iIPAN
ATIMUR
MtLtt(
Erdau Pcrpustakren
dan Kraroipeo
hopinsi Jrwe Timur
,0
I{ATA PENGAI\STAR
>(
UB Press
All Right
Reserzted
Penulis
Perancang
Penata
Letak
Ali Manshur,
S.Sos.
Penerbit:
Universitas Brawijaya press (UB press)
Anggota tKAPt No. AufiTt/g4
Jl. Veteran (Universitas Brawijaya)
37G
Email: ubpress@gmail.com
http ://www. u bpress. ub. ac. id
P
Penulis,
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Daftar Tabel
Bab
II
.
Daya Eukung Tanah Lempung
Daya Dukung Tanah Pasir...........
Daya Dukung
7.
8.
9.
...........
............. 33
.....................34
.................34
Tanah
...............35
Prinsip-PrinsipKonsolidasi
12. Jenis Tanah
Bab
III
14. PenyelidikanThnah
Pondasi
L Pendahuluan
2. Pemilihan Sistem Pondasi
3. Jenis-Jenis Pondasi
4.
5.
............40
...................43
...,,47
..........47
.........49
....... .........50
Keruntuhan
............56
Dafur Isi
v1l1
.. .. .............58
6. Beban dan Reaksi
7. Tekanan Daya Dukung Tanah Pada Dasar Pondasi .......59
........- 60
8. Tinjauan Desain Terhadap Lentur........
9. Tinjauan DesainTerhadap Geser......... .. ....62
... ..........&
6
Pondasi
......................
Desain
Alir
Operasional
1 1. Diagram
Bab
IV
Bab V
2. F aktor
l. Pendahuluan
2. Fungsilantai
3. Persyaratan Lantai
4. Berbagai Konstruksi Lantai
5. PengkakuanHorisontal
6. Lantai-Lantai Penyelesai
7. Konstruksi Lantai dan Loteng
8. Bebanlantai
Dinding.....
l. Pendahuluan
2. Prasyarat Dinding
3.
.........81
.....82
.. . ...... 86
.......- 86
Bab
IX
.......95
................. 103
....... 103
................... 104
................. 104
PadaDinding
...............- l14
6. RangkaDinding ...........
7. TrpeRangkaDinding......
8. Beban Dinding Samping .. ..
9. Analisa Biaya.........
...........ll7
Penguat-Penguat
$ruktural
1. Pendahuluan
2. Prinsip Dasar Statik .........
Desain
......---
ll7
.. I 1 8
.................l2l
....127
.........127
.......129
.
..
VIII
.. ...............- 82
Pembentuknya...............
Bab VI
Bab
4.
Rata-Rata..
12. Desain Balok Sederhana..
Bab VII Bahan Bangunan Kayu .........
l. Pendahuluan
2. Sifat-SifatKayu.........
Faktnr
Keamanan
................... 149
........... 155
...... 160
........... 81
.... .........--..-.. 89
150
.............68
PerencanaanPondasi
13. ContohKasusPembuatanPondasi .. ........70
....... 81
Lantai
ix
3.
............ 168
Kerangka
Atap..........
1. Pendahuluan
l8l
.................. 187
....... 187
2. PinggangAtap...........
3. Trusser
4. Atap Model Merunjung atau Tirus
5. Pemancangan Atap
6. Purlin .........
7. Macam-Macam Atap
8. DrainaseAirHujan PadaAtap
............I94
..................206
Pintu Bangunan
.................209
.........
L Pendahuluan
2. Jeni-jenisPintu............
3. Tipe-TipePintu..........
4. SambunganPintu..........
5. Macam Pintu..........
6. Kerangki Pintu..........
7.
DaftarPustaka
.............. 190
................. 190
.............
l9l
... ............192
..........1,92
.......209
.........2T0
..........210
........212
.....,..........214
...........2I5
Kandang
8. Jendela
Indeks
.....167
.......167
.............
BiodataPenulis ............
.............216
...............216
............217
.......221
DAFTAR TABEL
Kecepatan
l.
2.
J.
4.
5.
6.
7.
8.
Muatan
............43
PrakiraanDayaDukung.
l3
14.
15.
16.
17.
................7
.. ..
.........54
Keteguhan Lentur dan Ketahanan Aus Lapisan Atas ...................91
Tebal minimum Ubin Semen Portland pada Berbagai Ukuran ...... 9l
Keteguhan Lentur Keteguhan Tekan dan Ketahanan Aus
Ubin Beton yang Dikempa...............
.......92
Keteguhan Lentur,Keguhan Tekan dan Ketahanan Aus
Ubin Betontidak Dikempa.................
.....92
Perkiraan Beban Lantar Untuk Beban Bergerak
......95
Kebutuhan Air Dalam Pembuatan Beton
................ 107
Standar Kolom Bentuk I yaog Diperkenankan Menahan Beban
Pada Berbagai Ukuran Tebal dan Panjang Bentangan ............... l16
Beban yang Aman Untuk Pilar Berbentuk Pipa Pada Berbagai
Diametcr dan Panjang Bentangan
........ ll7
22.
23.
18.
19.
20
2t.
MutuA
24.
25.
26.
27
.......... 171
Kelompok
Kadar Air Kayu Pada Berbagai Penggunaan
...........171
.......... 173
Penggunaan Kayu Pada Berbagai Kadar Air............. ................. 173
Klasifi kasi Kayu Berdasarkan Tingkat Keawetannya ............. .... 17 5
Kelas Penggunaan dari Kayu Menurut kelas Awet Kelas Kuat ... 176
Daftar Tabel
x11
DAFTAR GANIBAR
181
Minimurn
Luas Relatif dariAtap untuk Beftagai Slope
193
BobotRoofing Mderial
194
t94
Tekanan lateral
Hubungannilaikdanh/b
Geseran dari tanah
..................... l0
.......
11
................
18
18
18
Thnah
:C
........................20
Besarnya Penurunan Tanah pada Setiap Penambahan Beban ......26
Daya Dukung Disederhanakan Untuk Thnah 0 : C ....................27
Pondasi Dangkal dengan Penentuan Alas Kasar
.......28
Keruntuhan Thnah Akibat Beban Menurut Teori Ter2aghi............29
Dalam
.....................31
13. Mekanisme Keruntuhan Aksi Dua Arah Slab dan Pondasi ...........57
14. Beban Eksentrik Terhadap Pondasi
........60
15. Bidang Kritis untuk Lentur
...................... 61
16. Kekuatan Geser Pada Pondasi .................
..................63
17 .
Diagram Alir untuk Desain Pondasi
...
.. 67
18. Denah Penulangan Pondasi Empat Persegi Panjang .....................71
19. Analisa Geser Pondasi
........73
20. Analisa Momen Lentur Pondasi
..............76
21. Sketsa Rencana Kasus Pondasi
..............78
22. Susunan Bata Pada Dinding
................... lll
23. Desain Atap...........
............. 187
24. Tata Letak Keadaan Kasau
.................. 188
25. Pengikatan Tiang Penopang Pada Dinding
............... 189
26. Kerangka Kayu yang Kokoh ....;...............
. .. ......... 189
27. Komponen-KomponenTiangPenopang............. ...... l9l
28. ModelAtap Ilalang
............. 196
29. AltematifHubungan UntukAtap Rumbia
. ..... ....... 199
30. Susunan Lembaran Asbes
......................202
31. Atap Bangunan Dari Genteng
..............203
32. Atap Bangunan Dari Kayu ..........
........205
.. ..
xlv
Daftar Gambar
Bambu
JJ-
34.
..................206
BAB
208
PENDM
1)
EE
Pendabuluan
suatu baftmg yang diam dan statis artinyabahwa sekali dibangun akan berdiri
3.
c)
ruangan kandang, sifat kelakuan hervan tenak, dan ciri-ciri khusus dari
her'van temak lainnya.
Faktor termal yang rneliputi suhu udar4 kelembaban. pergerakan atau
minimum. Oleh karena itu perlu diadakan pembagian daerah ke dalam beberapa
panas yang masuk ke dalam ruangan tersebut sama dengan panas yang
keluar. Jadi masalah di dalam desain untuk kontrol suhu udara adalah
menghitung berapajumlah panas yang keluaratau hilang dan berapajumlah
panas y:ulg masuk. Apabila panas yang hilang atau keluar melebihi panas
yang masuk, suhu udara ruangan akan turun. Unfuk mengatasi penumnan
suhu tersebut harus dilakukan pemanasan buatan dengan pertolongan alatalat pemanas (heater). Sebaliknya apabila panas yang masuk lebih besar
dari pada panas yang keluar, suhu udara ruangan akan naik. Untuk mengatasi
naiknya suhu tersebut perlu dilakukan pendinginan atau refrigerasi. Sumber
panas di dalam suatu ruangan antara lain dapat berasal dari hewan-hewan
temak itu sendiri, tanaman yang diusahakan, bahan-bahan yang disimpan
dan mesin-mesin, sedangkan sumber panas dari luar dapat berasal dari radiasi
c)
Pengawasan Kelembaban
Kelembaban udarayang berlebihan di dalam suatu ruangan bangunan
dan
kelembaban nisbi juga tinggi, maka temak akan mengatami kesukaran di dalam
usaha untuk melepaskan panas dari tubuhnya sehinggatemak akan menderita.
benda-benda lainnya.
",,..
Pendabuluan
a.
atau bangunan
4.
b.
Dengan
perkataan lain bahu,a strukturatau bangunan haruslah kuat dibandingkan
dengan beban atau muatan 1,ang akan ditunjangnya.
Pelal'anan (serviceability). selain faktor kekuatan suatu sturktur atau
c.
sirkulasi udara. Aliran udara dalam sistem ventilasi pada bangunan pertanian
b)
moment).
c)
il
Pendahuluan
tertentu struktur akan aman dengan arti tegangan yang arnan untuk suatu
bahan (safe stress) sedikitnya harus sama dengan tegangan -vang
diakibatkan oleh pernbebanan. Tegangan ),ang aman (safe stress) atan
tegangan yang diijinkan (allorvable stress) ditentukan oleh tipe atau sifat
beban 1,ang ditunjang oleh bangunan serta bahal yang akan dipergunakan
yang besarn-va (n) kali tegangan maksimum atau tratas (ultimate stress)
Q:0,00256
C V2
(2)
Vq
)?
70
12,5
40
4,r
80
164
50
6,4
90
60
9,2
100
20,7
25,6
30
A. Tipe-tipe beban
l) Beban mati (dead loads) terdiri dari bahan-bahan .vang men)'usun
bangunan yang meliputi berat atap, dinding. lantai. pondasi dan bantelan.
Beban rnati selalu merupakan beban tetap dan besamya relatif tidak
berubah.
Beban hidup (live loads) yaitu semuabeban 1-ang bcrasal dari penggunaan
bangunan sesuai fungsinl'a- sepe rti bahan 1,ang disimpan, hcrvan temak,
3)
4)
bangunan.
15,4:20 psf.
5)
Kecepatan angin naik dengan naikn.va ketinggian dari muka tanah, dengan
vo
l)
vb
Beban mati: beban mati ditentukan atau dihitung berdasarkan pada berat
bahan (volume x berat jenis).
2)
Dimana:
2)
pe
Dimana:
Q:0,00256
V2
Q:
V:
(3)
h,:tinggitempat a
hu :tinggi tempat b
(1)
Dimana:
h"\'''
=14)
,-^-^^"-^1,^
li
^+^^
Pendabuluan
mungkin (:
1,5
*Vr)
Kemiringan
psf
Kemiringan
terhadap arah
V =L'. (,.\'''
Q:0,00256\F
Sehingga
l_h,
q: 0.00256 V:
(4)
(h.\'''
(5)
lh)
b.
-
iasa (persegi
I 3
ini adalah kombinasi dari tekanan dan hisapa:r masing-masing pada bagian
depan dan bagian belakang. Tekanan pada bagian depan adalah 0,8 q
dan hisapan pada bagian belakang adalah 0.5 q, sehingga tekanannSra
meniadi 0,8 q + 0,5 q = 1,3 q dan be ke{a tegak lLrrus pada bagian depan.
Peta tekanan dan kecepatan adalah peta 1.ang menggambarka.n garis
kontour atau isogram l,ang menunjukkan rata-rata tekanan kecepatan
angin maksimum. Isogram ini telah disesuaikan untuk atau pada
P.=Ptt##)
(6)
Dimana:
tekanan pada permukaan miring (A derajat terhadap bidang vertikal).
Pr= tekanan pada bidang tegak lurus.
Untuk gaya angin yang horisontal dengan tekanan 30 psfdan tegak
lurus pada bidang vertikal, angka pada Thbel 2. di barvah ini menunjukkan
jumlah tekanan sebagai komponen yang tegak lurus pada permukaan.
900
30
300
24
600
30
200
500
29
100
l8
l0
400
27
00
oleh berat (gravitasi) dan arahnya vertikal atau normal pada permukaan
lantai. Beban bergerak (moving loads) sulit ditaksir sebab bervariasi besar
dan lama pembebanannya, dan berdasarkan pengalaman beban diperkirakan
menurut Thbel 3. berikut.
Thbel 3. Beban yang senantiasa bergerak pada lantai
psf
Jenis occupancv
Dwellings
40
Retail stores-light mervhandise
75
Light warehouse
125
. Nilai
"
ketinggian 30 ft dan telah mencakup ' gust factor". tetapi tidak atau bclum
dihitung faktor bentuk.
a. Kemiringan permukaan
Gaya-gaya oleh angin bekerja secara horisontal pada permukaan
bangunan. Bila permukaan bangunan tersebut miring terhadap arah angin,
Classroom, churches
60
:l
Kantor
80
100
100
150
200
c.
P=W.h
Dimana:
{l
psf
terhadap arah
Beban lantai yang disebabkan oleh benda hidup (live loads) disebabkan
P,:
(7)
Pendabulaan
10
de
ngan
Nild
6
P
errnukaffr
sirill
4
J
I
0
Gambar
l.
Tekanan Lateral
Dimana:
P,:
h :tinggi
w .h)
__
(8)
e)
menyebabkan:
l)
2)
3)
4)
sebagai berikut:
P:k.W.h
(e)
Dimana:
F=c.W
(ft)
( 11)
Dimana:
Hilei k
li
d)
}r,'h
01234J6789
11
pada
Pendabuluan
L2
Tabel4. Nilai c untuk bagian bangunan
Bagian
structural
Nilai c
(untuk zone
Bearing wall
Curtain wall
0,05
Divisionwall
Partition r,vall
Cantilever wall
Fire wall
Keterangan
1)
zone2=2kali
zone3=4kali
zone: pembagian dacrah
0,25
t3
l.
"Floor plans"
Parapet wall
2.
Appendages
3.
4.
Ornamentation
0,25
Zone0: gaya-gayayang
disebabkan oleh gempa
dapat diabaikan.
Zone I gaya lebih besar
Chimney
Masonry pier
Penthouse
Smokes tack
Thnk atau silo
Tank + isi
0,05
Tower
BAB II
TAT{AII TEMPAT BAI\IGUNAI\I
PERTANIIAI\I
1. Pendahuluan
Tanah mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi peke{aan
luar pada bangunan, seperti tembok atau dinding penahan tanah. Mengingat
hampir semua bangunan pertanian dibuat di atas atau di bawah permukaan
tanah, maka harus dibuatkan pondasi yang dapat memikul beban bangunan
itu atau ga).a yang bekerja melalui bangunan itu.
Klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikan gambaran
sckilas sifat-sifat tanah dalam menghadapi perencanaan dan pelaksanaan.
Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk perkiraaan hasil eksploitasi
tanah, perkira.rn standar kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing,
diletakkan pada tanah tersebut tanpa kegagalan (shear failure) geser dan
dengan penurunan (settlement) yang dapat ditelolir untuk konstruksi tersebut.
Kegagalan geser tanah dapat menimbulkan distorsi bangunan yang berlebihan
Baik daya tahan gese r dasar maupun penurunan harus diselidiki untuk
setiap konstruksi. Dalam banyak hal, kriteria penurunan akan menentukan
daya dukung yang diijinkan, akan tetapi pada beberapa kasus gaya geser
dasarmembatasi daya dukung ijin. Konstruksi yang dibangun di atas tanah
lunak seperti tangki penyimpan cairan dan pondasi rakit (raft) cenderung
--E
r$;i!:*rii!f,1, r.,.: i;rt+r,,':r.,
l6
lebih dipengaruhi oleh kegagalan geser dasar dari pada oleh penurunan,
khususnyajika konstruksi tersebut mengalami beban sedemikian rupa hingga
konstruksi turun secara merata dan konstruksi tersebut dapat mentolerir
penurunan yang besar.
Waktu belakangan ini dan setelah kerugian nyawa karena beberapa
kegagalan yang tidak dapat dihindarkan, perencanaan bendungan, dimana
tanah adalah bahan konstruksi yang utama, sekarang dibuat dengan lebih
berhati-hati. Mungkin dapat diperhatikan bahwa lebih banyak prinsip
mekanika tanah dan geologi yang dipakai pada bendungan tanah dari pada
bagian terbesar dari rnasalah persoalan teknik pondasi. Selain dari kriteria
}'ang ketat di bagian bangunan atas tanah, maka kestabilan dan aliran air
nielalui tanah basis adalah merupakan pertimbangan-pertimbangan yang
penting sekali. FIal yzurg harus dipikirkan selanjutnya adalah deformasi tanah
dasar yang tak dapat dihindarkan dari lendutan-pampat di dalam bangunan
atas tanah (bahan urugan bendungan). Perhatian yang sangat teliti mengenai
terjadinya deformasi yang belakangan ini dapat membolehkan perencana
untuk menghindarkan retak basis di dalam bendungan dan kegagalan erosi
bawah tanah yang dihasilkan, atau retak puncak yang dihasilkan dari
kegagalan pada puncak yang diasosiasikan dengan retak tersebut.
Hampir setiap konstruksi yang layak dapat dibangun dan ditopang
dengan aman jrka tersedia pembiayaan yang tak terbatas. Sayang sekali
dalam situasi yang sebenamya sangat jarang dan perencana mempunyai
pilihan untuk membuat keputusan yang jauh di bawah kondisi ideal. walaupun
kcsalahan tcrsebut dapat ditutup-tutupi (dikubur), niunun akibat-akibat dari
kesalahan tersebut tidak dapat disembunyikan dan dapat rnuncul dalam waktu
relatif segera dan barangkali sebelum batas waktu yang dipatokkan telah
dilampaui. Ada kasus-kasus yang dilaporkan dimana cacat pondasi (seperti
dinding yang retak atau barang-barang terpasang mekanis yangpecah) terlihat
baik selama konstruksi bagian bangunan atas tanah maupun segera se sudah
konstruksi tersebut dibangun. Karena bagian bangunan bawah tanah (sub
struktur) terkubur atau berada dibagian bawah bagian bangunan atas tanah
(super structures), maka di dalam konfigurasi yang seperti ini, maka jalan
raw'at (acces) akan sangat sukar
Wirosoedarmo, M.S.
1_7
banyak sifat tanah dan sifat-sifat },ang digunakan dalam analisa atau
perencana:m pondasi yang subyektif dan sukar untuk menentukannya hingga
dua perencanaan mungkin akan menghasilkan dua perencanaan yang sama
sekali berbeda dan mempunyai daya guna yang sama-sama memuaskan.
Daya dukung tanah yang merupakan faktor penting dalam pondasi
mempunyai pengertian yaitu apakah tanah yang bersangkutan cukup kuat
menahan beban pondasi tanpaterjadinya keruntuhan akibat menggeser. Daya
dukung tanah terdiri dari daya dukung terhadap perubahan bangun dan daya
o _ Qilt
'a
sF
( 12)
2.
daya dukung tanah atau untuk menghitung tekanan tanarr yang bekerja pada
tembok penahan tanah. Bila gaya geser bekerja pada permukaan dimana
bekerja pula tegangan normal, seperti yang diperlihatkan daram Gambar 3,
maka r akan membesar akibat deformasi mencapai harga batas seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 4. Bila harga batas yang diperoleh ini
digambarkan denga, yang berbeda-bed4 rnaka diperoleh Gambar 5.
Garis lurus dalarn Gambar 5, memperlihatkan karakteristik kekuatan dari
tanah yang dinyatakan oleh persamaan:
(13)
18
M.S.
t9
akan berbeda-beda yang tergantung dari kadar air (watei'content) tanah itu.
Hubungan antara berat isi kering (dry density) dari tanah yang dipadatkan
dengan kadar air adalah berubah-ubah secara parabolis. Harga maksimum
dari berat isi kering disebutberat isi kering maksimum (maximum dry density)
dan kadar air yang diperoleh pada kepadatan ini disebut kadar air optimum
["
4.
t
o
oo
ao
(!
oo
l,
F.
Regangan
1)
Gambar 4. Hubungan Tegangan geser dan regangan
Jenis tanah
2)
Gambar
5. Tegangan Karakteristik
Tanah
3.
Permeabilitas Tanah
Air yang terdapat di dalam tanah dapat dibedakan atas air absorpsi
yaitu air yang diabsorpsi oleh permukaan butir-butir tanah, air kapiler yaitu
air yang tertahan dalam pori-pori oleh tegangan permukaan dan air gravitasi
)1aitu air yang bergerak sepanj ang pori oleh gaya gravitasi . Air dalam tanah
adalah air bebas dalam zone jenuh (saturation zone) yang sclanjutnya dapat
dibedakan atas air tanpa tekanan dengan permukaan bebas dan air tanah
terkekang tanpa permukaan bebas.
Pemadatan, berat isi dan kekuatan tanah itu meningkat, sedangkan
koefisien permeabilitasnya berkurang. Me skipun pada pemadatan digunakan
(permeabilitas) air merupakan sifat yang menarik dan sifat tembus dapat
ditentukan sebagai sarana air untuk mengalir melalui suatu masa tanah. Sifat
permeabilitas tanah tersebut ditentukan sebagai koefisien k dalam satuansatuan aliran (kaki/detik; m/detik dan sebagainya).
3) Kcpadatan tanah
Pada hal kepadatan tanah terdapat sejumlah istilah yang didefinisikan
sebagai berikut:
a)
2A
b)
Kadar air (rv) adalah perbandingan berat air (Wrv) tcrhadap bcrat butiran
tanah (Ws) dan dinvatakan dalam porscntasc tetapi biasanl'a digunakan
2t
bahrva
tif;u.
ot = ot
tan2
Persamaan
(4s*f,1*
2ctan(45+t)
9-
* ,:
(14)
tan2 (45
):l
O'
or.z=ott=q(l)+2c(l)
(15)
gr-q
ot.r
yang besamya
sebagai berikut:
L$.t'dA
ccFkrn on rrlr.S'
oJ
ort=Quu=otr(l)+2c(l)
cdA
(16)
Xoh?si'A
(r)
Anifidk P"66sr(2'39)
utrtuk kd(uttrn
(c)
Linekann Mohr
utuk
fc
tcrt:
a ke
Q,r= 9+ 2c + 2c: 4c + q
l7)
o .:4c
l8)
perputaran itu tepat setara kekekuatannya seperti pada tempat dimana pasak
ObO akan menghujam ke dalam tanah. Dengan menjumlahkan momenmomen disekitar titik O maka diperoleh tahanan geser sekeliling tekanan
lapisan tanah penutup q yang menahan tekanan lapisan q,,,, sehingga:
22
BtB
o
,.
'""2
-crBrB -q
B-rB
2
Qur, =2rc-Q
12n)
telapak model. Pada rvaktu pasak menghujam ke dalam tanah, berkembanglah tekanan-tekanan lateral sepanjang garts ag yang cenderung
mengalihkan blok agf sccara horisontal melawan pasak a-fe. Tekanan
sepanjang garis vertikal a/dinyatakan oleh blok tegangan pada sisi kanan
garis itu. Dengan memakai lingkaran-lingkaran Mohr dapat diperlihatkan
bahwa pasak agb menimbulkan garis kelincir tegangan seperti yang
terhadap
horisontal dan untuk sebuah telapak dengan alas licin sehingga ab merupakan
suatu bidang utama. Dengan cara serupa maka pasak afe memptnyai sudut
*yang
,, = f
{b,
* q)tun'
Telapak pasak
Q"t,x
(2r)
K,
dan mengintegrasikannya (perlu karena o, bervariasi dari a sampai./
Dengan memakai definisi yang diberikan pada Gambar 9 untuk
B * BH
, r;; -
Tekanan
lateral
PP
cAcosPsin
pcosl
n.,,
=,lk . r+).a
-0
A seperti dinyatakan
w #l* Jr;]
.
pada
Q3)
= cN"
+ql{,
+ yBN
l)
2)
Daerah
ffi
(24)
itu jauh di
diabaikan.
