Anda di halaman 1dari 67

BUKU INFORMASI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


STRUKTUR ATAS BETON BERTULANG
BANGUNAN GEDUNG SESUAI DENGAN
GAMBAR RENCANA
F.410140.015.01

KEMETERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI

KEMETERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Jl. Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat, Jakarta Selatan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 2 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................5
A. Tujuan Umum ......................................................................................5
B. Tujuan Khusus......................................................................................5
BAB II ..............MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN PIHAK TERKAIT UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BETON BERTULANG
BANGUNAN GEDUNG............................................................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Koordinasi dengan Pihak
Terkait untuk Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang
Bangunan Gedung ..................................................................................
1. Penyusunan jadwal koordinasi dengan pihak terkait ............................
2. Persiapan bahan rapat koordinasi ......................................................
3. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait ......................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Koordinasi dengan Pihak
Terkait untuk Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang
Bangunan Gedung...................................................................................
C. Sikap Kerja dalam Melakukan Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk
Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan
Gedung..................................................................................................
BAB III .....MENGENDALIKAN PEMBUATAN GAMBAR KERJA STRUKTUR ATAS
BETON BERTULANG BANGUNAN GEDUNG..........................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pembuatan Gambar
Kerja Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung.............................
1. Identifikasi gambar rencana ..............................................................
2. Pengendalian pembuatan gambar kerja struktur atas bangunan
gedung ............................................................................................
3. Pemeriksaan gambar kerja struktur atas bangunan gedung .................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 3 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pembuatan Gambar


Kerja Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung.............................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pembuatan Gambar Kerja Struktur Atas
Beton Bertulang Bangunan Gedung..........................................................
BAB IV MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TIE BEAM....................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Tie Beam................................................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................
3. Pengendalian persiapan material yang digunakan untuk tie beam ........
4. Pengendalian pengujian kualitas material yang digunakan untuk tie
beam ...............................................................................................
5. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan tie beam ...................................
6. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan penulangan tie beam .................
7. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran tie beam .................
8. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan tie beam ...................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Tie Beam................................................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam...........
BAB V MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM BETON
BERTULANG.....................................................................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Kolom Beton Bertulang.............................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................
3. Pengendalian kesiapan material yang digunakan untuk kolom beton
bertulang .........................................................................................
4. Pengendalian pengujian kualitas material yang digunakan untuk kolom
beton bertulang ................................................................................
5. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom .........................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 4 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

6. Pengendalian pelaksanaan penulangan kolom ....................................


7. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran kolom .....................
8. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan kolom .......................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Kolom Beton Bertulang............................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Beton
Bertulang ...............................................................................................
BAB VI MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GESER ........
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Dinding Geser..........................................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................
3. Pengendalian kesiapan material yang digunakan untuk dinding geser . .
4. Pengendalian pengujian kualitas material yang digunakan untuk
dinding geser ....................................................................................
5. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan bekisting dinding geser ..............
6. Pengendalian pelaksanaan penulangan dinding geser .........................
7. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran dinding geser ..........
8. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan dinding geser ............................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Dinding Geser..........................................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Geser..
BAB VII MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BETON
BERTULANG.....................................................................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Balok Beton Bertulang..............................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................
3. Pengendalian kesiapan material yang digunakan untuk balok beton
bertulang .........................................................................................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 5 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

4. Pengendalian pengujian kualitas material yang digunakan untuk balok


beton bertulang ................................................................................
5. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan bekisting balok ..........................
6. Pengendalian pelaksanaan penulangan balok .....................................
7. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran balok ......................
8. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan balok ........................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Balok Beton Bertulang..............................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Beton
Bertulang................................................................................................
BAB VIII MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI.........
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Pelat Lantai..............................................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................
3. Pengendalian kesiapan material yang digunakan untuk pelat lantai.......
4. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan bekisting pelat lantai ..................
5. Pengendalian pelaksanaan penulangan pelat lantai .............................
6. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran pelat lantai .............
7. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan pelat lantai ................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Pelat Lantai.............................................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai.......
BAB IX MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ATAP BETON
BERTULANG.....................................................................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Atap Beton Bertulang................................................................
1. Persiapan gambar kerja .....................................................................
2. Koordinasi kesiapan tenaga kerja dan peralatan .................................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 6 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Pengendalian kesiapan material yang digunakan untuk atap beton


bertulang .........................................................................................
4. Pengendalian pengujian kualitas material yang digunakan untuk atap
beton bertulang ................................................................................
5. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan bekisting atap ...........................
6. Pengendalian pelaksanaan penulangan atap .......................................
7. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan pengecoran atap .......................
8. Evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan atap ..........................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan
Pekerjaan Atap Beton Bertulang...............................................................
C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Atap Beton
Bertulang................................................................................................
BAB X MEMBUAT LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BETON BERTULANG.........................................................................................
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Pelaksanaan
Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang...................................................
1. Persiapan data untuk membuat laporan .............................................
2. Pelaporan kualitas material yang digunakan pada struktur atas beton
bertulang .........................................................................................
3. Dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang .........................................................................................
4. Pembuatan dokumen rekaman pelaksanaan pekerjaan struktur atas
beton bertulang ................................................................................
5. Pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang bangunan gedung ..............................................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Pelaksanaan
Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang..................................................
C. Sikap Kerja dalam Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
Beton Bertulang......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 7 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

A. Dasar Perundang-undangan ....................................................................


B. Buku Referensi........................................................................................
C. Referensi Lainnya....................................................................................
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN.......................................................
A. Daftar Peralatan/Mesin............................................................................
B. Daftar Bahan..........................................................................................

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 8 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Mengendalikan
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung
sesuai dengan Gambar Rencana.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi ini guna memfasilitasi peserta latih
sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk Melaksanakan Pekerjaan
Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung
2. Mengendalikan Pembuatan Gambar Kerja Struktur Atas Beton Bertulang
Bangunan Gedung
3. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam
4. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
5. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Geser
6. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Beton Bertulang
7. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai
8. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Atap Beton Bertulang
9. Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 9 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB II
MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN PIHAK TERKAIT UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BETON BERTULANG
BANGUNAN GEDUNG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Koordinasi dengan


Pihak Terkait untuk Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton
Bertulang Bangunan Gedung
1. Penyusunan jadwal koordinasi dengan pihak terkait
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan jadwal koordinasi
Manfaat fungsi pelaksanaan dalam kegiatan koordinasi adalah:
• Menciptakan keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing
pihak yang terkait
• Mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja
sama untuk tujuan bersama
1.2 Pengertian pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan
gedung
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini diantaranya terdiri
dari kolom, pelat, dan balok. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi
yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur. Struktur ini memiliki bahan
konstruksi dengan jenis beragam, salah satunya adalah beton bertulang.
Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana
baja tulangan memberikan kekuatan tarik dan tekan yang tidak dimiliki
beton. Sehingga dapat memberikan tambahan kekuatan tarik dan tekan
pada struktur beton.
Dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang
diawali dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Kegiatan dalam
koordinasi salah satunya adalah adanya jadwal koordinasi yang dibuat agar
lebih sistematis dalam melaksanakan setiap tahapannya. Prosedur

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 10 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

penyusunan jadwal koordinasi adalah: (a) mengumpulkan jadwal dari


masing-masing pihak terkait, dan (b) mentabulasi jadwal pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang
bangunan gedung harus dipahami oleh pihak-pihak terkait. Hal ini
dimaksudkan agar masing-masing pihak dapat melaksanakan kewajiban
dan mendapatkan hak yang semestinya.
1.3 Langkah penyusunan jadwal koordinasi dengan pihak terkait
Langkah penyusunan jadwal koordinasi adalah:
- Mengumpulkan jadwal dari masing-masing pihak terkait
- Mentabulasi jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2. Persiapan bahan rapat koordinasi


2.1 Tujuan menyiapkan bahan rapat koordinasi
Rapat koordinasi merupakan untuk membentuk satu tujuan dan misi agar
dapat berjalan beriringan untuk mencapai tujuan tersebut, juga sebagai
wadah penghubung aspirasi. Tujuan menyiapkan bahan dalam rapat
koordinasi adalah agar rapat koordinasi yang dilakukan dapat fokus pada
bahasan yang telah ditentukan dalam materi yang telah disiapkan dan telah
dikoordinasikan dengan semua pihak. Sedangkan yang perlu diperhatikan
dalam menyiapkan bahan rapat adalah penyiapan bahan yang disesuaikan
dengan tahapan pekerjaan. Rapat perlu diselenggarakan antara lain
karena:
 Untuk memecahkan masalah.
 Untuk menyampaikan informasi.
 Membuat peserta rapat berpartisipasi pada masalah yang
dikemukakan.
 Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta dan perusahaan.
2.2 Rincian bahan/materi yang akan digunakan dalam setiap rapat
koordinasi dengan pihak terkait

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 11 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Sebelum melakukan rapat, perlu dilakukan persiapan. Persiapan rapat


harus dirancang dan dilaksanakan oleh panitia penyelenggara rapat. Secara
garis besar persiapan yang harus dilaksanakan, yaitu :
 Penentuan tujuan rapat dan acara rapat.
 Penentuan waktu, tanggal, hari, tahun.
 Penentuan tempat.
 Akomodasi.
 Konsumsi.
 Media/peralatan
Sedangkan beberapa bahan yang digunakan dalam rapat koordinasi antara
lain:
 Gambar rencana detail
 Spesifikasi teknis
 Agenda rapat
 Notulen

3. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak terkait


Dalam melakukan koordinasi pihak-pihak yang tekait seperti pemilik proyek
(owner), konsultan, kontraktor, pemasok, institusi keuangan, lembaga internal,
badan pemerintahan, lembaga pelayanan, tenaga kerja, manajer lapangan (site
manager), dan masyarakat harus mengetahui adanya proyek konstruksi.
Beberapa diwajbkan untuk memahami tugas, fungsi, hingga tahapan dalam
pekerjaan proyek konstruksi, khususnya konstruksi bangunan gedung pekerjaan
struktur bawah bangunan gedung. Pihak-pihak yang terkait dalam proyek
konstruksi, antara lain:
 Pemilik proyek (owner)
 Konsultan , terdiri dari konsultan perencana dan pengawas
 Kontraktor
 Pemasok (supplier)
 Institusi keuangan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 12 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Lembaga internal
 Badan pemerintahan
 Lembaga pelayanan
 Tenaga kerja
 Masyarakat
 Manager lapangan (site manager)

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan Koordinasi dengan


Pihak Terkait untuk Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton
Bertulang Bangunan Gedung
1. Menyusun jadwal koordinasi dengan pihak terkait berdasarkan kebutuhan
untuk melakukan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung

2. Menyiapkan bahan rapat koordinasi berdasarkan materi koordinasi


3. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait

C. Sikap Kerja dalam Melakukan Koordinasi dengan Pihak Terkait untuk


Melaksanakan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan
Gedung
1. Menyusun jadwal koordinasi dengan pihak terkait berdasarkan kebutuhan
untuk melakukan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung
secara teliti
2. Menyiapkan bahan rapat koordinasi berdasarkan materi koordinasi secara
cermat
3. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait secara teliti dan cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 13 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB III
MENGENDALIKAN PEMBUATAN GAMBAR KERJA STRUKTUR ATAS BETON
BERTULANG BANGUNAN GEDUNG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pembuatan


Gambar Kerja Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung
1. Identifikasi gambar rencana
1.1 Tujuan mengidentifikasi kesesuaian gambar rencana struktur atas
beton bertulang
Gambar kerja merupakan gambar yang dijadikan sebagai acuan
pelaksanaan proyek. Setiap detail bangunan harus diterjemahkan dalam
sebuah gambar dengan jelas dan mudah dibaca oleh semua pihak yang
terlibat dalam suatu proyek. Kelengkapan gambar kerja membantu
pelaksana lapangan (kontraktor) mengerjakan bangunan lebih detail dan
presisi sesuai acuan gambar. Gambar kerja juga digunakan pengawas
lapangan (supervisor) dan klien (owner) untuk mengontrol kinerja
kontraktor, sehingga penyalahgunaan wewenang di lapangan bisa
diminimalisir.
1.2 Isi dari gambar rencana struktur atas beton bertulang
Gambar kerja perlu diidentifikasi, perihal waktu, kesiapan bahan, tenaga
kerja, peralatan, pengawas (kesiapan pengawas) sebelum memulai
pekerjaan konstruksi, dengan tujuan untuk mempermudah dalam
pengendalian pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini khususnya pekerjaan
struktur atas bangunan gedung. Sedangkan yang termasuk dalam struktur
atas yaitu terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang
masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.
1.3 Langkah-langkah identifikasi kesesuaian gambar rencana struktur
atas beton bertulang
Cara mengidentifikasi gambar pelaksanaan struktur atas adalah dengan
mengumpulkan gambar pelaksanaan kemudian dipilih berdasarkan jenis

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 14 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

pekerjaan. Setelah diidentifikasi, gambar kerja perlu diperiksa kembali


kelengkapan dan ketepatannya sesuai spesifikasi teknis dalam dokumen
kontrak. Tujuan memeriksa gambar kerja struktur atas adalah untuk
memastikan ketepatan dan kesesuaian gambar pelaksanaan struktur atas
beton bertulang dengan dokumen kontrak sehingga memperlancar
pekerjaan pengendalian. Cara memeriksa gambar kerja struktur atas sesuai
dengan dokumen kontrak adalah:
 Membuat daftar simak gambar pelaksanaan struktur atas.
 Menyesuaikan dengan dokumen kontrak.

2. Pengendalian pembuatan gambar kerja struktur atas bangunan gedung


2.1 Tujuan mengendalikan pembuatan gambar kerja struktur atas
beton bertulang
Proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan yang memakai acuan sebuah
gambar kerja akan lebih dapat terlaksana dengan baik dan efisien.
Kontraktor / pelaksana lapangan akan dengan mudah memahami apa yang
akan di tuangkan dalam bentuk fisik jika gambar kerja tersebut di buat
dengan penyajian yang mudah di pahami. Gambar kerja harus dapat di
baca oleh orang-orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan di
lapangan.

2.2 Langkah-langkah mengendalikan pembuatan gambar kerja


struktur atas beton bertulang
Langkah-langkah mengendalikan pembuatan gambar kerja adalahs ebagai
berikut:
a. Menyiapkan gambar rencana
b. Mengamati kondisi lapangan
c. Mengendalikan pembuatan gambar kerja
d. Berkoordinasi dengan pihak terkait

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 15 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Pemeriksaan gambar kerja struktur atas bangunan gedung


3.1 Tujuan memeriksa kesesuaian gambar kerja struktur atas beton
bertulang
Tujuan memeriksa kesesuaian gambar kerja adalah untuk mempermudah
dalam pelaksanaan di lapangan terkait pekerjaan struktur atas beton
bertulang agar menghindari adanya perselisihan antara konsultan dan
kontraktor
3.2 Point-point dari gambar kerja struktur atas beton bertulang
Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding geser dan tangga,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting
3.3 Langkah-langkah memeriksa gambar kerja struktur atas beton
bertulang
Langkah-langkah memeriksan gambar kerja meliputi:
a. Pemahaman tentang pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
pekerjaan struktur tiap bagian.
b. Pemahaman tentang approval material yang akan digunakan.
c. Pemahaman akan persiapan lahan kerja.
d. Pemahaman akan persiapan material kerja
e. Pemahaman akan peralatan kerja kerja, antara lain : concrete pump,
vibrator, kompresor, cutting well, theodolith, waterpass, meteran,
gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang air.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pembuatan


Gambar Kerja Struktur Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung
1. Mengidentifikasi kesesuaian gambar rencana struktur struktur atas beton
bertulang bangunan gedung berdasarkan kondisi lapangan
2. Mengendalikan pembuatan gambar kerja struktur atas beton bertulang
bangunan gedung berdasarkan gambar rencana dan kondisi lapangan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 16 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Memeriksa gambar kerja struktur atas beton bertulang bangunan gedung


berdasarkan dokumen kontrak

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pembuatan Gambar Kerja Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung
1. Mengidentifikasi kesesuaian gambar rencana struktur struktur atas beton
bertulang bangunan gedung berdasarkan kondisi lapangan secara teliti
2. Mengendalikan pembuatan gambar kerja struktur atas beton bertulang
bangunan gedung berdasarkan gambar rencana dan kondisi lapangan secara
cermat
3. Memeriksa gambar kerja struktur atas beton bertulang bangunan gedung
berdasarkan dokumen kontrak secara teliti

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 17 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB IV
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TIE BEAM

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Tie Beam
Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung atau
bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal setempat.
Tie beam terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal setempat seperti
pondasi footplat ataupun pondasi dalam. Tie beam berfungsi untuk menopang
slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah dan
untuk meratakan gaya beban bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok
penahan gaya reaksi tanah.
Dalam pelaksanaannya di lapagan, tie beam sering disamakan dengan sloof.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya sloof dan tie beam mempunyai perbedaan.
Namun keduanya merupakan bagian dari struktur bangunan. Perbedaan antara
sloof dan tie beam lebih mengarah pada fungsi dan dimensi. Berikut perbedaan
antara sloof dan tie beam.
 Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding dengan sloof. Ukuran
tie beam sangat tergantung dari bentang antar pondasi/kolom dan
besarnya beban bangunan.
 Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari desain konsultan
struktur. Perhitungan struktur hanya dilakukan oleh konsultan struktur
dan kemungkinan antara proyek satu dengan yang lain akan berbeda dari
segi ukuran maupun penggunaan besi beton.
 Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga penulangan pada tie
beam pun berbeda dengan penulangan balok
 Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai pengaku antara pondasi
satu dengan yang lainnya sehingga tingkat kekakuan dari struktur bawah
meningkat.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 18 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang mempunyai


struktur bawah. Fungsi tie beam ini sama dengan perkuatan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan tie beam secara garis besar diawali mulai dari gambar
kerja, persiapan tenaga kerja/personel; peralatan; dan material, tahapan
pelaksanaan, hingga pembuatan laporan. Dalam pembuatan gambar kerja, isi
yang menjadi poin penting pekerjaan tie beam adalah terkait ukuran dan
gambar detail tie beam, karena akan mempengaruhi tahapan-tahapan
selnajutnya. Kemudian dalam persiapan peralatan, yang digunakan antara lain
timbangan, Universal testing machine (UTM), dan concrete mixer. Beberapa
peralatan yang digunakan merupakan alat berat, sehingga perlu adanya
perencanaan dalam melakukan mobilisasi peralatan. Hal ini disebabkan karena
dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia fasilitas-fasilitas yang berfungsi dapat
mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan.
Oleh karena itu alat-alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam
pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan
pekerjaan di lokasi proyek mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap
pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan tie beam juga memerlukan material yang dipilih sesuai
spesifikasi teknis dalam dokumen kontrak. Beberapa jenis material yang
digunakan antara lain bata kapur, kayu multipleks, besi, besi tulangan, beton
readymix, dan mud oil. Dalam pemilihan material tersebut terdapat upaya
pengujian kesesuaian yang dimaksudkan untuk mensinkronkan kualitas material
dengan spesifikasi dalam dokumen spektek. Hal ini dilakukan dengan tujuan
mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan tie beam di lapangan. Tahapan dalam
melaksanakan pekerjaan tie beam secara umum adalah sebagai berikut:
1. Bekisting tie beam
a. Membuat marking posisi bekisting yang akan dipasang
b. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian bekisting disesuaikan
dengan ukuran tie beam
c. Bekisting bagian dalam diolesi dengan mud oil

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 19 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

d. Pemasangan bekisting secara tegak lurus pada lokasi tie beam

2. Penulangan tie beam


a. Fabrikasi besi
b. Pemasangan tulangan:
 Tulangan dipasang didahului dengan tulangan pokok
 Sengkang dipasang
 Tulangan pokok duukatkan pada sengkang dengan kawat bendrat
 Sambungan tulangan dipasang secara selang-seling
 Sambungan lewatan harus ada overlapping/tidak sejajar antara
tulangan atas dengan tulangan bawah
 Memasang beton decking pada tulangan sloof

3. Pengecoran tie beam


a. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dengan pompa
air
b. Membuat tanda/marking pada bekisting yang menunjukkan batas
berhentinya pengecoran
c. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai spesifikasi teknis
d. Meratakan dan mengaduk beton cor dengan vibrator
e. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan
pengecoran
f. Menghentikan pengecoran dan pengadukan dan meratakan serta
menghaluskan permukaan beton dengan alat tukang manual

4. Pembongkaran bekisting tie beam


Pembongkaran dilakukan 2-3 hari setelah kondisi kering setelah
pengecoran, dengan syarat sloff tidak menerima beban di atasnya.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 20 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Tie Beam
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan tie beam berdasarkan
dokumen kontrak
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
3. Mengendalikan material yang digunakan untuk tie beam berdasarkan
spesifikasi teknis
4. Mengendalikan pengujian kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk
tie beam berdasarkan spesifikasi teknis
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan tie beam
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan tie beam berdasarkan gambar kerja
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran tie beam berdasarkan gambar kerja
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan tie beam berdasarkan gambar
rencana dan spesifikasi teknis

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam


1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan tie beam berdasarkan
dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
secara teliti
3. Mengendalikan material yang digunakan untuk tie beam berdasarkan
spesifikasi teknis secara cermat
4. Mengendalikan pengujian kesesuaian kualitas material yang digunakan
untuk tie beam berdasarkan spesifikasi teknis secara teliti dan cermat
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan tie beam secara teliti dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan tie beam berdasarkan gambar
kerja secara teliti dan cermat
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran tie beam berdasarkan gambar
kerja secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 21 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan tie beam berdasarkan gambar


rencana dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 22 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB V
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
Pada umumnya kolom pada semua struktur bangunan gedung hampir sama,
yang membedakan adalah pada material utamanya. Hal ini berlaku juga pada
kolom beton bertulang. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting darisuatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total ( totalcollapse) seluruh
struktur. Elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara
panjang dan dimensi penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom
pendek.
Terdapat tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:
 Kolom yang menggunakan pengikat sengkang lateral
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan
pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat
sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
 Kolom yang menggunakan pengikat spiral
Bentuknya sama dengan kolom yang menggunakan pengikat sengkat
lateral, namun yang menjadi pengikat tulang pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
 Struktur kolom komposit

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 23 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah


memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.

1. Prinsip Kerja Kolom


Elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara
panjang dan dimensi penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom
pendek. Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak tergantung pada
panjang kolom dan bila mengalami beban berlebihan, maka kolom
pendek pada umumnya akan gagal karena hancurnya material. Dengan
demikian, kapasitas pikul-beban batas tergantung pada kekuatan material
yang digunakan. Semakin panjang suatu elemen tekan, proporsi relatif
elemen akan berubah hingga mencapai keadaan yang disebut elemen
langsing. Perilaku elemen langsing sangat berbeda dengan elemen tekan
pendek. Perilaku elemen tekan panjang terhadap beban tekan adalah
apabila bebannya kecil, elemen masih dapat mempertahankan bentuk
liniernya, begitu pula apabila bebannya bertambah. Pada saat beban
mencapai nilai tertentu, elemen tersebut tiba-tiba tidak stabil dan
berubah bentuk.
Hal inilah yang dibuat fenomena tekuk (buckling) apabila suatu elemen
struktur (dalam hal ini adalah kolom) telah menekuk, maka kolom
tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban
tambahan. Sedikit saja penambahan beban akan menyebabkan elemen
struktur tersebut runtuh. Dengan demikian, kapasitas pikul-beban untuk
elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom
tersebut mengalami tekuk awal. Struktur yang sudah mengalami tekuk
tidak mempunyai kemampuan layan lagi. Fenomena tekuk adalah suatu
ragam kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen
struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban. Kegagalan yang diakibatkan
oleh ketidakstabilan dapat terjadi pada berbagai material. Pada saat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 24 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

tekuk terjadi, taraf gaya internal bisa sangat rendah. Fenomena tekuk
berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang
mempunyai kekakukan kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan
dengan yang mempunyai kekakuan besar. Semakin panjang suatu
elemen struktur, semakin kecil kekakuannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (Pcr) pada suatu elemen
struktur tekan panjang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
 Panjang Kolom
Pada umumnya, kapasitas pikul-beban kolom berbanding terbalik
dengan kuadrat panjang elemennya. Selain itu, faktor lain yang
menentukan besar beban tekuk adalah yang berhubungan dengan
karakteristik kekakuan elemen struktur (jenis material, bentuk, dan
ukuran penampang).
 Kekakuan
Kekakuan elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya
material dan distribusinya. Pada elemen struktur persegi panjang,
elemen struktur akan selalu menekuk pada arah seperti yang
diilustrasikan pada di bawah bagian (a). Namun bentuk
berpenampang simetris (misalnya bujursangkar atau lingkaran) tidak
mempunyai arah tekuk khusus seperti penampang segiempat. Ukuran
distribusi material (bentuk dan ukuran penampang) dalam hal ini pada
umumnya dapat dinyatakan dengan momen inersia (I).
 Kondisi Ujung Elemen
Apabila ujung-ujung kolom bebas berotasi, kolom tersebut
mempunyai kemampuan pikul-beban lebih kecil dibandingkan dengan
kolom sama yang ujung-ujungnya dijepit. Adanya tahanan ujung
menambah kekakuan sehingga juga meningkatkan kestabilan yang
mencegah tekuk. Mengekang (menggunakan bracing) suatu kolom
pada suatu arah juga meningkatkan kekakuan. Fenomena tekuk pada
umumnya menyebabkan terjadinya pengurangan kapasitas pikul-

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 25 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

beban elemen tekan. Beban maksimum yang dapat dipikul kolom


pendek ditentukan oleh hancurnya material, bukan tekuk.
Struktur kolom beton bertulang merupakan suatu struktur bangunan yang
dibuat dari beton vertikal yang memikul beban aksial (beban balok, pelat
lantai, dinding, atap dan beban lainnya) yang kemudian beban-beban
konstruksi tersebut akan diteruskan ke pondasi. Ketentuan-ketentuan
yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur kolom bangunan
gedung adalah sebagai berikut:
a) Dimensi batang terpendek tidak boleh < 300 mm ( b<300 mm )
b) Rasio dimensi penampang terpendek terhadap dimensi yang tegak

lurus padanya tidak boleh < 0,4 atau ( 0,4 atau )


c) Rasio tinggi kolom terhadap dimensi kolom terpendek adalah tidak
boleh > 25, untuk kolom yang dapat mengalami momen yang dapat
berbalik tanda rasionya tidak boleh > 16, untuk kolom kantilever
rasionya tidak boleh > 10
d) Jumlah ruas tulangan memanjang untuk rasio tulangan adalah tidak
boleh < 0,001 dan tidak boleh > 0,06 dan pada daerah sambungan
tidak boleh > 0,08 pada perencanaan gempa
e) Tulangan pokok memanjang berpengikat sengkang minimum 4 batang
tulangan untuk bentuk segiempat dan lingkaran serta 3 buah batang
tulangan segitiga dan 6 buah batang tulangan yang dikelilingi spiral
f) Tebal minimum untuk selimut beton adalah 40 mm

2. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


1. Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom
praktis dan balok latei.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 26 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso,
multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass,
meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji,
unting-unting, benang, selang air, dll.
 Kesiapan tenaga kerja
2. Pengukuran
 Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi
tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis
dan balok latei.
 Fabrikasi besi tulangan
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan
panjang dibuat sesuai gambar kerja yang telah disetujui.
 Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan
penempatannya, supaya tidak membingungkan pada saat akan
dipasang.
 Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei
yang belum ada besi stek existing, terlebih dahulu dibuatkan besi
stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
3. Fabrikasi bekesting
 Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis
menggunakan bahan dari multiplek atau bahan lainnya yang
memenuhi syarat dan perkuatan dengan menggunakan kaso.
 Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
 Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis
dan balok lintel dengan dimensi dibuat sesuai ukuran gambar
kerja.
 Pasang perkuatan/support pada bekesting.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 27 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Bekesting dipasang harus rapih, siku yang lurus dan kuat sehingga
hasil pengecoran dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
 Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan
kebutuhan.
4. Pengecoran
 Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan
acuan yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah
sesuai rencana.
 Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
 Setelah area siap, lakukan pengecoran. Tuang adukan beton ke
area pengecoran, adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan
menggunakan vibrator. Sehingga beton tidak ada sarang
tawon/keropos.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Kolom Beton Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan kolom beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
3. Mengendalikan persiapan material yang digunakan untuk kolom beton
bertulang berdasarkan spesifikasi teknis
4. Mengendalikan pengujian kesesuaian kualitas material yang digunakan
untuk kolom beton bertulang berdasarkan spesifikasi teknis
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan kolom berdasarkan gambar kerja
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran kolom berdasarkan gambar kerja
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan kolom berdasarkan gambar
rencana dan spesifikasi teknis

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 28 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


Beton Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan kolom beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan secara
teliti
3. Mengendalikan persiapan material yang digunakan untuk kolom beton bertulang
berdasarkan spesifikasi teknis secara cermat
4. Mengendalikan pengujian kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk
kolom beton bertulang berdasarkan spesifikasi teknis secara teliti dan cermat
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom secara teliti dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan kolom berdasarkan gambar kerja
secara teliti dan cermat
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran kolom berdasarkan gambar kerja
secara teliti dan cermat
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan kolom berdasarkan gambar rencana
dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 29 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB VI
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GESER

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Dinding Geser
Dinding geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang
langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding
geser berbentuk persegi panjang, box core suatu tangga, elevator atau shaft
lainnya. Umumnya dinding geser diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft
guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam
bangunan. Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur
dinding geser, diberikan kabel pada dinding yang berupa baja mutu tinggi.
Dengan pemberian profil sebagai tambahan untuk pengaku dalam menahan
gaya lateral. Dinding geser dengan penambahan profil memberikan hasil
kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan penampang dinding geser biasa
dengan selisih beda 100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn)
dan axial (Pn). Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan,
sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
Dalam prakteknya dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem rangka
pemiku momen pada gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada
gedung tinggi adalah dinding geser kantilever dan dinding geser berangkai.
Dinding geser beton bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur
gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikul beban geser akibat
pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini terjadi akibat momen
lenturan (bukan akibat gaya geser), melalui pembentukkan sendi plastis di dasar
dinding.
Pada pelaksanaan pekerjaan dinding geser memerlukan material yang sesuai
dengan spesifikasi teknis, yang dapat dilakukan salah satunya dengan cara
pengujian kesesuaian material. Hal ini bertujuan untuk memastikan jenis dan
jumlah material sesuai dengan spesifikasi teknis dan kebutuhan perencanaan.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 30 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Material yang digunakan dalam pekerjaan dinding geser diantaranya adalah


beeton, besi, plywood, dan decking. Secara umum susunan shear wall terdiri
dari dua kategori yaitu:
 Tertutup: susunan dinding-dinding melingkupi ruang simetris seperti persegi
panjang, bujur sangkar, segitiga, bulat, membentuk inti (core).
 Terbuka: susunan dinding-dinding terdiri dari unsur linear tunggal atau
gabungan unsur yang tidak lengkap melingkupi ruang geometrik.
Dinding geser atau shear wall adalah semacam dinding struktur dalam bentuk
beton yang biasanya digunakan untuk menempatkan Lift di gedung-gedung
tinggi. Jenis struktur yang digunakan pada bangunan yang memerlukan
ketahanan khusus dan kekakuan. Fungsi dari dinding geser pada sebuah
bangunan secara umum:
 Memperkuat bangunan.
Dengan struktur dinding beton bertulang, kemudian dinding tidak hanya
sebagai pembagi ruang tetapi berfungsi juga sebagai struktur bangunan
yang menanggung beban kerja pada gaya-gaya beams dan columns di
sekitarnya.
 Meredam goncangan akibat gempa.
Geografis negara kita pada umumnya sangat rentan terhadap gempa bumi,
dengan dinding Shear wall maka gaya gempa yang terjadi akan berkurang,
sehingga dapat mengurangi dampak yang terjadi dalam bentuk bangunan
yang ada.
 Mengurangi biaya pemeliharaan gedung.
Dengan gedung yang menggunakan Shear wall, maka kerusakan yang timbul
akibat guncangan gempa bangunan dapat minimalisir sehingga yang akan
mengurangi biaya pemeliharaan harus dikeluarkan jika bangunan tidak
menggunakan jenis dinding.
 Daya beban Pikul dinding mampu ditingkatkan.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 31 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Dengan dinding jenis kemampuan Shear wall beton lantai di atas kemudian
menerima beban tumbuh, besarnya kekuatan lantai akan berbanding lurus
dengan ketebalan shearwall itu sendiri.
 Umur pakai bangunan menjadi lebih panjang.

1. Jenis Dinding Geser


Dinding geser adalah struktur vertikal yang digunakan pada bangunan
tingkat tinggi. Fungsi utama dari dinding geser adalah menahan beban
lateral seperti gaya gempa dan angin. Berdasarkan letak dan fungsinya,
dinding geser dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
a. Bearing walls
adalah dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban
gravitasi. Tembok-tembok ini juga menggunakan dinding partisi antar
apartemen yang berdekatan. Bearing walls atau dinding pemikul
merupakan suatu sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai
penopang atau sebagai pemikul beban pada bangunan.

Gambar Struktur Bearing Walls

Beban pada bangunan ditopang atau dipikul oleh kolom dan balok.
Dinding pada bangunan menggunakan system struktur ini berfungsi
hanya sebagai pembatas. Penambahan fungsi structural pada dinding
yang biasa kita gunakan hanya sebagai pembatas, memerlukan perlakuan
khusus yang harus dipenuhi jika kita ingin menggunakannya.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 32 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Gambar Contoh Beban pada Dinding Pemikul

Karena penyaluran beban vertical pada bangunan dilakukan oleh dinding,


denah perlantai bangunan bertingkat banyak yang menggunakan system
struktur dinding pemikul biasanya tipikal atau seragam jadi tidak
mengherankan, apabila bangunan bertingkat banyak yang menggunakan
system struktur dinding pemikul biasanya adalah bangunan residensial
seperti hotel dan apartemen yang memiliki denah perlantai yang tipikal.
Ketebalan dinding harus diperhatikan secara seksama karena berkaitan
erat dengan berapa beban yang harus dipikul oleh dinding perlantai.
Dinding lantai terbawah biasanya memiliki ketebalan yang terbesar,
semakin keatas ketebalan dindingnya biasanya semakin menipis. Hal ini
disebabkan dinding dilantai paling bawah menopang beban lantai lantai
diatasnya. Material yang biasa digunakan pada struktur dinding pemikul
antara lain:
 Tanah
Tanah juga merupakan bahan dasar material bangunan pada awalnya
dipakai sebagai material pembentuk dinding. Urutan perkembangan
penggunaan tanah sebagai material bangunan secara historis diawali
dengan : - Rammed earth - Tanah plastik atau lumpur - Tanah
prafabrikasi - Batu bata lumpur - Batu bata bakar
 Beton

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 33 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Sebagai material struktur dinding pemikul


Beton modern Beton Romawi
Komponen Agregat kasar Agregat kasar
material Agregat halus Mortir seperti semen yang
Semen terdiri dari: kapur, pasir
Air dan/atau tanah vulkanis
Air
Proses Pencampuran beton Pencampuran beton
pengerjaan Penempatan beton: Penempatan beton:
Pemberian cetakan Lapisan luar
Penuangan Penempatan inti/pusat
Penggetaran berupa agregat kasar dan
mortir

b. Frame walls
adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban
gravitasi berasal dari frame beton bertulang. Tembok-tembok ini
dibangun diantara baris kolom.

Gambar Struktur Frame Walls

c. Core walls
adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam
gedung yang biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding yang terletak

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 34 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

dikawasan inti pusat memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi pilihan
paling ekonomis.

