Yes
Luasan tulangan
kurang, perbesar
luas tulangan
Yes No
Balok Underreinforced
Luasan tulangan (As)
terlalu besar
(overrinforced), kurangi
luas tulangan atau
perbesar penampang
balok
END
Analisis Balok Bertulangan Tunggal
Contoh/tugas:
Penampang balok dengan b = 250 mm, h = 550 mm,
dengan tulangan sengkang Φ10mm. Hitung
kapasitas momen nominal dan momen rencana
jika :
• fy = 400 MPa, tulangan tarik 4D29, f’c = 20 MPa
• fy = 400 MPa, tulangan tarik 4D29, f’c = 35 MPa
• fy = 400 MPa, tulangan tarik 8D29, f’c = 35 MPa
Desain Balok Bertulangan Tunggal
• Desain balok bertulangan tunggal bertujuan untuk
mencari proporsi parameter-parameter yang
menentukan performance (kinerja) struktur balok
beton bertulang
• Parameter-parameter yang dimaksud adalah b, h, f’c,
fy, As
• Performance yang dimaksud adalah semua limit state
yang ditinjau (kekuatan, kehandalan, durabilitas,
kemampulayanan dll)
• Seluruh parameter-parameter yang terlibat memiliki
sifat saling mempengaruhi / saling ketergantungan
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Parameter-parameter yang ditinjau ditaksir
dengan batasan-batasan dan metode tertentu,
yang selanjutnya dikontrol dengan analisis
balok beton bertulang untuk memberikan
verifikasi terpenuhinya limit state
• Proses desain merupakan proses iteratif untuk
mendapatkan proporsi yang memenuhi
batasan-batasan dan ekonomis
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Secara umum ada 2 kondisi awal dalam desain balok
beton bertulang yang membedakan motode desain,
batasan-batasan dan penentuan parameter-
parameternya
• Kondisi awal I : dimensi balok (b & h) telah
ditentukan/dibatasi untuk kepentingan lain (estetika,
utilitas, berat struktur, tinggi bangunan, dsb)
• Pada kondisi ini, parmeter bebas yang didesain adalah
luas tulangan (As) dan mutu material (f’c dan fy) untuk
memenuhi limit state yang ditentukan
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Kondisi awal II : dimensi balok tidak dibatasi /
bebas
• Pada kondisi ini, seluruh parameter
merupakan parameter bebas yang dapat
ditentukan sendiri
• Seluruh parameter dapat didesain sedemikian
sehingga didapatkan proporsi yang paling baik
dan ekonomis
• Dengan membatasi rasio penulangan
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Desain balok jika dimensi telah diketahui / dibatasi menggunakan
persamaan yang didapatkan sebagai berikut:
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Desain balok beton bertulang jika dimensi telah
diketahui/dibatasi dengan metode I memiliki
kelemahan yaitu tidak ada guidance dalam pendekatan
nilai lengan momen (Jd) yang menjadikan pendekatan
awal cukup kasar, sedangkan besaran penulangan (As)
sangat sensitif terhadap perubahan Jd.
• Hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan proses
desain membutuhkan proses coba-coba (trial and
error) yang lebih panjang.
• Kelebihan metode ini adalah proses perhitungan yang
pendek dan sederhana untuk tiap proses trial.
