Oleh
Ir. H. Ali Asroni, M. T.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
Data Katalog dalam Terbitan
ALI ASRON I
Teori dan desain balok plat beto n bertulang
berdasarkan SN I 2847-2013/Penulis; Ali Asroni.
--Surakarta: Muharnmadiyah University Press, 2 017
PRAI<ATA ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... V
1. Persyaratan air
Air untuk pembuata n be ton sebaiknya digunaka n ai r bers ih
yang d a pat dim inu m. Air ya ng diambil d a ri d ala m tana h (misalnya
air s umu r) a tau a ir ya ng be rasal dari Pe rusa haa n Air Minum, pa da
umumnya cu kup baik bila dipakai untuk pembua ta n beton.
Me nurut Pe raturan Beton Bertulang Indonesia Ta hun 1971
(PBI -1971), air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan
beton terse but harus tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak beton dan / atau baja tulangan.
2. Persyaratan semen
Menurut SIi 0031-81 (Tjokrodimuljo, 1996), semen (sering
disebut dengan: semen port/and) yang dipakai di Indo nesia dibagi
menjadi S jenis, yaitu :
a. Jenis I Semen port/and untuk penggunaa n umum, tidak
memerlukan persyarat-an khusus.
b. Jenis II Semen port/and untuk beton tahan sulfat dan
mempunyai panas hidrasi sedang.
C. Jenis III : Semen port/and untuk be ton dengan kekuatan awal
tinggi (cepat mengeras).
d. Jenis IV : Semen port/and untuk be ton yang memerlukan
panas hidrasi rendah.
e. Jenis V Seme n port/and untuk beton yang sa ngat tahan
terhadap sulfat.
Semen port/and yang digunakan untuk pembuatan beton, yaitu
semen yang berbutir halus. Kehalusan butir semen ini dapat diraba
/ dirasakan dengan tangan. Semen yang tercampur / mengandung
gumpalan-gumpalan (mes kipun kecil), tidak baik untuk pembuatan
beton.
4. Persyaratan kerikil
Kerikil merupakan agregat kasar yang m e mpunyai ukura n
diameter 5 mm ~ 40 mm. Sebagai pengganti ke rikil d a pat pula
d ipakai batu pecah (split). Kerikil atau batu pecah yang m e mpunyai
ukuran diameter lebih dari 40mm tidak baik untuk pembuata n
beton.
Kerikil atau batu pecah yang digunakan sebagai bahan beton,
harus meme-nuhi syarat berikut:
a. Bersifat padat dan keras, tidak berpori.
b. Harus bersih, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Jika kandungan lumpur lebih dari 1 °/o, maka kerikil / batu
pecah tersebut harus dicuci.
c. Pada keadaan terpaksa, dapat dipakai kerikil bulat.
D. Adukan Beton
1. Cara pembuatan adukan
Beton dibuat dengan cara mencampur semen port/and dengan
air, ditambah pasir dan kerikil, kemudian diaduk hingga merata.
Adukan yang baru dibuat ini disebut adukan beton. Jika adukan ini
dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi keras dan padat.
Jika salah satu atau beberapa jenis campuran bahan susun
dikurangi, maka tidak terjadi adukan beton, tetapi akan diperoleh
jenis adukan yang lain. Misalnya, jika semen port/and dicampur
,,' ,
' ,
-
'' :'
:'
:.J,
·-~
' · tidak padat
C
0
.....
u
.D
C:
c,::
~
u
:; 50
~
;::l
~
t O~j!i-1-
! -4----+----+----+-----1--- 4 - - - ' -
7 28 60 90 120 180 240 300 365
---► Umur beton (hari)
Gambar 1.4. Hubungan antara umur dan kuat tekan beton
1,N,V
,,-..
c;:
p...
-
~
c::
.....0
(!)
..0
~ 3
~
.....
(!)
.....
"1
i a !) '"
0,002 0,003
1
---► regangan ( £ c)
Gambar 1.6. Hubungan antara tega ngan dan regangan tekan beton
Regangan
runtuh i....
- ---1 fct
Gambar 1.7. Hubungan antara tegangan dan regangan tarik b eton
Kuat tarik beton (fct) jauh lebih kecil daripada kuat tekannya,
yaitu:
fct :::: 10%.f'C (1-3)
Menurut Pasal 13.4.2.2 SNI 03-2847-2002, hubungan antara
kuat tarik lang-sung fer terhadap kuat tekan beton f/ dinyatakan
I dengan rumus berikut :
t fcr = 0,33 . ..{r; (1-4)
a tersebut. Menu rut Pasal 8.5.1 SNI 284 7-2013, modulus elastisitas
E, = (W.) 1.r; . 0,0'1-3. Jr"; dc ngc1n We= 1440~ 2560 kg/m 1 ( l -5a)
patah
-~r
,::
.0
c::
d
00
C
[,;I
eo
0
f-
bagian tarik
(a). Balok dengan beban retak
P dan q (b). Balok mclengkung
tegangan tekan
garis netral __ ---·------·-·----·· ___
egangan ; ·~-,tegangantekan
tekan ! pada beton
gans i garis •
netral 1····--netral ! tegangan tarik
'-----r----"'.~ 7
tegaogan i ;
tarik ! I ) pada baja tulangan
baja tulangan
(b). Distribusi tegangan p ada
(a). Elemen balok beton bertulang penampang retak
Gambar 2.2. Balok beton dengan tulangan
Karena sifat beton yang tidak kuat terhada p tarik, maka pada
Ga rn bar 2.2(b) tampak bahwa bagian balok ya ng 1nena han tarik ( di
bawah garis netral) akan ditahan oleh tulangan, s e dangkan bagian
yang menahan tekan (di atas garis netral) tetap dita-han oleh beton.
B. Faktor Keamanan
Agar dapat terjamin bahwa suatu struktur yang direncanakan
mampu menahan beban yang bekerja, maka pada perencanaan
struktur digunakan faktor kea manan tertentu. Faktor keamanan ini
terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Faktor keamanan yang berkaitan d e ngan beban Iuar yang
bekerja pada struktur, disebut faktor beban
2. Fa ktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur
(gaya dalam), disebut faktor reduksi kekuatan ( ¢ ).
1. Faktor beban
Besar fakto r beban yang diberikan untuk masing-masing
be ban yang bekerja pada suatu penampang strukhir akan berbeda-
be da, bergantung pada jenis kombinas i beban yang bersangkutan.
Menurut Pasal 9.2.1 SNI 2847-2013, kekuatan perlu U (lihat
definisi kuat perlu pada Bab 2.C.1) harus palingtidak sama d engan
pengaruh berbagai macam kombinasi beban terfaktor sebagai
berikut:
a. Jika struktur atau komponen struktur hanya menahan beban
mati D saja, maka dirumuskan:
U=l,4.D (2-1)
b. Jika berupa kombinasi beban 1na ti D dan beban hidup L, maka
dirumuskan:
U = 1,2.D + 1,6.L + 0,5.(Lr atau R) (2-2)
c. Jika berupa kombinasi beban mati D, beban hidup L dan beban
angin W, maka diambil pengaruh yang paling besar dari tiga
macam rumus berikut:
Kuat nominal Rn
Syarat: Rd atau ¢ Rn ~ Ru
D. Pemasangan Tulangan
1. Pemasangan tulangan longitudinal
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang
yaitu untuk menahan gaya tarik. Oleh karena itu pada struktur
balok, pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan
beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitu-dinal
(tulangan memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang
mengalami tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada
daerah yang menahan momen lentur besar (umumnya di daerah
lapangan / tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering
mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur
tersebut.
Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang.
Berikut ini diberikan beberapa contoh pemasangan tulangan
memanjang pada balok maupun pelat (lihat Gambar 2.4).
II
tc). Tulangan longitudinal pada (d). Tulangan longitudinal pada pclat luifcl
balok dcngan I tumpuan
Gambar 2.4. Contoh pemasangan tulanga n longitudin al pada balok dan plat
I
Sn D
Gambar 2.6. Aturan pemasangan tulangan balok
Keterangan Gambar 2.6:
Su = tebal selimut beton minimum (Pasal 7.7.1 SN! 2847-2013). Jika
berhubungan dengan tanah/cuaca :
Untuk D :2: 19 mm, tebal Sb= 50 mm.
Untuk D :5 16 mm, tebal Sb = 40 mm.
Jika tak berhubungan tanah/cuaca, tebal Su = 40 mm.
b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping ( 3.3.6.7 SK SN! T-15-1991-
03), diambil :5 300 mm dan :5 (1/6) kali tinggi efektif balok. Tinggi efektif
=tinggi balok - ds a tau d =h - d5 •
Snv = Jarak bersih tuiangan pada arah vertikal (Psi 7.6.2 SNI 284 7-2013) diambil
:2: 25 mm, dan :2: D.
S0 = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (Psi 7.6.1 SN! 2847-2013)
diambil :2: 25 mm, :2: D, dan disarankan :2: 4/3.0 ~grega~ma,.,
,__, untukmemudahkan
pengecoran (agar kerikil dapat memasuki celah tulangan).
D = diameter tulangan longitudinal, mm.
ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton bagian tarik,
sebaiknya diambil :2: 60 mm.
h
d
E. Contoh Hitungan
Contoh 2,1:
Balok bet on bertulang berukura n 300/5 00 (artinya 300 mm x
500 m m) terleta k di atas tum puan sede rha na sepe rti tampak
pada Ga mba r 2.8. Di atas balok te rsebut bekerja beba n mati plat
q Dpiat = 2 kN/m' da n beba n hidup q L = 2 kN/ m'. Jika be ra t beton
qobalok
[ 0,50 m
..
I
! A
--+----- 8,00 m - - - - - - -
Di atas plat bekerja beban hidup q1, = 1 kN/m 2• Jika berat beton
diperhitungkan Ye= 24 kN/m3, hitunglah momen perlu dan momen
nominal balok!
~
Balok tersebut mendukung beban mati
(termasuk berat se ndiri balok) q 0 = 1,2
4 Ill kN/ m' da n be ban hidup qL 4 m = 1,5 kN/m'.
Hitunglah: Besar momen perlu dan momen nominal untuk balok
tersebut !
Soal 2.3:
Balok be ton bertulang berukuran 250 / 400 sepanjang 6 m dengan
tumpuan sederhana mendukung plat dengan tebal 90 mm seperti
tergambar.
Po Pn
-t---- 3m --+
f
0,09m .------,1 _:fr),09 m
0,3 1m
LJ
+-+
J0,31 m
l
1
A
LJ
I I
10.41 m
II 0,30m
(a). Balok sederhana (b). POT. I
Di atas plat bekerja beban hidup qL = 1,5 kN/m2• Jika berat beton
diperhitung-kan Ye= 24 kN/m 3, hitunglah momen perlu dan momen
nominal balok!
r
500 nun
sederhana. Mom en perlu balok diperoleh
sebesar 90 kNm. Jika berat balok
diperhitungkan sebesar Ye = 25 kN/m3 ,
maka:
I
300 nun
I
l a). Hitung berat beban hidup qL (dalam
kN/m') yang b ekerj a pada balok!
b). Hitung pula momen n01ninal balok!
A. Dasar Perencanaan
1. Pengertian balok dan portal
Balok dapat didefinis ikan sebagai salah satu dari elemen
struktur portal dengan bentangyang arahnya horisontal, sedangkan
portal merupakan kerangka utama dari struktur bangunan,
khususnya bangunan gedung. Portal digambarkan dalam bentuk
garis-garis horisontal (disebut: balok) dan vertikal (disebut:
kolom) yang saling bertemu / berpotongan pada titik buhul Uoint),
seperti terlihat pada Gambar 3.1. Pada perencanaan portal dengan
bahan beton bertulang, umumnya ujung kolom bagian bawah dari
portal tersebut bertumpu / tertanam kuat pada fondasi dan dapat
dianggap / direncanakan sebagai perletakan jepit ataupun sendi.
l Keterangan Garnbar 3. l :
l = elemen balok
2 = elemen kolom
3 = titik buhul Uoinl)
4 = perletakan sendi
5 = perletakan jepit
h dacrab
lank
r----++Ts
+-b-+
(c). Distribusi te- (d).Distribusi teg.tekan
W-Penampaog baJok (b). Distribusi regangan gaogan actual persegi ek.ivalen
Garn bar 3.2. Distribusi regangan dan tegangan pa da ba lok tula nga n tunggal
SNI 2847-2013).
6a). Gaya tekan beton. Gaya tekan beton dapat diperhitungkan
dari hubung-an tegangan-regangan beton pada Gambar 3.2 (lihat
Bab 3.A.3). Karena gaya merupakan hasil kali antara tegangan
dan luas penampangnya, maka dari Gambar 3.2(d) dengan blok
J
D..iri l'crsc1111ac111 (3-2), Pcrsarnaan (3-5), dan Persamaan (3-6)
dipcrolch hi-lu11gc1n berikut:
M11 = Cl .( cl - a/2) alau Mll = 0,85.f' (. .a.b.( cl - a/2)
I< = 0,85.f'(.a.b.( d - a/2) / (b.clL) atau K = 0,85.f't.a.( d - a/2) / d 2,
se lanjutnya :
K. dL
- 2.- = a.cl - 0,5.a z a tau 0, 5.a z - d.a +
-K.cl =0
0,85.fC 0,85.f,
- ( - d) ± (> 4.0,S.K.cl
c- - 0,85.f c
2
= d±
(
1- 2·K J .d
al ,2 = 0,85.f C
2.0,5
a= 1-
(
- - .d
1 - -2.K J (3-7)
0,85.fC
dibatasi sampai batas retak £'cu sebesar 0,003. Nilai regangan £',
(bukan £' cJ
ini dapat ditentukan berdasarkan diagram distribusi
regangan pada Gambar 3.2.(b) (lihat Bab 3.A.2).
Dari Gambar 3.2(b) diperoleh hitungan berikut:
c' C = _!y___
c d-c
1
£ c· ( d - c) = £Y.c, sehingga diperoleh persamaan :
I C
c c= - - ,l:,'y (3-8)
d- c
Jika Persamaan (3-la) dimasukkan ke Persamaan (3-8), maka
diperoleh:
(3-9)
9. Contoh hitungan
Contoh 3.1 :
Penampang balok beton bertulang berukura n 300/5 00 dengan
nilai d 5 = 60 mm, mutu beton f' C = 20 MPa, mutu b a ja tula n gan fy =
300 MPa, dan tersedia tulangan D19. Balok t ersebut m e ndukung
beban / momen perlu Mt) = 80,8 kNm (ata u M}+J = 8 0,8.106 Nmm).
SQal:
1). Hitung dan gambarlah tulangan longitudina l p a d a balok
tersebut !
2). Kontrollah keamanan dari basil tulangan yan g dipa k ai yan g
berkaitan dengan momen desain Md da n regan gan t e k a n b e ton
E'
C
!
a= ( l - 1_ 2.K J .d =
0,85.fc'
(l- 1 _ 2.1,54576 J .4 4 0
0,85.20
= 4 2,014 mm.
Luas tulangan perlu As.u dihitung denga n Persamaan (3-4) :
5
A s,u = o,s r c·a.b = (0,85.20.42,014.300)/3 00 = 714,238 mm 2 •
y
(3D19).
Selanjutnya dikontrol jumlah tulangan maksimum per baris
dengan Persamaan (2-7), yaitu :
_ b - 2.d 51 + l __ 300-2.60 + l __ k
m 4,0 5 ➔ ma simum 4
D+ S11 19 + 40
batang.
Karena n < m, maka tulangan dapat dipasang pada 1 baris.
Jadi dipakai tulangan As = 3019 dengan gambar berikut:
1. ""t---300
60
(mm)
1D19
J
Contoh 3.2:
(contoh ini ticlak boleh untuk perencanaan
550
l
d
karcna £ > £ (beton retak)
1
Diketahui:
l
1
lll
= 257,624 mm.
A = 0,85.f. '.a.b _ . _
,11 . - (0,85.20.257,624.350) /30 0 - 5 109,5 43 m m 2 .
t\
I I
I 550
··--··garis
h nctral d /,,,,
/'
As ,,/
• • • c s< £y Es= £y Es= Ey
< Er' seperti terlihat pada Gambar 3.3(b ). Ba lo k yan g 1ne ngalami
keruntuhan seperti ini terjadi pada pena mpa n g d e ngan rasio
tulanga n (p) yang besa1~dan disebut over-reinforced.
Karena beton memiliki sifat yang kuat m en a han b e ban teka n
tetapi getas (lemah terhadap beban tar ik), m a ka kerunt u han
b eton seperti ini disebut keruntuhan tekan atau keruntuha n
getas (brittle fa ilure). Pada balok yang mengala n1i keruntuhan
getas, pada saat beton mulai retak baja tulangan nya 1nasih kuat
(belum leleh), sehingga lendutan pada ba}ok r e la ti f tetap (tidak
b ertambah). Tetapi, jika di atas balok ditamba h b e b a n yan g b esar,
m aka baja tulangan akan meleleh dan da pat terja d i keruntuha n
secara mendadak, tanpa ada tanda-tanda/peringatan t e ntang
lendutan yang membesar pada balok. Kea daan demikian ini
sangat membahayakan bagi kepentingan kelangsungan hidup
manusia, sehingga sistem perencanaan beton bertulang yang dapat
mengakibatkan over-reinforced tidak diperbolehkan.
Pasal 10.3.3 SNI Beton-2013 mengisyaratkan bahwa
penampang beton ada-lah terkendali tekan jika regangan tekan
beton sudah mencapai regangan batas 0,003 tetapi regangan tarik
baja tulangan belum mencapai batas regangan terkontrol tarik.
Untuk fy = 420 MPa, boleh menggunakan batas terkendali tekan
dengan £ 5 = 0,002.
I
Ir. H. Ali Asroni, M. T.