3)
Dari blok tegangan di sebelah kanan dari garis vertlkal af(pada panjang
H) dapat dihitung tekanan tanah tahanan total sebagai gaya P , dengan
mengintegrasikan persamaan I .
(22)
23
,r=+Ko*qKKr+zclt"[\
(le)
=o
4)
5)
Bentuk blok ag/b kurang sekali mcnentukan dae rah vang menahan pasak
ke dalam tanah. Suatu spiral logantrnik lebih baik menentukan bidang
gclincir dari g ke-/dan untuk sebagian scpai!ang/ke e.
Tahanan gcser dari bidang ae ke permukaan tanah telah diabaika:r.
Faktor-faklor lain akan dipcrlukan kalau q,,,, itu miring terhadap vertikal
r aitu faktor kcntiringan.
b. Daya Dukung terhadap Perubahan Bangun
Daya dukung tanah di samping dipengaruhi oleh jenis tanah juga oleh
kadar air tanah. Makin tinggi kadar air tanahnya makin kecil daya dukungnya.
Oleh karena itu adanya drainase sangat penting diberikan disekitar bantalan.
Untuk menentukan daya dukung terhadap perubahan bangun atau bentuk
24
pondasi
Beton
Tipe
berat
10-12
6-8
l)
3)
ikut berpengaruh.
12
di atas
18 inches
V:
A:
D:
25
12
Dimana:
V:Ax D
(25)
D:2Lx2(W+2t)
(26)
Dimana: L : panjang bangunan yang diukur dari bagian terlebar ( ft )
W : lebar bangunan yang diukur pada bagian dalam ( ft )
t : tebal pondasi ( ft )
c.
26
27
G,\
\
\
Gambar 7. Besamya penurunan tanah pada setiap penambahan beba.n
Bila tanah tersebut agak keras atau padat maka grafik tersebut akan
membentuk seperti garis G,. Dalam hal ini temyata bahrva tegangan terbesar
yang dapat ditahan pondasi tersebut adalah sebesar q,, tegangan ini disebut
daya dukung keseimbangan (ultimate bearing capacity). Bilamana tanah
tersebut lunak atau lepas maka bentuk grafik akan seperti garis Gr. Dalam
hal ini dala dukung keseimbangan tidak mempunyai hargatertentu atau tidak
mempunyai batas yang jelas. Biasanya dalam hal ini diambil hargategangan
pada titik dimana lengkungan maksimal (maximum corvatur) dari grafik
tersebut, yaitu dengan dianggap sebagai daya dukung keseimbangan.
t.tt+0A
t.u-l
r-!,,,
,. -!2c6,
r' -
hi
'
*,',-'(o.f)
,.r'#
r rl
,'i
:',
*..
".,(,, t)
oleh Terzaghi (1943) seperti yang dinyatakan dalam Tabel 6. Persamaanpersam:um ini mirip dengan persamrum k yarrg diturunkan dalam bagian
terdahulu tetapi memakai factor-faktor bentuk yang dicatat pada waktu
keterbatasan persama:m itu dibahas. Teori Terzaghi itu dihasilkan dari teori
daya dukung yang dikembangkan oleh Prandtl (1920) dari pemakaian teori
plastisitas untuk menganalisa sebuah alas kaku ke dalam bahan (tanah) yang
lebih lunak. Mirip dengan persamuun k, persamaan dasarnya diperuntukkan
bagi sebuah lebar satuan pada suatujalur yang panjang yang menghasilkan
dangkal dimana:
D<B
Sehingga tahanan geser sepanjang cd dari Gambar lOa dapat
diabaikan. Tabel 6 menguraikan teori-teori Terzaghi serta metode-metode
untuk menghitung berbagai faktorN, dan kedua faktor bentuk,S,.
Terzaghi tidak pemah menguraikan j elas-j elas bagaimana memperoleh
K vane dipakai untuk menshituns N . Namun demikian memberikan sebuah
v
kurva fi lawan4 d* tiga nilai spesifik untuk padal = 0,34 dan 480. Di
samping itu juga mengambil beberapa titik tambahan dari kurva ini dan
menggunakan komputer untuk menghitung kemb ali K
ragar mencapai nilainilai yang paling mendekati.
28
Untuk:
1
29
s:
v
bundar
menerus
1,3
0,6
1,0
1,0
bujur-sangkar
1,3
0,8
BebanVertikal
Beban
Miring I
Qu,,
6
*r)
Dan kemudian nilai N, dapat dihitung dari situ seperti pada yang
diperlihatkan. Pemeriksaan atas Thbel 4.4 menunjukkan bahwa nllai NrM
Meyerhof sudah agak mendekati, kecuali untuk @ > 400.
Nilai kekuatan geser dipakai untuk menghitung daya dukung tanah
dengan mempergunakan salah satu dari beberapa teori daya dukung yang
sudah cukup terkenal. Teori yang paling sering dipakai adalah teori daya
dukung Terzaghi yang dimaksudkan untuk pondasi langsung yang tidak terlalu
dalam. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa kekuatan geser tanah
0,
(a) Pondasi dangkal dengan penentuan alas kasar. Persamaan
Terzaghi dan Hansen pada Tabel 6 mengabaikan geser
sepanjang ccl; (b) Intcraksi tanah telapak socara umum untuk
persamaim-persamaan dava dukung buat telapak jalur sebelah
(27)
S=c* otffiQ
Dimana: S : kekuatan geser tanah
s = tegangan normal pada bidang geser
C dan / : konstanta kekuatan geser tanah dengan C merupakan kohesi
dan
Q,,t,=cN"S"+qNr+0,5yBNrS, Nr='r'
2 cos :( ot
,nr"
, = '^atan'(45
!.-c rdttzocd
9.
"s"d"+qNnsndn+0,5yBN rsrd,
Gambar
=cN
=(N
..
*L)
2)
, _ t)Cot {
,,=ry(**r,)
o_r(o.tsn-Orz )t^6
30
q:C+ TDNr+tlZyBN,
Dimana: q: daya dukung keseimbangan
B : lebar pondasi
(28)
D = dalam pondasi
C
kohesi
N, Na N, adalah faktor
3l
(30)
-,t
.C
lo
?060
io
/x) 30 29
tO 0 l0 20 30 (o 50
60
70
11.
Gambar
dukung agak lebih tinggi dan untuk pondasi lingkaran persam:umnya adalah
sebagai berikut:
q:
1,3c N"+
(2e)
Ganrbar 12. l(oruutuhan tanalr nronurut cara Mc-jcrhof untuk Pondasi Dalanr
Dengan demikian teori Meyerhof berlaku untuk semua mrcam pondasi,
baik pondasi dalam maupun pondasi dangkal.
Hansen
disajikan dalam Tabel 4.5. Lanjutan-lanjutan itu mencakup suatu faktor untuk
telapak yang dimiringkan terhadap horisontal D dan untuk kemungkinan
telapak bila dipasang pada suatu kemiringan g-. Tabel 4.4 memberikan nilai-
il
lt
ii
il
iilll
I
32
fr,=r+,,+L
lr,
=l+
2 tan o
0-
sin
l, =l+o.4ran -'D
JB
lr,=t+2ran /(l-sin
ol'
LJ
I,l
D/B:O
Terzag;hi
(3t)
,D
Q)'tan ' B
B
->
D/B:
Hansen, Meyerhof
10
20
100
0,59
0,61
0,62
:-: l^^^+
li+^-^,-l-^-
I-^-^,1^
l,^l^-
'l-^l^.^^ -,^.-^
-^*^l-^:
..^*^-
Terbaik untuk
Tanah sangat kohesif dimanaDlB (l atau untuk
perkiraan Cepat tentan E Q
rdalan membandingkan
terhadap metode-metode lain
Segala situasi yang berlaku tergantung pemilihan
l, namun demikian
It^-
banyak dipakai. Metode Vesic tidak banyak diterapkan tetapi prosedur itu
dianjurkan dalam pedoman RP2A dari American Petroleum Institute (ApI)
yaitu pedoman Praktek yang dianjurkan untuk perencanaan, Perancangan
dan Pendirian Anjungan Lepas Pantai Tetap (19Sa).
Tabel T. Metode Dava Dukung Tanah vang disarankan
Pakailah
33
A.t
B
perhatikanlah pemakaian
Hansen, Vesic
6.
lm untuk
34
ry
=r*0,2s,*(f)
20
0,90
0,82
0,75
0,97 0,95 0,93 0,92
(3e)
0,57
dan berat isi tanah, sehingga tinggi muka air tanah banyak mempengaruhi
daya dukung pondasi.
0,5yBNrsrdrt,
(35)
B{
7.
Tanah di bawah muka air mempunyai berat isi efektif yang kira-kira
separonya berat isi tanah di atas muka air. Dengan demikian daya dukung
pasir dengan muka air yang tinggi, menjadi kira-kira separo daya dukung
bilamana muka air tanah cukup dalam. Untuk mendapatkan tegangan yang
dipakai dalam perencan:um pondasi nilai daya dukung dibagi dengan faktor
keamanan (safety factor). Nilai yang diperborehkan disebut daya dukung
9.
(36)
adalah nilai yang diusulkan oleh Skempton. Nilai ini diberikan rurtuk berbagai
N""
L: panjang pondasi
B : lebar pondasi
8.
Q,= cN. + yD
Nilai N,
(38)
berikut:
s:c,
35
l00m
Wirosoedarmo, M.S.
g=! DNr+l/2yB N,
(34)
B=22.533,54510
rr=1.0
b.
Lfl
lll
36
lebih (pra terkonsolidasi) jika sifat kornpresi adatah seperti jika sebuah
kolom tanah yang lebih besar dari yang sekarang telah mengkompresi
elemen tanah pada suatu waktu selama sejarah geologis dari pada massa
tersebut. Konsep prakonsolidasi adalah cukup penting untuk tanah-tanah
kohesiftetapi tidak diberikan baryak pertimbangan mengenai konsep ini
OCR:
(40)
ltr0
37
(mempunyai sifat-sifat yang sama dalam kedua arah horisontal dan vertikal).
Di dalam kebanl,akan hal, jikatidak di dalam semuahal, tanah tersebut adalah
tidak isotropic, yakni sifat sifat elastik dan permeabilitas berbeda di dalam
arah vertikal dan arah horisontal. Setidak-tidaknyatanah tersebut cenderung
distratifikasi dan bertambah kerapatannya dengan ke dalamannya.
Lempung utuh atau lempung retak, istilah "lempung" digunakan untuk
menjelaskan setiap deposit tanah kohesif dengan lempung yang mencukupi
dihasilkan suatu keadaan tunak. dengan beban lebih yang menghasilkan suatu
tegangan vertical dan dengan tanah sekitamya yang menyediakan sebuah
tanah tak berkohesi dan deposiftanah kohesif. Pengaruh air di dalam tanah
tegangan lateral pengganti yang persis besarnya pada sebuah elemen. Kondisi
tunak ini disebut kondisi Ko didefinisikan sebagai:
,2r
Ao
--
o.,h
(.4r)
6u,
Nilai
adalah tegangan-tegangan
>
1. Umumnya
Ko<l,
yang lebih besardari 4 atau5 maka /(o mungkin sebesar 1,0 atau sedikitnya
lebih besar.
Bila kondisi-kondisi tempat berubah, maka tanah beralih dari keadaan
tegangan
k.
-I
Tanab Tempat Banganan Pqtanian
38
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tanah dll.)
Perkiraan standar kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing.
Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang hams disingkirkan,
pemilihan tanah dasar, bahan tanam timbunan dll).
Perkiraan persentasi muai dan susut.
Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemiliahan
cara penggalian dan rancangan penggalian).
Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi.
Perencanaan pekerjaan atau pembuatan lereng dan tembok penahan
tanah dll. (pemilihan jenis konstruksi dan perhitungan tekanan tanah)'
Untuk menentukan dan mengklasifikasi tanah diperlukan suatu
di lapangan dan
M.S.
39
untuk reduksi waktu pengujian. Contoh tanah yang berdiameter lebih besar
memberikan parameter-parameter yang lebih baik, karena kira-kira jumlah
ganggurm yang sama dikembangkan untuk contoh setiap ukuran bahan, dengan
pengaruh relatif lebih kecil untuk contoh bahan yang lebih besar. Diameter
yang paling lazim adalah 64 mm (2,5 inchi), karena diameter ini akan
mengimbangi paling baik biaya-biayapenemuan kembali contoh bahan dan
pengaruhnyagangguan. Diametertabung yang lebih besardari 76 mm dapat
menghasilkan sebuah beban premium untuk contoh bahan tersebut, khususnya
jika sebuah lobang bor yang lebih besar harus dibuat.
4.
t"dai
sumbu waktu.
40
{r
12. Jenis
Tanah
pada lapisan ini. Hal ini disebabkan bahwa dengan membusuknya bahanbahan organik tersebut akan menyebabkan menyusutnya volume tanah
Di samping itu
b.
Lapisan batu
4l
Kecuali lapisan tanah bagian atas dalam tanah juga terdapat lapisan
padas. Lapisan padas dalam tancr ada bebarapa macam yang tergantung
padajenis tanah di atasnya. Tetapi padadasamya lapisan padas ini dibedakan
menjadi dua macam yaitu lapisan padas tua dan lapisan padas muda (lemah).
Pada lapisan-lapisan inilah pondasi dapat didirikan dengan baik, apalagi lapisan
ini mempunyai ketebalan yang besaryaitu antara 2,5 - 3 meter serta letaknya
datar. Apabila letaknya miring, tipis dan di bawahnya masih terdapat lapisan
yang lembek, maka besarkemungkinannya bangunan yang akan didirikan di
atasnya dapat bergerak ke bawah atau turun baik sebagian atau seluruhnya.
Lapisan tanah kerikil.
Pada beberapa tempat di dalam tanah juga terdapat lapisan kerikil.
c.
Lapisan ini terdiri dari butiran-butiran yang mempunyai ukuran besar yaitu
- 20 mm. Oleh karena lapisan ini terdiri dari butiran-butiran kerikil
maka sangat mudah untuk melalukan air baik pada arah horisontal maupun
arah vertikal. Dengan demikian maka pada lapisan ini tanah tersebut tidak
banyak mengandung air dan tidak bisa lembek. Apabila lapisan kerikil ini
mempunyai ketebalan lebih dari satu meter, maka akan merupakan tempat
yang baik untuk mendirikan suatu pondasi. Lapisan ini akan lebih baik lagi
antara 2
dengan pasir. Seperti telah diketahui bahwa lapisan kerikil tidak bisa terikat
satu dengan lainnya, dengan demikian dalam pendirian pondasi perlu dihindari
adanya gerakan ai r yang !e ras dari pompa-pompa ai r daram m engusahak an
satu kejelekkan dari tanah liat sebagai tanah dasar pondasi adalah bahrva
tanah liat tersebut akan menjadi pecah pada kondisi kurang air dan bahkan
pecahnya dapat mencapai mengeringkan saluran-saluran dari pondasi.
d.
ukuran antara),02 - 2mm, sehingga lapisan ini mempunyai ruang pori lebih
kecil dari palisan pasir. Seperti pada lapisan kerikil, lapisan pasir inijuga
dapat melalukan air dengan baik. Apabila ukuran butirannya antara 2 5
mm ini merupakan peralihan antarapasir dan kerikil yang disebut dengan
jenis tergantung pada besamya butir yaitu pasir kasar sekali yang mempunyai
ukuran antara 2 - I mm,pasir kasar mempunyai ukuran I - 0,5 mm, pasir
tengahan dengan ukuran 0,5 - 0,2 mm dan di bawah 0 2 mm disebut pasir
hehts Pcdq lqnico. ini'i,,-o
hoiL,.-+,,1.,{i,{i-il-^-
Iri
,llt
42
e.
Tan;rh liat
kalau letaknyadalam lapisan pasir dan tanah liat mengandung air sedangkan
yang ada dipermukaan tidak ata,.r dalam kondisi kering. Kekuatan tanah
tidak tergantung pada jenisnya sa.ia tetapi tergantung dari beberapa faktor
seperti kepadatannya, kandungan bahan organik, kandungan air dan
sebagainnl,a. Maka dari itu nilai kekuatan tanah yang ada pada beberapa
hasil penelitian tentunya han.va digunakan sebagai gambaran kasar dari pada
kekuatan suatu tanah artinya untuk memastikan besarnya kekuatan tanah
dalam upaya pembangunan bangunan tentu perlu dilakukan pengecekan
I
2
-)
tanah hcrkurang dan tanah n-rcnjadi padat. Dengan adanya pemadatan tnnah
bangunar -r,ang ada di atasnt,a akan turun bisa sebagian dan bisa scluruh
bangunan. Mclihat dari situ maka banyaknl.a air dalani tanah sangat
nrencuhrkan besamva kekuatan tanah di sanrlliug-jrrga tcrgarrtung dari asal
6
7
tanah te rscbut. Bagi tanah liat i,ang mcmpunyai sifat plastis dapat rneuerusk;u-t
13.
Kekuatan tanah
43
14.
Kekuatan Tanah
0.8- 1,0
-0,8
0,5
2,0-5,A
6,0
-7,5
0,8
1,6
1.2 -2.07
4,0
- 5,0
Penyelidikan Tanah
Untuk menetapkan konstruksi dalamnya pondasi bangunan harus
44
Penyelidikan tanah dibagi atas dua bagian besar yaitu penyelidikan tentang
keadaan tanah artinya penyelidikan tentang jenis tanah yang ada di dalam
tanah dan kedua penyelidikan tentang kekuatan tanah.
a. Penyelidikan tentang keadaan tanah.
l) Cara sederhana
Cara yang sederhana adalah dengan menggali sshunh sumur r,i u
beberapa pada bidang tanah yang akan diperlukan. Hal ini dapat juga
dipergunakan sumuryang sudah adadi lapangan itu. Dengan caramenggali
sumur dapat dilihatjenis tanah yat g ada di barvah lapisan permukaan tanah.
Akan tetapi carapenyelidikan seperti ini tidak dapatdilaksanakan sedalamdalamnya, karena membuat sumur terlalu dalam akan memerlukan biaya
yang besardi samping resiko yang lain seperti kemungkinan teriadrnyalongsor
dari tanah di samping itu apabila ada air di dalamnya tentunya akan lebih
sukar untuk penggaliannya. Maka dari itu penyelidikan dengan cara ini hanya
2\
bagian bawah diruncingkan dan bagian atas diberi lubang mata yang
memungkinkan dapat dimasuki sebatang kayu yang dipergunakan untuk
memutar besi tersebut. Pada jarak tertentu pada besi tersebut misalkan
setiap 20 hinga 25 cm diberi lubang dengan miring 45 derajat. Besi ini
dimasukkan ke dalam tanah dengan cara diputarkemudian ditarik kembali
dan dalam penarikan tersebut lubang dari besi sonder tersebut kemasukan
tanah. Dengan demikian dapat diketahui jenis tanah yang ada di bawah
permukaan tanah trmasuk dalamnya lapisan tanah tersebut dapal dilihat.
Penyelidikan tanah dengan cara ini jugatidak dapat dilakukan terlalu dalam.
Namun apabila menginginkan penyelidikan lebih dalam maka dapat dilakukan
penyelidikan dengan menggabungkan cara pertama dan kedua dengan cara
pembuatan sumurlebih dahulu kemudian dilakukan penggunaim besi sonder.
45
yang pertama dimasukkan dan pipa ini bagian bawahnya tajam, kemudian
bor dimasukkan dengan stangnya sesudah itu mulailah dilakukan pengeboran
dengan cara memutar pipa tersebut. Pada pipa tersebut juga ditambahkan
meja untuk meletakkan beban muatan agar turunnya.pipa mudah. Setelah
dilakukan pengeboran, kemudian bortersebut ditarik ke atas unt* mengambil
tanahnya. Pekerjaan demikian ini dilakukan berulang kali. Salah satu kesulitan
b. Penyelidikan kekuatan
Fgr6-d
46
BAB
III
PONIDASI
muatan bukan untuk kekuatan tanah yang sebenarnya. Yang kedua adalah
penyelidikan kekuatan tanah dengan menetapkan terlebih dahulu ke dalaman
tanahnya. Kedalaman itu didapatkan dari keterangan tentang konstruksi dan
dalamnya pondasi dari bangunan yang sudah berdiri disekitar bangunan itu
atau setelah membuat sumuftrl yang tidak begitu dalam. Tahap selanjutrya
membuat lubang sampai pada ke dalaman yang telah ditetapkan tersebut,
kemudian pada dasar lubang itu harus rata kemudian disitu dibuat tiang dari
beton dengan ukuran yang juga telah ditentukan misalnya 0,5 x 0,5 m atau
1,0
diketahui. Setelah beberapa hari maka penunrnan tiang yang diberi muatan
tersebut diukur. Setelah itu beban ditambah lagi sedikit demi sediki dan
dibiarkan pada beberapa saat atau hari kemudian penurunan juga dicatat
lagi dan seterusnya. Pada suatu saat ketika ditambah beban lagi tiang itu
turun terus menerus, dan pada saar itulah penambahan beban dihentikan
bahkan dikurangi lagi hingga tidak terjadi penurunan kembali. Dengan
demikian pada saat itulah batas kekuatan tanah dicapai artinya itu batas
kekuatan tanah sebenarnya. Sedangkan muatan yang diijinkan biasanya
sebesar setengah atau sepertiga dari batas kekuatan tanah sebenarnya.
Sedangkan cara ketiga adalah dengan cara memasukkan tiang pada tanah
dengan menumbuknya lebih dahulu sampai pada ke dalaman tertntu. Hampir
sama dengan ca.ra yang kedua yaitu pada ujung tiang tersebut diberi meja
atau lantai untuk meletakkan beban. Apabila tiang sudah diberi beban tersebut
1.
b.
turun maka pada saat itulah nilai kekuatan tanah yang sebenarnya. Angka
keamanan juga diambil sebesar setengah atau sepertiga dari kekuatan tanah
c.
tersebut. Dari hasil tersebut maka dapat ditentukan jumlah tiang yang
d.
Pendahuluan
-T
ff
48
Pondasi
49
e.
f.
non kohesif.
diferensial harus dapat diteloriruntuk ksdua elernen pr:ndasi dan ele nrenelemen bagian bangunan di atas tanah.
b-
h.
s_v-arat
standart untuk
perlindungan lingkungan.
Apabila pondasi tersebut dirancang dengan tidak benar, maka akan
ada bagian dari struktur yang mengalami penurunan yang lebih besar dari
pada bagian disekitamya. Berbagai elemen struktur yang berleuru pada titik
kumpul kolom-balok akan mengalami tegangan lebih yang diakibatkan oleh
penurunan yang tidak sama tersebut, yang pada akhirnya akan terjadi pula
Pada pembahasan
ini,
2.
dan konstruksinya harus cukup kuat dan kokoh untuk menerima beban di
atasnya dan melimpahkan kepadatanah dasar di bawahnya. Selain ditentukan
oleh faktor-faktor teknis, sistem dan konstruksi pondasi juga dipilih yang
ekonomis, yaitu yang biaya pembangunannya murah dan pemelihaftumnya
rendah tanpa mengurangi kekokohan konstruksi bangunan keseluruhannya.
Besarnya biaya pembuatan pondasi dipengaruhi antara lain oleh:
a. Galian tanah (volume, jenis tanah)
b. Pengeringan lubang pondasi
c. Pemancangan tiang kalau digunakan pondasi tiang
d. Harga bahan dari pondasi
.Virosoedarmo,
M.S.
51
pelatak siap jadi atau paku bumi pelatak dibuat dari beton berisi. Paku
bumi siap jadi terdiri dari ka1u, baja atau beton berhrlang. Paku bumi
pemboran. paku bumi ini menguntungkan sekali dibandingkan dengan
paku bumi pelatak. Tidak memerlukan penggerak dan hany'a kaki tiga
1'ang sederhana. Karena paku bumi tidak diletakkan maka tidak terjadi
getaran jikalau paku burni pemboran dijadikan paku bumi beralih. maka
han1,a memperbesar lubang pada bagian kaki dengan alat-alat khusus
sehingga paku bumi akan kuat dan berbentuk seperti barvang Bombay.
lain:
l)
a.
b.
c.
d.
3)
permukaan tanah.
Pondasi yang dibuat dari Beton Tumbuk.
