LELEH PLASTIS
Momen My = Fy. S Mp=Fy.Z
Menentukan titik Menggunakan rumus titik Menggunakan kesetimbangan
berat berat gaya
Modulus penampang Elastis (S) Plastis (Z)
S= I/Ymax Z=Statis momen
Hitung modulus penampang elastis (S) dan modulus elastis plastis (Z)
A1 = 1,5 x 14 = 21 y1 = 14/2 = 7
A2 = 1,5 x 14 = 21 y2 = 14/2 = 7
A3 = 18 x2 = 36 y3 = 16-1 = 15
𝐴1.𝑦1+𝐴2.𝑦2+𝐴3.𝑦3
yt = 𝐴1+𝐴2+𝐴3
= 10,69
yb = 16 -yt = 5,31
Karena yt>yb maka serat atas akan leleh lebih dahulu, dan ymax = yt=10,69
1 1
I = 2 { 12 ( 1,5 x 143) + 21(10,69-7)2 } + { 12 (18 x23) + 36(5,31-1)2} = 1938,62 in4
𝐼
S = 𝑌𝑚𝑎𝑥 = 181,35
Permasalahannya adalah belum diketahui mana daerah yang tertekan dan mana yang tertarik. Untuk
itu perlu dimisalkan lebih dahulu.
Misalkan garis netral itu berada sejauh w dari serat teratas. Lihat garis tebal.
T = 2 (w x 1,5) = 3w
C = 2(16-w)1,5 + 15x2 = 78-3w
Modulus penampang plastis penampang (Z) merupakan nilai statis penampang. Sebagaimana diketahui
bahwa statis penampang merupakan perkalian antara luas dengan jaraknya terhadap sumbu
𝑍 327
SF = 𝑆 = 181,35 = 1,8
CARA LAIN.
Secara statika penampang maka bentuk diatas dapat disederhanakan menjadi 2 penampang saja.
1
a ) A1 = 3 x 14 = 42 y1 = 2 (14) = 7
A2 = 2 x 18 = 36 y2 = 14 +1 = 15
𝐴1.𝑦1+𝐴2.𝑦2
yt = 𝐴1+𝐴2 = 10,69
yb = 16 - yt = 5,31
Karena yt>yb maka serat atas akan leleh lebih dahulu, dan ymax = yt =10,69
1 1
I= { 12
( 3 x 143) + 42(10,69-7)2 } + { 12 (18 x23 ) + 36(5,31-1)2} = 1938,62 in4
𝐼
S= = 181,35
𝑌𝑚𝑎𝑥
4
Dalam kondisi sebenarnya nilai S dan Z suatu penampang sudah tersedia dalam bentuk tabel, sehingga
perhitungan menjadi sederhana.
5
Pada gambar kiri ada corner radius. Apabila disederhanakan dalam perhitungan manual maka nampak
seperti gambar kanan dimana tidak ada lagi corner radius.
Karena penampang simetri maka hitungan menjadi sederhana. Karena penampang ini simetri maka garis
netral berada tepat ditengah-tengah penampang
Note :
A : luas
I : momen inersia
i : jari-jari girasi
7
• Sumbu utama adalah sumbu dimana terjadi harga inersia yang ekstrim, yaitu Imax dan
Imin
• Bila gaya yang bekerja melewati pusat geser maka struktur tidak terjadi puntir.
Menurut SNI pasal 4.1 (tentang Klasifikasi Penampang untuk Tekuk Lokal) disebutkan bahwa :
𝑏
λ=
𝑡
Adapun nilai dari 𝞴p dan 𝞴r dapat dilihat pada Tabel B4.1b tentang : Rasio Lebar terhadap Tebal
Elemen Tekan Komponen Struktur yang Mengalami Lentur
10
Pada contoh profil diatas terlihat bahwa badanpenampang merupakan elemen diperkaku
karena dikekang pada 2 titik. Seangkan sayapnya merupakan elemen tidak diperkaku karena
hanya dikekang pada 1 titik saja.
11
12
13
SOAL-1
Baja, Fy = 240 MPa dari profil IWF mempunyai dimensi sebagai berikut :
A=174,5 cm2 = 17.450 mm2 Sx= 3.530 cm3 = 353. 104 mm3
r = 28 mm Sy= 511 cm3 = 511. 103 mm3
Zx= 4.060 cm3 = 406.104 mm3 Ix = 103.000 cm4 = 103. 107 mm4
Iy = 7.670 cm4 = 767. 105 mm4
14
SOAL-2
Suatu penampang baja mempunyai Mn=1.202.670.000 Nmm. Sedangkan akibat beban luar yang
bekerja menimbulkan momen lentur terfaktor, Mu=133,2 106 Nmm.
Berdasar DFBT, apakah penampang kuat terhadap lentur ?
Jawab :
DFBT, maka 𝜙b= 0,9.
Mu = 133,2 106 = 133.200.000 Nmm.
