Anda di halaman 1dari 6

Document1 SMADA LMJ - 1

MODUL 2.

KESEIMBANGAN BENDA

A. KESEIMBANGAN PARTIKEL
Suatu partikel dikatakan seimbang jika Resultan
gaya yang bekerja pada partikel tersebut sama
dengan nol, atau :
0 F = E

Untuk partikel yang dipengaruhi gaya-gaya
sebidang pada bidang xoy, maka syarat
keseimbangan benda dapat ditulis :
0 F dan 0 F
y x
= E = E
y sumbu komponen pada gaya resultan F
x sumbu komponen pada gaya resultan F
y
x
= E
= E

Pada kasus-kasus tertentu keseimbangan partikel
dapat diselesaikan dengan sistem keseimbangan 3
gaya
1. Apabila ada tiga buah gaya yang seimbang,
maka resultan dari dua buah gaya akan sama
besar dan berlawanan arah dengan gaya yang
lain.
2. Hasil bagi setiap besar gaya dengan sinus
sudut diseberangnya selalu bernilai sama.






=
|
=
o sin
F
sin
F
sin
F
3 2 1


Contoh Soal :
Dari gambar berikut tentukan gaya tegang tali T
1

dan T
2
, jika sistem dalam keadaan seimbang !









Penyelesaian :










=
o
=
| sin
w
sin
T
sin
T
2 1

o o
1
90 sin
w
143 sin
T
=
o o
1
90 sin
50
53 cos
T
=
T
1
= 50. 0,6 = 30 N
o o
2
90 sin
w
127 sin
T
=
T
2
= 50. 0,8 = 40 N

B. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Benda tegar adalah suatu benda yang tidak
mengalami perubahan bentuk ketika diberikan
gaya luar.
1. Momen gaya.
adalah efek putar dari sebuah gaya terhadap
suatu sumbu putar.
Besar momen gaya merupakan hasil kali gaya
dengan jarak dari sumbu putar, secara
matematis dapat ditulis :
t = F.d
t = momen gaya ( N.m )
F = gaya ( N )
d = jarak sumbu putar terhadap garis
keja gaya (m).

2. Koordinat titik tangkap gaya resultan
Dari gambar di bawah, misalkan pada bidang
datar xoy terdapat 2 gaya yaitu F
1
dan F
2

maing-masing bertitik tangkap (x
1
, y
1
) dan (x
2

, y
2
) maka resultan gaya R bertitik tangkap di
Z (x , y). secara matematis :
Momen gaya resultan = momen gaya
Momen gaya terhadap sumbu x :
2 x 2 1 x 1 x
y . F y . F y . R + =
x
2 x 2 1 x 1
R
y . F y . F
y
+
=
x 2 x 1
2 x 2 1 x 1
F F
y . F y . F
y
+
+
=

Momen gaya terhadap sumbu y :
2 y 2 1 y 1 y
x . F x . F x . R + =
y
2 y 2 1 y 1
R
x . F x . F
x
+
=
y 2 y 1
2 y 2 1 y 1
F F
x . F x . F
x
+
+
=
F
1
F
2
F
3
o
|
R

T
2

T
1

50 N
37
53
T
2

T
1

w = 50
N
37
53
|
o

Document1 SMADA LMJ - 2


Contoh Soal :








Dari gambar di atas tentukan resultan dan
letak titik tangkap gaya resultannya.
Penyelesaian :
Reseultan gaya R = F
1y
+ F
2y
+ F
3y

R = 4 + (-3) + 8
= 9 N
Koordinat titik tangkap resultan :
y 3 y 2 y 1
3 y 3 2 y 2 1 y 1
F F F
x . F x . F x . F
x
+ +
+ +
=
8 ) 3 ( 4
4 . 8 1 ). 3 ( ) 2 .( 4
x
+ +
+ +
=
cm
3
7
= =
9
21
x

3. Syarat-syarat keseimbangan benda.
Syarat agar benda tegar seimbang, resultan
gaya dan resultan momen gaya terhadap titik
sembarang sama dengan nol, atau ditulis :
0 dan 0 F = t E = E
Untuk benda yang terletak pada bidang datar
xoy maka, syarat keseimbangan benda dapat
ditulis :
0 dan 0 F , 0 F
y x
= t E = E = E
Jika jumlah gaya yang mempengaruhi ada 3,
maka benda seimbang jika ketiga gaya
tersebut melalui satu titik tertentu.
Contoh-contoh konstruksi keseimbangan
benda karena pengaruh 3 gaya :






























Apabila pada sistem keseimbangan benda
tegar terdapat sebuah titik tumpu tetap maka
ambillah titik tetap tersebut sebagi pusat
momen gaya.

