MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DI LINGKUNGAN KERJA
LOG.OO01.002.01
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................
1
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 3
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan
serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan
suatu standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai
suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit,
elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Unit Prasyarat :
Unit ini menerapkan praktek-praktek kerja yang aman seperti yang diterapkan di
semua tempat kerja logam dan teknik (rekayasa). Kompetensi-kompetensi yang
didemonstrasikan dihubungkan dengan kinerja dan penggunaan keahlian-keahilian
khusus. Prosedur-prosedur darurat dapat meliputi isolasi sistem darurat, listrik,
mekanik, pneumatik dan tim darurat serta perlengkapan air bila perlu. Unit ini dan
standar-standar ini tidak mencakup keahlian-keahlian tim darurat seperti pemadam
kebakaran, petugas P3K dan sebagainya.
a. Konteks Penilaian
Unit ini dapat dinilai di tempat kerja, diluar kerja atau kombinasi keduanya
penilaian di tempat maupun diluar kerja. Perencanaan harus konsisten dengan
bidang pekerjaan individu dan berhubungan dengan prosedur, alat,
perlengkapan, material dan dokumentasi yang relevan dengan bidang
pekerjaan. Kompetensi yang tercakup dalam unit ini akan didemonstrasikan
oleh pekerjaan individu itu sendiri atau sebagai bagian dari sebuah tim.
Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang diketahui oleh individu
yang dinilai.
b. Kondisi Penilaian
c. Aspek Kritis
Unit ini dapat dinilai berhubungan dengan unit inti atau spesialisasi lainnya
dan tidak dipisahkan. Penilaian ini harus berhubungan dengan kinerja
kegiatan normal di tempat kerja dimana kompetensinya yang tercakup dalam
unit ini didemonstrasikan bersamaan dengan kompetensi inti atau spesialisasi
lainnya. Penilaian kompetensi ini dapat berhubungan dengan kompetensi inti
atau spesialisasi yang dibutuhkan oleh bidang kerja individu.
d. Catatan khusus
e. Pedoman penilai
e.3 Kondisi tempat kerja dijaga dengan aman dan bersih dengan mengikuti
prosedur perusahaan.
e.4 Alasan-alasan untuk kerumah-tanggaan yang baik di tempat kerja
dapat diberikan. Syarat-syarat perusahaan dapat diuraikan.
e.5 Kegiatan di tempat kerja dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab
dan tugas-tugas karyawan, seperti bekerja dengan aman, tidak
membahayakan orang lain, mengikuti persyaratan perundang-
undangan perusahaan, mengikuti prosedur untuk menangani zat-zat
yang berbahaya dan sebagainya.
e.6 Tanggung jawab dan kewajiban karyawan dapat diberikan.
e.7 Perlengkapan pelindung diri yang tepat untuk menjalankan tugas, yang
diseleksi sesuai dengan prosedur perusahaan, dipakai dan setelah
dipakai disimpan dengan benar.
e.8 Alasan-alasan untuk menggunakan perlengkapan pelindung diri dapat
diberikan.
e.9 Ketika melaksanakan kegiatan-kegiatan di tempat kerja, semua
perlengkapan dan alat-alat keselamatan digunakan sesuai dengan
perundang-undangan dan persyaratan perusahaan.
e.10 Perlengkapan dan alat-alat keselamatan yang tepat untuk tugas-tugas
dan kegiatan-kegiatan tertentu di tempat kerja dapat diseleksi. Alasan
untuk menggunakan perlengkapan dan alat-alat keselamatan dapat
diberikan.
e.11 Kerja dilakukan sesuai dengan informasi yang diberikan oleh tanda-
tanda dan simbol keselamatan.
e.12 Tanda-tanda dan simbol dapat diterjemahkan dengan benar.
Penerapan tanda-tanda dan simbol pada kegiatan-kegiatan kerja
mereka dapat diuraikan.
e.13 Pedoman penanganan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
terdapat dalam perundang-undangan, prosedur perusahaan dan
pedoman Komisi Kesehatan dan Keselamatan Nasional.
e.14 Prosedur pedoman penanganan yang benar dapat dijelaskan. Situasi-
situasi kegiatan mereka di tempat kerja yang menerapkan prosedur-
prosedur ini dapat dikenali.
e.15 Penggunaan perlengkapan darurat yang benar dapat didemonstrasikan.
e.16 Lokasi perlengkapan darurat dapat diberikan. Jenis perlengkapan
darurat yang digunakan dalam situasi tertentu dapat dikenali. Alasan-
alasan untuk menyeleksi jenis perlengkapan tertentu dapat diberikan.
e.17 Bahaya-bahaya di tempat kerja yang ditemui dalam kegiatan sehari-
hari dicatat dan dilaporkan kepada personil yag tepat sesuai dengan
prosedur pengoperasian standar.
e.18 Bahaya-bahaya yang mungkin ditemui di tempat kerja dapat dicatat.
