Anda di halaman 1dari 90

SS-05 = PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi


Kode : INA.5233.212.26.05.07– Judul : Pengawasan Pelaksanaan
Pekerjaan Struktur

PELATIHAN
AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG
(STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan


Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan
111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN
terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului
dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK
(Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur
kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam
jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) i


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, November 2007


Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE


NIP. 110 016 435

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ii


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Struktur Baja Bangunan
Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja
yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Struktur Baja
Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel
Structure Engineer Of Buildings) ini terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5
(lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan
dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007

Tim Penyusun

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iii
MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. vii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ I-1


1.1. Umum ....................................................................................... I-1
1.2. Ringkasan Modul........................................................................ I-2
1.3. Batasan Dan Rentang Variabel .................................................. I-4
1.4. Panduan Penilaian .................................................................... I-5
1.4.1. Kualifikasi penilaian ......................................................... I-5
1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
mendemonstrasikan kompetensi ...................................... I-6
1.4.3. Konteks penilaian ............................................................ I-6
1.4.4. Aspek penting penilaian ................................................... I-7
1.5. Sumber Daya Pembelajaran .................................................... I-7

BAB II : PEMERIKSAAN DOKUMEN KONTRAK ...................................... II-1


2.1. Umum ..................................................................................... II-1
2.2. Pemeriksaan Gambar Tender, Gambar Pelaksanaan, Gambar
Kerja ....................................................................................... II-3
2.3. Pemeriksaan Spesifikasi Teknis Dan Usulan Material Dari
Penyedia Jasa .......................................................................... II-6
2.3.1. Spesifikasi Teknis................................................................ II-6
2.3.2. Usulan Material dari Penyedia Jasa .................................... II-10
2.4. Pemeriksaan Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat.......................... II-11
2.4.1. Rencana kerja dan syarat-syarat ......................................... II-11
2.4.2. RKS pada pekerjaan baja bangunan ................................... II-12
2.4.2.1. Spesifikasi bahan .................................................. II-13
2.4.2.2. Syarat-syarat pelaksanaan ................................... II-13
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iv
MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

BAB III: PENGAWASAN PEKERJAAN PRA PABRIKASI .......................... III-1


3.1. Umum ..................................................................................... III-1
3.2. Pengawasan Atas Jenis Dan Mutu Bahan ................................... III-1
3.3. Pengawasan Atas Mutu Perakitan .............................................. III-7
3.4. Pengawasan Terhadap Pengkodean Elemen Struktur.................. III-8
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: PENGAWASAN ‘ERECTION’ DAN SAMBUNGAN ...................... IV-1


4.1. Umum ............................................................................................. IV-1
4.2. Pengawasan Terhadap Peralatan Pengamanan ............................. IV-1
4.3. Pengawasan Atas Penopang Sementara ........................................ IV-3
4.4. Pengawasan Atas Peralatan Bantu Pekerjaan ................................ IV-3
4.5. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Pekerjaan Erection ............... IV-4
4.6. Pengawasan Atas Mutu Sambungan Dan Atau Las ........................ IV-5
4.6.1. Sambungan Baut................................................................. IV-6
4.6.2. Sambungan Las .................................................................. IV-9
4.7. Pengawasan Atas Pengaku, Ikatan Angin, Pelat Kopel ................... IV-11
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB V: PENGAWASAN ATAS KESELURUHAN BANGUNAN ................ V-1


5.1. Umum ............................................................................................. V-1
5.2. Pemeriksaan Terhadap Titik-Titik Koordinat .................................... V-1
5.3. Pemeriksaan Terhadap Leveling ..................................................... V-2
5.4. Pemeriksaan Terhadap Ketegakan (Verticality) / Lot ...................... V-3
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) v


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Perbandingan Reduksi Ketebalan Terhadap Waktu Akibat
Resistansi-Korosi....................................................................... III-3
Gambar 4.1 Informasi Yang Diperlukan Untuk Menjamin Kualitas Pengelasan .. IV-9
Gambar 4.2 Standar-Standar Yang Menjamin Kualitas Pengelasan Dapat
Diterima .................................................................................... IV-10
Gambar 5.1 Electronic Theodolite ....................................................................... V-2
Gambar 5.2 Column Bass Section....................................................................... V-3
Gambar 5.3 Straining Screw................................................................................ V-4
Gambar 5.4 Plumb Bob ....................................................................................... V-4

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara .............................. II-7
Tabel 2.2 Tipe Rumah Dinas ........................................................................... II-8
Tabel 2.3 Spesifikasi Teknis Perumahan Dinas ............................................... II-9
Tabel 2.4 Momen Torsi Yang Sebelumnya Sudah Dikalibrasi ......................... II-23
Tabel 3.1 Spesifikasi Sifat Mekanik Baja Konstruksi ........................................ III-4
Tabel 3.2 Pengelompokkan Profil W Berdasarkan Ukuran .............................. III-4
Tabel 3.3 Urutan Kerja Pada Proses Fabrikasi Di Workshop ........................... III-8
Tabel 4.1 Standardisasi Berbagai Jenis APD .................................................. IV-2
Tabel 4.2 Pasangan Baut, Mur Dan Ring (Standar BS 59590-2:2001) ............ IV-6

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vi


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

 Tujuan Umum Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu Melaksanakan pekerjaan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan struktur baja. Mencakup pembuatan konsep dan analisis struktur,
pemantauan serta pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan bahan
baja.

 Tujuan Khusus Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama
melakukan pekerjaan.
2. Menentukan konsep dan sistem struktur berdasarkan Peraturan-peraturan
Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku.
3. Melakukan analisis dan desain struktur.
4. Menentukan dan melaksanakan metode pelaksanaan pekerjaan struktur.
5. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.
6. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


mempresentasikan unit kompetensi : “Melakukan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan struktur”.

 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan struktur.

 Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memeriksa dokumen kontrak.
2. Melakukan pengawasan pekerjaan pra pabrikasi.
3. Melakukan pengawasan ‘erection’ dan sambungan.
4. Melakukan pengawasan atas keseluruhan bangunan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vii
MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of


Trainer) atau sejenisnya.
 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSEB – 01 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)
Menentukan Konsep Dan Sistem Struktur
2 SSEB – 02 Berdasarkan Peraturan-Peraturan Nasional dan
Internasional Tentang Perenc. Struktur Baja
3 SSEB – 03 Melakukan Analisis Dan Desain Struktur

4 SSEB – 04 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
5 SSEB – 05
Struktur
6 SSEB – 06 Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

B.2 Uraian Modul


 Seri / Judul : SSEB-05 / Pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur
 Deskripsi Modul : Pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur merupakan
salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Struktur Baja Bangunan
Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) dengan harapan dapat :
Memeriksa dokumen kontrak, melakukan pengawasan pekerjaan pra
pabrikasi, melakukan Pengawasan ‘erection’ dan sambungan, Melakukan
Pengawasan atas keseluruhan bangunan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) viii
MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
 Mengikuti penjelasan TIU
 Menjelaskan tujuan dan TIK dengan tekun dan OHT
instruksional umum(TIU) dan aktif LCD
Tujuan instruksional khusus  Mengikuti penjelasan
(TIK) maksud dan tujuan
 Menjelaskan maksud dan melakukan pengawasan
tujuan melakukan pelaksanaan pekerjaan
pengawasan pelaksanaan strukutur.
pekerjaan strukutur.  Mengikuti penjelasan
 Menjelaskan pengertian pengertian melakukan
melakukan pengawasan pengawasan pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan strukutur.
strukutur.  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 5 menit jelas.

2. Ceramah : Bab II, Pemeriksaan


Dokumen Kontrak

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan LCD
 Umum instruktur dengan tekun
 Pemeriksaan Gambar Tender, dan aktif.
Gambar Pelaksanaan,  Mengajukan pertanyaan
Gambar Kerja apabila ada yang kurang
 Pemeriksaan Spesifikasi jelas.
Teknis Dan Usulan Material
Dari Penyedia Jasa
 Pemeriksaan Rencana Kerja
Dan Syarat-Syarat

Waktu : 60 menit

3. Ceramah : Bab III, Pengawasan


Pekerjaan Pra Pabrikasi

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai :  Mengikuti penjelasan, OHT
 Umum uraian atau bahasan LCD
 Pengawasan Atas Jenis Dan instruktur dengan tekun
Mutu bahan dan aktif.
 Pengawasan Atas Mutu  Mengajukan pertanyaan
Perakitan apabila ada yang kurang
 Pengawasan Terhadap jelas.
Pengkodean Elemen Struktur

Waktu : 50 Menit

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ix


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

4. Ceramah : Bab IV, Pengawasan


‘Erection’ Dan Sambungan

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai :  Mengikuti penjelasan, OHT
 Umum uraian atau bahasan LCD
 Pengawasan Terhadap instruktur dengan tekun
Peralatan Pengamanan dan aktif.
 Pengawasan Atas Penopang  Mengajukan pertanyaan
Sementara apabila ada yang kurang
 Pengawasan Atas Peralatan jelas.
Bantu Pekerjaan
 Pengawasan Terhadap
Pelaksanaan Pekerjaan
Erection
 Pengawasan Atas Mutu
Sambungan Dan Atau Las
 Pengawasan Atas Pengaku,
Ikatan Angin, Pelat Kopel

Waktu : 100 Menit

5. Ceramah : Bab V Pengawasan


Atas Keseluruhan Bangunan

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai :  Mengikuti penjelasan, OHT
 Umum uraian atau bahasan LCD
 Pemeriksaan Terhadap Titik- instruktur dengan tekun
Titik Koordinat dan aktif.
 Pemeriksaan Terhadap  Mengajukan pertanyaan
Leveling apabila ada yang kurang
 Pemeriksaan Terhadap jelas.
Ketegakan (Verticality) / Lot

Waktu : 60 Menit

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) x


MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM
Modul SSEB-05: Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur mempresentasikan
salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Struktur Baja Bangunan
Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-


unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Gambar tender, gambar
pelaksanaan, gambar kerja diperiksa, Spesifikasi teknis dan usulan material dari
penyedia jasa diperiksa, Rencana kerja dan syarat-syarat terhadap metode kerja
serta prosedur pelaksanaan diperiksa, Pengawasan atas jenis dan mutu bahan
dilakukan, Pengawasan atas mutu perakitan dilakukan, Pengawasan terhadap
pengkodean elemen struktur dilakukan, Pengawasan terhadap peralatan
pengamanan dilakukan, Pengawasan atas penopang sementara dilakukan,
Pengawasan atas peralatan bantu pekerjaan dilakukan, Pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan erection dilakukan, Pengawasan atas mutu sambungan
baut/paku keling/rivet dan atau las dilakukan, Pengawasan atas pengaku, ikatan
angin, pelat kopel dilakukan, Pemeriksaan terhadap titik-titik koordinat dilakukan,
Pemeriksaan terhadap Leveling dilaksanakan, Pemeriksaan terhadap ketegakan
(verticality) / lot dilakukan.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of
Buildings) adalah :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi


I. KOMPETENSI UMUM
Menerapkan keselamatan dan
1. INA.5233.212.26.01.07 kesehatan kerja (K-3) dengan benar
selama melakukan pekerjaan.
II. KOMPETENSI INTI
Menentukan konsep dan sistem struktur
2. INA.5233.212.26.02.07 berdasarkan Peraturan-peraturan
Nasional dan Internasional tentang

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-1
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

Perenc. Struktur Baja yang berlaku.


3. INA.5233.212.26.03.07 Melakukan analisis dan desain struktur.
Menentukan dan melaksanakan metode
4. INA.5233.212.26.04.07
pelaksanaan pekerjaan struktur.
Melakukan pengawasan pelaksanaan
5. INA.5233.212.26.05.07
pekerjaan struktur.
Membuat laporan pelaksanaan
6. INA.5233.212.26.06.07
pekerjaan struktur.
III. KOMPETENSI PILIHAN -

1.2. RINGKASAN MODUL


Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:

a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :


Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan
pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk
kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-2
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai


berikut:

1. KODE UNIT : INA.5233.212.26.05.07


2. JUDUL UNIT : Melakukan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan struktur.
3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan untuk mampu melakukan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Memeriksa dokumen kontrak. 1.1 Gambar tender, gambar
pelaksanaan, gambar kerja
diperiksa.
1.2 Spesifikasi teknis dan usulan
material dari penyedia jasa
diperiksa.
1.3 Rencana kerja dan syarat-syarat
terhadap metode kerja serta
prosedur pelaksanaan diperiksa
2. Melakukan Pengawasan 2.1 Pengawasan atas jenis dan mutu
pekerjaan pra pabrikasi bahan dilakukan.
2.2 Pengawasan atas mutu perakitan
dilakukan.
2.3 Pengawasan terhadap pengkodean
elemen struktur dilakukan.
3. Pengawasan ‘erection’ dan 3.1 Pengawasan terhadap peralatan
sambungan. pengamanan dilakukan
3.2 Pengawasan atas penopang
sementara dilakukan
3.3 Pengawasan atas peralatan bantu
pekerjaan dilakukan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-3
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


3.4 Pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan erection dilakukan.
3.5 Pengawasan atas mutu sambungan
baut/paku keling/rivet dan atau las
dilakukan
3.6 Pengawasan atas pengaku, ikatan
angin, pelat kopel dilakukan
4. Pengawasan atas keseluruhan 4.1 Pemeriksaan terhadap titik-titik
bangunan koordinat dilakukan
4.2 Pemeriksaan terhadap Leveling
dilaksanakan
4.3 Pemeriksaan terhadap ketegakan
(verticality) / lot dilakukan

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. BATASAN / RENTANG VARIABEL


Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim proyek kerja pelaksana pekerjaan
2. Dokumen kontrak secara lengkap harus tersedia
3. Ketentuan, persyaratan teknis, standar, manual dan pedoman pelaksanaan
pekerjaan struktur baja dipahami
4. Pedoman, standard dan manual mengenai pelaksanaan pekerjaan struktur baja
harus dipahami
5 Metoda kerja pelaksanaan pekerjaan struktur baja dipahami

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-4
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

1.4. PANDUAN PENILAIAN


Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang


dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.
- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode
apa pengujian seharusnya dilakukan.
- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan
kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian


a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi
sebagai assesor (penilai) antara lain :
 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji
Kompetensi)
 Melaksankan penilaian dan
 Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit


yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri
perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :
 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang
ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai.
 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang
diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat


dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut
termasuk :
 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan
dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan
industri / perusahaan yang ada sekarang

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-5
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu


orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan
 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber


daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu
dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian
dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk
membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI


adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk


mendemonstrasikan kompetensi
terdiri dari :
1. Dokumen kontrak secara lengkap.
2. Ketentuan, persyaratan teknis, standar, manual dan pedoman
pelaksanaan pekerjaan struktur baja.
3. Pedoman, standard dan manual mengenai pelaksanaan pekerjaan
struktur baja.
4. Metoda kerja pelaksanaan pekerjaan struktur baja.
5. Penerapan K3 dan lingkungan

1.4.3. Konteks Penilaian


1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan
mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya
2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang
menyangkut pengetahuan teori
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-6
MODUL SSEB-05 BAB I
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pendahuluan

1.4.4. Aspek Penting Penilaian


1. Ketelitian dan kecermatan dalam membaca, memahami dan
menginterpretasikan ketentuan dokumen kontrak.
2. Kemampuan melakukan mengidentifikasi, mencermati, menganalisis dan
menginterpretasikan ketentuan-ketentuan penting dalam syarat-syarat
kontrak dan spesifikasi teknis yang berpeluang terjadinya penyimpangan
mutu hasil pelaksanaan termasuk waktu pelaksanaan dan biaya
3. Kemampuan menerapkan ketentuan-ketentuan dokumen kontrak
terutama ketentuan-ketentuan dalam syarat-syarat kontrak dan
spesifikasi teknis yang berpotensi terhadap penyimpangan mutu, waktu
dan biaya pelaksanaan

1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN


Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :


- PC lap top bagi yang familiar dengan komputer atau lembar transparansi
bagi yang tidak familiar dengan komputer.
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta
pelatihan dalam menghitung dan merencanakan struktur baja bangunan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-7
MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

BAB II
PEMERIKSAAN DOKUMEN KONTRAK

2.1. UMUM
Seorang tenaga ahli struktur baja bangunan yang bekerja sebagai pengawas
bangunan, sebelum bekerja di lapangan wajib mempelajari dokumen kontrak yang
akan menjadi acuan kerjanya. Dokumen yang diperlukan antara lain:
a. Gambar Tender, Gambar Pelaksanaan dan Gambar Kerja.
b. Spesifikasi Teknik.
c. Daftar Usulan Material yang dibuat oleh penyedia jasa.
d. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

Seluruhnya merupakan satu kesatuan informasi yang perlu dirangkum, sehingga


apabila ditemukan hal-hal yang menyimpang ketika pelaksanaan konstruksi
dilaksanakan dapat dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi.
Secara umum, bentuk kontrak pekerjaan konstruksi terdiri dari 4 aspek, yaitu:
1. Aspek perhitungan biaya
Ada 2 (dua) jenis bentuk kontrak yang umum dipakai, yaitu : Fixed Lump Sum
Price (kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak
boleh diukur ulang) dan Unit Price (kontrak dimana volume pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang
untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan).