Contoh Soal :
1. Batang AB disandarkan pada dinding licin
dan lantai kasar dengan sudut kemiringan
60 terhadap lantai, jika panjang batang 4
m dan berat batang w pada saat batang
tepat akan tergelincir maka koefisien
gesekan antara batang dengan lantai
adalah ... .
Penyelesaian :
Kita pilih titik A
sebagai pusat
momen gaya.



t
A
= 0
N
B
.AD w.AC = 0
N
B
.AB sin u w.
2
1
AB cos u = 0
N
B
.sin 60 = w.
2
1
cos 60
N
B
=
3
. w
2
1
2
1
2
1
= w . 3
6
1
...... (1)
F
x
= 0 F
y
= 0
N
B
f
A
= 0 N
A
w = 0
N
B
= f
A
...... (2) N
A
= w ...... (3)
Dari persamaan (2) dan (3) diperoleh :
N
B
= f
A
= .N
A
= .w ..... (4)
Persamaan (4) substitusikan ke persama-
an (1).
.w = w . 3
6
1
= 3
6
1


2. Sebuah batang AB homogen panjang 3 m,
bermassa 4 kg dipasang seperti gambar,
jika batang dalam keadaan seimbang
tentukan :
a. gaya tegang tali
b. gaya engsel







F
A

W
N
B
A
A = kasar, B = licin
F
A

W
N
B
A
A = kasar, B = licin
F
A

W
F
B

B
A
A = kasar, B = kasar
F
A

W
F
B

B
A
A = kasar, B = kasar
F
A

W
tali
B
A
A = engsel
T
W
F
B

B
A
B = engsel
tali
-2 0 1 4
F
1
= 4 N
F
2
= 3 N
F
3
= 8 N
y
X (cm)
N
A

w
N
B

B
A
f
A

u
O
C
D
B A
4 m
3 m
engsel
Document1 SMADA LMJ - 3


Penyelesaian :









a. untuk menghitung gaya tegang tali,
pusat momen gaya pilih titik B yang
merupakan titik tetapnya.
t
B
= 0
w.
2
1
AB T cos o.AB = 0
40.
2
1
= T.
5
4
T = 25 N
b. untuk menghitung gaya engsel,
gunakan syarat keseimbangan F
x
= 0
dan F
y
= 0:
F
x
= 0
T sin o H = 0
25.
5
3
= H H = 15 N.
F
y
= 0
T cos o + V w = 0
25.
5
4
+ V 40 = 0 V = 20 N.
maka gaya engsel :
F
B
=
2 2
V H +
=
2 2
20 15 +
= 25 N.

4. Titik berat benda
Titik berat suatu benda (z
o
) merupakan titik
tangkap gaya berat.
Dengan melakukan kegiatan di bawah ini anda
dapat menentukan titik berat benda homogen.
Alat dan Bahan.
- karton tebal - benang
- kertas grafik - gunting
- paku atau jarum - beban
- penjepit dan statip - neraca ohauss
Urutan Kerja.
KEGIATAN I
1. Ambil karton tebal ukuran folio, kemudian
gunting sehingga menghasilkan bentuk
sembarang ( contoh seperti gambar a ).

























