Anda di halaman 1dari 76

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LOGAM MESIN


SUB SEKTOR PENGELASAN

MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DI LINGKUNGAN KERJA
LOG.OO01.002.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................
1
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 3

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ..................................... 3


1.2. Penjelasan Modul...............................................................................
3
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)................................................. 4
1.4. Pengertian-pengertian Istilah..............................................................5

BAB II STANDAR KOMPETENSI.............................................................................


6

2.1. Peta Paket Pelatihan .........................................................................


6
2.2. Pengertian Unit Standar ....................................................................
6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ........................................................ 7
2.3.1. Judul Unit ............................................................................
7
2.3.2. Kode Unit .............................................................................
7
2.3.3. Deskripsi Unit .......................................................................
7
2.3.4. Elemen Kompetensi .............................................................. 8
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ..............................................................8
2.3.6. Batasan Variabel ..................................................................9
2.3.7. Panduan Penilaian ................................................................ 9
2.3.8. Kompetensi Kunci .................................................................10

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ........................................................


13

3.1. Strategi Pelatihan ..............................................................................


13
3.2. Metode Pelatihan ..............................................................................
13

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ......................................................................


15

4.1. Mengikuti Praktek-praktek Kerja yang Aman ....................................... 15


4.1.1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja ......................................................................................
15
4.1.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang
Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan .................... 21
4.1.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ......................................................................................
25
4.1.4. Praktek-praktek Kerja yang Aman ............................................ 30
4.1.5. Tata Laksana Industri .............................................................. 51
4.2. Melaporkan Bahaya-bahaya di Tempat Kerja ...................................... 54
4.2.1. Bahaya ...................................................................................
54
4.2.2. Polusi dari Industri ..................................................................62
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 1 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.3. Mengikuti Prosedur-prosedur Darurat ................................................. 65


4.3.1. Keselamatan Pribadi ................................................................
65
4.3.2. Keselamatan dan Perlindungan Kebakaran ................................. 67
4.3.3. Prosedur Pengungsian Darurat ..................................................72
4.3.4. Pertolongan Pertama ...............................................................
72

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPE- 74


TENSI

5.1. Sumber Daya Manusia .......................................................................


74
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ...........................................................
74
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan .....................................................
76

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 2 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh
Kriteria Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?


Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.

1.2.1. Isi Modul

a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.

b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 3 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.1. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :


 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).


Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 4 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

1.4. Pengertian-pengertian Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan
serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan
suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai
suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit,
elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 5 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan


Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul
lain yang berkaitan diantaranya :
2.1.1. Melakukan komunikasi kerja (LOG OO01.001.01)
2.1.2. Menerapkan K3 di tempat kerja (LOG OO01.002.01)
2.1.3. Menerapkan prosedur mutu (LOG OO01.003.01)
2.1.4. Membuat rencana tugas rutin (LOG OO01. 004. 01)
2.1.5. Melakukan pekerjaan dengan kerjasama tim (LOG.OO02.003.01)
2.1.6. Membuat laporan (LOG.OO02.009.01)
2.1.7. Menggunakan perkakas tangan (LOG.OO18.001.00)
2.1.8. Membaca gambar teknik (LOG.OO09.002.01)
2.1.9. Menggunakan peralatan pembanding dan atau alat ukur dasar
(LOG.OO12.001.01)
2.1.10. Patri lunak (dasar) – (LOG.OO05.003.01)
2.1.11. Menyolder dengan kuningan/perak (LOG.OO05.006.01)
2.1.12. Melakukan pemotongan secara mekanik (LOG.OO05.005.01)
2.1.13. Merakit komponen fabrikasi (LOG.OO05.010.01)
2.1.14. Mengelas dengan proses las busur metal manual (LOG.OO05.015.01)
2.1.15. Mengelas dengan proses las oksigen asetilen (LOG.OO05.021.01)

2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?


Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?


Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
keterampilan tertentu.

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai


kompetensi?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih
Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan
Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 6 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah


3 (tiga) kali.

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi


peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1. Judul Unit


Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Lingkungan Kerja

2.3.2. Kode Unit


LOG.OO01.002.01

2.3.3. Deskripsi Unit


Unit ini menggambarkan penerapan keselamatan kerja di tempat kerja
untuk melaksanakan praktek-praktek kerja yang aman, mengenali dan
melaporkan bahaya yang terjadi serta melaksanakan prosedur darurat.

Bidang : Kelompok Dasar Bobot Unit : 0

Unit Prasyarat :

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengikuti praktek- 1.1 Kerja dilaksanakan dengan aman sehubungan


praktek kerja yang dengan kebijakan dan prosedur perusahaan
aman serta persyaratan perundang-undangan.
1.2 Kegiatan rumah tangga perusahaan dilakukan
sesuai dengan prosedur perusahaan.
1.3 Tanggung jawab dan tugas-tugas karyawan
dimengerti dan didemostrasikan dalam
kegiatan sehari-hari.
1.4 Perlengkapan pelindung diri dipakai dan
disimpan sesuai dengan prosedur perusahaan.
1.5 Semua perlengkapan dan alat-alat
keselamatan digunakan sesuai dengan
persyaratan perundang-undangan dan
prosedur perusahaan.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 7 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.6 Tanda-tanda/simbol dikenali dan diikuti sesuai


instruksi.
1.7 Semua pedoman penanganan dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan, prosedur
perusahaan dan pedoman Komisi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Nasional yang sah.
1.8 Perlengkapan darurat dikenali dan
didemonstrasikan dengan tepat.

02 Melaporkan bahaya- 2.1 Bahaya-bahaya di tempat kerja selama waktu


bahaya di tempat kerja dikenali dan dilaporkan kepada orang
kerja yang tepat sesuai dengan prosedur
pengoperasian standar.

03 Mengikuti prosedur- 3.1 Cara-cara menghubungi personil yang tepat dan


prosedur darurat layanan darurat jika terjadi kecelakaan
didemonstrasikan.
3.2 Bila diperlukan prosedur kondisi darurat dan
evakuasi (pengungsian) dimengerti dan
dilaksanakan.
3.3 Dalam keadaan darurat, prosedur evakuasi
perusahaan diikuti.

2.3.4. Elemen Kompetensi


 Mengikuti praktek-praktek kerja yang aman
 Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja
 Mengikuti prosedur-prosedur darurat

2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja


 Kerja dilaksanakan dengan aman sehubungan dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan serta persyaratan perundang-undangan.
 Kegiatan rumah tangga perusahaan dilakukan sesuai dengan prosedur
perusahaan.
 Tanggung jawab dan tugas-tugas karyawan dimengerti dan
didemostrasikan dalam kegiatan sehari-hari.
 Perlengkapan pelindung diri dipakai dan disimpan sesuai dengan
prosedur perusahaan.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 8 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Semua perlengkapan dan alat-alat keselamatan digunakan sesuai dengan


persyaratan perundang-undangan dan prosedur perusahaan.
 Tanda-tanda/simbol dikenali dan diikuti sesuai instruksi.
 Semua pedoman penanganan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan,
prosedur perusahaan dan pedoman Komisi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Nasional yang sah.
 Perlengkapan darurat dikenali dan didemonstrasikan dengan tepat.
 Bahaya-bahaya di tempat kerja selama waktu kerja dikenali dan
dilaporkan kepada orang yang tepat sesuai dengan prosedur
pengoperasian standar.
 Cara-cara menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat jika
terjadi kecelakaan didemonstrasikan.
 Bila diperlukan prosedur kondisi darurat dan evakuasi (pengungsian)
dimengerti dan dilaksanakan.
 Dalam keadaan darurat, prosedur evakuasi perusahaan diikuti.

2.3.6. Batasan Variabel

Unit ini menerapkan praktek-praktek kerja yang aman seperti yang diterapkan di
semua tempat kerja logam dan teknik (rekayasa). Kompetensi-kompetensi yang
didemonstrasikan dihubungkan dengan kinerja dan penggunaan keahlian-keahilian
khusus. Prosedur-prosedur darurat dapat meliputi isolasi sistem darurat, listrik,
mekanik, pneumatik dan tim darurat serta perlengkapan air bila perlu. Unit ini dan
standar-standar ini tidak mencakup keahlian-keahlian tim darurat seperti pemadam
kebakaran, petugas P3K dan sebagainya.

2.3.7. PANDUAN PENILAIAN

a. Konteks Penilaian

Unit ini dapat dinilai di tempat kerja, diluar kerja atau kombinasi keduanya
penilaian di tempat maupun diluar kerja. Perencanaan harus konsisten dengan
bidang pekerjaan individu dan berhubungan dengan prosedur, alat,
perlengkapan, material dan dokumentasi yang relevan dengan bidang
pekerjaan. Kompetensi yang tercakup dalam unit ini akan didemonstrasikan
oleh pekerjaan individu itu sendiri atau sebagai bagian dari sebuah tim.
Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang diketahui oleh individu
yang dinilai.

b. Kondisi Penilaian

Kandidat akan diberikan semua tool, perlengkapan, material dan dokumentasi


yang dibutuhkan. Kandidat akan diperbolehkan untuk mengacu pada
dokumentasi berikut :
b.1 Prosedur di tempat kerja yang relevan.
b.2 Spesifikasi produk dan pabrikasi yang relevan.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 9 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

b.3 Kode, standar, petunjuk dan referensi material yang relevan.


b.4 Kandidat akan dibutuhkan untuk:
b.4.1 Secara lisan atau dengan metode komunikasi lainnya menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
b.4.2 Melaksanakan tugas-tugas yang diuraikan oleh pedoman ini,
dalam kerangka waktu yang dibuat antara supervisor /instruktur
calon dengan penilai, sebelum melakukan penilaian ini.
b.4.3 Mengenali rekan yang dapat didekati untuk mengumpulkan bukti
kompetensi.
b.4.4 Bukti nilai kemampuan yang ada untuk pelatihan diluar kerja
berhubungan dengan unit ini. Penilai akan puas jika kandidat
secara kompeten dan konsisten dapat melaksanakan semua tugas
yang dibutuhkan dan mempunyai pengetahuan yang mendalam
tentang semua kriteria yang dibutuhkan dalam unit ini.

c. Aspek Kritis

Unit ini dapat dinilai berhubungan dengan unit inti atau spesialisasi lainnya
dan tidak dipisahkan. Penilaian ini harus berhubungan dengan kinerja
kegiatan normal di tempat kerja dimana kompetensinya yang tercakup dalam
unit ini didemonstrasikan bersamaan dengan kompetensi inti atau spesialisasi
lainnya. Penilaian kompetensi ini dapat berhubungan dengan kompetensi inti
atau spesialisasi yang dibutuhkan oleh bidang kerja individu.

d. Catatan khusus

Selama penilaian individu akan :


d.1 Mendemonstrasikan praktek-praktek kerja yang aman setiap waktu.
d.2 Memberikan informasi tentang proses-proses, tugas-tugas yang sedang
dikerjakan untuk menjamin lingkungan kerja yang aman dan efisien.
d.3 Bertanggung jawab terhadap kualitas kerja mereka.
d.4 Merencanakan tugas di semua situasi dan mengulas persyaratan tugas
dengan tepat. Melaksanakan semua tugas sesuai dengan prosedur
standar operasi.
d.5 Melaksanakan semua tugas sesuai dengan spesifikasinya.
d.6 Menggunakan teknik-teknik rekayasa (engineering), praktek-praktek,
proses-proses dan prosedur yang diterima, di tempat kerja.

