SEKTOR KONSTRUKSI
SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG
EDISI 2011
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung F41.QS02.004.11
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan
dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi
nasional dan/ atau internasional.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2. Menghitung biaya peralatan 2.1 Harga peralatan dan upah tenaga kerja dicari.
dan tenaga kerja. 2.2 Biaya kebutuhan peralatan dan upah tenaga
kerja dihitung dengan teliti dan diserahkan tepat
waktu.
3. Menghitung harga sub kontrak. 3.1 Harga sub kontraktor dicari untuk melaksanakan
sesuai bidang pekerjaannya.
3.2 Harga sub kontrak dievaluasi untuk
mendapatkan harga yang paling kompetitif.
4. Menghitung biaya administrasi/ 4.1 Biaya administrasi ditetapkan secara rinci dan
overhead proyek. lengkap.
4.2 Biaya overhead proyek ditetapkan secara rinci
dan cermat.
6. Menghitung biaya total 6.1 Jumlah biaya bahan, biaya peralatan, biaya
pekerjaan. tenaga kerja ditotal.
6.2 Jumlah biaya sub kontraktor, biaya persiapan/
penyelesaian, biaya administrasi/ overhead
proyek dan biaya bank ditotal.
6.3 Jumlah biaya total pekerjaan diperiksa ulang
dengan teliti dan hasil perhitungan biaya total
disimpan dan di file sebagai dokumen.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,
pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan bangunan gedung.
1.2 Unit kompetensi ini untuk menghitung biaya total pekerjaan pada bangunan gedung.
PANDUAN PENILAIAN
1. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada
seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja
atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain :
1.1 Dapat diujikan langsung dilapangan atau pada simulasi lingkungan kerja.
1.2 Dapat dilakukan pada saat proses pengerjaan atau pada akhir pekerjaan sesuai
dengan kriteria unjuk kerja.
5. Aspek Kritis
5.1 Menunjukkan kesesuaian dengan rencana biaya yang telah ditetapkan.
5.2 Menunjukkan kesesuaian dengan rencana waktu yang telah ditetapkan.
5.3 Menunjukkan kesesuaian kebutuhan bahan berdasarkan waste yang telah
diperhitungkan.
5.4 Menghindari kebutuhan tenaga kerja yang fluktuatif selama pelaksanaan pekerjaan.
5.5 Memperhatikan ketepatan waktu pelaksanaan karena tidak ketersediaan sumber daya
yang telah terjadwalkan.
6. Kompetensi Kunci
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
BAB IV
BIAYA TOTAL PEKERJAAN
4.1 Umum
Yang dimaksud dengan total pekerjaan sama dengan biaya langsung proyek. Biaya
langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan dengan fisik proyek, yaitu
meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan di proyek. Biaya langsung ini juga
biasa disebut dengan biaya tidak tetap (variable cost), karena sifat biaya ini tiap bulannya
jumlahnya tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
Secara garis besar, biaya total pekerjaan atau biaya langsung di pekerjaan terdiri dari :
• Biaya bahan/material.
• Biaya upah kerja (tenaga).
• Biaya alat.
• Biaya subkontraktor.
• Biaya persiapan dan penyelesaian.
• Biaya overhead proyek dan.
• Biaya bank (biaya provisi bank).
Yang termasuk biaya bank adalah biaya provisi untuk jaminan tender, jaminan
pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan (retensi)
Demikian juga untuk bahan besi beton, harga besi beton dapat berbeda
tergantung mutu besi beton itu sendiri.
Dari penjelasan tersebut diatas perlu diperhatikan ketika proses
pengadaan bahan harus dijelaskan spesifikasi yang dibutuhkan, jangan
sampai terjadi kesalahan pengiriman bahan yang tidak sesuai dengan
permintaan. Untuk mengetahuai spesifikasi bahan apakah sesuai dengan
yang dipesan, perlu dilakukan pengetesan bahan.
Tabel 4.1 :
Analisa Harga Dasar Satuan Bahan
Tabel 4.2 :
Lanjutan Analisa Harga Dasar Satuan Bahan
Catatan :
- Harga satuan dalam rupiah hanya contoh saja harga perlu dirubah
sesuai waktu lelang.
- Faktor waste bahan dan produktivitas alat sebaiknya disesuaikan
dengan kemampuan perusahaan, sehingga tercapai harga bahan
yang riil dan kompetitif.
• Harga Satuan Bahan Olahan
Bahan olahan biasanya diberi keterangan tempat bahan tersebut
diolah seperti (di base camp, dilokasi mesin pemecah batu/ stone
crusher) untuk memperoleh agregat kasar/ halus dan sebagainya.