2. Buatlah lubang-lubang A, B dan C pada
karton tersebut ( gambar a ). Jepitkan
paku pada penjepit yang dipasang pada
statip. Gantungkan beban pada tali yang
diikat pada paku itu, kemudian
gantungkan karton tersebut pada lubang
A. Tandai bagian karton yang dilalui oleh
benang ( namakan titik A
1
, gambar b ).
3. Ulangi percobaan di atas dengan
menggantungkan karton pada lubang B
tandai dengan B
1
dan lubang C tandai
dengan C
1
.
4. Hubungkan titik-titik A - A
1
, B - B
1
, dan C
- C
1
!, apakah yang tampak pada hasil
percobaan tentang titik potong ketiga garis
tersebut ? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
5. Potonglah karton melalui garis AA
1
menjadi
dua bagian. Kemudian timbanglah masing-
masing potongan tadi : m
1
= . . . . . . . . g,
m
2
= . . . . . . . . g.
Bagaimanakah perbandingan nilai m
1
dan
m
2
? . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
6. Garis-garis yang memiliki sifat-sifat seperti
AA
1
ini disebut garis berat.
7. Sebutkan garis-garis berat lainnya pada
benda itu !. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
8. Titk berat ( Z ) terletak pada perpotongan
garis-garis AA
1
, BB
1
, dan CC
1
. Jadi Z
terletak pada perpotongan garis-garis . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)

KEGIATAN II
1. Tentukan lagi titik berat masing-masing
potongan karton dengan langkah seperti di
atas tandai dengan Z
1
dan Z
2
dibalik
karton.
2. Sambungkan kembali kedua potongan
karton seperti keadaan semula, kemudian
hubungkan Z
1
dengan Z
2
( gambar c ).
3. Z
1
Z
2
memotong garis persambungan,
tandai dengan titik P. Apakah yang anda
ketahui tentang titik P dan titik Z ? . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
4. Jika demikian titk P merupakan . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
B A
4 m
T sin o
w
H
V
T
T cos o
o
C D
A
B
C
Gambar a.
A
B
C
Gambar c.
Z
2

Z
1


w
1

w
2

A
B
C
Gambar b.
A
1

paku
beban
Document1 SMADA LMJ - 4

5. Ukurlah Z
1
P dan Z
2
P ! Z
1
P sama / tidak
sama dengan Z
2
P ? . . . . . . . . . . . . . (7)
6. Momen gaya W
1
terhadap P :
t
1
= . . . . . . . x . . . . . . . . . . . (8)
7. Momen gaya W
2
terhadap P :
t
2
= . . . . . . . x . . . . . . . . . . . (9)
8. Dari data di atas, kesimpulan apa yang
dapat diambil tentang momen-momen
gaya W
1
dan W
2
terhadap P ? . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
maka dalam keadaan seimbang berlaku :
. . . . . . . = . . . . . . . .
. . . . . . . = . . . . . . . . . . . . . . (10)

KEGIATAN III
1. Tempelkan kedua potongan karton ter-
sebut, di atas kertas grafik ( gambar d ).
2. Ukurlah x, y, x
1
, y
1
, x
2
, y
2
isikan ke dalam
tabel berikut dan lengkapilah kolom-kolom
yang lain (w
1
= . kg, w
2
= . kg).














x y x
1
y
1
x
2
y
2



x(w
1
+w
2
) x
1
w
1
+ x
2
w
2
y
1
w
1
+ y
2
w
2


(11)

3. Bandingkan x dengan ( x
1
+ x
2
) . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (12)
4. Bandingkan y dengan ( y
1
+ y
2
) . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (13)
5. Bandingkan x ( w
1
+ w
2
) dengan ( x
1
w
1
+
x
2
w
2
) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (14)
6. Bandingkan y ( w
1
+ w
2
)dengan ( y
1
w
1
+
y
2
w
2
) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (15)
7. Dengan memperhatikan jawaban nomor
(12), (13), (14), dan (15) tuliskan rumus
yang dapat dipakai untuk menentukan
koordinat Z ( x , y ) :

x = . . . . . . . .

y = . . . . . . . . (16)

TUGAS :
1. Apabila berat ( w ) bagian-bagian benda
tidak diketahui sedangkan yang diketahui
ialah panjang ( ) atau massa ( m ), atau
luas ( A ) bagian-bagian dari suatu benda,
bagaimanakah rumus untuk menentukan
koordinat titik berat Z ( x , y ) ? ( dianggap
benda homogen ).

2. Diskusikan soal berikut :
Sebuah karton homogen mempunyai
bentuk seperti gambar di bawah, tentu-
kan :
a. Perbandingan Z
1
Z dan Z
2
Z terhadap
perbandingan m
1
dan m
2
.
b. Titik berat benda ( dengan pemakain
sistem koordinat ).