Prosedur-prosedur untuk melaporkan bahaya-bahaya dapat diberikan.
e.19 Prosedur untuk menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat
jika terjadi kecelakaan didemonstrasikan.
e.20 Orang-orang atau layanan yang dihubungi jika terjadi rangkaian
kecelakaan dapat dicatat (kebakaran, keracunan, patah lengan,
kecelakaan pada mata, jatuh terjungkal, ledakan, jatuh, kecelakaan
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 11 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab
terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda
dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki
prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan
interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
b. Ruang Lingkup
Pasal 2
1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, yang berada
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2) Ketentuan pada ayat (1) tersebut berlaku pada tempat kerja di mana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya yang termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan.
e) Dilakukan usaha perkembangan dan pengolahan emas, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
f) Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara.
g) Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dek,
stasiun atau gudang.
h) Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air.
i) Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan.
j) Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi dan
rendah.
k) Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting.
l) Dilakukan pekerjaan di dalam tangki, sumur atau lubang.
m) Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
n) Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
Pasal 4
1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemakaian, penggunaan pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan
alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu
sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut pada
ayat (1) dan (2), dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja tersebut.
d. Pengawasan
Pasal 5
1) Direktur melakukan pengawasan umum terhadap undang-undang ini, sedang
para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.
2) Wewenangan dan kewajiban direktur, pegawai pengawasan dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 6
1) Barang siapa tidak dapat menerima direktur dapat mengajukan permohonan
banding kepada panitia Banding.
2) Tata permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas panitia Banding dan
lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
3) Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan undang-undang ini, pengusaha harus membayar
menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan.
Pasal 8
1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala kepada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
dibenarkan oleh direktur.
3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.
e. Pembinaan
Pasal 9
1) Pengurus diwajibkan menunjuk dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru
tentang :
a) Kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c) Alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d) Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenanga kerja yang bersangkutan setelah
ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah mengalami syarat-syarat tersebut di
atas.
3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang di bawah pimpinannya dalam mencegah kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
j. Kewajiban Pengurus
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
1) Secara tertulis menempatkan di tempat kerja yang dipimpinnya semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan,
pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
2) Memasang di tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
3) Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
4.1.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/98 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
a. Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
2) Kejadian berbahaya lainnya ialah suatu kejadian yang potensial, yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran,
peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
3) Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya.
4) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
5) Pegawai pengawas adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat
(5) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
6) Pengurus adalah :
a) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri ;
b) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dirmaksud dalam huruf a) dan
b) yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
7) Menteri adalah Menteri yang membidangi ketenagakerjaan.
Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan
pekerjaannya ke dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-
undang No. 3 tahun 1992.
Pasal 4
1) Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib
melaporkan secara tertulis kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (2) huruf a), b), c) dan d) kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam
terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan
sesuai contoh bentuk 3 KK2 A lampiran 1.
Pasal 5
1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-05/MEN/1993.
2) Pengurus atau pengusaha yang belum mengikutsertakan pekerjaannya pada
program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3,
melaporkan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a)
dan b) dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER-04/MEN/1993.
c. Pemeriksaan Kecelakaan
Pasal 6
1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dan
pasal 5, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai
pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
2) Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus
atau pengusaha.
3) Pemeriksaan dan pekerjaan kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Pasal 7
Pegawai pengawas dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengkajian
mempergunakan formulir laporan pemeriksaan dan pengkajian sesuai lampiran II
untuk kecelakaan kerja, lampiran III untuk penyakit akibat kerja, lampiran IV
untuk peledakan, kebakaran dan bahaya pembuangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 limbah dan lampiran V untuk bahaya lainnya.
Pasal 8
1) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 pada tiap-tiap akhir
bulan menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan
menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI peraturan ini.
2) Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja harus menyampaikan analisis laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah
d. S a n k s i
Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan pasal 2, pasal 4 ayat (1),
diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) UU No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e. Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan.
f. Ketentuan Penutup
Pasal 14
Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, maka formulir bentuk 3 KK2 dalam
Peraturan Menteri No. PER-04/MEN/1993 dan Peraturan Menteri No. PER-
05/MEN/1993 dinyatakan tidak berlaku.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 24 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01
a. Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan krja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif;
2) Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hokum Republik
Indonesia;
3) Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan
suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang
direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai
kebijakan dan tujuan perusahaan;
4) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan
tujuan mencari laba atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara;
5) Direktur ialah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 1
Tahun 1970;
6) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah pegawai teknik berkeahlian khusus
dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri;
7) Pengusaha adalah :
a) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
b) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada huruf a) dan b), jika kalau yang diwakili
berkedudukan di luar Indonesia.
8) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung tempat
kerja atau lapangan yang berdiri sendiri;
9) Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
10) Laporan Audit adalah hasil audit yang dilakukan oleh Badan Audit yang berisi
fakta yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit di tempat kerja sebagai
dasar untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja Sistem Manajemen K3;
11) Sertifikat adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan penerapan peraturan
perundangan Sistem Manajemen K3;
12) Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
ketenagakerjaan.
e. Kewenangan Direktur
Pasal 6
Direktur berwenang menetapkan perusahaan yang dinilai wajib untuk diaudit
berdasarkan pertimbangan tingkat risiko bahaya.
Pasal 8
1) Badan Audit wajib menyampaikan laporan audit lengkap kepada Direktur dengan
tembusan yang disampaikan kepada pengurus tempat kerja yang diaudit.
2) Laporan audit lengkap sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri ini.
3) Setelah menerima laporan Audit Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud
ayat (2), Direktur melakukan evaluasi dan penilaian.
4) Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian tersebut pada ayat (3), Direktur
melakukan hal-hal sebagai berikut :
g. Sertifikat K3
Pasal 9
1) Sertifikat sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (4) huruf a), ditanda tangani oleh
Menteri dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.
2) Jenis sertifikat dan bendera penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.
i. Pembiayaan
Pasal 11
Biaya pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3 dibebankan kepada perusahaan yang
diaudit.
a. Kesehatan
Kesehatan Diri
Dalam kehidupan pekerjaan
penting sekali memperhatikan
kesehatan diri. Mencuci tangan
Di bengkel bisa terjadi kecela- dengan air
kaan kecil dan besar. Kita ha-
rus berbuat sesuatu untuk
mencegah kecelakaan atau
memperkecil resikonya.
b. Air
c. Pakaian Kerja
Topi
Pekerja pada gambar ini berpa-
kaian benar. Kaca mata pe-
ngaman
Tanpa dasi dan
Ia mengenakan :
syal
Tangan pendek
Topi (helm) untuk
melindungi rambut.
Tanpa cincin,
Baju lengan pendek. tanpa arloji
d.Kaca
Rambut
matadan Dasi mata-
melindungi
nya.
Pekerja wanita berambut
lebih
Tanpa arloji dari
panjang ataupada
cincin.
pria.
Rambut panjang
Tanpa dasi dan syal
Sepatu kokoh
kalung
gelang
cincin
Kalung, gelang, arloji dan cincin syal
MEMBAHAYAKAN dasi
e. Atribut Lain
CATATAN : Kebisingan
dapat membuat orang Kaca mata pe-
menjadi agresif dan yang ngaman
lebih parah menjadi tuli.
Kedok perna-
Sarung tangan untuk me- pasan
lindungi tangan dalam
ba-nyak pekerjaan.
Pelihara keber-
f. Penempatan dan pem- sihan lantai kerja
buangan
Menyapu
..
g. Pencegahan Kecelakaan
Kebocoran Gas
..
Bejana/wadah
Tutuplah selalu wadah/bejana
itu. Pipa tiup
..
i. Hantaran
..
SABUK TRANSMISI
..
k. Hantaran Mesin
Membuka hantar-
an
..
l. Memindahkan Bagian
Yang Tajam
..
..
..
Modul
Judul Mengoperasikan
: Menerapkanmesin, se- Keselamatan
Prinsip-prinsip
Dan Kesehatan Kerja
perti : membubut, memfra- Di Lingkungan Kerja Halaman: 43 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
is, menyekrap, dan meng-
gerinda.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01
..
Memahat
Menggergaji
p. Las Gas/Oksigen
Membor
Pekerjaan mesin
q. Las Listrik
Memerisai
Dalam mengerjakan las listrik,
Perisai las listrik
sebuah perisai digunakan
untuk melindungi mata.
