Oleh:
AGUSTUS 2015
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Pembuatan Modul Buku Ajar Struktur Baja II merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan proses pembelajaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mochammad Sroedji Jember.
Semoga Buku Ajar Struktur Baja II ini dapat membantu mahasiswa dalam
memahami dan melakukan desain elemen struktur balok, struktur balok kolom
portal baja, dan desain bangunan industri.
Kami sadari bahwa dalam penulisan buku ini masih ada kekurangan,
sehingga saran dan masukan sangat kami harapkan demi perbaikan dan manfaat
buku ajar ini.
Penyusun
i
1. STRUKTUR LENTUR (BALOK)
Sb y f
fy
Sb z
L y
Jika suatu balok dibebani dengan beban lentur maka balok tersebut akan menerima
momen lentur. Momen lentur balok akan mengakibatkan tegangan lentur pada penampang
profil balok.
SSp 1
Jika beban ditambahkan maka tegangan lentur yang terjadi akan berubah seperti pada
gambar dibawah.
f < fy fy fy fy
f < fy fy fy fy
gbr. a gbr. b gbr. c gbr. d
Jika tegangan lentur maksimum yang terjadi < tegangan leleh bahan maka fmaks < fy
Batas elastis:
Jika tegangan lentur maksimum yang terjadi = tegangan leleh : fmaks = fy
Momen Leleh : My = fy . Wx
Wx = modulus elastis
Ix
Wx h = tinggi profil
1 / 2.h
Batas plastis:
Jika seluruh penampang profil telah terjadi tegangan leleh fy
Momen yang terjadi pada batas elastis dinamakan Momen Leleh (My), sedangkan momen
yang terjadi pada batas plastis dinamakan Momen Plastis (Mp).
Momen Plastis : Mp = fy . Zx
Zx = modulus plastis
Faktor bentuk () dari suatu penampang adalah perbandingan antara momen plastis (Mp)
dengan momen leleh (My):
Mp fy.Zx Zx
My fy.Wx Wx
- Faktor bentuk untuk penampang persegi panjang:
Sx 1 / 4.b.h 2
1,50
Wx 1 / 6.b.h 2
- Faktor bentuk penampang I :
= 1,10 s/d 1,20
SSp 2
1.3 Profil Balok
Pertimbangan dalam penggunaan profil untuk struktur balok:
- Profil WF, INP, [, S sering digunakan sebagai struktur balok
- Profil WF sangat efektif digunakan sebagai struktur balok, karena luasan profil WF
dipusatkan pada sayap. Sehingga besaran Wx, Zx akan menjadi besar.
+ + +
+ + + + + + + +
Struktur balok diberi beban gravitasi (seperti gambar diatas), maka sisi atas balok akan
mengalami tegangan tekan, dan sisi bawah balok menerima tegangan tarik. Jika balok
mempunyai kemampuan yang besar maka Ix >> Iy, sehingga balok akan lemah
terhadap sumbu y. Jika penahan samping maka sisi atas (tertekan) akan menekuk
kesamping (lateral).
Tampak atas dari balok diatas 2 (dua) tumpuan seperti gambar dibawah.
Lb = L
penahan lateral
Lb = ½ L Lb = ½ L
Diagram Kuat ominal Momen Balok (Mn) – Panjang Penahan Lateral (Lb)
Mn
Lb
Lp Lr
Daerah 1 Daerah 1 Daerah 1
Tekuk plastis Tekuk inelastis Tekuk elastis
- Momen Plastis: Mp = Zx . fy
Zx ; modulus penampang plastis
SSp 5
Kriteria penampang profil balok:
a. Penampang Kompak:
p : perbandingan lebar dan tebal pelat (b/t)
( p )
M n M p (M p M r )
( r )
c. Penampang Langsing:
r
2
Mn Mr r
SSp 6
1.6 Lendutan Balok
Lendutan balok baja biasanya dibatasi sampai batas tertentu. Hal ini ditentukan
oleh berbagai keadaan, meliputi:
- Lendutan yang besar akan mengakibatkan rusaknya barang-barang/ peralatan yang
didukung balok tersebut.
- Lendutan yang besar akan menimbulkan rasa tidak aman bagi pengguna bangunan.
- Lendutan yang besar akan menimbulkan tampilan bentuk struktur menjadi struktur
tidak estetis.
Menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-
2002, ditentukan bahwa batas-batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas harus
sesuai dengan struktur, fungsi bangunan, sifat pembebanan, serta elemen-elemen yang
didukung oleh struktur tersebut.
Tabel Lendutan Ijin Balok
Komponen Struktur dengan Beban Tidak Terfaktor Beban Tetap
Balok pemikul dinding atau pemikul yang getas L/360
Balok biasa L/240
Lendutan Terjadi
Untuk menghitung lendutan balok, maka beban kerja yang digunakan dalam perhitungan
adalah bukan beban terfaktor
Lendutan terjadi pada balok diatas dua tumpuan sederhana (sendi – rol):
- Akibat beban terpusat P
P.L3
48.E.I
SSp 7
Contoh 1
Kontrol lendutan balok seperti gambar dibawah.