e. Pedoman penilai

e.1 Praktek-praktek kerja yang aman diikuti dengan melaksanakan semua


kegiatan di tempat kerja.
e.2 Praktek-praktek kerja yang aman yang berhubungan dengan semua
tugas yang sedang dilakukan di tempat kerja dapat diuraikan.
Kebijakan perusahaan dan persyaratan perundang-undangan yang
berhubungan dengan semua kegiatan di tempat kerja dapat dikenali
dan relevan dengan pekerjaan individu yang diuraikan.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 10 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

e.3 Kondisi tempat kerja dijaga dengan aman dan bersih dengan mengikuti
prosedur perusahaan.
e.4 Alasan-alasan untuk kerumah-tanggaan yang baik di tempat kerja
dapat diberikan. Syarat-syarat perusahaan dapat diuraikan.
e.5 Kegiatan di tempat kerja dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab
dan tugas-tugas karyawan, seperti bekerja dengan aman, tidak
membahayakan orang lain, mengikuti persyaratan perundang-
undangan perusahaan, mengikuti prosedur untuk menangani zat-zat
yang berbahaya dan sebagainya.
e.6 Tanggung jawab dan kewajiban karyawan dapat diberikan.
e.7 Perlengkapan pelindung diri yang tepat untuk menjalankan tugas, yang
diseleksi sesuai dengan prosedur perusahaan, dipakai dan setelah
dipakai disimpan dengan benar.
e.8 Alasan-alasan untuk menggunakan perlengkapan pelindung diri dapat
diberikan.
e.9 Ketika melaksanakan kegiatan-kegiatan di tempat kerja, semua
perlengkapan dan alat-alat keselamatan digunakan sesuai dengan
perundang-undangan dan persyaratan perusahaan.
e.10 Perlengkapan dan alat-alat keselamatan yang tepat untuk tugas-tugas
dan kegiatan-kegiatan tertentu di tempat kerja dapat diseleksi. Alasan
untuk menggunakan perlengkapan dan alat-alat keselamatan dapat
diberikan.
e.11 Kerja dilakukan sesuai dengan informasi yang diberikan oleh tanda-
tanda dan simbol keselamatan.
e.12 Tanda-tanda dan simbol dapat diterjemahkan dengan benar.
Penerapan tanda-tanda dan simbol pada kegiatan-kegiatan kerja
mereka dapat diuraikan.
e.13 Pedoman penanganan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
terdapat dalam perundang-undangan, prosedur perusahaan dan
pedoman Komisi Kesehatan dan Keselamatan Nasional.
e.14 Prosedur pedoman penanganan yang benar dapat dijelaskan. Situasi-
situasi kegiatan mereka di tempat kerja yang menerapkan prosedur-
prosedur ini dapat dikenali.
e.15 Penggunaan perlengkapan darurat yang benar dapat didemonstrasikan.
e.16 Lokasi perlengkapan darurat dapat diberikan. Jenis perlengkapan
darurat yang digunakan dalam situasi tertentu dapat dikenali. Alasan-
alasan untuk menyeleksi jenis perlengkapan tertentu dapat diberikan.
e.17 Bahaya-bahaya di tempat kerja yang ditemui dalam kegiatan sehari-
hari dicatat dan dilaporkan kepada personil yag tepat sesuai dengan
prosedur pengoperasian standar.
e.18 Bahaya-bahaya yang mungkin ditemui di tempat kerja dapat dicatat.
Prosedur-prosedur untuk melaporkan bahaya-bahaya dapat diberikan.
e.19 Prosedur untuk menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat
jika terjadi kecelakaan didemonstrasikan.
e.20 Orang-orang atau layanan yang dihubungi jika terjadi rangkaian
kecelakaan dapat dicatat (kebakaran, keracunan, patah lengan,
kecelakaan pada mata, jatuh terjungkal, ledakan, jatuh, kecelakaan
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 11 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

yang diakibatkan oleh listrik dan sebagainya). Alat-alat komunikasi


dengan personil yang dapat dipanggil dalam kondisi darurat dapat
dicatat. Prosedur dan alasan-alasan untuk memakai prosedur standar
dapat diberikan.
e.21 Prosedur kondisi darurat dan evakuasi didemonstrasikan dan jika
diperlukan diikuti.
e.22 Alasan-alasan untuk mengikuti prosedur-prosedur kondisi darurat dapat
dijelaskan. Prosedur-prosedur kondisi darurat dan evakuasi (yang
meliputi isolasi pemisahan) perlengkapan, misalnya listrik, mesin,
hidrolik, uap, gas air dan sebagainya) dapat diuraikan.
e.23 Jika terjadi keadaan darurat, prosedur darurat diikuti.
e.24 Alasan-alasan perusahaan untuk membuat prosedur evakuasi standar
dapat diberikan. Prosedur evakuasi perusahaan dapat diuraikan.

2.3.8. KOMPETENSI KUNCI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi. 1


2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi. 2
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas. 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok. 2
5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika. -
6. Memecahkan masalah. 1
7. Menggunakan teknologi. 1

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 12 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab
terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda
dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada
tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang
yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 13 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki
prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan
interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 14 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1. Mengikuti Praktek-praktek Kerja yang Aman


Untuk mengikuti praktek-praktek kerja yang aman akan dibahas mengenai
undang-undang dan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, praktek-
praktek kerja yang aman dan penjelasannya, serta tata laksana industri.

4.1.1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


a. Tentang Istilah
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1) Tempat kerja, ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk suatu keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagai mana terperinci pada pasal 2, termasuk tempat kerja
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
2) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagian yang berdiri.
3) Pengusaha ialah :
a) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
b) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada a) dan b), jikalau yang diwakili berkedudukan di luar
Indonesia.
4) Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan undang-undang ini.
5) Pegawai Pengawas, ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6) Ahli keselamatan kerja, ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya undang-undang ini.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 15 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

b. Ruang Lingkup
Pasal 2
1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, yang berada
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2) Ketentuan pada ayat (1) tersebut berlaku pada tempat kerja di mana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya yang termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
e) Dilakukan usaha perkembangan dan pengolahan emas, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
f) Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara.
g) Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dek,
stasiun atau gudang.
h) Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
i) Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan.
j) Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi dan
rendah.
k) Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting.
l) Dilakukan pekerjaan di dalam tangki, sumur atau lubang.
m) Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
n) Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 16 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

o) Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi


atau telepon.
p) Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis.
q) Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan, listrik, gas, minyak atau air.
r) Diputar film, dipertunjukan sandiwara, atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
3) Dengan peraturan perundang-undangan dapat ditunjukkan sebagai tempat kerja,
ruangan atau lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau
kesehatan yang bekerja dan atau berada di ruangan atau lapangan itu dapat
diubah perincian tersebut pada ayat (2)

c. Syarat-syarat Keselamatan Kerja


Pasal 3
1) Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya.
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun phychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya .
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 17 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan


penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2) Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut pada


ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknik dan teknologi
serta pendapat baru di kemudian hari.

Pasal 4
1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemakaian, penggunaan pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan
alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu
sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut pada
ayat (1) dan (2), dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja tersebut.

d. Pengawasan

Pasal 5
1) Direktur melakukan pengawasan umum terhadap undang-undang ini, sedang
para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
2) Wewenangan dan kewajiban direktur, pegawai pengawasan dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 18 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Pasal 6
1) Barang siapa tidak dapat menerima direktur dapat mengajukan permohonan
banding kepada panitia Banding.
2) Tata permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas panitia Banding dan
lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.

Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan undang-undang ini, pengusaha harus membayar
menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan.

Pasal 8
1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala kepada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur.
3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.

e. Pembinaan
Pasal 9
1) Pengurus diwajibkan menunjuk dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru
tentang :
a) Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c) Alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d) Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenanga kerja yang bersangkutan setelah
ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah mengalami syarat-syarat tersebut di
atas.
3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang di bawah pimpinannya dalam mencegah kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 19 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

f. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pasal 10
1) Menteri tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina
keselamatan dan Kesehatan Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling
pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau dan tenaga kerja di tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
2) Susunan Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lainnya
ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

g. Kecelakaan dan Cara Melaporkan


Pasal 11
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
yang dipimpinnya, kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
2) Tata cara melaporkan dan memeriksa kecelakaan oleh pegawai termaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. (contoh terlampir).

h. Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja


Pasal 12
1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai dan atau ahli
keselamatan kerja.
2) Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.
3) Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
4) Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
5) Menyertakan keberatan kerja pada pekerja dimana syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 20 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

i. Kewajiban bila memasuki tempat kerja.


Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan.

j. Kewajiban Pengurus
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
1) Secara tertulis menempatkan di tempat kerja yang dipimpinnya semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan,
pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
2) Memasang di tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
3) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.

4.1.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

a. Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
2) Kejadian berbahaya lainnya ialah suatu kejadian yang potensial, yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran,
peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
3) Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 21 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
5) Pegawai pengawas adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat
(5) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
6) Pengurus adalah :
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri ;
b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dirmaksud dalam huruf a) dan
b) yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
7) Menteri adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan.

b. Tata Cara Pelaporan Kecelakaan


Pasal 2
1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja dipimpinnya.
2) Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a) Kecelakaan Kerja;
b) Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah;
c) Kejadian berbahaya lainnya.

Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan
pekerjaannya ke dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-
undang No. 3 tahun 1992.

Pasal 4
1) Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib
melaporkan secara tertulis kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (2) huruf a), b), c) dan d) kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan
sesuai contoh bentuk 3 KK2 A lampiran 1.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 22 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan


secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.

Pasal 5
1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-05/MEN/1993.
2) Pengurus atau pengusaha yang belum mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-04/MEN/1993.
c. Pemeriksaan Kecelakaan
Pasal 6
1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dan
pasal 5, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai
pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
2) Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus
atau pengusaha.
3) Pemeriksaan dan pekerjaan kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Pasal 7
Pegawai pengawas dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengkajian
mempergunakan formulir laporan pemeriksaan dan pengkajian sesuai lampiran II
untuk kecelakaan kerja, lampiran III untuk penyakit akibat kerja, lampiran IV
untuk peledakan, kebakaran dan bahaya pembuangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 limbah dan lampiran V untuk bahaya lainnya.
Pasal 8
1) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 pada tiap-tiap akhir
bulan menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan
menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI peraturan ini.
2) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja harus menyampaikan analisis laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 23 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Departemen Tenaga Kerja setempat selambat-lambatnya tanggal 5 bulan


berikutnya.
Pasal 9
1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja berdasarkan analisis laporan
kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 menyusun analisis kecelakaan
dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir sebagaimana lampiran
VII peraturan ini.
2) Analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat untuk tiap bulan
3) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus segera menyampaikan
analisis kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri atau
Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 10
Cara pengisian formulir sebagaimana dimaksud dalam lampiran II, III, IV, V, VI,
dan VII sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1), pasal 8 ayat (1) dan pasal
9 ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
Pasal 11
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan berdasarkan analisis laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) menyusun analisis laporan kekerapan dan keparahan
kecelakaan tingkat nasional.

d. S a n k s i
Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan pasal 2, pasal 4 ayat (1),
diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) UU No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

e. Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan.
f. Ketentuan Penutup
Pasal 14
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, maka formulir bentuk 3 KK2 dalam
Peraturan Menteri No. PER-04/MEN/1993 dan Peraturan Menteri No. PER-
05/MEN/1993 dinyatakan tidak berlaku.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 24 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.1.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 tentang


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan krja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif;
2) Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hokum Republik
Indonesia;
3) Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan
suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang
direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai
kebijakan dan tujuan perusahaan;
4) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara;
5) Direktur ialah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 1
Tahun 1970;
6) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah pegawai teknik berkeahlian khusus
dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri;
7) Pengusaha adalah :
a) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
b) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 25 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada huruf a) dan b), jika kalau yang diwakili
berkedudukan di luar Indonesia.
8) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung tempat
kerja atau lapangan yang berdiri sendiri;
9) Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
10) Laporan Audit adalah hasil audit yang dilakukan oleh Badan Audit yang berisi
fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di tempat kerja sebagai
dasar untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja Sistem Manajemen K3;
11) Sertifikat adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan peraturan
perundangan Sistem Manajemen K3;
12) Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
ketenagakerjaan.

b. Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen K3


Pasal 2
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsusr
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

c. Penerapan Sistem Manajemen K3


Pasal 3
1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang
atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.
2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan
oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.
Pasal 4
1) Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.
b) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja;
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 26 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

c) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif


dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang
diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan
dan kesehatan kerja;
d) Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;
e) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pedoman penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri ini.

d. Audit Sistem Manajemen K3


Pasal 5
1) Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud
pasal 4, perusahaan dapat melakukan audit melalui badan audit yang ditunjuk
oleh Menteri.
2) Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
unsur-unsur sebagai berikut :
a) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen ;
b) Strategi pendokumentasian ;
c) Peninjauan ulang desain dan kontrak ;
d) Pengendalian dokumen ;
e) Pembelian ;
f) Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3 ;
g) Standar Pemantauan ;
h) Pelaporan dan perbaikan kekurangan ;
i) Pengelolaan material dan pemindahannya ;
j) Pengumpulan dan penggunaan data ;
k) Pemeriksaan sistem manajemen ;
l) Pengembangan keterampilan dan kemampuan;

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 27 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

3) Perubahan atau penambahan sesuai perkembangan unsur-unsur sebagaimana


dimaksud ayat (2) diatur oleh Menteri.
4) Pedoman teknis audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini.

e. Kewenangan Direktur
Pasal 6
Direktur berwenang menetapkan perusahaan yang dinilai wajib untuk diaudit
berdasarkan pertimbangan tingkat risiko bahaya.

f. Mekanisme Pelaksanaan Audit


Pasal 7
1) Audit Sistem Manajemen K3 dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
tiga tahun.
2) Untuk pelaksanaan audit, Badan Audit harus :
a) Membuat rencana tahunan audit ;
b) Menyampaikan rencana tahunan audit kepada Menteri atau Pejabat yang
ditunjuk, pengurus tempat kerja yang akan diaudit dan Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat ;
c) Mengadakan koordinasi dengan Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja
setempat ;
3) Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3.