Gambar Struktur Core Wall

Struktur core wall yang bisa dijumpai dalam aplikasi konstruksi bangunan
tinggi dewasa ini ada bermacam-macam. Antara lain adalah bentuk  , Δ,
O, atau core wall dua cell dengan pengaku di tengahnya berbentuk ⊟.
Dari masing-masing bentuk core wall ini, mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda dalam memberikan fleksibilitas dan efektivitas pada
struktur bangunan. Bangunan tinggi yang mempunyai struktur core wall,
dibuat dengan salah satu pertimbangan adalah fleksibilitas untuk
pengaturan posisi (tata letak) yang akan memberikan penghematan dan
efisiensi maksimum pada bangunan secara keseluruhan.
Dari segi konstruksi pembuatannya, core wall tersebut dapat dibuat
berupa struktur konstruksi baja, konstruksi beton bertulang ataupun juga
komposit. Dari konstruksi bahan tersebut, struktur core wall dapat
bersifat massif. Namun terjadinya pelemahan struktur core wall itu juga
terkadang tak dapat dihindari dalam pelaksanaan konstruksi bangunan,
seperti pelubangan struktur core wall untuk ruang pintu, kisi udara, dan
lain-lain.
Secara umum, ada beberapa sistem dasar core wall yang dapat dijelaskan
untuk aplikasi struktur bangunan tinggi:
 Core wall dan kolom, yang dapat disebut dengan sistem kolom.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 35 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Core wall dengan struktur lantai kantilever, yang dapat disebut


sebagai struktur bebas pada lantai, dan pelat lantai dihubungkan pada
struktur core wall sebagai kesatuan struktur yang menyatu.
 Core wall dengan kolom-kolom yang didukung di atas satu struktur
grid sebagai alasnya, dimana di atas struktur pondasi hanya ada
struktur vertikal saja.
 Sistem struktur core wall yang digabungkan dengan struktur pelat
lantai yang digantung pada suatu struktur grid di atasnya.
 Sistem core wall kombinasi yang dihubungkan dengan struktur kolom
pada grid atasnya, yang bertujuan untuk membuat suatu sistem
struktur yang statis.
Untuk menganalisa tekanan angin yang menimbulkan torsi yang bekerja
pada struktur core wall, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Perhitungkan umur rencana sistem struktur core wall yang
direncanakan terhadap periode ulang tekanan angin maksimum yang
pernah terjadi di lokasi perencanaan.
 Perhitungkan lamanya waktu dan besarnya tekanan angin maksimum.
 Perhitungkan jenis-jenis kecepatan hembusan dan sudut arah
datangnya angin terhadap rencana ketinggian struktur.

2. Elemen Struktur Dinding Geser


Pada umumnya dinding geser dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu
(Imran dkk, 2008):
 Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio
hw/lw ≥ 2, dimana desain dikontrol terhadap perilaku lentur,
 Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio
hw/lw ≤ 2, dimana desain dikontrol terhadap perilaku lentur,
 Coupled shear wall (dinding berangkai), dimana momen guling yang
terjadi akibat beban gempa ditahan oleh sepasang dinding geser yang

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 36 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

dihubungkan dengan balok-balok penghubung sebagai gaya tarik dan


tekan yang bekerja pada masing-masing dasar dinding tersebut.
Dalam merencanakan dinding geser, perlu diperhatikan bahwa dinding geser
yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang besar akibat beban gempa
tidak boleh runtuh akibat gaya lateral, karena apabila dinding geser runtuh
karena gaya lateral maka keseluruhan struktur bangunan akan runtuh karena
tidak ada elemen struktur yang mampu menahan gaya lateral. Oleh karena
itu, dinding geser harus didesain untuk mampu menahan gaya lateral yang
mungkin terjadi akibat beban gempa, dimana berdasarkan SNI 03-2847-2013
pasal 14.5.3.1, tebal minimum dinding geser (td) tidak boleh kurang dari 100
mm.
Dalam pelaksanaannya dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem
rangka pemikul momen. Dinding struktural yang biasa digunakan pada
gedung tinggi adalah dinding geser kantilever, dinding geser berangkai, dan
sistem rangka-dinding geser (dual system). Kerja sama antara sistem rangka
penahan momen dan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus,
dimana dua struktur yang berbeda sifat dan perilakunya digabungkan
sehingga diperoleh struktur yang lebih ekonomis. Kerja sama ini dapat
dibedakan menjadi beberapa macam sistem struktur berdasarkan SNI 03-
1726-2012 pasal 3.49-52 yaitu:
 Sistem ganda yaitu sistem struktur yang merupakan gabungan dari
sistem rangka pemikul momen dengan dinding geser atau bresing.
Rangka pemikul momen sekurang-kurangnya mampu menahan 25% dari
gaya lateral dan sisanya ditahan oleh dinding geser. Nilai koefisien
modifikasi respons (R) yang direkomendasikan untuk sistem ganda
dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) adalah 7.
 Sistem interaksi dinding geser dan rangka yaitu sistem struktur yang
merupakan gabungan dari sistem rangka beton bertulang dan dinding
geser biasa. Nilai R yang direkomendasikan untuk sistem interaksi dinding
geser dan rangka adalah 4,5.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 37 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Sistem rangka gedung yaitu sistem struktur yang memiliki rangka ruang
pemikul beban gravitasi secara lengkap. Pada sistem ini, gaya lateral
akibat gempa yang terjadi dipikul oleh dinding geser atau rangka bresing.

3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Geser


Secara umum tahapan dalam melaksanakan pekerjaan dinding geser adalah
sebagai berikut:
1. Pengecoran tahap awal
2. Pemasangan table form untuk climbing bekisting
3. Marking posisi balok dan pelat lantai
4. Pemasangan block out
5. Pemasangan stek besi
6. Melakukan checklist pemebesian yang terpasang
7. Memasang bekisting
8. Melakukan pengecoran beton
9. Melakukan pembongkaran bekisting
Pekerjaan dinding geser mempunyai permukaan yang luas menyerupai dinding.
Oleh sebab itu, pada pemasangan bekisting arah memanjangnya dipasang tie
rod lebih banyak untuk mengurangi lendutan pada bekisting karena gaya tekan
beton pada saat pengecoran yang tergolong besar. Pemasangan tie rod yang
dilindungi oleh pipa PVC dimasukkan ke dalam dinding geser.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Dinding Geser
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan dinding geser
berdasarkan dokumen kontrak

2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan

3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk dinding geser


berdasarkan spesifikasi teknis

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 38 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk dinding geser


berdasarkan spesifikasi teknis
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting dinding geser
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan dinding geser berdasarkan gambar
kerja
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran dinding geser berdasarkan
gambar kerja
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan dinding geser berdasarkan
gambar rencana dan spesifikasi teknis

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Dinding


Geser
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan dinding geser berdasarkan
dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
secara teliti
3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk dinding geser
berdasarkan spesifikasi teknis secara cermat
4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk dinding geser
berdasarkan spesifikasi teknis secara teliti dan cermat
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting dinding geser secara teliti
dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan dinding geser berdasarkan gambar
kerja secara teliti dan cermat
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran dinding geser berdasarkan gambar
kerja secara teliti dan cermat
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan dinding geser berdasarkan gambar
rencana dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 39 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB VII
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BETON BERTULANG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Balok Beton Bertulang
Balok merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom
lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal. Pekerjaan
balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan
tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok
merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.
Balok (Beam), merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransmisikan
beban dari pelat menuju kolom. Pada umumnya, balok dicor secara monolit
dengan kolom dan pelat lantai. Lalu balok juga memiliki karakteristik penulangan
pada satu sisi saja, Khususnya untuk tahanan terhadap lentur. Balok umumnya
ada dua tipe, balok T dan balok L. Dalam pelaksanaannya ada tiga tahapan yang
harus diperhatikan yaitu stability, strength, dan serviceability.

1. Karakteristik Balok
a. Prinsip desain balok
Pada sistem struktural yang ada di gedung, elemen balok adalah
elemen yang paling banyak digunakan dengan pola berulang.
Umumnya pola ini menggunakan susunan hirarki balok, dimana beban
pada permukaan mula-mula dipikul oleh elemen permukaan
diteruskan ke elemen struktur sekunder, dan selanjutnya diteruskan
ke kolektor atau tumpuan. Semakin besar beban, yang disertai
dengan bertambahnya panjang, pada umumnya akan memperbesar
ukuran atau tinggi elemen struktur. Susunan hirarki bisa sangat
bervariasi, tetapi susunan yang umum digunakan adalah satu dan dua

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 40 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

tingkat. Sedangkan susunan tiga tingkat adalah susunan yang


maksimum digunakan. Untuk ukuran bentang tertentu, pada
umumnya sistem dengan berbagai tingkat dapat digunakan. Ukuran
elemen struktur untuk setiap sistem dapat ditentukan berdasarkan
analisis bentang, beban dan material. Ada beberapa kriteria pokok
yang harus dipenuhi, antara lain : kemampuan layan, efisiensi,
kemudahan. Tegangan aktual yang timbul pada balok tergantung
pada besar dan distribusi material pada penampang melintang elemen
struktur. Semakin besar balok maka semakin kecil tegangannya. Luas
penampang dan distribusi beban merupakan hal yang penting.
Semakin tinggi suatu elemen, semakin kuat kemampuannya untuk
memikul lentur. Variabel dasar yang penting dalam desain adalah
besar beban yang ada, jarak antara beban-beban dan perilaku kondisi
tumpuan balok. Kondisi tumpuan jepit lebih kaku daripada yang
ujung-ujungnya dapat berputar bebas. Balok dengan tumpuan jepit
dapat memikul beban terpusat di tengah bentang dua kali lebih besar
daripada balok yang sama tidak dijepit ujungnya.
Beban lentur pada balok menyebabkan terjadinya gaya-gaya internal,
tegangan serta deformasi. Gaya serta momen ini berturut-turut
disebut gaya geser dan momen lentur. Agar keseimbangan pada
bagian struktur tersebut diperoleh untuk bagian struktur yang
diperlihatkan, sekumpulan gaya internal pasti timbul pada struktur
yang efek jaringnya adalah untuk menghasilkan momen rotasional
yang sama besar tapi berlawanan arah dengan momen lentur
eksternal dan gaya vertikal yang sama dan berlawanan arah dengan
gaya geser eksternal.
b. Analisa Balok
1) Tegangan Lentur