Dari hasil kegiatan di atas untuk menentukan
titik berat suatu benda dapat menggunakan
koordinat titik tangkap gaya resultan.








dari gambar diatas koordinat titik berat benda
dapat dihitung menggunakan persamaan :
2 1
2 2 1 1
o
w w
x . w x . w
x
+
+
= ;
2 1
2 2 1 1
o
w w
y . w y . w
y
+
+
=
Karena w = m.g, jika diketahui massa benda
maka persamaannya menjadi :
2 1
2 2 1 1
o
m m
x . m x . m
x
+
+
= ;
2 1
2 2 1 1
o
m m
y . m y . m
y
+
+
=
Titik berat benda homogen berbentuk luasan
( dua dimensi ) :
2 1
2 2 1 1
o
A A
x . A x . A
x
+
+
= ;
2 1
2 2 1 1
o
A A
y . A y . A
y
+
+
=
Titik berat benda homogen berbentuk garis
( satu dimensi ) :
2 1
2 2 1 1
o
x . x .
x


+
+
= ;
2 1
2 2 1 1
o
y . y .
y


+
+
=
(x
1
, y
1
)
Z
o
(x
o
, y
o
)
(x
2
, y
2
)
w
1

w
w
2

x
y
y
1

y
y
2

x
1
x x
2

A
B
C
Gambar d.
Z
2

Z
1


w
1

w
2

y
2

x
1
x x
2
x
y
y
1

y
5 cm
6 cm
5 cm
1 cm
I
II
Document1 SMADA LMJ - 5

Titik berat benda-benda homogen yang
bentuknya teratur dapat dilihat pada buku
Terpadu Fisika 3A, tabel 5.2a hal. 141 dan
table 5.3 hal. 143.

Contoh Soal :
Sebuah bidang nampak
seperti gambar disamping.
Tentukan letak titik berat
benda gabungan diukur
dari alasnya.




Penyelesaian :
Benda kita bagi menjadi dua bagian dan
masing-masing bagian ditentukan titik berat-
nya kemudian baru dihitung titik berat
resultannya. Dari gambar koordinat titik berat
A
1
(1,5 ; 2,5) dan A
2
(1,5 ; 0,5).


2 1
2 2 1 1
o
A A
y . A y . A
y
+
+
=
3 3
5 , 0 . 3 5 , 2 . 3
y
o
+
+
=
cm 1,5 = =
6
9
y
o




5. Jenis keseimbangan







a. Keseimbangan stabil (mantap)
Jika benda diubah sedikit dari kedudukan
seimbang semula kemudian dilepaskan,
benda akan kembali ke tempat kedudukan
seimbang semula. Keseimbangan ini
ditandai jika kedudukan diubah sedikit titik
beratnya naik (gambar a).
b. Keseimbangan Labil (goyah)
Jika benda diubah sedikit dari kedudukan
seimbang semula kemudian dilepaskan,
benda tidak akan kembali ke tempat
kedudukan seimbang semula, melainkan
akan terus jatuh hingga tercapai
keseimbangan baru. Keseimbangan ini
ditandai jika kedudukan diubah sedikit titik
beratnya turun (gambar b).
c. Keseimbangan indeferen (sembarang =
normal = netral)
Jika benda diubah sedikit dari kedudukan
seimbang semula kemudian dilepaskan,
benda tetap seimbang, jadi memperoleh
keseimbangan baru. Keseimbangan ini
ditandai jika kedudukan diubah sedikit titik
beratnya tidak naik dan tidak turun
(gambar c).

