Anda di halaman 1dari 385

'

KNI
UMA PURWOKERTO
,30103261
Rekayasa
-
untuk Program Vokasi
as1
Ir. Hanafiah H.Z., M.T.
Zairipan Jaya, S.T., M.T.
Muhammad Reza, M.Eng.

Diterbitkan atas Kerja Sama

®
PENERBIT ANDI
REKAYASA FONDASI - untuk Program Vokasi
Oleh: Ir. Hanafiah H.Z., M.T., Zairipan Jaya, S.T., M.T., dan Muhammad Reza,
M.Eng.

Hak Cipta ©2020 pada Penulis.


Editor : Theodorus Erang
Desain Cover : Dany Nofiyanto
Setter : Andika Sundoro Aji
Korektor : Robertus Ari

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku
ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin
tertulis dari Penulis.

Diterbitkan oleh Penerbit ANDI (Anggota IKAPI)


JI. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281

Percetakan: CV. ANDI OFFSET


JI. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KOT)

H.Z., Hanafiah
REKAYASA FONDASI - untuk Program Vokasi / Hanafiah H.Z., Zairipan Jaya,
Muhammad Reza
- Ed. I. - Yogyakarta: ANDI;

28 - 28- 27 - 26 - 25 - 24 - 23 - 22 - 21- 20
him xxxviii + 346; 16 x 23 Cm.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
ISBN : 978 - 623 - 01 - 0326 - 1
I. Judul
1. Foundations
2. Jaya, Zairipan
3. Reza, Muhammad

DDC'23 : 721.1
PRAKATA

Syuk:ur Albamdulillab, penulisan buku Rekayasa Fondasi


untuk Program Vokasi telah dirampungkan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan. Rekayasa Fondasi merupakan salah satu mata k:uliah
pokok yang harus dipelajari dan dik:uasai oleh mahasiswa pendidikan
tinggi vokasi program D-3 dan D-4 Politeknik Negeri Lhokseumawe
khususnya dan politeknik yang setara di seluruh wilayah nusantara.
Semua program studi tersebut akan mempelajari materi Rekayasa
Fondasi, hal ini menunjukkan bahwa keberadaan mata k:uliab ini menjadi
penting sebagai solusi untuk mendesain struktur bangunan bawah (sub
structure) bangunan.gedung, danjembatan.
Buk:u Rekayasa Fondasi untuk Program Vokasi disusun karena
adanya keterbatasan referensi tentang materi fondasi dangkal dan
fondasi dalam, yang mudah dipelajari mahasiswa. Untuk itu, ketika ada
kesempatan untuk menyusun materi rekayasa fondasi, penulis beserta
teman-teman pengajar yang sebidang, berusaha menyajikan materi buk:u
ajar yang sesuai dengan kebutuhan silabus program vokasi. Mencakup
materi fondasi dangkal (shallow foundation) dan fondasi dalam (depth
fotmdation ).
f Kami menyadari bal1wa penulisan materi buku ini masih perlu
disempurnakan, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tidak
hingga kepada semua pihak yang turut berkontribusi, mengoreksi, dan
memberikan saran perbaikan isi buku. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Direktur, Wadir Bidang Akademik, dan kepada
Bapak Ketua P4M, serta segenap jajaran yang telah memberi peluang
kepada penulis untuk melaksanakan dan menyelesaikan penulisan buku
ini, hingga dapat selesai tepat waktu.

Buk:etrata, Lhokseumawe, 15 Agustus 2019

Penulis

Reka~Fon,::l~i
iv untukPi~ram Vokasi
1. Status Mata Kuliah
Rekayasa fondasi dipecah menjadi dua bagian, yakni rekayasa
fondasi dangkal dan rekayasa fondasi dalam. Kedudukan mata kuliah
bersifat wajib, memiliki bobot 2 SKS, serta lama tatap muka di kelas
dan tugas terstruktur sekitar 2 x40 menit/minggu/semester. Selain itu,
mahasiswa diharapkan melakukan kegiatan belajar mandiri setidaknya
2 x40 menit per minggu.

Tugas terstruktur adalah tugas perkuliahan yang dibimbing


dosen dan/atau instruktur untuk memantapkan mahasiswa memahami
penguasaan buku ajar. Staf pengajar/dosen dapat memanfaatkan tugas-
tugas yang ada untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa terhadap
buku ajar. Demikian sebaliknya, mahasiswa dapat memanfaatkan
tugas-tugas yang diberikan untuk memperdalam pemahaman buku
ajar melalui diskusi dengan dosen atau rekan sejawat. Kegiatan belajar
mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan mahasiswa.
2. Gambaran Singkat
Materi pokok rekayasa fondasi mencakup pengetahuan dasar
berupa teori-teori dan pengetahuan terapan, yaitu penyelesaian kasus-

I kasus perencanaan yang ada di lapangan. Pengetahuan dasar diperlukan


karena merupakan hal dasar yang memengaruhi optimalisasi desain
fondasi bangunan di lapangan. Pengetahuan terapan mencakup penj elasan
metode perhitungan rumus-rumus yang relevan bagi perencanaan
fondasi, meliputi desain dimensi fondasi, kedalaman, serta penurunan
dan stabilitas terhadap gaya-gaya internal dan ekstemal. Pengetahuan
terapan bertujuan untuk mempersiapkan bekal praktik mahasiswa di
lapangan. Keterampilan hams terns diasah dan dimiliki oleh mahasiswa,
karena merupakan kompetensi dasar seorang Ahli Madya dan Sarj ana
Sains Ahli Terapan Politeknik Negeri Lhokseumawe.

3. Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa


Ditinjau dari aspek kegiatan belajar mahasiswa, buku ini dapat
membantu mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti
proses belajar mengajar. Selain itu, buku ini diharapkan dapat
mempercepat pemahaman dan pengetahuan rekayasa fondasi sebagai
unsur kompetensi ahli madya dan sarjana sains terapan teknik sipil.
Mata kuliah Rekayasa Fondasi berkaitan dengan mata kuliah lainnya,
seperti dengan mata ·kuliah ilmu mekanika tanah, pengujian tanah,
gambar teknik, mekanika rekayasa, rekayasa beton, dan mata kuliah
terkait lainnya. Keberadaan mata kuliah rekayasa fondasi diharapkan
dapat membantu desainer struktur fondasi bangunan teknik sipil. Untuk
itu materi yang disajikan akan memberikan uraian tentang konsep dan
beberapa contoh kasus aplikatif, sebagai latihan untuk menyelesaikan
problematik konstruksi di lapangan.

4. Tujuan Instruksional Umum


Tujuan instruksional umum mata kuliah Rekayasa Fondasi adalah
membantu mahasiswa memahami prosedur desain fondasi dengan benar

yi
pada perencanaan fondasi dangkal , fondasi bangunan pelengkap jalan
(gra vity wall, retaining wall, sheet pile), dan fondasi dalam (tiang
pancang, hore pile, dan fondasi sumuran), serta mampu menggunakan
rumus-rumus yang rclevan sesuai jenis kasus yang ditangani .

5. Sistematika Buku Ajar

Mata kuliah Rekayasa Fondasi terdiri dari 13 bab. Berikut adalah


uraian sistematika masing- masing bab:

✓ Bab I - Pendahuluan. Berisi uraian tentang definisi dan fungsi


fondasi, seperti jenis fondasi yang sering digunakan. Identifikasi
permasalahan fondasi , seperti penyelidikan tanah, prinsip-prinsip
dasar pemecahan permasalahan fondasi, aplikasi desain berdasarkan
penyelidikan tanah, prosedur perancangan, dan pertimbangan-
pertimbangan yang diperlukan.

✓ Bab 2 - Daya Dukung Fondasi Dangkal. Berisi uraian tentang


konsep daya dukung fondasi dangkal, meliputi perbedaan antara
beberapa metode daya dukung Terzaghi, Meyerhof, Vesic, dan
Hansen. Penjelasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi
daya dukung pada berbagai kondisi, keberadaan muka air tanah,
pengaruh beban eksentris, pengaruh beban miring, analisis daya
dukung fondasi berdasarkan data pengujian lapangan, SPT, CPT dan
uji pembebanan (loading test), serta daya dukung fondasi dangkal
termasuk perhitungan daya dukung dengan faktor gempa.

✓ Bab 3 - Fondasi Tapak Gabungan . Berisi uraian tentang definisi


dan jenis fondasi tapak gabungan, fungsi dan pentingnya dibangun
konstruksi telapak gabungan, dan mendimensi ukuran telapak
gabungan.

✓ Bab 4 - Penurunan Fondasi Dangkal. Berisi uraian tentang


pentingnya perhitungan penurunan fondasi dangkal dan
kecenderungan penurunan pada beberapa sisi fondasi bangunan,

Deskripsi Singkat Mata Kuliah vii

............. __ ___________
...,.
penjelasan tentang urutan perhitungan penurunan segera, dan
penurunan konsolidasi pada lapisan tanah lempung.
✓ Bab 5- Tembok Penaha11 Ta11ah. Berisi uraian tentang pengenalan
beberapa tipe tembok penahan tanah yang Iazim digunakan,
penjelasan analisis stabilitas dinding penahan tanah berdasarkan
investigasi lapisan tanah setempat, uraian tentang pendi1nensian
dan stabilitas tembok penahan tanah, mulai dari tipe gravity
wall, hingga tipe retaining 1,va!!', stabilitas tembok penahan tanah
tem1asuk dengan mempertimbangkan faktor gempa.
✓ Bab 6 - Turap. Berisi uraian tentang bangunan turap yang lazim
digunakan pada konstruksi stabilitas bangunan teknik sipil (lereng,
pelabuhan, tepi pantai), meliputi penjelasan tentang pendimensian
kedalaman turap pada lapisan tanah kohesif dan lapisan tanah
nonkohesif, baik turap bebas dan konstruksi turap berangker.
✓ Bab 7 - Fondasi Dalam. Berisi uraian tentang pemilihan tipe
fondasi berdasarkan material yang digunakan, penjelasan fungsi
fondasi dalam, dan penjelasan tipe fondasi dalam sesuai pelaksanaan
di lapangan berdasarkan spesifikasi yang berlaku.
✓ Bab 8 - Daya Dukung Tiang. Berisi uraian tentang penggunaan
forrnulasi untuk menghitung daya dukung tiang tunggal berdasarkan
data laboratorium dan lapangan (CPT, SPT, Loading Test).
Perhitungan daya dukung tiang tunggal pada lapisan tanah kohesif
dan tanah granular.
✓ Bab 9 - Daya Dukung Pile Group. Berisi uraian tentang konfigurasi
pile group,jarak antartiang, dimensi blok tiang, faktor efisiensi pile
group, pengetahuan tentang daya dukung kelompok, serta distribusi
beban maksimum dan minimum dalam kelompok tiang.
✓ Bab 10 - Penurunan Kelompok Tiang. Berisi uraian pengetahuan
tentang perhitungan penurunan tiang tunggal dan kelompok tiang

Re,Juiyasa Fondasi
vm untuk f,rogram Vokasi
pada lapisan tanah kohesif dan nonkohesif. akibat beban bangunan
di atasnya dengan formula yang sesuai.
✓ Bab 11 - Gaya Lateral Tiang . Berisi uraian tentang pengetahuan
perilaku tiang apabila menerima gaya lateral, seperti gaya lateral
tiang akibat beban gaya horizontal , baik internal dan eksternal,
dengan rumus yang benar.

✓ Bab 12- Daya Dukung Dinamis Tiang. Berisi uraian pengetahuan


tentang cara menghitung daya dukung tiang hasil pemancangan
(driving) di lapangan, menganalisis kapasitas dukung fondasi tiang
berdasarkan data kelendering hasil uji pemancangan, serta analisis
daya dukung grup tiang hasil pelaksanaan pemancangan.
✓ Bab 13 - Fondasi Sumuran. Berisi uraian tentang pengetahuan
pentingnya menggunakan fondasi sumuran pada konstruksi
bangunan dan penjelasan desain dimensi fondasi sumuran. Hal
ini meliputi stabilitas berdasarkan pembebanan struktur di atasnya
dan penjelasan daya dukung fondasi sumuran berdasarkan data
laboratorium dan data lapangan.
6. Petunjuk Umum untuk Mempelajari Buku
Buku ini memuat teori-teori, contoh soal, dan latihan soal.
Mahasiswa perlu membaca terlebih dahulu teori dan contoh soal yang
disajikan dalam setiap bab. Hal ini bermanfaat untuk mengefektifkan
kegiatan tatap muka di kelas, karena mahasiswa telah memiliki gambaran
awal tentang materi perkuliahan. Beberapa hal yang belum jelas, dapat
didiskusikan dengan staf pengajar/dosen atau rekan-rekan lainnya.
Beberapa bagian dari buku ini sengaja hanya dirancang memuat tema-
tema pokok saja, sehingga mahasiswa didorong untuk menyelusuri buku
ajar (text books) lain, supaya memiliki wawasan yang lebih luas.

Deskripsi Singkat Mata Kuliah ix


I
SILABUS
~ REKAYASA FONDASI

'

1. ldentitas Pendidikan Tinggi


Pendidikan Tinggi : Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jurusan : Pendidikan Teknik Sipil

Program Studi : Program D-3 dan D-4


2. ldentitas Mata Kuliab
Nama Mata Kuliah : Rekayasa F ondasi

Kode Mata Kuliah : TS


Jumlah SKS : 2/2

Kelompok Mata Kuliah : MKK Program Studi

Status Mata Kuliah : Wajib

Semester : 4/5
3. Mata Kuliah Prasyarat
TS Mekanika Tanah 1
TS Mekanika Tanah 2
TS _Penyelidikan Tanah
4. Deskripsi Singkat
Mata kuliah rekayasa fondasi berisi tentang materi pengertian
konstruksi fondasi, kuat dukung tanah, fondasi langsung, bentuk
denah fondasi simetris dan~tidak simetris, perencanaan fondasi
berdasarkan data lapangan dan data laboratorium.
Fondasi Dangkal
Fondasi clangkal meliputi: Daya dukung fondasi metode; Prandtl,
Terzaghi, Meyerhof; Daya Dukung Hansen dan Vesic; Daya dukung
ultimit clan izin serta komparasi beberapa formula daya dukung;
Berbagai cara penentuan Daya Dukung dari hasil uji CPT dan
SPT; Perencanaan fondasi dangkal (Daya Dukung Izin : kuat geser
batas, penurunan fondasi); Uji beban pelat (Loading Test); Fondasi
. dangkal - beban lateral/momen; Konstruksi penahan tanah tekanan
lateral tanah, Rankine, Coulomb, Monobe, Perencanaan dinding
penahan Gravity, dan Cantilever.
Fondasi Dalam
Fondasi dalam meliputi: Konstruksi turap; Berbagai cara penentuan
stabilitas kedalaman turap, metode sederhana, Free end method dan
Fixed end method; Desain penjangkaran dan perencanaan jangkar;
Perencanaan "Reinforced earth"; Jenis fondasi dalam dan aplikasi
dalain rekayasa sipil; Daya Dukung Aksial Fondasi Tiang di tanah
nonkohesif clan tanah kohesif; Daya Dukung berdasarkan basil uji
pembebanan di lapangan (Loading Test); Daya Dukung Kelompok

JlebyuaFondui
xii u~Vokasi
Tiang; Analisis Penurunan Kelompok Tiang; Daya Dukung Tiang
akibat dibebani beban lateral.
• Metode perkuliahan diberikan dalam bentuk tatap muka, pre
test, post test, aktivitas kelas, terstruktur dan tugas mandiri.
• Kuliah diselenggarakan dalam 16 kali tatap muka terjadwal
dalam I semester. Ujian dilakukan 2 kali, yaitu Ujian Tengah
Semester dan Ujian Akhir Semester yang materinya mencakup
keseluruhan mata kuliah. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
tingkat kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan materi
yang telah diberikan.
5. Pendekatan Pembelajaran
Ekspositori dan inkuiri
6. Media Pembelajaran
LCD, OHP
7. Evaluasi
Kehadiran
Tugas Perorangan/K.elompok
UTS
UAS
Praktikum
8. Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan
Fondasi 1 Fondasi Dangkal/Semester _
Pertemuan l : Pengenalan fondasi dangkal
Pertemuan 2 : Parameter tanah untuk desain fondasi
Pertemuan 3 : Daya dukung tanah
Pertemuan 4 : Analisis daya dukung tanah
Pertemuan 5 : Perencanaan fondasi dangkal

Silabus Rekayasa Fondasi xiii


- Pertemuan 6 : Perencanaan fondasi dangkal : Penulangan

- Pertemuan 7 : Plate loading test


- Pertemuan 8 : UTS
- Pertemuan 9 : Konstruksi penahan tanah
- Pertemuan 10 : Tekanan lateral tanah
- Pertemuan 11 : Perencanaan dinding penahan Gravity
- Pertemuan 12: Perencanaan dinding penahan Cantilever
- Pertemuan 13: UAS
Fondasi 2 Fondasi Dalam/Semester
- Pertemuan 1 : Pengenalan turap
- Pertemuan 2 : Langkah-langkah perhitungan turap
- Pertemuan 3 : Metode perhitungan turap
- Pertemuan 4 : Turap berjangkar dan turap bebas
Pertemuan 5 : Teknik penjangkaran
Pertemuan 6 : Perencanaan "Reinforced earth"
Pertemuan 7 : UTS
Pertemuan 8 : Pengenalan fondasi dalam
Pertemuan 9 : Kriteria desain untuk fondasi dalam
Pertemuan 10 : Daya dukung aksial fondasi tiang
Pertemuan 11 : Uji pembebanan dan interpretasinya
Pertemuan 12 : Daya dukung dan penurunan grup tiang
Pertemuan 13 : Gaya lateral Tiang
Pertemuan 14: UAS

Reka~'fo
u,mooei'ogr
9. Sistem Penilaian
Prestasi mahas iswa yang mengikuti mata kuliah Rekayasa Fondasi
ini akan saya nilai berdasarkan komponen-komponen dan bobot
sebagai berikut:

No Komponen Bobot
1 Pre Test 10 %
2 Post Test 15 %
3 Tugas Mandiri 15 %
4 Aktivitas Kelas 15 %
5 Ujian Tengah Semester 20 %
6 Uj ian Akhir Semester 25 %

Berdasarkan komponen-komponen penilaian dan bobot di atas,


konvensi nilai prestasi mahasiswa yang mengikuti kuliah ini adalah
sebagai berikut:

Range Angka Nilai Skor


80,00 - 100 A 4
70,00 - 79,50 B 3
60,00 - 69,50 C 2
40,00 - 59,50 D 1
10,00 - 39,50 E 0

• Untuk mendapatkan nilai yang maksimal mahasiswa hams


memenuhi semua komponen penilaian di atas, j ika salah satu
atau lebih dari komponen di atas dilewatkan dalam proses
perkuliahan, pencapaian prestasi terpaksa dinilai berdasarkan
komponen yang ada.

• Bobot presensi dinilai berdasarkan kehadiran mahasiswa dalam


keseluruhan kegiatan tatap muka terjadwal rnaupun kegiatan
akademik struktur yang tidak terjadwal.

Silabus Rekayasa Foodasi XV


• Togas mandiri yang dimaksud berbentuk penyelesaian soal-
soal Rekayasa Fondasi yang diberikan oleh dosen pengampu
dan untuk aktivitas kelas adalah penyelesaian soal - soal yang
dikerjakan bersama saat tatap muka perkuliahan.

KONTRAKPERKULIAHAN
REKAYASA FONDASI
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan/
Pertemuan ke-
(perfonnance/indicator) Sub-Pokok Bahasan
I Agar mahasiswa dapat Pengertian fondasi
2 x 50 menit mempelajari fondasi dangkal. dangkal, beban struktur
Meliputi pengertian dan ke fondasi, dan jenis-
perbedaannya dengan fondasi jenis fondasi dangkal.
dalam, berdasarkan distribusi
beban.
II Agar mahasiswa dapat Parameter tanah
2 x 50 menit mengetahui tentang parameter untuk desain fondas i/

Tugas I dan tanah untuk desain fondasi parameter k:uat geser

Evaluasi dangkal, penyelidikan tanah, tanah, penyelidikan


serta parameter tanah dan efek tanah, dan efek muka
muka air tanah. air tanah.
III Agar mahasiswa dapat Analisis daya dukung
2 x 50menit mengetahui berbagai metode Prandtl, Terzaghi,
Tugas 2 yang digunakan untuk Meyerhof, Brinch-
penentuan besamya daya hansen, dan Vesic.
dan Evaluasi
dukungtanah.

R~y.- Fondasl
untulciP,rpgram ~owl
IV Agar mahasiswa dapat Perencanaan fondasi

2 x 50 menit mengetahui metode dangkal daya dukung,


perencanaan fondasi dangkal, dan analisis besamya
Tugas 3
penentuan dimensi berdasarkan penurunan fondasi.
dan Evaluasi
ni lai daya dukung tanah, dan
perkiraan penurunan.
V Agar mahasiswa dapat Konstruksipenahan

2 x 50 menit mengetahui serta mempelajari tanah/dinding penahan


tentang konstruksi penahan tanah, turap, dinding
tanah, perkiraan dimensi, dan tipe kantilever,
contoh penggunanya. tipe gravitasi, dan
reinforced earth.
VI Agar mahasiswa dapat Dinding penahan

2 x 50 menit mempelajari dan dapat tanah, jenis-jenisnya,


memahami perhitungan penggunaan,dan
Tugas 4
stabilitas dinding penahan langkah-langkah
dan Evaluasi
tanah. Termasuk langkah- perencanaan.
langkah perhitungannya.
VII Evaluasi materi. UTS.
2 x 50 menit
VIII Agar mahasiswa dapat Pengenalan turap
2 x 50 menit mempelajari dan memahami jenis-jenis turap dan
tentang turap, jenis-jenisnya, penggunaan turap.
bentuk, serta kondisi tanah saat
turap dibangun.

Silabus Rekayasa Fondasi xvii


Agar mahasiswa dapat Metode perhitungan
IX
turap/metode
2 x 50 menit mempelajari dan memahami
tentang metode perhitungan sederhana.
Togas 5
menentukan kedalaman turap.
X Agar mahasiswa dapat Turap bebas dan turap

2 x 50 menit mengetahui serta memahami berjangkar.

Tugas 6 tentang turap bebas dan turap


berjangkar.
dan Evaluasi
XI Agar mahasiswa dapat Pengenalan fondasi
2 x 50 menit mempelajari dan memahami dalamlsmall
tentang fondasi dalam, displacement pile, large
material, jenis, serta kelebihan displacement pile, dan
dan kekurangannya. non displacement pile.
XII Agar mahasiswa dapat Analisis daya dukung
2 x 50 menit mengetahui, mempelajari, dan aksial serta fondasi

Tugas 7 memahami tentang analisis tiang/tanah nonkohesif


penentuan daya dukung aksial dan kohesif.
dan Evaluasi
tiang tunggal pada tanah
nonkohesif dan kohesif.
XIII Agar mahasiswa dapat Pembebanan Dinamis
2 x 50 menit mempelajari dan memahami (kalendering data)

Tugas 8 tentang daya dukung tiang dan uji beban tiang


dinamis, uji pembebanan, berdasarkan uji PDA
dan Evaluasi
serta interpretasi data basil test.
pengujian.

Ret<ay,asa Fo,,._.
u~ograr.r)J; olsa$i

d
XIV Agar mahasiswa dapat Daya dukung tiang

2 x 50 menit mempelajari dan memahami tunggal, efisiensi,


tentang penurunan grup tiang, kapasitas tiang tunggal
Tugas 9
serta efisiensi grup terhadap dalam grup tiang, dan
dan Evaluasi
daya dukung dan penurunan penurunan grup tiang.
grup tiang.
xv Agar mahasiswa dapat Tiang tunggal dan grup

2 x 50 menit mempelajari dan memahami tiang terhadap beban


metode analisis daya dukung lateral.
Tugas 10
lateral tiang tunggal, grup
dan Evaluasi
tiang, dan desain beban lateral
tiang.
XVI Evaluasi materi UAS

2 x 50 menit hingga pertemuan akhir.

• Media Pembelajaran : LCD/OHP


• Metode Pembelajaran : Ekspositori dan inkuiri

Silabus Rekayasa FQndasi xix


DAFTAR ISi

P RA KATA....................................................................................... 111
DESKRIPSI SING KAT MATA KULIAH ................................. v
SILABUS REKAYASA FONDASI ............................................ xi
DAFTAR ISI ................................................................................... xxi
DAFTAR TABEL ........................................................................... xxix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... x:xxi

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................. 1


1. I TUJlJAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ............ ........ ..................... l
1.2 PENDAHULUAN ............................ ....... ...................................... .... 1
1.3 KLASIFIKASI FOND AS I ..... ......................... .................................. 2
1.4 FONDASI DANGKAL ..................... ............................................... 4
1.5 BEBAN YANG BEKERJA PADA FONDASI .................................. 5
1.6 PERSYARATAN FONDASI ............................................................. 7
1.7 BEBERAPA PERTIMBANGAN ...................................................... 7
8
1.8 PENYELIDIKAN TANAH ...............................................................
8
1.8.1 Sasaran Penyelidikan ................................................. •··············
1.8.2 Batasan Penyelidikan ...................................................... •••······· 9
1.8.3 Tahapan Penyelidikan ......................................................••••·· ·· · 9
1.8.4 Kedalaman Penyelidikan ......................................................•••• 10
1.8.5 Konfigurasi Penyelidikan ......................................................... 11
1.8.6 Peranan Ahli Geoteknik ............................................................ 12
1.8.7 Penyelidikan Investigasi Lapangan .. .......... .. ... ........ .. .. ............. 13
1.8.8 Penyelidikan Laboratorium ....................................................... 16
1.8.9 Interpretasi dan Analisis Data ................................................. 17
RANGKUMAN ..................... ........ ........................................................................ 19
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 20

BAB 2 DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL ................... 23


2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ......................................... 23
2.2 PENDAHULUAN ............................................................................. 23
2.3 TIPE KERUNTUHAN FONDASI.. .................................................. 24
2.4 ANALIS IS TERZAGHI .................................................................... 26
2.5 PENGARUH MUKAAIR TANAH TERHADAP DAYA
DUK.UNG TANAH ............................................................................ 29
2.6 DAYA DUKUNG PERSAMAAN MEYERHOF .............................. 38
2.7 BEBAN VERTIKAL ......................................................................... 43
2.7.1 Eksentrisitas Behan Satu Arab .................................................. 44
2.7.2 Eksentrisitas Behan Dua Arab .................................................. 44
2.7.3 Daya Dukung Fondasi Eksentrisitas Dua Arah......................... 46
2.8 EFEK KOMPRESIBILITAS TANAH ............................................... 57
2.9 KAPASITAS DUK.UNG DINAMIS GEMPA ................................... 62
2.10 DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL DARI PENGUJIAN
LAPANGAN ...................................................................................... 7 l

Rt!kayasa Fondasi
xxii unt:ukProgram Vokasi
2 . 10. 1 Pengujian Standard Penetration Test/SPT .............................. 71

2 . 10.2 Pengujian Penetras i Kerucut Statis/C PT ................................. 77

2. 10.3 Pengujian Beban Pelat (Plate Load Test) ........ ........................ 79


RANGKUMAN .. ................. .......... ......................................... ................... 86

TINJAUAN ULANG .......................... .......... ................. ...... ....................... 87

BAB 3 FONDASI TELAPAK GABUNGAN ............................ 91


3. 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................................... 91
3.2 PENDAHULUAN .......... .... ...... ......................................................... 91
3.3 TELAPAK GABUNGAN EMPAT PERSEGI PANJANG ................ 93
3.4 TELAPAK GABUNGAN TRAPESIUM .......................................... 95
RANG KUMAN ................. ........... .. ................ ........ ................................... I 02
TIN JUAN ULANG ....... ....... ... ................ .................................................... I 02

BAB 4 PENURUN AN ................................................................... 103


4.1 TU JUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................................... I 03
4.2 PENDAHULUAN ............................................................................. I 03
4.3 DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH ................................ I 05
4.3 . l Distribusi Behan Titik ............................................................... 105
4.3 .2 Behan Terhagi Rata Berhentuk Lajur Memanjang ................... I 06
4.3.3 Behan Terhagi Rata Berhentuk Empat Persegi Panjang .......... 106
4.3.4 Metode Penyeharan 2V: lH .............................. ....................... 106
4.3.5 Grafik Pengaruh Newmark ...................................................... 107
4.4 PENURUNAN KONSOLIDASI ....................................................... 109
4.5 PENURUNAN PADA TANAH PASIR ............................................. 111
4.6 PENURUNAN SEGERACARAGRAFIK ...................................... 114
RANGKUMAN ....................................................................................... ... 119
TINJAUAN ULANG ....................................... .... ....................................... 120

Daftar lsi xxiii


BABS DINDING PENAHAN TANAH...................................... l 23
123
5.1 TUJUAN JNSTRUKSIONAL KHUSUS ........................ ··· .... ···········
123
5.2 PENDAHULUAN ..............................................···· ········ ··· ·············...
5.3 DIMENSI TEMBOK PENAHAN ......................................... ··· ······ ··· 125
5.4 TEGANGAN TANAH LATERAL .................................................... 126
5.4.1 Koefisien Tanah Lateral Diam (Ko) ......................................... 127
S.4.2 Tekanan Tanah Rankine (1857) ................................................ 127
S.4.3 Tekanan Tanah Teori Coulomb (1776)...................................... 129
5.4.4 Tekanan Tanah Gempa .............................................................. 130
5.5 STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH ................................ 131
RANGKUMAN ......................................................................................... 145
TINJAUANULANG .................................................................................. 146

BAB 6 TEMBOK PENAHAN TURAP ...................................... 149


6.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................................... 149
6.2 PENDAHULUAN ............................................................................. 149
6.3 TIPE-TIPE DINDING TURAP ......................................................... 152
6.4 PENENTUAN KEDALAMAN TURAP CARA SEDERHANA ..... 154
6.5 PERANCANGAN DINDING TURAP ............................................. 157
6.5.1 Turap Kantilever pada Tanah Granuler .............~....................... 15 8
6.5.2 Turap Kantilever pada Tanah Kohesif ...................................... 161
6.5.3 Turap Kantilever pada Tanah KohesifDiurug Tanah Granuler 164
6.5.4 Dinding Turap Diangker Metode Ujung Bebas ....................... 165
6.5.5 BlokAngker ............................................................................. 168
RANGKUMAN .......................................................................................... 172
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 173

BAB 7 FONDASI TIANG ............................................................ 175


7.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ...................................... 175
7.2 PENDAHULUAN ............................................................................. 175

R~~YaM Fondall
xxiv un tog~~ o~I
7.3 TIPE-TIPE FONDASI TIANG .......................................................... 177
7.4 PENGGOLONGAN FONDASI TIANG PANCANG ....................... 182
7.4. 1 Pemakaian Tiang Berdasarkan Bahan ..................................... 182

7.4.2 Fondasi Tiang Pancang menu rut Pemasangannya .................... 190

7.5 HAL YANG PERLU DlPERHATIKAN DALAM PEMILIHAN


JENIS TIANG ........................ .. .......................................................... 191

7.6 SYARAT-SYARAT DALAM PERENCANAAN FO DASI


TIANG ··············· ············ ···················· ...... .. ...... .................................. 191
RANG KUMAN .... ......... .... ... ....... ................. .......... ................................... 192
TINJAUAN ULANG ........................................ ......................................... 192

BAB 8 DAYA DUKUNG TIANG ................................................ 193


8. 1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ............. ............................. 193
8.2 PENDAHULUAN .... .................................. ........ ............................... 193
8.3 DAYA DUKUNG BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN
TIANG ......................... ...... ........ ............. .................. .... ........ ........ ..... 194
8.4 DAYA DUKUNG TIANG STATIS .................................................. 194
8.5 DAYA DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR ....... 209
8.6 DAYA DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA N-SPT ........... 211
RANGKUMAN ......................... ............... ..... ............................................ 218
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 218

BAB 9 DAYA DUKUNG KELOMPOK TIANG ...................... 221


9.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................................... 221
9.2 PENDAHULUAN .............. ..... .......................................................... 222
9.3 JARAK ANTARTIANG DALAM KELOMPOK ............................. 224
9.4 DAYA DUKUNG KELOMPOK TIANG ................................... ....... 225
9.5 DAYA DUKUNG K.ELOMPOK TIANG PADA TANAH
NON-KOHESIF ...... .................. .......... .............................................. 225
9.6 DAYA DUKUNG KELOMPOK TIANG PADA TANAH
KO HES IF .......................................................................................... 226

Daftar lsi XXV


9.7 EFISIENSI KELOMPOK TIANG ................................................... 228
9,8 DISTRIBUSI BEBAN PADA TIANG .............................................. 230
RANGKUMAN .......................................................................................... 23 7
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 238

BAB 10 PENURUNAN KELOMPOK TIANG ....................... 241


IO.I TIJJUAN INSTRUKSIONAL KHU SUS ......................................... 241
I0.2 PENDAHULUAN ............................................................................ 241
10.3 PENURUNAN ELASTIS KELOMPOK TIANG ............................. 242
10.4 PENURUNAN KONSOLIDASI KELOMPOK TIANO ................. 247
RANGKUMAN ......................................................................................... 254
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 254

BAB 11 GAYA LATERAL TIANG ............................................. 257 ·


l 1. l TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ......................................... 257
11.2 PENDAHULUAN ............................................................................. 257
11.3 BEBAN LATERAL ........................................................................... 25 8
I 1.4 PERHITUNGAN AKIBAT BEBAN LATERAL ............................. 262
RANGKUMAN ......................................................................................... 269
TINJAUAN ULANG.................................................................................. 270

BAB 12 BEBAN DINAMIS TIANG ........................................... 271


12.l TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS .......................................... 271
12.2 PENDAHULUAN ............................................................................. 271
12.3 PERHITUNGAN KALENDERING ................................................ 272
12.3.l Rumus Engineering News Record (ENR) ............................... 272
12.3.2 Rumus Engineering News Record Modified (ENRM) ............ 273
12.4 METODE KALENDERING ............................................................ 274
I2.5 PILE DRIVING ANALYZER ........................................................... 278
12.5. l Prosedur Pengujian PDA ....................................................... 278
12.5.2 Waktu Pengujian PDA Test ..................................................... 279

Rekayasa Fondasi
xxvi unto{< Pr,ogram Vokasi

d
12.5.3 Data Pemancangan ...... ...... ........ .................... ........... ...... ........ 279
12.5.4 Pengujian PDA .. .... .......... ..... .................................................. 280
RANG KUMAN ......................................................................................... 284
TINJAUAN ULANG .... .................... .......... .............. ................. ............. .... 284

BAB 13 FONDASI SUMURAN .................................................. 287


13. l TUJUAN ~STRUKSIONAL KHUS US .............................. ........... 287
13 .2 PENDAHULUAN ..... ..................... ............................. ....... .............. 287
13 .3 DAYA DUK.UNG FONDASI SUMURAN ....................................... 289
13 .3. l Daya Dukung Berdasarkan Data SPT ..................................... 290
13.3.2 Daya Dukung Fondasi Sumuran Berdasarkan Data Sondir ... 291
13.4 PENURUNAN FONDASI SUMURAN .............................. ............. 292
13 .4. l Penurunan Seketika ........................................ ......................... 292
13.4.2 Penurunan Konsolidasi ....... .. .................................................. 295
13.5 STABILITAS FONDASI SUMURAN ........................................ ...... 295
RANGKUMAN .............................. .............. ............................................. 300
TINJAUAN ULANG .................................................................................. 301

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 303


GLOSARIUM ................................................................................ 305
LAMPIRAN ................................................................................... 311
SIMBOL ............................_.............................................................. 325
TENTANG PENULIS ................................................................... 339
INDEKS .......................................................................................... 341
J
....
-
,,

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Falctor daya dukung Terzaghi kondisi keruntuhan


geser umum ..... .................. ... .................. ...................... 32
Tabel 2.2 Faktor daya dukung Terzaghi modifikasi kondisi
ke1untuhan geser lokal ................................................. 33
Tabel 2.3 Faktor daya dukung persamaan Meyerhof
(Bowles, 1996) ............................................................. 39
Tabel 2.4 Faktor daya dukung Meyerhof. .................................... 40
Tabel 2.5 Variasi nilai A' /R2 dan B '/R dengan eR/R untuk
fondasi lingkaran .. ...... .... .............................................. 52
Tabel 2.6 Nilai aAE ..............•. . .........•............................................ 66
Tabel 3.1 Estimasi daya dukung aman berbagai jenis tanah ........ 94
Tabel 5.1 ................................ ..................................................... 133
Tabel 6.1 Kedalaman turap D berdasarkan kerapatan
relatif Dr ....................................................................... 160
Tabel 8.1 Harga Ir ......................................................................... 20 l
Tabel 8.2 Harga N * dan N * ....·..................·.......... ....... 201
c O .............. .. . . . . . . . . . . 203
T:abel 8•3 Harga K .............................. ······························
,. · · m·1a1· L versus keda1aman t1·ang ·........ ···.. ··.. ·.. ·.. · 205
Tabe18.4 ,vanas1
. . . .L u/ ....... 207
T:abe18.5 V:anas1 m1a1 versus c po ......................... ·........ ·
Tabel 10.1 Harga CP....................................................................... 245
. Jen1s . ................................................··· ····· 263
. . tiang
Tabe1111. Kritena
Tabel 11.2 Nilai nl untulc tanah lempung ...................................... 266
Tabel 12.1 Harga efisiensi palu pancang (E) .................................. 274
Tabel 12.2 Harga koefisiensi restitusi (n) ....................................... 274
Table 13.1 Faktor Gesekan Dinding f menurut 5

Terzaghi ........................................................................ 290


Tabel 13.2 Faktor pengaruh yang tergantung dari bentuk
fondasi dan kekakuan fondasi (lw) .............................. 293
Tabel 13.3 Anglea Poisson Ratio(µ) menurut jenis tanah.............. 294
Tabel 13.4 Nilai Sifat Elastisitas Tanah (E) menu.rut jenis tanah •· 294
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tipe fondasi berdasarkan investigasi


(Bengt-Broms, (akses 2016)) ............................... 2

Gambar 1.2 Kriteria fondasi berdasarkan rasio Df/B ............... 2

Gambar 1.3 Sistem pembagian fondasi dangkal dan dalam ..... 3

Garn bar 1.4 Ilustrasi tipe fondasi dangkal ............................... 5

Gambar 1.5 Perilaku muatan yang disalurkan ke fondasi ........ 6

Garn bar 1.6 Kedalaman penyelidikan tanah ............................ 11

Gambar 1.7 Investigasi lapangan (Bengt-Broms,


(akses 2016)) ........................................................ 14

Garnbar 1.8 Tampilan grafik SPT dan CPT .............................. 15

Gambar 1.9 Ilustrasi pengujian laboratorium


(Bengt-Broms, (akses 2016)) ............................... 17
Gambar 1.10 Bagan alir soil test untuk perencanaan foo<lasi
19
(BPPS Semarang 2003) ..................... ··· ··· ···· ····· ·· ··
.... 25
Gambar2.l Keruntul1an geser umum ................ ••.. ·.. ··........ ·

Gambar 2.2 Keruntuhan lokal .................................................. 25

Gambar 2.3 Keruntuhan penetrasi .......................................... •• 26

Gambar 2.4 Analisis distribusi tegangan di bawah fondasi


Terzaghi ................................................................ 2 7

Gambar2.5 Bentuk-bentuk fondasi dangkal ............................ 2 7

Gambar 2.6 Faktor daya dukung hubungan antara sudut


geser dalam dengan N . Nq dan Ny ....................... 29
C

Gambar2.7 Keberadaan muka air tanah z>B .................. ........ 3 0

Gambar2.8 Keberadaan muka air tanah di atas tapak ............. 31

Gambar2.9 Keberadaan muka air tanah di permukaan tanah .. 31

Gambar2.10 Keberadaan muka air tanah z<B .......................... 3 2

Gambar2.11 Asumsi Meyerhof kelongsoran tanah di bawah


tapak (Punmia, 2018) ........................................... 3 8

Gambar2.12 Eksentrisitas beban fondasi (Meyerhof, 1953) ..... 43

Gambar2.13 Diagram tegangan kontak akibat beban sentris .... 44

Gambar2.14 Diagram tegangan akibat beban eksentrisitas ...... 45

Gambar2.15 Diagram tegangan kontak akibat beban


over-eksentris ....................................................... 46

Gambar2.16 Eksentrisitas beban akibat momen dua arah ......... 4 7

Gambar 2.17 Area efektifkasus e/ L 2: 1/6 dan e/B 2'.: 1/6 ........ 48

Rekayasa Fondasi
xxxii• untul(~gram Vokasi

J
Gambar 2.18 Area e fektif kasus eL/L < ½ dan 0 < eB/8 < 1/6 .49

Gambar 2.19 Area efektifkasus eJ L < 1/6 dan 0 < e/ 8 < ½ .. 50

Gambar 2.20 Area efekti r kasus e/ L < I/6 dan er/B < I/6 ...... . 51

Gambar 2.21 Area efektif fondasi lingkaran ................ .......... .. .. 52

Gambar 2.22 Keruntuhan tanah fondasi untuk analisis daya


dukung fondasi statis (tanpa gempa), di mana
a a=45+0 /2 dan a p =45-0/2 .................... ........... ... 63

Gambar 2.23 Keruntuhan tanah fondasi untuk analisis daya


dukung fondasi dinamis gempa ............ ............... 63

Gambar 2.24 Variasi nilai N q dan N y ........... ............................... 64

Gambar 2.25 Variasi nilai N yE/Ny dan N q E/N q dengan tan0


(Richards et al. (dalam Braja M. Daas, 2014))
Percepatan kritis (critical acceleration) k* h
untuk c'= 0 ............. ..................... ..................... ... 64

Garn bar 2.26 Grafik faktor penurunan fondasi .......................... 65

Gambar 2.27 Daya dukung yang diizinkan dari pengujian


SPT untuk penurunan inci (Terzaghi dan Peck
(dalam Hardiyatmo, C.H, 2003)) ......................... 73

Gambar 2.28 Grafik Hasil Pengujian Sondir/CPT .............. ....... 79

Gambar 2.29 Serangkaian uji pelat beban ................................. 80

Gambar 2.30 Pengaruh lapisan tanah lemah pada uji pelat


Cright (dalam Hardiyatmo, C.H, 2003),
(Hary CH 2008) .................................................... 81

Gambar 3.1 Fondasi tapak setempat dan tapak gabungan ...... 92

Garn bar 3.2 Beberapa jenis fondasi tapak gabungan ............... 92

Daftar Gambar XXXiii

,.
93
Gambar 3.3 Telapak gabungan empat persegi panjang .. ··· ······ ·

Gambar 3.4 'T' . 111 .....••••·········.········· · •· •• 96


leIapak gabungan trapesm
4
Gambar 4.1 llustrasi tipe penurunan pada bangunan gedung · 1o

Gambar 4.2 Tegangan vertikal ke dalam z, di bawah tapak


fondasi ...................................................... ........... • 107

Gambar 4.3 llustrasi tegangan tanah akibat beban titik .... ••••·· · l o7

Gambar 4.4 Grafik lingkaran Newmark ............. .. ................ ••• l 08

Gambar 4.5 Penurunan fondasi pada lapisan tanah lempung. •• 110

Gambar 4.6 Tahapan perhitungan segera .............................. •• 11 l

Gambar 4.7 Koefisien perpindahan vertikal.. ......................... •• 1 l 4

Gambar 5.1 Jenis tembok cantilever ........................................ 124

Gambar 5.2 Perkiraan dimensi tembok penahan tanah ........... • 125

Gambar 5.3 Model tegangan coulomb dengan backfill ............ 130

Garn bar 5.4 Kegagalan pengaruh gaya-gaya luar .................. •• 13 2

Gambar 5.5 Kontrol terhadap guling (Rankine) (a) Dinding


kantilever (b) Dinding gravitasi ........................... 133

Gambar 5.6 Kontrol terhadap pergeseran dasar dinding ........ •• 13 4

Gambar 5.7 Penggambaran diagram tekanan tanah dan


gambar tegangan tanah di bawah tapak
fondasi retaining wall ........................................... 13 5

Gambar 6.1 Bangunan turap pada daerah galian ................. •••• 150

Rekayasa Fondasi
XXXiV untok Program Vokasi
Gambar 6.2 Dinding turap kantilever dan turap diangker. ....... 150

Gambar 6.3 Tu rap dari material kayu, baja, dan beton ............ 152

Gambar 6.4 Turap bebas dan turap berangker ........................ 153

Gambar 6.5 Turap be bas dan turap berangker ......................... 157

Gambar 6.6 Distribusi tekanan tanah pada tanah granuler. ...... 158

Gambar 6.7 Tekanan tanah aktif dan gaya-gaya di atas titik


gaya lintang = 0 ........... ................................ ...... .. . 161

Gambar 6.8 Turap kantilever pada tanah kohesif .................... 162

Garn bar 6.9 Turap be bas dan tu rap berangker ............ ... .......... 164

Gambar 6.10 Turap kantilever pada tanah kohesif diurug


tan ah granuler ....... .. .... .......................................... 165

Garn bar 6.11 Turap angker pada tanah granular ..... ................... 166

Gambar 6.12 Turap angker pada tanah kohesif.. .. ............... ....... 167

Gambar 6.13 Macam-macam cara pengangkeran ..................... . 168

Gambar 7.1 Kriteria umum pemilihan tipe fondasi ................. 176

Garn bar 7.2 Beberapa kondisi lokasi penggunaan fondasi


tiang ...................................................................... 177

Garnbar 7 .3 Beberapa tipe tiang pancang berdasarkan


perpindahan volume tanah akibat proses
pemancangan ........................................................ 178

Gambar 7.4 Panjang dan beban maksimum untuk berbagai


macam tipe tiang (Carson (dalam Murthy
2008)) ... ................................................................ 179

Daftar Gambar XX.XV


179
Gambar 7.5 Berbaga1· macam matena
· 1t·ang
t ..... ••· .... · .. · · .. · • · · · ·· ·

. k ...... 183
Gambar 7.6 T1ang pancang ayu ................ •·· ••••·················

Gambar 7.7 Precast pres tressed concrete pile ................ •••··.. · · 185

Gambar 7.8 Cast l·,1


.
Place
···································· ..............••••·· 186
Gambar 7.9 Tiang pancang baja ............................................. •• 187

Gambar7.10 Tiang berdasarkan material dan pelaksanaan


tiang ...................................................................... 189

Gambar8.1 Daya dukung tiang daya dukung tiang end


bearing piles danfriction piles ............................. 195

Gambar8.2 Dasar penggunaan tiang berdasarkan fungsinya .. 196

Gambar8.3 Unit perlawanan ujung tiang (q ) tanah pasir


homogen ...................................~ ........................... 197

Gambar8.4 Nilai N * maksimum versus 0


q 8
(Mayerhof, 1976) ................................................. 19

Gambar8.5 Faktor daya dukung cara Janbu's ......................... 202

Gambar8.6 Satuan perlawanan geser tiang pada tanah pasir .. 203

Gambar8.7 Aplikasi metode 'A pada tanah berlapis ................. 206

Gambar8.8 Nilai Nq* dari hubungan antara LID dengan ct> . .. 208

Gambar8.9 Nilai K dari hubungan antara LID dengan ct> .. . .. . 209

Gambar9.1 Overlapping area tegangan sekitar kelompok


tiang ...................................................................... 223

Gambar9.2 Jarak antartiang .................................................... 224

Gambar9.3 Hubungan Ne* dengan Lg/B g dan LIBg ................ 227

Rekayasa Fondasi
XXXV,i un~ r,uri~Yokasi
Gambar 9.4 Daya dukung kelompok tiang pada tanah
kohesif .................................................................. 228

Gambar 9.5 Efisiensi pile group ............................................... 228

Gambar 9.6 Distribusi beban pada pile cap ............................. 232

Gambar 10.1 Faktor pengaruh yang bergantung pada bentuk


penampang tiang .................................................. 245

Gambar 10.2 Penurunan kelompok tiang ................................... 247

Gambar 11.1 Aplikasi fondasi tiang dalam menahan beban


lateral ........................................... ......................... 258

Gambar 11.2 Defleksi dan mekanisme keruntuhan fondasi


tiang pendek dengan kondisi kepala tiang
bebas akibat beban lateral pada tanah kohesif
(Hardiyatmo, C.H., 2003) .................... ................. 259

Gambar 11.3 Kapasitas beban lateral untuk fondasi tiang


pendek pada tanah kohesif (Hardiyatmo,
C.H., 2003) ........................................................... 261

Gambar 11.4 Defleksi dan mekanisme keruntuhan untuk


fondasi tiang panjang dengan kondisi kepala
tiang bebas akibat beban lateral pada tanah
kohesif (Hardiyatmo, C.H., 2003) ........................ 262

Gambar 11.5 Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang


pada tanah kohesif (Hardiyatmo, C.H., 2003)...... 264

Gambar 12.1 Proses pengelasan sambungan tiang .................... 275

Gambar 12.2 Ilustrasi kertas grafik data kalendering ................. 276

Gambar 12.3 Pengambilan data kalendering.............................. 277

Daftarl~ bar XXXVii


..-i
280
Gambar 12.4 Alat dan monitor perekam data PDT test .... ·········

Gambar 12.5 Tampilan out put pengujian PDA pemancangan


tiang ........................................................... ..... ... ... 281

Gambar 13.1 Bentuk fondasi sumuran ........................... ••••···· ··· 288

Gambar 13.2 Asumsi daya dukung fondasi sumuran ............ ..... 29 l

Gambar 13.3 Gambar dimensi fondasi sumuran .....................•·· 298

... Rekayasa Fondasi


XXXVIII untuk Program Vokasi
, BAB1
--
PENDAHULUAN

'

1.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi pengetahuan awal mengenal
rekayasa fondasi, mahasiswa diharapkan dapat:

• Menerangkan definisi dan fungsi fondasi.


• Menjelaskan jenis-jenis fondasi yang sering digunakan.
• Mengidentifikasikan permasalahan fondasi.
• Penyelidikan tanah.
• Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pemecahan permasalahan fondasi.
• Menjelaskan prosedur perancangan dan pertimbangan-pertim-
bangan dalam mendesain fondasi.

1.2 PENDAHULUAN
Fondasi merupakan bagian dari sistem struktur yang berfungsi
meneruskan beban dari struktur bagian atas, ke lapisan tanah bagian
bawah, tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan
tanah (settlement) yang berlebihan. Penentuan jenis fondasi yang akan
digunakan sangat bergantung pada kondisi hasil investigasi awal tanah
setempat, kemungkinan pelaksanaannya, kondisi tanah (geological cross
section), dan properti tanah, yang didapatkan dari penyelidikan tanah
dan percobaan laboratoriun1. Gambar 1.1 memperlihatkan beberapa tipe
fondasi dangkal dan fondasi berdasarkan penyelidikan lapisan tanah
bawah (sub soi0.

Gambar 1.1 Tipe fondasi berdasarkan investigasi (Bengt-Broms, (akses 201 6))

1.3 KLASIFIKASI FONDASI


Berdasarkan kondisi lapisan tanah, secara umum fondasi dapat
dikategorikan menjadi fondasi dangkal (shallow foundation) dan fondasi
dalam. (deep foundation).

Fondasi Dangkal; Dti'B~l Fondasi Dalam, Df/B2:4-5


Gambar 1.2 Kriteria fondasi berdasarkan rasio Df/8

,
Jika lapisan tanah cukup kuat untuk mendukung bangunan
yang terletak pada kedalaman cukup dangkal, bangunan tersebut dapat
ditopang langsung pada lapisan tersebut, dan dapat menggunakan
fondasi langsung (shallow foundation). Namun, jika daya dukung
lapisan-lapisan tanah bagian atasnya terlalu lemah, letak fondasi akan
langsung diteruskan ke lapisan bawah yang letaknya lebih dalam. Pada
kondisi lapisan tanah tersebut, dapat digunakan fondasi tiang atau
fondasi sumuran. Gambar 1.3 menunjukkan tipe pembagian fondasi
secara umum, berdasarkan rasio kedalaman versus lebar.

Pondasi
/ Pondasi
Dalam
Dangkal

Pondasl Pondasi Pondasi


nang PIiar Sumuran

Tapak Tapak Tapak Tapak Pondasl Raft


isolasi Dindlng Gabungan Kantileve atau Mat

Gambar 1.3 Sistem pembagian fondasi dangkal dan dalam

Kriteria fondasi yang didasarkan kepada rasio kedalaman


(Df) dan lebar (B) dapat dibagi menjadi dua, yaitu fondasi dangkal
(shallow foundation) dan fondasi dalam (deep foundation). Gambar
1.2 memperlihatkan bahwa kriteria fondasi dangkal dapat ditentukan
dengan rasio kedalaman terhadap lebar tapak (D/B< 1), berikut beberapa
jenis fondasi dangkal yang terdapat dalam pelaksanaannya:
1. Fondasi setempat (single footing).
2. Fondasi menerus (continuous footing) .
3. Fondasi pelat (plate foundation).
4. Fondasi cakar ayam.
5. Fondasi sarang laba-laba.

BAB 1
Pendahuluan 3
..

Kriteria fondasi dalam (depth foundation) dengan k.riteria D/8


> 4-5 terdiri dari fondasi tiang pancang (pile foundation) dan sumuran
(caisson).

1.4 FONDASI DANGKAL


Ada beberapa tipe fondasi dangkal, antara lain fondasi tapak (pad
fou11datio11), fondasi menerus (strip foundation), dan fondasi rakit (raft
foundation).
Fondasi tapak (pad foundation) biasa digunakan sebagai fondasi
kolom struktur. Beberapa bentuk fondasi tapak, seperti tapak persegi
(square footing), tapak bujur sangkar (rectangular footing), tapak
lingkaran (circular footing), tapak menerus (continuous footing) dan
tapak kombinasi (combined footing), serta tapak cincin (ring footing).
Sedangkan fondasi rakit (raft foundation), digunakan jika
daya dukung tanah kurang, atau letak kolom-kolom struktur cukup
berdekatan (tapak dari masing-masing fondasi begitu berdekatan),
sehingga lebih praktis jika dibuat satu tapak fondasi yang menyerupai
rakit untuk keseluruhan kolom-kolom. Hal tersebut sangat berguna
untuk mengurangi efek penurunan tanah tak seragam.

4
Fondasi Dinding 1----=----
Tapak mcncrus

ATapak Sdempat

• - Tapak _Gabungan
pcrscgx
~ -.9 _ T apak Gabungan

Tapak Gabungan ' -- ~

Tapak Gabungan Raft 4 ---.:::--


Foundation

Tapak Gabungan 5
Tapak Gabungan.Mat 6_: - - - - - - -- -

Gambar 1.4 llustrasi tipe fondasi dangkal

1.5 BEBAN YANG BEKERJA PADA FONDASI


Gaya-gaya yang bekerja pada suatu fondasi dapat berupa
gaya dengan arah vertikal maupun gaya arah horizontal. Gambar 1.5
memperlihatkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu bangunan gedung.
Behan vertikal dapat terdiri dari berat sendiri dan berat muatan dari
bangunan. Gaya horizontal dapat berupa tekanan angin, gaya gempa,
atau muatan bergerak.

BAB 1
Pendahuluan 5
air hujan clan
bebansalju

Bebanhldup
Pendlstrlbusion Beban mati dan beban hi

gaya angkat air (seepage)

-~~
llisbaw.,C.Wfail•- -
--.t--•rfdit-1
(Wbe-,CJ1l1011'~-..
•«fo,mrim(w.. rt

Pondasi
--hriee•--->•
Clfflll'l't.

Gambar 1.5 Perilaku muatan yang disalurkan ke fondasi

Behan yang bekerja pada suatu fondasi dapat diproyeksikan menjadi:


I . Behan horizontal.
• Behan geser.
• Behan akihat gaya tekan tanah.
• Transfer hehan akihat gaya angin pada dinding.
2. Behan vertikal.
• Behan mati (berat sendiri hangunan).
• Behan hidup (hehan penghuni, air hujan dan salju).
• Gaya gempa.
• Gaya angkat Air.
3. Momen.
4. Torsi.

Rekayasa Fondul
6 1,1ntuk .l?fogram Vokasi
1.6 PERSYARATAN FONDASI
Untuk memperoleh hasil yang baik, beberapa syarat perencanaan
fondasi harus diperhatikan dengan cermat, antara lain:
1. Kedalaman yang cukup. Hal ini untuk menjamin tidak ada desakan
dari tanah, tidak terjadi pergeseran, serta bebas dari perubahan
musim/gangguan alam atau di bawah level scouring dan tanah
organik.
2. Sistem fondasi aman terhadap geser, guling, kapasitas dukung
tanah/settlement, dan longsor massa pada daerah berbukit (banyak
parameter yang tidak diketahui).
3. Fondasi aman terhadap bahan-bahan reaktif (awet), tidak boleh
retak, dan tidak boleh melentur berlebihan.
4. Fondasi ekonomis dalam hal tinjauan struktur maupun pelaksanaan.
5. Fondasi ramah lingkungan dan tidak mengganggu kestabilan
bangunan sekitar akibat penurunan.
6. Fondasi fleksibel terhadap kondisi sekitar (perencana harus
meninjau kondisi lapangan sebelum mendesain fondasi).

1.7 BEBERAPA PERTIMBANGAN


Beberapa pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan,
berkaitan erat dengan keadaan lokasi tempat fondasi akan dibangun.
Beberapa pertimbangan tersebut antara lain:
1. Muka Air Tanah (m.a.t). Hal ini berdampak pada kapasitas dukung,
stabilitas keseluruhan, gangguan dewatering (mengeringkan), dan
teknik pelaksanaan (lempung yang dipadatkan secara berlebihan
dapat merusak kapasitas dukung tanah).
2. Fondasi Baru Dekat dengan Fondasi Lama. Fondasi lama akan
terbawa turun akibat beban fondasi baru. Solusinya dengan
pengaturan jarak yang cukup atau gunakan sheet pile.

BAB 1
Pendahuluan 7
I
3. Fo11dasi di atas tanah pasir yang tidak padat. Masalah yang timbul
adalah settlement atau erosi air, baik di permukaan maupun di
dalam tanah. Untuk mencegah dampak erosi permukaan, diperlukan
kedalaman fondasi yang cukup.
4. Fondasi di atas tanah ekspansif. Tanah memiliki sifat ekspansif,
artinya pada kondisi basah akan mengembang dan pada saat kering
menyusut, baik ke arah vertikal maupun horizontal. Untuk itu, pada
fondasi telapak disarankan mengganti lapisan ekspansif dengan
tebal antara 1- 3 meter dan dengan jenis tanah yang tidak ekspansif.

1.8 PENYELIDIKAN TANAH


Penyelidikan tanah merupakan upaya memperoleh informasi
bawah tanah untuk merencanakan fondasi bangunan. Hal ini mencakup:
1. Pemboran tanah.
2. Pengambilan contoh tanah.
3. Pengujian lapangan.
4. Pengujian laboratorium.
5. Observasi air tanah.
Penyelidikan tanah merupakan bagian penting dalam ·
merencanakan fondasi, sehingga harus dilakukan oleh personel yang
terampil dalam melakukan eksplorasi tanah, dan diawasi oleh ahli
geoteknik.

1.8 .1 Sasaran Penyelidikan


Hasil akhir penyelidikan tanah berupa laporan lengkap yang
dapat menjadi infonnasi bagi perencana fondasi, seperti:
I. Stratifikasi lapisan tanah di proyek.
2. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah.

Rebyasa Fondasi
8 u11tuk: Pr.09ram Vokasi

J
3. Sifat mekani s pada setiap lapisan tanah . Seperti kekuatan geser dan
kompresibi Iitas.
4. Kondisi air tanah .
5. Komposisi kimia air tanah yang dapat memberi dampak korosi pada
konstruksi bawah tanah.
6. Jenis fondasi bangunan yang sudah ada di sekitarnya.

1.8.2 Batasan Penyelidikan


Batasan penyelidikan tanah bergantung pada beberapa faktor,
antara lainjenis tanah pendukung, variasi lapisan tanah, kondisi air tanah,
serta jenis proyek dan informasi lain yang telah tersedia. Penyelidikan
yang lebih teliti dibutuhkan apabila:
1. Lapisan tanah pendukung yang bervariasi.
2. Bangunan yang penting dan besar.
3. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi
kegagalan fondasi.
4. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.