Pasal 8
1) Badan Audit wajib menyampaikan laporan audit lengkap kepada Direktur dengan
tembusan yang disampaikan kepada pengurus tempat kerja yang diaudit.
2) Laporan audit lengkap sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini.
3) Setelah menerima laporan Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud
ayat (2), Direktur melakukan evaluasi dan penilaian.
4) Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian tersebut pada ayat (3), Direktur
melakukan hal-hal sebagai berikut :

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 28 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

a) Memberikan sertifikat dan bendera penghargaan sesuai dengan tingkat


pencapaiannya atau;
b) Menginstruksikan kepada Pegawai Pengawas untuk mengambil tindakan
apabila berdasarkan hasil audit ditemukan adanya pelanggaran atas peraturan
perundangan.

g. Sertifikat K3
Pasal 9
1) Sertifikat sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4) huruf a), ditanda tangani oleh
Menteri dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
2) Jenis sertifikat dan bendera penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.

h. Pembinaan dan Pengawasan


Pasal 10
Pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 dilakukan
oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

i. Pembiayaan
Pasal 11
Biaya pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3 dibebankan kepada perusahaan yang
diaudit.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 29 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.1.4. Praktek-praktek Kerja yang aman

a. Kesehatan

Kesehatan Diri
Dalam kehidupan pekerjaan
penting sekali memperhatikan
kesehatan diri. Mencuci tangan
Di bengkel bisa terjadi kecela- dengan air
kaan kecil dan besar. Kita ha-
rus berbuat sesuatu untuk
mencegah kecelakaan atau
memperkecil resikonya.

Menjaga badan dan tangan Sebuah bak untuk


agar tetap bersih merupakan air dingin
pendukung utama untuk
maksud ini.

Air bersih untuk mencuci dan


untuk minum harus tersedia di
dekat setiap bengkel

Terdapat banyak jenis keran, Tempat mencuci


dari keran air dingin yang piring dsb
sederhana sampai keran yang
dapat mencampur air dingin
dan panas sampai didapat suhu
air yang dikehendaki

Pada halaman ini terdapat be- Dua keran, satu


berapa contoh perlengkapan untuk air dingin,
untuk pengadaan air. yang lainnya untuk
air panas

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 30 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

b. Air

Air dipakai untuk berbagai TUJUAN


maksud :
Mencuci tangan setelah
bekerja dan mendeteksi luka Mencuci tangan
kecil yang sebenarnya tidak
parah, dapat menghindarkan
dari kemungkinan yang lebih
buruk lagi.

Mencuci muka untuk men- Mencuci muka


cegah agar debu dan par-
tikel kecil tidak lengket di
sela-sela muka, terutama di
mata.

Mencuci rambut untuk men-


cegah agar tidak lengket
Mencuci rambut
karena debu dan lemak.

Mencuci pakaian agar


penampilan bersih dan
tubuh tetap sehat.

Mencuci tangan sebe-


Senantiasa mencuci tangan lum makan
sebelum makan apa saja.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 31 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

c. Pakaian Kerja
Topi
Pekerja pada gambar ini berpa-
kaian benar. Kaca mata pe-
ngaman
Tanpa dasi dan
Ia mengenakan :
syal
Tangan pendek
 Topi (helm) untuk
melindungi rambut.
Tanpa cincin,
 Baju lengan pendek. tanpa arloji

 d.Kaca
Rambut
matadan Dasi mata-
melindungi
nya.
Pekerja wanita berambut
 lebih
Tanpa arloji dari
panjang ataupada
cincin.
pria.
Rambut panjang
 Tanpa dasi dan syal

 Sepatu kokoh

Topi atau helm


Topi atau helm dan kaca mata Kaca mata
Pelindung te-
Mereka dapat menutup ram-
linga
but dengan mengenakan kain
tudung MELINDUNGI
kepala tradisional, Perlindungan
tanpa mengurangi daya tarik. tudung kepala

kalung
gelang
cincin
Kalung, gelang, arloji dan cincin syal
MEMBAHAYAKAN dasi

Mengenakan dasi di bengkel


jelas tidak pada tempatnya
sebab terlalu berbahaya. Dasi

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan
Bahaya terutama Kerja
timbul dariDi Lingkungan Kerja Halaman: 32 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
gerak – berputar bagian
mesin Bahaya
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

e. Atribut Lain

Sebagai pelengkap pakaian ATRIBUT


kerja diperlukan atribut lain
untuk mendukung Sarung tangan
keselamat-an kerja.

Pada halaman ini disajikan


beberapa contoh : Pelindung teli-
nga
 Dalam pekerjaan yang
me-nimbulkan bunyi
bising, mutlak diperlukan
alat pe-lindung telinga.

CATATAN : Kebisingan
dapat membuat orang Kaca mata pe-
menjadi agresif dan yang ngaman
lebih parah menjadi tuli.
Kedok perna-
 Sarung tangan untuk me- pasan
lindungi tangan dalam
ba-nyak pekerjaan.

 Kaca mata pengaman un-


tuk melindungi mata.
Kedok/topeng
 Kedok/topeng pelindung
untuk melindungi wajah.

 Kedok pernapasan untuk Helm


melindungi organ dalam
seperti paru-paru.

 Helm untuk melindungi


ke-pala dari benda yang Sepatu lars
jatuh :sewaktu
Judul Modul kerja.
Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 33 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
 Sepatu lars untuk melin-
dungi kaki dari luka.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Pelihara keber-
f. Penempatan dan pem- sihan lantai kerja
buangan

Menyapu

Dalam upaya meningkatkan


keselamatan di lantai bengkel,
kebersihannya harus dijaga.
Bahkan benda kecil sekalipun
bisa mengakibatkan luka di
kaki atau menyebabkan terpe-
leset.

Sapu harus selalu tersedia


untuk membersihkan lantai
secara teratur.

Sapu dan sikat


Untuk membersihkan bangku
kerja atau dudukan mesin, se-
baiknya dipakai sapu gagang
pendek, sikat dan pengki.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan
Untuk membersihkan Kerja Di Lingkungan Kerja
bagian Halaman: 34 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
dalam celah-celah, diperlukan
Sikat baja
sikat baja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

g. Pencegahan Kecelakaan

Kebocoran Gas

JANGAN SEKALI-KALI mencek


lokasi kebocoran gas dengan JANGAN
nyala api.

Mungkin resikonya adalah


nyawa anda dan orang lain.

Untuk mendeteksi gas yang


bocor, gunakanlah air sabun,
yang dipoleskan dengan sikat
pada tempat yang diperkirakan
bocor.
Pemecahannya
menggunakan air
sabun

Untuk menyelidiki instalasi


yang lebih besar diperlukan
pakaian dan peralatan yang
lengkap dan tepat, seperti :
 Helm
 Kedok pemadam kebakar-
an
 Alat pemadam kebakaran
 Alat
Judul Modulpendeteksi kebocoran
: Menerapkan
Penyelidikan
Prinsip-prinsip Keselamatan
 Sepatu Dan yang kokoh Kerja Di Lingkungan Kerja
Kesehatan Halaman: 35 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

h. Gas Yang Mudah Terba- Gas


kar

Gas yang mudah terbakar da-


pat timbul dari cairan yang
mu-dah menguap yang
dituangkan ke dalam
bejana/wadah yang terbuka.
Penguapan mengu-bah cairan
menjadi gas yang tanpa
terlihat menembus ke ruangan
yang berdampingan.

Bejana/wadah
Tutuplah selalu wadah/bejana
itu. Pipa tiup

Gas dari pipa tiup bisa keluar,


jika pembakaran tidak dilaku-
kan dengan benar atau jika
setelah pemakaian tidak ditu-
tup kembali dengan benar.

Pipa tiup seringkali merupakan


penyebab kebakaran yang
membinasakan.

Percikan api dari peralatan las


listrik atau las gas dengan Percikan api
mudah dapat menyambar gas-
gas yang mudah terbakar tadi.

Oleh karena itu harus selalu


telitiModul
Judul dalam memindahkan
: Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
semua gasDan danKesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja
cairan yang Halaman: 36 dari 75
Buku Informasi
mudah terbakar sebelum me- Versi: 15-05-2006
mulai mengelas atau mematri.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

i. Hantaran

Hantaran dirancang untuk me-


lindungi pekerja dari bagian
mesin yang bergerak.
Hantaran pelin-
Komponen-komponen mesin dung
yang tidak terlindung dapat
secara langsung melukai bagi-
an tubuh kita, terutama jari
atau kaki, atau melukai tubuh
kita secara tidak langsung, ka-
rena kita misalnya mengena-
kan pakaian terlalu longgar.

Contoh-contoh bagian mesin


yang bergerak adalah sabuk
dan gigi transmisi.
Bagian mesin yang
bergerak

Bagain-bagian yang menonjol


dariModul
Judul benda-benda yang
: Menerapkan berge- Keselamatan
Prinsip-prinsip
rak pun merupakan sumber
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 37 dari 75
malapetaka.
Buku Informasi Bagian
Versi: menonjol
15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

j. Hantaran Yang Mudah


Dipindahkan

Gigi dan roda gerigi harus di-


halangi oleh hantaran yang
mudah ditutup buka, maksud- Hantaran yang
nya untuk memudahkan mudah dipindah-
peme-liharaan dan perbaikan. kan

SABUK TRANSMISI

Keamanan sabuk transmisi se-


bagai
Judul tambahan
Modul untukPrinsip-prinsip
: Menerapkan hantar- Keselamatan
an, menuntut Dan alat
Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja
peregang Halaman: 38 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
untuk mengencangkan sabuk
Sabuk transmisi
yang kendor.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

k. Hantaran Mesin

Hantaran mesin bor ini bisa di-


buka dengan mudah dengan
maksud memudahkan peng-
gantian sabuk karet pada
roda-nya dengan yang garis
tengah-nya berbeda.

Membuka hantar-
an

Hantaran mesin bor ditunjuk-


kan di sini dalam posisi tertu-
tup.

Jangan sekali-kali mengguna-


kan Modul
Judul mesin: Menerapkan
dalam keadaan
Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan
han-taran terbuka. Kerja Di Lingkungan Kerja
Pengaman Halaman: 39 dari 75
Buku Informasi
ini harus ditutup sebelum Tertutup
Versi: 15-05-2006
mulai bekerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

l. Memindahkan Bagian
Yang Tajam

Memindahkan bagian mesin


yang tajam harus dilakukan
dengan sangat hati-hati.
Benda yang sangat tajam ini Bagian mesin yang
jangan sekali-kali dipegang tajam
dengan tangan telanjang.

