BALOK LENTUR
Balok lentur merupakan elemen yang memikul beban dalam arah transversal dan utamanya mengalami perilaku lenturan. Jika pada suatu saat timbul beban tambahan berupa gaya aksial maka perilakunya berubah menjadi elemen BALOK-KOLOM (BEAM COLUMN). Umumnya penampang Hot Rolled yang dipakai menahan lenturan adalah WF, C, Lip channel, I, DIN, DIR, DIE, Box, Pipa dan H. Disamping itu ada juga penampang built up dari pelat yang sering disebut dengan GELAGAR PELAT (PLATE GIRDER). AISC mensyaratkan kategori balok Hot rolled harus memenuhi rasio : Jika :
Maka AISC mengklasifikasikan elemen lentur tersebut ke dalam GELAGAR PELAT, yang akan dibahas dalam Baja II mengenai kekhususannya dalam hal kelangsingan web.
Hubungan dasar antara pengaruh beban dan kekuatan untuk Balok Lentur :
Mu b.Mn
Mu = Momen beban berfaktor b = faktor tahan lentur = 0,9 Mn = kekuatan momen nominal
Dengan demikian pada balok simetris akan terjadi tegangan tarik dan tekan maximum yang sama besar nilainya :
Rumus tsb berlaku jika material masih berada dalam rentang perilaku elastis linier yang berarti untuk baja struktural tegangan fmax tidak boleh melebihi Fy dan momen lentur tidak boleh melebihi : My=Fy.Sx
Sendi Plastis yang terbentuk di pusat balok merupakan penjalaran proses pelelehan dan plastifikasi material (daerah plato di kurva tegangan-regangan) sehingga menyebabkan terjadinya mekanisme ketidakstabilan struktur. Sepanjang terjadinya kolaps gerakan atau perpindahan mekanisme seperti terlihat pada gambar. Analisa struktur yang berdasarkan pada mekanisme kolaps disebut ANALISIS PLASTIS.
Kapasitas momen plastis : momen yang dipersyaratkan untuk terbentuknya sendi plastis, dengan mudah dihitung dari distribusi tegangan plastis yang bersesuaian
MOMEN PLASTIS
Dari kesetimbangan gaya : C = Ac.Fy=At. Ac T Fy =At Untuk penampang simteris maka Plastic Neutral Axis (PNA) berimpit Elastic Neutral Axis (ENA), momen plastis Mp = merupakan pasanga tahanan yang terbentuk dari dua gaya yang sama besar tapi berlawanan arah. Mp = Fy.Ac.a Fy.At.a = Fy (A/2).a = Fy.Z A = luas penampang total a= jarak antara centroid dari kedua separo area Z = (A/2) a = modulus penampang plastis
STABILITAS
Jika balok dalam tahap pembebanannya bisa dipertahankan dalam kondisi stabil sampai mencapai kondisi full plastis maka kuat nominal penampangnya di pakai kapasitas momen plastis : Mn = Mp hal sebaliknya akan terjadi sehingga pasti Mn akan lebih kecil dari Mp.
Seperti pada batang tekan pada balok lentur Instabilitas bisa terjadi dalam bentuk Lokal atau Global. Serat tekan pada balok terlentur akan berperilaku seperti batang tekan sehingga jika penampangnya terlalu langsing (flens atau web langsing) maka akan terjasi tekuk lokal. Komponen tekan dari balok tadi pada balok ditahan oleh komponen tarik dan defleksi keluar bidang gambar (tekuk lentur) akan disertai oleh puntiran (torsi). Kondisi instabilitas seperti ini disebut LATERAL TORSIONAL BUCKLING (LTB). LTB bisa dicegah dengan memberikan sokongan dalam arah lateral pada jarak yang mencukupi.
Kemampuan balok dalam menahan beban sampai mencapai kondisi fully plastis tergantung penampang dalam mempertahankan integritasnya. Integritas akan gagal jika pada posisi tekan dari penampang mengalami tekuk flens (FLANGE LOCAL BUCKLING/FLB) atau tekuk bagian badan pada kondisi tekan (WEB LOCAL BUCKLING/WLB).
KLASIFIKASI PENAMPANG
AISC mengklasifikasikan penampang lentur sebagai : Kompak Non Kompak Langsing Tergantung dari rasio tebal-lebar penampang. Untuk penampang WF rasio flens : bf/2.tf dan rasio web h/tw. Sejumlah istilah : = rasio tebal-lebar p =batas atas kategori kompak r = batas atas kategori non kompak
Jika p penampang disebut kompak Jika p < r penampang non kompak Jika > r penampang langsing
Balok akan gagal ketika mencapai Mp dan menjadi fully plastis atau gagal dengan cara : 1. Lateral Torsional Buckling (LTB) bisa elastis atau inelastis. 2. Flange Local Buckling (FLB) bisa elastis atau inelastis. 3. Web Local Buckling (WLB) bisa elastis atau inelastis. Jika tegangan lentur maximum kecil dari batas proporsional ketika tekuk terjadi maka kegagalan disebut ELASTIS dan sebaliknya jika lebih besar disebut INELASTIS.
Penampang disebut kompak jika web dan flens terhubung secara monolith dan memenuhi persyaratan rasio berikut :
dan
Dengan : Lb = panjang tanpa sokongan G = modulus geser J = konstanta torsi Cw = kontanta warping Jika momen saat tekuk lateral torsional terjadi lebih besar dari momen leleh pertama kekuatan berdasarkan perilaku inelastik maka : Mr = FL.Sx
Seperti elemen tekan perilaku inelastik dari balok sangat rumit dibanding elastik dan formulasi empiris sering digunakan. Dengan sedikit modifikasi persamaan yang digunakan AISC :
Kuat lentur nominal penampang balok kompak telah komplit dirumuskan seperti diatas dengan asumsi momen yang diterapkan seragam sepanjang bentang tanpa sokongan. Namun jika ada gradien momen maka persamaan tadi harus dimodifikasi dengan faktor Cb :
Mmax = nilai mutlak momen maksimum pada bentang tanpa sokongan. MA = nilai mutlak momen Lb MB = nilai mutlak momen Lb MC = nilai mutlak momen Lb
Gambar disamping memperlihatkan nilai Cb untuk sejumlah kasus umum beban dan sokongan lateral. Spesifikasi lengkap kekuatan momen nominal penampang kompak disimpulkan sbb : Untuk Lb Lp : Mn=Mp 1,5.My Untuk Lp < Lb Lr :
Efek dari nilai Cb terhadap kuat nominal terlihat pada gambar diatas
3.
Jika penampang non kompak akibat flens, web atau lainnya berarti kekuatan nominal merupakan nilai terkecil dari penyebab FLB, WLB atau LTB berikut : Untuk FLB : Jika p maka tidak terjadi FLB Jika p < r dan : Untuk WLB : Jika p maka tidak terjadi WLB Jika p < r dan : Untuk LTB : Jika Lb Lp maka tidak terjadi LTB dan Mn = Mp Jika Lp < Lb Lr berarti terjadi Inelastik LTB dan : Jika Lb > Lr berarti terjadi elastik LTB dan :
KEKUATAN GESER
Kuat geser balok harus memenuhi persyaratan : Vuv.Vn Dengan Vu= geser maksimum beban berfaktor v.= koefisien tahanan geser = 0,9 Vn = kuat geser nominal. Distribusi tegangan geser pada balok WF cenderung dominan pada daerah Web jika dibandingkan dengan flens, maka oleh karena itu provisi AISC 2005 mensyaratkan besarnya kekuatan geser nomina adalah :
maka : Cv=1
Kuat geser nominal berdasarkan kelelehgan geser web. Batas h/tw ditentukan dengan aturan tegangan kritis yang menyebabkan tekuk geser (Fcr)
KEKUATAN GESER
(ii) Untuk web profil dengan : maka : Kekuatan geser web berdasarkan pada tekuk. Disarankan mengambil batas proporsional sebesar 80% dari tegangan leleh web. Ini berpadanan dengan : (iii) Untuk web profil I dengan : maka :
Kekuatan web ditentukan dari tegangan tekuk elastik yang diformulasikan oleh Cooper serta Timoshenko Dengan : Aw=d.tw d = tinggi profil tw= tebal web Cv = faktor reduksi tekuk geser Koefisien tekuk pelat badan kv ditentukan sebagai berikut : (i) Untuk web tanpa pengaku dengan h/tw <260 kv=5 kecuali untuk stem profil Tee kv=1.2. (ii) Untuk web dengan pengaku :
Dengan keterangan : a = jarak bersih antara pengaku transversal h = jarak bersih antara flena dikurangi radius sudut.
KEKUATAN GESER