,MT
Mulawarman University
STRUKTUR BAJA 2
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
1. PENDAHULUAN
2. PERSYARATAN BALOK BERDINDING PENUH
3. KUAT MOMEN NOMINAL BALOK BERDINDING PENUH
4. KUAT GESER NOMINAL
5. KUAT GESER NOMINAL DENGAN PENGARUH AKSI MEDAN TARIK
6. INTERAKSI GESER DAN LENTUR
7. PENGAKU VERTIKAL
8. PENGAKU PENAHAN GAYA TUMPU
9. DESAIN BALOK PELAT BERDINDING PENUH
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
Latar Belakang :
Struktur yang memiliki BALOK dengan bentang yang Panjang.
Sebagai elemen lentur jika ukuran profil baja gilas yang terbesar masih
belum cukup memenuhi karena panjangnya bentang balok sehingga
gaya dalam (momen dan gaya lintang) yang terjadi sangat besar, maka
alternatif yang pertama dipilih adalah dengan menambahkan elemen
pelat pada salah satu atau kedua sayap (flens) profil. Jika Alternatif ini
masih belum mampu memberikan tahanan momen yang mencukupi,
maka biasa dibuat balok yang tersusun dari elemen elemen pelat yang
disambung satu dengan lainnya.
Pelat girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan
elemen2 pelat yang disatukan dengan alat penyambung untuk
mendapatkan susunan bahan yang lebih effisien dibanding yang
diperoleh dengan balok tempa/gilas (rolled beam).
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
Bentuk profil yang sering digunakan terdiri dari sebuah badan (web)
dengan dua buah pelat sayap (fens) yang dihubungkan satu sama lain
dengan alat sambung tertentu.
Jenis lain dari Balok Pelat berdinding Penuh adalah Balok Hibrida yang
terdiri dari pelat badan dan pelat sayap dengan mutu yang berbeda.
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
Bisa juga juga digunakan profil yang terdiri dari dua buah
pelat badan dan dua buah pelat sayap sehingga membentuk
suatu bentuk geometri kotak (hollow), yang selanjutnya
dikenal dengan istilah box girder. Profil jenis ini mempunyai
tahanan torsi (puntir) cukup baik dan dapat digunakan untuk
struktur balok bentang panjang tak terkekang (tidak ada
sokongan lateral).
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
Pada dasarnya balok pelat berdinding penuh (Pelat Girder) merupakan suatu balok
yang tinggi . Gambar berikut menunujukkan hubungan antara kuat momen nominal
dan rasio kelangsingan .
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
Pendahuluan
Kuat momen nominal,Mn, untuk penampang yang tidak kompak p < < r, harus
ditentukan berdasarkan tiga macam kondisi batas, yaitu tekuk torsi lateral, tekuk
lokal flens dan tekuk likal web. Nilai Mn yang terkecil dari ketiganya adalah nilai yang
menentukan besarnya kuat momen nominal dari suatu komponen struktur.
Profil baja dengan web yang langsing yaitu , (=h/tw) < r(=2550/fy) dikategorikan
sebagai balok pelat berdinding penuh. Penampang dengan nilai tidak melebihi r
akan mampu mencapai fy tanpa mengalami tekuk elastis. Kuat lentur dan geser
suatu balok pelat berdiding penuh sangat tergantung pada profil web, web yang
langsing akan menimbulkan hal2 sebagai berikut :
1. Tekuk akibat lentur pada bidang web, akan mengurangi efisiensi dari web untuk
memikul momen lentur.
2. Tekuk pada flens tekan dalam arah vertikal akibat kurang kakunya web
3. Tekuk akibat geser.
Sehingga diperlukan pengaku melintang (stiffner). Perencanaan pengaku yang tepat
akan meningkatkan kuat geser pasca tekuk. Pengaku yang dipasang pada balok
pelat berdinding penuh memiliki perilaku sebagai rangka batang dimana bagian web
akan memikul gaya tarik diagonal dan bagian flens akan memikul gaya tekan.
Perilaku ini disebut aksi medan tarik (tension-field action)
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
PERSYARATAN BALOK PELAT BERDINDING PENUH
Komponen struktur dapat dikategorikan sebagai balok biasa atau balok pelat
berdinding penuh tergantung pada rasion kelangsingan web, h/tw, dengan h adalah
tinggi bersih bagian web tw adalah tebal web. Jika h/tw <(=2550/fy) maka
komponen struktur tersebut dikategorikan balok biasa , dan jika h/tw > (=2550/fy)
maka dikategorikan balok berdinding penuh.