C. Pe1·encanaan Balok Tulangan Tunggal
1. Tinjauan penampang beton pada keruntuhan seimbang
Pacla tinjc1uc111 ini clilukiskan bentuk penampang balok clan
diagram clislribusi regangan maupun tegangan untuk kondisi
keruntuhan seimbang (balance), seperti terlihat pada Gambar 3.4.
+-- b-+ £cu' -=0.003
-- a i,.
__ _g.cs,n..;JrnL __
h d (d
,,,, M
A s.b /:ts= Ey
T s.b
ds ·-------·-------
(c)_ Dis1ribusi tegangan be-
(:1). Penampang ba lok (b ). Distribusi regangan ton perseg i ekivalen
CU
= 0,003
dan £s =£ y atau £s =fy / Es = fy / 200000.
Dari distribusi regangan pada Gambar 3.4(b), dapat ditentukan
nilai cb berikut :
Cb / d = £ cu , / (£
cu
I + £ )
y
Keseimbangan antara gaya tekan beton c c,b dan gaya tarik tulangan
Ts.b akan diperoleh hitungan berikut:
b) Pada mutu beton (f') sama, makin tinggi mutu baja (makin
besar nilai fy), nilai pm aks makin turun.
2b) Rasio tulangan minimum. Persamaan (3-12a) dan
Persamaan (3-12c) memberikan batasan minimum tentang
penggunaan rasio tulangan, yaitu p harus ~ pmm. dan nilai pmnI dipilih
dari 2 nilai berikut :
pnun. = 0,25.✓f'c;/fy atau p1111n = 1,4/fy (dipilih yang besar).
Karena nilai Pmin pada kedua rumus di atas dipilih yang besar,
maka dapat ditentukan batasannya dengan penjabaran rumus
berikut:
450 ./J1 • d
a = (3-176)
(600 + fy)
- dengan ujung yang satu terl etak di atas tumpuan send i, clan uj ung
lainnya terl etak di atas tumµuan rol. Sebctul nya pacla balok ini
hanya terjadi momen positif cti laµa ngan (bcntang tengah) saja,
dan pada ujung-ujung balok tidclk terjadi momen (momennya nol).
Meskipun demikian, sebaiknya pada kedua ujung balok ter sebut
diperhitungkan dapat rnenahan momen negatif tak tersangka
yang besarnya diambil sepertiga dari momen positi f. Tula ngan
dipasang sepanjang minimum seperempat benta ng d i ked ua
ujung balok. Pemasangan tulangan ini boleh dilaksa na ka n de ngan
memasang tulangan baru di ba-gian atas (daerah t a rik), a tau
dengan memanfaatka n sebagian tulangan lapangan (d a ri tengah
bentang) untuk dibengkokkan ke atas di dekat ujung (lihat Gambar
3.6).
Momen negatif tak tersangka ini berguna untuk m enj aga /
menghindari retak beton di ujung balok, apabila sewakt u-waktu ada
beban yang secara tak terduga dapat menimbulkan mo m en negatif.
Keadaan ini mungkin terjadi jika kebetulan ada batu yang masuk
dan tersangkut di bawah balok / gelagar jembatan sep erti terlihat
pada Gambar 3.6(d). Jika ada kendaraan berat yang melintas di atas
I jembatan, maka batu tersebut akan bekerja sebagaimana tumpuan
I
balok yang menimbulkan morn en negatif, sehingga dapat berakibat
retak / pecahnya balok ujung pada bagian atas (di atas batu).
,, -t- u4-t +- U4-f- +- U 4 -t -f- U4 -f-
j .k -bentan-gL
- - -- . =~--t-4 P ~. . .
(a). Dipasang tulangan baru
L 1
(b). Memanfaalkan tulangan lap angan
bisa pccah
Ml• = 118.q.U
(c). Bidang momcn balok (d). Kcndaraan berat melintas
Garn bar 3.6. Momen negatif pada balok terletak bebas
AI =
0,85.t'\.a.b JF:
A, = - - . b .d
fy ' 4 .f r
4
atau As = :: . b . d
y
!
Dih1tung K -=- M .. dan Km,k, -
., ~2.~ n I'',
1
l (,()() I f -2::-.:;p,)
h.d: ( ( , (}() I f , );
i
I K > Kmaks (?) I ya
--
__J tidak _
I dimcnsi diperbcsar, tcntukan d : - •
dihinmg nllangan tarik
d harus ~ / M"
.
7 (lihal Gambar 3. 7)
I
I
,1b. K 11L,k<
Gambar 3.8. Skema hitungan pembesaran dimensi balok
Data : dimensi balok (b,h,d,d,), mutu bahan (f\. fy),
dan tulangan terpasang As
i
Dikontrol nilai p = A/(b.d), syaral : t\ nui S: p S: P wah
~
denean: p . = -' -
~ """ 4f
atau p .
min
=-1,4
f nilai f\nili dan p min
• y '/
boleh dari Tabel
=075 = 382,5. ~1. f." 3.2 dan 3.3
P,m1;, ' . Pb (600 f ) f
+ l' . l'
l Catatan:
Jika p < Pmin -> balok diperkecil
A.Jr
Dihirung : a = Jilca p > Pmaks ___. balok diperbesar
0,85.r\.b
i
Dihitung : Mn= A,.fy. (d - a/2)
dan Md= ¢.Mn
6. Contoh hitungan
Contoh 3.3:
Contoh 3.3 ini akan meninjau soal pada Contoh 3.1 (lihat Bab 3 .A.9).
yaitu balok 300/500 dengan mutu beton f'c =20 MPa, mutu baja fY=
300 MPa, dan mendukung momen perlu M}+) = 80,8 kNm.
Hasil hitungan pada Contoh 3.1 tersebut diperoleh faktor momen
pikul K = 1,54576 MPa dan dipakai tulangan As= 3D19 luas tula ngan
2
= 3.1/4.rr.192 = 2120,575 mm •
Di sa mping itu, untuk beton dengan f'c = 20 MPa dan f,. = 300 MPa
diperoleh pmaks = 2,408% (lihat Tabel 3.2) dan pnun = 0,467%i (lihat
Tabel 3.3).
Rasia tulangan ya ng dipasang pada balok adalah p = 2120,575/
(300.500) = 0,01414
atau 1,414%, berarti memen uhi persyaratan, yaitu p < P maks dan p
> Pmin ·
Contoh 3,4:
Contoh 3.4 ini akan meninjau soal pada Contoh 3.2 (lihat Bab 3.A.9),
yaitu balok 350/550 dengan mutu beton f'c = 20 MPa, mutu baja fY=
300 MPa, dan mendukung momen perlu M}+J = 450 kNm.
Hasil hitungan p ada Contoh 3.2 tersebut diperoleh nilai K = 6,9005
MPa, sehingga K > Kmaks (5,6897 MPa).
Karen a K > Kmaks' balok tidak dapat dihitung dengan tulangan tungga l
sebab ukuran balok terlalu kecil. Seandainya hitungan dipaksakan,
maka diperoleh tulangan 2 baris dengan As= 8029, tetapi regangan
tekan beton telah melampaui batas retak (E'c = 0,00332 melampaui
E' cu = 0,003). Keadaan ini tidak diperbolehkan.
Contoh 3,5:
Catatan : Contoh 3.5 ini merupakan perbaikan untuk soal Contoh
3.2 dengan cara memperbesar ukuran penampang balok. Biasanya
r r
ukuran (lebar dan ting-gi) penampang balok
digunakan kelipatan 50 mm atau 5 cm.
Diketahui:
Balok 350/550 seperti tergambar.
Mutu beton f' = 20 MPa.
C
= 501,08 mm.
hmm1mum
. . = dminimum
. . + ds = 501,08 + 95 = 596,08 mm.
Digunakan h = 600 mm (kelipatan 50 mm dan h > h mm,mum
. . ).
Jadi ukuran balok 350/600.
2) Hitungan tulangan longitudinal
d = h - ds =600 - 95 =505 mm.
6
K=
Mu =_ 450.10
___2 =5,6017 MPa < K k (5,6897 MPa).
2 5
a=(l- 1 Z.K
o,ss.r·c
J·d= ( l - 1 -
l
25 6011
•
o,8s.20
].sos
= 210,114 mm.
Luas tulangan perlu As.u :
A~ O,SS.f'~.a.b = (0,85.20.210,114.350)/300
fy
= 4167,261 mm2•
I
600
1 L - - - - --
350
•
--'
--+ (mm)
160
+65
7D29
= 8, 7329 MPa.
/\,
td, ()()
Karena bekerja beban mati clan beban
hiclup, maka kombinas i beban berfaktor
qll = 1,2.q[) + 1,6.ql.
400 qll =1,2.7,5 + 1,6.4 = 15,4 kN/m'.
M (-l = 1/2.qll .L2 = 1/2 . 15,4.3 2 =69,3 kNm.
~
U
K = Mll /(¢.b.d 2)
= (69,3.10 6) / (0,9.300.340 2)
300
I (mm)
= 2,2203 MPa.
Ternyata K < K maks' jadi balok dapat dihitung dengan tulangan ta rik
saja.
a=
2·K l_d = [1-
[1- 1- 0,85.f'c) 1-
2 2 2203
' ' J .340 = 28,9896 mm.
0,85.32
85
A = 0, .f/a.b = (0,85.32.28,9896.300)/320 = 739,235 mm2 •
s f
y
A .
s mm
.f3z0 .300.340 =450,781 mm 2•
= pmm. . b. d = 4.3
2
Dipilih yang besar, jadi A s,u = 739,235 mm2 •
Jumlah tulangan (n):
n = A s,u /(1/4. TT. 0 2) = 739,235 / (1/ 4. n.19 2) = 2,61
(dipakai 3 batang (3019)).
Jumlah tulangan maksimum per baris (m):
b-2.d 300-2 60
m= sl + 1 = · +1 =4,05 ➔ maksimum 4 batang.
D+ Sn 19+40
■
Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang ....
Gambar penulangan sebagai bcrikut :
(,()
\ _...____.___ ;f)llJ
..l()()
300 (mm)
POT. A -A
Contoh 3,7:
qu = 20 kN/m'
L = 6m
Balok sederhana dengan bentang 6 m mendukung beban perlu q u
= 20 kN/m'. Mutu beton f' C = 32 MPa, fY = 320 MPa, d S = 60 mm dan
dimensi balok 300/450.
SQal:
Jika tersedia tulangan D22, hitung dan gambarlah rencana tulangan
longitudi-nal balok tersebut !
Penyelesaian :
Untuk balok sederhana diperhitungkan terjadi momen positif M uC+J
di lapangan dan momen negatif MuC-) di ujung-ujung balok, seperti
telah dijelaskan pada Bab 3.C.4.
Nilai ds = 60 mm, sehingga d = 450 - 60 = 390 mm.
Karena f' C = 32 MPa dan fy =- 320 MPa (sama dengan Contoh
3.6), maka diperoleh: Kmaks = 8,7329 MPa.
A . = p . .b.d =
s,mm mm
✓32
4.320
.300.390 = 517,072 mn1 2 •
A5 = O,BS.f'c·3 ·b = (0,85.32.32,802.300)/320
fy
0,85.f'c·a.b
As= -f - - = (0,85.32.10,619.300)/320 = 270,785 mm2 <Asmm
..
y
I A
L = 6m
1
Teori dan Desain Balo!< Plat Beton Bertu/ang .... •
II
-t50 -t50
... +
'-----' + 60
I
I I
+-+ 300
860 t;:-+ 300 t t
'60' (mm) 60 60 (mm)
POT. A- A POT. B - B
D. Soal Latihan
Soal 3,1:
r Balok kantilever 300/500 sepanjang 4 m seperti tergambar.
~
Balok tersebut mendukung beban mati
4m (termasuk berat sendiri balok) q 0 = 1,l
kN/m' dan beban hidu p qL = 1,5 kN/m'.
Jika mutu beton f' = 30 MPa, mutu baja fy = 330 MPa, terse<fu
C
:Ir. H. A/iAsronUtr
d). 1lilung pub hchan tcrfoklo r ((J II ) maks irnum yang boleh bekerja
pada balok !
Soal 3,3 :
Suatu balok bcrukuran 300/500 dari beton bertulang dengan mutu
bahan f'c= 23,5 MPa dan fY= 340 MPa, mendukung momen terfaktor
Mtl = 400 kNm. Jika tersedia batang tulangan D29 dan ¢10, maka:
a). Apakah balok tersebut boleh direncanakan dengan tulangan
tunggal?
b). Tentukan ukuran balok agar dapat direncanakan dengan
tulangan tunggal !
c). Hitung dan gambarkan tulangan yang dipakai !
d). Kontrollah keamanan terhadap momen desain dan regangan
tekan beton !
~ l
(a). Tampak depan (b). POT. I - I (diperbesar)
Gambar 4.1. Letak tulangan pada balok
Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah
kekuatan balok dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi
untuk memperkuat kedudukan begel balok (antara tulangan
longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak yang disebut
binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah
dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
J7 6D22 4D22
-·--t
6D22_r • _
kolom
.~~~==========;~~~
'
7_j4022 8D22 4D22L___ ~ alok
+----- L -------'-
(b). Pemasangan tulangan longitudinal pada balok
l
notasi ya ng akan dipa kai unt uk pe rhitungan sela njutnya.
d's
daerah
tekan
C
f;, C
085.,__ d's
a ~ p,c ~
C
C,
t
at2
(d-:u2~
h daerah
~
aI S
ds
tarik
,,'
·---- --- -
ts = cy
(, = fy
Ts
+Mn
(a). Penampang balok (b). Oistribusi regangan (c). Distribusi tegangan beton
teka n pe rsegi ekivalen
Garn bar 4.3. Dist ribusi regangan dan tega ngan pada balok tula nga n rangka p
t C
p------,.
.-----,
E.;1
i; •. J
.,..1_' - - --, £, I
(4-Sa)
Jika· dimasukkan nilai £'cu = 0,00 3 (saat beton retak) dan Esd =
EY = f / Es atau Esd = fY/ 200000 (tulangan tarik paling dala m sudah
leleh) ke Persamaan (4-Sa), diperoleh :
0,003 . dd = 600 . dd
c= (4-Sb)
fy / 200000 + 0,003 600 + fy
nilai a sangat kecil, maka tulangan tekan belum leleh (lihat Garn bar
4.4(b)).
Dari penjelasan tersebut, maka dapat dihitung nilai a minimum
agar tulangan tekan pada baris paling dalam (baris terjauh dari
tepi serat tekan) sudah leleh (diberi-kan notasi a' min,le le h), dengan
penjabaran rumus berikut (perhatikan Gambar 4.4(b)):
C c-d'd
I
= ➔ d'd = jarak tepi serat tekan ke tulangan tekan
1
& cu pada baris paling dalam, £ sd adalah
regangan tulangan tekan paling dalam.
( 4-7a)
1
Jika dimasukkan nilai £ cu = 0,003 (saat beton retak) dan E's d = Ey
= fY / Es atau £ sd = fY/ 200000 (tulangan tekan paling dala m sudah
1
111al«.1 di pe rolch nila i a mini mum ;;1gar tula nga n teka n pa ling dc.ila m
su d ah lcle h (a' 1111r1,l"11•h ) sc1Je rti bcrikut:
600. //1 . d'd
a'rn,n,lc-lt•h = 600 - fy (4-Sa)
----------------- xa
.f - N.S (a - JJn1 • d') x 600 - 0,85.f' .a 2.b = 0
aASy S C
2
.f ).a - 600.'~p 1 .d' ..N. = 0
(0,85.f' .b).a + (600.N - Asy
C S S S
q = 600./31 .d's.A's
(4-9c)
0,85.fc.b
p dan q dimasukkan ke Pers_amaan (4-9a), maka menjadi:
1/2.a2 + p.a -1/2.q = 0
-p ± ✓ p2 - 4.1/2.( -1/2.q)
a=-~-'---------
i,z ~- 2.1/2
au = ± ✓ p2+q - p
J = ( fr,, q) - p
f (4-9 d)
7. Perhitungan tulangan longitudinal balok
Pa da Contoh 3.3 ( contoh hitunga n pa cla Ba b 3.C.6) dapa t
dipahami, jika momen lentur yang beke rj a pa d a ba lok adala h kecil,
maka dipe role h faktor momen pikul K yang lebih ke cil daripa da
Kmaks' Untuk kasus nilai K yang lebih kecil atau sama dengan Km.:Jks'
balok dapat direncanakan dengan tulangan tunggal. Prosedur
hitungan balok dengan tulangan tunggal dilukiskan seperti pada
Gambar 3.7.
Jika momen lentur yang bekerja pada balok adalah besar, maka
diperoleh faktor momen pikul K yang lebih besar daripada Kmaks·
Untuk kasus nilai K yang lebih besar daripa da Kmaks' dapat diatasi
dengan 2 cara, yaitu: (1) memperbesar ukur-an penampang balok,
atau (2) direncanakan dengan tulangan rangkap. Balok dengan
tulangan rangkap artinya tulangan dipasang di daerah beton tarik
(ada tulangan tarik) dan di daerah beton tekan (ada tulangan
tekan). Prosedur untuk memperbesar dimensi balok dapat dilihat
pada Gambar 3.8, clan perhitungannya dapat dilihat pada Con-toh
3.5 pada Bab 3.C.6.
Untuk balok yang diselesaikan dengan tulangan rangkap,
karena momen yang bekerja cukup besar (M n > Mn.maks atau K >
Kmaks), maka diselesaikan dengan:
Mn =Mnc + Mns atau K = K1 + K2 ( 4-l0a)
2
Kl = MnJ (b.d dengan Kl :5 Krnaks'
)
agar hemat K 1 = 0,8.Kmaks (4-l0b)
M11 c adalah momen nominal yang ditimbulkan oleh gaya tarik
tulangan T1 dan gaya tekan beton Cc seperti pada balok dengan
tulangan tunggal (lihat Gambar 4.5). Sete-lah dihitung nilai a
dengan Persamaan (3-7), maka diperoleh:
A1 = 0,85.f/a.b/fY ( 4-10c)
'
)
d '
----- ---- (<l-d
A,
A1 L
(a). Tulangan balok
T~
T1
lh:
I Mulai I
+
Data: dimensi balok (b.h.d.d 5 .d' 5 ). mutu bahan (f c, fy}.
dan be ban ( Mu) -.. ~ ¢.Mn
+
M0 M
K= , atau =-E,
¢.b.d L b.d-
+
K _3s2.s. p 1 . f' \.(600+(. - 22s. p 1 )
males - • atau d an·r a be 134
. .