1.8.3 Tahapan Penyelidikan


Penyelidikan tanah umumnya dibagi menjadi beberapa tahapan,
seperti inspeksi lapangan, penyelidikan awal, penyelidikan detail, dan
penyelidikan tambahan.
1. Penyelidikan lapangan. Meliputi pengumpulan informasi, antara
lain, dampak pada bagian lain di sekitar proyek, data fondasi
bangunan lain di sekitar proyek, sejarah penggunaan tanah
terdahulu yang mungkin berdampak pada perencanaan fondasi,
data penyelidikan tanah terdahulu yang mungkin ada, dan informasi
geologi sekitar proyek.
2. Penyelidikan awal. Meliputi pengeboran atau sondir denganjumlah
minimum, untuk mengetahui stratifikasi tanah di lokasi proyek.

BAB 1
Pendahuluan 9
3. Penyelidikan detail. Meliputi pemboran berdasarkan letak dan
infonnasi lengkap bangunan sipil yang akan dibangun, diikuti
program pengambilan contoh tanah dan uji laboratorium yang
lengkap. Kadang juga diikuti dengan uji lapangan lainnya, seperti
uji pressuremeter, uji dilatometer, uji pompa air, dan lain sebagainya.
4. Penyelidikan tambahan. Dilakukan untuk klarifikasi keragu-
raguan basil penyelidikan terdahulu atau adanya penyimpangan
pelaksanaan lapangan dengan basil penyelidikan.

1.8.4 Kedalaman Penyelidikan


Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman tanah, yang
mampu memberikan daya dukung atau mengonstruksi penurunan,
akibat dari dibangunnya suatu struktur (gambar 1.6).
Kedalaman penyelidikan bergantung pada jenis struktur, jenis
tanah, clan perkiraan awal jenis fondasi yang akan dipakai. Berikut
adalah pedoman kedalaman penyelidikan:
1. Fondasi telapak dan lajur. 3 kali lebar fondasi atau minimum 9
meter di bawah dasar fondasi.
2. Fondasi rakit. 2 kali lebar fondasi di bawah dasar fondasi.
3. Fondasi tiang grup tunggal. 2 kali lebar grup di bawah ujung tiang.
4. Fondasi tiang rakit. 2 kali lebar bangunan di bawah 2/3 panjang
tiang.

Rekayasa Foridasi
10 unfQJ<~ratJI Wokasi

,ti
. ..-

klbangbor
(a) I fondasl raldt

B
B
1,58
11.58

B
(C)
klb.wig bor lut>ano bor
I ,/ fondasl llang
(b)

\
/..
. ,,,,-- .,,,.,.-· \
/ penyebaran \
/ tekanan fondasi / \ 1,58
1.58 B •i

Gambar 1 .6 Kedalaman penyelidikan tanah

1.8.5 Konfigurasi Penyelidikan


Konfigurasi penyelidikan (jumlah, jarak, dan posisi) bergantung
pada kompleksitas kondisi tanah, jenis proyek, serta pengalaman
setempat. Hal ini meliputi:

1. Penyelidikan awal. Jarak titik 100 sampai dengan 200 meter untuk
tanah normal, dan 50 sampai dengan 100 meter untuk tanah lunak.
2. Penyelidikan detail. Jarak titik 15 sampai dengan 25 meter untuk
bangunan persegi (gedung, jembatan, dan lain-lain), dan 25
sampai dengan 50 meter untuk konstruksi memanjang (jalan atau
terowongan).

3. Minimum titik penyelidikan pada tahap detail. Tiga (3) sampai


dengan 5 lokasi diatur pada pola teratur. Misalkan ke-4 sudut dan
tengah sebuah bangunan.

BAB 1
Pendahuluan 11
4. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang
berat dan penting, serta pada Iokasi yang diduga terdapat perubahan
stratifikasi mencolok.
5. Jumlah titik penyelidikan bisa dikombinasi antara sondir dan bor.
Biasanya direkomendasi 1 titik pengeboran 3 sampai dengan 5 titik
sondir, tergantung besar dan pentingnya bangunan.
6. Pengeboran dititikberatkan untuk mendapatkan parameter sifat-
sifat fisis tanah, sedangkan sondir dititikberatkan pada sifat mekanis
untuk stratifikasi tanah (profil lapisan tanah).

1.8.6 Peranan Ahli Geoteknik


Keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh beberapa hal penting,
antara lain:
I. Input data (data penyelidikan tanah) yang teliti.
2. J>erencanaan (dokumen kontrak/gambar) yang mantap.
3. Pelaksanaan konstruksi dengan metode kerja yang tepat.
4. Kontrol/pengawasan pada s~at pelaksanaan dilakukan secara ketat.
Untuk memperkecil potensi kegagalan konstruksi yang
disebabkan oleh eksploitasi pemanfaatan tanah melebihi daya dukung,
perlu dukungan dari "Control Soil Test" yang memadai dan teliti
pada saat tahap perencanaan clan pelaksanaan bangunan bawah (sub
strukturlfondasi). Untuk itu, tahapan awal perencanaan hingga selesai
dibangunnya sistem fondasi, harus diketahui dan dimengerti dengan
cennat. Tahapan tersebut antara lain:
1. Studi Kelayakan (Feasibility Study).
2. Perencanaan (Detail Desain).
3. Pelaksanaan (Construction).
4. ·Pasca-pelaksanaan (sebagai monitoring).

I
Rekayasa Fondasl
12 untu~ Program Vokasl
1.8.7 Penyelidikan lnvestigasi Lapangan
Penyelidikan tanah di lapangan dapat berupa penggunaan dan
interpretasi foto udara, remote sensing, metode geofisika, metode
geolistrik, sumur uji (test pit) pemboran (boring ) (dangkal sampai
dalam), uji penetrometer (uji sondir, Cone Penetration Test-CPT), uji
Vane Shear Test, Pocket Penetrometer Test, Califo rnia Bearing Test
(CBR), dan lain sebagainya. Pemboran tanah/boring dan sondir (CPT)
adalah pekerjaan paling umum dan akurat untuk tanah berlempung
dalam survei geoteknik lapangan (gambar I. 7).

Pemboran tanah adalah membuat lubang ke dalam tanah denga~


menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin, dengan tujuan :
1. Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor.
2. Untuk mengambil contoh tanah asli maupun tidak asli pada
kedalaman yang dikehendaki.
3. Untuk memasukkan alat uji penetrasi baku SPT pada kedalaman
yang dikehendaki.
4. Untuk memasukkan alat uji lainnya ke dalam tanah yang
dikehendaki. Misalnya uji rembesan lapangan, uji vane shear, uji
presuremeter, pengukuran tekanan air pori, dan lain sebagainya.

Para ahli geoteknik telah banyak membuat studi tentang hasil


pengujia1;1 Standard Penetration Test (SPT) untuk membuat korelasi
dengan hasil uji lapangan yang lain atau dengan berbagai sifat tanah.
Misalnya jenis-jenis tanah dan konsistensinya, kekuatan geser tanah,
parameter konsolidasi, relatif density, daya dukung fondasi dangkal dan
fondasi dalam, tiang bor, dan lain sebagainya.

BAB 1
Pendahuluan 13

r-- ,...,....._ __
Gambar 1.7 lnvestigasi lapangan (Bengt-Broms, (akses 2016))

Pengujian Dutch Cone Penetration Test (CPT) atau lebih dikenal


dengan pengujian Sondir merupakan alat penyelidikan tanah yang
sangat sederhana dan populer di Indonesia. Pengujian dengan alat
sondir memberikan tekanan konus (qc) dan hambatan pelekat ( fs) yang
clapat dikorelasikan terhaclap parameter tanah lainnya, seperti undrained
shear strength (Cu), kompressibilitas (Cc), dan elastisitas tanah (Es).
Hal ini clapat untuk memperkirakan jenis lapisan tanah dan parameter
tanah lainnya.
Hasil uji sondir bertujuan untuk:
1. Evaluasi kondisi tanah bawah permukaan di lapangan, stratigrafi
(menduga struktur lapisan tanah), klasifikasi lapisan tanah, serta
kekuatan lapisan tanah dan kedalaman lapisan tanah keras.
2. Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan
tanah yang lebih baik clan dipaclatkan dan kontrol kepadatan tanah
timbunan.
3. Perencanaan fonclasi clan perhitungan settlement.
4. Perencanaan stabilitas lereng galian atau timbunan dan lain-lain.

Rekayasa Folldasl
14 untukjHrQ9ram V~~i
SPT CPT
0 ""T"'""-----,,, ------,------,
SANb- SIi
:N 17
I a I
5 -----··usL--, =·n~·pcr----
. 'I

--
E"
.c
Q.
10 - --- ---S)uidy..Sl4't-.. -----
qt]_ - 22 tjlf
use:y, = 110 ;pcf
GJ
C
15 ---- -~ --- -. ----~--- ---
I I

' '
' '

20 Glayey-$¼4:;-1=,MJ-¾)JMARl: 20 _ SlttylCLAY - _CLAY ---


0 I

l N.,... = 4 : q~_ - 26 ~f
us~ y1 = 11Sipcf us~ y, = 11S!pcf
25 -+-."""T"""'lr-T""'tr-r-tr-r-trl--ir-r-tr-r-1 25 .......,....,........,....i,-
' ......,..,.._.,..
' .......--........-t

0 10 20 30 0 100 200 300


B-7 N (bpf) C-7 qt (tsf)

Gambar 1.8 Tampilan grafik SPT dan CPT

Gambar 1.8 memperlihatkan dua grafik hasil pengujian dengan


menggunakan alat yang berbeda, tetapi secara implisit memiliki
parameter kekuatan lapisan tanah yang cenderung sama.
Sedangkan pedoman penentuan letak dan banyaknya bor, serta
sondir antara lain:
1. Untuk proyek yang luas. Survei pendahuluan jarak titik bor dan
sondir berkisar 50 m sampai 150 m (antara satu dengan lainnya).
2. Untuk struktur yang besar dengan jarak kolom dekat. Titik bor dan
sondir berjarak 15 - 25 m. Letakkan titik bor dan sondir pada kolom
yang bebannya berat, lokasi ruang mesin, dan lain sebagainya.
3. Bangunan jembatan. Pada jembatan, titik bor dan sondir di tengah/
sekitar perletakan fondasi. Jika tanah diragukan, perlu dilakukan
pemboran ke arah keliling fondasi. Pada timbunan oprit jembatan
yang tinggi dan lebar, minimal 1 (satu) titik bor dan sondir.
4. Bangunan gedung atau pabrik yang luas dengan beban kolom
ringan sampai sedang. Titik bor dan sondir cukup pada keempat

BAB 1
Pendaftuluan 15

' ........ -4 ... ~


sudut ditambah satu titik di tengah. Sedangkan untuk beban kolom
berat dan daerah pantai, perlu ditambah titik sondir dan boring.
5. Bangunan berat di tepi laut (seperti dry dock yang sudah ditentukan
letaknya). Letakkan titik bor dan sondir berjarak 15 meter, serta
tempatkan titik-titik bor pada daerah kritis dan rawan erosi.
6. Rencana tembok penahan tanah yang panjang. Pada kondisi int,
tempatkan titik bor dan sondir masing-masing berjarak 60 m
sepanjang alinemen dinding. Tambahkan 2 titik bor atau 2 titik
sondir di luar rencana dinding pada daerah yang dianggap kritis dan
rawan longsor.
7. Stabilitas lereng galian dalam (deep cut) atau lereng urugan yang
tinggi (high embankment). Pada daerah ini, diperlukan minimal 3
(tiga) titik bor pada titik kritis, sehingga dapat diperoleh potongan
geologis yang b · untuk dianalisis. Diperlukan juga beberapa
potongan geolo~" g disesuaikan dengan kondisi geologi
r'
setempat.
8. Perencanaan bendung atau bendungan. Tempatkan titik-titik
bor berjarak 60 m sepanjang daerah rencana fondasi, kemudian
tambahkan titik-titik bor pada tempat yang kritis, seperti pada
rencana spillway, pintu air, terowongan dan sebagainya, sehingga
jarak titik bor menjadi 30 m.
9. Rencana dermaga pelabuhan, jetty, dan trestle. Pada kondisi ini,
minimal diperlukan 3 titik bor pada rencanajetty, satu titik bor pada
rencana mooring dolphin, dan 2 titik bor yang berjarak 50 sampat
200 m pada rencana trestle.

1.8.8 PenyeUdikan Laboratorium


Penyelidikan tanah di laboratorium untuk keperluan peren-
canaan fondasi, secara umum terdiri basil pengujian laboratorium dan
pengujian lapangan. Hal ini antara lain mengenai:

Rekayasa Fondasl
16 untulc Pro.gram Vokasi
1. Sifat fisik tanah (w, y, e, n, G , Sr ).~

2. Si fat plastisitas tanah (LL, PL, PI, SL, SI, Ac, LI ).


3. Sifat konsolidasi tanah (mv, C, c
C,r C,s Ca , Cv, P
c
).
4. Sifat kuat geser tanah (cp, j, c, j, Su, qu, S1, EJ
5. Si fat compaction tanah timbunan (y mak'' OMC, CBR, Rd).

Gambar 1 .9 llustrasi pengujian laboratorium (Bengt-Broms, (akses 2016))

1.8.9 lnterpretasi dan Analisis Data


Hasil eksplorasi (survei) geoteknik lapangan dan penguJtan
tanah di laboratorium merupakan data asli yang perlu diinterpretasi dan
dianalisis. Hasil ini kemudian disajikan sebagai penunjang pekerjaan
desain, serta dibuat secara ringkas dan mudah dimengerti oleh pemakai
data sesuai dengan tujuannya.

Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam analisis, dianalisis terlebih


dahulu untuk disajikan sebagai penunjang pekerjaan desain, serta dibuat
secara ringkas dan mudah dimengerti oleh pemakai data sesuai dengan
tujuannya. Untuk lebih jelas, perhatikan uraian berikut:

1. Asal usul batuan yang diteliti/diselidiki. Perlu telaah tentang geologi


regional, stratigraphy, historical, dan lain sebagainya.

BAB 1
Pendahuluan 17
2. lnterpretasi masing-masing log borehole, dikaitkan dengan jenis
dan klasifikasi tanah secara Unified maupun AASTHO.
3. Membuat profil lapisan tanah log borehole, sehingga dapat
ditentukan lapisan tanah yang sejenis, pada potongan melintang.
4. Membuat tabulasi atau ringkasan hasil soil test yang dilakukan,
sepertisw1mw1J1offieldvanesheartest, summary of.fieldpermeability
test, summal)' of chemical analysis, summary of soil stratigraphy,
summa,y of soil properties, dan lain-lain yang dianggap perlu.
5. Membuat rekomendasi masing-masing parameter tanah yang
dihasilkan dari test laboratorium.
6. Menyajikan kapasitas daya dukung tanah dan daya dukung tiang
secara umum.
7. Rekomendasi dan saran-saran saat perencanaan maupun
pelaksanaan.
Hasil survei lapangan dan uji laboratorium bertujuan untuk
melakukan input desain fondasi, timbunan tanah, dan rekayasa bangunan
sipil bagian bawah. Untuk melihat kegunaan data tanah terhadap
perencanaan fondasi dengan mudah dan praktis, dapat diketahui dari
gambar 1.10 (bagan alir penyelidikan tanah laboratorium).

Rekayasa Fondul
untuls~ og,ram Vokasi
...-·-- -- . -----

Pcnyclidikan
lanah

1 '
Penyehdikan Penyelidi.kau
Lapangan Laboratoriwn

i
Sample Undisturb Disturb
4 f---. ➔
Tanah

(Pf
' . SPT
i
Va,e
.7
Cffi
~
l<uci
+
l<onsdi A:rme Sta Ga
+ Aasti ~
q:: Nia 9lea- (£se" cm a::ili Fi sis da,j sit.!; dita1:
J-F Nsp t SJ CCP C,0 Cc,FO las W;f,S D10, Ll Yrrn1s
cu SJ rrrCv k, he ,e,0. OJ.Cc A.. 0£
rm
L_______ -j-- .
-- ...
:d ------· -------- ------
-·--- ·------· -----·-

i-·-------------------
'
..------------------=i ---I ----
Perhitungan Perhi tungan Menentukan
Daya Dukung Penurunan Klassifikasi
Tanah/Bentuk Tapak

Gambar Detail / Spesifikasi Teknik


I I
Gambar 1. 10 Bagan alir soil test untuk perencanaan fondasi (BPPS Semarang 2003)

Rangkuman

• Setiap bangunan akan selalu memiliki fondasi yang menyokong


struktur bangunan di atasnya, dan fondasi akan meneruskan beban
bangunan atas ke lapisan tanah dengan daya dukung yang cukup
untuk mendukung beban bangunan. Lapisan tanah demikian
diistilahkan dengan lapisan " tanah keras".

BAB 1
Pendahuluan 19

,. .
• Fondasi harus direncauakan sedemikian rupa untuk dapat 1nenjamm
kestabilan beban-beban yang bekerja, seperti berat sendiri, beban-
beban berguna, tekanan angin, gempa bumi, dan sebagainya, serta
untuk keamanan terhadap penurunan yang terjadi.
• Fondasi bangunan dibedakan antara fondasi dangkal (shallow
foundation) dan fondasi dalam (deep foundation) . Fondasi dangkal
digunakan bila letak tanah keras berada dekat dengan pennukaan
tmah. Apabila lapisan tanah keras jauh dan dalam, pilihan fondasi
dalam merupakan pilihan yang relevan.
• Suatu jenis fondasi tertentu tidak dapat digunakan untuk semua
kondisi tanah. Setiap jenis fondasi mempunyai karakteristik tertentu.
Untuk itu, desain fondasi perlu direncanakan dalam beberapa
alternatif, kemudian dipilih altematif yang terbaik berdasarkan
kriteria secara teknis, kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan
dampak terhadap lingkungan.
• Agar diperoleh hasil perencanaan yang baik, perencana perlu
mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas tentang
permasalahan fondasi.

Tinjauan Ulang

l. Sebutkan jenis fondasi dangkal dan fondasi dalam.


2. Sebutkan jenis fondasi yang dapat digunakan pada lapisan tanah
dasar lunak.
3. Sebutkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan
pilihan jenis fondasi.
4. Sebutkan faktor-faktor penentu basil perencanaan fondasi yang
baik.
5. Sebutkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian lapangan dan
laboratorium, dalam perencanaan fondasi.

Rekayasa fonclasi
2Q untuJc1--Prograr,rV91<a$i

J
6. Sebutkan masalah khusus pada fondasi yang mungkin timbul, dan
jelaskan cara memecahkannya.
7. Apa yang harus disiapkan oleh ahli perencana fondasi, sebelum
memulai penyelidikan tanah.
8. Salah satu data parameter tanah yang diperlukan untuk perencanaan
fondasi adalah:
a) Kadar air tanah (w)
b) Beratjenis tanah (Gs).
c) Berat isi tanah (y).
d) Batas Plastis (PL).

9. Dalam perencanaan fondasi data kohesi tanah (c) diperlukan untuk


apa? Jelaskan.
a) Perhitungan penurunan fondasi.
b) Perhitungan daya dukung tanah.
c) Perhitungan pemadatan tanah.
d) Perhitungan angka pori.

10. Jelaskan metode penyelidikan tanah yang disusun oleh ahli


perencana fondasi.
11. Jelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh ahli perencana
fondasi, dalam menyusun rencana jadwal penyelidikan tanah.
12. Jelaskan jenis sampel tanah yang diambil pada waktu penyelidikan
tanah.

BAB 1
Pendahuluan 21
1
BAB2
DAYA DUKUNG FONDASI
DANGKAL

2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh tentang materi daya dukung fondasi
dangkal, mahasiswa diharapkan dapat:
• Mengetahui tipe keruntuhan tanah fondasi.
• Mengetahui perbedaan penggunaan persamaan metode Terzaghi,
dan Meyerhof serta persamaan daya dukung yang lainnya.
• Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi analisis perhitungan
daya dukung fondasi.
• Menghitung daya dukung berdasarkan data basil pengujian
laboratorium dan data pengujian lapangan.
• Menghitung dan menggambarkan tegangan tanah di bawah tapak
akibat beban eksentrisitas.

2.2 PENDAHULUAN
Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor penting dalam
perencanaan fondasi beserta struktur di atasnya. Daya dukung yang
diharapkan untuk mendukung fondasi adalah daya dukung yang mampu
memikul beban struktur, sehingga fondasi mengalami penurunan yang
masih berada dalam batas toleransi.
· Tanah memiliki sifat untuk meningkatkan kepadatan dan
meningkatkan kekuatan geser, apabila mendapat tekanan berupa be ban.
Apabila beban yang bekerja pada tanah fondasi telah melampaui daya
dukung batasnya, dan tegangan geser yang ditimbulkan di dalam tanah
melampaui ketahanan geser fondasi, akan terjadi ke1untuhan geser pada
tanah fondasi .
Analisis daya dukung bertujuan untuk mempelajari kemampuan
tanah dalam mendukung beban fondasi dan sttuktur di atasnya. Daya
dukung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan
akibat pembebanan.

2.3 TIPE KERUNTUHAN FONDASI


Berdasarkan pengujian model Vesic (1963) keruntuhan fondasi
terdiri dari tiga keadaan:
1. Keruntuhan geser umum (general shear failure).
2. Keruntuhan geser lokal (local shear failure).
3. Keruntuhan penetrasi (punching shear failure).
Uraian lebih rinci tentang ketigajenis keruntuhan tersebut, adalah
se6agai berikut.
I. Keruntuhan geser umum (general shear failure)
a) Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh di atas failure
plane.
b) Muka tanah di sekitamya mengembang (naik).
c) Keruntuhan (slip) terjadi di satu sisi sehingga fondasi miring.
d) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah (padat atau
kaku).
e) Kapasitas dukung ultimit (quit) bisa diamati dengan baik.

Rekayasa Fondasi
24 . untuk Program Vokasi
Gambar 2. 1 Keruntuhan geser umum

2. Keruntuhan geser lokal (Local Shear Failure)


a) Muka tanah di sekitar kurang berarti pengembangannya, karena
desakan ke bawah fondasi cukup besar.
b) Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi pada sebagian
tanah saja.
c) Miring pada fondasi diperkirakan tidak terjadi.
d) Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi. Hal m1
ditunjukkan dengan settlement yang relatif besar.
e) Kapasitas dukung ultimit sulit dipastikan sehingga sulit
dianalisis, hanya bias dibatasi settlement-nya saja.
i
I
I
I
---~~--i

Gambar 2 .2 Keruntuhan lokal

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 25
3. Keruntuhan penetrasi (punching shear.failure)
a} Terjadi jika terdapat desakan pada tanah di bawa h f'ondas i yang
disertai pergeseran arah vertikal sepanjang tepi.
b) Tidak terjadi kemiringan dan pengangkatan pada perrnukaan
tanah.
c) Penurunan relatif besar.
d} Terjadi pada tanah dengan kompresibiltas tinggi dan
kompresibilitas rendah, jika fondasi agak dalam.
e) Kapasitas dukung ultimit tidak dapat dipastikan.
I
I
I
I
I
I
-- 1
I
I
I
I

Gambar 2.3 Keruntuhan penetrasi

2.4 ANALISIS TERZAGH I


Terzaghi menganalisis kapasitas daya dukung tanah fondasi
menerus, dengan beberapa anggapan sebagai berikut:
1) Tanah di dasar fondasi dianggap homogen.
2) Berat tanah di atas fondasi dapat diganti dengan beban terbagi rata
sebesar q = D x y, dengan D adalah kedalaman dasar fondasi, y
adalah berat volume tanah di atas dasar fondasi.
3) Tahanan geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan.
4) Dasar fondasi kasar.
5) Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmik dan Iinier.
6) Baji tanah yang terbentuk di dasar fondasi dalam keadaan elastis
dan bergerak bersama-sama dengan dasar fondasinya.

Rekayasa Fondasi
untuk, P1ogram Vokasi
7) Pcrtemuan antara sisi baji dengan dasar fondasi membentuk sudut
scbcsar sudut gesck dalam tanah <j>.
8) Berlaku prinsip superpos isi.

J I
q = -yDJ /,,,."
__ :t __ ±~~_i __ _
45 - cf,' 12 45 - 4' 'f2
Soil
Unit weight = 'Y
Cohesion =c
Friction angle = cf,'

Gambar 2.4 Analisis distribusi tegangan di bawah fondasi Terzaghi

Terzaghi memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap daya


dukung ultimit, berdasarkananalisis fondasi memanjang, yang diterapkan
pada bentuk fondasi yang lain. Sedangkan rumus yang digunakan untuk
menghitung kapasitas dukung tanah fondasi, antara lain:

Bujw- Sm,gbr (Strip Footing)


Pcrugi (square)

"
",~~

---'"---
----

Clnoolar
0

Mcncnas (Coa tinaou)

Gambar 2 .5 Bentuk-bentuk fondasi dangkal

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 27
• Fondasi Tapak Menerus (Continuous )

Qu = c Ne+ y D N 9 + 1/2y B NY................ ...... ............. ......... .2. J


• Fondasi Tapak Bujur Sangkar (Strip foo tings )

Qu = c*Nc(l +0,3B/L)+yD.Nq + l/2y.B.Ny(l-0,2B/ L) .... .... .. 2.2


• Fondasi Tapak Persegi (Square footings )

Qu = 1.3 c NC+ y D Nq + 0.4 y B Ny·············· ·· ·· ···· ....... ......... 2.3


• Fondasi Tapak Lingkaran (Circular footings)

Qu = 1. 3 c N + y D N q + 0 .3 y B N y ............. ......................... 2 .4
C

di mana:
C = nilai kohesi tanah (Cohesion ofsoil) (kN/m 2)
y = berat isi tanah (unit weight ofsoil) (kN/m 3)
D = kedalaman fondasi (depth offooting) m
B = lebar tapak (width offooting) (m)
Ne, Nq, Ny: merupakan faktor daya dukung, yang besarnya
tergantung kepada parameter sudut geser dalam tanah q> (soil friction
angle).

NC = cot<j> (Nq - 1) ....................................................................... 2. 5


2
Nq = e (3n:/4-<f>/2)tanq> / [2 cos2(45+<j>/2)] .................................. 2.6
2
Ny = (1/2) tan<!>( Kpr /cos <j>-1) .................................................. 2.7

Kpr = koefisien tekanan tanah pasif

Rekayasa Fondasi
2-8 unttik Program Vokasi
Gambar 2.6 memperlihatkan grafik hubungan antara sudut geser
dalam tanah dengan faktor-faktor daya dukung N . N dan N_.
' C q f

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

- 60
z>-
- 40 40
0'
z
- CJ
~
... 20 20

s
CJ
CQ
LL 10 10
~ 8
CJ
CQ 6
a.
CV
(J 4 4
0)
C
'i::
CV
Q) 2 2
m

0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
Effective Friction Angle (cl>') ( )

Gambar 2 .6 Faktor daya dukung hubungan antara sudut geser


dalam dengan NC N q dan N y

2.5 PENGARUH MUKAAIR TANAH TERHADAP


DAYA DUKUNG TANAH
Muka air tanah jarang berada di atas dasar fondasi telapak,
karena hal ini dapat menjadi kendala pelaksanaan konstruksi. Namun,
j ika muka air berada di atas a tau di bawah tapak dasar tapak, suku kedua
dan ketiga perlu disesuaikan agar daya dukung menjadi lebih efektif.

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 29
Ada 3 kasus yang dapat menjadi pertimbangan. Kasus satu muka
air tanah berada di atas tapak, kasus dua muka air berada di bawah tapak,
dan kasus tiga keberadaan muka air jauh di bawah tapak.
Kasus 1
Jika muka air tanah sangat dalam, dengan z > B, z adalah jarak
muka air tanah di bawah dasar fondasi:

z>B

-'----~2:t_
Gambar 2.7 Keberadaan muka air tanah z>B

Nilai y dalam suku ke-2 dari, persamaan kapasitas dukung yang


dipakai adalah yb atau yd, demikian pula dengan suku persamaan ke-
3, dipakai nilai berat volume basah (yb) atau berat isi kering yd· Untuk
kondisi ini, parameter kuat geser yang digunakan dalam perhitungan
adalah parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif (C> dan <f>P ').
Persamaan daya dukung ultimit tidak ada perubahan, sehingga
dapat ditulis menjadi:
qu = c*Nc + p0 *Nq + 0,5yB*Nr···· .............................................. 2.8
Kasus2

Jika muka air tanah terletak di atas atau sama dengan dasar fondasi
(Gambar 2.8), berat volume yang dipakai dalam suku persamaan ke-3
harus berat volume efektif atau berat volume apung (y'). Hal ini karena

Rebyasa Fondasi
30 untuk, etogram Vokasi

I . •

zona geser yang terletak di bawah fondasi sepenuhnya terendam air.
Pada kondisi ini, nilai p 0 pada suku persamaan ke-2, menjadi:

po= [y'(Dr dw) + yb*dw], ····························································· 2.9


dengan; y'=vI Slit -y W

dw = kedalaman muka air tanah.

o,

Gambar 2.8 Keberadaan muka air tanah di atas tapak

Dapat ditulis menjadi:

qu = c*Nc + (y'(Dr dw) + yb*dw)*Nq + 0,5 y'B*N.., ................... 2.10


Kasus 3
Jika muka air tanah di permukaan atau dw=O, y pada suku
persamaan ke-2 digantikan dengan y' , sedang y pada suku persamaan
ke-3 juga dipakai berat volume apung (y').

m.a.t

o,

Gambar 2.9 Keberadaan muka air tanah di permukaan tanah

Dapat ditulis menjadi:


qu = c*Nc + Dr*y' *Nq + O,Sy'B*N.., ........................................... 2.11
dengan-' y' = ysat - yw

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 31
•I

Kasus 4
Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar
fondasi {z<B), nilai y pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan Yb
bila tanahnya basal1, dan yd bila tanahnya kering.
Karena massa tanah dalam zona geser sebagian terendam air,
berat volume tanah yang diterapkan dalam persamaan suku ke-3 dapat
didekati dengan:

Ymta-rnta = y' + (z/B)*(yb-y').


Yra1a-ra1a= berat volume tanah rata-rata.

o,
I

_j_ dw
f ,.
z<B

'
B
-V
Gambar 2. 10 Keberadaan muka air tanah z<B
~
m.a .t l
Dapat ditulis meniadi:
'J
qu = c*Nc + po*Nq + 0,5yrata-rata *B*Ny
atau:

Tabet 2. 1 Faktor daya dukung Terzaghi kondisi keruntuhan geser umum

1Nc Nq Ny
0 5,70
6,00
0,00
0,01
-
26
27
27,09
29,24
14,21
15,90
9,84
11,60
2 6,30 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,91 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52 64 36.50 38,04

Rekayasa Fondasi
32 untuk Program Vokasi

II
Ne Nq Nt Nq Nr
'
9
10
9.09
9.61
2.44
2.69
Nr
0.44
0.56
'
JS
36
57.75
63.53
41.44
47.16
45.41
54J 6
II 10.16 2.98 0.69 37 70,01 SJ.80 6517
12 10.76 319 0,85 38 77.50 6155 78,61
13 11.4 I 3.63 1,04 39 85.97 70.6 1 95.03
14 12.11 4.02 116 40 95.66 8117 IISJ I
IS 12,86 4,45 1.52 41 106.81 93.85 1405 1
16 13,68 4.9'2 1.82 42 119.67 !08.75 171.9?
17 14,60 5.45 2.18 43 134.58 126.50 211.56
18 15.12 6.04 259 44 151.95 147,74 261.60
19 16.56 6.70 3.07 45 172.28 17318 J25J4
20 17.69 i .44 3.64 46 196.22 204.19 407,11
21 18.92 8,26 4J I 47 224.55 N i.80 512,8-1
22 20,27 9.19 5,09 48 258.28 287.S5 650.67
23 21 ,75 10,23 6.00 49 298,71 344.63 831.99
24 23.36 11,40 7,08 so 347.50 41 5.14 1072.80
25 25,13 12,72 8,34
• Kumbhojkar (1993)

Tabel 2.2 Faktor daya dukung Terzaghi modifikasi kondisi keruntuhan geser lokal

; I N'c I N'q ~ N'y ; N'c N'q N'l


0 5,70 1,00 0,00 26 15,53 6,05 2.59
I 5,90 1,07 0,005 27 16,30 6,54 2,88
2 6,10 1,14 0,02 28 17,13 7,07 3,29
3 6,30 1,2 0,04 29 18,03 7,66 3,76
4 6,51 1,30 0,055 30 18,99 8,31 4,39
5 6,74 1,39 0,074 31 20.03 9.03 4,83
6 6,97 1,49 0,10 32 21,16 9,82 5,51
7 7,22 l,59 0,128 33 22,39 10,69 6,32
7,47 1,70 0,16 34 23,72 11,67 7')')
,....
8
9 7,74 1,82 0,20 35 25,18 12,75 8,35
10 8,02 1,94 0,24 36 26,77 13,97 9,41
II 8,32 2,08 0,30 37 28,51 15,32 10,90
12 8,63 2,22 0,35 38 30,43 16,85 12,75
13 8,96 2,38 0,42 39 32,53 18,56 14,71
14 9,31 2,55 0,48 40 34,87 20,50 17,22
15 9,67 2,TI 0,57 41 37,45 22,70 19,75
16 10,06 2,92 0,67 42 40,33 25,21 22,50
17 10,47 3,13 0,76 43 43,54 28,06 26,25
18 10,90 3,36 0,88 44 47,13 31,34 30,40
19 11 ,36 3,61 1,03 45 51,17 35,11 36,00
20 ll ,85 3,88 l,l2 46 55,73 39,48 41,70
21 12,37 4,17 1,35 47 60,91 44,54 49,30
22 12,92 4,48 1,55 48 66,80 50,46 59,25
23 13,51 4,82 1,74 49 73,55 57,41 71,45
24 14,14 5,20 1,97 so 81,31 65,60 85,75
25 14,80 5,60 215
* Kumbhojkar (1993)

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 33

••
Contoh 2.1
Diketahui: Data perencanaan fonda i berbentuk memanjang
dengan lebar B= 1,6 m dan kedalaman Dr= l ,50 m, terletak pad a lanah
homogen.
c = 160 k /m2
$p = 20°
yb = 18 k /m3
ysat = 20,81 kN/m3
Ditanyakan:
• Pada tinjauan keruntuhan geser umum, berapa kapasitas dukung
ulrimit, jika muka air tanah terletak pada:
( 1) 4 m dari pennukaan tanah?
(2) Kedalaman 0,50 m di bawah dasar fondasi?
(3) Dasar fondasi?

• Pada kasus (a.I)


berapakah kapasitas dukung ultimit jika ditinjau menurut keruntuhan
geser lokal?

Tanah 1 · y1 = 18 lcN/m 3
C l C 160 kNJm2 1,5 m
,p,= 20"
"20.81 kN/m 3

m.a.t (a.2)

2.5m

l "
m.a.t (a.1)

'?"
(a) Kapasitas dukung ultimit pada keruntuhan geser umum

4>P = 20°, dari tabel 1.1 diperoleh faktor daya dukung:


Ne= 17,7; Nq = 7,4 dan Nr= 5,0.

Rekayasa Fondasi
34 untuk .Program Vokasi
Fondasi berbentuk memanjang/menerus, daya dukung ultimit:

q 11 = cNc + p0Nci + 0,5yBNYdengan p0 = y*D,.

• Jarak muka air tanah dari dasar fondasi

z = 4-1 ,5=2,Sm> B= 1,6 m

• dipakai berat volume basah:

qu = c*Nc+ Po.Nq + 0,5Y b.B*Ny

= (160 * 17,7) + (1,5 *18*7,4) + (0,5*18*1,6*5)


= 3103,8 kN/m2

• z=0,5m<B, dipakai berat volume basah pada p0 dan dipakai


berat volume rata-rata pada suku persamaan ke-3 ,

Ysa1 = 20,81 kN/m 3 dan

y' = Ysat - Yw = (20.81-9.8l)kN/m3


=11 0 kN/m 3
'
[y'+(z/B)*(yb-y')] = [ 11 + (0.5/l.6)*(18-11 )]
= 13,2kN/m 3

qu = ( 160* 17,7)+( 1,5* 18*7 ,4)+(0,5*13,2* 1,6*5)


= 3084,6 kN/m 2
• Muka air tanah pada dasar fondasi, sehingga berat volume
basah pada p 0 dipakai berat volume apung (y') pada suku
persamaan ke-3.
qu = (160* 17,7)+(1,5* 18*7.4)+(0,5* 11 * 1,6*5)

= 3075,8 kN/m2
Dapat dilihat dalam soal (a.1) sampai (a.3) di atas,
bahwa kenaikan muka air tanah sampai ke dasar fondasi
mengurangi kapasitas dukung.

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 35

. ....__________
,
(b) Kapasitas dukung ultimit pada keruntuhan geser lokal

• Z = 4m>B =1,6m.
c' = 2/3c = 2/3*160 = 106.7 kN/m2•
~ = 20°. dari Tabel 3.2 untuk kenmtuhan geser lokal
p
diperoleh: C
'=11,8; q
'=3,9; Ny'= l,7.
Kapasitas dulnmg ultimit pada keruntuhan geser lokal :

qu = c' / + DrybNq' + 0,5yb 8 N/


= (106,7* 11 ,8) + ( 1,5* l 8*3,9) + (0,5* l 8* 1,6* 1,7)
= 1388,9 kN/m2
Contoh 2.2
Fondasi menerus terletak di atas tanah pasir padat (dense sand)
dengan sifat $' = 35°; y = 17 kN/m3, dan Ysa, = 19 kN/m3 , yang didesain
untuk memikul beban vertikal 60 kN perm panjang. Berdasarkan data
yang ada, tentukan dimensi lebar tapak bila SF 3 dan kedalaman Df= 1
m, muka air tanah berada dasar fondasi.

Penyelesaian:
y = 17 kN/m3 Ysat = 19 kN/m
3

c = OkN/m2 0 = 35°
SF =3 P =60kN/m
L =Im

Rekayasa Fondasi
36 untuk Program Yokasi
p
<P, = 350;
y = 17 kN/m3 ,

v& sat = 19 kN/m3

Df = lm
·----+---- T I be ban vertikal P=60 kN/m'
! ·----1----·
I
I
I B ··---~----
I

Dari persamaan Terzaghi tapak menerus:

qu = c Ne + y .D.Nq + ½. y' .B. N r


l
= l7 x l x 41 ,44 + - ( l 9 - 9 81) x B x 4 2 4
2 ' '

= 704,48 + 194,828 B .. ............... .( a)

SF
_ (704,48 + l 94,828B)-(l 7 x 1) _ 687,48+ 194,828 B
- -
3 3
= 229,16 + 64,942 B ....... ... .... . (b)

Dari persamaan (a) dan (b), dimensi tapak fondasi dapat


ditentukan dengan cara, analogi cr = P/ A, = > qu = P/ A.

Hal ini menyebabkan P= qu *A, selanjutnya, di manaA=B*lm'

60 = ( 687,48+194,828B) x (B*lm)
3
180 = 687 ,48 B + 194,828 B 2

194,828 B2 + 687,48 B - 180 = 0

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 37
\

Dengan menggunakan persamaan kuadrat Iebar B, dapat ditentukan:

B = -b± ✓b - 4ac
2

2a
= -687,48± ✓687,482 - ( 4x194,828x-180)

2x 194,828

= -687 48±782,882
389,656
Bl= 0,245 B2 = -3 ' 773
Jadi, lebar tapak fondasi menerus B = 0,245 m, dalam pelaksanaan
diambil paling kurang 1,0 meter.

2.6 DAYA DUKUNG PERSAMAAN MEYERHOF


Analisis Meyerhof menganggap sudut baji ~ tidak sama dengan
<p, clan nilai p> q> (gambar 2.11 ). Akibatnya bentuk baji lebih memanjang
ke bawah bila dibandingkan dengan analisis Terzaghi. Zona keruntuhan
berkembang dari dasar fondasi, ke atas sampai mencapai permukaan
tanah. Jadi tahanan geser tanah di atas dasar fondasi diperhitungkan.

G.S.
f

.L.... J. .

1, ......__, ~ d_ _.

l'lrza;ll'11heory ~ ~•lhloty
(1) Shlllow~
Gambar 2. 11 Asumsi Meyerhof kelongsoran tanah di bawah tapak
(Punmia, 2018)

Rebyua Fondui
38 untui.Progr.am Vob$j

..
Karena B> <p, nilai faktor-faktor daya dukung Meyerhof lebih
rendah daripada yang diberikan Terzaghi. Namun karena Meyerhof
mempertimbangkan faktor pengaruh kedalaman fondasi , daya
dukungnya menjadi lebih besar.
Persamaan daya dukung fondasi dangkal menurut Meyerhof,
untuk beban vertikal (vertical load):

quit= scdccN C+ sqqoq


d p N + syy
d 0,5 y B' N 'f ........................ 2.13
Untuk beban miring (inclined load):
quit = de ic c NC+ dq iq PoNq + dyi.., 0,5 y B' N.., ........................ .. 2.14
dengan:
quit = daya dukung ultimit
N ,N q ,Ny = faktor daya dukung untuk fondasi memanjang
C

s ,sq ,sy
C
= faktor bentuk fondasi
d ,dq ,d"(
C
= faktor kedalaman fondasi
1 , 1 ,1
C q y
= faktor kemiringan beban
Faktor daya dukung Meyerhof untuk fondasi memanjang:
Ne= (Nq - 1) ctg<pr' ..................................................................... 2.15
Nq = tg2 ( 45 + c:p/2) eclt tgq>) ••• •• •• • •• •• • • •••• ••• • • •••• ••••• •• ••••• ••• • •••••• • • • •••• •• • 2.16

N y = (Nq - 1) tg (l ,4<p) (Meyerhof, 1963) ................................ 2.17

Tabel 2 .3 Faktor daya dukung persamaan Meyerhof (Bowles, 1996)

Faktor Value For


Bentuk Any <p
s = l + 0,2 K P -B
(s hape) C
<p > 10°
L
<p = 0
sq= sy = 1 +O, 1 K P-B
L
sq = sy= 1

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 39
Faktor Value For
Kedalaman Any <p
d = 1+02jif;D
(depth) C ' I' B cp> 10°
dq =dy = 1 + 0, I F, DB
,,
<p = 0

dq = dy = I
Kemiringan Any <p
(inclination) i, =v(i-:0)' <p> 0
cp = O
p\J ._
ly -
( )' 0
1- rp

I i=O
'(

dengan: KP= tan2 (45 + cp/2), B = lebar fondasi, L = panjang fondasi,


D=Dr = kedalaman fondasi.

Tabel 2.4 Faktor daya dukung Meyerhof

•• "~ ", N., •• Ne N, N.,


0 5.14 1.00 0.00 16 11 .63 434 3.06
l 538 1.09 0.07 17 12.34 4.77 3..53
2 5.63 110 0.15 18 13.10 526 4.07
3 5.90 131 0.24 19 13.93 5.80 4.68
4 6.19 1.43 0.34 20 14.83 6.40 5.39
5 6.49 lj7 0,45 21 15.82 7.07 6.20
6 6.81 1.72 0.57 22 16.88 7.82 7.13
7 7.16 1.88 0.71 23 18.05 8.66 8.20
8 7jJ 2.06 0.86 24 19.32 9.60 9.44
9 7.92 2.25 1.03 25 20.72 10.66 10.88
JO 8J5 2.47 J.22 26 22.25 11.85 12.54
II 8.80 2.71 1.44 27 23.94 13.20 14.47
12 9.28 297 1.69 28 25.80 14.72 16.72
13 9.81 3.26 1.97 29 27.86 16.44 19.34
14 1037 3.59 219 130 30.14 18.40 22-40/
JS 10.98 3.94 2.65 31 32.67 20.63 25.99
(contin11~d)

Rekayasa Fondasl
40 untuk Program Vokasi
Contoh 2.3

Dikctahui : data perencanaan fo ndasi tapak sebagai berikut.

C= 0.0
Df= 10 m <P= 35.0 o
i
Y= 18.1 kN/m3
I

---------+---- I
I
I
Wn= 10.0 %
'! ·----•----·
I I
-----r----
I
I
I B !
I
Gs= 2.68

footing 2,5m x 2,Sm


muka air tanah
Ditanyakan: dengan SF = 2, berapa daya dukung izin metode Meyerhof?

Penyelesaian:

Perhitungan berat unit efektif


r e =?•
= Ywe/ = 18.10 = 16 4 JcN
y dry 1+ W } + Q. }Q . m3

V = r dry = 16.4 = 0.62m3


s Gs (9.807) 2.68(9.8)
V\' =1.0-Vs =l-0.626=0.374m3

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 41

. I
W J= 16.4 +0.374(9.8) = 20.12kN
r,,. a = rdry.+( -"' -
V n1 3
,.

d,,. =0.85 , H =0.5Btan( 45 + ~) =2.40 111

2
·.-Ye --(2.,2.40
_ - 0.85)[0.85(18.10)]
-~--'- +[20.12- 29.8](2 •40 - 0 • 85)
(2.4)2 (2.4)

= 14.85 kN
m3

Berdasarkan besamya sudut geser dalam tanah, faktor daya


dukung diperoleh:

Nq = 33, dan Nr = 34
Faktor bentuk:

B
sq= 1+rtan¢ = 1.10
B
Sr = 1-0.4- = 0.6
L
Fak:tor kedalaman:

Daya dukung ultimit:

q uit =(r DNqSqdq) + 0.5(reBNrSrdr)


q u1, = 18.1(1.1)(33)(1.70)(1.11) + 0.5(14.86)( 2.5)(34 )( 0.6)(1)
q uit = 1619 kPa

Rekayasa Fondasi
42 untul<Ji'.rogram Vokasi
Daya dukung iz in :

1619
q =--= 809 kPa
{I 2

2.7 BEBAN VERTIKAL


Beban sentris bekerja pada pusat luasan dasar fondasi , sehingga
besamya tegangan tanah akibat beban yang bekerja akan merata di
sepanjang tapak. Namun, tidak ada beban P sentris yang terdistribusi di
tengah-tengah pusat tapak, sehingga terjadi perpindahan beban ke arah
sum bu abs is ( e X ) a tau sum bu ordinat (e y ).

: Q.i,

(_ -l IJ. J_ I]s·-1s-2,1
2e '
I• I I I II' ---1
.__8--f
(a) {b)

1---B---l ~B--l
y }' ~--s---•I

y
y
1--B'-i -i eA 1-
L's L-u, B' •B - u .,
A'•L' >< B A'• L'><B' L'•A'IB'
A' • Shaded area

Gambar 2. 1 2 Eksentrisitas beban fondasi (Meyerhof, 1953)

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 43
2.7.1 Eksentrisitas Beban Satu Arah
Behan sentris bekerja pada pusat luasan dasar fondasi, sehingga
besarnya tegangan tanah akibat beban yang bekerja dapat dihitung
dengan persamaan:

q""' = B~L <qa ..................................................................... 2. 18

dengan:
A = luas dasar fondasi [m2]
Q = beban vertikal sentris [kN]

I
!+-C.L.
C=B/2 . I

Gambar 2. 13 Diagram tegangan kontak akibat beban sentris

2.7.2 Eksentrisitas Beban Dua Arah


Behan eksentris di lapangan dapat disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain:
1. Beban angin yang bekerja pada bangunan tinggi.
2. Beban tanah urugan (backfill) pada dinding penahan tanah atau
abutment jembatan.

Rekay~ Fondasi
44 untukWrogram Vokasi
3. Behan tarik kabel pada tiang listrik.
4. Letak kolom struktur yang tidak tepat di tengah tapak fondasi .
Tanah merupakan material yang tidak dapat menahan tegangan
tarik. Tanah hanya dapat menahan tegangan tarik berdaya sangat kecil.
Supaya tidak terjadi tegangan tarik, nilai eksentrisitas maksimum
resultan gaya vertikal berada pada B/6 atau L/6.

I
;.-C.L.
C > B/3 .
I

.!◄
8

I?= Wrota1

fmaxLJ_j__L+J--_!--~

Gambar 2. 14 Diagram tegangan akibat beban eksentrisitas

Persamaan untuk menghitung tegangan tanah di bawah tapak


adalah sebagai berikut:

Tegangan maksimum q_ = L,: ~ ( 1+ )<qa ......................2.19

Tegangan minimum qmu = L,: ( 1- ~ ) >0 ........................ 2.20

Jika tegangan pada luasan dasar fondasi akibat beban terjadi


tegangan tarik, e>B/6, diagram yang hanya ada berupa tegangan tekan
saja, seperti gambar 2.15.

BAB 2
Daya Oukung Fondasi Oangkal 45
t
!+-C.L.
cs 8/3 . I

~ e~6
8

.
P~WTc:Aal
.I

..
I
I

fmax = (2/3)P/c
Gambar 2.15 Diagram tegangan kontak akibat beban over-eksentris

Perhitungan tegangan maksimum berdasarkan persamaan


keseimbangan menjadi:

4P <qa.............................................................2 .21
q= -_
3L(B-2e)

2.7.3 Daya Dukung Fondasi Eksentrisitas Dua Arah


Fondasi yang mengalami pembebanan batas maksimum dan
momen dua arah (Mxdan MY)terlihat pada gambar 2.16. Analisis momen
dua ekuivalen dari dua momen tersebut membentuk dua eksentrisitas (x
=eB = e dany=eL = e)
X y •

Re.kayasa Fondasi
46 untuk Pro9ram Vokasi
Gambar 2. 16 Eksentrisitas beban akibat momen dua arah

Jika be ban eksentris dua arah (e 8 dan eJ, le bar efektif fondasi
(B') ditentukan sedemikian rupa, sehingga resultan beban terletak di
pusat berat luas efektifnya (A'), dengan L' adalah sisi terpanjang pada
luas efektif.
Luas, panjang, dan lebar efektif (A', L' dan B') dapat ditentukan
dengan menggunakan batasan-batasan pada gambar 2.12 hingga gambar
2.16.
Kondisi beban untuk eksentrisitas dua arah dapat dianalisis satu
dari lima keadaan berikut:
1) eL/L >= 1/6 and eB/B >= 1/6
2) eL/L < 1/2 and eB/B < 1/6
3) eL/L < 1/6 and eB/B < 1/2
4) eL/L < 1/6 and eB/B < 1/6
5) Circular footing - always 1 way

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 47
Keadaan 1,jika eJL~ 1/6 dan e/ 8 ~ 1/6
Effective
area

Q"' I
L ·- ·-+--·~ ~
I
I
I
B----•....il
Gambar 2.17 Area efektif kasus eJL 2:: 1/ 6 dan e/ B 2:: 1 / 6

A' = ½.B'. L'


L' =nilai terbesar antara L1 dan BI' serta

B'=!_
L'
Jilca Keadaan 2 eL/L < ½ dan O< eB/B < 1/6

s Effective
area

A'= ½.(LI + L2).B

L
r L'=Ll atau L2 (pakai

terbesar), LI dan L2

l B'= A' / L'

Rekayasa Fondasi
48 untuk PJogram Vokasi
0.5

0.167
0.1
o_311-1-1--+-~r-"'r-¥ftN!~~..~ ~~o.~ .-
06----1

\ .
0.1
.,_________-~ - - -""t------~~~,___~
For ..... +---~~~~~---
obtai For
LI_
o.,_O_ _.....,_ _ _ _ L __.._ __...._ __.
l.O obt~nmg
Lall
0.4 0.6 0.8
L 1IL . LIL
Gambar 2. 18 Area efektif kasus el/L < ½ dan O < eB/ 8 < 1 / 6

Keadaan 3 jika eL/L < 1/6 dan O < e/ B < ½,

I
L
A'= ½.(Bl + B2).L

(B 1dan B 2)

l Eflccth-c
arc:a
L'= L

B' =~
L

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Oangkal 49
t,IL•
~-+--n.167
.1
0.08

0.1 tJL •

Gambar 2.19 Area efektif kasus eJL < 1 /6 dan O < e/B < ½

Jika Keadaan 4 e/L < 1/6 dan e/ B < 1/6

I• B •I

1
L
A'=L2 .B+½.(B+B)(L- L2 )

L'=L

E&cdve B' = .!_


area L
1...1
'2

Rekayasa Fondui
50 untulcPro.gram Vokasl
0.20 For obtaining BfB

0. 15M'111r-t--t'-,0. I 0---+-----4----+----~
0.08

0.00 =eJL

Gambar 2.20 Area efektif kasus eJ L < 1 /6 dan esfB < 1/ 6

Jika Keadaan 1 Eksentrisitas fondasi lingkaran selalu satu arah.

A '=L 2 . B + ½. ( B + B 2 ) ( L - L 2 )
Gunakan Tabel 2.5 untuk menda-
patkan A 'dan B' dan L' = A'/B'

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 51
Tabet 2.5 Variasi nilai A'/R2 dan B'/R dengan e/ R untuk fondasi ling karan

e /R A'IR.2 B'/R
2.8 1.85
0.2 2.4 1.32
0.3 2.0 1.2
0.4 1.61 0.80
0.5 1.23 0.67
0.6 0.93 0.50
0.7 0.62 0.37
0.8 0.35 0.23
0.9 0.12 0.12

QA - - -.......--,-----r---r----i

0.2 0.4 0..6 0.8 J.O


1,IR

Gambar 2.21 Area efektif fondasi lingkaran

Contoh 2.4

Diketahui: data fondasi tapak persegi, seperti tergambar, dengan


eL= 0,3 m dan eB = 0, 15 m. Asumsikan terjadi eksentrisitas dua arah
sumbu X dan sumbu Y, hitunglah besamya daya dukung ultimit Qult.

Rekayasa Fondasi
52 untuk PrQgram Vokasi
-

T
1.5 m

Sand
07m_ __..., y ""18tN/m3

1 1.5 mx 1.5 m
~· "'300
c' "'o
~ -- 1.5 m - -----+1

Penyelesaian:

Dengan eJ L = 0,3/1,5 = 0,2 dan e/ B = 0, 15/ l ,5 = 0, I.


Memperhatikan beberapa kasus eksentrisitas, hal ini tergolong
kasus gambar 2.18, untuk eJ L=0,2 dan eJ B=0, 1.

Effective

(a)

L/L:::::: 0.82, maka L 1=0,85*1 ,5 = 1,275 m


dan

L/ L:::::: 0.21 , maka L 2=0,21 * 1,5 = 0,315 m


Dari gambar 2.18 untuk kasus, eL/L < ½ dan 0 < eB/B < 1/6 :
A' = ½.(L 1 + L 2)B = ½(1,275+0,315) = 1, 139 m

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 53
' .. ' l

o.s

0.4
,,IB=

Oj

0.1

L'= Lt 1,275 m
Sehingga B'=A'/L' = l,193/1,275 = 0,936 m
Dengan nilai c = 0, persamaan daya dukung menjadi:
.F .Fqd.Fqc + y.B.Ny.Fys .Fyd.Fye
Qu = q.Nqqs
Fyd = I
di mana q=y*D = 10 7*18 = 12 6 kN/m2
f ' '

untuk <p = 30°, dari tabel 2.4 faktor Mayerhof diperoleh, Nq=l 8,4
danNy= 22,4
Fqs= 1+(B'/L')tan ~ = 1+(0,936/ l ,275)tan 30° = 1,424
Fyd= 1+2tanf(l-sin~) (D/B) = 1+(0,289*0,7)/l,5 = 1,135
2

sehingga:
Q1111 = A'*qu = A'(qNq+FqsFqd)+ 1/2yB'FysFyd
=l,193*[(12,6*18,4*1,424* 1,135)+ 1/2* l 8*0,936*22,4*0,706]
=606kN

Rebyasa Fondui
54 urituk'IProgram-Vokasi
Contoh 2.5
Kembali ke Contoh 2.4, tetapi dengan eksentrisitas yang berbeda:

eL= 0, 18m dan e 13 = 0, 12m


Parameter tanah, y = l 6,5 kN/m3

~ = 25°
c = 25 kN/m 2
Dari data di atas hitung beban ultimit, Q u 1t1m1te
. . •

Solusi:
Dengan e/ L = 0,18/1,5 = 0, 12 dan e/ B = 0, 12/1,5 = 0,08 dan
dengan memperhatikan beberapa kasus eksentrisitas, hal ini tergolong
kasus gambar 2.20, untuk e/ L=0,12 dan e/ B=0,08.

TL,,
_f_

Effecti,re

(a)

jadi:
B/B~ 0.1 , ..... ....... maka B2=0,1 *1,5 = 0,15 m
dan
L/L~ 0.32, ........... maka L2=0,32*1,5 = 0,48 m

BA82
Daya Dukung Fondasi ~kal 55
,,;: :...l
dari persamaan:
A' = L 2*B + ½(8+8 2)*(L - LJ
A'= 0,48* 1,5 + ½(1 ,5+0, l 5)*(1 ,5 - 0,48) = 1,5615
8 ' = A;/L = l ,56 I 5/1,5 = 1,041 m
L'= 1,5 m

0.15

0.05

0 0.2 0.8 1.0

Persamaan daya dukung:


Qu = c'.Nc.Fcs.Fcd.Fc +q.Nq.Fqs.Fqd.Fqc + y.B'.Ny.Fys .Fyd.Fye
Fcs = l+(B'/L')(N/ N) = l+(l,041/I,5)(10,66/1,5) = 1,357
Fcs= I+(B '/L')tan~ = I +(1 ,04 I/l ,5)tan 30°" = 1,324
Fcs= 1-0,4(8'/L') = 1-0,4(1,041/1,5) = 1,722
Frs = 1+2tan~ (I -sin~) 2(D/B) = 1+2tan25°(1-sin25°(0,7/ l,5)" = 1,145

Fed = Fqd-(1-Fqd)/(N/tan ~) =I,145-(1-l ,145)2/20tan 25° = I , I6

Rekayasa Fondasl
56 untuk Program Vokasi

# •
maka:
Qll = 25*20, 72* 1,357* l , 16 + 16,5*0, 7* l 0,66* 1,324* l.145 +

1/2* 16,5* 1,04 I* I 0,880,722* I

= 815,39 + 186,65 + 67,46

= 1069 ,50 kN/m 2

Quit =A'*q'u = 1069,5* 1,5615 = 1670kN

2.8 EFEK KOMPRESIBILITAS TANAH


Vesic (dalam Braja M .Daas, 2014), mengemukakan modifikasi
persamaan daya dukung akibat kompresibilitas menjadi :

Q u = c' .Nc .F cs .F cd.F c + q.N q .Fqs.F qd.F qc + y.B.Ny .F·rs.Fyd.Fye .......... 2.22
• Faktor Bentuk (Shape Factor)

F 0
, =I + 1(:: ) · · ······ . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . 2.23

B
Fqs = 1 +Ltan</J ...................... ............................................... 2.24

Frs = 1- 0.4-B ......................................................................... 2.25


L

• Faktor Kedalaman (Depth Factor)

F,,d = + I 0.4(: ) . ... . . .. .. . .. .. .. . . . . . . . . . . . . . . . .. .. 2.26

Fqd = I+ 2 tan¢(1-sin¢)2 ( ~) .............................................


2 .27

F yd = 1 ······················································································ 2.28

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 57
Faktor Kompressibilita (Compressibili~l',(actors)
• lndeks Kekakuan (Rigidity index) Ir

I = G ········································································ 2.29
r c+q'tan¢

G= E ············································································· 2.30
2(1 + µ)

q ' = y ( Dr + ~ ) ... ... .............. ............. ... .... ............. ... ...... .. .. 2.31

• lndeks Kekakuan Kritis (Critical rigidity index)

~
I ,,~) = { exp[( 3.30-0.451 }o{ 45- ~)]} ...................... 2.32

• Bila lr<Ir(cr), gunakan persamaan berikut untuk menghitung faktor


kompressibilitas

F,, =F,, =exp{( -4.4+0.6:}an¢ +[ (J.07:i::;~l;g2I,)JJ-. 2.33


1-F
Fcc =Fqc Nq tan¢
qc ································································2·34

Rekayasa Fondasi
58 untuk Program Vokasi
Contoh 2.6
Data desain fondasi tapak seperti yang diperlihatkan di bawah ini :

¢ = 20°
c =72KN I ni2
r = l 7KN I m 3
E =1020KN I nl
µ = 0.35
L =1.5m, B = lm, D1 = lm

Hitung beban maksimum dengan menggunakan persamaan Vesic.