Pada bagunan pertanian yang kurang penting dapat mempergunakan
pondasi dari beton tumbuk dan bukan pondasi yang ditembok yang
pada hakikatnya menyangkut penutup dasar, batas beku dan ventilasi
adatah sama dengan pada faktor pondasi tembok.
Pondasi Lajur
padadinding.
4)
Bila lapisan -lapisan tanah di bawah sebuah bangunan pertanian memil iki
suatu struktur yang kurarrg berafuran, sehingga menyebabkan penumnan
bisa sangat berbeda-beda dan bila beban terhadap pelat pondasi agak
berlainan, makasebuah pondasi lajurdengan rusuk pengkaku merupakan
--
1l
I
52
Pondasi
cara pemecahan yang paling baik. Berkat rusuk 5rang dipasang di barvah
s)
b)
Metode ini berasal dari pondasi jalur yang dilengkapi rusuk pengkaku,
dimana lajur-lajumya menjadi semakin lcbar, sehingga kesemua itu praktis
6)
c)
Pondasi Tiang
d)
8)
e)
b.
c.
beraturan.
Bila membangun pada suatu lereng, dimana kaki pondasi harus
dipasang berturun tangga. Pada prinsipnya dipasang trasram sama
tingginyadi atas maupun di bawahpermukaantanah, tinggi minimal
suatu tasram selalu dibuat delapan lapis atau lebih kurang 500 mm.
pikul 3000
harus mampu menahan beban banguna, atau air vang melarvan gava
lateral dari tanah bagian luar.
Pondasi dermaga
e)
Pondasi
pir
Pir atau tiang-tiang vang terisolasi secara normal disangga oleh piiakan
baja atau pondasi bantalan denga: tiang
menunjang pusat pijakan.
'ang
Pondasi pancarg
53
3)
4)
-154
Pondasi
b)
columm footing). Jenis ini terdiri atas slab segiempat atau bujur sangkar
,vang mempunyai tebal konstan maupun tidak. Pondasi demikian
mempunyai tulangan pada kedua arah. Jenis ini cukup ekonomis apabila
digunakan untuk beban 1,ang relatifkecil atau untuk pondasi
atas batu.
c)
1''ang
terletak di
55
Jenis Tanah
Kepadatan sedang
Kepadatan lepas (tidak dipadatkan)
4
33
-^ ^
^:-
l_
^I ^---
-^_- -^
3,75
J
))\
3
Kepadatan sedang
Kepadatan lepas (tidak dipada&an)
Campuran kerikil-pasir-lanau (tanah GW)
Kepadatantinggi
Kepadatan sedang
Kepadatan lepas (tidak dipadatkan)
Campuran lanau-pasir dan pasir barlanau (tanah SM)
Kerikil berlempung, campuran kerikil-pasir-lcmpung,
_- r _ _--
40
l5
Kepadatan tinggi
100
Kepadatantinggi
Kepadatan sedang
Kepadatan lepas (tidak dipadatkan)
Pasir bekerikil dan pasir bergradasi buruk (tanah SW)
vang berdekatan
d) Pondasi kantilever atau starp. pondasi ini serupa dengan pondasi
gabungan kecuali dalam hal pondasi untuk kolom interior dan eksterior
)\
1,75
e)
-l56
4.
Pendahuluan
berubah secara linier. Tegangan tanah neto yang digunakan untuk menghitung
Fo
momen lentur dan gaya geser pada pondasi" dapat diperoleh dari tekanan
tanah total dikurangi tegangan dari beban di atas pondasi. Apabila pondasi di
bawah kolomnya dianggap sebagai lantai yang terbaik, dimana intensitas
tekanan tanah neto dianggap bekerja pada slap kantilever yang ditumpu kolom,
maka slap tersebut akan mengalami momen dan geser seperti halnya slap
aktual yang mengalami beban gravitasi.
Apabila bebannya terpusat dan relatif besar, tem.v--ata bahwa yang
lebih menentukan dalam perencanaan pondasi adalah geser bukan momen
lentur. Mekanisme kegagalan geser pada slab pondasi serupa dengan slab
lantai akan tetapi, kapasitas geser pada slab pondasi jauh lebih besar dari
pada kapasitas geser pada balok, seperti yang akan di bahas pada bab ini.
Karena pondasi yang sering digunakan mengalami lentur dengan
kelengkungan gand4 makaperlu ditinjau adanyageser dan lentur terhadap
(il \
Mekanisme keruntuhan
Retak yang miring pada slab pondasi dapat te{adi dengan cara yang
.serupa dengan pada balok. Retak ini akan terstabilkan dengan cara serupa
dengan pada balok. Retak ini akan terstabilkan pada sekitar 65%o beban
(a). hal ini antara lain diakibatkan oleh besarnya momen lentur di sekitar
mukakolom sehinggaterbentuk pyramid terpancung di kaki daerah kolom.
Dalam keadaan runtuh, kolom tersebut dapat te{eblos dari slabnya, yaitu
apabila tidak di rancang secara baik terhadap geser (di s e but juga diagonal
-\V2
uu
$d
5.
450
n#
(a)
57
.trk
1X
f2
(b)
(.)
Gambar 13. Mekanisme keruntuhan aksi dua arah pada slab dan pondasi :
(a) tampak pondasi; (b) pyramid keruntuhan; (c) elemen A pada daerah
tekan Gambar l3(c) memperlihatkan elemen yang sangat kecil yang diambil
dari daerah tekan di atas retak miring. Elemen ini mengalami empat komponen
tegangan sebagai berikut: ( 1) tegangan geser vertical v , (2) teeangan tekan
o
lanssuns f- (3) tesansan tekan vertical f den 14\ tr,oencc. fclron lqrprol f
s8
Pendabuluan
akibat dari beban yang sangat besar dari kolom. Gaya ini mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan kapasitas geser pada slab
samadengan
tebal total dikurangi 3 in. tebal total tersebuttidak boleh kurang dari 8 in.
6.
benar
di dalam mengevaluasi
59
ke pondasi. Dalam hal beban eksentris atau momen yang disebabkan oleh
suatu kombinasi pembebanan, tekanan tanah yang diakibatkan oleh kombinasi
Apabila ukuran pondasi atau kepala tiang untuk satu tiang atau
sekumpulan tiang telah di tentukan, desain geometri pondasi jadi dapat
dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang telah
dijelaskan pada bab-bab sebelum ini, khususnya desain terhadap geser dan
lentur. Beban kerja luar dan momen-momennya yang digunakan untuk
menentukan ukuran luas pondasi dikonversikan menjadi beban batas rencana
dengan menggunakan faktor-faktor beban dan faktor reduksi kekuatan q
untuk menentukan besarnya kekuatan nominal yang dapat dipakai dalam
analisis dan desain ukuran dan distribusi tulangan pondasi.
l5 di bawah dalam hal demikian, lokasi beban tersebut padall3 tengah dari
dimensi pondasi dalam masing-masing arah agar dapat dihindari terjadinya
tarik pada tanah, yang secara teoritis dapat saja terjadi sebelum adanya
redistribusi tegangan.
-t50
Pondasi
6l
l*,
.lr
P,'t
Beton
Bata
-Fl
-\ffi
fideng hitis unnrkleatur
P*"=
(a)
M^
Ar
(b)
+L.+
ArI-M.
(c)
PM
_<
ArI
"
Gambar 15. Bidang kritis untuk lentur: (a) kolom beton; (b) dinding bata
Pada pondasi segiempat dua arah, momsn lentur pada dua arah pendek
di ambil sama dengan momen lentur dalam arah yang panjang. Distribusi
tulangan ini berbeda untuk arah panjang dan pendck. Tinggi efektif dapat
diasumsikan, tanpa kehilangan ketelitian, sama untuk ke dua arah meskipun
memang sedikit berbeda karena adanya dua lapis tulangan. Berikut ini
dicantumkan distribusi tulangan yang direkomendasikan :
a. Tulangarr rda arah 1.'ang panjang harus didistribusikan merata di seluruh
lebarpondasi.
b.
besar dari tulangan total yang diperoleh dengan persamaru:r 42, yang
didistribusikan merata di seluruh jalur pusat tersebut:
Tulangan Wda
jalur
pusat _
62
Dimana
63
(45)
selalu mempunyai tulang tulang) tebal praktis untuk pondasi kolom tidak boleh
9.1.Aksi Balok
Penampang kritis terhadap geser pada slab dan pondasi dianggap
terletak pada suatu bidang melintang seluruh lebar, dan terletak pad a jarak d
dari muka reaksi terpusat. Dalam hal demikian, apabila hanya geser dan
lentur yang berkerj4 kekuatan geser pada penampang tersebut adalah:
v, =2.,,!flb*d
,.::[,-fJ+-*n,
C1
BM
(43)
dimana: b* : lebarpondasi
V" : selalu lebih besar dari pada gaya geser normal
V": V"/Q apabila tidak menggunakan tulangan geser
Cr
0.5
"I=(z*!B,
r,
dimana:
0,,
(44',)
1.0
*:['-;Jf,h'
1r P'
Gambar 16. Kekuatan geser pada pondasi
9.3. Transfer Gaya dan Momen di dasar Kolom
Gaya-gaya dan momen-momen di dasar kolom atau didinding ditransfer
ke pondasi dengan menumpu pada beton dan dengan tulangan, angker, dan
atau penghubung. Penulangan tersebut dapat meneruskan gaya tekan yang
lebih besar dari kekuatan dukung (tumpu) yang diizinkan pada daerah beban
Q (0,85f
.fu
0.607'"
') dimana 0 -- 0 70
atau
64
Pondasi
65
umumnya bernilai scbesar 0,60f '". Gaya tekan yang melebihi tegangan
dukung izin didasar kolom harus dipikul oleh angker atau tulangan yang
memanj ang yang diteruskan.
6.
7.
b)
D i stri
J.
5.
(46)
p 44,
{A
;A
di I uar daerah
"
jalur pusat (center band) pondasi. Pastikan apakah
luas tulangan
pada arah utama bidang pondasi melebihi harga minimum yang
diperlukan oleh pers_varatan temperatur dan pers.,'-aratan susut: ,4,0,0018 D,d untuk penampang 1,'ang tulangannya baja grade 60
ntukan beban-beban keria dan momen lentur yang bekerja pada dasar
kolom, -vang berasal dari superstruktur. Tentukan kombinasi momen dan
beban kerja 1'ang paling menentukan.
I{itunglah luas pondasi 1'ang diperlukan dengan membagi beban kerja
Te
4.
A,t =
Cek tegangan dukung pada kolom dan pondasi pada luas bidang
kontaknya. apakah kekuatan dukung P,u keduanya lebih besar dari pacla
harga nominal reaksi kolom P,: P,i'Q dimana O -. 0,70. Untuk pondasi
2,0
l0
66
11.
Pondasi
67
N'Iulai
I
enfi:.kan kapasitas dr:trtrurg neto. P& Lrerdasarkan data tes da
penvelidikan tanah,kemudian tentu.I:an gava aksial kerja van
menentukan P; dox P,
.\
distdbusikan
DD
Pr:
' .1- r-= jllc riimantf,t ti c:
bil
/6
A,: 2 A'
' F=l
.ly',
Dimana br= leb*r pondasi;.86 = ta/ilir:g bidang gagal pada a}*,i dua
arah
c ek tegangan
d,h:ng
da bidang
ertemuan
beban
dari kolom untr:k beban P6
onda si dan
kolom,ntuli
Pu.'A,7
': i
,.
Gamhar l7 f)iqorqm
-t l
68
Pendabulaan
)
2)
3)
4)
Caris beku
Daerah )rang punva perubahan volume besar karena fluktuasi uap air
Gambut dan kotoran bangunan
Bahan tak terkonsolidasi seperti tempat sampah yang tak terurus dan
daerah terurus yang serupa.
Pondasi telapak seharusnya ditempatkan di bar,vah garis beku karena
naiknya dasar galian yang mungkin dari bangunan dan karena pembekuan
dan pencairan tanah yang bergantian cenderung mempertahankannya di
dalam suatu keadaan tak terkonsolidasi. Akan tetapi selain dari pertimbangan
bahwa tanah mungkin lepas, pondasi telapak bagian sebelah dalam dapat
ditempatkan pada kedalaman yang memudahkan karena panas bangunan
harus mengendalikan pembekuan. Ekstrimitas cuaca baru dapat diperoleh
dari cacatan cuaca sebagai suatu pemeriksaan bahwa siklus cuaca dingin
yang mungkintidak akan menambah ke dalaman pembekuan.
I
b.
'V/irosoedarmo,
M.S.
69
2)
3)
4)
c.
dapat menahan korosi, akan tetapi jika ada surfat maka mungkin perlu
menggunakan beton yang tahan terhadap sulfat. Mungkin perlu sekali-sekali
menggunakan tiang pancang kayu yang diolah sebagai ganti tiang pancang
logam dimanatanahmempunyai pHyangjauh diatas 9,5 datau di bawah 4"0.
d.
da, b)
telapak sebar, pondasi rakit atau pondasi tiang pancang bergantung pada
kerapatan, tebal dan biayapemadatan endapan dan beban bangunan, bagian
pad4 tiang pancang yang volume besardapat digunakal baik untuk memikul
beban ke kedalaman yang lebih besar di dalam endapan dan sebaeai cara
-l7A
relatifpaling sedikit tidak sebesar 60 Yo, atau dekat dengan suatu kerapatan
sebesar kira-kira 90 Yo atau lebih dari pada kerapatan maksimum yang
7l
lebih besar untuk mendukung beban momen lentur yang lebih besar pada
arah itu.
P+t
dimana Badalah rasio sisi panjang terhadap sisi lebar. Kemudian sisa
tulangan ke arah lebar dipasang merata di daerah luar rentang tersebut di
atas. Penataan tersebut diperlihatkan pada Gambar 18.
Contoh Kasus:
ini
diterapkan pada bentuk telapak bujur sangkar sebagaimana yang telah dibahas
dibatasi tidak dapat lebih besar dai 2,3 m. Beban mati kerja : 789 kN,
tekanan tanah i.;in 24}kPapada ke dalaman 1,65 m dari permukaan tanah,
f"':2A Mpa t:300 Mpq tulangan bajamemanjang kolom D25.
Penyelesaian:
satu arah kerja pemeriksaannya hanya dikerjakan arah melintang sisi pendek
berat pondasi dan tanah di atasnya digunakan berat rata-rata 19,6 kN/m3
sedalam 1,65 m sejak dari mukatanah sampai dasar pondasi.
Tekanan tanah yang timbul tepat di bawah pondasi akibat berat tersebut
adalah:
-I
72
Pondasi
73
beban total,
3300
adalah:
240-32.34:207,7 kPa
Dengan menggunakan nilai awal kerj4
A perltt =
't:'-*o
207,7
= 7 ,51 kN I nt2
Daerah
pembebana
3.3
o,
hitungkan
pada geser
penulangan
dua arah
+ 1,6(780)
=*= 1,2(780)7,59
=288 kN lm?
2]0a
B=
10J0
ilf
tinggi efektifadalah:
D:650-75-25 :550 mm
Nilai tersebut adalah rata-rata tinggi efektif, yang digunakan untuk
perhitungan perencan:um pada dua arah ke{a kantilever. Pertama-tama,
(a)
+w
::nn
Cdaerah
pemtrebana
drperhitrulgken
rurtult
geser penr:Ianga
satu arah
tl
tt
<H.H
500
(tj
Gambar 19. Analisis Geser pondasi
74
Pondasi
75
:
't\r
f'
\ *p")'llrl -\ " Pra
Karena *, =500 mm/500 mm : l, maka kuat geser beton akan
=1, *
ar,val.
menjadi,
r. =(, .
;Y,frbod
= uffib,a
M, = p"F(tl2F)(W)
/
v" =VJf
-\ ,bod
=bJ[bd
Mu=p,F(112F)(L)
= 4(Jzohoso[+)(sso)= 41323 kN
hlrt
19. b:
Yu =pnrWG
:288 (2,3) (0,85) = 563 kN
Kuat geser beton adalah:
v,
>
649 kNm
v"
= 288(1,4)12(t,4)(2,3) =
566
=e43 kN
kN
dv,
tanah
i.
-1 76
Pondasi
r- r-
--l
1-lr:
500
1300
1r\
77
k perlu
.
l--___
500 !100
M,,
--
649(10)6
bd'
0,s(2300)(550)'z
=l,1660MPa
A. perlu
penampargkritis
t t t ttttltl
r:ntukmomen
potonganA-A
:0,0047, maka
: Nd
F+l
-3300
t-wl
500 1400
{"---"'+-
'o _
dimana 2
9 +l
2
1,43
+l
=0,823 =82,3Yo
I __I_l
I
penampangkritis
lrlttttlttttt
Penampang kritis
L,roJ
potongan B-B
&)
-f
78
Pondasi
79
: 0,70(0,8s)(20)(soor
Q,o)
: seso kN
ll
dan penataan
kuat tumpuanrencano=
O(o,rrf'"u,
tr)
Akan tetapi, untuk berbagai hal, nilai akar dari (A/Ar) tidak boleh
lebih dari 2, sehingga:
:0
O,B5
-f'/)
(4
t,2(780) + 1,6(780)
2184 kN
Karena 2184 < 2975 < 5950, dapat disimpulkan bahwa beban dari
kolom dapat dilimpahkan seluruhnya kepada beton saja.
Untuk kesempurnaan pelimpahan beban tersebut, gunakan 4 batang
tulangan baja sebagai pasak (dorvel). dan dipasang sesuai dengan letak
tulangan pokok kolom (satu untuk setiap kolom).
Untuk pondasi yang mendukung beban eksentis atau kolom yang
didukung rnelimpahkan beban momen, perancangannva adalah bentuk
pengembangan dari bahasan sebelumnva. Distribusi tekanan tanah yang
teriadi tidak lagi merata melintang arah lebar pondasi. akan tetapi dianggap
cenderung membentuk variasi sebanding (linier). Untuk menjarnin terjadinya
persentuhan permukaan positif antara telapak pondasi dengan tanah, atau
agar timbul tekanan tanah negatif- resultan gaya harus terletak dalam daerah
sepertiga tengah (kren) telapak pondasi.
Dengan diketahuinya pola distribusi tekanan tanah, pondasi dapat
direncanakan untuk mampu menahan semua momen dan gaya geser yang
berkerja seperti halnya pondasi yang mendukung beban konsentris.
BAB f\/
UINMAI
l.
Pendahuluan
Lantai adalah suatu ruangan dari tanah yang dibaasi oleh dindingdinding. Dalam sebuah bangunan dapat dikatakan layak apabila memenuhi
persyaratan yang diantaranya terdiri dari berbagai aspek yaitu aspek teknis,
aspek ekonomis, aspek fungsional maupun aspek sosio kulurr. Dari beberapa
bawahnya. Dari segi estetis juga akan dibahas mengenai macam lantai
penyelesai atau biasa disebut sebagai lantai pelapis, selain itu juga ada
konstruksi lantai pada loteng atau bangunan bertingkat.
2.
a.
b.
c.
d.
Fungsi lantai
Fungsi lantai mencakup delapan macam tujuan yaitu:
Memisahkan secam horisontal ruangan-ruangan.
82
Lantai
e.
f.
g.
h.
3. Persyaratan Lantai
g.
a)
b)
c
Karena mate rialnva ringan, penlbr ratannya dapat dilakukan dengan cepat.
Dibandingkan dengan mate ri;'i-rnatcrial lain. harga kay'u dapat dikatakan
agak rendah.
Kar,u memiliki isolasitermis
d)
e)
0
2)
dengan dindingdinding.
c)
d)
e)
fl
g)
3)
berkurang.
1)
83
pembusukan)
Perlindungan terhadap basahan bisa sangat mahal.
Kay'u dapat mudah terbakar.
Pemasangan lantai kayu dalam bangunan-bangunan pertanian tinggi
sebaiknva tidak dilakukan karena tidak akan ada penyatuan vang baik
h.
i.
c)
d)
e)
0
84
s)
Dr.
nencomaran olch jamur.
Lurtai pcnutup hendaknva mampu mengisolasi dengan baik d;ur menvatu
a)
b)
h)
c)
lapisan pasir setebal 300 rnm. sampai kepada sebuah lantai !-ang kedap
air dari bcton berh.rlang atau dari plastik foli dengan lantai beton turnbuk
setebal 80 mm dengan atau tanpa tulangan susut.
Untuk menghematkayu, balok penl,anggadapat dipasang di atas sebuah
e)
harus ditanam atau diankerkan dalam pur. Dengan demikian bentanganbentangan pun akan menjadi lebih kecil, balok- balok lantai dapat dibuat
lebih ringan dari yang seharusnya. Pemasangan balok-balok lantai pada
b.
Lantai Batuan
l^antai ini terbuat dari unsur-unsur bata kosong seperti dari batabekisting kosong, bata kosong, dan dari baa kosong dengan balok-balok
yang dipasang terlebih dahulu, dari pelat-pelat dan gelagar-gelagar beton
seperti gelagar-gelagarbeton yang diprefab, pelat Omnia, beton Flevo, dan
dari gelagar-gelagardan balok-balok pengisi dari beton.
1)
85
Suatu isolasi yang baik terhadap suara kontak dan suara udara dan
rhadap kemu ngkinan perubahan-pe rubahan temperatur.
Suatu penyatuan vang crat antara lantai dan dinding-dinding.
te
Ir.
d)
0
s)
h)
konstruksi ini.
Pada elemen-elemen yang rata- pengertian akhir menjadi sederhana
berkat bagian bau,ahn--va 1,ang kasar. Elemen-elemen vang lengkung dapat
dibiarkan tidak diberi pengerjaan akhir berkat bentuknva y,ang tegar.
a)
b)
c)
d)
)
e
dilakukan.
0
c.
Pemasangan plafon
Lantai Baja
-I
I
Lantai
86
telah terbentuk sebuah lantai kerja yang baik, pekerjaan lainnya dapat segera
dilanjutkan. Setelah pipa-pipa dipasang, lanta-lantai cor yang terbuat dari
beton tuang dapat dipasang dalam periode pengerjaan akhir.
5.
Pengkakuan Horisontal
Pada suatu penyatuan yang baik, lantai-lantai dan atap-atap akan
membentuk pengkakuan horisontal. Lantai bajadengan lantai cordari beton
tuang cukup mampu mengelak api. Dipasangnya sebuah plafon gantung akan
diperoleh suatu isolasi termis yang lebih baik. Pengubahan dalam konstruksi
ini sukar dapat dilaksanakan. Untuk rumah petai dan bangunan ringan lebih
baik menggunakan lantai ubin. Lantai-lantai ini dapat direalisasikan dengan
bantuan pelat-pelat bajayang berbentuk ekorburung selaku sebuah bekisting
sekali pakai bagi suatu lantai beton tuang. Di sini pelat baja berfungsi pula
se laku penulangan bagi suatu lantai cor yang setebal 50 - 70 mm ( 1/45 dari
bentangan). Pada l/30 dari bentangan dibutuhkan sebuah lantai cor yang
lebih tebal, sehingga perlu dipasang suatu jaringan susut dengan penutup
rnaksimal 25 mm. Pipa-pipa dan palfon-plafon dapat digantungkan dengan
begel-begeljepit.
6.
a.
Lantai-Lantai Penyelesai
Lantai-lantai Pelapis dari Kayu
Lantai-lantai pelapis dari kayu dapat dibedakan dalam berbagai macam
pelaksanaan:
l)
Lantai Parket
Ukuran tebalnya 3,7 mm (dipres ulang) sampai dengan 22mm dibuat
dari kayu pejal dan dipasng padapolatulang ikan, polabalok dan polajalurjalur. Jenis-jenis kayu yang digunakan adalah: afzelia peroba de capos, teak,
eik, kambala, ireko, wenge dan jati jawa digunakan pada lantai-lantai yang
harus tahan terhadap pencemaran oleh kebanyakan zat-zat kimia.
2) Lantai Kavu Tipis.
Lantai ini terdiri dari material kayu 3,7 mm ( bukan tripleks) yang
sebelumnya dikenakan suatu penanganan tertentu (di-pres) dan
permukaannya memiliki lapisan pelindung. Lantai ini dipasang dengan pola
yang sama seperti parket dan direkatkan pada lantai-lantai bawah yang rata
dan mirip batuan. Untuk direkatkan di atas lantai kayu, terlebih dahulu harus
dipasang pelat kayu tipis yang lentur atau lain sebagainya.