Untuk balok hibrida, nilai fy yang diambil adalah dari nilai fy flens, hal ini
disebabkan akibat kestabilan dari wen dalam menahan tekuk lentur tergantung
pada regangan yang terjadi dalam flens.
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
PERSYARATAN BALOK PELAT BERDINDING PENUH
(A)
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
PERSYARATAN BALOK PELAT BERDINDING PENUH
Untuk b=h, t=tw serta nilai k=1,maka : Besarnya f harus mencapai tegangan
leleh flens fyf dan jika tegangan sisa
diperhitungkan, maka :
(B)
Dengan menyamakan
Substitusikan f= fyf, f dan mengambil
persamaan (A) dan (B):
nilai E = 200000 Mpa, dan = 0,3,
maka
Nilai (Aw/Af) biasanya dibawah 0.5 dan besarnya tegangan residu untuk
penampang di las adalah 115 MPA sehingga :
Persamaan diatas hanya berlaku saat a/h>1.5, sedangkan untuk a/h<1.5, nilai
h/tw adalah :
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT MOMEN NOMINAL PELAT GIRDER
Dengan nilai ar adalah perbandingan luas pelat badan terhadap terhadap pelat
sayap (ar=Aw/Af). Kuat momen nominal dari balok pelat berdinding penuh dari
nilai terkecil keruntuhan tekuk torsi lateral dan (yang tergantung panjang bentang)
dan tekuk lokal flens (yang tergantung pada tebal flens)
Dengan L adalah panjang batang tak terkekang , rT adalah jari2 girasi daerah
pelat sayap ditambah sepertiga pelat web yang mengalami tekan.
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT MOMEN NOMINAL PELAT GIRDER
Jika didefinisikan besaran baru Cv yang merupakan rasio dari tegangan tekuk
geser dengan tegangan leleh geser, maka :
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT MOMEN NOMINAL PELAT GIRDER
Jika persamaan diatas y = 0.6y dan = 0.3 maka nilai Cv untuk daerah tekuk
elastis :
0.8
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT GESER NOMINAL PELAT GIRDER
Jika persamaan diatas dibagi dengan y dan proporsional = 0,85 y akan didapat
nilai Cv =
Jika persamaan diatas y = 0.6y dan = 0.3 maka nilai Cv untuk daerah tekuk
inelastis :
0.8
(2)
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT GESER NOMINAL PELAT GIRDER
Dengan memperhatikan keseimbangan gaya arah
horisontal serta keseimbangan momen terhadap titik O
Maka:
Dalam SNI 03-1729-2002 pasal 8.9.3, persamaan 8.9-2 interaksi lentur dan geser:
Pengaku vertikal mempunyai kekakuan yang cukup untuk mencegah web berdeformasi keluar
bidang ketika terjadi tekuk pada web. Oleh karena itu, perlu ditentukan momen inersia
minimum yang harus dimiliki oleh pengaku vertikal, yaitu :
Untuk balok non hibrida serta dengan mempertimbangkan pengaruh eksperimen pada
pengaku vertikal maka SNI 03-1729-2002 (pasal 8.12.2, persmaan 8.12-1) mensyaratkan luas
minimal pengaku vertikal adalah :
STRUKTUR BAJA 2
(BALOK PELAT BERDINDING PENUH/PELAT GIRDER)
KUAT GESER NOMINAL PELAT GIRDER
Sambungan pengaku vertikal ke web dan flens harus diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga las dapat mentransfer gaya tekan Ps, dengan baik.Sedangkan antara pengaku
vertikal dan flens tarik tidak perlu dilakukan penyambungan dengan las, sebab
konsentarasi tegangan pada flens tarik akan menyebabkan terjadinya keruntuhan akibat
lelah (fatique) dan keruntuhan getas. Tanpa adanya pengelasan antaranya pengaku
vertikal dengan web diharapkan dapat menimbulkan dapat menimbulkan keruntuhan yang
daktail. Jarak sambungan las web dan pengaku vertikal dengan sambungan las flens tarik
dan web diambilkan sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 6 kali tebal web dan tidak
kurang dari 4 kali tebal web.
Dengan Apb adalah luas penampang dari pengaku penahan gaya tumpu. Selanjutnya pengaku
ini harus diperiksa seperti halnya sebuah batang tekan dengan persyaratan :
1. Pengaku harus dipasang sepasang setinggi pelat web
2. Penampang yang dihitung sebagai batang tekan adalah penampang melintang dari
pengaku ditambah dengan 12.tw (untuk panel panjang ujung) atau 25.tw (untuk panel
dalam). Dengan tw adalah tebal web.
3. Panjang tekuk diambil sebesar 0.75.h