2. Aspek perhitungan jasa


Jika yang dihitung hanya jasa kerja dari Penyedia Jasa tanpa memperhitungkan
penggunaan material, alat dan tenaga kerja, maka dikenal 3 bentuk kontrak yang
dikenal, yaitu:
a. Biaya tanpa jasa (Cost Without Fee); Penyedia Jasa hanya dibayar sesuai
dengan biaya pekerjaan yang dilaksanakan tanpa mendapatkan imbalan
jasa. Biasa digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sosial, misalnya:
pembangunan tempat ibadah, panti asuhan dan sebagainya. Keuntungan
bagi Penyedia Jasa biasanya diambil dari efisiensi pemakaian
bahan/material.
b. Biaya ditambah Jasa (Cost Plus Fee); Penyedia Jasa dibayar berdasarkan
biaya total pekerjaan konstruksi, ditambah sejumlah prosentase terhadap
biaya total.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 1


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

c. Biaya ditambah jasa pasti (Cost Plus Fixed Fee); hampir sama dengan
bentuk kontrak biaya ditambah jasa (Cost Plus Fee), bedanya pada bentuk
kontrak cost plus fee, imbalan /jasa imbalan bagi penyedia jasa bervariasi
tergantung besarnya biaya, sedangkan pada bentuk kontrak cost plus fixed
fee, besarnya imbalan/jasa bagi Penyedia Jasa sejak awal sudah ditetapkan
dengan pasti dan tetap walaupun biaya berubah.

3. Aspek cara pembayaran


Berdasarkan cara pembayaran prestasi pekerjaan Penyedia Jasa dibedakan ke
dalam 3 macam, yaitu :
a. Cara pembayaran bulanan (Monthly Payment); Cara pembayaran seperti ini
didasarkan kepada prestasi kerja Penyedia Jasa yang dihitung setiap akhir
bulan
b. Cara pembayaran atas prestasi (Stage Payment); Bentuk kontrak dengan
sistem ini, dilakukan berdasarkan prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai Penyedia Jasa sesuai dengan kontrak atau dengan kata lain tidak
berdasarkan waktu. Pembayaran seperti ini disebut juga pembayaran
dengan sistem termin/angsuran.
c. Pra pendanaan penuh Penyedia Jasa (Contractor’s Full Pre-Financed);
Penyedia Jasa harus mendanai dahulu seluruh pekerjaan sesuai kontrak.
Setelah pekerjaan selesai 100 % dan diterima baik oleh Pemilik Proyek
(owner) barulah Penyedia Jasa mendapatkan pembayaran sekaligus, atau
bisa juga owner membayar sebesar 95 % dari nilai kontrak sementara yan 5
% (retention money) ditahan selama masa tanggungan.

4. Aspek pembagian tugas


Bentuk kontrak yang didasari pada aspek pembagian tugas dapat dibagi
kedalam 6 jenis, yaitu :
a. Kontrak Konvensional; pemilik proyek memberikan tugas kepada Penyedia
Jasa untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi, sementara perencanaan
konstruksi dikerjakan oleh Konsultan Perencana, dan pengawasan selama
berlangsungnya periode konstruksi dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Kontrak Spesialis; Pada Bentuk kontrak spesialis terdapat lebih dari 1 (satu)
kontrak konstruksi. Misalnya, untuk suatu proyek gedung bertingkat dengan
teknologi yang kompleks, Pengguna Jasa dapat melakukan kontrak kerja
dengan beberapa Penyedia Jasa sesuai dengan spesialisasinya, seperti :
pekerjaan pondasi diberikan kepada Penyedia Jasa A, pekerjaan bangunan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 2


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

atas diberikan kepada B, pekerjaan Mekanikal & Elektrikal kepada C, dan


seterusnya.
c. Bentuk Kontrak Rancang Bangun (Design and Build); Penyedia Jasa
membuat suatu perencanaan proyek sekaligus melaksanakannya dalam satu
kontrak konstrksi. Biasanya pemilik proyek tidak menempatkan pengawas di
lapangan tetapi cukup menunjuk wakil (Owner’s Representattive) yang
tugasnya mengamati jalannya pekerjaan.
d. Bentuk Kontrak Engineering, Procurement & Construction (EPC); Bentuk
kontrak EPC ini sama dengan bentuk kontrak DB (Design and Build), yang
membedakan Kontrak DB digunakan untuk pekerjaan sipil/bangunan
sedangkan kontrak EPC digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan industri
minyak, gas bumi dan petrokimia.
e. Bentuk Kontrak Build Operate and Transfer (BOT) dan Build Lease and
Transfer (BLT); merupakan pola kerjasama antara Pemilik Tanah/Lahan dan
Investor yang akan menjadikan lahan tersebut menjadi fasilitas untuk
perdagangan, hotel atau jalan tol. Perbedaannya adalah pada BOT, investor
dan pemilik lahan bersama-sama mengoperasikan fasilitas yang telah
dibangun. Sedangkan pada BLT, investor seolah menyewa fasilitas yang
baru dibangun untuk suatu kurun waktu tertentu (lease) kepada pemilik lahan
untuk dipakai sebagi angsuran dari investasi yang sudah ditanam.
f. Bentuk Swakelola (Force Account); Pada dasarnya swakelola bukanlah
suatu bentuk kontrak karena pekerjaan dilaksanakan sendiri tidak
diborongkan kepada penyedia jasa.

Sebelum melakukan pemeriksaan pada dokumen kontrak lainnya, seorang ahli


struktur baja yang berperan sebagai pengawas bangunan gedung wajib mengetahui
latar belakang bentuk kontrak dilihat dari ke empat aspek diatas. Sehingga pada
saat melakukan tugasnya, mereka akan mengetahui lingkup pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya. Seluruh dokumen-dokumen kontrak yang ada dan
sistem kerja yang dilakukan akan tercermin dari bentuk kontrak yang digunakan.

2.2. PEMERIKSAAN GAMBAR TENDER, GAMBAR PELAKSANAAN, GAMBAR


KERJA
Sebelum mulai melakukan pekerjaan pengawasan di lapangan, langkah awal yang
perlu dilakukan adalah memeriksa kelengkapan gambar tender, gambar
pelaksanaan dan gambar kerja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 3


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Pada prinsipnya, gambar tender, gambar pelaksanaan dan gambar kerja merupakan
gambar teknik yang digunakan pada setiap pekerjaan proyek. Yang membedakan
adalah Gambar Tender dibuat oleh konsultan perencana yang digunakan sebagai
salah satu dokumen tender. Sedangkan Gambar Pelaksanaan merupakan gambar
bangunan yang digunakan sebagai acuan awal pada saat melaksanakan pekerjaan
proyek. Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
membuat Gambar Kerja, gambar yang mencerminkan bagian-bagian tertentu dari
bangunan yang akan dikerjakan. Gambar Kerja harus mendapat persetujuan dari
owner atau konsultan perencana.

Beberapa hal perlu diperhatikan pada saat memeriksa gambar teknik, antara lain:
1. Semua gambar teknik memiliki kotak informasi, biasa disebut dengan istilah
legend, seperti contoh dibawah ini.

JUDUL: Tampak Depan


NAMA: Budi Sulastomo DIPERIKSA: ttd
VERSI: 1.1 TANGGAL: 15.07.07
CATATAN: SKALA: 1:100

NAMA PERUSAHAAN, PT …
Informasi yang tercantum pada legend pada umumnya:

JUDUL : Adalah judul gambar


NAMA : Nama orang yang menggambar. Informasi ini sangat
diperlukan untuk melakukan kontrol kualitas, manakala
jika terjadi sesuatu maka masalah tersebut dapat di
konfirmasikan ke asalnya.
DIPERIKSA : Pada umumnya disetiap perusahaan jasa konstruksit,
gambar diperiksa oleh orang kedua sebelum diserahkan
ke bagian produksi, sehingga masalah-masalah potensial
dapat diidentifikasi secara dini.
VERSI : Gambar yang telah dibuat dapat saja dirubah atau
diperbaiki pada saat tertentu. Dengan membubuhkan
nomor versi gambar, akan membantu orang-orang yang
berkepentingan untuk memastikan bahwa yang
digunakan adalah gambar versi terakhir.
TANGGAL : Tanggal pembuatan atau tanggal perubahan/perbaikan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 4


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

CATATAN : Hal-hal penting dan khusus yang perlu disampaikan


untuk menuntun orang yang membaca gambar tersebut.
SKALA : Skala gambar, memberikan panduan cepat untuk
menentukan ukuran benda kerja yang sebenarnya.
NAMA : Pada umumnya gambar teknik yang dibuat akan
PERUSAHAAN didistribusikan pada pihak diluar perusahaan yang
memproduksi gambar tersebut. Sehingga nama
perusahaan perlu dicantumkan untuk mempermudah
identifikasi.

Masih ada beberapa informasi lain yang dicantumkan pada legend, hal ini
sangat tergantung pada jenis, kebutuhan dan kebiasaan masing-masing proyek
ataupun kebiasaan penyedia jasa maupun pengguna jasa di tempat-tempat
tertentu.
2. Hubungan antar berbagai pandangan yang terdapat dalam gambar, banyaknya
elemen-elemen struktur dan satuan ukuran pada gambar serta ukuran-ukuran
dari bentuk utama elemen struktur/benda kerja yang digambarkan dapat
diidentifikasi dengan jelas.
3. Instruksi yang terdapat pada gambar dapat diidentifikasi serta tindakan yang
akan diambil dalam merespon instruksi-instruksi tersebut dapat ditunjukkan
dengan jelas.
4. Material yang digunakan untuk membuat elemen-elemen struktur dapat
diidentifikasi dari gambar, serta simbol-simbol yang digunakan pada gambar
dapat diartikan dengan benar.
5. Gambar diperiksa terhadap persyaratan kerja/peralatan yang berhubungan
sesuai dengan prosedur operasi standar.
6. Prosedur untuk memeriksa dan mengesahkan gambar, terhadap persyaratan
kerja dan/atau perlengkapan yang sesuai dapat ditunjukkan.
7. Alasan pengesahan gambar, terhadap persyaratan kerja dan/atau perlengkapan
yang sesuai dapat dijelaskan.
8. Status gambar yang terkini dikonfirmasikan sesuai dengan prosedur operasi
standar, dan sumber informasi yang berhubungan dengan status gambar benar-
benar dapat diidentifikasi.
9. Apabila diperlukan, status gambar terkini diperoleh sesuai dengan prosedur
operasi standar dan prosedur perubahan gambar yang terakhir dapat diberikan
termasuk alasan pengesahan status gambar terakhir yang digunakan jika
diperlukan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 5


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Setelah semua gambar lengkap, maka harus dipelajari dan dipahami gambar untuk
pelaksanaan dan gambar kerja. Hal-hal yang harus dilihat meliputi :
a. Denah ( lantai dasar, lantai tipikal, konstruksi atap).
b. Tampak ( depan, belakang, samping kiri/kanan).
c. Potongan (memanjang, melintang).
d. Elemen-elemen struktur (kolom, balok, rafter).
e. Detail ( base plate, hounch, apex, trekstang, dll).

Informasi yang tersedia pada gambar kerja selain bentuk, ukuran serta detail
potongan bangunan, juga terdapat informasi mengenai mutu material, meliputi :
a. Mutu profil kolom, balok, rafter.
b. Mutu gording, ikatan angin, trekstang.
c. Mutu pelat penyambung.
d. Mutu baut, mutu las.

2.3. PEMERIKSAAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN USULAN MATERIAL DARI


PENYEDIA JASA
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan spesifikasi teknis. Dari sini didapat material apa
saja yang digunakan dan mutunya. Dengan data ini dicocokkan dengan usulan
material dari kontraktor/supplier. Jika mutu material sama/setara maka bisa disetujui,
sedangkan untuk mutu yang lebih rendah harus ditolak kecuali jika ada persetujuan
khusus dari owner.

2.3.1. Spesifikasi Teknis


Spesifikasi Teknis berisi ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan aspek
teknis pelaksanaan pekerjaan proyek. Pada proyek-proyek pemerintah,
sudah ditentukan spesifikasi teknis bangunan sesuai dengan
penggunaannya. Beberapa contoh ketentuan, terkait dengan spesifikasi
teknis, yang telah ditetapkan antara lain:
1) Untuk Gedung Pemerintah, Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
gedung pemerintah lainnya didasarkan pada ketentuan mengenai kelas
gedung, macam konstruksi, bahan bangunan, perlengkapan dan
ketentuan-ketentuan lainnya seperti tercantum dalam tabel 2.1.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 6


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Tabel 2.1 Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara


KELAS BANGUNAN
KOMPONEN BANGUNAN
Kelas A Kelas B Kelas C
1. PONDASI Beton bertulang Beton bertulang Beton bertulang
Baja Baja Batu kali
Batu kali Batu kali Tembok
Kayu kelas 1 Kayu kelas 1
2. RANGKA BANGUNAN Beton bertulang Beton bertulang Beton bertulang
Struktural Baja Baja Baja
Kayu kelas 1 Kayu kelas 1
Finishing Batu tempel Batu tempel Kayu lapis
Papan Papan Cat tembok
Kayu lapis Kayu lapis Cat kayu
Cat tembok Cat tembok
Cat kayu
3. LANTAI Beton bertulang Beton bertulang Beton bertulang
Struktural Baja Baja Baja
Kayu kelas 1 Kayu kelas 1
Finishing Tegel (berbagai jenis) Tegel PC Tegel PC
Karpet Karpet Karpet
Vinyl Vinyl Vinyl
Papan Papan Papan
4. DINDING
Struktural Beton bertulang Beton bertulang Beton bertulang
Penyekat Bata Bata Bata
Batako Batako Batako
Kayu lapis (partisi) Kayu lapis (partisi) Kayu lapis (partisi)
Finishing Plesteran dicat (cat Plesteran dicat (cat Plesteran dicat (cat
tembok) tembok) tembok atau dikapur)
Batu tempel Teak oil Cat kayu
Lambrisering Cat kayu
Teak oil
Pintu dan jendela Bahan logam Kayu kelas 2 (diawetkan) Kayu kelas 2 (diawetkan)
Kayu kelas 1 Kaca 3-5 mm Kaca 3-5 mm
5. ATAP Beton bertulang Beton bertulang Baja
Rangka Baja Baja Kayu kelas 2 (diawetkan)
Kayu kelas 1 Kayu kelas 1
Penutup Genting keramik Genting keramik Genting
Genting Genting Asbes
Asbes Asbes Sirap
Sirap Sirap Seng
Alumunium gelombang Alumunium gelombang

Bersambung

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 7


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Tabel 2.1 Spesifikasi Teknis Bangunan Gedung Negara (Lanjutan)


KELAS BANGUNAN
KOMPONEN BANGUNAN
Kelas A Kelas B Kelas C
6. LANGIT-LANGIT
Rangka Alumunium Kayu kelas 2 (diawetkan) Kayu kelas 2 (diawetkan)
Kayu kelas 1
Penutup Lembar akustik Asbes semen Asbes semen
Asbes semen Kayu lapis Kayu lapis
Kayu lapis
7. PERLENGKAPAN
DAN PEMBUANGAN Instalasi listrik lokal, saniter lokal, penangkal petir, instalasi air lokal, tangki septik
KOTORAN

2) Pedoman Teknis berdasarkan Spesifikasi Teknis Material untuk


Perumahan Dinas, didasarkan pada ketentuan-ketentuan mengenai tipe
rumah, kebutuhan ruang, luas persil, luas bangunan, macam konstruksi,
bahan bangunan, perlengkapan dan ketentuan-ketentuan teknis lainnya
seperti pada tabel 3.1.2. sedangkan penggolongan perumahan dinas
didasarkan pada jabatan penghuninya seperti pada tabel 3.1.3

Tabel 2.2 Tipe Rumah Dinas


TIPE JABATAN PENGHUNI RUMAH
A 1. Sekjen, Irjen, Dirjen.
2. Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat butir 1.
B 1. Direktur, Kepala Biro, Inspektur.
2. Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat butir 1.
3. Pegawai-pegawai yang golongannya IV/d ke atas.
C 1. Kepala Bagian, Kepala Sub-Direktorat.
2. Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat butir 1.
3. Pegawai-pegawai yang golongannya IV/a s.d. IV/c.
D 1. Kepala Sub-Bagian, Kepala Seksi.
2. Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat butir 1.
3. Pegawai-pegawai yang golongannya III/a s.d. III/d.
E 1. Kepala Sub-Seksi.
2. Pegawai-pegawai yang golongannya II/d ke bawah.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 8


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Tabel 2.3 Spesifikasi Teknis Perumahan Dinas


LUAS, NAMA RUANG, STRUKTUR TIPE RUMAH DINAS
BANGUNAN A B C D E
I. LUAS
1. Luas Persil (m2) 600 350 120 120 100
2. Luas Bangunan (m2) 250 120 70 50 36
II. NAMA RUANG
1. Ruang Tamu 1 1 1 1 1
2. Ruang Kerja 1 - - - -
3. Ruang Makan 1 - - - -
4. Ruang Tidur 4 4 3 2 2
5. Kamar Mandi/WC 2 1 1 1 1
6. Dapur 1 1 1 1 1
7. Ruang Tidur Pembantu 2 1 - - -
8. Gudang 1 1 1 - -
9. Garasi 1 1 - - -
10. R. Cuci/KM/WC Pembantu 1 1 1 1 1
(tidak terhitung luas bangunan)
III. STRUKTUR BANGUNAN
1. Pondasi Pasangan Batu Kali
2. Rangka Kolom Struktur Beton Bertulang
3. Dinding Pasangan Batu Bata, Batako
4. Finishing Plesteran Dicat Tembok
5. Lantai Tegel Teraso, PC Tegel Pc
6. Langit-langit Asbes Semen, Asbes Semen
Kayu Lapis
7. Rangka Atap Kayu Kelas 1 Kayu Kelas 2 (diawetkan)
8. Penutup Atap Genting,Asbes, Genting,Asbes, Sirap,Seng
Sirap
9. Penerangan Instalasi Listrik
10. Air Instalasi Air
11. Pembuangan Kotoran Tanki Septik

3) Untuk Bangunan Perumahan Dinas yang pembangunannya dilaksanakan


oleh Perum Perumnas, didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang sama
dengan butir 2.
4) Untuk Bangunan Gedung SMP, SMA, dan Rumah Sakit, didasarkan
pada ketentuan-ketentuan pada butir 1, dan pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh Departemen Dikbud dan Kesehatan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 9


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

5) Untuk bangunan yang merupakan pekerjaan non-standar atau yang


belum tercantum dalam standar harga, yakni pekerjaan-pekerjaan seperti
berikut :
a. Pengadaan lahan, meliputi pemetaan, pembebasan, dan pengurusan
sertifikat atau bukti pemilikan hak atas tanah.
b. Penyiapan lahan, meliputi pembentukan permukaan tanah atau lahan
sesuai rancangan, pembuatan tanda-tanda lahan, pembersihan lahan
berupa pembongkaran
c. Pematangan lahan, meliputi pembuatan jalan dan jembatan dalam
kompleks, jaringan utilitas (saluran drainase, air bersih, listrik, lampu
penerangan luar, limbah kotoran, hidran kebakaran) dalam kompleks,
lanskap dan pertamanan, pagar fungsi khusus, dan tempat parkir
d. Penyusunan Rencana Induk (Master Plan).
e. Peningkatan penampilan, keamanan,dan kenyamanan bangunan
gedung negara.
f. Pekerjaan khusus perlengkapan bangunan, seperti peralatan
elevator, tata udara, generator, pompa listrik, peralatan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran, pencegahan dan penanggulangan
bahaya serangga dan jamur, telepon termasuk PABX, penangkal
petir, perabot dan perlengkapan interior
g. Penyambungan instalasi, meliputi penyambungan air, listrik, gas, dan
telepon.