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 41 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Pada perilaku umum balok, tegangan lentur yang bervariasi secara


linier pada suatu penampang merupakan tanggapan atas aksi
momen lentur eksternal yang ada pada balok di titik tersebut.
Untuk suatu harga momen tertentu, bila tinggi balok menjadi dua
kali (sementara lebarnya tetap), akan menyebabkan tegangan
lentur mengecil dengan faktor ¼. Tegangan lentur tidak terlalu
peka terhadap perubahan lebar penampang. Untuk momen dan
tinggi penampang konstan, memperlebar penampang dua kali
akan memperkecil tegangan lentur menjadi setengahnya. Untuk
penampang tak simetris, penentuan lokasi pusat berat tidak tepat
ditengah tinggi penampang. Proses penentuan dimensi
penampang melintang pada balok sederhana simetris yang
memikul momen lentur tidaklah sulit. Mula-mula bahan dipilih
sehingga tegangan ijin diketahui. Selanjutnya ukuran penampang
yang diperlukan ditentukan berdasarkan taraf tegangan lentur
aktual pada balok yang harus sama atau lebih kecil dari taraf
tegangan lentur ijin. Apabila tegangan aktual pada titik itu
melampaui tegangan ijin, maka balok tersebut dipandang
mengalami kelebihan tegangan (overstressed) dan hal ini tidak
diijinkan.
2) Tekuk Lateral pada Balok
Pada balok yang dibebani dapat terjadi tekuk lateral dan terjadi
keruntuhan sebelum seluruh kekuatan penampang tercapai.
Fenomena tekuk lateral pada balok serupa dengan yang terjadi
pada rangka batang. Ketidakstabilan dalam arah lateral terjadi
karena gaya tekan yang timbul di daerah di atas balok, disertai
dengan tidak cukupnya kekakuan balok dalam arah lateral.
Diasumsikan bahwa jenis kegagalan tekuk lateral ini dapat terjadi,
dan tergantung pada penampang balok, pada taraf tegangan yang
relatif rendah.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 42 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Pencegahan tekuk lateral dapat dilakukan dengan cara :


 dengan membuat balok cukup kaku dalam arah lateral
 dengan menggunakan pengaku/pengekang (bracing) lateral.
Apabila balok digunakan untuk menumpu tutup atap atau sistem
sekunder lain, pengekang dengan sendirinya diberikan oleh elemen
sekunder tersebut. Apabila balok digunakan pada situasi dimana
jenis pengekang tersebut tidak mungkin digunakan, maka balok
dapat dibuat menjadi kaku dalam arah lateral dengan
memperbesar dimensi transversal di daerah atas balok. Jenis dan
penggunaan pengekang lateral juga ditentukan oleh perbandingan
antara tinggi dan lebar balok.
3) Tegangan Geser
Gaya resultan dari tegangan geser ini, yaitu gaya geser internal
(VR) sama besar, tetapi berlawanan arah dengan gaya geser
eksternal (VE). Tegangan geser maksimum pada penampang balok
adalah 1,5 kali tegangan geser rata-rata penampang balok
segiempat.
4) Tegangan Tumpu
Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul
pada bidang kontak antara dua elemen struktur. Contohnya adalah
tegangan yang terjadi pada ujung-ujung balok sederhana yang
terletak di atas tumpuan ujung dengan dimensi tertentu. Banyak
material, misalnya kayu, yang sangat mudah mengalami kegagalan
akibat tegangan tumpu. Apabila beban tekan disalurkan,
kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini ditunjukkan
dengan hancurnya material. Kegagalan ini biasanya dilokalisasikan,
dan lebih baik dihindari.
5) Torsi
Torsi adalah puntiran, yang timbul pada elemen struktur apabila
diberikan momen puntir langsung MT atau secara tak langsung.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 43 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Tegangan geser torsional timbul pada elemen struktur tersebut


sebagai akibat dari momen torsi yang bekerja padanya.
6) Pusat Geser
Pada penampang tak simetrik, pemberian beban dapat
menyebabkan terjadinya puntiran. Dengan menerapkan beban
melalui ’pusat geser’ balok, maka hanya akan terjadi lentur, tanpa
adanya puntir. Pusat geser penampang tak simetris seringkali
terletak di luar penampang.
7) Defleksi
Defleksi pada bentang balok disebabkan karena adanya lendutan
balok akibat beban. Defleksi pada suatu titik tergantung pada
beban P atau w, panjang bentang balok L, dan berbanding terbalik
dengan kekakuan balok.
8) Tegangan Utama
Pada balok, interaksi antara tegangan lentur dan tegangan geser
dapat merupakan tegangan normal tekan atau tarik, yang disebut
sebagai tegangan utama (principle stresses). Arah tegangan aksial
ini pada umumnya berbeda dengan arah tegangan lentur maupun
tegangan gesernya.
c. Desain Balok
1) Prinsip – prinsip Desain Umum
Variabel utama dalam mendesain balok meliputi: bentang, jarak
balok, jenis dan besar beban, jenis material, ukuran dan bentuk
penampang, serta cara penggabungan atau fabrikasi. Semakin
banyak batasan desain, maka semakin mudah desain dilakukan.
Setiap desain harus memenuhi kriteria kekuatan dan kekakuan
untuk masalah keamanan dan kemampuan layan. Pendekatan
desain untuk memenuhi kriteria ini sangat bergantung pada
material yang dipilih, apakah menggunakan balok kayu, baja atau

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 44 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

beton bertulang. Beberapa faktor yang merupakan prinsip-prinsip


desain umum dalam perencanaan balok, yaitu :
 Kontrol kekuatan dan kekakuan
 Variasi besaran material
 Variasi bentuk balok pada seluruh panjangnya
 Variasi kondisi tumpuan dan kondisi batas
Prinsip desain praktis balok kayu dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satunya adalah sifat kayu yang mempunyai kemampuan
untuk memikul tegangan besar dalam waktu singkat. Pada kondisi
beban permanen, tegangan ijin perlu direduksi dengan faktor 0,90.
Faktor beban untuk angin adalah 1,33. Sedangkan beban normal
mempunyai faktor 1,0. Desain balok baja umumnya didesain
berdasarkan beban kerja dan tegangan ijin. Balok yang digunakan
bisa berupa penampang gilas (wide flens / sayap lebar), kanal,
atau tersusun atas elemen-elemen (plat atau siku). Untuk bentang
atau beban yang sangat besar, penampang girder plat yang
tersusun dari elemen siku dan plat sering digunakan. Pada balok
baja, apabila material balok mulai leleh pada saat dibebani, maka
distribusi tegangan yang ada mulai berubah. Balok masih dapat
menerima tambahan momen sampai semua bagian penampang
telah meleleh. Desain balok beton tidak dapat digunakan sendiri
pada balok karena sangat kecilnya kekuatan tarik, dan karena sifat
getasnya (brittle). Retak-retak yang timbul dapat berakibat
gagalnya struktur, dimana hal ini dapat terjadi ketika balok beton
mengalami lentur. Penambahan baja di dalam daerah tarik
membentuk balok beton bertulang dapat meningkatkan kekuatan.
Elemen struktur beton bertulang menggabungkan sifat yang
dimiliki beton dan baja.
2) Desain Balok Statis Tak Tentu

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 45 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Proses desain balok menerus sama saja dengan proses desain


balok sederhana. Apabila momen maksimum yang dapat terjadi
pada struktur telah diketahui, selanjutnya ditentukan penampang
struktur yang cukup untuk memikul momen itu. Prinsip mengenai
distribusi material secara optimal di suatu penampang melintang
juga dapat diterapkan pada balok menerus. Beberapa hal khusus
yang perlu diperhatikan dalam desain balok statis tak tentu ini
diuraikan sebagai berikut:
 Desain Momen, secara praktis
 Penentuan Penampang Balok Menerus
Penentuan ukuran suatu penampang melintang balok menerus
tergantung pada besar momen yang ada pada penampang
tersebut. Tinggi struktur yang dibentuk disesuaikan dengan
momen lentur yang ada.
 Penggunaan Titik Hubung Konstruksi
Karena alasan pelaksanaan, kesulitan sering terjadi dalam
membuat elemen struktur menerus yang panjang, karena
seringnya digunakan titik pelaksanaan (construction joints).
Untuk memudahkan pembuatan titik konstruksi, titik-titik itu
diletakkan di dekat, atau pada titik belok. Dengan demikian,
titik pelaksanaan tidak perlu dirancang untuk memikul momen.
Jadi hanya merupakan titik hubung sendi. Dengan
menggunakan kondisi momen nol pada titik belok, perilaku
balok menerus tersebut dapat dimodelkan sebagai strutur statis
tertentu.
 Pengontrolan Distribusi Momen
Momen yang timbul pada balok menerus dapat dirancang
secara cermat oleh perencana. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengatur bentang
dan beban pada struktur.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 46 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Beton bertulang merupakan salah satu contoh material yang


cocok untuk digunakan pada balok menerus. Kontinuitas dapat
diperoleh dengan mengatur penulangan balok beton bertulang
tersebut. Tulangan baja diletakkan pada daerah dimana terjadi
tegangan tarik. Banyaknya tulangan di setiap lokasi tergantung
pada momen yang timbul.

2. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Beton Bertulang


a) Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai.
Tahapan pada pekerjaan marking ini telah dilaksanakan sebelum
praktek kerja lapangan. Pekerjaan bekisting merupakan tahapan
pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekisting dari balok sendiri
akan menerima gaya vertikal dan horizontal dari berat beton, gaya
angin, beban konstruksi dan beban kejut. Ada hal mendasar yang
harus dihindari dalam pendesainan bekisting yaitu terciptanya
eksentrisitas akibat lebar bekisting balok yang lebih lebar dari support
dan tidak tersupport dengan benar daerah sisi dinding. Pekerjaan
bekisting terbagi dalam dua kategori yaitu
 Acuan  dapat menggunakan plywood atau bahan sejenis yang
memenuhi syarat
 Perancah  Perancah atau pendukung acuan pada bekisting plat
dan balok menggunakan scaffolding. Scaffolding merupakan
rangkaian dari besi yang kokoh menahan beban sendiri, beban
bekisting, beban tulangan, beban beton dan beban hidup lain
diatasnya.
Tahapan pekerjaan bekisting ialah:
1) Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama
untuk tetap menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan
beban yang dipikul. Penggunaan jack base sebagai pengatur

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 47 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

ketinggian/ elevasi scaffolding sesuai ketinggian yang telah


direncanakan.
2) Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu
sendiri.
3) Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar
mainframe untuk menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan
berdiri tegak.
4) Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain
itu u-head juga berfungsi untuk mengatur ketinggian struktur
balok yang akan direncanakan.
5) Pasang balok suri-suri dan pasang hollow diatas balok suri.
6) Memasang plywood atau bahan sejenis yang memenuhi syarat
sebagai cetakan untuk beton segar.
Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena
berdampak lansung pada pekerjaan-pekerjaan lainnya. Persyaratan
pekerjaan beksiting menurut Dinas Pekerjaan Umum yang harus
dipenuhi ialah:
 Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok
kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
 Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak
mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga
tidak membuat struktur sia-sia.
 Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan
tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis
dan teknologi sehingga pertimbangan-pertimbangan di bawah ini
setidaknya harus terpenuhi faktor ekonomis, kemudahan dalam
pemasangan dan bongkar, serta tidak bocor.
b) Pekerjaan tulangan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 48 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan


pemotongan, hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan
yang dirakit ditempat lansung maupun ditempat lain. Tahapan
pekerjaan pemasangan tulangan balok meliputi:
1) Persiapan bahan dan pemotongan tulangan sesuai gambar kerja
yang diperoleh di los besi
2) Pembengkokan tulangan berdasarkan data bbs dan panjang yang
telah ditentukan
3) Perakitan tulangan berdasarkan dimensi untuk pemasangan
tulangan balok dan sesuai dengan gambar kerja
4) Pengangkutan tulangan balok ke lokasi proyek
5) Penempatan tulangan dari lokasi proyek ke daerah pekerjaan
menggunakan tower crane
6) Pengecekan tulangan dan ikatan yang saling berhubungan.
c) Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar
(menggunakan beton rwady mix) ke area yang telah bekisting yang
telah diberi tulangan. Tahapan pekerjaan pengecoran meliputi:
1) Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek sesuai dengan
ukuran, penempatan, dan kekuatan bekisting
2) Menentukan volume area siap cor.
3) Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air
compressor
4) Pengujian test slump.
5) Masukkan beton segar kedalam bucket
6) Tuang beton segar kedalam area siap cor
7) Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin
vibrator
8) Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan
dipadatkan dilakukan pekerjaan perataan permukaan beton sesuai

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 49 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

dengan ketebalan yang telah direncanakan. Perataan ini masih


menggunakan sistem manual memakai ruskam kayu. Perataan ini
bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada
udara yang terjebak didalam campuran beton
9) Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus
pengecekannya menggunakan pesawat waterpass dan batang
kayu yang telah diberi tanda.
10)Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap
2 kali sehari selama satu minggu
d) Pembongkaran bekisting
1) Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran
2) Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang
beton yang telah cukup umur
3) Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara
hati-hati
4) Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding
5) Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya
pengecekan hasil cor yang dilakukan oleh Quality Control.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Balok Beton Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan balok beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak

2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan

3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk balok berdasarkan


spesifikasi teknis

4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk balok beton


bertulang berdasarkan spesifikasi teknis

5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting balok

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 50 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan balok berdasarkan gambar kerja

7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran balok berdasarkan gambar kerja

8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan balok berdasarkan gambar


rencana dan spesifikasi teknis

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Beton


Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan balok beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
secara teliti
3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk balok berdasarkan
spesifikasi teknis secara cermat
4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk balok beton
bertulang berdasarkan spesifikasi teknis secara teliti dan cermat
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting balok secara teliti dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan balok berdasarkan gambar kerja
secara teliti dan cermat
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran balok berdasarkan gambar kerja
secara teliti dan cermat
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan balok berdasarkan gambar rencana
dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 51 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB VIII
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Pelat Lantai
Pekerjaan pelat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah
horizontal dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Pelat
lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai
ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh: (a) Besar lendutan yang diijinkan, (b)
Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, dan (c) Bahan
konstruksi dan plat lantai. Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat,
bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian
akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini
disebut jepit-jepit.
Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus, dan waterpass (mempunyai
ketinggian yang sama, tidak miring) agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh beban yang harus
didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara
balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat lantai. Pada pelat lantai
hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat
lapis tegel, berat sendiri pelat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama.
Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

1. Jenis Pelat Lantai


Berdasarkan kemampuannya untuk menyalurkan gaya akibat beban, pelat
lantai dibedakan menjadi pelat satu arah dan dua arah. Pelat satu arah
adalah pelat yang ditumpu hanya pada kedua sisi yang berlawanan,

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 52 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

sedangkan pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu keempat sisinya
sehingga terdapat aksi dari pelat dua arah.
a. Pelat satu arah
Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton
lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang
satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan
pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan. Karena momen lentur hanya bekerja
pada 1 arah saja, yaitu searah bentang L, maka tulangan pokok juga
dipasang 1 arah yang searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar
kedudukan tulangan pokok (pada saat pengecoran beton) tidak berubah dari
tempat semula maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak
lurus tulangan pokok. Tulangan tambahan ini lazim disebut : tulangan bagi.
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus,
tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan tulangan
bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok.Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat bendrat. Fungsi tulangan bagi, selain memperkuat kedudukan
tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak beton akibat
susut dan perbedaan suhu beton.
Pada pelat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok (dan
tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan Tampak
depan, maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling atas
(dekat dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di
bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambar Tampak Atas, pada garis tersebut
hanya tampak tulangan horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga sulit
dipahami tulangan mana yang seharusnya dipasang di atas atau menempel
di bawahnya. Untuk mengatasi kesulitan ini, perlu aturan penggambaran dan
simbol-simbol.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 53 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Gambar Struktur Pelat Satu Arah

b. Pelat dua arah


Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton
menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh
pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.
Karena momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah dengan bentang (lx)
dan bentang (ly), maka tulangan pokok juga dipasang pada 2 arah yang
saling tegak lurus(bersilangan), sehingga tidak perlu tulangan lagi. Tetapi
pada pelat di daerah tumpuan hanya bekerja momen lentur 1 arah saja,
sehingga untuk daerah tumpuan ini tetap dipasang tulangan pokok dan bagi,
seperti terlihat pada gambar dibawah. Bentang (ly) selalu dipilih > atau =
(lx), tetapi momennya Mly selalu < atau = Mlx, sehingga tulangan arah (lx)
(momen yang besar ) dipasang di dekat tepi luar (urutan ke-1). Perlu
diperhatikan bahwa pada pelaksanaannya di lapangan, untuk pelat dua arah

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 54 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

untuk pelat 2 arah, hanya ada tulangan pokok saja yang saling bersilangan,
di daerah tumpuan ada tulangan pokok dan tulangan bagi.

Gambar Struktur Pelat Dua Arah

2. Karakteristik Pelat Lantai Beton


Pada pelat lantai merupakan beton bertulang yang diberi tulangan baja
dengan posisi melintang dan memanjang yang diikat menggunakan kawat
bendrat, serta tidak menempel pada permukaan pelat baik bagian bawah
maupun atas. Adapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi tulangan
tambahan bergantung pada bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan untuk
pelat menerima lendutan yang diijinkan.
Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan
silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan
hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 55 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

balok penumpu. Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang
harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
• Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12 cm, sedang
untuk plat atap sekurang-kurangnya 7 cm.
• Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8 mm dari baja
lunak atau baja sedang.
• Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah.
• Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 20 cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil.
• Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum
1cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
• Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc : 2psr : 3kr + air,
bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc : 1,5psr : 2,5kr + air
secukupnya.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan pelat lantai jangan
dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang
juga berfungsi menambah kekakuan pelat. Bentangan pelat yang besar juga
akan menyebabkan pelat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang
dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi
besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

3. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai


Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai terdiri dari:
a. Persiapan
1) Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan struktur pelat
lantai beton bertulang secara detail
2) Persiapan material dan alat bantu kerja
b. Pengukuran

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 56 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

Melakukan pekerjaan pengukuran kerataan elevasi pelat lantai dan


bekisting pelat dengan menggunakan waterpass.
c. Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting pada pelat lantai dikerjakan bersamaan dengan
pekerjaan bekisting kolom. Pembuatan panel bekisting pelat harus sesuai
dengan gambar kerja.
1) Susun scaffolding secara berjajar sesuai dengan kebutuhan di
lapangan
2) Atur ketinggian dari U-Head Jack dan Base Jack sesuai dengan
gambar kerja dan tambahkan main frame dengan menggunakan joint
pin
3) Pada U-Head dipasang gelagar lalu balok suri-suri di atasnya
denganarah melintang
4) Pasang plywood sebagai alas pelat
5) Pengecekan tinggi level pada bekisting pelat
d. Fabrikasi tulangan pelat
1) Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane ke arah lokasi yang
akan dipasang
2) Merakit besi tulangan di atas bekisting pelat dengan tulangan bawah
3) Pasang tulangan atas secara menyilang, ikat dengan kawat bendrat
4) Pasang beton decking untuk jarak selimut beton diantara tulangan
bawah dan bekisting pelat, lalu ikat
5) Letakkan tulangan kaki ayam diantara tulangan atas dan tulangan
bawah
e. Pengecoran pelat
Proses pengecoran pelat dilakukan bersamaan dengan balok yang harus
disesuaikan pada unit/bidang
f. Pembongkaran bekisting pelat
Proses pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan setelah beton
dianggap mengeras.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 57 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

g. Perawatan pelat
Proses perawatan ini dilakukan dengan menggunakan air yaitu
membasahi beton dua kali sehari selama seminggu

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Pelat Lantai
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan pelat lantai berdasarkan
dokumen kontrak

2. Mengkoordinasi kesiapan peralatan dan personel berdasarkan kebutuhan

3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk pelat lantai


berdasarkan spesifikasi teknis

4. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting pelat lantai


5. Mengendalikan pelaksanaan penulangan pelat lantai berdasarkan gambar
kerja

6. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran pelat lantai berdasarkan gambar


kerja

7. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan pelat lantai berdasarkan gambar


rencana dan spesifikasi teknis

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai


1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan pelat lantai berdasarkan
dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan peralatan dan personel berdasarkan kebutuhan
secara teliti
3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk pelat lantai
berdasarkan spesifikasi teknis secara cermat
4. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting pelat lantai secara teliti
dan cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 58 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

5. Mengendalikan pelaksanaan penulangan pelat lantai berdasarkan gambar


kerja secara teliti dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran pelat lantai berdasarkan gambar
kerja secara teliti dan cermat
7. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan pelat lantai berdasarkan gambar
rencana dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 59 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB IX
MENGENDALIKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ATAP BETON BERTULANG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Atap Beton Bertulang
Atap beton adalah bangunan atap dari beton biasanya terbuat dari beton
bertulang, sehingga pekerjaan terdiri dari 2 bagian, yaitu: (1) pekerjaan adukan
beton, dan (2) pekerjaan pembesian/tulangan beton. Pemilihan atap beton
memeiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
 Atap beton berbentuk flat/datar, selain itu ada juga atap beton
bergelombang. Jenis atap ini sangat cocok diaplikasikan pada rumah
bergaya modern minimalis yang cenderung mengusung datar dan punya
garis-garis yang tegas. Sehingga atap beton banyak diminati seiring
berkembangnya desain rumah minimalis.
 Dalam pembuatan atap beton dikeringkan tanpa proses pembakaran
sehingga tidak mudah berubah bentuk.
 Proses pembuatannya menggunakan cetakan, sehingga atap beton
memiliki bentuk yang lebih tepat secara presisi. Sehingga pemasangan di
atap lebih mudah. Selain itu, kebocoran atap saat hujan terhindar karena
pemasangan yang lebih rapat.
 Atap beton sangat tahan lama. Hal ini karena atap beton terbuat dari
campuran semen dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis sehingga
kedap air.
 Bisa dicat ulang. Ya, begitulah, setelah beberapa tahun, genteng beton
bisa dicat ulang. Dalam proses pengecatan ulang, permukaan genteng
yang retak ataupun cacat bisa diperbaiki dengan pelapis tertentu. Kalau
sudah cacat berat, ya sebaiknya genteng tersebut diganti.
 Atap beton sangat kuat dan tidak mudah pecah.
 Terdiri dari bermacam-macam warna. Seperti, warna natural misalnya
terakota dan cokelat, warna cerah seperti biru atau hijau.

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 60 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

 Mampu memantulkan panas dengan baik yang membuat rumah tetap


terasa sejuk meskipun matahari sangat terik

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan


Pekerjaan Atap Beton Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan atap beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak

2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan


3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk atap berdasarkan
spesifikasi teknis
4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk atap beton
bertulang berdasarkan spesifikasi teknis
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting lantai atap beton
bertulang
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan atap beton bertulang berdasarkan
gambar kerja
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran atap beton bertulang berdasarkan
gambar kerja
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan atap beton bertulang berdasarkan
gambar rencana dan spesifikasi teknis

C. Sikap Kerja dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Atap Beton


Bertulang
1. Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan atap beton bertulang
berdasarkan dokumen kontrak secara teliti
2. Mengkoordinasi kesiapan tenaga dan peralatan berdasarkan kebutuhan
secara teliti

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 61 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk atap berdasarkan


spesifikasi teknis secara cermat
4. Menguji kesesuaian kualitas material yang digunakan untuk atap beton
bertulang berdasarkan spesifikasi teknis secara teliti dan cermat
5. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekisting lantai atap beton bertulang
secara teliti dan cermat
6. Mengendalikan pelaksanaan penulangan atap beton bertulang berdasarkan
gambar kerja secara teliti dan cermat
7. Mengendalikan pelaksanaan pengecoran atap beton bertulang berdasarkan
gambar kerja secara teliti dan cermat
8. Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan atap beton bertulang berdasarkan
gambar rencana dan spesifikasi teknis secara cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 62 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

BAB X
MEMBUAT LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BETON
BERTULANG

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Pelaksanaan


Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang
Setelah melakukan serangkaian tahapan pelaksanaan struktur atas beton
bertulang bangunan gedung, tahap terakhir adalah membuat laporan. Tujuan
membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang adalah
untuk memberikan keterangan yang lengkap tentang pekerjaan struktur atas
beton bertulang sesuai dengan kondisi yang ada. Cara membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang adalah dengan
membandingkan pekerjaan pekerjaan persiapan struktur dengan kondisi yang
ada. Fungsi dari membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang dibuat dengan baik antara lain adalah:
 Dapat memberikan informasi dan masukan serta rekomendasi bagi
atasan dan pihak-pihak terkait
 Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pekerjaan dan sebagai
bahan untuk mengantisipasi segala kemungkingan yang mungkin terjadi
 Untuk memudahkan pihak-pihak terkait pengambil keputusan dan pihak
terkait untuk menindak lanjuti
Sedangkan untuk Format laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang adalah:
1. Nama dan lokasi pekerjaan
2. Tanggal/ waktu dibuat
3. Uraian pekerjaan yang di awasi
4. Kendala pekerjaan yang dihadapi
Beberapa indikator yang harus diperhatikan dalam membuat laoran pelaksanaan
pekerjaan struktur atas beton bertulang, yaitu:
1. Menyiapkan data untuk membuat laporan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 63 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

2. Melaporkan kualitas material yang digunakan pada struktur atas beton


bertulang bangunan gedung yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
3. Mendokumentasikan proses pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang bangunan gedung pada saat proses konstruksi yang sesuai
kondisi di lapangan
4. Membuat dokumen rekaman pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang bangunan gedung yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan Pelaksanaan


Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang
1. Menyiapkan data untuk membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur
atas beton bertulang bangunan gedung
2. Melaporkan kualitas peralatan dan material yang digunakan pada struktur
atas beton bertulang bangunan gedung berdasarkan pelaksanaan di
lapangan

3. Mendokumentasikan proses pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton


bertulang sesuai dengan kondisi lapangan pada saat proses konstruksi

4. Membuat dokumen rekaman pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton


bertulang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.
5. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang
bangunan gedung yang disesuaikan dengan pelaksanaan di lapangan

C. Sikap Kerja dalam Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang
1. Menyiapkan data untuk membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur
atas beton bertulang bangunan gedung secara teliti
2. Melaporkan kualitas peralatan dan material yang digunakan pada struktur
atas beton bertulang bangunan gedung berdasarkan pelaksanaan di
lapangan secara teliti

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 64 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

3. Mendokumentasikan proses pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton


bertulang sesuai dengan kondisi lapangan pada saat proses konstruksi
secara cermat
4. Membuat dokumen rekaman pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton
bertulang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan secara teliti dan cermat
5. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang
bangunan gedung yang disesuaikan dengan pelaksanaan di lapangan secara
teliti dan cermat

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 65 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
2. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/PRT/M/2007 Tanggal 9
Agustus 2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

B. Buku Referensi
SKKNI Ahli Teknik Bangunan Gedung

C. Referensi lainnya
1. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 tentang Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
2. American Standard Testing Material (ASTM) Tentang Pengujian Beton Dan
Baja

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 66 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Gedung Pada Jabatan F.410140.015.01
Kerja Ahli Teknik Bangunan Gedung

DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori

2. Printer

B. Laporan Daftar Bahan


1. Buku pedoman pelaksanaan pekerjaan struktur atap beton bertulang bangunan
gedung
2. Standard Operating Prosedure (SOP)
3. Surat Perintah Kerja
4. Surat edaran, laporan
5. Struktur organisasi plant/perusahaan
6. Form Laporan

Judul Modul Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Atas Beton Bertulang Bangunan Gedung sesuai dengan
Gambar Rencana Halaman 67 dari 67
Buku Informasi Versi: 2017

Anda mungkin juga menyukai