BUKU INFORMASI
2011
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efisien guna meningkatkan
kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan kerja berbasis
kompetensi.
Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka disusunlah
modul pelatihan berbasis kompetensi untuk Sub Bidang Tukang Bangunan Gedung, dengan judul
“PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL”, yang mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Melaksanakan Pekerjaan Pondasi Dangkal. Modul
pelatihan berbasis kompetensi ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 14/PRT/M/2009, tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor
Jasa Konstruksi.
Modul pelatihan berbasis kompetensi ini, terdiri dari 3 buku yaitu Buku Informasi, Buku
Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku ini merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku
yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk
membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi .
Buku modul ini dipergunakan untuk materi pelatihan berbasis kompetensi bagi Tukang Bangunan
Gedung, khususnya untuk pekerjaan pembangunan perumahan serta dapat juga dipergunakan
untuk pekerjaan pembangunan Apartemen.
Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga bermanfaat untuk
menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, ...............................
Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Badan Pembinaan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum
ttd
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Isi Modul
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan
dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
2. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
3. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
4. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
5. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
6. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
1. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber
pelatihan.
2. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
3. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
4. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
1. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
2. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
3. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
4. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan
serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut
oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar
tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk
mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta
memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi,
kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang
yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Durasi/waktu Pelatihan.
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
6. Mengerjakan urukan 6.1 Alat, bahan, dan lokasi kerja disiapkan sesuai
tanah pada sisi pondasi. dengan spesifikasi teknis.
6.2 Pengurukan dilakukan sesuai dengan
spesifikasi teknis.
6.3 Bahan urukan dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi teknis.
6. Catatan khusus
Selama penilaian peserta akan:
a. selalu menunjukkan praktek kerja yang aman.
b. memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas yang
dilaksanakan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yang aman dan
efisien.
c. mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya.
d. selalu merencanakan tugas-tugas dan meninjau kembali persyaratan-
persyaratan suatu tugas apabila diperlukan.
e. melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi standar.
f. melakukan seluruh tugas sesuai dengan spesifikasinya.
g. menggunakan cara-cara, praktik-praktik, proses-proses teknik dan prosedur
di tempat kerja. Tugas-tugas tersebut diselesaikan dalam jangka waktu
yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas khusus di tempat kerja.
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
1. Umum
Setelah modul ini diajarkan peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
melaksanakan pekerjaan pondasi dangkal dengan baik dan benar sesuai dengan
spesifikasi teknis.
2. Khusus
Setelah mempelajari modul ini, peserta pelatihan mampu:
a. Peserta pelatihan mampu mengerjakan galian tanah lubang pondasi.
b. Peserta pelatihan mampu melakukan perbaikan tanah dasar.
c. Peserta pelatihan mampu mengerjakan profil pondasi.
d. Peserta pelatihan mampu membuat pondasi dangkal.
e. Peserta pelatihan mampu memeriksa hasil pekerjaan pondasi dangkal.
f. Peserta pelatihan mampu mengerjakan urukan tanah pada sisi pondasi.
3. Deskripsi
Modul ini terutama membicarakan mengenai pengetahuan tentang peralatan
tukang, cara mengerjakan pondasi dangkal, dan memperbaiki kesalahan pekerjaan
pondasi dangkal.
Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
4.1. Pendahuluan
Pondasi merupakan kaki dari suatu bangunan. Fungsi pondasi secara umum adalah untuk
menerima beban diatasnya dan kemudian menyalurkan pada tanah dibawahnya baik
secara langsung maupun tidak langsung, tergantung kondisi tanah dibawahnya.
Kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan pondasi dapat mengakibatkan kegagalan
bangunan secara keseluruhan, maka pondasi haruslah cukup kuat. Kesalahan dalam
menentukan bentuk dan ukuran pondasi juga dapat meruntuhkan bangunan.
Fungsi lain dari pondasi adalah untuk duduknya dinding, pondasi juga berfungsi sebagai
penahan tanah. Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan
tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
4.1.1. Pondasi dangkal
1. Pondasi setempat
Pondasi setempat dipilih bila kedalaman lapisan tanah keras maksimal 1 m.
Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar dari tebal dinding tembok di atasnya,
dimaksudkan untuk memperkecil beban persatuan luas pada tanah dasar,
karena daya dukung tanah dasar pondasi pada umumnya lebih kecil dari daya
dukung pasangan badan pondasi. Pondasi langsung/setempat yang
menggunakan bahan batu kali, batu bata dan beton tumbuk, penampang
badan pondasi membentuk bangun trapesium, selain berguna bagi kestabilan
kedudukan pondasi juga untuk efisiensi.
2. Pondasi menerus
3. Pondasi pelat
Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di
bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang,
tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung
disiplin ilmu atau pasarannya. contohnya: fondasi tiang pancang. Yang termasuk
pondasi dalam antara lain : pondasi tiang pancang (beton, besi, pipa baja), pondasi
sumuran, pondasi bor pile.
Gambar pondasi tiang pancang beton Gambar pondasi tiang pancang beton
Untuk membuat pondasi diperlukan adanya pekerjaan galian tanah, karena pada
umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah lapisan tanah humus yang
sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik.
1. Tujuan pemasangan
Pemasangan benang bertujuan untuk memberi acuan dan meyakinkan,
bahwa peletakan bangunan berada pada posisi yang benar dan setiap
sisinya membentuk sudut siku-siku (90°) serta bangunan dalam kondisi
datar, dikontrol dengan waterpas dan dipasang papan bouwplank.