Penyelesaian:

Dengan parameter sudut geser dalam diperoleh faktor daya dukung


ves1c:

@¢ = 20° ⇒ Ne = 14.83,Nq = 6.4,N7 = 5.39


Nq
- = 0.43, tan¢ = 0.36
Ne

• F aktor bentuk:

F =l+B(Nq]
cs L N
C

l
⇒ Fcs = l +-(0.43) = 1.287
1.5

B
Fqs =l+-tan,1,
L ~

1
Fqs = l +-(0.36) = 1.24
1.5

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Oangkal 59
B
Frs = 1-0.4 L
1
Frs =1-0.4(-) =0.733
1.5

• Faktor kedalaman:
D1 I B = 1/1 ⇒ D1 I B = I

F~ =l+o.f; J
Fed =1+0.4(1) = 1.4

F., = I+2tan¢(1-sin¢)2 ( 1;; J


~d =1+2{tan20°)(1-sin20°)\1)=1.157

F,,d =1
Faktor Kompresibilitas
• Indeks kekakuan (rigidity index), Ir

I= G
r c+q'tan¢
. E 1020 2
G= ( ) ⇒ G= ( )=377.78KN/m
2 I+µ 2 1+ 0.35

q' = r(DJ +!)⇒ q' =17(1+ ~)= 25.SKN Im'

I = 377.78 = 4.654
r 72 + 25.5( 0.36)

~eb~ Fond'5j
60 untuk Prpgr:am \lo,kasl
----

• Indeks kekakuan kritis ( critical rigidity index) Ir Ccr)

/ d"I =~ { exp[(3.30 - 0.45 ~ )co{45 - ~ ) ]}


=~ {exp[(3.30 - 0.45( 1 5 ) }o{ °)]} =
1 2
/,("I 45 - 36.28
2

• Ketika Ir < Ir (er), pakai persamaan berikut untuk mendapatkan


faktor kompresibilitas

Fqc =Fye = exp {(-4 .4 + 06


. B)tan
L
r1,
'P + [ (3.07sin¢)(log2()
.
l + sm¢
]}

F,, = F,, = exp{( --4.4 + 0.6(/5 ) ) 1an20 +


(3.07sin20)(log2( 4.65))1}
= 0.415
[ 1 + sin20

. l-F
smce ¢ > 0 ➔ F =F - qc
cc qc Nq tan¢
1-F
F =F - qc
cc qc Nq tan¢

F =0.415- l-0.4l 5 =0161


cc 6.4( 0.36) .

BA82
Daya1Dukung Fondasi Bangkal • 61
,.

Perhitungan daya dukung ultimit dengan menggunakan


persamaan vesic:
I
q" =cNCFr.t FmF/X +qNq~.<Fqd~ c +2yBNyFy.. F yd~c

q" = 72(14.83)(1.287)(1.4)(0.4 I5) +17 ( 6.4 )(1.24 )(1.157)( 0.415) +

~ (17) (I) (5.3 9) (0. 73 3) (I) (0.161)


·qu =868.6KN / nl

2.9 KAPASITAS DUKUNG DINAMIS GEMPA


Dalam beberapa kasus, fondasi dangkal mungkin gaga! selama
peristiwa gempa.
~ = qNq + ½yB (daya dukung tanpa gempa) ....................... 2.35
'Li£= qNqE+ ½yBN.,.E (kondisi daya dukung gempa) ................ 2.36
di mana:

Nq, N.,., NqE' N.,.E= faktor daya dukung


q = yD,., dengan Nq dan Ny= f (8')s

NqE and NrE = f(0', tan~) ....................................................... . 2.37


di mana: tan 0=k/(1 -k)
dengan: kb= Koefisien percepatan horizontal
kv= Koefisien percepatan vertikal

Rekayasa Fondasi
62 untuk,Program Yokasi
. .. .. . D,
___t, ___ _

.,
•'
Gambar 2 .22 Kerunt uhan tanah fondasi untuk analisis daya dukung fondasi statis
(tanpa gempa), di mana a .=45+0 /2 dan a P=45-0/2

Richards et al. (dalam Braja M. Daas, 2014) mengembangkan


teori faktor daya dukung seismik pada tanah granular untuk fondasi
menerus. Gambar 2.22 menunjukkan sifat kegagalan dalam tanah yang
diasumsikan untuk analisis kondisi statis.

Gambar 2.23 Keruntuhan tanah fondasi untuk analisis daya


dukung fondasi dinamis gempa

di mana:
a A=aAE=besar sudut kemiringan dari kondisi tekanan tanah aktif,
a P=a rE= besar sudut kemiringan dari kondisi tekanan tanah pas if.

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 63
1

100
,;•- o
.'
I
I

N, • 1 I
I
80 N-,•O I
I
I
I

!J
40
'/
N.,. I I I

.
,

·'
//N
20
,1/
0
0 10
- :..--
20
--,J

30 4(
Soll &icdon an,rle, "1' (dcsr)

Gambar 2.24 Variasi nilai Nq dan N y

Anggapan dasar keruntuhan dari permukaan, variasi nilai NyE'~'


, '1
dan NqE',fhl'q (Richardsetal.(dalamBrajaM. Daas,2014)).
1.0

- - - N.,1JN.,
----- N~/N<I
O.B

0.2

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0


can ,.-2L-
1-t_

Gambar 2.25 Variasi nilai NJN7 dan NJNq dengan tan0 (Richards et al.(daJam Braja
M. Daas, 2014}) Percepatan kritis (critical acceleration) k\ untuk c'= 0
4.0 4.0
0.25
0.5
3.0
~ 3.0 o,
..: 1.0= -
0 8
] 2.0
...
>,, 2.0

iu
. ·=
~
Cl)

0 0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0 0.1 0.2 0.3 0.4
k: k:
(a) q,' "' 100 (b) q,' - 2()-

4.0 4.0

~ 3.0 3.0
~
0

i?;- 2.0
i
-;;~
u;

o._______,__~-----' o------~-~-~
0 0.l 0.2 0.3 0.4 0 0.1 0.2 0.3 0.4
~ k:
(c) ¢,' = 00° (d) tf;' = 400

Gambar 2.26 Grafik faktor penurunan fondasi

Penurunan fondasi tapak pada kondisi gempa (SEq) diestimasi

r
oleh Richards (dalam Braja M. Daas, 2014) dengan persamaan:

S Eq = (m) = 0,174 : : ( k} tan a AE (in meter) ···························2·38

dengan:
V = puncak kecepatan gempa desain (m/sec)
A= koefisien percepatan gempa
Q= percepatan gravitasi bumi (9, l 8m/sec2)

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 65
Tabel 2.6 Nilai a"r

a;
0.05
•..,, .....
uo 1.2•
..... .....
tana..,

1.39 1.57
t/,' •-40'

1.75
0.10 Qj7 1.13 1.26 1.44 1.63
0.15 G.82 1.00 1.1.S 1.32 1.48
OJO 0.71 0.87 1.02 1.18 1.35
G.2S 0.56 0.74 0.9'2 1.06 1.23
U) 0.61 0.77 0.94 1.10
O.lS o.•1 0.66 0.84 0.98
Q.40 Q.32 (1.55 0.73 0.88
Q.4S 0.42 0.63 0.79
o.50 0.27 o.so 0.68
o.ss 0.44 0.60
OSI 0.32 o.so

Contoh 2.7
Sebuah konstruksi fondasi dangkal bentuk persegi di atas tanah
berpasir (sandy), dengan lebar 8=4ft, Df=3ft, y= 110 lb/ft3 dan q>= 30°.
a) Hitunglah daya dukung ultimit gross quE·
Dengan asumsi kv=O dan kh=O. I 76.
b) fika parameter perencanaan gempa V= 1.3 ft/sec
Dan A=9.8lm/sec2, hitunglah besamya penurunan fondasi tapak,
gunakan FK=3 untuk daya dukung izin.
Penyelesaian:
I. Dari gambar 2.24, untuk ~= 30°, diperoleh;
faktordayadukung Nq = 16.51 dan Ny= 23.76.
Untuk tan 0 = kh/(1-kv) = 0.176 , dari gambar 2.25.
Diperoleh faktor daya dukung gempa;
NqE1i/J\T'r= 0.4 dan NqE'i/J\T'q= 0.63
Selanjutnya dari:

Nqi/Nr = 0.40, maka NqE= (0.4)(23.76) = 9.5


NqE/Nq= 0.63, maka NqE= (0.63)(16.51) = 10.4

Rebyasa Fondasi
66 unh.!k Program Yokasi
Daya Oukung Gempa:

q uE = qN qE+0.5yBN.E=(3)(
f
11 0)(10.4)+(0.5)(110)(4)(9.5)

= 5522 lb/ ft2

2. Untuk fondasi dengan Df/8 = ¾ = 0.75


Dari gambar 2.26, untuk ~= 30°, FS = 3, dan Df/B = 0.75,
Nilai kh * = 0 .26
Dari Tabel 2.5, untuk ~* = 0.26,
diperoleh nilai tan aAE = 0 .92, dengan V=l.3 ft = 0.4 m
selanjutnya besamya penurunan:

SE =(m)=0,174 0' 4 (0
2

- J-4 tan0,92
- '26 (inmeter)
q 0,32 *9,81 0,32
= 0.0187m = 0.74 in
Modifikasi persamaan kapasitas daya dukung statis (Terzaghi,
Meyerhof, Hansen, 1970, Vesic, 1973) berdasarkan persamaan daya
duk:ung Meyerhof untuk beban vertikal, dimasukkan faktor efek
seismik, sehingga persamaannya menjadi:

quE = CNcSscdcec +qf N qS sqdqeq +0.5ByNySsydyey .................. 2.39

2.40

eq -_ (1- kJ exp [ - (5.3k;,·


_ kv ) ] ................................................... 2.41
1

e, = (1- k,)~ exp[-(~~~.)] .................................................. 2.42


D = C/(yH) ................................................................................ 2.43

H = O.SB exp("2 tanq,)+ D 1


................ ....................... 2.44

cos(:+ i)
BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 67
II

di mana:
quE = daya dukung seismik ultimit
C kohesi tanah, kN/m2
=
NC Nq' NY' = faktor kapasitas daya dukung statis
S dan d = faktor bentuk dan kedalaman
= tekanan overburden, k.N/m2
= Iebar tapak (m)
= satuan berat tanah kN/m3
e, eQ,ey = faktor seismik (Budhu dan Al-kami, 1993)
C

~ = koefisien percepatan horizontal


kV
= koefisien percepatan vertikal
H = kedalaman zona kegagalan dari permukaan tanah
0 = sudut gesekan tanah
Contoh 2.8
Fondasi persegi yang akan dibangun pada lapisan tanah pasir
dengan B = 2m, Dr= 1,5m, y =18kN/m3 dan 0 =30°. Hitunglah daya
dukung gross gempa 'luE=, asumsikan kv = 0 dan ~ = 0, 176.
Solusi:

Dari gambar2.24, untuk 0=30°, Nq= 16,51, dan NY= 23,76


tan 0 = kh/(1-kv) = 0,176.
Selanjutnya dari gambar 2.25
NJN = 0,4 dan Nq/N = 0,6
NyE = 0,4*23,76 = 9,6
NqE = 0,6*16,51 = 9,91
QuE = I*NqE + ½ y*B*Ny
= l,5*18*9,91 + 1/2 *18*9,5
= 438,60 kN/m2
Maka QuE = 438,6kN/m2

R9¥~Fondui
68 un' r09ram Y.~

A
Contoh 2.9
Kembali ke soal di atas, dengan parameter gem pa V = 0,4m/sec dan
A=0,32, hitunglah penurunan fondasi tapak dengan memperhitungkan
faktor keamanan, FS =3.

Solusi:
Untuk D/B = l ,5/2 =0,75, dari gambar 2.26 dengan kh = 0,26,
dan dari gambar 2.25, untuk kh= 0,26 dan 0 =30°, diperoleh nilai tan
UAE=0,88 .
Selanjutnya dari persamaan:
k* V2
SEq = 0,174 [-h
A
]-4 tanaAE ( - )
Ag

S Eq =0,174 0' 4 (0- '26]-4


2

- 0,88 =0,0179m= l7,9mm


0,32*9,81 0,32
Contob 2.10
Daya fondasi dangkal akibat gempa:
Dimensi F ondasi

B = 2,00 [ m ] lebar fondasi


Df = 2,00 [ m ] kedalaman fondasi
Parameter Tanah F ondasi
C = 30 [kPa] kohesi
q> = 25° 0,44 sudut gesekan internal

y = 18 [ kN/m3] berat massal

Koef gempa
kh = 0,25
kv = 0,10

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 69
Behan
P=V=700kN
Tegangan akibat beban V
Q = cr = P/F = 300/2,1 =350,0kN/m2
Koefisien daya dukung Meyerhof
Ne= 10,662
Nq= 20,721
Ny= 6,766
Faktor Bentuk Fondasi
SC = 1,000
sq = 1,000
sg = 1,000
Faktor Kedalaman Fondasi
de = 1,314
dq = 1,157
dg = 1,157

D = 0,2820 D = C/(yH)

H = 5,9102
H= cos(i:~rp(; ran~ )+D1
Faktor Koefisien Gempa
= 0,4833

= 0,2949

Rebyasa Fondasl
70 u~ i99!JIIJ1 Yokasi
e
r
= (1- -k
2 )exp [ - ( 9kt."
3 \' 1- k
1

V
J] = 0,0766

Qult, tanpa gempa = 1401 ,74 [kPa]


Qult, akibat gempa = 536,485 [kPa]

q x Fs s
F.s £ -_ 11£
quS
Faktor Keamanan Akibat Gempa

FsE = q,tE xFs s = 4,00 > 1,53 OK


q,tS
2.10 DAYA DUKUNG FONDASI DANGKAL DARI
PENGUJIAN LAPANGAN
Selain data laboratorium, masih ada rumus lain untuk menghitung
daya dukung berdasarkan pengujian atau pengambilan contoh dari
lapangan, yaitu:
1. SPT (Standard Penetration Test).
2. Pengujian kerucut statis / CPT (Cone Penetration Test).
3. Pengujian beban pelat (Plate load test).

2.10.1 Pengujian Standard Penetration Test/SPT


Pengujian SPT dilakukan pada saat pengeboran lapisan
tanah yang diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan suatu alat
yang disebut dengan Standard Split Barrel Sampler. Pada umumnya,
rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung besamya daya
dukung berdasarkan SPT atau CPT, mempunyai anggapan bahwa daya
dukungnya mengizinkan penurunan fondasi dangkal sebesar l" (25,4
mm). Meyerhof ( 1956, 1974) mengusulkan kapasitas dukung izin netto
... <net>) untuk tanah pasir sebagai berikut:
( q tJm

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 71
q ijin{nctl = 12.N(kN/m2) ➔ lebar B ::; 1,2 m ...................... 2.45
2

qijin(nrt) = 8.N.( B+O


B '3J (kN/m2) ➔ lebar B > 1,2 m ......2.46

Bowles (1968) mengusulkan untuk menaikkan ± 50 % persamaan


Meyerhof di atas, sekaligus memberikan faktor kedalaman fondasi
sebagai berikut:
% in(ne1) = 20.N.Kd (kN/m2) ➔ lebar B ::; 1,2 m ............... 2.47

2
3
q ijin(ac:l) - 2,5.N.( B+0,
-1 J K (kN/m d
2)
➔ 1ebar B > I ,2 m ..... 2.48
8
di mana:

<Ljin(nct) = kapasitas dukung izin neto untuk penurunan I"


Kd = faktor kedalaman fondasi = 1+0,33.D/ B< l ,33.
Bowles (I 968) menyarankan nilai N diambil dari nilai rata-rata
statistis dari zona ½.B di atas dasar fondasi sampai paling sedikit 2.B di
bawah dasar fondasi. Nilai N yang diperoleh dari uji SPT di lapangan
sebelum digunakan dalam hitungan perlu dikoreksi terlebih dahulu.
Jilra tanah mengandung pasir halus atau pasir berlanau nilai N menjadi:
N = 15 + ½.(N' -15) ....................................................... ..... 2.49
dengan:
N' = nilai N tercatat dari uji di SPT di lapangan

Rekayasa FondasJ
72 untuk'"d'Jqgram YQkasi
~

70

e .
'
\ ~
i 80 ..
.....
~ N-e0 I•.
'~
"-----
. .
E
C
•~ 50
.. ::-.:zscc:.::::::
. <
J
.

~
~ N•!O
:,

i ~
I 40
~

---- •N •40 .
:I
--- I
i
i
.s
30 "' "~
K :
-·.. ----- • y.
..

... .

N•IO
.
.

·, ....

'
.ti
~
'J -
' ' ... ~

~ / "---
ca
C:

,,I
......
I \---

-..
(

" . ..._
N•20
""·
V
~

-..
,.

•~ 10 .
-- - -
~

., N• 10
0 ...,
-- N•I
. II •
0
0 1 2 3 4 5
a (m)
Gambar 2.27 Daya dukung yang diizinkan dari pengujian SPT untuk penurunan inci
(Terzaghi dan Peck (dalam Hardiyatmo, C.H , 2003))

Beberapa analisis mengoreksi jumlah N-SPT dengan tekanan


overburden efektif (q = p0 ' ). Koreksi N akibat pengaruh tekanan
overburden efektif sebagai berikut:

BAB2
Daya Oukung Fondasi Dangkal 73
N =CN. N' . •. . . . •.• ••. . .• . .••.•••.•. ••• . .. . •. •• ••.• . ................ .............. ... ..... 2.50

dengan:
N · = nilai N tercatat da1i uji di SPT di lapangan
CN = faktor koreksi overburden
Gibbs dan Holtz ( 1957), mengoreksi tekanan overburden:
5
C , = - - - ............................................. .. ... .. ... ... ..... 2.51
1,422.p0 '+ I
dengan:
p0 ' = tekanan overburden efektif {kg/cm 2) pada kedalaman yang
diuji dengan nilai tidak Iebih 2,81 kg/cm2 (1 kg/cm 2 = 98, 1
kN/m2).

Peck, Hanson dan Thombwn (1974), mengusulkan tekanan overburden:

C, = 0, 77.log ( ;~,) ........................................................ ...2. 52


dengan :
Po'= tekanan overburden efektif (ton/ft2)
[ 1 ton/ft2 = I kg/cm2],
persamaan ini tidak valid, jika p0 ' < 0,25 ton/ft2
Skempton ( 1986), mengoreksi tekanan overburden, berdasar-
kan macam pasirnya:
2
CN = , ➔ pasir halus normally consolidated ........ 2.53
l + Po
pr

➔ pasir kasar normally consolidated ...... 2.54

Rekayasa Fondasi
74 untuk Pro.9ram Vokasl

...
1, 7
I
➔ pasir overconsolidated
...................... 2.55
0 7 + Po
' pr

dengan:
p/ = tekanan overburden efektif (kN/m 2
}

Pr = JOO kN/m 2 = tekanan efektif referensi

Bowles ( 1968), menyarankan penggunaan koreksi N harus


dilakukan hati-hati dan tidak diperbolehkan memberikan faktor koreksi
CN > 2. ( 1.61 ), Sedangkan Parry ( 1977) memberikan rum us kapasitas
dukung batas ( qJ dengan menggunakan data SPT melalui rum us:

73
qu(MN/m2 ) = 0,24.N r ( Dr+ 0, ·B J ...................................... 2.56
D r + 0,75.B

➔ untuk Dr/B < 1 ........................ 2.57


2
qu (MN/m ) = 0,24.N r
di mana:
Nr - nilai N-SPT lapangan pada kedalaman 0,75.B di
bawah dasar fondasi
Dr dan B - kedalaman dan le bar fondasi
Contoh 2.10

Dari hasil pengeboran diketahui bahwa tanah berupa pasir kasar


dengan kondisi normally consolidated dengan y = 18,5 kN/m3, y' = 10
kN/m3 , muka air tanah pada kedalaman 1,5 m dari pennukaan tanah, jika
B = 2,5 m, Dr= 1,5 m dan hasil uji SPT di lapangan seperti pada tabel.
Berapakah kapasitas dukung izin (~) untuk penurunan rnaksirnum I"
(2,54 cm)?

Kedalaman (m) N po' (kN/m2) cl\! N'=C'M xN


1,50 12 27,75 1,32 16
2,50 16 37,75 1,26 20

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 75
Kedalaman (m) N po' (kN/m2) cl\J N' = CNx ~
3,25 18 45,25 1,22 22
4,00 20 52,75 I, 18 23
4,75 22 60,25 l , 15 25
'
Penyelesaian:
Misalnya pada kedalaman (Dw) = 2,5 m, tekanan o verbu,4
efektif dihitung dengan cara:
po' =(Dr. y)+ (Dw- Dc). y'= (l,5. 18,5) + (2,5 - 1,5) . 10 = 37,75 kN

yb = 18,50 kN/m1
ysub = 10,00 kN/m1
Df=l,Sm µtsir kasar

.Y-i_~!-~- . - ·-· - ·-·-·-·- ··


B= 2,5m

Tanah pasir kasar kondisi normally consolidated, sehingga:


C _ 3 _ 3 3
· .v - po' - po' ; CN = 37 75 =1,26
2+ - 2+ - 2+ '
pr 100 100

Nilai N' =CN. N = 1,26 . 16 = 20 (dibulatkan)


Kedalaman yang diperhitungkan dalam hitungan N, adalah sampai
'
D<+ B = 1,5 + 2,5 = 4,0 m
Nilai N rata-rata pada kedalaman yang diperhitungkan:
Nrata-rata = ¼. (16 + 20 + 22 + 23) = 20
Nilai ga11 didapat dari gambar 2.27:
Dengan N =20 dan B = 2,5 m,
.diperoleh gall =220 kN/m2

Rekayasa Fondasi
76 unti,l(lRiogram Vokasi
Menurut Terzaghi dan Peck ( dalam Hardiyatmo, C.H, 2003 ), bila
muka air tanah pada dasar fondasi, qa 11 perlu dikurangi 50 %, sehingga:

qall = 50% . 220 = l l O kN/m


2

Menurut Meyerhof ( 1965) dan Peck-Bazaraa ( 1969), jika


pengaruh muka air tanah tidak diperhatikan, sehingga :

qall = 220 kN/m 2

2.10.2 Pengujian Penetrasi Kerucut Statis/CPT


Pengujian kerucut statis atau pengujian sondir termasuk alat
penetrometer statis. Meyerhof ( 1956) berdasarkan kurva Terzaghi dan
Peck (1943), menyarankan persamaan sederhana untuk menentukan
kapasitas dukung izin ( q ijin = qa11) berdasarkan penurunan I" (2,54 cm),
untuk fondasi telapak persegi atau fondasi memanjang dengan dimensi
yang tidak terlalu besar pada tanah pasir.

q ijin(net) = ~ (kg/cm2) ➔ lebar B ~ 1,20 m ...................... 2.58


30


2
3
q ijin(net) = ~ [ B + 0, ] (kg/cm2 ) fondasi B > 1,20 m .... 2.59
50 B
di mana:

q ijin(net) = kapasitas dukung izin netto untuk penurunan 1"


tahanan ujung rata-rata konus pada kedalaman 0 sampai
B dari dasar fondasi.
Bila persamaan ·di atas didasarkan hubungan ~ = 4.N dan N dari
uji SPT sekaligus memberikan faktor kedalaman, akan diperoleh:

q .tjin(net) = ~. Kd (kg/cm2 ) ➔ lebar B ~ 1,20 m ................ 2.60


20

➔ lebar B ~
2

q ijin(net)
_ ~[B + 0, 3 ] Kikg/cm2) 1,20 m .. ~.61
33 B ·

BAB2
Daya Dukung Fondasi Daf,gkal 77
Schmertmann (1978) mengusulkan hubungan kapasitas dukung
batas tanah (q) dengan nilai perlawanan penetrasi konus (qJ dari uji
CPTuntuk D/B 5; 1,5:
2
• Untuk tanah berbutir kasar (~ - soils), dalam satuan (kg/cm )

Fondasi menerus : Clo= 28 - 0,0052 (300- q) 1•5 ••• ••••••• ••••••••••• 2.62
Fondasi persegi : qu =48 - 0,0090 (300 - (l) 1•5 .... . ................ 2.63

• Untuk tanah berbutir halus (c - soils)


Fondasi menerus : Clo == 2 + 0,28(l ........................................ 2.64
Fondasi persegi : qu =5 + 0,34(l ........................................ 2.65

di mana:
'Li - kapasitas dukung batas
'l - tahanan ujung rata-rata konus yang dibaca pada kedalaman
0,5 B di atas dasar fondasi dan I, 1 B di bawah dasar fondasi
[kg/cm2]
I
I

unsoNDIR
'
Depth qc(Jcg,'cm}U-qf+lf Fs = 0,1 •(Lf-qc) Tf=20•Fs Tf total Rf = (Fs/qc)•IOO
fm\ 1,-ofcml lrolcm2 cm cm %
0 0 0 0 0 0 0
0.2 6 2.6 -0.34 -6,8 -6,8 -5,67
0,4 5 9 0,4 8 1.2 8,00
0,6 6 7,4 0.14 2,8 4 2,33
0,8 6 9 0.3 6 IO 5.00
I 7 6,6 -0.04 -0.8 9.2 -0.57
1.2 8 9.8 0,18 3,6 12,8 2.25
1.4 9 7.4 -0,16 -3.2 9,6 -1 ,78
1,6 9 6,6 -0.24 -4,8 4,8 -2,67
1,8 8 8.2 0,02 0,4 5.2 0.25
2 8 9.8 0,18 3,6 8.8 2.25
2,2 7 12.2 0.52 10.4 19.2 7.43
2.4 6 9 0.3 6 25.2 5.00
2.6 6 12.2 0,62 12.4 37,6 10.33
2.8 6 15,4 0,94 18.8 56.4 15.67
3 9 14,6 0.56 I I .2 67.6 6.22

Contoh Tabel Perhitungan CPT

Rekayasa Fondasi
78 untuk Program Vokasi
Graflk Hasll UJI Sondlr

Perlawanan Konus (Qc) Kg/cm 2


0 10 20
- ---'--
30 40
-i---'
50 60

l I -Qc

30 - 1 - - - - ~ ~ - ' - , - - ~ ~ - - - - - - , - - ! - - - - , - - - ~ - ' - , - - - . , . . . . - - - - - . - - - ~
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 I000110012001JOOl-iOOISOOl600

Jumlah Hambatan Pelekat (Tf total) Kg/cm2

Gambar 2.28 Grafik Hasil Pengujian Sondir/CPT

2.10.3 Pengujian Beban Pelat (Plate Load Test)


Plate Load Test cocok digunakan pada bahan timbunan atau
tanah yang mengandung kerikil atau batuan, ketika pengujian lapangan
yang lain sulit dilaksanakan. Pelat besi berbentuk lingkaran (atau bujur
sangkar) dengan diameter (atau lebar) 30,5 cm diletakkan di dasar
lubang paling sedikit 4 kali lebar pelat yang digunakan.
Pengamatan terhadap besarnya beban dan penurunan yang
terjadi dilakukan sampai mencapai keruntuhan dalam tanahnya.
Pengujian dihentikan bila tahanan telah mencapai mendekati 2 kali
nilai daya dukung fondasi yang dirancang. Penambahan beban yang
diterapkan kira-kira 1/10 kali nilai estimasi daya dukung tanahnya.

BAB2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 79
~ ..
, ifli,: , -

' I Prqis for


I I Slabllily when
I I usilg adead
: : we;Jll
II
II\
I I Andlor Jiles
II
II
)-J,

Gambar 2.29 Serangkaian uji pelat beban

Dengan menggunakan data basil pengujian beban pelat, daya


dukung ultimit fondasi yang akan digunakan dapat dihitung dengan:
q8 = ~ ; untuk lempung.

q, = ( : Jq, ; untuk tanab berpasir........................................ 2.66


Untuk intensitas beban q tertentu, penurunan fondasi dengan
skala penuh diberikan oleh persamaan empiris :

S8 = S, ( : J;untuk lempung. ................................................ 2.67


I 2
S8 = S, ( B : b

Dengan:
r untuk pasir............................................... 2.68

I q8 = daya dukung ultimit fondasi skala penuh


~ = daya dukung ultimit dari pengujian beban pelat
S8 =penurunan pada fondasi dengan lebar B
Sb = penurunan pada pelat uji dengan lebar b
b = Iebar atau diameter pelat pengujian
B = lebar fondasi

Rekayasa Fondasi
80 untuk Program Vo.kasl
Hansel (dalam Hardiyatmo, C. H, 2003) mengusulkan daya
dukung tanah yang mempunyai c dan <p, dari hasil pengujian beban pelat
sebagai berikut :
p = A q + Ks .. ............. .. ............ ......... ................. ..................... 2.69

Dengan:
p = beban total pada area dukungan seluas A.

A = luas fondasi atau pelat.

q = tegangan kompresi di bawah A.

s = tegangan geser satuan pada batas pinggir.

K = keliling luasan fondasi.

Nilai q dan nilai s adalah dua bilangan yang belum diketahui,


untuk itu harus dikerjakan dua kali pengujian dengan dua ukuran pelat
yang berbeda. P 1 dan P 2 berturut-turut adalah beban yang dibutuhkan
untuk menghasilkan s dalam pelat 1 dan 2, sehingga:

P, =Al q + K, s ·········································································2.70
p2 = ~ q + ~ s ········································································· 2. 71

Fondasisebenarnya
Uji Behan Pelat
l q~ I

0.2q,,

. Lapisanlunak

Gambar 2.30 Pengaruh lapisan tanah lemah pada uji pelat


Cright (dalam Hardiyatmo, C.H, 2003), (Hary CH 2008)

BA82
Daya Dukung Fondasi Dangkal 81
Dari nilai q dan s yang ditemukan, beban fondasi sebenarnri
dihitung dengan persamaan :
P = A . q + K . s ...................................................................... 2. 72
P P r
Dengan:
Pp = beban fondasi ultimit ukuran sebenamya

Ap = luas dasar fondasi


q = nilai-nilai yang diperoleh
~
Kp - eliling fondasi
Contoh 2.11
Dimensi plat
I
lingkaran dan beban untuk besamya penurunan
yang diperkenankan:
diameter \ 0,3 m 45 kN 100 mm
diameter 0,7 m 170 kN 100 mm
Behan P = 500 kN
QI =Aplm + Pp I *n
Q2 =Ap2m + Pp2 *n
PLTl = Apl = 0,071m2 Ppl =0,942m QI =45,22kN
PLT2 = Ap2 = 0,385m2 Pp2 =2, 199m Q2 = 170,22kN
selanjutnya
45,22 = 0,0707 m + 0,942477796 n
170,22 = 0,3848 m +2,199114858 n
45,22 = 0,0707 m + 0,942477796 n. 2,33
170,22 = 0,3848m + 2,199114858 n 1,00
105,5133 = 0,1649 m + 2,199114858 n
170,22 = 0,3848 m + 2,199114858 n

Rekayasa Fondasi
82 untuk.Program Yokasi

_....
-64,70666667 = -0,2199 m
Makam - 294,240

l 05,5133333 - 0, 1649 m + 2, 199114858 n


105,5133333 - 48,53 - 2, 199114858 n
Nilai n - 25,912

Jadi Qf = Af + Pf
Qf = 294,240 Af + 25,912 Pf
Af = 0,785 D Luas Tapak
Pf = 3, 142 D Keliling Tapak
Qf = 500,220 kN Data

500,22 = 294,248"'2+25,9119405 3, 141 592654 D


500,22 = 231,108"'2+81 ,40476198
8 "'2 + 0,352 8-2, 164562127 = 0
Dari persamaan kuadrat di atas diperoleh dimensi D =
1,0 X"'2 + 0,35 X -2, 16
X1 1,306 memenuhi
X2 -1 ,658
Maka Dimensi Tapak F ondasi Tangki
(D) = 1,306m

Contoh 2.12
Hasil-hasil pengujian SPT di lapangan dapat dilihat dalam tabel.
Dari hasil pengeboran diketahui bahwa tanah berupa pasir kasar.

Yb= 1,85 t/m3


y' = 1,0 t/m3

dengan muka air tanah pada kedalaman 1,5 m dari permukaan.


Jika fondasi dengan lebar 2,5 m dan pada kedalaman 1,5 m, berapakah
daya dukung yang diizinkan? (Penurunan maksimum l ").

BAB2
Daya Oukung Fondasl Oangkal 83
Penyelesaian:
Tabel nilai hasil uji SP :
lilai N yang dikoreksi terhadap tekanan overburden efektif dihitung:
2
Kedalaman (m) N terukur Po' =Z y' (t/m ) CN N ' = N. CN

1)5 12 3,03 2,7 32

2,50 16 3,80 2,5 40

3,25 18 4,53 2,3 41

4.00 20 5,28 2,2 44

4,75 22 6,28 2, 1 42

Tekanan overburden efektif dihitung dengan cara:


• pada kedalaman 1,75 m
pO' = ( 1,5 X Yb)+ ( I,75 - 1,5 ) X y'
= ( 1,5 X 1,85) + ( 1,75 - 1,5) X 1 = 3, 03 t/m2
• pada kedalaman 2,50 m
P0 ' = ( 1,5 X Yb) + ( 2,50 - 1,5) X y'
= ( 1,5 x 1,85 ) + ( 2,50 - 1,5 ) x I = 3, 80 t/m2
Nilai CNkoreksi terhadap tekanan overburden menurut Peck, dan
Gibbs - Holtz. Kedalaman yang diperhitungkan dalam hitungan nilai N ,
adalah sampai Dr+ B = 1,5 + 2,5 = 4,00 m, sehingga diperoleh nilai N
rata-rata setelah dikoreksi:
N', = ¼ ( 32 + 40 + 41 + 44) = 39
Untuk menghitung q~, digunakan gambar 2.27, dengan N = 39,
clan B = 2,5 m diperoleh dari grafik nilai qa= 40 t/m2 • Oleh karena muka
air tanah di dasar fondasi, nilai qa dibagi 2 (Terzaghi dan Peck ( dalam
Hardiyatmo, C.H, 2003)).

Rekayasa Fondasi
84 . untuk Program Vokasi

....
Jadi daya dukung yang diizinkan dengan penurunan l " sebesar:

== 40 t/m2 /2 == 20 t/m
2 = 2 kg/cm 2.

Contoh 2.13
Fondasi menerus memiliki B = 2,0 m, Dr= 1,5 m dan kedalaman
muka air tanah sangat dalam.
TahaNn kcnus q. (llgcm:1)
0 50 100 150 200

0 1 = 1.5m

B = 1,5 m

Tentukan daya dukung izin (qall) bila didapat hasil uji kerucut
statis (sondir) adalah sebagai berikut:
Penyelesaian:

Dari gambar di atas diketahui, bahwa nilai tahanan kerucut statis


rata-rata di bawah dasar fondasi adalah 35 kg/cm2 • Dengan B > 1,2 m,
sehingga daya dukung izin (qa11):

qn = ~[B+0,3]2 = 35[2 + 0,3]2 = 0,93kg /cm2= 91, 2kN / m 2


a 50 B 50 2

Daya. Oukung Fondasi


BAB2
Daijg':!..ar 8:
Jika menggunakan cara Bowles (1996):

- qc[ B+ 0,3] 2 DJ = 35 [ 2 + 0,3] \1+ 0,33 ..!2)


q ll - - -- (l +Q,JJ. ) 33 2 2
ft 33 B B
2
2
=35 [2+ 0 3] (I +O33.~) =I, 75kg / cm2= 172kN I 111
33 2 ' 2

Rangkuman
• Daya dukung (bearing capacity) adalah kemampuan tan ah untuk
mendukung beban, baik dari segi struktur fondasi maupun bangunan
di atasnya tanpa terjadi keruntuhan geser.
• Daya dukung batas ultimit (ultimate bearing capacity) adalah daya
dulnmg terbesar dari tanah dan biasanya diberi simbol q uit" Daya
dulnmg ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung beban
dan diasumsikan tanah mulai terjadi keruntuhan.
• Besarnya daya dukung ditentukan oleh parameter kekuatan tanah
(nilai kohesi c dan nilai sudut geser dalam tanah, 0 ), berat isi tanah
(y), kedalaman tapak (Dr), dan dimensi lebar tapak.

• Daya dulnmg izin (allowable bearing capacity) adalah kemampuan


tanab mendukung beban tanpa adanya gerakan tanah yang
membahayakan.
• Daya dukung fondasi tapak dapat ditentukan berdasarkan uji
lapangan, yakni uji Standard Penetration Test (SPT) dan uji Cone
Penetration Test (CPT/Sondir).
• Analisis daya dukung fondasi merupakan hal penting dalam analisis
desain dimensi tapak fondasi dangkal.
• Analisis tegangan kontak di bawah tapak akan digunakan pada
desain struktur tebal tapak.

Rekayasa Fondasi
86 untuk Program Vokasi

-
Tinjauan utang
Bagaimana kapasitas dukung tanah dan fase-fase keruntuhan
I.
fondasi?
2. Apa saja teori analisis daya dukung tanah?

3. Bagaimana daya dukung yang dihasilkan dari pengujian lapangan


(insitu testing)?
4. Form ula apa yang biasanya dipakai dalam perencanaan fondasi
dangka l (D f/B < 1)?

5. B agaimana pengaruh muka air tanah terhadap daya dukung tanah?

6. Bagaimana perubahan formula perencanaan fondasi bila diterapkan


pada tanah kohesif dan kohesif?

7. Diketahui D ata perencanaan fondasi memanjang dibebani be ban


terbagi m erata q 0

q,=2t/rrt

tanah C1=2 t/m2


lapis 1 ~1=25° Q=1m
yl = 1,9t/ m3

tanah C2=5 t/m2


lap is 2 ~ 2=30°
y2= l,99t/m3

Berapakah daya dukung ultimitnya jika kedudukan air tanah sangat


dalarn?

8. Diketahui data perencanaan fondasi bujur sangkar 2 m x 2 m terletak


pada kedalaman 1,5 m. Hitung faktor aman terhadap keruntuhan

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dangkal 87
daya dukung, jika muka air tanah sangat dalam dan bi la muka air di
dasar fondasi .

ta na h 1 :
C1=2 t/m2
~1=25°
Yl= 1,8 t/ m3
'--'-~-L-L-.1---'-_i....;~ - •.Jl ~'¥',ri~_;:--•·nrrra
j- h2 ·
'

B 2 !fl ► C2=2 t/m2
~2=15°
yl= l,95t/m3
ysub=~OS t/ m3

9. Gambar di bawah menunjukkan fondasi dangkal khusus membawa


beban 3500 kN. Periksa stabibtas fondasi ini terhadap muatan
gempa dengan kh = 0,25 dan kv = 0,1.

C ■ 25kN/m
1

r=t5kN/nr
4> =30-
2m

10.· Hitunglah dimensi fondasi tipe pelat persegi berdasarkan data uji
beban berikut:
pelat I 0,3x 0,3m dengan beban P 30kN
pelat 0,6x 0,6m dengan beban P 90kN

Rekayasa Fondasi
88 untuk-P.rogram Yokasi
BEARING CAPACffY ANALYSIS
METODE VESIC

ukuran kolcxn 0.45 1 0. ./5 m

bebanP/uar 50,00 kN

- 3,0 m
Mx !
j
kHm j
-····-{---··.....,.===-"

____--
Of : 1.50
0 ,!i ! I I
I •• :
---+--.....
1
--- - - - - - - -I
1,50 ,r ;1.50 1

--------~J~_=J______0,25_.... m ___ '.


e <B/6 =L_____ OK
Faktor Da a Dukun Veslc !
__;
:
··-··- ·-·--- dimenallilpo/t ____

lapisan lanah pas Ir


I
1
Ne = 30, 14 1 ...; i
N = 18,40 1 qmln
_________q__ ------·--··-+--·---··1 :

N = 22. 40 _ _ .J 9,08 qmax


B' = 1.08 1 m : 105,08
--------L-;-~ 1,08 m ; l
I B'=L' j : gbr diagram leg tanah
1..---------
Area =
--------···· r . ·-----.
2,25 m2 : 0,98 m

Potal =P~c.+Ws
.,____...;9;.:.•1'--1 kN/m2 P= 50,00 kN
.,____..;..;42;;,;,lc..ikN Im 2 We 41.5a kN
....__"'"
71"".'5"' kN/m2 Ws 36.16 kN
V /Ol 128,44 kN
F qd . 1,29 x2 0,53
F d . 1,00,
·--~~ ~ ~~'!lt.____,.J______ j
1 F ci • 0,81 • i
0,81,

t - _ __ IMllmtt J_ _____ j
kN/m2 \ a-a
---
---- ______ j -= 37.53 kN X1 =
---.-
N/m2; 8,82 kN X2 =
Otot = 46,35 kN
1
Momen pada pot a-a
M1 = 9,85 kNm
a OK . M'2 =
t-----q min = ____ 9,98 TkN/m2 ~
OK , I

BAB 2
Daya Dukung Fondasi Dang kal 89
.,.►
l



I I

BAB3
-- • . . . . . . FON DASI TELAPAK
GABUNGAN

3.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi fondasi tapak gabungan,
mahasiswa diharapkan dapat:
• Menyebutkan defensi dan jenis fondasi tapak gabungan.
• Menjelaskan fungsi dan pentingnya dibangun beberapa konstruksi
telapak gabungan.
• Mendimensikan ukuran telapak gabungan.

3.2 PENDAHULUAN
F ondasi kaki gabungan adalah bentuk fondasi yang menggunakan
satu plat kaki untuk menahan dua kolorn atau lebih secara bersama-
sama. Ada dua alasan penggunaan fondasi kaki gabungan, yaitu (I) jarak
kolom yang terlalu dekat, (2) luas tanah tempat membangun fondasi
terbatas ( misal berbatasan dengan milik orang lain). Berikut salah satu
bentuk fondasi kaki gabungan (gambar 3 .1 ).
..L
Gambar 3. 1 Fondasi tapak setempat dan tapak gabungan

Fondasi telapak gabungan digunakan dengan alasan-alasan


sebagai beriJ.a1t:
1. Jarak antara dua kolom atau lebih terlalu dekat, sehingga bila fondasi
dipakai terpisah, akan mengakibatkan impitan atau overlapping.
2. Jarak kolom terlalu dekat dengan batas pemilikan tanah, atau
dibatasi oleh bangunan yang telah ada sebelumnya.
3. Untuk menanggulangi momen penggulingan yang terlalu besar.
. - -
·, ~
·, • 1
'. I

. i


I I I

Gambar 3.2 Beberapa jenis fondasi tapak gabungan

Rekayasa Fondasi
92 untuk Program Vokasi
---

Dibutuhkan dasar fondasi dengan lebar yang besar, karena tanah


mempunyai daya dukung rendah.
Anggapan-anggapan dalam perancangan fondasi telapak gabungan:
1. Pelat fondasi dianggap kaku, sehingga pelengkungan fondasi tidak
memengaruhi penyebaran tekanannya.
2. Distribusi tekanan pada dasar fondasi disebarkan secara linier.

3.3 TELAPAK GABUNGAN EMPAT PERSEGI


PANJANG
Perancangan fondasi telapak gabungan empat persegi panjang
digunakan apabila jarak antara dua kolom berdekatan. Apabila kolom
bagian luar terletak pada batas pemilikan, pusat luasan fondasi dibuat
berimpit dengan resultan bebannya, dengan cara mengatur panjang L
pada sisi fondasi yang terletak di bagian dalam bangunan. Oleh karena
itu, tekanan pada dasar fondasi seragam.

~
Df

-4 a3 •.,.....,,.
_ __
al ., ◄ a2 •

t t t t t t t t~ti t t t t t t i
t
·- B

~ - - rl ~

L
r2 ➔
i
Gambar 3.3 Telapak gabungan empat persegi panjang

BAB 3
Fondasi Telapak Gabungan 93

1
Apabila kedua kolom berbatasan dengan pemilikan, dapat dibuat
pusat luasan fondasi tidak berimpit dengan 1-esultan bebannva. Oleh
karena itu. tekanan pada dasar fondasi tidak seragam.
Tabel 3.1 Estimasi daya dukung aman berbagai jenis tanah

Macam tanah Daya dukung Keterangan


Aman (kg/cm2) ~

(a) Tanah-tanah granular Lebar


Kerikil padat/pasir bercampur >6,0 B> 1 1n.
kerikil padat 2- 6 kedalaman
Kerikil kepadatan sedang/pasir n1uka air
berkerikil kepadatan sedan · <2 tanah > B
Kerikil tak padat/pasir berkerikil >3 dari dasar
tak padat 1-3 fondasi
Pasir padat <I
Pasir kepadatan sedang
Pasir tak padat
(b) Tanah-tanah kohesif Sangat
Lempung keras 3-6 dipengaruhi
Lempung pasir dan lempung kaku 2- 4 oleh
Lempung agak kaku 05 - 1 konsolidasi
'
Lempung sangat lunak dan lanau < 0,75 jangka
panJang

Langkah-langkah perhitungan dimensi fondasi telapak gabungan


dilakukan apabila pusat luasan fondasi berimpit dengan resultan beban,
dilakukan sebagai berikut:
1. Hitung lebar fondasi B = IP ,............................................... 3.1
L·qa
dengan ,IP = P1 + P2 ............................................... .. ............. 3.2
qa = daya dukung estimasi ( Tabel 3.1)
L = panjang fondasi
B = Iebar fondasi

Rekayasa Fondasi
94 untuk Program Vokasi
. Hitung daya dukung aman neto (q) dengan lebar fondasi B.
2
3. Kontrol bahwa qn 2: q 0_

Langkah-langkah perhitungan dimensi fondasi telapak gabungan


dilakukan apabila pusat luasan fondasi tidak berimpit dengan resultan
beban, dilakukan sebagai berikut:

1. Hitung IP =P + P =R 1 2 3.3

2. Hitung letak R dari P, dengan r, = P2 • r .................................. 3.4


. R

3. L = (a,+ r , + r2 + a2 ) dan r2 = r - r 1 ........................................... 3.5


4. Hitung eksentisitas resultan beban dari pusat telapak fondasi ,
L
e = (a, + r,) - ........................................................................3.6
2
5. Estimasi daya dukung fondasi menurut jenis tanahnya qa, (Tabel
3.1)
6. Hitung lebar fondasi B:

qm"" = f: (1+ ~ ):S q, untuk e :S ~ ........................................ 3.7


dan
qmaks = 4
Lp < qa untuk e > _!:: ... ..•......... .. .. .... .......... .......... 3.8
3B(L -2e) 6

7. Hitungqmin= Lp( e) >O untuke~ 6


B ·L
1_
6
L
L ...... ..... ........... .. ..... .. 3.9

8. Hi tung daya dukung aman netto (q) , untuk lebar fondasi B.


9. Kontrol q 0 > qa .

3.4 TELAPAK GABUNGAN TRAPESIUM


Fondasi telapak gabungan trapesium digunakan bila ruang bagian
kanan dan kiri kolom terbatas dengan kepemilikan. Fondasi telapak
gabungan trapesium dapat dibuat menurut pusat luasan fondasi berimpit

BAB 3
Fondasi Telapak Gabungan 95
dengan resultan beban, dan pusat luasan fondasi tidak berimpit dengar.
resultan beban.
Langkah-langkah perhitungan dimensi fondasi telapak gabungan
trapesium apabila pusat luasan fondasi berimpit dengan resultan beban,
dilakukan sebagai berikut:
I. Tentukan besar resultan beban (l:P=R)
2. Tentukan letak resultan beban R dari masing-masing kolom.
3. Panjang L yang terbatas ditentukan dengan mengambil pusat berat
luasan berimpit resultan beban.
r = P1(L-a,)+ P2a2 ............................................................... .. ... 3.10
IP
4. Estimasi daya dukung fondasi (q) menurut jenis tanah (Tabel 3. I).
5. Hitung luas telapak fondasi.

P,

Df

~ rl
~ al ---- L _ _ __ ,.:.. a2 7

tit t t ! t ! t 1 iii iii ~n

I
i
I
·- ·- ·- ·- ·- ·- ·- ·- ·~·- ·- ·- ·-·

Gambar 3.4 Telapak gabungan trapesium

A- -LP- --··················································· .............................. 311


.
q.

Rekayasa Fondasi,
96 unti4t•Program ·Yokasi
6. Hitung lebar tclapak 8 1 dan 8 2
8 = 2: ( ~
1
_I).......................................................................... 3. 12
8 2= (2: )- Bl· ···· ·· ······· ·· ·········· ······························ ········ ········· ··· 3. 13

8 1 = sisi trapesium pada kolom P 1•

B = sisi trapesium pada kolom P.,


2 -·

Bila r = L/3, maka B 1 = 0. Dalam ha! ini panjang L harus ditambah


ke arah sisi B 2 •

7. Hitung daya dukung aman neto (qsnc) yang didasarkan pada dimensi
fondasi yang ditemukan.
8. Kontrol bahwa qn > qa.
9. Langkah-langkah perhitungan dimensi fondasi telapak gabungan
trapesium apabila pusat luasan fondasi tidak berimpit dengan
resultan beban, dilakukan sebagai berikut:

• Tentukan letak titik berat luasan fondasi dengan:

f0 = ~( 2:,,::,,) ... .................................................... ......... 3.14

r 0 = jarak titik berat trapesium terhadap sisi R -,.

• Buat sumbu-sumbu koordinat x,y berimpit dengan r0 •

• Tentukan momen interia luasan fondasi terhadap sumbu y.

Iy = 1B2- A.ro2................................................... .............. .. ... 3.15


dengan 18 2 sebagai momen interia terhadap sisi B2, dan

1B2 = ~ BIL3 + ~ (B2- Bl )L3 ·················································· 3.16


• Hitung momen IP terhadap sumbu y, yaitu:

M = e. IP ....... ................................................................... 3.17


y

dengan e =r O
- r

BAB 3
Fondasi Telapak Gabungan 97
• Tentukan besamya tekanan pada dasar fondasi :
q= LP ± My•Xo .............................................................. 3.18
A ly
dengan Xo jarak sembarang titik pada sumbu x terhadap titil
awal.
• Hitung daya dukung aman neto (q0) yang didasarkan pada
dimensi fondasi yang ditemukan.
• Kontrol bahwa q0 ~ 'Ia, dan q0 ~ q mak , serta q min > 0
Contoh 3.1
Dua buah kolom berdekatan P1 = 80 t, P2 = I 60 t. Kolom Pl
berbatasan dengan kepemilikan dengan jarak a1 = 0,4 m. Jarak kedua
kolom 4 m fondasi terletak pada tanah lempung dengan berat volume
rata-rata 2 t/m3' cu = 7 t/m2•
Hitung dimensi fondasi yang aman.

t t t t t t t t ti t t t t t t t
qn

-· ·-·-· • ·-·-·-·-·-·-·; ·-·- -·-·-·-· ·-· a...

Penyelesaian:
~P = R = P.I +P2
L.J

RebyuaFondasi'
98 unturc:.Prpgram :Vokasi

.
2
Untuk cu -- 7 tJ tn , didapat q cs1ImasI = q a = 15 tlm
2

Letak R dari kolom P 1

p
1
= r = P 2x r = _160 * 3 = 2 , 67 m
R 240

r
2
=r - r
I
=4 - 2,67 = 1,33 m

a
1
= 0,4 m (jarak P I terhadap batas tanah)
Bila menginginkan pusat luasan fondasi berimpit dengan resultan
bebannya:
L = 2 (2,67 + 0,4) = 6,14 m , dan

a2 =6,14 - (0,4 + 2,67 + 1,33) = 1,74 m

B = "'IP = 240 = 2 6 m
L ·qa 6,14-15 '
Daya dukung neto dihitung menurut analisis Skempton:

q un =c U N C

D/B = 1,5/2,6 = 0,58

Dari grafik Skempton, untuk fondasi bujur sangkar Ne= 7,2.

Sedangkan untuk fondasi empat persegi panjang ukuran 2,6 m x 6, 14 m.


26
N = (0,84 + 0,16 x , ) x 7,2 = 6,53
C 614 .
'
Sehingga, qun = 7 x 6,53 = 45,71 t/m2
q = qun= 45•7 1 = 15 24 > q t/m2 (OK!)
n Sf 3 ' a

240
q =-- - - 15 t/m2
net 2,6 X 6,14
qnet < qn (OK!)
Jadi fondasi empat persegi panjang ukuran 2,6 m x 6,14 m
termasuk kategori aman.

BAB 3
Fondasi Telapak Gabungan 99
Contoh 3.2
Dua buah kolom dengan beban masing-masing P 1 = 80 t, P2 = 14(1
t. Jarak kedua kolom 3 m. Dibangun di atas tanah pasir yh = 1,8 t/m 3 pa~
kedalaman 1,5 m dari pennukaan tanah. Hasil pengujian SPT didapai
N rata-rata di bawah fondasi N = 20. Bila a2 = 40 cm, a 1 = lahan bebas.
I
P1 =80 t RI v-1 .osm p 2= 14 0 t

iF
ttttttttttf ttt t t1 n

s, · ·-·• ·-·-·-·-·-·-·-·-·+-·-·-·-·• -·-· · 2

Rencanakan dimensi fondasi telapak trapesium yang aman


terhadap daya dukung.
Penyelesaian :
I:P = R = 80 + 140 = 220 ton

Pusat berat luasan trapesium dibuat berimpit dengan garis kerja


result.an beban-bebannya.

Let.ak result.an beban-beban dari pusat kolom P2 : 1:P x y = P 1 x L 1

Rekayasa Fondasi
100 untaiProgram Vokasi
_ p x Ll = .80*3 = 1.09m
y- IP 220

arah resultan beban-beban terhadap sisi B2 (r) adalah:

r = y + a2 = 1,09 + 0,4 = 1,49 m.


=Pi(L-a1 )+P2 a2 =80(L -ai}+ l40 x 0,4 =
149
r I.P 220 '

80 (L-a) + 56 = 327,8 ... ... ... ..... >L - a 1 = 3,40 m


Misal dipakai a 1 = 0,3 m, panjang fondasi trapesium:

L = 3,40 + 0,3 = 3,70 m


Pasir dengan nilai N-SPT = 20 (dengan 0=33°).

Estimasi nilai daya dukung diizinkan untuk pasir kepadatan relatif


sedang qa = 20 t/m2 •
Luas plat telapak trapezium A:
A = Z:P = 220 = l l m 2
9a 20

81 = 2A(3r - I) = 2 ·11(3·1,49 - lJ= 1,24 m


L L 3,7 3,7

B 2 = (2A)
- - B 1 = --.-1,24
2 · 11 = 4,7 1 m
L 37
'
Daya dukung diizinkan untuk fondasi B = 1,24 m
Untuk N-SPT = 20, menurut Peck& Terzaghi didapat q, = 33°
Dari tabel faktor daya dukung Terzaghi diperoleh N y= 31 , 17 ; Nq = 33
quit = po. Nq + 0,5 y B.N1 = (l,5xl,8x33) + (0,5xl,8xl,24x31,l7)
= 123,88 t/m2
2
q ult netto = q u - po = 123,88 - (l,8 x 1,5) = 121,18 t/m

BAB 3
Fondasi Telapak Gabungan 101
_ q11 netto _ 121.l8 _ 2
- 40'391 1
111
qn- SF - 3
q0 > q,. ukuran fondasi trapezium dapat dipakai.

Rangkuman

• Fondasi kaki gabungan dapat berbentuk fondasi satu plat kaki untuk
menahan secara bersama-sama dua kolom atau lebih.
• Fondasi kaki gabungan digunakan pada keadaan jarak kolom yang
terlalu dekat, misalnya pada Iuas Iahan terbatas (berbatasan dengan
milik orang lain).
• Bentuk-bentuk fondasi kaki gabungan yang banyak ditemui di
lapangan antara lain, bentuk persegi, bentuk trapesium, bentuk plat,
dan bentuk raft.

Tinjuan Ulang

1. Dua buah kolom masing-masing P, = 150 t, P2 = 180 t. Jarak kedua


kolom 3 m. Dibangun di atas tanah pasir yang relatifhomogen. Dari
pengujian SPT di lapangan diperoleh N rata-rata di bawah fondasi N
= 20. Berat volume pasir yb = 1,8 t/m3 , kedudukan air tanah sangat
dalam. Bila jarak kolom terhadap batas-batas lahan a 1 = 40 cm, a2
= 40 cm. Rencanakan dimensi fondasi yang aman terhadap daya
dukung.
2. Dua buah kolom masing-masing P, = 150 t, P2 = 180 t. Jarak kedua
kolom 3 m. Dibangun di atas tanah lempung homogen. Dengan
kuat geser cu= 70 kN/m2• Berat volume pasir yb = 18 kN/m 3 • Bila
jarak kolom terhadap batas-batas lahan a1 = 40 cm, a2 = 40 cm.
Rencanakan dimensi fondasi yang aman terhadap daya dukung.

RekayAsa Fondasl
102 untuk Program Vokasi
BAB4
PENURUNAN

'

4.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi fondasi tapak gabungan,
mahasiswa diharapkan dapat:
• Menyebutkan definisi dari penurunan fondasi dangkal dan
kecenderungan penurunan pada beberapa sisi bangunan.
• Menjelaskan penurunan konsolidasi segera dan penurunan konsolidasi.
• Menghitung penurunan fondasi dangkal.

4 .2 PENDAHULUAN
Estimasi penurunan tanah (settlement) di bawah fondasi
memegang peranan penting dalam penetapan dimensi fondasi. Pada
beberapa kasus, meskipun kapasitas daya dukung tanah telah memenuhi
kriteria perancangan, penurunan yang terjadi dapat melebihi batas
diizinkan, sehingga desain fondasi perlu direvisi kembali. Untuk
jelasnya, berikut adalah ilustrasi kemungkinan terjadinya penurunan
pada bangunan gedung.

..-.
.
-
~L--+j r L r- L
,- ........... - , ,
-----------
I
I
I
I
't

I
I
I t·-- ----- ---
lel
t
4 ,.. -.. ____ .. --.,
Uniform TIit Non-Uniform
SfCUtmtnt setttement

Gambar 4.1 llustrasi tipe penurunan pada bangunan gedung

Berdasarkan gambar 4.1 menghitung besamya penurunan


bangunan dilal'Ukan karena kondisi tanah lapisan bawah dapat
memberikan kondisi struktur bangunan dalam tiga keadaan:
I. Turun serent.ak (uniform settlement).
2. Turun hanya satu sisi tengah bangunan (tilt).
3. Turun pada kedua sisi ujung bangunan (non-un iform).
Dari ketiga kasus di atas, kasus ( 1) keadaan bangunan masih
utuh, hanya elevasi yang berubah, sedangkan keadaan (2) dan (3) dapat
merusak struktur rangka bangunan.
Penurunan fondasi dangkal terdiri dari 3 bagian, yaitu penurunan
seketika (immediate settlement), penurunan konsolidasi, dan penurunan
konsolidasi lanjut (Secondary/creep settlement).
1. Penurunan seketika (t,Si), yaitu terjadi beberapa saat setelah
pembebanan, akibat deformasi elastik tanah (tanpa disertai dengan
perubahan kadar air tanah).
2. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement, Sep), yaitu
penurunan yang terjadi akibat terdispersinya tekanan air pori
berlebih akibat pembebanan dan bergantung pada waktu.
3. Penurunan konsolidasi lanjut (Secondary/creep settlement (Scs),
yaitu penurunan yang terjadi dalam jangka waktu lama (beberapa
tahun) setelah penurunan konsolidasi.

Rekayasa Fondasi
104 untuk'Program Vokasl
Rumus umum yang di gunakan untuk menghitung penurunan
total pada fondasi dangkal:
S = S.I + Scp + S .... ....................................... .. ..................... ..... 4. I
l CS

di mana:
Sl = penurunan total.
S. = penurunan segera (immediate settlement).
I

Scp = penurunan konsolidasi primer.


S cs = penurunan konsolidasi sekunder.

