BUKU INFORMASI
2009
i
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan ............................................................ 14
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ..................................................................... 14
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ...................................................................... 15
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ..................................................................... 15
4.6. Memeriksa, memilih dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ............ 28
4.6.1. Semua APD diperiksa terhadap kerusakan yang terjadi ......................... 28
4.6.2. Alat pelindung yang sesuai dipilih dengan menyesuaikan kondisi
operasi ................................................................................................... 33
4.6.3. Alat pelindung diri digunakan selama pengoperasian gondola................ 34
4.6.4. Checklist peralatan APD diisi dan disetujui oleh atasan langsung .......... 35
ii
diperiksa sesuai dengan petunjuk pemakaian ........................................ 37
4.7.4. Semua alat sistem keselamatan mandiri harus diletakkan dengan rapi
dan disimpan di tempat yang aman ........................................................ 39
4.7.5. Checklist sistem keselamatan diisi dan dilaporkan kepada atasan
langsung ................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
iii
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Gondola Pada Bangunan Gedung F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 01
BAB I
PENGANTAR
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap.
Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikat Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
1. Kontek Variabel
1.1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja perorangan
1.2. Unit kompetensi ini sebagai acuan untuk penerapan pekerjaan operator
gondola
1.3. Untuk pelaksanaan ketentuan K3 pemantauan dilakukan oleh pengawas
pelaksana pemeliharaan gedung
1. Kondisi Penilaian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara
konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan
yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan
kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode
uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai
dengan tuntutan standar. Metode tersebut antara lain:
1.1 Wawancara/uji lisan,
1.2 Ujian tertulis.
1.3 Observasi,
1.4 Penugasan/demonstrasi
1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan
5. Aspek Kritis
Menemukan kembali sikap kerja yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan unit ini antara pengetahuan dan keterampilan
5.1 Penggunaan tali kekang tubuh (full body harnes) harus cermat dan teliti
terutama pada bagian kancing penghubung
5.2 Tali keselamatan (Safety Line) tidak boleh terinjak atau tertindih benda-
benda berat karena akan mengakibatkan bagian dalam tali putus dan
akan tidak terlihat
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Persiapan/ Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek.
c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus.
Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.3.1. Definisi
Pekerjaan Operator Gondola Pada Bangunan Gedung adalah salah satu
bagian dari pekerjaan konstruksi
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tinginya,
baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas.
2. Sebagai upaya untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan-
kecelakaan akibat kerja, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi para
tenaga kerja, merawat dan meningkatkanefisiensi dan daya produktivitas tenaga
manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan
bekerja.
4.4.1. Semua gejala dini dari suatu penyakit dan kelelahan phisik yang
dirasakan harus diidentifikasi.
Beberapa contoh penyakit umum yang sering terjadi dan mudah dirasakan adalah :
Kondisi
No Kesehatan Keterangan
Sehat Sakit
1. Kepala
2. Tenggorokan
3. Hidung
4. Mata
5. Perut
6. Dll/Sebutka rasa lelah :
4.4.3. Hasil cek phisik mandiri dilaporkan kepada atasan langsung untuk
mendapatkan ijin bekerja
Cheklist yang telah diisi dan ditandatangani oleh operator gondola terus
diserahkan kepada atasan langsungnya. Apabila menurut penilaian atasan
langsung tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan kelelahan maka operator
gondola tidak dizinkan bekerja. Namun jika memenuhi syarat maka dizinkan
bekerja. Izin/persetujuan dari atasan langsung harus dibuat secara tertulis dengan
menanadatangani cheklist tersebut.
Kecelakaan timbul karena kontak tubuh atau benda dengan sumber energi yang
melampaui nilai ambang batas. Sumber energi ini dapat berupa tenaga gerak, kimia,
listrik dan lain-lain. Beberapa energi yang sering menimbulkan kecelakaan adalah
terbentur pada suatu benda, terbentur pada benda/alat yang bergerak, jatuh ke tingkat
yang lebih rendah, kontak dengan listrik dan panas.
1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, tekanan udara, kelembaban,
cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain.
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan
benda-benda padat.
3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan.
4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin atau bangunan, sikap dan cara kerja.
5. Faktor mental psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan diantara pekerja atau
dengan pengusaha, pemeliharaan kerja dan sebagainya.
Selain dari pada itu, berdasarkan data dari organisasi buruh dunia ( ILO ),
sebab dari kecelakaan kerja adalah :
1. Tindakan tidak aman ( 80% ), bias berasal dari tingkah laku/sikap yang tidak
aman, kelelahan, kurangnya pengetahuan/ketrampilan, cacat tubuh yang tidak
terlihat.