Pemasangan benang dimaksudkan juga untuk menunjukkan as bangunan
beserta ruangan-ruangannya.
2. Prosedur pemasangan
a. Periksa/perhatikan gambar kerja
b. Pasang/tanamkan patok-patok di titik-titik tertentu di lapangan untuk
papan bouwplank sesuai gambar kerja. Papan bouwplank harus diketam
rata pada sisi atasnya dan dipilih papan yang berbentuk lurus.
h. Pasang papan bangunan (bouwplank) sesuai tanda letak titik duga dan
gambar kerja.
2. Prosedur penandaan
a. Periksa gambar kerja.
b. Pasang patok/penanda pada titik-titik diujung rencana galian.
c. Rentangkan benang pengarah penandaan rencana galian.
d. Taburkan kapur diatas dan sepanjang rentangan benang, selebar rencana
galian.
3. Penandaan rencana galian.
Penandaan dilakukan dengan menaburkan kapur disepanjang jalur pondasi,
sebagaimana pada kegiatan pemasangan papan bangunan (dengan cat meni),
sesuai dengan gambar kerja.
Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang
besar, dasar pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm didalam permukaan tanah
sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat
secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi.
1. Tujuan
Untuk memenuhi beberapa syarat pekerjaan pondasi, seperti : Fungsional :
mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beban diatasnya,
Struktural : tidak ambles dan tidak berubah bentuk
2. Prosedur
a. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan
pada lapisan tanah yang keras.
b. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras,
sebagian pada tanah lembek.
Blincong/gancu, berfungsi
untuk membongkar tanah
berbatuan keras.
2. Prosedur pengeringan
a. Tebing galian harus dipasang penahan agar terhindar dari longsoran,
dengan membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama
masa penggalian, karena perlu stabilitas selama penggalian.
b. Air/air hujan/air tanah dari galian harus dikeringkan dengan cara
dipompa dan dibersihkan sebelum pekerjaan pondasi dimulai.
3. Alat yang digunakan
Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa
air dengan jumlah dan kapasitas yang cukup atau pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya
air pada dasar galian.
Gambar Kompresor
2. Prosedur pemasangan
Bambu adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di Indonesia
serta untuk memperoleh anyaman bambu sangat mudah dan harganya pun
relatif murah. Sebagai perkuatan, anyaman bambu ini diletakkan pada tanah
kohesif dengan daya dukung rendah yang di atasnya diperkuat dengan
lapisan sirtu. Diharapkan dari penempatan perkuatan anyaman bambu
tersebut bidang runtuh tanah akan terpotong oleh anyaman bambu sehingga
daya dukung tanah akan meningkat.
4. Pemasangan perkuatan
a. Perkuatan dengan anyaman bambu
Anyaman bambu digelar/dibentangkan di dasar lubang galian, lalu di
atasnya diperkuat dengan lapisan sirtu.
b. Perkuatan dengan cerucuk bambu
Batang-batang bambu ditancapkan dasar lubang pondasi dengan
kerapatan tertentu, menggunakan alat pemukul/palu dari kayu/besi.
c. Perkuatan dengan geocomposit/geogrid
Seperti anyaman bambu, geocomposit/geogrid digelar/dibentangkan di
dasar lubang galian, lalu di atasnya diperkuat dengan lapisan sirtu.
buldozer
Soil compactor
Soil compactor
Soil compactor
Gambar sekop
Gambar cangkul
2. Prosedur penyiapan
a. Profil pondasi dibentuk diluar galian pondasi.
Pengungkit/Pencabut paku,
berfungsi untuk mencabut kembali
paku yang tertancap di kayu.
Gambar palu
4. Jenis dan fungsi bahan
Bahan profil pondasi yang biasa dipakai adalah kayu atau bambu. Kayu dan
bambu dipilih karena mudah pembentukan dan pembongkarannya,
mengingat waktu penggunaannya relatif singkat.
5. Pelaksanaan pekerjaan
Di dalam lubang lokasi galian, dapat dirakit bekisting untuk pondasi (profil
pondasi), dengan ukuran lebar 75 cm dan tinggi 25 cm. Pekerjaan ini
bermanfaat untuk penempatan as dinding diatasnya.
Gambar rumah diatas pondasi tiang pancang Gambar sepatu tiang pancang kayu
kayu
2. Prosedur
Judul Modul: Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Dangkal
Buku Informasi Versi : 2011 Halaman: 44 dari 58
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Tukang Bangunan Gedung F.45…. … .03
e. Catat pada format laporan hasil pemeriksaan, semua hal yang tidak
sesuai dengan gambar kerja.
3. Pelaksanaan identifikasi
Lakukan kegiatan identifikasi terhadap kesalahan pelaksanaan pekerjaan
pondasi dangkal, sesuai dengan langkah-langkah 1 – 5 pada setiap selesai
melakukan pekerjaan pondasi dangkal.
4. Pelaksanaan pekerjaan
Pengurukan tanah dilakukan setelah selesai pekerjaan pondasi dangkal
sesuai dengan gambar kerja. Pengurukan dilakukan secara bertahap,
diratakan setebal 20-30 cm dan dipadatkan.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :
1. Buku Informasi
2. Buku kerja
3. Buku Penilaian
DAFTAR PUSTAKA