Menggunakan
kedua tangan
..
Situasi kerja
..
s. Perkakas Tangan
Luka
..
t. Palu
Mudah patah
Gagang yang patah harus se-
gera diganti. Kebanyakan ga-
gang terbuat dari kayu khusus
yang tidak mudah patah.
..
u. Pahat
..
Pelaksanaan tata laksana industri yang baik dapat membuat tempat kerja aman. Tata
laksana industri berarti menata semua tempat kerja seperti; area gudang, ruang kerja,
tempat produksi dan jalan masuk agar bersih, rapi dan dalam kondisi baik; sehingga
kecelakaan, cedera dan kebakaran tidak terjadi.
Tata laksana yang baik seharusnya bagian dari rutinitas harian. Rancangan
tempat kerja yang baik, sistim keamanan kerja, pelatihan yang tepat dan
supervisi pekerja, membuat kemungkinan tata laksana dilakukan dengan efisien.
Perawatan mesin dan peralatan yang tepat, fasilitas gudang, pakaian
pelindung dan perlengkapan juga bagian penting dari tata laksana yang baik.
Pemeriksaan keselamatan berkala dari tempat kerja seharusnya dilakukan dan
daftar tugas tata laksana seharusnya dijaga untuk meyakinkan tata laksana
dilakukan sebagaimana mestinya.
Berikut ini adalah daftar hal yang utama dari tata laksana yang seharusnya
diperiksa pada tempat kerja :
Tempat kerja dan seluruh area kerja dijaga kebersihannya;
Tempat kerja, toilet, ruang istirahat dan area ruang makan harus memenuhi
standar kesehatan (hygenic);
Area kerja punya penerangan dan ventilasi yang baik;
Jalan masuk seperti gang, jalan terusan, tangga dan jalan yang landai dijaga
kebersihan dari rintangan dan sampah;
Jalan masuk dengan jelas ditandai dengan batas kuning, putih, biru dan atau
garis merah;
Lantai dan permukaan lainnya bersih dan kering dengan tidak ada bukti
tumpahan, gemuk dan kotoran;
Stop kontak, tombol dan saluran tenaga listrik dalam kondisi baik;
Saluran listrik jangan bersentuhan dengan permukaan yang basah atau
merintangi jalan masuk;
b. Penyimpanan Bahan
Bahan harus disimpan dengan aman sehingga bahan tidak rusak atau
membahayakan orang. Penyimpanan bahan secara sembarangan sangat
berbahaya. Debu, sampah dan sisa pembuangan dapat diletakkan jauh dari gudang
bahan dan bahaya api. Bahan yang ditumpuk tidak teratur bisa jatuh, sehingga
merusak bahan dan membahayakan pekerja.
Beberapa hal penting penyimpanan bahan adalah :
Seharusnya mudah bagi pekerja, forklifts dan peralatan penanganan mekanik
seperti trolleys dan drumlifters untuk bergerak didalam dan sekitar area gudang.
Bahan dapat disimpan pada rak, laci, dan kotak-kotak.
Fasilitas penyimpanan khusus, seperti lemari tahan api dan kaleng/teromol
keamanan, diperlukan untuk barang-barang yang berbahaya.
Bahan kimia, secara jelas ada label dan disimpan ditempat yang aman yaitu
kering, ventilasi baik, area jauh dari pekerja.
Jenis bahan kimia seharusnya dipisahkan.
Batas tingkatan Asap, debu dan radiasi seharusnya dimonitor pada lokasi
gudang dan pada area kerja.
Bau yang menyengat, gumpalan awan dan debu dari asap seharusnya diselidiki.
Gambar simbol keselamatan adalah tanda yang ditampilkan pada tempat kerja
untuk
Tanda Larangan / Pencegahan kecelakaan ; Gambar lingkaran dengan
diagonal merah diatas warna dasar putih. Contoh; dilarang merokok.
Tanda Peringatan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja; Berbentuk segi
tiga dengan warna hitam diatas warna dasar putih. Contoh; mudah terbakar
atau awas api
Tanda Pemberitahuan /Tempat perlengkapan keadaan darurat tersimpan;
Berbentuk segi empat , Contoh; tempat PPPK
Tanda Perintah/Pemberitahuan kepada pekerja dimana perlengkapan
keselamatan khusus harus dipakai; Gambar putih diatas warna dasar biru.
Contoh; gunakan kaca mata
4.2.1. Bahaya
Akibat yang dirasakan dalam tubuh manusia dapat akut atau kronis dan
kadang-kadang kedua-duanya.
Bahaya yang akut adalah reaksi langsung pada bahaya yang mengenainya,
misalnya : adanya bintik-bintik merah pada kulit, batuk-batuk, sulit bernafas,
tidak sadar, atau meninggal. Akibat terkena bahaya akut dapat pula lama atau
cacat/ kerusakan yang permanen pada tubuh kita.
Bahaya yang kronis mungkin tidak segera kelihatan jelas dan akibatnya lama
tidak dirasakan si penderita. Bahaya kronis umumnya tidak dapat sembuh,
misalnya : kanker yang disebabkan oleh pengaruh abses.
Banyak bahaya yang mudah dikenal seperti misalnya : gir (roda besi) atau
pulley tanpa pengaman.
Berikut ini adalah contoh-contoh garis besar akibat yang dapat timbul pada
tubuh kita dari polutan yang “tidak jelas” di tempat kerja. Pada dasarnya hal
itu adalah :
Polutan atmosfer,
Karat dan bahan kimia beracun,
Suara yang terlalu keras,
Radiasi,
Getaran,
Gerakan badan atau tangan yang berulang-ulang dan melelahkan,
Lingkungan yang panas atau dingin.
Tubuh dapat menolak atau menyaring partikel besar melalui hidung dan
membran mukosa (selaput lendir) dengan meludah atau menelannya. Pertikel
kecil yang dapat lolos dari mekanisme pertahanan itu dapat menembus paru-
paru dan menyebabkan penyakit paru-paru. Debu apa saja mempunyai potensi
menciptakan penyakit paru-paru. Beberapa kasus khusus dalam lingkungan
tempat kerja adalah abses (penyebab sakit paru-paru), debu fibreglass/fibre
(juga penyebab penyakit paru-paru), penyemprot cat dan debu (reaksi alergi
terhadap larutan).
demikian masih ada macam kotoran yang ada dalam atmosfer yang memerlukan
perlindungan yang berupa respirator (alat penyaring untuk udara yang dihirup).
Penggunaan respirator yang tepat untuk pekerjaan tertentu sangatlah penting
sekali. Alat yang tidak tepat atau tidak terawat dengan baik sama bahayanya
dengan tanpa menggunakan alat sama sekali.
Karena derajat keracunan dari bahan kimia itu sangat bervariasi, maka metode
pengendalian secara umum tidak dapat direkomendasikan. Lembar Data
Keamanan Material (LDKM) yang khusus disusun untuk masing-masing bahan
kimia perlu diteliti secara menyeluruh dan metode pengendalian yang
direkomendasikan harus benar-benar diikuiti. Majikan dan petugas kesehat-an
dan keamanan perlu dimintai pendapat mengenai masalah bahan kimia
penyebab karat dan beracun ini.
Ada tiga bahaya yang mungkin terjadi jika kita mendengar suara kebisingan
yang terlalu keras.
Suara itu mengganggu komunikasi bicara dan tidak dapat mendengar tanda
bahaya, dan karenanya bisa menyebabkan kecelakaan.
Suara itu menurunkan semangat, efisiensi, dan kepedulian umum dari para
pekerja, dan hal ini mungkin menyebabkan kecelakaan dan meningkatkan
tingkat stress.
Suara yang tinggi berakibat langsung pada pekerja dengan pendengaran
yang tidak seimbang dan dapat mengakibatkan tuna rungu dalam kasus yang
serius.
Ukuran tingkat bunyi yang dipergunakan untuk mengukur suara. Ukuran ini
mempergunakan filter yang bereaksi sama seperti telinga manusia.
Beberapa contoh khusus dari tingkat suara (kebisingan) dan akibatnya yang
terlihat dalam tabel berikut ini :
8 90
4 93
2 96
1 99
0,50 102
0,25 105
Seperti halnya untuk semua macam bahaya, pemecahan masalah yang dipilih
untuk urusan polusi suara terletak pada menghilangkan atau mengendalikan
bahaya pada sumbernya. Hal ini dapat dicapai dengan :
Ahli pengendali suara yang handal harus dapat mengembangkan metode
pengendalian.
Hilangkan atau pindahkan mesin pembangkit/sumber suara itu ke luar.
Mesin atau pekerjaan yang menghasilkan kebisingan dimasukkan ke dalam
ruangan yang kedap suara.
Peredam yang dipasangkan pada mesin pneumatik.
Perawatan peralatan yang tepat dan teratur.
Penggantian peralatan yang bising dengan yang kurang bising.
Manusia selalu hidup dalam dunia dimana terkena radio-aktif. Ada radiasi di
dalam udara yang kita hirup, ada radiasi dalam makanan yang kita makan, dan
ada radiasi dalam air yang kita minum.
1) Radiasi Terionisasi
Radiasi Terionisasi dihasilkan oleh peralatan Sinar-X atau Sinar Gamma yang
dikeluarkan oleh bahan radio-aktif. Bahan radio-aktif digunakan dalam peralatan
teknik dalam pengujian metal yang tidak merusak, misalnya : menguji ketebalan
metal, dan kesempurnaan hasil pengelasan.
Untuk melindungi para pekerja, waktu kerja harus dibatasi lamanya.
Radiasi yang terlihat : tidak merupakan masalah yang serius, tetapi perlindungan
terhadap sinar yang terang sekali harus dilakukan.
Radiasi ultra-violet : las listrik, lampu UV, dan sinar matahari langsung adalah
sumber kerusakan umum oleh radiasi UV. Kulit dan mata dapat terkena.
Sinar laser : dipakai pada mesin potong metal, pengelasan plastik dan
pengukuran peralatan. Laser berkekuatan tinggi dapat menyebabkan cacat
permanen.
Getaran yang dialami para pekerja umumnya digolongkan dalam getaran tubuh
secara keseluruhan dan getaran tangan atau lengan.
Getaran seluruh tubuh terjadi jika bekerja para pekerja duduk, berdiri, atau
berbaring pada suatu struktur (bias mesin, bias alat yang berjalan) yang
bergetar.
Getaran yang sangat menyababkan pusing, mau muntah, belakang (jawa :
geger) yang sakit, dan gangguan mental. Sebagian besar organ tubuh dapat
terpengaruh.
Getaran pada tangan dan lengan dihasilkan oleh pemakai terus-menerus dari
alat-alat tangan dengan gerak maju-mundur dan gerak lingkaran, seperti gergaji,
alat pelubang, mesin penghalus, gerinda, dll.
”Overuse injuries” (rasa sakit karena terlalu lama menggunakan alat) adalah
istilah yang digunakan untuk menerangkan adanya ketidak-nyamanan atau rasa
sakit yang terus menerus pada otot-otot dan lapisan halus lainnya.
Di Australia istilah di atas lebih dikenal dengan “Repetetitive Strain Injuries” (rasa
sakit karena kelelahan yang disebabkan gerakan yang sama dan berulang-
ulang). Namun demikian, rasa sakit seperti disebutkan di atas telah dikenal sejak
orang membuat alat-alat. Istilah yang digunakan adalah “housemaid’s knee”,
“tennis elbow”, “writer’s cramp”.
Pengaturan postur tubuh yang lebih baik, mengurangi beban, dan modifikasi
lainnya yang mengurangi kelelahan otot akan membantu pekerja.
Prognosis
Gejala Lamanya waktu (Perkiraan
akibatnya)
Tingkat 1 Beberapa minggu Pengurangan minimal
sementara pengerjaan dalam kapasitas
Rasa sakit yang tak
tugas dengan gerakan pekerjaan atau perlu
menentu dan lelah
berulang berlanjut. diganti jika gejala
terjadi selama bekerja,
tingkat 1 ini
tetapi hilang setelah
ditemukan.
istirahat, sehari
sesudahnya, dan
setelah akhir minggu.
Tingkat 2 Sampai dengan Perlu ditangani segera
beberapa minggu sebab akan
Rasa sakit dan lelah itu
setelah berhebti berkembang dengan
terjadi tidak lama
mengerjakan mudah ke tingkat 3
setelah orang mulai
pekerjaan dengan jika tidak di tangani.
bekerja dan hal itu
gerakan berulang.
terus dirasakan setelah
selesai bekerja
Tingkat 3 Berbulan-bulan sampai Payah, kronis, dan
bertahun-tahun meski- kondisi yang mungkin
Rasa sakit dan lelah-
pun sudah tidak mela- sudah menetap peker-
nya tetap, dan lemah
kukan. jaan itu.
ketika istirahat, dan ra-
sa sakit meskipun tidak
melakukan gerakan
berulang.
Tubuh manusia mirip dengan mesin pembakaran dimana bahan bakar yang
dikonsumsi dan pada ukurannya (sekitar dua belas persen) akan menyediakan
energi untuk otot sedangkan sisa energi bahan bakar (delapan persen) diubah
menjadi panas dan dikeluarkan tubuh.
Semakin keras kita bekerja akan banyak panas yang ditimbulkan. Bekerja di
tempat yang panas akan menghambat laju pengeluaran panas dan membuat
keadaan pekerja lebih buruk. Keadaan terlampau panas menyebabkan cepat
lelah dan rasa mengantuk dimana ini meningkatkan kesalahan kerja.
Kerja yang lebih berat sangat diperlukan pada situasi yang dingin, tetapi peluh
yang keluar akan menambah masalah dan pakaian pelindung diri yang sesuai
adalah penyelesaian yang baik.
Efek dari tekanan perubahan suhu akan berbeda tiap orang pada :
Usia-pekerja yang lebih tua peka menderita perubahan suhu yang hebat/drastic.
Jenis kelamin-wanita umumnya memiliki lebih banyak kesulitan saat
menyesuaikan pada suhu yang tinggi.
Kondisi fisik-pekerja/tukang umumnya dapat menahan lebih banyak stress.
Pada beberapa kasus, alat pelindung dapat menguntungkan dengan pakaian dan
sepatu yang sesuai, seperti pada gangguan suara dan getaran, pengurangan
seawall mungkin akan memberikan keuntungan.
Ketika bekerjapada keadaan yang panas ada tiga hal yang penting untuk
dikendalikan, untuk meyakinkan kesehatan anda tetap baik yaitu secara teratur
minum air, aliran udara yanf baik dan tempat dingin untuk istirahat sementara.
Maka dari itu jangan sembarangan jika menggunakan bahan kimia dalam proses
kerja atau menanganinya. Jangan mengira tidak membahayakan; sebab bahan
kimia tidak berbau, atau karena telah bekerja bertahun-tahun menggunakan bahan
kimia dan belum pernah mencelakakan.
Pekerja seharusnya mengetahui aturan yang berhubungan dengan risiko bahan
kimia yang digunakan, dengan mengikuti semua petunjuk yang dibolehkan untuk
penggunaan bahan kimia. Peranan lembaran data keamanan bahan (Material
Safety Data Sheet / MSDS) cukup penting. Adanya ahli K3 ditempat kerja yang
dapat membantu untuk membaca dan memahami informasi pada MSDS, sangat
bermanfaat melindungi diri pekerja.
2) Langkah pencegahan dan pengontrolan polusi kimia :
Bila mungkin, hentikan penggunaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja.
Ganti bahan kimia dengan yang aman kandungan zatnya.
Menutupi proses kerja atau penyimpanan kontainer untuk kandungan bahan
kimia (yaitu menutupi wadah, penanganan dari jauh/ pakai remote).
Sistim ventilasi industri dirancang dengan baik, agar dapat menghilangkan asap
dan uap.
Udara ditempat kerja harus dimonitor dan semua udara kotor dinetralkan.
Pakaian dan perlengkapan pelindung seperti masker muka, alat pernafasan dan
pelindung kepala (helm) dipakai hingga tempat kerja aman. Semua pelindung
roda gigi harus sesuai standar yang aman.
Secara berkala kesehatan pekerja dimonitor.
Beberapa alasan mengapa bocoran dan tumpahan bahan kimia harus diperlakukan
dengan tepat :
Jika kandungan bahan kimia tumpah atau bocor, mengalir kedalam drainase, hal
itu akan mengotori saluran air masyarakat.
Gas toxic secara ceroboh tertumpah keudara, dapat berefek pada kesehatan
banyak orang di masyarakat.
Gas toxic dihasilkan dari bahan kimia yang terbakar, dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan gangguan pernafasan. Untuk waktu lama dapat terjadi
gangguan kesehatan.
Ledakan cairan yang mudah terbakar pada pabrik yang terbakar dapat dengan
serius membahayakan pemadam kebakaran dan wilayah hunian terdekat.
Judul Modul : Menerapkan Prinsip-prinsip Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja Halaman: 63 dari 75
Buku Informasi Versi: 15-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO01.002.01
Pembuangan bahan kimia bekas harus dikontrol secara tepat. Pada MSDS
diberikan petunjuk cara pembuangan yang harus diikuti sesuai peraturan.
Harus dipahami bahwa bekerja dengan bahan kimia meliputi tanggung jawab untuk
melindungi semua masyarakat dari timbulnya bahaya. Potensi risiko untuk
masyarakat biasanya dari sumber alami yang penting, seperti udara dan air.
