Anda di halaman 1dari 37

BAB II – Perencanaan Balok

BAB II
PERENCANAAN BALOK AKIBAT MOMEN

2.1 Pendahuluan
Jika beban gravitasi bekerja pada balok tumpuan sederhana dengan
bentang yang cukup panjang, balok tersebut akan melentur kebawah
dengan bagian atas tertekan dan berperilaku seperti batang tekan.
Sebagaimana umumnya balok mempunyai dimensi tinggi yang lebih
besar dibandingkan lebarnya, sehingga momen inersia bagian yang
tertekan terhadap sumbu vertikal (sumbu y) akan lebih kecil
dibandingkan momen inersia terhadap sumbu x. Jika tidak diberikan
sokongan lateral terhadap sumbu y maka balok akan mengalami tekuk
lateral akibat beban yang lebih kecil.

Tekuk lateral tidak akan terjadi jika flens tekan dikekang secara
lateral pada jarak tertentu. Dalam bab ini akan ditinjau tekuk akibat
momen dari balok baja daktil kompak dengan berbagai kondisi
sokongan lateral. Penampang kompak adalah penampang dengan
profil yang memungkinkan terjadinya tegangan plastis penuh sebelum
terjadi tekuk.

Dalam bab ini, balok yang ditinjau adalah:


1. Balok diasumsikan mempunyai sokongan lateral menerus pada
flens tekan.
2. Balok dengan sokongan lateral pada interval yang pendek.
3. Balok dengan sokongan lateral pada interval yang panjang.

Dalam Gambar 2.1 diperlihatkan kurva yang menghubungkan


momen tekuk atau momen tahanan nominal balok terhadap jarak
sokongan lateral.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 30


BAB II – Perencanaan Balok

Tekuk plastis- Tekuk Tekuk

Kekuatan momen nominal balok, Mn


Momen plastis penuh inelastis elastis
(Zona 1) (Zona 2) (Zona 3)

Lp Lr

Jarak sokongan lateral pada flens tekan, Lb


Gambar 2.1 Momen Nominal sebagai Fungsi dari Panjang Tanpa Sokongan pada
Flens Tekan

Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa balok mempunyai tiga daerah


tekuk tergantung pada kondisi sokongan lateral yang diberikan. Jika
pada balok diberikan sokongan lateral menerus atau pada jarak yang
dekat, maka balok akan menekuk secara plastis dan termasuk dalam
tekuk Zona 1. Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral, balok akan
runtuh secara inelastis pada momen yang lebih kecil dan termasuk
dalam Zona 2. Dan jika jarak sokongan diperbesar lagi, balok akan
runtuh secara elastis dan termasuk dalam Zona 3. Pembahasan rinci
dari ketiga jenis tekuk tersebut diberikan pada paragraf di bawah ini.

Tekuk Plastis (Zona 1)


Jika suatu balok kompak dengan flens tekan yang diberi sokongan
lateral secara menerus, maka beban dapat diberikan hingga momen
plastisnya Mp tercapai; dan jika beban ditambah maka suatu
redistribusi momen akan terjadi seperti yang dijelaskan dalam Bab 8.
Dengan kata lain, momen pada balok ini akan mencapai Mp dan akan
terbentuk suatu kapasitas rotasi yang cukup untuk redistribusi momen.
Jika pada balok kompak diberikan sokongan lateral pada flens
tekan dengan jarak tertentu, maka balok tersebut dapat dibebani
sampai tercapai momen plastis dan redistribusi momen apabila jarak
pengaku tidak lebih dari Lp. Nilai Lp tergantung pada dimensi
penampang balok dan tegangan lelehnya. Umumnya balok berada
dalam Zona 1.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 31


BAB II – Perencanaan Balok

Tekuk Inelastis (Zona 2)


Jika jarak antara sokongan lateral diperbesar, penampang dapat
dibebani tetapi tidak sampai semua serat tertekan mencapai tegangan
leleh Fy. Penampang tidak cukup mempunyai kapasitas rotasi untuk
terjadi redistribusi momen secara penuh sehingga tidak diperbolehkan
menggunakan analisa plastis. Dengan kata lain, pada zona ini balok
dapat dibebani hingga mencapai regangan leleh pada beberapa elemen
tekan tetapi tidak seluruhnya, sebelum terjadi tekuk. Ini dinamakan
tekuk inelastis.
Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral, momen yang
dapat ditahan oleh penampang akan berkurang sampai akhirnya akan
terjadi tekuk sebelum seluruh penampang tertekan mencapai tegangan
leleh. Jarak maksimum sokongan lateral dimana masih dapat tercapai
tegangan leleh Fy pada suatu titik adalah akhir dari daerah inelastis.
Nilai tersebut diberikan dalam Gambar 2.1 dan nilainya tergantung
pada properti penampang balok, tegangan leleh, dan tegangan
residual/sisa pada balok. Jadi, jika terdapat momen yang secara teoritis
menyebabkan tegangan leleh tercapai pada satu titik (sesungguhnya
kurang dari Fy karena adanya tegangan residual), maka penampang
akan mengalami tekuk.

Tekuk Elastis (Zona 3)


Jika jarak sokongan lateral lebih besar dari Lr penampang akan
menekuk secara elastis sebelum tercapai tegangan leleh dimanapun.
Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral, momen tekuk menjadi
lebih kecil. Jika pada balok ini momen terus ditingkatkan, balok akan
berdefleksi secara lateral hingga mencapai momen kritis Mcr. Pada
situasi ini penampang balok akan terpuntir dan flens tertekan akan
bergerak secara lateral. Momen Mcr diberikan oleh tahanan torsi dan
tahanan warping balok yang secara detail akan dibahas dalam Sub Bab
2.7.

2.2 Tekuk Plastis – Momen Plastis Penuh, Zona 1


Dalam sub bab ini dan dua sub bab berikutnya, diberikan rumus balok
untuk tekuk plastis (Zona 1), sedangkan Sub Bab 2.5 sampai dengan 2.7
menjelaskan rumus balok untuk tekuk inelastis (Zona 2) dan tekuk
elastis (Zona 3). Meskipun rumus yang diberikan begitu banyak, tetapi
untuk keperluan perencanaan telah diberikan dalam bentuk tabel dan
grafik pada manual LRFD.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 32


BAB II – Perencanaan Balok

Jika penampang baja mempunyai faktor bentuk yang besar


maka deformasi inelastis dapat terjadi akibat beban layan (beban
servis) apabila penampang tersebut direncanakan sedemikian rupa
sehingga Mp tercapai pada kondisi beban terfaktor. Oleh karena hal
tersebut, LRFD Specification F1.1 membatasi besar deformasi diatas
untuk penampang dengan faktor bentuk lebih besar dari 1,5. Hal ini
dilakukan dengan memberikan batasan Mp dengan nilai maksimum 1,5
My.
Jika jarak sokongan lateral Lb dari flens tekan dari suatu
penampang kompak I, C, atau hibrid tidak lebih dari Lp (jika digunakan
analisa elastis) atau Lpd (jika digunakan analisa plastis) maka kekuatan
lentur balok terhadap sumbu kuat ditentukan dari:

M n  M p  Fy Z  1,5M y (LRFD. Pers. F1-1) (2.1)

M u  b M n dengan b = 0,9 (2.2)

Spesifikasi LRFD ini membatasi Mn hingga 1,5My untuk


penampang dengan faktor bentuk yang tinggi seperti WT tetapi tidak
berlaku untuk penampang hibrid dengan tegangan leleh web lebih kecil
dari tegangan leleh flens. Kelelehan web untuk penampang hibrid tidak
menghasilkan deformasi inelastis yang cukup signifikan. Untuk
penampang hibrid, momen lelehnya sama dengan My = FyfS.
Untuk analisa elastis, Lb tidak boleh lebih besar dari Lp di bawah
ini jika Mn sama dengan FyZ.

300ry
Lp  (LRFD. Pers. F1-4) (2.3)
Fyf

Untuk batang persegi pejal dan balok box dengan A = luas


penampang (in2) dan J = konstanta torsi (in4).

3750ry
Lp  JA (LRFD. Pers. F1-5) (2.4)
Mp

Untuk analisa plastis dari penampang simetri ganda dan tunggal


berbentuk I dengan flens tekan lebih besar dari flens tarik (termasuk
penampang hibrid) yang dibebani dalam bidang web, Lb (didefinisikan

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 33


BAB II – Perencanaan Balok

sebagai jarak sokongan lateral flens tekan pada lokasi sendi plastis yang
berhubungan dengan mekanisme keruntuhan) tidak boleh lebih besar
dari Lpd di bawah ini, jika Mn sama dengan FyZ.

3600  2200( M 1 / M 2 )
L pd  ry (LRFD. Pers. F1-17) (2.5)
Fy

Dalam rumus diatas M1 dan M2 masing-masing adalah momen


terkecil dan terbesar antar sokongan lateral. Rasio M1/ M2 positif jika
momen menyebabkan elemen tersebut melentur dalam dua
kelengkungan ( ) dan negatif jika elemen melentur dalam satu
kelengkungan ( ). Hal ini hanya berlaku untuk baja dengan Fy
(Fy Adalah tegangan leleh minimum dari flens tekan) sama dengan 65
ksi atau lebih kecil, karena baja dengan mutu yang lebih tinggi tidak
daktil.
Untuk penampang lingkaran atau persegi atau I yang melentur
terhadap sumbu lemah tidak ada batasan terhadap mutu baja seperti
diatas. Karena jika penampang I melentur terhadap sumbu lemah atau
sumbu y, maka tidak akan terjadi tekuk sebelum tercapai momen
plastis penuh Mp terhadap sumbu y. Persamaan (F1-18) dari Spesifikasi
LRFD memberikan nilai Lpd untuk batang pejal persegi dan balok box
simetris.
Untuk dapat dikatakan sebagai penampang kompak, rasio
lebar-tebal dari flens dan web dari penampang I dan C diberikan
batasan sebagai berikut yang diambil dari Tabel B5.1 Spesifikasi LRFD.

Untuk flens

b 65
p   (2.6)
t Fy

Untuk web

h 640
p   (2.7)
tw Fy

Dalam rumus diatas, h adalah jarak dari kaki fillet web atas dan
bawah (sama dengan dua kali jarak dari sumbu netral ke sisi dalam
flens tekan dikurangi jari-jari fillet).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 34


BAB II – Perencanaan Balok

2.3 Perencanaan Balok, Zona 1


Salah satu yang harus ditinjau dalam perencanaan balok adalah
momen, geser, defleksi, kripling, sokongan lateral untuk flens tekan,
fatik, dll. Mula-mula balok dipilih untuk memenuhi kapasitas momen
rencana (bMn) dan kemudian dikontrol terhadap aspek lain tersebut di
atas. Momen terfaktor dihitung dan dipilih penampang dengan
kapasitas momen rencana yang sama atau lebih besar dari momen
terfaktor. Momen kapasitas rencana dapat dipilih dari manual LRFD.
Dalam manual LRFD Section 4 diberikan tabel dengan judul
“Load Factor Design Selection Table for Shapes Used as Beams”, untuk
menentukan secara cepat penampang dengan modulus plastis yang
dapat menahan momen luar dengan besar tertentu. Dua hal penting
yang harus diingat dalam memilih penampang adalah:
1. Harga suatu penampang tergantung pada beratnya, sehingga
diinginkan untuk memilih penampang paling ringan dan
memenuhi modulus plastis yang disyaratkan. Tabel disusun
dalam beberapa kelompok dengan rentang nilai modulus plastis
tertentu. Penampang yang dicetak tebal menyatakan
penampang paling ringan dalam kelompoknya. Umumnya
penampang yang tinggi mempunyai berat yang paling ringan
untuk modulus plastis yang disyaratkan, dan biasanya
penampang tersebut akan terpilih kecuali jika tinggi penampang
menimbulkan masalah untuk mendapatkan ruang antar lantai
yang cukup. Jika terjadi kasus seperti ini dapat dipilih
penampang yang lebih besar dan lebih pendek.
2. Nilai modulus plastis yang diberikan dalam tabel tersebut diatas
diberikan terhadap sumbu kuat horisontal. Jika letak sumbu
kuat adalah vertikal, maka modulus plastis dapat dilihat pada
manual LRFD Part 1. Jika profil W mendapat beban gravitasi
dengan posisi sumbu kuat dalam arah vertikal, maka
kekuatannya hanya sekitar 10-30% dibandingkan dengan profil
yang sama dengan posisi sumbu kuat horisontal.

Contoh dibawah ini memberikan ilustrasi perencanaan balok


baja kompak dengan sokongan lateral menerus, sehingga dapat
digunakan analisa plastis. Untuk memilih profil, perencana dapat
menggunakan tabel berdasarkan modulus plastis yang diperlukan atau
berdasarkan momen rencana terfaktor (jika mutu baja Fy = 36 atau 50
ksi).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 35


BAB II – Perencanaan Balok

Perkiraan Berat Balok


Dalam contoh di bawah ini berat sendiri balok selain beban luar harus
diperhitungkan. Terlihat bahwa perhitungan berat sendiri dalam
contoh seakan-akan sangat mendekati profil yang akan digunakan, dan
tentunya hal tersebut agak sulit untuk dilakukan oleh pemula. Cara
yang lebih mudah adalah dengan menghitung momen rencana
terfaktor tanpa memperhitungkan berat sendiri balok, kemudian
memilih profil dari manual LRFD. Berat profil tersebut dapat digunakan
sebagai pedoman untuk memperhitungkan berat sendiri (karena berat
sendiri balok akan menambah momen). Hasil profil yang terpilih tidak
akan berbeda jauh dari pemilihan awal tersebut.

Contoh 2.1
Pilih profil balok dengan bentang dan beban seperti pada Gambar 2.2,
jika diasumsikan terdapat sokongan lateral menerus pada flens
tertekan oleh pelat lantai diatasnya. (Lb = 0) dan Fy = 50 ksi.

D = 1 klf (tidak termasuk berat sendiri balok)


L = 3 klf

21 ft

Gambar 2.2 Bentang Balok dan Beban untuk Contoh 2.1

Solusi:

Asumsikan berat balok = 44 lb/ft


Wu = (1,2)(1,044) + (1,6)(3) = 6,05 klf

(6,05)(21) 2
Mu   333,5 ft - k
8

Mu (12)(333,5)
Z x perlu    88,9 in 3
b Fy (0,9)(50)

Gunakan W21 x 44

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 36


BAB II – Perencanaan Balok

Contoh 2.2
Pelat beton setebal 5 in dalam Gambar 2.3 akan dipikul oleh profil W
yang berjarak 8 ft. Bentang balok 20 ft dan diasumsikan tumpuan
sederhana (sendi-rol). Pelat beton memikul beban hidup 100 psf
(lb/ft2). Tentukan profil W yang paling ringan untuk memikul pelat
tersebut. Diasumsikan bahwa flens balok tertekan mendapat sokongan
lateral menerus dari pelat beton. Berat jenis beton 150 lb/ft 3. Fy = 50
ksi.

5 in

Bentang = 20 ft

8 ft 8 ft 8 ft 8 ft

Gambar 2.3 Pelat dan Balok untuk Contoh 2.2

Solusi:
Beban mati: Pelat = (5/12)(150)(8) = 500 lb/ft
Berat sendiri balok wt = 22 lb/ft
Total = 522 lb/ft

wu = (1,2)(522) + (1,6)(8 x 100) = 1906 lb/ft = 1,906 klf

(1,906)(20) 2
Mu   95,3 ft - k
8
M (12)(95,3)
Z x perlu  u   25,4 in 3
b Fy (0,9)(50)
Gunakan W10 x 22

Pada kenyataan di lapangan, kita tidak mengetahui dengan tepat berat


sendiri balok sehingga harus diperkirakan. Sebagai contoh diberikan
perkiraan berat balok 50 lb/ft.

Beban mati: Pelat = (5/12)(150)(8) = 500 lb/ft


Berat sendiri balok wt = 50 lb/ft
Total = 550 lb/ft

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 37


BAB II – Perencanaan Balok

wu = (1,2)(550) + (1,6)(8 x 100) = 1906 lb/ft = 1,940 klf

(1,940)(20)2
Mu   97 ft-k
8
Mu (12)(97)
Z x perlu    25,87 in3
bFy (0,9)(50)
Gunakan W10 x 22 (AISC LRFD hal. 1-41)

Jadi dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa berat sendiri balok tidak
menentukan hasil desain.

Lubang pada Balok


Seringkali diperlukan adanya lubang dalam balok untuk keperluan
instalasi baut dan rivet dan kadang-kadang lubang yang lebih besar
untuk pipa, saluran listrik, plumbing, dll. Sedapat mungkin lubang besar
harus dihindari, tetapi dalam keadaan memaksa maka lubang tersebut
harus ditempatkan pada web jika momen besar dan pada flens jika
geser besar. Membuat lubang pada web dari suatu balok tidak akan
mengurangi modulus penampang dan daya dukung terhadap momen,
tetapi lubang besar pada web akan banyak mengurangi kekuatan geser
penampang. Jika lubang besar dibuat pada web, pelat tambahan harus
dipasang seputar lubang sebagai penguat terhadap tekuk web.
Jika lubang yang besar ditempatkan pada web, kondisi kekuatan
batas balok seperti tekuk lokal dari flens tekan, tekuk lokal web, atau
daerah tekan pada profil T di atas dan di bawah lubang, atau interaksi
momen-geser kondisi batas layan akan menentukan dimensi balok.
Prosedur umum untuk menentukan pengaruh lubang dan perencanaan
perkuatan untuk balok baja dan komposit diberikan dalam dua judul
paper [1,2]
Adanya lubang tidak akan memperkuat balok bahkan akan
memperlemah. Apakah sumbu netral akan dipengaruhi oleh adanya
lubang? Apakah perlu pengurangi luas lubang dari flens tekan?
Dalam bab ini tegangan diasumsikan terdistribusi secara linier,
tetapi kehadiran lubang akan mengubah distribusi tegangan karena
adanya konsentrasi tegangan disekitar lubang. Hasil tes menunjukkan
bahwa lubang pada flens untuk baut dan rivet tidak mengubah posisi
garis netral secara signifikan. Dapat diasumsikan bahwa sumbu netral
tidak akan berubah secara teoritis seperti dalam Gambar 2.4(b)
melainkan bervariasi seperti pada Gambar 2.4(c).

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 38


BAB II – Perencanaan Balok

Hasil uji lentur balok baja menunjukkan bahwa keruntuhan yang


terjadi didasarkan pada kekuatan flens tekan meskipun terdapat
lubang pada flens tarik. Tetapi adanya lubang pada flens tarik tidak
terlalu berbahaya dibandingkan pada elemen tarik. Hasil uji ini
menunjukkan hanya terdapat sedikit perbedaan kekuatan antara balok
tanpa lubang dan balok dengan lubang.
AISC LRFD tidak mensyaratkan pengurangan lubang pada kedua
flens jika persyaratan di bawah ini dipenuhi.

0,75Fu Afn  0,9 Fy Afg (2.8)

Dalam rumus diatas, Afn adalah luas flens netto dan Afg adalah
luas flens bruto. Dengan memasukkan nilai besaran pada rumus di atas
akan terlihat bahwa tidak diperlukan pengurangan jika luas flens netto
sama dengan atau lebih besar dari 74% luas flens bruto untuk baja A36
dan 92% untuk baja A572 mutu 50. Nilai tersebut diberikan dalam
Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Persyaratan untuk Dapat Diabaikannya Lubang pada Flens Balok

Baja Tidak perlu reduksi luas, jika Afn/Afg


A36 (Fu = 58 ksi) 0,74
A572 mutu 50 (Fu = 65 ksi) 0,92
A588 (Fy = 50 ksi, Fu = 70 ksi) 0,86

________________
1D. Darwin, Steel and Composite Beams with Web Openings,” AISC

Design Guide Series No. 2, Chicago, American Institute of Steel


Construction, 1990.
2ASCE Task Committee on Design Criteria for Composite Structures in

Steel and Concrete “Proposed Specification for Structural Steel Beams


with Web Openings,” D. Darwin, Chairman, Journal of Structural
Engineering, ASCE, Vol. 118, New York, ASCE, December, 1992.

Jika 0,75FuAfn lebih kecil dari 0,9FyAfg, LRFD mensyaratkan


bahwa properti lentur penampang harus didasarkan pada luas flens
tekan efektif Afe yang ditentukan dari:
5 Fu
A fe  Afn (2.9)
6 Fy

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 39


BAB II – Perencanaan Balok

Lubang baut pada web balok umumnya tidak signifikan karena


hampir tidak ada pengaruhnya pada perhitungan Z.
Pada beberapa peraturan terutama peraturan jembatan,
adanya lubang pada flens tekan tidak diabaikan. Adanya lubang
dihitung secara konservatif dengan mengurangi luas flens dengan 100%
lubang yang ada. Untuk kasus seperti ini, pengurangan dalam Zx akan
sama dengan statis momen lubang (pada kedua flens) terhadap sumbu
netral.
Dalam praktek pengurangan luas lubang dilakukan pada kedua
flens meskipun secara aktual mungkin tidak terdapat lubang pada flens
tekan. Jika terdapat lubang pada flens tekan saja dan terisi dengan
baut, maka pengurangan luas tersebut diabaikan karena beban tekan
tetap dapat ditransfer melalui lubang yang terisi oleh baut. Untuk
penampang dengan lubang pada flens tarik saja, pengurangan luas
lubang harus diperhitungkan dan jika dianggap perlu dapat dibuat
pengurangan luas untuk kedua flens.
Jika Pers. (B10-1) LRFD menunjukkan bahwa
0,75Fu Afn  0,9 Fy Afg maka kita perlu mereduksi Zx. Nilainya sama
dengan Zx dari tabel dalam manual dikurangi statis momen dari untuk
setiap flens diambil terhadap sumbu netral. Contoh 2.3 memberikan
ilustrasi untuk balok dengan lubang baut pada flens.

Balok dengan baut


pada flens tekan

(a)

Variasi sumbu
netral secara
teoritis

(b)

Variasi sumbu
netral yang
mungkin

(c)
Gambar 2.4 Pengaruh Lubang pada Lokasi Sumbu Netral

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 40


BAB II – Perencanaan Balok

Contoh 2.3
Tentukan Mu untuk balok W24 x 176 A36 yang mendapat sokongan
lateral menerus pada Gambar 2.5, untuk kondisi berikut:
(a) Dengan menggunakan spesifikasi LRFD dan asumsikan terdapat
dua baris baut 1-in pada setiap flens.
(b) Dengan menggunakan spesifikasi LRFD dan asumsikan terdapat
empat baris baut 1-in pada setiap flens.
(c) Sama seperti (b), tetapi secara konservatif harus direduksi
semua lubang untuk menghitung properti baloknya.

25,24 in
11,95 in
1,340 in

12,890 in

Gambar 2.5 Penampang Balok untuk Contoh 2.3

Solusi:

(a) Dengan dua lubang pada setiap flens (spesifikasi LRFD)

Afg = (12,890)(1,340) = 17,27 in2

Afn = 17,27 – (2)(1 + 1/8) (1,340) = 14,25 in2

Supaya tidak perlu direduksi, harus: 0,75FuAfn  0,9FyAfg

(0,75)(58)(14,25) = 619,9 k > (0,9)(36)(17,27) = 559,5 k

Jadi tidak perlu pengurangan luas flens.

Mu = Mn = (0,9)(36)(511)/12 = 1379,7 ft-k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 41


BAB II – Perencanaan Balok

(b) Dengan empat lubang pada setiap flens (spesifikasi LRFD)

Afg = (12,890)(1,340) = 17,27 in2

Afn = 17,27 – (4)(1 + 1/8) (1,340) = 11,24 in2

Supaya tidak perlu direduksi, harus: 0,75FuAfn  0,9FyAfg

(0,75)(58)(11,24) = 488,9 k < (0,9)(36)(17,27) = 559,5 k

Jadi luas flens harus dikurangi.

 5  58 
A fe    (11,24)  15,09 in 2
 6  36 

Reduksi Zx = 511 – (17,27 – 15,09)(11,95)(2) = 458,9 in3

Mu = Mn = (0,9)(36)(458,9)/12 = 1239,0 ft-k

(c) Dengan empat lubang pada setiap flens (spesifikasi LRFD)

Luas empat lubang = (4)(1 + 1/8) (1,340) = 6,03 in2

Reduksi Zx = 511 – (6,03)(11,95)(2) = 366,9 in3

Mu = Mn = (0,9)(36)(366,9)/12 = 990,6 ft-k

Persyaratan LRFD ini berlaku pada balok hibrid dimana flens


mempunyai mutu yang lebih tinggi dibanding webnya. Hal ini hanya
berlaku jika balok menahan gaya aksial kurang dari b(0,15Fyf) flensnya
dikali luas penampang bruto.
Jika hanya ada satu lubang pada salah satu flens pada profil W
maka tidak akan ada sumbu simetri untuk penampang netto. Solusi
teoritis secara elastis akan melibatkan perhitungan sumbu utama,
momen inersia terhadap sumbu utama, dll, dan akan mengarah kepada
perhitungan yang panjang untuk lentur tidak simetris. Dari pada
menghitung dengan prosedur yang panjang untuk sesuatu yang
berpengaruh kecil lebih baik mengasumsikan bahwa lubang terdapat
pada kedua flens.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 42


BAB II – Perencanaan Balok

2.4 Sokongan Lateral pada Balok


Pada umumnya balok dipasang dengan flens tekan yang ditahan
terhadap tekuk lateral. Flens atas dari balok pendukung lantai gedung
umumnya bersatu dengan lantainya. Dalam kondisi ini flens tekan
dikekang terhadap tekuk lateral dan balok tersebut termasuk dalam
Zona 1.
Jika flens tekan balok tidak mendapat sokongan lateral pada
jarak tertentu maka kondisinya sama seperti halnya pada kolom.
Seperti telah diketahui semakin tinggi kolom akan semakin langsing
dan akan semakin berbahaya terhadap tekuk untuk beban yang sama.
Demikian pula, jika flens tekan dari balok cukup panjang dan langsing,
maka balok tersebut akan menekuk secara lateral kecuali jika diberikan
sokongan lateral.
Banyak faktor yang mempengaruhi besar tegangan yang
menyebabkan tekuk dalam flens tekan balok. Faktor tersebut antara
lain adalah properti material, jarak dan jenis sokongan lateral,
tegangan residual dalam penampang, jenis tumpuan ujung elemen,
kondisi pembebanan, dll.
Gaya tarik pada flens yang lain dari suatu balok cenderung
membuat flens ini tetap lurus dan menahan flens tekan terhadap
tekuk, tetapi dengan semakin besarnya momen kecenderungan untuk
terjadi tekuk akan semakin besar. Pada saat flens tekan mulai
mengalami tekuk, akan terjadi torsi, dan semakin kecil kekuatan torsi
balok akan semakin cepat terjadi keruntuhan. Profil W, S, dan kanal
yang sering dipakai sebagai balok tidak mempunyai tahanan tekuk
lateral yang cukup besar dan akan menghasilkan torsi. Sedangkan
penampang ‘box built-up’ mempunyai tahan terhadap torsi cukup
besar. Hasil uji menunjukkan bahwa penampang box ini tidak
mengalami tekuk lateral sebelum regangan plastis tercapai.
Kita harus menggunakan ‘judgement’ dalam memutuskan jenis
sokongan lateral yang memenuhi persyaratan. Hal yang sering
dipertanyakan oleh praktisi baja adalah: “Apa yang dimaksud dengan
sokongan lateral?” Balok dengan flens tekan yang tertanam dalam
pelat beton dapat dipastikan mendapat sokongan lateral menerus.
Dalam hal pelat beton berada di atas flens tekan, harus diperhitungkan
terlebih dahulu friksi antar beton dan baja sebelum menganggap
terjadi sokongan lateral menerus. Jika beban pada pelat berupa beban
yang tetap/mati sehingga dapat memberikan konstribusi pada friksi
maka sokongan lateral dianggap sebagai menerus. Sebaliknya jika
beban bergerak maka friksi akan berkurang dan tidak dapat

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 43


BAB II – Perencanaan Balok

diasumsikan sokongan lateral menerus. Situasi seperti ini dapat terjadi


pada jembatan akibat beban lalu lintas atau bangunan dengan beban
getaran misalnya akibat mesin percetakan.
Jika sokongan lateral tidak dapat diberikan oleh pelat lantai
maka sebagai pengganti dapat digunakan balok berdimensi lebih kecil
yang dipasang pada sisi balok utama dan disambungkan pada flens
tekan. Jika sambungan tersebut dipasang pada sisi flens tarik, tentunya
hanya sedikit kontribusi sokongan pada flens tekan. Sokongan ini harus
dicegah terhadap pergerakan karena fungsinya sebagai pengikat. Garis
putus pada Gambar 2.6 memperlihatkan sokongal lateral. Sistem
seperti ini memberikan sokongan lateral yang cukup untuk balok
utama.

Pengikat/
pengaku

Kolom
Gambar 2.6 Balok dengan Sistem Pengaku

Pengelasan dengan jarak tertentu dari atap atau lantai deck


baja dapat memberikan sokongan lateral yang cukup. Lembaran metal
berlubang pada atap yang biasanya dihubungkan dengan gording
hanya dapat memberikan sokongan lateral parsial. Hal yang sama jika
lantai kayu dihubungkan dengan balok baja dengan menggunakan
sambungan baut. Jika sokongan lateral hanya parsial, berapa jarak yang
harus ditinjau sebagai sokongan lateral? Jawaban dari pertanyaan ini
adalah kembali kepada ‘judgment’ yang harus diambil oleh perencana.
Sebagai gambaran, lantai kayu yang dibaut pada balok baja setiap jarak
4 ft dapat diasumsikan bahwa sokongan lateral berada pada jarak
tersebut. Beberapa pengalaman perencana sebelumnya, jarak antara
sokongan lateral sejauh 8 ft dapat dianggap sebagai sokongan lateral
menerus.
Jika terdapat keraguan terhadap kekuatan sokongan lateral,
sebaiknya dianggap bahwa sokongan lateral tersebut tidak ada.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 44


BAB II – Perencanaan Balok

2.5 Pendahuluan Tekuk Inelastis, Zona 2


Jika sokongan lateral flens tekan suatu balok diberikan pada jarak
tertentu sehingga balok dapat melentur hingga tercapai regangan leleh
pada beberapa tapi tidak seluruh bagian tekan sebelum terjadi tekuk
lateral, yang terjadi adalah tekuk inelastis. Dengan kata lain, sokongan
yang ada tidak cukup bagi balok untuk mencapai distribusi regangan
plastis penuh sebelum terjadi tekuk.
Adanya tegangan residual menyebabkan leleh dimulai pada
penampang yang mendapat tegangan sama dengan Fy - Fr dimana Fy
adalah tegangan leleh web dan Fr adalah tegangan tekan residual yang
diasumsikan sama dengan 10 ksi untuk profil hasil rol (cetakan) dan
16,5 ksi untuk profil hasil pengelasan. Perlu diketahui bahwa definisi
momen plastis FyZ pada Zona 1 tidak dipengaruhi oleh tegangan
residual karena jumlah tegangan tekan residual sama dengan jumlah
tegangan tarik residual sehingga saling menghilangkan.
Jika jarak sokongan lateral, Lb, dari penampang kompak I atau C
lebih besar dari Lp maka balok akan runtuh secara inelastis kecuali jika
Lb lebih besar dari Lr. Diatas batas Lr ini balok akan runtuh secara elastis
sebelum tercapai nilai Fy (jadi masuk dalam Zona 3).

Koefisien Momen
Dalam rumus yang akan diberikan untuk tekuk inelastis dan tekuk
elastis, akan digunakan Cb. Ini adalah koefisien momen yang
dimasukkan dalam rumus tersebut untuk memperhitungkan momen
pada tekuk lateral-torsional. Dengan kata lain, tekuk lateral
dipengaruhi oleh kondisi tumpuan dan beban pada elemen.
Sebagai ilustrasi diperlihatkan momen dalam balok tanpa
sokongan pada Gambar 2.7(a) menghasilkan kondisi flens tekan yang
lebih buruk dibandingkan dengan momen dalam balok tanpa sokongan
pada Gambar 2.7(b). Salah satu alasannya adalah flens atas dari balok
(a) menerima tekan pada seluruh panjangnya, sedangkan balok (b)
flens yang tertekan hanya sebagian saja.
Untuk balok tumpuan sederhana pada (a), Cb diambil sama
dengan 1,0 sedangkan untuk balok (b) diambil lebih besar dari 1,0.
Persamaan kapasitas momen untuk Zona 2 dan 3 dikembangkan untuk
balok tanpa sokongan lateral dengan kelengkungan tunggal dimana Cb
=1,0. Seringkali balok tidak melentur dengan satu kelengkungan
sehingga balok dapat memikul momen lebih tinggi. Hal ini telah
diperlihatkan dalam Gambar 2.7. Untuk mengatasi masalah ini,
spesifikasi LRFD memberikan koefisien momen Cb lebih besar dari 1,0

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 45


BAB II – Perencanaan Balok

yang harus dikalikan dengan Mn sehingga didapat kapasitas momen


yang lebih besar. Jika perencana selalu menggunakan Cb = 1,0 maka ybs
kehilangan kesempatan untuk melakukan penghematan pada
beberapa kondisi yang memungkinkan. Jika menggunakan nilai Cb,
perencana harus memahami bahwa kapasitas momen yang didapat
dari perkalian Mn dan Cb tidak boleh lebih besar dari momen plastis Mp
pada Zona 1 yaitu sama dengan FyZ. Kondisi ini diperjelas dalam
Gambar 2.8.

wu k/ft wu k/ft

L L

wuL2/12 wuL2/12

wuL2/24
wuL2/8
Panjang flens atas yang
Panjang flens atas yang berperilaku seperti kolom berperilaku seperti kolom

Gambar 2.7 Balok dengan Satu dan Dua Kelengkungan

Tekuk plastis- Tekuk Tekuk


Kekuatan momen nominal balok, Mn

Momen plastis penuh inelastis elastis


(Zona 1) (Zona 2) (Zona 3)

Nilai teoritis

CbMn tidak boleh > Mn = FyZ

Cb>1,0

CbMn

Lp Lr

Jarak sokongan lateral pada flens tekan, Lb

Gambar 2.8 Koefisien Momen Berdasarkan Zona

Nilai Cb ditentukan dari rumus dibawah ini dengan Mmax adalah


momen terbesar dalam segmen tanpa sokongan suatu balok,

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 46


BAB II – Perencanaan Balok

sedangkan MA, MB dan MC masing-masing adalah momen pada jarak ¼,


½, dan ¾ segmen.

12,5M max
Cb  (LRFD. Pers. F1-3) (2.10)
2,5M max  3M A  4 M B  3M C

Cb sama dengan 1,0 untuk kantilever dengan ujung bebas tidak


mendapat sokongan lateral. Beberapa nilai tipikal Cb yang dihitung dari
rumus diatas diberikan dalam Gambar 2.9 untuk beberapa jenis balok
dan kondisi momen.
Pu
wu k/ft

X X X
X X
L/2 L/2
Cb = 1,14

Cb = 1,67
wu k/ft
Pu
X X X wu k/ft

L/2 L/2
X X X

L/2 L/2
Cb = 1,30

Pu
Cb bervariasi

X X Pu Pu

L/2 L/2
X X X X

Cb = 1,32 L/3 L/3 L/3

Bentang tengah Cb = 1,0


Bentang tepi Cb = 1,67
Pu Pu Pu

X X X X X

L/4 L/4 L/4 L/4

2 bentang tengah Cb = 1,11


2 bentang tepi Cb = 1,67

Pu M1
M2

X X X
Cb = 1,0 Cb = 2,27
Gambar 2.9 Beberapa Contoh Nilai Cb

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 47


BAB II – Perencanaan Balok

2.6 Kapasitas Momen, Zona 2


Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral flens tekan hingga
melampaui Lp maka kapasitas momen akan semakin kecil. Akhirnya
pada jarak sokongan lateral Lr, penampang akan menekuk secara
elastis sesaat setelah tercapainya tegangan leleh. Karena adanya
tegangan sisa Fr, tegangan elastis yang ditimbulkan oleh momen hanya
dapat mencapai Fyw - Fr. Dengan asumsi Cb = 1,0 kapasitas momen
untuk profil I atau C kompak yang melentur terhadap sumbu x untuk
Lb=Lr dapat dihitung dengan rumus berikut.

M u  b M r  b S x Fyw  Fr  (2.11)

Lr merupakan fungsi dari properti penampang seperti luas


penampang, modulus elastisitas, tegangan leleh, dan properti warping
dan torsi. Rumus yang cukup rumit untuk menghitungnya diberikan
dalam Spesifikasi LRFD (F1), tetapi nilai untuk profil balok tertentu
diberikan dalam”Load Factor Design Selection Table.”
Dengan jarak sokongan lateral Lr sampai dengan Lp terlihat
bahwa tekuk tidak akan terjadi jika tegangan leleh tercapai lebih
dahulu. Jika balok berada dalam Zona 2 maka terjadi penetrasi
tegangan leleh dari serat terluar kearah dalam. Untuk kasus seperti ini,
jika jarak sokongan lateral berada diantara Lp dan Lr maka kapasitas
momen akan bervariasi secara linier antara Mu = bFyZ pada Lp dan
bSx(Fyw-Fr) pada Lr. Untuk menentukan nilai momen diantara Lp dan Lr
kapasitas momen dapat ditentukan dengan persamaan LRFD F1-2. Jika
Cb lebih besar dari 1,0, penampang akan dapat menahan momen lebih
besar tetapi tidak lebih dari bMp = bFyZ.

b M n  Cb b M p  BF Lb  Lp   b M p (2.12)

dimana BF adalah faktor yang diberikan dalam “Load Factor Design


Selection Table” untuk masing-masing penampang.
Alternatif lain, kita dapat menentukan Mn dari persamaan
berikut dan mengalikannya dengan b untuk mendapatkan Mu.

 Lb  L p 
 
M n  Cb M p  M p  M r  
L L 
  Mp (LRFD. Pers. F1-2) (2.13)
 r p 

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 48


BAB II – Perencanaan Balok

Contoh 2.4 memberikan ilustrasi penentuan kapasitas momen


suatu penampang dengan Lb diantara Lp dan Lr, sedangkan Contoh 2.5
memperlihatkan perencanaan balok dengan rentang sokongan lateral
yang sama.

Contoh 2.4
Tentukan kapasitas momen W24 x 62 dengan Fy = 36 ksi dan Fy = 50 ksi
jika Lb = 8,0 ft dan Cb = 1,0.

Solusi:

Untuk Fy = 36 ksi. Dari “Load Factor Design Selection Table” halaman 4-


18 untuk W24 x 62, didapat:
Lp = 5,8 ft
Lr = 17,2 ft
bMr = 255 ft-k
bMp = 413 ft-k
BF = 13,8 k

Karena Lb > Lp < Lr, maka balok berada dalam Zona 2 yaitu tekuk
inelastis dan bMn ditentukan dari:

b M n  Cb b M p  BF Lb  Lp 

= 1,0[413 – (13,8)(8,0 – 5,8)] = 382,6 ft-k

atau secara langsung:

 17,2  8,0 
b M n  255   (413  255)  382,5 ft - k
 17,2  5,8 

Untuk Fy = 50 ksi. Dari “Load Factor Design Selection Table” untuk W24
x 62, didapat:

Lp = 4,9 ft
Lr = 13,3 ft
bMr = 393 ft-k
bMp = 574 ft-k
BF = 21,4 k

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 49


BAB II – Perencanaan Balok

Karena Lb > Lp > Lr,

b M n  Cb b M p  BF Lb  Lp 

= 1,0[574 – (21,4)(8,0 – 4,9)] = 507,7 ft-k

Contoh 2.5
Pilih profil paling ringan untuk memikul momen terfaktor 290 ft-k, jika
Lb = 10,0 ft. Gunakan baja A36 dan asumsikan Cb = 1,0.

Solusi:
Dari “Load Factor Design Selection Table”, nilai bMp untuk W21 x 50
adalah 297 ft-k tetapi Lp adalah 5,4 ft < Lb sebesar 10,0 ft. Data dari
tabel tersebut adalah: bMr = 184 ft-k dan BF = 10,5 k.

Jadi: b M n  Cb b M p  BF Lb  Lp 

= 1,0[297 – (10,5)(10,0 – 5,4)] = 248,7 ft-k < 290 ft-k


(tidak memenuhi)

Dari tabel yang sama, coba W24 x 55 (dimana Lp = 5,6 ft, Lr = 16,6 ft,
bMr = 222 ft-k, bMp = 362 ft-k, dan BF = 12,7 k).

b M n  Cb b M p  BF Lb  Lp 

= 1,0[362 – (12,7)(10,0 – 5,6)] = 306,1 ft-k > 290 ft-k


(memenuhi)

Gunakan W24 x 55

Catatan: Solusi yang lebih mudah akan diberikan dalam sub bab
berikutnya.

2.7 Tekuk Elastis, Zona 3


Jika suatu balok tidak diberikan sokongan lateral secara menerus, maka
balok tersebut dapat menekuk secara lateral terhadap sumbu lemah
diantara dua sokongan lateral yang tersedia. Hal ini tetap akan terjadi

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 50


BAB II – Perencanaan Balok

meskipun beban yang diberikan cenderung akan menyebabkan balok


ini melentur terhadap sumbu kuat. Mula-mula balok akan melentur
terhadap sumbu kuat hingga tercapai sampai momen kritis Mcr. Pada
saat tersebut balok akan menekuk secara lateral terhadap sumbu
lemah. Pada saat balok melentur secara lateral, flens tarik akan
cenderung membuat balok tetap lurus. Akibatnya tekuk pada balok
merupakan kombinasi dari lentur lateral dan torsi dari penampang
balok. Kondisi ini diilustrasikan dalam Gambar 2.10.
Momen kritis atau momen lentur-torsi Mcr dalam suatu balok
akan terdiri dari tahanan torsi (biasa disebut torsi St-Venant) dan
tahanan warping dari penampang. Kombinasi tersebut adalah:

2 2
 tahanan   tahanan 
M cr      
 torsi   warping 

Menurut Spesifikasi LRFD, jika jarak sokongan lateral flens tekan


balok lebih besar dari Lr penampang akan menekuk secara elastis
sebelum tegangan leleh tercapai pada satu titik penampang. Spesifikasi
LRFD Section F1.1.2b memberikan persamaan untuk menentukan
momen tekuk lentur-torsi, Mcr. Rumus tersebut adalah:

2
  E 
M cr  Cb EI yGJ    I y Cw (LRFD. Pers. F1-13) (2.14)
Lb  Lb 
Rotasi atau
puntir
penampang

Gambar 2.10 Tekuk Lateral-Torsi pada Balok Tumpuan Sederhana

Dalam rumus ini, G adalah modulus geser elastis baja = 11.200


ksi, J adalah konstanta torsi (in 4), dan Cw adalah konstanta warping
(in6). Nilai J dan Cw diberikan untuk setiap profil pada tabel LRFD Part 1
berjudul “Torsion Properties.”

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 51


BAB II – Perencanaan Balok

Rumus ini berlaku untuk profil I simetri ganda kompak, kanal


dengan beban pada bidang web, profil I simetri tunggal dengan flens
tekan lebih besar dari flens tarik (?). Rumus lain juga diberikan dalam
Section F1.1.2b dan F1.1.2c untuk menghitung Mcr dalam daerah elastis
dari penampang lain seperti batang persegi, box simetris, T, dan siku
ganda.
Tekul lentur-torsi tidak mungkin terjadi jika momen inersia
penampang terhadap sumbu lentur sama atau lebih kecil dari momen
inersia terhadap luar bidang lentur. Akibatnya, kondisi batas dari tekuk
lentur-torsi tidak berlaku untuk profil yang melentur terhadap sumbu
lemah, untk profil dengan Ix  Iy, untuk penampang pipa atau persegi.
Kelelehan akan menentukan jika penampang non-kompak.

Contoh 2.6
Tentukan Mu = bMcr untuk W18 x 97 baja A36 jika jarak sokongan
lateral Lb adalah 44 ft. Asumsikan Cb = 1,0.

Solusi:
Dari “Load Factor Design Selection Table” (Part 4 manual LRFD), Lb = 44
ft > Lr =38,1 ft. Dan untuk W18 x 97: Iy = 201 in4, J = 5,86 in4, dan Cw =
15.800 in6.
  
b M n  M cr  M u  (0,9)(1,0) x
 12 x 44 
2
  29 x 103 
(29 x 10 )(201)(11.200)(5,86)  
3
 (201)(15.800)
 44 x 12 
= 3698,9 in.k = 308,2 ft-k
Nilai ini dapat dicek dari kurva manual LRFD yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Dari kurva dapat dibaca bahwa Mn = Mu = 308 ft-
k.
Spesifikasi LRFD (F1.2b) juga memberikan persamaan tekuk
elastis dalam bentuk lain yaitu:

Cb S x X 1 2 X 12 X 2 (Bentuk lain LRFD. Pers. F1-13) (2.15)


M cr  1
2Lb / ry 
2
Lb / ry
Dimana
 EGJA
X1  (LRFD. Pers. F1-8) (2.16)
Sx 2

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 52


BAB II – Perencanaan Balok

2
C S 
X2  4 w  x  (LRFD. Pers. F1-9) (2.17)
I y  GJ 
Nilai X1 dan X2 untuk profil W diberikan dalam Part 1 manual
LRFD dengan judul “Properties for W Shapes.”

2.8 Kurva Perencanaan


Nilai bMcr=bMn untuk penampang yang biasa digunakan sebagai
balok telah dihitung untuk berbagai jarak sokongan lateral dan
diberikan dalam kurva dalam Part 4 manual LRFD. Nilai tersebut tidak
hanya mencakup daerah elastis tetapi juga dalam daerah inelastis,
sehingga akan memudahkan untuk perencanaan balok dalam Zona 1, 2,
dan 3. Momen tersebut diplot untuk nilai Fy = 36 ksi dan 50 ksi dengan
Cb = 1,0.
Kurva untuk tipikal profil W diberikan dalam Gambar 2.11.
Untuk setiap profil Lp dinyatakan dengan lingkaran hitam, sedangkan Lr
dinyatakan dengan lingkaran putih.
Kurva tersebut dibuat tanpa memperhatikan geser, defleksi, dll
– yang pada prakteknya kadang-kadang justru menentukan dalam
perencanaan. Hal ini akan dijelaskan dalam Bab 10. Kurva diberikan
untuk jarak sokongan lateral sama dengan 30 kali tinggi profil. Hal ini
pada umumnya telah mencakup jarak sokongan lateral yang biasa
dipasang dilapangan. Jika Cb lebih besar dari 1,0 nilai momen akan lebih
besar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.8.
 bMn = Mu = Momen rencana

530
Lp

520
Lr

510

500

6 8 10 12 14 16

Lb = Jarak sokongan lateral pada flens tekan

Gambar 2.11 Tipikal Kurva Perencanaan Balok

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 53


BAB II – Perencanaan Balok

M  590 ft  k

Lb  20 ft
Gambar 2.12 Momen Rencana Balok dengan Jarak Sokongan Lateral yang Berbeda

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 54


BAB II – Perencanaan Balok

Untuk memilih profil, cukup dengan memasukkan jarak


sokongan lateral Lb dan momen rencana terfaktor Mu. Sebagai ilustrasi,
asumsikan Fy = 36 ksi dan diinginkan untuk menentukan balok dengan
Lb = 20,0 ft yang memikul momen Mu = 590 ft-k. Memasuki Part 4
manual LRFD berjudul “Beam Design Moment” untuk Fy = 36 ksi, dari
kolom sebelah kiri kita dapat membaca nilai Mu = 590 ft-k. Kemudian
kita lihat dari bawah ke atas untuk jarak sokongan lateral = 20,0 ft
sampai memotong garis horisontal dari Mu = 590 ft-k. Semua
penampang disebelah kanan dan atas dari titik ini (tanda anak panah
kanan atas) mempunyai jarak sokongan lateral dan kapasitas momen
yang lebih besar. Kurva yang digunakan untuk menyelesaikan soal ini
diberikan dalam Gambar 2.12.
Bergerak ke atas dan ke kanan, akan didapat W21 x 101. Pada
kurva, profil ini ditunjukkan dengan garis terputus. Profil ini akan
memenuhi kapasitas momen yang diperlukan, tetapi garis terputus
menyatakan bahwa profil tersebut tidak ekonomis. Jika kita teruskan
ke atas dan kanan kurva, garis penuh pertama yang ditemukan adalah
untuk profil W30 x 99. Contoh lain dari penggunaan kurva diberikan
dalam Contoh 2.7 dan 2.8.

Contoh 2.7
Dengan menggunakan baja A36, pilih profil balok dalam Gambar 2.13
yang mempunyai sokongan lateral flens tekan pada tumpuan saja.

D = 1 klf (tidak termasuk berat sendiri balok)


L = 2 klf

20 ft

Gambar 2.13 Bentang dan Beban Balok untuk Contoh 2.7

Solusi:
Asumsi berat balok = 60 lb/ft
wu = (1,2)(1,060) + (1,6)(2) = 4,472 klf
(4,472)(20) 2
Mu   223,6 ft - k
8
Cb = 1,0

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 55


BAB II – Perencanaan Balok

Dari kurva perencanaan dengan Lb = 20 ft dan Mu = 223,6 ft-k, gunakan


W18 x 60.

Untuk contoh berikutnya, Cb lebih besar dari 1,0. Untuk kondisi


seperti ini, lihat kembali Gambar 2.8. Terlihat dari gambar tersebut
bahwa kuat momen rencana penampang dapat meningkat hingga
mencapai bCbMn jika Cb > 1,0, tetapi dalam kondisi apapun tidak boleh
lebih besar dari bMp= bFyZ.
Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu menghitung momen
efektif (nilai diambil dari Contoh 2.8):

M u 868,7
M efektif    520,2 ft - k
Cb 1,67

Jika kita memasuki kurva dengan jarak sokongan lateral 17 ft


dan Mefektif = 520,2 ft-k, maka akan terpilih W27 x 84. Tetapi kita juga
perlu melakukan cek apakah Mu (= 868,7) tidak lebih dari bMp= bFyZ
untuk penampang tersebut? Dalam hal ini ternyata Mu melebihi bMp,
sehingga kita harus mencari profil lain dengan bMn  520,2 ft-k
dengan Lb = 17 ft dan mempunyai bFyZ  868,7 ft-k.

Contoh 2.8
Dengan baja A36, pilih profil paling ringan untuk kondisi yang diberikan
dalam Gambar 2.14. Sokongan lateral diberikan pada tumpuan dan
tengah bentang, jadi Cb = 1,67.

Pu = 100 k

X X X

Sokongan lateral

17 ft 17 ft

34 ft

Gambar 2.14 Kondisi Balok untuk Contoh 2.8

Solusi:

Asumsi berat balok = 108 lb/ft


wu = (1,2)(0,108) = 0,1296 klf

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 56


BAB II – Perencanaan Balok

(100)(34) (0,1296)(34) 2
Mu    868,7
4 8

Dari kurva perencanaan dengan Mu,efektif = 868,7/1,67 = 520,2 ft-k dan


Lb = 17 ft, maka akan terpilih W27 x 84. Tetapi bMn (= 868,7) tidak
boleh lebih dari bFyZ untuk penampang tersebut. Dalam hal ini
ternyata Mu melebihi bMp,, sehingga kita harus mencari profil lain
dengan bFyZ  868,7 ft-k. Gunakan W30 x 108.

2.9 Penampang Kompak


Penampang kompak adalah penampang yang mampu mencapai
distribusi tegangan plastis penuh (dengan asumsi tersedia sokongan
lateral menerus) sebelum terjadi tekuk lokal pada web atau flens.
Untuk dapat dikelompokkan sebagai kompak, penampang W atau I
harus mempunyai rasio lebar-tebal b/t tidak lebih dari  p  65 / Fy .
Juga, web yang menerima tekan akibat lentur rasio h/t tidak boleh
lebih dari  p  640 / Fy . Nilai b, t, h, dan tf diperlihatkan dalam
Gambar 2.15.
Suatu penampang non-kompak adalah penampang dimana
tegangan leleh dapat tercapai pada beberapa tempat tetapi tidak
seluruh elemen tekannya sebelum terjadi tekuk. Jadi pada penampang
seperti ini tidak dapat terjadi distribusi tegangan plastis penuh.
Penampang non-kompak adalah penampang dengan rasio rasio
tinggi/tebal web lebih dari p tetapi kurang dari r. Nilai r diberikan
dalam Tabel B5.1 Spesifikasi LRFD. Pada penampang non-kompak, rasio
lebar-tebal flens tidak boleh lebih dari r  141 Fy  10 sedangkan
untuk web tidak boleh lebih dari r  970 / Fy . Nilai p dan r untuk
profil lain diberikan dalam Tabel B5.1 LRFD dan juga untuk profil
dengan beban aksial dan lentur.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 57


BAB II – Perencanaan Balok

bf = 2b bf = b

tf tf

h tw h tw

b bf

b = bf – 3t
h hw h = hw – 3t
t

t
Gambar 2.15 Nilai h, b, dan t yang digunakan untuk menghitung batas rasio lebar-
tebal, 

Untuk balok non-kompak, kekuatan lentur nominal Mn adalah


yang terendah diantara kekuatan tekuk lateral-torsi, kekuatan tekuk
tekuk lokal flens, atau kekuatan tekuk lokal web.
Jika kita mempunyai penampang non-kompak, yaitu
penampang dengan p <   r, nilai Mn dapat diperoleh dengan
interpolasi linier antara Mp dan Mr sebagaimana diberikan dalam
persamaan berikut:
Untuk tekuk lateral-torsi
   p 

M n  Cb M p  M p  M r  
  
  M p (Appendix LRFD. Pers. A-
 2 p 
F1-2) (2.18)

Untuk tekuk lokal flens dan web


   p 
M n  M p  M p  M r   (Appendix LRFD. Pers. A-F1-3)
  
 r p 

(2.19)

Jika  > r, kondisi batas dari tekuk lateral-torsi dan tekuk lokal
flens ditentukan dari rumus LRFD Appendix dan diberikan dibawah ini.
Dalam rumus tersebut S adalah modulus penampang, Fcr adalah

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 58


BAB II – Perencanaan Balok

tegangan kritis rencana untuk elemen tekan sebagaimana telah


dibahas dalam Bab 5 dengan menggunakan Persamaan LRFD (E2-2) dan
(E2-3).

M n  M cr  SFcr  M p (Appendix LRFD. Pers. A-F1-4) (2.20)

Ada satu penampang dalam “Load Factor Design Selection


Table” yang tidak kompak jika Fy = 36 ksi. Profil tersebut adalah W6 x
15 dan dalam LRFD diberi tanda dengan superskrip c yang menyatakan
non-kompak. Dalam tabel yang sama terdapat 7 buah profil jika Fy = 50
ksi. Profil tersebut adalah W40 x 170, W14 x 99, W14 x 90, W12 x 65,
W10 x 12, W6 x 15, dan W8 x 10; profil ini diberi subskrip b.
Persamaan yang diberikan disini digunakan untuk mendapatkan
nilai yang diperlihatkan dalam manual LRFD berjudul “Load Factor
Design Selection Table for Shapes Used as Beams” dari penampang
non-kompak. Perencana tidak akan mendapatkan kesulitan jika
menggunakan penampang non-kompak dengan Fy = 36 atau 50 ksi.
Tetapi jika Fy lebih besar dari 50 ksi, maka harus digunakan rumus, dan
tidak dapat menggunakan tabel.

Kumpulan Soal
2.1 s.d. 2.10. Pilih penampang yang paling ekonomis dengan
menggunakan Fy = 50 ksi kecuali jika disebutkan lain dan
asumsikan terdapat sokongan lateral menerus pada
flens tekan. Beban kerja diberikan dalam soal, belum
termasuk berat sendiri.

D = 1,2 klf
L = 2,0 klf

40 ft

Soal 2.1 (Jawab: W30 x 90)

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 59


BAB II – Perencanaan Balok

PL = 30 k PL = 30 k

D = 3 klf

10 ft 10 ft 10 ft
30 ft
Soal 2.2

2.3 Ulangi Soal 2.2 dengan menggunakan Fy = 36 ksi. (Jawab: W30 x


108)
PL = 30 k PL = 20 k

D = 2 klf

8 ft 8 ft
Soal 2.4

PL = 20 k PL = 20 k

D = 2 klf

6 ft 8 ft 8 ft
22 ft
Soal 2.5 (Jawab: W30 x 16)

PL = 30 k PL = 20 k
D = 1 klf
L = 3 klf

12 ft 12 ft 12 ft
36 ft

Soal 2.6

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 60


BAB II – Perencanaan Balok

PL = 30 k

D = 3 klf

24 ft 12 ft
36 ft
Soal 2.7 (Jawab: W27 x 84)

2.8 Gambar dibawah ini memperlihatkan susunan balok induk dan


balok anak yang digunakan untuk mendukung pelat lantai beton
setebal 6 in dari suatu bangunan pabrik. Rencanakan balok induk
dan balok anak dengan asumsi tumpuan sederhana. Asumsikan
terdapat sokongan lateral menerus. Beban hidup = 120 psf. Berat
jenis beton = 150 lb/ft3.
Catatan:
Lantai menerus
Pada semua sisi
Girder

38 ft
Balok

Kolom
3 @ 15 ft = 45 ft

2.9 Suatu balok terbuat dari W16 x 40 dan pelat ½ x 12-in yang dilas
pada kedua flensnya. Tentukan beban merata rencana, wu, yang
dapat dipikul oleh balok tersebut selain berat sendiri. Panjang
bentang = 36 ft, tumpuan sederhana. (Jawab: 3,883 k/ft).

2.10 Profil dibawah ini terbuat dari baja A36. Tentukan beban hidup
layan maksimum yang dapat dipikul oleh balok, jika selain berat
sendiri balok juga memikul beban mati sebesar 1 klf. Panjang
bentang = 30 ft, tumpuan sederhana.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 61


BAB II – Perencanaan Balok

12 in
1 in

14 in

16 in
1 in

6 in
1 in
Soal 2.10

2.11 s.d. 2.14. Untuk soal berikut, tersedia sokongan lateral menerus.

2.11 Pilih profil yang dapat digunakan untuk suatu bentang 30 ft


tumpuan sederhana dengan beban mati merata 2 klf dan beban
hidup merata 3 klf jika terdapat dua lubang untuk baut 1-in pada
setiap flens pada penampang dengan momen maksimum.
Gunakan Spesifikasi LRFD dan baja A36. (Jawab: W30 x 99).

2.12 Ulangi Soal 2.11 dengan mengasumsikan terdapat dua lubang


untuk baut 1-in pada setiap flens pada penampang dengan
momen maksimum. Gunakan Spesifikasi LRFD dan baja A572
mutu 50.

2.13 Profil dibawah ini mempunyai dua baut 1-in pada setiap flensnya.
Tentukan beban rencana terfaktor wu yang dapat dipikul selain
berat sendiri untuk bentang 30-ft, tumpuan sederhana. Baja Fy =
50 ksi. Kurangi semua lubang untuk menghitung properti
penampang. (Jawab: 12,171 k/ft).
Pelat ½ x 18

W18 x 119

Pelat ½ x 18

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 62


BAB II – Perencanaan Balok

2.14 Balok tumpuan sederhana bentang 40 ft harus memikul dua


beban bergerak masing-masing 20 k dan berjarak 12 ft.
Asumsikan beban mati 1,2 klf selain berat sendiri balok. Pilih
profil baja A36 untuk menahan momen maksimum.

2.15 s.d. 2.28. Untuk setiap soal berikut diberikan nilai Lb yang
berlainan. Beban mati belum termasuk berat sendiri
balok.

2.15 Tentukan kuat momen rencana bMn dari W24 x 68 yang


digunakan pada tumpuan sederhana dengan bentang 6, 12, 22 ft
jika sokongan lateral untuk flens tekan hanya diberikan pada
kedua tumpuan saja. Baja A572 mutu 50. (Jawab: 664, 563, 312)

2.16 Dengan menggunakan baja Fy = 50 ksi, pilih profil penampang


paling ringan untuk balok pada gambar dibawah, jika sokongan
lateral hanya diberikan pada kedua tumpuan saja.
D = 1,0 klf
L = 3,2 klf

25 ft

2.17 Dengan menggunakan baja Fy = 50 ksi, pilih profil penampang


paling ringan untuk balok pada gambar dibawah, jika sokongan
lateral hanya diberikan pada kedua tumpuan saja.
PL = 36 k PL = 36 k

D = 1,0 klf

9 ft 9 ft 9 ft
27 ft

2.18 Ulangi Soal 2.17, jika sokongan lateral diberikan pada kedua
tumpuan dan pada lokasi beban terpusat.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 63


BAB II – Perencanaan Balok

2.19 Profil W33 x 141 A36 digunakan sebagai balok tumpuan


sederhana dengan bentang 34 ft dan mempunyai sokongan
lateral pada tumpuan saja. Jika beban mati hanya berat sendiri
balok, berapa beban hidup layan terpusat yang dapat diberikan
pada tengah bentang? (Jawab: 67,3 k).

2.20 Ulangi Soal 2.19, jika sokongan lateral diberikan pada kedua
tumpuan dan pada lokasi beban terpusat.

2.21 Jika Fy = 36 ksi, pilih profil paling ringan untuk kondisi dibawah ini.
Sokongan lateral untuk flens tekan hanya diberikan pada
tumpuan jepit saja. (Jawab: W24 x 76)
PL = 20 k

14 ft

2.22 Dengan menggunakan baja Fy = 50 ksi, berapa besar beban hidup


layan merata yang dapat dipikul oleh W30 x 108 untuk bentang
40 ft dan tumpuan sederhana, jika:
(a) flens tekan diberi sokongan lateral secara menerus.
(b) sokongan lateral hanya diberikan pada tumpuan saja.

2.23 Berapa beban hidup layan merata yang dapat dipikul oleh W14 x
109 (Fy = 50 ksi) jika sokongan lateral hanya pada tumpuan saja?
Tumpuan balok adalah sendi-rol dengan bentang 36 ft. Beban
mati layan merata adalah 1 klf dan berat sendiri balok. (Jawab:
2,41 k/ft).

2.24 Profil W30 x 108 digunakan untuk memikul beban seperti pada
gambar. Dengan menggunakan baja Fy = 50 ksi, abaikan berat
sendiri balok, periksa apakah balok mengalami kelebihan beban
(overloaded).
(a) flens tekan diberi sokongan lateral secara menerus.
(b) sokongan lateral hanya diberikan pada tumpuan saja.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 64


BAB II – Perencanaan Balok

Pu = 55 k Pu = 55 k
Mu = 330 ft-k

12 ft 12 ft 12 ft

2.25 Ulangi Soal 2.24 jika sokongan lateral diberikan pada kedua
tumpuan dan lokasi beban terpusat. (Jawab: W27 x 94).

2.26 Profil W27 x 94 dibawah ini mempunyai sokongan lateral pada


kedua tumpuan dan tengah bentangnya. Jika Fy = 50 ksi, tentukan
beban hidup layan maksimum yang diijinkan, PL. Abaikan berat
sendiri.
P

18 ft 18 ft

2.27 Ulangi Soal 2.26 dengan menggunakan baja A36 jika beban mati
layan merata sebesar 0,8 klf belum termasuk berat sendiri balok
akan diberikan pada balok tersebut. Sokongan lateral diberikan
pada kedua tumpuan dan tengah bentangnya. (Jawab: 40,06 k)

2.28 Dengan menggunakan baja A36, pilih profil paling ringan untuk
kondisi dibawah ini, jika sokongan lateral hanya diberikan pada
kedua tumpuan dan tengah bentang saja.

PL = 65 k

wD hanya berat sendiri balok

18 ft 18 ft

2.29 Profil W33 x 241 diperlukan untuk suatu bentang tertentu, tetapi
karena adanya pemogokan dipabrik baja maka pengiriman tidak
dapat tepat waktu. Di lapangan tersedia W33 x 118 dan beberapa
pelat dengan tebal 7/8 in. Pilih lebar pelat yang diperlukan untuk
dilas pada flens W33 x 118 sehingga tetap memenuhi

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 65


BAB II – Perencanaan Balok

persyaratan yang dimintakan oleh W33 x 241. Gunakan Fy = 50 ksi


dan asumsikan terdapat sokongan lateral penuh pada flens tekan.
(Jawab: PL 7/8 x 18-in).

2.30 Profil W30 x 173 telah ditentukan untuk digunakan sebagai balok.
Tetapi terjadi kesalahan pengiriman yaitu W30 x 124, sedangkan
balok tersebut harus dipasang segera. Dengan asumsi tersedia
pelat setebal 1-in, pilih pelat penutup yang diperlukan untuk dilas
pada kedua flens. Gunakan baja Fy = 50 ksi dan asumsikan
terdapat sokongan lateral penuh untuk flens tekan.

2.31 Ulangi Soal 2.29 jika balok semula direncanakan dengan Fy = 50 ksi
sedangkan yang tersedia hanya A36. Asumsikan hanya tersedia
pelat setebal 1½-in. (Jawab: PL1½ x 18).

2.32 Rencanakan balok dari baja A36 dengan tinggi tidak lebih dari 12
in untuk memikul beban merata wu = 12,5 klf (termasuk berat
sendiri balok wt) untuk tumpuan sederhana bentang 20 ft. Balok
mempunyai sokongan lateral menerus.

Perancangan Struktur Baja Metode LRFD – Elemen Aksial dan Lentur 66

Anda mungkin juga menyukai