2. Kondisi yang tidak aman ( 20% ), bias berasala dari peralatan, lingkungan,
proses, metode dan kebijakan perusahaan.
Adapun penyakit akibat kerja berasal dari berbagai hal yaitu factor fisik, kimia,
biologias, mental-psikologis dan fisiologi.
Dari penyebab dasar inilah keadaan yang disebut substandar ( unsafe ), yang
berupa gejala-gejala dari kondisi dan perbuatan substandard, yaitu kondisi yang
tidak memenuhi standar. Kondisi dan perbuatan substandard ini timbuk sebagai
akibat dari adanya penyebab dasar ( basic cause ).
Adapun contoh bahan atau barang yang kadang - kadang dijumpai dan
berpotensi menimbulkan bahaya di tempat kerja adalah :
1. Terpal penutup keranjang gondola, terkadang terpal tersebut belum dipindahkan
dari keranjang gondola. Hal ini akan mengganggu keleluasaan operator gondola
dalam bekerja.
2. Ember dan kaleng untuk material kebersihan yang tertinggal di lantai dasar
dapat mengganggu kelancaran dan berbahaya untuk pengoperasian gondola.
3. Kabel maupun tali yang tidak terpakai tetapi masih tertinggal di keranjang
gondola maupun di lantai dasar.
4. Kendaraan yang diparkir di area kerja gondola lantai dasar.
5. Pintu jendela pada dinding yang akan dibersihkan dalam keadaan terbuka.
6. Rel gondola yang terletak di lantai atap ( roof floor ) harus bersih dan bebas dari
benda apapun yang mengganngu dan/atau membahayakan pengoperasian
gondola.
7. Benda-benda lain yang ada di area atau lokasi kerja tetapi tidak ada kaitannya
bahkan membahayakan atau mengganggu pengoperasian gondola.
8. Apabila benda, bahan maupu barang – barang tersebut dijumpai di lokasi atau
area kerja maka harus disingkirkan atau dipindahkan sebelum gondola
dioperasikan.
4.5.3. Tempat kerja dibersihkan dari bahan dan barang yang dapat
menimbulkan bahaya yang mungkin timbul.
Apabila di tempat atau area kerja ditemuka bahan dan barang yang dapat
menimbulkan baha seperti yang dibahas sebelumnya, maka barhan atau barang
tersebut harus disingkirkan.
Untuk menyingkirkan atau memindahkan bahan atau barang tersebut
dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Jika bahan atau barang tersebut milik perusahan sendiri langsung dipindahkan
d. Anjuran/peringatan
Setiap akan memulai pekerjaan sebaiknya dilakukan penjelasan
singkat tentang pentingnya cara kerja yang aman dan penggunaan
alat pengaman kepada semua pekerja serta hasil evaluasi terhadap K-
3 pada hari sebelumnya (safety briefing).
2. Menguasai tindakan yang tidak aman (unsafe action)
Untuk dapat menguasai dan mengendalikan sebab-sebab tindakan tidak
aman (unsafe action) dari seseorang, perlu penelitian dan perbaikan
dengan seksama dalam hal :
a. Pengawasan
b. Analisis jabatan
c. Menanamkan disiplin kerja
d. Latihan kerja
e. Penempatan pekerja yang sesuai dengan jurusan,
keahlian/keterampilan, dan bakatnya masing-masing
f. Pemeriksaan kesehatan pada setiap permulaan kerja dan secara
berkala.
3. Menyelidiki sebab-sebab kecelakaan
Sebelum mengambil tindakan pencegahan kecelakaan, adalah penting
untuk menyelidiki dan mengetahui :
a. Sebab-sebab dari kecelakaan yang terjadi
b. Bahaya-bahaya kecelakaan yang ada, yang dapat menyebabkan
kecelakaan dengan cara :
1) Memeriksa semua kecelakaan
2) Membuat daftar statistik kecelakaan
3) Memeriksa semua kondisi kerja di sekitar tempat kerja
4.5.4. Bahan dan barang yang berbahaya ditempatkan di tempat yang sudah
ditentukan
4.5.5. Checklist penilaian resiko diisi dan disetujui oleh atasan langsung
Bagian tubuh yang sering mendapat kecelakaan adalah kepala, tangan dan
kaki. Oleh karena itu, bagian tubuh tersebut perlu mendapat perlindungan
secukupnya, sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. Beberapa alat
pelindung diri tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sepatu
b. Sarung Tangan
Sarung tangan ini berguna untuk melindungi tangan dari batuan yang tajam,
serpihan besi, ciran, semen dan memegang dan bergesekan dengan kawat baja
c. Helm
d. Sabuk Pengaman
e. Penutup Telinga
Penutup telinga berguna untuk melindungi telinga dari suara bising akibat pekerjaan
konstruksi
f. Pelindung Pernafasan
g. Kacamata / Goggles
Pakaian las ini digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan api akibat las.