3) Parkel Blok
Lantai ini terdiri dari panel-panel kecil yang berukuran I l0 x I l0 mm
atau 160 x 160 mm. Setiap panel memuat 5 atau 6 jalur kecil dan dapat
87
lantai kayu, Selain parket blok ini terdapat pura panel-panel dalam
perdagangan 1'ang teridiri dari suatu lapisan atas l,'ang terbuat dari jenis kayu
kerastertentudenganketebalan4 sampai 5 mm. l,apisan ini diberi lak dammar
buatan 1,ang tahan aus- r"angjenis parket ini dinamai parket pindah.
Lantai Parket Jalur-Jalur
4)
5)
yang terbuat dari ka1"u. Sebelum dilalarkan pemakuan, terlebih dahulu lantai
bawah dari kayu ini hanrs diratakan. perataan dapat dilakukan dengan
menyerut dan mengamplas lantai tersebut, dimana semwr tonjolan dapat
dihilangkan dengan egalirc yangjuga dapat digunakan untuk menjejal celahcelah. Untuk menghindari pengembangan yang tidak merata pada papan-
-i
Lantai
88
papan yang telah diserut harus dipasang selapis hardboard atau pelat dari
d.
kayu-kayutipis.
c.
l)
l0 -
dapat dipasangkan plin pvc atau plin batu alam dan dapat pula dipasang
ubin-ubin lurus yang tingginya + 70 mm, biasanya pada sebuah dinding ubin
dipasang ubin plin cekung. Satu jenis lantai ubin khusus adalah yangterbuat
kerikil
3)
Bahan Buatan
Pelapis lantai dalam pola jalur-jalur atau dalam bentuk ubin dapat
direkatkan di atas Iantai bawah yang telah diraakan. Syarat utama disini
adalah bahwa lantai hendaknya sama sekali kering. Penyatuan pelapis lantai
pada dinding dapat dilakukan dengan plin pvc atau plin kayu.
4)
Bahan Serat
89
a.
Lantai
90
Catatan: lantai beton dan plesteran yang dibicarakan sampai saat ini
tidak kedap terhadap kelernbaban yang dapat naik dari tanah. maka lantai
tidak boleh dilapisi dengan kayu, permadani atau bahan sintetik.
I bagian
(volume) kapur;5 bagian tras dlbuat lantai tambahan setebal 4 cm. Jika
perlu bisajuga dibuat satu lapisan K 300 dengan menggunakan sekam padi
pengganti kerikil dan pasir dan satu lapisan plester K 300 biasa. Lapisan
rnasing-masing setebal 3 cm, di atas lantai tambahan yangratadan licin ini,
beton halus K 300 atau dengan camputan tras
kaptr
ini
Tingkat
Mutu
Keteguh Lentur
(kg/cm})
b.
(menit)
(mrn/menit)
il
35
l5
0,100
30-35
III
0,100-0,130
25-30
0,130
0,150
11. Tebal
20x20
------f
x25
30x30
15x15
25
Indonesi yaitu:
1)
'vl,,rktuPengasahan KecepatanAus
Ketahanan Aus Lapisan Atas
dengan adukan
91
2)
24
26
T4
Ubin Teraso
Ubin teraso terdiri dari lapisan atas yang terbuat dari campuran pecahan
halus batu alam dan adukan semen portland dengan atau tanpa bahan
pewama dan bahan pewama dan lapisan bawah dibuat dari adukan semen
Portland yang cukup kuat. Setelah cukup keras, lapisan atasnya di atas dan
dipoles. Pecahan halus batu alam biasanya pualam, hams terbagi rata dalam
lapisan atas. Ubin teraso harus memenuhi syarat peraturan umum untuk
bahan bangunan di Indonesia NI-3 pasal 33 ayat 5 g, seperti juga ubin
semen Portland.
3)
Ubinbeton
Ubin beton adalah ubin semen portaland yang dibuat dengan atau tanpa
dikempa dengan pa:rjang sisi lebih dari 30 cm dan tebal lebih ari 3,5 cm dan
apabila ubin lapisan atas maka tebal lapisan tersebut harus lebih dari 6 mm.
Bid;rrg patah yang baru dari ubin beton harus memperlihatkan struktur yang
merata dapat padat tanpa rongga- rongga atau retak-retak. penyimpangan
-92
Lantai
Tabel 12. Keteguhan Lentuq Keteguhan Tekan dan Ketahanan Aus Ubin
Bcton yang dikempa
Lentur
TingkatMutu
Keteguhan Tekan (kgl cm})
r55
II
III
(kg/cm2)
Keteguhan
Ketahanan Aus(mm/m enit)
450
55-45
45-35
450
350
0,09
350
250
0,04-0,12
0,12-0,16
b)
'lbbel
13. Keteguhan
4)
Ubin Keramik
Ubin keramik adalah ubin yang dibuatdaritanah liat,dengan atau tanpa
dapat hancur apabila direndam dalam air. Bidang patah yang baru pada ubin
Ubin Marmer
Ubin marmer dibuat dari tratu marrner yang bcrstruktur padat, halus
sampai sedang dan tidak mensandung lapisan-lapisan yang berstruktur
seperti mika. Tetes tinta pada pemrukaan ubin marmer yang sudah dipoles harus dapat dibersihkan dengan air sctelah beberapa menit tanpa
meninggalkan bekas-bekas yang benati. Ubin marmer harus mempunl'ai
bentuk dan ukuran yang tepat, sisinl,a harus saling tegak lurus dan tepinl,a
harus tajam serta permukaannya harus rata dan dipoles.
UbinGranit
Ubin granit dibuat dari batuan granit -v-'ang berstruktur padat. halus sampai
sedang. Permukaan atas, sisi-sisi dan tepi-tepi dari bagian barvah ubin
tidak dikempa
93
c.
Lantai
Dr.
Ir.
kayu dibagi atas dua macam yaitu lapisan kayu yang tipis (8 - I0 mm untuk
yang tebal) yang di lem dengan perekat khusus di atas plesteran itu dan yang
sering pula dinamakan parket atau kerakal kayu.
8.
Beban
94
l)
Kerakal Kayu
Kerakal ka-vu biasanya digunakan sebagai lantai bengkel dan tempat
ke{a di dasar dan sebagainya yang sangat sehat dan -vang tinggi daya
isolasinya. Kerakal kalu dengan tebal 6 - 14 cm berukuran 8/8 - 8/20 cnt
ditanam dalam aspal di dalam lantai beton dengan bagian berserat
mencong (potongan melintang dengan ruang pori keatas) pada permukaan
95
lantai
Beban yang ditunjang oleh lantai yang berupa beban hidup (live loads)
disebabkan oleh berat dan arahnya vertikal atau normal pada permukaan
lantai. Beban bergerak (moving loads) sulit ditaksir sebab bervariasi besar
dan lama pembebanannya, sehingga perkiraannya berdasarkan pengalaman
seperti padaThbell4 di bawah.
Tabel 14. Perkiraan beban lantai unutuk beban bergerak (moving loads)
Satuan (psf)
Jenis Occupanc_v
lantai.
Lapisan Lantai dari Kayu (Parket)
Lapisan lantai dari kayu terdiri dari kayu yang tipis (8 - l0 mm), lebamya
20 - 30 mm dan panjangn-va l0 - 15 cm dan dilem dengan perekat
khusus pada lantai beton yang halus dan rata. Menurut cara pemasanagn
Right u,'arehouse
125
Classroom, churches
60
Kantor
80
100
t50
d.
200
2)
3)
e.
Drvellings
Retail stores-light merchandice
> l0 ton
40
75
100
Dimana: P
n P:Wh
satuan tekanan (psf)
W:
densitv 62,41b1ft3
(48)
97
Lantai
96
Pasal 2
Semi fluida memberi reaksi berbeda karena adanya gesekan antara
partikel-partikel. Bila dinding menahan semi fluida dari penyebaran, di
samping adanya gesekan antara partikel. Jadi tekanan horisontal (lateral)
be rbeda dengan tekanan verikal. Gandum, gabah, j agung, kentang, kacang-
kacangan dan lain-lain adalah contoh dari bahan semi fluida. Hubungan timbal
balik dari sifat-sifat semi fluida kompleks.Biji-bijian akan menempel pada
dinding karena gesekan, hat ini menambah beban vertikaVke bawah pada
2.
dinding itu sendiri yang harus dipikul langsung oleh pondasi. Penentuan dari
tekanan lateral dapat dilakukan dengan beberapa caraterganturg dari bentuk
dan ukuran bangunan, macam dan sifat fisik bahan yang akan disimpan.
Pada "vertical grain storage" selain tekanan ke bawah (vertical) perlu pula
b.
(Avour).
c.
6.
Nat antar lantai adalah 3mm dan menghasilkan garis nat yang lurus
sej ajar garis dinding yang melingkupinya.
Setelah spesi pasangan mengering. siar antara (nat) harus diisi dengan
adukan PC dan dikeruk halus menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan tepian tegel.
7.
8.
1.2. Pekerjaan
ra m p.
Pasal
))
l.
2.
a.
Lantai
98
3.
hinggajenuh.
b. Spesi perekat di plesterkan secara ratadan datar setebal + 1,5 cm.
c. Sebelurn mengering, plesteran spesi perekat dikeruk denga.n senk.v
gergaji ke arah horisontal.
d. Kcramik dipasang secara rapi dalam susunarl tegak scsuai gambar
rancangan pelaksanaan dengan jarak (nat) 0,3 :,1
Setelah spcsi pcrekat mengering, nat-nat antara4tle diisi dengan adukan
PC dan noda-noda 1,ang diakibatkannya pada permukaan l.y/e hams
langsung dibersihkan dengan lap basah dan lap kering hingga benarbenar bersih.
99
URAIA}T FEXERJAAX
JUSLA}I
HARGA {RDI
2.
HAl(Tn1
S:ATUAI IRD}
32,508.00
420.00
1,000.08
23.00S.00
4,000.00
400.00
32,500.00
3,1S8.00
o0.s0
4iio.08
4,000.00
400.00
'ti,008.00
Sdb
45,500.00
420.00
r.000.00
23.0&0.00
4,000.00
400.@
45,500.0s
3,108.00
600.00
460.00
4,000.00
,*00 O0
5{,{t68.00
NO
NAMA BARANG
SATUAN HARGA(RP)
KETERANGAN
3.
3OBO
BAHAN LANTAU
DINDING SANITAIR
.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.
9.
'10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
1
M2
Keramiklantai30x30cmAntiSelip
M2
M2
Keramiklantai20f,20crn
M2
Keramik dinding?0{25qn
M2
Bh
ClosedJongkok(waranatua)
Bh
Wa$hfel
Bh
Urinoir
Bh
KranAirWashtafel
Bh
tNA
tNA
sAN-El
Bh
85,000.00
62,500.00
Bh
282,500.00
Bh
96,500.00
Stop Kran
Bh
45,500.00
Floor Drain
Bh
39,500.00
Bh
245,500.00
9,500.00
Buis beton O 20 cm
12,500.00
Gorong-Gorong Dia.50 cm
26,000.00
PompaAir
KranWashhfel
Bh
1,977,500.00
Bh
85500.00
sAN-Er
TESA
sAN-Er
sAN-Et
39,50t).00
490.80
1,tloo.m
23,frX).00
4,0s8.s0
38,500.00
3,109.00
600.00
460.9s
4,0@.&0
4Ct).00
if00.O0
,[7,1]S8.00
35,000.00
420.0s
1,0ix).00
35,000.00
3,108.00
600.00
468.00
4,000.00
400.00
23,OtX).00
4.000.00
400.00
{3,568-00
5-
anr2oaalJ25
1.m00 M2 Kerarnik 2ff204s.a Tle
7.4000 Kg rc
0.6080 Kg PC Feng*at (nst)
0.02S0 M3 Pasir P8stng
1.S000 Upah Kerla
1.(SO0 Ls Alat Bantu
45,5S0.00
'i20.00
1,00$.00
23,@0.00
6,O00.s0
600.00
irs,500.00
3,108.00
600_00
{50.08
6,000.s0
o0.00
56"268.00
r
100
Lantai
URAIANPEKERJMN
HARGA
VOLUME
JUMLAH
SATUAN(R1;) l"lARiiri{${p1
PEKERJMN
PASiqNGA N DAN PL ESTERAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
x01
NO UMIAN PEKERJMN
HARGA
VOLUME
1. Ground Tank
2. lnstalasiAir Bersih Galvanis Dia.1"
3. lnstalasiAir Bersih Galvanis Dia.3/4'
4. lnstalasiAir Bersih Galvanis Dia.112'
5. lnstalasiAir Kotor PVCAW Dia.4'
6. lnstalasiAir Kotor PVCAW Dia.3'
7. lnstalasiAir Panas Galvanis Dia.1*
B. lnstalasiAir Panas Galvanis Dia34'
9. lnstalasiAir Panas Galvanis Dia.1f2'
1.008h
4,525,000.00
107.00M'
18,725.00
34.50M'
14,225.00
la.00M'
11,725.00
120.00 M'
15,000.00
120.00 M'
11,500.00
107.00 M'
18,725.00
22.91M3
55,000.00
1,260,160.00
41.89M3
98,870.00
4,141,268.82
2.60M3
310.88 M2
98,870.00
2ffi,691.24
28,202.00
1,943.97 tn2
21,6A4.72
8,767,415.20
41,998,927.54
'11. Washtafel(lNA)
16.00 Bh
186,500.00
311.26M2
2,036,688.21
18,381,540.84
16.00 Bh
621,500.00
225,00.00
34.00 Bh
34.00 Bh
68.00 Bh
3,615.14 M2
6,543.CI
5,084.60
FenyenpmaanEpceDackRarp
62.94\\n
7,m8.60
440,8/;A.94
1s9.39 M2
583.48 M2
29.02M2
6,543.40
6,543.40
6,543.40
1,042,932.90
3,817,943.03
189,856.75
545.05 M2
6,543.40
87.73M2
6,543.40
1,039.65M2
2,723.47
3,566,506.34
574,036.12
2,831,457.66
4,676.00M',
2,7n.47
'12,734,955.07
2,045.68M',
2,723.47
5,571,352.20
859.20M'
2,7n.47
2,3/10,407.14
3,206.20 M3
2,723.47
8,731,989.51
118,684,569.53
VOLUME
NO UMIANPEKERJMN
I{ARGA
sAruAN(&)
Pasarglantaikeramik3080
Pasanglantaikeramik2020
Pasang dindingkeramik
2025
1,411.0sM2
92.87 M2
382.80 M2
Pasang keramikmejalab.20l20
20.69ti'2
189.00M2
JUMLAH
HARcA(Rp)
41,068.00
43,568.00
56,268.00
57,gla,898.73
43,568.00
't5,500.00
901,491.63
4,045.n
21,539,s90.40
2,929,500.00
87,365,223.09
JUMLAH
SATUAN(Rp) HARGA(Rp)
PasanganAanstanping
1.
2.
3.
4.
5.
Buis Beton U 20 cm
Da.16
32.00
M',
14,225.00
10.00 M'
11,725.00
3.008h
45,500.00
18.00 Bh
17,500.00
18.00 Bh
4,500.00
62,500.00
39,500.00
1.00Unt
3,000,000.00
152.40M',
17,465.10
't8.008h
55,000.00
1.60M2
185,000.00
2,525,000.00
1.00 Unt
4,525,000.00
2,003,575.00
490,762.50
562,800.00
1,800,000.00
1,380,000.00
2,003,575.00
455,200.00
117,250.00
'136,500.00
2,984,000,00
9,944,000.00
4,050,000.00
595,000.00
153,000.00
4,250,000.00
711,000.00
3,000.000.00
2,661,000.00
990,000.00
296,000.00
2,525,000.00
45,634,343.74
t02
Lantai
II
BAB V
DINDING
RtncEn Perh[un{an
l.
Luas= f 3 4x6.85i-{2 x
i'
1.5)
{1 8 x 1.85
LantaiS
Luas={7x8.55x4)+{2.55x1.85x4j+{1
.35x3.7x2j+i 1.35x8.8x2i={
.35x
KeramkLanta
{0.Bx*.SxZ)+{(0 65x
pemisah antar ruangan dan bagian luar bangunan serta sebagai penahan beban
bangunan, sebagai contoh adalah sebagai penahan beban atry. Selain itr dinding
menunjang atau menahan beban vertikal yang disebabkan oleh gaya-gaya oleh
hujan, angin, berat stnrkhrr serta beban vertikal lainnya Dindingjuga melindungi
muatan yang ada atau disimpan di dalamnya dari pengaruh lingkungan yang
merusak seperti air hujan, harna, angin dan lain-lain.
Dinding dapat dibuat dari berbagai bahan seperti kayu, beton, bata,
batako dan lain-lain, dimana penggunaan bahan dinding tersebut disesuaikan
dengan kebufuhan, misalnya fungsi bangunan, Ietak bangrrnan dan lainnya.
Lantai2
Luas={
Pendahuluan
Dinding merupakan bagian dari bangunan dimana memiliki fungsi yang
sangat vital bagi bangunan itu sendiri. Fungsi dinding adalah menrmjang beban
lateral yang disebabkan oleh bahan-bahan yang dimuati umpamanya bahan
yang berbentuk cair atau bahan yang setengah cair, di samping sebagai
{0.8x0.8x2}+{i0.55f0.851={1.85x0 2)x8i=31.765 M2
Rangkadinding bangunan terdiri dari a). suatu jaringan (network) atau susunan
anggota-anggota yang ditujukan untuk menunjang beban" merupakan rangka
yang terletak horisontal atau vertikal, b). permukaan luar untuk melindungi
Kerafilk
Lantai 2
ruangan terhadap angirl, air hujan dan pengaruh lain yang dapat merusak atau
Drndhg2S2S
1us5:{1
Lantai 3
luss=( 1 65x1
SxBi+{S 85x1
5x0.5)+(S.0x0.5ix1
Sx8i.( 1 .55x1,S5}-
.75}'{0
tr1 1 6.85
85x1
.75)-{0 85xl
Ii*l$
75xC.8lriC
Lantai 3
.85x1 75}-i
75)+(S.85x1.75)+{0 G5x1.75i
.E5x1 .75i+{
.85x1
85 M2
b.
Pelat Lantai
Lantai 2
luss=1$dafi)+{
11
x9i+iar3.5i=${$
tu12
Volune =54'1.4x0.
LantaiKerla
H4
}ll
S.25x8.4j=$d
4762
c.
Sg M3
25 M
rl|I-
104
Dinding
2. Prasyarat Dinding
Untuk bangunan tidak bertingkat .vang dinding-dinding penyekatnya
dari pasangan bata, harus diberi perkuatan kontruksi beton bertulang praktis.
Kontruksi beton bertulang praktis tidak diharuskan dilakukan hitungan
mekanika untuk perencanaiur dimensi beton dan jumlah penulangannya.
Pemakaian kontruksi beton bertulang praktis pada bangunan tidak
bertingkat, selain sebagai perkuatan pasangan batajuga sebagai syaral untuk
bangunan tahan gempa. Beberapa persyaratan agar diperoleh dinding yang
berkualitas baik adalah sebagai berikut:
a. Untuk kontruksi dinding beton dan bata ketebalamya harus cukup.
b.
c.
d.
e.
f.
g
4)
bebzur bangunan.
5)
105
horisontal.
6)
minimal I I ,5 cm tebal. Batu alam pada lapisan pengikat dalamnya minimal24 cm dari pada batu alam pada lapisan biasa. Tebalnya konstruksi
dinding batu nTerah minimal 24 cm diukurdari batu alam lapisan pengikat.
b. Konstruksi Dinding Beton
Yang dimaksud dengan beton adalah suatu campuran yangterdiri dari
perekat, bahan tambahan dan air.
Dinding betonterdiri dari :
Dinding
106
lebih tinggi dibandingkan dengan harga bahan lainnya. Tetapi beton banyak
digunakan untuk penopang, bantalan dan sejenisnya, dimana volume yang
diperlukan relatif lebih sedikit dari keseluruhan volume bangunan. Untuk
perbandingan pasir dan kerikil dan penggunaan beton. Kebutuhan air dapal
digambarkan seperti padaTabel 15 berikut:
Thbel 15. Kebutuhan air dalam pembuatan beton
BanyakSemenftg)
l.
beton jadi.
2.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan campuran bahan halus dan kasar yaitu
perbandingan pasir dan kerikil. Perbandingan campuran pasir dan kerikil
yang paling baik adalah 1:2 sampai dengan 2:3,dan kemungkinan Iain juga
dipakai perbandingan 3:5 atau 5:7 untuk campuran beton yang lebih halus
pada bagian bangunan cor yang tipis. Jika pasir lebih banyak lagi maka
kekuatan beton akan menurun.
Air
Air untuk pembuatan
Pasirdankerikil alam
yang pecah
Beton Plastik
Beton berlapis
Liter
3.
Pasirdankerikil alam
yang bulat
Perekat
t07
140
145
195
180
200
t75
150
155
205
210
185
190
195
180
160
2ts
200
150
160
200
250
r65
300
350
1',70
Cara campuran beton dikenal dengan dua cara yaitu secara manual/dengan
tangan dan secara mekanis/dengan menggunakan alat atau mesin.
Sedangkan perawatan lanjutan pada beton dimaksudkan agar beton
homogen, cara perawatan tersebut adalah dengan melakukan penggetaran
beton dengan cara tradisional atau dengan menggunakan vibrator selama
Yo-Yz menitsebelrrm lebih dari 2 - 2,5 jmr.. Selama 2 minggu beton dihindarkan
dari panas dan angin, ada berbagai cara diantaranya adalah dengan diairi,
ditutup dengan papan atau plastik dan lain-lain dan setelah 3 minggu
pengecoran dibuka.
4. Bekisting
108
Dinding
b)
Bekistinguntukkolom
Padadasamya sama dengan bekisting pada dinding, namun pada
bekisting kolom perlu penambahan suatu lubang untuk membersihkan
bagian dalam bekising. Sebelum mengecor, lubang tersebut di tutup
dengan suatu papan dari luar. Padakolom yang bundar, dipakai papan-
5.
be ki sti
ng.
pcmbakaran sekitar 20
2)
Perarvatan Beton
Setelah adonan beton tercampur dan diisikan dalam bekisting, sebenamya
Y,
109
- 30 Yo.
Ciri-ciri bata yang baik. buatan industri kecil maupun industri besar adalah:
- Pcrmukaan kasar
- Warna merahnva seragam
- Bila dikctok bunyinva n1'aring
- Tidak mudah hancur atau patah
Umumn-ya ukuran bata mcrah- panjang: 2.10 mm atau 230 mm, lebar:
I 15 mm atau 110 mm dan tingginya52 mm atau 50 mm. Penyimpangan
terbcsar untuk panjang 3 y",lebar 4 Y" dan tebal 5 %. Scdangkan
bcrdasarkan mutun-_va bata digolongkan menjadi 3 yaitu:
- Mutu I . Kuat tekan lebih besardari 100 kg/cm
- Mutu II : Kuat tekan antara 80 - I00 kg/cm
- Mutu III: Kuat tekan antara 60 - 80 kgicm
Pembuatan dinding batu yaitu dengan menghubungkan batu merah
111
balok sloof, kolom praktis, dan balok atas (balok keliling, ringbalk). Konstruksi
a)
b)
c)
tebal temboknya, agar dapat diperoleh permukaan dinding yang rata dan
rapi. Kolom praktis ini bagian bawah bertumpu dan diiepit pada balok sloof,
sedangkan bagian atas dirangkai menjadi satu oleh balok atas.
Gambar
3)
22.
It2
Dinding
lebih hemat dibanding batu mera merah, antara lain hal m2 lebih sedikit
batu yang digunakan, hemat 75 Yo dalun penggunaall adukan, berat
tembok lebih ringan 50 %. serta apabila batako bagus dinding tidak perlu
diplester. Batako pada umumny'a dibuat dari tras dan kapur dengan
perbandingan 5 : I jika kcadaan tras cukup baik- jika perlu ditanlbah
dengan semen portland- diaduk sebaik-baiknya dalam keadaan kennq.
Kemudian adukan ditambah air secukupnya, jika kadar air sudah tepat
pcrataan dapat dimulai. Batu y'ang bam dicetak disimpan dalam los agar
terhindar dari panas matahari maupun air hujan, kemudian dilctakkan
dalam rak. jangan ditimbun, masaperawatan 3 - 5 hari. untuk kcmudian
proses pengerasan maka batu tersebut dibiarkan selama 3 - 5 minggu
dalam los.
l.
2.
3.