4.3 DISTRIBUSI TEGANGAN DAL.AM TANAH


Analisis tegangan di dalam tanah dirumuskan berdasarkan asumsi
bahwa tanah bersifat elastis, homogen, isotropis, dan terdapat hubungan
linier antara tegangan dan regangan:

I)..;= 1-;µ(crx+cry+crz) .....................................................4.2


Apabila penurunan terjadi pada kondisi tanpa drainase dan
volume konstan dengan = 0, nilai µ yang digunakan adalah 0.5.

4 .3.1 Distribusi Beban Titik


Persamaan untuk penyebaran beban akibat pengaruh beban titik
di permukaan (Boussinesq (dalam Hardiyatmo, C.H, 2003)), adalah:

/'.,.a' = :;;;, ( I + (: I z)' J" . . . . . . . .... . .... . ... ... . . .... .4.3

Jika faktor pengaruh untuk beban titik teori Boussinesq,

r------------------------
didefinisikan sebagai:

IB = :7r (I + (: I z), . 4.4

BAB4
Penurunan 105
persamaan tegangan vertikal dapat dinyatakan:
4.5
·········································································· ···

4.3.2 Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang


Tambal1an tegangan veitikal pada titik A di dalam tanah akibat
beban terbagi rata fleksibel yang berbentuk lajur memanjang adalah:

4.6
D.<J"= =!L(a+sina.cos2P)
I I I I I I I Io I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I • I I •• I I I I I I I

1[

4.3.3 Beban Terbagi Rata Berbentuk Empat Persegi


Panjang
Tambahan tegangan vertikal akibat beban terbagi rata fleksi bel
berbentuk empat persegi panjang (dari teori Boussinesq), dengan ukuran
L clan Jebar B, dapat dihitung dengan:
cr.tiz = q.I .................................................................................... 4. 7

dengan:
112
2mn(ni2+n +1) J
2 2 2 112 2
_1 ( 2mn(m +,z2+1) _m +n +2
I= 4;r m2+n2+l+m2,i2 .x m2+,i2+l +arclg. m2+,l+ l -m2n2 .... .4.8

Tambahan tegangan vertikal pada sembarang titik di bawah


luasan empat persegi panjang dapat ditentukan dengan cara membagi-
bagi empat persegi panjang, kemudian menjumlahkan tegangan yang
terjadi pada tiap-tiap bagiannya.

4.3.4 Metode Penyebaran 2V : 1H


Metode ini dihitung dengan cara membuat garis penyebaran be ban
2V : IH. Q dianggap didukung piramid yang mempunyai kemiringan
sisi 2V : 1H.

Rekayasa Fondasi
106 untuk Program Vokasi
----

Stron ger layer

Weaker Layer

Bcanng prcsMUe ~ q

Gambar 4 .2 Tegangan vertikal ke dalam z, di bawah tapak fondasi

Selanjutnya, tegangan tanah di bawah tapak pada kedalaman Z


tertentu dapat dihitung dengan persamaan;
qBL
!::,.a- = Q ----'-'------ .................................. 4.9
z (L + z)(B + z) (L+z)(B+ z)

4.3.5 Grafik Pengaruh Newmark


Diagram pengaruh Newmark's dikembangkan dari persamaan
Boussinesq. Persamaan Boussinesq' mempertimbangkan beban titik
semi-infinite, homogen, isotropis, half-space tanpa bobot, dan elastis
(seperti ditunjukkan gambar berikut).
p

Gambar 4.3 llustrasi tegangan tanah akibat beban titik

BAB4
Penurunan 107
Dengan mengintegrasikan pcrsamaan Boussincq di atas suatu
area dengan radius R. diperolch hubungan antara .0.P/P dan R/ D sebagai
berikut:
11 IP = l- {l/[l +(R/Df r 12} ••• •• •• ••• ••••• ••• •••• ••• ••• ••• ••••• ••• •• •••.••• •• ••••• • 4. I0
P r
Grafik ewmark dapat diubah dalam bentuk:
RID = [(l-.0.P/P)-213-1] 112 . .... . ... . .............. ... ...... . .......... . .... . . . ...... .. . 4. I I
Atau

PIP 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
RID 0.27 0.4 0.52 0.64 0.77 0.92 1.1 1.39 1.91

Gambar 4.4 Grafik lingkaran Newmark

Prosedur yang digunakan untuk mendapatkan tegangan vertikal


pada setiap titik di bawah luasan beban adalah sebagai berikut:
1) Tentukan kedalaman titik z di bawah luasan yang mendapat beban
terbagi rata, di mana kenaikan tegangan vertikal pada titik tersebut
ingin ditentukan.

Rekayasa Fondui
108 untuk'Program Vokasi
i) Gambar denah luasan beban tersebut dengan skala tertentu, di mana
panjang z adalah sama dengan panjang grafik (AB).
3) Letakkan denah tersebut (langkah 2) pada diagram pengaruh
sedemikian rupa, sehingga proyeksi titik yang akan dicari kenaikan
tegangannya berimpit dengan titik pusat diagram pengaruh.
4) Hitung jumlah total elemen luasan (M) dari diagram yang tercakup
di dalam denah luasan beban.
Harga kenaikan tegangan pada titik yang ditinjau dapat dicari
dengan persamaan berikut:
~p = (AP)q M ............................................................................ 4.12
di mana:
AP = angka pengaruh
q = beban merata pada luasan yang ditinjau (satuan luas)

4.4 PENURUNAN KONSOLIDASI


Penurunan konsolidasi terjadi bersamaan dengan keluarnya air
pori pada tanah lempung yang berlangsung sangat lambat. Besamya
penurunan tergantung dari waktu. Pada lempung jenuh, jika mengalami
pembebanan, tekanan air pori akan bertambah bertahap. Tetapi untuk
pasir yang mempunyai permeabilitas besar, beban mengakibatkan
naiknya tekanan air pori cepat selesai. Penurunan yang disebabkan
konsolidasi lebih besar beberapa kali dari penurunan elastik.
• Untuk lempung normal, konsolidasi besar penurunan konsolidasi
adalah:

Sc= 1
~~o .H.log( a,:,~a) .... . . . . . .. .. .. . . . .. .. . . .. . ... .4.13

BAB4
Pei,urunan 109
'
:r ~ h ,.....--:---T7..,.----:-<':::-::--:-
- . - ~-. -__ ..,...
__.{ .__-~! .. _- ....-.~---·:.'.-~:·
.,........ :--_-s-: _: :-::--:
..._·:-.,...;,--:-1 -: : ·: \:~- ;_._ ·:·~--::./·· ;~. /. ....... ••

Sire:.~
LJ~ns::2..!.iq...:....L~~L.>..:L------:,,..-.. inc rease .
./ 11u'
/
/
/
__ _ ,: _9roundwater 1ablc _ _ _ ________ -;~ __ ___ _
/
/
I /

I
I
I
I

''
Dcolh. z

Gambar 4.5 Penurunan fondasi pada lapisan tanah lempung

• Untuk lempung over, konsolidasi besar penurunan konsolidasi di


mana (cr'o+ .1cr') < cr'c adalah:

Sc= ~~
1 0
.H.log(a•;,~a] . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . 4.14
• Untuk lempung over, konsolidasi besar penurunan konsolidasi di
mana cr'o < cr'c < cr'o + .1cr' adalah:

Sc
- Cr O'c' +-----"-.Hlog
---.H.Iog- 1
Cc (O'o '+ 11.a]
, ...................... 4.15
I+eo O'o I+eo O'c
di mana:
Aff = Penurunan konsolidasi (mm).
H = Tebal lapisan lempung jenuh.
Cc = lndeks Kompresi lempung jenuh.
Cr = lndeks pemuaian lempung jenuh.
e = Angka pori awal Iempungjenuh.
0

p0 = Tegangan tanab efektif sebelum ada konstruksi tapak.


Pc = Tegangan pra konsolidasi.

Rekayaa Fondasi
110 untuk·Program Vokasi

.....
4, 5 PENURUNAN PADA TANAH PASIR
Schmertmann (dalam Hardiyatmo, C.H, 2003), menganjurkan
metode perhitungan fondasi dangkal dengan menggunakan faktor
regangan.

0.2 ,,

L1_J_j_ z,= B

T U8 2: 10

Gambar 4.6 Tahapan perhitungan segera

Metode perhitungan penurunan berdasarkan atas penyederhanaan


distribusi regangan vertikal di bawah pusat fondasi dangkal, yang
dinyatakan dalam bentuk faktor pengaruh Iz, Regangan vertikal Ez pada
kedalaman titik di bawah pusat fondasi, yang menerima suatu tekanan
neto qo, sebagai:
Es= qo/E 8 Iz ........................................................................... 4.16
Ez = nilai modulus young. Distribusi faktor pengaruh regangan
yang diasumsikan terhadap kedalaman diperlihatkan dalam gambar 4.6,
di mana kedalaman dinyatakan dalam ukuran lebar fondasi (B):
I *H
S = Ct *C,- *C3 (q-az0 )LJ
~ E
Es
......... ................................ 4.17

*
Cl= 1- 0,5( a zD ' ) ••••·••••·••••••••·••••••••••·•·•••••••·•••••••••••••·••••••••• 4. 18
q-a zD

BAB4
Penurunan 111
- + 0' 2 log(- 1 ) ............................................. .................. .. 4.19
C2 -1
0, I
di mana:
S = besamya penurunan
CI = faktor koreksi kedalaman
C2 = faktor koreksi akibat rangkak
Dp = tekanan neto pada dasar fondasi
N = banyaknya nilai qc sampai kedalaman 2B untuk fondasi
bujur sangkar atau 4B untuk fondasi menerus atau sampai
batas tanah keras
Db = tebal Iapisan
X = faktor pengali qcs, 2,5 untuk fondasi bujur sangkar dan 3,5
untuk fondasi menerus
po - tekanan pada dasar fondasi
t - waktu (tahun)
Langkah-langkah perhitungan
I. Tentukan qc dari dasar fondasi sampai kedalaman 2B (fondasi bujur
sangkar) atau 4B (fondasi menerus) atau sampai kedalaman tanah
keras, di mana dianggap tanah tersebut tidak kompresibel.
2. Sederhanakan besaran qc sebingga pada satu lapis tanah diwakili
satu harga qc.
3. Tentukan jenis fondasi apakah bujur sangkar atau menerus (L/B>8).
4. Hitung Izp = 0,5 + 01 (D/Tvp) " 0-5

Rekayasa Fondasi
112 untuk Program Yokasi
Contoh 4.1
Lapisan tanah dibagi menjadi empat lapisan, seperti yang ditun-
jukkan pada tabel berikut.
No Dz (m) E (kN/m2) Iz At midle (Iz/E)*Dz m3/kN
Lapisan Of layer
1 0,50 6300 0,236 I 87xI0-5
'
2 0,62 9604 0,519 3 35xI0-5
'
3 1,38 9604 0,535 7 68x l 0-5
'
4 1,94 8260 0, 197 4 62x I 0-5
'
L 17 52x I 0-5
'
;q=Y*Df=l ,2* l 7,5=21,0kN/m2

,q'= l45 kN/m 2

q= 145 kNhn2- - -
---i_.2_·♦~--_.-: t• t t t y= 17.5 kN/m3 L-,
£1 (kNmr) 0.11
,----,----- , - - - ~ - - - - - - - - +
6300
0.675 lz
B= 2m --J 0.5 kN/m2
L=4m 1.0 ------ ---1.12

2.0
9604
z kN/m2
2.5
3.0
(a) 8260
kN/m2 4
4.0
4.44
----- -------- -----------------
5.0

dm) z(m) (c)


(b)

21
Cl=l-0,5( )=0,915
145-21

BA84
Pehurunan 11 3
--

Asumsikan time untuk creep IO tahun:

IO
C2 = I +0.2log(-) = 1.4
0.1

Sc= (0.915)(1.4)(14) (124)(17.52xl0·5)=2783x l 0·5 m =27.83 mm

4 .6 PENURUNAN SEGERA CARA GRAFIK


Jan bu, Bje1111m, dan Kjaemsli ( 1956) memberikan persamaan
untuk menghitung penurunan segera rata-rata pada beban terbagi rata
fleksibeJ berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran, yang terletak
pada ta.nab elastis, homogen, dan isotropis dengan tebal terbatas,

3 I ti ll T

- " ..
II
,
j
100
...
~~
II

2.5 L "'"" 50
- o
=H ~
2

1.5
-----
-

Tanah kera$
B

-
"
20

10

2= UB
, Bujur sangkcr
,,
o.s -- ~

Lingkcrai

I
I
,,
0
0 .1 10 100 1000
H/8

1 r---; -

0.9
''o 0.8
....... C"'

....
'
' '-
.....
, ..... ~

0.7 - ue
0.6 I
1
....
"i

....
1
-
'""' p,,.
:,
~

,___
0.5
I I'-..
~
-,._ ~

- ~

- -
0.1 10 100 1000
0,13

Gambar 4 .7 Koefisien perpindahan vertikal

Rekayasa Fondasl
114 untuk Program Vokasi
Untuk menentukan penurunan segera, dapat menggunakan
persamaan berikut:
S.I = µ O *µ I *qB/E .............................................. .. .. ..................... 4.20

di mana:
S penurunan segera rata-rata.
µ I - faktor koreksi untuk lapisan tanah tebal terbatas H (gambar
4.7).
µ 0 - faktor koreksi untuk kedalaman fondasi D (gambar 4. 7).
B lebar fondasi.
Q tekanan fondasi neto.
E modulus elastisitas tanah.

Contoh 4.2
Fondasi rakit kaku dengan dimensi tapak 10 m x 20 m terletak
pada lapisan tanah jenuh homo gen setebal 10 meter.
a~ 10m

Fondasi rakit:
10 m x20 m
~ 1$£,_~~< q = 176 kN/m' 'l,,..~ -~~
Lempung jenuh
E = 6000 kNIM'
1, =0.5 ·r.~ =18 kNlm'
..._ ______ E _,
=5 m

H=Sm

Sm B . =Sm

L, = 10m

10m

Dari data di atas hitunglah besarnya penurunan dengan Janbu.

BAB4
Penurunan 115
Penyelesaian
. .·
Perhitungan penunman segcrn.
Untuk H/B=5/ 10=0.5 dan L/B=2. dari gambar 4. 7 diperoleh
~t =0.3. selanjutnya dengan Df/B=0,5 dan L/B=2, diperoleh ~t 2=0,9. Oleh
1
ebab itu. besamya penunman segera rata-rata. jika fo ndasi fleksibel,
terletak pada kedalaman:
86 10
S, =111 *u:(qBJ
E
maka S =0,3*0,9( * J =0,039m=39mm
• 60000
Sehingga penurunan segera terkoreksi Si=0,93*39=36111111
Contoh 4.3

Perhitungan tegangan vertikal dengan menggunakan faktor


pengaruh ewmark.

Diketahui:
Fondasi tapak ukuran 6 ft persegi.
Behan kolom 25 kips termasuk berat tapak.
Ditanyakan:
Hitung tegangan vertikal tanah sedalam 6 ft di bawah tapak, di
tengah tapak, dan di sudut tapak.

Rekayasa Fondasi
116 untuk Program Vokasi
Penyelesaian:
25
Tegangan d 1. d asar tapa k , q =
00 = 694 lbs/ ft 2 .
36
Oengan angka pengaruh 0.005, Jumlah kotak dalam Iuasan tapak
68 buah, besamya tegangan vertikal di kedalaman 6 ft di tengah tapak,
~p = 694*0.005*68 =236 lbs/ft2 • Selain itu, jumlah unit pada sudut
35 buah, sehingga tegangan vertikal 6 ft di bawah sudut tapak ~p =
694*0.005*35 =121 lbs/ft2 •

Contoh 4.4
Diketahui beban kolom 50 kips (termasuk berat tapak). Dasar
fondasi diletakkan pada kedalaman 3 ft di bawah permukaan tanah.
Q = 50 kips

___ ...._...._ __ 3 ft

0 - 8 ft Y = 120 lb/ft3
6ft X 6ft

GWT
... ... ~ ,
...... -------- ---------- -

Diminta:
Dari data di atas, hitunglah penurunan konsolidasi dengan
menggunakan metode penyebaran tegangan 2:1
Penyelesaian:
Tebal lapisan tanah lempung H = 16-8 =8 ft
Tekanan Overburden Po = 120*8+80*8=1600 lbs/ft2•
Kedalaman dari dasar tapak ke pertengahan lapisan lempung
= 8-3+8/2= 9 ft

BAB4
Penurunan ,.. 11-7
-- Q = 50 kips

=="i"~=-===-======-=~==--""'t iI
I 3 ft

0 - 8 ft I 6 ft x'
!
I
6 ft
I\
, I \

= ----=-~~- ------- ,i----- - - tI ------- '.i...=z~9ft


;_' _____ - -
,► GWT I '

,
I , I I , • '

/ l\p - j 222.2 lbs/1\.2. \ ,


ft- 16'ft 1
: - -<;r.---------";"" H

.~ :.
/ Po -=- ; 1300 lbs/t\2 \
t
, '\
\

\ '

Peningkatan tegangan tanah, .1p = 50000/(6+9)2 =222.2 lbs/ft2 ,


sehingga penurunan konsolidasi:

S, j C, JHlog 10 ( 0-0 + flo-J


l 1+ e o l 0-o

S
c
=(I0,5*8
+ 0, 7
) io ( 1600+222,2 J = 1_6 inch
g!O 1600

Contoh 4.5

Fondasi rakit ukuran IO m x 20 m memikul beban merata 150 kN/


m2, diletakkan pada kedalaman I m pada Iapisan lempung setebal 5 m
dengan bilai Eu= 40 MN/m2• Lapisan lempung tersebut berada di Iapisan
lempung kedua setelah 8 m dengan Eu = 75 MN/m2• Suatu lapisan keras
berada di bawah Iapisan lempung kedua. Tentukan penurunan segera
rata-rata di bawah fondasi.
Hitung D/B = 0,5, LIB = 2 (dari gambar 4.7 diperoleh µ 0 = 0,90).
Perhatikan lapisan lempung yang lebih atas dengan Eu = 40 MN/m2
H/B=4/2=2 dan L/B=2, sehingga dari gambar 4.7, µ 1=0,70
Oleh sebab itu, dari persamaan tersebut diperoleh;
150 2
S C =09*070*
> '
( 40* )= 4,7mm

Rekayasa Fondasi
118 untl,lk Program Vokasi
2
Perhatikan pe nggabungan dua lapisan dengan Eu= 75 MN/m

H/8 = 12/2= 6 dan L/8 =2, sehingga dari gambar 4.7, ~t 1=0,90

S;i = 0,9 * 0 , 90 *(
150 2
*
75
)-32mm
- ,

Perhatikan lapisan kedua dengan Eu= 75 M /m2

H/B=2 dan L/B=2, sehingga dari gambar 4.7 , µ 1=0,70

S;3 -- 0,9 * 0,7 0* ( 150*2 )-


- 25
, mm
75

Dengan menggunakan prinsip superposisi, penurunan fondasi:

Si = S.1+ S.?+ S.3 = 4,7mm+3,2mm-2,5mm = 5,4mm


I 1- I

Rangkuman

• Salah satu hal penting dalam mendesain kestabilan konstruksi


adalah memperkirakan besarnya penurunan fondasi bangunan,
berdasarkan data pengujian laboratorium dan uji lapangan.

• Penurunan bangunan ke dalam tanah disebabkan oleh konsolidasi


tanah dasar di baw ahnya, karena peningkatan tegangan tanah.

• Menghitung tegangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara


lain cara Boussinesq, Newmark, dan metode penyebaran beban 2: 1.

• Perkiraan penurunan dapat berupa akumulasi penurunan segera


dan penurunan konsolidasi. Penurunan konsolidasi terdiri dari
penurunan konsolidasi normal dan berlebihan. Penurunan
konsolidasi berlebihan terdiri dari penurunan konsolidasi sekunder
dan primer.
• Besamya penurunan segera berdasarkan uji lapangan (CPT) dapat
dihitung berdasarkan metode De Beer dan Schmerman.

BAB 4
Penurunan 1 19
Tinjauan Ulang

Hitunglah penurunan lapisan lempung IOft, yang menerima beban


fondasi tapak seluas 5 ft2. Lapisan Iempung terkonsolidasi nonnal.

P 200 k ip

Df 5 ft

laplsan I 1 0 ft
paslr
dray 100 lb/ft3

m .a . t

Y sat 120 lb/ft3 lapisan II 1 0 ft


paslr terendam

Y sat 110 lb/ft3 laplsan II I 1 0 ft


eo = 1 lempung
LL= 40

laplsan tanah keras

Dari data di atas, hitunglah penurunan konsolidasi.

Rekayasa Fondasi
120 untuk,P;ogram Vokasi
,··
______ ........... SEITLEMEN T AT CENTRE ··-·- --·-
Ad11a11 Basma
II I s·]m
:...............................................
B L.-................ I, 50 jm
L l.....................
l,50jm
B' : 0 75:m
11 ilai 8' dari di111c11si ..........-.. --··----
' __ ,
DJ i J,50[111
m i··············-·-- 0,30 j
10,00 Mpa Es \.................. 10000 JkPa
kare11a beba11 dite11r:. CN i 4,00!
dari perhit teg max q max !................. I 05,08 JkN/m.?
''' '''

HIB
1--··-··--
'
201 '

VB _
1................... ........_.. 1.01
dari tabel diperoleh : ,
Is= i O529 j
t·~··············-' -·-i
---·-· ····-···........ ---·-
Id = 0.66 */ (Df/B)1'-0. 19/ + 0.025 {(UB)+I2 *u-4,6)}___._
_ ~~= 0,66 0.025 l._.·-·····0,68500
1
_ S_max =q *B '/(I-11)/Es/ *Is*Id *CN L.........-. 0,01040 ;m
_ j 1,04 icm
____ __ _ _ L. ... .. . . . . ---------·< i3,s
i OK!
KON TROL TERHADAP PERPUTA RAN TAPAK <I/500
,- - - - - - - _;: ·······- ·-·- 0,0020 i
DENGAJIUB Ji
maka dari tabel nilai Im = - t
pondasi persegi
M =

B =L
B"3 4- --
'
B :·· 1,661m
i--·----·-··- ·-- --1
ambil B L-··- ·-··--·-· J, 7J m

BAB 4
Penurunan 121
5.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari seluruh materi dinding penahan tanah,
mahasiswa diharapkan dapat:
• Menyebutkan/mengenal beberapa jenis tembok penahan tanah yang
lazim digunakan pada konstruksi bangunan teknik sipil.
• Menjelaskan urutan analisis stabilitas dinding penahan tanah
berdasarkan investigasi data lapisan tanah setempat.
• Menghitung dimensi dan stabilitas tembok penahan tanah, mulai
dari tipe gravity wall hingga retaining wall.
• Menghitung stabilitas tembok penahan tanah akibat tekanan tanah
aktif gempa.

5.2 PENDAHULUAN
Tembok penahan tanah adalah bangunan struktural yang
umumnya dibuat untuk menahan badan jalan berupa timbunan yang
cukup tinggi, baik pada daerah rolling maupun pada daerah dataran
rendah yang mempunyai perbedaan tinggi muka air normal dan muka
air cukup besar. Oleh sebab itu, konstrnksi badan jalan yang dibcntuk
berupa timbunan untuk menghindari banjir. Jadi tembok pcnahan tanah
diperlukan untuk menahan kclongsoran badan jalan pada lokasi dan
lereng/talut cukup tinggi.
Berdasarkan fungsi, jenis bahan, serta beban yang akan dipikul
dan Iokasi berdirinya. tembok penahan dapat dibedakan dalam beberapa
jenis atau bentuk dasar. seperti (a) Gravity retaining walls, (b) Semi-
Gravity retaining walls, (c) Cantilever retaining walls, (d) Counte1/ort
retaining walls. (e) Buttressed retaining walls, dan (t) Sheet pile retaining
walls (Murthy. 2008).

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gambar 5 . 1 Jenis tembok cantilever

I. Gravity retaining walls. Biasanya dibuat dari pasangan batu kali atau
beton masif Stabilitasnya terletak pada berat sendiri konstruksi.
2. Semi-gravity retaining walls. Masih merupakan tembok gravity,
tetapi sudah terbuat dari beton dan diberi tulangan, agar ukuran
atau luas penampangnya lebih ekonomis.
3. Cantilever retaining walls atau tembok penahan kantilever adalah
tembok penahan yang terbuat dari beton bertulang. Stabilitas
tembok sudah memperhitungkan berat tanah yang berada di atas
fondasinya.

Rekayasa Fondasi
124 untuk Program Vokasi
4. Co 1111te1fort retw11111g walls hampir sama dengan Cantilever
reta ining walls, tetapi diberi pcnyokong bemama countetfort pada
sisi bagian belakangnya.
5. Buttressed retaining walls mirip dengan Counterfort retaining
walls, hanya saja penyokongnya berada pada bagian depan.
6. Sheet p ile retaining walls atau turap adalah jenis dinding penahan
yang terbuat dari kayu, baja atau beton pracetak, yang ditancapkan
ke tanah dengan kedalaman tertentu.

5.3 DIMENSI TEMBOK PENAHAN


Secara umum, perencanaan tembok dimulai dari penaksiran
terhadap dimensi yang akan digunakan. Agar penaksiran dimensi tidak
jauh melenceng dari ukuran yang semestinya, pekerjaan ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan pedoman penaksiran dimensi tembok
penahan, seperti berikut:

H . Min03m
- : WIil .0 3m
12 ~
~ I ~

H H

D =(H _ H)
8 6
I D=(H_!!_) 1
1- - - - - - " " ' 12 10
B=(0.5-0.7)H 1- - - - ~
B•(0.4 -0 7)H

~ B- 0 4-0.1'!-I
~1
Gambar 5.2 Perkiraan dimensi tembok penahan tanah

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 125
Perencanaan tembok penahan tanah dimulai dengan menaksir
dimensi tembok, serta menganalisis stabilitas dan struktural. Apabila
tidak memenuhi syarat stabilitas dan struktural, taksiran dimensi perlu
diulang. Untuk merencanakan tembok penahan tanah, karakteristik
tanah harus diketahui terlebih dahulu, baik tanah dasar maupun tanah
sebagai material urugan. Parameter tanah yang diperlukan yaitu, berat
isi y (kN/m3 ), sudut geser dalam 0 (derajat) dan kohesi c (kN/m2), serta
Ietak rnuka air tanah.
Berikut adalah detail aplikasi yang umum digunakan dalam
struktur dinding penahan tanah:
I. Jalan raya atau jalan kereta api yang ditinggikan atau direndahkan
sesuai dengan elevasi rencana.
2. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
3. Dinding penahan tanah sebagai batas pinggiran kanal.
4. Dinding penahan yang digunakan untuk menahan atau mengurai
banjir akibat sungai yang disebutfiood walls.
5. Dindingpenahan tanah yang biasa digunakan pada struktur jembatan
(disebut abutment).
6. Dinding penahan sebagai tempat untuk menyimpan material-
material tertentu.

5.4 TEGANGAN TANAH LATERAL


Tekanan tanah lateral merupakan gaya yang terjadi karena ada
gerakan dorongan tanah terhadap struktur penahan tanah dalam arah
horizontal atau lateral. Oleh sebab itu, jenis struktur yang menerima
gaya lateral harus didesain sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ada, sehingga struktur tidak mengalami kegagalan. Faktor-faktor yang
memengaruhi tegangan tanah lateral antara lain:

Rekayasa Fondasi
126 untu'k P-rogram Vokasi

........
I. Besam ya nilai koefisien tegangan lateral dalam keadaan diam (Ko),
akti f( Ka), dan pasif(Kp).
2. Besam ya n ilai kohesi pada tanah .
3. Besamya pem bebanan yang memengaruhi struktur.

Koefisien tegan gan tanah lateral dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

5.4.1 Koefisien Tanah Lateral Diam (Ko)


Koefisien tanah lateral diam adalah koefisien tanah lateral dalam
keadaan diam (at rest), sehingga tidak terjadi pergerakan pada struktur
penahan tanah. Massa tanah berada dalam kondisi elastic equilibrium.
Koefisien tekanan tanah lateral dalam keadaan diam dapat dituliskan
berdasarkan hubungan empiris yang dikenalkan oleh Jaky ( 1944)
sebagai berikut:

K 0 =1-Sin <p ............................................................................ 5.1

5.4.2 Tekanan Tanah Rankine (1857)


Menurut teori Rankine, beberapa anggapan yang digunakan
dalam analisis tekanan tanah adalah sebagai berikut:
1. Tanah adalah bahan yang isotropis, homogen, dan tak berkohesi
sehingga friksi antara struktur dengan tanah diabaikan.
2. Tegangan lateral tanah hanya dibatasi pada dinding vertikal 90°
(rigid body).
3. Kegagalan yang terjadi merupakan sliding wedge yang diasumsikan
sebagai kegagalan planar.
4. Tekanan tanah lateral bervariasi secara linear dengan kedalaman
dan tekanan pada ketinggian 1/3 dari dasar dinding.
5. Resultan gaya yang dihasilkan sejajar dengan permukaan backfill.

Teori dari Rankine tentang koefisien tekanan tanah aktif dan pasif
pada permukaan tanah datar dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut:

BAB 5
Dinding Penahan. Tanah 127
0 ')
1 "a -- ta,, :: ( 45 -
I\_ 2 ............................................... ................... 5.2

Kp = ra11' ( 45 + :·) ............................................................ •·· ... 5.3

a-',,a =a-',. .Ka - 2c' 'I/'Ka I\_


.......................................................... 5.4
a-',,r =a-',. . K" +2c'jK; ......................................................... 5.5
di mana:
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
c = kohesi
cp = sudut geser dalam tanah
crha = tegangan tanah lateral aktif
crhp = tegangan tanah lateral pasif
cr, = tegangan vertikal efektif
Sedangkan nilai koefisien tanah aktif (Ka) dan pas if (Kp) untuk
pennukaan baclifill yang miring menggunakan rumus berikut:

Ka =cos/3. cosJJ-)cos2/3-cos 2rp, ...................................... 5.6


COS /3 + ✓COS /3 - COS (fJ I
2 2

COS /3 + ✓COS 2 /3 - COS 2(fJ I

KP = cos /3. cosJJ-)cos2/3-cos 2rp' .... .................................. 5. 7

CT'ha =a-\.. Ka - 2c'F: .......................................................... 5.8


CT 1ip =CT',. . KP+2c'[K; ......................................................... 5.9
1

di mana:
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
cp ' = sudut geser dalam tanah
~ = sudut kemiringan backfill

Rekayasa Fondasi
128 untuk Program Vokasi
5.4.3 Tekanan Tanah Teori Coulomb (1n6)
Teori Coulomb menyebutkan beberapa anggapan yang digunakan
dalam analisis tekanan tanah, yaitu:
1. Terjadi friksi antara struktur dengan tanah .
2. Tegangan lateral tanah tidak dibatasi pada dinding vertikal.
3. Kegagalan yang terjadi merupakan sliding wedge yang diasumsikan
sebagai kegagalan planar.
4. Tekanan tanah lateral bervariasi secara linear dengan kedalaman
dan tekanan pada ketinggian dari dasar dinding.
5. Resultan gaya yang dihasilkan sejajar dengan permukaan backfzll.

Teori dari Coulomb tentang koefisien tekanan tanah aktif (Ka)


dan tekanan tanah pas if (Kp) dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut:
2
_ sin (/3 + 0')
Ka - r - - - - - - - - ., ......... 5.10
. 2/3 .sin
szn . (/3 -u s::)[l+ sin(0'+8).sin(0'-a) ]-
sin (/3- o).sin(a + /3)

sin 2 ( c -0')
K P= ~------ 2 •••••••• 5.11
szn
. (/3 +us:)[1-
. 2/3 .sm sin(0' + 8).sin(0' +a)l
sin(/J + 8).sin(a + /3)

a-',,a =a-\, .Ka -2c'JK': ...... :................................................... 5.12

a-',,p =a-'v .KP+2c'~ ·························································5.l3


di mana:
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
cp' = sudut geser dalam tanah
c' = kohesi
a = sudut kemiringan bac/efi/1

BAB 5
Oinding Penahan Tanah 129
P = sudut kemiringan dinding penahan
0 = sudut kemiringan tegak !urns tegangan
cr110 = tegangan tanah lateral aktif
cr1,r = tegangan tanah lateral pasif
~ ~

.-· Failure Surface


__.;;__,.-,,
H

Gambar 5.3 Model tegangan coulomb dengan backfill

5.4.4 Tekanan Tanah Gempa


Beban gempa merupakan salah satu jenis pembebanan yang
dapat memengaruhi struktur penahan tanah, terutama untuk stiuktur
galian dalam. Hal ini disebabkan adanya penambahan nilai tegangan
lateral pada saat terjadinya gempa, sehingga disebut tegangan lateral
total. Tegangan total ini terdiri dari tegangan lateral tanah mula-mula
(sebelum terjadi gempa) dan tegangan lateral tanah yang disebabkan
oleh gempa.
Metode yang dikembangkan berdasarkan metode limit state
analyses Mononobe dan Matsuo, Okabe (dalam Braja M.Daas, 2014).
Metode ini mengasumsikan sebuah bidang segitiga tanah (soil wedge)
dibatasi dengan sebuah dinding penahan yang kaku. Berikut adalah
analisis perhitungan tegangan lateral tanah pada saat gempa menurut
metode Mononobe-Okabe:
PE = PAE - PA ............................................................................ 5. 14
2
PAE=_!. r .H (1- Kv) KAE ·····················································5.15
2

Rekayasa Fondasi
130 untuk Program Vokasi
'I' = tan_, [
1
~~ , ] . . .......... .... . ....... ..... ........ .. ............. 5 . I 7

K =~ .................................................................................... 5. 18
h g

K =av·· ··················································································· 5.19


V
g
di mana:
PAE = total tegangan lateral aktif
PA = tegangan lateral aktif Coulomb
PE = tegangan lateral aktif gempa
H = tinggi struktur penahan tanah
~ = koefisien gempa horizontal
Kv = koefisien gempa vertikal
y = berat jenis tanah
g = gravitasi
¾ = percepatan gempa horizontal
av = percepatan gempa vertikal

5.5 STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH


Kegagalan konstruksi tembok penahan tanah berakibat kepada
pecahnya daerah badan konstruksi (steam) dan rotasi di bawah
konstruksi. Hal ini disebabkan karena faktor kegagalan dari dalam
(intern) konstruksi itu sendiri atau faktor luar (ekstem) dan kontrol
terhadap stabilitas guling diagram tekanan tanah untuk dinding
kantilever dan dinding gravitasi (asumsi tekanan tanah aktif dihitung
dengan rumus Rankine).

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 131
Dengan perhitungan:
y., = berat volume tanah di depan dan di bawah dinding penahan
K p
= koefisien tekanan tanah pasif (cara Rankine) = tan
2
( 45+</> / 2)

c~and </>2 = kohesi dan sudut geser tanah

;-1
,, ,,
f I

••
I , , f I

, , I I

' f I

- -~
I
' --- - \ f I

---
(a ) (h)

,--
I
I
,
,
,

I
I I
I
I

l
\
I
I I
, I
~ -- ---1,' /

'
'II.. -- -- .... - -,, __

(C) (d )

Gambar 5.4 Kegagalan pengaruh gaya-gaya luar

Faktor keamanan (FS) terhadap guling ditinjau dari kakj (Titik C


pada gambar 5.4):

FS(guling) = I,M
I,MR
··········•·· •·•· .. •··.. •··· ......... •••........ ............. .. ........ 5.20
0

di mana:
I,~ = Jumlah gaya-gaya yang menyebabkan momen pada titik C.
I,MR = Jumlab momen yang menahan guling terhadap titik C.

Momen yang menghasilkan guling:

LM O ~p h ( ~ ' ) • •••• " ••• " •• ••••• " . . ' •••• " " . "' ••••• " "' •• " " ••• • " •• • •••• • " " •• '. 5. 21

di mana: Ph = pa cos a

Rekayasa Fondasi
132 untuk Pro9ram Vokasi

I
r,

------s---

(a) (b)
Gambar 5 .5 Kontrol terhadap guling (Rankine) (a) Dinding kantilever (b) Dinding
gravitasi.

Momen yang menahan guling (IMR) dilakukan dengan prosedur


perhitungan seperti tabel berikut (Pp diabaikan).

Tabel 5 . 1

Bagian Luas (2) Berat per Jarak Momen


(1) unit panjang momen dari terhadap
(3) titik C (4) titik C (5)
1 Al W l=y, .At x1 M,
2 Al W2= Y1· A2 x1 M2
3 A3 W3= yc. A3 x3 M,
.)

4 A4 W4 =ye. A4 x4 M.i
5 As Ws= Ye· As xs M_
)

6 A6 W6= Ye· A6 x6 M6
p B MV
V

r,y IMR

Faktor keamanan:
M, +M2 +M3 +M4 +Ms +!vf6 +Mv .................... 5.22
FS<guling) = P cosa(H' I 3)
a

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 133
Dapat juga digunakan:
M 1 + M 2 + M 3 + M 4 + M 5 + A1 6
FS<g"unr.l = , ........................... 5.23
P cosa(H / 3) - M ,,
0

Kontrol Terhadap Stabilitas Geser:


Faktor keamanan terhadap stabilitas geser dapat dinyatakan dengan
rumus berikut.
"i.F .
FS<gc.•crl = "i.; ................ .. ....................................................... 5.24
d

di mana:
IPR. = Jumlah gaya-gaya yang menahan gaya-gaya horizontal.
U d = Jumlah gaya-gaya yang mendorong.

j
EV

- - -- 8- - --
Gambar 5.6 Kontrol terhadap pergeseran dasar dinding

Dari gambar 5.6 kekuatan geser tanah pada bagian dasar dinding:

s = cr' tan8+c~ ......................................................................... 5.25


di mana:
o= Sudut geser antara tanah dengan dasar dinding.
ca = Adhesi antara tanah dengan dasar din ding.

Rekayasa Fondasi
134 un~k~rogram Vokasi
Gaya yang menahan pada bagian dasar dinding:

R' = s(luas penampang alas )= s( B x 1) = Ber° tan 8 + Be~


B CY · = Jum /ah gaya - gaya vertikal = IV ( tabel 1)

Jadi :
R' = (L Vs)tanb' +Be~ ..... ................................ .............. .... .. ... ... 5.26

Titik Guling

l
Diagram Tegangan Kontak

Gambar 5.7 Penggambaran diagram tekanan tanah dan gambar tegangan tanah di
bawah tapak fondasi retaining wall

Gambar 5. 7 menunjukkan bahwa Pp Juga merupakan gaya


menahan horizontal, sehingga:
I.FR.= (I.V)tan8 + Bca +Pp.................................................... 5.27

dan:
Fd = ~cos a ...................................... ....................................... 5.28

FS = (L V )tan8 + Bc + PP .............................................. 5.29


0

(geser) p cos a
a

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 135
Batas minimum izin untuk faktor kcamanan > 1.5. Pada banyak
ka sus. Pr digunakan untuk menghitung faktor keamanan terhadap geser,
di mana sudut geser ¢1 • dan kohesi c2 juga direduksi:
k 1 = 1/2~.- - 2/3<!>.,- dan k~
.:
= 0.5c~ - 0.67c2... ..................... ......... 5.30

FS (gcscr) = (I V) tan(kp1¢~ ) + Bk 2 c; + P" ··· ·· ············· ····· ····· ····· ·· S.)l


,, cos a
Kontrol terhadap keruntuhan daya dukung, momen pada titik C :

A1net = IMR - I.Mo······················································ ········ ··· ·· 5 .32


(IMRdan IM0 diperoleh dari tabel 5.1)
Jika resultan pada dasar dinding berada pada titik E:

CE=X= M net ····· ··· ··· ······· ·· ······ ········ ··········· ········ ··· ··· ········ ·· ··· ·· · 5.33
IV
Eksentrisitas dapat diperoleh dari
B -
e =-- CE ················································································ 5.34
2
atau:

e=B_IM R-IMo ······························································· ··· · 5.35


2 IV
Distribusi tekanan pada dasar dinding penahan dapat dihitung
sebagai berikut:
Untuk nilai maksimum dan minimum, y = B/2

qmax-
-q kaki - _Iv(1+
B
6eJ
B
·······················································5.36

qnun. =q tumit -_Iv(1-


B 6eJ
B ······················································s.37

Rekayasa Fondasi
136 un1uk Program Vokasi
Kapasitas daya dukung tanah:
0

q == C 2 NcFci!Fc, + qN qF
11
41
iFq, + ~ y 2 8°N., F,ciF-fl· ·············· ................. 5.38
····· ·········· ········ ········ ····· ······ ·· ····5.39

··························· ·············· ······ ·5.40


D ·················· ·· ··························· ·5.41
FdC
= l +0.4-
B
,

Fd
q
= 1+2tan<p.-., (l-sinm.
..,.._
~
., )2 B •••... ••• ••.•.•. ••• •.•• .• •••••• .• •••• •••••••• ••• 5.42

················································5.43

································································5.44

································································5.45

\j/
0
= tan - 1 (p•;~a.) . .... . . . . . . . . . . .... . . . . . . . . . . . .. . . .5.46

Catatan: Fcs' Fqs & F rs = 1 ....... .................................................. 5.47


Faktor keamanan untuk batas daya dukung:

FS(dayadukung) = 3.::.._ ··································································· 5.48


qmax
Contoh 5.1
Diketahui: Hl = 17m 0 1 = 30 °
'
H2 = 42m Cl = 0,0 kN/m 2
'
H3 = 08m 02 = 30 °
'
q = 35 kN/m 3 C2 = 0,0 kN/m 2

yb = 22 kN/m3 03 = 30 °
= 18 kN/m3 C3 = 20 kN/m~
Y1
Y2 = 19 kN/m3
Y3 = 19 kN/m3

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 137
___t_.1_~-~-l-
I .. ..k, m2 I
I ~--------------------- --- ------ --- - ----..... ---- ..... ---·

m= 110
I •
!muka air tanah
--·r··· Ht = 670
! :
H2= 420 - - - ----'-----+--------
' ' :''
'' 'j :'
'' H4= 120 j
''
:'
----· -----· ..-~~..,.....i~--, ------,-··
' '
Df= 200 l
'
' ''
ID= 80
-~----------··-----·---------....,.._..-.....- - f
.'
! !'
------------r! -----· ---,r.............
; :
! 170 l 100 I 130 1 70 :
----r·---------r·-------r-----------r--------r--·
: ~ I I l
'
:'
- l'·-··---------·--------------------------•--·
470
'
'' ''

Rencanakan struktur dinding penahan tanah terhadap:


1. Stabilitas Geser.
2. Stabilitas Guling.
3. Stabilitas Daya Dukung Tanah.
Jawab:
Perhitungan berat konstruksi:
Bidang I (WI)= 1/2. B .(Hl+H2) . yb = 1/2. 1,3 . 5,9. 22 = 84,37 kN
Bidang 2 ( W2) = HI .D . yb = 4,7. 0,8. 22 = 82,72 kN
Bidang 3 ( W3) = (Hl+H2) .B. yb = 5,9. 1 . 22 = 129,8 kN
Bidang 4 ( W4) = HI . B . yl = 1,7 . 1,7 . 18 = 52,02 kN
Bidang 5 ( W5) = H2 . B . y2 = 4,2 . 1,7. 19 = 135,66 kN
Akibat Behan Merata W = q. I = 35. 1,7 = 59,50 kN

Rekayasa Fondasi
138 untuk f?rogram Vokasi
0 I

! 100 i
k ---~i-----r:-- :
_____J__
i
HI = 1170
:0
s-.&--1---&..--1..~---

!, 4
-----------------·-----------t----
·------.. -------..

!
i
·····1 .... m a I \ i

H2 = 420
'''
''
_____ J_______ _
i:

'
0 l+------L. +:~- t 1-14= 120 : l
'
:__- - ~ ~ - - - - , -----,-- Df= 200 i
.-- 'o0 'II
H3 = 80
' 1 !
---r·----------------------: ------------r·----· ---r·-----
i 170 i 100 i 130 , 70 i
·------"-----------.J--------.J----------"--------.J---
!
l I I I I

4 7U I ~ I

---r·----------------------------------------r--·
: !

Jarak beban terhadap ujung dinding penahan (Titik B):


Xl = (2/3. 1,3) + 0,7 = 1,56 m
X2 = (1 /2 . 4,7) = 2,35 m
X3 = ( l /2 . 1) + 1,3 + 0,7 = 2,50 m
X4 = (1 /2. 1,7) + 1 + 1,3 + 0,7 = 3,85 m
X5 = (1/2 . l ,7 )+ 1 + 1,3 + 0,7 = 3,85 m
X6 = (1 /2 . 1,7 ) + 1 + 1,3 + 0,7 = 3,85 m
Momen terhadap ujung dinding penahan (Titik B):
Ml = Wl . Xl = 84,37. 1,56 = 131 ,61 KN/m
M2 = W2 . X2 = 82,72 . 2,35 = 194,39 KN/m
M3 = W3. X3 = 129,8 . 2,5 = 324,5 KN/m
M4 = W4. X4 = 52,02. 3,85 = 200,28 KN/m
MS = WS . XS = 135,66 . 3,85 = 522,29 KN/m
M6 = W6 . X6 = 59,5 . 3,85 = 229,07 KN/m

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 139
Hasil perhitungan momen akibat gaya vertikal

No Bernt(\\!) (kN) Jarak (X) 111 Momen (M) kN/m


I 84.37 1,56 13 I,61
2 82.72 2,35 194,39
3 129,8 2,5 324,5
4 52,02 3,85 200,28
5 135,66 3,85 522,29
6 59,5 3,85 229,07
r rv = 544,07 LMV = 1602,08
Koefisien tekanan aktif ( Ka):

Ka = I-sin 0 = l-sin30 =l/


3
I +sin 0 I +sin30
Koefisien tekanan tanah pasif:
I I
Kp=-=-=3
ka 1/3
Tekanan tanah akti f:
PI = q . HI .Kai = 35 . I, 7 . l/3 = 19 ,83 kN
P2 = l/2 .yl. (Hl) 2 .Ka 1 = l/2. 18. (1 ,7) 2 • 1/3 = 8,66 kN
P3 = q . {8i+ H) .Ka2 = 35. (4,2+0,8). 1/3 = 58,2 kN
J P4 = yl . H1 • (H2+ H} . Ka2 = 18.1,7.(4,2+0,8). 1/3 = 50,4 kN
P5 = l/2 . y2sub . (H2 + H}2 • Ka2= 1/2 .9 .(4,2+0,8) 2. I/3 = 3 7, 1 kN

Rekayasa Fondasi
140 untuk Program Vokasi
! 100 l
---· --------r--
k N m2 ! 1

_ __L.....,.____ --1-.......----. -.............. ··········· ···················l·····-


,
111 = 170
''
''
·-----~------ I
!I i
! i l HI !
H2= 420 Pa3
'
_ _H_4_
= -1;:···· •·•···•·
'
I'
,---------------- -----~-- Ppj
H3= 80 '
''
: I : ~--•----•1 - -............ :f - - -•
'' ' ''
' ' '
......l:...!...~~. 100 l 130 70 j_
'
:' '
'
: 470 :
---r-------------------------------r-
1 I
'! '
!

y2sub= y2 - yw > yw = 10 kN/m3 = 19 - 10 = 9 kN/m3


Pw = 1/2. yw. ( H 2+ H 3) 2 = 1/2. 10. (4,2+0,8)2 = 125 kN

~P =Pl+P2+P3+P4+P5+Pw
= 19,83 + 8,66 + 58,2 +50,4 +37,1 + 125 = 299,19 kN
Tekanan tanah pasif (Pp):
Pp = 1/2 . y2 . (H4)2. Kp2 = 1/2 . 19 . (2)2 . 3 = 114 kN

Jarak 1 lengan terhadap titik:


11 = (1 /2 . Hl) + H2 + H3 = (1/2. 1,7) +4,2 +0,8 = 5,85 m
12 = (1 /3. Hl) + H2 + H3 = (1/3. 1,7) +4,2 +0,8 = 5,57 m
13 = 1/2 . (H2 + H3) = 1/2 . (4,2 +0,8) = 2,50 m
14 = 1/2 . (H2 + H3) = 1/2. (4,2 +0,8) = 2,50 m
15 = 1/3 . (H2 + H3) = 1/3. (4,2 +0,8) = 1,66 m
16 = 1/3 . (H2 + H3) = 1/3. (4,2 +0,8) = 1,66 m
17 = 1/3 . H4 = 1/3 . 2 = 0,67 m

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 141
Tabel gaya horizontal dan perhitungan momen :
No Tekanan Tanah aktif (Pa) kN Jarak X m Momen ( M ) kN/m
I 19.83 5,85 11 6
2 8.66 5.57 48,236
3 58,2 2,5 145,5
4 50.4 2,5 126
5 37.l 1,66 61,5
6 125 1,66 207,5
...
'\'
l:Pa = 299,19 :EMa = 704,74

Tabel gaya horizontal akibat tekanan pasif


No Tekanan Tanah Pasif (Pp) kN Jarak X m Momen ( M ) kN/m
I ]14 0,67 76,38
,. L LPp = 114 :EMp = 76,38
I .H= IPa - IPp =299,19 - 114 = 185,19 kN
I ,
I
Momen yang mengakibatkan penggulingan:
I .Mb = IMa - IMp = 704,74 -76,38 = 628,36 kNm
Menghitung stabilitas terhadap Penggeseran:
I .Rh = c. B + W tan 0

= (20 .4,7 ) + 544,07 + tan 30


= 94 + 544,07 + 0,5773
= 408, I I kN/m
Maka faktor keamanan terhadap geser:

Fgs = !:.Rh = -
408,I I
-
!:.H I85,I9
Fgs = 2,2 ~ 1,5 (OK, dimensi tidak perlu diperbesar)

Rekayasa Fondasi
142 untuk Program Vokasi
-

Fgs adalah Faktor aman terhadap guling:


1:.Mv 1602,08 >
Fgl = - - - - 1,5
t.Ma 704, 74
Fgl = 2,27 > 1,5 , OK

Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah:


L.Mv - L.Ma _ 1602,08 - 704, 74 = l m
Xe = L.V 6
544, 07 '
Eksentrisitas ( e):
B 4, 7 l
e = - - Xe = - - 6 = 2 35 - 1 6 = 0 75 m
2 2 ' ' ' '

4 7
e = 0 75 < B = ' = 0 78 m
' 6 6 '
e = 0,75 m < 0,78 m, OK
Lebar efektif:
B' = 4,7 - (2 .0,75) m = 4,7 - 1,5 = 3,2 m

A' = B' . 1 = 3,2 . 1 = 3,2 m


Gaya y yang ada pada dinding:
• Gaya Horizontal = 704,74 kN / m
• Gaya Vertikal = 544, 07 kN / m
Tegangan kontak di bawah tapak:
L .V .(l ± ~) = 544,07 .(l+6.0,75)
qujung/tumit = 8 B 4, 7 4, 7

= 219,83 kN/m2(max)

L .V 6. e = 544,07 . (l _ 6. 0,75)
qujung/tumit = B · (l ± - B) 4,7 4, 7

= 11,57 kN/m2(min)

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 143
Menghitung daya dukung fondasi tembok pcnahan.

Falior kedalaman:
8
Fcd=l+0A. D = l + 0,4 . 0, = 1 + 0,4.0,533 = 1,2
B-2.e 4,7-2.0,75

. D
Fqd = l+2tan0.( l- sm 0)2. - -
B-2.e
2 0,8
= 1 + 2 tan 30(1 - sin 30) .
4, 7 -2.0, 75
I
I = I + 2 . 0,5773 (1 - 0,5) 2 • 0,533 = 1,1
r!l
Fak.1or beban miring:
i! IH 185,19
'¥ 0 = tan- 1 ( - ) = tan- 1( - - ) = 18,79°
!q I.V 544,07
I
i 0
18 79 2 2
II Fci=Fqi= (1- '¥ ) 2= (1- , ) =(1 - 02)2 =(0,8) = 0 ,6
l 90° 90 '
I
I
I
I Fyi = (1 - '¥° )2 = (1- lS, 79 )2 = (1- 0,62)2 = 0, 14
I' 0 30
Faktor daya dukung:
Dengan (0 = 30°), dari tabel:
Ne= 30,14

Nq = 18,40
Ny= 15,0
Sehingga daya dukung fondasi tembok penahan menjadi:
'Lit= c NCFcd Fci + (y D)Nq Fqd Fqi+ l/2.y.(B-2e)Nypd F yi
=20.30,14.l,2.0,6+(19.0,8). 18,40. 1,1. 0,6 +
½. 19(4,7 - 2 . 0,75).15,07 . 1 . 0,14

= 682,63 kN/m2

Rekayasa Fondasi
144 untuk Program Vokasi
Menghitung faktor kcamanan terhadap daya dukung:
quit 682.63
FK(dd) = - - - - - > 3 = - - > 3 - 3.1 > 3
qujung / tumit 219,83

Rangkuman

• Dinding penahan tanah adalah konstruksi yang bertujuan untuk


menahan tanah agar tidak longsor.
• Konstruksi dinding penahan tanah sering digunakan pada tebing
jalan raya pada daerah galian dan timbunan, pada perbatasan antara
daratan dan lautan pelabuhan irigasi bendungan, serta pada pangkal
jembatan (abutment).
• Jenis dinding penahan tanah, antara lain dinding gravity, semi
gravity, retaining wall dengan tanpa penyokong dan penyokong
(counterfort) , gabion, dan crib.

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 145
Tinjauan Ulang

Diketahui parameter perencanaan tembok penahan tanah ada lah scbaga,


berikut:
v =1Sk}l I nl· 0' =30" c5 =20°
I

__ro.3500

I
:-1
'•i
6.0000
I
t

i/

1,I,'
t
I 1.0000
I

.
I

I
j
K = cos\ 30 - 0)
ac cos2(0)cos(20 + 0)[ 1+ .--
si-n(_2_0_+_ 8_)]2
30_)-s1-.n-(3_0___
cos(20 + 0) cos(O- 8)

Berdasarkan data di atas, hitunglah stabilitas retaining wall,


terhadap guling, geser, dan daya dukung.

Rekayasa Fondasi
146 untuk P,rogram Vokasi
pERBITJJNGAN DINDING PENAIL\N .,TANAB (DPT)
Type Cutt1le.er
Blevasutu DPT
Blevasi tanah
Blevasi Muka Air TaDJ1h
Dim~nsi
tebap ptmeak
tebaJ tapak
te bal rapak depao I
I
tebal mpak belakang I
I
Lebar Tapak I
Tin~ I
I
I
I
I
I
·-· ·1·
I
I
lI
I
I
I
H
H;)l
I

I
---r-·
I
I
I
I
I
I
I
I
qmax qmin I
I
156,62 126,5403 6,21 I
----+-- t
I

BAB 5
Dinding Penahan Tanah 147
AnatisR teknmm tanab berda arkim Teori R1111ki11c
1. Kor6sil'n TrkRnan timab Aktlf
2
cosa - Jcos) a - cos ¢
Ka = cos a--~===== 2
cos a + .Jcos~a - cos ¢ ---- -------------
cos a = 0.985
cos·' a = 0.970
= 0.750
1'2 = 0.469
1/2
cos a cos·' a = 0.51 6
1/2
cosa + cos·' a = 1.454
Ka i 0,3S0 1
1•••••••••·-···i
Kp i 4,023 I _.....-------·
pa=-y•Ka*Ht 3118 kN/m.2
Pa=-0.S~•Ka *Ht"2 82.34 kN/m'
Pah =Pa Cos p 81.09
Pav=Pa Sjnp 1430
Mab Ma =Pahty.l

pas Berat X Momen


--------------···--·················-·-····
1 9,00 0,63 5.70
2 27.00 0,85 22.95
3 67,50 1,50 10115
4 25.00 115 31,25
5 5738 2.00 114.75
_ _6_ _ _ _33_7 2,00 ...........~21._......
Pav 1430 2,50 35.74
__ Va -······203.55 .........MP .......31839 .........
r
FK Galing =:\fp&la = '... 2,238 . !>1.5 OK
I
&=2•~13 ! 24,67
= .........................!
F gtser =(tan 6 *l: V+cd*B)/Pab 93.4769 + 0 = 93,4769
Fgeser= l 3,41 !>1.5. OK
1•• ·-·········1
X=Mp+-Ma/SV r o,s1i
e=B/2.x r--·-OJ85lm <B/6i 0,41 7lOK

r················ <qa, OK
q max =(SV/(Bx*By))*[I+6e/Bx] : 156,62jkN./m2
q min =[SV/(Bx*By)J*[I·6e/Bx] :~ . .... . 5\;l. ..••llkN ./m.2 > O, OK
!

Fk terhadap ktnmtuhan tanah dasar 1


.......... :>2,5,
l. ....2,87 l
OK

Rekayasa Fondasi
148 untuk Program Vokasi
6.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari seluruh materi tembok penahan turap,
mahasiswa diharapkan dapat:
• Menyebutkan beberapa jenis bangunan turap yang lazim digunakan
pada konstruksi bangunan teknik sipil.
• Menjelaskan urutan pendimensian dalam turap pada tanah kohesif
dan tanah non-kohesif.
• Menghitung kedalaman turap bebas dan berangker.

6.2 PENDAHULUAN
Din ding turap adalah dinding vertikal relatif ti pis yang berfungsi
untuk menahan tanah dan menahan masuknya air ke lubang galian .


1 •• • • •

;~_l___ ·:_ i_~_-_L_~~~~•e_


Sheet
pile Land side

.. :

. .. . .. . ... .. .

Gambar 6.1 Bangunan turap pada daerah galian

Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan relatif


, murah! turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti
penahan tebing galian sementara, bangunan di pelabuhan, dinding
penahan tanah, bendungan elak, dan lain sebagainya.

H
H=3s/d 5m Batang pengikat

H > 11 m digunakan 2 angker

(a) Dmdilg turap tantilev «!'

(b) Dinding turap diangker

Gambar 6.2 Dinding turap kantilever dan turap diangker

Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang


sangat tinggi, karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang
besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah
yang mengandung banyak batu karena menyulitkan pemancangan.

RekayuaFondui
1 50 untuk,:Piogram Vokasi

I
Tipe-tipe Turap

t. Turap kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak
begitu tinggi , karena tidak kuat menahan beban-beban lateral
yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil,
karena turap cenderung pecah bila dipancang. Bila turap kayu
digunakan untuk bangunan pennanen yang berada di atas muka air,
perlu diberi lapisan pelindung agar tidak mudah Iapuk. Turap kayu
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya
untuk penahan tebing galian.

2. Turap Beton
Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak
sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap
dibuat saling mengait satu sama lain. Masing-masing balok, selain
dirancang untuk kuat menahan beban-beban yang bekerja pada
turap, juga dirancang untuk kuat terhadap beban-beban yang akan
bekerja pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya
dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan.

3. Turap Baja
Lebih menguntungkan dan mudah penanganannya, misalnya:
• Kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan.
• Bahannya relatif tidak begitu berat.
• Dapat digunakan berulang-ulang.
• Mempunyai keawetan yang tinggi.
• Penyambungan mudah, bila kedalaman turap besar.

BAB6
Tembok Penahan.:tu,rap 15:1
- ,.,_ ;...a
Wooden Sho:1 Pil~ Pn.--cn~t ConcMc Sheet Pile

(I) f>lllllh

Concn:tr
groot ~ 500-/\00 mm ~

i
-~,-·r
·::·ir.:-....:,
.. ,.. , .
i -r r-:
(b) \\'akdidd piles
Reinforcement

(c) Tongu,..'-lllld-groo\-c piles

(d) Splined piles (c)

f
,. (not to scale)

Gambar 6.3 Turap dari material kayu, baja, dan beton

6.3 TIPE-TIPE DINDING TURAP


l. Dinding turap kantilever merupakan turap, yang dalam menahan
beban lateral, mengandalkan tanahan tanah di depan dinding
Defleksi lateral dalam relatif besar. Dinding turap kantilever hanya

,. • cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian sedang.


2. Dinding turap diangker cocok untuk menahan galian yang dalam,
j tetapi masih bergantung pada kondisi tanah. Dinding ini menahan
beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian
turap yang terpancang dalam tanah, dengan dibantu angker yang
dipasang pada bagian atasnya.

Rekayasa Fondasi
152 unwk Program Vokasi
latform)

fampak alas Sd-scl bem1


pas1r

I
Turap

Tanggul penahan

Tampak sarnping

Tiang-tiang

(a) dinding turap dengan landasan (b) Bendungan elak selular

Gambar 6.4 Turap bebas dan turap berangker

3. Dinding turap dengan landasan. Dalam menahan tekanan tanah


lateral dibantu oleh tiang-tiang yang dibuat landasan untuk
meletakkan bangunan tertentu.

4. Bendungan elak seluler merupakan turap berbentuk sel-sel yang


diisi dengan pasir. Dinding ini menahan tekanan tanah dengan
mengandalkan beratnya sendiri.

BAB6
Tembok Penahan Turap 153
6.4 PENENTUAN KEDALAMAN TURAP CARA
SEDERHANA
Berikut adalah ilustrasi perhitungan menentukan kedalaman
tu.rap bebas untuk menahan beban timbunan.

y= 1,90 gr/cc
0= 30 °
6.4 m

d=?

Dari data di atas hitunglah panjang turap yang tertanam ke dalam tanah
asli.
Solusi:
Koeftekanan tanah aktif = tan2(45-0/2) = 0 ' 33
Koeftekanan tanah aktif = tan 2(45+0/2) = 3' 00
Tegangan tanah aktif , pal =y*Ka*H = 0,63H
Tegangan tanah pasif, Pa2 = y*Kp*d = 5,70d

Tekanan Tarrah Aktif, Pal = 0.5* y*Ka*H2 = 0 32H3


'
Tekanan Tanah Pasif, Pri = O.5*y*Ka*d3 = 2 85d3
'

Rekayasa Fondasi
154 untuk Program Vokasi
Contoh 6.1

y= 1,90 gr/cc
0 = 30 °
6,4 m

d= ?

Y*Ka*(6+d)

Diagram tekanan tanah aktif dan pasif


Statis Mornen ke titik C => P/(H/3) = Pp*(d/3)
=> 0, 11 H3 = 0 95d3
'
d3 - 0, 11 H3
d - 0,48 H
d - 0,48 (6,4+d)
d - 3,08 + 0,481d
d - 5,93 meter
Kedalaman turap = 5,93 meter
Sehingga panjang turap keseluruhan =(6,4+5,9) = 12,33 meter

BAB6
Tembok Penahan Turap 155
Contoh 6.2
Diketahui: Data Perencanaan Turap Be1jangkar sepcrti gambar bcrikut:
Dlkrtahui: Dntn Pcrcnrnnnan Turnp Ikrjangkar scpcrti tcrgamhar

an 1 kcr turn ,
y= 1,90 !,'flee
0= 30 dcrjat
6,4 hl
y I =(2/3( 6+d)- l)
R y2=(2/3d+(6-I ))

f
y*Ka*d y*Ka*H
y*Ka*(6+d)
diagram tekanan tanah aktif dan pasif

Dari data di atas, hitunglah panjang turap yang tertanam ke dalam tanah.
Solusi:
•• Koefisien tekanan tanah aktif= tan 2(45-0/2) = 0,33
Koefisien tekanan tanah aktif= tan2(45+0 /2) = 3,00
Tegangan tanah aktif , Pai = y*Ka*H = 0,63 H
Tegangan tanah pasif , p32 = y*KP *d = 5,70 d
Tekanan Tanah Aktif, Pa, = 0.5* y*Ka*H2=0,32H3 = 0,32(6,4+d)2
Tekanan Tanah Pasif, Ppl = 0.S*Y*Ka *d2=2,85d 2
Statis Momen ke titik C => Pa*(H/3) = Pp*(d/3)
P/(H/3) = 0,32 (6,4 + d)2(2/3*(6 + d)-1)
= 0,32 (6,4 + d)2 [0,667 (6,4 + d)-1 )]
= 0,32 (40,96 + 12,8d + d2) (3,3 + 0,67d))
= 12,97 + 4,05d + 0,32d2)+(3 ,3 + 0,67d))
= 42,37 + 21 ,89d + 3,74d2 + 0,2ld 3 • •• • • •• .• •• • (1 )

Rekayasa Fondasi
156 untuk Program Vokasi
p *(d/3) = 2,850d2(5,4+2/3d)
11
= l5 ,390d2 + l ,9d3 ..... ......... (2)

( 1} .......... (2) => l ,69d3+ l 1,65d2 -2 l ,89d-42,4 = 0

Penyederhanaan =d 3+6,9d2- 12,96d-25,09=0

dengan cara trial and error nilai d =2,47m.

Nilai FK=l ,2
Panjang d =2,4 7* l ,2=2,96m
Panjang turap keseluruhan =(6+d) = 8,87m

Diskusi: dari kedua contoh soal di atas, turap tanpa angker lebih
panjang (d=l2,33m) dibandingkan dengan turap berangker
(d=8,87m).

6.5 PERANCANGAN DINDING TURAP


Sejalan dengan perkembangan ilmu mekanika tanab, cara
perhitungan sederhana beralih ke metode perbitungan yang lebih
mendalam tentang perhitungan tekanan tanah aktif dan pas if di belakang
turap, baik pada tanah granular ataupun pada tanab kohesif. Bekerjanya
tekanan tanah pada dinding turap yang kaku sempurna dapat diterangkan
pada gambar berikut.

t+---- Pa - - Pa

Po .---

a) Aksi tekanan tanah (b) Distribusi tckanan (c) Penycdcrhanaan distribusi


tanah ke turap telcanan tanah

Gambar 6.5 Turap bebas dan turap berangker

BAB6
Tembok Penahan Turap 157
Akibat pengaruh tekanan tanah aktif olch tanah di bclakang
turap. turap berputar pada titik B. Tekanan tana h yang tc1:jadi di bagian
belakang BC dan depan BO berupa tekanan tanah pasi r Pada titik torasi
B. karena tanah tidak bergerak. titik ini akan mengalami tekanan yang
sama dari depan dan belakang. Jadi, tekanan tanah lateral pada titik B
tersebut akan sama dengan nol.

6.5.1 Turap Kantilever pada Tanah Granuler


Distribusi tekanan tanah pada turap yang terletak pada tanah
granuler homogen terlihat pada gambar 6.6. Bila tanah berlapis, diagram
tekanan tanah akan berbeda. Narnun prinsip perancangan tetap sama.

I
H Tanah granuler

\ Tekanan pasif
'
'
•-
\
\
\
\
'
\
\
''
Pp , ' ' \
\
\
\

cr ,
p
T ekanan pasif netto

Gambar 6.6 Distribusi tekanan tanah pada tanah granuler

Karena turap terletak pada tanah granuler, muka air tanah


mempunyai ketinggian yang sama di bagian depan dan belakang turap.
sehingga distribusi tekanan dapat ditentukan dari nilai Ka dan Kp.
Lokasi saat tekanan sama dengan nol (titik putar) akan terdapat pada
jarak a dari permukaan galian:
, a q.Ka
------- .................................................................. 6. 1
r' (Kp-Ka)

Rekayasa Fondasi
158 untuk Program Yokasl
diperolch pcrsamaan untuk menghitung jarak z:

d'ari "'F
~ h
= P a + Pp ' - Pp = 0

sehingga p +
a
(u P + u P ') 22 _ pr2y = o
Penyelesa ian persamaan di atas:
u Y -2Pa
z = P
up +up,
• ·········· ·· ··· · ··· ·· ····· ········· ··· ········ ··· · ·········· ···"········ ·· 6.2

dengan mengambil L Mdasar turap = 0

atau:

6P a (Y + y) + (P p + P p ') z2 - P p Y2 = 0

dengan substitusi z ke persamaan di atas:

6P (Y + y) + (
a P +P '
p
l
p
j (cr 2 Y 2 - 4P YP + 4P
p pa a
2
) - P Y2 = 0
p

Jika dikalikan dengan (Pp + P p'):

6(P p + P p
' )P
a
(Y + y) + P p2Y2 - 4P p
YPa
+ 4Pa2 - Pa2Y2 - Pap
P 'Y2 = O

Selanjutnya dengan substitusi P p = y'(Kp - Ka)Y = CY

6P a (CY 2 + CYy + P p ' Y + P p ' y) - 4CY2 Pa + 4Pa2 - CY3p p '= 0

Bila dibagi dengan - C.P p '

Y 3 - ( -2Pa Y 2 - 6P
pp '
j n
( -Y + Y -1
pp ' C
j- 2Pa
- - (?- Pa+ 3er ' Y)-
C.P ,
p
- 0 ···· (3)
P

BAB6
Tembok Penahan Turap 1 59
dengan:
C = y'(KP- K 0
)

aJl' = yh\\'Kp + y'Kp(H + D - hIV) - y' K0 (Y + a)

q'K
a= n ................. ... ..... .... ............ .. .. .. . ... ...... ... ...... .. ..... 6.3
y'(Kp- K3)
q'Ka = [(yhw + y'(H- h"')]Ka
dengan memperhatikan gambar (a) di bawah ini:
p = pl + p2+ p3+ p4
a

pl = ½ Knyh/
f p2 =yhWK8 (H-h) IV

p_ = ½ K i(H- h )2
j a w

(q'KJ2
Pa4 =
2y'(KP-KJ
Penyelesaian dari persamaan (3) dilakukan dengan cara coba-
coba, sehingga didapat nilai pp, pp ', a, z dan sebagainya. Sehingga,
.. dihitung Y dan D.

I Perkiraan awal mulai penetrasi D (Teng (dalam Hardiyatmo,
I
C.H, 2003)) ditunjukkan dalam tabel di bawah.

Tabet 6.1 Kedalaman turap D berdasarkan kerapatan relatif Dr

Kerapatan relatif (Dr) Nilai N - SPT Kedalaman penetrasi turap D


Sangat padat > 50 0,75 H
Padat 31 - 50 1,00 H
Sedang 11 - 30 1,25 H
Tidakpadat 5 - 10 1,50 H
Sangat tidak padat 0- 4 2,00 H

Rekayasa Fondasi
160 untuk Program Vokasi
Dnri L Mo (titik pada gaya lintang V = 0) diperoleh.

M"'"" = r ., <y + xJ ( ; ) P,, = r,, ( y + x>- P, ( ; J


a tau Mmak·, = Pa(y -1- 2/3x) ....... ................... .. .. .... .. .. ... ... ........ ...... 6.4

ilai x didapat dari kescimbangan gaya arah horizontal. sehingga :


I

x= (r'(K:P~K,)J' ............................ . . . . . . . . . ....... . . .....6.5

c,__ -

H 1-1 ----
P,
y

a a

(a) 0
V = O
"-./ Mrnak,
lKp2 - K,,2)Jy·

(b)

Gambar 6 .7 Tekanan tanah aktif dan gaya-gaya di atas titik gaya lintang = O

6 .5.2 Turap Kantilever pada Tanah Kohesif


Distribusi tekanan tanah pada turap yang terletak pada tanah
kohesif homogen, diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Bila
tanah berlapis, diagram tekanan tanah akan berbeda. Namun prinsip
perancangan tetap sama. Pada kondisi runtuh, tekanan tanah aktif
dinyatakan oleh: a a = y z Ka - 2cK/' dan tekanan tanah pasif dinyatakan
oleh : a p = y z K P + 2cKp½ . Pada tanah kohesif jenuh ~ = 0, K a = KP = 1.

BAB 6
Tembok Penahan Turap 161
2c
--~------,.,.....................~-~-
\
\

2cly,
\

' \
z

2c
\ l' - ~ a r i s tekanan
\~ tanah aktif:
\ cra = yz - 2c
\
K \
\
\

Gari" t:ekanan pasif: 4c + q'


CJp =-y(z- H) + 2c

Gambar 6.8 Turap kantilever pada tanah kohesif

Sehingga tekanan t.anah pasif di depan turap:


ap =y(z-H) + 2c untuk z > H

-

Tekanan aktif di belakang turap:
aa =yz-2c
dengan :

z = kedalaman t.anah di bawah permukaan tanah urug.


c = kohesi.
y = berat volume efektif.

H = tinggi tanah yang berada di atas dasar galian.


Karena kemiringan garis-garis tekanan aktif dan pasif sama (Ka =
KP= I), tahanan neto pada sisi depan turap besarnya akan konstan, untuk
tanah yang berada di bawah galian pada bagian turap yang bergerak ke
kiri,yaitu: ap-cra=(2c) -(q' - 2c) = 4c - q'

Bekayasa fondasi
162 untuk 'Plogram Vokasi

. ..
,
Pada bagian bawah turap, di mana turap bergerak ke belakang.
tahanan pasi f neto:
CJ - CJ
p a
= (yz + q' + 2c) - (yz - 2c) = 4c + q'
Titik K dan kedalaman penembusan turap D dipilih sedemikian
rupa, sehingga harus memenuhi kriteria berikut:
• Jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol (L H = 0)
p a + (P p ' - P p) = 0 (lihat gambar)
p + (a/2(4c - q' + 4c + q')) - O(4c - q') = 0
a

Pa + 4ca - D(4c - q') = 0


Sehingga :
_ D(4c -q')-Pa
a - --''-------'--- ................................................................... 6. 6
4c
• Jumlah momen di sembarang titik sama dengan nol:
P a(y + D) + (a/3)P P' - (D/2)PP = 0
P/y + D) + (a2/3)(4c) - (D2/2)(4c - q') = O
Dengan y = jarak resultan gaya-gaya tekanan tanah aktif di atas
dasar galian.
Substitusi nilai a ke persamaan di atas, sehingga diperoleh persamaan
untuk menentukan kedalaman turap D.
2
D 2 (4c - q')- 2DPa - ( pa (l cy+ pa )J = 0 ............................... 6.7
2c+q'

• Mornen rnaksimum terjadi bila gaya lintang V = 0,


Mmaks = Pa(x + y) - (4c - q')(x) (x/2)

BAB6
Tembok Penahan Turap 163
H

Pa
4c - q' y
A
X

l,

Gambar 6.9 Turap bebas dan t urap berangker

Keseimbangan horizontal, I FH = 0
pa
x=
4c-q'

Sehingga:

.... =r.{(4c\)+y-0,5 4c~q.} . . . .. . ..... . ... . . . ... . 6.8


M
6.5.3 Turap Kantilever pada Tanah Kohesif Diurug Tanah
Granuler
Metode di atas juga dapat diterapkan pada turap yang dipancang
dalam tanah lempung dan diurug dengan tanah granuler. Perbedaannya
hanya pada tekanan tanah aktif di atas galian, di mana nilai: Pa = Kayz.
Distribusi tekanan tanah pada turap diperlihatkan pada gambar 6. 10

Rel(ayasa Fondasi
16 4 untukP.J"ogram Vokasi
Tanah
granuler
H

Tanah
D kohesif

4c+ q'

Gambar 6. 10 Tu rap kantilever pada tanah kohesif diurug tanah granuler

Bila tanah berlapis-lapis, diagram tekanan tanah akan berbeda.


Namun prinsip perancangan tetap sama.

6.5.4 Dinding Turap Diangker Metode Ujung Bebas


Kedalaman turap di bawah dasar galian dianggap tidak cukup
untuk menahan tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap.
Anggapan analisis stabilitas turap diangker dilakukan dengan metode
ujung bebas. Turap merupakan bahan yang sangat kaku dibandingkan
dengan tanah di sekitarnya, dan turap dianggap berotasi dengan bebas
pada ujung bawahnya, sehingga tidak diizinkan bergerak secara lateral
di tempat angker.
1. Turap pada tanah granuler
Diagram tekanan tanah yang bekerja pada dinding turap yang
diangker diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

BAB6
Tembok Penahan Turap 165
Tanah
Granuler
D

Gambar 6.11 Turap angker pada tanah granular

Dari gambar di atas, jarak y dapat dihitung dengan:


q'Ka2+ yy}(a2 -yy2KP2= O
q'Ka
y = Y'2 (KP2- 1Ka2) .................................................................. 6_.9

dengan:
q' = :EyiHi = tekanan tanah pada dasar galian
y2 = berat volume tanah di bawah dasar galian
Kp2, Ka2 = Koefisien tekanan tanah pasif dan aktif pada tanah di
bawah dasar galian
Dengan menghitung momen terhadap angker sama dengan nol,
diperoleh:
LPS- P/ H2+ b + y +½DI)= 0
Dengan: PP = ½ D1 (Kp2 - Ka2)D 1y2
LPa - ½ D/y/Kp2 -Ka2)(H2 + b + y + ½D1) = Gaya pada angker
T + Pp - Pa = O
T = Pa - ½ D/y/Kp2 - Ka) ....................................................... 6.10

Rebyasa Fondasi
166 untuk Program Vokasl

..
.,
2. Turap pada tanah kohcsif
Diagram tekanan tanah yang bekerja pada dinding turap yang
diangker diperlihatkan pada gambar di bawah.

Tekanan tanah di bawah dasar galian:

crP - cra = zyKp + 2c✓Kp - (zyKa - 2c✓Ka + q' Ka) ................. . 6. 11

Karena tanah kobesif, ~ = 0

Ka =Kp = 1, sehingga:

(jp - (ja = 4c - q' ......................................................................... 6. 12


Momen gaya-gaya PP dan Pa terhadap angker:

LPa- P p(Hw + b + ½D)=O ........ .............................................. 6.13

Pasir
H

Lempung
D

Gambar 6. 12 Turap angker pada tanah kohesif

Dengan Pr = (4c - q')D,

LP a - (4c - q')(Hw+ b + ½D)D = 0

Gaya pada angker:


T=Pa-(4c - q')D ................................................................... 6.14

BAB6
Tembok Penahan Turap 167
6.5.5 Blok Angker
Blok angker yang juga disebut "dead man", dapat dibuat dari
beton bertulang. Blok angker umumnya berpenampang bujur sangkar
dan dengan panjang tertentu (gambar 6.13a).

Tanil asl
!<"{"'' "''' "\
M.Jka tanah
'. / Garis galian
Batq ~ -ID' Batang angker

Oindilg baja, kayu


ataJ betm

(c)

lnjeksl semen

Gambar 6.1 3 Macam-macam cara pengangkeran.

Pengangkeran juga dapat dilakukan dengan membuat sistem


kelompok tiang pancang yang dirancang kuat menahan gaya lateral
(gambar 6.13b). Selain itu, struktur tieback juga sering digunakan
sebagai angker tieback banyak digunakan untuk penahan tanah pada
galian dalam. Untuk menghitung tahanan tieback (Bowles, 1996):
Tu= nDL(yd2K tg 8 + Ca)

dengan:
D = diameter nominal yang diinjeksi semen (m)
L = panjang bagian angker yang diselimuti semen (m)

Rekayasa Fondasi
168 untuk,Program YQkasi
y = berat volume tanah (kN/m3)
K = koefi sien tekanan tanah lateral (Ka<K<Ka)
0 = sudut gesek antara injeksi semen dan tanah sekitamya
2
Ca = adhesi antara tanah dan zona yang diinjeksi semen (kN/m )

Diameter nominal (D), biasanya ditentukan berdasar volume


beton yang diinjeksikan.

Contoh 6.2
Diketahui turap pada gambar di bawah ini:

Pasir 1 :
"fl =20kN/ ml
~I = 32°
C1 = 0
5
Pa

\
Pasir 2 :
D I "fut= 18 kN/ ml
\
I ~2 = 30°
I
I C2= 0
I
I

Tentukan panjang turap yang dibutuhkan dan momen maksimum.

Penyelesaian:
Tarrah urug berupa pasir 1:
Ka1 = tan2 ( 45 - 32/2) = 0,307
KP1 = tan2 ( 45 + 32/2) = 3,25
Tanah galian berupa pasir 2:
Ka2 = tan2 (45 - 30/2) = 0,33
KP2 = tan2 ( 45 + 30/2) = 3,00

BAB6
Tembok Penahan Turap 169
Karena tanah urug tidak berlapis. maka:
q'Kal = Y1HKftl = 20 X 5 X 0,307 = 30,7 kN/m2
C = Y2'(KP2 - Kn2) = 8,2 x (3 - 0.33) = 2 1, 87 kN/m 3
a = 30.7 I 21,87 = 1,40 m
pa =½ <\1H +½ (\28 =½ q'Ka,H +½ q' Ka2a
= ½ X 20 X 5 X 0,307 X 5 + ½ X 20 X 5 X 0,33 X 1,4
= 76,75 + 23,1 = 99,85 kN/m
Menentukan y dengan L Mo = 0,(+t)
Pa Y = ½ cra,H (a+ H/3) + ½ cra2 a (2a/3)
99,85y = 76,75 X (1,4 + 5/3) + 23,1 (2 X 1,4 / 3) = 256,93
y = 256,93 / 99,85 = 2,6 m
dari persamaan:
cr/ = y1HKP 1 + y/KP/Y + a) - y/Ka/Y + a)
= 20 x 5 x 3,25 + 8,2 x (Y+ 1,4) (3 - 0,33)=325+2 l ,89 (Y+ 1,4)
= 355,65 + 21,89 Y
dan
2
Y - -3 Y ) -6P +( -YY - -
2Pa- ( 2Pa
1) - - ( 2Pa +3ap ,y ) -_ 0
a
C\ ccI
O"P
I
crp
I

dengan cara coba-coba diperoleh nilai Y = 6,663 m


sehingga nilai: a'=
p
355,65 + 21,89 Y = 355,65 + 21,89 X 6,663
= 501,5 kN/m 2
dan D = Y + a= 6,663 + 1,4 = 8,063 m
kalikan D dengan faktor aman 1,2:
D' = 1,2 x 8,063= 9,68 m dipakai 9,75 m

Rekayasa Fondasi
170 untuk Program Yokasi
Panjang turap yang dibutuhkan = 9,75 + 5 = 14,75 m

Menentukan Mmaks'
M maks = Pa(y + 2/3x)
V2 I,
1
2Pa 2 X 99,85
x= ( y, '(K. 2
- K,,)J =( 21,87 J
x= 3 m
Sehingga, Mmaks = 99,85(2,6 + 2/3 x 3) = 459,3 l kNm

Contoh 6.3
Gaya yang harus ditahan oleh tieback T = 300 kN. Diameter
nominal batang diinjeksi semen D = 30 cm. Karakteristik tanah di
sekitar tieback, y = 16 kN/m 3 , dengan kohesi c = 30 kN/m2 dan 0= 20°.
Kedalaman batang angker d 2 = 5 m, faktor adhesi ad =0,7. Hitung faktor
aman terhadap keruntuhan batang angker.

MIJ<atanah

Tieback
Ch=7,5m

3
Tanah: "f = 16 kN/m
C: ~ kN/m:l; cp: 20°

Secara pendekatan:

K = Ko = 1-sin 20° = O 66
'
BAB6
Tembok Penahan Turap 17 1
Adhesi:
Ca = ad.Cu = 0, 70.30 = 21 kN/m2
Tahanan batang angker ultimit
Tu = nDL (yd2Ktan8 +c)
300 = rrx0.3,L ( l 6x5 X 0.66x tan20 + 2 I)
300 = 37,9 L
Diperoleh L = 7,5 m
Panjang batang angker total= 5 + 7,5 = 12,5 m

..,
Rangkuman

• Dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi


untuk menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam
lubang galian.
• Banyak digunakan pada penahan tebing galian sementara, bangunan-
bangunan di pelabuhan, dinding penahan, dan bendungan elak.
• Jenis turap dibagi menurut segi konstruksi (turap tanpa angker
dan turap dengan angker), serta jenis turap menurut segi bahan
(turap kayu, baja, dan beton bertulang).
• Turap tanpa angker digunakan untuk perbedaan tinggi tanah (h)
yang tidak terlalu besar dan sering digunakan untuk pekerjaan
yang bersifat semipermanen.
• Turap dengan angker digunakan untuk beda tinggi tanah yang
ditahan (h) yang cukup besar. Stabilitas konstruksi diperoleh
dari jepitan tanah di bagian konstruksi turap yang tertanam di
bawah tanah, dan dibantu adanya konstruksi angker.
• Dinding turap kantilever merupakan turap, yang dalam menahan
beban lateral, mengandalkan tanahan tanah di depan dinding
defleksi lateral dalam relatif besar. Dinding turap kantilever hanya
cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian sedang.

Rekayasa Fondasl
172 untuk Pro9ram Vokasi
Dinding turap diangkcr cocok untuk menahan galian yang dalam,

tetapi masih bergantung pada kondisi tanah . Menahan beban
lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang
terpancang dalam tanah, dibantu angker yang dipasang pada bagian
atasnya.

Tinjauan Ulang

Soal 1
Diberikan sketsa turap bebas lengkap dengan diagram tekanan
tanah aktif dan tanah pasif. Hitunglah kedalaman yang diperlukan:
Given:
T = 18 . 0 kN / m Q = 12 0 kN/rtl
y s = 8 . 19 kN/ m 3
p,
4> = 32 •

Soa12
Diberikan sketsa turap berangker lengkap dengan diagram tekanan
tanah aktif dan tanah pasif. Hitunglah kedalaman yang diperlukan:

q = 16.75 kN/m

1.2m 1 = 19.0 kN/m 3


ls = 9.2 kN/m 3
H = 6.7m
♦ = 32·
P, I P,

0
I
p. I p,

BAB6
Tembok Penahan Turap 17 3
Soal3
Tu.rap dengan angker yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

-----. ::;f---.. . An-._k__~-~-.. .. T _-

L
6m

C
Tanah
.. D Granuler

Parameter data tanah;


di atas galian: y
d
= 13 kN/m3' ysat = 19' 8 kN/m 3' th
'I'
= 30°' c = 0 kPa
di bawah galian: ysat = 19' 8 kN/m3,'t'th = 33°' c = O kPa
Tentukan kedalaman turap dengan cara ujung bebas dan ujung tetap, dan
hitung gaya pada angker.

Rekayasa Fondasi
174 untuk Program Vokasi
BAB7
FONDASI TIANG

7.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi seputar fondasi tiang,
mahasiswa diharapkan dapat:
• Mengetahui secara umum tentang definisi fondasi tiang, jenis, dan
pemilihan tipe fondasi tiang.
• Memahami fungsi fondasi dalam.
• Memilih tipe fondasi dalam sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

7.2 PENDAHULUAN
Secara umum, bangunan fondasi berfungsi untuk meneruskan
gaya yang diterimanya ke tanah dasar fondasi. Fondasi dalam (dept
foundation) umumnya digunakan apabila lapisan tanah kuat (keras) dan
terletak sangat dalam. Berdasarkan ketentuan umum, pemilihan tipe
fondasi dapat dilakukan sebagai berikut :


0/8 < 4 ➔ fondasi telapak

4 ~ 0/8 < 10 ➔ fondasi sumuran

Df 0/B 2!: 10 ➔ fondasi tiang

di mana : D = kedalaman fondasi


►I

Gambar 7 .1 Kriteria umum pemilihan tipe fondasi

Fondasi tiang digunakan pada dunia konstruksi bangunan


bawah (sub const111ction), baik pada bangunan gedung atau bangunan

il
jembatan, dengan tujuan meneruskan beban bangunan yang terletak di
atas tanah lunak/air ke lapisan tanah pendukung yang kuat. Selain itu
juga bertujuan untuk:
: ~
'I
'
·•
., 1. Memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung beban
..
I ,
bangunan melalui gesekan dinding tiang dengan tanah sekitar
(lapisan tanah keras relatif dalam).
2. Menahan beban horizontal dan beban yang arahnya miring (misalnya
dinding penahan fondasi dermaga).
3. Menahan beban bangunan untuk tanah mengembang (expansive
soil) akibat kembang-susut tanah karena perubahan musim tropis
(kemarau-hujan).
4. Mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air (misalnya abutment jembatan).
5. Memadatkan tanah pasir sehingga kapasitas dukung tanah
meningkat.

Rekayasa Fondasi
176 untuk P109ram Vokasi
-----..---- -- ·

7.3 TIPE-TIPE FONDASI TIANG


Berbagai tipe fondasi tiang sangat tergantung pada beban yang
bekcrja pada fondasi tcrscbut, seperti kondisi tanah sekitar, bahan
fondasi yang ada, dan cara-cara pelaksanaan pemancangan_

swelling soil
tanah lunak

stable soil

t
(a) (b) (c) (d)

daerah erosi
-
-.tanah pasir

(e) (g)

Gambar 7 .2 Beberapa kondisi lokasi penggunaan fondasi tiang

Berikut adalah perbedaan tipe fondasi tiang pancang yang ada di


lapangan dan lazim digunakan.

a. Cara tiang meneruskan beban


1. Tiang tahanan ujung (End/Point Bearing Pile), yaitu tiang yang
meneruskan beban melalui ujungnya, menuju lapisan keras/
baik dengan kuat dan dukungan tinggi.
2. Tiang gesekan (Friction Pile), yaitu tiang yang meneruskan
beban melalui gesekan antara pennukaan tiang dengan tanah
sekelilingnya (untukjenis tanah pasir/nilai kuat gesekannya [<I>]
tinggi).
3. Tiang lekatan (Adhesive Pile), yaitu tiang yang meneruskan
beban melalui lekatan antara pennukaan tiang dengan tanah
sekelilingnya ( untuk jenis tanah lempung/nilai kohesinya [c]
tinggi).
BAB7
Fondasi Tiang 17 7
dituan~adukan bebn

l r r r• .• .·••r penulangan
tiangpejal/ujung tiang adukan beton
tertutup berlubang

f (b)
(c)
(a)

Gambar 7 .3 Beberapa tipe tiang pancang berdasarkan perpindahan volume


tanah akibat proses pemancangan

b. Perpindahan volume tanah akibat pemancangan


I. Tiang perpindahan besar (Large Displacement Pile), yaitu
tiang pejal/berlubang dengan ujung te1tutup yang dipancang ke
dalam tanah sehingga terjadi perpindahan volume tanah yang
cukup besar. Misalnya tiang kayu, tiang beton pejal, tiang beton
prategang, dan tiang baja bulat yang tertutup pada ujungnya.
2. Tiang perpindahan kecil (Small Displacement Pile), yaitu tiang
dengan ujung terbuka yang dipancang ke dalam tanah, sehingga
perpindahan volume tanah relatif kecil. Misalnya tiang beton
berlubang dengan ujung terbuka, tiang baja H, tiang baja ujung
terbuka, dan tiang ulir.
3. Tiang tanpa perpindahan (Non Displacement Pile), yaitu tiang
yang dipasang di dalam tanah dengan cara menggali atau
mengebor tanab. Misalnya tiang bor (tiang beton yang dicor
Iangsung di dalam Iubang basil pengeboran tanah) atau pipa
baja diletakkan dalam lubang kemudian dicor dengan beton.
I
Beberapa tipe tiang pancang berdasarkan perpindahan volume
tanah akibat proses pemancangan gambar 7.3. Sedangkan gambar
7.4 menunjukkan panjang maksimum dan beban maksimum untuk
berbagai jenis tiang yang umum (Carson (dalam Murthy 2008)).

Rekayasa Fondui
178 untuk Program Vokasi

....
3oton 60ton 50 ton 8oton 80ton 100ton

= =
8 8

tiang kayu
cor di tempat

tiang pipa cor dalam beton


selubung pracetak

-
tiang pipa profil H

silinder pratega g

Gambar 7 .4 Panjang dan beban maksimum untuk berbagai macam t ipe tiang
(Carson (dalam Murthy 2008))

TiaogTurap

Pembeba ■ IA Tiaog
Dasar
Penggunaai
Berdasarkao Bebao Ujuog Tiaog
Fungsinya
Bebao Geseno Tiaog

Bebu Pemadatao
Fondasi Tiang Tiaog

Dasar TiaogKayu
Penggunaan
Berdasarkan TiaogBetoa
Material du
Metooe Tiaog Baja
Pelaksaaaaaya
Tia ■ gKomposit

Gambar 7 .5 Berbagai macam material tiang

BAB7
Fondasi Tlang 179
c. Bahan tiang pancnng
Ada beberapa jenis material tiang pancang yang digunakan di
lapangan. antara lain:

1. Tiang... kayu
.
a) Beban yang dapat dipikul relatif keciL untuk tiang tunggal
beban yang dapat diterima berkisar 270 - 300 kn.
b) Ukuran tergantung klasifikasi bahan dan beban yang
diterima umumnya 0 I5 - 25 cm, dengan panjang berkisar
antara 6 - 8 m.
c) Sifat tiang mudah rusak akibat serangga atau terletak pada
peralihan kondisi terendam dan kering.
d) Dalam pelaksanaan pemancangan, bagian kepala dan ujung
tiang diperkuat dengan besi agar tidak hancur.
2. Tiang beton
a) Tiang beton pracetak (Precast Reinforce Concrete Pile)
• Beban yang dapat dipikul relatif besar, untuk tiang
tunggal berkisar 300- 800 kn.
• Ukuran tiang disesuaikan dengan alat transport yang
ada (trailer) dan kemampuan mesin pemancang yang
tersedia. Untuk tiang tidak berlubang (secara umum):
0 20 - 60 cm, panjang 20 - 40 m, sedangkan untuk
tiang berlubang: 0 ~ 140 cm, panjang ~ 60 m.
• Bentuk penampang berupa lingkaran, persegi empat,
segitiga, dan oktagonal (segi delapan).
• Tiang dirancang agar mampu menahan gaya dan mo men
saat pengangkatan, tegangan saat pemancangan,
dan beban yang harus dipikul dari struktur yang
direncanakan.

Rekayasa Fondasi
180 untuk Program Vokasi
b) Tiang beton pratekan (?recast Prestressed Concrete Pile)
• Beban yang dapat dipikul relatif besar daripada tiang
beton pracetak.
• Ukuran tiang dapat lebih baik daripada tiang beton
pracetak.
• Bentuk penampang umumnya Iingkaran, berlubang
dengan ujung tiang tertutup.

c) Tiang beton cor di tern pat (Cast in place piles)


Tiang tipe ini dilakukan dengan membuat lubang terlebih
dahulu. Ada dua tipe tiang beton ini:
• Tiang yang terselubung pipa, yaitu pipa dipancang
terlebih dahulu kemudian lubang pipa dimasukkan
adukan beton, dan pipa ditinggal dalam tanah.
Misalnya standar Raimond.
• Tiang yang tidak terselubung pipa, yaitu pipa dipancang
terlebih dahulu, kemudian sambil pipa ditarik lubang
pipa dimasukkan adukan beton. Misal tiang Franki.

3. Tiang baja
a) Beban yang dapat dipik:ul sangat besar. Untuk tiang tunggal
dapat menahan be ban hingga 1000 kn.
b) Umumnya berbentuk pipa (baik yang terbuka/tertutup),
profil H, WF (I), segi enam, dan lain-lain.
c) Kelemahannya adalah bersifat korosif terhadap asam dan
arr.
d) Mudah dalam pelaksanaan pemancangan dan penyam-
bungan.
e) Untuk menembus jenis-jenis tanah keras, ujung tiang diberi
sepatu agar tidak mudah rusak.

BAB7
Fondasi Tiang 181
4. Tiang komposit
Merupakan kombinasi antara dua material yang bcrbcda
(misalnya kayu- beton. baja- beton). Kombinas i bahan tiang
pancang/tiang bor ini dilakukan untuk mengatasi permasa lahan
pada kondisi tanah tertentu (misalnya untuk tanah koros i f perlu
kombinasi baja- beton, problem pembusukan tiang kayu dapat
diatasi dengan kombinasi kayu- beton).

7.4 PENGGOLONGAN FONDASI TIANG


PANCANG
Fondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian
bahan, cara tiang meneruskan beban, dan cara pemasangannya.

7.4.1 Pemakaian Tiang Berdasarkan Bahan


Tiang pancang berdasarkan penggunaannya dapat dibagi ke
dalam beberapa kategori (Bowles, 1996).
I. Tiang Pancang Kayu

• Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan


sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang
kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah
dipotong dengan hati-hati. Biasanya diberi bahan pengawet
dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian
runcing. Kadang, ujungnya yang besar didorong untuk tujuan I
khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek, di mana tanah
tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Pemakaian
tiang pancang kayu ini biasanya tidak diizinkan untuk menahan
muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.
• Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan
daerah-daerah yang memiliki banyak hutan kayu, seperti
daerah Kalimantan. Hal ini karena di daerah tersebut mudah

Rekayasa Fondasi
182 untuk Program Vokasi
mempero le h balok/tiang kayu panJang dan lurus, dengan
diameter cukup besar untuk digunakan sebagai tiang pancang.

Gambar 7 .6 Tiang pancang kayu

2. Tiang Pancang Beton


a) ?recast Reinforced Concrete Pile
• ?recast reinforced concrete pile adalah tiang pancang
dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan
beton (bekisting). Setelah cukup kuat, lalu diangkat dan
dipancangkan. Karena tegangan tarik beton termasuk kecil,
praktis, dan dianggap sama dengan nol, sedangkan berat
dari beton termasuk besar, tiang pancang beton ini harus
diberi penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk
menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu
pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri
adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor
di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk
transpor.

• Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50


ton untuk setiap tiang). Hal ini tergantung dari dimensinya.
Dalam perencanaan tiang pancang beton precast, panjang

BAB 7
Fondasl Tiang 183
tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau panjang dari
tiang ini kurang, terpaksa harus dilakukan penyambungan.
Hal ini cukup sulit dan banyak memakan waktu.
Keuntungan pemakaian Precast Concrete Rei,?forced Pile
• ?recast Concrete Reinforced Pile mempunyai tegangan
tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang
digunakan.
• Tiang pancang ini dapat dihitung sebagai end bearing
pile maupun fi-iction pile.
• Tiang pancang beton ini tidak dipengaruhi oleh tinggi
muka air tanah seperti tiang pancang kayu, sehingga tidak
memerlukan galian tanah yang banyak untuk poer.
• Tiang pancang beton dapat bertahan cukup lama, serta
tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang
convsive, selama beton dekking cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
• Karena berat, transpomya juga mahal. Oleh karena
itu Precast reinforced concrete pile ini dibuat di lokasi
pekerjaan.
• Tiang pancang ini dipancangkan setelah cukup keras.
Artinya rnemerlukan waktu lama untuk menunggu sampai
tiang beton ini dapat dipergunakan.
• Bila memerlukan pemotongan, proses yang dilakukan akan
lebih sulit dan ·memerlukan waktu yang Iarria.
• Bila panjang tiang pancang kurang (panjang dari tiang
pancang ini bergantung pada alat pancang (pile driving)
yang tersedia), akan sulit untuk melakukan penyambungan,
dan memerlukari alat penyambung khusus.

Rekayasa Fondasi
184 u~k'Program Vokasi

.....
- ~-------------------

b) ?recast Prestressed Concrete Pile


?recast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari
beton pratcgang yang mcnggunakan baja penguat dan kabel
kawat scbagai gaya prategangnya.
Keuntungan pemakaian ?recast prestressecl concrete pile
• Kapasitas beban fondasi yang dipikulnya tinggi.
• Tiang pancang tahan tcrhadap karat.
• Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi .
Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile
• Fondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
• Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
• Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk
disambung.

Gambar 7 .7 Precast prestressed concrete pile

c) Cast in Place Pile


F ondasi tiang pancang tipe ini adalah fondasi yang dicetak di
tempat, dengan cara membuat lubang terlebih dahulu dalam
tanah. Pembuatan lubang dilakukan dengan cara mengebor
tanah, seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan
tanah. Cast in Place dilakukan dalam dua cara:

BAB 7
Fondasl Tiang 18 5
• Dengan pipa baja yang dipancangkan kc dalam tanah,
kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa
tersebut ditarik ke atas.
• Dengan pipa baja yang dipancangkan kc dalam tanah,
kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa tersebut
tetap tinggal di dalam tanah.

Gambar 7 .8 Cast in Place

Keuntungan pemakaian Cast in Place


• Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjaan.
• Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada risiko rusak
dalam transpor.
• Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place
• Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekeliling-
nya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil
pengeboran tanah tersebut.

Rebyasa fondasi
186 untUk Program Vokasi
• Pclaksanaannya mcmcrlukan pcralatan yang khusus.
• Seton yang clikcrjakan secara Cast in Place tidak dapat
dikontrol.

3. Tiang Pancang Baja


Pada umumnya, tiang pancang baja struktur berupa profil baja gilas
biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Jika
tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan
beton, mutu beton tersebut minimum harus K.250.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena
terbuat dari baja, kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar, sehingga
dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya
patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi, pemakaian tiang
pancang baja ini sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang
pancang panjang dengan tahanan ujung besar.

Gambar 7 .9 Tiang pancang baja

Keuntungan pemakaian tiang pancang baja


• Tiang pancang ini mudah dalam penyambungan.
• Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
• Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan
bahaya patah.

BAB 7
Fondasi Tiang 18 7
Kerugian pemakaian tiang pancang baja:
• Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
• Bagian H pile dapat rusak atau dibengkokkan o leh rintangan
besar.
4. Tiang Pancang Komposit
Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari
dua bahan berbeda dan beke1ja bersama-sama sehingga merupakan
satu tiang. Fondasi tiang kadang dibentuk dengan menghubungkan
bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda,
misalnya dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu
tanpa perlakuan apa pun di sebelah bawahnya.
Biaya dan kesulitan yang timbul saat membuat sambungan,
menyebabkan cara ini sering diabaikan. Ada beberapa tipe tiang
komposit, antara lain:
a) Water Proofed Steel and Wood Pile. Untuk bagian di bawah
permukaan air tanah, tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu,
, sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui
bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air, karena itu
bahan kayu diletakkan di bagian bawah (selalu terletak di bawah
air tanah). Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan,
terutama jika tiang pancang ini menerima gaya horizontal yang
pennanen.
b) Composite Dropped in - Shell and Wood Pile . Tipe tiang ini
hampir sama dengan tipe di atas. Perbedaannya, ti pe ini memakai
I
shell yang terbuat dari bahan Iogam tipis dan permukaannya
diberi alur spiral.
c) Composite Ungased - Concrete and Wood Pile. Tiang komposit
tipe ini dipakai ketika Iapisan tanah keras dan terletak cukup
dalam, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan cast

Rebyasa Fondasi
188 untuk P,rogram Vokasi

...
in place concrete pile. Sedangkan kalau menggunakan precast
concrete pile terlalu panjang, sehingga akan menyusahkan
dari segi transpor dan biaya (mahal ). Muka air tanah terendah
sangat dalam, sehingga bila menggunakan tiang pancang kayu,
memerlukan galian cukup dalam agar tiang pancang kayu
tersebut selalu berada di bawah pennukaan air tanah terendah.
d) Composite Dropped - Shell and Pipe Pile. Dasar pemilihan tipe
tiang seperti ini adalah lapisan tanah yang keras dan terletak
cukup dalam (tidak dapat menggunakan cast in place concrete).
Muka air tanah terendah terlalu dalam kalau menggunakan
tiang komposit yang bagian bawahnya terbuat dari kayu.
e) Franki Composite Pile. Prinsip tiang hampir sama dengan tiang
franki biasa, perbedaannya terletak pada bagian atas, yaitu
menggunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil H dari
baja.

Untreated
Tiang Kayu
Treated with
Preservative

Pre-cast Piles
Tiang Beton
Material Cast- in-place Piles
Dasa1·
dan Metode
I-Section Piles
Konstruksi
Tiang Baja
Hollow Piles

Timber with Pre cast


Concrete
Tiang Komposit
Steel w ith Cast-In-Situ
Concrete

Gambar 7. 1 O Tiang berdasarkan material dan pelaksanaan tiang

BAB 7
Fondasi Tiang 189
7.4.2 Fondasi Tiang Pancang menurut Pemasangannya
Berdasarkan cara pemasangannya, fondasi tiang pancang dibagi
menjadi dua bagian besar, yaitu tiang pancang pracetak dan tiang
pancang cor di tempat.
1. Tiang pancang pracetak
Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan
dicor di dalam acuan beton (bekisting). Setelah cukup kuat, lalu
diangkat dan dipancangkan. Berdasarkan cara pemasangannya,
tiang pancang pracetak terdiri dari:
a) Cara penumbukan. Tiang pancang tersebut dipancangkan ke
dalam tanah dengan cara penumbukan oleh alat penumbuk
(hammer).
b) Cara penggetaran. Tiang pancang terse but dipancangkan ke
dalam tanah dengan cara penggetaran oleh alat penggetar
(vibrator).
c) Cara penanaman. Permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu
sampai kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan,
kemudian lubang tadi ditimbun lagi dengan tanah.
2. Tiang yang dicor di tempat (cast in place pile)
Tiang yang dicor di tempat (cast in place pile). Menurut teknik ini,
penggalian terdiri dari beberapa cara, yaitu:
a) Cara penetrasi alas. Pipa baja yang dipancangkan ke dalam
tanah, kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton.
b) Cara penggalian. Cara ini dapat dibagi berdasarkan peralatan
pendukung yang digunakan di Iapangan antara lain:
I) Penggalian dengan tenaga manusia. Penggalian lubang
fondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah
penggalian lubang fondasi yang masih sangat sederhana
dan merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilibat
dari cara pembuatan fondasi dalam, yang pada umumnya
hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu.

Rekayasa Fondasi
190 untulc Program Yokasi

I
2) Penggalian dengan tenaga mesm. Penggalian lubang
fondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah
penggalian lubang fondasi dengan bantuan tenaga mesin,
yang mem iliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih.

7.5 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


PEMILIHAN JENIS TIANG
Pemilihan jenis dan dimensi tiang pancang/tiang bor perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
l. Lokasi dan tipe bangunan.
2. Keadaan/kondisi tanah.
3. Daya dukung aksial dan lateral/horizontal.
4. Ketersediaan peralatan (alat pemancangan dan alat transpor).
5. Pertimbangan lingkungan (polusi suara, akses jalan dan gangguan
sewaktu pemancangan lainnya).
6. Ketahanan tiang (mulai dari pengangkutan, pemancangan hingga
beban bangunan bekerja) nilai ekonomis.

7.6 SYARAT-SYARAT DALAM PERENCANAAN


FONDASI TIANG
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perencana dan
pelaksana dalam perencanaan fondasi tiang adalah:
l. Behan yang diterima oleh fondasi tidak melebihi daya dukung tanah
maupun kekuatan bahan tiang. Hal ini untuk menjamin keamanan
bangunan.
2. Pembatasan penurunan yang terjadi pada bangunan lebih kecil dari
batas maksimum penurunan yang diperbolehkan dan tidak merusak
struktur.
3. Pengendalian atau pencegahan efek pelaksanaan konstruksi fondasi.
Misalnya getaran saat pemancangan, galian atau pekerjaan fondasi

BA87
Fondasl-Trang 1 91
yang lain. Hal ini untuk membatasi pergerakan bangunan atau
struktur lain di sekitar lokasi pekerjaan fondasi.

Rangkuman

• Mengenal berbagai jenis tiang pancang berdasarkan fungsi dan


bahan material yang digunakan di lapangan. Mulai dari fondasi
tiang dari bahan kayu. bahan baja dan bahan beton, beton pracetak,
serta tiang campuran dari beberapa material (tiang komposit).
• Pemanfaatan tianguntuk dijadikan sebagai_fondasi, yang 1neneruskan
.. beban ke dalam lapisan tanah keras, bergantung pada keadaan
lingkungan tempat fondasi tiang tersebut digunakan. Misalnya
tiang dari kayu cerucuk cocok hanya pada daerah Kalimantan atau
tiang baja tidak cocok untuk daerah tingkat korosifnya yang tinggi
(pinggir laut).

Tinjauan Ulang

I. Sebutkan ripe dan fungsi tiang berdasarkan pemilihan bahan yang


lazim digunakan pada pembangunan kepala jembatan (abutment)
atau pada pilar jembatan.
2. Jelaskan keuntungan dan kerugian berdasarkan pemakaian tiang
pancang.
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan tiang?
4. Sebutkan syarat-syarat perencanaan tiang pancang.

Rekayasa Fondasi
192 untuk Program Vokasi
I
I
I
I

,+
,
I
BABS
I DAYA DU KUNG TIANG

8.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi daya dukung tiang, mahasiswa
diharapkan dapat:
• Mengetahui secara umum penggunaan rumus-rumus daya dukung
tiang tunggal, baik pada lapisan tanah granular atau tanah non-
granular.
• Menghitung daya dukung tiang tunggal berdasarkan data investigasi
laboratorium dan data pengujian lapangan.

8.2 PENDAHULUAN
Perhitungan daya dukung tiang dapat dilakukan dengan
pendekatan statis dan dinamis. Hasil perhitungan statis kadang masih
memerlukan pengecekan, dengan cara melakukan pengujian tiang
untuk meyakinkan hasil. Adanya variasi kondisi tanah, tipe pelaksanaan
pemancangan, tipe tiang dicetak di luar (atau dicor di tempat), tiang
berdinding rata/gelombang, tiang terbuat dari baja/beton, dan lain
sebagainya. Semua faktor tersebut sangat mcmcngaruhi faktor gcsckan
antara dinding tiang dan tanah, yang pada akhirnya turut mcmcngaruh,
daya dukung tiang.

8.3 DAYA DUKUNG BERDASARKAN KEKUATAN


BAHANTIANG
Jenis bahan (material) fondasi tiang bergantung pada besamya
beban yang direncanakan, kondisi lapisan tanah pendukung, serta
elevasi muka air tanah. Kekuatan struktur tiang yang dilakukan tanpa
rnernperhitungkan pengaruh tekuk, menyebabkan daya dukung tiang
tersebut ditentukan oleh tegangan izin dari bahan tiang yang dipakai.
Hal tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
cr=P / A~cr ......................................................................... (8. 1)
cli mana:
cr = tegangan pada penampang tiang
cr = tegangan izin bahan dari tiang
P = beban total konstruksi bangunan atas
A = luas penampang tiang

8.4 DAYA DUKUNG TIANG STATIS


Perhitungan dilakukan berdasarkan penggunaan parameter-
parameter geser tanah (c dan ~), untuk menghitung kekuatan geser
tanab pendukung. Harga c dan ~ diperoleh melalui pengujian di
Iaboratorium maupun uji di lapangan. Secara umum, perhitungan statis
ini dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok utama, yaitu tiang tahanan
ujung (end bearing piles) dan tiang gesekan dinding/kulit (frection
piles) (terJihat dalam gambar 8.1).

Rekayasa Fondasi
194 untuk Program Vokasi
Q. Q. Q.
' • . l.1. ,, ... . • ,•";;.,, ~,: I
. ,•....: .. -::•.: • I

. . . .
' ...

Q, Q,
Weak
soH 1soilWeak Weak
3011

Q, p

O.""' Q, Q.""'Q~ Q. ~ Q,
(a) L• = depth of ponetralion (c)
into bearing itntum
(b)

Gambar 8 . 1 Daya dukung tiang daya dukung tiang end bearing piles
dan friction piles

1. Persamaan Umum Daya Dukung Tiang Tunggal


Kapasitas beban ultimit (batas/maksimum) suatu tiang merupakan
penjumlahan tahanan ujung bawah ultimit (Q) tambah tahanan
gesek (Q) antara dinding dan tanah dikurangi dengan berat sendiri
tiang (W p), dengan persamaan dasar:
Qu = Qp + Qs - WP .................................................................. (8.2)
Qau = Q,/SF ............................................................................ (8.3)
di mana:
Q u = daya dukung tiang ultimit (batas)
Q p = daya dukung ujung tiang
Qa11 = daya dukung tiang izin
Qs = daya dukung gesekan selimut tiang
W p = berat sendiri tiang
SF = faktor keamanan (safety factor)
Bagan gambar 8.2 memperlihatkan dasar penggunaan tiang pancang
berdasarkan fungsinya di lapangan.

BABS
Daya Dukung Tiang 195
Sh~t Pilcs/Tiimg Tura1>

1.-0ad BcarinR Pilcs/KR11astas Pcmbcbenan Tiang


Das1r
Pcmakaian
&Id Bearing Pilcs/Knpaslcns Ujung 11ang
Berdasarkan
fungsi
Friction Pilcs/KnpRSitRS Gcscrnn Frlksl 11ang

Soll Compeccor Pilcs/Tinng Pcmndnlkan Tanah

Gambar 8.2 Dasar penggunaan tiang berdasarkan tungsinya

2. Daya Dukung Ujung Tiang (QP)


Daya dukung ujung tiang secara pendekatan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan daya dukung ultimit fondasi dangkal,
sebagai berikut:

qP= QP =cp.Nc *+q.Nq *+0,5.y.D.Nr * ...... .............. .. ..... (8.4)


AP
di mana:
4p = tahanan ujung per satuan luas tiang [kN/m 2 ]
Qp = daya dukung ujung tiang [kN]
AP = luas penampang ujung tiang [m2]
c = kohesi tanah pada ujung tiang [kN/m2]
q = y. z = tekanan vertikal (overburden) pada ujung tiang
y = berat volume tanah [kN/m 3]
D = diameter tiang [m]
N/, N/, N/ = Faktor daya dukung yang memasukkan faktor
bentuk dan faktor kedalaman tiang (fungsi dari , <f>)
Dalam kenyataannya, nilai 0,5.y.D.Ny relatif kecil (diabaikan) dan
tekanan vertikal (overburden) merupakan tekanan vertikal efektif
(q'). Oleh sebab itu, persamaan (8.4) dapat ditulis menjadi berikut:
Qp = qp. AP = AP. (c.Nc * + q'.Nq *) .................... ................ ... . (8.5)
di mana:
QP = daya dukung ujung tiang [kN]
qp = tahanan ujung satuan perlawanan ujung tiang [k.N/m 2 ]

Rekayasa Fondasl
196 untuk Program Vokasi
A = luas penampang ujung tiang [m 2 ]
p
c = kohesi tanah pada ujung tiang [kN/m2]
q' = y' . z = tekanan vertikal efekti f pada ujung tiang [kN/m2]
y = berat volume tanah [kN/m 3 ]
N * N * = Faktor daya dukung yang memasukkan faktor bentuk
C ' q
dan faktor kedalaman tiang (fungsi dari sudut gesek tanah, $).

Selanjutnya akan dibahas cara menghitung daya dukung ujung tiang


berdasarkan cara Mayerhof, Vesic's, Janbu's, dan Coyle-Catello.

Mayerhof (1976)
Mayerhof menggunakan asumsi bahwa, menghitung daya dukung
ujung tiang meliputi:
1) Satuan perlawanan ujung tiang (q) pada tanah berpasir (granuler)
akan meningkat sesuai dengan ketebalan lapisan pendukung dan
mencapai harga maksimum pada L/ D = (L/ D)cr.
Lb adalah ketebalan tanah homogen yang sama dengan panjang
tiang (L) (lihat gambar 8.3).
2) Faktor daya dukung meningkat dengan L/ D dan mencapai
harga maksimum pada L/ D ~ 0,5.(L/ D)cr·
3) Faktor daya dukung Ne* dan Nq* (lihat gambar 8.3).

Unit point
.....-------,._,. resistzmce,
q,

UD=lt,ID

Gambar 8 .3 Unit perlawanan ujung tiang (q) tanah pasir homogen

BABS
Daya Oukung Tlang 197
Daya dukung ujung tiang pada tanah berpasir (granuler), c = o
adalah:
Qp= Clp . Ap= AP. q'.Nq* ....................................................... (8.6)
Harga Qp tidak boleh melampaui harga batas AP. qi, sehingga:
Qp = Ap . q'.Nq* ~Ap. ql .................................................. ....... (8.7)

TDblo 9.5 lnlcrpolatcd Valucs of


N: Based 00 MC)'Cthors Theory
um Sol 11c:Uon
IXI angle. ♦ (deg)
eoo 20 12.4
«xi 21 13.8
22 15.5
2J 17.9
200 24 21.4
25 26.0
26 29.5
100 11 34.0
II 28 39.7
ii 29 46..5
30 56.7
•• 40 31 68..2
~ 32 81.0
33 96.0
20 34 115.0
35 143.0
36 168.0
10 37 194.0
g
38 231.0
6 39 276.0
4 40 346.0
41 420.0
42 525.0
2 43 650.0
44 780.0
45 930.0

O 10 20 30 40 4S
Seil frictioe 113le, f'(deg)

Gambar 8.4 Nilai Nq• maksimum versus 0 (Mayerhof, 1976)

Sumber : Braja M Daas, Prinsiple offound foundation ed 8 2016

Harga perlawanan ujung batas (qi) adalah:


ql [kN/m2]= 50Nq*tan~ ...................................................... . (8.8)
di mana:
qi = perlawanan ujung batas (ultimit) [k.N/m2 ] atau [lb/ft2]
~ = sudut gesek dalam [ ]
0

Ap = luas penampang tiang [m2 atau ft]


Np = faktor daya dukung tanah
Rekayasa Fondasi
198 untuk Program Yolwi
Berdasarkan penyelidikan lapangan, Mayerhof menyarankan
besam ya perl awanan µjung batas (qi) pada tanah berbutir yang
homogen (L = Lb), menggunakan data Standard Penetration Test
(SPT) sebagai berikut:

qi [kN/m 2 ]=40.N.L/D~400 N ............................... ........ ........ (8.9)

di mana:
N - nilai SPT rata-rata di sekitar ujung tiang ( l 0.D di atas ujung
tiang dan 4 .D di bawah ujung tiang)
L - ketebalan tanah homo gen setebal L [ m]
D - diameter tiang pancang [ m]

Daya dukung ujung tiang pada tanah lempung jenuh, dengan


parameter sudut geser dalam ta_nah ($ ) = 0 adalah:

Q p = q p . A p = A p .c:NC*
dengan <j>=O dari grafik daya dukung Terzaghi diperoleh nilai Nc=9,
sehingga persamaan menjadi:

QP = 9 . cu . Ap·················· ·····................................................ (8.10)


di mana:
Qp = daya dukung ujung tiang [kN]
qp = tahanan perlawanan ujung tiang [kN/m2 ]
Ap = luas penampang ujung tiang [m2]
cu = kohesi tanah lempung di ujung tiang
Vesic's (1977)
Dalam analisisnya, Vesic's mengusulkan cara perhitungan daya
dukung tiang dengan teori expansion of cavities. Teori berdasarkan
parameter tegangan efektif adalah sebagai berikut:

Q p = q p . A p = A p . (c.NC* + crO'.Ncr*) ..................................... (8. 11 )

BABS
Daya Dukung Tiang 199
di mana:
cr11 ' = tegangan efektif rata-rata di bagian bawah ujung tiang

cr, •= ( I +!·K, } q' .............................................. ........... ... . (8. 12) I


K0 = koefisien tekanan tanah dalam kondisi diam = I - sin~

Ne* , Ncr* = faktor daya dukung tanah


Hubungan nilai Ne* pada rumus 8.13 menjadi:
N/ = (N/ - 1) . cot~ .......................................................... . (8.13)

Ncr*=/(I)
rr ............................................................................ (8.14)
Irr = reduce rigidity index for the soil

Irr= Ir .......................................................................... (8.15)


I+ Ir.~

Ir = rigidity index for the soil

I = Es = Gs ········· ····················(8.l6)
r 2.(1 + µs)(c +q '. tan¢) C + q '. tan¢

di mana:
Es = modulus elastisitas tanah
µs = angka Poisson s
Gs = modulus geser tanah
~ = regangan rata-rata pada daerah plastis di ujung tiang
Pacla kondisi ticlak acla perubahan volume (pada tanah pasir atau
lempung jenuh), ~ = 0, sehingga:
Ir = Irr .................................................................................... ; (8.17)
Harga Ne* clan cr clan harga Ir selengkapnya dapat dilihat pada
0
' ,

tabel 8.1 clan tabal 8.2 berikut:

Rekayasa Fondasl
200 untuk Ptogram Vokasi

....
Tabet 8.1 Harga I,

No. .Jenis Tanah Ir


I. Pasir (DR = 0,5 - 0,8) 75 - 150
2. Lanau dan lempung (drained condition) 50 - I 00
3. Lempung (undrained condition) I 00 - 200

Tabel 8.2 Harga NC* dan N0 *

I
rT

JO 20 40 60 80 100 200 300 400 500


4>
6.97 7 .90 8.82 9 .36 9.75 10.04 10.97 11 .5 1 11 .80 12. 19
0
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
7.34 8.37 9.42 10.04 10.49 10.83 11.92 12.57 13.03 13.39
I
1.13 1.15 1.16 1.1 8 1.1 8 1.19 1.21 1.22 1.23 1.23
7.72 8.87 10.06 10.77 11 .28 11 .69 12.96 13.37 14.28 14.71
2
1.27 1.31 1.35 1.38 1.39 1.41 1.45 1.48 1.50 1.51
8.12 9.40 10.74 11.55 12.14 12.61 14. 10 15.00 15.66 16. 18
3
1.43 1.49 1.56 1.61 1.64 1.66 1.74 1.79 1.82 1.85
8.54 9.96 I I .47 12.40 13.07 13.61 15.34 16.40 17. 18 17.80
4
1.60 1.70 l.80 1.87 1.91 1.95 2.07 2.15 2.20 2.24
8.99 10.56 12.25 13.30 14.07 14.69 16.69 17.94 18.86 19.59
5
l.79 1.92 2.07 2. 16 2.23 2.28 2.46 2.57 2.65 2.71
9.45 I 1.19 13.08 14.26 15.14 15.85 18.17 19.62 20.70 21 .56
6
1.99 2.18 2.37 2.50 2.59 2.67 2.91 3.06 3. 18 3.27

Janbu (1976)
Dalam perhitungan daya dukung UJung tiang (Q), Janbu
mengusulkan sebagai berikut:
Q p = q p . A p = A p .(c.N*+q'.N*)
q
........................................ (8.18)
C

Harga N C * dan N q * didasarkan pada keruntuhan permukaan tanah


pada ujung tiang seperti gambar 8.4 atau dengan rumus sebagai
berikut:
N q * = [tan¢+ ,J(l + tan 2 ¢ )] 2 .e2 ·11 •·1an; ................................. (8.19)
N * = (N q * - 1) . cot ~ .......................................................... (8.20)
C

BABS
Daya Dukung Tiang 201
Variasi nilai N * dan q* dengan ~ dan q' cpcrti gambar 8.5. ila 1
C

11' = 70° digunakan untuk lempung lunak (s<?ft clc~)'s) dan 11' = I 05°
untuk pasir padat (dense sandy soils).