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Prosedur desain jika dimensi dibatasi dengan metode I adalah
sebagai berikut:
START Diket.: b, h, d’,
d, f’c, fy, Mr
No
Yes Yes
Luasan tulangan
Balok Underreinforced kurang, perbesar
No luas tulangan
No
Luasan tulangan (As)
terlalu besar
(overrinforced), kurangi
luas tulangan atau
perbesar penampang
END balok
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Contoh desain balok dengan metode II
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Jika dimensi belum ditentukan/dibatasi, desain
balok beton bertulang memiliki fleksibilitas yang
tinggi untuk mendapatkan proporsi yang paling
ekonomis
• Proporsi yang ekonomis biasanya
dipertimbangkan dari sisi rasio penulangan
• Common practice dalam desain, proporsi yang
ekonomis biasanya didapatkan dari nilai rasio
penulangan yang setengah dari rasio maksimum
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Prosedur desain jika dimensi tidak dibatasi adalah sebagai berikut:
Yes Yes
Luasan tulangan
Balok Underreinforced kurang, perbesar
No luas tulangan
No
Luasan tulangan (As)
terlalu besar
(overrinforced), kurangi
luas tulangan atau
perbesar penampang
END balok
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
• Contoh desain balok dengan dimensi tidak dibatasi:
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Desain Balok Bertulangan Tunggal
(Ctd)
Plat Satu Arah
• Plat / slab adalah struktur yang meneruskan
beban dengan internal forces berupa momen
lentur (bending moment) dan gaya geser (shear
force)
• Berdasarkan orientasi bending momen,
dikategorikan dalam plat satu arah dan plat dua
arah
• Perbedaan slab dan balok ada pada rasio antara
tinggi tekan efektif (d) terhadap lebar penampang
(b)
Plat Satu Arah (Ctd)
• Rasio d/b slab jauh lebih kecil daripada balok
• Menyebabkan efek geser pada struktur plat / slab
sangat kecil / tidak perlu diberikan penulangan
geser
• Tujuan desain, prosedur analisis dan desain,
asumsi asumsi, dasar teori, penyederhanaan,
persamaan matematis dan batasan-batasan yang
digunakan dalam struktur slab beton bertulang
sama dengan struktur balok bertulangan tunggal
Plat Satu Arah (Ctd)
• Perbedaan dalam analisis dan desain antara balok
bertulangan tunggal dan plat satu arah adalah pada lebar
penampang, dimana pada analisis dan desain plat satu
arah, lebar penampang dianggap 1 unit (satuan)
• Perbedaan yang lain adalah pada designasi /penandaan
jumlah tulangan yang digunakan, jika pada balok
disebutkan jumlah dan diameter penulangan, pada slab
disebutkan diameter dan jarak as ke as tulangan
• Misal, pada balok disebutkan 4D13, artinya dipasang
tulangan ulir (deform) diameter 13 mm sebanyak 4 buah
• Misal pada plat disebutkan D13-150, artinya dipasang
tulangan ulir (deform) diameter 13 mm dengan jarak as ke
as sebesar 150 mm
Analisis Plat Satu Arah
Diket.: b (asumsi
START No
1 unit), h, d’, d,
As, f’c, fy,
Yes
Luasan tulangan
kurang, perbesar
luas tulangan
Yes No
Plat Underreinforced
Luasan tulangan (As)
terlalu besar
(overrinforced), kurangi
luas tulangan atau
perbesar penampang
balok
END
Analisis Plat Satu Arah
Contoh soal analisis plat:
Diketahui plat satu arah dengan tebal 120 mm,
selimut beton 20 mm dengan penulangan
P10-120, fy = 240 MPa, f’c = 25 MPa. Tentukan
kapasitas momen lentur nominal dan
kapasitas momen lentur rencana
Analisis Plat Satu Arah
Analisis Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Yes Yes
Luasan tulangan
Balok Underreinforced kurang, perbesar
No luas tulangan
No
Luasan tulangan (As)
terlalu besar
(overrinforced), kurangi
luas tulangan atau
perbesar penampang
END balok
Desain Plat Satu Arah
Contoh soal desain plat:
Plat satu arah dengan bentang 3 m yang ditumpu
sederhana (sendi-rol), dibebani dengan beban
hidup sebesar 2,5 kN/m2 dan beban mati berupa
berat sendiri, pasir setebal 2 cm, specie setebal 1
cm dan penutup lantai setebal 1 cm. Jika berat
beton = 24 kN/m3, pasir = 18 kN/m3, specie dan
penutup lantai = 23 kN/m3 serta tebal plat
dibatasi 12 cm, desainlah penulangan lentur plat
tersebut. Gunakan f’c = 30 MPa, fy = 240 MPa
dan diameter tulangan = 10 mm.