4.
5.
e.
Ada dinding kayu hanya berupa lempengan papan yang dipaku ataupun
dipen pada rangka yang telah disediakan untuk menaruh bidang-bidang ka).u.
Penyusunan papan tersebut sebagai dinding sangat sederhana, yaitu kayu
dipaku biasanya arah horisontal dengan lebar yang sesuai dengan selera
pembuatrya. Dinding yang menggunakan kayu biasanya direkatkan pada
kerangka yang bahannyajuga dari kayu dengan menggunakan paku atau
alat perekat lainnya. Kerangka kayu tersebut dimaksudkan untuk menyangga
beban yang ada dan biasanya dilengkapi dengan pilar.
A=P
pcmotongan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu ditepi atau di atas pondasi
untuk mengh indari ke ku rangan atau keleb ihan batu, pemasangan dimulai
pertarna dari sudut-sudut bangunan dan terakir di tengah-tengah. Pada
sudut bangunan diberi papan mistar
uttrk
cil
Dimana
49',)
: A:
C //
Batu alam dapat dilepaskan dengan perajang, baji atau dengan ledakkan
d.
tt3
berikut:
sebelah atas dan sebagainya). Sebagai adukan tidak boleh dipakai campuran
Dimana:
semen portland dan pasir saja karena adukan tersebut akan terlalu keras,
sebaiknya juga menggunakan &lmpumn kapur'dan tras.
_ P 0,329 E
A (Ltq,
(s0)
tt4
Dinding
x15
E : modulus
Gaya Ekstemal
Ga1'a ini ditimbulkan oleh sumber beban lain yang bertopang pada dinding
seperti palang dan kuda-kuda. Untuk rnengatasi besar beban maka
a)
b)
c)
A=
P
C
ll
**u a"ns* |.
l)
f.
dilakukan. pembuatan perekat dari tanah juga melalui proses se lcksi 1'ang
tertentu. baik dari jenis tanah l'ang digunaka:r begitu jugadari pengolalian
dikeringkan. Sekarang bahan perekat sudah menggttnakan scrnen pofiland semeniak ditemukan oleh Asidins di Leeds padatahun 182-5 dan
diperbaharui oleh'Johnson (Frick. I9tt0). Semen portland mcmpunrai
daya ikat \,ang sangat tinggi sebanding dengan r.r'aktu pcngeringan.
2)
116
Dinding
1tV
17.
Ukuran
Diameter
in
Berat
(lbs:ft)
e
u
10
dengan memberikan lebilr bayak dari bagian papan untuk diikatkan pada rangka.
100
26"0
Baik dinding yang dibuat dari bata merah maupun dengan batako, di samping
mengunakan penguat kolom beton, dengan perkembangan industri. sekarang
juga banl'ak mengunakan kolom dari baja (steel colum).
Ilenegunaan pilar dan balok (beam) dari baja pada bangunan pertanian
semakin bertambah. Ada maca.m-macam bentuk pilar balok baja antara lain
1'aitu bentuk I I, pipa, C dan sebagarnl,a. Penggunaannya tergantung pada
tipe kerangka -yang akan digunakan pada banguanan. Bentuk I sangat umum
47.C}
44,0
64,0
86,0
118,0
dipakai sebagai balok (beam), sedangkan untuk pilaratau tiang banvak dipakai
bentuk I dan pipa dan standar ukuran yang diperkenankan untuk menahan
beban pada berbagai jarak panjang bentangan ditunjukkan pada Tabel 16
dan Tabel 17
Tabel
68,0
90,0
l:0,0
5.
b.
llkuran
(x
1$00
c.
lbs)
Berat
Tebal
(ft)
(in) (lbs,ft)
5.7
l8
13,4
00
17.z
i1,6
9,1
7,?
23
26
1)fl
16,6
t2."7
s5
9.5
10,0
14.75
33
16.0
t0,0
15.2
11.4
37
54
l?,0
:0.0
li
46,0
26,0
36.0
28,0
??.0
t? i
44,0
44=0
?5,0
58.0
58.S
38,0
48.0
31,0
17.?5
38.0
310
7i
21,0 18"0
40,0 34-0
61.0 58,0
82,0 79,0
115.0 112.0
Fungsi Dinding
Dinding dibuat pada setiap bangunan pertanian dengan tujuan sebagai
berikut:
a. Menunjang beban lateral yang disebabkan oleh bahan-bahan -vang dimuati
umpamanva bahan yang berbentuk cair atau bahan setengan cair. Bahan
yang berbentuk cairtermasuk alr, susu dan lainny4 sedangkanbiii-b1ian
1l
6. Rangka Dinding
Rangka dinding bangunan pertanian terdiri dari:
Suatu iaringan atau susunan anggota-anggota yang ditujukan untuk
l1
c.
Dinding
118
P = tekanan lateral atau tekanan horisontal total per linier, bekerja pada
ketinggian h/3 di atas dasar (iblft)
W: satuan berat daari bahan (lblft3)
(ft)
sudut gelincir (keminngan permukaan) dari bahan (angle of respose)
:
@
(derajat)
1-sin/_
c.
merata.
d.
Iligit arch contraction y'aitu kerangka yang terbuat dari rangka baja
dengan anggota vertikal langsung berhubungan dcngan kuda-kuda.
L:Wh C:Wr
c.
Tckanan lantai dinyatakan dengan perbedaan berat total dari bahan (grarn)
dikurangi beban yang dipikul oleh dinding.
Tekanan lateral diperhitungkan atau ditentukan dengan persama:mpersamaan RANKINE dan JENSEN.
l) Persamaan RANKINE dipergunakan pada tempat pen-vimpanan yang
dangkal (shallow bins) dan tempat penyimpanan yang dinding dalamnya
halus (smooth).
hrl5!g-!-=!w
, - lw
2 - l+sin/ 2
hz tan' p1s' -Q
L: T
(l-s-ku'ntp
tan
1450 -0
'2'
(54)
e:2,71828
k:
(t_ e-tu'nra,
n:.^^^-^,
Dimana:
L : tekanan lateral bahan ( lb/ft'z)
W : satuan berat bahan (lb/ft3)
WR
(5 1)
(53)
bagi an dalamnya kasar. JAN SEN mempelaj ari hubungan antara tekanan
v: i,;
2')
Wr =WC
8.
(s2)
'- l+sin/
1t9
kV
(5
5)
-r
I
Dinding
MA
'Iabel 18. Data tentang beberapa jenis biji bijian
Jenis satuan angle of tan O tan Q|= 1,Jt koefisien
gesekan pada berbaGrain berat repose - U
gai bahan
( 0) derajat
w
wl
12t
M.S.
dinding secara horisontal dan biasani,a dipakai metal dengan luas penampang
menurut persamaiur sebagai berikut.
ft3
Ld
As-_
"" 2
-fs
Kacangan
Jagung
L: U,
9.
Analisa Biaya
Konstruksi bangunan pertanian tidak bertingkat serta berdasarkan
survai dilapangan diperoleh data-data sebagai berikut
tr I m3 pasangan batu bata campuran dengan perbandingan I : 4
:
(kira
(56)
kira)
membutuhkan 450 buah batu bata.3.26 zak semen dan 0,41 mr pasir.
Harga batu bata per buah sebesar Rp. I 50,-, semen per zak Rp. 2 8.000,dan pasir per rid (5 mt) Rp. I 70.000.-. Sehingga dapat dihiturg biaya per
I m3 pasangan batu bata campuran pada dinding adalah:
Bia1,a batu bata = 450 buah x Rp. 150,- : Rp. 67.500,:3.26 zak x Rp. 28.000,- = Rp. 91.280.Bia_va semerl
Biay'a pasir
= 0.41 m3 x Rp. 34.000.- : Rp. 13.940,- +
: Rp. 172.720,Biay,a untuk I mr
L:
18
J47 ataul: l8
(57)
tr
L:22Jdh
atau
d3
h4
tsia1,a batu
Biava
(se)
inijarang
buah x Rp. 150.- = Rp. 67.500,n = 4.05 zak x Rp. 28.000.- : Rp. I 13.400.Bia5'a pasir : 0.38 mi x Rp. 34.000"- : Rp. 12.920,- +
: Rp. 193.820.Bia].auntuk I mr
(s8)
persama;rn adalah:
itrz lrtrz
I . 4 atau I : -5 (Perbandingan
Untuk bahan (grain) yang lebih ringan dan "angle ofrepose" tajam
L = lo
I . 3. dinding
I scmen : 3 pasir ini tentunva akan lcbih
persamaan menjadi:
atau L
Bila grain lebih berat serLa "angle of repose" kecil, konstanta dinaikkan
sampai 22, umpamanyagandum dengan satuan berat:55 lb/ff , yt:0,361,
k:0,60,
(60)
dan
.Virosoedarno,
tr
bata: 450
se me
: 2 : 3.membutuhkan
Rp. 65.000.-). 0,54m3
m3 campuran bcton
122
Dinding
Biava batu
semen :
:
Biava pasir
Biay'a
Rp.
'
53.300.-
: Rp
Biaya untuk I m3
Semen PC
Rp.
24.500.-
I zak
PERHITUNGAN :
A. BATU BATA MER{H
= Rp. 24-5.000,-
Rp. 34.000.-
123
18 360.- +
1nr3
= Rp. 316.660,-
z?,5-13m1
500&ua& ]/
rJI
f/
arg
1 1.
286,5 ts 1 1.287ilr*,fu
a(P)
I 1.28? + 1?5.000,-
: Rp
P?r
1000
tI n.'?4
+n{ l4l
I //
B. SEMEN PC
Contoh Perhitungan
1*1
4,111r.k
KK
fl
2.2't8 500,-
C. PASIR
' 22,573m3
0,333m3 N
lm3
0,7
m3
H arga(P)
:
7
Semen PC
PERHITTINGAN:
A. SEMEN PC
Rp
175.000.-
1000 buah
?,5 * 22.500,-
'
.
RP. 168.750,-
BIAYA OPERASIONAL.
1. Pekerjaan pasang batu bata.
93',r'24.500,-
arga(P)
E,JTn,i
s* 93e4,tr;
'
N =92,92a&
I.
))
124
Dinding
lm2
f/
= 18,5;*fr
aga(^r)
55
ff
19 * 24.5[0.-
F"r
465 5nn
1.
B. PASIR
lm? =_lz9,oz5m2
0.0084mj ff
II.
N'=l.lmj
3.
I.l
'n 22 .50 0.
Rp.
15.000,-/m3
21.500.- / zak
A. PLAMIR
70m2 129-025m2
I.r
R1''15ft-a *+
lGalon=5Kg
26Kg =5Galon
argd(F) =
?6 ft-a
2.
*
5 I5
lKg(eceran)
oou'-
l'
= & 78 500,_
B. CAT TEMBOK
1Om2
129,025m2
4,25K9
21.500,-
l.
2.
3.
2.
Supangat (tukang)
3.
Kasmaji (tukang)
w4.422.475,-
Rp 490.250,Rp 315.000,- +
Prp5.227.725.-
+,!p.3.500,-
Rp
Rp
Rp
45.000,-
25.000,25.000,-
4. Teguh (pekerya)
5. Udien (pekerja)
6. Hendro (pekerya)
7. Budi (pekerja)
TOTAL
Rp 165.000,-
lhari
ilI
?5
11',n
PERHITLTNGAN:
){o
Komposisi Pekerja:
:Rp.
Cat Tembok
d(F)
'
'
ZKe Plamir
4,25 Kg Cat Tembok
Daftar harga di pasaftm:
' Plamir
arg
2. Plesteran tebal l0 mm
3. Pengecatan
4. TOTAL
= &.24 750,_
Pengecatan (L kali plamir + 2 kali cat warna).
Bahan-bahan tiapI0 m2:
'
Galon)
ff a sa(P) :
Kg = ll
*s 192,2fr
125
N = 54,835 Kg x 55Kg
lGalon=5Kg
_129,025m2
0,1432ak
r1f
=8m3
22,573m3 =3had
Biaya yang dikeluarkan = Rp 165.000,- x 3 hari = Rp 495.000,Pekerjaan plesteran tebal 10 mm
Komposisi Pekeria:
l. Satu orang mandor
2. Supangat (tukang)
3. Udien (peke{a)
4. Budi (oekeria)
126
Dinding
TOTAL
:
I hari
129,025 m2 :
3.
vI
DESAINSTRru
Rp 105.000.-
BAB
l0m2
hari
Biava.vang dikeluarkan
Pengecatan
13
Rp l0-5.000-- x l3 hari
Rp 1.36-5.{)00--
Komposisi pekerja:
l.
mr:3
l.
:
Rp 22 -500,-
hari
r 3 hari:
Rp 67.500.-
l.
2.
3.
Rp
Rp
Pengecatan
Rp
TOTAL
Rp
495.000,I.365.000.-
67.500.-
1.927.500,-
Rp 5.221.725,Rp
Pendahuluan
1.927.5W,- +
Rp 7.155.225,-
yang cukup banyak dan tentang arti kekuatan yang nantinya dapat
diaplikasikan untuk mendesain, di samping mengetahui bahan dan mctodc
konstruksi agar bangunan dapat aman dan bertahan dalam segala situasi.
Seperti apapun jenis dan bentuknya bangunan harus dapat memenuhi
kebutuhan struktural seperti kenyamanan yang berati bahwa bangunan
riil
t28
Desain Struktural
maksimum yang akan ditunjang oleh bagian atau anggota struktua b).
menganalisa tegangan dan regangan yang terjadi di dalam setiap bagian atau
anggota struktur dan c). memilih atau menenfukan ukuran atau campuran
bahan yang akan dipakai sesuai dengan tegangan yang aman. Beban yang
ditanggung oleh struktur dapat merupakan beban mati yaitu beban berat
yang disebabkan oleh bahan yang menyusun struktur itu sendiri, jadi berat
dari struktur atau bangunan itu sendiri. Di samping itu dapat merupakan
beban hidup yaitu beban yang disebabkan oleh gayagaya atau kekuatan
alam serta bahan yang disimpan seperti angin, hujan, gempabumi, rumput,
biji-bijian dan lain-lain. Adapun tegangan dan regangan merupakan gayagaya yfig bekerja dalam anggota struktur serta perubahan bentuk yang
terjadi akibatrya yang meliptrti gayatekan galatarik, gayageser dan momen
lentur. Setelah mengetahui distribusi dan besamya tegangan dan regangan
maka tarap selanjutnya dapat memilih bahan vang memenuhi persyaratan
atau memenuhi ciri yang sesuai dengan hasil analisa. Masing-masing elemen
seperti bantalan, penopang dan tiang mempunyai tujuan khusus dalam
2.
bentuk beban dan kemudian memilih desain pokok sebagai dasar analisis
detail padaprinsip-pripsip statik. statik di sini adalah salah satu cabang utama
dari mekanika dan cabang lain seperti dinamika juga merupakan salah satu
bagiannya.
Aksi gaya pada suatu tempat sepeni Coplanar dan keseimbangan harus
mengutamakan keamanan seperti yang ditunjukkan sebagai berikut ini:
menghasilkan kekuatan yang cukup untuk menahan, meskipun kadangkadang rancangannya berlebihan.
Beberapa negara mempunyai peraturan tertentu dalam mendesain
suatu struktural, aturan-aturan pelaksanaan yang benar untuk melakukan
suatu fungsi sama.
Seorang perancang perlu mengakrabi peralatan-peralatan setempat
atau rekomendasi-rekomendasi yang memperhatikan kebena:an pelaksanaan.
t29
ZFy:g
ZFx=0
ZFx=0
Z Fx=0
ZMa*0
Z Ma=0 ZMb=0
ZMa:g
ZMu=O
(s8)
( 60 )
atau pcrubahan sesuatu pada sebuah garis lurus. Gaya di sini dapat
didefinisikan sebagai suatu perbandingan dari suatu masa produk, dimana
terdapat gaya sebagai aksi dan percepatan suatu ga_va
P:ma
(61
-lF_
130
Desain Stnrhtural
t3l
kearah pusat bumi, vang sesuai dengan ga-va tarik bumi. Oleh karena itu
gaya gravitasi yang beraksi pada benda dengan massa (m) adalah hasil dari
massa benda dan percepatan gravitasi (g) yang besamya 9,81 m/det.
F:m.g.:vpg
(62\
dimana:
F:
Gaya (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi ( 9, 8l m/det)
v = volume (m)
p = densitas/massa jenis (kg/m)
Sebagian besar dari gaya mempunyai besar dan arah, sehingga dapat
disebut dengan vektor. Nilai vektor -vang diaplikasikan juga harus ditentukan.
Suatu vektor digantbarkan dengan suatu garis )ang mempunl'ai panjang
sebanding dengan besamya skala dan anak panah yang menunjukkan arah.
Jumlah dua vektor atau lebih sering disebut resultan. Resultan dua
buah vektor dihasilkan dengan membuat diagram vektor dari dua buah vektor.
^z'o
-{
132
Desain
stntktural
Dr.
Ir-
133
forpointA
-.
RESIJLTAN
",
.t'
EQI.ILIBRIANT
Contoh 2
Suatu balok keras digantung pada suatu tiang vertikal dan membentuk
sudut 50 derajat pada bidang horisontal dengan memakai suatu kaw,at dcngan
beban 250 N. Tergantung sebagaimana ditunjukkan pada gambar di barvah
ini, tentukan tegangan pada karvat dan tekanan pada tiang batang bila berat
ka*at diabaikan.
Space Diagram
SPACE DIAGRAM
T6
Free-body diagram for point A
9801.f
FREE BODY DIAGRAM
t34
13s
Desain Stntktural
Tekananpathbatan
sln
tekanan
/)-
padakawal
sin40o
N
sln o)'
250
(65)
Tiga gay'a coplanar yang berada dalam kesetirnbangan hanls rne Ialui
titik 1'ang sama. Hal ini tidak dapat diaplikasikan padagayaS,ang lebih dari
19.
-1q.
ke
t
Permukaan yang kasar
*fuh
'ru#.,t,
Menggunakan tahanan
minimum dengan dua titik (kecuali pada batang terbebani). Seorang yang
mencoba keseimbangarl suatu galah panjang atau semacarnnva han1,a didapat
satu tumpuan. Secara teori perlu dua yang digunakan untuk membcrikan
stabilitas yang memuaskan.
nya saja.
"-*,
Tabel
# "#H" F{
dihubungkan dengan suatu benda seperti anggota struktur bangunan. garisgaris aksi gaya dapat diperpanjang sarnpai bertemu pada suatu titik.
Gaya colinier adalah gaya yang tersusun paralel dengan gaya yang
bersamaan. Jumlah ga;va-gaya tersebut harus sama dengan nol untuk sistem
-vang berada dalam kesetimbangan. Tiga atau lebih ga1'a paralel diperlukan
tiga. Jika dua gaya (non, paralel) tidak ketemu pada titik-titik yang
3.
dalam kesetimbangan. Suatu cacatan bahrva tujuan lain dari gaya gravitasi
ini tidak dapat dipakai dengan cara lain.
Contoh 3.
Sebuah tangga bersandar melarvan sebuah dinding licin dan seseorang
dengan berat 900 N berdiri di tengah+engahn-va. Berat tangga I 00N, tentukan
reaksi dinding terhadap gaya dukung pada dinding Rw dan tanah Ra.
Jika dinding linci maka reaksi Rw harus pada sudut sudut kanan
permukaan dinding dan oleh karenaitu sudutnl,a horisontal. Suatu komponen
vertikal seharusnva ditunjukkan sebuah ga1,a gesek antara tangga dan dinding.
Pada dasar tangga bersandar pada tanah tidak licin dan oleh karena itu reaksi
-I
136
Desain Stntktaral
137
suatu yang terdiri dari empat gaya meniadi tiga gaya. Titik concurrency (A)
kemudian dapat ditemukan, memberikann arah gaya reaksi tanah. Dengan
demikian kemungkinan kembali diagram vektor galta dapat digambar dan
oleh sebab itu reaksi dinding dan tanah dapat ditentukan.
Contoh 4.
Suatu tiang penopang membawa dua beban sebagaimana ditunjukkan
padagambar di bawah ini. Titik akhirA adalah penyokong (penumpu) kaku
atau paten.Sedang titik akhir B penumpu yang dapat digelinding.
l.
Gabungkan dua gaya 1,ang diterapkan menjadi satu dan ketemu garis
aksi.
12
Space diagram
2.
ril
5ril
4+,N,,
I
1000It
3.
Dari titik pcnyama:m ini gambarlah scbuah garis mclalui batang pcnumplr
padaA, berikan garis reaksi padaA.
Rtr.rororr
rJ
Rrt
35P51
Force diagrarn
Pada saat dua gaya berat dalam contoh mempunyai garis aksi sama,
keduanya dapat digabung dalam suatu gaya tunggal. Mengurangi problem
Gunakan arah gaya dan besar gaya untuk menggambar diagram gaya
dari Ro d* &, sehingga nilai keduanya dapat ditentukan.
Jawaban:
Rn:
12,2
-t
138
4.
Desain Stn*tural
a.
b.
c.
I ,,,
d.
dengan gambar.
Kondi si selanj utr-v-a bagaimanapun j uga harus dipenuhi 1'a i tu
Semua gay'a (bagian dari dua reaksi) harus dilengkapi seperti besarn-va
dibenhrk.
Contoh 6.
Garis aksi adalah salah satu dari reaksi vang harus ditunjukkan.
Pada akhimya salah satu titik dari garis reaksi untuk reaksi yang lain
harus diketahui.
4.
Momen Gaya
Akibal dari gap pada batang tergantung pada titik dari penerapan
jarak dan arah, seperti yang diketahui bahwa gaya yang kecil dapat
mengakibatkan perubahan bentuk yang besar. Di dalam mekanik bab tentang
momen digunakan untuk menganalisaperubahan bentuk. Ga1'a momen dengan
jarak (F) adalah titik pembah (O) didefinisikan sebagai M:F.d.. dimana d
adalah jarak tegak lurus dari O sampai garis aksi dari gaya F. Jarak d selalu
tegak lurus dari pusat momen y:mg mempunyai demensi gaya Nm. Arah
dari momen tergantung padatitik atau pusatnya yang didefinisikan sebagai
arah dari rotasi gaya yang diberikan pada benda. Untuk mencntukan momen
2.
gala dalam sistem coplanar akan lebih mudah jika gaya dan titik pusat aplikasi
tclah diketahui dalam bentuk komponen vertikal dan horisontal.
Beban yang dikonsentrasikan akan mengakiba&an perubahan yang
sama pada momen geser diantara titik pada aksi beban. Pada kasus
penyeragaman beban terdistribusi, tingkat perubahan dari momen geser akan
berbenurk parabolik. Nilai maksimum dari momen geser akan terjadi dimana
gaya shear adalah nol atau dimana ada perubahan tanda.
Pembuatan diagram yeng mewakili pada penyebaran ga,va shear dan
momen geser sering kali diperlukan pada beberapa tahap proses disain. Di
sini pembuatan diagram ditemukan dengan menggambarkan grafik pada
batang sebagai dasardan nilai dari padapartikel sebagai ordinat.Flal ini selalu
dilakukan dalam setiap bentuk diagram secara tiga dimensi, mewakili
penyebaran beban, gaya shear dan momen geser. Pembuatan grafik di sini
b.
:0
M, = ( l0x l0 )+
M, :30 kN
(2x l0x5
) +4
xx
15
-\
(20 ) = 0
(66)
ZFy=0darisini
(67)
=4okN
Gambarkan diagram shear langsung di bawah sebuah batang dan
tentukan skala yang tepat untuk mes'akili gaya shear. Hitunglah nilai
dari ga1'a shear pada kiri dan kanan dari semua titik kritis. sedangkan
J.
o
o
o
140
b.
Desain Stn*tural
Anggap bagian discbclah kanan D, nilai aljabar dari gaya scbclah kanan
ini adalah l0 KN. Dari sini ga1'a shear disebelah kanan D adalah l0 kN
(negatif)
c.
d.
0.
Akibat vang sama seperti pada (2) di atas akan ditemukan pada setiap
bagian antara D dan E. Diagram shear antara D dan E adalah garis
horisontal pada - l0 kN.
Anggap bagian discbclah kanan E, nilai gala discbclah kanan ditunjukkan
oleh P atau diberikan RE. gaya shear sebanding (-10 + 30 )kN = 30 kN
pada sebelah kiri. Demikian pula pada E diagram ga-va shear berubah
dari - l0 kN menjadi 30 kN.