Gunakan kain yang tebal atau


sarung tangan untuk memin-
dahkan atau mengganti bagi-
an-bagian ini. Kain atau sarung
tangan

Bagian yang tajam mengan-


dung bahaya yang lebih besar
lagi jika dibersihkan dengan
Pakaian kerja yang
ceroboh atau dengan menge-
salah
nakan jenis pakaian kerja yang
salah.

Hindari menyentuh benda ker-


ja yang sedang digarap oleh
mesin perkakas.
Jangan sentuh
Dalam kasus seperti ditunjuk-
kan gambar, permukaan
bahan
Judul juga
Modul perkakas Prinsip-prinsip
: Menerapkan bisa Keselamatan
berbahaya Danterhadap jari.Kerja Di Lingkungan Kerja
Kesehatan Halaman: 40 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

m. Bergaul Dengan Mesin

Agar perkakas dan mesin per-


kakas dapat digunakan secara Ruang bekerja
benar, harus tersedia ruang
yang leluasa di sekitar mesin
dimana pekerja dan instruktur
dapat bergerak leluasa.

Jangan ada rintangan di seki-


tar wilayah itu.

Jarak wilayah sekitar mesin Jarak wilayah


bergantung pada jenis perka-
kas, pekerjaan dan ukuran
mesin perkakas.

Umumnya standar untuk ukur-


an dari wilayah kerja yang di-
butuhkan untuk mengoperasi-
kan mesin tertentu tersedia
pada produsen mesin, atau
mungkin manualnya disertakan Penempatan
pada mesin itu.

Penempatan perkakas dan me-


Jalur tak terham-
sin di bengkel harus sedemi-
bat
kian rupa, sehingga tidak
menghambat lorong/jalur yang
diperlukan setiap saat dalam
keadaan darurat.

Pintu ke luar dan pintu darurat Pintu ke luar


harus ditandai dengan jelas
melaui pictogram. JANGAN ada
perintang di depan dan di
dekat pintu-pintu ke luar.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Tidak ada
Keselamatan
Piktogram Dan Kesehatan
ini harus Kerja Di Lingkungan
tampak perintangKerja Halaman: 41 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
jelas dan tersebar di seluruh
penjuru tempat kerja.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

n. Kaca Mata Pengaman

Resiko mata terluka selamanya


ada di bengkel atau laboratori- Luka pada mata
um.

Karena luka pada mata mung-


kin berakibat fatal, beberapa Alat pelindung
alat telah dibuat untuk melin-
dungi mata dalam situasi
kerja.

Salah satu yang paling lumrah Kaca mata


ialah kaca mata biasa dengan
kaca mata anti pecah. Perleng-
kapan ini melindungi mata dari
bram dan partikel kecil di
beng-kel.

Jenis kaca mata ini memberi-


kan perlindungan yang lebih Jenis lain
ba-ik untuk bekerja di bengkel.

Jenis khusus dari kaca mata


pengaman dibuat untuk peker- Kaca mata
jaan khusus seperti untuk me- pengaman
ngelas gas. Rangka kaca mata
menutup mata dengan
sempur-na.

Jenis kaca mata pengaman ini


membantu pandangan yang Pandangan lebih
le-bih
Judul Modul dan juga Prinsip-prinsip luas
luas: Menerapkan Keselamatan
melindungiDan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja
mata. Halaman: 42 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

o. Penggunaan Kaca Mata


Pengaman

Hendaknya selalu mengenakan


kaca mata pengaman jika :

 Memahat dengan sebuah


pahat dan palu.

 Menggergaji dengan seje-


nis gergaji logam.

 Membor dengan bor tena-


ga dan bor mesin.

 Modul
Judul Mengoperasikan
: Menerapkanmesin, se- Keselamatan
Prinsip-prinsip
Dan Kesehatan Kerja
perti : membubut, memfra- Di Lingkungan Kerja Halaman: 43 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
is, menyekrap, dan meng-
gerinda.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

Memahat

Menggergaji
p. Las Gas/Oksigen

Dalam pekerjaan las gas dipa-


kai jenis kaca mata khusus.

Membor

Kaca mata ini memerisai mata


dari sinar dan percikan api.

Pekerjaan mesin

Dibandingkan dengan las lis-


trik, dalam mengerjakan las
gas pekerja memerlukan ke-
dua tangannya : satu untuk
meme-gang gagang las, dan
satu lagi untuk memegang
kawat las.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Oleh sebabDan itu Kesehatan
kaca mataKerja
pe-Di Lingkungan Kerja Halaman: 44 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
lindung harus dipasang secara
mantap pada kepala.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

.. Kaca mata khusus

q. Las Listrik
Memerisai
Dalam mengerjakan las listrik,
Perisai las listrik
sebuah perisai digunakan
untuk melindungi mata.

Perisai berfungsi seperti


jjende-la yang dapat dibuka
dan ditu-tup.

Menggunakan
kedua tangan

Perisai bukan hanya Perlindungan mata


melindungi mata dari sinar
Memasang
yang kuat dari las listrik, tapi
juga melindungi kepala dari
percikan api dan bram.

Perisai dipegang oleh tangan Memegang perisai


yang tidak digunakan untuk
me-megang elektroda.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 45 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

r. Jenis Pelindung Lain

Gambar menunjukkan berba-


gai jenis lain dari pelindung
mata.

Disarankan untuk menentukan


jenis kaca mata pengaman
atau kedok muka yang cocok
untuk pekerjaan khusus.
Jenis lain
Dalam banyak situasi yang
memerlukan garapan terletak
di atas kepala, resiko mata Pilih yang cocok
terluka jauh lebih besar dari untuk pekerjaan
yang biasa. tertentu

Situasi kerja

Helm atau topi yang kuat dipa-


kai dalam situasi kerja, di ma-
na terdapat kemungkinan ben-
da jatuh, misalnya di lokasi
pembangunan atau di pelatar-
an kawasan industri.
Helm

Gabungan helm, kaca mata


pengaman, perisai, sarung ta-
ngan dan sepatu lars diperlu-
kan dalam situasi seperti pe-
madaman kebakaran dan ke-
celakaan
Judul Modul :akibat bahanPrinsip-prinsip
Menerapkan bera- Keselamatan
cun. Gabungan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan helm
Kerja Halaman: 46 dari 75
Buku Informasi dan pengaman
Versi: 15-05-2006lain
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

s. Perkakas Tangan

Pekerjaan dengan perkakas ta-


ngan mengandung resiko mini- Risiko keselamatan
mal, bila perkakas itu di-pakai
secara baik dan dirawat de-
ngan benar.

Luka mata dan tangan meru-


pakan bahaya yang paling se-
ring timbul.

Luka

Pencegahan adalah lebih baik


ketimbang penanggulangan.

Tindakan preventif yang seder-


hana dapat membantu men-
ciptakan tempat kerja menjadi
lebih aman.
Pencegahan
Misalnya :

 Pasanglah ram kawat di


atas bangku kerja di antara
para pekerja pada ragum
bangku yang saling berha-
dapan. Hal ini dapat melin-
dungi mereka dari bram
yang berhamburan ke se-
kelilingnya.
 Ganti bagian ragum yang
sudah: rusak
Judul Modul agar Prinsip-prinsip Keselamatan
Menerapkan
Dan tetap
apitannya Kesehatan
kuatKerja
danDi Lingkungan Kerja Halaman: 47 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
menghindari copot saat
pengerjaan.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

t. Palu

Bagian yang mudah patah pa-


da palu ialah :
 Gagang
 Penghubung antara
gagang dan kepala palu

Mudah patah
Gagang yang patah harus se-
gera diganti. Kebanyakan ga-
gang terbuat dari kayu khusus
yang tidak mudah patah.

Jika tidak tersedia gagang ca-


dangan, dan sebuah gagang
baru dibuat di bengkel kayu,
harus diperingatkan bahwa je- Gagang
nis kayu yang dipakai untuk
membuat gagang baru, harus
jenis kayu tertentu.

Gambar ini menunjukkan


baha-ya dari kepala palu yang
tidak terpasang secara kuat
pada gagang.

Kepala palu copot dengan mu-


dah dan mungkin Jenis kayu yang
menimpa/me-lukai rekan benar
kerja.
Gagang tanpa beban kepala
dapat menimpa tangan atau
pergelangan pekerja yang me-
megangnya.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Memasang


Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 48 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

u. Pahat

Di antara perkakas tangan un- Perkakas tangan


tuk kerja logam atau kerja ka-
yu, pahat merupakan alat
yang sering dipakai.

Terutama dalam pekerjaan


luar di mana mesin perkakas
terse-dia langsung, pahat
dipakai un-tuk membuang
sebagian besar dari bahan.

Sisi tajam pahat cenderung


Merusak sisi ta-
mudah rusak dan membaha-
jjam
yakan pekerja. Hindarilah
pembentukan serpih runcing
pada sisinya.

Kepala dari pahat logam bisa Kepala cendawan


berbentuk seperti cendawan.
Ini berbahaya terhadap jari
dan menghasilkan bram yang
mudah melukai.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Buang duluDan Kesehatan
serpih Kerja
runcing Di Lingkungan Kerja
dan Halaman: 49 dari 75
Buku Informasi
kepala cendawan sebelum me- Serpih
Versi: runcing
15-05-2006
mulai bekerja dengan pahat.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

..

4.1.5. Tata Laksana Industri


Banyak kecelakaan tidak dapat dihindari pada tempat kerja, karena pekerja dan
perusahaan tidak memberikan perhatian pada tata laksana yang baik.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 50 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Pelaksanaan tata laksana industri yang baik dapat membuat tempat kerja aman. Tata
laksana industri berarti menata semua tempat kerja seperti; area gudang, ruang kerja,
tempat produksi dan jalan masuk agar bersih, rapi dan dalam kondisi baik; sehingga
kecelakaan, cedera dan kebakaran tidak terjadi.

a. Kegiatan Tata Laksana.


Mengapa tata laksana industri seharusnya dilakukan dengan baik ? Sebab dapat :
 Memperkecil kecelakaan dan cedera yang terjadi di pekerjaan.
 Risiko kebakaran berkurang.
 Pekerja lebih merasa aman bekerja.
 Tempat kerja menjadi lebih efesien.
 Meningkatkan produktivitas.