(600 + f y /
0.85.f 'c.a.b
A1=
fy
2
A _ ( K - K I ).b.d
2-
( d - d', ).(
+
Dihitung tu langan tarik As dan tekan A ' 5 :
A 5 = A1 + A2 danA' 5 = A2
Selesai •
Gamba r 4.6. Skema hitungan tula ngan longitudinal ba lok
(penampang balok dengan tula ngan rangkap)
,.·'
,.
i
Untuk a < a 'min leleh , tul. tek:an belum leleh,
n.ilai a dihitrn1g lagi dengan :
. Untuk a> a'mm1t.1m, berarti tul. tckan
sudah lclch.. n.ilai a sudah bctul : 600.A', -A, .fy 600.J31 .d', .A',
"
:1 p= : q=
1
;, Svarat a barns ~ am.al:s,Jeleb 1.7.f"c b · 0,85.f'c.b
a=('\/ p l +q )-p; f" s = a - Pi.d". x 600
~
Mm:= 0,85.fc.a.b.(d- a/2)
a
Mm= A's-fy.(d-d's)
>
Mn=Mic + Mm L-,-- ~ : a harus :'.5 amili,lelch
Mic= 0,85.f'c.a.b.(d- a/2)
Mm =A's.f\.(d-d's)
Jikaa > 3mab,
Mn =Mnc+Mns
dimcnsi balok
•
hams dioerbesar
l
!
I Dihitune momen desain, Mi = ¢ .Mn j
+
Selesai
9. Contoh hitungan
Contoh 4,1:
(Soal sama dengan Contoh 3.2, diselesaikan dengan tulangan
rangkap)
= 144,900 mm.
0,85.f'c.a1 .b
A1 = - -- - = (0,85.20.144,9.350)/300 = 2873,85 mm 2 .
fy
2
A = (K - K1 ).b.d = (6,9005 - 4,5518).350.4552
2
(d - d'5 ).fy (455 -65).300
= 1454,563 mm 2•
Tulangan
"
tarik Ac;._u = A1 + A2 = 287l05 + 1'154,563 = 13 28,413
mm·.
Jumlah tulangan n = 4328,4-13/(1/4.rr.29·!)
= 6,55 ➔ dipakai 7 batang.
(Tulangan tarik cukup dipasang 2 baris).
Tulangan tekan A' ~.u = A.2 = 1454,563 mm 2•
)umlah tulangan n = 1454,563 /(1/ 4.rc.29 2)
- = 2,20 ➔ dipakai 3 batang.
]adi dipakai: tulangan tarik As = 7D29, luas = 7.1/4.rr.29 = 2
.''
Gambar tulangan sebagai berikut :
t
I
I I
., ' 65
2). Kontrol kondisi tulangan
o I
'. Kondisi tulangan tekan:
...'
_......___...>.....-j-_ 3D29
(As - A\ ) .fy
550 a = - -- - -
II '
I
0,85.f'c·b
ll'
l! , (4623,639-1981,560).300
H =
'L 0,85.20.350
.. ' = 133,214 mm .
a' = 600 . .,81 • d 'ct = 600.0, 85.65
min,leleh 600-fy 600-300
= 110,5 mm.
Karena a> a'mm,ee
. 1 1 h' berarti tulangan tekan sudah leleh, dan nilai
a sudah betul.
Kondisi tulanngan tarik: dd= 500 - 65 - 60 = 425 mm.
a = 600. /31 . dct = 600.0,85.425 =
240 833 mm.
maks,leleh 600+fy 600+300 '
Contoh 4,2:
I
Diketahui : Balok 300/500 tergambar.
f' C = 35 MPa, fy = 350 MPa.
.5.llill :
500
Hitung momen desain (Mct(+) d a n M/l)
-~,........,..,-4~12D22 Jawab:
= ( ✓ p + q ) - p= ( .J (-12,7776)
2 2
a + 10426,496) + 12,7776
= 115,684 mm.
Kontrol tulangan tarik :
amaksJ,e1eh -- -600 . P1 . dd
-"-----
60Q + f
➔ dd -- 500 - 60 - SO - SO -- 340 mm.
y
600.0,8.340
= 600 +350 = 171,789 mm.
Karena a (115,684 mm) < amaksleleh' berarti semua tulangan tarik
sudah leleh. (Okey).
Momen desain positif MaC+):
Karena tulangan tekan belum leleh, dihitung tegangan tulangan
tekan f' s.
a - /J1 .d' 115,684 - 0,8.85 MP
f' = s x600 = - - - - - - x 600 = 247,315 a
s a 115,684
< fy(Okey).
M0 , = 0,85.f'c.a.b.(d - a/2)
q = 600..,B1 .d .A 5
5 = 600.0,8.1 10.4561,592 = , 2 94.
26986 2 4
0,85.f'c·b 0,85.3 5.300
= 88,323 mm.
a kst =
600 . fi1 . dd
---- ➔ tu
·1 2 bans,
langan tan< . d., = d = 41 5 mm.
ma ,e11
e1 600 + f u
y
Contoh 4.3 :
So.al :
Sebuah balok berukuran 300/500 dari beton bertula ng dengan r,
= 22,5 MPa, fy = 320 MPa, menahan beban momen nega tif MuC·J =
... 425 kNm. Jika tersedia tulangan D25 dan ¢ 8, rencanakan tulangan
I
I
longitudinal balok tersebut kemu-dian hitunglah be ra pa besar
I
momen desain M/l balok !
,•= Penyelesajan :
•
"•Ii 1). Perhitungan tulangan
•
ti
•d
I
500
I
I
-r-
--
60
ds -- 50
50
Momennya negatif, berarti tulangan
tarik berada di bagian atas.]
Diperkirakan tulangan tarik dipasang
3 baris, tulangan tekan 2 baris.
..,.
l 320
50
60
M 425.10 1'
K= u 2 = = 9, 7021 M Pa > K
¢.b.d 0, 9.320.390 2 r11.iks
I
KQntrnl lrnndisi tukmga n
f" 10D2~
50
~o
~ :
A = 10D2 5 = 4908, 739 111rn 2 •
'
~0\1
A's = 5D25 = 2454,369 111111 2 •
51)~5
a = (A - A'Jfy /(0,85 .f' .b)
1 'f
S S C
•
I
I:
320
I
l"' (mm)
60
-- ( 4908,739
(0,8 5.22,5.320)
- 2454,369).3 20 I
=128,333 mm.
dipakai d'd =d's= 85 mm.
a. = 600 . .,B1 • d'c1 = 600.0,85.85 = 154 821 mm.
mm,kleh 600 -fy 600 - 320 '
= 140,117 mm.
_ a-..B1•d's = l 40, l l 7 -0, 85 ·85 x 600 = 290 616 MPa
f\- a X 600 140,117 ,
< fy(Okey).
a (140,117 mm)< a'minteleh' (154,821 mm), jadi tulangan tekan
memang belum leleh.
Kondisi tulangan tarik
dd= 500 - 60 - 2.50 = 340 mm.
a = 600 . .,B1 • dd = 600.0,85.340 = 188,478 mm
maksJeleh 600+fy 600+320
= 382,5.0,85.22,5 =2,485%.
(60 0 + 320).320
Contoh 4.4:
Saal sama dengan Contoh 4.3, tetapi mendukung M} ..l = 534 kNm.
Penyelesaian :
1). Perhitungan tulangan
Momennya positif, berarti tulangan tarik berada di bagian
bawah.
Diperkirakan tulangan tarik dipasang 3 baris, tulangan tekan
2 baris.
Dari Contoh 4.3 diperoleh :
nt.J1 = 0,85; Kma ks = 6,2985 MPa; pmaks = 2,485%.
d s =110 mm, d = 390 mm, dan d's =85 mm.
534 106
K = Mu 2 = · =12 19044 MPa > K
¢.b.d 0, 9.320.390 2 ' maks
= 121,759 mm.
0,8S.f\ .a 1 .b ( S 2
A1 =------'-- = 0,85.22,5.121,7 9.320)/320 = 2328,641 mm.
fy
A = (K - K1 ).b.d
2
= (12,19044 - 5,0388).320.3902
2
(d - d'5 ).fy (390 -85).32 0
= 3566,441111111 2•
Tulangan tarik A s,u = A1 + A2 = 2328,641 + 3566,441 = 5895,082
mm 2•
..
' Jumlah tulangan n = 5895,082/(1/4.n:.25 2 ) = 12,01 ➔
dipakai 13 batang.
Temyata tulangan tarik tidak dapat dipasang 3 baris, diubah
menjadi 4 baris.
Perhitungan diulang dengan tulangan tarik 4 baris dan tulangan
tekan 3 baris berikut:
1
d's d5 = 60 + (3.50)/2 = 135 mm.
d =h - ds = 500 - 135 = 365 mm
d'5 = 60 + (2.50)/2 = 110 mm.
500 6
K= Mu _ 534.10
¢.b.d - 0, 9.320.365 2
2
'-----'
320
ru
I (mm)
O
ds
= 13,9176 MPa > Kmaks (dipakai
tulangan rangkap)
Diambil K1 = 0,8.Kmaks
5,0388 MPa.
= 0,8.6,2985 =
a1 =(1- 1- 2.K1
0,85.f'c
J.d (1- 1-
= 2.5,0388 ).365
0,85.22,5
= 113,954 mm.
A O,SS.f',.a1 .b = (0,85.22,5.113,954.320)/32O
1
fy
= 2179,370 mm 2•
Ir. H. Ali Asroni, M. T.
(1 3, 9 176 - 5, 0388).32 0.365.'.
=-- - - - - - - - -
(365 - 110).3 20
= 4638,738 m m 2 .
Tula nga n ta rik A~.u =A 1 + A2 =2179,370 + 4638,738 =6818,108
mm 2 •
Jumlah tulangan n = 6818,108/(1/4.rr.25 2) = 13,89 ➔
dipakai 14 batang.
(Tulangan tarik cukup dipasang 4 baris sesuai rencana).
Tulangan tekan Ns,u = A2 = 4638,738 mm 2•
Jumlah tui angan n = 4638,738/(1/ 4.rr.25 2) = 9,45 ➔
dipaka i 10 batang.
(Tula ngan tekan cukup dipasang 3 baris sesuai rencana).
Ja di dipakai: tulangan tarik As = 14D25, luas = 14.1/ 4.rr.25 2 =
6872,234 mm 2 > As,u (Okey).
tulangan tekan Ns = 10D25, luas = 10.1/ 4.n:.25 2 = 4908,739
mm 2 > N s,u (Okey).
Gambar tulangan sebagai berikut:
Kontrol tulangan tekan terpasang :
a = (As - NJfy/ (0,85.f',.b)
= (6872,234-4908,739).320/
10D25
(0,85.22,5.320)
500
14D25
= 102,666 mm.
Dipakai d'd=d's = 60 + (2.50)/ 2 = 110
mm.
_ 600 ./Jl . d'd
a' min,leleh
600 - fy
600.0,85.110
= -----
600 -320
= 200,357 mm.
a < a' mm,
. 1e1c 11, jadi tulangan tekan belum leleh.
Ditetapkan lagi nilai a dan f's berikut:
600.A's-A5 .fy 600.4908,739 - 6872,234.320
60 9582
p= 1,7.f'c.b = 1,7.22,5.320 = • ·
2
a= ( \/ p +q) _ p = ( J(60,9582) + 44996,7742) - 60,9582
2
= 159,751 mm.
' a-/31.d' 159,751 - 0,85.110
f = s x600 = - - - - - - - x 600
s a 159,751
= 248,8285 MPa < fr (Okey).
a (159,751 mm)< a'min,tcleh (200,357 mm), jadi tulangan tekan
memang belum leleh.
Kontrol tulangan tarik terpasang
..
\
-..... p = b. d = 320.365
= 1,681% < P maks (yaitu 2,485%, Okey).
Mnc = 0,85.f'c.a.b.(d - a/2)
= 0,85.22,5.159,751.320.(365 - 159, 751/2)
= 278759414,9 Nmm
Mns = Ns.f's.(d - d')
s
= 4908,739.248,8285.(365 - 110)
= 311465711,4 Nmm ( +)
Mn =590225126,3 Nmm =590,225 kNm.
Mt l= 0,9. 590,225 = 531.203 kNm ~ MuC+J (yaitu 534 kNm).
baja tulangan
t--_ F
r/>n
1 fy
1<1 = - ,¢0,-f, (4-l0c)
4 b
I - fy 1/ft•l/le·l/fs d
(4-lla)
d - 1, LA.Jr: ( Cb :bK., ) . b
f = A s,pcrlu
(4-12a)
A s,tcrpasang
kebutuhan. ( 4-13f)
= 0,75 jika tulangan dilingkupi sengkang D-13 dan
berspasi sumbu-ke-sumbu :.s; 100 mm. (4-13g)
-
....,
Bentuk kait standar yang biasa digunakan pada struktur beton ada
2 ma-cam, yaitu kait 90° dan kait 180° seperti terlukis pada Garnbar
4.9.
l
4.db atau minimum 65 mm
~--
...........
(U'aLL.~-Mf•) ujung
yriu;=,.-.,u.u;.t:L.L,£,i:£4_MJ••tengD.h
6. Contoh hitungan
Contoh 4.5:
--t
~J - --4F-q-'-"-=_2_3 _kN_/_m_' P., ~ 1,8 kN
Diketahui:
- Balok kantilever 300/500.
~ 3m
- f' C = 20 MPa, fy =300 MPa.
-Tersedia tulangan 019 dan ¢10.
l
A's Jumlah tulangan maksimum per baris
....._____, +d's= 60 ( m) :
+-300 -t-{mm) m = b-2.ds + 1 = 300 - 2.60 + 1 = 4,05
D+S 11 19 + 40
➔ (4 batang).
f' = 20 MPa, f = 300 MPa, J·acti K 1cs = 5,6897 MPa.
c y ma +
K =Mu/ (¢ .b.d2 ) dari Tabel 3 . 4 - - ~
K =108,9.106 / (0,9.300.440 2) =2,0833 MPa < Kma ks (Okey).
a= 1- 1- -2.K
- - ] .d-- ( 1 - 1 -2.2,0833
- - - ] .440 -- 57,705 mm.
( 0,85.f'c 0,85.20
l . 201 9.
300
*"
60
mm)
p < P maks (Okey) ➔ dari Tabel 3.1: P maks
= 2,408%.
Karena a < a' min.Ieieh' maka tu langan tekan belum leleh dan nilai
a dihitung lagi.
p = 600.A's - As.fy _ 600.567,0575 - 1134,115.300 _ O
1,7.f'c.b - 1,7.20.300 - .
a= (Jp 2
+q) - p= (✓ 02 + 3402,345)-0=58,330mm.
a _ /3 .d'5 58,33 - 0,85.60
f' = l x6Q0 = -----X 600
s a 58,33
= 75,399 MPa < fy (Okey).
M nc = 0,85.f' c.a.b.(d - a/2)
= 0,85.20.58,33.300.(440 - 58,33/2) = 122216428,3 Nmm
= 46,444 mm.
f' = a-,81.d's x600 = 46,444-0,85.60 x600 = - 58,858 MPa,
s a 46,444
dipakai f's= 0. (Okey).
M n = MllC = 0,85.f'C.a.b.(d - a/2)
= 0,85.20.46,444.300.(440 - 46,444/2)
= 98719870,9 Nmm = 98,720 kNm.
Mtl = 0,9 . 98,720 = 88.848 kNm,
Balok 1.5 mdari ujung :
MuC-l = 1/2.23.1,52 + 1,8.1,5 = 28,575 kNm.
~
Karena As = N s maka Md C-) = Md C+) dan
1
r
• • 60 tulangan tekan belum leleh.
2D19 ds = d's = 60 mm; d = 440 mm.
As =.N s = 2D19 = 567, 0575 mm 2 •
t
500
600.A's - A 5 .fy
p=
1,7.f'c.b
2019 +,
• I t!l
1-•_____. 600.567,0575 - 567,0575.300
1,7.20.300
300
= 16,6782.
Jr. H. Ali Asroni, M.T.
q 600./JI .d ', ./\ '., = 600.0,85.60.567, 0575 =3402,345.
0,85.f"( .h 0,85.20.300
a = ( Jp 2
1- q) _ p = ( J16,6782 2
+ 3402,345) - 16,6782
= 43,989 m m.
dengan:
lVr = 1,3 (jarak bersih tulangan atas dan bawah > 300 mm).
tµ e = 1,0 (tulangan tidak dilapisi epoksi).
'A = 1 ( dipakai beton normal).
3 3
Id -- 00.l, .l _19 = 789,013 mm, d ipakai Id = 800 mm >
2,1.1.✓20
300 mm (Okey).
Momen perlu pada jarak 1,5 m + 0,8 m = 2,3 m dari ujung,
yaitu:
M u c-J = 1/2.23.2,3 2 + 1,8.2,3 = 64,975 kNm.
b). Untuk tulangan ujung dengan kait 90°, dihitung pajang
penyaluran kait ldh dengan:
I.Sm
,.... J,5 Ill ••••
40 19
4D19 r+ 2Dl9
500
2D1 9
• •
500
2019
• •
/ // /
84,399 POT. Il-Il
i 88,848
Selimut momen balok
D. Soal Latihan
Soal 4.1:
r
450
•••
3D22
5D22
t 60
Balok dengan dimensi
tergambar di bawah.
Diketahui :
Mutu beton, f' = 20 MPa.
dan tulangan
•• • •• $50 C
Soal 4.3:
Penampang dari balok berukuran 300/5 50, mendukung beban M/ 1
= 375 kNm dan M C+l =175 kNm. Tulangan yang dipasang pada balok
0
Soal 4.4:
Balok dengan tumpuan sederhana dengan bentang 6 m seperti
tergambar.