Desain Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Desain Plat Satu Arah
Balok Bertulangan Rangkap
• Merupakan struktur balok beton bertulang, dimana
selain diberikan penulangan tarik, juga diberikan
penulangan tekan
• Selalu bertitik tolak dari dimensi yang telah
ditentukan/dibatasi
• Biasanya diaplikasikan pada daerah tumpuan balok,
dimana balok tidak mampu meneruskan momen
negatif tumpuan bahkan setelah rasio penulangan
diperbesar dan telah dilakukan redistribusi
• Jika ada pembatasan dalam dimensi balok yang
diijinkan (dengan alasan arsitektural, mekanikal
dan/atau utilitas lain dalam gedung/struktur)
• Sebagaimana diketahui bahwa pada kasus normal,
momen tumpuan balok biasanya jauh lebih besar
daripada momen lapangan
Balok Bertulangan Rangkap (Ctd)
• Dalam analisis balok bertulangan rangkap,
kapasitas momen dihitung melalui dua bagian
• Bagian pertama dianalisis kapasitas momen hasil
kopel dari proporsi luas tulangan tarik saja dan
tekan beton, mirip dengan analisis balok
bertulangan tunggal
• Bagian kedua dianalisis kapasitas momen hasil
kopel dari sisa proporsi luas tulangan tarik dan
tulangan tekan dengan luasan yang sama
• Kapasitas momen nominal balok merupakan hasil
penjumlahan dari kapasitas kedua momen hasil
kopel tersebut
Balok Bertulangan Rangkap (Ctd)
a. Penampang melintang
b. Regangan
c. Kopel momen 1, balok bertulangan tunggal
d. Kopel momen 2, kontribusi penulangan tekan
Analisis Balok Bertulangan Rangkap
Analisis Balok Bertulangan Rangkap
Analisis Balok Bertulangan Rangkap
• Pada balok bertulangan rangkap, kontrol
regangan dan tegangan tulangan harus dilakukan
• Tidak ada jaminan bahwa tulangan tekan selalu
leleh
• Semakin besar tinggi blok tekanbeton (a) atau
semakin besar c, regangan tul. tekan akan
semakin besar dan mencapai leleh
• Pemeriksaan regangan dan tegangan baja tekan
serta kapasitas momen balok jika tulangan tekan
belum leleh dilakukan dengan persamaan berikut
Analisis Balok Bertulangan Rangkap
CONTOH ANALISIS BALOK
BERTULANGAN RANGKAP
Balok persegi bertulangan rangkap dengan lebar
b = 280 mm, h = 550 mm, d’ = 50 mm, As’ =
645 mm2, As = 2580 mm2, Es = 2x105 MPa, fy =
280 MPa. Hitung kapasitas momen nominal
balok jika:
1) F’c = 20 MPa
2) F’c = 35 MPa
Desain Balok Bertulangan Rangkap
Desain balok bertulangan rangkap mempunyai beberapa tujuan
utama:
1. Meningkatkan kapasitas momen lentur balok jika kapasitas
yang dibutuhkan cukup besar dan dimensi penampang (b &
h) dibatasi, sehingga walaupun telah diberikan penulangan
hingga ρmax, kapasitas momen belum terpenuhi.
2. Meningkatkan daktilitas balok. Dapat dilihat bahwa dengan
adanya penulangan tekan, kapasitas tekan yang hanya dipikul
oleh blok tekan beton pada penulangan tunggal, terbantu
dengan adanya penulangan tekan. Hal ini akan menyebabkan
kopel tekan menjadi semakin kuat daripada kopel tarik, dan
membawa derajat penulangan balok lebih jauh kedalam
kondisi underreinforced.
Desain Balok Bertulangan Rangkap
3. Mengurangi defleksi (lendutan) balok jangka pendek, dengan
mereduksi besaran tegangan yang harus dipikul oleh blok
tekan beton.
4. Mereduksi defleksi (lendutan) jangka panjang akibat efek
rayapan (creep) dengan mentransfer tegangan tambahan
akibat rayapan pada penulangan tekan.