Tata laksana yang baik seharusnya bagian dari rutinitas harian. Rancangan
tempat kerja yang baik, sistim keamanan kerja, pelatihan yang tepat dan
supervisi pekerja, membuat kemungkinan tata laksana dilakukan dengan efisien.
Perawatan mesin dan peralatan yang tepat, fasilitas gudang, pakaian
pelindung dan perlengkapan juga bagian penting dari tata laksana yang baik.
Pemeriksaan keselamatan berkala dari tempat kerja seharusnya dilakukan dan
daftar tugas tata laksana seharusnya dijaga untuk meyakinkan tata laksana
dilakukan sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah daftar hal yang utama dari tata laksana yang seharusnya
diperiksa pada tempat kerja :
 Tempat kerja dan seluruh area kerja dijaga kebersihannya;
 Tempat kerja, toilet, ruang istirahat dan area ruang makan harus memenuhi
standar kesehatan (hygenic);
 Area kerja punya penerangan dan ventilasi yang baik;
 Jalan masuk seperti gang, jalan terusan, tangga dan jalan yang landai dijaga
kebersihan dari rintangan dan sampah;
 Jalan masuk dengan jelas ditandai dengan batas kuning, putih, biru dan atau
garis merah;
 Lantai dan permukaan lainnya bersih dan kering dengan tidak ada bukti
tumpahan, gemuk dan kotoran;
 Stop kontak, tombol dan saluran tenaga listrik dalam kondisi baik;
 Saluran listrik jangan bersentuhan dengan permukaan yang basah atau
merintangi jalan masuk;

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 51 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Bahan dan hasil produk ditumpuk atau disusun dengan rapi;


 Peralatan dan perlengkapan disimpan pada rak dan laci;
 Barang-barang yang berbahaya seperti bahan kimia dan bahan yang mudah
terbakar (yang mudah dimakan api) disimpan dengan aman dalam lemari tahan
api (flameable);
 Barang bekas dan sampah di tempatkan pada tempat sampah dan dibuang;
 Gambar simbol keselamatan kerja, tanda peringatan dan tanda alarm dalam
keadaan bersih dan mudah dilihat;
 Pintu darurat dan perlengkapan dibuat dengan jelas dan mudah dicapai;
 Peralatan pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai;
 Papan pengumuman terbaru;
 Bahan bekas mudah terbakar diletakkan dalam kotak tertutup dan dibuang
dengan aman;
Tata laksana yang baik termasuk penyimpanan bahan dengan tepat, seperti
pada daftar di atas.

b. Penyimpanan Bahan
Bahan harus disimpan dengan aman sehingga bahan tidak rusak atau
membahayakan orang. Penyimpanan bahan secara sembarangan sangat
berbahaya. Debu, sampah dan sisa pembuangan dapat diletakkan jauh dari gudang
bahan dan bahaya api. Bahan yang ditumpuk tidak teratur bisa jatuh, sehingga
merusak bahan dan membahayakan pekerja.
Beberapa hal penting penyimpanan bahan adalah :
 Seharusnya mudah bagi pekerja, forklifts dan peralatan penanganan mekanik
seperti trolleys dan drumlifters untuk bergerak didalam dan sekitar area gudang.
 Bahan dapat disimpan pada rak, laci, dan kotak-kotak.
 Fasilitas penyimpanan khusus, seperti lemari tahan api dan kaleng/teromol
keamanan, diperlukan untuk barang-barang yang berbahaya.
 Bahan kimia, secara jelas ada label dan disimpan ditempat yang aman yaitu
kering, ventilasi baik, area jauh dari pekerja.
 Jenis bahan kimia seharusnya dipisahkan.
 Batas tingkatan Asap, debu dan radiasi seharusnya dimonitor pada lokasi
gudang dan pada area kerja.
 Bau yang menyengat, gumpalan awan dan debu dari asap seharusnya diselidiki.

c. Gambar Simbol Keselamatan Kerja

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 52 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Gambar simbol keselamatan adalah tanda yang ditampilkan pada tempat kerja
untuk
 Tanda Larangan / Pencegahan kecelakaan ; Gambar lingkaran dengan
diagonal merah diatas warna dasar putih. Contoh; dilarang merokok.
 Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja; Berbentuk segi
tiga dengan warna hitam diatas warna dasar putih. Contoh; mudah terbakar
atau awas api
 Tanda Pemberitahuan /Tempat perlengkapan keadaan darurat tersimpan;
Berbentuk segi empat , Contoh; tempat PPPK
 Tanda Perintah/Pemberitahuan kepada pekerja dimana perlengkapan
keselamatan khusus harus dipakai; Gambar putih diatas warna dasar biru.
Contoh; gunakan kaca mata

Tanda-tanda ini mempunyai gambar diatasnya sehingga dapat diketahui apa


maksudnya walaupun pekerja tidak bisa bahasa Inggris dengan baik. Ini penting
bahwa setiap pekerja mengetahui tanda keselamatan tanpa ragu-ragu.
Manfaatkan gambar simbol keselamatan untuk tempat kerja dari
Departemen Tenaga Kerja untuk mempelajari semua standar tanda keselamatan
yang dpergunakan ditempat kerja, seperti berikut ini :

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 53 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.2. Melaporkan Bahaya-bahaya di Tempat Kerja

4.2.1. Bahaya

Akibat yang dirasakan dalam tubuh manusia dapat akut atau kronis dan
kadang-kadang kedua-duanya.

Bahaya yang akut adalah reaksi langsung pada bahaya yang mengenainya,
misalnya : adanya bintik-bintik merah pada kulit, batuk-batuk, sulit bernafas,
tidak sadar, atau meninggal. Akibat terkena bahaya akut dapat pula lama atau
cacat/ kerusakan yang permanen pada tubuh kita.

Bahaya yang kronis mungkin tidak segera kelihatan jelas dan akibatnya lama
tidak dirasakan si penderita. Bahaya kronis umumnya tidak dapat sembuh,
misalnya : kanker yang disebabkan oleh pengaruh abses.

Banyak bahaya yang mudah dikenal seperti misalnya : gir (roda besi) atau
pulley tanpa pengaman.

Berikut ini adalah contoh-contoh garis besar akibat yang dapat timbul pada
tubuh kita dari polutan yang “tidak jelas” di tempat kerja. Pada dasarnya hal
itu adalah :
 Polutan atmosfer,
 Karat dan bahan kimia beracun,
 Suara yang terlalu keras,
 Radiasi,
 Getaran,
 Gerakan badan atau tangan yang berulang-ulang dan melelahkan,
 Lingkungan yang panas atau dingin.

Tubuh dapat menolak atau menyaring partikel besar melalui hidung dan
membran mukosa (selaput lendir) dengan meludah atau menelannya. Pertikel
kecil yang dapat lolos dari mekanisme pertahanan itu dapat menembus paru-
paru dan menyebabkan penyakit paru-paru. Debu apa saja mempunyai potensi
menciptakan penyakit paru-paru. Beberapa kasus khusus dalam lingkungan
tempat kerja adalah abses (penyebab sakit paru-paru), debu fibreglass/fibre
(juga penyebab penyakit paru-paru), penyemprot cat dan debu (reaksi alergi
terhadap larutan).

Seperti halnya dengan semua bahaya yang dipentingkan adalah pada


pengendalian dan pencegahan.

Bahaya abses, fiberglass, dan penyemprot cat hampir semua dapat


dikendalikan dengan pengendalian khusus bahaya pada sumbernya. Alat
khusus tersedia untuk melindungi pekerja dan harus selalu digunakan. Namun

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 54 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

demikian masih ada macam kotoran yang ada dalam atmosfer yang memerlukan
perlindungan yang berupa respirator (alat penyaring untuk udara yang dihirup).
Penggunaan respirator yang tepat untuk pekerjaan tertentu sangatlah penting
sekali. Alat yang tidak tepat atau tidak terawat dengan baik sama bahayanya
dengan tanpa menggunakan alat sama sekali.

a. Bahan Kimia Beracun dan Penyebab Karat

Berbagai bahan kimia dan bahan-bahan lain digunakan di tempat kerja


(bengkel). Banyak bahan-bahan ini beracun, menyebabkan karat, atau
mengandung sifat berbahaya yang lainnya.

Bersinggungan dengan kimia harus seminimal mungkin untuk mengurangi akibat


yang tidak perlu. Lembar Data Keamanan Material (LDKM) dan informasi pada
label bahan kimia perlu diteliti secara menyeluruh dan harus dipahami sebelum
menggunakan. Jangan menggunakan bahan kimia/ bahan lain sampai anda puas
betul bahwa semua syarat kesehatan dan keamanan telah dipertimbangkan,
termasuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan dan keamanan.
Bahan kimia/ bahan lain yang berbahaya dapat menyebabkan akibat yang tidak
dibayangkan sebelumnya dan akibat cacat permanen pada tubuh kita.

Akibat-akibat utama yang terjadi :


 Bahan penyebab karat : membakar kulit, mata, paru-paru.
 Bahan beracun : kerusakan pada tubuh yang akut dan kronis.
 Bahan yang menyebabkan iritasi : sakit kulit, atau kerusakan pari-paru.
 Bahan yang sensitive : menyebabkan asma dan reaksi alergi lainnya.
 Bahan yang berbau menyengat : mendesak oksigen dalam peru-paru yang
mengakibatkan kekurangan oksigen.
 Bahan yang dapat meledak : kerusakan karena panas atau api.

Karena derajat keracunan dari bahan kimia itu sangat bervariasi, maka metode
pengendalian secara umum tidak dapat direkomendasikan. Lembar Data
Keamanan Material (LDKM) yang khusus disusun untuk masing-masing bahan
kimia perlu diteliti secara menyeluruh dan metode pengendalian yang
direkomendasikan harus benar-benar diikuiti. Majikan dan petugas kesehat-an
dan keamanan perlu dimintai pendapat mengenai masalah bahan kimia
penyebab karat dan beracun ini.

b. Suara yang Terlalu Keras

Ada tiga bahaya yang mungkin terjadi jika kita mendengar suara kebisingan
yang terlalu keras.
 Suara itu mengganggu komunikasi bicara dan tidak dapat mendengar tanda
bahaya, dan karenanya bisa menyebabkan kecelakaan.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 55 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Suara itu menurunkan semangat, efisiensi, dan kepedulian umum dari para
pekerja, dan hal ini mungkin menyebabkan kecelakaan dan meningkatkan
tingkat stress.
 Suara yang tinggi berakibat langsung pada pekerja dengan pendengaran
yang tidak seimbang dan dapat mengakibatkan tuna rungu dalam kasus yang
serius.

Ukuran tingkat bunyi yang dipergunakan untuk mengukur suara. Ukuran ini
mempergunakan filter yang bereaksi sama seperti telinga manusia.

Beberapa contoh khusus dari tingkat suara (kebisingan) dan akibatnya yang
terlihat dalam tabel berikut ini :

Sumber Suara Tingkat Akibat yang ditimbulkan


Percakapan pada umumnya 60-65 dB(A) Dapat menggangu percakapan dan
Rata-rata mobil jarak 10 m 70-75 dB(A) tidak nyaman 80 dB(A)
Pabrik pada umumnya
Gerinda sudut 90 dB(A)
Truk besar 90 dB(A) Dapat menyebabkan sakit
Gergaji bulat 100 dB(A)
Gergaji rantai 110 dB(A)
Pres hidrolik Rivet 120 dB(A)
Hammer (Amer keeling) 130 dB(A) Sangat menyakitkan
Mesin jet 140 dB(A)

Suara yang sama akan mengakibatkan kerusakan pendengaran yang diderita


berbeda bagi pendengar yang berbeda pula. Orang-orang tertentu lebih sensitif
dari yang lain, jadi tidak ada tingkat yang lebih tepat untuk menentukan kapan
suara (kebisingan) jadi masalah.

Kehilangan pendengaran biasanya dikaitkan dengan jumlah rata-rata suara yang


diterima oleh seseorang yang melakukan pekerjaan pada hari itu. Itulah
sebabnya maka seseorang akan mempunyai resiko lebih besar untuk kehilangan
pendengarannya dengan tingkat suara yang lebih rendah selama ia bekerja
(sepanjang hari) dari pada seorang yang mendengar suara dengan tingkat lebih
tinggi tetapi hanya sebentar.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 56 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Di bawah ini adalah contoh rekomendasi tingkat suara maksimum tanpa


pengaman telinga (Periksalah State/ Territory Regulations).

Jam per hari Tingkat suara maksimum dalam


dB(A)

8 90
4 93
2 96
1 99
0,50 102
0,25 105

Seperti halnya untuk semua macam bahaya, pemecahan masalah yang dipilih
untuk urusan polusi suara terletak pada menghilangkan atau mengendalikan
bahaya pada sumbernya. Hal ini dapat dicapai dengan :
 Ahli pengendali suara yang handal harus dapat mengembangkan metode
pengendalian.
 Hilangkan atau pindahkan mesin pembangkit/sumber suara itu ke luar.
 Mesin atau pekerjaan yang menghasilkan kebisingan dimasukkan ke dalam
ruangan yang kedap suara.
 Peredam yang dipasangkan pada mesin pneumatik.
 Perawatan peralatan yang tepat dan teratur.
 Penggantian peralatan yang bising dengan yang kurang bising.

c. Radiasi Terionisasi dan Tak Terionisasi

Manusia selalu hidup dalam dunia dimana terkena radio-aktif. Ada radiasi di
dalam udara yang kita hirup, ada radiasi dalam makanan yang kita makan, dan
ada radiasi dalam air yang kita minum.

Namun demikian, manusia telah berhasil mengembangkan dan menggunakan


bahan radio-aktif dengan kekuatan yang berlipat ganda dari radiasi alam yang
disebutkan di atas.

1) Radiasi Terionisasi

Radiasi Terionisasi dihasilkan oleh peralatan Sinar-X atau Sinar Gamma yang
dikeluarkan oleh bahan radio-aktif. Bahan radio-aktif digunakan dalam peralatan
teknik dalam pengujian metal yang tidak merusak, misalnya : menguji ketebalan
metal, dan kesempurnaan hasil pengelasan.
Untuk melindungi para pekerja, waktu kerja harus dibatasi lamanya.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 57 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

2) Radiasi Tak Terionisasi

Gelombang radiasi elektro-magnetik adalah sebagai berikut :


Gelombang frekuensi rendah : trasformator, pemanas hasil induksi, radio,
televisi, dan radar. Jika berada dekat pemancar berkekuatan tinggi, seseorang
dapat terkena induksi berupa percikan dengan kemungkinan terjadinya ledakan.

Microwaves : digunakan untuk memasak, fisio-terapi, dan pengujian yang tak


merusakkan. Microwaves dapat menyebabkan rasa sakit dan kerusakan kulit
terbatas. Microwaves juga dapat menguapkan & menyebabkan bahan terbakar.

Radiasi infra-merah : dilepaskan oleh benda-benda panas dan yang digunakan


untuk pembakaran. Bahaya yang utama terletak pada kerusakan di belakang
permukaan lensa mata karena terkena cukup lama. Pengelasan dan pemotongan
dengan gas melepaskan radiasi infra-merah.

Radiasi yang terlihat : tidak merupakan masalah yang serius, tetapi perlindungan
terhadap sinar yang terang sekali harus dilakukan.

Radiasi ultra-violet : las listrik, lampu UV, dan sinar matahari langsung adalah
sumber kerusakan umum oleh radiasi UV. Kulit dan mata dapat terkena.

Sinar laser : dipakai pada mesin potong metal, pengelasan plastik dan
pengukuran peralatan. Laser berkekuatan tinggi dapat menyebabkan cacat
permanen.

Perlindungan terhadap bahaya radiasi ini biasanya dilakukan dengan perisai


pencegah, pakaian pencegah, macam-macam kacamata, “topeng” krim kulit, dan
pengendalian atau pembatasan penggunaan.

d. Getaran yang Berbahaya

Getaran dalam segala bentuknya ditimbulkan oleh mesin yang sedang


digunakan. Hal ini dapat mempengaruhi keamanan mesin.

Getaran metal dalam waktu lama dapat menyebabkan “kelelahan” pada


komponennya yang menyebabkan tidak berfungsi.
Dengan getaran, bagian yang terpisah pada mesin, meja kerja, dan rak dapat
terjatuh dan mengakibatkan kecelakaan.
Getaran dapat menyebabkan pengencang (mur, baut, dll) terlepas yang
kemudian mengakibatkan kerusakan pada mesin atau melukai operatornya.

Getaran yang dialami para pekerja umumnya digolongkan dalam getaran tubuh
secara keseluruhan dan getaran tangan atau lengan.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 58 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Getaran seluruh tubuh terjadi jika bekerja para pekerja duduk, berdiri, atau
berbaring pada suatu struktur (bias mesin, bias alat yang berjalan) yang
bergetar.
Getaran yang sangat menyababkan pusing, mau muntah, belakang (jawa :
geger) yang sakit, dan gangguan mental. Sebagian besar organ tubuh dapat
terpengaruh.

Getaran pada tangan dan lengan dihasilkan oleh pemakai terus-menerus dari
alat-alat tangan dengan gerak maju-mundur dan gerak lingkaran, seperti gergaji,
alat pelubang, mesin penghalus, gerinda, dll.

Getaran semacam itu dapat menghasilkan beberapa macam kekacauan


pekerjaan.

Strategi pengendalian getaran di tempat kerja akan diarahkan pada


menghilangkan atau mengurangi sumber getaran.

 Mengganti mesin yang banyak getaran dengan yang sedikit getarannya.


 Memperbaiki pir kendaraan dan tempat duduk untuk mengurangi getaran.
 Mengurangi getaran mesin dengan menggunakan alas karet.
 Memperhatikan betul perawatan dan reparasi yang tepat pada mesin.
 Kenakan giliran kerja dan waktu istirahat yang diatur baik.

e. Gerakan Tangan/Tubuh Berulang yang Membuat Stres

”Overuse injuries” (rasa sakit karena terlalu lama menggunakan alat) adalah
istilah yang digunakan untuk menerangkan adanya ketidak-nyamanan atau rasa
sakit yang terus menerus pada otot-otot dan lapisan halus lainnya.

Di Australia istilah di atas lebih dikenal dengan “Repetetitive Strain Injuries” (rasa
sakit karena kelelahan yang disebabkan gerakan yang sama dan berulang-
ulang). Namun demikian, rasa sakit seperti disebutkan di atas telah dikenal sejak
orang membuat alat-alat. Istilah yang digunakan adalah “housemaid’s knee”,
“tennis elbow”, “writer’s cramp”.

”Overuse injuries” disebabkan karena gerakan berulang-ulang yang sama. Stress


mungkin juga salah satu penyebab “overuse injuries”. ”Overuse injuries” dapat
menyebabkan orang tidak mungkin mengerjakan tugas yang sangat mudah
seperti mengancing baju.

Penangkalan “overuse injuries” haruslah melalui pergantian tugas yang


menggunakan gerakan berulang yang sedang dikerjakan itu.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 59 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Pengaturan postur tubuh yang lebih baik, mengurangi beban, dan modifikasi
lainnya yang mengurangi kelelahan otot akan membantu pekerja.

Prognosis
Gejala Lamanya waktu (Perkiraan
akibatnya)
Tingkat 1 Beberapa minggu Pengurangan minimal
sementara pengerjaan dalam kapasitas
Rasa sakit yang tak
tugas dengan gerakan pekerjaan atau perlu
menentu dan lelah
berulang berlanjut. diganti jika gejala
terjadi selama bekerja,
tingkat 1 ini
tetapi hilang setelah
ditemukan.
istirahat, sehari
sesudahnya, dan
setelah akhir minggu.
Tingkat 2 Sampai dengan Perlu ditangani segera
beberapa minggu sebab akan
Rasa sakit dan lelah itu
setelah berhebti berkembang dengan
terjadi tidak lama
mengerjakan mudah ke tingkat 3
setelah orang mulai
pekerjaan dengan jika tidak di tangani.
bekerja dan hal itu
gerakan berulang.
terus dirasakan setelah
selesai bekerja
Tingkat 3 Berbulan-bulan sampai Payah, kronis, dan
bertahun-tahun meski- kondisi yang mungkin
Rasa sakit dan lelah-
pun sudah tidak mela- sudah menetap peker-
nya tetap, dan lemah
kukan. jaan itu.
ketika istirahat, dan ra-
sa sakit meskipun tidak
melakukan gerakan
berulang.

f. Lingkungan yang Panas dan Dingin

Tubuh manusia mirip dengan mesin pembakaran dimana bahan bakar yang
dikonsumsi dan pada ukurannya (sekitar dua belas persen) akan menyediakan
energi untuk otot sedangkan sisa energi bahan bakar (delapan persen) diubah
menjadi panas dan dikeluarkan tubuh.

Semakin keras kita bekerja akan banyak panas yang ditimbulkan. Bekerja di
tempat yang panas akan menghambat laju pengeluaran panas dan membuat
keadaan pekerja lebih buruk. Keadaan terlampau panas menyebabkan cepat
lelah dan rasa mengantuk dimana ini meningkatkan kesalahan kerja.

Keadaan terlampau dingin di sisi lain mengakibatkan kegelisahan dan penurunan


tingkat perhatian dimana efek mental ini mengganggu ketelitian bekerja.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 60 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Kerja yang lebih berat sangat diperlukan pada situasi yang dingin, tetapi peluh
yang keluar akan menambah masalah dan pakaian pelindung diri yang sesuai
adalah penyelesaian yang baik.
Efek dari tekanan perubahan suhu akan berbeda tiap orang pada :

Usia-pekerja yang lebih tua peka menderita perubahan suhu yang hebat/drastic.
Jenis kelamin-wanita umumnya memiliki lebih banyak kesulitan saat
menyesuaikan pada suhu yang tinggi.
Kondisi fisik-pekerja/tukang umumnya dapat menahan lebih banyak stress.

Penyakit Gejala Perlakuan


Kejang akibat Urat kejang dan sakit. Istirahat, berikan
panas. dengan air dan garam.

Mengigau karena Pingsan. Pindahkan penderita


panas. dari tempat panas.

Kelelahan karena Lemas, kulit dingin dan Pindahkan penderita,


panas. pucat, denyut nadi cepat, istirahatkan, berikan air
tekanan darah turun. dan garam.

Stroke. Demam, kulit panas dan Cepat pindahkan


kering warna kulit merah, penderita dari tempat
tekanan darah naik , panas mandikan
denyut nadi meningkat penderita untuk
pesat. menurunkan suhunya,
berikan obat sebagai
pertolongan.

Pada banyak industri, selalu dibutuhkan untuk menempatkan pekerja dan


menjadi sasaran untuk tempat dengan perubahan suhu yang hebat antara dingin
dan panas.

Pada beberapa kasus, alat pelindung dapat menguntungkan dengan pakaian dan
sepatu yang sesuai, seperti pada gangguan suara dan getaran, pengurangan
seawall mungkin akan memberikan keuntungan.

Ketika bekerjapada keadaan yang panas ada tiga hal yang penting untuk
dikendalikan, untuk meyakinkan kesehatan anda tetap baik yaitu secara teratur
minum air, aliran udara yanf baik dan tempat dingin untuk istirahat sementara.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 61 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.2.2. Polusi Dari Industri


Pada umumnya ada tiga bentuk polusi yang mempengaruhi pekerja pada
tempat kerja di industri, yaitu : Polusi dari serat (fiber) dan debu, polusi dari bahan
kimia, dan polusi kebisingan. Pada bagian berikut dijelaskan masing-masing polusi dan
pencegahannya.

a. Polusi Dari Serat dan Debu


1) Penyebab polusi
Debu dapat ditimbulkan dari proses kerja seperti debu dari serat bahan gelas atau
debu dapat masuk ketempat kerja karena di kirim yaitu melalui kantong tepung
kimia. Debu partikel padat terbawa oleh udara.
Aerosol dapat berupa cairan, gas atau partikel padat yang sangat halus disebarkan
oleh udara. Aerosol mungkin datang dari semprotan cairan (cat aerosol),
kandungan yang terbakar (peranan bahan bakar) atau asap, dimana tersebarnya
partikel jelaga di udara.

2) Mengapa serat dan debu berbahaya :


 Debu dan serat dapat terhisap kedalam paru-paru.
 Beberapa debu mineral dapat menggores paru-paru dan menyebabkan penyakit
 Alergi dan kesulitan bernafas dapat terjadi
 Kanker dapat berkembang

3) Bagaimana bahaya dapat dicegah dan dikontrol :


 Alat pembuangan gas (exhaust) dan ventilasi pembuangan dapat membuang
debu dan serat partikel.
 Serat mineral yang berbahaya seharusnya dapat diganti dengan yang aman.
 Penggunaan alat tangan dapat mengurangi debu dibandingkan alat listrik.
 Alat listrik harus punya ventilasi pembuangan setempat yang pas.
 Pekerja dapat melakukan pekerjaan yang bervariasi untuk mengurangi kontak
secara terus menerus dengan debu dan serat.
 Area kerja seharusnya terjaga kebersihannya untuk menghindari debu dan serat
yang terbentuk.
 Pembuangan serat seharusnya ditempatkan dalam kontainer yang bersegel.
 Pemantauan udara untuk melihat tingkatan serat seharusnya dilakukan; jika
tingkatan serat diatas standar yang ditetapkan, tindakan harus segera diambil.
 Masker seharusnya dipakai oleh pekerja yang kontak langsung dengan bahaya
serat dan debu hingga tempat kerja dapat dibuat lebih aman.
 Alat pernafasan diperlukan untuk penggunaan temporer atau dalam keadaan
darurat.

b. Polusi dari Bahan Kimia


Bahan kimia yang keras, bau yang tajam atau mempunyai warna tersendiri
dan pemberian label yang jelas dapat menjadi peringatan kepada pekerja tentang
apa zatnya. Tetapi hal tersebut tidak selalu mudah untuk mendeteksi polusi kimia
lebih dini.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 62 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

1) Beberapa cara polusi kimia menyerang secara perlahan pada pekerja :


 Gas yang tidak berwarna atau tidak berbau dapat terbentuk pada ruang terbatas
dan bisa menyebabkan mati lemas.
 Uap dengan bau yang enak dapat membuat mabuk, sehingga berefek
mematikan dalam beberapa menit.
 Serbuk kimia yang ditangani bertahun-tahun dapat berefek jelek dikemudian
hari, seperti kanker atau sakit liver kronis.

Maka dari itu jangan sembarangan jika menggunakan bahan kimia dalam proses
kerja atau menanganinya. Jangan mengira tidak membahayakan; sebab bahan
kimia tidak berbau, atau karena telah bekerja bertahun-tahun menggunakan bahan
kimia dan belum pernah mencelakakan.
Pekerja seharusnya mengetahui aturan yang berhubungan dengan risiko bahan
kimia yang digunakan, dengan mengikuti semua petunjuk yang dibolehkan untuk
penggunaan bahan kimia. Peranan lembaran data keamanan bahan (Material
Safety Data Sheet / MSDS) cukup penting. Adanya ahli K3 ditempat kerja yang
dapat membantu untuk membaca dan memahami informasi pada MSDS, sangat
bermanfaat melindungi diri pekerja.
2) Langkah pencegahan dan pengontrolan polusi kimia :
 Bila mungkin, hentikan penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja.
Ganti bahan kimia dengan yang aman kandungan zatnya.
 Menutupi proses kerja atau penyimpanan kontainer untuk kandungan bahan
kimia (yaitu menutupi wadah, penanganan dari jauh/ pakai remote).
 Sistim ventilasi industri dirancang dengan baik, agar dapat menghilangkan asap
dan uap.
 Udara ditempat kerja harus dimonitor dan semua udara kotor dinetralkan.
 Pakaian dan perlengkapan pelindung seperti masker muka, alat pernafasan dan
pelindung kepala (helm) dipakai hingga tempat kerja aman. Semua pelindung
roda gigi harus sesuai standar yang aman.
 Secara berkala kesehatan pekerja dimonitor.

3) Tumpahan, Bocoran dan sisa pembuangan


Tumpahan dan bocoran kandungan bahan kimia yang berbahaya harus selalu
diperlakukan dengan cara yang tepat, sesuai penjelasan pada MSDS.

Beberapa alasan mengapa bocoran dan tumpahan bahan kimia harus diperlakukan
dengan tepat :
 Jika kandungan bahan kimia tumpah atau bocor, mengalir kedalam drainase, hal
itu akan mengotori saluran air masyarakat.
 Gas toxic secara ceroboh tertumpah keudara, dapat berefek pada kesehatan
banyak orang di masyarakat.
 Gas toxic dihasilkan dari bahan kimia yang terbakar, dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan gangguan pernafasan. Untuk waktu lama dapat terjadi
gangguan kesehatan.
 Ledakan cairan yang mudah terbakar pada pabrik yang terbakar dapat dengan
serius membahayakan pemadam kebakaran dan wilayah hunian terdekat.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 63 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Pembuangan bahan kimia bekas harus dikontrol secara tepat. Pada MSDS
diberikan petunjuk cara pembuangan yang harus diikuti sesuai peraturan.

Harus dipahami bahwa bekerja dengan bahan kimia meliputi tanggung jawab untuk
melindungi semua masyarakat dari timbulnya bahaya. Potensi risiko untuk
masyarakat biasanya dari sumber alami yang penting, seperti udara dan air.
Polusi harus dipertanggungjawabkan pada semua tempat kerja untuk
memastikan bahwa standar keselamatan sesuai peraturan untuk melindungi
pekerja dan masyarakat luas.

c. Kebisingan
1) Sumber kebisingan
 Setiap orang punya perbedaan pendapat tentang kapan kebisingan dianggap
terlalu keras dan apa jenis kebisingan yang dapat diterima. Suara kendaraan
bermotor konstan diterima orang disekitar kota, secara berangsur-angsur
menjadi biasa dengan tingkat kebisingan tersebut, sedangkan bagi orang-orang
dari sekitar pinggiran merupakan suatu yang menyakitkan.
 Memainkan musik keras dirumah, di jalan dan ditoko menyebabkan keluhan
sejumlah besar orang, karena merasa terganggu. Undang-undang telah
mengatur kontrol dan standar kebisingan yang diizinkan untuk mengatur orang-
orang yang menimbulkan ketidak amanan dan anti-sosial tingkat kebisingan.
 Industri di banyak tempat telah menjadi begitu bising sehingga hampir semua
pekerja industri mengalami tingkat kebisingan yang berbahaya dari suara mesin
pon, kompresor, dan kebisingan industri lainnya.

2) Tingkat kebisingan
Desibel (dB) adalah ukuran intensitas suara, sebagai perbandingan tingkat
kebisingan adalah :
 Pesawat terbang take off 180 dB
 Melewati / ambang batas pendengaran 130 dB
 Truk besar 120 dB
 Disco 110 dB
 Kebisingan pabrik 100 dB
 Kebisingan jalan raya 80 dB
 Kebisingan kantor 60 dB
 Gemerisik daun 20 dB
 Sunyi sepi (batas tidak dapat didengar) 0 dB

3) Mengatasi kebisingan.
Pada bagian berikut ini dijelaskan empat cara dasar untuk mengatasi kebisingan
 Perencanaan tata ruang yang baik
 Penggunaaan bahan bangunan dan akustik yang tepat
 Pembuatan penyekat atau bagian pembendung
 Penggunaan getaran suara

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 64 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

4.3. Mengikuti Prosedur-prosedur Darurat

4.3.1. Keselamatan Pribadi

Semua pekerja perlu menyadari keselamatan pribadi mereka ditempat kerja.


Keselamatan pribadi ditempat kerja dapat terjamin dengan dihindarinya faktor bahaya
sebelum menyebabkan cedera. Bila bahaya tidak dapat dihindari langkah yang harus
diambil adalah mengurangi risiko cedera. Perlengkapan dan pakaian pelindung harus
selalu dipakai untuk keselamatan ditempat kerja, atau khususnya saat perawatan dan
situasi darurat.

a. Tindakan Keamanan Kerja


Banyak aktivitas berikut yang menjadi pertimbangan untuk bekerja dengan aman
 Memodifikasi peralatan atau mesin tanpa kewenangan;
 Melakukan pekerjaan yang tidak dilatih untuk dilakukan;
 Melakukan pekerjaan yang keterampilannya atau kewenangan tidak dipunyai;
 Tidak memperhatikan aturan keselamatan sebab menurut pribadi hal itu
menjadi penghambat dalam melakukan pekerjaan.
 Melakukan pekerjaan selalu dengan cara sendiri, walaupun metoda bekerja
dengan aman telah dikembangkan.
 Mengambil jalan pintas dalam melaksanakan, walaupun jalan pintas tersebut
melanggar petunjuk prosedur bekerja yang aman.
 Tidak menggunakan alat pengaman walaupun diperlukan waktu mengerjakan
pekerjaan.

Jadi jelaslah bahwa semua aktivitas tersebut tidak aman dan sangat potensial
menimbulkan bahaya.

Ini adalah daftar untuk bekerja dengan aman. Hal berikut ini seharusnya dipelajari
dengan seksama dan dipraktikan secara rutin.
 Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.
 Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain.
 Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja.
 Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang
disarankan.
 Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman.
 Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman.
 Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk melakukan
pekerjaan.
 Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan
terjadi.
 Jangan melakukan sesuatu yang belum dilatih, tidak punya keterampilan atau
kewenangan melakukannya.
 Kerja sama dan partisipasi dalam program ini membuat tempat kerja aman.
 Berikan gagasan tentang bagaimana mesin, perlengkapan dan praktik kerja
dapat dibuat aman.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 65 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

b. Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja serta Program di Tempat Kerja

1) Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja


Perlengkapan dan pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pekerja dari
kontak langsung dengan bahan kimia atau perantaranya yang dapat
membahayakan kesehatan.
 Pelindung telinga : Pelindung telinga atau sumbat melindungi pendengaran
dari bahaya tingkat kebisingan. Bentuk pelindung pendengaran, sesuai untuk
tempat kerja dan pekerjaan, dan seharusnya dipilih berdasarkan ukuran tingkat
kebisingan pada lokasi kerja.
 Pelindung mata : Kaca mata, kaca pengaman, perisai muka dan helm dapat
melindungi sensitif area mata dari kerusakan. Kaca plastik yang tahan tumbukan
dan perisai muka akan melindungi dari pecahan yang beterbangan serta perisai
tahan zat kimia diperlukan ketika menangani bahan kimia. Masker las dipakai
dengan benar untuk pengelasan. Masker las dan perisai seharusnya tidak
berkabut.
 Pelindung kulit : Sarung tangan pengaman dan krim pelapis melindungi kulit
dari kerusakan dan menahan peresapan bahan kimia kedalam tubuh.
Pakaian kerja dari kulit atau metalik cocok melindungi seluruh tubuh dan jas
kerja digunakan untuk melindungi badan. Pakaian harus di pas dengan baik.
 Pelindung pernafasan : Penutup muka, saringan udara dan alat pernafasan
dengan pembersih udara digunakan untuk melindungi paru-paru dan sistim
pernafasan. Alat pernafasan harus dipaskan secara perorangan dan dipilih
sesuai kondisi tempat kerja. Penyaring yang benar diperlukan pada alat
pernafasan, tergantung apakah pekerja kontak dengan bahan kimia, debu, serat
atau jenis kotoran lainnya. Alat pernafasan seharusnya diperiksa setiap waktu
sebelum digunakan. Alat pernafasan seharusnya diperiksa secara tetap untuk
kebersihan umumnya dan khususnya kerusakan katup, lembaran penutup, seal,
peluru, tali pengikat dan penjepit. Alat ini harus dibersihkan sesudah digunakan
untuk menghindari penularan dan disimpan pada kantong plastik tertutup.
 Pelindung kaki : Sepatu boot (safety boots) melindungi kaki
 Pelindung kepala : Jaring rambut dan penutup, menjaga rambut pada tempat
kerja sehingga tidak membahayakan.
 Tempat lemari uap (fume cabinets), pancuran air untuk keselamatan (safety
showers) dan pencuci mata darurat (emergency eye wash) juga disediakan
sebagai penjagaan pertama dalam kasus kegagalan pelindung. Pakaian
pelindung, perlengkapan (seperti alat pernafasan dan lemari uap) dan fasilitas
dasar pertolongan pertama seharusnya tersedia ditempat kerja.
2) Program Perlengkapan dan Pakaian Pelindung Pekerja di Tempat kerja
Perlengkapan dan pakaian pelindung ditempat kerja selalu diprogram agar benda
tersebut secara pasti dipergunakan untuk mengoptimalkan faktor keselamatan.
Berikut ini hal penting sebagai pertimbangan :
 Benda-benda pelindung penggunaannya harus sesuai dengan persyaratan
pekerjaan seteliti mungkin. Untuk contoh, penggunaan alat pernafasan dengan
saringan debu tidak akan melindungi pekerja yang menangani bahan kimia.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 66 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Benda-benda pelindung seharusnya sesuai dengan persyaratan standar yang


berlaku
 Pekerja seharusnya dilatih secara benar dalam penggunaan dan perawatan
perlengkapan dan pakaian pelindung.
 Perlengkapan perlu dirawat sebagaimana mestinya : yaitu disimpan dengan
aman dan dijaga kebersihan serta direparasi dengan baik.
 Semua perlengkapan dan pakaian pelindung harus dipakai sebagaimana
mestinya; untuk contoh, alat pernafasan dan pelindung telinga perlu tertutup
dengan rapat dan sesuai tubuh sehingga terpakai dengan baik.
 Kenyamanan pekerja menggunakan perlengkapan dan pakaian adalah penting;
berarti ketidaknyamanan atau ketidakcocokan dapat menyebabkan pekerja
menolak menggunakan alat keselamatan.
 Memonitor lingkungan tempat kerja dan memonitor kesehatan seharusnya
dilakukan secara tetap untuk meyakinkan program perlindungan memadai.

