Anda di halaman 1dari 21

TEORI BALOK - KOLOM BAJA

A. Definisi Balok-Kolom
Suatu komponen struktur harus mampu memikul beban aksial (tarik/tekan)
serta momen lentur. Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja cukup kecil
dibandingkan momen lentur yang bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut
dapat diabaikan dan komponen struktur tersebut dapat didesain sebagai
komponen balok lentur. Namun apabila komponen struktur memikul gaya
aksial dan momen lentur yang tidak dapat diabaikan salah satunya, maka
komponen struktur tersebut dinamakan balok-kolom (beam-column) (Agus
Setiawan : 2008).
Elemen balok-kolom umumnya dijumpai pada struktur-struktur statis tak
tertentu. Misalkan pada struktur portal statis tak tertentu.

P1

A B

P2

C D

E F

Gambar 2. Struktur Portal Statis Tak Tentu.

Akibat kondisi pembebanan yang bekerja, maka batang AB tidak hanya


memikul beban merata saja namun juga memikul beban lateral P1. Dalam hal
ini efek lentur dan gaya tekan P1 yang bekerja pada batang AB harus
dipertimbangkan dalam proses desain penampang batang AB, maka batang AB
harus didesain sebagai suatu elemen balok-kolom. Selain, batang AB yang
didesain sebagai elemen balok-kolom, batang AC, BD, CE, DF, juga didesain
sebagai elemen balok kolom. Karena selain memikul gaya aksial akibat reaksi
dari balok-balok AB dan CD, efek lentur dan efek gaya aksial yang bekerja
tidak bisa diabaikan salah satunya. Berbeda dengan batang CD yang hanya
didominasi oleh efek lentur, gaya lateral P2 telah dipikul oleh pengaku-
pengaku (bracing) bentuk X. Sehingga batang CD dapat didesain sebagai suatu
elemen balok tanpa pengaruh gaya aksial (Agus Setiawan : 2008).

a. Profil Wide Flange


Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I yang dihasilkan
dari proses canai panas (Hot rolling mill). Baja Profil WF-beam memiliki
dimensi tinggi badan (H), lebar sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2)
merata dari ujung hingga pangkal radius (r) dengan penjelasan seperti pada
Gambar 1.

Gambar 1. Profil Baja Wide Flange.

B. Persamaan Interaksi Gaya Aksial dan Lentur


1. Perencanaan Batang Tekan
Batang tekan adalah suatu komponen struktur yang menahan gaya tekan
konsentris akibat beban terfaktor ( N u), harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Nu ≤ ∅ Nn

Dimana :
Nu = Gaya tekan terfaktor.
ø = Faktor reduksi kekuatan, 0.85 (SNI Tabel 6.4-2).
Nn = Kuat tekan nominal komponen struktur.
(SNI butir 7.6.2 dan (9.2).
a. Perbandingan Kelangsingan
1) Kelangsingan elemen penampang λelemen < λ r .
Lk
2) Kelangsingan komponen struktur tekan , λbatang = < 200
r
Dengan, λelemen = Kelangsingan elemen batas (SNI,Tabel 7.5-1).

λ r= Kelangsingan batas (kritis).


λbatang = Kelangsingan batang desak.
L = Panjang kritis/ Skematis batang.

b
Jika λelemen = < λ r (Kompak) maka berlaku :
t

( )
N n= A g . f cr = A g .
fy
ω

Nilai ω (koefisien tekuk) diambil sebesar 3 kemungkinan :


1) Untuk λ c ≤ 0,25 maka ω = 1,0
1, 43
2) Untuk 0,25 < λ c< 1,2 maka ω =
1, 6−0 , 67. λc
3) Untuk λ c ≥ 1,2 maka ω = 1,25 . λ c2
1 L
λc = . k . f y
π ry (√ )
E

Dimana,
Ag = Luas tampang (bruto/gross,mm2)
f cr = Tegangan kritis tampang, (Mpa)
fy = Tegangan leleh baja, (Mpa)
ry = jari-jari girasi komponen struktur terhadap
sumbu y-y, (mm)
Lk = Panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus sumbu,
(mm)

c. Komponen struktur tekan yang elemen penampang mempunyai perbandingan


lebar terhadap tebal lebih besar daripada nilai λr yang ditentukan dalam Tabel 1
(SNI, Tabel 7.5-1) harus direncanakan dengan analisis rasional yang dapat
diterima.