1
qu = 22 kN/m' Dimensi balok 300 /500 dari be ton
_l 7 bertulang dengan f'c = 32 MPa, f = 350
L= 7,0 m
l MPa, tersedia tulangan D19 dania.
Diperhitungkan momen MC·) = 1/3.Mf+l.
Soal 4,5:
,A
qu= 84 kN/m' Balok kantilever 300 mm x 500 mm
i ,'\
dengan bentang 2,60 m, mendukung
- - - 2,60 m ---+ beban qu= 84 kN/ m' seperti pad a gambar
samping. Mutu beton f' c = 25 MPa, ba ja
T
500mm
tulangan fy = 350 MPa.
Untuk keperluan penulanga n balok
digunakan nilai d51 = 60 mm, d 52 = 50 mm,
<----J,l tersedia tulangan D22.
I 300mm'
POT.A - A
Soal:
a). Hitunglah jumlah tulangan longitudinal yang harus dipasang
pada balok !
b). Hitung pula momen desain (M/l) balok !
c). Jika q0 = 48 kN/m', hitunglah qL maksimum yang dapat ditahan
balok !
Soal 4.6:
'I
Balok sederhana berukuran
300 /500 dengan bentang 6,0
h •I
3.0m
m menerima beban qu = 20
3.0m
kN/m' dan Pu = 80 kN, sehingga
diperoleh SFD dan BMD
tergambar.
J40r.N : H Balok tersebut dari beton bertu-
I -60;kN - IOOkN
--f- 2,0 m + 2,0 m
i
2,0 m lang dengan f' C = 25 MPa, f y = fy t =
• r-> = i/3.Ma.w
I
B!\iD
350 MPa. Tersedia tulangan de-
- , form D22. Jarak ds1 = 60 mm dan
(+)
d52 = 48 mm.
2JOkNm
rctak miring
a
' ~ht
,lv)i d
~
□
(vi'
M,· .:i
I
j
T
t Rn ~ .... ···►
R
M11 ~ retak cscr
~
a-::shp 1~~\1,
(a). Agregat kasar mem- (b). Agregat bulat mu-
slip
t - - - -~ '
(d). Dowel action pada tu- (e). Retak geser ditahan (f). Retak geser dita h an
langan longitudinal oleh tulangan miring oleh sen gkang
Gambar 5.3. Unsur penahan retak geser pada balok
- J
I<cterangan Gambar 5.4:
rsaf1) ~ 1111! 1
(1) = tulangan geser miring
(2) = tulangan sengkang (begel)
(3) = tulangan longitudinal
(2 ) ( 3)
I~ );
y
-~c
d :-:r1---r--.:::::,...__,
! <--;-..<-.-,j'-+--+<' V Ul
~
,I,
Gaya geser yang ditahan begel (\.",):
V, = (Vu - if> .Ve) / ¢ harus ~ V,,mili
l dengan V,,mili = 0,66.vT c.b.d
Tidak perlu
bcgel,
Dipal-ai luas begel perlu
minimum per meter panjang Dipilih luas begel perlu per meter
..
balok (.~ ...) yang besar:
atau: panjang balok (Av,u) yang besar:
0,062.Fc.b.S
A,.u= atau V. S 0,062.)F;.b.S
Dipakaibe- . f}, Avu;;: - · - : At·u=
gel dcngan
' f yt. d. ' f yt
0.35.b .S 0,35.b . S
diameter AnF . (S=l 000m)
f}., Avu = dengan S=l000 mm.
1..--ecil ( ¢6 ) ' f~,
spas, s~d'2 I
dan s$6()()
mm..
I
•
Untuk V, < 1/2.V!,mm
I I
.
Untuk V, > V:s,m.a.ks
...
l '
•
Dihitung spasi begel (s):
Untuk V, > 1/2.Vs,mab
... Ul."Uran
n .1/4 _;r_dp" .S Dihitung spasi begel (s): balok
s= terlalu
A ,,.;,, n . l /4.;r. dp 1 .S
s= kecil
dengan n dan.dp = jumlah A , ._!l (harus
kaki dan diameter begel.
denean S = 1000 mm d iper-
... ... b esar)
Dikontrol spasi begel (s): Dikontrol spasi begel (s):
s5: d/2 dan s 5: 600 mm. s$d/4 dan s .$300 mm.
I I
•
I S e l es ai I
E. Contoh Hitungan
Contoh 5.1:
Diketahui : Balok 300/450, ds= d's= 60 mm.
Tulangan atas 3D19, bawah 2D19.
f' = 20 MPa, fy= 300 MPa, fyt = 280 MPa.
C
r m*t6o
450 6 - 195
l.74 m
1._____, +
I 300 I
60
(nun)
POT. A-A
Catatan:
1). Jika digunakan begel "2" kaki, angka "2" boleh ditulis atau tidak
ditulis.
Contoh: begel 2¢8 -195 atau cukup ditulis dengan ¢8 - 195.
2). Jika digunakan begel "3" atau" 4" kaki, angka "3" a tau "4" harus
ditulis.
Contoh: begel 3¢8 - 200 atau 4¢8 - 200.
Contoh 5.2:
qu = 4-0 kN/m' Pu= 18 kN
Balok berukuran 300/400 dengan
bentang dan beban-beban tergambar.
B C Mutu bahan f' C = 20 MPa, fy = 300 MPa,
2m fyt = 280 MPa, tersedia tulangan D16,
¢8 dan ¢6.
5.o..al :
Hitung dan gambarlah tulangan longitudinal serta begel balok
tersebut !
Penye)esaiao :
d 51 = 40 + 8 + 16/2 = 56 mm (dipakai d 51 = 60 mm).
d sZ = D + Snv = 16 + 25 = 41 mm (dipakai d s2 = 40 mm).
Penggambaran BMD
SFx =0 ➔ RA- qu,x =0
jl,275 ml x =RA/qu =51/40 =1,275 m.
: I M maks(+) = RA.x -1/2.qu.xz
! j
I = 51.1,275 - 1/2.40.1,275 2
32,5.125 kNi I = 32,5125 kNm.
2,55 m 1,45 m
Mv =0 ➔ 51.y-1/2.40.y2 =0
BMD
(51 - 20.y).y = 0.
Y1 = 0 m.
Y2 = 51/20 = 2,55 m.
M B(·) = 1/2.qu.Lz2 + pu·Lz
= 1/2.40.22 + 18.2 = 116 kNm.
Tulangan longitudinal
Bentang AB : f' c = 20 MPa, fy = 300 MPa, maka Kmaks = 5,6897 MPa
(lihat Tabe l 3.4).
Dipasang tulangan 1 baris, jadi ds =60 mm, d = 400 - 60 =340 mm.
M}+J = 32,5125 kNm (tula ngan tarik di bagian bawah).
a= ll-[z.i<\d
-o,ss.r; l ll-
✓l
=( l - 2.l, 04 17
0 8 5•2 0
I JJ340 -- 2 1, 5 1 5 111 JTI.
A s.mm = pmm =
. . b. d 0,467%.300.340 =476,34 mm 2 (p . dari Tabet 3.3).
111111
Jadi dipasang:
tulangan tarik As = 3D16 = 603,186 mm 2 > As,u (Okey).
tulangan tekan !{5 = 2D16 = 402,124 mm 2 (ditambahkan) .
tunggal).
a=(l- 1-0,85.f'c
Z.K J.d = (1- 1-2.4, - - J.300 = 101,367 mm.
- 7737
0,85.20 ·
~_J___ _:.8kN
1
51 ; v,
=i37,4 ________...__ ..,.
! _ 18 kN ,p.Vc / 2
= 182,089 mm
Syarat spasi s = d/2 = 300/2 = 150 mm.
g,
2D16 ! 91)16 ';
40
¢8-150
'-------' +60
300 300
POT. I - I POT. II - II
Contoh 5.3:
2.20m 1,50 m
! T r-►
i . i '
j, , '
0,12 m
ii !
!\ iI 1·
:
!: 0,33 m
LJ
0,25 m
Kolom 250/450 - - -1·- · _4,00 m POT. LINTANG
i
i
Sloof 3001450 -_
0,45 m
Fondasi
batu k.ali
Jr. H. A li Asruni, M. T.
Plal lcbalnya 120 mm clcng;:111 lcba r 3 m, diclukung oleh balok
kon so le 250/'1-S0 clenga n panjang 2,20 m. Balok tersebut dij ep it
oleh kolom 250/4 5 0 dengan panjang bersih 4,0 m. Kolom ini
clidukung olch ba lok s/00[300/450 di atas fondasi.
Pa njangs/oo/dibuatsedemikian rupa sehingga diperoleh konstruksi
yang h emat. Berat beton yl = 24 kN/m 3, mutu bahan beton f', = 20
MPa, tulangan fY= fyt = 300 MPa, ada beban hidup qL=1 kN/m 2, dan
tersedia tu langan 012 dan ¢6.
5..o..al:
1) . Hi tung panj a ng sloofyang hemat !
2) . Hi tung dan gambarlah tula ngan longitudinal serta begel sloof !
Pe nyelesaia n :
1). Me n e ntuka n p a nja ng sloof (L)
2.20 m ~,22f m Untuk menentukan panjang sloof
x~ = (P111 • x1) / R
=(42,545.0,9875) / 55,505 =0,757 m.
L =2.(x 2 + 0,225) =2.(0,757 + 0,225) = 1,964 m :::: 2,0 111.
]adi digunakan panjang sloofL = 2.0 m.
2). Hitungan tulangan longitudinal dan begel sloof
Berat sloof = 0,30.0,45.24.2 = 6,48 kN.
Beban di atas sloof dan berat sloof diratakan sepa nj ang sloof,
sehingga diperoleh
qu= (R + 6,48)/L.
qu= (55,505 + 6,48) / 2 = 30,9925 kN/m'.
Hitungan tuJangan longitudinal sloof 300/450
S/oo/ dijepit oleh kolom, sehingga terjadi momen perlu positif
(MtJ) berikut:
M}+l = 1/2.qu-CL - 0,225) 2
=1/2.30,9925.(2 - 0,225) 2 =48,823 kNm.
Sloof selalu berhubungan dengan tanah (basah), dipakai
selimut beton = 75 mm.
ds1 =- 75 + <Pbegel + D/2 = 75 + 6 + 12/2 = 87 mm (digunakan 85
mm).
Jumlah tulangan maksimum per baris (m) :
m = (b - 2.d51) / (D + Sn) + 1
= (300-2.85)/(12 + 40) + 1 = 3,5 (maksimum 3 batang).
Tulangan tarik (di bawah) dipasang 2 baris.
dsz = D + S0 v = 12 + 25::: 47 mm (digunakan SO mm).
ds =- 85 + 50/2 = 110 mm, dan d = 450 -110 = 340 mm.
tulangan tunggal).
2 1 5642
a=(l- ~~--iSS.('
~-j.d =11- 1- · ,
0,85.20
J.340 = 32,873 mm.
As n1tn = p 111111
. b. d = 0,467%.300.340 = 476,34 mm 2
(p 111111
dari Tc1bel 3.3).
Dipilih yang besai~ jadi A = 558,841 mm 2. ~.II
Im Im
1,2 1 m
I
'
·--T'· -·
d = 0,34 m
iI
!
L = 2,0 m
= 161,568 mm.
s :s (d/2 = 340/2 = 170 mm).
Dipilih s paling kecil, yaitu spasi begel s = 160 mm.
Jadi digunakan begel ¢6 - 160.
Bentang 1 m bagian kiri, dihitung Vui:
vul = 1: (2 - 0,225) x 55,012 = 30,993 kN.
Karena ¢.Ve /2 < Vu1 < ¢.Ve, maka digunakan tulangan
begel minimum (sama dengan begel pada bentang kanan)
ajadi dipakai begel ¢6 - 160.
Gambar penulangan sebagai berikut:
..... ······-··-··- .
12D12
/
\ 6 - 160
,- ,- 450
ll 11
-- J
Conto h 5.4, :
Hehan 111at1 111er;1ta dari
pa~angan hata - 12 kt\' ·111·
K = Mu = l 77 , 9.1or, =27442MPa<K
¢.b.f 0, 9.300.490 2 ' malls
a=(l- 1- Z.K
0,85.f'c
J.d =(1- 1 - 2.2, 7 442 ) .490
0,85.20
= 86,779 mm.
Luas tulangan perlu As,u :
0,85.f'c·a.b
A5 = f = (0,85.20.86,779.300)/3 00 = 1475,243 mm 2 •
r
-- ......ill
a-= ( I J1 2.1< ~J.d l- l-
0,8 5. t",
= ( 2.0,9147 l .490
0,85.20
= 27, 1 15 mm.
Luas t ula ngan pe rlu A : S,ll
Jadi dipasang: tulangan tarikAS = 2D22 = 760,265 mm2 > AS,U (Okey).
tulangan tekan ft: 5 = 2D22 = 760,265 mm2 (ditambahkan).
2). Hitungan begel balok
Gaya geser Vu = 1/2.(qu.L + PJ
= 1/2.(28,95.4 + 120) = 117,9 kN.
Daerah penulangan geser
Vu= ll7,9 kN
____ .............. _Vud=I00,224 kN_____ q$ .Ve
1
= 158,240 mm 2 •
A = 0,35.b.S/fyt = 0,35.300.1000/300 = 350 mm 2 •
\ ',U
t
550
2D22 t60
¢8-245
1 2D22'
I' +60
¢,8 - 245
l I
2D22
300
I
+60
550
t 4D22...
300 I
-
:f:60
POT. I-I POT. II-II
a -_ -
(As
- --A's
- )~.fy -_ ....:;___________
(1520,531 - 760,265).300 = ,
44 722 mm.
0,85.f'c·b 0,85.20.300
. 600./31.d'd 600.0,85.60
a = = - - - - = 102 mm.
min,lclch 600 - f 600 - 300
y
= 600.0,85.490 =
277 667 mm.
600+300 '
Karena a (67,540 mm) < a ma=
,.- 111
ce1
, berarti semua tulangan tarik
sudah leleh. (Okey).
Momen desain positif MdC+J:
Karena tulangan tekan belum leleh, dihitungtegangan tulangan
tekan f'.s
Contoh 4,5:
Portal beton bertulang dengan bentang
9 t balok dan kolom (as-as) s epe rti pada
5 6 3,5m
gambar di bawah. Dimensi balok
8 + 300/450, kolom 400/400. Mutu beton f',
3 4 3,5 m
= 20 MPa, baja fy= 300 MPa, fyt = 240 MPa.
7 +
4,0 m
Tersedia tulangan D22 dan ¢8.
1 2 Hasil hitungan gaya dalam akibat beban
+ mati D1 beban hidup L, dan beban gempa
+- 6,0m -t- dengan arah positif (ke ka-nan, E+) pada
Balok 8 seperti pada tabel berikut:
- .... ,
Posisi balok Ujung kir i Lapangan Ujung k an an
M" (kNm) -65,38 38,12 -65,38
M, (kNm)
M,.' (kNm)
-21,32
105,68
12,43
0,00
-21,32
-105,6 8
.I
Jr. 1-1. Ali Asn111~ M. 1~
V,, (kN) 69,00 0,00 -69,00
V, (kN) 22,50 0,00 -22,50
V,. · (kN) -5 1,89 -5 1,89 -5 1,89
5.o_al: 1-Iitung clan ga mbarl ah penulangan Balok 8 dengan lengkap !
Penyelesaian :
1). Hitungan tulangan longitudinal balok
Dibuat tabel kombinasi momen perlu pada Balok 8 berikut:
Kombinasi momen perlu
Uj ung kiri Lapangan Ujung kanan
(kNm)
I. M,, = 1,4.Mn -91,532 53,368 -91,532
II. M,, = 1,2.Mn + l,6.M 1 -112,568 65,632 -112,568
III. M,,= 1,2.Mn + M, + M/+l 5,906 58,174 -205,458
IV. M, = 1,2.Mn + M, + M/·l -205,458 58,174 5,906
V. M ,, = 0,9.Mn + M/+l 46,840 34,308 -164,524
VI. M,, = 0,9.Mn + M/·l -164,524 34,308 46,840
--2so--(1nm)
!
baris (m):
m = (300 - 2.60)/(22 + 40) + 1
= 3,90 ➔ (4 batang).
f"c = 20 MPa, fy= 300 MPa, dari Tabel
3.4: Kmaks = 5,6897 MPa dan
dari Tabel 3.3: pnun. = 0,467% •
K = Mu = 205,458.106 = 5,68064 MPa < K
2
¢.b.d 0, 9.300.3662 maks
= 2638,604mm2•
A,_ni,n =Pmi11.b.d =0,467%.300.366 =512,766 mm 2
•
_ ,
11. v, 1
= 1.2.v11 + 1,<>.v1 I l8,80 0,00 -118,80
II I. V = 1,2.V 11 + V, + vt i 53,41 -5 1,89 -157, 19
IV. V = ] ,2.Vll + V, + V,_1 ) 157,19 5 1,89 -53,41
V. V =09 V +V'''
1: I • I) 10,21 -51,89 -113,99
VI. V = o,9.V" + v,_1 i 113,99 51,89 -10,21
Spasi begel :
s =n.1/ 4.n.dp 2.S/Av.u =2.1/4.rr.8 2.1000/1134,1 0 7 = 88,64 1n1n
v~< vs.malj2 ➔ Syarat spasi: s = d/2 = 366/2 = 183 111m;
dan s = 600 mm.
Dipilih spasi yang terkecil, yaitu s = 85 mm < 88,64 mm.
Jadi dipakai begel ¢8 - 85.
Balok II sepanjang 1,10 m setelah Balok I.
v ul = 51,89 + (157,19-51,89).(3-0,2-1,10)/3 = 111,560 kN >¢.Ve.
Dengan cara sama, dipakai begel ¢8 - 135.
