5.1 Pendahuluan
Balok mempunyai karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan
elemen bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan momen lentur.
Pendirian konstruksi balok pada bangunan umumnya mengadopsi konstruksi balok beton
bertulang. Bentuk yang biasanya digunakan ialah bentuk W, S, dan M. Bentuk Kanal
(Channel) juga terkadang digunakan. Namun yang paling efisien ialah bentuk W,M, dan S
yang memiliki bentuk double simetris/simetri ganda.
Gambar 5.1 menunjukkan dua tipe balok, yang pertama profil panas double simetris bentuk I
dan bentuk las double simetris I. Yang biasa digunakan untuk balok ialah profil yang
dipanaskan dengan bentuk I.
Gambar 5.1
Mn
f
=
b
Dari gambar tersebut bisa digunakan rumus
Ix
Dimana : M adalah momen bengkok
y : jarak garis netral ke titik yang ditentukan
Ix : momen inersia
Untuk tegangan maksimum maka digunakan rumus :
f maks=
Mc M M
I x I x /c S x
Untuk baja struktural, ini berarti tegangan fmaks tidak boleh melebihi Fy dan momen bending
tidak boleh melebihi :
M y =F y S x
Dimana My merupakan momen bending yang mengarahkan balok ke titik lengkung.
Sehingga sumbu netral plastis membagi cross section ke dua area yang sama. Untuk bentuk
yang simetris sumbu bengkoknya, sumbu plastis netralnya sama. Untuk momen plastis, M p
adalah pasangan tahanan yang terbuat dari dua bagian yang sama dan gaya berbeda, atau
M p=F y ( A t ) a=F y
( A2 ) a=F Z
y
Gambar 5.5
5.3 Stabilitas
Jika sebuah balok dapat dihitung untuk tetap stabil (aman) hingga ke kondisi plastis kritis,
kekuatan momen nominal dapat di anggap sama dengan kapasitas momen plastis; yaitu
Mn = Mp
Atau sebaliknya Mn akan lebih kecil disbanding Mp
Perhatikan gambar dibawah :
Gambar 5.6
Dan gambar dibawah merupakan diagram perbandingan antara defleksi dan beban.
Gambar 5.7
p
E
0.38
Fy
bf
2tf
h
tw
Web
3.76
E
Fy
r
1.0
5.70
E
Fy
E
Fy
dan
h
E
3.76
tw
Fy
E
Fcr =
EI y GJ
I y Cw
Lb S x
Lb
( )
(ksi)
Dimana :
Lb : panjang utuh
Iy
Namun rumus tersebut diatas akan berubah jika ada faktor Cb menjadi
Mn = Fcr + Sx Mp (ii)
Dengan Fcr
L
Jc Lb
( b /r ts ) 1+0.0078
S x h 0 r ts
2
F cr =
( )
Cb E
r ts =
I y Cw
Sx
h0 I y
2 Cw
E
Jc
Lr=1.95 r ts
+
0.7 F y S x h 0
0.7 F y
Jc 2
+ 6.76
Sx h0
E
( b )
Lr
(iii)
Lb L p
Mp
M p( M p0.7 F y S x )
M n =Cb
Dengan :
L p=1.76 r ts
E
Fy
12.5 M max
2.5 M max + 3 M A + 4 M B +3 M c
Dengan :
Mmax = nilai momen maksimum
MA = nilai momen di A
MB = nilai momen di B
MC = nilai momen di C
M n=M p( M p 0.7 F y S x )
p
r p
Dimana :
=
bf
2tf
p =0.38
r =1.0
E
Fy
E
Fy
( b )
Lr
Jika Lb > Lr maka ada LTB elastis dan
Lb L p
Mp
M p( M p0.7 F y S x )
M n =Cb
Mn = Fcr + Sx Mp
3. Jika bentuk tak kaku dikarenakan sayap, maka kekuatan nominal akan lebih kecil
dibandingkan sayap tekuk lokal dan tekuk antar rusuk
a. Sayap tekuk lokal
Jika p maka tak ada FLB
Jika p < r sayap tak kaku maka
M n=M p( M p 0.7 F y S x )
p
r p
( b )
Lr
Lb L p
Mp
M p( M p0.7 F y S x )
M n =Cb
Jika Lb > Lr, terdapat LTB elastis dan
Mn = Fcr + Sx Mp
5.8 Kekuatan geser
Rumus yang digunakan untuk web yang gagal adalah :
f v=
Vn
=0.6 F y
Aw
Dimana Aw adalah luas web. Sehingga gaya nominal untuk batas ini adalah :
Vn = 0.6FyAw
Seperti terlihat pada gambar berikut
Gambar 5.11
Vn
v
Va
Va
Aw
F v=
V n /v 0.6 F y A w C v / v
=
Aw
Aw
Blok geser
Rumus yang digunakan
Rn = 0.6FuAnv +Ubs Fu Anv 0.6FyAgv + Ubs Fu Anv
Dimana : Agv = area kotor dalam geser
Anv = area bersih di permukaan geser
Ant = area bersih di sepanjang permukaan tekanan
Ubs = 1.0 saat tekanan sama
0.5 saat tekanan berbeda
5.9 Defleksi
Rumus defleksi vertikal maksimum
4
5 wL
384 EI
Dan perhatikan tabel berikut yang menunjukkan perbedaan defleksi untuk masing masing
beban
Tabel 5.2
5.10 Desain
Berikut langkah langkah dalam mendesain rangka baja
1. Tentukan kekuatan momen yang dibutuhkan
2. Pilih bentuk yang memenuhi kekuatan momen
3. Cek gaya geser
4. Cek gaya defleksi.