Bagian sebelahkiri dariF-ga-vashear:( 4kn/mx l0m )-( 30kN )
menggtmakan tanda tertentu untuk menentukan positif atau negatif. Gaya
shear disini sebanding dengan + 40 - 30 = + l0 kN
Bagian sebelah kanan F, ga-r"a shear = +40 - 20: + 20 kN (tidak bembah
secara tiba - tiba) pada F.
Bagian disebelah kiri G ga1,a sheranya: - 30 kN.
Variasi dari shear di barvah harus linier.
g.
h.
M.S.
141
nilai dimana gava shear adalah nol. Satu 1'aitu pada E dan 1'ang lain
adalah pada H antara P dan G. Posisi dari H dapat dihitung dari data
bahwa bcsargaya shcar pada F adalah l0 kN dan di bar.vah aksi u.d.l. di
sebelah kanan F berkurang pada tingkat 4 kN/m. Di sini akan terbaca
bahrva nilai nol setelah 2.5 m seperti pada titik H adalah 2.,5 di sebelah
3)
kanan dari F.
Gambarkan diagram Bending Momen (BMD) secara langsung di baivah
diagram gal,a shear (SFD) dan pilihlali skala konr,e nsional untuk meu'akili
momen galra geser. Hitunglah nilai dari mornen geser pada semua titik
kritis. Titik kritis pada momen geser adalah:
a Pada akhir batang
f.
.Virosoedanno,
O
O
Nilai
a)
b)
frrIt
c)
d)
e)
3fo
0
g)
l)
t42
2.
3.
Desain Stn*taral
momcndi sini.
Diagram momen geser (BMD)jugaakan memberikan indikasi seperti
bagaimana membebmi bdang agar membelok. Momen geser positif
(melentur) akan menl,ebabkan tekanan pada pusat dari batang. Dari
sini kita akan mengarah pada geseran dari batang dengan sisi bas-ah
143
t'rrl
,0
l0
Contoh
tro
T.
elH
-!
t?rt+
9tH
,,,, 10"
-t0
.T
fr
ra
-tf
-ll
!.ri
5. Gaya Pada Rangka Batang
ZM= 0x(Fnu
FG
FX
CD=DE=
xCG)+(9xCD)-(\ *20)0
: 5-774
(67)
l0 tan 30o
(68)
T144
Dr.
Desain Struktural
EX
FE=
cos300
---r-=
(g+tz+g)
l-5
kN
(15 x 20)
(6e)
TT,547
13,333m
cos300 =
145
Tekanan (stress)
I l-547 m
CD=
Ir.
17
Regangan
Contoh 8:
Anggaplah suatu besi baja vang bagian tengahnya lebih tipis dimana
gay'a tarik pada porosnva sebesar 4-5 kN.
E
RE
Ambillah ii,sanZ-2
Didapat HF = FE = 11,547
(Fru x ll, 547) + (9 x 13,333) - (l-5 x 20) : 0
Fur: 15,59 kN
Dari sini dapat dilihat bahrva Fon dan F*, harus searah dengan jarum jam
untuk mendapatkan keseimbangan pada titik C. Bagian GH dan HB oleh
sebab itu menjadi tegang.
6.
a.
Mekanika Bahan
Tekanan Langsung
Ketika gal'a diteruskan melalui suatu benda. maka benda tersebut akan
berubah bertuk. meskipun perubahan bentuk ini jarang bisa diamati
secara langsung. sebagian besar sel atau partikel yang rnenvnsun suatu
benda meneruskan gay'a melalui paniangnya dau bagian dari benda itu
scndiri, dan kcria partikcl itu discbut dcngar strcss atau tckanan. Dcngan
demikian maka tekanan dapat digambarkan sebagai gerakan di dalam
suatu reaksi vang mengakibatkan pembahan bentuk. Hal ini te{adi sejak
akibat dari suatu ga),a !.ang menvebar ke seluruh arah dari benda.
Tekanan disini didefinisikan sebagai gayayang diteruskan atau ketahanan
nerrrnit lrrecen r)encnn denrilriqn nrqlrq r{qnqt rlitrrliaLon hqlrrr,a'
"t.*
,rll'(l
tttl\tln
utt+
E
E
fia
146
c.
Desain Stnthtural
747
tlt
6hil
&r0hil
6hH
Catatan.
b)
7.
490kN
d.
= o" =
o" =
Tegangan
518r/y
0,49m2 =
19 kN/m3
28 kN
Shear Strees
Contoh l0:
'
geser: r =
76 N/mm:
Regangan
Bila suatu beban dikenakan pada suatu bend4 maka benda tersebut
akan mengalami perubahan dimensi, hal ini disebut dengan deformasi. Jadi
regangan dan pemampatan tekanan (tegangan) menyebabkan perubahan
paniang. torsi tegangan geser menyebabkan puntiran dan tekanan penyanggah
menl,ebabkan lekukan pada permukaan peny,anggah.
Pada bangunan pertanian, sebagian besar tegangan berporos tunggal
Dua buah sambungan paku keling pada besi (lempengan besi). Jika beban
terlalu besar maka tidak akan teriadi shear seperti pada pada sambungan
paku kcling. schingga tidak mcnl-'cbabkan rctakan pada scratnya
melainkan hanva luncuran. Hitunglah shear stress pada paku keling ketika
6kN
7g,5mnt2:
perubahan
Regangan rata-rata=
panjang
panjangmula - mulq=
LL
t= -i:
(70)
149
148
8.
Elastisitas
Modulus Elastisitas =
FL
ALL:
E:
FL
ALL
(71)
Contoh 1l:
Dua buah tongkat dengan sisi bujursangkar 150 mm dan tinggi 4m .
Masing-masing tongkat dikenai l:eban dipuncaknva sebesar 108 kN. Satu
tongkat dibuat dari kayu cemaftI dengan nilai E :7ti00 N/mm2 dan lainya
adalah ka1,'u hitam dari Australia yang mcmpunyai nilai E: 1500 N/mm2.
Hitung pemendekan yang dialami masing-masing tongkat karena menahan
beban.
Kavu hitam
FL
AL=E=
Australia A L =
108000x4000
1.3 mm
22500x15300 =
108000x4000
1,3 mm
22500x1 5300 =
9. Faktor Keamanan
Tegangan yang diijinkan harus lebih rendah dengan tegangan yang
menyebabkan kerusakan pada bangunan yaitu pada bagian-bagiannya atau
dengan kata lain harus pada batas yang cukup aman. Deformasijuga harus
dibatasi karena jika telah mengalami pembengkokan maka dapat me nimbulkan
masalah atau kesulitas seperti retakan pada langit-langit dan dinding. Keadaan
seperti ini berpengaruh buruk terhadap fungsi bangunan.
Perencanaa:r bangungan bukan ilmu eksak dan perhitungan dari nilai
reaksi, tegangan dan lain-lain, dimana hal ini mungkin benar secara rnatematik
g!}!! g
tff,
!.trEA llntlr
{lrNrillrt
iilfi ar l+rrtlf;rltt
--nta.r'
ljlt r
teganganpatah
Rencana Tegangan =
(72)
faktor keamanan
Pada benda seperti beton 1,ang tidak mempunyai titik batas atau
kemampuan material -yang menunjukkan garis lurus ke atas menuju kerusakan,
-Y
d
150
Desain Stnrktural
dengan batas tegangan supaya terhindar dari deformasi yang tidak dapat
diterim a. N i I ai faktor kearn anan harus di sesuaikan dengan bermacam -macam
persyaratan yang harus dipenuhi seperti:
l. Ketelitian dalam penerimaan beban.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tujuandalammembangun
Keragaman bahan untuk membangun
Kecakapan kerja para tenaga kerja
Kekuatanyang dimiliki oleh bahan
Tingkat penvatuan jaminan kualitas bahan yang sesuai dengan
spesifikasinla.
Tipepenghasiltegangan
a.
Penerapan Beban
Beban terbagai dalam tiga kategori besar yaitu beban mati, beban
hidup dan beban lain yang dibebankan (imposed loads). Beban mati adalah
beban yang disebabkan oleh konstruksi permanen dari benda itu sendiri
termasuk atap, dinding. lantai dan sebagainya. Berat benda itu sendiri dari
beberapa bagian dari bangurnan, misalnva atap bangunan dapat dihitung
berdasarkan data dari pabrik, tetapi berat benda sendiri dari unsur-unsur
bangunan tidak dapat ditetapkan secara tepat sampai perencanaan telah
dilengkapi. Karenaitu perkiraan berat sendiri dari beberapaanggotabangunan
harus dibuat scbclum mulai dengan analisa perencanaan dan pemeriksaan
ni lai penyelesaian rencana.
151
dan kekomplekann5ra. Sering kali beban angin terbukti menjadi beban kritis
demi satu beban atau kombinasi beban dapat meningkatkan satu atau lebih
dari pengaruh utama beban. Dalam bany'ak hal. sebuah bagian akan dirancang
ts2
Desain Struktural
1s3
b.
Unsur-UnsurBangunan
Kabel,
pit4
_Y
T
ts4
Desain Struktural
155
menjadi pelindung yang bergunq ]'ar1g akan dibatasi oleh berat balok itu
sendiri, yaitujangkauan panjangnya akan berakirjika balok tersebut hanya
mampu menahan beratrva sendiri. Masalah ini di atasi dengan membuat
balok dengan selaput 1,ang berlubang-lubang dan terali balok penopaxg atau
kerangka. Lcbar rcntangan yang aman untuk balok berbeban yang ringan
dan panjang dapat bertambah dengan meminda}kan beban-beban dari selaput
BUr[T'll{
H05
Orthcltoo rhrgt
$ilPLY SUPPMTED
AHTILEYE F
jelas tidak mungkin. Yang paling diutamakan dalam sistem day'a regang adalah
beban vertikal dari reaksi vertikal dan horisontal. sebab karvat tidak akan
tahan tcrhadap gaya lengkung dan gesekan, )-ang oleh karvat bcban akan
156
Desain Struktural
157
suatu kabel dapat dilakukan seperti hubungan peniti, dengan hasil reaksi (R)
harus sama dan berlarvanan dengan tekanan dalarn kabel (T). R dapat
dihitung dalam gayavertikal dan horisontal dari V dan H. Reaksi horisontal
(H) diketahui dari ga"vatolak.
trtllrH
5hN
Contoh 12.
30
4
g,aya
Tekanan
Luasan
?-:
Ittasan
=A=
4 x573
7T12
area Yang
diperluka,:
:7.5 N/mm:
1*9
: ,r,
nd2
4
=27 mm (min)
Contoh
13.
158
Desain Stnrktural
A- o
b.
300000,^/
5,3
N lmm2
159
Faktor yang menentukan momen inersia dari poros x-x dan y-y untuk
inersia pada balok seperti terlihat pada gambar di bawah. Tebal dari lapisan
balok l0 mm dan pinggiran balok 38 x 30 mm yang direkatkan dan dipaku
pada lapisan kayu .
= 56600 mm
?rrrrLrr lB r I00
Ketika mendesain suatu gesekan pada balok, batang terikat dan lainnya
diperlukan nilai geometri dari bagian luas anggota struktur, pusat gravitas,
titik pusat bangunan- momen inersia dan scbagainr.,a. Luas (A) biasanl,a
dihitung dalam satuan mm2. karena sebagian besar ukuran bangunan selalu
dalarn mm maka dalarn tabel selalu diberikan tekanan dalam ukuran N/mm:.
Pada bagian bangunan juga perlu membahas tentang gravitasi yang tersebar
secaftr merata diseluruh tempat. Pusat gravitasi kadang kala terletak diluar
luas bagian struktur. Biasanya titik pusat dari suatu bangunan dianggap melalui
porosnya. Umumnya poros x-x ditarik garis tegak lurus secara lateral dan
poros y-y ditarik tegak lurus ke poros x-x sehinggamenghasilkan titik potong
PtTrooU
Momen inersia (I) atau sering kali disebut dengarl momen luasan kedua
yang mempuny.'ai ukuran bangungan tersebar pada poros bangunan dan faktor
yang terpenting adalah tahan terhadap puntimn. Faktorlain adalah kekuatan
material dari balok, juga penting untuk ketahanan terhadap puntiran dan faktor
lainnya. Momen inersia hanya mengukur bagaimana bentuk geometrik atau
pengaruh bentuk bagian batang atau tiang kecil. Bentuk terbaik dari suatu
model adalah bagian krbesar dari suatu luasan dan tidak mungkin terlalu jauh
dari titik pusat. Keseimbangan desain sangat penting untuk momen inersia
sebab merupakan bagian yang berhubungan dengan titik pusat atau poros.
c.
Luas balok keseluiuhan dapat dilihat pada poros x- x -vang mana berada
pada poros centroit. Demikian pula poros
pinggiranbalok.
I^-"darijaringandipakai
Momen inersiapada poros x-x seperti garis, kemudian garis padaluasan tersebut
dikalikan garis tegak lurus segi empat dari poros x-x. Jumlah momen inersia
dari poros x-x adalah luas keseluruannya. Penerapan perhitungan kalkulus
dan integral mengikuti hasil matematika dari momen inersia dapat dibuktikan.
Prinsip dasar paralel adalah momen inersia yang dapat ditentukan pada
setiap luasan, setiap poros paralel dalam poros pusat, luas dari suatu bangun
dan garis tegak (garis tengah) dari segi empat ditambah momen inersia dari
poros pusat suatu bangun.
Contoh
14.
+l2
10x-3-003
t2
=22,5x106 mnta
,I
o-o=
861100l
t2
7,2x706 mmt
Dengan mengikuti prinsip dasar paralel, I .-. dari pinggiran kayu dihitung
sama:
7,2x l0+
Total
I*
86
adalah
x l0mm
r
160
Desain Struktural
r'v-',
^ 100x86'I
D
300x10'
12
x106mma
Yang termasuk masalah tekanan puntir pada balok adalah bagian
modulus (Z). Bagian modulus adalah perbandingan antara momen inersia
dengan posisi netral pada jarak tertentu (C). Luasan yang tidak simetris
dalam suatu centroit poros tidak hanya satu tetapi bisa saja dua pada poros
tersebut. Jarak putaran atau jari-jari (r) adalah bagian dari penampang
melintang yang ukuran penyebaran luasnya relatifterhadap porosnya. Pada
desain bangunan merupakan ukuran panjang dari tekanan bagiannya seperti
, -'-"
161
digambarkan dengan duamodel segitiga dengan garis aksi dari resultan setiap
tekanan dari tiap-tiap segitiga pada tengah-tengah sisinya. Penggabungan
yang dihasilkan antara pemampatan dan peregangan dengan menggunakan
segitigatekanan adalah reaksi gabungan intemal dari padapenampang balok.
Momen yang disebabkan oleh aksi beban ekstemal padabalok akan ditahan
oleh momen dari gabungan intomal sehingga:
M:M*:C(atau T)xh
(73)
Dimana:
= momen ekstemal
M* = momen tahan intemal
C
-f" - -f,
a
lmak
f o=a*
J'o
(7
!*rk
4)
a.
Tekanan Langsung
Apabila sebongkah bunga karang ditempatkan melintang pada dua
buah alas dan ditekan berlahanlahan dari atas ke barvah diantara alas-alasnya,
lubangJubang di sebelah atas akan menutup menunjukkan pemampatan, dan
:fxR:21.9xR
A
1'
f.
(7s)
../ mak
-da
!.ok
(76)
Total momen tahanan yang bekerja pada seluruh elemen yang kecil
pada penampang melintaxg:
M*=Xo'*'f"!
LRa2 :
(77)
mak
juga yang akan menjadi tumpuan yang mana tidak terdapat tekanan dan ini
dikatakan tumpuan netral atau poros netral (NA). Hal ini menyebabkan balok
dengan bidang I menjadi sangat efektif. Bagian terpenting dari suatu bahan
diletakkan disisi luar yang jauh dari poros netral. Oleh karena itu tekanan
maksimum diletakkan pada ketahanan maksimum dari suatu bahan. Jika
Tetapi
Mo:4x2"=M,Mo:{xZt=M
M-K = 1 x 1,"'
-)/
(78)
mak
Modulus bidang:
r= I / Y ^o
(79',)
162
Desain Struktaral
f*>J=
mak
b.
= modulus bidang
,^,r :
(8
l)
T_
: ,,,
2A
: t"t
;
(83)
(84)
*
4Q
3A
8-5)
Untuk bentuk bidang balok baja [, pendckatan yang baik untuk diterima
yaitu selumh tahanan geser yang dihasilkan oleh jaringan tambahan yaitu
bagian dari sisi tepi yang merupakan kelanjutan dari jaringan tersebut.
Untuk
bagian
'*r
(86)
QxMxy
(82)
Ixb
Dimana:
? : tekanan geser
a : kekuatan geser
A = luas penampang
()
3nD2
pada bidang melintang horisontal dan nilai rata-rata tekanan geser adalah:
-3Q3Q
mak 2brJ -
t6Q
bidang lingkaran
163
Ir.
c.
(80)
Dr.
WL3
d rok
ke poros netral
x---K.'EI
(87)
Dimana:
6-,*= defleksi maksimum (mnl)
K = lrnnctqntq rrrno feroqntrrno nrdq tvne h,.hen dan Lnndici ol.lri. ...-
-[
t64
Desain Struktural
mendukung
M..5.
165
-x'-'
t,,,=c
4
--
xQ,or l6Q,,r
3xA 37rd2
I :
Dimana:
yang efektif adalah jangkauan yang lurus. Lebih baik menggunakan pusat
panjang dari penopang sehinggamendekati jangkauan efektif. Desain dari balok
tcrgantung pada faktor-faktor seperti besar dan tipe dari beban, lamanya beban,
jangkauan lurus, dan bentuk dari padapenampang melintangbalok.
Kriteria Perencanaan
Perencanaan dari balok (beam) tergantung pada beberapa faktor
seperti:
l)
t,t
Panjarg
Material penyusun balok
Ukuranpenampang melintang balok
Balok rancang dengan menggunakan formula sebagai berikut:
berikut:
Bending Stress
M-n*
(88)
dimana:
f:
I Ne
2)
,o
-L
!.a*
!.rk
Shear stress (gaya geser)
- Untuk potongan persegiempat
_w \,
/- L _3xQ.oo _3Q,*
-a;7-L
zbd
rrntrrl. f incLom-
Defleksi
__ wL3
^
d^ok=K"
_
)f:
f*z
3)
oleh dua beban cenderung dianggap sebagai tegangan yang diijinkan oleh
karena itu:
Dinding dasar didesain hampir sama dengan tiang tetapi ada
sedikit perbedaannva yakni oleh ketebalannva. Perataan dinding konkrit
166
Desain Stntktural
BAB \lII
BAHAI\I BAhIGUNAI\I I{AYU
M:Cxh:Txh
(87)
Dimana:
yang lebih luas untuk tali pada kuda-kuda atau merubah lebih kuat
materialnya.
a)
Pemilihan tata letak bagian kuda-kuda secara umum dan jarak kudakuda.
b)
c)
d)
e)
1.
Pendahuluan
Indonesia mempunyai hutan yang sangat luas baik hutan alam maupun
hutan buatan yang menghasilkan kayu sebagai bahan bangunan. Kayu hasil
hutan alami mempunyai 3000 sampai 4000jenis dengan umuryang berbeda
bahkan ada yang mempunyai umur lebih dari seratus tahun, sedangkan kayu
yang dihasilkan pada hutan buatan hanya mempunyai beberapa jenis saja
dan sebagaian besaradalah jenisjati. Darijumlah tersebutbaru kurang lebih
kayu dan di lingkungan. Sedangkan kandungan air yang ada di dalam dinding
sel berkisar antara 25 sampai 30 persen, dan apabila kayu dikeringkan
kandungan aimya rata-rata 15 persen. Secara umum apabila kayu dipotong
dengan arah melintang akan terlihat bagian-bagiannya seperti berikut:
a.
b.
168
a.
d.
e.
f.
g.
a.
iklim setempat, dimana untuk Indonesia kandungan air ini berkisar antara I 2
sampai 20 persen dari kayu kering mutlak. Kandungan air pada tempattempat kering atau pada musim kemarau bisa mencapai l3 persen sedangkan
padakondisi hujan bisamencapai 20 persen. Biasan.vaberat jenis kayu yang
Berat jenis
Yang dimaksud dengan berat jenis (BJ) kayu adalah berat jenis dari
kawr kering. Kadar lengas kayu kering udara sangat tergantung pada kondisi
kelas yaitu;
l.
169
l2
Besarnya nilai berat jenis kayu akan menunjukkan kekuatan dari kayu itu
sendiri dan besamya berat jenis kayu tersebut dapat dihitung sebagai berikut;
2.
_
Beratjenis=
b.
tr'ohr*.koyudalamkeadaankering I basah
Kekuatan kayu
(89)
Kekuatan kayu ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, kadar aiq
berat jenis dan miring serat. Kekuatan kayu dengan kadar air kurang 2430% (kering angin) jauh lebih besar dari kayu dengan kadar air lebih besar
dari 30 % (basah). Makin besar berat jenis kayu maka makin besar pula
k ekuatannya. Be rdasarkan be rat j eni s kayu di golongkan menj adi :
0.6
1. Ka1'u nngan )'ang mempLrnyai berat je nis
0,6 - 0,8
2. Kayu setengah berat dengan beratjenis sckitar
jenis
0,8 - 1,0
3. Ka--vu berat dengan berat
jenis
1.0
4. Ka-vu berat sekali yang mempunyai berat
yang berat sekali
kayu-kayu
bahwa
dapat
dikatakan
Pada umumnya
juga kuat sekali, dan bahwa kekuatan, kekerasan dan sifat teknik lainnya
adalah berbanding lurus dengan beratjenisnya. Perbandingan ini tidak mutlak
selalu cocok, karena susunan dari kayu tidak selalu sama. Lembaga Pusat
2.
Sifat-sifat kayu
Seperti telah diuraikan di atas bahwa setiap jenis kayu mempunvai
sifat yang berbeda satu sama lainnya dan dari sifat inilah kualitas kayu
ditentukan.Adapun dari beberapa sifat kayu yang ada maka perlunya
mengetahui sifat kayu yang penting baik sifat mekanik maupun sifat kimia
keawetannya.Sifat mekanis kayu yang sangat dikenal antara lain adalah;
II
III
*i
IV
0,90 - 0,60
0,60 - 0,40
0,40 - 0,30
n00
725
500
725
360
- 500
650 - 425
425 - 300
300 - 215
170
kayu yang berasal dari pohon yang tumbuhnya lambat biasanya seratnya
halus. Jika arah serat tidak be{ajar dengan arah kayu disebut serat miring.
Kemiringan serat terhadap sumbu aksial banyak mempengaruhi kekuatan
kayu. Makin besar sudut kemiringan tersebut kekuatan terhadap gaya
lengkung atau lentur makin berkurang. Sudut kemiringan 2o -110 bisa
mengurangi kekuatan terhadap lenturan sebesar 5 - 45 7o. Menurut P. K.
K. I. (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia), 1961, untuk bagian yang arah
gayanya membentuk sudut 0 dengan arah serat kayu, tegangan yang
diperkenankan dihitung menurut rumus:
Catatan:
P:
tscsar tcgalgan
170 g
150 g
(e0)
Dimana:
t7l
P,o,r,,
l50g
Ptnkrrt
4og
I)gnrn, il
2og
g:beratjenis
tk = tekan (kompresi)
= sudut antara arah gaya dan arah serat kayu.
Tabcl
elompo
lu
2.
diarn bi I sebagai patokan didasarkan pada kelas terendah dari daftar Thbe I
--vang
Kelas kuat
Tegangan
Jati
II
III
IV
150
100
75
50
130
85
60
45
130
85
60
45
40
25
15
l0
20
t2
Rasamala
Puspa
Sonokeling
Merbau
Bakau
Kctapang
Pctalin
Kcsan-rbi
Sonokembar,g
Balar"r
Kol:r]ra
Bcbcrupa pc rtlln bangan:
e. Tcgangan pada'Iahcl 2 l di atas hams dikalika:r dcngan
130
P*,,
ll0
Pt
tt
tr.
110
Pt*t
J
Pg"r"rll
c.
172
tidaklah sama untuk tiap arah dan jenis kayu karena kayu peka terhadap
kelembaban udar4 karena mudah mengabsorbsi dan diabsorbsi lengas yang
terdapat di udara. Besamya kadar air kayu bertambah banyak karena
173
Wirosoedarmo, M.S.
penambahan kelembaban udara pada suhu yang konstan dan sebaliknya kadar
air kayu tidak berubah banyak karena perubahan suhu dengan kelembaban
udara konstan.