𝜙b .Mn = 0,9 (1.202.670.000) = 1.082.403.000 Nmm > Mu : OK
16
17
Resume
Harus diambil nilai Mn terkecil antara kondisi leleh dgn kondisi tekuk torsi lateral
Misal,
Dalam kondisi tekuk torsi lateral dimana :
Lb=3m , Lp=2,5m, Lr=12,5m
Nampak bahwa Lp<Lp<Lr maka berlaku rumus F2-2
Beberapa pengertian :
2. Panjang Lb – Lp – Lr
19
E = 200.000 MPa
Adapun ry adalah jari-jari girasi, dimana :
SOAL-3
Hitung jar-jari girasi dalam sumbu lemah (Y) dari tabel berikut :
Jawab :
21
3. Nilai : ho , J , dan c
Apabila suatu penampang empat persegi panjang dengan sisi terpendek T dan sisi terpanjang B
maka konstanta torsi dapat ditentukan dengan rumus berikut :
1 1
J = Ʃ (3) B.T3 = 3 Ʃ ( B.T3 )
22
SOAL-4
Suatu balok baja IWF dengan 2 tumpuan, dan 2 buah breising seperti tergambar. Struktur
melentur di sumbu mayor.
Diketahui Cb =1,17
Data penampang balok tersebut adalah :
c. Hitung Mn
Perhitungan Mn pada F2 berdasar 2 kondisi, yaitu : pelelehan dan tekuk torsi lateral.
24
• Konstanta torsi
1 1
J = 3 Ʃ ( B.T3 ) = 3 [ 2 bf . tf3 + ho . tw3] =2.092.128 mm4
d. Hitung Mn berdasarkan DFBK bila diketahui : WD= 3,5 kN/m dan DL=2 kN/m
Jawab :
Kondisi ini berarti balok memenuhi persyaratan kekuatan lentur sesuai ketentuan dalam F1
26
SOAL-5
DFBT, hitunglah Cb untuk daerah TP dan PQ
28
SOAL-6
Perhatikan soal sebelumnya, hanya saja pada soal ini panjang Lb=11m
Suatu balok baja IWF dengan 2 tumpuan, dan 1 buah breising ( titik D) seperti tergambar.
Pada bentang AD, berapa Mn jika diketahui Cb =1,06
Jawab :
Dari hitungan sebelumnya diperoleh Lp = 3.547 mm dan Lr = 10.625 mm
Karena Lb= 11m = 11.000 mm > Lr maka Mn harus ditentukan dengan persamaan F2-3 dan
Fcr dihitung dengan persamaan F2-4
29
SOAL-7
Hitung Mn pada bentang tengah PQ
Suatu balok baja ( Fy=210 MPa) dengan 2 tumpuan, dan 2 buah breising seperti tergambar.
Balok melentur di sumbu mayor.
Beban ultimate Wu= 6kN/m
Pada bentang tengah diketahui Cb =1,014 .
Jawab :
a. Kekompakan penampang
Termasuk F3 karena :
• Penampang I-simetris ganda
• Melentur di sumbu mayor
• Badan kompak, sayap non kompak
32
• Menghitung Lr
c =1 (simetris ganda)
Konstanta torsi :
= 667.008 mm4
= 9.623 mm
Bentang tengah, Lb=4 m = 4.000 mm, sehingga Lp<Lb<Lr maka berlaku rumus F2-2
= 619.759.491 N.mm
SOAL-8
Suatu balok baja ( Fy=250 MPa) dengan 2 tumpuan A dan B, melentur di sumbu mayor.
Pada tengah bentang selain dipasang bresing juga terdapat beban terpusat ultimate Pu=160 kN.
Diketahui Cb =1,67
Data penampang balok tersebut adalah :
Jawab :
a. Kekompakan penampang
c. Hitunglah Mn
Mn merupakan nilai terendah dari 2 kondisi, yaitu
• Tekuk Torsi Lateral
• Tekuk lokal sayap tekan
• Menghitung Lr
c =1 (simetris ganda)
35
konstanta torsi.
= 3048,92
rts = 55,217 mm
= 6.649 mm
Bentang tengah, Lb=6m =6.000mm, sehingga Lp<Lb<Lr maka berlaku rumus F2-2
= 494.717.824 N.mm
Ambil nilai terkecil dari hitungan point 1 dan point 2, sehingga Mn = 494.717.824 N.mm
36
SOAL- 9
Suatu balok baja ( Fy=240 MPa) dengan 2 tumpuan A dan B, melentur di sumbu mayor.
Pada tengah bentang selain dipasang bresing juga terdapat beban terpusat ultimate Pu=50 kN.
Diketahui Cb =1,67
Data penampang balok tersebut adalah :
Jawab :
c. Hitunglah Mn
Mn merupakan nilai terendah dari 2 kondisi, yaitu
• Tekuk Torsi Lateral
• Tekuk lokal sayap tekan
• Menghitung Lr
c =1 (simetris ganda)
konstanta torsi.
= 10.531,182
rts = 102,62 mm
= 12.717 mm
= 1,67 x [ 325.552.753 ]
= 543.673.098 Nmm
Karena Mn= 543.673.098 > Mp maka diambil Mn=Mp= 353.377.680 Nmm
Menghitung kc
= 185.584.254 N.mm
Ambil nilai terkecil dari hitungan point 1 dan point 2, sehingga Mn = 185.584.254 N.mm
Pu = 50 kN ( Lihat soal )
ΣMB = VA.12- Pu.6 = VA.12- (50).6 = 0
40
VA= 25 kN
Mu= MC= VA. 6 = 25 . 6 = 150 kN.m = 150 (1000N)(1000mm)
= 150.000.000 Nmm
𝜙Mn = 0,9 Mn = 0,9 (185.584.254) = 167.025.829 Nmm
Karena 𝜙Mn = 167.025.829 ≥ Mu maka balok cukup kuat terhadap lentur