Tentunya masih banyak lagi contoh-contoh spesifikasi teknik yang berlaku di


bidang jasa konstruksi. Hal ini terkait dengan berbagai peraturan yang
berlaku di suatu negara. Berdasarkan spesifikasi teknik yang telah
ditetapkan, seorang tenaga ahli struktur bangunan tidak hanya menguasai
tahapan pekerjaan pra-pabrikasi, ereksi dan alignment. Sebelum melakukan
keseluruhan pekerjaan itu, dipastikan terlebih dahulu apakah pekerjaan yang
dilakukan telah memenuhi spesifikasi yang menjadi ketentuan yang telah
ditetapkan?

2.3.2. Usulan Material dari Penyedia Jasa


Baja yang digunakan pada struktur bangunan terdiri dari berbagai macam,
bergantung pada jenis, kekuatan, elasitisitas dan sifat-sifat lainnya. Baja
struktur berfungsi sebagai material pemikul beban pada bebagai macam
struktur bangunan dengan metode pabrikasi yang bervariasi pula. Plat baja

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 10


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

dan Profil baja digunakan untuk bangunan jembatan, bangunan gedung,


peralatan transportasi, peralatan konstruksi dan penggunaan lain yang
sejenis, pada umumnya diatur dalam peraturan khusus yang terdapat pada
ASTM (American Society of Testing and Materials) khusunya pada peraturan
terkait dengan “Kualitas Struktur (Structural Quality)” yang mengatur
beberapa ketentuan (tingkat toleransi, frekuensi percobaan, dan lain
sebagainya) pada ASTM A6. Sedangkan plat baja untuk peralatan
bertekanan diatur dalam ASTM A20.

2.4. PEMERIKSAAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


Dengan berbekal gambar pelaksanaan, spesifikasi teknis dan RKS inilah yang akan
digunakan pengawas sebagai dasar untuk menilai kualitas pekerjaan lapangan yang
dilaksanakan oleh kontraktor.

2.4.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Biasanya disebut juga dengan persyaratan teknis, merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari dokumen kontrak dan mengikat serta menjadi acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Persyaratan teknis pada umumnya berisi
tentang:
a. Uraian umum proyek meliputi penjelasan singkat Pemilik Proyek, dan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor berikut rinciannya.
b. Uraian singkat tentang situasi proyek meliputi lokasi proyek, kewajiban
calon kontraktor untuk meneliti lokasi, sifat dan luas pekerjaan serta hal-
hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
c. Uraian tentang pekerjaan persiapan tapak yang meliputi:
 Kewajiban Kontraktor menyediakan tenaga ahli dan tenaga
pelaksana yang kompeten dalam bidang pengerjaan konstruksi.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan peralatan kerja.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan material yang diperlukan berikut
jadwal pengirimannya.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan buku harian, laporan bulanan,
dan risalah kemajuan pekerjaan.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan bangunan sementara seperti
gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, dan ruang penunjang
lainnya lengkap dengan fasilitasnya.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan jalan masuk ke tempat pekerjaan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 11


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

 Kewajiban Kontraktor menyediakan penerangan dan air untuk


keperluan kerja.
 Satuan ukuran yang digunakan, pengukuran posisi bangunan, dan
ketinggian permukaan lantai peil.
 Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu.

d. Uraian tentang pekerjaan persiapan bangunan meliputi:


 Kewajiban Kontraktor memelihara bangunan di sekitar proyek (jika
bangunan lain yang sudah ada).
 Kewajiban Kontraktor menyediakan gambar pelaksanaan yang rinci
dan jelas, gambar revisi, as built drawing serta RKS berikut
perubahan-perubahannya (jika diperlukan).
 Kewajiban Kontraktor menyediakan contoh-contoh material yang
akan digunakan sesuai dengan standar dan kesepakatan bersama.
 Kewajiban Kontraktor untuk melakukan pemeriksaan/pengujian
material dan pekerjaan berikut pembiayaannya.
 Kewajiban Kontraktor untuk mentaati peraturan dan standar
(peraturan pembangunan) yang berlaku di Indonesia
 Kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan aturan jam kerja yang
berlaku.
 Kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan aturan keselamatan dan
kesehatan kerja konstruksi.

e. Uraian tentang berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan, meliputi ruang


lingkup pekerjaan, peralatan yang digunakan, tata cara pelaksanaan
pekerjaan dan persyaratan terkait dengan pekerjaan tersebut. Adapun
jenis-jenis pekerjaan yang umumnya diuraikan antara lain pekerjaan
tanah, pondasi, struktur rangka bangunan, dinding, plafond, atap, kusen
dan daun pintu/jendela, cat dan laburan, instalasi listrik dan penangkal
petir, penyejuk ruangan (AC), lift dan escalator, plambing, pompa air, dan
lain-lain.

2.4.2. RKS pada pekerjaan baja bangunan


Berikut ini merupakan salah satu contoh persyaratan teknis untuk pekerjaan
kuda-kuda yang terbuat dari baja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 12


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

2.4.2.1. Spesifikasi bahan:


(1) Semua material untuk Konstruksi Baja merupakan ’Hot Rolled
Steel Structure” dan memenuhi mutu Baja ST 37 (PPBB1-83)
atau ASTM A36 atau SS 41 (JIS.U 3101-1970), dan ex
Krakatau Steel, dimana Yield points (Fy) mencapai nilai 240
Mpa.
(2) Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung
adalah ASTM A ‘325 dengan tegangan tarik putis minimum 120
Ksi. (fy = 825 Mpa). Baut penyambung harus berkualitas baik
dan baru, diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan.
(3) Mutu angkur adalah ST.3) 7 (fy=240 Mpa)
(4) Kawat las atau electrode yang digunakan adalah Kobesteel RB
26 atau E70XX low hydrogen electrode dengan minimum Yield
strength sebesar 4150 Kg/cm2, sedangkan Tensile Strength
minimum 4950 Kg/cm2.
(5) Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan, serta memenuhi syarat toleransi
yang berlaku.
(6) Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas
papan atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak
langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material. Dalam penumpukkan material harus dijaga agar tidak
rusak, bengkok.
(7) Direksi/Pengawas akan menolak material-material baja yang
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak
diperkenankan untuk difabrikasi.

2.4.2.2. Syarat-syarat pelaksanaan


(1) Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan-peraturan
sebagai berikut:
a) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984.
b) American Institute of Steel Construction Specification 1980.
c) American Society for Testing Materials.
d) American Welding Society – Structural Welding Code.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 13


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

e) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-


1982).
f) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah.
(2) Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat,
lobang-lobang dan kerusakan lainnya.
(3) Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan, serta memenuhi syarat toleransi
seperti ketentuan dibawah ini:
a) Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas
papan atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak
langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar
tidak rusak, bengkok.
b) Direksi/Pengawas akan menolak material-material baja yang
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak
diperkenankan untuk difabrikasi.

(4) Penggantian Profil/Penampang:


a) Pada prinsipnya dalam tahap desain, profil-
profil/penampang yang digunakan adalah profil-
profil/penampang yang ada di pasaran.
b) Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang
tergambar dalam gambar struktur tidak ada di pasaran,
maka Penyedia Jasa dapat mengganti profil tersebut
dengan profil lain dengan mangajukan secara tertulis
kepada Direksi/Pengawas lengkap dengan perhitungan
yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut sama
atau lebih kuat dari profil yang digantikan.

(5) Perubahan Sistem Sambungan


a) Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkan
pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka
Penyedia Jasa dimungkinkan untuk mengajukan sistem
sambungan lain yang tidak sama dengan Gambar Rencana.
b) Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap
dengan gambar dan perhitungan sistem sambungan
pengganti untuk diperiksa dan disetujui Konsultan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 14


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Perencana Struktur, usulan tertulis dibuat dalam rangkap 4


(3 rangkap dalam bentuk copy).
c) Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan
sistem sambungan yang diusulkan Penyedia Jasa dan
Penyedia Jasa tetap mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule
semula.

(6) Gambar Kerja (Shop Drawing)


a) Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan dan mengirim 4
(empat) copy gambar kedua untuk diperiksa dan disetujui
Direksi/Pengawas. Bilamana disetujui, 2 (dua) set gambar
akan dikembalikan kepada Penyedia Jasa untuk dapat
dimulai pekerjaan fabrikasinya. Satu set gambar disimpan
oleh Direksi/Pengawas dan Perencana Struktur mendapat
satu set gambar sebagai informasi.
b) Pemeriksaan dan persetujuan Direksi/Pengawas atas
gambar kedua tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan
struktur saja seperti ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil,
ketebalan pelat-pelat, ukuran dan jumlah baut/las, tebal
pengelasan. Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi
atau posisi dari elemen-elemen konstruksi Baja yang
berhubungan dengan erection menjadi tanggungjawab
Penyedia Jasa. Dengan kata lain walalupun semua gambar
kerja telah disetujui Direksi/Pengawas, tidaklah berarti
mengurangi dan membebaskan Pemborong dari
tanggungjawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam
erection elemen-elemen konstruksi Baja.
c) Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
d) Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian
tambahan yang diperlukan untuk keperluan montase serta
cara-cara montase yang direncanakan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 15


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(7) Fabrikasi
a) Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus
dilaksanakan oleh tukang-tukang yang kompeten dan
berpengalaman, serta diawasi oleh mandor-mandor yang
ahli dalam Konstruksi Baja.
b) Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan
ukuran-ukuran dan atau bentuk yang diinginkan tanpa
menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan
lainnya dengan memperhatikan persyaratan untuk handling
sambungan-sambungan di lapangan, las-las di lapangan
dan sebagainya.
c) Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus
dibedakan dan diberi kode dengan jelas sesuai bagian
masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah. Kode-
kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
d) Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang
diperlukan untuk sambungan-sambungan dilapangan, harus
dibuat/diikat sementara dulu pada masing-masing elemen
dengan tetap diberi tanda-tanda.

(8) Pengelasan
a) Secara prinsip semua yang berhubungan dengan Pekerjaan
pengelasan antara lain cara pelaksanaan, teknik
pengelasan, kualifikasi tukang las, operator las (track
welder), inspection/testing, toleransi, perbaikan las dan lain-
lain harus memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan-
ketentuan dibawah ini.
b) ASW D1.1-9C tersebut harus selalu ada baik di Workshop
Penyedia Jasa maupun di lapangan.
i. Kawat Las
(a) Sebelum pemesanan kawat las, pemborong
diharuskan untuk memberikan contoh kawat las
berikut brosur teknisnya untuk disetujui secara
tertulis oleh Direksi/Pengawas. Kawat las harus
dikirim ke Workshop dalam bungkusan yang
tertutup/tersegel dengan baik.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 16


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(b) Kawat las yang sudah dibukan dari bungkusannya


harus dilindungi atau disimpan sedemikian rupa
sehingga karakteristik atau sifatnya tidak berubah.
(c) Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak
diperbolehkan dibiarkan diudara terbuka melebihi 4
(empat) jam. Kawat las yang dibiarkan terbuka
melebihi 4 (empat) jam tidak boleh digunakan untuk
pengelasan.
(d) Kawat las yang berada di udara terbuka yang belum
melampaui batasan 4 (empat) jam tersebut dapat
dipanaskan kembali dalam ‘holding oven’ pada
temperatur 120oC selama minimimum 4 (empat) jam
sebelum digunakan kembali. Pemanasan kembali
tersebut hanya diperbolehkan dilakukan 1 (satu) kali
saja.
(e) Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak
boleh digunakan walaupun lewat pemanasan oven
ulang
(f) Ukuran maksimum diameter kawat las adalah
sebagai berikut:
(g) 8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada
posisi horisontal kecuali untuk ‘root passes’
(pengelasan pada root)
1) 6 mm untuk pengelasan las sudut horisontal
2) 6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan
pada posisi horisontal, groove yang dilakukan
pada posisi horisontal dengan backing plate pada
root opening 6 mm atau lebih.
3) 4mm untuk pengelasan vertikal dan overhead.

ii. Mesin Las


(a) Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi
dengan baik antara lain menghasilkan arus yang
kontinyu dan stabil.
(b) Tenaga listrik mesin las harus berasal dari Genset
yang dilengkapi dengan panel pembagi dan Travo

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 17


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

las sehingga besarnya arus/ampere dapat


dikontrol/diatur sesuai kebutuhan.
(c) Besarnya KVA Genset disesuaikan dengan jumlah
unit Travo Las hendak digunakan.

iii. Kualifikasi Tukang Las


(a) Pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan oleh
welder-welder yang mempunyai sertifikat min. 3 G
yang masih berlaku dan mempunyai pengalaman
mengadakan proyek sejenis.
(b) Pemborong harus memberikan daftar welder-welder
berikut copy sertifikatnya kepada Direksi/Pengawas
sebelum memulai pekerjaan pengelasan.
(c) Direksi/Pengawas akan menyeleksi welder-welder
bersertifikat tersebut dengan mengadakan Test
pengelasan las tumpul dengan disaksikan oleh
Direksi/Pengawas.
(d) Hanya welder-welder yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas saja yang boleh mengadakan
pekerjaan.

iv. Pelaksanaan Pengelasan


(a) Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan
dimana permukaan/bagian yang hendak dilas basah
atau dierexpose terhadap hujan, salju atau angin
kencang atau keadaan dimana tukang-tukang
las/welder bekerja pada kondisi cuaca buruk.
(b) Ukuran kawat las, panjang lengkungan, voltage dan
ampere mesin las harus disesuaikan dengan type
groove, posisi pengelasan dan keadaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan pengelasan.
(c) Besar arus harus sesuai dengan range yang
diperbolehkan oleh pembuat electrode/kawat las
yang bersangkutan.
(d) Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus
rata, uniform, bebas dari sirip-sirip/fins, bebas dari

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 18


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

retakan dan ketidak sempurnaan lainnya yang akan


mempengaruhi kualitas las.
(e) Bidang-bidang permukaan yang akan dilas juga
harus bebas dari mill scale tebal atau mill scale yang
lepas, slag, karat, kelembapan, lemak dan material-
material lainnya yang akan mengganggu proses
pengelasan dan atau menghasilkan asap
pengelasan yang mengganggu kesehatan.
(f) Dalam melakukan Thermal Cutting, peralatan harus
diatur sedemikian sehingga dapat dihindarkan
pemotongan yang melewati/melampaui garis
pemotongan yang seharusnya.
(g) Bagian-bagian yang akan dilas dengan las sudut
harus diletakkan sedekat mungkin, sedangkan untuk
bagian-bagian yang akan dilas dengan las
Tumpul/Butt Joints harus diatur sesuai dengan
ketentuan “Root Opening” yang disyaratkan dalam
AWS D 1. 1-90.
(h) Tack Weld/Las TGitik harus dilaksanakan
sedemikian sehingga mempunyai kualitas yang
sama dengan las akhir yang sebenarnya.
(i) Dalam sembling dan penyambungan bagian-bagian
yang dilas maka harus dilakukan procedure dan
urutan sedemikian sehingga dapat dihindarkan
semaksimal mungkin terjadinya distorsi dan
penyusutan/shrinkage dari bagian-bagian yang dilas.
Pemborong harus mengajukan kepada
Direksi/Pengawas urutan pengelasan dan
pengontrolan yang diperlukan akan menimbulkan
distrosi dan penyusutan bagian-bagian yang akan
dilas.
(j) Toleransi dimensi dan bagian-bagian yang sudah
dilas harus memenuhi AWS D 1. 1-90
(k) Profil penampang las/weld profile dapat sedikit
cekung/cembung asalkan memenuhi syarat AWS
D1. 1-90