Profil WF 400.200.8.13, mutu BJ 37 (fy = 2.400 kg/cm2; E = 2.106 kg/cm2)
Lendutan maksimum yang diperbolehkan sebesar L/240
qu = 1.500 kg/m
L = 9,00 M
Penyelesaian:
Data IWF 400.200.8.13: Ix = 23.700 cm4
- Lendutan Ijin:
L 900
3,75.cm
240 240
- Lendutan Terjadi:
5.q.L4 5.(15).(900) 4
2,70 3,75.cm (memenuhi)
384.E.I 384.(2000000).(23700)
Contoh 2
Kontrol lendutan balok seperti gambar dibawah. Profil WF 400.200.8.13
Mutu BJ 37 (fy = 2.400 kg/cm2; E = 2.106 kg/cm2)
Lendutan maksimum yang diperbolehkan sebesar L/240
4,50M Pu = 11.600 kg
L = 9,00 M
Penyelesaian:
Data IWF 400.200.8.13: Ix = 23.700 cm4
- Lendutan Ijin:
L 900
3,75.cm
240 240
- Lendutan Terjadi:
P.L3 (11600).(900)3
3,72 3,75.cm (memenuhi)
48.E.I 48.(2000000).(23700)
SSp 8
Contoh 3
Tentukan dimensi struktur balok yang memikul beban mati 200 kg/m dan beban hidup
sebesar 1.200 kg/m. Panjang balok L = 8,00 m, mutu baja BJ 37 (Fe 360).
Lendutan balok maksimum L/300 (akibat beban hidup)
qu
L = 8,00 M
Penyelesaian:
- Menentukan beban terfaktor
qu = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (200) + 1,6 (1200) = 2.160 kg/m
Mu = 1/8 qu L2
= 1/8 (2160) (8)2 = 17.280 kgm
- Balok disumsikan penampang kompak
b .M n b .M P b .Z . f y
b .M P M u
Mu
M u b .Z . f y maka Z perlu
b . f y
17280.(10) 2
800cm3
0,90.2400
w
h 400 2(16 13) 1680
42,75 < p 108,44 memenuhi
tw 8 240
Maka penampang balok kompak
SSp 9
- Kontrol Lendutan
Lendutan Ijin:
L 800
2,67.cm
300 300
Lendutan terjadi
5.q.L4 5.(21,60).(800) 4
2,43 2,67.cm
384.E.I 384.(2000000).(23700) memenuhi
Jadi digunakan profil balok WF 800.200.8.13
Contoh 4
Tentukan dimensi struktur balok yang memikul beban hidup 7.500 kg/m. Diasumsikan
beban mati termasuk berat sendiri diabaikan.
Panjang balok L = 9,00 m. Mutu BJ 37 (Fy = 240 MPa; E = 2.105 MPa).
Lendutan balok maksimum yang diperbolehkan L/300.
qu = 7.500 kg/m
L = 9,00 M
Penyelesaian:
- Menentukan beban terfaktor
qu = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (0) + 1,6 (7500) = 12.000 kg/m
Mu = 1/8 . qu . L2
= 1/8 (12000).(9)2 = 121.500 kgm
- Balok diasumsikan penampang kompak
Mn = Mp = Zx . Fy
Mu < b . Mn
Mu < b . (Zx . Fy)
Mu
Maka : Zx
. fy
121500.(10) 2
Zx 5.625.cm3
0,90.(2400)
SSp 10
Dicoba profil WF 700.300.13.24; Zx = 5.760 cm3 > Zperlu = 800 cm3
d = 700 mm b = 300 mm
tw = 13 mm tf = 24 mm
ro = 28 mm Ix = 201.000 cm4
- Kontrol kelangsingan penampang balok
b 300 170
f 6,25 < p 10,97 memenuhi
2.t f 2 x 24 240
w
h 700 2(24 28) 1680
45,85 < p 108,44 memenuhi
tw 13 240
Maka penampang balok kompak
- Kontrol Lendutan
Lendutan Ijin:
L 900
3.cm
300 300
Lendutan terjadi
5.q.L4 5.(120).(900) 4
2,55.cm 2,67.cm
384.E.I 384.(2000000).(201000) memenuhi
Contoh 5
Struktur balok baja profil WF seperti gambar dibawah, mutu BJ 37 (Fe 360).
Balok menerima beban pusat (P) yang terdiri beban mati D = 4.000 kg dan beban hidup L
= 10.000 kg. Lendutan balok maksimum L/300.