6. Menggeser dan Mengguling
Suatu benda mula-mula diam dan seimbang
stabil. Jika benda dipengaruhi gaya luar, maka
benda tersebut akan mempunyai 4 ke-
mungkinan, yaitu :
Tetap diam, F = 0, t = 0.
Menggeser, F 0, t = 0.
Mengguling, F = 0, t 0.
Menggeser dan mengguling, F 0,
t 0.
Perhatikan gambar berikut :
















Keterangan :
Gambar (1). Menyatakan gambar untuk benda
diam dan dalam keadaan stabil. Pada keadaan
ini gaya yang bekerja adalah gaya berat dan
gaya normal dan keduanya mempunyai garis
kerja yang berimpit.
Gambar (2). Benda ditarik dengan gaya F
1
,
pada saat ini N bergeser searah dengan F
1

sejauh d dan pada saat itu pula timbul gaya
gesek yang besarnya sama dengan gaya tarik
( f = F
1
). Dalam keadaan ini benda masih
diam, dan berlaku F = 0, (F
x
= 0, F
y
= 0),
t = 0.
Gambar (3). Gaya F diperbesar lagi, dan N
bergeser sejauh d ( d > d ) hingga suatu saat
F
2
= f
s maks
, pada saat ini benda dikatakan
tepat akan bergerak. Jika F
2
diperbesar terus
sehingga F
2
> f
s maks
, maka benda dapat me-
lakukan gerak translasi dan berlaku F 0,
t = 0. Keadaan ini disebut menggeser.
Gambar (4). Kemudian gaya berangsur-angsur
diperbesar terus sehingga titik tangkap gaya
normal N tepat ditepi benda ( titik P ). Dalam
keadaan ini perpindahan N merupakan
perpindahan yang maksimum, dan gaya F
disebut gaya maksimum ( F
maks
), sehingga
benda dalam keadaan labil dan dapat
a b c
1 cm
1 cm
1 cm
3 cm
3 cm
w
N
w
N
F
1

f
d
h
(1) (2)
w
N
F
maks

f
d
h
w
N
F
2

f
maks

d
h
P
(3) (4)
1 cm
1 cm
1 cm
3 cm
3 cm
A
1

A
2

x
y
Document1 SMADA LMJ - 6

berotasi, maka berlaku F = 0, t 0.
Peristiwa ini dinamakan mengguling.
Contoh Soal :
Sebuah kubus pejal dengan panjang rusuk 40
cm dan beratnya 200 N berada dalam
keadaan seimbang stabil diatas meja yang
mempunyai koefisien gesekan 0,5. Jika kubus
ditarik dengan gaya F pada jarak 10 cm dari
bidang alas, tentukan pergeseran gaya normal
N kubus pada saat tepat akan bergeser.
Penyelesaian :
Benda tepat akan
bergeser berlaku :
F = 0,
F
y
= 0
N w = 0
N = w = 200 N

F
x
= 0 F f
s
= 0
F = f
s
=
s
.N
F = 0,5.200 = 100 N

Untuk menghitung d kita gunakan t = 0,
dengan titik P sebagai pusat momen gaya dan
yang menimbulkan momen gaya adalah gaya
F dan berat kubus w.
Fh wd = 0
100.0,1 200.d = 0
d = 0,05 m = 5 cm.

Tugas :
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar :
1. Dari gambar di bawah tentukan berat benda A
bila gesekan katrol diabaikan dan sistem
dalam keadaan seimbang ?



2. Dari gambar disamping,
batang AB homogen dan
seimbang, jika ujung A
diengsel, tentukan:
a. tegangan tali T
b. besar dan arah gaya
engsel di A



3. Sebuah bidang memiliki
bentuk seperti gambar.
Tentukan titik berat
bidang tersebut !.



4. Batang PQ homogen
panjang 6 m bertumpu
dititik R (dinding licin),
dan ujung P dengan lantai
kasar. Bila massa batang
10 kg, OP = 3 m, OR = 4
m, tentukan :
a. gaya normal di P dan R.
b. Koefisien gesekan
antara ujung batang
dengan lantai !.
5. Sebuah kubus pejal homogen dengan berat
500 N memiliki panjang rusuk 20 cm. Kubus
dalam keadaan seimbang stabil pada bidang
datar yang mempunyai koefisien gesekan 0,6.
Tentukan pergeseran gaya normal N pada
saat kubus tepat akan bergeser, jika kubus
ditarik dengan gaya F horisontal pada jarak 20
cm dari bidang alasnya!


w
N
F
f
d
h
P
B
A
10 N
20 N
45
45
R
y
x
O
W
R
Q
P
12 N 9 N
A
B
C
45

Anda mungkin juga menyukai