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 19


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(l) Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi


syarat-syarat toleransi yang disebutkan dalam AWS
D 1. 1-90 harus diperbaiki dengan cara Machining,
Grinding, Chipping atau Gouging seperti diatur
dalam AWS D 1. 1-90
(m) Bagian-bagian yang mengalami distori harus
diluruskan dengan cara mekanis atau cara
pemanasan lokal.
(n) Temperatur pemanasan lokal tersebut tidak bolah
melebihi temperatur 65ºC.
(o) Pendempulan/chaul king terhadap pengelasan sama
sekali tidak diperbolehkan.
(p) Percikan-percikan las yang merusak permukaan
pelat atau bagian-bagian lainnya harus dicegah.
(q) Cacat atau noda akibat percikan las harus
digerinda/dihaluskan kembali.
(r) Sebelum melakukan pengelasan layer berikutnya,
Kerak/”slag” harus serta bagian pelat disekitarnya
harus disikat sampai bersih. Kerak juga harus
dibersihkan dari semua permukaan las yang sudah
selesai. Las dan bagian sekitarnya harus dibersihkan
dengan cara disikat atau cara lain yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Permukaan las yang sudah
dibersihkan tidak boleh dicat sebelum mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas.
(s) Untuk pengelasan yang menggunakan ”Backing
Plate”,maka becking plate tersebut harus dibuat
menembus sepanjang las. Ketebalan becking plate
mengikuti AWS D1.1-90.
(t) Untuk memudahkan pelaksanaan serta
mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka
pada dasarnya semua pekerjaan las harus dilakukan
di Workshop. Pada keadaan-keadaan khusus,
pengelasan di lapangan hanya diperbolehkan
setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 20


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(u) Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan harus


mengikuti gambar rencana. Ketebalan max dari
setiap layer root passes dari groove dan las sudut
adalah sebagai berikut :
 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada
posisi datar.
 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan dalam
posisi vertikal, overhead atau horisontal.
(v) Ukuran max. dari single pass sudut dan root passes
dari multiple lass sudut adalah sebagai berikut :
 10 mm untuk pengelasan posisi datar.
 8 mm untuk posisi horisontal atau overhead
 13 mm untuk posisi vertical.

v. Kualifikasi Welding Inspector dari Pemborong dan


Direksi/ Pengawas.
(a) Pemborong dan juga Direksi/Pengawas harus
menempatkan tenaga-tenaga Widing Inspector yang
berkualitas dan berpengalaman untuk mengawasi
pekerjaan pengelasan untuk pekerjaan sejenis.
(b) Welding Inspector tersebut harus memenuhi
persyaratan AWS D1. 1-90 atau orang yang
mempunyai kualitas baik karena training khusus atau
pengalaman dalam fabrikasi, insepsi dan testing
pekerjaan pengelasan Konstruksi Baja.

vi. Test
Semua pengelasan, tanpa kecuali , harus mengalami
”visul inspection” yang dilakukan oleh welding-inspector
dari Direksi/Pengawas. Visual inspection tersebut harus
dilakukan pada seluruh proses pengelasan, tidak hanya
pada tahap akhir pengelasan saja.
Visual inspection minimum harus antara lain :
(a) Persiapan permukaan yang akan dilas (kebersihan,
root face, root opening, groove angle, groove radius
dan lain-lain).
(b) Assembling bagian-bagian yang akan dilas.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 21


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(c) Pemeriksaan weld profile atau penampang las


termasuk pemeriksaan apakah terjadi porosity,
undercut, kelengkungan/kecembungan yang
berlebihan, overlap, crack, inclusion dan lain-lain.

(9) Baut Pengikat


a) Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah
pada kedua sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu
baut.
b) Direksi/Pengawas harus meminta Pemborong melakukan
Test Baut pada Labaoratorium yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas, sebelum Pemborong memesan baut
yang akan dipakai.
c) Jumlah baut yang ditest untuk masing-masing ukuran
adalah minimum 3(tiga) buah. Walaupun test baut tersebut
memenuhi syarat, Direksi/Pengawas berhak untuk meminta
diadakan test baut lainnya dengan jumlah 1(satu) baut dari
setiap 250 baut yang digunakan. Biaya pengetesan baut
tersebut ditanggung oleh Pemborong.
d) Isi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Pemborong tidak boleh merubah atau
membuat lubang baru dilapangan tanpa seijijn
Direksi/Pengawas.
e) Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi yang tipis, minimum 10 mm, boleh memakai
mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali
tidak diperkenankan.
f) Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari
diameter baut.
g) Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan
dengan kunci momen torsi yang sebelumnya sudah
dikalibrasi, sebagai berikut:

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 22


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Tabel 2.4. Momen torsi yang sebelumnya sudah


dikalibrasi
TORSI
UKURAN BAUT
LBS.FT (KG.M)
½“ (0 12) 90 12,454
5/8“
(0 16) 180 24,908
¾“ (0 19) 320 44,287
7/8”
(0 22) 470 65,038
1” (0 25) 710 98,249
11/8” (0 28) 960 132,844
11/4” (0 32) 1,350 186,872
1 ½” (0 38) 2,580 357,018

h) Setiap pengencangan baut harus diawasi dan disaksikan


secara langsung oleh Direksi/Pengawas.
i) Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih dapat paling sedikit 3 ( tiga) ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi
syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
j) Untuk menghindarkan adanya baut yang belum
dikencangkan maka baut-baut yang sudah dikencangkan
harus diberi tanda dengan cat.

(10) Percobaan Erection di Pabrik/Workshop


a) Untuk memudahkan erection Konstruksi Baja di lapangan,
maka disyaratkan agar dilakukan percobaan Erection di
Pabrik (Workshop Assembly), sehingga dapat diketahui
dengan jelas mengenai ketepatan/keakuratan elemen-
elemen Konstruksi Baja yang terpasang berikut
sambungan-sambungan.
b) Apabila akan diadakan “Workshop Assembly“ tersebut,
maka Direksi/Pengawas harus diberitahukan untuk turut
serta menyaksikan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 23


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

(11) Erection Schedule/Method


a) Pemborong selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan Erection dimulai, harus mengajukan secara
tertulis dan jelas Erection Schedule/Method untuk
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Erection Schedule harus mencakup antara lain :
 Rencana Pengiriman dari Workshop/Pabrik.
 Penyimpangan elemen Baja yang hendak dierection.
 Alat-alat yang digunakan.
 Langkah pengamanan terhadap Pekerja.
 Sistem “Temporary Bracing” untuk pengamanan
Konstruksi selama erection.
 Time Schedule erection element-element Konstruksi
Baja.
 Dan lain-lain yang dianggap perlu.
 Pemborong harus memberitahukan terlebih dahulu
setiap akan ada pengiriman dari pabrik kelapangan
guna pengecekan Direksi/Pengawas.
 Workshop apabila pengiriman tersebut belum dicheck
dan mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
b) Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus
ditempat yang kering/cukup terlindung sehingga tidak
merusak elemen-elemen tersebut. Direksi/Pengawas
berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi Baja
yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
c) Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh
dilaksanakan setelah.
d) Pemborong mengajukan Erection Schedule/Method untuk
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
e) Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur Baja dan
memberitahukan kepada Direksi/Pengawas metode dan
urutan pelaksanaan erection.
f) Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur
untuk rangka Baja dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-
angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak
cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 24
MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak


bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan
kolom/balok atap.
g) Pemborong harus bertanggung jawab atas keselamatan
pekerjaan pekerjanya di lapangan. Untuk ini Pemborong
harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety
helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
h) Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya, oleh sebab itu Pemborong
diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah
erection ini.
i) Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah
difabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk
erection.
j) Untuk pekerjaan erectin di lapangan, Pemborong harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi Baja
yang senantiasa mengawasi dan bertnaggung jawab atas
pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi
pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/Pengawas.
k) Apabila disetujui oleh Direksi/Pengawas maka
pengelasan-pengelasan dilakukan di lapangan harus
diawasi betul-betul oleh mandor dari Pemborong agar
pengelasan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
baik ukuran panjang maupun ketebalannya.

(12) Pengecatan
a) Persiapan Pengecatan.
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus
bebas dari :
 Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang
berasal dari Rolling Mill.
 Karet.
 Minyak Oli.
 Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu
melekatnya cat pada permukaan Baja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 25


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan


”Mechanical Wire Brush” (sikat Baja yang digerakkan secara
mekanis) dan tidak boleh menggunakan sikat Baja manual,
kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang betul-betul
tidak dapat dijangkau oleh ”Mechanical Wire Brush”
tersebut.
Direksi/Pengawas akan memerintahkan untuk mengupas
dengan cara mekanis/manual (bukan dengan api) lapisan
cat yang sudah dikerjakan pada konstruksi Baja yang tidak
memenuhi persyaratan persiapan pengecatan tersebut
diatas, atas beban Pemborong dan tanggung jawab
Pemborong.

b) Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut
diatas, maka setelah difabrikasi, elemen Konstruksi Baja
dicat dasar I dilakukan sebagai berikut :
Type Cat : XXXXXXXXXXX
Merek : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Ketebalan : 35 Micron
Cat dasar I tersebut harus dilakukan di
Workshop/Pabrik, minimal 1 lapis atau sampai
memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
Cat dasar II dilakukan setelah erection dengan
ketentuan sebagai berikut :
Type Cat : XXXXXXXXXXXXXX
Merk : XXXXXXXXXXXXXX
Ketebalan : 35 Micron
Cat dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat dasar I
betul-betul kering dan diamplas, minimal I lapis atau
sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata sama
tebalnya. Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat
Dasar mengering dengan baik sehingga timbul bentolan-
bentolan pada permukaan cat, maka Direksi/Pengawas
akan memerintahkan Pengawas agar Cat dasar II
tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan cat
dasar II atas beban pemborong.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 26


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

c) Cat Finish
Cat Finish dilakukan 2 ( dua) kali dengna ketentuan
sebagai berikut :
Cat Finish I :
Jenis Cat : XXXXXXX
Produk : XXXXXXX
Ketebalan : 30 Micron

Cat Finish II :
Jenis Cat : XXXXXXXXX
Produk : XXXXXXXX
Ketebalan : 30 Micron
Sama seperti cat dasar I dan II, maka Cat Finish I
maupun Cat Finish II baru boleh dilaksanakan setelah
lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering dan
diamplas.
Direksi/Pengawas akan memerintahkan pengecatan
ulang pada setiap lapisan cat yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut atas biaya Pemborong.
d) Untuk memeriksa ketebalan-ketebalan pengecatan
maka Pemborong diharuskan menyediakan alat ukur
khusus guna keperluan tersebut.
e) Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan
dibungkus beton (kalau ada), maka bagian permukaan
tersebut tidak perlu dicat dasar maupun finish.
f) Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan
dengan cara spray, bukan dengan cara kuas.

(13) Anti Lendut


Secara umum Konstruksi Baja pada saat difabrikasi harus
selalu memperhatikan anti lendut khususnya untuk kuda-
kuda dan overstek. Besarnya anti lendut adalah minimum
sama dengan besarnya ledutan akibat beban mati dan
hidup. Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada
gambar atau ditanyakan kepada Perencana Struktur.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 27


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

RANGKUMAN

 Yang termasuk Dokumen kontrak adalah:


1. Gambar Tender, Gambar Pelaksanaan dan Gambar Kerja.
2. Spesifikasi Teknik.
3. Daftar Usulan Material yang dibuat oleh penyedia jasa.
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

 Secara umum, bentuk kontrak pekerjaan konstruksi terdiri dari 4 aspek, yaitu:
1. Aspek perhitungan biaya (Fixed Lump Sum Price dan Unit Price ).
2. Aspek perhitungan jasa (Cost Without Fee, Cost Plus Fee dan Cost Plus Fixed
Fee).
3. Aspek cara pembayaran (Monthly Payment, Stage Payment dan Contractor’s Full
Pre-Financed).
4. Aspek pembagian tugas (Konvensional, Spesialis, Design and Build, Engineering,
Procurement & Construction –EPC, Build Operate and Transfer - BOT) dan Build
Lease and Transfer – BLT, Force Account).

 Beberapa hal perlu diperhatikan pada saat memeriksa gambar teknik, antara lain:
1. Semua gambar teknik memiliki kotak informasi, biasa disebut dengan istilah
legend.
2. Hubungan antar berbagai pandangan dalam gambar, elemen struktur, satuan
serta ukuran-ukuran bentuk utama elemen struktur diidentifikasi dengan jelas.
3. Instruksi pada gambar serta tindakan yang akan diambil dalam merespon instruksi
tersebut dapat diidentifikasi dan ditunjukkan dengan jelas.
4. Material yang digunakan dapat diidentifikasi, dan simbol-simbol yang digunakan
dapat diartikan dengan benar.
5. Gambar diperiksa terhadap persyaratan kerja/peralatan yang berhubungan sesuai
dengan prosedur operasi standar.
6. Prosedur untuk memeriksa dan mengesahkan gambar, terhadap persyaratan kerja
dan/atau perlengkapan yang sesuai dapat ditunjukkan.
7. Alasan pengesahan gambar, terhadap persyaratan kerja dan/atau perlengkapan
yang sesuai dapat dijelaskan.
8. Status gambar terkini dikonfirmasikan sesuai prosedur operasi standar, juga
diperhatikan sumber informasi yang berhubungan dengan status gambar benar-
benar dapat diidentifikasi.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 28


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

9. Apabila diperlukan, prosedur perubahan gambar terakhir dapat diberikan termasuk


alasan pengesahan status gambar terakhir yang digunakan.

 Spesifikasi Teknis berisi ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan aspek teknis


pelaksanaan pekerjaan proyek, sedangkan Pedoman Teknis dibuat berdasarkan
Spesifikasi Teknis. Pada proyek-proyek pemerintah, sudah ditentukan spesifikasi
teknis bangunan sesuai dengan penggunaannya.

 Persyaratan teknis pada umumnya berisi uraian tentang :


1. Informasi umum proyek.
2. Situasi proyek.
3. Persiapan tapak.
4. Persiapan bangunan.
5. Berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 29


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
1. Memeriksa dokumen kontrak
1 Gambar tender, gambar 1. Sebutkan dokumen apa saja yang harus
pelaksanaan, gambar kerja dipegang pengawas dalam menjalankan
diperiksa. tugasnya?
2. Jelaskan perbedaan antara gambar tender,
gambar pelaksanaan dan gambar kerja?
3. Sebutkan 4 dari 9 hal yang perlu saudara
diperhatikan pada saat memeriksa
dokumen gambar?
2 Spesifikasi teknis dan 1. Apa yang dimaksud dengan spesifikasi
usulan material dari teknis?
penyedia jasa diperiksa. 2. Hal pokok apa saja yang diuraikan dalam
spesifikasi teknis? Jelaskan!
3. Jika dalam spesifikasi teknis tidak terdapat
penjelesan item/elemen struktur dimaksud,
apakah yang saudara lakukan?
3 Rencana kerja dan syarat- 1. Apakah metode pelaksanaan yang dibuat
syarat terhadap metode oleh penyedia jasa harus mengacu kepada
kerja serta prosedur RKS ? Jelaskan!
pelaksanaan diperiksa 2. Informasi apa saya yang dapat saudara
temukan pada RKS?
3. Sebutkan beberapa peraturan (baik
nasional maupun internasional) yang
berkaitan dengan pekerjaan struktur baja
bangunan!

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 30


MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

BAB III
PENGAWASAN PEKERJAAN PRA PABRIKASI

3.1 UMUM
Pekerjaan pra pabrikasi merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan di workshop
ataupun di lapangan. Situasi, kondisi serta tingkat efisiensi pelaksanaan merupakan
unsur-unsur yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan pra pabrikasi.
Namun demikian, dimanapun pekerjaan pra pabrikasi dilakukan, hal terpenting
adalah memastikan jenis dan mutu bahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Hal kedua yang tidak kalah pentingnya adalah pada saat pelaksaanaan
produksi dengan membentuk elemen-elemen struktur sesuai dengan gambar kerja
yang ada. Dan jika pada pekerjaan pra-pabrikasi perlu dilakukan perakitan beberapa
elemen struktur, maka hal tersebut juga menjadi bagian pekerjaan seorang
pengawas.

3.2 PENGAWASAN ATAS JENIS DAN MUTU BAHAN


Semua jenis dan mutu bahan harus mengacu pada gambar dan spesifikasi teknis.
Untuk profil baja dan pelat biasa dipakai mutu SS400 atau A36, sedangkan material
penyambung baut mutu tinggi dipakai A325 atau H8.8 dan mutu biasa (rendah)
dipakai A307 atau H4.6. Material penyambung las biasa dipakai E 60-XX atau yang
lebih tinggi mutunya E 70-XX.