P 4,00 M
Tentukan dimensi profil balok tersebut
L = 8,00 M
Penyelesaian:
- Menentukan beban terfaktor
qu = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 (4000) + 1,6 (10000) = 20.800 kg/m
Mu = ¼ . Pu . L2
= ¼ (20800).(8) = 41.600 kgm
SSp 11
- Balok diasumsikan penampang kompak
Mn = Mp = Zx . Fy
Mu < b . Mn
Mu < b . (Zx . Fy)
Mu
Maka : Zx
. fy
41600.(10) 2
Zx 1.925,92.cm3
0,90.(2400)
- Kontrol Lendutan
Lendutan Ijin:
L 800
2,67.cm
300 300
Lendutan terjadi
.P.L3 5.(20800).(800) 3
2,33.cm 2,67.cm
48.E.I 48.(2000000).(47800) memenuhi
SSp 12
1.6 Kuat Geser Balok
Tegangan geser leleh (y) y = 0,60 fy
Kuat geser balok harus memenuhi persyaratan : Vu v .Vn
Dimana :
Vu = beban geser terfaktor maksimum
v = tahanan faktor geser = 0,90
Vn = kuat geser nominal
Kuat geser nominal (Vn)
Vn y . Aw
Vn 0,60.Fy . Aw
Dimana:
fy = tegangan leleh
Aw = luas penampang web (badan)
Tegangan geser rata-rata luas penampang web dengan mengabaikan efek dari lubang:
V V
fv
Aw d .t w
Dimana:
fv = tegangan geser
V = gaya geser
Q = S = statis momen terhadap garis netral
I = momen inersia terhadap garis netral
t = tebal bidang geser
tw = tebal web
Aw = luas web (badan)
d = tinggi profil
SSp 13
Diagram Tegangan Geser
bf
V .Q
fv
tw
t .I
h d
tf
V
fv
Aw
Stabilitas web (kelangsingan tebal badan):
h 1680 h 418
atau
tw Fy tw Fy
(satuan Fy dalam MPa) (satuan Fy dalam Ksi)
Bagaimana tegangan geser pada pertemuan Flens dan Web?
Tegangan geser pada garis netral?
V .{(b f .t f )( y1 )}
y1 Flen: f vf
h d
I .t f
tw V .{(b f .t f )( y1 )}
tf Web: f vw
I .t w
Tegangan geser pada garis netral:
2
1 1
Qn Q . d t f (t w )
2 2
V .Qn
fv
I .t w
Contoh 6
Hitung kuat geser rencana profil WF 300.300.10.15,
Mutu baja BJ 37 dengan tegangan leleh fy = 2400 kg/cm2
PENYELESAIAN:
Data WF 300.300.10.15: d = 300 mm, b = 300 mm, tf = 15 mm, tw = 10 mm
ro = 18 mm
bf
Kontrol kelangsingan tebal web:
h = d – 2 (ro + tf) = 300 – 2 (18 + 15) = 234 mm
h 1680
tw
h d
tw fy
h 234 1680 1680
23,4 < 108 , 44 (memenuhi) tf
tw 10 fy 240
PENYELESAIAN:
Data WF 400.300.10.16: d = 390 mm, b = 300 mm, tf = 16 mm, tw = 10 mm
ro = 22 mm
Kontrol kelangsingan tebal web: bf
PENYELESAIAN:
bf
Data profil WF.350.175.7.11
d = 350 mm, b = 175 mm
tf = 11 mm, tw = 7 mm, ro = 14 mm tw d
h
h = d – 2 (ro + tf) tf
= 350 – 2(14 + 11) = 300 mm
Jadi: Vu (30.000 kg) < φv.Vn (31.752 kg), maka balok kuat menahan geser
Contoh 9
Balok baja bentang 12 m menahan beban pusat Pu = 85 ton tengah bentang
Profil IWF 400.200.8.13, mutu BJ 37 (Fy = 2.400 kg/cm2)
Balok terikat secara lateral, dan perletakan balok adalah sendi – rol.
Kontrol apakah balok kuat menahan beban geser.
PENYELESAIAN:
bf
Data profil WF.400. 200.8.13
d = 400 mm, b = 200 mm
tf = 13 mm, tw = 8 mm, ro = 16 mm tw d
h
h = d – 2 (ro + tf) tf
= 400 – 2(16 + 13) = 342 mm
Hitung Mu maksimum
Mu < φb . Mn
Kontrol:
-Penampang
- Geser
- Lendutan
Tidak
Kontrol aman
Finish
Mu < fb Mn
Mu
Mu < fb MP MP Mu
b Z Perlu
b . f y
MP = Zx . fy
PILIH PROFIL
bf
Kontrol Geser:
fv.Vn > Vu
Kuat geser rencana : v .Vn 0,90.(0,6. f y . Aw )
Kontrol Lendutan:
Contoh 10
Balok baja profil WF seperti gambar dibawah, mutu BJ 37 (fy=2.400 kg/cm2).
Menerima beban merata yang terdiri beban mati D = 1.000 kg/m dan
beban hidup L = 2.000 kg/m. Lendutan balok maksimum L/300
Tentukan dimensi profil balok tersebut
qu
A B
8.00 m
PENYELESAIAN:
Beban terfaktor: qu=4.400 kg/m
qu = 1,2 D + 1,6 L A B
8.00 m
= 1,2 (1000) + 1,6 (2000) = 4.400 kg/m
Momen maksimum:
Mu = 1/8 qu L2 +
= 1/8 (4400) 82 = 35.200 kgm
Geser maksimum:
Vu = Du = ½ qu L +
-
= ½ (4400) 8 = 17.600 kg
b .M P M u
M u 35200
MP 39.111,11.kgm 3.911.111.kgcm
0,9
MP 3.911.111
Z perlu 1.629,62.cm3
fy 2400
Dicoba profil WF 500.200.10.16
(Zx = 1.910 cm3 > Zperlu = 1.629,62 cm3, Ix = 47.800 cm4)
Kontrol lendutan:
- Lendutan terjadi:
5.q.L4 5(44)(800) 4
2,45.cm
384.E.I 384.(2000000).(47800)
- Lendutan ijin:
L 800
2,67.cm
300 300
>>> 2,45cm 2,67 cm (ok)
Digunakan profil WF 500.200.10.16
L
B
L
B
Contoh 11
Suatu balok rangka atap (gording) digunakan profil kanal C (light lip channel)
C 150.65.20.3,2.