Balok Ill sepanjang 1,20 m di tengah bentang.
Pada balok di tengah bentang, nilai d = 450 - 60 = 390 mm.
V112 = 51,89 + (157,19-51,89).(3-0,2- 2,20)/3 = 72,950 kN >¢.Ve.
Dengan cara sama, dipakai begel ¢8 - 195.
r+II
2D22 .i..+ I
·-·- · ¢ 8 -85
I I
l ,JOm 1,10m 1,20m 1, 10m I 1, 10m I I
I 6,00 m - - - - - - - - - - ; -
t 60 • 2D22 !60
T +48 T
450
450 ¢8 - 85 ¢ 8 - 195
300 mm I
l digunakan nilai ds 1 = 60 mm, ds2
= SO mm, dan tersedia tulangan
022 dan</)8.
POT. A - A
360 balok !
c). Hitung pula tulangan geser
balok!
d). Gambarkan penulangan balok lengkap dengan potongan
penampang pada ujung dan tengah bentang balok!
Soal 5.5:
Balok sederhana ber-
ukuran 300/500, mutu
beton f', = 24 MPa, baja
ulir dengan fy = 340 MPa, ¾
dan baja polos untuk begel I 2m I 5m I 2m
dengan fyr == 300 MPa.
Balok diperhitungkan terhadap beban mati (P 0 , q 0 ) dan be ban
hidup (qJ, sehingga diperoleh Pu= 20 kN, qu = 45 kN/m'. Tc.r -,pci ia
tulangan D16, 08 dan 06.
a). Rencanakan tulangan longitudinal dan begel balok !
b). Gambarkan selimut momen balok (dari tepi kiri sampai tep i
kanan balok)!
Soal 5.6:
Penampang dari balok berukuran 300/550 sepcrti gambar di
bawa h .
r
Balok tersebut diperhitungkan terhadap
550
160
50
50
beban-beban: MU(·l = 390 kNm I MU(•J = 180
kNm, dan VII = 200 kN.
Mutu beton f C = 30 MPa, tulangan fy =
360 MPa, fyt = 320 MPa. Tersedia batang
Saal:
a). Hitunglah nilai K maks dan jumlah tulangan maksimum per-baris
I
A. Pengenalan Torsi
1. Arti / pengertian torsi
Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja
terhadap sumbu longitudinal balok/elemen struktur. Torsi dapat
terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja pada balok
tersebut. Selain itu, pada umumnya torsi dijumpai pada balok
lengkung dan elemen struktur pada struktur portal ruang (lihat
Gambar 6.1).
p
: ,/;------.,,-- ~
1.,....,.,.,,... i
,.,......t:--r·-·1"·...
b
(a). Bcban torsi pada balok (b). Perilaku torsi pada pe- (c). Perilaku torsi pada
nampang segiempat penarnpang bundar
Gambar 6.3. Distribusi tegangan geser oleh torsi
Perilaku elastik pada penampang bundar yang dibebani tarsi
seperti terlihat pada Gambar 6.3(c), menimbulkan tegangan geser
v 1e yang dirumuskan berikut:
Te. r
V ;:;: - -
tc J
dengan:
J = momen inersia polar
7f r4
( = - · - untuk penampang bundar), mm4 (6-1 b)
2
T = momen torsi elastik, Nmm.
@ Ir. H. A li Asroni, M. T.
ltj --
P,Hl ,1 1w11, 1111p,mg l>t11H.l,11·, hi.1s;iny,1 torsi tidc1k menimbulkan
ivurpin,q p ;1 d ,1 pc11;1111p,mg (r,Hlius pcnarnp;rng tetap lurus sete lah
bcrdcfo rm ;1s i). lJ II Luk pcnarn pa 11g scgiem pat, terjacli hal seba liknya.
Aki bat torsi p (H.la pcn (1mpang scgicmpat, bidang yang pacla awalnya
luru s mcnj c.1cli ticlak lurus lagi (terjadi warping). Momen torsi pada
p e n ampang ini mcnycba bka n teganga n geser aksial maupun geser
keliling (cir-cumferentia/). Distribusi tegangan geser yang terjadi
pada penarnpang segiempat (lihat Gambar 6.3(b)) memberikan
rum u s berikut:
v = pusat tekanan
Bagian inti penampang solid
diabaikan (dianggap berongga)
T
T = q . 2.A0 (6-5)
dengan A0 merupakan luasan yang dibatasi oleh centerline dinding
pipa.
Penyelesaian dari Persamaan (6-3) dan Persa1naan ( 6-5)
menghasilkan persamaan berikut:
T
v=- - (6-6)
3.T
v= - - ~tc =3/4.(Acp /p)
cp
4A
. cp" t <.:
T · Pep
sehingga : v = ---'- (6-10)
A i:p 2
A 2
Tr = 0' 33' \flfrr · ~ (6-11)
P,r
Pasal 13.6.1 SNI 03-2847-2002 maupun Pasal 11.5.1 SN I 2847-
2013 menyatakan, bahwa pengaruh puntir (torsi) pada balok dapat
diabaikan jika momen puntir berfaktor Tulebih kecil daripada 2 5%
kali Tr pada Persarnaan (6-11) dengan memper timb angkan faktor
reduksi kekuatan ¢ sebesar 0,75 (untuk geser dan tarsi). Dengan
demikian diperoleh persamaan berikut:
~ J
2
(6-14b)
s retak
l'--r''----,,'-- begel
jarak begel
(6-15)
dengan:
f yt = teganga n leleh tulangan sengkang (begel), MPa.
0 = sudut retak = 45° untuk non prategang.
(6-17)
AI -- -A.' ·p h.
s
((1]
_.
fy
.COt z0 (6-18)
dengan :
A,= luas tulangan torsi longitudinal, mm 2 •
ph= keliling daerah yang dibatasi oleh sengkang tertutup, mm 2.
fyt = tegangan leleh tulangan transversal (begel), MPa.
Dari Gambar 6.5(c) dapat diketahui, bahwa setelah terjadi
retak, maka keta-hanan torsi pada penampang beton dis umbangka n
oleh sengkang/begel tertutup (Vt), tulangan longitudinal (Nt), dan
tegangan tekan diagonal (DJ
.¢(~
2
(
~)
b.d
+ ( Tu ·P~1
1,7.A Oh
J 5, b.d
+ 0,66.Ji: J (6-21a)
l~)+l
b.d
T11·P~1
1, 7.A~Oh
1::0¢.l~
) b.d
-1 o,66.Jr ]
'
(6-2lb)
Vu +
(_
b.d
J(
Tu ) ~¢.( _Vc + 0,66,-.Jfc
1,7.AOh 't b.d
r;,-) (6-21c)
dengan:
A ! = luas tulangan tarsi (sengkang) per meter panjang balok, mrn 2.
S = bentang balok yang dipasang sengkang tarsi= 1000 mm.
fyr = tegangan Ieleh tulangan sengkang (begel), MPa.
0 = s udut retak =45° untuk non prategang.
(6-18)/di ulang
d e11~an:
A, = 1u as t ul a ngan longitudinal ta rsi, mm 2.
p 11 = keliling dae ra h yang dibatasi oleh sengkang tertutup, mm 2•
fy = tegan gan leleh tulangan lo ngitudinal, MPa.
9). Pasal 11.5.5 SNI 2847-2013, luas total tu!angan :
a). Pasal 11.5.5.2 SN I 2847-2013, luas total begel (akibatgaya
geser dan torsi ge-ser) per meter panjang balok (S = 1000
mm):
( Av +A t ) ~ 1
fr
0 062 ·'\J 1c • bf . S dan (Av+A)t ~0,35.b.S/fyt (6-24a)
yt
b). Pas al 11.5.5.3 SNI 284 7-2013, luas total tulangan torsi
longitudinal,
:'-\
5,0 m - ·- ·---,I►
15
-+1- ~-+---2000--+--
t
500
j 1+90
~~
300 I (nun)
POT.A - A
Diketahui: Balok 300/500, bentang 5 m.
Mendukung pelat setebal 90 mm, denganpanjang 2 m.
Behan hidup di atas pelat = 1 kN/m2•
Momen balok: Ujung MH= 1/16. q .L2.
lapangan MC+) = 1/11. q . L2.
Tersedia tulangan D16, ¢8 dan ¢6.
Mutu: f' C= 20 MPa, fy = fyt = 300 MPa.
Struktur terlindung (tidak berhubungan dengan keadaan
cuaca).
Berat beton Ye= 24 kN/m3•
Sm! :
1). Kontrol apakah dimensi penampang balok memenuhi
persyaratan / tidak terhadap beban puntir.
2). Hitung penulangan balok, baik tulangan lentur, geser maupun
puntir.
3). Gambarkan penulangan lengkap dengan poton gan pena1npa ub
pada u.jung dan lapangan balok.
•
Kontrol d1mem1 penampang
denga11 Persamaan (6-2 la)
s d Pcrsamaa11 (6-2lc)
-r
jr;'_, _·_
Tu >,1>0,083 .• A,,' j (:) tidak
. T1dak perlu tu-
langao toCSI
I, P~p
Luas begel terpasang
per meter (A,-) lya
,I,
Dihitung luas tulangan torsi
transYersal per meter (At) :
l
Dihitung luas tulangao
(S= l 000mm, clan sudut 0= 45°) torsi longitudmal (Ai) :
At=
T0 .S
A,
A1 = -
( f_, ) ,·e
.ph.l....:.... cot
2.A () f}~_cot 0
s f,
D eogan Ao= 0,85.Am,
♦
l
Dikontrol luas tulangan torsi longitudinal
'
Dikontrol luas total begel (ge-
r.l
dengan syarat:
ser clan to:rsi) dengan syarat:
f
Ai > o,42.,,/(A~. - / _
A1 } p, _:_
a).(A ..-+ At) ~ 0,062.
,J';b.S
f ,~
- -l ry \ s . -· yr
b). (A,-+ At) ~ 0 ,35.b.S/£;1 A
dan _ t harus 2:. 0,175.b!f,1
s
+
Dihitungjumlah tulangan torsi longitudinal:
Dihitung jarak: begel (s) :
n = Ai 1(1/4. lf .D 2)
s = (n. 1/4 . Tr .dp2 .S)/ (Av+ At)
dengan D ~ 10 mm.
s ~ ph/ 8 clan s :<;; 300 mm.
Jilca V s< 0,33. ,ff;' .b.d, maka s::; d/2 ...
Tulangan torsi longitudinal
Jika V 3 > 0,33 . ,fi;' .b .d, maka s::; d/4 dipasang di sekeliling begel
tertutup dengan jarak s~ 300
...
I Selesai I
Gambar 6.8. Skema hitungan tulangan torsi
Penyelesaian :
ds = 40 + 8 + 16/2 = 56 mm, d = 500 - 56 = 444 mm.
Jurnlah tulangan longitudinal maksimum per baris:
m = (300 - 2.56) / (16 + 40) + 1 = 4,36 ➔ maksimum 4 batang.
(~J\+(
2 2 2 2
6
T .ph
0 J = (31387,5) +(20,96.10 .1 ~80]
b.d 1,7.A 2Oh 300.444 1,7.92400
= 1,863 MPa.
2. Pennlangan balok
a. Tulangan longitudinal balok
Tulangan ujung M }-l = 19,617 kNm. Direncanakan 1 baris tulangan
tarik.
f" c = 20 MPa fy = 300 MPa, maka Kmak s = 5,6897 MPa (lihat Tabel
I
2 0 3686
a = ( 1- 1 - Z.K
0,85.f/
).ct = ( 1 - 1- · ,
0,85.20
J.444 = 9,734 mm.
a= ( 1 - 1- J
2.K , .d = ( 1 - - - - J.444 = 14,230 mm.
1 -2.0,5361
0,85.fc 0,85.20
A = 0,85.f\ .a.b _ . _ ~
~ f - (0,85.20. 14,23.300)/300 - 241, 9 1 mm .
\
A = 27946666,67.1000 = 593,045 mm 2•
1
2. 78540.300.cot 45°
Pada penye lesaian item 2b) digunakan begel ¢6 - 220.
Luas begel per meter~ Av = (n.1/4.rr.dp 2.S)/s
= 2.1/4.rr.6 2.1000/220 = 257,039 mm 2 •
Kontrol luas begel dan tarsi transversal (Aµ):
2
Luas total begel = A + A t = 257,039 + 593,045 = 850,084 mm
V
•
2Dl 6
4Dl6 2D l 6
08 - l 15
L.rr
-+-- - -- -- L = 5,0 rn - - - - - - - - - , -
4D16 4D1 6
500 - --- 500
0 8 - l 15
. - - - ---tt-r-t--'~
08 - 115
,-------w---+-2D16 r--r--r--1-t--+- 4D 16
POT. I - I POT. II - II
Contoh 6,2 :
Balok 250/500 dengan bentang 2,0 m menahan beban Pu = 1 00 k N
p ad a posisi te rgambar.
.
'' !'
,,
'
250
1
soo I 250
Mutu beton f' C = 20 MPa, baja fy = fyt = 300· MPa. Rencanakan tulangan
balok tersebut jika berat ba-Iok diabaikan, tersedia tulangan D25
dan 08 !
Penyelesaia n :
Direncanakan tulangan tarik dipasang 2 baris.
d 51 = 40 + 8 + 25/2 ::::: 60 mm, d 52 = 25 + 25 = 50 mm.
r
Jumlah tulangan longitudinal per baris:
m = (250-2.60)/(25+40) + 1 = 3,0 ~
maksimum 3 batang.
500 Momen lentur balok, Mu(·} = Pu.L =
t-t-2so-+
. . .____. 100.2 = 200 kNm.
Gaya geser balok, Vu= Pu= 100 kN.
Besar momen puntir (tarsi, TJ ditentukan
' z oleh eksentrisitas
Pu Yl < )
Pu terhadap sumbu y (lihat gambar).
3!75
Jumlah momen terhadap tepi kanan = 0.
(Luas I x 375) + (Luas II x 125) - (Luas I
+ Luas II) x z = 0.
250.250.375 + 250.500.125
(250.250+250.SOO).z = 0.
23437500 + 15625000 - 187500.z = 0.
z = (23437500 + 15625000)/187500
= 208 mm.
e = 375 - z = 375 - 208 = 167 mm =
0,167 m.
Torsi, Tu =Pu . e = 100.0,167 =16,7 kNm.
ll 11¾l (
K rnaks'
a= - - 2.K . .d = 1- 1--
2.5,1612
- - ] .415 = 154,904 1nm.
\ 0,85.fc , 0,85.20
0,85.( .a.b
A~= f' = (0,85.20.154,904.25 0) /3 00 = 2194,473 mm 2 •
y
C. Tulangan tors i
T u = 1 6,7 k N1n = 167000 00 Nmm.
T ll =Tu/¢= 16700000/ 0,75 = 22266666,67 Nmm.
2
A cp = luas p e n a mpang bruto = 250.500 = 125000 mm .
Pep = keliling p en ampa ng bruto = 2.(250 + 500) = 1500 mm.
2
A
¢.Q,083.jr;. _e_p
( Per
J = 0,75.0,083.✓2Q.(125000 ) 2
1500
= 2899900,658 Nmm.
Al = { -----'------'-
0,42.Jf Acp
fy
-(~J s
.Ph. fyt}
fy
= 61,644 mm 2•
Dari a) dan b) dipilih yang besar, jadi A1 = 720,98 mm2 .
Jumlah tulangan longitudinal torsi, n =At / (1/4.n.D2)
n = 720,98 / (l/4.n.25 2) = 1,47 ➔ dipakai 2D25 di kanan-
kiri balok.
J.~ _ _ ,_ _ I;~
- - - -- - 51)25
I ,----+,,----+-- - 2 D25
1 I--+ - - - - ¢ ~ 90
250
(mm)
I
E. Soal Latihan
Soal 6.1:
Penampang balok berukuran 300/500 dari beton bertulang
dengan n1utu beton f' = 25 MPa, baja fy =400 MPa, fyt =350 MPa,
C
140 kN, Tu= 17,5 kNm, tersedia tulangan D22 dan ¢10. Hitung dan
gambarlah penulangan balok tersebut !
Soal 6.2 :
Kanopi pada Gambar (a) didukung oleh balok yang dijepit oleh 2
buah kolom seperti pada Garn bar (b).
2.0m
I
c=-=-~--,-,-_-_-_-_-----------------___,__,, =0.1 m
F?s.omi l ~
ILJ I -------1-f 0,4m ,:.------
l. ·- (b). Bentang balok 5 m F
I 0.5m I
(a). K3nopi
250
'i 'J
P - - - - - ''''-
' _ _ ____,,
250
(mm)
2000 500 1
2so 250 2sol
1 1
Mutu beton f' =23 MPa, baja f =fyt = 330 MPa, be rat balok diabaikan,
C )'
A. Pengenalan Plat
1. Definisi / pengertian plat
Yang din1aksud dengan plat beton bertulang yaitu struktur
ti pis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya
horisontal, d a n beban yang bekerja adalah tegak lurus pada bidang
tersebut. Ke tebalan bidang plat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang maupun lebarnya. Plat
beton bertu-lang ini sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga
pada bangunan gedung, plat berfungsi sebagai diafragma a tau unsur
pengaku horisontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Plat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil,
baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai
jembatan maupun lantai pada dermaga. Beban yang bekerja pada
plat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi (beban
mati dan / atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan
terjadi momen lentur. Oleh karena itu plat juga direncanakan
terhadap beban lentur (seper-ti pada kasus balok).
2. Tumpuan plat
Untuk merencanakan plat beton bertulang, yang perlu
dipertimbangkan tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis
perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan
hubungan antara plat dan tumpuan akan menentukan besar mo-
men lentur yang terjadi pada plat.