5. Pada struktur yang kemungkinan menderita gaya lateral yang
cukup besar (misal pada gedung di daerah rawan gempa),
balok dengan penulangan rangkap, khususnya pada daerah
tumpuan, mempunyai kelebihan yaitu kapasitas momen
lentur balik yang cukup besar (kapasitas momen lentur
positif dan negatif hampir sama), dimana posisi tulangan
tarik dan tekan dapat bertukar pada kejadian beban bolak
balik.
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Dengan mengasumsikan tulangan tarik dan tekan mengalami
leleh, kapasitas momen nominal diketahui sebagai:
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Persamaan diatas didasarkan pada asumsi bahwa tulangan
tekan telah leleh. Asumsi ini harus dikontrol dengan
persamaan yang didapatkan dari diagram regangan sebagai
berikut:
• dimana
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Seluruh persamaan desain balok bertulangan rangkap diatas
diturunkan dengan asumsi tulangan tarik telah mengalami
leleh. Asumsi ini harus terpenuhi karena kelelehan tulangan
tarik bersifat esensial untuk menjamin daktilitas struktur dan
keruntuhan getas (tidak seperti tulangan tekan dimana
diperbolehkan tegangan belum mencapai leleh). Pada kondisi
berimbang (balanced) dimana keruntuhan tarik dan tekan
terjadi bersamaan, dari diagram regangan didapatkan:
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Dari persamaan kesetimbangan:
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Sehingga untuk keruntuhan balanced, fs’ dihitung dengan:
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Dengan menyamakan persamaan tinggi tekan beton:
Desain Balok Bertulangan Rangkap
• Dari persamaan rasio penulangan balanced untuk balok
bertulangan rangkap diatas, dapat dilihat bahwa suku
pertama merupakan persyaratan penulangan balanced yang
sama dengan persyaratan pada balok bertulangan tunggal.
• Suku kedua merupakan persyaratan tambahan untuk
penyeimbang tulangan tekan.
• Keruntuhan balanced pada struktur balok bertulangan
rangkap didapatkan dengan rasio yang lebih tinggi daripada
balok bertulangan tunggal.
• Untuk menjamin daktilitas, maka sebagaimana balok
bertulangan tunggal, juga diberlakukan batasan sebagai
berikut:
Untuk balok bertulangan
rangkap
CONTOH DESAIN BALOK
BERTULANGAN RANGKAP
Sebuah balok bertulangan rangkap dengan
dimensi b = 280 mm, h = 550 mm, f’c = 20
MPa, fy = 280 MPa, E = 2x105 MPa, akan
meneruskan momen lentur ultimit sebesar
240 MPa, sehingga momen lentur rencana
Mr= 240/0,8 = 300 kNm. Hitung penulangan
yang diperlukan jika untuk mendapatkan
daktilitas yang baik disyaratkan ρ - ρ’ dibatasi
sebesar 0,5 ρmax balok bertulangan tunggal.
CONTOH DESAIN BALOK
BERTULANGAN RANGKAP
Sebuah balok bertulangan rangkap dengan
dimensi b = 280 mm, h = 550 mm, f’c = 20
MPa, fy = 280 MPa, E = 2x105 MPa, akan
meneruskan momen lentur rencana Mr= 500
kNm. Hitung penulangan yang diperlukan
sedemikian sehingga tulangan tekan yang
digunakan adalah minimum.
Desain balok beton bertulangan rangkap dengan tujuan
utama meningkatkan kapasitas momen lentur, dengan cara
menggunakan tulangan tarik maksimum dan tulangan tekan
minimum untuk mendapatkan penampang yang ekonomis
GESER BALOK
KONSEP TEGANGAN GESER
• Untuk balok, selain tegangan lentur, juga terdapat
mekanisme tegangan geser yang berfungsi untuk
meneruskan beban ke struktur selanjutnya.
• Transfer geser pada balok terjadi melalui
mekanisme tegangan tekan dan tarik pada balok.
• Kegagalan geser hampir pasti merupakan
kegagalan non daktail.
• Kegagalan geser harus benar-benar dihindari.
• Untuk gedung tahan gempa, kegagalan geser
tidak boleh terjadi
KONSEP TEGANGAN GESER
• Mekanisme terbentuknya tegangan geser