4.3.2. Keselamatan dan Perlindungan Kebakaran


Bebarapa hal yang harus diketahui tentang kebakaran dan perlindungannya
adalah:
a. Golongan Kebakaran
 Api kelas A; kebakaran benda padat yang mengandung karbon; seperti papan,
kertas, batu bara dan serbuk gergaji.
 Api kelas B; kebakaran benda cair mengandung bahan yang mudah terbakar
seperti bensin, minyak cat, solar, dll.
 Api kelas C; kebakaran bahan gas yang mudah terbakar seperti asitelin, LPG.
 Api kelas D; kebakaran dari bahan logam
 Api kelas E; kebakaran kelistrikan dan meliputi perlengkapannya.

b. Bahan dasar untuk pemadam kebakaran :


 Air - di cat merah
 Karbon dioksida (CO2) - di cat merah dengan adanya pita hitam
 Cairan uap BCF (Bromo Chloro di Fluoromethane) - di cat kuning
 Busa - di cat biru
 Serbuk kering - di cat merah dengan adanya pita putih.

c. Penggunaan bahan /alat pemadam


 Untuk kebakaran kelas A, gunakan : pasir, air jika tidak
dekat aliran listrik
 Untuk kebakaran kelas B, gunakan : BCF, Busa, Karbon
dioksida atau Busa kering
Dilarang menggunakan air untuk memadamkan kebakaran bahan cair
 Untuk kebakaran kelas C, : Alat pemadam kebakaran untuk bahan gas yang
mudah terbakar, seharusnya dijaga agar tabung gas tetap dingin dengan
menggunakan air pakai selang atau alat pemadam, dan bila mungkin matikan
suplai (kiriman) gas.
 Untuk kebakaran kelas D, gunakan : Serbuk kering - di cat merah dengan
adanya pita putih

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 67 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Untuk kebakaran kelas E, gunakan : BCF, Karbon dioksida, Bahan kimia


kering.
Jika mungkin, pertama matikan sumbertenaga.
Jangan mengunakan air atau busa pemadam untuk kebakaran
kelistrikan.
d. Mengenal Alat Pemadam Portable
Alat pemadam portable (yang mudah dipindah) biasanya mudah ditempatkan pada
tempat rawan kebakaran. Adapun jenis dan simbol pada tabungnya adalah sbb. :
 Tabung bersimbol huruf A terletak dalam segi tiga warna hijau, dipakai untuk
kebakaran kelas A (kebakaran bahan padat mengandung karbon)
 Tabung bersimbol huruf B terletak dalam persegi panjang warna merah, dipakai
untuk kebakaran kelas B (kebakaran bahan cair mudah terbakar)
 Tabung bersimbol huruf C terletak dalam lingkaran warna biru, dipakai untuk
kebakaran kelas E (kebakaran kelistrikan)
 Tabung bersimbol huruf D terletak dalam bintang warna kuning, dipakai untuk
kebakaran kelas D (kebakaran bahan logam)

Pelat identifikasi alat pemadam kebakaran.

e. Kesiapan menghadapi kebakaran


Semua bahan yang mudah terbakar harus dinamai, disimpan dan ditangani
sebagaimana mestinya. Secara tetap latihan pemadaman seharusnya dilaksanakan
sehingga pekerja terbiasa dengan prosedur keselamatan kebakaran dan
mengetahui apa yang dilakukan jika terjadi kebakaran. Adapun yang diperlukan
adalah :

 Pahami prosedur pencegahan kebakaran dimana anda bekerja - petugas


keadaan darurat, prosedur pengungsian. Semua pekerja seharusnya
mengetahui prosedur untuk pengungsian darurat dan dimana pintu keluar .
 Ketahui tempat semua perlengkapan untuk menghadapi kebakaran.
 Pelajari tempat semua alarm (sirine) kebakaran.
 Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti latihan kebakaran dengan
keyakinan.
 Menjaga peralatan menghadapi kebakaran dan rute jalan keluar bebas dari
hambatan.
 Menjaga jalan masuk untuk tangga dan perancah/penyangga (scaffolding)
bebas, dimana jalan ketangga tidak terhalang.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 68 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

f. Pengkondisian alat pemadam kebakaran


Secara lengkap peralatan pemadam harus terjaga dan mudah diambil. Menurut
peraturan, alat pemadam harus dinamai dan dirawat sebagaimana mestinya.
 Jaga alat pemadam kebakaran dari pengaruh panas dan dingin yang ekstrim
(perbedaan yang mencolok).
 Jangan pernah mengembalikan alat pemadam kebakaran setelah digunakan
ketempatnya, sebelum dinamai dan diisi kembali.
 Pastikan berfungsinya alat pemadam kebakaran, dan segera ditempatkan
dengan seksama pada tempat yang mudah diraih agar dapat melayani reaksi
bahaya kebakaran.

g. Menyelamatkan Diri Dari Api

Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh
alat-alat pemadam yang ada.

Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telefon dan pintu darurat yang
ada di tempat kerja anda.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti
lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan diri dari
kebakaran di setiap tempat kerja mereka.

Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api.
Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api,
pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar.

Selalulah berada di antara api dan jalan ke luar.

Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila :

 Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.


 Api telah menguasi jalan ke luar.
 Asap telah mengabur atau menggelapkan jalan keluar.
 Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan
hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan.
 Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghebus api.
 Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
 Didalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak
untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai.
 Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau
berhenti.
 Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
 Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 69 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

h. Selalu siap memadamkan api

Anda harus tahu apa yang harus diperbuat bila terjadi kebakaran :
 Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja
anda.
 Ketahuilah tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
 Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.
 Pelajarilah fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
 Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api
dengan pasti.
 Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah
dijangkau.

Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri:


 Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
 Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga belum
dibangun.
 Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangga tertutup,
tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan
peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
 Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin
sekali.
 Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan
ketempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang.
 Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang
baru.

i. Memadamkan Api/Kebakaran

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat


memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan.

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah keselamatan berikut:


 Hidupkan segera alarm.
 Beritahu regu pemadam kebakaran.
 Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
 Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
 Bila dipandang perlu segera keluar.
 Jangan masuk kembali gedung yang sedang kebakar.

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:


Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 70 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera
ditanggulangi.
 Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehingga
mudah dikendalikan daripada dating setelah api menjadi besar sehingga api
sulait ditanggulangi.
 Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dpat mengarahkan mereka
langsung ke tempat kebakaran tanpa harus menunda.
 Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan
yang tepat.
 Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bengunan dapat
meregut nyawa seseorang.
 Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber api
dan panasnya jauh.
 Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat
mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu,
atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada disekitarnya.
Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

j. Menghadapi kebakaran
Jika kebakaran terjadi, segera lakukan tindakan yang tepat dan segera keluar,
kurangi bahaya untuk kehidupan dan jaga kerusakan agar minimum.
Jika menemukan kebakaran, ingat enam langkah KESELAMATAN ini :

 Bunyikan alarm segera


Beberapa menit pertama setelah
kebakaran mulai, adalah vital untuk
mengontrolnya

 Beritahu pasukan pemadam kebakaran


Yang terbaik pasukan pemadam datang
ketika api masih terkontrol dibandingkan
setelah api besar tidak terkontrol

 Beritahu setiap orang untuk


mengamankan
Seseorang menyaksikan pasukan pemadam
dapat langsung memadamkan api tanpa
menunda

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 71 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Hadapi kebakaran dengan peralatan


yang tersedia
Kebakaran kecil dapat segera dikontrol

 Mengungsi jika perlu


Kebakaran besar bisa membahayakan hidup

 Jangan memasuki kembali gedung


yang sedang terbakar
Asap dan gas didalam gedung yang
sedang terbakar adalah berbahaya dan
sering mematikan

Catatan: Ketika bocoran gas terbakar, jangan coba untuk memadamkannya


sebelum kebocoran dihentikan.

4.3.3. Prosedur Pengungsian Darurat


Situasi darurat di tempat kerja memungkinkan semua orang di area kerja atau
seluruh pabrik mengungsi. Pencemaran udara di pabrik dari kebocoran gas, kebakaran,
ancaman bom atau keadaan darurat di sekitar lokasi pabrik berada, dapat dan
diharuskan setiap orang meninggalkan pabrik segera.

Pabrik mempunyai prosedur pengungsian yang diperlukan pekerja untuk bertindak


berdasarkan peringatan suara sirene, dan untuk diikuti perintahnya dengan cara
seksama, sesuai persetujuan rencana pengungsian. Latihan pengungsian secara
tetap harus dilakukan, sehingga pekerja memahami tentang peringatan sirene dan
rencana tindakan keadaan darurat.

4.3.4. Pertolongan Pertama


Para petugas PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) harus mengetahui
kepada siapa, di mana, dan bagaimana harus bertindak memberikan pertolongan
pertama. Pada umumnya bila korban ada didekat petugas PPPK, maka dapat langsung
diberi pertolongan. Tetapi bila berada jauh, maka petugas PPPK harus memutuskan
apakah mengirimkan dokter, ambulans, atau yang lain.

Selanjutnya, petugas PPPK melanjutkan tindakan-tindakan sebagai berikut :


 Petugas PPPK memberikan laporan secara terperinci mengenai korban dan
pertolongan pertama yang telah diberikan kepada dokter.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 72 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

 Mandor/Pengawas harus bertanggung jawab dan melaporkan kejadian yang


dialami korban.
 Untuk urusan selanjutnya ditangani oleh bagian adminstrasi.
 Pimpinan atau atasan harus ikut menanggung dan memberikan keputusan
untuk segera menyelidiki sebab-sebabnya.

Selain petugas PPPK, harus tersedia juga perlengkapan pertolongan pertama lain atau
obat-obatan yang disimpan dalam kotak PPPK, misalnya :
 kapas;
 obat luka baru, perubalsem; dan
 borwater, pembalut luka, tensoplas, dan obat-obatan lain.
 Disamping kotak PPPK, slogan atau poster perlu juga sebagai alat bantu untuk
mengingatkan pekerja pada waktu bekerja.

Walaupun tindakan pertolongan pertama tidak tercakup dalam modul ini,


setiap orang seharusnya telah berlatih dasar-dasar pertolongan pertama.

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 73 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan
ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam
lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 74 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-


sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Pengarang: Tim Penyusun
Penerbit: IAPSD, Batam Institusional Develovment Project
Tahun Terbit: Desember 2001

Judul: Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja


Pengarang: H.N.C. Stam
Penerbit: BLIB, Katalis
Tahun Terbit: 1989

Judul: Occupational Health and Safety


Pengarang: Maree Wheelen
Penerbit: Western Metropolitan College of TAFE
Tahun Terbit: 1990

Judul: Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel


Pengarang: Tia Setiawan dan Harun
Penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Tahun Terbit: 1980

Judul: Petunjuk Praktis Keselamatan Kerja


Pengarang: Soedjono
Penerbit: Bhratara Karya Aksara – Jakarta
Tahun Terbit: 1985

Judul: Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja
Pengarang: Tim Penyusun
Penerbit: Departemen Tenaga Kerja RI.
Tahun Terbit 1999

Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 75 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006

Anda mungkin juga menyukai