1000.-.....--,-~--r-~~-r--,---,
80()1---t---t---t---t---t---r-r---t---1
60()1--_ _ _ _ _" f - - - t - - - t - - , - - - - , - - - i

400

100
80
60

••
~
40
j
-g
,,, = 75°
..". I

~
20 'l' .. 900
~
,, - lOS-
10
I 8
6
4

20 30 40 45
Soil friction an

Gambar 8 .5 Faktor daya dukung cara Janbu 's

3. Daya Dukung Friksi Tiang (Q 5


)

Daya dukung friksi akibat gesekan selimut tiang dinyatakan dalam


persamaan:
Qs = I p.&.f ........................................................................ (8.21 ) ,

di mana:
p = keliling penampang tiang
AL = panjang tiang
f = satuan perlawanan geser pada setiap kedalaman z

Rebyasa Fondasi
202 untuj( P.rogram Vokasi
unit frictional resistance. f
/· .
.~~>·:>: ·.·.:•.,, ··.. '• .. ~/. ......
D ◄

I L'=15.D
'
z
L
I
iI
11 1 ~L
- i
(a) (b)

Gambar 8 .6 Satuan perlawanan geser tiang pada tanah pasir

Satuan perlawanan geser ( f) pada pasir

Satuan perlawanan geser pada setiap kedalaman yang ditinjau pada


tiang adalah sebagai berikut:

f = K. a v' . tan 8 .................................................................... (8.22)

di mana:
K = koefisien tekanan tanah
a ' = tegangan efektif vertikal pada kedalaman yang ditinjau
V

8 = sudut geser antara tanah dan tiang

Harga K = KP (koefisien tekanan tanah pas if Rankine) pada ujung


bawah tiang, nilainya < K 0 (koefisien tekanan tanah kondisi diam)
pada ujung bawah tiang.

Harga K pada persamaan 8.22 dapat menggunakan nilai di tabel


berikut.

Tabet 8.3 Harga K

Tipe pile K
Bored or j etter K = K0 = 1 - sin~
Low - displacement driven / perpindahan kecil K = K~14K
0 ' 0

High - displacement driven / perpindahan besar K = K~18K


0 ' 0

BABS
Daya Dukung Tiang 203
Bhusan ( 1982) merekomendasikan harga u.1ung tiang high-
displacement driven sebagai berikut:
K tan 8 = 0.18 + 0,0065.Dr ............................................ ....... (8.23) I
K = 0,50 + 0,008.Dr ........................................................... ..... (8.24)
di mana:
8 = sudut geser antara tanah dan tiang ( 0
)

Dr = relatif densiti (%)


Harga cr"' pada persamaan 8.22 akan meningkat dan mencapai
harga maksimum pada kedalaman antara 15 ~ 20.D, selanjutnya
konstan. Setelah itu (gambar 8.6), kedalaman kritis (L') tergantung
beberapa faktor, yaitu sudut geser tanah (~ ), compressibility dan
relative density (DJ Harga L' untuk perhitungan dipakai I 5.D.,
harga 8 tergantung dari investigasi di lapangan. Umumnya memakai
batasan antara 0,5 ~ 0,8.~.
Mayerhof(l976) mengemukakan harga rata-rata satuan perlawanan
geser (f) dengan rata-rata Standard Penetration Test (N-SPT).
Tiang dengan perpindahan besar (high-displacement driven pile) I
t:v(kN/m 2
) =2. N, ................................................................. (8.25)
Tiang dengan perpindahan kecil (low-displacement driven pile)
t:v(kN/m 2
) = N' ................................................................... (8.26)
di maria:
N = nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang
sehingga: Qs = p.L.t ............................................................ (8.27)
Satuan perlawanan geser (f) pada lempung
Ada beberapa metode untuk menentukan satuan perlawanan geser f
pada tanah lempung:

Rekayasa Fondasl
204 untuk Program Vokasi
l. Metode "A,
Metode ini dikemukakan oleh Vijayvergiya dan Focht (dalam
Braja M. Daas, 2014) berdasarkan perubahan tanah akibat tiang
yang dipancang. Hal ini menyebabkan tekanan pasif pada
setiap kedalaman, sehingga rata-rata perlawanan geser kulit
(fa) adalah:
fav = A.( crv + 2. ell ) ........ ........................................ .......... (8.28)
di mana:
crv = tegangan vertikal efektif rata-rata sepanjang tiang
cu = kuat geser undrained rata-rata (untuk ~ = 0)
"A, = diperoleh berdasarkan kedalaman pemancangan tiang

Tabel 8.4 Variasi nilai L versus kedalaman tiang

Embedment
length. L Cm) ,\

0 0 .5
5 0.336
10 0.245
15 0.200
20 0.173
25 0.150
30 0.136
35 0.132
40 0.127
50 0.118
60 0.113
70 0.110
80 0. 110
90 0. 110

Sumber : Braja M Daas, Prinsiple offoundfoundation ed 8 2016

Qs = p.L.fav ...................................................................... (8.29)


Ilustrasi cu dan crv dapat dilihat pada gambar 8.7 dengan
perhitungan sebagai berikut:

c = (cu1·L1 +cu2·L2 +cu3·L3+ ...) ................................... (8.30)


u L

BABS
Daya Dukung Tiang 205
_ (Al + A, + A3+...)
cr,. = ·L ................................................. (3. 3 I )

Dengan Al' A2, AJ, ... merupakan luasan dari diagram tegangan
efektif vertikal (gambar 8. 7).

~-.---- Vertical
Undrained r - - - - - - - etTcctivc
cohesion. c"
stress. u ~

L Li cl(2>

~
~
_i ____ cl())

(a)

Depth Depth
(b} (c)

Gambar 8. 7 Aplikasi metode A pada tanah berlapis

2. Metode a
Metode ini dikemukakan oleh Tomlinson untuk tanah lempung
dengan harga perlawanan geser kulit (f ):
f = a .cu ...................................................................... ...... (8.32)
di mana:
a = faktor adhesi/Iekatan secara empiris (tabel 8.5)
cu = kuat geser undrained
Harga a diperoleh dari tabel 8.5 untuk tanah Iempung
konsolidasi normal (normally consolidated clay) dengan cu ~
50 k.N/m2 harga a = I, sehingga:
Qs = I: f p..1L = I a.cu.p..1L ................................ ..... ...... (8.33)

Rekayasa Fondasi
206 untuk Program Vokasi
..._ ________
label 8 .5 Variasi nilai L versus cu/ po

Cu
a
P•
~ 0.1 1.00
0 .2 0 .92
0 .3 0 .82
0 .4 0 .74
0.6 0 .62
0 .8 0 .54
1.0 0.48
1.2 0 .42
1.4 0.40
1.6 0.38
1.8 0.36
2.0 0.35
2 .4 0.34
2 .8 0.34

Note: p 0 = atmospheric pressure


~ 100 kN/m2 or 2000 ll:Yft2

Sumber : Braja M Daas, Prinsiple offo und f oundation ed 8 2016

3. Metode P
Bila tiang dipancang pada lempung jenuh (saturated clay),
tegangan air pori tanah di sekeliling tiang akan bertambah dan
harga satuan perlawanan geser (f) adalah:

f = p.au' ......................................................................... (8.34)


di mana:
au = tegangan vertikal efektif
p = K. tan q>R .......................................................... (8.35)
q>R = sudut geser dalam tanah (remoulded clay)
K = koefisien tekanan tanah
K = 1 - sin q>R (untuk normal consolidated clay)
K = (1 - sin q>R).✓OCR (untuk over consolidated clay )
OCR = over consolidated ratio

BABS
Daya Dukung Tiang 207
sehingga:
untuk nom1al consolidated clay
f = (1- sin ~R).tan ~R.cru ................................................. (8.36)

untuk over consolidated clay


f = (1 - sin ~R).tan ~R. ✓ocR.cru ...................... ............... (8.37)
maka daya dukung geseran Qs
Qs= r f. p.~L .................................................. ................ (8.38)
4. Daya Dukung Tiang menurut Coyle dan Castello (QJ
I
Daya dukung ujung tiang secara pendekatan, dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan daya dukung ultimit fondasi dangkal
sebagai berikut:
Qu = Qp+ Qs
Bearing capacity factor. N;
10 20 40 60 80 100 200
0

10
j
20

-
c:,
. .J
.2 30
e
]
i ,o
i5
50

60 •'-
70

Gambar 8.8 Nilai Nq• dari hubungan antara L/D dengan ct,

Rekayua Fondui
208 untuk Prog~ Yokasl
0 15 0 2
0

Q
~
-~ 15 l---l------t---4--r--..J.--+lt-..-_ . . .- ,11--1--+---+--l
l!
E
E
~ 20
E
t.Ll

Gambar 8.9 Nilai K dari hubungan antara L/D dengan ~

8.5 DAYA DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA


SONDIR
Ada tiga (3) cara untuk menentukan daya dukung fondasi tiang
dengan data sondir, yaitu:
l . Cara Konvensional.
2. Cara Schmertmann dan Nottingham (1975).
3. Cara Tumay dan Fakhroo (1981 ).

t. Cara Konvensional
Cara menentukan daya dukung fondasi tiang dengan data sondir
konvensional adalah:
qc.A JHP.O
qu - F + F ···.... ··· ········· ··················· .. ······················ (8.39)
I 2

di mana:
~ - nilai konus (nilai rata-rata harga konus diambil 4.D di
bawah ujung tiang dan 8.D di atas ujung tiang)
JHP = jumlah hambatan pelekat sepanjang tiang

BABS
Daya Dukung Tiang 209
A = penampang tiang
0 = keliling tiang
F = faktor keamanan
2. Cara Schmertmann dan Nottingham (1975)
Untuk menentukan daya dukung fondasi tiang dengan data sondir,
digunakan cara Schmertmann dan Nottingham sebagai berikut:
'lu = 'Ii, + q 5
............ .. ................. .. .... • .... • • • · • • • • • • • • • • ••••••• • •••••• • • • (8.40)

(qcl +qc2 ) + 2 + qc3


qp = 2

(½.o)-.fs.As+ L fs .As
L=S L=L ]
tL = Ks,c· [ I ............................... (8.4 1)
L=O L=S. D

di mana:
~ = daya dukung ujung tiang
qs = daya dukung akibat lekatan
~
1
= nilai konus rata-rata dari 0,7D s/d 4D di bawah ujung tiang
~ = nilai konus min dari 0,7.D s/d 4.D di bawah ujung tiang
~
3
= nilai konus rata-rata dari 0,.D s/d 8D di atas ujung tiang
Ks,c = faktor koreksi Ks= 2 ➔ untuk pasir
Kc = 2 ➔ untuk lempung
D = diameter tiang
fs = hambatan lekatan tanah dari data sondir
As = luas selimut tiang
L = panjang total tiang
Untuk bore pile, Schmertmann (dalam Hardiyatmo, C.H, 2003)
menyarankan harga ~ dikalikan 0,75. Ini untuk memperhitungkan
pengurangan tegangan efektifyang bekerja sepanjang tiang.

Rekayasa Fondasi
210 untuk Program Vokasi
-

3. Cara Tu may dan Fakhroo ( 1981)


Untuk mencntukan daya dukung fondasi tiang dcngan data sondir,
digunakan cara Tumay dan Fakhroo scbagai berikut:

qu= qp + q, ····························"······· "········"·········· .. ······· ····"· ·· (8.42)


di mana:
= daya dukung ujung tiang (cara Schmertmann)
= daya dukung akibat gesekan kulit = L . 0 . f 0

= unit lekatan = m . fs

fs = lekatan rata-rata
JHP = jumlah hambatan pelekat sepanjang tiang
L = panjang tiang
0 = keliling tiang
m = koefisien lekatan (nilai : 0,50 sampai dengan I0,0)

8.6 DAYA DUKUNG TIANG BERDASARKAN DATA


N-SPT
Daya dukung fondasi tiang ditentukan berdasarkan pengujian
SPT, dengan rumus dasar:

Qu = Qp+ Qs ··· ·· ·············· ······· ·······························................. (8.43)


di mana:.
Q u = kapasitas tiang dalam kondisi batas
Qp = kapasitas ujung tiang dalam kondisi batas
Q 5 = kapasitas friksi tiang dalam kondisi batas
Mayerhof ( 1956) mengusulkan formulasi daya dukung batas
dengan harga N-SPT sebagai berikut:

BAS 8
Daya Dukung Tiang 21 1
Tiang dengan perpindahan besar (high-displacement driven pile ):

Q., = 4.A, .N, + N; ~ • ................................................... ...... (8.44)

Tiang dengan perpindahan kecil (low-displacement driven pile) :

Q = 4.A .N + N.A~ .......... ..... .......... .. ............. .. ......... .... ... (8.45)
u r r I 00
di mana:
Qu= daya dukung batas fondasi tiang (ton)
A p = luas penampang dasar tiang (m2)
Np = nilai N-SPT pada dasar fondasi
As = keliling tiang (m2)
N = nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang
Menurut Mayerhof (1967), unit tahanan ujung ( qp) pada tanah
pasir akan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman tiang
sampai ratio (L/ D). hal ini akan mencapai maksimum pada saat (L / D)
=(L/ Dt _
Daya dukung unit tahanan ujung (qp) pada tanah lempung
homogen (L = Lb) adalah sebagai berikut:
~ (kN/m3) = 40* N *(L/D) < 400 ...................... ...... .............. (8.46)
di mana:
N = nilai N-SPT rata-rata pada IO.D di atas dan 4.D di bawah
ujung tiang
Sementara itu, unit friksi tiang rata-rata (t) adalah (Mayerhof, 1976):
Tiang dengan perpindahan besar (high-displacement driven pile):
~ v (.kN/m2) = 2. N, ................................................................ (8.47)

Rekayasa Fondasi
212 untvk Program Vokasi
Tiang dengan perpindahan kecil (/o w-displacement driven pile):
f (kN/m2 )
AV
= N , atau ............................. ... .. ....... .. .................. (8.48)
di mana:
N = nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang
Oengan demikian, kapasitas daya dukung batas oleh Mayerhof menjadi:
- L
Qu = 40.Ap.q p. · D +p.L.fav ....................... .. ... ................. (8.49)

di mana:

AP - luas ujung tiang D = lebar tiang


L - panjang pemancangan tiang p = keliling tiang
qp - kapasitas ujung tiang dalam fav = friksi tiang
kondisi batas rata-rata

Sehingga kapasitas daya dukung izin fondasi tiang menjadi:

Qall = i; . . . . . . .... . . . . . . . .. ... . . . . . . ... .. . . . .... . . .. (8.50)

di mana:
Qu = kapasitas daya dukung batas tiang
FS = angka keamanan (2,5 sampai dengan 4)

Soal 8.1
Sebuah tiang pancang beton dengan panjang (L) 20 m. Ukuran
penampang tiang 460 mm x 460 mm. Tiang tertanam penuh ke dalam
lapisan pasir.
Dengan data pasir y = 18.6 kN/m3 dan,<p = 30°.

BABS
Daya Dukung Tiang 2 13
Hitung beban ultimit (Qp) dengan menggunakan:
a. Metode Mayerhoff's.
b. Metode Vesic's (gunakan Ir= Irr= 75). L=20m

c. Metode Janbu 's (gunakan 11 ' = 90°).


Penyelesaian:

a. Metode Mayerhof
Qp = Ap*q*Nq* = Ap*y*L*Nq *
dengan O = 30°, maka Nq* = 55 (gambar 8.5), sehingga
QP = (0,46*0,46)mm2*(18,6*20)kN/m2*(55) = 4329,336 kN
Namun nilai Qp tidak boleh melebihi nilai A p *q1
Qp =Ap*q*Nq*<Ap*qI
Qp = Ap*50*Nq*tan$(kN/m2)
Q = (0 46*0 46)mm2*50*55 tan 30° = 335 960 kN
p ' ' '

Dari ke-2 nilai Qp pilih yang terkecil, yakni 335,960 kN


b. Metode Vesic (Ir=Irr=75)

Q p =Ap* (YO *Na =Ap *[1+2(1 -3 sin<l>)]* q *N CT

Untuk c = 0, $ = 30, I = 75, maka N *= 40, sehingga


IT C

Qp =(0,46*0,46)m'[ I+ Z(I ~sin JO)]• (I 8,6 • 20)kN I m' • 40

= 2099,072 kN
c. Cara Janbu

Qp =Ap *q*Nq*

di mana $ = 30, N'= 90°, maka dari gambar 8.5


Nq *= I9, sehingga

RebyasaFondasi
214 untuk:Piogram yokasl
Q
p
= (0,46*0,46)mm 2*( I 8,6*20)kN/m2* 19
. = 1495,588 Kn

Soal 8.2
Kembali ke soal No 8.1. Hitunglah gaya gesek selimut total (Qs)
untuk tiang pancang. Dengan K = 1,5 dan 8 = 0,6 <p.

Penyelesaian:
Hitung gaya gesek selimut (Qs)
Untuk L=15D=( l5*0,46) = 6,90 m

di mana z = 0, crV= 0, maka f = 0,

selanjutnya z=L'=6 .90 m


Sehingga crv= y*L = 18,6*6,90 = 128,34 kN/m2

Jadi, f = K*crv*tan 8
= 1,5* 128,34*[tan(0,6*30°)] = 62,550 kN/m2

Q s = [fx=O + 2f z=6,96f ] p * L'+fZ=20ft * p * (L - L')

Qs = [ 0+62 ' 550]( 4 * o,46X 6,90) + (62,ssx 4 * o,46)(20- 6,90)


2
= 1904,7726 kN

Contoh 8.3
Tentukan daya dukung izin tiang dari beton panjang L=l2 meter
tertanam pada pasir homogen. Diameter tiang 305 mm. Berat volume
pasir yd = 16,80 kN/m3, dan ~=35°, serta rata-rata NsPT = 16.

BABS
Daya Dukung Trang 215
a. Metode Meyerhof
Untuk tanah homogen L = 12 m.. >Untuk ~ =35° dari grafik
diperoleh N* q = 120.
Luas penampang tiang = 3J4/4 x 305 2 = 73024,63 111111
2
= 0,073 m •
2
I
Daya dukung ujung tiang:
Q =qxN· xA = (12xl6,8)xl20 x 0,073 = 1766,612kN
p q p
2
I
t
q, =05PJ,r; tan¢' = 0,5xl00xl20xtan35° = 420l,25kN / m

Qp = 4201,25x0,073 = 390,3kN < l 766,612kN

b. Metode Vesic
Untuk tanah pasir homogen Ir == Irr= 90.
Untuk ~==35°, dari tabel didapat N* a= 79,5.
Diperoleh N\ == (75,17 + 83,78) = 79,475 = 79,50.
q' == y*L==l6,8 x 12 = 201,60 kN/m2.

Ko=l-sin¢ == 1-sin 35°== 0,43

<Y; =(1 +:k, )q' = (1 + 2 ; 0,43 )x 201,60 = 125kNI m'


Tahanan ujung = Qp
QP=(cN; +er~xN;)x AP = (oxN; +125x79,5)x0,073

= 725,40kN

c. Metode Janbu
QP = (cN; + t{ x N;) x AP
Untuk pasir padat 11' = l 05°, dengan ~ == 35° .> diperoleh N* c = 73,
dan N* q == 50.

Rekayasa Fondasi
216 untul< Program Vokasi
Q,, = (cN: + q · x N;) x A,,= (o x 73 + 201,60x 50)x 0,073

= 735,8kN
Berdasarkan data N SPT
L 12 2
q1 = 0,4P N 60 - = 0,40 x l00 x 16 x--=25 180,33kN/ m
a D O305
'

Qp = q, x AP = 0,073 x 6400 = 467,20kN

Selanjutnya perhitungan daya dukung friksi tiang, Qs dari contoh


soal di atas. Tanahan geser pasir adalah:

f = Ka' tan8 , dengan K = 1-sin ~


\'
= l - sin 35° = 0 43
'
L' = 15 D = 15 x 0,305 = 4,575 m

Maka cr' V = y'L' = 16,8 x 4,575 = 76,86 kN/m2.

\
\
\
\
4 ,575 m \
\
Qs1 ',
_J_ \

- - - - ,I 76 , 86kN/m2
\

I
I
(12 - 4 575)m I
, Qs2 I
I
I
_--l,l,,___________,I 76,86kN/m-.,

BABS
Daya Oukung Tiang 217
Tahanan friksi kedalaman 0 - 4,575 m :
Qs 1 = (l 14x0,305x4.575)x I,4x(½ x76,86) xtan (0,6x35) = 89,58 k
Tahanan friksi kedalaman 4,575 m - I2.00 m :
Qs~={ 3.14 x 0J05x( 10-4,575)}x I,4x 76,86xtan(0,6x35)=2 I 2,44 k
Besar tahanan geser = Qs = 89,58 + 2 I2,44 =302,02 kN

Daya dul,amg ultimit = Qu= Qr+ Qs = 467,20 + 302,02=769,22 k


Daya dukung izin = Q
0
= Qu/SF = 769,22/4 = 192,30 kN .

Rangkuman

I
• Daya dukung ujung Qb (end bearing) tiang tunggal pada lapisan
tanah non-kohesif (tanah granular) dan tanah kohesif dapat
ditentukan dengan berbagai rumus, antara lain n1mus Meyerhof,
Janbu, dan Vesic.

• Daya dukung friksi sepanJang tiang dapat dihitung dengan


persamaan metode a, p, dan A.
• Daya dukung tiang dapat dihitung berdasarkan data investigasi
Iapangan pengujian Sondir dan Standard Penetration Test (SPT).
• Daya dukung ultimit tiang merupakan penjumlahan daya dukung
ujung tiang dan daya dukung friksi sepanjang tiang. Selanjutnya,
daya dukung izin tiang rasio antara daya dukung ultimit tiang
dengan angka faktor keamanan (Safety Factor).

Tinjauan Ulang

Soall
Sebuah tiang beton memiliki panjang (L) 20 m mempunya1
potongan melintang dengan ukuran penampang 381 mm x 381 mm
yaitu tertanam penuh dengan kondisi lapisan tanah Iempung dengan Ysat

Rekayasa Fondasi
218 untuk Program Vokasi
= t 8.5 kN/m 1, <p = 0, dan Cu = 70 kN/m2 . Dengan asumsi fondasi di
bawah muka air tanah dan faktor kcamanan pada tiang diperkirakan (FS
=3), hitunglah gaya gesek selimut tiang (Qs) dengan metode a.
Soal 2

Fondasi tiang dengan diameter 30 cm dipancang pada tanah


sampai kedalaman l O m. Pada kedalaman O sampai IO meter, tanah
tersebut mempunyai c = l O kN/m2 dan susut gesek internal I2°, serta
berat satuan tanah = 20 kN/m3 . Tanah pada kedalaman IO m mempunyai
c = 20 kN/m 2 dan susut gesek internal 32°, berat satuan tanah = 20 k.N/
m3• Hitunglah kapasitas dukung tiang tersebut.

BAB 8
Daya Dukung Tiang 21 9
::::;
9.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari seluruh materi daya dukung kelompok tiang,
mahasiswa diharapkan dapat:

• Mengetahui penempatan tiang dalam kelompok tiang secara umum,


rumus-rumus menghitung daya dukung tiang dalam kelompok,
serta distribusi beban dalam kelompok tiang.

• Menempatkan tiang dalam kelompok tiang, dapat menghitung daya


dukung kelompok tiang, serta menghitung beban yang diterima
masing-masing tiang dalam kelompok tiang sesuai kondisi tanah
yang ada dengan tepat dan benar.
9.2 PENDAHULUAN
Pada kondisi di lapangan, fondasi yang berdiri send iri (single pile)
jarang direncanakan/dibangun, sedangkan tipe fondasi berkelompok.
cukup sering ditemui. Dalam praktiknya, pile group tersebut disatukan
dengan konstruksi pour. Pada tahap perencanaan, pour dianggap kaku
sehingga menimbulkan asumsi, jika beban yang bekerja pada kelompok
tiang akan menimbulkan penurunan. Meskipun demikian, pour tetap
merupakan bidang yang rata.
Penggunaan kelompok tiang mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: I
I. Mampu menanggulangi bila tiang tunggal tidak mempunya1
kapasitas yang cukup untuk menahan beban kolom.
2. Pada pelaksanaan pemancangan tiang atau instalasi, tiang bor dapat
memeleset(sampai dengan 15 cm) dari posisinya. Eksentrisitas yang
ditimbulkan terhadap pusat beban dari kolom dapat menimbulkan
momen tambahan. Bila dipikul beberapa fondasi, pengaruh
eksentrisitas dapat berkurang.
3. Kegagalan dari tiang dapat diminimalisasi dengan adanya tiang
yang lain.
4. Pemadatan ke arah lateral pada saat pemancangan, memperbesar
tekanan tanah lateral yang bekerja di sekeliling tiang, sehingga
meningkatkan kapasitas tahanan geseknya. Hal ini terutama berlaku
pada tanah pasiran.
Fondasi yang terletak di atas lapisan pas1r padat biasanya
merupakan tiang tahanan ujung.

Rebyua Fondul
222 untuk~Program Vokasi
I I I
I \ I
I I
I I
I I I
I \ \
\ I I
I I \ I \
\ \
I
I
\
I
I
I
'1 \
I
I
I ,:2 I

~g
I I I
I I
I I
I I I
I
I
I
I
\ I
I
5
I
I
I
'
I
I

' ' ._ __ , __ .. ,, " '


I I
I
' ._ I' ,, I
zona tegangan oleh 4 bh. tiang
zona tegangan oleh 3 bh. Liang

T zona tegangan oleb 2 bh. Liang

Catalan : Jarak antartiang amat berpengaruh


terhadap overlapping daerah tegangan

Gambar 9 . 1 Overlapping area tegangan sekitar kelompok tiang

Overlapping tegangan akan memperbesar tegangan keliling


di sekitar tiang (gambar 9. I). Hal ini menguntungkan untuk fondasi
yang duduk pada tanah pasir, karena daya dukungnya akan meningkat.
Demikian juga jika terjadi pelebaran daerah pengaruh dari kelompok
tiang, hal tersebut secara keseluruhan tidak menjadi masalah, kecuali
perlunya pengontrolan penurunan dari kelompok tiang yang umumnya
beberapa kali lebih besar daripada tiang tunggal.

BAB9
Daya Dukung Kelompolc riang 223
9.3 JARAKANTARTIANG DALAM KELOMPOK
Berdasarkan persyaratan Di1:jen Bina Marga Dcpartcmcn PUTL,
spasi antartiang dalam suat11 kelompok adalah sebagai berikut:

S /2,5 D Dj o -------0
I I
S /3 D I
I
I
I
s
smin 10,60 111 I I

I
I
I I .
I I

o---s---6
I◄ ►I
Gambar 9.2 Jarak antartiang

Ketentuan di atas berdasarkan pertimbangan-pertimbangan


sebagai berikut :
a. Bila S < 2,5 D
• Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang naik berlebihan
karena terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu
berdekatan.
• Terangkatnya tiang-tiang di sekitarnya yang telab dipancang
lebib dahulu.
I
b. Bila S > 3 D
S > 3 D adalah keadaan tidak ekonomis, karena akan memperbesar
ukuran/dimensi dari poer (footing). Pada perencanaan fondasi tiang
pancang, biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara
tiang-tiang pancang yang diperlukan ditentukan, luas poer yang
diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal dapat dihitung.

Rekayasa Fondasi
224 untuk Program Vokasi
. ----

9.4 DAYA DUKUNG KELOMPOKTIANG


Pada umumnya, fondasi tiang dibcntuk dalam kelompok tiang
untuk menahan beban struktur bangunan alas dan menyalurkan ke
lapisan tanah di bawahnya. Tiang-tiang tersebut disatukan oleh plat
belon yang disebut sebagai "pile cap". Fungsi pile cap untuk menyatukan
antartiang dan mendistribusikan beban pada tiang-tiang tersebut. Bila
Ietak antartiang dalam kelompok tiang saling berdekatan, penyebaran
tegangan disalurkan melalui tiang ke tanah di sekitamya(saling overlap).

9.5 DAYA DU KUNG KELOMPOK TIANG PADA


TANAH NON-KOHESIF
P emancangan tiang ke dalam tanah non-kohesif (pasir atau
kerikil) menyebabkan tanah di sekitar tiang pada radius paling sedikit
3d akan m emadat. Jika tiang-tiang dipancang berkelompok, tanah yang
berada d i antara area kelompok tiang akan mempunyai kepadatan tinggi.
Bila kelo mpok tiang ini dibebani, tiang-tiang dan tanah yang terletak
di antaranya akan bergerak bersama-sama sebagai satu kesatuan. Jadi
dalam hal ini, kelompok tiang berkelakuan seperti fondasi sumuran
dengan luas dasar yang sama dengan luas area kelompok tiang.

1. Kelompok Tiang Aksi Individu


Apabila j arak antartiang dalam kelompok d ~ 3.D, besar kapasitas
gesekan kulit adalah:

Qg(u) = L .Q u = n rnr(QP+ QJ ................................................. (9.1)

di mana:
Q p = q.N q* .A p (lihat teori Mayerhof)
Q s = fav . p . ~L (toeri Qs secara umurn)
fav = K.crv.tan 8

BAB 9
Daya Dukung Kelompok Tiang 225
sehingga:

Qnl 1= L.Q =n1.n.,.( q.Nq*.Ap + K.cr\'.tan 8 . p . L) ........................ (9.2)


1-1ll II -

2. Kelompok Tiang Aksi Blok Kesatuan


Apabila jarak antartiang dalam kelompok d < 3. D, kelompok tiang
dalam blok kesatuan mempunyai dimensi : L g x Bg x L, sehingga daya
duJ.amg kelompok tiang adalah:

0'<q(u l::::fa,· . pq .L ................................................................... ... (9.3)

I
1

di mana:
Pq = keliling kelompok tiang (blok) = 2.(n 1 + n2 - 2).d + 4.D
t = rata-rata unit satuan gesekan kulit (average unit frictional
resistance)
L = panjang tiang

g.6 DAYA DUKUNG KELOMPOK TIANG PADA


TANAH KOHESIF
Tiang yang dipancang pada tanah lempung lunak, pasir tidak padat
atau timbunan, dan memiliki dasar tiang yang bertumpu pada lapisan
lempung kaku, tiang tersebut tidak mempunyai risiko keruntuhan geser
umum. Asalkan diberikan faktor aman yang cukup memadai terhadap
I
bahaya keruntuhan tiang tunggalnya. Meskipun demikian, penurunan
kelompok tiang tetap hams diperhitungkan dalam perancangan.
1. Kelompok Tiang Aksi Individu
Apabila jarak antartiang dalam kelompok d ~ 3 .D, besar kapasi tas
gesekan kulit adalab:

Q g(u) = L.Qu = nl"n2.(QP + Qs) ····························:··· ······ ······· .... (9.4)

Rekayasa Fondasi
226 un~Jc-Program Vokasi
di mana:

Qr = N q*. cu(p). AP= 9. c u(p). Ar······ ··· ······· ···················· ··· ····· (9.5)
c
u(p)
= undrained cohesion tanah lempung di ujung tiang
Q s = :Efav . p . ~L = :E a.c u.p.LlL ................................................ (9.6)
sehingga:

Q g(u) = :E.Q u = n 1.n2 .(9. cu<>.


p
A p + :E a.c u .p.LlL) ............................ (9.7)

2. Kelompok Tiang Aksi Blok Kesatuan


Apabila j arak antartiang dalam kelompok d < 3.D, kelompok tiang
dalam blok kesatuan mempunyai dimensi Lq x Bq x L, sehingga daya
dukung ke lompok tiang adalah:

Qg(u)= Qp+ Qs ............. ···................................................................ (9.8)


di mana:

Q s = :Epq. c 11 • ~L = :E.2(Lq + Bq). c11 & ................................. (9.9)

Qp = AP. qp = AP . cu{p)· NC*= (Lq. B/ cu(p).Nc*···· ................ (9. l0)


Harga N / (gambar 9.3) merupakan hubungan antara H/B dan LIB,
(B = B q dan L = L q).

4 _______.___________._ _ _...__ ___.


O l 2 3 5
UBg

Gambar 9 .3 Hubungan Ne* dengan L9 /B9 dan l/B9


(Braja M Daas 2016 (Bjernm, and Eide 's))

BA89
Daya Dukung Kelompok Tiang 2 27
sehingga :
Q = L . B . c .N * + I:.2(L + B ). c L .............................. (9.11)
1,'(U) q q u(p) C Q q 11

I
I
I
L I
I
I
1 ! t "• - c.,m
-r -r r -r L1 8 6 c., 1pi/ol,

l- p-- o--6-- o --q


B

-b--e--
I I,l.-0--ci-I
L b._o _ _cp__a_..d
Ly

Gambar 9 .4 Daya dukung kelompok tiang pada tanah kohesif

9.7 EFISIENSI KELOMPOK TIANG


Teori' dan pengamatan menunjukkan bahwa, daya dukung
total dari kelompok tiang gesek (friction pile) khususnya dalam tanah
lempung, lebih kecil daripada hasil kali daya dukung tiang tunggal
dengan jumlah tiang dalam kelompoknya.

Gambar 9 .5 Efisiensi pile group

Rekayasa Fondasi
228 untuk Program Vokasi
Salah satu persamaan pendekatan untuk mengestimasi efisiensi
tiang yang di sarankan oleh bcberapa ahli (dan paling sering digunakan)
adalah "Converse-Labarre Formula" .

1. Efisiensi kelompok tiang


f,v.[2.(nl + n2 - 2).d + 4.D] .l
Q ~(II)
'I =- - = .::....::..:...--=------'----=--~----=-- .................................(9. 12)
LQII nl .n2.p.L.f,v
di mana:
11 = efisiensi kefompok tiang
Q g(u) = daya dukung batas kelompok tiang
Qu = daya dukung batas tiang tunggal
Persamaan efisiensi kelompok dapat ditulis sebagai berikut:

1J = 2.(n1 + n2 -2).d + 4.D ..................................................... (9.13)


n1.n2·P
sehingga:

Q g( u) = [2.(nl + n2n1.n2·P
- 2).d + 4.D]. IQII ··································· (9.14)

Untuk praktisnya, jika:


ll < 1 : Qg(u)= Tl · L.Qu, dalam hal ini d < 3.D
Tl > 1 : Qg(u)= L.Qu, dalam hal ini d ?: 3 .D

2. Efisiensi kelompok tiang saran Converse-Labarre Formula


= l-B · (n-l).m+(m-1).n ; 0 =tan - 1(D I s) ................... (9. 15)
1J
90.m.n
di mana:
ll = efisiensi kelompok tiang
m = jumlah ba~is tiang
n = jumlah tiang dalam satu baris
8 = sudut dalam derajat
s = jarak pusat ke pusat antartiang
D = diameter tiang

BAB 9
Daya Dukung Kelompok Tiang 2 29
9.8 DISTRIBUSI BEBAN PADA TIANG
Jika beban Iuar yang bekerja pada kelompok tiang adalah beban
vertikal sentris, beban yang beke~ja pada masing-masi ng tiang adalah:
Q11 = Q,.X n ....................................................................................... (9.16)
di mana:
Qp = beban tiang tunggal
Q, = beban total vertikal
n =jumlah tiang dalam kelompok tiang
Apabila beban vertikal tersebut bekerja eksentris terhadap titik
pusat kelompok tiang, besar tegangan yang timbul pada suatu titik
dengan jarak berturut-turut x dan y terhadap titik pusat:
M,..x M .y
· -+-x- .................................................... .. .......... (9.17)
(; = -
l .r Ix
Gambar 9.6 menunjukkan bahwa, jika suatu beban adalah
eksentris, beban pada masing-masing tiang dalam kelompok dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Q, = : • + ; ,-X -A,+ ; -Y -A, .......................................... (9. 18)


)' X

di mana :
,\ = luas penampang tiang tunggal
lx = momen inersia terhadap sumbu : X - X

= Io+ ~. ry2 ·I =0
' 0
=,\- ry2
lY = momen inersia terhadap sumbu : y - y = Ab . I:x2
MX =QV . ey
My =Q . e V X

e = eksentrisintas
rx2 = jumlah jarak masing-masing tiang terhadap sum bu y - y
l:y2 = jumlah jarak masing-masing tiang terhadap sum bu x - x

Rekayasa Fondui
230 untuk Program Vokasi
schingga :

- Q,. + Q,..e y . A + Q,..e{. x . A .................................... (9. I 9)


I'.
QI' - A,, ·"'-'Y 2 I, A,, . "L--X 2 I,
n 'I;"

atau:

Qp ~ Q,. ( : + i;, + ~~) ···················································· (9.20)


Jika beban V bekerja sentris (titik berat beban berimpit dengan
titik berat tiang), masing-masing tiang akan menerima beban yang sama,
yaitu sebesar V dibagi dengan j umlah tiang:

q = - V ···············•·"'"''''""'''"""""''""""""""""""""'""""""'"""" (9.21)
m.n
di mana:
q = beban yang dipikul oleh masing- masing tiang
m = jumlah baris tiang di arah sb-x
n = jumlah baris tiang di arah sb-y

Jika kelompok tiang menerima beban yang eksentris, beban yang


eksentris ini dapat diganti dengan beban normal yang sentris ditambah
dengan momen.
Jika momen bekerj a di arah sumbu X, maka M = My = V.e. X

(akibat beban normal yang sentris), setiap tiang akan menerima beban
yang sama sebesar:
V
qi = - ................................................................................ (9.22)
m.n

BAB9
Daya Dukung Kelompok Tiang 2 31
sbv

0 0 0 0
- --- - §!>.x
0 0 0 0
:v
I

f
P1 P2 I
p3 p4
IX2 ! X3I
Xl I X4

Gambar 9.6 Distribusi beban pada pile cap

Dengan menganggap poer sebagai kaku sempuma, tiang-tiang


pancang akan menerima beban yang besamya sebanding dengan jarak
tiang dari pusat poer (akibat dari momen).
Besar beban yang dipikul masing-masing tiang dihitung
berdasarkan syarat kesetimbangan, yaitu momen yang bekerja, sama
dengan momen akibat reaksi tiang atau:
MY= Pi.xi+ P.ix2 + ~xJ + ~X4 ................................ ............... . (9.23)

Karena reaksi tiang berbanding Iurus dengan jarak tiang terhadap


pusat tiang, akan berlaku:

_Pi = -Pi = -~ = -~ -·-···..····-····..........................................................................................(9.24)

Re"-yasa Fondasi
232 untuk Program Vokasi
sehingga:

l f>i = Pi X2 : ~ = Pi _:i: Pi = f; !j_ ............................................................·-·········· .(9.25)


x, x,
Masukkan persamaan (9 .20) ke persamaan (9.40):
x,

atau:

_ M Yx, (9 .26)
Fi - I:
x2 ······················································-······················-······················································

P 1 ini didukung oleh m buah tiang, sehingga beban yang dipikul


oleh tiang nomor l(q 1) denganjarak x 1 dari titik pusat tiang:

qi - '°'
_ M yx1
m L...J x
2 ···········································-··················-············-··..···-·-··--·--·-·-·--·-·-·-
.(9.27)

Jika terdapat momen di arah sumbu - Y, sebesar Mx= V.eY, dengan


cara yang sama, beban yang dipikul oleh tiang nomor 1 (q 1) :

q, = n1>. .. .. .. . . ... . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. (9.28)

Sehingga total beban yang dipikul oleh tiang nomor 1, akibat


beban sentris V, Mx dan MYadalah:

q, = :.n + :!±} ± nf>... . . -------· . ____.. (9.29)

BAB 9
Daya Dukung Kelompok Tiang 233
Secara umum, beban yang dipikul olch tiang kc-i (q) akibat V,
M clan A1_I' adalah:
~

=~+ A1_,.X; + A(y; .................................................. (9.30)


q, - ~ 2- ~ 2
m.n m~x n~y
di mana:
qi= beban yang dipikul oleh tiang ke-i
X = I
jarak tiang terhadap Y
r =
• I
jarak tiang terhadap X
m = jumlah baris tiang di arah sumbu Y
n = jumlah baris tiang di arah sumbu X
V = beban aksial yang bekerja pada kelompok tiang
Mx = Momen di arah sumbu Y
= V.ey
My = Momen di arah sumbu X
= V.eX
eX = eksentrisitas terhadap sumbu Y
ey = eksentrisitas terhadap sumbu X
Contoh 9.1
Kelompok tiang pancang 3 x 3 memikul be ban V sebesar 3 .200
kN. Konfigurasi tiang dan jarak antartiang ditunjukkan pada gambar. ex
= 0,5 meter dan eY = 0, 7 meter. Hi tung beban yang dipikul oleh masing-
masing tiang.

Rekayasa Fondasi
234 untuk .Program Vokasi
Pcnyelesaian :
m == 3
n == 3
Mx- V.eY == 3.200 . 0,7 == 2.240 kN.m
M y == V.e == 3 .200 . 0,5 = 1.600 kN .m
X

LX2 == 3.(2,0)2 + 3.(-2)2 = 24,0 m2


Ly2 == 3.(1,5)2 + 3.(-1 ,5)2 = 13,5m2

3.200 l .600x(- 2) 2.240x(l,5) = 394 1 kN


qi= 3.3 + 3L24 + 3Il3,5 '

3.200 l.600x(0) 2.240x(l,5) = 438,5 kN


q2 - - - + - - - - +
- 3.3 3L 24 3Il3,5

Sebagai latihan, hitung beban yang


dipikul oleh tiang yang lainnya dan hasilnya
P z'~I ~ 3-A--t--+--
1, m
disesuaikan dengan tabel di bawah ini.
-0· - . 0- . 4-6++-+---+-- -
4 51 15
• m
r···-:-··- -r-······
: tiang : x ..... !.. _.Y
i ...... 1......!... -2,00 j 1,50
·- - r - - ~ --
i
i
x2
4 00
t ':. 39:,01
2,25
l
L.....f-......L_2l>Q. i 1,50 . o.oo 2..25 ! 43s,5i. 1
8 9 ! 3 !_ 2,00 .J 1,50 ! 4,00 2..25 i 482,96
f 4 i
-2,00._i 0,00 I 4,00 0,00 ! 311,11
! si . o.oo... J o.oo I o.oo i o.oo i 355,56
i ...~ 6~~~~··1~ 2,00 : o.oo 4,oo I o.ooi 400,00
~I 7 \...__:2,00 -1,50 4,00 !2,25 ! 228,J 5
r--
8
!-·
0,00 i - 1,50 0,00 2..25 ! 272,59
i_ 2,00 I i
1
i
9
i ····=J·-._-~·--.-
- 1.so
·+-
4,oo 2,25
_____1_ 1_3-,
_ - 2-4,-00
311,04
5-o --.l-
32_ 0_0-,
o-o

BAB9
Daya Dukung Kelompok Tiang 235
Contoh 9.2
Data tiang pancang yang dipancangkan kc dalam lapisan tanah
kohesif seperti gambar di bawah ini.
Pile cup
SN.·ri,m
..........__.....

I.

l
Ptat1 I'- ,1 •I• ,1-...J

._
I
____ _. _____ 1
L"

(a)
. I

I
d

Dari data di atas, hitunglah daya dukung kelompok tiang


berdasarkan tiang tunggal dan berdasarkan blok tiang:

Solusi:
a. Berdasarkan tiang tunggal

IQ, =,~niCQP +QJ


LQu =11in1 (9xcu xAP + Lapc,J1L)

LQ, = (4x3)x[9x70x(3•!4 0,305 )+ 0,63 x ?O x (3,14 x 0,305) x 15]


2

LQ, =8 154,289 kN

Rekayasa Fondasi
236 untuk Program Vokasi
b. Berdasarkan daya dukung kelompok tiang berdasarkan blok tiang

LQ,, = (L>{ B1{ )c !"lN; + L2(LR+ BR)c,,!ll


11

Lg = (n 1 - l)d +2(D / 2) = (4 - l) x l, 22 + 2 x 0,305 / 2 =3, 965 m


Bg = (n2 - l)d + 2(D / 2) = (3 - 1) x 1,22 + 2 x 0,305 / 2 = 2,745 m

~_ 15
= 5,46
B 2,745
g gambar 9.3 untuk memperoleh nilai N*c = 8,6
Lg = 3,965 = l 44
Bg 2,745 '

LQ 11
= (3,965 x 2,745) x 70x 8,6 + 2 x (3,965 + 2,745) x 70 x 15
= 20643kN
Qg(1t) = 8154,289kN < 20643kN
Dari kedua cara di atas, ambil yang terkecil, yakni 8154,289 kN.

Daya dukung izin pile group menjadi:

__ = Qg<u> = 8154, 289kN = 2038 57 kN


Qizm SF 4 '

Rangkuman
• Daya dukung kelompok tiang (pile group) dapat dihitung
berdasarkan metode single pile dan berdasarkan block pile, dari
kedua keadaan tersebut ambil nilai yang terkecil.

• Jarak antartiang dalam kelompok tidak boleh terlampau jauh juga


tidak boleh terlampau dekat tetapi harus berada dalam rentang 3 D
s/d 3.5 D.
• Pada lapisan tanah granular daya dukung kelompok sudah termasuk
memperhitungkan faktor efisiensi kelompok, dan yang paling lazim
digunakan adalah rumus Converse-la~an·e Formulas.

BAB 9
Daya Oukung Kelompok Tlang 2 37
• Blok tiang berfungsi untuk menyatukan kelompok tiang dalam
mendistribusikan gaya-gaya dan momen-momen pada kedua sum bu
koordinat. untuk itu ketebalan blok tiang rencana (pile cap) harus
mampu menerima beban maksimum masing-masing tiang (V ma., dan
Vmm. ) .

Tinjauan Ulang

Soal 1
Diketahui data grup tiang sebagai berikut:
Jumlah tiang 3 x 4, diameter tiang 30 cm, jarak antartiang, I 00
cm, clan daya ujung sebuah tiang diketahui sebesar 25 ton.

s s s
Berdasarkan data di atas hitunglah efisiensi kelompok tiang, dan
daya dukung grup tiang.

Rekayasa Fondasi
238 unti,k Program Vokasi
I
' Soa12
Diketahu i data beban vertikal dan momen yang bekerja terhadap
sumbu absis dan ordinal tiang sebagai berikut:

V V

My
Mx
~ - - - - - + -- - - - - - - , - - ~ X . - - -'f-----.-------4
' y

..IL.----r-,r-r-.---..--'-r.-,r,----..----,J

I 15 I 125 I m I m I 125 I m I m I 15 I
111

150
00 0$000
e-e-e ♦ e-e-e -x
150

110
@00® 0@0

Berdasarkan data di atas, hitung P max dan Pmin pada pile cap tiang.

BAB9
Daya Dukung Kelompok Tiang 239
, BAB10
·-- I
PENURUNAN KELOMPOK
-_, TIANG

10.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi penurunan kelompok tiang,
mahasiswa diharapkan dapat:

• Mengetahui secara umum perilaku tanah di bawah permukaan tanah


akibat beban bangunan di atasnya.

• Menghitung penurunan kelompok tiang akibat beban bangunan di


atasnya dengan rumus yang sesuai.

10.2 PENDAHULUAN
Penurunan tiang pada kelompok tiang merupakan jumlah
penurunan elastis atau penurunan yang terjadi dalam waktu dekat (s)
(immediate settlement atau elastic settlement) dan penurunan yang
terjadi dalam jangka waktu yang panjang (long term consolidation
settlement) Sc.


.-----
--------

10.3 PENURUNAN ELASTIS KELOMPOK TIANG


Vesic ( 1969) memberikan rumus penmunan tiang tungga l scbagai
berikut :

s"" ~ff ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10. I)

di mana:
S g(cl = penurunan elastis kelompok tiang
Bg = lebar kelompok tiang
D = diameter/lebar tiang tunggal
s = penurunan elastik tiang tunggal
Rum us lain dari Mayerhof ( 1976) memberikan formula penurun-
an tiang:

0,92.q.JBg.I .
s g(e) = - ························································· (10.2)
N
di mana:
S g(c) = penurunan elastis kelompok tiang (mm)
q =Q / (L8 • B8)
L8 = panjang kelompok tiang
B8 = lebar kelompok tiang
N = N-SPT rata-rata pada kedalaman Bg di bawah dasar fondasi
I = faktor pengaruh
L
I= 1 -g-~0,50 .............................................................. ( I 0.3)
8.Bg

Rekayasa Fondasi
242 untuk Program Vokasi
Apabi la mcnggunakan data sondir (cone penetration test (CPT)),
rumus pendekatan pcnurunan segera:
q.B>! .I
SJ!(<'} = -==--
2 ············································································(10.4)
.qc
di rnana:

Sg{c} = penurunan elastis kelompok tiang

q = Qg I (Lg . Bg) .... .. .. ..... ....... ......................................... ( IO.5)


Bg = lebar kelompok tiang

I = faktor pengaruh
L
I =l - g ~0, 50 ................................................ (10.6)
8.Bg

= rata-rata nilai konus

Sehingga penurunan total elastis tiang tunggal dapat diperoleh


dari akumulasi penurunan. Hal ini terjadi di sepanjang tiang, ditambah
penurunan tiang yang disebabkan oleh beban bekerja pada ujung tiang,
serta penurunan disebabkan oleh beban yang bekerja friksi sepanjang
tiang.

s = s1 + s2+ s3·············································································C10.7)
di mana:
S = penurunan elastis tiang tunggal
S
1
= penurunan yang terjadi sepanjang tiang
S
2
= penurunan tiang oleh beban yang bekerja pada ujung tiang
S = penurunan tiang oleh beban friksi sepanjang selimut tiang
3

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 243
Cara menentukail s1 .

Bila fondasi tiang dianggap elastis, pergcseran sepanjang kulit


tiang dapat dihitung dengan rumus:

SI = (Q117' + f Q,,., ).L ............................. :..................................... ( I 0.8)


AP. Et> . .

di mana:
s1 = penurunan yang te1jadi sepanjang tiang (mm)
Q"'P = beban yang diterima pada ujung tiang
Qws = beban yang diterima sepanjang kulit tiang
Ap = luas penampang tiang
L = panjang tiang
Ep = modulus elastisitas material (umumnya : 2, 1 . 106 N/m 2)

Cara menentukan s2
Penurunan tiang yang terjadi akibat beban yang diterima pada
ujung tiang adalah sebagai berikut:

s, = q;.D·(l-µ;)I,., ........................................................... (10.9)


s

di rnana:
s2 = penurunan disebabkan beban yang bekerja pada ujung tiang
D = lebar/diarneter tiang
qwp = beban yang diterima
.
ujung tiang per satuan Iuas/unit
Es = modulus elastisitas (modulus young) tanah di ujung tiang
(umumnya: 30.000 kN/m2)
µs = angka poison untuk tanah (umumnya: 0,3)
Iwp = faktor pengaruh = ar = 0,88 untuk tiang penampang Iingkaran

Rekayasa Fondasi
244 untuk Program Vokasi
3.0

ti 2.0
~
tl
ll 1.5 l----::.+----::,.-t.,,.-,c--t---1r---+---+----'---.....__--1
f'Of circular foondatilll

a.. - 085
a,= 0.88
0.5 L--_ _.___ ___.__ ___.._ _ _...___..___ _.___ _ _ ____,

l 2 3 4 5 6 i 8 9 (0
L/ B

Gambar 10.1 Faktor pengaruh yang bergantung pada bentuk penampang tiang

Vesic ( 1977) mengemukakan perhitungan semi-e'mpiris untuk s 2


sebagai berikut:

Qwp ·cp
s,, =--'----"- ... . ... . ......... ........ .. . . ... .............. . ... . . .................. ....: .. . .. (10.10)
- D.q p
di mana:
s2 = penurunan tiang oleh beban yang bekerja pada ujung tiang
Q wp = beban yang diterima pada ujung tiang
CP = koefisien empiris
D = lebar/diameter tiang
qP = daya dukung batas ujung tiang

Tabel 10.1 Harga Cp

No Soil Type Driven pile Bore pile


1 Sand (dense to loose) 0,02 - 0,04 0,09-0,18
2 Clay (stiff to soft) 0,02 - 0,03 0,03- 0,06
3 Silt (dense to loose) 0,03 - 0,05 0,09-0,12

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 245
Cara menentukan s,
, Penurunan tiang yang terjadi akibat beban yang di tcrima
sepanjang friksi tiang adalah sebagai berikut:

s3 = ( ; ~ } : · ( I - µ;)·I.,, .................................................... ( I O. 11 )
di mana:
s3 = penurunan tiang oleh beban yang bekerja sepanjang kulit
tiang
Qwp = beban
.
yang diterima pada ujung tiang
D = Iebar/diameter tiang
p = keliling penampang tiang
L = panjang tiang-tiang
Es = modulus elastisitas (modulus young) tanah di ujung tiang
(umumnya: 30.000 kN/m2)
µs = angka poison untuk tanah (umumnya: 0,3)
Iws = faktor pengaruh
Faktor pengaruh Iws dapat dihitung dengan Formula Vesic (1977):

I~ = 2+0,35.t ...................................................................... (10.12)


di mana:
. D = lebar/diameter tiang
· L = panjang tiang-tiang
Vesic (1977) juga mengemukakan perhitungan semi-emp1ns
untuk penurunan tiang yang disebabkan oleh beban kerja sepanjang
kulit tiang/keliling tiang, dengan persamaan:

. Rebyasa Fondasi
246 untuk,_Program Vokasi
s3 = Qll'P C ~ .................................................................................. ( l O. 13)
l .q,,
di mana:

SJ - penurunan tiang disebabkan oleh beban kerja sepanJang


kulit tiang/keliling tiang

Qwp - beban yang diterima pada ujung tiang


L panjang tiang-tiang

qp - daya dukung batas ujung tiang


Cs konstanta empiris

Cs =(0,93+0,16.✓(L I D)).cp .......................................... (10. 14)

10.4 PENURUNAN KONSOLIDASI KELOMPOK


TIANG
Penurunan konsolidasi kelompok tiang pada tanah lempung
dapat dihitung dengan pendekatan penyebaran distribusi tegangan
perbandingan 2 : 1 (gambar 10.2).

Gambar 10.2 Penurunan kelompok tiang

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 247
Prosedur perhitungannya dapat dihitung dcnga n tahapan-tahapan
berikut:
I. Bila panjang tiang te11anam (L) dan beban yang bckcrja pada
kelompok tiang (Qg ),pile cap berada di permukaan tanah, maka Qg
= beban total bangunan atas - berat tanah yang diga li.

2. Penyebaran tegangan kelompok tiang pada tanah lempung dimulai


dari kedalaman 2/J.L
.
dari bagian atas tiang (z = 0). Beban Qg
disebarkan dengan perbandingan 2 -;- l (2 vertikal -;- I horizontal).
3. Hitung penambahan tegangan pada setiap tengah-tengah Iapisan
akibat Qg dengan rumus:

¾J;= - QJ:
- - - ................................................ ... ........ (10.15)
(Bg + z;).(Lg + z;)

di mana:
~pi = penambahan tegangan pada tengah-tengah lapisan i
Qg = beban yang bekerja pada kelompok tiang
Lg, Bg = panjang dan Iebar kelompok tiang
zi = jarak dari z = 0 sampai dengan tengah-tengah Iapisan ke-i
4. Hitung penurunan tiap lapisan:

A<; =[ I :~:; ] · H; ........ .................. .... ... ....... ............................ ( I O. 16)


0

di mana:
~si = penurunan konsolidasi pada Iapisan ke-i
~e(i) = perubahan angka pori akibat penambahan tegangan pada
lapisan ke-i
e
0
= angka pori awal pada lapisan ke-i
Hi = tebal lapisan ke-i

Rekayasa Fondasi
248 untuk Program Vokasi

I
5. Penurunan total konsolidasi :
6.r;,. = L~\'; .......................... .............. ....... ................................ (I 0.17)
~ ; =[Ccul·H;]log[Pc>11 >+ !1pui] ...........................................(I0. 18)
1+ eO(i) Pn(,)
di mana:
~sg= penurunan total konsolidasi pada kelompok tiang
~si = penurunan konsolidasi pada lapisan ke-i

Contoh 10.1
Fondasi tiang pancang kelompok seperti gambar di bawah ini.
Qt • 2000 kN
Sand
-y • 16.2 kN / m) 2m
~roundW3tcr
-=-t3ble

Yt.111. = 18.0 lN/m3

I 16m ~. 0.82
C

c~. o.J

pile group l.g=3,3m dan 8g = 2,2 m

Hitung besar penurunan konsolidasi jika lempung normal konsolidasi.

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 249
Dari gambar tersebut dapat dihitung tekanan tambahan pn
dan tegangan tambahan pada 3 lapisan di bawah pile r;roup, dcngan
kedalaman Z pada lapisan I, z, = 7,0 meter, pada lapisan 2. z2 = 9,0
meter. dan lapisan 3. z3 = 12,0 meter.

Qx ::: 2000kN
Sand
'Y = 16.2 kN/ m3 ."

~LS,_round_water . T-'
-:=--table 7·
!Om
9m

--- -
15m
'Ysat = 18.0 kN/m 3
I
1 Group 16m e0 = 0.82
pile
\ \ cc= 0.3
, I ...___ ___, \
z I .
7m
2V:IH-+/ 2V:IH

(nm to scale} IPile group: l 8


= 3.3 m; 8 8 = 2.2 m /
. .