Tabel 1. Perbandingan Maksimum Lebar Terhadap Tebal Untuk Elemen Tertekan


( f y dinyatakan dalam Mpa)
Perbandin Perbandingan maksimum
gan lebar terhadap tebal
terhadap
Jenis Elemen λp
tebal λr
(kompak
(λ) (kompak)
)
Pelat sayap
170/√ f y
balok-I dan kanal b/t 370/√ f y −f y[c]
[c]
dalam lentur
Pelat sayap balok-I
hibrida
420
atau balok tersusun b/t - [ c ][ f ]
yang di las dalam
√ f xf −f r /kc
lentur
Pelat sayap dari
komponen-
b/t - 290 /√ f y / k c [f]
komponen struktur
tersusun dalam tekan
Sayap bebas dari
profil siku kembar
yang menyatu pada
sayap lainnya,
pelat sayap dari
komponen struktur
kanal dalam aksial b/t - 250/√ f y
tekan, profil siku
dan plat yang
menyatu dengan
balok atau
komponen struktur
tekan
Sayap dari profil b/t - 200/√ f y
siku tunggal pada
penyokong,sayap
dari profil siku
ganda dengan pelat
kopel pada
penyokong, elemen
yang tidak
diperkaku, yaitu,
yang ditumpu pada
salah satu sisinya

E
l
Pelat badan dari
e b/t - 335/√ f y
profil T
m
e
n

t
a
n
p
2. Perencanaan untuk Lentur
Suatu komponen yang mendukung beban transversal seperti beban
mati dan beban hidup.
a. Hubungan Antara Pengaruh Beban Luar.
Untuk sumbu kuat (sb x) harus memenuhi M ux ≤ Ø M nx .
Untuk sumbu lemah (sb y) harus memenuhi M uy ≤ Ø M ny .

M ux, M uy = Momen lentur terfaktor arah sumbu x dan y menurut


butir 7.4, (Nmm)
M ny = Kuat nominal dari momen lentur memotong arah y
menurut butir 7.4, (Nmm)
Ø = Faktor reduksi (0,9).
M nx = Kuat nominal dari momen lentur penampang. M n
diambil nilai yang lebih kecil dari kuat nominal
penampang, untuk momen lentur terhadap sumbu x
yang ditentukan oleh butir 8.2, atau kuat nominal
komponen struktur untuk momen lentur terhadap
sumbu x yang ditentukan oleh 8.3 pada balok baja,
atau butir 8.4 khusus untuk balok pelat berdinding
penuh, (N-mm)

b. Tegangan Lentur dan Momen Plastis.


Distribusi tegangan pada sebuah penampang akibat momen
lentur, diperlihatkan dalam gambar 3. Pada daerah beban layan,
penampang masih elastik (gambar 3.1), kondisi elastik berlangsung
hingga tegangan pada serat terluar mencapai kuat lelehnya ( f y ).
Setelah mencapai tegangan leleh (ε y), tegangan akan terus naik
tanpa diikuti kenaikan tegangan.

Ketika kuat leleh tercapai pada serat terluar (gambar 3.2),


tahanan momen nominal sama dengan momen leleh Myx, dan
besarnya adalah :
M ny =M yx =S x . f y

Dan pada saat kondisi pada gambar 3.4 tercapai, semua serat
dalam penampang melampaui regangan lelehnya, dan dinamakan
kondisi plastis. Tahanan momen nominal dalam kondisi ini
dinamakan momen plastis Mp, dan besarnya :
M p=f y . Z

f<fy
p

M<Myx
F=fy
p

M=Myx
F=fy
p

Myx<M<Mp
F=fy
p

M=Mp
Gambar 3. Mekanisme Struktur Baja Luluh.

c. Stabilitas
Jika balok dapat dihitung pada keadaan stabil dalam kondisi
plastis penuh maka kekuatan momen nominal dapat diambil
sebagai kapasitas momen plastis.
M n=M p=atau M n < M p

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam stabilitas :


LTB = Lateral Torsional Buckling
FLB = Flange Local Buckling
WLB = Web Local Buckling

d. Kuat Nominal Lentur Penampang dengan Pengaruh Tekuk Lokal


(FLB)
1) Batasan Momen
Momen leleh My adalah momen lentur yang
menyebabkan penampang mulai mengalami tegangan leleh
yaitu diambil sama dengan fy.S dengan S adalah modulus
penampang elastisitas.
Kuat lentur plastis Mp adalah momen lentur yang
menyebabkan seluruh penampang mengalami tegangan
leleh harus diambil yang lebih kecil dari fy.Z atau 1,5.My
dan Z adalah modulus penampang plastis.
A
Z x= . a
2
Dengan :
A = Luas penampang, cm2
a = Tinggi efektif, mm
(a = H – (2 . Cx))
Cx = Pusat berat arah sumbu x, cm

Cx

C
y
Gambar 4. Pusat berat arah sumbu x (Cx) dan sumbu y (Cy).

2) Kelangsingan Penampang
Pengertian penampang kompak, tak kompak dan
langsing suatu komponen struktur yang memikul lentur,
ditentukan oleh kelangsingan elemen tekannya yang
ditentukan pada tabel SNI 03-1729-2002 Tabel 7.5-1.
a) Penampang Kompak
Untuk penampang-penampang yang memenuhi λ ≤ λp
maka kuat lentur nominal penampang adalah :
M n=M p

b) Penampang Tak Kompak


Untuk penampang yang memenuhi λp < λ ≤ λr maka
kuat lentur nominal penampang ditentukan sebagai
berikut :
λ−λ p
M n=M p−( M p −M r ) .
λ r− λ p

c) Penampang Langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi λ r ≤ λ maka lentur
nominal penampang adalah :

( )
2
λr
M n=M r
λ

e. Kuat Lentur Nominal dengan Pengaruh Tekuk Lateral (LTB)


Kuat momen pada tipe kompak merupakan fungsi panjang
tanpa pertambatan, Lb. Yang didefinisikan sebagai jarak antara
titik-titik pada dukung lateral atau pertambatan.
Gambar 5. Pertambatan Lateral.
Persamaan untuk teori elastis kuat tekuk lateral dapat diperoleh
dalam teori stabilitas elastis.

M n=
π
Lb √
. E . I y .G . J +
( )
π .E 2
Lb
. I y. Iw

Keterangan :
Lb = Panjang tanpa pertambatan.
G = Modulus geser baja, (80.000 Mpa)
J = Konstanta puntir (momen inersia puntir), (mm4)
Iw = Konstanta warping atau puntir lengkung, (mm6)
E = Modulus elastisitas, (200.000 Mpa)
Iy =Momen inersia pengaku terhadap muka pelat
badan,(mm4)

Kuat momen nominal pada balok kompak untuk kondisi batas atas
Mp untuk inelastik maka momen kritis untuk tekuk lateral (tabel
8.34) pada SNI 03-1729-2002.
Profil I dan kanal ganda.

M cr =C b .
π
L √
. E. I y.G .J+
π.E 2
L ( )
.I y .Iw

Profil Kotak Pejal dan Berongga atau Masif.


J.A
M cr =2 .C b . E .
L
ry

12 , 5 . M max
C b= ≤2 , 3
2 ,5 . M max .+3 M A +4 M B +3 M C

Dengan :

L p=1 , 76 . r y .
√ E
fy
r y=
√Iy
A
f L =f y −f r

Lr =r y .
( )√
x1
fL
. 1+ √ 1+ x 2 . f l
2

x 1=
π
Sx
.

E.G.J . A
2

( )
2
Sx Iw
x 2=4 . .
G. J I y

( )
3
bf . t
J=2.
3
I y h2
I w= .
2 2

Keterangan :
Mmax = Momen maksimum pada bentang yang ditinjau.
MA = Momen pada ¼ bentang.
MB = Momen pada ½ bentang.
MC = Momen pada ¾ bentang.
Mcr = Momen kritis terhadap tekuk torsi lateral, N.mm.
Cb = Koefisien pengali momen tekuk torsi lateral.
L = Panjang bentang antara 2 pengekang yang
berdekatan, mm.
ry = Jari-jari girasi terhadap sumbu tengah, mm.
A = Luas penampang, mm2.
Sx = Modulus penampang, mm3.

Untuk balok kompak


1) Untuk komponen struktur yang memenuhi L ≤ L p kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah
M n=M p

2) Untuk komponen struktur yang memenuhi L p ≤ L ≤ Lr kuat


nominal komponen struktur terhadap momen lentur adalah

[
M n=cb M r + ( M p −M r )
( Lr −L )
( Lr −L p ) ]
3) Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr ≤ L kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah
M n=M cr ≤ M p

f. Kuat Geser
Kuat geser pada badan pelat yang memikul gaya geser perlu (
V u) harus memenuhi V u ≤ Ø V n

Dengan,
V n = Kuat geser nominal pelat badan berdasarkan SNI
Butir 8.8.2, N.
= faktor reduksi, (0,9).
Kuat geser nominal (V n) pelat badan harus diambil seperti
yang ditentukan dibawah ini :
h
1) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:

( )h
tw √
k E
≤ 1 ,10 n
fy
5
k n=5+
()
2
a
h

Maka kuat geser nominal pelat badan adalah :


V n=0 ,6 f y A w
Dimana : A w adalah luas kotor pelat badan

h
2) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:

1 ,10
√ fy
≤( )
kn E h
tw
k E
≤1 , 37 n
fy √
Maka kuat geser nominal pelat badan adalah:

[ √ ](
V n=0 ,6 f y A w 1 ,10
kn E
fy
1
h
)
tw
Atau,

V n=0 ,6 f y A w C v +
[ ( 1−C v )
1 , 15 √ 1+ ( a /h )
2
]
Dengan,
C v =1 , 10
√ kn E
fy
( h/t w )

h
3) Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel
tw
memenuhi:

1 ,37

Maka kuat geser nominal pelat badan adalah:
kn E
fy

( )
h
tw

0 , 9 Aw k n E
V n= 2 .........( 2.9-3.a)
( h /tw )
Atau,

V n=0 ,6 f y A w C v +
[ ( 1−C v )
1 , 15 √ 1+ ( a /h )
2
] .........( 2.9-3.b)

Dengan
knE 1
C v =1 , 5
f y ( h /t w )2
g. Lendutan
Batas-batas lendutan untuk keadaan kemampuan-layan batas
harus sesuai dengan struktur, fungsi penggunaan, sifat
pembebanan, serta elemen-elemen yang didukung oleh struktur
tersebut.

Tabel Batas Lendutan Maksimum(δ)

Komponen struktur dengan beban Beban Beban


tidak terfaktor tetap sementara

Balok pemikul dinding atau finishing


L/360 -
yang getas
Balok biasa L/240 -
Kolom dengan analisis orde pertama
h/500 h/200
saja
Kolom dengan analisis orde kedua h/300 h/200

Dengan syarat Δ < δ


4
5 WL
Untuk beban terbagi rata : Δ= .
384 E I
4
1 PL
Untuk beban terpusat ditengah bentang : Δ= .
48 E I
Dimana,
W = DL + LL
P = Beban aksial terfaktor, N.

h. Interaksi Geser dan Lentur


1) Metode Distribusi
Jika momen lentur dianggap dipikul hanya oleh pelat sayap
dan momen lentur perlu :
M u ≤ ØM f
M f =A f . d f . f y
Dengan,
M f = Kuat lentur nominal dihitung hanya pelat
sayap.
A f = Luas efektif pelat sayap, (mm2)
d f = Jarak antara titik berat sayap, (mm)
2) Metode Interaksi Geser dan Lentur
Jika momen lentur dipikul oleh seluruh penampang. Harus
memenuhi persyaratan SNI, butir 8.1.1.8 dan 8.8.1. Dan harus
sesuai
Mu Vu
+0,625 ≤ 1,375
Ø Mn Ø Vn

i. Lentur Dua Arah (Lentur Biaksial)


Terjadi ketika beban yang bekerja mengakibatkan lentur kearah
sumbu kuat dan sumbu lemah. Misalkan pada struktur gording.
Lentur terhadap sumbu x (kuat)
M ux
M ux ≤ M nx atau ≤ 1, 0
Ø M nx
Lentur terhadap sumbu y (lemah)
M uy
≤1 , 0
Ø M ny
Lentur biaksial (x dan y )
M ux M uy
+ ≤1 , 0
Ø M nx Ø M ny

3. Balok Kolom
a. Interaksi Momen Aksial
Dalam perencanaan komponen struktur balok-kolom, diatur dalam
SNI 03-1729-2002 pasal 11.3 yang menyatakan bahwa suatu
komponen struktur yang mengalami momen lentur dan gaya aksial
harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Untuk
Nu
Ø Nn
<0 , 2 maka
Nu
+
M ux
( +
M uy
2 Ø N n Ø b M nx Ø b M ny )
≤1 , 0

Untuk
Nu
Ø Nn
≥ 0 , 2 maka
N u 8 M ux
+
( +
M uy
Ø N n 9 Ø b M nx Ø b M ny )
≤ 1 ,0

Dengan,
Nu = gaya tekan aksial terfaktor,N.
Ø Nn = kuat nominal penampang,N.
Ø = faktor reduksi tahanan tekan (0,85).
M nx M ny = momen lentur terfaktor sumbu x, sumbu y.
Ø b M nx Ø b M ny= momen nominal untuk lentur sumbu x, sumbu y.
= faktor reduksi tahanan lentur = 0,9.

b. Pembesaran Momen untuk Komponen Struktur Tak Bergoyang


Untuk suatu komponen struktur tak bergoyang, maka besarnya
momen lentur terfaktor harus dihitung sebagai berikut :
Mc=M 2 .
Cm
ᴽ ns= ≥ 1 ,0
1− ( Pu
0.75 . Pc )
2
n El
Pc=
( k .lu )2

Dengan,
M ntu = momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan oleh beban-beban
yang tidak menimbulkan goyangan.
δb = faktor pembesaran momen untuk komponen struktur tak
bergoyang.
Nu = gaya tekan aksial terfaktor.
N cr = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap sumbu
lentur dan k ≤ 1,0 (untuk komponen struktur tak
bergoyang).

Nilai C m ditentukan sebagai berikut :


1) Untuk komponen struktur tak bergoyang dengan beban
tranversal di antara kedua tumpuannya, maka besar C m dapat
ditentukan berdasarkan analisis rasional sebagai berikut :
C m = 1,0, untuk komponen struktur dengan ujung
sederhana.
C m = 0,85, untuk komponen struktur dengan ujung
kaku.

2) Sedangkan untuk komponen struktur tak bergoyang dengan


beban tranversal di antara kedua tumpuannya, namun
mempunyai momen ujung M 1dan M 2 ( M 1 < M 2 ) maka C m
akan mengkonversikan momen lentur yang bervariasi secara
linear menjadi momen lentur seragam M E =C m . M 2

( )
C m=0 , 6−0 , 4
M1
M2
.........(2.13)

M1
Rasio bernilai negatif untuk kelengkungan tunggal dan
M2
bernilai positif ntuk kelengkungan ganda.

c. Pembesaran Momen untuk Komponen Struktur Bergoyang


Untuk komponen struktur bergoyang, maka besarnya momen
lentur terfaktor harus dihitung sebagai berikut :
M u=δ b . M ntu +δ s . M ltu .......( 2.14)
1
δ s=
( )
1−∑ N u
Δo h
H.L
Atau,
1
δ s=
∑ Nu
1−
∑ N cr
Dengan,
M ltu = momen lentur terfaktor orde pertama yang diakibatkan
oleh beban-beban yang dapat menimbulkan
goyangan.
∑ N u = jumlah gaya aksial tekan terfaktor akibat beban
gravitasi untuk seluruh kolom pada satu tingkat
yang ditinjau.
N cr = gaya tekan menurut Euler dengan kL/r terhadap
sumbu lentur dan k ≥ 1,0.
Δ oh = simpangan antar lantai pada tingkat yang seang
ditinjau.
L = tinggi tingkat.

d. Tekuk Lokal Web Pada Komponen Struktur Balok-Kolom


Untuk menentukan tahanan lentur rencana dari suatu profil, maka
terlebih dahulu harus diperiksa kekompakan dari penampang tersebut.
Syarat kelangsingan badan atau kekompakan badan sebagai berikut :
h
Nilai banding , Akan lebih kritis jika h = H – (2.C x )
tw

H
h

Profil Wide Flange.

Kelangsingan dari web dapat dikategorikan menjadi tiga bagian :


1) Jika λ ≤ λ p , maka penampang kompak
2) Jika λ< λ ≤ λr , maka penampang tak kompak
3) Jika λ> λr , maka penampang lansing

Table 7.5.1 SNI 03-1729-2002 memberikan batasan nilai untuk λ p dan


λ r sebagai berikut :

Untuk
Nu
Øb. N y
< 0,125, λ p=
[
1680
√f y
1−
]
2 , 75. N u
Øb . N y
Untuk
Nu
Øb. N y
> 0,125, λ p=
500
√f y [
2 , 33−
Nu
]>
665
Øb . N y √ f y

Untuk semua nilai, λ r=


2550
√f y[1−
0 ,74. N u
Øb . N y ]
Dengan N y = A g . f y adalah gaya aksial yang diperlukan untuk
mencapai kondisi batas leleh.

B. Base Plate

a. Pelat Dasar Kolom Baja


Pelat dasar kolom baja merupakan salah satu bagian dari dasar kolom
(Column Base) yang merupakan rakitan dari profil struktur, pelat, konektor, baut
dan batang dari suatu kolom yang menyalurkan beban. Pelat dasar (base plate)
adalah pelat yang berada diantara Kolom baja dengan Pondasi yang terbuat dari
material beton pada umumnya. Pelat dasar (base plate) memiliki fungsi yaitu:
meneruskan beban dari kolom ke pondasi serta meratakan beban kolom yang
terjadi. Pelat dasar dihubungkan dengan kolom baja melalui sambungan las,
sedangkan plat dasar (base plate) sebagai desain penghubung antara kolom baja
dengan pondasi beton mempunyai 2 tipe perletakan yaitu:

 Perletakan Sendi, dimana baut angkur tidak memikul momen hanya


memikul beban tekan atau beban tarik

 Perletakan Jepit, dimana sebagian baut angkur memikul tarik akibat


momen sedangkan yang lainnya memikul tekan.
Pelat Dasar (Base Plate)
b. Perencanaan Pelat Dasar
Didalam perencanaan Pelat dasar (base plate) harus diperhitungkan
berbagai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pelat dasar kekuatan serta
dimensi pelat dasar antara lain: Eksentrisitas beban, tegangan tumpu nominal
beton, panjang bidang tekan beton dan lain sebagainya. Untuk memudahkan
menghitung itu semua maka berikut diagram gaya yang terjadi di pelat dasar (base
plate)
.

Diagram Gaya di Pelat Dasar

c. Kontrol Dimensi Pelat Dasar


Pelat dasar yang ukurannya dimisalkan di awal harus dikontrol apakah mampu
menahan beban yang bekerja pada pelat tersebut. Untuk mengontrol hal tersebut
digunakan persamaan berikut:

d. Menghitung Tebal Minimum Pelat Dasar


Untuk menghitung tebal minimum pelat dasar bergantung pada berbagai kondisi
yang terjadi di pelat dasar tersebut. Untuk menghitung tebal pelat dasar diberbagai
kondisi tersebut digunakan persamaan sebagai berikut: Pertama hitung Panjang
bidang tegangan tekan beton (Y) menggunakan persamaan berikut:

nilai m,

Jika Y > m, maka Tebal Pelat minimum:

Jika Y < m, maka tebal pelat minimum


Struktur Baja Lanjut
Base plate, kolom dan balok baja

Osali oskar
150110024
A1

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2018

Anda mungkin juga menyukai