Untuk bangunan gedung, umumnya plat tersebut ditumpu oleh
balok-balok secara monolit, yaitu plat dan balok dicor bersama-
sama sehingga menjadi satu-kesatuan, seperti disajikan pada
Gambar 7.l(a), atau ditumpu oleh dinding-dinding bangunan
shepr co1111ector
(a). Plat terletak be bas (b). Plat terjepit elastis (c). Plat terjepit pemh
Garn bar 7.2. Jenis perletakan plat pada balok
B. Penulangan Plat
Perencanaan tulangan plat pada dasarnya dibagi menja/; 2
macam, yaitu: perencanaan plat dengan tulangan pokok satu ~ah
(selanj utnya d isebut: plat satu a rah/ one way slab) dan perenca an
plat dengan tulangan pokok dua arah (disebut plat dua arah two
way slab).
1. Penulangan plat satu arah
la). Konstruksi plat satu arah. Plat dengan tulangan okok
satu arah ini akan dijumpai jika plat beton lebih dominan m ahan
beban yang berupa momen lentur pada bentang satu ar saja.
Contoh plat satu arah adalah plat kantilever (disebut ju: plat
luifel) dan plat yang ditumpu oleh 2 tumpuan sejajar.
Kare na momen lentur hanya bekerja pada 1 arah sa yaitu
searah bentang L, maka tulangan pokok juga dipasan arah
yang searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar ke dukan
tulangan pokok (pada saat pengecoran beton) tidak berub tidak
bergeser dari tempat semula, maka dipasang tulangan t bahan
yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan tam an ini
lazim dise but: tulangan bagi, seperti terlihat pada Gamba 3.
d1.1111hil I l.l
1111 tll!!-U t b.n, .ti,. nnll•
;111 kv:' ,I.in h:1\\ .ih
1nl:111ga11 bawah.
.~ ' 11rut:111 kc- I dari
~
-- + - -- + . . .. - ---- - ····- - - ·- - - - -~ - - - - - -·-
baw.ib.
l;\~fE:\}:. _,_\ T,\S TAMP,\ K ATAS
(a). Plat kantilever (b). Plat denga n dua tumpu an sejajar
Gambar 7.3. Contoh plat dengan tulangan pokok satu a r a h
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu
b1rsilangan tegak lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan
t~i luar beton, sedangkan tulangan bagi dipasang di bagian
daamnya dan menempel pada tulangan pokok. Tepat pada lokasi
pe\slangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat dengan kawat
bin~lraad. Fungsi tulangan bagi selain memperkuat kedudukan
tulan~n pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak beton
a kiba susut dan perbedaan suhu pada beton.
1,}. Simbol gambar penulangan. Pada plat kantileve1~
karen. momennya negatif, maka tulangan pokok ( dan tulangan
bagi) cpasang di atas. Jika dilihat gam-bar penulangan TAMPAK
DEPAi'{lihat Gambar 7.3(a)), maka tampak jelas bahwa tulangan
pokok iipasang paling atas (dekat dengan tepi luar beton),
sedangan tulangan bagi menempel di bawahnya. Tetapi jika
dilihat ada gambar TAMPAK ATAS (lihat lagi Gambar 7.3(b)),
pada ga:s tersebut hanya tampak tulangan horisontal dan vertikal
yang bESilangan, sehingga sulit dipahami tulangan n1ana ya ng
seharusva dipasang di atas atau yang menempel di bavvah nya.
Untuk rr.ng-atasi kesulitan ini, perlu aturan penggamba r:in d a n
simbol-snbol sebagai berikut:
a. Atum umum dalam penggambaran, yaitu harus d ap<1t d ilihat
/ dibca dari bawah dan/atau sebelah kanan diputa.rJ:~f.J.:-,2iwah.
art inya tula n gan didukung (dipasang di atas) dan pada urutan
ke -2 .
f. Dengan memperhatikan dan mencermati item 1) sampai
d e n gan item 5), maka dapat dipahami bahwa pada Gamba r
7.3 (b) TAMPAK ATAS, tulangan bagi di daerah tumpuan diber i
tanda 2 buah segitiga dengan bagia lancip sebelah kanan,
karena tulangannya dipasang di atas dan pada urutan ke-2 dari
a t as, s edangkan tulangan bagi di daerah lapangan diberi tanda
2 bua h s egitiga dengan bagian lancip sebelah kiri, kare na
tulangannya di bawa h dan pada urutan ke-2.
J>a:-al I J.2.1 SN I
284 7-2013:
~ Dacrah tumpuan
\ I~\:~~)~ I diambil 1/ 4 kali
~ I 4.k bcntang tcrpcn-
dck = 1/4.lx.
il /41,
i---++--M--4-----+-_.u.----l-'-1----l-+__..;.' lx
..---+-+-----++--,,-~------~
- - -_·..-·-----~ - [
i
i !
- ____________l ... . --·-·-· - --~
- + - - - - - - ly - - - - - - + -
.
i
. , - - - - --
II~
.
)0mm
(a). Plat t idal< m e nyatu dengan pendukung (bJ. Plat menyatu dengan pendukung
Ga mba r 7.5. Penentuan panjang bentang plat (L)
c. Teb a l minimum plat (h) (Pasal 11.S. SNI 03-2847-2002):
1 ). Untuk p lat satu a rah (Pasal 9.5.2.1 SNI 2847-2013), tebal
mini1num p la t d ap at dilihat pada Tabel 3.1 pada Bab 3.A.2.
2). Unt uk plat dua arah, tebal minimum plat bergantung
P ada a m = a rata-rata, a adalah rasio kekakuan 1entur
penampang balok terhadap kekakuan lentur plat dengan
run1us berikut (Pasal 13.6.1.6 SNI 2847-2013):
Ecb/lb
a=___;:__;:__...c..._ (7-3a)
Ecp / IP
L
n
fy
( 0,8 + ----
1400
J
c). Jika a > 2 maka h =--'--------=-
in 36 +9.JJ
dan?: 90 mm (7-3d)
®
Teori don Desai n Balok Plat Beton Bert11/a119 ....
-
dengcrn [3 = r.1sio hentang bcrsih plc1t d ,\1 ;1111 ,1rah
mcm;_rnjang dan ara h mcml'!Hlck.
d). Pasa\ 9.5.3.2 SN I 2847-20 lJ: Tch:11 minimum plat
(tanpa balok interior) deng,rn rasio bcntang 1,. terhadap
I~ :5 2, tidak bo\eh kurang dari ketcnlu;_111 Tabcl 7.1.
Nilai f,. pada tabel dapat dii nterpolasi linear.
Tabel 7.1. Tebal minimum plat tanpa balok interior
Tegangan Tanpa penebalan Dengan penebalan
leleh f \ Panel luar Panel Pa nel luar Pa nel
(MPa) dalam dala m
Tanpa Dengan Tanpa Dengan
balok balok balok balok
pinggir pinggir pinggir pinggir
280 Lj33 Lj36 L,,/36 LJ 36 Lj40 Lj 40
420 Lj30 Lj33 Lj 33 LJ33 Lj36 Lj 36
520 Lj28 Lj31 Lj 31 Lj31 Lj 34 Lj34
d. Tebal selimut beton minimum (Pasal 7.7.1 SNI 2847-2013):
Untuk batang tulangan D s 36,
tebal selimut beton;;:: 20 mm (7-4a)
Untuk batang tulangan D44 - D56,
tebal selimut beton ;;:: 40 mm (7 -4b)
e. Jarak bersih antar tulangan s (Pasal 7.6.1 SNI 284 7-2013):
s ~ D dan s;;:: 25 mm (D adalah diameter tulangan) (7-Sa)
Pasal 3.3.2: s;;:: 4/3 x diameter maksimum agregat,
atau s ~ 40mm (7-Sb)
(Catatan: Diameter nominal maksimum kerikil ~ 30 mm)
f. Jarak maksimum tulangan (as ke as):
Tulangan pokok:
Plat 1 arah: s $ 3.h dan s s 450 mm (Pasal 7 .6.5) (7-6a)
Plat 2 arah: s s 2.h dan s s 450 mm (Pasal 13.3.2) (7-6b)
Tulangan bagi (Pasal 7.12.2.2): s :S 5.h dan s ~ 450 mm (7-6c)
g. Luas tulangan minimum plat
1). Tulangan pokok (Pasal 10.5.1. SNI 2847-2013):
As ~1,4.b.d/fydan As ~0,25.✓f'c.b.d/fy (7-7a)
Selesai
l
. M.,
Dih.itung K = - 2 dan Kma1:.s = 382,5. p 1.f,' C600+ f r - 22s.p 1 )
b.d ( 600 + f,. ) 2
+ ya
IK :$ Km111::. (?) :
Jtidak
,,
dimensi diperbesar, tcntukan d :
y dihitung tulangan
d harus 2'
[2E .
(lihat Gambar 7.6)
I r. H. Ali Asrnni, M. T.
l: '"'" d111H·11•.r J'l'l.11
d.111 111l.1111:,111
,1i.d.c1 ). 111111u 11.,h:,11
p11knk k-1p:1·,;111g ,\ .
,r. r.i.
-IJ1 kn11111•1
- -
11ila1 :\ ( b.d ). ..,ya, al :
,
1i 1>,11111 - p - P,.,1.
I -1
dcngan l )rnm .. -► j1ka L · /- .l!Jr,Ml'a nda1p ,n.,1- dan p '"'
r.
bnlch dan I abcl
I' •
:llall I) 11.111 - \ - - j1ka 1~· · JU6 MPa
3.2 dan 3.J
.u :
, 8'l -
• I ~~). 0 r· I • L
...
Dihitung : Mn = A,.I~. ( d - a/2 )
dan Mu = ¢. Mn ➔ ¢ = 0,9.
2. Contoh hitungan
Contoh 7,1:
F qu = 4,9 kN/m 2 Plat luifel dari suatu atap beton
bertulang setebal 90 mm, dengan
bentang L = 2,5 m mendukung
L = 2,5 m beban qu = 4,9 kN/m2 • Mutu
beton f\ = 20 MPa, mutu baja fY==
300 MPa, serta tersedia tulangan
D10 dan D6.
= 15 ,3 l 2S kNm.
d, =20+ l0 /2=25 mm.
d = h - d = 90 - 25 = ()5 mm.
'
3125 ·1ot• = 40270 MPa < (K = S 6897 MPa - >
K= Mu.= lS, 1
<,1.b.d~ 0,9.1000.oS~ ' m. " ' '
, '
1
a= 1 - /1 - -2. K- = 1 - 1--
0,85.f,' \
Il I
2.4,0270
- - ) .6 5 = 17, B4-8 min.
0,85.20
= 1011,387 mm 2•
= 303,333 mm 2 •
Dipilih yang besar, jadi As,u = 1011,387 mm 2 •
2 2
1 / 4.n.D .S 1 / 4.Jr.10 .1000
Jarak tulangan: s = - - - - = _..:,__ _ _ __ = 77,656 mm.
A s,u 1011,387
s ~ (3.h = 3.90 = 270 mm).
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 75 mm.
2 2
4-_Jl_.
Luas tulangan = _l_/_ 4 ._Jl_.l_0_·l_O_O_O = 1047,198 mm 2 >
D_·5- - _l_/_
s 75
A (Okey).
!>,11
A ~.u 202,277
s ~ (5.h = 5.90 = 450 mm).
- .......
Dipil ih y~rng kl'Cil, j;1di S = ) ~~s mm.
2
I / 1LT.fi .S _I :._
/ _4._;r_.6_._
10_0_0 __ 209 ,440 mmL >
l,uas tu Iangan = - -
s l 35
1\ 1,.u (Okey ).
Jadi digunakan tu langan pokok As =D10 - 75 =1047,198 mm 2•
tulangan bagi A ~h = D6 - 135 = 209,440 mm 2•
[DI0 - 75 4 06 - 135
I W I I I I 11
TAMPAK DEPAN
,-· - - - ,-·- • ·•·•·-·-·•·r - ---·-· • ·•·- ·- -·-- •--- • ·- - • •• ••- - - - • -- - - - - - - --•·•~- --
i i 010 - 75
TAMPAKATAS
Contoh 7,2:
Plat kantilever dengan ukuran seperti
I
1,00
2 00
pada gambar di samping (dalam
m), menahan beban hidup qL= 3 kN/
m 2• Oiketahui pula mutu beton f'c =
20 MPa, fy = 300 MPa, berat beton y
t
C
a = ll- \
/1-2.3,0257 ] .95 =
0,85.20
ll- 1 - 2.3, 0 257 ] .95
0,85.20
= 18,761 mm.
Tulangan pokok : A = 0,85.fc '.a.b = 0,85.20.18, 7 61.1000
s fy 300
= 1063,123 mm 2•
f .b.d = (1,4.1000.95)/300
f'C < 31,36 MPa, jadi AS,U ::; l,4
y
= 443,333 mm 2 •
Dipilih yang besar, jadi As.u = 1063,123 mm 2•
1 / 4.:r.D 2 .S 1 / 4.n.10 2 .1000
Jara k tu langan: s = --'---- = - - ' - - - - - - = 73,877 mm.
A su 1063,123
s ~ (3.h = 3.120 = 360 mm).
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 70 mm.
2
1 / 4.1r.10 2.1000
Luas tu langan =-1 / 4.1r.D
- - .S
=- - - - -
s 70
= 1121,997 mm 2 > A s,u (Okey).
Tulangan bagi: A sb = 20%.As.u= 20%.1063,123 = 212,625 1nm2 •
· A sb =0,002.b.h =0,002.1000.120 = 240 1n1n 2.
- .........
'
Mn = A .fy. ( d - a/ 2)
5
I7
l.OOm
DW- 1<0
-·- - - - - -·- -·· · · - · - · - · · · · · r - -r · ··
t
"'
OI 0--1~0
OI0--1~0
I
I
I
I
t
I
I
I
I
l
I
I
I
I
I
I
•
•
'
•
'
•
u ~"5[ · 1 . 0 I I '
+
DW- W
... .- .
"
. TA.\ IPAK ATAS
-~
...,_.__ _ _ 2.0 m - - - - - +
TAMPAK DEPAN
~ 60,112 mm.
Dipakai d = 65 mm (kelipatan 25 mm).
= = =
Jadi tebal plat h d + ds 65 + 25 90 mm (diukur arah vertikal).
2). Perencanaan tulangan
?51 ,____,
- ~
K = Mu
¢.b.d 2
30.10
= 0, 9.1000.65 2
6
65 ; I
'. . . _j = 7,8895 MPa < (Kmaks).
2·K J.d=(l-
1- 0,85.f/ 1- 2.7,8895 J .65
0,85.35
= 20,457 mm.
= 1738,845 mm 2•
f.' c > 31,36 MPa, jad i /\ ~ 0,25.Jf',..b.d/fy=0,25 .✓35. 1000.65/35 0
2
= 274,675 mm •
TAMP:\K DFP:\N
C 0
oc 00
I
\D
Cl
TAMPAK ATAS
c1I 111 I k •,
= (<) ,f12CJ44 - I,2. 2,205) / 1,6 = 4.365 kN/m 2.
M (+l
25mmt !
95mm l
'------
a = ( 1- ~ J.d
✓ l-~ =
2 1 3296
( 1- 1- · ,
0,85.20
J.95 = 7,746 mm.
= 443,333 mm 2 •
Dipilih yang besar, jadi As,u = 443,333 mm 2.
2
1 I 4.7l".D .s 1 / 4.7( 102 1000
Jaraktulangan:s= - - - - = · · = 177,158 mm.
As,u 443,333
s s; (3.h = 3.120 = 360 mm).
s s; 450 mm.
i
---~--- r ---
: I 1.r j
i :~
: I
I
D10-350
•
D 10-350 ! I
I 1 : , I [
h-
!
!
:
j
i I
:
.
~! TAMPAKATAS f ~
i
l iL032kNm l .
/cl= 0,48m
~
) ,5 16kNm
11 !
li1
! I
,1, 5,516ki'-l1!4-+
<-L...<c..LL..L.,L.i.:....Ll-'-
l "--',
0'--"-
09~ :..L.C.-..L..L.L.LJ....L..J O, l 6 m
11,032/2
SELilvfUT MOMEN PLAT
Contoh 7.5:
Di de pan rumah ada selokan selebar 4,0 meter akan ditutup dengan
plat beton bertu-lang setebal 120 mm. Direncanakan mutu beton f'c
= 20 MPa, mutu baja fY= 300 MPa, berat beton Ye= 25 kN/m3, beban
hidup = 6,5 kN/m 2 , dan tersedia batangtulangan D10 serta D6.
Hitung dan gambarlah : penulangan plat tersebut !
Hitungan:
Berat plat, q 0 = 0,12.25 = 3 kN/m 2•
Behan perlu, qu = 1,2.q0 + 1,6.qL
= 1,2.3 + 1,6.6,5 = 14 kN/m2•
q5mm! :
~5 mm ,_
' ------;
~---~
M11 28 106
K= , = · =3,4472 MPa < K1naks.
¢.b.d~ 0,9.1000.95~
\. \ 0,85.f, y 0,85.20
- ........
l<tr~lk tu l,111gclll : s = I/ tJ.. iT.li.:s = j tJ·.ir.hl.. lOOO = 113,544 mm.
A, I 219,016
s ~ [5.h = 5:120 = 600 mm).
Dipilih yang keci l, jadi s = "I 10 mm .
2
I / 1L;rJi .S = l / 4.ff.6 .1000 = 257 ,039 mm 2 >
Luas tula n gan --
s 110
A sb.u (Okey).
2
Jadi d ipakai tulangan pokok As = 010 - 60 = 1308,997 mm •
2
tulangan bagi A sb = D6 - 110 = 257,039 mm •
:: ::t 6
~i- - -- ~
14.10
= - - - -- = 1,7236 MPa < Kmaks.
2
0, 9.1000.95
a= (1- 1- Z.K,J.d
0,85.fc
= (1-1- 2 1 7236
· ·
0,85.20
J.95 = 10,177 mm.