Jarak antara gording = 1,25 m
Jarak antar kuda-kuda = 4,00 m
Sudut kemiringan atap (α) = 250
Penutup atap genteng, berat = 50 kg/m2
Beban angin = 40 kg/m2
Kontrol apakah gording tersebut kuat menerima beban
PENYELESAIAN
y
Data profil C 150.65.20.3,2
c=20
Ix = 332 cm4
a=150 x Iy = 53,8 cm4
t=3,2 Zx = 44,30 cm3
Zy =12,20 cm3
b=65
1,25m 4,00
4,00
α =
1. Analisa Pembebanan:
a. Beban Mati:
- Berat gording C = 7,51 kg/m
- Berat atap = 1,25 (50) = 62,50 kg/m
q = 70,01 kg/m
b. Baban Hidup:
Bekerja di tengah-tengah bentang gording P = 100 kg
c. Beban Angin:
Beban angin = 40 kg/m2
- Koefisien angin tekan = 0,02 α – 0,40
= 0,02 (25) – 0,40 = 0,10
- Koefisien angin hisap = - 0,40
- Wtekan = 0,10 (40) (1,25) = 5 kg/m
- Whisap = -0,40 (40) (1,25) = - 20 kg/m
α
2. Momen-momen yang terjadi pada gording:
a. Akibat Beban Mati:
q = 70,01 kg/m
qx = q cos 25 = 70,01 (cos 25) = 63,45 kg/m qy
qy = q sin 25 = 70,01 (sin 25) = 29.59 kg/m
qx
Mx = 1/8 (qx) L2 = 1/8 (63,45) (4)2 = 126,90 kgm q
My = 1/8 (qy) L2 = 1/8 (29,59) (4)2 = 59,18 kgm α
5. Perband. momen ultimit (x,y) dengan momen rencana (x,y) harus < 1
Mux Muy
1
b .Mnx b . Mny
1
2
30529 13864
1,32 1
0,90.(106320) 0,90.( 1 )(29280)
2
Jadi gording profil C 150.65.20.3,2 tidak kuat menerima beban
Untuk struktur balok yang mempunyai penampang I, dengan rasio bf/d < 1,0
Dan merupakan bagian struktur dengan kekangan lateral penuh maka harus
Dipenuhi persyaratan sesuai SI 03-1729-2002 berikut :
Mux Muy
1,0
b .Mpx b .Mpy
Cnx.Mux Cny.Muy
1,0
b .Mnx b .Mny
Dengan ketentuan:
Untuk bf/d < 0,5 ; ξ = 1,0
Untuk 0,5 < bf/d < 1,0; ξ = 1,6
Untuk bf/d < 0,3 η = 1,0
Untuk 0,3 < bf/d < 1,0 η = 0,4 + bf/d > 1,0
Contoh 12
Suatu balok baja profil IWF 250.250.9.14, mutu baja BJ 37.
Balok tersebut memikul momen akibat beban mati MDx = 2.000 kgm dan
MDy = 600 kgm, serta memikul beban hidup MLx = 6.000 kgm & MLy = 2.800 kgm.
Kontrol kekuatan balok tersebut apabila diasumsikan terdapat sokongan lateral
PENYELESAIAN:
Persyaratan profil I dengan rasio bf/d < 1 dan dengan tahanan lateralpenuh:
Cnx.Mux Cny.Muy
1,0
b .Mnx b .Mny
1, 4 1, 4
1.(12000) 1.(5200)
0,91 1
0,9.(2248536) 0,9.(1060800)
Wu
Wu
Pu Pu
Pu e Pu
Pu Pu 8 Mux Muy
Untuk 0,20 maka 1,0
t .Pn t .Pn 9 b .Mnx b .Mny
Pu Pu Mux Muy
Untuk 0,20 maka 1,0
t .Pn 2.t .Pn b .Mnx b .Mny
Dimana :
Pu : beban normal tarik terfaktor
Mux, Muy : momen lentur terhadap sb x/ sumbu y akibat beban terfaktor
Pn : kekuatan tarik nominal
Mnx : kekuatan momen lentur nominal terhadap sumbu x
Mny : kekuatan momen lentur nominal terhadap sumbu y
t : faktor reduksi untuk kuat tarik
kuat leleh t = 0,90, kuat putus t = 0,75
b : faktor reduksi untuk kuat lentur (b = 0,90)
SSp-27
Pu Pu
M M
M M
Pu Pu
Gambar a. : Gambar b.