25
l4
L2
t1
l0
9
25.
Wilson)
Panggrrnaan
Proporsionsl Bending Strength
Ultimate Banding Strength
Modulus of Elasticity (Bending)
Proportional Crushing Strength
Ultimate Crushing Strength
Gardner
74%
89%
87,5 %
n1
I I 0/
/O
Newltn/w_tlson
54 "h
70,5 yo
83%
62%
57j%
Hal ini penting agar selama kayu dalam pemakaian tidak mengalami
perubahan dimensi yang besar atau mengalami retak, pecah dan bengkok.
Adapun untuk menentukan kandungan air dalam kayu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
BK
*u= * xl00%
dimana:
Ka = Kadar air
Bb = Berat basah
Bk: Berat kering tanur
(91)
t74
e.
Keawetan kayu
sifat keawetan kayu tergantung pada beracun atau tidaknya sifat zat-zat
yang berada di dalam kayu tersebut. Untuk itu tidak ada korelasi yang berarti
antara beratjenis kayu dengan sifat keawetannya. Kayu yang beratjenisnya
besar belum tentu sifat keawetannya tinggi dan atau sebaliknya. Jenis bahan
pengawet yang digunakan untuk pengawetan kayu harus memperhatikan
beberapa faktor seperti daya racun terhadap mahluk penrsak kayu, sifat
perrnanen dari bahan pengawet, daya penetrasi, keselamatan terhadap
pekerja, tidak merusak kayu dan barang-barang logam atau metal, mudah
didapat, ekonomis, tahan api, tidak kotor, berubah warna, berbau, tidak
memiliki sifat daya mengembang, tidak menyerap air dan tidak berbahaya
untuk penghuni. Lima klas awet kayu yang diklasifikasikan oleh Lembaga
Penelitian Hasil Hutan ([,PHH) Bogor seperti pada Tabel 26 di bawah.
Pengetesan keawetan kayu yang dilakukan oleh lembaga tersebut dengan
cara bahwa l). kayu selalu berhubungan dengan tanah lembab,2). kayu
ditempatkan hanya pada tempat terbuka terhadap angin dan iklim tetapi
dilindungi terhadap pemasukan air dan kelengasan, 3). kayu ditempatkan
pada tempat di bawah atap tidak berhubungan dengan tanah lembab dan
dilindungi terhadap kelengasan, 4). kayu ditempatkan seperti padatempat di
balvah atap tetapi dipelihara yang baik, selalu dicat dan sebagainy4 5). kayu
diserang rayap dan 6). kayu diserang oleh bubuk kayu kering.
175
Tingkat
I8
tahun
II
tahun
m
[V
V
20
tak
tak
tahun
terbatas
terbatas
tak
tak
l5
tahun
l0
5
Tahun tahun
singkat
Sekali
terbatas
lama
10-20
tahun
tahun
beberapa
tidak
tidak
jarang
tidak
terbatas
agak
tak
terbatas copat
tidak
cepat
sekali
tidak
20
tahun
singkat
berbahaya
cepat
sekali
kayu itu disebabkan oleh berbagai macam cendawan dan serangga, barulah
menjadi jelas, bahwa untuk melindunginya kayu itu harus diawetkan dengan
bahan-bahan yang beracun terhadap makluk-makluk perusak. Semakin parah
kerusakan kayu maka semakin rendah kekuatan mekanik dari kayu. Untuk
memperbesar sifat keawetan kayu dilakukan suatu tindakan atau proses
pengawetan kayu dengan tujuan kayu tersebut memiliki daya tahan yang
lama dalam pengguniuumya. Cara pengawetannya dilakukan dengan cara
memberikan bahan racun kepada kayu sebagai pelindung terhadap ser:mgan
makluk-makluk perusak kay'u tersebut. Kayu yang dianjurkan untuk diarvetkan
adalah semua jenis kayu dari klas awet V, IV dan III serta kayu-kayu yang
176
si
fat permanen
Kelas Kelas
Kelas
avret
Pakai
Penggunaan
kuat
Konstruksi beratyang selalu tekena pengaruh buruk
'tin
II
ill
ill
tanah basah
IV
IV
IV
c.
d.
e.
177
Kayu mutu B yaitu kayu yang tidak termasuk datam mutu A, tetapi
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Kadar lengas kaYt < 30 %o.
b. Besar mata ka1'u tidak melebihi Yo dai lebar balok dan juga tidak
c.
tinggibalok.
d.
e.
nlo:-EI.in
1=-
I*i,
-{"i..
ll
(e2)
--
"j't*
Dimana:
= panjang tekuk
f,
imln = jari-jari lembam minimum
I
I
r
l.
l'
T-t78
d<
yang ditahan oleh baang itu harus digandakan dengan faktortekuk ro sehingga:
o=13o'*,
S.at
Dimana:
(e3)
l)
a)
ro = faktortekuk
Untuk kayu-kayu yang sudah diketahui kelas kekuatannya, tegangan
tekuk yang diperkenankan pada batang tertekan yang angka kelangsingan
sudah diketahui, dapat langsung diambil dari tabel atau diagram.
Pengawetan kayu adalah suatu cara untuk mempertinggi keawetan
kayu yaitu dengan cara-cara melabur dengan berbagai macam minyak
pengasap, merendam di dalam Lumpur atau berbagai macam air selama
Dengan Zbagian
b)
dengan3bagian
w
2)
kayu itu disebabkan oleh berbagai macam cendawan dan serangga, barulah
menjadi jelas, bahwa untuk melindunginya kayu itu harus diawetkan dengan
a)
KonstruksiTerlentur
b)
bentang harus diambil jarak antara kedua titik tengah perletakan tersebut
dan setingg-tingginya 1,05 xjarak antaraujung perletakan. Apabilaperletakaperletakan itu berupa sendi, maka sebagai jarak bentang harus diambil jarak
bh3
0,6 lZ
(95)
(e6)
bh3
@o$+
(e8)
bh3
| : 0,6 n
(99)
w:0,7 @o,r+
(loo)
dengan Zbagian
dengan3bagian
bh3
I =0"3 n
bh2
W = 0,6 @0,7
antara kedua
Q7)
titik sendi tersebut. Jika sebuah balok atau pelat itu merupakan
balok terusan, maka sebagai jarak bentang masing-masing lapangan harus
I:0,3
=0,7
g.
w=0,8 @0,,
t79
(l0l)
(102)
diarnbil:
bagian sayap dapat dianggap merata. Bagian badan paling sedikit harus terdiri
, lr+1,
2
+^-^^L..+
(e4)
J:^-^^^-
a-1---:
180
181
=-
M
+(D^-<'"Wr-Otrll
(105)
t?
Qz
Dimana:
3)
11200 l.
,,,
(103)
=:
o
o
Dimana'. o=
ftll
(104)
It
tegangan
: gayatarik
E.: luas penapang netto
M : momen
W : momen penahan netto
S
Harga
Q1
106)
4)
(
It
tll
3.
f**3 l/4oo l.
sebasainva:/ <
o
o
=:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Walikukun
Penjalinan
Bedaru
Sonokeling
Hiya
Bungur
Lara
Kosambi
Q RcnoLirri
182
10.
13.
14.
15.
- Vatica spec.
- Vitex pubescens Vahl.
- Tetramerista glabra Miq.
- Scorodocarpus bomeesis Becc.
Shaorea spec.
- Shorea balangeran Burck.
Simantok
11. Belangeran
12. Resak
Laban
Punak
Kulim
atau = 6,8
Sam. bertampang dua:
atau
:5.7
atau
2)
)", =
a)
Golongan I
Samb. bertampang satu:
atau
Lu:4,8
atau
l,r:
3,8
atau
b)
S:50d0/(l-0-6sina)
S :240 fr (l - 0,35 sin a)
j:50d6, (l-0.6sina)
S :250 d 6, (1
F = 480 d (l -
0,35 sin a)
0,6 sin a)
dimana:
F:
A/ (l
- 0,6 sin a)
5:21s d (l - 0,35 sin a)
: 100 d 63 (l - 0.6 sin a)
,S
S:200db10-0,6sina)
S :430 d (l - 0,35 sin a)
40 d
F:
s:25 d 6,
F=
170
F:
60
(1
0,6 sin a)
d (l - 0,35 sin a)
d b3 (l -
0,6 sin a)
S:120d61 (l-0.6sina)
S :340 d (l - 0,35 sin a)
b,:tebal kayu
pada sambungan bertampang satu, salah satu batangnya adalah dari bcsi
atau baja atau pada sambungan bertampang duapelat-pelat penyambungnya
dari besi atau baja, maka harga-harga S dalam rumus-mmus tersebut dapat
Golonganll
Samb. bertampang satu:
183
c)
gaya
5d
antara sumbu baut dengan sumbu baut dalam arah tegak lurus ga1'a 3d
Arah gaya membentuk sudut a (0t'< a < 900) dengan arah serat kayu.
jarakminimum:
antara sumbu baut dan tepi kayu vang dibebani dalam arah gava.
ditentukan dengan menginterpolasi lurus di antara harga 5 d dan 6 d
tetapi harus juga dipenuhi jarak minimum antara sumbu baut dan
Zd
I
184
3)
antara sumbu baut dan sumbu baut dalam arah gaya ditentukan
5 d dan 6 d
dengan interpolasi lurus lurus diantara harga
2d
antara sumbu baut dan tepi kayu yang tidak dibebani
3d
paling kecil harus 400 b, dimanab adalah tebal papan kalu vang dipergunakan
dalam konstruksi tersebut.
gaya
tidak tergantung dari besamya sudut antara arah gaya dan arah serat kayu.
Untuk sambungan yang menyimpang dari stardar dapat dipakai nrmus-rumus
di bawah ini dengan mengingat syarat-syarat ukuran paku seperti berikut:
a)
4)
Sarnbunganbertampangdua:
l-
S=Tdzooola'
Dimana: F: gayu yang diperkenankan
b : tebal ka-vu
d
berikut:
b)
Scosa
7,, b
perpaku
= diameter paku
okd
a)
Sambungan Gigi
s =t/zb.da b<7d
S :3,5 d, o* I a.
b)
18s
lcm, panjan
5)
gl*
harusdihitung
'^,
Pelat Penyambung
tekan ujung-ujung kayu yang akan disambung harus melekat benar satu sama
lain. Pelat-pelat penyambungnya harus di letakkan setangkup untuk menahan
yang besarnya sama dengan 1,3 kali gaya tarik atau tekan yang terbesar.
Sambungan yang menahan momen lentur, momen penahan pelat-pelat
penyambung paling sedikit harus samadengan momen penahan balok yang
disambung, di samping itu pelat-pelatpenyambung tersebutharus cukup kuat
untuk menahan gaya melintang yang timbul pada sambungan tersebut.
186
BAB VIII
KERAT{GI{A AIAP
6)
Perekat
Perekat merupakan alat sambung yang biasa digunakan untuk
membuat konstruksi berlapis majemuk, yaitu konstruksi kayu yang
menggunakan papan-papan tipis yang diletakkan satu sama lain dan arah
serabrya sejajar satu sama lain, sehingga berukuran besar. Kayu yang akan
direkatkan harus mempunvai kadar lengas <15 % dan perbedaan kadar lengas
l.
Pendahulan
Atap merupakan bagian dari suatu bangunan yang tidak kalah
atap yang datar. Melihat dari kegunaan atap bangunan seperti itu maka
bahan yang sering digunakan adalah bahan tahan terhadap serangan cuaca,
ffi#
188
a.
Kerangka Atap
Arah rusuk be{arak horisontal dari sisi luar lernpengan sampai garis
tengah bagian tepi balok.
b.
c.
d.
e.
f.
g
189
dan ikatan yang lain adalah dari truss ke lempengan dinding (Garnbar 25).
Pada arah beban, disarankan pemakaian strip galbanislgalvanize. untrk
suatu bangunan penyimpanan atau bangunan-bangunan lain dimana traktor
dan lori (mobil penggerak) dioperasikan didalamnya, beban-beban bebas -vang
mengenai bangunan perlu dipertimbangkan. Suatu struktrr rangka yang kaku
akan cocok untuk bangunan seperti ini.
di lalt out pada rusuk dengan logam persegi carpenter dan nilainya dapat
ditentukan dari dua sisi luargeladak maupun dua sisi dalam geladak persegi.
Seperti pada Gambar 24 dimana demensinya 30 cm dan 20 cm, panjang dari
balok yang dipakai dapat ditentukan dengan menggunakan teori Pitagoras sisi
dalam dan sisi muka rusuk dan panj angnya diukur pada sepanjang garis kerja.
rr6tr rd
Gambar 24.Tata letak keadaan kasau
Saat kuda-kuda atap dibuat untuk bangun dengan lebar 7 - 8 m,
pembebanan sangat berat disangga oleh rusuk-rusuk yang sudah usang
sehingga perlu diganti. Untuk itu struktur penggantinya harus lebih kuat dan
lengkap. Untuk dek atap yang padat, desain rnzss diperkirakan berjarak 600
mm dari pusat bangunan, sedangkan untuk atap kayu, dipusatkan pada garis
kelilingny4 rrzss berjarak 1200 mm atau lebih. Beban angin merupakan
beban yang cukup besar bagi atap dimana atap terancam tertiup ke atas.
Karena itu penting sekali merancang truss atap pada lempengan dinding.
Pancang yang biasa digunakan adalah semacam simpai besi, dimana satu
helai simnai diikatkan nada lemnenq dindino ke dindino nadr setien Q0 cm
T
Kerangka Atap
190
2.
saat menghadapi
t9l
a.
b.
Memilih socara umum susunan dari anggota tntss dan iarak truss.
Memperkirakan beban keadaan luar untuk memasukkan alat -vang berat
dari truss, purlins dan penutup atap.
c. Mencntukan beban genteng.
d. Menganalisa.frame work unluk penemuan kekuatan dalam semua
kelompok atau anggota.
e. Memilih bebal dan bagian produk dalam kelompok nilai tcgangan.
Puncak atau lereng atap tergantung pada tempatnya, beban bahan
yang digunakan dan bentuk penutup. Untuk perencanaan tersebut dapat
ditentukan rencana bahan yang maksimal untuk tiap-ti ap anggota, kekuatan
anggota, kckuatan anggota dapat dievaluasi dengan cara perhitungan atau
dengan menggunakan grafik kelayakan yang hasilnyakemudian disusun dalam
suatu tabel. Pendekatan yang sederhana dapat digunakanjika maksud dari
rencanatersebut digunakan seluruhnya untuk bagian yang biasa. Susunan
suatu kejadian mcmpunyai pemilihan, yang manapilihan tersebut akan dapat
mengangkat beban yang maksimal yang dapat didirikan.
rdge
br acr ng
3.
Trusser
ef
terbuka. Dilihat dari distribusi tegangan yang terjadi pada balok yang
menyusun /rer^r.s bahrva tegangan yang paling besarterjadi pada titik puncak
dan titik bawah. Lodberfungsi untuk memperbaiki bagian dalam roctangeler
yang mana lod ini berada pada jarak poros netral. Sebuah.fame work atau
tras dapat dianggap sebagai sebuah balok dengan bagian utama darijaringur
yang dapat dipindahkan. Kemungkinan te{ adi dimana tegangan lengkungan
lebih berarti dari pada tegangan balok sederhana yang telah menjadi bagian
tetap dan panjang, tetapi lengkungan dan ketegangantesebutjugadapat
berubah.
Puncak atau tmss adalah contoh yang baik dari masalah ini, walaupun
bentuk yang asli telah berubah. Dalam contoh ini menggunakan dorongan
penutup atap dalam persekutuan dengan purlin, yang mana penutup atap
tersebut berdempetan pada purlin dan susunan dari kaitan terse but tergantung
pada span. Ketika purlin tidak menyangga pada panel yang kuat. anggota
raftors harus perlu direncanakan mempunyai kekuatan yang lebih baik. Kisikisi kayu penopang juga dapat dinamakan sebuah truss.Langkah-lzurgkah
yang perlu dilakukan apabila akan merencanakan membuat sebuah truss
antaralain:
li
ter
rl
Bendinq
shaped roff)
Atap model merujung atau tirus adalah struktur bangunan 3D yang
biasa digunakan di wilayah pedesaan. Atap model ini mudah dibuat dan
biasanya memakai bahan-bahan yang ada disekitarnya. Hal inilah yang
membuat pembangunan atap ini tidak banyak butuh biaya. Atap ini dibangun
dengan slope tertenit dimana materi atap digunakan untuk melindungi dari
anczrman kebocoran. Desain alap conical sangat terbatas untuk menutupi
bentuk bangunan pendek, melingkar atau persegi. Atap ini tidak cukup fleksibel
untuk semua luasan bangunan. Bila material pembuat atap moderen digwrakan
pada model ini, maka akan banyak bahan yang terbuang percuma untuk
192
Kerangka
Aup
beban dari seluruh atap ke dinding, b). untuk memberi poin pemasangan
nusuk dan c). untuk melawan kecenderungan rusuk miring menekan dinding
luar dengan caramengembangkan tkanan tensile pada balok cincin. Apabila
balok cincin didesain untuk melawan gayatekan ini, balok cincin sekunder
dipasang mendekati bagian tengah atap dan atap conical bisa digunakan
untuk bangunan melingkar secara layak. Untuk kasus bangunan persegi,
tekanan kearah luar pada dinding dari rusuk-rusuk miring tidak bisa diubah
ke tensile s/ress dalam lempengan dinding. Struktur atap yang digunakan
hampir sama dengan struktur hip roof dan harus didesain dengan pengikat
sudut yang menyebrangi lempengan dinding pada ujung-ujungnya.
5.
a.
b.
c.
Pemancangan Atap
Karakteristik kelayakan bahan-bahan untuk atap yaitu:
Resistensi terhadap penetrasi hujan, salju dan debu atau kotoran dan
resitersi pengaruh angin baik tekanan maupun hisapan.
Ketahanan atap terhadap pengaruh hujan, salju, radiasi matahari dan
polusi atnosfer yang dapat menimbulkan perawatan selama usia atap
tersebut.
Kemantapan dan kekakuan yang cukup untuk mendukung dari beban-
d.
e.
f.
g.
menguntungkan.
Resistensiterhadap api.
Standart kelayakan atau peredaman terhadap temperatur dan suara.
Hal-hal lain 1,ang mempengaruhi bangunan atap.
Sedikinryabiayauntukpemeliharaan.
Model atap, tipe strukturdan slope,menentukan jenis bahan atap yang
layak. Slope yang minimum bisa digunakan untuk menangkis pengaruh angin,
tipe hubungan dan penutupan sebagian porositas dan ukuran unit yang ada.
Jika perkiraan biaya dari berbagai macam bahan untuk pengatapan dicatat,
maka faktor penutupan sebagian besar area tidak boleh diabaikan. Tabel 30
menunjukkan garis penuntun untuk penambahan area pengatapan seiring
dengan naiknyaslope. Luasan lempengan atap disesuaikan dengan struktur
atap yang ada. Luasan lempengan atap ditentukan adalah 100. Bobotmaterial
penutup atap disesuaikan dengan struktur yan g ada. Tabel 3 I menunj ukkan
beberapa contoh.
6.
Purlin
Jarak purlin (garis keliling) yang mendukung pengatapan tergantung
pada ukuran dan kekakuan dari material atap. Dimensi purlin tergantung
193
pada jarak antara rusuk dan purlin dimana bobot ma.terial atap dan beban
atap dari angin, konstruksi tunggal dan perau'atan atap dan di beberapa daerah
l:5
Rusuk (ka-vu)
Atap daun palem (Makuti)
Atap rumput
Thnah mantap
190
l:3
300
100
| .5,7
180
)) \o
:2,4
300
400
I .1.7
I:1.2
250
| '. 2,t
l:1,4
350
350
340
450
g0
6')
200
T7,5')
1:1.4
1:1,5
1;1
41
580
840
470
700
700
670
100
'.6
t7
1:10
100
'.2,8
I :3,2
360
320
Unit-unit kecil seperti batu tulis, genting dan rusuk atap adalah unitunit yang berguna untuk menutupi bagian-bagian yang lebih kecil dalam artian
bahwa rusuk yang dibuat harus dengan jarak sesedikit mungkin.
-il
tlI
t94
Kerangha Atap
Sudut ( o )
Slope
100
l0
l5
5,7
102
3,7
104
20
2,7
106
25
2,1
110
30
1,7
ll5
35
1,4
122
40
1,2
l3l
45
1,0
L4t
50
0,8
156
55
0,7
t74
60
0,6
200
?5-5
6-9
Genting (membujur)
7.
pengukuran
t4
tergantung pengukuran
2-12 tergantung
195
l6
40
l)
65
Macam-Macam Atap
Atap bangunan pertanian seperti atap bangunan sipil lainnya yaitu
nrenggunakan banyak material baik yang murah dan tersediadisetiap daerah
sarnpai dengan bahan yang moderen yallg dikeluarkan oleh pabrik. Secara
rinci penggunaan atap tersebut dapat diuraikan seperti berikut di bawah ini:
a. Atap Ilalang
Atap ilalang adalah material penutup yang sangat sering dan biasa
digunakan di daerah pedesaan. Atap ini mempunyai kualitas penyimpanan
suhu yang sangat baik dan membantu memeliharatemperaturtetap seragam
di dalam bangunan meskipun temperatur diluar berubah-ubah. Keributan
yang ditimbulkan oleh hujan yang memercik mengenai atap hampir tidak
ada. Tetapi bila hujan berat mengenai atap, lama kelamaan akan
2)
3)
a)
b)
c)
d)
Keras, berserabut dan liat dengan kandungan silikat dan minyak vang
tinggi serta mempunvai gizi vang mudah dicema seperti karbohidrat,
tepong dan protein.
Bebas dari pembibitan dan panen yang tepat pada rvaktunya.
Lunrs dantipis sertamempunyai panjang paling sedikit 1 meter. Prosedur
pembuatan atap ilalang -v-ang baik adalah:
Batang hams parallel, padat dengan ujung sisi dipotong sebelah luar.
Kemiringan kerangka atap adalah 45.
Bagian atas disarankan rendah untuk melindungi dinding.
Hasil -vang baik dari atap 1aitu berbentuk kerucut, piramid atau berbentuk
dua puncak dimana pinggimya rrrertrputry'ai ujung yang lemah.
196
Kerungka
Aup
lempeng atau diletakkan pada tempat yang disukai dengan tali. Selanjutnya
bendel-bendel itu diletakkan pada tempat yang lebih tinggi dengan setengah
atau dua pertiga dari panjangnya. Ini berarti akan menjadi dua atau tiga
tempat dalam penyelaian ilalang itu.
Sejumlah jarum panjang digunakan untuk mendorong tali dan mengikat
ikatan-ikatan ilalang itu pada bilah-bilah atap. Kemudian ikatan-ikatan itu
sendiri dilepas dan dengan tangan rumput ilalang itu didorong pada posisi
yang benar untuk memberi permukaan yang teratur pada atap. Tali kemudian
ditarik dan kesulitan pada mmput ilalang itu dapat di atasi dengan baik. Metode
yemg lainyaitu denganmeninggalkan bendel-bendel rumput itu seperti adany4
yang mana akan meberikan atap itu pada permukaan berikutnya. Kelemahan
dari lapisan ilalang yang baru itu bervariasi antara 15 dan 20 cm, tetapi
selanjutnya hal ini akan menjadi lebih tipis dengan sendirinya. Selipkan pada
dasar ilalang yang pertamapadalapisan yang rendah. Lapisan yang kedua
hams diletakkan pada silangan di atasnya dari deretan yang pertamatermasuk
bagian puncak dari lapisan yang dimaksud pada silangan yang tepat. Ini
lebih baik untuk memperoleh masing-masing letak lapisan dengan tiga deret
silangan. Silangan dari tiap-tiap deret harus ditutup sebaik-baiknya dengan
ujung-ujung yang bebas dari lapisan berikutnyadi atasnya.
Ilalang atau jerami diikat menjadi bendel pada tempat ilalang yang
sudah terbentuk. Papan-papan ini dibuat dari tanah dan ikatlah pada
permulaan kasau bagian atas dan dilanjutkan ke bubungan. Masing-masing
papan ditutup dengan ujung-ujung yang bebas dan papan di bawahnya.
tilrHr4ED
tnEH
xtllt
b. Atap Daun
197
Palem
l)
Keringkan bahan-bahan dan atap misalkan ilalang- buluh. palem, daundaun bambu. seral-serat dan sebagainva dcngan membentangkan di panas
tp
matahari.