Setiap baja struktur diproduksi berdasarkan spesifikasi minimum dan memiliki sifat
mekanik yang diatur secara khusus pada ASTM. Pada umumnya, baja struktur
memiliki yield points berkisar antara 30 sampai dengan 100 ksi. Sedangkan tingkat
kekuatan baja struktur diperoleh dari variasi komposisi kimia dan teknik
pemanasannya. Faktor lain yang mempengaruhi sifat mekanik baja struktur antara
lain ketebalan produk, temperatur pengerjaan akhir, tingkta pendinginan dan
elemen-elemen sisa (residual elements).
Berikut ini beberapa definisi yang umum digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat
baja:

a. Yield point (Fy) adalah besarnya tegangan dalam ksi, dimana kurva tegangan-
regangan menunjukkan peningkatan regangan tidak diikuti dengan peningkatan
tegangan. Berbagai macam aturan desain, banyak didasarkan pada yield point.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 1
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

b. Kekuatan tarik (Tensile strength), atau biasa disebut batas maksimum kuat
tarik, adalah gaya tarik terbesar dalam satuan unit ksi, dimana material dapat
menahan tarik maksimum pada percobaan tarik.

c. Modulus Elastisitas (E) adalah kemiringan (slope) pada kurva tegangan-


regangan pada batas elastis, dihitung berdasarkan hasil pembagian unit
tegangan (dalam satuan ksi) dengan unit regangan (dalam satuan in/in). Untuk
seluruh baja struktur, besaran modulus elastis ditentukan senilai 29.000 ksi pada
perhitungan desain.

d. Daktilitas (Ductility) adalah kemampuan material baja untuk memikul beban


maksimum tanpa mengalami patah. Dihitung berdasarkan persentase
pertambahan panjang yang terjadi (biasanya 2 sampai dengan 8 inch). Pada
banyak desain struktur yang menggunakan material baja, daktilitas merupakan
salah satu factor yang harus dipertimbangkan.

e. Kemampuan pengelasan (Weldability) adalah kemampuan baja struktur dilas


tanpa mengalami perubahan sifat dasar mekanis baja tersebut. Namun perlu
diperhatikan bahan las, prosedur dan teknik pengelasan juga harus mengikuti
metode yang telah disetujui. Pada umumnya, kemampuan pengelasan baja
struktur menurun seiring dengan meningkatnya unsure karbon dan mangan
pada saat pengelasan.

f. Kuat Takik (Notch toughness) adalah indeks kecenderungan menjadi rapuh,


diukur berdasarkan pengaruh energi yang diterima hingga material baja yang
digunakan sebagai bahan percobaan mengalami keretakan. Salah satu jenis
percobaan kuat takik adalah Charpy V-notch.

g. Kekerasan (Toughness) mencerminkan kemampuan bahan uji coba material


baja untuk menyerap energi, sebagai karakteristik bahan , pada area/daerah
kurva tegangan-regangan.
h. Resistansi bahan terhadap korosi (Corrosion resistance) tidak memiliki indeks
khusus. Namun demikian tingkat resistansi-korosi secara relatif didasarkan pada
kemiringan kurva kehilangan akibat korosi (curves of corrosion loss) yang
menunjukkan pengurangan tebal bahan dikaitkan dengan waktu (umur bahan).
Referensi perbandingan resistansi-korosi biasanya dilihat dari kandungan karbon
pada baja tanpa melihat kandungan tembaga. Beberapa jenis baja struktur yang

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 2
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

memiliki tingkat kekuatan yang tinggi merupakan logam campuran dengan


tembaga dan bahan-bahan lain yang memiliki ketahanan tinggi terhadap
kerusakan yang ditimbulkan udara sekitar. Baja konstruksi ini dikembangkan
dengan bahan penahan oksidasi yang ketat untuk menghindari terjadinya korosi
akibat udara. Gambar 3.2.1 menjelaskan tingkat perbandingan pengurangan
ketebalan terhadap resistansi-korosi pada tipikal baja struktur pada umumnya.
Metode standar untuk memperkirakan resistansi terhadap korosi udara pada
logam baja campuran rendah (low-alloy steels), dapat dilihat pada panduan
ASTM G101, www.astm.org.

Gambar 3.1 Perbandingan reduksi ketebalan


terhadap waktu akibat resistansi-korosi

Spesifikasi sifat mekanik baja struktur pada umumnya dapat dilihat pada tabel 3.2.1
Baja struktur dapat dikategorikan berdasarakan komposisi bahan kimia dan proses
pemanasannya seperti di indikasikan dibawah. Berdasarkan sifat kuat tarik serta
bentuk profil W, maka baja strukur dapat dikelompokan seperti pada tabel 3.2.2.
Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, seorang tenaga ahli pengawas bangunan
konstruksi baja dapat melakukan pengawasan mutu bahan yang akan digunakan,
selain dari pada jumlah dan jenis material baja yang digunakan.
Baja karbon adalah baja yang memiliki:
a. Kandungan maksimum yang diperbolehkan masing-masing elemen/bahan tidak
boleh melebihi prosentase sebagai berikut; 1.65% manggan, 0.60% silikon, dan
0.60% tembaga.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 3
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

b. Tidak ada kandungan minimum yang ditentukan untuk bahan/elemen tambahan


untuk mendapatkan efek lain yang diinginkan.

Tabel 3.1 Spesifikasi sifat mekanik baja konstruksi

* Sifat mekanik baja struktur pada tabel mencerminkan nilai minimum, kecuali ditulis range nilai
maksimum dan minimumnya.
Nilai-nilai yang terdapat pada tabel mempunyai sifat-sifat baja struktur sebagi berikut: modulus
elastisitas = 29.000 ksi; modulus geser = 11.000 ksi; rasio Poison = 0,30; tegangan geser =
0,57 kali kuat tekan; tegangan geser maksimum = 2/3 – ¾ kali tegangan tarik; ekspansi
koefisien thermal = 6,5 x 10-6 in/in/0F, pada range temperatur -50 s/d +1500F

Tabel 3.2 Pengelompokkan Profil W berdasarkan ukuran

Baja karbon pada tabel 3.1-A36, merupakan baja konstrukti yang dapat disambung
dengan las pada bentuk plat, batang dan profil material baja. Sedangkan A992 pada
tabel yang sama, hanya dapat diaplikasikan pada baja konstruksi profil W atau biasa
disebut juga dengan bentuk rol flens lebar (rolled wide flange shapes), yang
diperkenalkan pada tahun 1998 dan secara cepat menjadi baja konstruksi pilihan
utama pada konstruksi bangunan. Keunikan profil W ini memiliki rasio maksimum
pada kekuatan tarik terhadap yield sebesar 0,85. Baja profil ini juga memiliki

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 4
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

kandungan maksimum karbon sebesar 0,47% yang berguna untuk meningkatkan


kemampunan pengelasan (weldability). Minimum rata-rata kuat takik Charpy V-notch
sebesar 20 ft-lb pada termperatur 708 F dan dispesifikasikan sebagai kebutuhan
dasar.

Baja karbon lain pada tabel 3.1 hanya dapat diaplikasikan pada bentuk plat.
Meskipun setiap baja konstruksi dapat dibuat dalam 3 atau lebih tingkat kekuatan,
hanya satu tingkat kekuatan yang dimasukkan dalam tabel untuk plat A283 dan
A285.

Plat baja A283 diperuntukkan bagi baja struktur berkualitas dengan 4 tingkat
kekuatan, Grade A, B, C dan D, serta memiliki yield point minimum berturut-turut 24,
27, 30 dan 33 ksi. Plat baja ini pada umumnya digunakan pada pembuatan tanki
minyak maupun tanki air. Sedangkan plat A573, yang diproduksi dalam 3 tingkat
kekuatan, merupakan plat baja struktur yang digunakan pada temperatur kamar
dimana kuat takik menjadi perhatian utama.

Beberapa jenis plat baja lainnya seperti A285, A515 dan A516, merupakan plat baja
yang hanya digunakan pada pembuatan tanki bertekanan serta digunakan untuk
konstruksi baja yang mengutamakan pengelasan menjadi salah satu faktor kritis,
seperti tanki bertekanan tinggi. A516 dibuat dalam 4 tingkat kekuatan, Grade 55, 60,
65 dan 70 (angka ini menunjukkan kuat tekan masing-masing tingkat), memiliki
spesifikasi minimum yield point berturut-turut 30, 32, 35 dan 38 ksi. Sedangkan
A515 memiliki Grade yang sama dengan A516, kecuali Grade 55. A515 digunakan
untuk pemakaian konstruksi yang menahan temperatur menengah hingga tinggi,
sedangkan A516 untuk konstruksi yang menahan temperatur pada tingkat
menengah hingga rendah.

Baja karbon berbentuk pipa yang digunakan pada baja struktur biasanya Grade B
A53, yang memiliki spesifikasi yield point minimum sebesar 35 ksi. Pipa baja karbon
struktural dengan proses pembuatan hot-formed, baik bentuk bulat maupun segi
empat, dimasukkan dalam kode A501 dengan nilai yield point sebesar 36 ksi.
Sedangkan pipa baja karbon yang dibuat berdasarkan proses cold-formed memiliki
beberapa tingkat kekuatan dengan range nilai yield point antara 33 sampai dengan
50 ksi.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 5
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

Spesifikasi bahan baja pembuatan baut dinyatakan dalam kode A307, A325 dan
A490. A307 mengandung baja karbon untuk penggunaan secara umum, seperti
baut bertegangan rendah dan sebagai pelengkap. Sedangkan A325, dibuat sebagai
baut berkekuatan tinggi, digunakan untuk menghubungkan elemen-elemen struktur
baja lainnya. Tipe 1 terbuat dari bahan karbon medium, boraks karbon (carbon-
boron), atau karbon medium baja campuran. Sedangkan Tipe 3, terbuat dari bahan
baja yang memiliki resistansi yang tinggi terhadap korosi udara, sama dengan baja
A588. Adapun tipe 2 sejak tahun 1991 tidak diproduksi lagi. Sedangkan spesifikasi
A490 juga terbuat dari bahan baja dengan kekuatan tinggi, digunakan untuk
mengikat baja struktur bangunan, yang terdiri dari 3 tipe. Tipe 1 terbuat dari logam
baja campuran, Baut tipe 2 dibuat dari baja dengan kandungan karbon rendah, dan
baut tipe 3 memiliki resistensi yang tinggi terhadap korosi dan cuaca,
perbandingannya dengan A588, A242 dan A709 (baja konstruksi profil W).

Sebagian besar baja struktur yang digunakan pada konstruksi bangunan diproduksi
dalam bentuk rol. Pada jembatan, lebih banyak menggunakan plat, karena balok
penopang berjarak lebih dari 90 feet seringkali dibuat dalam beberapa bagian
(sections). Berbagai macam bentuk rol yang terdapat di pasaran, seperti profil W
(wide-flange shapes), profil M dalam berbagai bentuk, profil S (I), profil siku, profil
kanal dan profil dalam bentuk batang.

Profil W memiliki ukuran mulai dari W4_13 hingga W36_920. Untuk ukuran kolom
jumbo, ukurannya bisa mencapai W14_873. Pada umumnya, profil flens lebar
berbentuk W merupakan profil baja yang paling efisien jika digunakan sebagai
balok. Profil ini memiliki proporsi yang tinggi pada area potongan melintang pada
flens, dan juga memiliki rasio modulus elastisitas terhadap berat sendiri yang cukup
besar. Profil W ukuran flens 14 inch juga digunakan untuk kolom.

Karena flens dan web pada balok flens lebar tidak memiliki tebal yang sama, maka
yield point memiliki nilai yang sedikit berbeda pula. Sesuai dengan peraturan desain
struktur baja berdasarkan perhitungan yield point, maka perlu dilakukan peninjauan
pada ‘desain perhitungan yield point’ pada setiap elemen. Dalam perhitungan
praktis, seluruh balok A36 memiliki nilai yield point sebesar 36 ksi. Baja profil W, plat
dan bentuk batang yang memiliki kekuatan lebih tinggi, memiliki nilai minimum untuk
yield point dan kuat tarik seperti terdapat pada tabel 3.2.1. Sedangkan pada baja
berlubang (hollow) dengan bentuk segi empat, kubus, dan bentuk lingkaran memiliki
kekuatan yang berbeda-beda pula. Bentuk hollow cocok digunakan sebagai kolom,

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 6
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

karena bentuk simetrikal yang dimilikinya. Baja struktur seperti ini khususnya
digunakan pada bangunan tingkat rendah dan dapat pula berfungsi sebagai elemen
arsitektur.

3.3 PENGAWASAN ATAS MUTU PERAKITAN


Proses pabrikasi menyangkut pergerakan elemen-elemen struktur di dalam
workshop dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya. Proses pergerakan ini harus
direncanakan dengan baik, sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang diinginkan,
baik dilihat dari segi mutu maupun minimasi biaya produksi. Walaupun proses
otomatisasi saat ini telah menggunakan komputer, perencanaan tetap merupakan
hal penting untuk menghindari beban kerja yang berlebihan disatu tempat, yang
akan menyebabkan keterlambatan kerja ditempat lain. Oleh karena itu alur kerja
harus benar-benar seimbang dalam area kerja produksi tersebut.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 7
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

Tabel 3.3 Urutan Kerja pada proses fabrikasi di workshop


Pembersihan dan pemotongan Shot blasting
Sawing
Komponen/Elemen pendukung Penyiapan: paku (cleats)
dudukan (brackets)
plat penguat (stiffening plates)
ujung pelat (end plates)
pelat dasar (baseplates)

Penyiapan komponen utama Pre-assembly: pengeboran (drilling)


pemukulan (punching)
penitikan (coping)
penyisiran (cropping)
penorehan (notching)
cutting of openings
Perakitan Penyusunan elemen-elemen/komponen
Pencocokan komponen
Kebutuhan Baut
Pengelasan
Pembersihan
Kontrol Kualitas (perakitan) Pemeriksaan perakitan – dimensi
– kegagalan dan cacat
– inspeksi secara visual
Ditandatangani
Pengerjaan permukaan Pengecatan
Penyemprotan umumnya dilakukan
Galvanis pekerja spesialis
Kontrol Kualitas (produk jadi) Sesuai dengan spesifikasi
Ditandatangani
Transportasi Pengangkutan
Pengiriman
Pada umunya urutan pekerjaan yang dilakukan di workshop pada proses fabrikasi. Urut-urutan kerja
secara pasti dapat saja berbeda antara pabrik yang satu dengan lainnya.

Sebagai seorang ahli pengawasan struktur baja bangunan, kontrol kualitas


pekerjaan merupakan hal yang paling penting. Pengawasan terhadap kualitas
elemen-elemen struktur dapat dibagi dalam 5 tahap/tingkat, yaitu:
1. Pengawasan terhadap material/komponen yang masuk.
2. Pengawasan pada proses fabrikasi, selama dan atau setelah fabrikasi.
3. Pengawasan produk jadi sebelum dan saat dikirim.
4. Kalibrasi alat-alat ukur.
5. Sertifikat Tukang Las.

3.4 PENGAWASAN TERHADAP PENGKODEAN ELEMEN STRUKTUR


Untuk menghindari keruwetan pada saat pemasangan (erection) di lapangan,
pemeriksaan terhadap marking (pengkodean) harus dilakukan. Pembuatan elemen
rakitan akan mudah apabila pengkodean tiap elemen cukup jelas.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 8
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkodean elemen struktur antara
lain:
1. Sistem pengkodean direncanakan sedemikian rupa, sehingga mulai dari proses
pemotongan elemen-elemen struktur, proses perakitan sampai proses
pemasangan dapat ditrasir (traceability) dengan mudah.
2. Pengkodean tidak hanya dilakukan pada elemen-elemen struktur utama, tapi
juga dilakukan pada elemen-elemen pendukung seperti baut, mur, ring (washer),
dan lain-lain. Namun bukan berarti setiap unit dari komponen tersebut diberi
kode, melainkan dikelompokkan sesuai jenis dan ukurannya kemudian diberi
label pada pembungkusnya.
3. Kode material pada elemen struktur tidak boleh mudah terhapus. Saat ini
pengkodean pada elemen struktur sudah banyak dilakukan dengan
menempelkan label yang cukup kuat, sehingga kode yang tercantum pada
elemen tersebut tidak mudah hilang. Bahkan kode material juga sudah dapat
dicetak berdasarkan gambar yang dibuat dengan aplikasi komputer seperti
Autocad, X-Steel, Strucad, BOCAD dan lain-lain.
4. Khusus untuk baut, mur dan ring biasanya dikelompokkan sesuai dengan jenis
dan ukurannya, kemudian dibungkus dengan bahan pembungkus yang tidak
mudah sobek. Kemudian pada pembungkus tersebut bisa dituliskan kode
material ataupun ditempel dengan label yang bertuliskan kode dan jumlah
material.

Apabila seorang pengawas ahli struktur bangunan menemukan ketidakjelasan


dalam pemberian kode pada saat pemotongan atau perakitan, perlu segera
melakukan tindakan koreksi, sehingga pada tahap pekerjaan selanjutnya tidak
terjadi kesulitan/keruwetan, terutama pada saat pemasangan (erection). Keruwetan
dalam pemasangan tentunya akan dapat mempengaruhi penyelesaian pekerjaan
pemasangan baja struktur, yang pada akhirnya juga dapat mempengaruhi
pekerjaan-pekerjaan lainnya terkait dengan penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 9
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

RANGKUMAN

 Pengawasan dilapangan dilakukan mencakup:


1. Jenis dan mutu bahan.
2. Sistem pengkodean.
3. Perakitan (assembly).
4. Marking lokasi kerja.
5. Pemasangan (erection).

 Sifat-sifat (properties) yang dimiliki oleh Baja Konstruksi antara lain:


1. Yield point (Fy).
2. Kekuatan tarik (Tensile strength).
3. Modulus Elastisitas (E).
4. Daktilitas (Ductility).
5. Kemampuan pengelasan (Weldability).
6. Kuat Takik (Notch toughness).
7. Kekerasan (Toughness).
8. Resistansi bahan terhadap korosi (Corrosion resistance).

 Baja karbon adalah baja yang memiliki kandungan maksimum yang diperbolehkan
masing-masing elemen/bahan tidak boleh melebihi prosentase sebagai berikut; 1.65%
manggan, 0.60% silikon, dan 0.60% tembaga.

 Hasil pekerjaan di lapangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang terdapat


pada Gambar Kerja, Spesifikasi Teknis.

 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkodean elemen struktur antara lain:
1. Sistem pengkodean yang dapat ditrasir (traceability) dengan mudah.
2. Pengkodean tidak hanya dilakukan pada elemen-elemen struktur utama, tapi juga
dilakukan pada elemen-elemen pendukung.
3. Saat ini pengkodean pada elemen struktur sudah banyak dilakukan dengan
menempelkan label. Kode material dapat dicetak dari gambar yang dibuat dengan
aplikasi komputer.

 Pengawasan terhadap kualitas elemen-elemen struktur dapat dibagi dalam 5


tahap/tingkat, yaitu:
1. Pengawasan terhadap material/komponen yang masuk.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 10
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

2. Pengawasan pada proses fabrikasi, selama dan atau setelah fabrikasi.


3. Pengawasan produk jadi sebelum dan saat dikirim.
4. Kalibrasi alat-alat ukur.
5. Sertifikat Tukang Las.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 11
MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

ELEMEN KOMPETENSI &


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
KRITERIA UNJUK KERJA (KUK)
2. Melakukan Pengawasan
pekerjaan pra pabrikasi
1 Pengawasan atas jenis 1. Hal apa saja yang harus diawasi pada tahap
dan mutu bahan pra pabrikasi?
dilakukan. 2. Sebutkan 5 sifat (properties) baja yang
saudara ketahui!
3. Apa yang dimaksud dengan tingkat resistansi
bahan terhadap korosi (Corrosion resistance).
Jelaskan!
2 Pengawasan atas mutu 1. Sebutkan urut-rutan kerja yang umumnya
perakitan dilakukan. dilakukan pada proses fabrikasi di workshop!
2. Sebutkan tingkat pengawasan terhadap
kualitas elemen-elemen struktur!
3. Sebutkan jenis pekerjaan pada saat pre-
assembly!
3 Pengawasan terhadap 1. Apa manfaatnya dilakukan pengkodean
pengkodean elemen terhadap elemen struktur?
struktur dilakukan. 2. Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengkodean elemen struktur!
3. Sebutkan lingkup kerja pengawasan pekerjaan
struktur baja bangunan dilapangan!

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 12
MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

BAB IV
PENGAWASAN ERECTION DAN SAMBUNGAN

4.1 UMUM
Pekerjaan pengawasan pada saat erection harus selalu memperhatikan kelaikan
alat-alat pengaman. Karena pada pekerjaan ini tingkat kecelakaan kerja cukup
tinggi, dimana paling banyak terjadi karena kelalaian manusia (human error).
Seluruh tahapan mulai dari pembuatan penopang sementara, pemasangan, hingga
sambungan-sambungan yang dibuat menjadi perhatian pengawas, sehingga dapat
dipastikan bahwa struktur baja bangunan yang terpasang memenuhi segala aspek,
baik aspek teknis maupun non-teknis.
Seorang pengawas ahli struktur baja bangunan diharapkan menguasai hal-hal yang
dapat menyebabkan bahaya baik pada saat pemasangan maupun setelah
bangunan struktur selesai dipasang.

4.2 PENGAWASAN TERHADAP PERALATAN PENGAMANAN


Sebelum dilakukan erection di lapangan, hal yang perlu diperhatikan adalah
peralatan pengamanan. Semua peralatan pengamanan harus laik pakai. Cara-cara
menggunakan peralatan pengamanan juga harus sesuai petunjuk.
Beberapa peralatan pengaman berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang umumnya
digunakan pada saat pekerjaan erection, antara lain:
a. Topi Keselamatan ( Safety Helmet ) untuk bekerja di tempat yang beresiko
karena benda jatuh atau melayang dan dilengkapi dengan ikatan kedagu untuk
menghalangi terlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau kena benda
jatuh..
b. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes) untuk menghindari kecelakaan yang
diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau
terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas.
c. Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau
terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan,
pekerjaan las, membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam
dan alkali.
d. Ikat pinggang pengaman : merupakan alat pelindung diri pada waktu mandor
tukang bekerja diketinggian lebih dari 2 meter, untuk mencegah cidera yang
lebih parah pada pekerja apabila terpeleset, tidak fatal akibatnya bila jatuh dari
ketinggian

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 1


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

e. Tali pengaman : merupakan alat pelindung diri dari jatuh dari ketinggian , akibat
terpeleset pada waktu bekerja diketinggian . Biasanya tali ini diikatkan pada ikat
pinggang pengaman yang dipakai pekerja yang bekerja diketinggian dan ujung
yang lain dikaitkan pada besi pagar pengaman .
f. Disamping alat pelindung diri diatas pekerja harus berpakaian yang komplit
sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus
dilengkapi jaket/ rompi kulit tetapi minimum harus memakai kaos dan celana
panjang.

Alat Pelindung diri yang digunakan harus berpedoman kepada standar industri yang
berlaku. Pastikan hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar
Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI dan lain-lain
dinyatakan laik untuk pekerjaan yang dimaksud.
Tabel 4.1 dibawah ini beberapa contoh standar alat pelindung diri dan SNI dan
standar internasional laninnya.

Tabe 4.1 : Standardisasi berbagai jenis APD

NAMA APD STANDARD


Topi Pengaman (Helmet) ANSI Z 89,1997 Standard
CE DIN EN397
Sepatu Pengaman SII – 0645 – 82, DIN 4843,
(Safety Shoes) Australian Standard AS/ NZS 2210.3.2000,
ANSI Z 41PT99, SS 105,1997
Sarung Tangan ANSI/ISEA 105-2005
Sabuk Pengaman Europen Standard (EN 361-2002)
American National Standard (ANSI A10.14-1991)
Australian Standard (AS/NZS 1891.1:1995)
CE EN361-3

Masih banyak lagi standard yang diberlakukan di negara-negara lain, tetapi yang
terpenting ujil ketahanan terhadap suatu beban yang akan diberikan kepada APD
dengan toleransi keamanan minimum 50%. Perlu juga dipertimbangkan daya
tahan dan kualitas APD yang dipakai bisa digunakan pada beberapa proyek atau
pada jangka waktu atau periode tertentu.

Hal lain yang menjadi perhatian seorang pengawas ahli struktur baja bangunan
adalah kondisi lingkungan dan area kerja pada saat pemasangan elemen-elemen
struktur. Area kerja harus bersih dari kotoran, dan memiliki ruang yang cukup
untuk melakukan pekerjaan erection tersebut, serta tanda-tanda (signage) berupa
spanduk, plank, tanda panah dan lain-lain disekitarnya cukup informatif untuk
memberikan kesadaran bagi pekerja disekitarnya akan keamanan dan
keselamatan kerja.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 2
MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

4.3 PENGAWASAN ATAS PENOPANG SEMENTARA


Selama pekerjaan erection, terutama pada saat belum semua elemen rakitan
disatukan, struktur cenderung masih belum stabil, sehingga diperlukan penyokong
sementara. Pada saat pemasangan penyokong sementara harus diawasi apakah
material cukup kuat dan dipasang cukup kokoh dengan jumlah yang memadai.
Sebelum digunakan, peralatan penopang sementara harus diperiksa terlebih dahulu.
Hal pertama yang dilakukan oleh seorang pengawas ahli struktur bangunan adalah
meminta dokumen inspeksi tahunan alat yang akan digunakan. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada saat memeriksa dokumen inspeksi tersebut antara lain:
a. Dokumen inspeksi dibuat minimal setahun sekali dibuat oleh orang yang
qualified.
b. Informasi lainnya yang terdapat pada inspeksi tahunan tersebut, pemilik harus
menunjuk orang yang kompeten memeriksa secara visual setiap akan
digunakan, selama digunakan untuk memastikan bahwa peralatan penopang
sementara dioperasikan dengan kondisi baik. Setiap kekurangan/kerusakan kecil
yang terjadi harus segera dilakukan perbaikan sebelum digunakan kembali.
c. Selama pemeriksaan, petugas yang kompeten harus memeriksa bagian-bagian
yang bergerak yang dapat menimbulkan lendut atau distorsi.
d. Selama pemeriksaan, petugas yang kompoten harus memeriksa toleransi
terhadap keseluruhan pemasangan (assembly).
e. Selama pemeriksaan, petugas yang kompeten harus memeriksa secara visual
kualitas sambungan-sambungan yang dapat mengakibatkan deformasi, retak,
karat, bintik-bintik pada permukaan alat, atau bahkan potensi hilang/lepasnya
bagian-bagian tertentu.
f. Selama pemeriksaan, petugas yang kompeten harus memeriksa dudukan sling
dari kemungkinan terjadinya distorsi, aus, patah dan karat.
g. Selama pemeriksaan, petugas yang kompeten harus memeriksa sambungan-
sambungan baut pada kondisi yang benar dan baik, serta seluruh elemen-
elemen tersambung pada kondisi baik.

4.4 PENGAWASAN ATAS PERALATAN BANTU PEKERJAAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan erection dipakai peralatan bantu untuk memperlancar
proses erection. Pengawasan terhadap alat bantu harus dilakukan. Semua alat
bantu harus layak pakai dan dipahami cara-cara penggunaannya yang benar.
Pengawasan terhadap peralatan bantu pekerjaan struktur baja bangunan harus
memperhatikan:

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 3


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

1. Pemilihan alat bantu dilakukan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Peralatan bantu digunakan untuk menghasilkan suatu produk sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan yang ditentukan, dapat berupa pekerjaan akhir (finishing),
kekuatan akhir produk, ukuran atau bentuk yang akan dihasilkan dapat
diidentifikasi.
3. Keamanan dalam penggunaan alat sebelum, selama dan setelah digunakan
dapat dipastikan.
4. Peralatan bantu yang cacad atau tidak layak pakai diidentifikasi dan dilakukan
perbaikan sesuai prosedur, sebelum, selama dan setelah digunakan.
5. Perawatan rutin, termasuk penajaman/pengasahan (jika diperlukan) dilakukan
sesuai dengan prosedur, prinsip dan teknik-teknik yang telah ditentukan.
6. Peralatan bantu disimpan dengan aman pada tempat yang sesuai dengan
standar prosedur dan rekomendasi pabrikan.

4.5 PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN ERECTION


Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan erection dilakukan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan metode pelaksanaan yang telah
diusulkan kontraktor dan disetujui oleh pengawas.
Pengawasan yang dilakukan seorang ahli struktur baja bangunan gedung tidak
terlepas daripada perencanaan pekerjaan pemasangan yang telah disusun/dibuat
sejak tahap perencanaan dimulai. Jika dalam perencanaan, pekerjaan pemasangan
elemen-elemen struktur direncanakan/diprogram dengan cepat, dengan biaya
pemasangan serendah mungkin, maka segala kemungkinan serta pertimbangan-
pertimbangan harus disesuaikan dengan pekerjaan di lapangan.
Diusahakan pekerjaan yang dilakukan di tempat ketinggian seminimal mungkin,
terutama jika pekerjaan tersebut dapat dilakukan di workshop pada kondisi yang
ideal. Jika memungkinkan, elemen konstruksi berupa rangka dan komponen-
komponen lainnya di desain untuk dibangun di workshop atau dapat dirangkai di
atas tanah (tempat yang rendah). Hal ini akan dapat menghemat waktu dan biaya,
serta pelaksanaan pekerjaannya tidak dipengaruhi cuaca dan pekerjaan temporer
yang mahal tidak diperlukan.
Perencanaan yang dilakukan pada pekerjaan ereksi yang baik akan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang berulang dan standardard diidentifikasi dengan baik.
b. Pekerjaan pemasangan direncanakan sesederhana mungkin.
c. Pekerjaan ereksi direncanakan semudah mungkin (dibuat sederhana).

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 4


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

d. Memahami kompleksitas proses desain dan produksi setiap elemen struktur.


e. Mengadakan koordinasi melalui meeting berkala.
f. Resiko yang mungkin terjadi pada tahap ereksi diidentifikasi dengan baik.
g. Mempertimbangkan hubungan kerja yang baik diantara tim selama proses
kontruksi.

Perhatian terhadap metode konstruksi saat ini merupakan bagaian terpenting pada
tahap desain. Oleh karenanya, kewajiban untuk mentaati Peraturan Desain
Konstruksi dan Manajemen (Construction Design and Management-CDM),
peraturan yang diterbitkan oleh Health Management and Safety Officer pada tahun
1995 di Inggris, merupakan hal utama yang dimaksudkan untuk menjunjung tinggi
keselamatan pekerja konstruksi dan pengguna bangunan.

Pengawas ahli struktur baja bangunan harus juga memperhatikan jalan masuk di
lokasi proyek, penanganan terhadap material, urut-urutan tahap konstruksi, dan
kendala yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi. Salah satu faktor kunci untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas, adalah dengan melibatkan kontraktor
spesialis untuk menangani pekerjaan-pekerjaan khusus. Dengan melibatkan
keahlian kontraktor spesialis sejak tahap awal akan memaksimalkan kecepatan
konstruksi, mengurangi konflik serta meningkatkan peluang nilai tambah bangunan
tersebut.

4.6 PENGAWASAN ATAS MUTU SAMBUNGAN DAN ATAU LAS


Pada saat proses erection, hubungan antar elemen rakitan disatukan dengan baut
atau terkadang dengan sambungan las di lapangan. Jumlah baut harus terpasang
sesuai dengan jumlah baut yang dibutuhkan. Sedangkan untuk pengelasan harus
diperiksa bahwa tebal las , panjang las dan mutu las sesuai dengan gambar.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 5


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

4.6.1. Sambungan Baut


1. Baut tanpa pembebanan awal (Non-preloaded bolts)
Umumnya penyambungan dengan baut pada elemen struktur baja
menggunakan baut tanpa pembebanan awal (Non-preloaded). Tingkat
kekuatan baut (grades) yang digunakan pada umunnya grade 4.6 dan
8.8 pada lubang dengan diameter bersih 2 mm.

Tabel 4.2 : Pasangan baut, mur dan ring (standar BS 59590-2:2001)

Tipe Baut Mur Ring

Grade Standard Class/ Standard Class Standard


Gradec

Baut tanpa pembebanan awal


4.6 BS EN ISO 4016 Class 4d BS EN ISO 4034 100HV BS EN ISO 7091
BS EN ISO 4018
BS 4190 Grade 4 BS 4190 - BS 4320j
BS 4933a
8.8 BS EN ISO 4014b Class 8e BS EN ISO 4032b 100HV BS EN ISO 7091
BS EN ISO 4017b
BS 4190 Grade 8f BS 4190 - BS 4320j
10.9 BS EN ISO 4014b Class 10g BS EN ISO 4032 100HV BS EN ISO 7091
BS EN ISO 4017b
BS 4190 Grade 10h BS 4190 - BS 4320j
Baut tanpa pembebanan HSFG
Grade Biasa BS 4395-1 Gen. Grade BS 4395-1 - BS 4320j
Grade Tinggi BS 4395-2 Higher grade BS 4395-2 BS 4320j
Baut dengan pembebanan awal HSFG
Grade Biasa BS 4395-1 Gen. Grade BS 4395-1 - BS 4395-1k
Grade Tinggi BS 4395-2 Higher grade BS 4395-2 BS 4395-2k
Baut penahan
4.6 BS 7419 Grade 4 BS 4190 - BS 4320j
8.8 BS 7419 Grade 8f BS 4190 BS 4320j
8.8 preloaded BS 7419 Gen. Grade BS 4395-1 BS 4395k

a. BS 4933 saat ini sudah tidak dipakai, namun masih digunakan untuk kepala dan
bungkus kepala baut yang digunakan didalam air (90o countersunk).
b. Baut Grade 8.8 dan 10.9 tingkat kekuatan mengacu pada standar BS EN ISO
4014 atau BS EN ISO 4017, tetapi dengan ukuran dan toleransi sesuai standar
BS EN ISO 4016 atau BS EN ISO 4018 yang juga dapat digunakan, dengan
pasangan mur dengan kekuatan yang mengacu pada BS ISO 4032 namun
dimensi dan toleransi mengacu pada BS EN ISO 4034.
c. Mur dengan kelas yang lebih tinggi dapat digunakan.
d. Mur Class 5 untuk ukuran M 16 atau lebih kecil.
e. Mur galvanis atau sheradized Class 10 pasangan baut grade 8.8.
f. Mur galvanis atau sheradized Class 10 – BS 4190, pasangan baut grade 8.8.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 6


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

g. Mur galvanis atau sheradized Calss 12 – BS EN ISO 4033, pasangan baut grade
10.9.
h. Mur galvanis atau sheradized Grade 12 – BS 4190, pasangan baut grade 10.9.
i. Ring baja hitam, mengacu pada standar BS 4320:1968 section 2, memiliki
diameter normal.
j. Ring baja hitam, mengacu pada standar BS 4320:1968 section 2, memiliki
diameter besar.
k. Indikator tegangan langsung mengacu pada BS 7644, dapat juga digunakan
dengan baut HSFG bertegangan awal.
Baut ini disebut dengan istilah baut biasa dan memiliki spesifikasi standard BS
4190. Standard baut lainnya dapat dilihat pada tabel 4.6.1, yang menampilkan
standar dari BS 59590-2. Sedangkan baut dengan presisi tinggi diproduksi
dengan standar BS 3692, yang digunakan dengan tingkat toleransi yang tinggi
tidak digunakan secara luas.
Tingkat kekuatan baut pada sistem desain mengikuti standar BS EN ISO 898-1,
terdiri dari 2 nilai/angka (figure), yaitu:
a. Pertama, kekuatan baut sama dengan nilai 1/100 kali kuat tarik minimum
dalam satuan N/mm2.
b. Kedua, kekuatan baut sama dengan nilai 1/100 kali rasio kekuatan batas
minimum (minimum yield stress) dan nilai kuat tarik minimum, dalam satuan
presentase.