2.4 Momen
a. Elemen tidak bergoyang
Mu = bMntu
Mntu : momen terfaktor pada analisa order pertama yang diakibatkan beban yang
tidak menimbulkan pergoyangan.
b : faktor amplifikasi, untuk memasukkan pengaruh P-
Cm
b 1,00
Nu
1
N crb
Ag. fy 2 .E
N crb 2 . Ag
2c
Dimana :
Nu : gaya tekan terfakror
Ncrb : gaya tekan kritis Euler untuk elemen tidak bergoyang
(k-untuk elemen tidak bergoyang)
k.L
i
SSp-28
- Untuk elemen tanpa beban transversal :
M1
Cm = 0,6 – 0,4 b < 1,00 maka dimana M1 < M2
M2
M1, M2 : momen di ujung-ujung elemen
bernilai positif apabila M1 dan M2 membuat lengkungan yang berbeda
M M
b. Elemen bergoyang
Mu = b Mnt + b Mlt
Dimana :
Mlt : momen terfaktor pada analisa order pertama yang diakibatkan beban yang
menimbulkan pergoyangan
s : faktor amplikasi, untuk memasukkan pengaruh P-
1
s
Nu
1
N
crs
2 .E
N crs . Ag
2
Nu : jumlah beban tekan terfaktor seluruh kolom dalam satu tingkat yang
ditinjau.
Ncrs : jumlah beban kritis Euler untuk elemen bergoyang (k-bergoyang) dalam
satu tingkat tertentu.
Pu Pu 8 Mux Muy
Untuk 0,20 maka 1,0
t .Pn t .Pn 9 b .Mnx b .Mny
Pu Pu Mux Muy
Untuk 0,20 maka 1,0
t .Pn 2.t .Pn b .Mnx b .Mny
SSp-29
Dimana :
Pu : beban normal tekan terfaktor
Mux, Muy : momen lentur terhadap sb x/ sumbu y akibat beban terfaktor
Pn : kekuatan tekan nominal
Mnx : kekuatan momen lentur nominal terhadap sumbu x
Mny : kekuatan momen lentur nominal terhadap sumbu y
c : faktor reduksi untuk kuat tekan (c = 0,85)
b : faktor reduksi untuk kuat lentur (b = 0,90)
Mntx Mnty
Penyelesaian
- Kontrol penampang kolom
h = 294 – 2(12+18) = 234 mm
h 234
19,50
tw 12
665 665
R 42,06
fy 250
h
Maka R memenuhi
tw
SSp-30
bf 302
12,58
2.t s 2 x12
250 250
R 15,81
fy 250
bf
Maka R memenuhi
2.t s
Penampang kompak (tidak langsing)
2 .E. Ag 2 .(200000)(107,7)
N crbx 2.837.088.kg
2x (27,36) 2
Arah Y:
0,68 x 450
y 42,74
1,16
2 .E. Ag 2 .(200000)(107,7)
N crby 1.162.755.kg
2x (42,74) 2
Maka : maks = y = 42,74
fy 42,74 250
c 0,481
E 200000
Untuk : 0,25 < c < 1,20
1,43
1,6 0,67.c
1,43
1,12
1,6 0,67.(0,481)
fy
Pn Ag.
2500
107,7. 240.550.kg
1,12
SSp-31
Pu 70000
0,342. 0,20 digunakan Rumus Interaksi 1
.Pn 0,85 x 240550
- Momen Balok
Mu = b . Mnt
Arah X:
M
Cm 0,6 0,4 1
M2
7,65
0,6 0,4 0,296
10,05
Cm
bx 1,00
Nu
1
N crbx
0,296
bx 0,303
70000
1
2837088
Digunakan bx = 1,00
Mu = bx . Mntx = 1,00 x 10,05 = 10,05 tm
Arah Y:
M
Cm 0,6 0,4 1
M2
2,10
0,6 0,4 0,905
2,75
Cm
bx 1,00
Nu
1
N
crby
0,905
0,965
70000
1
1162757
Digunakan by = 1,00
Mu = by . Mnty = 1,00 x 2,75 = 2,75 tm
SSp-32
- Momen Nominal
Kontrol tekuk lokal:
h = 294 – 2(12+18) = 234 mm
h 234
19,50
tw 12
1680 1680
p 106,25
fy 250
h
Maka p memenuhi
tw
bf 302
12,58
2.t s 2 x12
170 250
p 10,75
fy 250
370 370
R 27,58
f y fr 250 70
Terhadap sumbu X:
Mpx = Zx .fy = 1241 (2500) = 3.102.500 kgcm = 31,025 tm
MRx = Sx .(fy – fr) = 1150 (2500-700) = 2.007.000 kgcm = 20,070 tm
( p )
M nx M px ( M px M Rx )
( R p )
(12,583 10,75)
31,025 (31,025 20,070) 29,90.tm
(27,58 10,75)
Terhadap sumbu Y:
Mpy = Zy .fy = 557 (2500) = 1.392.500 kgcm = 13,925 tm
MRy = Sx .(fy – fr) = 365 (2500-700) = 657.000 kgcm = 6,570 tm
( p )
M ny M py ( M py M Ry )
( R p )
(12,583 10,75)
13,925 (13,925 6,570) 13,124.tm
(27,58 10,75)
SSp-33
- Kontrol tekuk lateral
LB = 450 cm
E
LP 1,76.i y .
fy
200000
1,76.(7,16). 356.cm. LB
250 bentang menengah
f L 1.800.kg / cm2
1 1
J (28,20)(1,20) 3 2 (30,20)(1,20) 3 51,034.cm 4
3 3
h2 28,2 2
I w Iy.( ) 5520 1.097.431.cm 6
4 4
X
LR i y . 1 . 1 1 X 2 . f L2
fL
EGJA
X1
Sx 2
(2000000)(800000)(51,034)(107,7)
181.057.kg / cm 2
1150 2
S
2
Iw
X 2 4
GJ I
y
2
1150 1097431
4 0,631.10 .cm / kg
6 4 2
(800000)(51,034) 5520
181057
LR 7,16. 6
. 1 1 (0,631.10 )(1800) . 1.193.cm
2
1800
Maka : LP LB LR
L L B
Mn Cb M R M P M R R MP
( LR LP )
Pu 8 Mux Muy
1,0
t .Pn 9 b .Mnx b .Mny
70 8 10,05 2,75
0,859. 1,0
0,85(240,55) 9 0,90.(29,90) 0,90.(13,124)
memenuhi
Jadi kolom portal kuat memikul beban tekan dan momen lentur
SSp-35
Contoh Portal Bergoyang
Suatu portal bergoyang digunakan profil WF 400x400x15x15 dengan data profil :
d = 388 mm bf = 402 mm tw = 15 mm tf = 15 mm r = 22 mm A = 178,5 cm2
Iy = 5.520 cm4 Sx = 2520 cm3 Sy = 809 cm3
Zx = 2.730 cm3 Zy = 1.225 cm3
Panjang kolom L = 400 cm, Beban tekan Pu = 110 ton
Mutu baja BJ 37 (fy = 240 MPa)
Tanpa pergoyangan kx = 0,82 Mntx1 = 5,25 tm Mnty1 = 1,26 tm
ky = 0,76 Mntx2 = 6,55 tm Mnty2 = 1,98 tm
Dengan pergoyangan kx = 1,32 Mntx1 = 8,75 tm Mnty1 = 2,25 tm
ky = 1,22 Mntx2 = 12,25 tm Mnty2 = 3,24 tm
Kontrol kekuatan kolom tersebut
Penyelesaian
- Kontrol penampang kolom
h = 388 – 2(15+22) = 314 mm
h 314
20,93
tw 15
665 665
R 42,93
fy 240
h
Maka R memenuhi
tw
bf 402
13,4
2.t s 2 x15
250 250
R 16,14
fy 240
bf
Maka R memenuhi
2.t s
Penampang kompak (penampang tidak langsing)
SSp-36
- Kelangsingan struktur (bergoyang)
1,32 x 400
x 31,81
16,6
1,22 x 400
y 51,15
9,54
Maka : maks = y = 51,15
fy 51,15 240
c 0,564
E 200000
Untuk : 0,25 < c < 1,20
1,43
1,6 0,67.c
1,43
1,17
1,6 0,67.(0,564)
fy
Pn Ag.
2400
178,5. 366.064.kg
1,17
Pu 110000
0,354. 0,20 digunakan Rumus Interaksi 1
.Pn 0,85 x366064
2 .E. Ag 2 .(200000)(178,5)
N crbx 9.014.749.kg
2x (19,76) 2
2 .E. Ag 2 .(200000)(178,5)
N crby 3.466.387.kg
2x (31,87) 2
SSp-37
- Momen Balok
Mu = b . Mnt + s . Mlt
Arah X:
M
Cm 0,6 0,4 1
M2
5,25
0,6 0,4 0,279
6,55
Cm
bx 1,00
Nu
1
N crbx
0,279
0,282
110000
1
9014749
Digunakan bx = 1,00
Arah Y:
M
Cm 0,6 0,4 1
M2
1,26
0,6 0,4 0,345
1,98
Cm
by 1,00
Nu
1
N
crby
SSp-38
0,345
0,356
110000
1
3466387
digunakan by = 1,00
- Momen Nominal
Kontrol tekuk lokal:
h 314
20,93
tw 15
1680 1680
p 108,44
fy 240
h
Maka p memenuhi
tw
bf 402
13,4
2.t s 2 x15
170 170
R 10,71
fy 240
370 370
R 28,38
f y fr 240 70
Terhadap sumbu X:
Mpx = Zx .fy = 2730 (2400) = 6.552.000 kgcm = 65,52 tm
MRx = Sx .(fy – fr) = 2520 (2400-700) = 4.284.000 kgcm = 42,84 tm
SSp-39
( p )
M nx M px ( M px M Rx )
( R p )
(13,40 10,97)
65,52 (65,52 42,84) 62,354.tm
(28,38 10,97)
Terhadap sumbu Y:
Mpy = Zy .fy = 1225 (2400) = 2.940.000 kgcm = 29,400 tm
MRy = Sx .(fy – fr) = 808 (2400-700) = 1.372.600 kgcm = 13,726 tm
( p )
M ny M py ( M py M Ry )
( R p )
(13,40 10,97)
29,40 (29,40 13,726) 27,214.tm
(28,38 10,97)
E
LP 1,76.i y .
fy
200000
1,76.(9,54). 484,7.cm. LB
240
Lp > LB, Bentang pendek, dimana Mn = Mp
Mnx = Zx fy = 2730 (2400) = 6.552.000 kgcm = 65,52 tm
1,50 My = 1,50 Sx fy = 1,50 (2520) (2400) = 9.072.000 kgcm = 90,72 tm
Pu 8 Mux Muy
1,0
t .Pn 9 b .Mnx b .Mny
SSp-40
3. BANGUNAN INDUSTRI
L
kd2
penutup atap ik. gantung kd2
gording ik. angin nok
C
f
B D
L = bentang kuda-2
B = jarak kuda-2
D ENAH
katan angin trackstang
kuda2 kuda2 kuda2 kuda2
gording
gording
gording
gording
B nok
gording
gording
gording
gording
L L L
RENCANA ATAP
C
f
B D
A E L L L
B
POT. MELINTANG POT. MEMANJANG
Langkah-Langkah Perencanaan Bangunan Industri
BANGUNAN ATAS
1) Perhitungan Dimensi Gording
2) Perhitungan Dimensi Ikatan Gantung / Trackstang
3) Perhitungan Dimensi Ikatan Angin
4) Perhitungan Dimensi Kuda-Kuda
5) Perhitungan Sambungan
6) Perhitungan Dimensi Kolom
7) Perhitungan Konstruksi Perletakan
BANGUNAN BAWAH
1) Pondasi
1) Perhitungan Dimensi Gording
Gording diletakkan diatas kuda-2 dengan penempatan
tegak lurus terhadap bidang atap.
Profil gording umumnya digunakan profil I, [, C
Gording merupaka balok menerus diatas beberapa tumpuan.
Untuk mempermudah perhitungan, gording dapat dianggap
Sebagai balok yang terletak diatas dua tumpuan (statis-
tertentu)
Pembebanan:
1. Beban Mati (berat gording + penutup atap)
2. Beban Guna/Hidup (Orang)
3. Beban Angin
1. Beban Mati
a. Penutup Atap
ga = S x berat penutup atap per m2 (kg/m2) = …… kg/m
trackstang
trackstang
trackstang
trackstang
kuda2
kuda2
kuda2
gording
jarak gording
S
½S
gording
g sina
g cos a
a g
2. Beban Hidup/ Guna
Baban hidup P = 100 kg (1 orang) bekerja ditengah-tengah
bentang gording
Arah X: Px = P (sin a)
Mx2 = ¼ Px . L
Arah Y: Py = P (cosa)
My2 = ¼ Py . l
P sina
P cos a
a P
3. Beban Angin
Baban angin bekerja tegak lurus terhadap bidang atap, dan
besar beban angin W = 25 – 40 kg/m2
qa
a
Kombinasi Pembebanan
1. BEBAN TETAP (Beban Mati + Beban Hidup)
Mxt = Mx1 + Mx2
Myt = My1 + My2
Kontrol Kekuatan
Mux Muy
1
b .Mnx b . Mny
1
2
Kontrol Lendutan 5 . g y .l 4
fX1
384 .E .I y
1. Akibat Beban Mati: 5 . g x .l 4
f y1
384 .E .I x
Py .l 3
fX 2
48 .E .I y
2. Akibat Beban Hidup: Py .l 3
f y2
48 .E .I x
5 .q a .l 4
fX3
3. Akibat Beban Angin: 384 .E .I x
f y3 0
f xt f x1 f x 2 f x 3 _
ft f f
2
xt
2
yt f
f yt f y1 f y 2 _
1
f L Balok gording
180
nok
PERENCANAAN
β c GORDING
gording
y
c x
gording
M N
P/g sina
c
gording a
P/g cos a
gording c
a P/g
L/3 L/3 L/3
P g
M N
L/2 L/2
g cosa
Pcos a
Arah x
L/2 L/2
P sina g sina +
Arah y
L/3 L/3 L/3
P g
1
M N VM VN .g .L
L/2 L/2
2
Mx
Mxt
My
Myt
2) Perhitungan Trackstang
Ikatan gantung gording (trackstang) berfungsi:
Sebagai batang tarik
Mengurangi lendutan gording pada arah ⊥ sumbu X
atau // kemiringan atap.
Mengurangi tegangan (lentur, geser) arah ⊥ sumbu X
y
x
c Px/gx
α
Py/gy
T
Pcosα/gcosα P/g Ag
0,75. . fu
α Pcosα/gcosα
α P/g
h1
Bentang L
POT MELINTANG
S kuda2
S kuda2
S kuda2
DENAH ATAP
Kuda-2 gording C’ gording
B’ D’
3 4
L I
β
B Kuda-2 C D
1 C
α
B D
POTONGAN I
c P/g cos a
a
P/g
P/g cos a
α
α a P/g
P/g
DETIL-2
<10 cm
DETIL-3 DETIL-4
<10 cm
BEBAN ANGIN
Beban angin yang bekerja w = 25 s/d 40 kg/m2 bidang atap, dengan koefisien (C) sbb:
– 0,90
0,40
POT. MELINTANG
Mx
Mxa
Kontrol tegangan (σ)
Mux Muy
1
b .Mnx b . Mny
1
2
β s β S S cosb
c
O
G1
c β
O
G1
c
G1
c
G1 G = 4G1
L/3 L/3 L/3
G1 = g (L/3)
G
Vo 0 Scosβ = G S
cos
Maka : Pu = S
DIMENSI BATANG TARIK
Pu Pu
Ag Ag
(0,75. f u ) 0,75(0,75. f u )
DIMENSI IKATAN ANGIN
C
Rc=R5
f
B D
A E L L L
B
POT. MELINTANG POT. MEMANJANG
R1 R2 R3 R4 R5 R4 R3 R2 R1 POTONGAN -X
R1
θ
θ
B D SCOSθ
X
VB VD X
B VB
V 0 V 0
VB = VD , maka : VB - R1 – Scosθ = 0
R5 R1 R2 R3 R4
1
VB VD VB = R1 + Scosθ (kg)
2
Maka : S ketemu
STRUKTUR ATAP BAJA
RANGKA BAJA
C
f
B D
Beton/IWF H
A E L L L
B
POT. MELINTANG POT. MEMANJANG
f
B IWF IWF D
IWF IWF H
E
B
POT. MELINTANG
C
f
B IWF IWF D
IWF IWF H
E
B
KUDA-2 RANGKA TANPA SKUR
Akibat
C BEBAN TETAP (MATI)
f
B D
Beton/IWF H
B D B
A E B
B
H
POT. MELINTANG
A
akibat
BEBAN ANGIN
C
f
B D
B
B D
Beton/IWF H H
B
A E A
B
POT. MELINTANG
Konstruksi kuda-2 ini adalah statis tertentu (sendi-rol),
tapi kenyataan di lapangan dipakai sendi-sendi (statis tak tentu).
Dengan asumsi perletakan A=B, apabila ada gaya horisontal
sebesar H maka: RAH =RDH = ½ H
C
B D
H
angin
C C
f
B D B D
A E A E
B B
P AKIBAT BEBAN TETAP
α = 300 P P
P a4 C
P
P a3 P
½P a2 d3 v4 ½P
d2 v3
a1 d1 v2
a v1
B b1 b2 b2 b2 D
B D B
B H
Misal: W = 40 kg/m2
Cari Reaksi di titik B {BV dan BH} dan di D {DV dan DH}
Setelah itu cari gaya-gaya batangnya
AKIBAT BEBAN ANGIN
a= 300
a HD
HB α D
B
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
VB B = 8.00 m VD
h Cos30 = DE/DB = DE/8
DE = 8 cos30 = 6,93 m
F
DF = h = 6/8 x DE = 5,20 m
E
α = 300 maka C1 = 0,02 x 30 – 0,40 = 0,20 C2 = - 0,40
Beban angin: W = 40 kg/m2
Maka: W1 = 0,20 x 40 x 1,15 x 6,00 = 55,20 kg { tekan }
W2 = 0,40 x 40 x 1,15 x 6,00 = 110,40 kg { hisap }
∆
B B
½h
h
½h
A A
KUDA-KUDA DENGAN SKUR C
. Apabila hanya ada beban vertikal (gravitasi), maka pada kolom dianggap
tidak ada momen. Sehingga rangka batang diasumsikan statis tertentu.
B D
B
. Bila ada beban horisontal H (angin, gempa), maka kolom akan menerima
beban lentur M (momen) dan geser D. Hal ini diasumsika RAH = RDH
dan pada kolom terjadi perubahan titik balik (M=0) pada titik S
C C
f
B D B D
H H
a a H ½H a
S S ½H
a a S S
A E B
B
C
B D
H
S ½H a ½H
a
A ½H ½H
E
B
m C
Dengan meninjau potongan m:
B
M 0
3
H 2 1 didapat gaya batang 1
F 1
S
½H a V 0 didapat gaya batang 3
½H a M 0
S didapat gaya batang 2
A ½H
m
S3
B Setelah diketemukan gaya batang a, b, c maka
S2
S1 gaya batang lainnya dapat dicari dengan analitis atau grafis.
a
F
Sedangkan pada kolom terjadi momen sebesar:
MF = ½ H . a dan MA = ½ H . a
S ½H
PERHITUNGAN DIMENSI KOLOM
B B
a a
h S S
S
a a
A A A
SUPERPOSISI GAYA-GAYA BATANG
Akibat beban Mati dan Beban Angin
GAYA BATANG {Kg}
No Batan Mati Angin Kiri Angin Kanan Gaya Batang
g {Kg}
+ - + - + - + -
1 a1
2 a2
3 a3
4 a4
5 b1
6 b2
7 b3
8 b4
9 v1
10 v2
11 v3
12 v4
13 d1
14 d2
15 d3
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-1729-2002, Bandung.
Isdarmanu, Marwan, 2006, Buku Ajar Struktur Baja I, Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITS
Surabaya.
Salmon, .G., & Johnson, J.E., 1992, Steel Structures, Design and Behavior, New York.
Santoso, H., Tabel Profil Konstruksi Baja.
Segui, W.T., 1998, LRFD Steel Design, Second Edition, Cole Publishing Company,
Pacific Grove.
Setiawan, A., 2008, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Suryoatmono, B., 2005, Analisis Komponen Struktur Baja Dengan AISC-LRFD, Teori,
Universitas Parahiyangan, Bandung.
SSp 59