2)
Siapkan bahan-bahan diammonium phosphate 1.ang dibutuhkan, ammonium sulfat dan air 1,ang sesuai.
3)
4)
?il
198
5)
Kerangka Atap
199
Thatrhcrt rrdg.-c.p
ta(ull{l lo purltnt
Siapkan atap ilalang tadi dengan cara-cara yang biasa digunakan dalam
bahan peresapan dan kerangka bahan y'ang dirapikan dengan baik.
Ikutilah prosedur ini dengan sedemikian rupa sehingga api menyebar
d.
3)
4)
-5)
rnlrrr-lo
drgrnd
on lr ngfiof grr
r;
grlvanirrd rirc.
rendah dan terjadinya suara gaduh tersebut dapat diisi dengan atap penahan.
G.C.S. ini kebanyakan mempunyai lengkungan puncak sebesar 76 mm dan
ke dalamannya 19 mm, sedangkan ketebalannya bervariasi antara 0,3 mm
sampai 1,6 mm. Lebar standar yang dipakai adalah 610,762 mrn dan 1000
200
Keranglea Atap
Hal yang amat penting dilakukan adalah lembar pertama diletakkan pada
segitiga sebelah kanan atas dan bubungan agar beke{a sesuai <lenqan
kegunaannya, selebihnya akan tegak lurus dengan bubungan. Deretan
pertama dari lembaran-lembaran pertama itu diletakkan 50 mm tergantung
di atas papan.
Paku-paku atap yang khusus harus digunakan untuk memasang
lembaran-lembaran itu ke gantungan timah. Pakuatap-pakuatap itu
panjangnya 67 mm dan kira-kira terdiri dari i00 paku per kilonya. Pada
20t
4)
Sudut dari lembaran harus dikaitkan lebih dulu untuk pengepasan serta
lubang pemasangan skrup harus di cor.
5)
6)
Jumlah lembaran=
e.
lebar lembaran
lama apabila sesuai, tidak gaduh oleh hujan lebat dan perubahan suhu, lebih
menarik dan menyerap panas. Namun demikian atap asbes semen juga
mempunyai kelemahan seperti :
1)
2)
Di bawah kondisi yang buruk, bagian akhir200 mm adalah baik, dan lembaran
gelombang ini didesain untuk segala situasi. Purlin harus kayu gergajian agar
memberikan penyokong yang dasar bagi lembaran dan harus didesain dengan
defleksi minimum. Untuk lembaran ini, jarak purlin dianjurkan maksimum
1,5 m, lembaran harus diletakkan dari kiri ke kanan atau sebaliknyatergantung
pada kondisi angin, sisi-sisinya harus disembunyikan dari arah angin. Saling
mengaitkan sudut lembaran adalah perlu untuk menjamin posisi yang benar
dan agar lembaran terletak datar. Permukaan yang halus dari lembaran
harus diletakkan paling atas, meletakkan lembaran dimulai dari bagian list
atau di bagian terbawah dari dinding dan cara pengkaitan tersebut ditunjukkan
pada Gambar 30. Pengkaitan yang benar adalah penting yang dilakukan dari
titik sepanjang tepi lembaran, yaitu 150 mm atau200 mm ke titik sepanjang
bagian akhir dari lembaran sama dengan 47 mm. Celah antar kait setidaknya
3 mm tetapi tidak melebihi 6 mm. Untuk memperbaiki lembaran, lubang
harus dibor 2 - 3 mm lebih besar dari diameter sekrup agar terdapat ruang
gerak bagi rangka bangunan dan bangunan itu sendiri dan semua lubang
harus terletak pada puncak gelombang. Hal ini penting untuk menghilangkan
debu bekas bor sebelum ring diletakkan pada posisinya, sehingga air tidak
merembes. Sekrup harus dikencangkan sehingga letak jajaran lembaran
dengan purlin harus dicek dan kesemuanya dikencangkan sampai batas
202
Kerangha
Aup
resistensi. Lokasi sekrup yang seharusnya pada puncak kedua dan kelima
dan bagian akhir lembaran diletakkan di atas purlin.
]'AYIN6
ORECNON
wlNo orREcIroN
DU E
UN E
EtI E
LAVrl.te gRgoo,r
wrNo orREcl,oN
EUE
NEE
203
M.S.
Akibat panas yang disimpan lebih besar dibandingkan dengan besi dan baja
maka menimbulkan bunyi dan tekanan pada alat pengunci. Lembara CA
tersedia dalam ukuran gelombang yang sama dengan lembaran GSC. Untuk
bangunan pertanian cukup menggunakan ketebalan 0,425 mm dan
pemasangannya sama dengan GSC.
h.
i.
Genteng pada mulanya dibuat dengan tangan dengan bahan tanah liat
yang dibakar, tetapi sekarang diproduksi dengan mesin, bahkan dengan bahan
beton atau semen dalam berbagai bentuk dan ukuran. Dasargenteng biasanya
berlekuk dari atas sampai barvah agar mereka tidak saling bertumpukanHal ini mencegah pergerakan kapiler dari air diarrtaragenteng. Ukuran sisi
genteng berlekuk ganda dan saling mengikat dibagian dasar, namun berbagai
-'I
tag
-xEao
.\L
nnr
Nai[
hoie s
Nib
TYPICAL SLAIE
H0!
CORNE
lHtIrE0
PAN
1IIE
SINOLE ROOM
244
Kerangha
Aup
Atap batu pada awalnya dibuat dari batu biasatetapi sekarang dibuat
dari A-C dan S-C. Karena atap genteng dan batu mempunyai sifat yang
sama dan dipasang dengan cara yang sama maka akan diterangkan
bersamaan. Atap genteng dan batu tahan lam4 memerlukan pemeliharaan
minimum dan mempunyai sifat panas dan bunyi yang baik, tahan air tetapi
dapat bocor bila dipasang salah. Genteng buatan tangan cenderung menyerap
air dan dapat terkikis oleh air hujan lebat, agak mudah dipasang dan diperbaiki.
20s
dan paku tidak akan melalui dua atap. Atap-atap itu bisa diletakkan baik
dengan bagian inti balok dengan atas bawah bergantian dalam baris yang
berurutan atau dengan ke bawah dalam semua baris. Dengan menggunakan
efek melekuk dari balok setelah kering menyebabkan atap tidak bocor.
Karena sangat berat atap genteng dan batu memerlukan struktur atap yang
kuat, namun berat itu sendiri menguntungkan dalam mengatasi arus angin.
Berat keseluruhan atap biasanya cukup untuk menutup atap dan struktur
atap. Ketika air hujan turun bercucuran dipuncak atap, maka air tersebut
akan mengalir tersebar dipermukaannya. Air mengalir di genteng A ke B
dan C dan menyebar mengaliri genteng BD dan CD dan seterusnya. Atap
genteng dan atap batu yang datar memberikan rentangan yang efektif bagi
genteng atau atap batu dengan ketebalan 1,5 unit wuwungan ditutup dengan
semen. Atap genteng yang datar dipaku dengan paku seng untuk tiap 5 atau
4 bagian, tetapi dengan keadaan yang buruk tiap genteng harus dipaku,
sedangkan atap batu harus dipaku dua kali tiap unit. Genteng datar dan
genteng kecil harus dipaku bagian atas, sedanggenteng yang panjang dipaku
bagian tengah untuk mencegah getaran karena angin. Pada puncak genteng
bersudut 35 dipaku ditengah-tengah dan dari bagian yang dekat &sr. Rusuk
dimana genteng diletakkan berjarak 40 mm dengan ketebalan yang cukup
The
rhinglcs
ut
rn thrown
Thc rvidth
j.
it
Atap Kayu
bagian samping dan mengapityang lainnya. Ini berarti ada 3 lapisan, masingmasing atap dipasang dengan paku berlapis seng dengan kayu di barvahnya
k.
Atap Bambu
f
206
Kerangka Atap
l)
2)
3)
1)
5)
6)
fl atveo
(ol umn s
207
I : 150 sampai I
: 600.
8. Drainase
di
atap
Karena deng an cara ini dapat melindungi dinding bangunan tersebut dan air
tanah. Air yang jatuh dipinggiran bangunan kemudian mengumpul dalam
saluran dan dibiarkan mengalir ke dalam tanah di sekeliling bangunan dan
membasahi bagian alas tanah. Namun cara ini hanya direkomendasikan untuk
bangunan pertanian yang mempunyai ukuran kecil karena untuk bangunan
besar cara ini dapat menyebabkan erosi tanah dan merusak pondasi. Air
yang terkumpul disaluran kemudian dialirkan ke dalam got atau dibendung
dan disimpan. Saluran bantu sering digunakan diantaranya parit sederhana
yang terbuat dari batu-batu yang bertindak sebagai saluran peresap atau
saluran tanah.
o
aliran sekecil mungkin dapat mengalir dan yang diijinkan 0,3 . Aliran akan
terlambat karena air yang mengalir terus-menerus disumbat sampah. Saluran
got juga tidak terlihat baik jika selalu banyak cabang saluran.Got juga sulit
mengalirkan, kemungkinan karenahujan lebat sekali. Pikir{<anlah selalu desain
yang bagus pada bangunan agar air yang mengalir pada saluran tidah tumpah
kelantai yang dapat mengakibatkan masalah.
Secara umum bahan yang digunakan untuk got dan pipa saluran adalah
pipa yang dilapisi baj4 aluminium danvynil. Lapisan baja adalah yang paling
mahal, vynil juga bagus dan kuat dan kedua jenis tersebut biasanya banyak
208
Kerangha
Aup
BAB D(
PINTU BAI\IGUNAI\I
1.
Pendahuluan
Setiap bangunan sipil termasuk bangunan pertanian seharusnya tersedia
pintu untuk menjaga keamanan dan mencegah sesuatr yang mudah masuk
dan keluar yang tidak dikehendaki. Bingkai pada bangunan pertanian sebaiknya
6utlr
6ull* utlrt
0ulhr brxtrl
ukuran yang norrnal, akan tetapi dalam beberapa hal, berhubung dengan
sesuatu tujuan istimer.va atau untuk mendapat bentuk yang dikehendaki ukuran
lebar tersebut dapat disesuaikan.
Karena kayu pintu dapat menyusut beberapa millimeter, maka kayu
kepala pasak akan menonjol keluar tiang. Penonjolan tersebut tidak baik
yang terlihat pada waktu sisi putar pintu dan membawa kesukaran-kesukaran
pada waktu membuka'dan menutup pintu tersebut.
210
Pinta Bangunan
terdapat sebuah tiang tengah, maka dalam hal ini j uga dipakai cara sambungan
yang sama, akan tetapi panjang pasak menjadi 3 - 6 cm. Pasak tidak pemah
2.
a.
Jenis
Ukuranpintu
Jenis
c.
b.
skrup secara tersembun-vi. Jika pada panel dalam terbuat dari beberapa
papan 1,ang diinginkan, tapijika satu atau dua panel terbuat dari plttwood, makatidak akan memerlukan penguat untuk ukuran 1'ang lebih
besaratau pintu garasi memerlukan penjepitan yang lebih sempumapada
konstruksi panel dalam .Planel.flush doorterdii dari bingkai.vang pada
permukaannya ditutupi seperti plwoodmisalny4 dibuat tanpa pen-vekat
(pada bingkai) dan pada permukaann.va lebih mudah dike{akan serta
Secara Umum
L
s
sebaikn-1,a menempatkan
Gagang Pintu
Gagang pintu sebaiknya dipasang di bagian kiri dan kanannya agar
dapat dioperasikan dari dalam maupun luar. Hati-hati dalam memasang
engsel pada tepi pintu agar dapat dioperasikan dengan baik. Pada pintu
bagian luar diusahakan supaya jarrgan terhalang agar mudah untuk
menguncinva, lebih-lebih dalam keadaan darurat. Bagaimanapun pintu
jugaharus dilindungi terhadap cuacayaitu dengan menggunakan sesuatu
yang menyebabkan tidak cepat dirusak oleh cuaca dan rnenambah usia
dari pintu dengan jalan mengecatnva yang baik. Pada keadaan panas
maupun dalam cuacayang dingin pintu berfrurgsi sebagaipenahan energi.
i,
c.
211
d.
tempat masuk.
3.
a.
Tipe-Tipe Pintu
PintuTanpaBingkai
Pintu yang sederhana dibuat dari sejumlah papan vertikal dikuatkan
dengan yang melintang secarahorisontal dan dijepit secaradiagonal dalam
Menempatkan duabuah pintu gulung secara terpivrh pada sisi 1'arg sama.
Dalam kasus ini sebaiknya pembuatannya berdasarkan petunj uk untuk
2t2
Pinm Bangunan
213
diberi klem pengaman yang disebut dengan klem tusuk. Krem-klem ini
selalu dipakai sebagai klem tekan bukan sebagai klem tarik. sudut atas
dari sisi kunci pintu ditahan oleh klern dengan membuat gigi dan bibir
atau pintu belanda. Pintu ini terdiri dari setengah bagian horisontal dan
membiarkan bagian atasnya terbuka begitu saja terhadap udara dan cahaya
serta hanya membatasi hewan dan manusia saja.
4.
Pintu-Pintu Panel
Sambungan Pintu
Pada pintu bangunan pertanian terdiri dari beberapa sambungan untuk
Jenis pintu yang lebih baik dari pada pintu klem adalah jenis sambungan
pintu panel yang susunannl,.a terdiri dari bingkai yang menjepit papan.
menguatkan bagian-bagian dari pintu agar lebih kuat dan kokoh. dan macam
macam sambungan pintu tersebut adalah:
a. Pintu Lat
b.
yang tebal bingkainyaadalah 3,6 cm atau 4 cm, sedangkan ukuran minimum lebarbingkai adalah 12 cm untuktiang, 14 cm ambang atasdan24
cm ambang bawah.
Panel dibuat dari papan berserat lurus serta kering dengan tebal 1,5
sampai 2.5 cm. Apabila tersusun dari beberapa papan, hubungannya
dibuat dengan alur dan lidah yang sebelumnya dipasang setangkup dan
t
I
diulas dulu dengan lem ka1,u. Keliling tepi panel diketam miring dengan
lebar 4 - 6 cm dan tebal pada tepi panelnya 6 mm. Bidang miring tersebut
dinamakan "bossing" yang lebamya tergantung dari be sar kecilnya panel.
l,
t,
$
i
$
i'
{i
fi
i
d.
1i
ii
I
I
Panel yang tebal diketam bossing dobel yaitu pada luar dan dalam,
sedangkan pada panel tipis. misalkan 1,5 cm hanya ber-bossing pada
sisi luar saja dan sisi dalam datar.
Pintu-Pintu Kaca
Apabila sebuah pintu digunakan untuk meneruskan cahay,.4 makadipakailah
pintu kaca. Pada umumn.va orang menghendaki agar bidang cahat,a inilah
sebesar-besamy4 maka ditempat kaca akan diletakkan tiang itu sesempitsempitny'a. Dengan demikian akan mengurangi kekuatan dan kekukuhan
pintu dan untuk itu diperlukan tiang ditempat panel yang dilebarkan.
l)
Dari sisi dalam (sisi dog) yaitu ruangan sisi pada sponing diisipenuh
dengan dempul. Bidang sponing yang akan ditempeli kaca harus
diulas dengan meni, lalu ditempeli selapis tipis dempul yang lunak
dicampur dengan sedikit meni. Kaca dipasang dengan menekankan
ringan pada bidang sponing yang dilapis dengan dempul lunak, dan
kemudian kaca itu diahan ditempatnya dengan paku kecil. Ruangan
7)
214
Pintu Bangunan
Bidang sponing yang akan ditempati kaca telah diulas dengan meni
dan ditempeli selapistipis dempulyang lunak, kemudian kacadipasang
seperti yang telah diuraikan di atas. Namun pada pemasangan tanpa
paku kecil vang menahan kacanva, langsung dipasang lat kaca vang
tebalny'a sama dengan lebar sponing kaca.vaitu lcm. Sedangkan lat
kacatebalnya sedalam ruangan sisa" dikurangi atau ditambah dengan
dipergunakan kosen pintu angin tunggal atau rangkap berputar terus dan
sering kali pintu itu menutup seluruh dinding. Pintu tersebut harus banyak
meneruskan caharva, kecuali kalau ruangan yang terletak di belakangny,a
menerima cahal'a dari sisi lainn-ya, maka digunakan pintu kaca.
e.
sponing itu diganti dengan sponing berongga dan tiang pintu diselesaikan
Pintu ini dibuat agar masih ada ventilasi r,valaupun pintu dalam
keadaan tertutup, sedangkan konstruksin.va sama dengan pintu kaca.
Lembaranlembaran kaca diganti dengan papan yang dipasang miring
4-5 o dengan be{arak antaravertikal sama dengan tebal bingkai, dimana
tebal bingkai 3,6 - 4 cm. Ukuran minimum lebar daur atau bingkai pintu
adalah l2 cm untuk tiang. 14 cm ambang atas dan 24 cm arnbang barvah.
Papan 1.alouzie tebal I cm, lebar 9 - l0 cm. panjang sama dengan
lebar "dag bingkai" + 2 x I cm. berprofil sederhana, lebar I cm dalam 3
z)
6.
pintu menutup. Pada sebuah tiang pintu yang dipasang di tembok dan belum
tentu tepat atau pr'esisi. Pintu rumah tempat tinggal sering digantung dalam
sebuah kerangkayang dapat ditegakkan dan ditinggikan dengan menyisipkan
5. Macam Pintu
Pintu-pintu seperti yang telah diuraikan di atas tidak dipasang langsung
begitu saja pada dinding, akan tetapi supaya dapat berputar yaitu dibuka dan
ditutup harus dipasang pada engsel-engsel. Sedangkan untuk mengukuhkan
menutupnya dipasangi kunci dan letaknya setinggi I00 cm di atas lantai.
l)
r1^hrr+rrh onfora
,l^.. ,.^#^l
^-^i-
t
I
^^;'.^
l,^l:
Kerangka Pintu
Sebuah balok kerangka pintu terdiri dari dua buah sisi tiang, ambang
pintu dan lengkung sebelah dalam. Sebagai contoh bangunan yang tidak
memerlukan pintu yang dipasang terlalu rapat. Namun jika sebuah pintu sesuai
atau terpasang dengan rapat yang diinginkan, maka kerangka yang lengkap
dibutuhkan untuk melingkari sisinya dan menahan bangian atasnya dimana
215
Pintu 1.ang paling sederhana tidak selalu mentutup dengan rapat karena
pintu itu tidak mempunyai ambangatanhead Sebuah ambang pintu (threshold)
akan membiarkan pintu itu secara relatif menufup dengan rapat dan pas di
dasamya yaitu lantai, sedang pada saat yang sama akan membiarkan pintu
216
Pintu Bangunan
7.
8.
Jendela
Jendela harus dapat memberi cahaya dan ventilasi ke dalam bangunan
DAFTAR PUSTAI(A
Bames M.M., 1971. Farm Construction, Buildings, Slough, Cement and
Concrete Association.
I - 4, London,
1.
Erlangg4Iakarta.
3, London, Longman
GroupLtd.
Cuypers, J.C.M.M. 1987. Membangun: Ilmu Bangunan 3. Terjemahan.
Penerbit Erlangga. Jakarla.
Dancy H.K., 1975. A Manual of Building Construction, London, Intermediate
Technology Publications Ltd.
Dumanauw, J.F., I 990. Mengenal Kayu. Kanisius. Yogyakarta.
Foster J.S., 1975. Structure and Fabric, Part L Mitchell's Building Series,
2,
- 3,
Dafur Pusuha
218
Yogyakarta.
Hanson and Thornbum. 1989.
Press.
Yogyakarta.
219
lbknik
of
Haygreen, John G, 1986. Hasil Hutan dan llmu Kayu. Gajah Mada Univenity
Press. Yogyakarta.
Ibrahim, B., 1989. Rencana dan Estimate Real of Cost. Penerbit Bumi
Aksara.
Imam Subarkah, 1976. Konstruksi Bangunan Gedung. Idea Dharma Bandung.
ofTechnology.
Kwantes, J., 1982. Membangun: Ilmu Bangunan L Erlangga. Jakarta.
Bengtsson, James H. Whitaker, 1986. Farm Structures In Tropical
Climates. A Texbook for Structural Engineering and Design. FAO/
SIDA coorperaztive Programme, Rural Structures in East and South-.
East Africa.
Lennart
P.
London Pitrnan-
Mukerji K., Whipple J.H. and Escobar R.C., 1982. Roof Constructions for
Housing in Developing Countries, Report on a Research Study in
Central Americal979. Eschbom, German Apropriate Technology
Exchange.
of
INIDEI{S
A
air
1.3.
4,6,9,I0,12^
1-5,
16,
lg.
19.
2t6,2t8
alat-alat pemanas (heater) 3
aluminium foil 4
angin 4^ 6, 7. 8, 9. 42. 58, 100, ll8,
125-126,127,128,150, 15 1, 169.
l7 4, 193. 194. t97, 198,209, 214,
2I5,216,219
angle ofrespose ll9
anyaman 197
atap 6,9, 12.81, 82,86, 103, 104.
109,
17
ll2,
l9r,
192, 193.
axial 168,172
axis 166
ll.
133,
205.2r5
bar-rgunan pertanian
tl-
l,2,3.
4, 5, 7, 8,
|2
batubata 50, 108. 112, I 15. 116.
122.166
batukali 50. 104
l2l.
balok
17 6.
177,
17
8, 179,
1 1
152, 158.
187.189, 193,203
Beton Tirmbuk 5l
betontumbuk 51.81.84
1, 1 12,
222
Indeks
C
cartesius
15
l, 210. 216
2t7.218
compressive strorlgth I l8
Condong (overtuming) I I
H
head 2,63,215
Heinz Frick 50
Homalium tomoutoum Benth l 81
horisontal 8, I l. 21. 22.3 1.32.37. 41.
68" 81. 86,96. 98. 103, 104, 105.
108,
containers 95
diametertiang 165
dinding 3,4.6,9, 10, 12. [3, 15. 16,
47. 51,52, -53, 54. 55, -59, 60, 61,
I
ilalang 194, 195. 196. 197,
198
ll0, ll
1,112, l13"
214,215,216
distribusi tulangan 59, 61
drainase 23,24,42
J
J. Klaver en p. Wintcrs
JAMIESON IO, I I
5I
M
Meyerhof 29.31,
momen gaya
ll6,
114,
EP (damarepoxyd) 94
173,
"
17 4, 17 5. 17
6, 177,
17
I,
17
2,
8, 179,
fluids 9, 10,95
flushdoor 2ll
flush shutter 216
G
garistengah 108, 158. 181, 182. 183,
188
korosi 33,47,69
kuda-kuda 108, 110, l15, 118, 166,
131
223
'
l29,l4l
ll2,
17
l,
17
3, r7 4, 197, 200,
203,204.210,216
semen
semi
214,215,216
pegas dan
klamp 212
Kollplint Keliling Ruangan I 00
kolompraktis lll
kondensasi 3,4
konsolidasi 35, 36. 38, 39, 48. 55, 68
PE (pol,vetl,'lcn) 94
pegangan (handle) 216
R
radial 30, 168. 172, 17 6, 177
RANKINE dan JENSEN ll8
reaksi fisiologis 3
rolling door 209,211
pait
Shcar 146,162,164
sy'stem) 4
95
barrier) 4
fluids
212
PC I22,123
plarnir 124
plestera:r 15. 88" 89. 90. 93.94.97
slab pondasi 62
Indehs
224
47.48,51.
-55,
9l^97.103. I 17.
BIODATA PEI\IULIS
Z
zone iklirn
permukaan) 119
sumbu slab 59
T
Talarrg 100- 208
Tanah ekspansif 70
teoriTerzaghi 27.29
termal 2,204
termodinarnika 2
tiang pancang 53. 69, 1l li
trapezoid 59
truss 188, 189, 190" 19l, 193
U
2.
Studi Perencanailn Pola Thnam dan Pola Operasi Pintu Air Jaringan
Reklamasi Rarva Pulau Runau di Kabupaten Musi Banyuasin Sumate ra
Selatan
3.
4.
96
l5l,
w?
rvurvunsan 204
152, 155,
5.
Biadata Penulis
nrclakukan kcgiatan di bidang Pcngabdian Masyarakat seperti; l. Penggunaan
Pemupukan.
I
i
t
i, r il?--
_
gadtrr
Perliilstak!**