Panjang tiang L = 15 m.
L' = 2/3 L = 2/3 x 15 = IO m.
Titik 1
Tekanan tambahan lapis I
2
0'0 = 16,2x 2 + (18-9,81)x (9 + 7 / 2) = 134,8k.N I m

Rekayasa Fondasi
250 untuk Program Vokasi

....
~·-----------------------

Tegangan tambahan lapis I

Q>! _ _
a· =---..:..;___
I ( B>! + z, )( L>! + =, )

2000
a· = - - -- - - - - - = 5 l,6kN I m 2
I (3,3+7,0 / 2)(2, 2 + 7,Q / 2)

Penurunan konsolidasi lapi s I


H (a- +tia-)
Sc = --Cc x Log--- . . :. . 0

I + eo a-o
7 (134,8+5 1,6)
Sc 1 =---0,3xLog-----'-=01624m
1+0,82 134,8 '

Titik 2
Tekanan tambahan lapis 2

0-0 = 16, 2 x2+(18- 9,8l)x(9+7)+(18,9-9,8l)x4 / 2


= 18 l,62kN I m 1
Tegangan tambahan lapis 2
Q
!!la: = g
I (Bg + Z; )(Lg + Z;)
2000
t!lcr = - - - - - - -- - - = 14 52kN I 2
I (3,3+7+4 / 2)(2,2+7+4/2) ' m

Penurunan konsolidasi lapis 2


H (a- + tio-)
Sc = - - Cc x Log . . :. . . .__ _. .:. .
0

1+ eo O"o

4 (181 ,62 + 14,52)


Sc2 = - - 0,2 x Log -'--- - -__.. .:. _ = 0,0157m
1+ 0, 7 . 181, 62

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 2 51
Titik 3
Tekanan tambahan lapis 3
a-,, = 16, 2 x 2 +(I 8- 9. 81) x (9 + 7) + (I 8, 9 - 9, 8 I ) x 4 + ( I 9 - 9, 8 I ) x 2 I 2
= 208.99kN I 11/

Tegangan tambahan lapis 3


0
!J.a· = - i
' (Bg +z;)(Li+z;)
2000
11a; = - - - - - - - - - - - - = 9,2kN I m 2
(3.3 + 7 + 4 + 2 I 2)(2,2 + 7 + 4 + 2 I 2)

Penurunan konsolidasi lapis 3


H (a +11a-) 0
Sc=--CcxLog---
1+eo ao
2 (208,99 + 9,2)
Sc2 =--0,25xLog..;....._---~ = 0,0054m
I+ 0, 75 208,99

Maka penurunan konsolidasi total Sc = Scl + Sc2 +Sc3


= 0,162 + 0,015 + 0,005
= 0,182 m = 182 mm

Contoh 10.2
Tiang pancang beton memiliki panjang 12 meter dan tertanam
pada lapisan tanah pasir. Diameter tiang 305 mm. Berat volume pasir Ydry
= 16,8 kN/m3, rata-rata sudut geser dalam sepanjang tiang 35°. Beban
izin yang bekerja 338 kN.
Hitunglah penurunan elastik tiang dari atas, jika 240 kN adalah
kontribusi dari geser dan 98 kN dari tahan ujung. Ep = 2, 1 x 106 kN/m2,
Es= 30000 kN/m2 dan µs = 0,3.

Rekayasa Fondasi
252 untuk Program Vokasi
Penyclesaian
Penurunan elas ti s tiang:
Sc = scl + sl'2 + sd
a. Penurunan elastis tiang Set:

s I = (Q...p + c;Q"'P )L . ... ...=>t = 0,6


c A E ~
p p

(97 + 0, 6 X 240) X 12 0 00
S = - - -- -- -- -6 = 148m
el (0,305 x 0,305) x (2l x l0 ) '

b. Penurunan disebabkan beban yang bekerja pada ujung tiang:

- qwp D (1- 2)/


Se2 - E µ s wp
s

97
Qwp = 1042, 7kN I m2
q wp =A= p
0,305 X 0,305

= l042, 7 x0, 30 5 (l-0 32 )x0 85 = 0 0082m


s e2 30000 ' ' '

c. Penurunan elastik akibat transfer beban di sepanjang tiang:

s -
e3 -
QWLS .!2.c1
£
- µ s2 ) /ws
p s

240 3
= 0, 0S (1-Q 32 ) X 4,2 = 0 00064m
s eJ (4x0,305) x 12 30000 ' '

Total penurunan elastis Sc= Se = Set+ Se2 + Se3


= 0,00148 + 0,0082 + 0,00064
= 0,01032 m= 10,32mm

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 253
Rangkuman

• Penurunan kelompok pada lapisan tanah lempung (tanah kohcsi t)


dapat dihitung dengan altematif penyebaran beban 2V : I H hingga
ke lapisan bawah. Data penunjang hasil penguj ian konso lidasi dari
laboratorium merupakan parameter yang harus di sertakan dalam
perhitungan penurunan konsolidasi.
• Penurunan dapat merupakan penjumlahan penurunan segera dan
penurunan konsolidasi.

Tinjauan Ulang

Soal 10.1
Suatu fondasi tiang dari beton dipancang pada tanah Iapisan pasir.
Tiang memiliki diameter 30,5 cm dan panjang 12 m . Tiang menahan
beban sebesar 33,75 ton, 70 % beban tiang ditahan oleh gesekan dan
30% lagi ditahan ujung tiang. Berat jenis tanah pasir 1,69 t/m 3 dan ~=
35°. Tentukan penurunan tiang tunggal bila diketahui EP= 2, I x I 06 kPa,
ES= 30000 kPa dan µs= 0,3.

Rekayasa Fondasi
254 untuk Program Vokasi
Soni 10.2
Oiketahui data grup tiang pada lapisan tanah lempung homogen.
epcrti pada gambar bcrikut:

~and
.1 m Groundwater -y = 15 T!. kN/m'
tahk

Sand
Jm -y,..,= 1855k'l/m 1
2.75m
X 2.75 m
Group
plan

Hitunglah besamya penurunan grup tiang dari atas, dengan cara


penyebaran beban (seperti pada gambar). Penyebaran beban dengan
pendekatan 2V : 1H.

BAB 10
Penurunan Kelompok Tiang 255
BAB11
' LATERAL TIANG
.GAYA
~D.

11.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi gaya lateral tiang, mahasiswa
diharapkan dapat:
• Mengetahui secara umum perilaku tiang apabila menerima gaya
lateral.
• Menghitung gaya lateral tiang akibat beban gaya horizontal, baik
gaya internal dan gaya eksternal dengan rumus yang benar sesuai.

11.2 PENDAHULUAN
Behan lateral merupakan beban yang memiliki arah horizontal,
seperti hehan angin, hehan gempa, tekanan tanah lateral, beban hempasan
omhak atau kapal pada sisi struktur bangunan, dan beban horizontal
lainnya. Behan lateral yang diterima oleh fondasi tiang bergantung
pada struktur hangunan yang akan meneruskan gaya yang diterima, ke
kolom hagian paling hawah dari upper structure, untuk diteruskan ke
kelompok tiang fondasi.
i
11.3 BEBAN LATERAL
Fondasi tiang memiliki beberapa aplikasi untuk menahan bcban
lateral pada struktur. seperti menahan beban lateral yang bckerja pada
dinding penahan tanah. Beban lateral berasal dari tekanan tanah lateral
yang mendorongnya (seperti yang diperlihatkan pada gambar 11.1 a).

Dinding Behan
pmabm Tebnz angm angm
tanah tanah
blml

Tiang
pzcang .,.,...,_...ii""iiiiiriili,.."'"""'"""
Tiang Tiang Tiang Tiang
tlrik tebn tlrik- tekan

(a) (b) (c)

WWW

Tiang
pancang--+

(d) (e)
Gambar 11. 1 Aplikasi fondasi tiang dalam menahan beban lateral

Fondasi tiang juga dapat untuk menahan beban lateral seperti


beban angin yang bekerja pada struktur bangunan tingkat tinggi,
misalnya struktur rangka baja atau gedung pencakar langit (seperti

Rekayasa Fondasi
258 untuk Program Vokasi
yang terlihat pada gambar I I. I b dan gambar 11.1 c). Oleh sebab itu.
fondasi tiang mengalami gaya tarik dan gaya tekan. Fondasi tiang juga
dapat menahan dinding turap gambar 11.1 d, menanggung beban lateral
disebabkan gaya eksternal seperti hempasan gelombang air laut, angin,
dan benturan kapal pada konstruksi lepas pantai seperti gambar 11.1 e.
Fondasi tiang individu terdiri dari dua klasifikasi, yaitu fondasi
tiang pende~ dan fondasi tiang panjang. Pada tiang dengan kepala bebas,
tiang termasuk panj ang j ika P( L) > 2,5 dan tiang termasuk pendek j ika
p(L) < 2,5. Pada tiang dengan kepala terjepit, tiang termasuk panjangjika
p(L) > 1,5 dan tiang termasuk pendekjika ~(L) < 1,5. Beban lateral yang
bekerja pada kedua jenis tiang tersebut akan menghasilkan pergerakan
yang berbeda dari segi defleksi dan mekan_isme keruntuhan tiang.

Qg

g
I
I I
I I
-
I

Dcfieksl Rcaksl Tanah Momen

Gambar 11 .2 Defleksi dan mekanisme keruntuhan fondasi tiang pendek


dengan kondisi kepala t iang bebas akibat beban lateral pada tanah kohesif
(Hardiyatmo, C.H., 2003)

BAB 1 1
Gaya Lateral Tiang 259
Perbedaan defleksi dan mekanisme keruntuhan akibat bcban
lateral yang terjadi pada fondasi tiang pendek dan fondasi tiang panjang,
diperlihatkan pada gambar 11.2.
Panjang total tiang sebe ar:
L = g + I.SD + f.. .................................................... ........... ( I I . I)

f = Qi; (6.2) ................................ ..... .......... ... .... .. .. ..... .. (II.2)


9•c u ·D
Qi; = 9 · cu · D(L - I,5D) ............................... .... ................... ( 11 .3)

Momen maksimum yang terjadi:


Mmax = 2,25D · g2 · Cu ...... ... ...... ...... ......... ... . . . . . ........ .. ... .. ..... (11 .4)
MITl3.\ = Q/e + 1,5D + t) .................................................... (11.5)

Mmax = Q/0,5L+ 0,75D) ··················································· (11.6)

di mana:
L = panjang tiang (m)
D = diameter tiang (m)
Qg = beban lateral (kN)
2
cu= kohesi tanah undrained (kN/m )
f = jarak momen maksimum dari permukaan tanah (m)
g = jarak dari lokasi momen maksimum sampai dasar tiang (m)

Rekayasa Fondasi
260 untuk PJogram Yokasi
Nilai beban lateral (Q 11 = Pu1,) dapat ditentukan secara langsung
melalui grafik pada gambar 11.3.

60

50

Restrained
0 40
~
--
a?
i
1i>
30

"i...
<G
ci 20
.E
Cl)
co
E e
E
:::, 10

L
Free-headed
0 0 4 8 12 16 20
Embedment length, UD

Gambar 11 .3 Kapasitas beban lateral untuk fondasi tiang pendek pada


tanah kohesif (Hardiyatmo, C.H., 2003)

Beban lateral yang terjadi pada fondasi kelompok tiang


dapat mengakibatkan pergerakan pada keseluruhan kelompok tiang.
Pergerakan yang dapat terjadi oleh pergerakan translasi dan pergerakan
rotasi. Pergerakan translasi pada kelompok tiang adalah perubahan
posisi pada kelompok tiang akibat timbulnya gaya aksial tarik dan gaya
aksial tekan sehingga pada satu sisi kelompok tiang terangkat naik dan
di sisi lainnya kelompok tiang tertekan ke bawah.

BAB 11
Gaya Lateral Tiang 2 61
0
H2D

Mmax

Ddldai Reskd Tsmlllt Momen

Gambar 11 .4 Defleksi dan mekanisme keruntuhan untuk fondasi


tiang panjang dengan kondisi kepala tiang bebas akibat beban lateral
pada tanah kohesif (Hardiyatmo, C.H., 2003)

Pada plat yang diberi gaya lateral, akan muncul zona pengaruh
beban. Jika sepertiga bagian plat dihilangkan, akan terjadi overlap pada
zona tegangan. Overlap yang terjadi akan mereduksi kapasitas dari
suatu elemen.

11.4 PERHITUNGAN AKIBAT BEBAN LATERAL


1. Penentuan Kriteria Tiang

Kriteria tiang pendek atau tiang panjang ditentukan berdasarkan


nilai R atau T yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Rekayasa Fondasi
262 untuk Program Vokasi
Tabel 11 .1 Kriteria jenis tiang

Jeni s Tiang Modulus Tanah


Kaku (Pendek) L ::S 2T L ::; 2 R
Elastis ( Panjang) L 2: 4T L 2: 0,35 R

T = s[fl_ (dalam satuan panjang) .. .......... ............... ......... ( 11 .7)


1--;,,,
di mana:
E = 1nodulus tiang (beton) = 4700 . ffe
I = momen inersia tiang

11 h = modulus variasi
2. Perhitungan Akibat Behan Lateral
Karena kriteria jenis tiang termasuk j enis tiang panjang dan dalam
perhitungan akibat beban lateral, digunakan metode Broms untuk
kondisi tiang panjang dengan kepala tiang terjepit (Fixed Head)
pada tanah lempung.

Soal 11.1
Dari Tabel Spesifikasi Prestressed Spun Concrete Pile (PC PILES),
untuk Type W-PCP-18 didapat data sebagai berikut;
Dimensi Tiang = 5 0 cm
Concrete Class = A 1
Mu - 15,75 ton-m = 1575000 kg-cm
Cu 0,09 kg/cm2
Mu/Cu.D3 157 5000 / (0,09 . 50 3) = 140

BAB 11
Gaya Lateral Tiang 263
T
60

10 20 40 100 200
Ultimate resistance moment Mule" ss

Gambar 11.5 Kapasitas lateral ultimit untuk tiang panjang pada


tanah kohesif {Hardiyatmo, C.H., 2003)

Gambar 11.5 adalah kurva kapasitas lateral ultimit untuk tiang


panjang pada tanah kohesif, sehingga didapat:
Hu/Cu.D2 = 55
Hu = (Hu/Cu.D2) *Cu* D2 =55 * 0,09 * 502 = 12375 kg
H.IZlll. =Hu / F
= 12375 / 2,5
= 4950 kg = 4,95 ton

Rekayasa Fondasi
264 untulc P.rogram Vokasi
oal 11.2
Tcrdapat tiang pancang scperti gambar di bawah ini . n I = 4. n~
~

==- 3, o = 305 mm , d = 1220 mm, L = 15 m. Tiang pancang tertanam


pada lempung homogen dengan parameter tanah kohesif cu= 70 kN/m2•
Tiang dari beton K-350.

Pile cup
.-: -- - --.-- - - •T
Plan

I
i,.-d - + - - d ~
-. I d

~
B, • ~t
1:._ __ --•-----•
---L
" ·l
(a )
•d

Pertanyaan:

• Tentukan beban lateral yang mampu dipik:ul tiang pancang .

.. = 3 cm .
Tentukan beban lateral jika 8 ,zm

Jawab:
Koefisien reaksi tanah horizontal kh untuk tanah kohesif:

Untuk Cu = 70 kN/m2 = 700 kPa ~ nl = 0,4


Tiang beton, n2 = 1, 15

BAB 11
Gaya Lateral Tiang 265
Tabel 11.2 Nilai n 1 untuk tanah lempung

Unconfined Comp Strength, qu (kPa) nl


< 48 kPa 0,32
48 k.Pa < qu < 191 kPa 0,36
> 191 kPa 0,40

Nilai n2 untuk berbagai tiang pancang:


Jenis tiang.... nl
Baja 1,00
Beton I, 15
Kayu 1,30

k = ni112q = 11 112 2C = 0, 4 x 1, 15 x 2 x 70 = 211


11 1 11
14
kN I m
h b b 0,305 '
Untuk beban statik kh = 1/3 ~1 = 1/3 x 211,14 kN/m = 70,38 kN/m.
Tiang beton ukuran b = 0,305 m
Modulus elastisitas = Et = 21 x I 06 kN/m2•
Momen tahanan = S = 1/6 bh 2 = 1/6 x 0,305 x 0,3052 = 0,005 m3
Momen Inersia =I= 1/12 bh3 = 1/12 x 0,305 x 0,305 3 = 0,005 m3
Tiang dari beton K-350 -+
crizin = 0,43 x 350 = 168 kg/cm 2

= 1680 t/m 2 = 16800 kN/m2


Dalam pancangan = D = 15 meter
Tinggi muka tanah ke kepala tiang = ec = 0 meter
Momen maks = MY = cr.. x S = 16800 x 0,005 = 79,44 kN-m
IZln

Penentuan tiang pendek atau panjang pada tanah kohesif:

/J, = 4 {K,j = 4 70,38x 0,305 = O 077


n Vw 4x 21 Ox 106 X 0,0007 '
~nD = 0,077 x 15 = 1,157 < 2,25 -+ Termasuk tiang pendek.
D/b = 15 / 0,305=49,18
eClb = 0 I 0,305 = 0

Rekayasa Fondasi
266 untuk Program Vokasi
ec!b
0
60 ,-----,-.--.-,---,-~ - ~ -~ - -

f 11 i ~ I I I
2

lt e

16

I. -
' I

10 ..._._/✓A V ->-• - .

~ -+-~--l
.._I

0 L...L~~::::::::::.._.__L.L_...LJ_r:::::w::=r==i
0 4 8 12 18 20
Fixed Head D imension less Factor, D/b

Dari grafik diperoleh = load faktor x Qu/(cub2) = 60 x Qu/(cub2).


Maka beban lateral ultimit, Qu = load faktor x (cub2)
= 60 X 70 X 0,305 2
= 390,75 kN.
Maksimum gaya lateral yang mampu bekerja =
Qa = Qu/2,5 = 390,75/2,5 = 156,28 kN.

Besar lendutan yang terjadi = 8 adalah:


~nD = 0,077 x 15 = 1,157 < 2,25 -+ Termasuk tiang pendek.
D/b = 15 / 0,305 = 49,18
ec/D = 0 I 0,305 = 0
Dari grafik di bawah diperolen faktor lendutan versus 8~bD/Qa,
hasil penjabaran besarnya lendutan:
8 = (faktor lendutan)*(8~bD/Qa) = 4,5
. 0 = 4,5 X 156,28 /( 70,38 X 0,305 X 15)
= 2,184 m -+ harus <dari lendutan izin (3cm), OK

BAB 11
Gaya Lateral Tiang 26 7
Jarak tiang = 1220 mm + Z = 1220/305 = 4b. Faktor rcduksi
daya dukung lateral = 0.5.

e.,ID
0.40 0 .20 0 .10 0 .05 0 .00
10
- I- '/

I I '// ~~4
I f--
I
- I )- 7 I / L
/y / I/ V v;,.,,
t
8
/ V
,, / /
/ /,, /
-
Dimensionless
Deflection Factor,
6
, __
,_ ,_ -t~
,- ,- """'
V
c;.. .,, .....
v 1/.
l/
V- 17V
-
-
i...--
V •- I- - ~
-
yK.,bD/Q1 4
L.,,
"' ,_
·-- --..,.... i...-- i..-- ·-~
IEr l,_0 11,1,
I
... ~ ~

K
1,..,- --
--
•-
I
1....-
- Fl e, · ~ 8l d ,_ -
2
~ .....
I,'
-- -i-
·1 - -
I -
0
0 2 3 4 5

Dimensionless Length Factor, ~D

D b

l
Figure 9 .32 Lateral Deflection at Ground Surfac e of Piles in Cohesive Solis

.. ) = 0,5x156,28 = 78,141 kN
Daya duk:ung izin lateral 1 tiang = Qa<121n
Beban lateral izin kelompok tiang = Qag(mn)
. . = n 1 x n2 x Q a<..
1zm>
=3x4x78,141
= 937,69 kN

I
z Reduction I
Factor I
0 0 0
8b 1.0
0 0 0
6b 0.8 ~ -Lateral
- -Load---
0 0 0
I 4b 0.5 l. 0 0 0
3b 0.4 0 0 0
'

Rekayasa Fondui
268 untuk Program Vokasi
a. Jika lendutan 8 = 3 cm.
Besar lendutan yang terjadi = 8 adalah:
pnD = 0 ,077 x 15 = 1, 157 < 2,25 -+ Termasuk tiang pendek.
D/b = 15 / 0 ,305 = 49, 18
ec/D = 0 I 0,305 = 0

Dari grafik didapat faktor lendutan x 8~bD/Qa.

Faktor lendutan = 4,5 = 8~bD/Qa Untuk lendutan 3 cm

+ 4,5 = 0,03 X 70,38 X 15 X 0,305/Qa ,+ ,


Hasil penjabaran diperoleh besar gaya Qa = 2,15 kN

Jarak tiang = 1220 mm

+ Z = 1220/305 = 4b,
Berdasarkan tabel, faktor reduksi daya dukung lateral = 0,5

Besar daya dukung izin lateral 1 tiang Q a<..


mn
> = 0,5 x 2, 15

= 1,08 Kn
Behan lateral izin kelompok tiang Q ag<..
1zm
> = n 1 x n2 x Qac·mn)
.
= 3 X 4 X 1,08
= 12,96 kN.

Rangkuman
• Behan lateral merupakan beban yang memiliki arah horizontal,
seperti hehan angin, beban gempa, tekanan tanah lateral, beban
hempasan ombak atau kapal pada sisi struktur bangunan, dan lain
sehagainya.

• Behan lateral yang diterima oleh fondasi tiang, bergantung pada


struktur hangunan yang meneruskan gaya lateral yang diterima, ke
kolom hagian paling bawah dari upper structure untuk diteruskan
ke kelompok tiang fondasi.

BAB 11
Gaya Lateral Tiang 269
• Untuk analisis. kondisi kepala tiang dibcdakan sebagai kond isi
kepala tiang terjepit (fixed head) dan kepala tiang bcbas (f,·ee head).
• Perilaku beban lateral dibedakan menjadi fondasi tiang pcndck dan
tiang panjang. Pada tiang pendek. sumbu tiang masih tetap lurus
pada kondisi terbebani lateral. Kriteria penentuan tiang pendek dan
tiang panjang didasarkan pada kekakuan rel ati f antara fondasi tiang
dengan tanah.
'--

Tinjauan Ulang

Soal 11.l
Bangunan air berupa pelat beton yang didukung oleh 4 buah tiang
beton berdiameter 900 mm, seperti gambar berikut:

Tiangbcton
D=90cm
My = 20001cN m

Lcmpunglunak

Lcmpung kaku

Bahan tiang mempunyai Ep = 26 x 106 kN/m2, Ip = 0,03222 m 4 •


Tarrah terdiri dari lapisan Iempung Iunak pada bagian atas, dan lempung
kaku pada bagian bawah. Kepala tiang dianggap ujung jepit.
Data parameter teknis tanah:
Lempung lunak: Cu = 14 kN/m2, ~ = 0, y = 18,6 kN/m 3
sat
I
Lempung keras: Cu = 125 kN/m2, ~ = 0, y = 18,6 kN/in 3
sat
3
modulus subgrade tanah, k1 = 25 MN/m
Dari data ~i atas tentukan besamya gaya horizontal yang dapat
didukung tian·g.

270
Rekayasa Fondasi
untuk Program Vokasi I
J.,
I
BAB12
BEBAN DINAMIS TIANG

12.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi beban dinamis pada fondasi
tiang, mahasiswa diharapkan dapat:
• Mengetahui pemilihan alat pemancang tiang yang sesuai dengan
lapangan.
• Mengetahui berbagai metode formula untuk menghitung daya
dukung tiang hasil pemancangan.
• Menganalisis perhitungan daya dukung fondasi tiang hasil uji
lapangan kalendering di lapangan.
• Mengenal dan memahami perhitungan daya dukung fondasi tiang
hasil uji out program tes PDA.

12.2 PENDAHULUAN
Kapasitas daya dukung tiang hasil pemancangan dapat
diperkirakan dengan menggunakan beberapa formula rumus yang ada.
ebenamya perhitungan daya dukung dinamis tiangjuga bisa digunakan
dengan menggunakan beberapa nmms yang ada. Pcngcmbangan rumus-
rumus pancang didasarkan pada prinsip-prinsip impuls-momcntum .

12.3 PERHITUNGAN KALENDERING


Rumus pancang (drivingformula) atau rum us dinamik (dynamic
formula) masih memiliki penggunaan yang cukup luas, terutama untuk
menentukan, apakah tiang sudah mencapai kapasitas daya dukung yang
diharapkan sesuai kedalaman yang direncanakan atau belum, serta
untuk mengontrol kapan pemancangan tiang harus dihentikan. Berikut
dijelaskan rumus pancang dari sekian banyak rumus pancang yang telah
dikembangkan, yaitu:
1. Rumus Engineering News Record (ENR).
2. Rumus Engineering News Record Modified (ENRM).

12.3.1 Rumus Engineering News Record (EN R)


Rumus ini adalah rumus dinamis, berdasarkan hubungan
kesamaan antara energi yang masuk dengan energi yang digunakan,
ditambah energi yang hilang. Dengan kata lain:
Energi yang digunakan = (perlawanan tiang)*(penetrasi palu
perpindahan tiang)

Bila energi ditransformasikan sebagai Qu yang menghasilkan


penetrasi sebesar "s" dan energi yang hilang sewaktu pemancangan
(AE), maka:

E = Qu. s + AE ...................................................................... ( 12. 1)


bila AE = Qu .C
dan E = WR. b
akan didapat: WR.b = Qu.s + Qu.C,

Rekayasa Fondasi
272 untuk Program Vokasi
chi ngga has i I pcnjabarannya:

Q = urR. h ··· ·· ····································································· (l2.2)


u s+C
di mana:
W R = berat palu
h = tinggi jatuh palu ( cm)
s = penetrasi tiang per satuan pukulan (cm)
C = konstanta
➔ untuk palu jatuh bebas
drop hammer = 2,54 cm : : : 1,0 inch
➔ untuk palu uap
steam hammer= 0,254 cm:::::: 0, 1inch
FS = 6
Untuk palu aksi tunggal dan palu ganda (palu uap), notasi WR' h
diganti HE(energi palu) dan E (efisiensi palu), sehingga rumus menjadi:

H E.E
Q11 = s+C ·· ·········· ·····························································( l2.3)

di mana:
HE = energi palu
E = efisiensi palu

12.3.2 Rumus Engineering News Record Modified (ENRM)


Rurnus ini merupakan pengembangan dari rumus sebelumnya.
Daya dukung hasil pemancangan tiang dapat dihitung dengan formula:
E.WR .h WR +n 2 .Wp
Q = - ~· ~ - ~ ................................................... (12.4)
11
s+C WR +WP
di mana:
E = efisiensi palu
W R = berat palu
W p = berat tiang

BAB 12
Beban Dinamis Tiang 273
h = tinggi jatuh pa lu (cm)
s = penetrasi tiang per satuan puku Ian (cm)
C = konstanta = 2,54 (cm)
n = koefisien restitusi antara palu dan kepala tiang
FS = 4 sampai dengan 6

Tabel 12. 1 Harga efisiensi palu pancang (E)

No. Type Hammers E


I Single
.,_ and double acting hammers 0,70 ~ 0,85
2 Diesel hammers 0,80 ~ 0,90
3 Drop hammers 0,70 ~ 0,90

Tabel 12.2 Harga koefisien restitusi (n)


I
No. Jenis bahan tiang n
I Cast iron hammer or concrete piles (without cap) 0,40 ~ 0,50
2 \Vood cushion on steel piles 0,30 ~ 0,40
3 Wooden piles 0,25 ~ 0,30 I
12.4 METODE KALENDERING
Ruang lingkup pelaksanaan pemancangan tiang di lapangan mencakup:
1. Pengangkatan tiang fondasi oleh mesin pancang
Pengangkatan tiang pancang tidak boleh sembarangan, tetapi
diangkat pada "titik angkat tiang pancang". Untuk itu, operator
mesin pancang hams mengikatkan kait tali baja untuk selanjutnya
mengangkat tiang pancang dengan aman. Titik angkat tiang pancang
itu bertujuan untuk mencegah keretakan tiang pancang dan cacat
lainnya.
2. Pemancangan fondasi ke dalam tanah
Jenis mesin pancang yang digunakan antara lain Diesel Hammer
atau jenis mesin pancang hidrolik (hydraulic drop hammer).

Rekayasa Fondasl
274 untuk Program Vokasi
Gambar 1 2. 1 Proses pengelasan sambungan tiang

3. Penyambungan tiang pancang


Jika terjadi kondisi, suatu desain tiang pancang diharuskan mencapai
pancang lebih dari 12 meter, salah satu solusinya adalah membuat
sambungan pancang. Pemotongan tiang pancang tidak lain adalab
untuk mempermudah mobilisasi tiang pancang beton dari pabrik
pembuatan ke lokasi pemancangan.

4. Memastikan vertikalitas tiang pancang


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kelurusan tiang arah
vertikal juga menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan
hasil akhir pemancangan tiang. Dalam praktik lapangan, untuk
memastikan vertikalitas tiang dilakukan dengan cara mengaitkan
seutas benang ke penggantung dan pemberat. Kemudian sejajarkan
tiang dengan seutas benang tersebut.

5. Memancang kembali tiang


Setelah proses penyambungan tiang dan pemeriksaan vertikalitas
selesai, tiang pancang kembali dihantam dengan hammer pancang
sampai kedalaman tertentu.

BAB 12
Beban Dinamis Tiang 275
6. Penggunaan dolly
Dolly merupakan sebutan untuk alat ya ng mcmbantu proses
pemancangan. apabila tiang pancang sudah scdikit tcnggclam kc
dalam tanah dan akan mencapai tanah kera . Tiang pancang yang
di-dolly harus mernpakan tiang pancang yang hampir mencapai
tanah keras (dapat diketahui dari penunman yang te1jadi saat tiang
dipancang. penurunan akan kecil) dan posisi tiang sudah berada
pada level elevasi tanah atau sedikit tenggelam ke dalam tanah.
7. Pengambilan final-set
Final-set merupakan langkah terakhir dari proses pemancangan,
proses pengambilan grafik final-set ada di IO pukulan terakhir.

(bl

Gambar 12.2 llustrasi kertas grafik data kalendering

Pengambilan final-set merupakan proses kritis untuk menentukan


kualitas pemancangan. Biasanya grafik hasil pemancangan dapat
menjadi acuan untuk mengetahui daya dukung tiang. Final-set
kalendering biasanya untuk monitoring IO pukulan terakhir.

Rekayasa Fondasi
276 untuk Program Vokasl
Gambar 1 2.3 Pengambilan data kalendering

Berikut adalah tahapan pelaksanaan pemancangan tiang untuk l O


pukulan terakhir di lapangan:
l. Saat kalendering telah ditentukan, hentikan pemukulan hammer.
2. Pasang kertas milimeter block pada tiang pancang menggunakan
selotip.
3. Siapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian tempelkan
tegak lurus pada kertas milimeter.
4. Jalankan pemukulan hammer.
5. Satu orang mengambil gambar basil kalendering dan satu orang
mengaw asi, serta menghitung jumlah pukulan.
6. Setelah 10 pukulan, kertas milimeter diambil.
7. Penggambaran dapat diulang 2 sampai 3 kali pada lembar
kertas grafik yang sama.
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan sistem
diesel hammer biasanya tampilan grafik kurang valid karena
tertutup oli.
9. Setelah selesai hasil kalendering ditandatangani pihak
pelaksana, pengawas, dan direksi lapangan, selanjutnya
dihitung dan dianalisis daya dukung tiang aktual dengan rumus-
rumus yang relevan.

BAB 12
Beban Dinamls: l,"'i.ang 277
12.5 PILE DRIVING ANALYZER
Tujuan pengujian tiang dcngan Pile Dril'ing A nafpzer (PDA )
adalah untuk mendapatkan data sebagai berikut:
l. Daya dukung aksial tiang.
2. Keutuhan/integritas tiang.
3. Efisiensi energi yang ditransfer.
Daya dukung yang dihasilkan dari analisis PDA pada kondisi
ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas yang dimiliki
oleh fondasi tiang yang diuji. Kondisi ultimate ditentukan oleh salah
satu dari:
I. Telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban
ultimate), yang berarti terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari
fondasi tiang.
2. Telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu
sendiri, yang jika diteruskan dengan beban yang lebih berat akan
mengakibatkan kegagalan pada bahan/material tiang pancang.

12.5 .1 Prosedur Pengujian PDA


Pengujian PDA dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
tercantum dalamASTMD-4945-1996. Persiapan pengujian terdiri dari:
I. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila
kepala tiang sama rata pennukaan tanah.
2. Ratakan permukaan tanah di sekeliling tiang.
3. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain
transducer dan accelerometer.
4. Pemasangan instrumen.
Adapun Informasi yang diperlukan dalam pengujian PDA di
lapangan adalah:
1. Gambar menunjukkan lokasi dan identifikasi tiang.
2. Tanggal pemancangan.

Rekayasa Fondasi
278 untuk Program Vokasi
3. Panjang tiang dan luas penampang tiang.
4. Panjang tiang tcrtanam .

12.5.2 Waktu Pengujian PDA Test


Pengujian PDA dapat dilakukan selama pemancangan untuk
memonitor perkembangan daya dukung tiang. Sejalan dengan tiang
yang semakin masuk ke dalam , kinerja dari sistem pemancangan
akan memonitor tegangan pada saat terjadi pemancangan ekstrem.
Umumnya uji PDA digunakan untuk menentukan daya dukung jangka
panjang tiang fondasi. Untuk itu, pengujian PDA sebaiknya dilakukan
beberapa hari setelah pemancangan, setelah gaya friksi tiang dan tanah

I mulai bekerja. Jumlah fondasi tiang yang diuji dengan PDA Test pada
umumnya sebanyak 1% dari jumlah titik fondasi tiang dalam satu
proyek. Berat/massa hammer ideal untuk pengujian PDA Test adalah
1%-2% dari kapasitas fondasi tiang yang disyaratkan.

12.5.3 Data Pemancangan


Sebelum melaksanakan penguJian, data berikut ini harus
diberikan kepada penguji PDA. Hal ini menjadi tanggung jawab
pelaksana pemancangan untuk memberikan data yang benar:
l. Nomor identifikasi fondasi tiang.
2. Tanggal pemancangan.
3. Bentuk dan dimensi penampang tiang.
4. Panjang total tiang.
5. Panjang tertanam fondasi tiang.
6. Konfigurasi sambungan tiang.
7. Data hammer yang digunakan untuk melaksanakan pengujian PDA
(re-strike).

. BAB 12
Beban Dinamis Tiang 279
12.5.4 Pengujian PDA
Penghentian re-strike dan perekaman data dilakukan sctclah
penguji yakin bahwa hammer telah membcrikan cncrgi transfer
maksimum yang mampu dilakukannya.

Gambar 12.4 Alat dan monitor perekam data PDT test

Berilrut adalah data hasil pemancangan tiang dengan out put


monitoring di lapangan;

Pada pengujian PDA akan diperoleh data untuk mengetahui


daya dul'Ung tiang yang terpancang dengan salah satu dari dua kondisi,
yak:ni refusal dan ultimate.

1. Pengertian daya dukung refusal adalah daya dukung yang terdeteksi/


terdata dan dianalisis sebagai daya dukung yang diperoleh dari
kondisi fondasi tiang yang belum sepenuhnya termobilisasi. Hal
ini adalah kondisi ketika fondasi tiang belum mencapai kapasitas I
tertinggi atau ultimate-nya. Kondisi ini terjadi karena pada saat
pengujian/re-strike, energi yang ditransfer tidak cukup besar untuk
memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau daya dukung
fondasi tiang yang diuji.

2. Pengertian daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung


yang diperoleh dari kondisi fondasi tiang yang sudah termobilisasi
sepenuhnya.

280
Rekayasa Fondui
unb4kt'rogram Vokasi
'
POA OP: LM Version 2012.106
SU -51
DIESEL HAMMER IHl-)5;06/06/12
BN 12
0~6{2012 14:27:36
2.63 P 15 In
300 m/s FMX 2')4 In
-In
F
V
CTN 0 tn
EMX 2.78 ln-m
DMX 15 mm
DFN 7 mm
5TlC 2.l ~
BPM 44.4
ITTA 100 ( )
LE 9.0m
102.4ms AA 1225 an"2
EM 354 Van2
SP 2.401/mJ
WS 3800m/S
300 '\./' 300 f.A/C 114.1tn-s/m
In LP a.om
In -WU
WD

KOOE KETERANGAN Tlang:SU-Sl

BN Pukulan 12
RMX Daya dulwng tiang [ton] 2.15
FMX Gaya ~ekan maksimum (ton] 294
CTN Gaya ~rik maksimum [ton] 0
EMX Enerji m\ksimum yang ditransfer [tonm] 2,78
OMX Penuruna~ maksimum [mm) 15
DFN Penurunan 'P.ennanen [mm] 7
STK Ttnggi jatuh ~lu [m] 2,1
BPM Pukulan per m~it 41,4
BTA Nilai keuwhan tia~ (%] 100
LE Panjang tiang diba~h instrumen [m) 9

LP Panjang tiang tertanaril.fm] 8


AR Luas penampang tiaog [cinl) 1225

Gambar 1 2.5 Tampilan out put pengujian PDA pemancangan tiang

Soal 12.1
Data hasil pemancangan mini pile di lapangan adalah, ukuran
20 cm x 20 cm, panjang 3 meter, dan berat 288 kg. Diketahui daya
dukung mini pile (Qi) sebesar 21 ,81 ton. Drop Hammer menggunakan
hammer 1600 kd dan tinggi jatuh 90 cm.

BAB 12
Beban Dinamis Tiang 281
Ditanyakan:

Berapa besamya final set untuk menentukan IO pukulan tcrakhir


hammer?
· Penyelesaian;
2
e * W *h
W + (11 + W ) I
Q, = "S +rC * ,. W + W ,, * FK
,. ,, I
Dengan menggunakan rumus Engineering News Record
Mod[fied dan berdasarkan parameter data yang diketahui , besarnya final
set terakhir dapat dijabarkan sebagai berikut:
2
? 0- 0,9*1600*90 * 1600 +(0, 50 +288) *_!_
-1 8I - - - - -
S+0, I 1600 +288 6

S = 0.788 cm
Sehingga cliperoleh besarnya final set untuk 10 terakhir sebesar
0. 788 cm. Jadi, untuk mencapai daya dukung tiang sebesar 21,81 ton,
maksimum final set di lapangan untuk 10 pukulan/8 cm (setelah grafik
kalendering S mendekati 8 cm untuk IO pukulan terakhir). Hal ini berarti
pemacangan sudab dihentikan.
SoaJ 12.2

Dari basil kalendering pemancangan tiang yang mendukung


dinding penahan tanab pada tiang, diperoleh hasil seperti pada gambar
di bawah. Berapa kapasitas dukung masing-masing tiang tersebut
berdasarkan formula pancang di bawah ini, jika menggunakan faktor
aman (SF) = 3, dengan W=3,5 ton dan P = 3, I ton dan H= 2,5 meter.

Rekayasa Fondasi
282 . untuk Program Vokasi
.....
'1 "''
111:;2,:1
r IFi:,:i
... ,
.,_ ':I.:·:
., ....

Jawab:
K = 12.5/10 = 1,25mm = 0,00 l 25m/pukulan.
S = 8,5mm = 0,0085m.
Besamya daya dukung ultimit tiang Qu11 ;
EWrh WR
Qu = S+C XW +W
R P

2*3,5*2,5 3,5
QII = 0,0085+0,00125 x (3,5+3,l)

=1794,872 * 0,5303 = 95 l,82lton


Daya dukung izin:

Q = Quit = 951 •821 = 317 274 ton


u FK 3 '

BAB 12
Beban Dinamis Tiang 283
Rangkuman

• Daya dukung aktual tiang yang tclah tcrpancang di lapangan


dapat dihitung berdasarkan hasil data kelendcring saat tiang tclah
mencapai tanah keras.

• Pemilihan alat pancang (hammer rest) harus disesuaikan dengan I


dimensi tiang yang akan dipancangkan, yaitu dengan pendekatan
\\' hM1mcr = 0.5*P + 600. Di mana P=Yolume tiang x Berat Jenis
Material Tiang.

• Dengan diketahui kapasitas tiang dengan spesifikasi alat yang


digunakan. estimasi final seting dapat ditentukan .

• Data kalendering semua tiang yang telah terpancang harus diketahui


secepatnya. untuk mengetahui aktual daya dukung yang sebenamya.

Tinjauan Ulang

Soal 12.1
Tiang dari beton bentuk persegi panjang memiliki Iebar sisi
0,45 m dan panjang 19 m. Tiang dipancang dalam tanah pasir dengan
dasar tiang terletak pada lapisan kerik.il padat. Penetrasi akhir s=3 mm/
pukulan, pemukul aksi-tunggal berat 45 kN tinggi jatuh 1,5 m. Tiang
diberi penutup serta dengan tinggi jatuh 1,5 m. Tiang diberi penutup
serta dibungkus setinggi 75 mm pada kepala tiang. Berapa kapasitas
ultirrut tiang, bila dihitung dengan cara Hilley dan Janbu?
Soal 12.2
Pada pengujian tiang dipakai hammer aksi tunggal berat (W)
7000 kg dengan tinggijatuh h = 75 cm. Jika penetrasi akhir rata-rata untuk
penetrasi tiang 15 cm, adalah s = 1,85 cm/pukulan, berapa kapasitas izin
tiang tersebut bila digunakan Engineering News Formula?

Rekayasa Fondasi
284 untuk Program Vokasi
DA VA Otk-uNG TtANG JJ ERDAS AKA.'i DATA KAUNDERING (DINMflS) LOKAS I T,\L\.'<G 2

Diiunetcr Tinnl_l ~
111 Pcrlor.inn Bernt Hnrm~r @,on
A ti:rnir ~ O 12.57 ml

~ kgiCmJ h ~~ cm
I.I tislnp: ~
S dnlom cm'pcr IOpulmllln
Bctdasubn 1UJW.S Hilley R • 2W&'s+K) x {W + ~/W+P)x(l/SJ

- -, A

Laktual p H w S'IO K N d SF
R, Qa.mic, Ketmaf!IIII
No an an ton Inn
'Ii-.. tn ton an ton
5,80 165 2.SJ 1,0 0 ,10 0,80 0,40 0,85 J 00 150,<4 112,-4 OKR>Oa
I 9 ,0
90 5.80 165 2.SJ 0.8 0 08 1 00 0 -40 0 85 J 00 125-4 82.-4 OKR>Oa
2 0,40
9,0 5,80 165 2.83 1.5 0,15 0.80 0,8S J ,00 142.5 112,4 OKR>Oa
J
5 so 165 2.83 J.0 O.JO 1.00 0 -40 0 85 3 00 llW 1 8H OK&>Oa
4 90
5,80 165 2,98 1,5 0,15 1,00 0,40 0,85 3.00 127,1 82, 4 OKR>O•
5 9,.5
5 ,80 165 2.SJ 1.5 0.15 1.00 0,40 0,85 J ,00 117 7 82,-4 OKR>O•
6 9 ,0
5,80 165 Z.98 1.0 0,10 0.80 0,-40 0,85 J,00 162,5 82.4 OKR>Qa
7 9,.5
5,80 165 2.98 2.0 0 ,20 1.00 0,-40 0.85 J,00 121,8 82.-4 OKR>Oa
s 9.5
2.83 2.0 0 ,20 1,00 0,-40 0,85 J ,00 112,8 32,-4 OKR>Oa
9 ,0 5,80 165
9
5,80 165 2,98 9.0 0.90 0.80 0,-40 0,85 3,00 86.0 82.-4 OKR>O•
9.5

I
10
5,80 165 2.98 5.0 0,50 0,80 0,-40 0,85 3,00 112.S 82,4 OKlt>Oa
11 9,5
Rerata - 12:.C OKRX>a

I
Keteramzan
R Kaoasitas dava dukun.2 batas (ton)
W ton Berat o:uu atau ram(ton)t Bera! oalu atau ram(ton)t>alu atau ram(ton)
p ton Bera! tian2 oancan2 (ton)t tian2 oancan2 (ton)
H cm tm2:2i iatuh ram
Jumlab oukulan
S cm Penetrasi oada saat oenumbukan terakhir. atau "set" (cm)-
K cm Rata-rata Rebotmd untuk 10 pukulan terakhir (cm)
N Koefisien restirusi*
ef Efisiensi hammer
SF Saferv factor oermanen load
ef,t;fisiendiJJ.Jl~- _ .
-1
= I O8 :
o'j ;
- . 0.7 ,
!
: 0~ qDieselbammer
08 0.9 Drop hammer
i o_8£Siruzle/Double actirud1ammer
!as Sb Y
~ 0.60

s, 1.211
as sb X
- ----- - -·
s, l211

~ 0.60

Sx I•
uo 1.30 \UO
B
OEN.AH KONVIGURASI Pll.E GOUP
Pll.AR02 TAL.\."'IGOl

. BAB 12
Beban Oinamis Tiang 285
jl
BAB13
-- FONDASI SUMURAN

1 3.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari seluruh materi fondasi sumuran,
mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat:
• Mengetahui secara umum tentang definisi, fungsi, dan cara
pemilihan desain fondasi sumuran.
, Menghitung dimensi fondasi sumuran sesuai dengan data investigasi
tanah di lapangan.
• Menghitung stabilitas fondasi sumuran baik terhadap tekanan lateral
atau terhadap beban-beban yang lainnya.

13.2 PENDAHULUAN
Fondasi sumuran adalah bentuk peralihan antara fondasi
dangkal dan fondasi tiang, yang digunakan apabila tanah dasar (tanah
keras) terletak pada kedalaman yang relatif dalam dan berbentuk silinder
(di Indonesia disebut fondasi sumuran karena bentuknya mirip sumur).
ODD
Gambar 13. 1 Bentuk fondasi sumuran

Pembangunan fondasi sumuran pada lapisan batuan kerap


dilaJ.a1kan dengan meletakkan ujung tiang sumuran masuk ke
dalam lapisan batuan (socketed) sampai beberapa cm. Hal ini untuk
mendapatkan kekuatan gesekan antara beton tiang sumuran dengan
batuannya. sebagai daya dukung tekan maupun tariknya.

Keuntungan penggunaan fondasi sumuran pada lapisan batuan adalah:


1. Satu fondasi sumuran dengan diameter yang besar dapat
menggantikan grup tiang pancang dan kepala tiang (pile cap).
2. Fondasi sumuran pada batuan dapat menahan tekanan tarik dari
bangunan dengan memasukkan tiang fondasi sumuran Iebih dalam
lapisan batuan (socketed).
3. Fondasi sumuran lebih mudah melewati Iapisan pasir kerikil di atas
suatu lapisan keras/batuan, dibandingkan dengan penggunaan tiang
pancang.
4. Pada lapisan limestone (yang rnemiliki elevasi permukaan dari
limestone tidak beraturan), penggunaan fondasi sumuran sangat
berrnanfaat.
5. Dalam pelaksanaannya, fondasi sumuran tidak menim~ulkan suara
maupun getaran, sehingga sangat sesuai untuk penggunaan di area
yang padat bangunan.
6. Pada lapisan lempung di atas lapisan batuan, penggunaan fondasi
su.muran tidak akan menirnbulkan pengembangan pada permukaan
tanah seperti pada penggunaan tiang pancang.
7. Fondasi sumuran dengan diameter besar, mampu menahan gaya
horizontal yang lebih besar dibandingkan fondasi tiang pancang.

Rekayasa Fondasi
288 untuk Program Vokasi

. ...
---
Persyaratan agar fonclasi surnuran dapat digunakan adalah
~ebagai bcrikut:
I. Daya dukung fo nclasi harus lcbih hcsar daripada beban yang dipikul
oleh fondas i terscbut.
Penurunan ya ng terjadi harus scsuai batas yang diizinkan (toleransi)
sebesar 1,0 inc i (2,54 cm).
Ada beberapa alasan mengapa fondasi sumuran cenderung
Jebih dipakai daripada fo ndasi dangkal:
1. Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, fondasi plat kaki atau
jenis fondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian
tanah terlalu dalam dan lebar).
2. Bila air pennukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi pelat
beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa ke luar dari
lubang galian.

13.3 DAYA OUKUNG FONDASI SUMURAN


Peck, dkk. ( 1953) membedakan fondasi sumuran dengan
fondasi dangkal dari nilai kedalaman (Df) dibagi lebamya (B). Untuk
fondasi sumuran Df/B > 5. Sedangkan untuk fondasi dangkal Df/B :S I.
Untuk fondasi dalam yang berbentuk sumuran dengan Dr> 5B,
Terzaghi menyarankan persamaan daya dukung dengan nilai-nilai faktor
daya dukung sama. Hanya saja, gaya lekat sepanjang dinding fondasi
(friction) memperhitungkan, persamaan daya dukung fondasi sumuran:

Pu' = Pu + p s········· ·······························.. ··· ............................ ( l3.l)


P/ = q/Ap + n:*D*(*Dr ...... ............................................. (13 .2)

di mana:
p u '= beban ultimit untuk fondasi dalam
p = beban ultimit untuk fondasi dangkal
u
p s = perlawanan untuk dinding fondasi (ji-iction)

BAB 13
Fondasi Sumuran 289
Atas pertimbaogan keamanan Ps bisa diabaikan
Dr = kedalaman fondasi
y = berat volume tanah
qu = 1.3.c . Nl'+ D1 y.Nq+ 0.3 .y.B.Nr ..................................................... ..( 13.3)
(fondasi bentuk tapak lingkaran)
Ap = luas dasar fondasi
D = B = diameter fondasi
~ = faktor gesekan (Tabel 13. I)

Tabet 13.1 Faktor Gesekan Dinding f, menurut Terzaghi

Jenis Tanah \ (kg/cm 2)

Lanau dan tanah Iempung 0,07 - 0,30


Lempung sangat kaku 0,49 - I ,95
Pasir tak padat 0,12 - 0,37
Pasir padat 0,34 - 0,69

Kerik.il padat 0,49 - 0,96

(Sumber: Hardiyatmo, 1996:76)

13.3.1 Daya Dukung Berdasarkan Data SPT


Analisis daya dukung izin fondasi terhadap kekuatan tanah
non-kohesif berdasarkan data N sPT dengan rumus Meyerhof:

p = qc * AP X Li * AS]" ··············.. ·········· .............................. (13.4)


° FK1 FK,
di mana:
Pa = daya dukung izin tekan
'qc = 20 N, untuk silt/clay, dan 40 N, untuk sand
N = Nilai N SPT
Ap = luas penampang tiang
Ast = keliling penampang tiang
li = panjang segmen tiang yang ditinjau

290
ReJcayasa Fondasi
untuk -Program Vokasi
I
ft = gaya gcscr pada sclirnut scgmcn tiang
= N maksimurn 12 ton/rn2, untuk silt/clay
= N/5 maksimurn IO ton/m2, untuk sand
FK 1, FK.2 = faktor kcamanan, 3 dan 5

13.3.2 Daya Dukung Fondasi Sumuran Berdasarkan Data


Sondir
Test sondir atau Cone Penetration Test (CPT) pada dasamya
bertujuan memperoleh tahanan ujung qc dan tahanan selimut c sepanjang
, tiang. Tes sondir ini, kerap di lakukan pada tanah-tanah kohesif dan tidak
' dianjurkan untuk tanah berkerikil dan lempung.

I
. Daya dukung ultimit fondasi tiang dinyatakan dengan rumus:
Qb = A h X qc .......... .......... .................................................... (13.5)
Keterangan:
Qb = daya dukung ujung (kg)
Ah = luas penampang (cm2 )
~ = tekanan rata-rata (kg/cm2)

Gambar 1 3.2 Asumsi daya dukung fondasi sumuran

BAB 13
Fondasi Sumuran 291
Daya dukung rriksi/geseran sepanjang dinding tcgak bagian
luar sumuran adalah:
Qs = A x F ......................................................................... ( I 3. 6)
~ ~

Keterangan:
....
Qs = daya dukung kulit/geseran (Kg)
As = luas selimut (cm2)
Fs = tahanan dinding/JHF (Kg/cm 2)
Fs dapat dicari dengan persamaan = 0,012 x qc
Qu1t= Qb + Qs ..................................................................... ( 13. 7)
Qall Qu/ SF ........... .............................................. .. .... ... ........ ( 13.8) f

Keterangan:
Quit = daya dukung batas (Kg)
Sf = angka keamanan

13.4 PENURUNAN FONDASI SUMURAN


Penurunan fondasi akibat beban yang bekerja pada fondasi,
dapat diklasifikasikan dalam dua jenis penurunan, yaitu penurunan
seketika dan penurunan konsolidasi.

13.4 .1 Penurunan Seketika


Penurunan seketika adalah penurunan yang dihasilkan oleh
distorsi massa tanab saat tertekan, dan terjadi pada volume konstan.
Penurunan pada tanab-tanah berbutir kasar dan berbutir halus tidak
jenuh, termasuk tipe penurunan seketika, karena penurunan seketika
terjadi segera setelah terjadi penerapan beban. Untuk menentukan
penurunan seketika Hardiyatmo ( 1996) memberikan persamaan sebagai
berikut:

Rekayasa Fondasi
292 untuk Program Vokasi

f
. * (1 - µ 2)
SI = Q B _;___-'---X I . ···· ·············· ······································( l3.9)
Et "
di mana:
Q - besamya tegangan kontak
B -
lebar fondasi
Iw - faktor pengaruh dari bentuk fondasi dan kekakuan fondasi
(Tabel 13 .2)
µ - angka poisson ratio (Tabel 13.2)
Es - sifat elastisitas tanah (Tabet 13.3)

Dalam perhitungan penurunan seketika, diperlukan faktor


pengaruh bentuk fondasi dan kekakuan fondasi (lw), angka poison ratio
tµ), dan sifat elastisitas tanah (Es).

Tabel 1 3.2 Faktor pengaruh yang tergantung dari bentuk fondasi


dan kekakuan fondasi (lw)

Flexible Rigid
Shape Center Average Iw Im

Circle LO 0 .04 0.85 0.88 6.0


s~ L12 0 .56 0 .95 0.82 3.7
Rectangle :
LIB= 0 .2 - - - - 229
0.5 - - - - 3.33
L5 1.36 0 .68 1.15 1.06 4.12
2 .0 1.53 0 .77 1.30 1.20 4.38
5.0 2 .10 1.05 1.83 1.70 4.82
10.0 2 .54 1.27 2 .25 2.10 4.93
100.0 4 .01 2 .00 3 .69 3.40 5.00
Suoi>e- : Rekayasa Fundasi IL Pmerl>it Onmdarrna, bal 50

BAB 13
Fondasi Sumuran 293
Tabel 13.3 Angka Poisson Ratio (µ) menurut jenis tanah

Type of s011 ,,
Clay satl.1J'8ted 0.4 - 0.5
Oay unsaturated OJ - OJ
Sandy clay 0 2-0.3
Silt 0.3 - 0.35
Sand (dense) 0.2 - 0.4
Coarse (void rallo = 0.4 - 0.7 ) 0.15
Fmed - erained ( mid ratio= 0.4 -0.7) 0.25
Rock 0.1 -0.4
(dl'l'W'M~ som~what on type ofrocl:)
Loess 0.1-0.3
ke 0.36
Conerate 0.15
~ : Ra: -asi Fmid.asi II. Pemblt I iuaadmm. haJ 50

Tabel 13.4 Nilai Sifat Elastisitas Tanah (E.) menurut jenis tanah
-
1
Ksf Moa
Clav
Very soft 50-250 2 - 15
Soft 100- 500 5 - 25
Med.nun 300- 1000 15 - 50
Hard 1000-2000 50- 100
Sand,· 500- 5000 25 - 250

Glacial till
Loose 200-3200 10- 153
Dense 3000- 15000 144 -720
Very dense 10000 - 30000 478 - 1440
Loess 300 - 1200 14 -57
Sand
Silty 150-450 7- 21
Loose 200- 500 10-24
Dense 1000- 1700 48 -81
Sand and Gra\lel
Loose 1000- 3000 48 - 144
Dense 2000-4000 96 - 192
Sruile 'lOOO 3000000 144 14400
Silt 40 - 400 2 20
~ · J<d:l}'!Sa .l'tllldasi II, Pmebu • ha! 51

Rekayasa Fondas i
294 untuk Program Vokasi
13,4.2 Penurunan Konsolidasi
Penurunan konsol idasi adalah pcnurunan akibat keluarnya air
dalam pori tanah, karcna bcban yang bekerja pada fondasi. Besaran hal
ini ditentukan oleh waktu pcmbcbanan yang terjadi pada tanah jenuh (Sr
== \ 00%), a tau yang mcndckati jcnuh (Sr = 90-100%), atau pada tanah

berbutir halus, yang mcmpunyai harga K~ I06m/s.


Persamaan untuk menghitung untuk tanah dengan konsolidasi normal:

Spc = Cc* H ( logp '+~p ) ........... ........ ....................... (13.I0)


0

1+ e Po
di mana:
I). p = tambahan tegangan
e = initial void ratio
0

C = compression index
C

P = effective overburden layer


0

H = tinggi lapisan yang mengalami konsolidasi

13.5 STABILITAS FONDASI SUMURAN


Dalam analisis perencanaan fondasi surnuran, perlu dilakukan
eek kontrol terhadap guling, geser, eksentrisitas, yaitu membandingkan
antara momen vertikal dan momen horizontal, serta gaya vertikal dan
gaya horizontal.
• Kestabilan terhadap Guling
Kestabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung
dengan persamaan berikut:

FKc.,/ing = f!: > 1, 5 ····················································<13.11)

I,Mv = momen vertikal (Tm)


I,Mh = Momen horizontal (Tm)

BAB 13
Fondasi Sumuran 29 5
• Ketahanan terhadap Geser
Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bcrgcscr
dihitung dengan persamaan berikut:
(rV)tanJ +Ca* B
FS (13.12)
(~scr) Jlh L
=....;..__._.;.....__ __ ••• •••• •• • • •• • • • • • • • • • • • • •• • •• • • • •• •• • • • • • • •

tan b = fak1or geser tanah antara tanah dan dasar tembok


Ca = adhesi antara tanah dan dasar tembok = 0
B = lebar dasar fondasi

Soal 13.1
Fondasi sumuran dirancang dengan kedalaman 6 meter dan
diameter 1,5 meter. Amankah perencanaan tersebut, apabila gaya yang
bekerja sebesar 75 ton dan tekanan tanah rata-rata 11,57 kg/cm2 ?
Diketahui:
L = 6 meter
D = 1,5 meter
qc = I 1,57 kg/cm 2 ( dari data sondir)
I
Penyelesaian : I
Daya dukung ujung:
Qb = Ah x qc = (1/4 p 1502) 11,57= 204355, 12 kg
As= p 150 600 = 282600 cm 2
Fs = 0,012 qc = 0,012 11,57 = 0, 1388 Kg/cm2
Daya dukung geseran:
Qs = As x Fs = 282600 x 0, 1388 = 39224 kg
Daya dukung ultinut/batas:
Qult = Qb +Qs = 204355, 12 + 39224 = 243580 Kg
Check = Daya dukung izin
QaJI = Qult/Sf = 243580/2.5 = 97432 kg= 97,43 ton > 75 ton
(Perencanaan tersebut aman)

Rekayasa Fondasi
296 untuk Program Vokasi
Soal 13.2

Diketahui :
Data perencanaan fondasi sumuran untuk pembangunan sebuah
abutment j embatan parameter tanah asli adalah sebagai berikut:

Lapis l :
m
't' I
= 3 l '0 = 1,75 t/m3
C
I
= 2,10 t/1112 = 2,00 m
Lapis 2 :
m
't'2
= 31 ' ° = 1,75 t/m3
C = 2 ,10 t/m2 = 40m
2 '
Dari data di atas, hitunglah dimensi dan besarnya daya dukung
fondasi sumuran.

Solusi:
Untuk <p = 31 °, besamya faktor daya dukung menurut tabel Terzaghi:
Nc=32
Ny= 18
Nq=20

Daya dukung fondasi sumuran:


Qult = 1,3*c* Ne + D* y * Nq + 0,3* 1 y *B* Ny
Qult = 1308,5130 t/rn2
qsafe = Qult / SF
= 1308,5130 t/rn2 / 3 = 436,171 t/m2
Koefisien tekanan tanah:
Kal = tan2 ( 45 - q> 1/ 2) = 0,32
Ka2 = tan2 ( 45 - q>2/ 2) = 0,32

Tegangan tanah aktif pada fondasi sumuran:


aa2 = Ka2 * 2 y *H2 = 2,239 t/m

BAB 13
Fondasi Sumuran 29 7
Besamya tekanan tanah aktif:
Rencana tinggi abutment H = 10,0 m
Lehar telapak abutment 8 = 5,0 Ill
Panjang abutment arah melintang L = I 1.0 m
Beban hidup yang bekerja di atas oprit q = 2,182 t/m

Pal = 1/2 * 2 y *H2*Ka2*L = 40,311 t

Mencari diameter fondasi sumuran:


Kedalaman fondasi sumuran direncanakan sebesar -4,00 meter
dari muka tanah (panjang sumuran 4 m dari poer). Karena fondasi
berbentuk lingkaran, perhitungan menjadi:
Qult = l,3*c* c + D* y * Nq + 0,6* I y *R* Ny
Qult = PIA
di mana P = 1819,714 ton, dan A= n*R2
sehing_ga: 1819,714hr*R2 = 1,3*0,02* 32 + 4* 1,65*20 + 0,6* l ,65*R* 18
Hasil penjabaran diperoleh dimensi Iingkaran fondasi sumuran R = 2,0
meter.
Direncanakan R fondasi sumuran = 2,00 meter (Diameter =
4,00 meter), artinya memenuhi perhitungan.