1. Masukan (input).
Misalkan yang dipergunakan untuk perhitungan bahan olahan
adalah sebagai berikut :
a. Jarak quarry (bila bahan dasar batu bulat) diambil dari quarry,
yaitu jarak yang diperhitungkan sebagai jarak angkut dari
Tabel 4.3 :
Uraian Analisa Harga Satuan Bahan Olahan
Tabel 4.4 :
Lanjutan Uraian Analisa Harga Satuan Bahan Olahan
Catatan :
- Faktor kehilangan material (waste) dapat dirubah sesuai
pengalaman Kontraktor dilapangan berdasarkan data base
perusahaan. Perubahan tersebut akan mengakibatkan perhitungan
biaya tender lebih realistis dan kompetitif.
Untuk harga satuan dasar bahan yang lainnya seperti batu kali, batu
belah dan sebagainya dapat dihitung dengan melalui perhitungan
analisa harga satuan dasar bahan seperti tersebut diatas.
• Harga satuan dalam rupiah tersebut hanya contoh saja, harga perlu
dirubah sesuai waktu lelang.
• Perhitungan alat termasuk produktivitasnya dengan mengambil
pengalaman Kontraktor dapat membuat harga yang riil dan
kompetitif.
Rp.175.000,-
Biaya tiap m3 = ----------------- = Rp. 1.750,-
100
Biaya angkut tidak termasuk biaya alat berat untuk mengisi batu
pecah ke dalam truk.
Jumlah quantity
Jumlah sebelumnya
Jumlah quantity s/d lembar ini
Harga satuan bahan (Rp)
Jumlah biaya bahan (Rp)
Lembar : ............./...............
Tabel 4.5 :
Rincian Biaya Bahan
Oleh karena itu dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,
telah mengharuskan tukang yang bekerja pada pelaksanaan jasa konstruksi harus
memiliki sertifikat keterampilan yang disahkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi (LPJK). Di negara tetangga kita, ada lembaga pendidikan tukang untuk
konstruksi, dimana tenaga yang lulus dari lembaga tersebut sudah diuji keterampilannya
untuk berbagai jenis pekerjaan konstruksi. Tukang-tukang yang bersertifikat dari
lembaga tersebut sudah dapat dijamin kualitas kerjanya dan bahkan produktivitas
kerjanya, sehingga untuk para cost engineer sangat mudah untuk menetapkan biaya
upah pekerja serta menyusun jadwal.
4.3.1.2 Identifikasi Biaya Penyusutan Alat Atau Biaya Sewa Alat Yang
Kompetitif
a. Contoh perhitungan biaya penyusutan alat :
Misal sebuah Bulldozer dengan harga beli Rp 1.000.000.000,-, umur
ekonomi ditetapkan 5 (lima) tahun, dimana tiap tahun dianggap 2.000
jam kerja alat. Nilai sisa alat dianggap 0, walaupun kenyataannya
masih ada.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan.
• Straight line method (Metode Garis Lurus)
Dalam metode ini depresiasi dihitung secara merata tiap tahunnya,
yaitu Rp. 1.000.000.000 : 5 = Rp. 200.000.000,-.
Ini berarti, untuk tiap jam, biaya depresiasinya sebesar
Rp.100.000,00 per jam. nilai sisa alat dianggap nol di akhir tahun ke
enam.
Tabel 4.6 :
Straight Line Method
Tabel 4.7 :
Declaining/ Sum of The Year Digits Method
Tabel 4.8 :
Double Declaining Balance Method
/
195,50
Dimana :
Pk : Kekuatan mesin dalam PK.
F : Faktor.
C : Isi carter mesin, gear box dan lain-lain (dalam liter).
T : Tenggang waktu antara penggantian minyak pelumas, dalam jam.
F, diperoleh dari pengalaman, biasanya diambil dengan pedoman tabel
dibawah ini :
Kondisi Lapangan
Jenis Alat
Ringan Sedang Berat
Dengan roda ban 0,25 0,30 0,40
Dengan track 0,50 0,63 0,75
Tabel 4.9 :
Faktor Penggunaan Pelumas
Tabel 4.10 :
Faktor Penggunaan Grease
Tabel 4.11 :
Contoh Biaya Perbaikan Alat
Jadi biaya perbaikan tiap jam adalah bergantung pada kondisi alat pada
tahun keberapa. Semakin lama umur alat, maka biaya perbaikannya
semakin besar, seperti dapat dilihat pada tabel diatas.
1
2
3
4
5
dst
Contoh :
Misal satu orang tukang batu dibantu dengan dua orang pekerja dan
dikoordinir oleh 1/50 mandor (satu mandor mengkoordinir 50 tukang) dapat
menyelesaikan pasangan bata seluas 20 m2 per hari. Ini berarti untuk
menyelesaikan per m2 pasangan bata diperlukan tenaga kerja sebagai
berikut :
• 1/20 tukang : 0,050 tukang.
• 2/20 pekerja : 0,100 pekerja.
• 1/50 x 1/20 mandor : 0,001 mandor.
Untuk menghitung biaya upah pekerjaan pasangan bata per m2, tinggal
mengalikan faktor-faktor tersebut dengan standar upah harian mereka
masing-masing.
Tetapi saat ini, hampir semua jenis pekerjaan dapat dengan mudah
ditetapkan biaya upahnya, tanpa melalui suatu perhitungan. Hal ini
disebabkan oleh berkembangnya profesi tukang-tukang dibidang
konstruksi sehingga telah dapat ditetapkan harga pasar upah kerja untuk
berbagai jenis pekerjaan.
Yang menjadi masalah saat ini adalah kualitas pekerjaan para tukang,
karena belum adanya sertifikasi sebagai standar kualitas tukang.
Untuk memberikan standar kualitas (mutu) pekerjaan kepada para tukang,
tidak dapat mengandalkan persyaratan teknis secara tertulis. Selain tidak
jelas, mungkin juga banyak tukang yang tidak pandai membaca.
Karena kualitas pekerjaan sangat berkaitan dengan harga, maka untuk
menetapkan standar mutu yang diinginkan kepada para tukang, perlu
ditempuh dengan cara membuat mock up (contoh fisik nyata dari kualitas
jenis pekerjaan yang disyaratkan).
perusahaan terseleksi. Kemudian dari daftar tersebut dipilih lagi subkontraktor yang
memiliki kekuatan yang diperlukan. Misal : pengalaman, keuangan peralatan,
personil dan sisa kekuatan riil yang masih ada.
Proses pemilihan subkontraktor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu meliputi :
• Penunjukan langsung.
• Tender.
Pemilihan subkontraktor untuk proses tender biasanya melalui penunjukan
langsung dan diikat dengan perjanjian awal yang mengatur hal-hal sampai dengan
keputusan hasil tender.
Kebijakan
Quantity Pelaksanaan
No. Item Pekerjaan Satuan Keterangan
Pekerjaan
Sendiri Subkon
12. Pit lift M3 Sendiri -
13. Ruang pompa M3 Sendiri -
14. Lateral test Ttk - Subkon
15. Horizontal test Ttk - Subkon
16. Pengamanan penggalian Ls - Subkon
17. dst
(....................) ( .....................)
Tabel 4.14 :
Contoh Kebijakan subkontraktor
Harga Jumlah
No. Kode Uraian Quantity Keterangan
satuan harga
1. Beban adiministrasi proyek
2. Administrasi kantor
3. Jamuan tamu
4. EKBM (kend. proyek)
5. Beban tender
6. Beban peresmian
7.
Dst
Jumlah biaya administrasi proyek lembar ini.
Jumlah biaya administrasi proyek lembar sebelumnya.
Jumlah biaya administrasi proyek s/d lembar ini.
Tabel 4.16 :
Rincian Biaya Administrasi Proyek
Tabel 4.17 :
Rincian Biaya Overhead Proyek
Tabel 4.18 :
Rincian Biaya Pekerjaan Penunjang
Tabel 4.19 :
Rincian Biaya Pekerjaan Preliminaris
sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Biaya tetap perusahaan ini didistribusikan
pembebanannya kepada seluruh proyek yang sedang dalam pelaksanaan.
4.7.1 Total Biaya Bahan, Biaya Peralatan Dan Biaya Tenaga Kerja
Contoh biaya bahan, biaya peralatan dan biaya upah.
Tabel 4.20 :
Perincian Biaya Bahan, Upah Dan Biaya Peralatan
Kode
No. Uraian Rupiah Keterangan
Biaya
1. Subkontraktor
2. Persiapan penyelesaian
3. Administrasi/overhead proyek
4. Bank
Jumlah
Tabel 4.21 :
Perincian Biaya Bahan, Upah Dan Biaya Tenaga Kerja
Kode
No. Uraian Rupiah Keterangan
Beban
1 Bahan
2 Peralatan
3 Upah
4 Subkontraktor
5 Persiapan penyelesaian
6 Aministrasi/overhead proyek
7 Bank
Jumlah
Tabel 4.22 :
Perincian Biaya Langsung Proyek
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta.