Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH STRUKTUR BAJA I PERTEMUAN VII

BALOK LENTUR (FLEXURE BEAM)


ANDRE NOVAN, ST, MT

BALOK LENTUR
Balok lentur merupakan elemen yang memikul beban dalam arah transversal dan utamanya mengalami perilaku lenturan. Jika pada suatu saat timbul beban tambahan berupa gaya aksial maka perilakunya berubah menjadi elemen BALOK-KOLOM (BEAM COLUMN). Umumnya penampang Hot Rolled yang dipakai menahan lenturan adalah WF, C, Lip channel, I, DIN, DIR, DIE, Box, Pipa dan H. Disamping itu ada juga penampang built up dari pelat yang sering disebut dengan GELAGAR PELAT (PLATE GIRDER). AISC mensyaratkan kategori balok Hot rolled harus memenuhi rasio : Jika :

Maka AISC mengklasifikasikan elemen lentur tersebut ke dalam GELAGAR PELAT, yang akan dibahas dalam Baja II mengenai kekhususannya dalam hal kelangsingan web.

Hubungan dasar antara pengaruh beban dan kekuatan untuk Balok Lentur :

Mu b.Mn
Mu = Momen beban berfaktor b = faktor tahan lentur = 0,9 Mn = kekuatan momen nominal

TEGANGAN LENTUR DAN MOMEN PLASTIS


Pemahaman terhadap kapasitas momen nominal Mn harus mengetahui perilaku balok dalam rentang pembebanan penuh mulai dari bernilai kecil sampai mengalami Kolaps. Berdasarkan gambar disamping, untuk kategori linier elastis dan deformasi kecil maka distribusi tegangan terlihat seperti gambar (b). Tegangan diasumsikan tersebar merata sepanjang bentang balok dan tegangan pada setiap posisinya diformulasikan dengan :

Dengan demikian pada balok simetris akan terjadi tegangan tarik dan tekan maximum yang sama besar nilainya :

Rumus tsb berlaku jika material masih berada dalam rentang perilaku elastis linier yang berarti untuk baja struktural tegangan fmax tidak boleh melebihi Fy dan momen lentur tidak boleh melebihi : My=Fy.Sx

TAHAPAN BEBAN BALOK LENTUR

Sendi Plastis yang terbentuk di pusat balok merupakan penjalaran proses pelelehan dan plastifikasi material (daerah plato di kurva tegangan-regangan) sehingga menyebabkan terjadinya mekanisme ketidakstabilan struktur. Sepanjang terjadinya kolaps gerakan atau perpindahan mekanisme seperti terlihat pada gambar. Analisa struktur yang berdasarkan pada mekanisme kolaps disebut ANALISIS PLASTIS.

Kapasitas momen plastis : momen yang dipersyaratkan untuk terbentuknya sendi plastis, dengan mudah dihitung dari distribusi tegangan plastis yang bersesuaian

MOMEN PLASTIS

Dari kesetimbangan gaya : C = Ac.Fy=At. Ac T Fy =At Untuk penampang simteris maka Plastic Neutral Axis (PNA) berimpit Elastic Neutral Axis (ENA), momen plastis Mp = merupakan pasanga tahanan yang terbentuk dari dua gaya yang sama besar tapi berlawanan arah. Mp = Fy.Ac.a Fy.At.a = Fy (A/2).a = Fy.Z A = luas penampang total a= jarak antara centroid dari kedua separo area Z = (A/2) a = modulus penampang plastis

STABILITAS
Jika balok dalam tahap pembebanannya bisa dipertahankan dalam kondisi stabil sampai mencapai kondisi full plastis maka kuat nominal penampangnya di pakai kapasitas momen plastis : Mn = Mp hal sebaliknya akan terjadi sehingga pasti Mn akan lebih kecil dari Mp.

Seperti pada batang tekan pada balok lentur Instabilitas bisa terjadi dalam bentuk Lokal atau Global. Serat tekan pada balok terlentur akan berperilaku seperti batang tekan sehingga jika penampangnya terlalu langsing (flens atau web langsing) maka akan terjasi tekuk lokal. Komponen tekan dari balok tadi pada balok ditahan oleh komponen tarik dan defleksi keluar bidang gambar (tekuk lentur) akan disertai oleh puntiran (torsi). Kondisi instabilitas seperti ini disebut LATERAL TORSIONAL BUCKLING (LTB). LTB bisa dicegah dengan memberikan sokongan dalam arah lateral pada jarak yang mencukupi.

Kemampuan balok dalam menahan beban sampai mencapai kondisi fully plastis tergantung penampang dalam mempertahankan integritasnya. Integritas akan gagal jika pada posisi tekan dari penampang mengalami tekuk flens (FLANGE LOCAL BUCKLING/FLB) atau tekuk bagian badan pada kondisi tekan (WEB LOCAL BUCKLING/WLB).

KLASIFIKASI PENAMPANG
AISC mengklasifikasikan penampang lentur sebagai : Kompak Non Kompak Langsing Tergantung dari rasio tebal-lebar penampang. Untuk penampang WF rasio flens : bf/2.tf dan rasio web h/tw. Sejumlah istilah : = rasio tebal-lebar p =batas atas kategori kompak r = batas atas kategori non kompak

Jika p penampang disebut kompak Jika p < r penampang non kompak Jika > r penampang langsing

KUAT LENTUR PENAMPANG KOMPAK

Balok akan gagal ketika mencapai Mp dan menjadi fully plastis atau gagal dengan cara : 1. Lateral Torsional Buckling (LTB) bisa elastis atau inelastis. 2. Flange Local Buckling (FLB) bisa elastis atau inelastis. 3. Web Local Buckling (WLB) bisa elastis atau inelastis. Jika tegangan lentur maximum kecil dari batas proporsional ketika tekuk terjadi maka kegagalan disebut ELASTIS dan sebaliknya jika lebih besar disebut INELASTIS.

Penampang disebut kompak jika web dan flens terhubung secara monolith dan memenuhi persyaratan rasio berikut :
dan

KUAT LENTUR PENAMPANG KOMPAK


Kategori I balok yang ditahan dalam arah lateral akan mempunyai kuat nominal : Mn=Mp Dengan Mp = Fy.Z 1,5 My pembatasan 1,5 My untuk Mp mencegah deformasi beban kerja yang berlebihan dan memenuhi Fy.Z 1,5 Fy.S atau Z/S 1,5 Kuat momen penampang kompak merupakan fungsi panjang tanpa pengaku Lb yang didefinisikan sebagai jarak diantara 2 titik sokongan lateral atau pengaku (bracing). Jika panjang tanpa sokongan tidak melebihi Lp maka balok dianggap memiliki sokongan lateral penuh dan Mn=Mp. Jika Lb besar dari Lp tapi kecil atau sama dengan Lr kekuatan berdasarkan kondisi inelastik LTB. Jika Lb besar dari Lr kekuatan berdasarkan kondisi elastis LTB. Persamaan teoritis ELTB dirumuskan oleh Timoshenko dalam Theory of Elastic Stability, dengan sedikit perubahan notasi

Dengan : Lb = panjang tanpa sokongan G = modulus geser J = konstanta torsi Cw = kontanta warping Jika momen saat tekuk lateral torsional terjadi lebih besar dari momen leleh pertama kekuatan berdasarkan perilaku inelastik maka : Mr = FL.Sx

KUAT LENTUR PENAMPANG KOMPAK


Dimana FL merupakan terkecil dari (Fyf-Fr) atay Fyw. Tegangan leleh flens direduksi dengan tegangan residual Fr. Sehingga : M = (Fy-Fr).Sx jika persamaan berikut :

di-set Mn = Mr maka diperoleh : dan

Seperti elemen tekan perilaku inelastik dari balok sangat rumit dibanding elastik dan formulasi empiris sering digunakan. Dengan sedikit modifikasi persamaan yang digunakan AISC :

Kuat lentur nominal penampang balok kompak telah komplit dirumuskan seperti diatas dengan asumsi momen yang diterapkan seragam sepanjang bentang tanpa sokongan. Namun jika ada gradien momen maka persamaan tadi harus dimodifikasi dengan faktor Cb :

Mmax = nilai mutlak momen maksimum pada bentang tanpa sokongan. MA = nilai mutlak momen Lb MB = nilai mutlak momen Lb MC = nilai mutlak momen Lb

KUAT LENTUR PENAMPANG KOMPAK

Gambar disamping memperlihatkan nilai Cb untuk sejumlah kasus umum beban dan sokongan lateral. Spesifikasi lengkap kekuatan momen nominal penampang kompak disimpulkan sbb : Untuk Lb Lp : Mn=Mp 1,5.My Untuk Lp < Lb Lr :

Untuk Lb > Lr : Mn = Mcr Mp dengan :

KUAT LENTUR PENAMPANG KOMPAK

Efek dari nilai Cb terhadap kuat nominal terlihat pada gambar diatas

KUAT LENTUR PENAMPANG NON KOMPAK


Umumnya balok gagal oleh tekuk lateral torsional , FLB dan WLB. Sejumlah kasus tersebut bisa terjadi dalam rentang elastis maupun inelastis. Untuk FLB jika p < r maka flens non kompak tekuk akan inelastik dan : dan Mr = (Fy-Fr).Sx Untuk WLB bentuk persamaan kekuatannya sama jika p < r maka webs non kompak tekuk akan inelastik dan ; dan Mr = Fy .Sx dan dan

KESIMPULAN KAPASITAS MOMEN


1. 2. Tentukan kekompakan penampang. Jika penampang kompak cek LTB : Jika Lb Lp maka tidak terjadi LTB dan Mn = Mp Jika Lp < Lb Lr berarti terjadi Inelastik LTB dan : Jika Lb > Lr berarti terjadi elastik LTB dan :

3.

Jika penampang non kompak akibat flens, web atau lainnya berarti kekuatan nominal merupakan nilai terkecil dari penyebab FLB, WLB atau LTB berikut : Untuk FLB : Jika p maka tidak terjadi FLB Jika p < r dan : Untuk WLB : Jika p maka tidak terjadi WLB Jika p < r dan : Untuk LTB : Jika Lb Lp maka tidak terjadi LTB dan Mn = Mp Jika Lp < Lb Lr berarti terjadi Inelastik LTB dan : Jika Lb > Lr berarti terjadi elastik LTB dan :

KEKUATAN GESER
Kuat geser balok harus memenuhi persyaratan : Vuv.Vn Dengan Vu= geser maksimum beban berfaktor v.= koefisien tahanan geser = 0,9 Vn = kuat geser nominal. Distribusi tegangan geser pada balok WF cenderung dominan pada daerah Web jika dibandingkan dengan flens, maka oleh karena itu provisi AISC 2005 mensyaratkan besarnya kekuatan geser nomina adalah :

I. Elemen Dengan Pengaku dan Tanpa Pengaku Web :


Kekuatan geser nominal Vn yang berkenaan dengan kondisi batas leleh geser dan tekuk geser adalah : Vn=0,6FyAwCv (a) Untuk web profil I rolled shape dengan : Cv=1 (b) Untuk web profil dobel simetri, single simetri dan kanal maka koefisien geser web ditentukan dengan : (i) Untuk web profil dengan : maka

maka : Cv=1

Kuat geser nominal berdasarkan kelelehgan geser web. Batas h/tw ditentukan dengan aturan tegangan kritis yang menyebabkan tekuk geser (Fcr)

KEKUATAN GESER
(ii) Untuk web profil dengan : maka : Kekuatan geser web berdasarkan pada tekuk. Disarankan mengambil batas proporsional sebesar 80% dari tegangan leleh web. Ini berpadanan dengan : (iii) Untuk web profil I dengan : maka :

Kekuatan web ditentukan dari tegangan tekuk elastik yang diformulasikan oleh Cooper serta Timoshenko Dengan : Aw=d.tw d = tinggi profil tw= tebal web Cv = faktor reduksi tekuk geser Koefisien tekuk pelat badan kv ditentukan sebagai berikut : (i) Untuk web tanpa pengaku dengan h/tw <260 kv=5 kecuali untuk stem profil Tee kv=1.2. (ii) Untuk web dengan pengaku :

Dengan keterangan : a = jarak bersih antara pengaku transversal h = jarak bersih antara flena dikurangi radius sudut.

KEKUATAN GESER

Anda mungkin juga menyukai