Kedua jenis karakteristik diatas menghasilkan kekuatan batas dalam satuan N/


mm2. Baut Grade 4.6 memiliki kuat tarik minimum sebesar 400 N/mm2 dan batas
tegangan (yield stress) sebesar 240 N/mm2 (0.6 x 400).
Hal yang sama juga berlaku pada material mur. Namun nilai/angka (figure) yang
terdapat pada mur hanya satu, yaitui 1/100 dikali beban tegangan berdasarkan
percobaan dalam satuan N/mm2. Tegangan mur grade 8 sebesar 800 N/mm2
dan biasanya digunakan sebagai pasangan baut grade 8.8. Didalam prakteknya,
diperbolehkan menggunakan pasangan mur dengan grade lebih tinggi dibanding
grade baut, untuk memperkecil resiko aus pada mur. Pada baut yang digalvanis,
mur yang digunakan sebagai pasangannya harus memiliki grade yang lebih
tinggi (lihat catatan kaki pada tabel 4.6.1). Baut grade 8.8 sesuai standar BS
4190 biasa digunakan dan direkomendasikan untuk sambungan-sambungan
struktur utama, dengan standard ukuran baut hingga diameter 20mm. Baut
grade 4.6 pada umumnya hanya digunakan pada penyambungan komponen
struktur ringan seperti railing, sementara baut diameter 12 mm atau 16 mm

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 7


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

dapat digunakan pada struktur yang menahan beban sedang. Pada situasi
tertentu, misalnya sambungan kolom menahan tegangan balik yang sangat
besar, atau pada pertemuan kolom dengan dinding dan diperkirakan akan
menyebabkan terjadinya pergeseran pada sambungan (yang mana hal ini
seharusnya tidak diperbolehkan), maka dapat digunakan baut yang memiliki
tahanan geser yang tinggi. Baut Preloaded high-strength friction-grip (HSFG)
dapat digunakan sebagai baut dengan pembebanan geser yang tinggi, dimana
pemasangannya sama dengan baut biasa.

2. Baut dengan pembebanan geser yang tinggi (Preloaded high-strength


friction-grip bolts)
Baut dengan batas kekuatan geser tinggi, diproduksi berdasarkan standar
BS 4395. Dalam British Standard ini, diperoleh 2 jenis kekuatan yang
berbeda.
Bagian 1 (Part 1) – Grade Umum. Sering kali digunakan pada pekerjaan
struktur baja kebanyakan. Tingkat kekuatannya sekitar 8.8, dimana diameter
baut dapat mencapai 24 mm. Untuk ukuran yang lebih besar, kekuatan
minimum dikurangai hingga mencapai nilai 74 kgf/mm2 (725 N/mm2) dan
batas kekuatan kedua sebesar 77%. Penggunaannya mengacu pada
standar BS 4604 : Bagian 1.
Bagian 2 (Part 2) – Grade yang lebih tinggi. Baut jenis ini dibuat dengan
spesifikasi standar grade 10.9. Meskipun jenis baut ini memiliki kuat tarik
yang lebih tinggi dapat dibebankan pada baut ini dibanding baut pada jenis
baut bagian 1 sebebelumnya, namun terjadi pengurangan yang cukup
signifikan terhadap margin antara batas beban maksimum dan kuat tekan.
Oleh karena itu, baut ini tidak dapat digunakan sebagai sambungan pada
elemen struktur yang mengalami tegangan.

3. Baut dengan pembebanan penuh (Fully threaded bolts)


Pemakaian baut pada waktu yang lalu menggunakan baut dengan panjang
minimum 1.5 kali diameter, dan memiliki spesifikasi pertambahan panjang
setiap 5 mm. Hal ini menyebabkan banyak sekali jenis-jenis baut yang
memiliki diameter sama dengan panjang yang berbeda-beda. Tentunya hal
ini menjadikan biaya yang cukup tinggi untuk pemakaian jenis-jenis baut
yang berbeda panjangnya, dan juga menghambat penyelesaian pekerjaan
ereksi. Riset membuktikan bahwa pertambahan marginal yang cukup berarti
terhadap deformasi dengan pembebanan penuh pada baut, tidak

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 8


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

memberikan akibat yang cukup berarti pada tipikal sambungan. Pada kasus
yang lebih spesifik, ketika pertambahan deformasi menjadi perhatian, hal ini
merupakan kejadian normal dan direkomendasikan menggunakan baut
dengan pembebanan awal (HSFG bolts). Sebagai contoh pada penggunaan
baut pada sambungan yang menahan tegangan tarik dan tekan, dimana baut
dalam keadaan menerima tegangan/beban tarik atau terjadi pada
sambungan kolom, dimana salah satu ujung kolom tidak menerima beban.

4.6.2. Sambungan Las


Alur informasi yang dibutuhkan pada tahap desain, fabrikasi dan
pemeriksaan hasil pengelasan dapat digambarkan pada skema gambar 4.1
dibawah ini.
Desain
Desain
Gambar-gambar
Simbol-simbol
Tingkat pemeriksaan
Kriteria penerimaan
Grade Baja

Fabrikasi
Manajemen kualitas
Pelaksanaan pengelasan
Prosedur pengelasan Engineer
Bahan las habis pakai
Persetujuan Tukang Las
Validasi peralatan

Pemeriksaan
Prosedur sertifikasi dan tukang las Klien
Metode pemeriksaan
Kriteria penerimaan
Perbaikan
Tanda tangan (persetujuan) Informasi
Persetujuan

Gambar 4.1 : Informasi yang diperlukan


untuk menjamin kualitas pengelasan

Seorang perencana ahli struktur baja bangunan memiliki tanggungjawab


pada pemilihan tipe sambungan, ukuran pengelasan, spesifikasi bahan
pengelasan, dan kualitas yang ditentukan. Pemilihan proses pengelasan,
detail persiapan sudut-sudut komponen struktur baja yang akan disambung,

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 9


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

dan pencapaian kualitas yang diinginkan merupakan tanggungjawab


kontraktor pekerjaan baja konstruksi. Standar-standar secara menyeluruh
telah dibuat untuk memastikan hasil sambungan menggunakan las yang
dapat memenuhi kebutuhan desain. Banyaknya catatan-catatan pada saat
pembuatan gambar desain, merupakan usaha untuk mendefinisikan atau
mengklarifikasi detail pelaksanaan pengelasan, karena lebih banyak masalah
yang mungkin terjadi daripada yang dapat dipecahkan.

Pemakaian standar BS 5950 dan BS 5400 secara otomatis menandakan


mata rantai antara standar tidak lagi memerlukan masukan tambahan dari
perencana/desainer, cukup melakukan persetujuan (approval) pada tiap-tiap
proses konstruksi.

Seperti yang terlihat pada Gambar 4.3, informasi proses pengelasan (diambil
dari BS EN 1011-2:2001) dan penggunaannya termasuk dalam Spesifikasi
Prosedur Pengelasan (Welding Procedure Specification – WPS), yang cocok
digunakan oleh tukang las, akan menghasilkan sambungan las sesuai
dengan kulitas yang diinginkan.

Baja (contoh), Kode struktural Proses pengelasan


BS EN 10025 BS 5950 BS EN 1011:2
BS EN 10133 BS 5400
BS EN 10155

Bahan las (contoh),


BS EN 499 (MMA)
BS EN 440 (MIG/MAG)
BS EN 756 (SA)

Prosedur persetujuan
pengelasan

Persetujuan Tukang Las


BS EN 287

Gambar 4.2 : Standar-standar yang menjamin kualitas pengelasan


dapat diterima

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 10


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

4.7 PENGAWASAN ATAS PENGAKU, IKATAN ANGIN, PELAT KOPEL


Setelah sebagian elemen rakitan utama terpasang bisa dilanjutkan dengan
pemasangan pengaku, ikatan angin dan pelat kopel. Pengawasan terhadap
pengaku dilakukan dengan mengecek tebalnya dan penempatan posisi dimana
pengaku harus diletakkan.

Ikatan angin pada umumnya digunakan pada seluruh tipe struktur baja bangunan,
yang berguna untuk menahan gaya lateral yang berasal dari angin, temperatur serta
pergerakan cranes dan peralatan lain pada saat melaksanakan pekerjaan di lokasi
pembangunan gedung. Pada saat crane beroperasi, terjadi getaran dan beban pada
struktur bangunan. Beban dan getaran ini harus diperhitungkan, dan kemampuan
struktur yang sedang dipasang harus mampu menahan getaran dan beban tersebut.
Oleh karena itu tidak jarang dipasang ikatan angin temporer sebagai penahan
sementara pada beberapa tahapan kerja pada saat ereksi. Pembongkaran ikatan
angin yang dipasang secara temporer jika dilakukan terlalu dini atau dibongkar oleh
orang yang tidak memiliki otorisasi untuk melakukannya, seringkali menjadi
penyebab utama keruntuhan komponen rangka struktur.

Pertimbangan pemasangan ikatan angin temporer dan penundaan pemasangan


ikatan angin permanen, didasarkan pada nilai ekonomis secara menyeluruh. Jika
terjadi keruntuhan rangka struktur akibat kurang baiknya koordinasi pemasangan
dan pembongkaran ikatan angin temporer serta pemasangan ikatan angin secara
permanen belum waktunya, selain sangat berbahaya juga menimbulkan beban
biaya yang besar untuk melakukan perbaikan ulang.

Telah banyak terjadi keruntuhan elemen rangka struktur baja bangunan terjadi pada
saat memindahkan tali pengangkat sebelum ikatan angin dikencangkan atau
sebelum sambungan dasar kolom betul-betul fix dan diisi bahan pemadat. Apa yang
diperlukan untuk mengatasi hal-hal seperti ini pada prinsipnya alur komunikasi yang
jelas dari pengawas kepada pelaksana/mandor yang kemudian diteruskan kepada
tukang, tentang urut-urutan kerja yang harus dipatuhi. Jika hanya mengandalkan
supervisi dari pelaksana sendiri, tidak akan cukup. Satu-satunya cara memastikan
seluruh tahapan pekerjaan pemasangan dilakukan dengan benar dan aman adalah
memberikan instruksi/perintah yang jelas, berikut penjelasan kenapa instruksi ini
harus dilaksanakan!. Hal lain yang juga dapat membantu adalah mempekerjaan
tukang yang telah berpengalaman dan mengerti betul atas apa yang dilakukannya.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 11


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

RANGKUMAN

1. Pada tahap pekerjaan pemasangan (erection), hal-hal yang harus diawasi antara lain:
a. Peralatan pengamanan harus laik pakai.
b. Struktur penopang yang dipasang harus stabil.
c. Peralatan Bantu sesuai dengan fungsinya.
d. Mutu sambungan, termasuk jumlah baut (jika menggunakan baut) atau hasil
pengelasan (jika menggunakan las).
e. Tebal plat pengaku maupun plat kopel serta ikatan angin, termasuk posisi
penempatannya.

2. Pengawasan yang dilakukan seorang ahli struktur baja bangunan gedung wajib
mempelajari metode pelaksanaan yang ditetapkan sejak tahap perencanaan.
Konsistensi kontraktor didalam melaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan
merupakan hal penting yang harus dicermati.

3. Beberapa jenis baut yang digunakan pada konstruksi bangunan baja, berdasarkan
pembebanan yang diterima, adalah:
a. Baut tanpa pembebanan awal.
b. Baut dengan pembebanan geser yang tinggi.
c. Baut dengan pembebanan penuh.

4. Ikatan angin (bracing) digunakan pada seluruh tipe konstruksi baja bangunan, yang
berfungsi sebagai penahan gaya lateral yang berasal dari angin, temperatur serta
pergerakan cranes dan peralatan lain pada saat perakitan dan pemasangan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 12


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
3. Pengawasan ‘erection’ dan
sambungan
1 Pengawasan terhadap 1. Sebutkan beberapa peralatan pengaman
peralatan pengamanan berupa APD yang digunakan pada saat
dilakukan pekerjaan pemasangan (erection)!
2. Sebutkan beberapa standar, baik nasional
maupun internasional yang umumnya
digunakan pada produk-produk APD!
3. Apa kegunaan sarung tangan?
2 Pengawasan atas 1. Apa gunanya struktur penopang
penopang sementara sementara?
dilakukan 2. Apa yang dilakukan seorang ahli pengawas
struktur baja bangunan pada saat
memeriksa peralatan penopang
sementara?
3. Informasi apa yang akan saudara peroleh
dari dokumen inspeksi peralatan penopang
sementara?
3 Pengawasan atas 1. Apa yang harus saudara kuasai ketika
peralatan bantu pekerjaan memeriksa peralatan bantu?
dilakukan 2. Apa saja jenis peralatan bantu yang
digunakan pada saat pekerjaan ereksi?
3. Sebutkan 3 hal yang harus diperhatikan
pada saat melakukan pengawasan
terhadap peralatan bantu!
4 Pengawasan terhadap 1. Efisiensi kerja apa saja yang dapat
pelaksanaan pekerjaan dilakukan pada saat pekerjaan ereksi!
erection dilakukan 2. Keuntungan apa saja yang dapat diperoleh
jika elemen konstruksi dapat dirangkai di
workshop?
3. Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat
membuat perencanaan pekerjaan ereksi?
5 Pengawasan atas mutu 1. Sebutkan jenis-jenis baut yang digunakan
sambungan baut/paku pada konstruksi bangunan baja,
keling/rivet dan atau las berdasarkan pembebanan yang diterima?
dilakukan 2. Baut dengan batas kekuatan geser tinggi
(BS 4395), ada 2 jenis. Sebutkan!
3. Sebutkan tanggungjawab perencana dan
kontraktor baja bangunan pada pekerjaan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 13


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
pengelasan!
6 Pengawasan atas 1. Sebutkan apa saja fungsi ikatan angin
pengaku, ikatan angin, (bracing)!
pelat kopel dilakukan 2. Apa akibatnya jika pemasangan ikatan
angin tidak tepat waktunya?
3. Langkah apa yang saudara perhatikan,
agar tahapan pemasangan ikatan angin
benar dan aman!

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 14


MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

BAB V
PENGAWASAN ATAS KESELURUHAN BANGUNAN

5.1 UMUM
Setelah seluruh elemen-elemen struktur selesai dipasang, masih ada satu
pemeriksaan lagi yang wajib dilakukan oleh seorang ahli pengawas struktur baja
bangunan gedung. Pemeriksaan dilakukan terhadap keseluruhan bangunan baik
dari segi titik-titik koordinat telah sesuai dengan gambar, kedataran dan vertikality
bangunan tersebut.
Hal ini merupakan pekerjaan pengawasan akhir yang dapat menggambarkan hasil
pekerjaan akhir dari pemasangan struktur baja bangunan gedung.

5.2 PEMERIKSAAN TERHADAP TITIK-TITIK KOORDINAT


Disamping pemeriksaan dilakukan terhadap elemen terpotong (cutting element),
elemen lepas, elemen rakitan (elemen assembly), baut dan las, pemeriksaan juga
harus dilakukan terhadap keseluruhan bangunan. Ini dimaksudkan untuk
mengetahui tampilan (performance) bangunan secara keseluruhan. Pemeriksaan
pertama adalah terhadap titik-titik koordinat utama bangunan. Ini biasanya dilakukan
terhadap pemasangan awal elemen rakitan. Karena jika titik koordinat penentu ini
salah, maka seluruh koordinat yang lain juga akan salah. Ini dikarenakan semua
elemen rakitan sudah dipotong sesuai dengan panjang masing-masing. Berbeda
dengan pada konstruksi beton, meskipun pada saat penentuan koordinat awal
meleset (beberapa cm) maka koordinat berikutnya masih bisa disesuaikan lagi.
Ketepatan tittik koordinat ditentukan dari penempatan angkur baut yang akan
mengunci posisi kolom.

Pelaksanaan pemeriksaan titik-titik koordinat dilakukan sesuai standar BS 5964


(1990) Bagian 1 sampai 3: Building setting out and measurement. Akurasi setting-
out merupakan pekerjaan yang menuntut tingkat ketelitian tinggi. Hal ini dilakukan
agar kontrol toleransi dan mempermudah tahapan kerja selanjutnya dalam
pemasangan elemen-elemen struktur.

Pemeriksaan titik-titik koordinat dapat dilakukan dengan alat leveling maupun


theodolite sederhana. Pada pekerjaan struktur bangunan yang lebih besar dan luas,
biasanya digunakan alat ukur elektronik (Electronic Digital Measurement – EDM).
Keuntungan menggunakan theodolite, setelah digunakan untuk memeriksa level

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-1
MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

struktur bangunan selanjutnya dapat digunakan untuk memeriksa ketegakan


(verticality/plumb) kolom baja. Teleskop theodolite dapat digunakan untuk membaca
titik-titik koordinat dengan tepat pada saat melakukan alignment. Waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pembuatan perletakan titik-titik koordinat dan
marking garis-garis pertemuan masing-masing dasar kolom dikaitkan dengan dasar
permukaan beton sebagai dudukan kolom baja, membutuhkan waktu yang cukup
lama. Pemeriksaan dasar kolom dapat dilakukan dengan cepat dan akurat pada
kedua arah, termasuk level ketinggian dudukan plat baja. Bagian terpenting dari
pekerjaan ini adalah apabila terjadi kesalahan pada saat pengecoran beton dudukan
plat baja, dapat diidentifikasi sedini mungkin sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Akurasi penyetelan dan grouting plat pembungkus, dudukan kolom, merupakan hal
kedua terpenting pada pelaksanaan pekerjaan ini, seperti misalnya identifikasi
terhadap posisi beton dudukan plat terlampau tinggi dan posisi angkut yang
terlampu rendah dapat segera diketahui.

Gambar 5.1 : Electronic Theodolite

5.3 PEMERIKSAAAN TERHADAP LEVELING


Disamping titik-titik koordinat, berikutnya pemeriksaan dilakukan terhadap leveling,
dimana pada saat pemasangan kolom elevasi bawah pelat dasar (base plate) harus
sesuai dengan gambar. Ketepatan leveling ditentukan dengan menyetel (menggeser
ke atas dan ke bawah) baut dibawah base plate pada posisi yang diinginkan.
Setelah tepat maka selanjutnya diberi semen grouting di bawah base plate untuk
dudukan tetap base plate (Gambar 5.2).

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-2
MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

Gambar 5.2 Column Bass Section

Meskipun pelaksanaan leveling awal sudah dilakukan dengan baik dan posisi
bagian dasar kolom sudah di set sesuai dengan titik-titik koordinat diatas pondasi,
strukrur bangunan secara keseluruhan masih perlu di sesuaikan (adjustment)
selama proses pekerjaan lining, leveling dan ketegakan (plumbing), karena masih
mungkin terdapat kesalahan. Hal pertama yang harus diawasi adalah tidak ada
kesalahan pada urutan kerja ereksi. Jika elemen-elemen struktur tidak ada yang
salah penempatannya, kemudian gambar kerja dan data fabrikasi perlu diperiksa
kembali, untuk memastikan seluruh pekerjaan telah sesuai dilaksanakan. Jika
ditemukan ketidaksesuaian, perlu dibuat catatan-catatan yang jelas dari seluruh
kejadian tersebut, dan berikan alternatif solusi sesegera mungkin.

5.4 PEMERIKSAAAN TERHADAP KETEGAKAN (VERTICALITY)/LOT


Setelah titik-titik koordinat dan leveling, pemeriksaan terakhir adalah ketegakan
(verticality/lot). Ini untuk memastikan bangunan dalam posisi tegak (tidak miring).
Pengerjaan ketepatan lot lebih mudah bila dilakukan bersamaan dengan leveling.
Karena biasanya apabila kolom sudah dalam posisi datar (level), puncak kolom
tinggal diposisikan/digeser ke kiri/kanan dan depan/belakang hingga didapat posisi
tegak (lot).

Jika pekerjaan ereksi telah dilakukan dan ditemukan ada posisi perletakan rangka
struktur baja kurang tepat pada tempatnya, perlu disiapkan beberapa peralatan dan
tukang untuk melakukan lining, leveling dan plumbing kembali. Peralatan yang
digunakan antara lain dongkrak, mesin derek dengan kabel, penguat kabel (straining

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-3
MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

screws), pasak, unting-unting besar, serta theodolite sederhana untuk melakukan


pemeriksaan ulang.

Gambar 5.3 Straining Screw

Gambar 5.4 Plumb bob

Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lining dan leveling sebelum seluruh
baut dikencangkan. Membuka kembali sambungan baut setelah dikencangkan
merupakan pekerjaan yang tidak efisien. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan
didalam melanjutkan pekerjaan ereksi hingga seluruh komponen penguat
dikencangkan, dan hal ini tidak dapat diselesaikan jika elemen-elemen struktur
belum pada posisi level dan tegak.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-4
MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

RANGKUMAN

Pengawasan terhadap keseluruhan bangunan konstruksi baja meliputi:


 Titik-titik koordinat utama bangunan, terutama posisi kolom.
 Posisi kedataran dan ketinggian (level) plat dasar dudukan kolom.
 Posisi ketegakan (verticality) kolom.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-5
MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)
4. Pengawasan atas keseluruhan
bangunan
1 Pemeriksaan terhadap 1. Pemeriksaan terhadap keseluruhan
titik-titik koordinat bangunan meliputi apa saja? Uraikan!
dilakukan 2. Sebutkan berapa macam sistem titik
koordinat yang saudara ketahui?
3. Bagaimana cara anda menentukan letak
kolom telah sesuai dengan titik koordinat
pada gambar kerja.
2 Pemeriksaan terhadap 1. Bagaimana menentukan titik koordinat
Leveling dilaksanakan awal (start) pada saat memasang
(erection) kolom pertama?
2. Bagaimana pula dengan menentukan
posisi leveling untuk kolom pertama?
3 Pemeriksaan terhadap 1. Alat apa yang biasanya dipakai untuk
ketegakan (verticality) / lot pengerjaan verticality?
dilakukan 2. Uraikan langkah-langkah pengerjaan
pada pertanyaan no. 1 diatas.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) V-6
MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

1. Gambar tender, gambar pelaksanaan, gambar kerja diperiksa

1 1. Gambar Tender, Gambar Pelaksanaan dan Gambar Kerja.


2. Spesifikasi Teknik.
3. Daftar Usulan Material yang dibuat oleh penyedia jasa.
4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
2 1. Gambar tender dibuat oleh konsultan perencana yang digunakan
sebagai salah satu dokumen tender.
2. Gambar pelaksanaan merupakan gambar bangunan yang digunakan
sebagai acuan awal pada saat melaksanakan pekerjaan proyek.
3. Gambar kerja gambar yang mencerminkan bagian-bagian tertentu dari
bangunan yang akan dikerjakan.
3 1. Semua gambar teknik memiliki kotak informasi, biasa disebut dengan
istilah legend.
2. Gambar diperiksa terhadap persyaratan kerja/peralatan yang
berhubungan sesuai dengan prosedur operasi standar.
3. Prosedur untuk memeriksa dan mengesahkan gambar, terhadap
persyaratan kerja dan/atau perlengkapan yang sesuai dapat
ditunjukkan.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

2. Spesifikasi teknis dan usulan material dari penyedia jasa diperiksa.

1 Spesifikasi Teknis berisi ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan aspek


teknis pelaksanaan pekerjaan proyek.
2  Informasi umum proyek.
 Situasi proyek.
 Persiapan tapak.
 Persiapan bangunan.
 Berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan.
3 Membuat penjelasan tentang dafatar sepeseifiaksi teknis sendiri yang
kemudian diajukan kepada material dari kontraktor/supplier.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB II
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pemeriksaan Dokumen Kontrak

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Rencana kerja dan syarat-syarat terhadap metode kerja serta prosedur
pelaksanaan diperiksa
1 Ya, karena RKS digunakan pengawas sebagai dasar untuk menilai kualitas
pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
2 Uraian tentang pekerjaan persiapan tapak yang meliputi:
 Kewajiban Kontraktor menyediakan tenaga ahli dan tenaga pelaksana
yang kompeten dalam bidang pengerjaan konstruksi.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan peralatan kerja.
 Kewajiban Kontraktor menyediakan material yang diperlukan berikut
jadwal pengirimannya.
 Dll.
3 SNI, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Badan
Standarisasi Nasional.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Pengawasan atas jenis dan mutu bahan dilakukan.
1  Memastikan jenis dan mutu bahan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
 Pada saat pelaksaanaan produksi dengan membentuk elemen-elemen
struktur sesuai dengan gambar kerja yang ada.
2 1. Yield point (Fy)
2. Kekuatan tarik (Tensile strength)
3. Modulus Elastisitas (E).
4. Daktilitas (Ductility).
5. Kemampuan pengelasan (Weldability).
3 Resistansi-korosi secara relatif didasarkan pada kemiringan kurva
kehilangan akibat korosi (curves of corrosion loss) yang menunjukkan
pengurangan tebal bahan dikaitkan dengan waktu (umur bahan).

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Pengawasan atas mutu perakitan dilakukan.
1 1. Pembersihan dan pemotongan.
2. Komponen/Elemen pendukung.
3. Penyiapan komponen utama.
4. Perakitan.
5. Kontrol Kualitas (perakitan).
6. Pengerjaan permukaan.
7. Kontrol Kualitas (produk jadi).
8. Transportasi.
2 1. Pengawasan terhadap material/komponen yang masuk.
2. Pengawasan pada proses fabrikasi, selama dan atau setelah fabrikasi.
3. Pengawasan produk jadi sebelum dan saat dikirim.
4. Kalibrasi alat-alat ukur.
5. Sertifikat Tukang Las.
3 1. Pengeboran (drilling).
2. Pemukulan (punching).
3. Penitikan (coping).
4. Penyisiran (cropping).

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB III
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Pekerjaan Pra Pabrikasi

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
5. Penorehan (notching).
6. Cutting of openings.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Pengawasan terhadap pengkodean elemen struktur dilakukan.
1 Agar tidak mengalami kesulitan atau keruwetan dalam pemasangan yang
akhirnya akan dapat mempengaruhi penyelesaian pekerjaan pemasangan
baja struktur.
2 1. Sistem pengkodean yang dapat ditrasir (traceability) dengan mudah.
2. Pengkodean tidak hanya dilakukan pada elemen-elemen struktur utama,
tapi juga dilakukan pada elemen-elemen pendukung.
3. Saat ini pengkodean pada elemen struktur sudah banyak dilakukan
dengan menempelkan label. Kode material dapat dicetak dari gambar
yang dibuat dengan aplikasi komputer.
3 Melakukan penyelesaian pekerjaan pemasangan baja struktur.
Melakukan penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Pengawasan terhadap peralatan pengamanan dilakukan
1 1. Topi Keselamatan (Safety Helmet).
2. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes).
3. Sarung Tangan.
4. Ikat pinggang pengaman.
5. Tali pengaman.
6. Disamping alat pelindung diri diatas pekerja harus berpakaian yang
komplit sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti
tukang las harus dilengkapi jaket/ rompi kulit
2
No NAMA APD STANDARD
1 Topi Pengaman ANSI Z 89,1997 Standard
(Helmet) CE DIN EN397
2 Sepatu Pengaman SII – 0645 – 82, DIN 4843,
(Safety Shoes) Australian Standard AS/ NZS 2210.3.2000,
ANSI Z 41PT99, SS 105,1997
3 Sarung Tangan ANSI/ISEA 105-2005
4 Sabuk Pengaman Europen Standard (EN 361-2002)
American National Standard (ANSI A10.14-
1991)
Australian Standard (AS/NZS 1891.1:1995)
CE EN361-3
.
3 Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau
terluka pada tangan seperti pekerjaan pembersihan fabrikasi dan
penyetelan, pekerjaan las, dll.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Pengawasan atas penopang sementara dilakukan
1 Untuk menghindari terjadinya runtuhnya struktur baja karena struktur
cenderung masih belum stabil sehingga diperlukan penyokong sementara
2 Malakukan pemeriksaan dokumen inspeksi.
3 1. Mengetahui tentang Dokumen inspeksi yang dibuat minimal setahun
sekali dibuat oleh orang yang qualified.
2. Informasi lainnya yang terdapat pada inspeksi tahunan tersebut,
pemilik harus menunjuk orang yang kompeten memeriksa secara visual
setiap akan digunakan, selama digunakan untuk memastikan bahwa
peralatan penopang sementara dioperasikan dengan kondisi baik.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
Setiap kekurangan/kerusakan kecil yang terjadi harus segera dilakukan
perbaikan sebelum digunakan kembali.
3. Selama pemeriksaan, petugas yang kompeten harus memeriksa
bagian-bagian yang bergerak yang dapat menimbulkan lendut atau
distorsi.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Pengawasan atas peralatan bantu pekerjaan dilakukan
1 Harus bias mengatahui peralatan yang layak pakai dan memahami cara-
cara penggunaannya yang benar.
2 Baut, mur dan ring.
3 1. Pemilihan alat bantu dilakukan sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan
2. Peralatan bantu digunakan untuk menghasilkan suatu produk sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan yang ditentukan, dapat berupa pekerjaan
akhir (finishing), kekuatan akhir produk, ukuran atau bentuk yang akan
dihasilkan dapat diidentifikasi.
3. Keamanan dalam penggunaan alat sebelum, selama dan setelah
digunakan dapat dipastikan.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
4. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan erection dilakukan
1  Melakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan metode pelaksanaan yang telah diusulkan
kontraktor dan disetujui oleh pengawas.
 tidak terlepas daripada perencanaan pekerjaan pemasangan yang
telah disusun/dibuat.
 pekerjaan pemasangan elemen-elemen struktur
direncanakan/diprogram dengan cepat.
2 Dapat menghemat waktu dan biaya, serta pelaksanaan pekerjaannya tidak
dipengaruhi cuaca dan pekerjaan temporer yang mahal tidak diperlukan.
3 1. Pekerjaan yang berulang dan standardard diidentifikasi dengan baik
2. Pekerjaan pemasangan direncanakan sesederhana mungkin.
3. Pekerjaan ereksi direncanakan semudah mungkin (dibuat sederhana)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB IV
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Erection Dan Sambungan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
4. Memahami kompleksitas proses desain dan produksi setiap elemen
struktur.
5. Mengadakan koordinasi melalui meeting berkala.
6. Resiko yang mungkin terjadi pada tahap ereksi diidentifikasi dengan
baik.
7. Mempertimbangkan hubungan kerja yang baik diantara tim selama
proses kontruksi.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
5. Pengawasan atas mutu sambungan baut/paku keling/rivet dan atau las
dilakukan
1 1. Baut tanpa pembebanan awal (Non-preloaded bolts).
2. Baut dengan pembebanan geser yang tinggi (Preloaded high-strength
friction-grip bolts).
3. Baut dengan pembebanan penuh (Fully threaded bolts).
2 1. Baut tanpa pembebanan HSFG
 Grade Biasa BS 4395-1
 Grade Tinggi BS 4395-2
2. Baut dengan pembebanan awal HSFG
 Grade Biasa BS 4395-1
 Grade Tinggi BS 4395-2
3 Pada pemilihan tipe sambungan, ukuran pengelasan, spesifikasi bahan
pengelasan, dan kualitas yang ditentukan.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
6. Pengawasan atas pengaku, ikatan angin, pelat kopel dilakukan
1 Sebagai penahan gaya lateral yang berasal dari angin, temperatur serta
pergerakan cranes dan peralatan lain pada saat perakitan dan
pemasangan.
2 terjadi keruntuhan rangka struktur maka yangakan terjadi juga
menimbulkan beban biaya yang besar untuk melakukan perbaikan ulang.
3 memberikan instruksi/perintah yang jelas, Hal lain yang juga dapat
membantu adalah mempekerjaan tukang yang telah berpengalaman dan
mengerti betul atas apa yang dilakukannya.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Pemeriksaan terhadap titik-titik koordinat dilakukan
1 1. Titik-titik koordinat utama bangunan, terutama posisi kolom.
2. Posisi kedataran dan ketinggian (level) plat dasar dudukan kolom.
3. Posisi ketegakan (verticality) kolom.
2 Titik-titik koordinat utama bangunan.
Titik koordinat penentu.
3 Pemeriksaan pertama adalah terhadap titik-titik koordinat utama bangunan.
Ini biasanya dilakukan terhadap pemasangan awal elemen rakitan. Karena
jika titik koordinat penentu ini salah, maka seluruh koordinat yang lain juga
akan salah. Ketepatan tittik koordinat ditentukan dari penempatan angkur
baut yang akan mengunci posisi kolom.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Pemeriksaan terhadap Leveling dilaksanakan
1 Melakukan pemasangan kolom elevasi bawah pelat dasar (base plate)
harus sesuai dengan gambar.
2 Ketepatan leveling ditentukan dengan menyetel (menggeser ke atas dan
ke bawah) baut dibawah base plate pada posisi yang diinginkan.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3. Pemeriksaan terhadap ketegakan (verticality) / lot dilakukan
1 Dongkrak, mesin derek dengan kabel, penguat kabel (straining screws),
pasak, unting-unting besar, serta theodolite.
2 1. Pasang kaki tiga penyangga / tripod / statip pada tempat yang
dikehendaki, biasanya pada titik ikat atau titik yang sudah diketahui
koordinat dan elevasinya.
2. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil, serta
pelat tempat dudukan untuk meletakkan alat ukur ( tribrach ) pada
posisi semendatar mungkin.
3. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05 BAB V
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Pengawasan Atas Keseluruhan Bangunan

kaki secukupnya.
4. Pasang Theodolith pada dudukan atau tribrach dan kencangkan
sekrupnya.
5. Secara simultan tepatkan penanda ketepatan posisi as vertical Total
Station pada titik yang dikehendaki (centering).
6. Atur sumbu I sumbu Vertikal dan Sumbu II Horizontal dengan
menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak, yang biasanya disebut
sekrup A, B, C.
7. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan
posisi kita berdiri, tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran
yang ada.
8. Putar Theodolith terhadap sumbu I sebesar 90o terhadap posisi kita,
cek apakah posisi nivo masih tetap berada di tengah lingkaran, jika
tidak gunakan sekrup C untuk menepatkan nivo kembali ketengah
lingkaran.
9. Cek kembali posisi penanda ketepatan as sumbu vertical apakah masih
berada pada posisi titik yang dimaksud.
10. Jika bergeser maka kendorkan sekrup pengunci Total Station pada
tribrach dan geser perlahan-lahan sehingga posisi penanda arah
vertical tepat berada dititik yang dikehendaki lalu kuatkan sekrup
pengikat.
11. Cek kembali posisi gelembung apakah masih berada di pusat
lingkaran, jika tidak gunakan sekrup A, B, C kembali secara lebih
perlahan untuk menempatkan posisi gelembung nivo pada lingkaran
yang ada.
12. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah
berada pada tengah-tengah bidang nivo, maka alat sudah siap untuk
dioperasikan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-05
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

DAFTAR PUSTAKA

1. The Steel Construction Institure, Steel Designers Manual, 6th ed., Ascot:2003

2. M. Myint Lwin, Building Engineering, Standard Handbook for Civil Engineers, The
McGraw-Hill Companies, 2004.

3. Smithells Metals Reference Book, 7th ed., Butterworth-Heinemann, Oxford, 1992

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)

Anda mungkin juga menyukai