Beton (yclop K- 175 - -~


4000
3000

jj 300
3400 ~ .
00

,.--- 4000 --,


--,

Gambar 13.3 Gambar dimensi fondasi sumuran

Rekayasa Fondasi
298 untuk Program Vokasi
Perhitungan Fondasi Sumuran:
Beban Mati - 18 19,714 ton
Daya dukung ( Quit) - 822 1,547 ton
Jumlah Fondasi Sumuran
= 18 19, 7 14 ton / 8221 ,54 7 ton = 0,221 buah ~ 2 buah

J Perhitungan jarak as ke as antar-sumuran :


Syarat jarak : l ,50 D - 3,00 D ... > di mana D sumuran = 4,0 meter
Syarat jarak : 2 ,25 m - 4 ,50 m
Diambil jarak antarfondasi sumuran an tar as ke as adalah 4,75 meter

Kontrol daya dukung:


Panjang fondasi = L = 4 ,0 meter
Berat sendiri fondasi = Wt = 165,792 ton
Pmax = [551819,714/55] + [(2283,123) 2,5]/ 114.5
= 82.9 T/m2 < Q safe= 436,171 T/m2 (perhitungan ini
menunjukkan angka aman)

Soal 13.3
Data perencanaan awal dimensi fondasi pada titik fondasi 404:
P = 60000 K g
d = 125 cm
D = 380 cm
JHP = 12,5 kg/cm2
qc = 250 kg/cm2
Ap = Luas penampang tiang = 1/4 . n.d2
= 1/4 *3, 14. * 125 2 = 12265,63 cm2
K = (n:.d)= 3, 14* 125 cm = 392,5 cm2
Qizin = (qc* Ap/3 )+( JHP*K/5)
Qizin = (250kg/cm2 * l 2265 ,63cm2)/3 + (12,5kg/cm2*392,5 cm2)/5
Qizin = 3066406 kg + 4906,3 kg 3 5
Qizin = 1022135 kg + 981 ,3 kg
Qizin = 1023117 kg

BAB 13
Fondasi Sumuran 299
Dengan diameter 30 cm:
Ap = Luas penampang tiang = 1/4 *rr*d2
= 1/4 *3.14*30 2 = 706,5 cm 2
K = (rr.d)= 3.14*30cm = 94,2 cm 2
Qizin = qc* Ap/3 + JHP*K/5
Qizin = [250 kg/cm2*706,5cm 2]/3 + [ I 2,5 kg/cm 2*94,2cm 2]/5
Qizin = 176625 kg+ 11 77,5kg 3 5
Qizin = 58875 kg + 235,5 kg
Qizin = 59110,5 kg
P < Qizin
60000 kg < 59110,5 kg ..(perhitungan ini menunjukkan angka aman)

Soal 13.4
Penurunan titik fondasi yang memikul berat terbesar pada titik
fondasi 401 , sebesar P = 62805,93 kg.
Si = [Q*B {1 - µ2 } *Iw]/Es

di mana:
I
Q = besarnya tegangan kontak
B = lebar fondasi
Iw = faktor pengaruh dari bentuk fondasi dan kekakuan fondasi
(Tabel 13.2)
µ = angka poisson ratio (Tabel 13.3)
Es = sifat elastisitas tanah (Tabel 13.4) f
Q = PlA = 62805,93/1962,5 = 32,0 I kg/cm 2
Si = [32,0lkg/cm2 *50 cm (l-0,3 2)*0,88]/500 kg/cm 2
Si = 2,53 cm < 2,54 cm (ok)
I•
Rangkuman

• Fondasi sumuran termasuk kategori fondasi dalam (depth


foundation), dan dapat digunakan untuk mendukung fondasi
bangunan pada daerab dengan kedalaman tanah keras > 3 meter.

Rekayasa Fondasi
300 untuk Program Vokasi f

f
• Penentuan jumlah sumuran bergantung pada berat beban konstruksi
di atasnya, dan biasanya pada jembatan dibuat dalam konfigurasi
minitnu m 2 buah sumuran/abutment.
• Tekanan tanah lateral di sepanjang dinding sumuran harus
men1perh itu ngkan lapisan tanah dan kedalaman muka air banjir
mak simum.
• Daya dukung fondasi sumuran dapat diketahui berdasarkan data
laboratorium dan data pengujian lapangan (sondir).

Tinjauan Ulang

Soal 1
Rencanakan dimensi fondasi sumuran (L dan D), apabila beban
rencana sebesar 220 ton, tanah lapisan pertama (tanah lunak) sedalam 2
meter, tekanan tanah rata-rata qcl = 16,12 kg/cm2 dan qc2 = 19,15 kg/
cm2 (SF= 3).

Diketahui:
P = 220 ton
qcl = 16,12 kg/cm2
qc2 = 19,15 kg/cm 2

2.
IP

BAB 13
Fondasi Sumuran 301
II
I I

DAFTAR PUSTAKA

'
,
,

"
I

l
,
' \
/

I
/
,,

Referensi utama
Das, Braja M. 2014. "Principles of Foundation Engineering." Print in
United State ofAmerica, ed. 8. Print Number 01 , 2014.
Das, Braja. M, 1999. Shallow Foundations Bearing Capacity and
Settlement. Florida: CRC Press, Sacramento, California.
Hardiyatmo, Harry Christady. 2006. TeknikFondasi 1 dan 2. Yogyakarta:
Beta Offset.
ReferensiPendukung
Baban, Tharwat M. 2016. Shallow Foundations Discussions and
Problem Solving. New Jersey: John Wiley & Sons, Ltd.
Bowles, J. 1996. Foundation Analysis and Design" International Edition:
McGraw-Hill Companies,
Budhu, M., and Al-Kami, A. A. 1993. "Seismic Bearing Capacity of
Soils." Geotechnique, 43 (1): 181-187.
Budi, Gogot Setyo.2011. Pondasi Dangkal. Ed.l. Yogyakarta: Andi.
Coduto, Donald P. 1994. Foundation Design: Principles and Practice.
New Jersey: Prentice Hall.
Direktur Bina Marga, BMS. 2017. Bridge Design Manual, Bagian 8
Perencanaan Pondasi Tiang. Jakarta.
Geotechrucal Engineering Centre. 2000. Manual Pondas i Tiang.
Bandung: Universitas Katholik Parahyangan.
Guo .. ·wei Dong. 2013. Theory and Practice of Pile Foundations.
Florida: CRC Press is an imprint of Taylor & Francis Group, an
lnforma business.
Ishibashi. lsao and Hemanta Hazarika. 2015. Soil Mechanics
Fundamentals and Applications. Second Edition. Florida: CRC
Press is an imprint of Taylor & Francis Group, an lnforma business.
Punima. B.C.. at all. 2018. Soil A1echanics and Foundation . English
Version. Yogyakarta: Andi Offset.
Ralph B. Peck, Walter E. Hanson, Thomas H. Thombum. 1996.
Foundation Engineering. New Jersey: John Wiley & Sons.
Richards, R., Elms, D.G., and Budhu, M. 1993. "Seismic bearing
capacity and settlement of foundations." J Geotech. Engrg., I 19
(4), ASCE: 662-674.
Sanna, S. K., and Iossifelis, I. S. 1990. "Seismic bearing capacity factors
of shallow strip footings." Geotechnique, 40 (2): 265-273.
Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa. 1990. Mekanika Tanah &
Teknik Fondasi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tomlinson M.J. I997. Pile Design and Construction Practice. 4th
Edition. London.
Internet
b ttps: //pdfslide .net/ down load/ Ii nk/ bengt-b ro ms-/o u ndat ion-
engineering, akses 20 I 6
https://darmadi 18.files.wordpress.com > 20 I 4/03 > soal-jawab-pondasi-
tiang, ak:ses 2016
https://www.slideshare.net/pakkamba/bahan-ajar-pondasi-2, akses 2016
https://www.scribd.com/doc/160416048/Laporan Penyelidikan Tan ah,
akses 2016
https://www.scribd.com/doc/13568272/Desain-Dan-Analisis-Pondasi-
Dangkal, akses 2016

Rekayasa Fondasi
304 untuk Program Vokasi
..
--
GLOSARIUM

.
1 Adhesive Pile: Tiang lekatan. Tiang yang meneruskan beban melalui

lekatan antara permukaan tiang dengan tanah sekelilingnya (untuk jenis
tanah lempung/nilai kohesinya [c] tinggi).

Beban gempa bumi: Fenomena getaran yang dikaitkan dengan


kejutan pada kerak bumi. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya (faktor utama) adalah benturan/pergesekan kerak bumi yang
memengaruhi permukaan bumi.

Beban gempa: Beban pada struktur yang disebabkan adanya pergerakan


tanah. Dapat terjadi karena gempa bumi (tektonik ataupun vulkanik),
sehingga memengaruhi struktur. Hal ini merupakan jenis pembebanan
terhadap fungsi waktu, sehingga respons yang terjadi pada struktur
sangat tergantung pada lamanya beban gempa terjadi.

Beban hidup: Semua beban tidak tetap, kecuali beban angin, beban
gempa dan pengaruh-pengaruh khusus yang diakibatkan oleh selisih

I
suhu, pemasangan, penurunan fondasi, susut, dan pengaruh-pengaruh
khusus lainnya. Selain itu, beban hidup adalah beban yang dapat
berpindah tempat, dapat bekerja penuh, atau tidak ada sama sekali.
I


Beban lateral: Beban yang mcmiliki arah horizontal. scpcrt i be ban
angin. hebnn gempa. tekanan tanah lateral. bcban hcmpasan ombak atau
kapal pada sisi strnktur bangunan. dan lain-lain .
Beban mati : Merupakan beban yang inten itasnya tctap dan posi mya
tidak bernbah elama u ia penggunaan bangunan . cdangkan bcrat sualu
bangunan dapat dihitung secara akurat berda arkan ukuran, bcnluk, dan
berat jenis materialnya.
Behan yang memiliki arah horizontal, seperti beban angin, beban
gempa. tekanan tanah lateral, beban hempasan ombak alau kapal pada
sisi struktur bangunan. dan lain-lain.
Buttressed wall: Jenis struktur penahan tanah yang memiliki kesamaan
prinsip kerja dengan counterfort wall, di mana terdapat siar penyangga
tetapi di bagian depan struktur.
Cantilever wall: Jenis struktur penahan tanah yang biasa terbuat dari
material beton bertulang dan memiliki plat pada dasar struktur (key base
slab).

Cara pernasangan dengan tekanan: Tiang dipancangkan ke dalam tanah


dengan memberikan tekanan pada tiang.
Cara penetrasi alas: Pipa baja dipancangkan ke dalam tanah kemudian,
pipa baja tersebut dicor dengan beton.
Cara pengeboran inti: Tiang ditanamkan dengan mengeluarkan tanah
dari bagian dalam tiang.

Cara pengeboran: Cara mengebor tanah sebelumnya, Ialu tiang


dimasukkan ke dalamnya dan ditimbun kembali.
Cast in place: Tiang pancang yang dicor di tern pat, dengan jalan membuat
lubang di tanah terlebih dahulu, dengan cara pengeboran.
Contibrer retaining walls: Dinding penahan tanah yang material
pembentuknya dari konstruksi beton bertulang.

Rekayasa Fondasi
306 untuk Program Vokasi
(ountcrfort retainin g wa lls: Dinding penahan tanah yang material

I
pembentuknya dari konstruksi beton bertulang, dengan ketinggian
tembok > 9 tnetcr.
Counterfort wall: Jcni s struktur penahan tanah yang memiliki siar
pcnyangga pada bagian bclakang struktur tersebut yang berfungsi untuk
menyeimbangkan struktur akibat beban tanah.
Daya Dukung Aman : Tekanan fondasi total ke tanah maksimum yang
tidak mengakibatkan risiko kemntuhan daya dukung.
Daya Oukung Izin : Tekanan fondasi maksimum yang dapat dibebankan
pada tanah, sehingga keamanan terhadap daya dukung dan penurunannya
dapat terpenuhi.
Daya dukung tanah: Kemampuan tanah memikul tekanan, atau tekanan
maksimum yang diizinkan yang bekerja pada tanah di atas fondasi.
Daya dukung terfaktor: Kemampuan tanah memikul tekanan atau
tekanan maksimum pada batas mntuh.
Dinding turap berjangkar: Dinding turap yang menahan beban lateral
dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang
ke dalam tanah, dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.
Dinding turap: Dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk
menahan tanah dan menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
End/Point Bearing Pile: Tiang yang meneruskan beban melalui ujungnya
ke lapisan keras/baik dengan kuat dukung tinggi.
Fondasi dalam: Fondasi yang ditanam di dalam tanah dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi meneruskan beban bangunan ke dasar tanah.
Fondasi memanjang: Fondasi yang digunakan untuk mendukung
dinding memanjang, atau digunakan untuk mendukung sederetan kolom
yang berdekatan. Jika fondasi ini memakai fondasi telapak, sisi-sisinya
akan berimpit satu sama lain.

Glosarium 307
Fondasi Rakit: Fondasi yang digunakan untuk mcndukung bangunan
yang terletak pada tanah lunak. atau digunakan bi la susunan kolom-
kolom bangunan be1:jarak sangat dekat di scmua arah .
Fondasi sumuran: Bentuk peralihan antara fondasi dangkal dan fondasi
tiang. Digunakan apabila tanah dasar (tanah kcras) dan tcrletak pada
kedalaman relatif dalam.
Fondasi sumuran: uat11 bentuk peralihan antara fondasi dangkal dan
fondasi tiang. Digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman
yang relatifdalam. serta dicor di tempat dengan menggunakan komponen
beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Friction Pile: Tiang yang meneruskan beban melalui gesekan antara
pennukaan tiang dengan tanah sekelilingnya (untuk jenis tanah pasir/
nilai k'Uat geseknya [~] tinggi).
Gravity retaining walls: Dinding penahan tanah yang material
pembentuknya dari pasangan batu.
Gravity ,vall: Jenis strulctur penahan tanah yang memanfaatkan berat
struktur, untuk menahan beban tanah dari kegagalan bearing capacity,
overturning, maupun sliding.
Large Displacement Pile: Tiang perpindahan besar. Tiang pej al/berlubang
dengan ujung tertutup yang dipancang ke dalam tanah sehingga terjadi
perpindahan volume tanah yang cukup besar.
Non Displacement Pile: Tiang tanpa perpindahan. Tiang yang dipasang
di dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah.
Over turning stability: Stabilitas terhadap guling. Angka yang
menyatakan aman tidaknya konstruksi menahan gaya guling.
Penurunan konsolidasi: Penurunan yang terjadi dengan berjalannya
waktu, bisa dalam kurun waktu bulanan maupun tahunan.

Rekayasa Fondasi
308 untuk Program Vokasi
Penurunan segera: Penurunan akibat deformasi tanah tanpa adanya
pen1bahan kadar air atau di storsi massa tanah tertekan, yang terjadi pada
v·o\ume konstan.
Precast prestressed concreate pile: Tiang pancang yang dalam praktik
percetakannya sama seperti pembuatan beton prestress, yaitu menarik
besi tu\angan ketika dicor dan dilepaskan setelah mengeras.

Precast reinforced concreate pile: Tiang pancang beton bertulang yang


dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting); yang telah cukup keras,
lalu diangkat dan dipancangkan.
Semi gravity walls: Dinding penahan tanah yang material pembentuknya
dari tulang dan pasangan batu.
Small Displacement Pile: Tiang perpindahan kecil. Tiang dengan ujung
terbuka yang dipancang ke dalam tanah, sehingga perpindahan volume
tanah relatif kecil.
Stabilitas terhadap geser: Angka yang menyatakan aman tidaknya
konstruksi menahan gaya geser.
Stabilitas terhadap guling: Angka yang menyatakan aman tidaknya
konstruksi menahan gaya guling.
Struktur bawah: Seluruh bagian struktur konstruksi atau bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah, dapat berupa basement dan/atau
sistem fondasi.
Tekanan tanah lateral: Merupakan gaya yang terjadi karena ada gerakan
dorongan tanah terhadap struktur penahan tanah dalam arah horizontal
atau lateral.

Tembok penahan tanah: Bangunan struktural yang umumnya dibuat


untuk menahan timbunan badan jalan relatif cukup tinggi (baik pada
daerah pegunungan maupun daerah dataran rendah), yang memiliki
perbedaan tinggi muka air normal dan muka air cukup besar.

Glosar;ium 309
'
Tiang lekat: Bila tiang dipancang pada tanah lunak (pcrmcabilitas
rendah) atau tanah mempunyai kohcsi yang tinggi.
Tiang turap beton pracetak: Digunakan untuk konstruksi bcrat yang
dirancang dengan tulangan untuk menahan bcban pcrmancn sctclah
konstruksi. dan juga untuk menangani tcgangan yang dihasi lkan sclama
konstruksi.
Tiang turap kayu: Digunakan hanya untuk konstruksi nngan bcrsi fat
sementara. ~ ang berada di atas pennukaan air.

Rekayasa Fondasi
I
310 untuk Program Vokasi
- LAMPIRAN

Perhitungan Daya Dukung Fondasi Dangkal 3 Metode


Fondasi dangkal, lebar 1.2 m, keda laman 0.4 m dari permukaan
::.lllah. Muka air tanah terletak di kedalaman 0.4 m dari permukaan
lJilah. Parameter tanah : y = 1.92 t/m3, c=0.05kg/cm2, ~ = 30°. Hasil
~rhitungan Daya Dukung Formula Terzaghi, Meyerhof, dan Brinch
Hansen (FK =2.5).

FORMULA TERZAGHI MEYERHOF BR/NCH HANSEN


I

<t>
30° 30° 30°
I
Ne 37.2 30.14 30.1
Nq 22.5 18.40 18.4
I
Ny 20.1 15.67 15. l
r
s,. - 1.6 1.2
Sn - 1.3 1.5
I I
sv - 1.3 0.6
I
d,. - 1.35 1.13
I dn - 1.17 1.10
\ d., - 1.17 1
... I 1
1 .1 .1 -
r q r
qu (ton/m~)Bruto 59.9 81.5 54 .2

Netto (qu bruto -crv ') 59.1 80.7 53.4

~ (ton/m2) = q/ FK
Bruto 23.9 32.6 2 1.6

Netto 23.6 32.2 2 1.3


Behan kerja P 33 46 30
maks. (ton)

Perhitungan Daya Dukung Metode Vesic

Diketabui dat2 perencanaan pondasi t2pak sebagai berikut;


Data peremeter tanah
--------------
<I> (deg) =i 25.00; derjat c =i o,soi kN/m2
►-----·--·--- "
<l> (rad) =i 0,441 y=i~--- -------'
18001___ J
kN/m3
p (deg) =i 4,6i Of = Li •••••••••••••
1,soi J
m

kolom persegi ukurj 0,45 /m


r tanah r---i-:Slt1m3
r beton i 2,4 lt!m3
- µ=l 0,4Jkoef gesekan antara tanah dengan tapal

D Ditanyakan;
a Besamya daya dukung tanah pondasi metode Vesic
b Besamya tegangan tanah di bawah tapak
c Besarnya gaya I.intang dan momen pada potongan A-A
a Stabilitas Terhadap Geser dan Guling serta penurunan

Rekayasa Fondasi
312 untu,k Program Vokasi
f3l1N Daya_Dukung ~csic
Ne= 20.7lJ Faktor Kedalaman
N = l0.66i Fr d
r-------,
- 1 1.2,10:
q - --------: r-- -----------1
N = 10.9! F9c1 -i l. I 87i
T ------·· 1 ,----------1
IJ' == I 70 !
- ---, . .-i
m F\" 1 -!_____ l.000J
L' = I 70: m
··--- - . --1
B'=L' l Faktor Beban M1rmg
----------- , i,-····--···--'
Area == 6,25 !
m2 Fn ~i 0.900;
1----~ t----1
2.9! m2 F9 , ~ i 0.900!
----------1 t-------------- ~

____ 0 ,60!
..,_ _ _ J F 11 , =i·-----------
0.666i
'
Daya Duk.'1mg ultimit
,--------,
Faktor Bentuk q ult = ; 534,93N m2
r-------------,
Fcs = ---1~515! Fs =i 3oo:
F s- 1,466!
q - - ·- --------:
qa =I, 1 ;~,3~im2
Fgs= 0,600 !

Perhitungan Tegangan Tanah


Behan P = 25 to n

7,5 ton.m

S= 2,0,;;m==::;=======a I

I
,
I

-⇒~-
I
A
•I
B
◄ ►

sumbu Y

I
I
·A
I
sumbuX

Lampiran 31 3
0 Pert1inuigan Bern t Bcb,111 Vcrtiknl n
p 25.00 ton
w i-.-olom 0,78 1011

\\'c tnpak 6,00 ton


\l,',; 11.97 !Oil

43175 ton
W 101111
-----
Pcrllinmgau Monien
Ml= 7,5 tm
Mometl M :> H•S 10 Im
~M 17,50 tlll

Perllinu1e.an eksentrisitas Bel.Jan


, e= l 0.40 jm m

B ==l
,__ ___
250i Ill
<- B/6 0.42 OK

kN m
L ==: 2.Sj Ill kN
1
B 6 ==1
_
0.41
e<B 16 ==:: _ _ OK!
__:
Ill Ill
Ill

IT]
Pe~;~~~~~~=
mm _____
~-~;:~.:~~~§6. ~---~it/m27~;i~____>q~ _oi<••••~-~~--1
L_q__ 7.000_____ 1960________ 5,04 ...... >O _OK............
Behan V total = 43, 75 ton

17,50 ton.m
m

''
\~~~-·-+--- I ""'
l o
liii--iiiiiiii--,iiiii,i
B
~ ---1---
lI
'
2,5 !m
q mm= 5,04to
(Jllax= 8,96 ton/ml

gambar tegangan di bawall tapak

G)Faklor Keamanan Terhadap Daya Dukung qa/qmax>2,5


178,31
FK BC == >2.5 OK
8,9(i()

Rekayasa Fondasi
314 untuk Program Vokasi
Gaya Lintang ~)t. /\ - /\ Momcn potongan A-A
,----------- ---i
QI ~---- 6.81 _____ 1011 MI' [. __________3.49\ ton.m
Q2 1 1,19 1,ton M2' \ 0.81 \ton.m
~ ------------------,-
~ Qt l 8,00 lton ™7-----------4jQ\ton.m
'-- ------ --------.

r:i1 Pcrhitunga n Stabilitas Tcrhadap Gcscr


~ -- ---- ------------ --------- .. ------ ----- - ~... .. ., ------------·--------··
i FK Sliding = Ytot*u/1ltot
-------
:---- ----------- --- -------- ---- --- --.. ---
5,47 ,5;" >1.5 OK";\
-------· .............----··

---------------- ------------------------
Eksentrisitas beban pada sumbu X dan sumbu Y, mengakibatkan
timbulnya tegangan yang berbeda di empat sisi bawah tapak fondasi
r----------------------------D es ig n Cale ulatio ns --------------------------:
1 1
qnctua1= (PuT/ B*L)l1±(6*ex/ L)±(6*ev/ B)j
ex : t_ ___________OJ)OO\ m

I
Final Eccentricit y ( x)
Final Eccentricity ( y ) ey :: 0.000\m
q1 :\ 457,72\kPa
q2:i 457,72\ kPa
Comer Soil Pressures • ,
: q3:: 457,72:kPa
l___________________________________________________ q,1: i_________ 457. 72 \kPa _______

r-----------------------------------------~----------------------------------------~
iDesign Data l
:Des ign Strengths / Load :
1 1
: :, Concrete .. ..... . ..... . .. · ·· · ·· · .. · ·· .. · · · .. ·· ,______!: M Pa
fie' .· :,Lr ___ __?__.,
Reinforcing Steel........ ..... ...... ... ... .. fy \ __,:!!_~__JMPa
\, U n factored Axial DL. .... ..... . ... .. ... . PoL~__]§_~Q__jkN
U n facored Axial LL. .................... PLL: 901 ;kN
' -
l Factored Axial Load ....... ....... .. .... ...... Pu :i-.§§.~)2_jkN ,,-----------,
: Facto red Moment (x) . .... ... ...... .. ........ Mux::
' --
25
~------------,
!kN-m
I Facto red Moment (y) ..... . .. .... .. .. . ... ... M .. v :1 15 lkN-m
I Allowable Soil Bearing Capacity
: qu11 : 360 kPa

Lampiran 31 5
\
z

teg;utg;lll suer.II a
dis eptu1Jang tnpa.k

f Sign c alculations 7
i
Fmal EccentricitJ ( x) 0.002 m '
Fmal Eccentnc:iry ( y ) ey : 0.004 m i'
q 1: 453.61 kPa 1
q2:• 458,75 kPa !
l Comer Soil Pressures qd 456,69 kPa i
L....·--·-······-·-·-····-············-·q~:i····--·-·46·1:s3 kPa . . .. ...1
Perbitungan Penurunan
{]J P~penunman poodasi tapak
l:~ban , 43,75 ton/m2 437,52 kN/m2

beban q dari ratio Beban Vertikal terhadap luas tapak


Df= 1,5 m beban q /70,0/kN/m2
,__ , yl / .i6j.../kNlm3
E / 10000 /kN/m2
l,Om 4
B= 2.5 m
11 µ r Q-4 l
L= 2.5 m muka air tanah
Hl= j :0,5 ffl D! I 17,5 i kN/ m3

316
Rekayasa Fondasi
untuk Program Vokasi
I
@] Penunm1m Se~ern pndn lnpisnn t:m ah pasir

Se =B*q(l- i1"2)ur/Es
[~~:} :\m=!.___17.,64;;.. ___,! mm
L/B
dari grafik dipcrolch m L__l,20\
@ Penurunan Konslodasi pada lnpisan t:mah lempung

1,5 m beban q : 150 kN/m2


yl = 16,S kN/m3

-r·\
1,5
B= 2,5 m
L = 2,5 m
,-------
\
I \
: \
' \
I \ mat
l
0,5 m 2= 17 5 kN/n pt= 27,34 -kN/m2 I 53,35 kN/m2
I / / \ I
I
,-- I
2,5
i
zl
y3=/
Crf: 0,32
,--
16 kN/m3

_t___I ~=--~~~ ----·-···-·••-@~pm;


m /
I t
j
I
- I
/ 1-?!~._ ~~l~~~. ~~-
/
\ I \
/
/ \
\
\

\
I
-

I
1
I
I

\
61 ,08 kN/rn2

i 1 • I , I \
i zl / I I \I \
i 1 I 1 \
\ i/ •
~pj= 10,36 kN/m2 po3'l ~6,558 kN/m2

po = pol + po2 6 l ,08[ ki"l/m2


'I...

~pt = (q*B*L)/(B+zl)*(L+zl) \- - "27,34:kN/ml


--'

~pm = (q*B*L)/(B+z2)*(L+z2) 15,87:ki"l/ml

~pb = (q*B*L)/(B+z3)*(L+z3) 10,36lkWm2

~p = (~pt+~pm+~pb)/6 16,87:kN/ml

Sc =[H/( l+eo)]log[(po+~p)/po] 0,047:rn

-l7,06\ mm
--·-----
Maka Penurunan Total = Se + Sc = 17,64 + 47,06 = 64,70\rnm

Lampiran 31 7
Prinsip Dasar Desain Pcnulangan Retaining Wall

Keterkaitan Ilmu

, ~

.,_
I . IL: - ..,_, :;_ ~,
I



Mekanika Rekayasa
Mekanika Tanah
Rekayasa Pondasi

-I I I

I
I I
I
I
I , I


Rekayasa Belon
Logika gambar Teknik
Ii '

~ BidangD

~
~ BidangM

Rekaya$a Fondasi
318 untuJc Program Vokasi
Hasil Desain Retaining Wall

ll!blll
puncak be ban terbagl rata ,
Ac r.-r.-r-r-r.-r.-r-,-,

STEAM

...........
li:w~
pandas~

lebar tapak
L

PS

-
0,25

,u• • •n••••••u•••-••ouuon•••••• •

~2,28
4,50 5,00 1,60
~
7,20 J,00

1,10 1,80
0,50
i: 2,50

3,40

Lampiran 31 9
, # Jlf Iii ' . .. .

. ,

~ ......__..,
~

,_

J .,_ JA ,_, 5 '""' . >• "' J.4 (ii) lS ""' , I "' ,J/1 UI <'"' .
,_.,
.. .......
...,{. ,_,
D tstribusi ~lltt>ga" dmd,ng dan s 1• 1 ~ lo ke ng

" I,'-....
"-..
n
S -kltl>Q

5 UI J,t n,r

perutangan
tapakdepan

DislnllUS1l]Eif1L.IWlgan tapak l>elakallg 01s tnbus1penutanoar, tapak clepan


Q;on SISJ ;al.lS datl S isl bawah

Rekayasa Fondasi
320 untuk Program Vokasi
Pcnentuan pan,iang turap berjangkar

Dikttabai. Data Pcreno~a:in Turap Be rJ.rng}Glr dengan mnka ;ur tanah ~epertl terg.unb:u

1.s m I I : ,
-~~ii"!=T··•··-,::····-··iTkN,~-r --------- - ---l -----+-------\----
6m

0= 36 dcrpt I
' , •
l.,.2;3(6.t l5)
I
j
I : ;

yp=2di3+<i.4- P ' _y2~5(2.4+d)


;
B C I
JlllJka air tanah ! y3=2/3(2.4+d)-+<i.4-15
-·-·2m------- -·-------------· I
a1
! i
g= 20 kN/m2
i
!
d-?
l \
I
--·----·---\--·-
I
Y*Kp*d Y* Y*Ka•(d+2.4)
diagram tekanan tanah aktif dan pasif

Dari data di atas bitunglah panjang turap yang tertanam kedalam tanah asli

Dari data di atas akan ditentukan kedalam turap tanah asli

Solusi,
Koef tekanan tanah aktif = tan-"2(4 5-0/2) 0,26
Koeftekanan tanah Pasjp = tan1'2(45+0f 3,85
Tek.anall Tanah .Aktif dan Pas if
Tckanall Ta.nab Aktif. Pa

Gaya F jarakkc T
90,39 90,39 3
Pal
28,25 ( 2+ d ) 67,79 + 28,25 d d/2 + 6,1
Pa2
Pa3 1,32 ( 2+ d )"2
1,32 ( 6+ 5 d + d"2) 7,6 + 6,35 d + 1,32 d"2 2d/3 + 6,5

Tcbnan Tanah Pasif, P2::


Pp 50%19,81 d"2 19:~ d"2 I 2d/3 +
7,3

Lampiran 3 21
------------ -

MolDt'n=P • Y
M iliif 50.l
33.90 d + 413.52 + 14.12 d"2 + 17230 d
508 d + 4952 + 41 3 d'2 + 4117 d .._ 0.88 d' .._ 8,60 d '2
M pasil 654 d"3 + 71.63 d' 2
-T
pesbban antlln! Pa.Pp ~rhadiip Jllrli rt-subn 1.-e T
-5.66 d' 3 -44.7 d' 2 -"- 2.52.55 d + 713.I
~.66 d ' ~ 44,68 d ' ~ -2~3 d -713
cl~ 'l.8'9 d"'-l -44,6 d = 126,0
mislll 5.23
126..0 126.0 0,002 tarnf error. OK

Total panjang turap 6 + 2 ... 5,~3 = 14,0 m


P ~ besllt11)'ll gaya anp.-rr (T) :=' nilai d dimasuld:an kepersamaan di ata s
m.ak.a T= 114,3 l-K untuk penentuan profil turap yang dlgunakan

tiu.ecara
pailJlllg angl-er =12m

1,99 m da= 274 m

' 2003 penerup3tan


', paµin penahan angker
Kp ' .J,85
Ka 0,26
da =2FK!g(Kp-Ki 2FK =da "Y(Kp-Ka)
FK 2 . mal:a da "2 = 7
FK =(da •Y(Kp-Ka))"2 , da = 2,74 m
b = cu -1.5/2 1 9 m

Reftrrnce, So,1 .lfecha11ics Book


Crigl,t, Engla11d

Peoentuan Jumlah Tiang dan Penurunan Segera Grup Tiang

Design• pil~ cap

-Lopad on p!ie cap : li24A


-Over load factor 1,4
• Load actives on pile cap of J154,16 T
- Bearing capacny for pile 65.29
• Quantity of piles under foundation

,,, = .N
17,68
P,, 18 piles say

Rekayasa Fondasi
322 untuk Program Vokasi
Ot<F* the settlement or the Dile group
rtt scttlcm:nl of n foundation is the sum settlement r ,:

~t,ere:
+ qn: Is the net foundation pressure,
+ B: Is the width of an wquivalent foundation raft
+ Eu: is the deformation modulus
+ µ0, µI : the factors related of H; 0/8 and UB ratios are shown in figure 5. 11 - Tomlinson
~ to centre of equiwlent raft = 20,93 m
~ions of equiw lent raft 8 = 13,67 m 3. 9+2•(F109-P106)/4
L= 14,07 m 4.3+2"(F109-P106Y4

r;., H(m) B(m)


13,67
L(m)
14,07
H,/8
0,15
LJB
1,03
DlB
1,68
q. (kN/m
60,04
1
) µ,
0.038
µ,
0,800
1
E, (kN/m )
41 82.830
:&' ,

'
2
15,98 16,38 0,13 1,03 1,56 44,12 0.032 0,840 41 82,830 4 ,53
2
18,29 18,69 0, 11 1,02 1,47 33,78 0,032 0.850 4182,830 4 ,02
2
20,59 20,99 0,10 1,02 1,40 26,69 0.030 0.860 41 82,830 3,39
2
5 2 22,90 23,30 0,09 1,02 1,35 21,62 0,030 0.880 4182,830 3,13
25,21 25,61 0,08 1,02 1,31 17,87 0.030 0.880 41 82,830 2,84
2
27,52 27,92 0,07 1,01 1,27 15,02 0,030 0,900 41 82,830 2,67
2
28,29 28,69 0,02 1,01 1,26 14 ,22 0,010 0.900 4182,830 0,87
0,67
29,68 30,08 0,04 1,01 1,24 12,93 0,010 0.900 5942,000 0,58
~ 1.2
- 1,7 31,64 32,04 0,05 1,01 1,22 11 ,38 0,0 10 0.905 211 60,000 0,15
- 5
1 1,55 33.43 33,83 0,05
Total immediate settlement (mm)
1,01 1,20 10,20 0,010 0,905 8715,000 0,35
28,49
-
Sejak kapan kita merasa telah cukup tahu
maka sejak itu pula kita telah menjadi orang yang belum tahu

• I lampiran 323
I
I

.s

l
C

A
Q
I I

-
SIMBOL

Fondasi Dangkal

C = nilai kohesi tanah (Cohesion of soil) (kN/m2)


= berat isi tanah (unit weight ofsoil) (kN/m3)

D = kedalamanfondasi (depth offooting) (m)


B = le bar tapak (width offooting) (m)
Yrara-rata = berat volume tanah rata-rata(kN/m3)
= daya dukung ultimit(kN/m2)
N.,N ,N = faktor daya dukung untukfondasi memanjang
" q y

S ,S ,S
C q y = faktor bentuk fondasi(shape)
d ,dq ,dy
C = faktor kedalaman fondasi(depth)
= faktor kemiringan beban(inclination)
= luas dasar fondasi (m 2)
= beban vertikal sentris (kN)
Jr = indeh Kekalman (Rigidity index)
lr(cr) = indekfi keka/..1w11 kritis (Critical rigidi~)' index)
kh =ko~fisien percepatan horizontal
/..,• = ko~fisien percepatan vertikal
aA = a.,(E = hesar sudut kemiringan kondisi tekanan tanah akt((
ar = aPE = besar sudut kemiringan kondisi tekanan tanah pas({
T' =puncak kecepatan gempa desain (m/sec)
A = koefisien percepatan gempa
g =percepatan gravitasi bumi (9, J8mlsec2)
quE = daya dukung seismik ultimit (kN/m2)
qf = tekanan overburden (kN/m 2)
ft
e,. eq'er = falaor seismik (Budhu dan Al-karni,1993)
kh = koefisien percepatan horizontal
k \'
= koefisien percepatan vertikal
H = kedalaman zona kegagalan dari permukaan tanah
0 = sudut gesekan tanah (°)
Quit' = daya dukung ultimit tanpa gempa
QuE' = daya dukung ultimit akibat gempa
N' = nilai N dari uji di SPT lapangan

CN =falaor koreksi overburden


Po = tekanan overburden efelaif (kg/cm2) pada kg/cm 2

Pr = 100 kN/m 2 = tekanan efektifreferensi


= nilai N-SPT lapangan
~

Rekayasa Fondasi
326 untuk Program Vokasi
= tahanan 14ung rota-rota konus
= daya dukung ultimit.fo ndasi ska/a penuh
= day a dukung ultimit dari pengi~jian hehan pelat
= p enurunan p ada.fondasi dengan lebar B
= p enurunan pada pelat uji dengan lebar h
= lebar atau diameter pelat pengujian
= beban total pada area dukungan seluas A
= tegangan g eser satuan pada batas pinggir
= luas fondasi atau p elat (m2)
= keliling luasanfondasi (m)
= beban fondasi ultimit ukuran sebenarnya (ton)
7
= luas dasar fondasi (m 2)
V

= nilai-nilai y ang diperoleh


= keliling fondasi
= panjang fondasi
= lebar fondasi
= sisi trapesium p ada kolom P 1
= sisi trapesium pada kolom P 2
= penurunan total (mm)
= penurunan segera (immediate settlement) (mm)
= penurunan konsolidasi primer (mm)
= penurunan konsolidasi sekunder (mm)
= angka pengaruh

Simbol 327
q = bC!han merata pada /11asan yang ditily·au (.wituan luas)
tlH = penunman konsolidasi (mm)
H = tebal lapisan lempungjenuh
C C
= indeks kompresi lempungjenuh

Cr = ;ndeks pemuaian lempungjenuh

e ()
= angka pori awal lempungjenuh

pl = tegangan pra konsolidasi (kN/1112)

s = besarnya penurunan
Cl = fa/...1or koreksi kedalaman
C2 = faktor koreksi akibat rangkak
Dp = tekanan neto pada dasar fondasi(kN/m2)
Dh = tebal lapisan (m)
I = walau (tahun)
s = penurunan segera rata-rata (mm)
i.
µ] =f aktor koreksi untuk lapisan tanah tebal terbatas (H)
&
µo =faktor koreksi untuk kedalamanfondasi (D)
Q = tekanan fondasi neto (kN/m2)
E = modulus elastisitas tanah(kN/m2)
K 0
= koefisien tekanan tanah aktif
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
(f/,o = tegangan tanah lateral aktif (kN/m2)
= tegangan tanah lateral pasif (kN/m2) 1...
(fhp

Cf
V
= tegangan vertikal efektif (kN/m2) -
I

a = sudut kemiringan backfill


Rekayaui Fondasi
3 28 untuk Program Vokasi
= sudut kemiringan dinding penahan
= s 11ch11 kemiringan tegak lurus tegangan
= legangan lcmah lateral akt(f (kN/m2)
= tegangan tcmah lateral pasif (kN/m2)
= total tegangan lateral aktff (kN/m2)
= tegangan lateral akt{f Coulomb (kN/m2)
= tegangan lateral akt[fgempa (kN/m2)
= tinggi struktur penahan tanah (m)
= koefisien gempa horizontal
= koefis ien gempa vert ikaf
= gravitasi
= p ercepatan gempa horizontal

= p ercepatan gempa vertikal
H
' 0
= j umlah gaya-gaya y ang menyebabkan guling (kN-rn)
= j umlah momen yang rnenahan guling (kN-rn)
= jumlah gaya-gaya yang menahan gaya-gaya horizon-
tal (kN)
= jumlah gaya-gaya yang mendorong (kN)
= sudut g eser antara tanah dengan dasar dinding
C: = adhesi antara tanah dengan dasar dinding
e = eksentris itas (m)
= tegangan maksimurn (kNlrn2)
= tegangan minimum (kNlm2)

Simbol 329
Fondnsi Dalam
z = kedalaman tanah di bawah permukaan tanah urug (m)

c = kohcsi (kN/m2)
y
I
= herat volume efeA1({ (kN/nr')

H = tinggi tanah yang herada di alas dasar galian (m)

D = diameter nominal yang diinjeksi semen (m)

L = panJang bagian angker yang diselimuti semen (m)

K = koeftsien tekanan tanah lateral (Ka<K <Ka)

Ca = adhesi antara tanah dan zona yang diinjeksi semen (kN/m2)

(f = 1egangan pada penampang tiang (kN/m2)


(j = tegangan i::in bahan dari tiang (kN/m2)
p = beban total konstruksi bangunan alas (kN)

A = luas penampang tiang (m2)

Qu = daya dukung tiang ultimit (kN)


Qp = daya dukung ujung tiang (kN)
Ap = luas penampang ujung tiang (m2)
C = kohesi tanah pada ujung tiang (kN/m2)
q = y. z = tekanan vertikal (overburden) pada ujung tiang
r = berat volume tanah (kN/m3)
D = diameter tiang (m)
= daya dukung tiang izin (kN)

Rekayasa Fondasi
330 untuk Program Vokasi
,1
= day a dukung gesekan se/imut tianK (kN)

= herat sendiri liang (kN)


= faktor keamanan (.\·q/ety f actor)
= diameter tiang (m)

= tahanan ujung satuan perlawanan uj ung Liang (kN/m 1)


= p erlawanan ujung batas (ultimit) (kN/m 1) atau (lhlji1)

= luas p enampang tiang (m 1 a tau fl)


,
= faktor day a dukung tanah
= nilai SPT rata-rata di sekitar ujung tiang (10 D di atas
ujung)

= ketebalan tanah homogen setebal L (m)


= diameter tiang pancang (m)
D
= kohesi tanah lempung di ujung tiang (kN/m 2) atau (lb/ft 2)
(1'

= modulus elas tisitas tanah


= angka poisson s
= modulus geser tanah
G,
= keliling penampang tiang (m)

= panjang tiang (m)

f
= satuan perlawanan geser pada setiap kedalarnan z

r = koefisien tekanan tanah

[ = koefisien tekanan tanah dalam kondisi diam


t

Simbol 331
I,.. = reduce rigidity index/or the so;/
I, = rigidity index.for the soil
er, = tegangan efekt{f vertikal pada keda/mnan yang dili,?fau
0
8 = sudut geser antara tanah dan tiang ( )

D I
= re/atifdensiti {°/4)
a, = tegangan vertika/ efeJ..1{f rata-rata sepanjang tiang
cu = kuat geser undrained rata-rata (untuk ¢ = 0)
a =.fa/..1or adhesi//ekatan secara empiris (Gambar 8.9)

c., = lawt geser undrained (kN/m 2) atau (lb/fl 2)


er., = tegangan vertikal efektif(kN/m2) atau (lb/fl2)
q< = rerala harga konus (kN/m 2)
JHP =jumlah hambatan pelekat sepanjang liang (kN/m2)
qP = daya dukung ujung tiang (kN/m2)
qc1 = konus rata-rata dari 0, 7D s/d 4D di bawah ujung tiang (kN/m2)
qc2 = konus min dari 0, 7.D s/d 4.D di bawah ujung tiang (kN/m2)
qcJ = konus rata-rata dari O,.D s/d 8D di atas ujung tiang (kN/m2)
K $,C
= faktor koreksi
D = diameter tiang (m)
fr = hambatan lekatan tanah dari data sondir
~ = nilai N-SPTpada dasar fondasi
N = nilai N-SPT rata-rata sepanjang tiang

Rekayasa Fondasi
332 untuk Program Vokasi
= luas ujung tiang (m 2)
= friksi tiang

= day a dukung batas kelompok tiang (kN/m2)


= kapasitas tiang dalam kondisi hatas (kN/m2)
= kapasitas ujung tiang dalam kondisi batas (kN/m 2)
= kapasitas /riksi tiang dalam kondisi batas (kN/m 2)

= efisiensi kelompok tiang


=jumlah baris tiang
=jumlah tiang dalam satu baris
= sudut dalam derajat (°)
=Jarak pusat ke pusat antartiang (m)
= diameter tiang (m)
= beban tiang tunggal (kN/m2)
= beban total vertikal (kN/m2)
= momen inersia terhadap sumbu : x - x
= momen inersia terhadap sumbu: y - y
= eksentrisintas (m)
== jumlah Jarak masing-masing tiang terhadap sum buy - y

i == jumlahjarak masing-masing tiang terhadap sumbu x - x

= beban yang dipikul oleh masing- masing tiang


== jumlah baris tiang di arah sb-x

Simbol 333
n = jumlah haris tiang di arah sh-y
q, = heban .1 ang dipilml oleh tiang ke-i

XI

r
• I
= jarak tiang terhadap Y (m)
= jarak riang terhadap X (m)
I
111 = j wnlah baris tiang di arah sum bu Y
11 = j umlah baris tiang di arah sumbu X
V = beban aksial yang beke,ja pada kelompok fiang (kN/m 2)

Mx = momen di arah sumbu Y (kN-m)


Mr = momen di arah sumbu X (kN-m)
eX = eksentrisitas terhadap sumbu Y (m)
e,. = eksentrisitas terhadap swnbu X (m)
s g(e)
= penurunan elastik kelompok tiang (mm)
D = diameter/lebar tiang tunggal (m)
s = penurunan elastik tiang tunggal (mm)
(
Lg = panjang kelompok tiang (m)
Bg = lebar kelompok tiang (m) ~

I = faklor pengaruh ~

s = penurunan elastik tiang tunggal (mm) Ll

S1 = penurunan yang terjadi sepanjang tiang (mm) Z.


I

Sl = penurunan tiang o/eh beban yang bekerja pada ujung tiang Lis
(mm)
.1e

Rekayasa Fondasi
334 untuk Program Vokasi
= p enurunan tiang oleh behan frik\-i sepanjang selimut tiang
(mm)

s, = p enurunan y ang terjadi sepanjang tiang (mm)


= beban y ang diterima pada ujung tiang (kN)
= beban y ang diterima sepanjang kulit tiang (kN)
= penurunan disebabkan beban y ang bekerj a pada ujung tiang
(mm)

= beban yang diterima ujung tiang p er satuan luas/unit (kNlm2)


= modulus elastisitas (modulus young) tanah di ujung tiang
(kN/m 2)

= angka poison untuk tanah (umumnya : 0,3)


= faktor pengaruh

Ep = modulus elastisitas material

Cp = koefisien empiris
= day a dukung batas ujung tiang (kN/m 2)

Cs = konstanta emp iris

= penambahan tegangan p ada tengah-tengah lap isan i

= beban y ang bekerj a p ada kelompok tiang (k.N)


L, Bg = panjang dan le bar kelompok tiang (m)
2; = jarak dari z = 0 sampai dengan tengah-tengah lapisan ke-1 (m)

&i = penurunan konsolidasi pada lapisan ke-1 (mm)


6er;J = perubahan angka pori akibat p enambahan tegangan layer ke-i

Simbol 335

_...____
...
e,, = angka pori awal pada lapisan ke-i
H, = tebal lapisan ke-1 (m)
L\s = penurunan total konsolidasi pada kelompok tiang (mm)
~

& , = penurunan konolidasi pada lapisan ke-1 (mm)


Q1= = beban lateral (kN)
c
II
= kohesi tanah undrained (kN/m2)
f = jarak momen maksimum dari permukaan tanah (m)
g = jarak dari lokasi momen maksimum sampai dasar tiang (m)

WR = berat palu (kN)


H = tinggi jatuh palu (cm)
s = penetrasi tiang per satuan pukulan (cm)
C = konstanta
HE = energi palu
E = efisiensi palu
WP = berat tiang (kN)
h = tinggi jatuh palu (cm)
s = penetrasi tiang per satuan pukulan (cm)

n = koefisien restitusi antara palu dan kepala tiang


Pu ' = beban ultimit untukfondasi dalam (kN)
p = beban ultimit untukfondasi dangkal (kN)
u

p J'
= perlawanan untuk dindingfondasi (friction)

Rekayasa Fondasi
336 untuk Program Vokasi
= day a d11k1111g iz i11 tekan (kN)

A t = ke liling p e11amJH111g tiang (m)


Ii = pa1?ja11g segm e11 ticmg yang ditil1jau (rn)

,fi = gay a geser pada selimut segmen tiang


0 = besarny a tegangan kontak (kN/m2)

/w = faktor pengaruh dari bentukfondasi dan kekakuan fondasi

µ = angka poison ratio

Es = sifat elastis itas tanah

JP = tambahan tegangan

eo = initial void ratio


Cc = compress ion index

Po = effective overburden layer(kN/m2)

H = tinggi lapisan yng mengalami konsolidasi (m)

IMv = momen vertikal (Tm)


IMh = momen horizontal (Tm)
tan ~ = faktor geser tanah antara tanah dan dasar tembok
Ca = adhesi antara tanah dan dasar tembok = 0

Simbol 337
..

Tl
U1

Te

Pc

L
TENTANG PENULIS
\

Ir. Hanafiah H.Z., M. T.


Saat ini Ir. Hanafiah H.Z., M.T. adalah staf pengajar
pada Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Konstruksi
Jalan dan Jembatan Jurnsan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Mengajar sejak tahun 1989 hingga sekarang,
dalam Mata Kuliah Rekayasa Fondasi, Rekayasa Jalan Raya,
serta Rekayasa Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur dan Jalan
t!:.t:.~tfiBml
Beton. Pendidikan S-1 Sarjana Teknik Sipil tahun 1987 Fakultas
TeknikUnsyiah Universitas Syiah Kuala dan S-2 MagisterTeknik Sipil tahun 2010
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Aktif dalam keanggotaan Himpunan Ahli
Teknik Tanah Indonesia Ahli Geoteknik Madya (G- 1) (HATTI) dan Himpunan
Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Ahli Madya Perencana Jalan .

.• --·

Zairipnn· Jayn, S.T., 1\1.T.
Zairipan Jaya. S.T.. M.T. adalah star pcngajar
Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa
Konstruksi Jalan dan Jcmbatan Jurnsan Tcknik Sipil
{TRKJJ) Politeknik Negeri Lhokscumawe. Mcngajar
sejak tahun 2005 hingga sekarang, dalam Mata Kuliah
Rekayasa Lalu Lintas, Rekayasa Jalan Raya, Rekayasa
Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur dan Jalan Seton,
serta. Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan. Pendidikan S-1
Sarjana Teknik Sipil diselesaikan di Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala t:ahun 2000 dan Pendidikan S-2 Magister Teknik Sipil di
Universitas Andalas Padang tahun 2016.

Muhammad Reza, M.Eng.


Muhammad Reza, M.Eng. , lahir di
Lhokseumawe 9 Juli 1988. Lulus Jurusan Teknik Sipil
dengan gelar Bachelor of Engineering tahun 20 IO di
Universiti Teknologi Malaysia, Johor Baru, Malaysia.
Selanjutnya mendapatkan gelar Magister of Engineering
pada tahun 20 I 3 di universitas yang sama. Saat ini
menjadi salah satu staf Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Lbokseumawe, mengajar dalam Mata Kuliah Pelabuhan dan
Mekanika Tanah, merangkap sebagai Kepala Program Studi Sarjana
Terapan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan (TRKJJ).

340
Rekayasa Fondasi
untuk Program Vokasi
''
t.' .

.....__ _ _ _ _ _ _iliiiiiiiill_ _ _ _ _ "


J
INDEKS
.... --

B 258, 259, 260, 261 , 262, 263 ,


bangunan bawah 12, 17 6 265, 266, 269, 270, 271 , 278,
t,earing capacity factors 304 287,289,292,295, 301 , 306
Beban hidup 6, 298
Beban 1, 6, 7, 15, 16, 19, 20, 23, 24,
26, 36, 37, 39, 43, 44, 45, 46, 47, beban horizontal 176, 257
54, 60, 68, 71, 72, 80, 81, 82, 83, be ban lateral , 151, 152, 172, xii,
87, 88, 89, 94, 95, 96, 97, 100, 258, 259, 260, 261 , 262, 263,
101, 105, 106, 107, 108, 109, 265
114, 117, 118, 119, 120, 124, Beban mati 6
139, 144, 151, 152, 153, 172,
Beban Vertikal 6, 39, 44, 68, 230,
176, 177, 178, 179, 180, 181 , 239
182, 183, 185, 191, 192, 194,
borehole 18
195, 214, 221, 222, 225, 230,
231, 232, 233, 234, 235, 238, boring 13, 16

239, 241, 243, 244, 245, 246, Buttressed retaining walls 125
247, 248, 253, 254, 255, 257,

•I
---

C E
Cantilever retaining walls 124. 125 Efisiensi kclompok tiang 238

Cohesion of soil 28. 325 eksentrisitas 45, 46, 47, 54, 295,

Compressibility factors 58. 61 334

consolidation settlement 104 eksplorasi 17

Counterfort retaining walls I 24, end bearing piles 194


125 eros1 8
D F
data kalendering 276. 277. 284 faktor bentuk fondasi 39, 325
daya dukung 187. 191 Faktor daya dukung 29
daya dukung izin 41. 218. 269 faktor kedalaman fondasi 39, 325
Daya du.lnmg izin lateral 268 faktor pengaruh 39, 111 , 242, 243,
daya· dukung kelompok tiang 226, 244,293,300,334,336
227.236, 237 final-set 276
daya dukung tiang 18, 193, 194, fraction piles 194
195,1 99,271, viii, ix, 330 fondasi dalam 190
daya dukung ultimit 39, 325 fondasi sumuran 287, 288 289, 295,
deept foundation 2 296,297,298,299
depth of footing 28, 325 fondasi tapak 41, 66, 70, 87, 92, l 03
dewatering 7 fondasi tiang I 88, 190, 191 , 192,
Diameter tiang 252, 260 194, 244, 254, 257, 259, 260,
269, 270, 271, 278, 279, 287, vii,
dolly 276
XIV
driving formula 272
G
drop hammer 273, 274
Gaya Gempa 6
dukung friksi/geseran 292
Gaya horizontal 5
dynamic formula 272
gaya lateral tiang 257, ix

Rekayasa Fondasi
342 untuk Program Vokas1


Gaya vertikal 5
koefisien tekanan tanah aktif 129
Geoteknik 12
Konfigurasi 1 I
gesekan selimut tiang 195 , 330 L
gravitasi bumi 66, 326 lapi san ekspansi f 8
Gravity retaining walls 124 lapi san tanah 192
I M
immediate settlement 104, l 0 5, Momen 6
241, 327 Muka A ir Tanah 7
inclined load 39 p
investigasi 2 Panj ang tiang 186, 250, 260
J pemboran tanah 8
Jalan pengaruh muka air tanah 88
jarak antartiang 225, 226, 227 pengujian lapangan 8

K penurunan 191
kedalaman 8, 1o, 13, 14, 28, 36, 39, penurunan elastik kelompok tiang
40, 69, 76, 84, 85, 86, 87, 94, 242, 243 , 334
107 , lll , 112, 115, 118, 125, penurunan konsolidasi l 03 , l 04,
127, 129, 144, 174, 190, 196, 105, 109, 110, 117, 118, 119,
197, 203, 218, 219, 242, 248, 248, 249, 252, 254, viii, 327, 335
272 , 2 75, 287, xii, vi, 289, viii, Penurunan konsolidasi 104, 110,
290,325,326,328,330,331
247,295,328
kedalaman tanah keras 112 penurunan segera l 05, 115, 118,
Koefisien gempa horizontal 131 , 119, viii, 327, 328
329 penyebaran beban 105, 106, 119,
Koefisien gempa vertikal 13 1, 3 2 9 254,255
Koefisien tanah lateral 127 penyebarantekanannya 93
koefisien tekanan tanah 28 percepatan 66, 69, 326

lnqeks 343
Percepatan gempa horizontal 131. sifat plastisitas tanah 17
329 ondir 12
Percepatan gempa vertikal 131. 329 Stabilitas 16
perencanaan v1 stabilitas dinding pcnahan tanah
perlawanan geser tiang 203 123. 131

perlawanan ujung 196, 197. 198, Stabilitas Geser 134, 138


199. 331 steam hammer 273
pile cap 225. 238, 239. 248, 288 sub struktur 12
Pile Driving Analyzer 278 sudut gesek dalam 198
pile group 237 sudut geser 28, 29, 42, 87, 126, 136,
252,33 1
R
Regangan 111 T

rekayasa fondasi 1 tahanan ujung 187


resultan beban 47. 94, 95, 96, 97, tanah 181 , 182, 184, 185, 186, 188,
101 189, 190, 191 ,306

Rigidity index 58, 326 tegangan kontak 45, 46, 87, 293,
300,336
s
tegangan vertikal 106
Secondary/creep settlement l 04
tekanan tanah aktif gempa 123
seismik 69, 326
Tekanan tanah lateral 126, 127,
Semi-gravity retaining walls 124
129, 301
settlement 7
telapak gabungan 92, vii, 93, 94, 95,
1
shallow foundation 2
96
shape 39,325
Sheet pile retaining walls 124, 125
telapak gabungan trapesium 95 '
tembok penahan 16, 123, 124, 125,
sifat konsolidasi tanah 17
126
sifat fisik tanah 17 tembok penahan tanah 16, 123, 124,
sifat kuat geser tanah 17 viii, l 26

Rekayasa Fondasi
3 44 untuk Program Vokasi
I
________________ ... . J
tt-st pit 13

Tiang baja 181


Tiang beton 180. 181
Tiang kayu l 80
Tiang komposit 182
tiang pancang 180, 182, I 83, 184,
185, 187, 188, 189, 190, 191 ,
192, 199, 236, 249, 265, 266,
271, 274, 275, 276, 277, 278,
288, vii, 331
Tiang pancang 182, 183, 184, 185,
187, 188, 190
tiang tunggal 180, 181
tipe gravity wall
turap
turaP berangker

u
unit weight of soil 28, 325

lndeks 345
Rekayasa

Bangunan yang baik adalah bangunan yang mampu memberi rasa aman dan
nyaman bagi penghuninya . Rasa a man dan nyaman bisa terwujud jika bangunan
tersebut dibangun dengan tepat dan benar, sehingga bangunan akan menjadi
kuat. Kekuatan suatu bangunan terletak pada fondasi. Pembangunan fondasi
yang benar akan memengaruhi kekuatan suatu bangunan. Membangun fondasi
tidak bisa sembarangan, harus melalui perhitungan yang benar dan tepat. Selain
itu harus mengetahui aspek-aspek lingkungan, karakter tanah, dan lain
sebagainya.

Buku Rekayasa Fondasi untuk Program Vokasi hadir untuk membantu Anda
memahami pembangunan suatu fondasi, mencakup pembahasan fondasi
dangkal dan fondasi dalam. Dengan bahasa yang mudah dimengerti dan disertai
contoh yang mendukung, buku ini cocok bagi Anda mahasiswa Program Studi
Teknik Bangunan, khususnya Program Studi Bangunan Gedung, Prodi Bangunan
Transportasi, Bangunan Air, serta Program Perencanaan Jalan rbn IPmhatan.
PERPUST.Jl
Jurusan Teknik Sipil. UNIVERSI

"•'""'
9781
ISBN:
• KODE BW<t
KLASIFIKA
r::1 LETAK BUR
L:I I I PENGARANG
Penerblt ANDI
JUDOL BUR
JI. Seo 38-40 Yogyakarta
Telp.(0274) 561881 Fax.(0274) 588282 UntukUsia 11111111 II 111111111 11111111111 11111 J
E3 : andipenerbitan@gmail.com
0 5 10 15 25 40 65 <X>
a 9786230103261
Harga di Pulau Jawa: Rp108.000,00
12301

@ : www.andipublisher.com
Dapatkan Info Buku Baru, Kirim e-mail : info@andipublisher.com andipublishercom@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai