A. Definisi Balok-Kolom
Suatu komponen struktur harus mampu memikul beban aksial (tarik/tekan)
serta momen lentur. Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja cukup kecil
dibandingkan momen lentur yang bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut
dapat diabaikan dan komponen struktur tersebut dapat didesain sebagai
komponen balok lentur. Namun apabila komponen struktur memikul gaya
aksial dan momen lentur yang tidak dapat diabaikan salah satunya, maka
komponen struktur tersebut dinamakan balok-kolom (beam-column) (Agus
Setiawan : 2008).
Elemen balok-kolom umumnya dijumpai pada struktur-struktur statis tak
tertentu. Misalkan pada struktur portal statis tak tertentu.
P1
A B
P2
C D
E F
Nu ≤ ∅ Nn
Dimana :
Nu = Gaya tekan terfaktor.
ø = Faktor reduksi kekuatan, 0.85 (SNI Tabel 6.4-2).
Nn = Kuat tekan nominal komponen struktur.
(SNI butir 7.6.2 dan (9.2).
a. Perbandingan Kelangsingan
1) Kelangsingan elemen penampang λelemen < λ r .
Lk
2) Kelangsingan komponen struktur tekan , λbatang = < 200
r
Dengan, λelemen = Kelangsingan elemen batas (SNI,Tabel 7.5-1).
b
Jika λelemen = < λ r (Kompak) maka berlaku :
t
( )
N n= A g . f cr = A g .
fy
ω
Dimana,
Ag = Luas tampang (bruto/gross,mm2)
f cr = Tegangan kritis tampang, (Mpa)
fy = Tegangan leleh baja, (Mpa)
ry = jari-jari girasi komponen struktur terhadap
sumbu y-y, (mm)
Lk = Panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus sumbu,
(mm)
E
l
Pelat badan dari
e b/t - 335/√ f y
profil T
m
e
n
t
a
n
p
2. Perencanaan untuk Lentur
Suatu komponen yang mendukung beban transversal seperti beban
mati dan beban hidup.
a. Hubungan Antara Pengaruh Beban Luar.
Untuk sumbu kuat (sb x) harus memenuhi M ux ≤ Ø M nx .
Untuk sumbu lemah (sb y) harus memenuhi M uy ≤ Ø M ny .
Dan pada saat kondisi pada gambar 3.4 tercapai, semua serat
dalam penampang melampaui regangan lelehnya, dan dinamakan
kondisi plastis. Tahanan momen nominal dalam kondisi ini
dinamakan momen plastis Mp, dan besarnya :
M p=f y . Z
f<fy
p
M<Myx
F=fy
p
M=Myx
F=fy
p
Myx<M<Mp
F=fy
p
M=Mp
Gambar 3. Mekanisme Struktur Baja Luluh.
c. Stabilitas
Jika balok dapat dihitung pada keadaan stabil dalam kondisi
plastis penuh maka kekuatan momen nominal dapat diambil
sebagai kapasitas momen plastis.
M n=M p=atau M n < M p
Cx
C
y
Gambar 4. Pusat berat arah sumbu x (Cx) dan sumbu y (Cy).
2) Kelangsingan Penampang
Pengertian penampang kompak, tak kompak dan
langsing suatu komponen struktur yang memikul lentur,
ditentukan oleh kelangsingan elemen tekannya yang
ditentukan pada tabel SNI 03-1729-2002 Tabel 7.5-1.
a) Penampang Kompak
Untuk penampang-penampang yang memenuhi λ ≤ λp
maka kuat lentur nominal penampang adalah :
M n=M p
c) Penampang Langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi λ r ≤ λ maka lentur
nominal penampang adalah :
( )
2
λr
M n=M r
λ
M n=
π
Lb √
. E . I y .G . J +
( )
π .E 2
Lb
. I y. Iw
Keterangan :
Lb = Panjang tanpa pertambatan.
G = Modulus geser baja, (80.000 Mpa)
J = Konstanta puntir (momen inersia puntir), (mm4)
Iw = Konstanta warping atau puntir lengkung, (mm6)
E = Modulus elastisitas, (200.000 Mpa)
Iy =Momen inersia pengaku terhadap muka pelat
badan,(mm4)
Kuat momen nominal pada balok kompak untuk kondisi batas atas
Mp untuk inelastik maka momen kritis untuk tekuk lateral (tabel
8.34) pada SNI 03-1729-2002.
Profil I dan kanal ganda.
M cr =C b .
π
L √
. E. I y.G .J+
π.E 2
L ( )
.I y .Iw
√
J.A
M cr =2 .C b . E .
L
ry
12 , 5 . M max
C b= ≤2 , 3
2 ,5 . M max .+3 M A +4 M B +3 M C
Dengan :
L p=1 , 76 . r y .
√ E
fy
r y=
√Iy
A
f L =f y −f r
Lr =r y .
( )√
x1
fL
. 1+ √ 1+ x 2 . f l
2
x 1=
π
Sx
.
√
E.G.J . A
2
( )
2
Sx Iw
x 2=4 . .
G. J I y
( )
3
bf . t
J=2.
3
I y h2
I w= .
2 2
Keterangan :
Mmax = Momen maksimum pada bentang yang ditinjau.
MA = Momen pada ¼ bentang.
MB = Momen pada ½ bentang.
MC = Momen pada ¾ bentang.
Mcr = Momen kritis terhadap tekuk torsi lateral, N.mm.
Cb = Koefisien pengali momen tekuk torsi lateral.
L = Panjang bentang antara 2 pengekang yang
berdekatan, mm.
ry = Jari-jari girasi terhadap sumbu tengah, mm.
A = Luas penampang, mm2.
Sx = Modulus penampang, mm3.
[
M n=cb M r + ( M p −M r )
( Lr −L )
( Lr −L p ) ]
3) Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr ≤ L kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah
M n=M cr ≤ M p
f. Kuat Geser
Kuat geser pada badan pelat yang memikul gaya geser perlu (
V u) harus memenuhi V u ≤ Ø V n
Dengan,
V n = Kuat geser nominal pelat badan berdasarkan SNI
Butir 8.8.2, N.
= faktor reduksi, (0,9).
Kuat geser nominal (V n) pelat badan harus diambil seperti
yang ditentukan dibawah ini :
h
1) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:
( )h
tw √
k E
≤ 1 ,10 n
fy
5
k n=5+
()
2
a
h
h
2) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:
1 ,10
√ fy
≤( )
kn E h
tw
k E
≤1 , 37 n
fy √
Maka kuat geser nominal pelat badan adalah:
[ √ ](
V n=0 ,6 f y A w 1 ,10
kn E
fy
1
h
)
tw
Atau,
V n=0 ,6 f y A w C v +
[ ( 1−C v )
1 , 15 √ 1+ ( a /h )
2
]
Dengan,
C v =1 , 10
√ kn E
fy
( h/t w )
h
3) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:
1 ,37
√
Maka kuat geser nominal pelat badan adalah:
kn E
fy
≤
( )
h
tw
0 , 9 Aw k n E
V n= 2 .........( 2.9-3.a)
( h /tw )
Atau,
V n=0 ,6 f y A w C v +
[ ( 1−C v )
1 , 15 √ 1+ ( a /h )
2
] .........( 2.9-3.b)
Dengan
knE 1
C v =1 , 5
f y ( h /t w )2
g. Lendutan
Batas-batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas
harus sesuai dengan struktur, fungsi penggunaan, sifat
pembebanan, serta elemen-elemen yang didukung oleh struktur
tersebut.
3. Balok Kolom
a. Interaksi Momen Aksial
Dalam perencanaan komponen struktur balok-kolom, diatur dalam
SNI 03-1729-2002 pasal 11.3 yang menyatakan bahwa suatu
komponen struktur yang mengalami momen lentur dan gaya aksial
harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Untuk
Nu
Ø Nn
<0 , 2 maka
Nu
+
M ux
( +
M uy
2 Ø N n Ø b M nx Ø b M ny )
≤1 , 0
Untuk
Nu
Ø Nn
≥ 0 , 2 maka
N u 8 M ux
+
( +
M uy
Ø N n 9 Ø b M nx Ø b M ny )
≤ 1 ,0
Dengan,
Nu = gaya tekan aksial terfaktor,N.
Ø Nn = kuat nominal penampang,N.
Ø = faktor reduksi tahanan tekan (0,85).
M nx M ny = momen lentur terfaktor sumbu x, sumbu y.
Ø b M nx Ø b M ny= momen nominal untuk lentur sumbu x, sumbu y.
= faktor reduksi tahanan lentur = 0,9.
Dengan,
M ntu = momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban
yang tidak menimbulkan goyangan.
δb = faktor pembesaran momen untuk komponen struktur tak
bergoyang.
Nu = gaya tekan aksial terfaktor.
N cr = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap sumbu
lentur dan k ≤ 1,0 (untuk komponen struktur tak
bergoyang).
( )
C m=0 , 6−0 , 4
M1
M2
.........(2.13)
M1
Rasio bernilai negatif untuk kelengkungan tunggal dan
M2
bernilai positif ntuk kelengkungan ganda.
H
h
Untuk
Nu
Øb. N y
< 0,125, λ p=
[
1680
√f y
1−
]
2 , 75. N u
Øb . N y
Untuk
Nu
Øb. N y
> 0,125, λ p=
500
√f y [
2 , 33−
Nu
]>
665
Øb . N y √ f y
B. Base Plate
nilai m,
Osali oskar
150110024
A1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2018