Polusi harus dipertanggungjawabkan pada semua tempat kerja untuk
memastikan bahwa standar keselamatan sesuai peraturan untuk melindungi
pekerja dan masyarakat luas.
c. Kebisingan
1) Sumber kebisingan
Setiap orang punya perbedaan pendapat tentang kapan kebisingan dianggap
terlalu keras dan apa jenis kebisingan yang dapat diterima. Suara kendaraan
bermotor konstan diterima orang disekitar kota, secara berangsur-angsur
menjadi biasa dengan tingkat kebisingan tersebut, sedangkan bagi orang-orang
dari sekitar pinggiran merupakan suatu yang menyakitkan.
Memainkan musik keras dirumah, di jalan dan ditoko menyebabkan keluhan
sejumlah besar orang, karena merasa terganggu. Undang-undang telah
mengatur kontrol dan standar kebisingan yang diizinkan untuk mengatur orang-
orang yang menimbulkan ketidak amanan dan anti-sosial tingkat kebisingan.
Industri di banyak tempat telah menjadi begitu bising sehingga hampir semua
pekerja industri mengalami tingkat kebisingan yang berbahaya dari suara mesin
pon, kompresor, dan kebisingan industri lainnya.
2) Tingkat kebisingan
Desibel (dB) adalah ukuran intensitas suara, sebagai perbandingan tingkat
kebisingan adalah :
Pesawat terbang take off 180 dB
Melewati / ambang batas pendengaran 130 dB
Truk besar 120 dB
Disco 110 dB
Kebisingan pabrik 100 dB
Kebisingan jalan raya 80 dB
Kebisingan kantor 60 dB
Gemerisik daun 20 dB
Sunyi sepi (batas tidak dapat didengar) 0 dB
3) Mengatasi kebisingan.
Pada bagian berikut ini dijelaskan empat cara dasar untuk mengatasi kebisingan
Perencanaan tata ruang yang baik
Penggunaaan bahan bangunan dan akustik yang tepat
Pembuatan penyekat atau bagian pembendung
Penggunaan getaran suara
Jadi jelaslah bahwa semua aktivitas tersebut tidak aman dan sangat potensial
menimbulkan bahaya.
Ini adalah daftar untuk bekerja dengan aman. Hal berikut ini seharusnya dipelajari
dengan seksama dan dipraktikan secara rutin.
Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.
Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain.
Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja.
Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang
disarankan.
Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman.
Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman.
Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk melakukan
pekerjaan.
Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan
terjadi.
Jangan melakukan sesuatu yang belum dilatih, tidak punya keterampilan atau
kewenangan melakukannya.
Kerja sama dan partisipasi dalam program ini membuat tempat kerja aman.
Berikan gagasan tentang bagaimana mesin, perlengkapan dan praktik kerja
dapat dibuat aman.
Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh
alat-alat pemadam yang ada.
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telefon dan pintu darurat yang
ada di tempat kerja anda.
Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti
lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana menyelamatkan diri dari
kebakaran di setiap tempat kerja mereka.
Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api.
Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api,
pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Anda harus tahu apa yang harus diperbuat bila terjadi kebakaran :
Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja
anda.
Ketahuilah tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.
Pelajarilah fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api
dengan pasti.
Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah
dijangkau.
Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan
peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin
sekali.
Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan
ketempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang.
Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang
baru.
i. Memadamkan Api/Kebakaran
Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera
ditanggulangi.
Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehingga
mudah dikendalikan daripada dating setelah api menjadi besar sehingga api
sulait ditanggulangi.
Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dpat mengarahkan mereka
langsung ke tempat kebakaran tanpa harus menunda.
Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan
yang tepat.
Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bengunan dapat
meregut nyawa seseorang.
Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber api
dan panasnya jauh.
Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat
mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu,
atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada disekitarnya.
Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
j. Menghadapi kebakaran
Jika kebakaran terjadi, segera lakukan tindakan yang tepat dan segera keluar,
kurangi bahaya untuk kehidupan dan jaga kerusakan agar minimum.
Jika menemukan kebakaran, ingat enam langkah KESELAMATAN ini :
Selain petugas PPPK, harus tersedia juga perlengkapan pertolongan pertama lain atau
obat-obatan yang disimpan dalam kotak PPPK, misalnya :
kapas;
obat luka baru, perubalsem; dan
borwater, pembalut luka, tensoplas, dan obat-obatan lain.
Disamping kotak PPPK, slogan atau poster perlu juga sebagai alat bantu untuk
mengingatkan pekerja pada waktu bekerja.
BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.