A = 0,85.(.a.b = 0,85.20.10,177.1000
Tulangan pokok:
s fy 300
= 576,697 mm2•
• • •
D6-110
L = 4,0 m 1,
j : i
V")
0
J
-c
Cl
D10- 120
D10- 120
TAMPAKATAS
plat
lendutan
-l--- -- - - ly - - - - - - + -
Gambar 7.10. Lend uta n pada plat dengan bentang dua arah
Lendutan dan momen lentur yang terjadi merupakan fungsi
dari beban yang bekerja pada plat. Semakin besar beban yang
bekerja di atas plat, semakin besar pula lendutan maupun
momen lentur yang akan ditimbulkannya. Cara yang baik untuk
menghitung/menentukan besar momen lentur ialah dengan
analisis tiga dimensi. Tetapi cara analisis tiga dimensi ini tidak
praktis, maka para perancang bangunan gedung dalam menghitung
momen lentur lebih menyukai menggunakan tabel-tabel dari hasil
hitungan para ahli struktur yang telah dipublikasikan.
2. Tabel hitungan untuk plat
Umumnya tabel hitungan momen lentur plat hanya berlaku
bagi satu wila-yah negara saja, dan (mungkin) tidak berlaku bagi
negara lain. Di Amerika, para pe-rancang bangunan biasanya
men1akai tabel-tabel dari American Concrete Institute (ACI), di
Inggris memakai tabel dari British Standards Institute (BSI),
sedangkan di Indonesia, tabel semacam ini dapatdijumpai di dalam
buku Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971 (PBI-1971),
seperti dilihat pada Lampiran 7.1.
M1/ T)
Gambar 7.11. Posisi momen lentur plat
D E loom
F G H
> 2,50 m
Garn bar 7.12. Batang kayu dipikul banyak orang
Batang kayu berdiameter 1,0 m dengan panjang > 2,50 m,
dipikul oleh 8 orang pada posisi A sampai dengan H. Berat
batang kayu terse but sebetulnya ha-nyalah ditahan oleh orang-
orang yang berada di samping batang, sehingga pada posisi D
dan E (hampir) tidak memiku] beban.
d. Perhitungan tulangan
Pada hitungan tulangan, perlu diperhatikan tulangan untuk
menahan momen lentur di daerah tumpuan dan daerah
lapangan sebagai berikut:
1). Untuk daerah tumpuan: dihitung tulangan pokok (disebut
juga tulangan utama) dan tulangan bagi (sebagai tulangan
penahan susut dan perbedaan suhu), baik pada bentang
a r ah l maupun arah ly .
X
Da r i tabe l p lat ( P Bl - 1971) diperoleh C,x = 36, C1Y =17, Ccx = 76 dan
c ty = 57.
Mome n p erlu : M1}+J = 0,00l.C,x.q11.I/ = 0,001.36.1 0.42 = 5,76 kNm.
M ,y (+) = 0,001.c,y .qll .IX2 = 0,001.17.10.42 = 2,72 kNm.
M txC-) = 0,00 1.Ctx.qu.1/ = 0,001.76.10.42 = 12,16 kNm.
M tyC-J = 0 ,001.C ty.q U.IX 2 = 0,001.57.10.42 = 9,12 kNm.
25 Il1Il1
95 1nn1
t: i~--------'
M tx C-J = 12,16 kNm.
K= M 11
¢.b.d
2
= 12,16.10
6
0, 9.1000.952
= 1,4971 MPa < Kmaks'
a= (1- 1- J
Z.K . .d =
0 ,85.fc
(1- 1-
2
-t 497 l J .95 = 8,771 mm.
0,85.20
- 0,85.(.a.b __ 0,85.20.8,771.1000
T u l angan po I<o k : A -
s fy 300
= 497,023 mm2•
4
f" < 31,36 MPa, jadi A. ;;::: l, . b. d = (1,4.1000.95)/300
C ~ 1•
- y
== 443,333 mm2.
I
Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang ....
Di11ilih •\·an°'"" bcsc"lr, 1· rtdi A\ ll = 11l)7,02:~ mm ·.
_ 0,85.(a.b _ 0,85.20.4,409.1000
Tulangan pokok : A5 - - - - - - - - -- - -
f>' 300
= 229,443 mm 2•
= 443,333 mm 2.
Dipi lih ya ng b csa ,~ jadi /\ = 443,333 mm 2.
, ,II
. t/4.,;r.Ti.s 1/4.1T.1ol.1000
Jat ak tulan gan : s = - - - - - = - -- - - = 177,158 mm.
A, II 443,333
s::; (2.h = 2.120 = 240 mm).
Dipilih yang kecil, dipakai s = 155 mm (disamakan dengan tulangan
tun1puan) .
1 / 4.Jr.O .s
2
L uas tu I angan = ____.:__ __ = 1 I 4.,;r.102.1000 = 506,708 mm2 >
s 155
A s,u (Okey) .
Jadi dipakai tulangan pokok As = D10 - 155 = 506,708 mm2•
Tulangan tumpuan :
M ty(-J = 9,12 kNm, ds = 25 + D = 25 + 10 =35 mm.
35 mm
85 mn1
i;i
'
K= Mu -
¢, b.d
2
9,12.106
?
0, 9.1000.SS-
= 1,4025 MPa < K maks·
1- Z.K
0, 85.fC I
J.ct;;;; (1- 1- 20,85,20
1 4025
· , ] .85=7,328mm.
- O,85.(.a.b __ 0,85.20.7,328.1000
T uIangan po k ok : A -
s fy 300
= 415,253 mm2 •
, 1,4
fC < 31,36 MPa, jadi A ~
~ -f- .b.d = (1,4.1000.85)/300
y
= 396,667 mm2•
Dipilih yang besar, jadi A S,ll = 415,253 mm 2.
(Okey).
2
Tulangan bagj: Asb = 20%.AS,l1 = 20%.415,253 = 83,051 111111 .
2 0 4183
1- Z.K J. d= ( l - 1 - · • J .85=2,118mm.
I
0, 85.fc l
0, 85.20
= 120,02 mm 2•
Ly= 6,0 m
TAMPAK ATAS
2. Persyaratan tangga
Pada prinsipnya, suatu tangga harus memenuhi dua
persyaratan, yaitu:
a. Mudah dilihat.
b. Mudah dipergunakan.
Persyaratan pertama yaitu mudah dilihat, terutama
berhubungan dengan letak tangga di dalam bangunan agar dengan
mudah diketahui oleh orang. Syarat ini penting sekali terutama
untuk bangunan-bangunan yang bersifat umum atau dipakai untuk
melayani kepentingan umum, misalnya: bangunan pasar, kantor
pemerintah / swasta, maupun gedung-gedung sekolah. Untuk
bangunan perumahan atau gedung rumah tinggal, persyaratan
ini tidak begitu perlu karena yang menggunakan tangga hanyalah
orang-orang yang sudah tertentu, yaitu dari kalangan keluarga
sendiri.
Persyaratan kedua, yaitu mudah dipergunakan, terutama
berhubungan dengan sudut kemiringan dari tangga, agar tidak
perlu banyak tenaga untuk melalui tangga tersebut. Semakin datar
bordes
(c). T a n gga " I" (d). Tangga putar (e). Tangga layang
Gamba r 7.15. Bentuk tangga
6. Contoh hitungan
Contoh 7.7:
Bagian da ri ta ngga beton bertulang
L = 3,00 m diperhitungkan terjepit pada kedua
ujungnya, panjang datar 3,0 m dan
1,75 m tingginya 1,75 m. Tebal plat tangga
h = 100 mm, mutu beton f' C = 20
MPa, dan mutu b aja fy = 300 MPa.
Berat beton diperhitungkan 25 kN/
m 3, b eban hidup q L = 3 kN/m 2, dan
tersedia tulangan 010 serta 06.
.s.uaJ. : Hitung dan gambarlah penulangan tangga tersebut, jika
diperhitungkan besar momen lapangan = 1/11.q.L2 dan momen
tumpuan = 1/16.q.L2 •
Penyelesaian :
a). Menentukan ukuran anak tangga
Kemiringan tangga = tan a= T /I= 1,75/3 = 0,583 ➔ Jadi T =
0,583.1.
Diambil satu langkah orang= 61 cm.
25mm=f ~ ¢,b.d
2
0,9.1000.752
= 1,6727 MPa < Kmaks'
Tulangan pokok :
= o, us.r, ·.;.1. b __ -
o,ss.20.7, 783. 1000 z
- - - - - - = 441, 037 mm .
A
" ry
300
14
f' < 31,36 MPa, jadi A 2::-'- . b. d = (1,4.1000.75)/300
C S,ll [y
= 350 mm 2•
Dip il ih yang besar, jadi Asu = 441,037 mm 2.
2
1 0_2._10_0_0 __
1/4.;r.D .S _ _1_/4_.;r_._ ,
Jara kt u la ngan: s = 178 080
mm. AS,ll 441,037
s
(3.h = 3.100 = 300 mm).
:5
s :5 450 mm.
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 175 mm.
1 / 4.Jr.D2 .S 1 / 4.;r.102.1000
Lu a s tu Iangan = - - - - = - - -- - = 448,799 mm2
s 175
> A s,u (Okey).
Tulangan bagi : As b = 20%.As,u = 20%.441,037 = 88,207 mm2 •
Asb = 0,002.b.h = 0,002.1000.100 = 200 mm2 •
Dipilih yang besar, jadi Asb,u = 200 mm 2•
1 / 4.Jr.O 2 .s 1 / 4.Jr.62.1000
I
Jara k tuangan : s= - - --= - ----=141,37mm.
As,u 200
:~111111! ~ 1( -
M
II -
s,n22. 10"
--- = l , I SOO
-~111lll ~~ - ¢>. b.cf - 0,9.1000.7S·'
~ MPa < Kmaks.
a=
ll ~ -
\
- 2.K
0,85.f',
I l
.d = 1 - 1 -2.-
1,1500
- - ] .75 = 5,2~,8
0,85.20
c mm.
f " r < 3 1,36 MPa, jadi As.u ~ 1,f"4 . b . d =(1,4.1000.75)/300 =350 mm2 .
A B Contoh 7.8:
Konstruksi tangga dengan
1,60 m B bentuk seperti gambar di
samping direncanakan dari
D
--1....::c:__..::s;..,._ _..:, beton bertulang dengan mutu
beton f' C = 25 MPa dan mutu
1,70 m 4,00 Ill
baja tulangan fy = 350 MPa. Tebal
hordes dibuat sama dengan
tinggi badan tangga, yaitu 110
mm, dan bekerja beban hidup
3,5 kN/m 2•
SQ.al:
1). Tentukan ukuran anak tangga !
2). Gambarkan diagram bidang momen dari konstruksi tersebut,
jika berat beton diperhitungkan 24 kN/m 3 !
3). Jika tersedia batang tulangan D10 dan D6, hitunglah tulangan
hordes!
I
Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang ....
4 ). Hitung pub pcnul,rng;rn p,1d,1 b,Hi.m l,rngg,, !
5). Gamhark;1n h,1sil pcnubngan bnnks d,rn t.111gg,1 lerst'h11l !
PenyelesJic1 n :
l ). Ukuran an.1k tangga
tan a= T / 1 = 1,6/ 4 = 0,4 jadi T = 0,4·.1
2.T +I= 61cm ➔ 2.0,4.l + I = 61 cm.
1,8.1 = 61 cm.
Diperoleh: I= 61 /1,8 = 33,89 cm, dipakai I = 34 cm= 340 mm.
T = 0,4.33,89 = 13,56 cm, dipakai T = 14 cm = 140 mm.
Kontrol : 2.T +I= 2.14 + 34· = 62 cm < 65 cm (Okey).
)adi ukuran anak tangga yaitu: T - 140 mm dan I = 340 mm.
2). Penggambaran diagram bida ng momen (BMD)
Beban hordes: q0 =0,11.24 =2,64 kN/m 2•
qul = l ,2.qo + 1. 6 ,qL
= 1,2.2,64 + 1,6.3,5 = 8,768 kN/m 2 .
Beban tangga: Berat plat setebal 110mm = 0,11.24 = 2,64 kN/ m 2
Berat anak tangga T/2 =(0,14/2).24 = 1,68 kN/m 2
q 0 = 4,32 kN/m 2 .
qu2 = 1. 2,qo + l, 6.qL
= 1,2.4,32 + 1,6.3,5
= 10,784 kN/m 2 •
A
R8 =RC= 1/2.(2.qu1 .1,7 + qu2"4)
D = 1/2.(2.8,768.1,7 + 10,784.4)
11,898
I
1
<
1 I l .70rn I = 36,4 736 kN.
l .70m 4.00m
I I SFX = 0 ➔ - qu1·1,7 + RB- qu2·x = 0.
I x •:'..Orn
- 8,768.1,7 + 36,4736 -
y: ~ 3.285m 10,784.x = 0.
x = 2 m.
Mrnak.~ = -qul' l,7.(2+1,7 /2) + R8.2 - 1/2.qu2.2 2
= -8,768.1, 7(2,85)+36,4 736-1/2.10,784.2 2
= 8,898 kNm.
MY= 0 ➔ - quJ' l,7.(y+l,7 /2)+RB.y-1/2.qu 2.y2 = 0
-14,9056.y-12,66976+36,4 736.y-5,392.y2 =0
5, 392.y 2 - 21,568.y + 12,66976 = 0.
25
85
1111n
1nn1
± ~
~----~
K
_ Mu = 12,6698.10~
- ¢.b.d 2 0, 9.1000.852
= 340 mm2•
Dipilih yang besar, jadi A s,u = 497,120 mm 2•
1 / 4.n.D 2 .S 1 / 4.n.102.1000
Jara k tu1angan : s = - - - - = - - -- -
As,u 497,129
= 157,987 mm.
s ~ (3.h = 3.110 = 330 mm).
s ~ 450 mm.
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 155 mm.
1 / 4.n.0 2 .S 1 / 4.n.102 .1000
Luas t u 1angan = - - - - = - - - - - = 506,708 mm2
s 155
> A s, u (Okey).
Tulangan bagi : As b= 20%.As,u = 20%.497,129 = 99,246 mm 2•
Asb = 0,002.b.h = 0,002.1000.110 = 220 mm2•
Dipilih yang besar, jadi Asb,u = 220 mm 2•
25mmT ·~
= 1,3684 MPa < Krnaks·
a = ( 1- ~1
I, ✓ -~
J .d = (1- 1-
2 1 3684
' '
o,85.25
J .85 = 5,662 mm.
= 340 mm 2 •
> (Okey).
A sb,u
T
LAQm
I
1,70 m 4,00m 1.10 m I
1- Z.K J .d =
0,85.f'c
(1-1- 1• 2 5945
·
0,85.20
J .85 = 8,386 mm.
= 475,207 mm 2•
= 340 mm 2 •
Dipilih yang besa1~jadi A~.\I = 475,207 mm 2.
2 2
1 / 4.n-.0 .s 1 / 4.17. 10 . 1000 165 275
· :u langan: s = - - - - = - - - - - - =
Jara kt , 111111.
A~.u 475,207
~ ..._ ........
L__--..._ --~
I< =
- ~
l::inrrw:i
M ll
¢.b.cl
2
_
(M () = L0,368 kNm).
11
10,368.10''
0,9.1000.752
----
7) llllll
--.''
= 2,0480 < K m.iks'
= 350 mm 2•
Dipilih yan g besar, jadi As,u = 54 7,23 0 mm 2.
2 2
1/ 4 .JZ".0 .S 1/ 4.n.10 .1000
Jara k tulanga n : s = - - -- = - -- - - = 143,522 mm.
A s,u 547,230
s s; (3.h = 3.100 = 300 mm).
Dipilih ya ng kecil, jadi dipakai s = 140 mm.
1 / 4.JZ".D2.S 1 / 4.n .10 2 .1000
Luas t u Iangan = - - - - = - - - - - = 560,999 mm2
s 140
> A s.u (Okey).
Tulangan bagi: As b = 20%.As,u = 20%.547,230 = 109,446 mm2.
Asb = 0,002.b.h = 0,002.1000.100 = 200 mm 2.
Dipilih yang besar, jadi Asb,u = 200 mm 2•
2
Jarak tulangan: s =1 / 4 .n.D .S = 1 / 4 .n. 62·1000 = 141,372 mm.
As,u 200
s s; (5.h = 5.100 = 500 mm); dan s s 450 mm.
Dipilih yang kecil, jadi s = 140 mm.
2
1 / 4.JZ".D .S 1 / 4.n.6 2.1000
Luas tulangan = ---'---- = - - - - - =201,960 mm2
s 140
> A sb,u (Okey).
= 350 mm 2 •
Dipilih yang besar, jadi As u = 363,007 mm 2•
1 / 4.Jr.0 2 .s 1/4.;r.102.1000
Jara ktul angan: s = - - - - = - - - - - = 216359 , mm.
A s.u 363,007
s ~ (3.h =3.100 =300 mm).
Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 215 mm.
1 / 4.Jr.02 .s 1/4.;r.102.1000 2
Luas tul angan = - - - - = - - - - - = 365, 301 n1m
s 215
> As,u (Okey).
Tulangan bagi : As b= 20%.As,u = 20%.363,007 = 72,601 mm 2•
Asb = 0,002.b.h = 0,002.1000.100 = 200 mm 2 •
Dipilih yang besar, jadi Asbu = 200 mm 2 •
1 / 4.;r.0 2 .S 1 / 4.;r.6 2.1000
Jaraktulangan: s =- - - - =- - - - - = 141,372 mm.
A s,u 200
s ~ (5.h = 5.100 = 500 mm).
s 140 '
> 1\1i.,, (Okey).
Jacli clipakai lulangan pokok As= 010- 2 15 = 365,30 1 mmL.
lulangan L>ag i f\1i = D6 -140 = 201,960 mm2•
D I O - I 65 D6 125 DI O 140
.---,-s ).
Gambar penulangan
T
1,75 111
I
1,60 m 3,00 m
H. Soal Latihan
Soal 7,1:
Sama dengan Cantah 7.2 pada Bab 7.D.2, dengan memakai mutu
betan f' C = 33 MPa, dan baja tulangan fy = 400 MPa.
Saal : a). Hitung dan gambarlah tulangan plat!
b). Hitung dan gambarlah selimut momen plat!
Soal 7,2:
Sama dengan Cantah 7.5 pada Bab 7.E.2, dengan memakai mutu
betan f' C = 30 MPa, dan baja tulangan fy = 350 MPa.
Saal : a). Hitung dan gambarlah tulangan plat!
b ). Hi tung dan gambarlah selimut momen plat!
Soal 7,3:
Plat berukuran Sm x Sm dengan tebal 120 mm, terjepit elastis pada
keempat sisinya, menahan beban hidup qL = 5 kN/m 2• Mutu beton
f' C = 34 MPa, dan baja tulangan fy = 380 MPa, berat beton 24 kN/
m 3, dan tersedia tulangan D10 serta D6. Hitung dan gambarlah
penulangan plat tersebut !
t
I.SOm
390 MPa, tebal bord cs 12 0 111·111,
seda ngkan tebal tan gga 110 mm.
Di atas tangga tersehut beke rja
beban hidup q1. = 4,50 kN/m 2 •
II 4.00m Berat beton Ye = 24,5 kN/m 3,
tersedia tulangan 010 dan 06.
Soal :
a) . Tentukan ukuran anak tangga !
b ). Hi tung beban terfaktor yang bekerja di a tas tangga dan hor des!
c). Gambarkan diagram bidang mo me n dari kons t r uksi tangga
dan hordes!
d). Hitung dan gambarlah penula ngan ta ngga dan ho rdes !
e ). Gambarkan pula selim ut mome n plat tangga dan hordes
terse but!
J\sroni, /\., 2 0 10. !Jolok Dan Pelot Beton Bertulang, Cetakan Pertama,
Edi s i J>e rtama, Pcncrbit Graha llmu, Yogyakarta.
BSN, 201 3. Per.'>yaratan Beton Struktura/ Untuk Bangunan Gedung,
SN 1 7 847- 2013, I CS 91.080.40, Bad an Stanclardisasi Nasional,
Ja karta.
Djojowirono, S., 1984. F<onstruksi Bangunan Gedung, Bab III :
Tangga, Biro Pe ner-bit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.
Dinas Pekerjaan Umum, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Tahun 1971, PBI- 1971, Dinas Pekerjaan Umum, Direktorat
Penye lidikan Masalah Ba-ngunan, Bandung.
Ferguson, M.P., Budianto Sutanto, dan Kris Setianto, Dasar-dasar
Seton Bertulang, Edisi ke-empat, versi SI, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Len1baga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1991. Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK
SNI T-15-1991-03, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan,Bandun~
Nawy, E.G. dan Bambang Suryoatmono, 1990. Beton Bertulang -
Suatu Pendekatan Dasar, Penerbit P.T. Eresco, Bandung.
Park, R. and Paulay, T., 1974. Reinforced Concrete Structures,
Department of Civil Engineering University of Canterbury New
Zealand, John Wiley & Sons, New York.
Standardisasi Bidang Konstruksi, 2002. Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002,
Panitia Teknik Standardisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan,
Bandung.
Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, Penerbit Nafiri,
Yogyakarta.
Vis, W.C. dan Kusuma G.H., 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton
Bertulang Berdasarkan SK SN! T-15-1991-03, Seri Beton 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
..........
La111piran 3.1. l{asio tulangan 111c1ksimum clan minimum
Tabel 3.2. R,1sio tulangc-111 maksimum (p 111 o1,J clalam pcrsen (%)
b). ]ika mutu bcton f' I > 31,36 MPa, maka nilai p111111 = 0,25. Jf' (/f\
tetapi (3 1 ~ 0,65 .
I
571 ~ ~
+-rv- y j- Mty = - 0.001.q.l.,; 2.X 52 54 56 "i7 57 57 -., 7 57 57 57 -., 7 57 57 q q , -
O"' -
-;-'
_,
1-t--iy-i-
□ Ml,; =+ 0.001.q.lx' .X 28 .B JR 42 45 48 " I 53 55 'i 7 'i 8 59 -.,9 60 61 1 6l j ISJ :,., ~ <.)
In I Mly =+ 0.001.q.lx 1.X 28 28 28 27 26 25 23 2.l 22 2 1 19 18 17 ) 7 16 161 13I ~ . ;:::;,
,...
Mtx =- 0.001.q.lx 2.X 68 77 85 92 98 103 107 Ill JU 11 6 11 8 11 9 120 12 1 1221221 12' ;::1 -:::;
...,
11 II Mty = - O,00l.q.lx 2.X 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 791 79 79 53" ~ ,-
....., :;::3
r ·-1. I ~ ::::
t
1
('C ,., !x Ml,; =-' 0.00l.q.lx 2.X 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 1031 12, r.i -;;::;-
""'!
ro· ro
""'!
I-YA _ _ Mly = + 0.001.q.lx 2.X 32 35 37 39 40 4 1 4 1 41 41 40 39 38 37 36 35 1 3'; 2, ~ - ~ -:::;
I I r:: ('.:)
-a
~:
't:i
(i)
fJ
~
vti)
::, v lVB ·
1
j- I I
+I~
ly Mty =- 0.001.q.lx 2.X
i'-.11x == + 0.001.q.lx2.X
Mly=+0.001.q.lx2.X
70
32 34
22
79
20
87
36
18
94 100 105 109 112 115 117 11 9 120 12 1 122 123 112 \
38 39 40 41 4 l 42 42 42 42 42 42 J2l 12
17 15 14 13 12 II 10 10 10 9 9
1
9
1
9
12,
.12
3
•~
~
::;
-
~
) -o
w
_,
r:,
...,
,-
::::
I I Mtx=-O,00l.q.lx 2.X 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 8\ 1 ,u 0 ::.,;
J"D
C Cl.>
::r V)
ly - w ...,
Mlx =+0.001.q.bc2.X 3 1 38 45 53 60 66 72 78 83 88 92 96 99 102 )05 108 125 =: ,._,, ...,
_,
_,
\'AL+ Mly=+0,001.q.lx2.X 37 39 41 4 1 42 42 41 41 40 39 38 37 36 35 Ji 33 2~ :::: ,.._
I I Mty =-0.00l.q.lx2.X 84 92 99 104 109 112 115 11 7 119 121 122 122 123 123 112112-1 12, ;
~
_,
_,
ly 1 -
_t Mlx = + 0,001.q.lx2.X 37 41 45 48 51 53 55 56 58 59 60 60 60 6 1 61 62 63 ..,..... r:,
::::
VB!:+ Mly =+0,001.q.lx:2.X 3 1 30 28 27 25 24 22 21 20 19 LS 17 17 16 1 16 15 1 13 ~ _,
g _ Mtx =-O,OOl.q.Lx2.X 84 92 98 103 108 111114117 119 120 1211221 22 1231 12312-1 125 ;
-
: -i
;I: VV, {D
b( Mh =+0,00l.q.lx2.X
Mly = + 0.001.q.Lx 2.X
21
26
26
27
31
28
36
28
40
27
43
26
46 49 51 53 55 56 57 58 59 601 63
25 23 22 21 21 20 20 19 19 18 13
;;::-
G
G
_,
::.,;
..,
~
::::-: 1 ly
Mtx =-0,001.q.b<:1.x
1 Mty = - 0,001.q.lx:2.X
55
60
65
65
74
69
s2
72
89
74
94
76
99 103 106 11 0 114 116 11 1 118 119 120 12'
77 78 78 78 78 78 78 78 78 -;-9 - 9
...,
~ -
--.s
~ ..-
c,, ..::,
vrni{O
)
Mix =+ 0.00 l .q.lx~.X 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 421 -12 -12 -12
cl:::s Mly = + 0.001.q.lx2.X 2 1 20 19 18 17 15 14 13 12 12 II II 10 10 10 10 G --.J
.:-0·
_,
Mtx = - 0,001.q.lx2.X 60 66 71 74 77 79 so 82 83 83 83 83 83 83 83 83 S3
~ I ly I Mty = - 0.00 l .q.lx2.X 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 571 571 57 ,- ,- '< =
~
-
~ ly I lx 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2, l ::!,2 2,3 2.4 ~.s I -:--2.s , r
~
~
-=--.,-·
C
~-
I
,,.,
._,
~
Q
:::
r{ D Mix = + 0,00l.q.lx2.X
Mly = + 0,001.q.lx2.X
44 52 59 66 73 78
44 45 45 44 44 43
84
4L
88 93 97 100 103 106 108 11 0 1
40 39 38 37 36 35 34 33,
_,
_,
r,
_,
'-'
I I
I::,
~
lv
Mix = + 0,001.q.lx2.X 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 6~ I , c..
-· -...
~
34 .),~I .
IOI
Q --.J
II Mly = + O,OOl.q.Lx2.X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 c..
5·
tx,
MIX = - 0,001 .q.lx2.X 36 42 46 50 53 56 58 59 60 6L 62 62 62 63 03 1 I ::.: >--
-
Q
C
Mty = - 0,00 l .q.lx2.X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 3..J ::.::
::::;
_,
.........
.-
,.. .
....,
""
"'O
Mix = + O,OOl.q.lx2.X
Mly = + O,OOl.q.Lx2.X
48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 9 1 92 I
-::;
-
c
.,.
OJ
~
II II
III
ID Mix = - 0,001.q.lx2.X
Mty = - 0,001 .q.lx 2.X
48
48
48
50
55
50
51
61
SL
51 51 SL
67 71 76
51 SL 51
51
79
SL
50
82
50
50
84
50
49 ..J9 ..J9 ..JS ..JSJ ➔-
86 88 89 90 91 92
49 49 49 ..JS ..JS ..J7
I
::.::
::.: -::;
A° r,
~-
!::
,-
"'
8" 3:::: ro3 Mix = + 0,00 l .q.lx2.X 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 11
J
,... -:; .__,
::: ,..... r,
IVAl □I
('!)
::s :!.. Mly = + 0,00 l.q.Li-2.X 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 cs . ..
......
OJ
.,.,.
~
.,
('!) ('!)
r-t'
P..l Mty = - 0,00 l .q.Lx2.X 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79
CT"
s '< = -
C:
c
C
Cl)
:;i;--
Mb,= + 0,00 l.q.lx2.X 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 - -
~
::; _,
~
r::
rd □
~ Ci
~ r-t' (b Mly = + 0,00l.q.lx2.X 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 ,..... rr:,
CC) ~
C
r-t'
Ci
P..l
C/)
MIX = - 0,001 .q.lx2.X 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63
(:.
d- -
:::;
r, '..;J
,.. ::::;
'.;.J
.,
('!) Mix =+ 0.001.q.b:2.X 3 1 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 1 102 1105 I N
.....
('!)
'O
VA ID Mly = + 0,001.q.Lx2.X
Mty = - O,OOl .q.lx 2.X
60 65 69 73
60 65 69 73
75 77
75 77
78 79 79 so 80 so 791 - 91 "19
78 79 79 so so 80 79 79 79
~
~ -0
C
_,
-'
;::;:
Mix = + 0,00 l.q.lx1.X 60 66 71 76 79 82 85 87 8S 89 90 9 1 9 1 92 92 s C
~ -0
P..l
....
C/)
r-t'
C/)
VB
D Mly = + 0,00l.q.lx2.X
MIX = - 0,00 t .q.lx2.X
31 30 28 27 25 24 "! "! 21 20 19 IS 17 17 16 16
60 66 71 76 79 82 85 87 S8 89 90 9 1 9 1 92 92
-::.:c..
,...
-;,,
Mix = + 0,001.q.Lx1.X 38 ..J6 53 59 65 69 73 77 80 83
VIAIDI Mly = + 0,00 I .q.lx2.X
Mtx = - 0,00 I.q.lx2.X
43
38
46
46
48 50 51 51
53 59 65 69
51
73
51 50 50
77 80 83
85
50
85
86
-l9
86
87
-19
87
~8
-lS ~:1
8S 89 1 -0
r,
r,
-
_,
Mty = - 0,00 I.q.lx.2.X 43 46 48 50 51 51 51 5 1 50 50 50 -l9 -l9 -l8 -lS ~ 50 ::.:
,.....
,.....
Mlx = + 0,00l.q.lx2.X 13 48 57 58
1
51 55 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 n
vrnlD Mly = + 0,00 l.q.b,2.X
Mtx = - 0.00 l .q.Lx2.X
38
13
39
48
38
51
38 37
55 57
36
58
36
60
35 35 3-l
61 62 62
3-l 3-l
62 63
33 33 33
63 63 o3
13
o3
-a
:::;
'-<
Mty = - 0,00 l .q.lx2.X 38 39 38 38 37 36 36 35 35 3-l 3-l 3-l 33 33 33 38 ,...
BIOGRAFI
Ir. H. Ali Asroni, M.T., setclah tamat
dari SMA Negeri 3 Surakarta, melanjutkan
pendidikan di Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
dan memperoleh gelar Sarjana Teknik
(lnsinyur) tahun 1987. Sejak mahasiswa,
dia bekerja dalam bidang pembangunan
(kontraktor) pada CV Borobudur Jaya
Purworejo tahun 1983 sampai 1985, PT
Subur Mukti Surakarta (Real Estate) tahun
1985 sampai 1986, dan CV Suparjo Surakarta
tahun 1986 sampai 1987. Tahun 1988 mulai mengabdikan ilmunya
di lingkungan kampus sebagai dosen tidak tetap, dan t ahun 1989
diangkat sebagai dosen tetap Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sampai sekarang. Dia
juga ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan jenjang S-2 di UGM
Yogyakarta, dan memperoleh gelar Magister Teknik (M.T.) pada
tahun 1995.
Selama menjadi dosen tetap di Jurusan (sekarang: Program
Studi) Teknik Sipil Fakultas Teknik UMS, dia pernah menjabat
sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Sipil UMS tahun 1989 sampai
1991, Anggota Senat Fakultas tahun 1992 sampai 2016, Anggota
Senat Universitas tahun 1992 sampai 1995 dan tahun 2004 sampai
2014, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik tahun 1996 sampai 1999,
dan Kepala Laboratorium Teknik Sipil tahun 1999 sampai 2002.
Dalam pengelolaan jurnal, pernah menjabat sebagai Pemimpin
Redaksi pada Jurnal "Gelagar" Fakultas Teknik UMS tahun 1996
sampai 1999, Penyunting Jurnal "Gelagar" Fakultas Teknik UMS
dan Penyunting Jurnal "Dinamika Teknik Sipil" Jurusan Teknik Sipil
UMS tahun 2000 sampai 2004. Mata kuliah yang pernah diampu
antara lain Analisis Struktur I, Analisis Struktur II, Struktur Kayu
I, Struktur Kayu II, Struktur Beton I, Struktur Beton II, Struktur
Beton Lanjut, dan Metode Elemen Hingga pada strata S-1, serta
Perancangan Struktur La n jut, Pemeliharaan Perbaikan & Perkuatan
Struktur, dan Desain Sb·uktur Ge dung pada strata S-2.
Catatan:
1). Buku nomor 10 dan 11 dite rbitkan oleh Penerbit Gra ha Ilmu
(Yogya karta), Januari 2010.
2). Buku nomor 16 dan 17 diterbitka n di Muhammadiyah
University Press (MUP-UMS), bulan Desembe r 2 017 dan Juli
2018.
lr. H. Ali Asroni, M.T. lahir pada tanggal 18 Desember 1955 di Sukoharjo, Jawa
Tengah. Setelah tamat dari SMA Negeri 3 Surakarta pada tahun 1974, dia
meneruskan pendidikannya di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Derajat Sarjana Teknik (Insinyur) diperoleh pada
tahun 1987. Pada tahun 1989 dia bekerja s ebagai dosen tetap di Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sampai sekarang.
Pada tahun 1991 ditugaskan untuk melanj utkan pendidikannya di UGM YogyakartaJ
dan memperoleh derajat MagisterTeknik (MT) pada tahun 1995.
Sejak mahasiswa tingkat akhir (tahun 1983 sampai 1987), dia mulai bekerja
sesuai ilmu yang dimiliki dalam bidang pembangunan (kontraktor), yaitu CV
Borobudur Jaya Purworejo tahun 1983 sampai tahun 1985, PT Subur Mukti
Surakarta (Real Estate) tahun 1985 sampai tahun 1986, dan CV Suparjo Surakarta
tahun 1986 sampai tahun 1987. Pada tahun 1988 dia mulai mengabdikan ilmunya
kepada masyarakat di lingkungan kampus sebagai dosen tidak tetap di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik UMS, dan diangkat sebagai dosen tetap di jurusan yang
sama pada tahun 1989 sampai sekarang.
Selama menjadi dosen tetap di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMS, dia
juga menjabatsebagai Sekretaris Jurusan TeknikSipil UMS tahun 1989 sampai 1991, 11:'
Anggota Senat Fakultas tahun 1992 sampai sekarang, Anggota Senat Universitas •
tahun 1992 sampai 1995 dan tahun 2004 sampai sekarang, Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik tahun 1996 sampai 1999, dan Kepala Laboratorium Teknik Sipil
tahun 1999 sampai 2002. "Dalam pengelolaan jurnal, pernah menjabat sebagai
Pemimpin Redaksi pada Jurnal "Gelagar" Fakultas Teknik UMS tahun 1996 sampai
1999, Penyunting Jurnal "Gelagar" Fakultas Teknik UMS dan Penyunting Jurnal
"Dinamika Teknik Sipil" Jurusan Teknik Sipil UMS tahun 2000 sampai 2004. Mata
kuliah yang pernah diajarkan antara lain Analisis ~
Struktur Kayu I, Struktur Kayu II, Struktur Beto,n 1, St
Lanjut, dan Metode Elemen Hingga pada strata S·
Lanjut dan Pemeliharaan Perbaikan & Perkuatan Stru
-----------------------------------·
EPERPUSTAKAAN FAKULT.
UNIVERSITAS WIJAYAK
KCIDE BUKU
KLASIFIKASI
•
978602
691 . 3
LETAK BUKU
PENGARANG
600
Al i
JUDUL BUKU B
II 111
9 786023 610990
II II I