Setelah operator gondola mengenali jenis-jenis alat pelindung diri tersebut ( APD ),
maka APD tersebut harus dipeiksa kondisinya dari kerusakan yang terjadi.
Pemeriksaan kondisi APD tersebut adalah sebagai berikut :
a. Helm, diperiksa apakah ada yang retak, pecah ataupun tidak utuh sehungga
Judul Modul: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 32
BUKU INFORMASI 2009
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Operator Gondola Pada Bangunan Gedung F. 45 3 1 6 5 2 01 I 08 01
Setelah mengenal berbagai jenis alat pelindung diri ( APD ), maka operator
gondola harus mampu memilih jenis alat pelindung diri yang diperlukan dan
sekaligus memeriksa kondisi alat pelindung diri tersebut apakah memenuhi syarat
untuk dipergunakan.
Alat pelindung diri ( APD ) yang digunakan oleh operator gondola adalah :
a. Helm
b. Sabuk pengaman
c. Sarung tangan
d. Sepatu
e. Masker
Selain memilih jenis-jenis alat pelindung diri yang akan digunakan, operator
gondola juga harus mampu mengenali kerusakan yang terjadi pada alat pelindung
diri (APD) tersebut. Apabila kondisi alat pelindung diri (APD) ternyata tidak
memenuhi syarat untuk digunakan maka operator gondola tidak boleh
menggunakan alat pelindung diri (APD) tersebut dan selanjutnya harus melapor
pada atasan langsung
3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi dengan
baik, untuk itu penyedia jasa atau kontraktor harus menyediakan dana khusus
untuk pengadaannya, hal ini tidak bisa dihindari demi untuk keselamatan dan
kesehatan pekerjanya disamping adanya ketentuan dari Undang Undang;
Permen; Kepmen dari pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan K3 disektor
konstruksi.
4.6.4. Checklist peralatan APD diisi dan disetujui oleh atasan langsung.
Sebelum operator gondola menggunakan alat pelindung diri ( APD ), maka
operator gondola harus memeriksa lebih dahulu kondisi APD yang akan digunakan.
Pemeriksaan kondisi APD dari kerusakan telah dilakukan seperti pada item 4.6.1
dan hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam check list dibawah ini untuk
menadapat persetujuan atasan. Apabila atasan menyetujui londisi APD untuk
digunakan, maka operator gondola dapat menggunakan APD tersebut. Namun jika
atasan menilai kondisi APD tidak layak pakai, maka operator gondola tidak boleh
menggunakan APD tersebut. Langkag selanjutnya menunggu atau mengikuti
perintah atasan.
Kondisi
No Nama APD Keterangan
Layak Pakai Tdk Layak Pakai
1. Helm
2. Sarung Tangan
3. Masker
4. Safety Belt
5. Sepatu
6. Dll
Adapun system keselamatan yang perlu diperiksa dan digunakan terdiri dari
penambat talikeselamatan (safety rope), tali keselamatan (safety line ), alat turun
(descender), alat naik (ascender) dan cincin kait (karabiner).
Jika hasil pemeriksaan fisik secara visual dan hasil tes beban terhadap penambat
tali keselamatan adalah baik, maka penambat tali keselamatan dapat digunakan
dan pengoperasian gondola dilanjutkan
4.7.2. Tali keselamatan (Safety Line) diperiksa sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
Sebelum gondola dioperasikan, maka tali keselamatan harus diperiksa
dengan teliti, jika hasil pemeriksaan ternyata tidak memenuhi syarat, maka gondola
tidak boleh dioperasikan.
Jika pemeriksaan fisik secara visual dan hasil tes beban terhadap tali keselamatan
(safety line) adalah baik maka tali keselamatan (safety line) dapat digunakan dan
pengoperasian gondola dilanjutkan. Namun jika hasil tes atau pemeriksaan
terhadap tali keselamatan ternyata tidak memenuhi syarat maka segera lapor
atasan dan langkah selanjutnya menunggu atau mengikuti perintah atasan.
4.7.3. Alat turun (descender), alat naik (ascender) dan cincin kait (karabiner)
diperiksa sesuai dengan petunjuk pemakaian.
4.7.4. Semua alat sistem keselamatan mandiri harus diletakkan dengan rapi
dan disimpan di tempat yang aman
Semua alat system keselamatan disimpan ditempat yang telah ditetntukan oleh
perusahaan.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai prses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda .
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk deperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
DAFTAR PUSTAKA
Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Stam, H.N.C, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja, Jakarta, Katalis, 1989