Jasa dengan penyedia jasa penanggung jawab kontrak
untuk melaksanakan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama setelah disetujui oleh PPK.
Tanggal Penyelesaian tanggal penyerahan pertama pekerjaan, dinyatakan
Pekerjaan dalam berita acara penyerahan pertama pekerjaan
yang diterbitkan oleh pengguna jasa.
Tenaga Kerja setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna
menghasilkan barang/ jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
MODUL 9 PENGENDALIAN PENGAWASAN PARA PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KUNCI JAWABAN

Latihan Soal Materi Pokok 1:


Latihan
1. Bahan perhitungan MC 100% dapat digunakan:
a. MC 0% (bila tidak ada perubahan)
b. Gambar Kerja
c. Gambar Akhir Pelaksanaan
d. Foto Dokumentasi
e. Hasil peninjauan pelaksanaan uji coba (running test) di lapangan.
2. Untuk Proyek Multi Years, tugas Tim/ Panitia ini berakhir setelah diterbitkan Final
Certificate.

Evaluasi
1. A
2. A
3. A

Latihan Soal Materi Pokok 2:


Latihan
1. Ruang LingkupSerah Terima Pekerjaan, terdiri dari:
a. Penyerahan Pertama Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan
b. Pertama/ Sementara atau PHO (Provisional Hand Over).
c. Masa Pemeliharaan (Warranty Period).
d. Penyerahan Kedua Pekerjaan atau Serah Terima Pekerjaan Kedua/ Akhir
atau FHO (Final Hand Over) beserta penyerahan seluruh dokumentasi
pelaksanaan kontrak.
2. PHO (Provisional Hand Over) adalahSerah Terima Pekerjaan Sementara
3. Warranty period adalah masa pemeliharaan setelah pekerjaan berakhir

Evaluasi
1. B
2. D
3. A

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 4


7
Latihan Soal Materi Pokok 3:
Latihan
1. Serah Terima Pekerjaan; Evaluasi Produk; Distribusi Laporan dan dokumentasi
produk
2. Evaluasi produk mencakup:
a) Evaluasi produk secara proses dan substansi, apakah sudah berlandaskan
KAK (TOR) dan sesuai dengan kemajuan perkembangan IPTEK.
b) Evaluasi spesifikasi teknik, volume dan kuantitas serta engineering estimate
(EE), apakah dapat dipergunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.
c) Evaluasi akurasi produk konsultan supervisi/ pengawas sesuai dengan
kondisi saat ini, untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan review dan buat
berita acaranya.
d) Dilakukan pengechekan, apakah laporan evaluasi produk disampaikan
kepada atasan langsung dengan tembusan kepada pembantu atasan
langsung.

Evaluasi
1. C
2. D
3. D
2017

KEMENTERIANPEKERJAANUMUM DAN PERUMAHANRAKYAT BADANPENGEMBANGANSUMBERDAYAMANUSIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
JalanAbdul Hamid, Cicaheum. Bandung 40193, Telp (022) 7206892 Fax(022) 7232938Email: pusd1klats<1adan k onst

Anda mungkin juga menyukai