Anda di halaman 1dari 14

BAB 4

KOLOM TERSUSUN

1. PENDAHULUAN
Kolom merupakan salah satu elemen penting yang mendukung gaya tekan aksial
pada suatu konstruksi. Jenis kolom yang ditinjau adalah kolom baja tunggal, kolom baja
majemuk dan kolom komposit dengan tampang yang ekonomis. Jenis kolom yang akan
dibahas adalah kolom yang terdiri dari baja, kanal dan kolom komposit antara beton
dengan profil baja IWF yang mengalami beban aksial. Gaya tekan aksial merupakan
gaya utama yang menyebabkan tekuk pada kolom. Dalam menganalisis pengaruh
tersebut digunakan perumusan dasar yang sederhana dan umum dijumpai dalam
mekanika teknik. Jika beban yang bekerja pada kolom ditambah besarnya secara
berangsur-angsur, maka akan mengakibatkan kolom mengalami lenturan lateral dan
kemudian mengalami keruntuhan akibat terjadinya lenturan tersebut. Beban yang
mengakibatkan terjadinya lentur lateral pada kolom disebut beban kritis dan merupakan
beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh kolom dengan aman. Pada penulisan ini
didapat, kolom yang paling besar Pcr nya adalah pada kolom tampang komposit. Dalam
tulisan ini juga, perletakan yang paling maksimum Pcr nya pada perletakan jepit-jepit
disamping itu kolom yang paling kecil bahaya tekuknya pada bentang yang terpendek.
Pada struktur kolom dari material baja, bentuk dan ukuran profil standar di
pasaran terbatas, dikarenakan adanya pertimbangan ekonomi dan faktor kesulitan dalam
proses manufakturnya. Saat tampang standar sudah tidak mencukupi persyaratan sebagai
kolom yang diinginkan, maka beberapa tampang profil baja dapat dirangkai menjadi satu
agar didapat suatu bentuk tampang yang diinginkan sesuai dengan beban yang akan
didukung, yang biasa disebut kolom baja tersusun. Kolom baja tersusun terdiri atas
minimal dua profil tampang baja.
Kolom baja tersusun adalah kolom yang berdiri dari gabungan dua batang atau
lebih, satu dengan yang lain dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk satu
kesatuan. Untuk membentuk kolom tersusun diperlukan perangkai yang berupa plat atau
batang. Batang perangkai dapat disusuun melintang diagonal dan kombinasi melintang
dan diagonal.
Pada kolom atau batang tekan yang panjang dengan beban yang berat (misalnya
pada rangka jembatan), kolom tersusun lebih banyak digunakan karena lebih hemat
dibanding menggunakan profil tunggal. Inti dari profil tersusun adalah untuk
mendapatkan inersia yang besar sehingga elemen tersebut mempunyai kekakuan besar.

Berbagai susunan profil dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Jenis Profil Baja Tersusun

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2. Konfigurasi Batang Perangkai

Gambar 2 menunjukkan berbagai konfigurasi batang perangkai yang umum


digunakan:
a. Ikat ganda yaitu susunan kolom yang terikat menggunakan dua batang perangkai
diagonal;
b. Ikat tunggal yaitu susunan kolom yang mengunakan batang perangkai transversal;
c. Kopel yaitu susunan kolom yang menggunakan batang perangkai diagonal;
d. Ikat dan kopel yaitu susunan kolom yang menggunakan batang perangkai transversal
dan diagonal.
Plat koppel adalah sebuah plat yang di gunakan sebagai penyambung dari dua atau
lebih profil baja yang berfungsi:

1. Memperkecil panjang tekuk batang-batang tunggal (Ly dibagi-bagi menjadi L oleh


plat plat koppel)
2. Mencegah gaya geser memanjang yang timbul sewaktu batang melekuk
3. Menggabungkan kedua profil agar dapat bekerja sama, sehingga dapat
mempertahankan bentuk tetap dari penampang.

Dalam bentuk batang tersusun diperlukan penghubung berupa pelat atau batang.
Penghubung berfungsi untuk menahan gaya lintang sepanjang kolom sehingga batang
tersusun dapat bekerja sebagai satu kesatuan dalam mendukung beban. Batang-batang
penghubung dapat disusun melintang, diagonal atau kombinasi keduanya (Padosbajayo,
1991).
Hubungan batang dengan perangkainya dapat dilaksanakan dengan baut, paku
keling dan las. Kolom tersusun sering digunakan pada kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kapasitas profil yang tesedia belum mencukupi;
2. Diperlukan kolom dengan kekuatan besar;
3. Detail sambungan membutuhkan sambungan tertentu dan;
4. Faktor estetika.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kehancuran pada kolom, diantaranya adalah
sifat kolom yang mengalami tekuk elastis atau tekuk inelastik maupun kondisi
pembebanan yang terjadi. Sifat kolom yang mengalami suatu tekuk tertentu dipengaruhi
oleh angka kelangsingan (slendermss ratio). Berdasarkan kelangsingannya, batang tekan
atau kolom dapat digolongkan daiam 3 macam, yaitu kolom langsing (slender column),
kolom sedang (medium column), dan kolom gemuk (stocky column).
Kolom batang tersusun mempunyai kelebihan dibanding kolom tunggal diantaranya :
1. Kolom tersusun memberikan luas tampang yang lebih besar dibanding kolom
tunggal.
2. Kolom tersusun dapat menahan beban yang lebih besar dari kolom tunggal.
3. Kolom tersusun mempunyai kekakuan lebih besar dari kolom tunggal.
2. PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS KOMPONEN STRUKTUR TERSUSUN YANG TIDAK


MEMPUNYAI SUMBU BAHAN

Berdasarkan SNI-03-1729-2002, analisis komponen struktur tersusun yang tidak


mempunyai sumbu bahan adalah sebagai berikut:

a. Komponen struktur tersusun dari beberapa elemen yang disatukan pada seluruh
panjangnya boleh dihitung sebagai komponen struktur tunggal.
b. Suatu komponen yang mengalami gaya tekan konsentris akibat beban terfaktor, N u ,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
N u  N u (1)

Dimana:

 = Faktor reduksi kekuatan

N n = Kuat tekan nominal komponen struktur (N)

Daya dukung nominal komponen struktur :

fy
N n = Ag . f cr = Ag . (2)

fy
f cr = (3)

Dimana:

Ag = Luas penampang tersusun (mm²)

fy = Tegangan leleh baja (MPa)

 = Koefisien tekuk

c. Kelangsingan Penampang
Pengertian penampang kompak, tak kompak dan langsing suatu komponen struktur
yang memikul lentur, ditentukan oleh kelangsingan elemen tekannya yang ditentukan
Kelangsingan ideal dari komponen struktur tersusun yang tidak mempunyai sumbu
bahan terhadap sumbu x dan sumbu y dihitung sebagai berikut:

m 2
ix = 2x  l (4)
2

m 2
iy = 2y  l (5)
2

Ll
l = (6)
rmin

Lkx
x = (7)
rx

Lky
y = (8)
ry

Dimana :

Ll = spasi antar pelat kopel pada arah komponen struktur tekan, mm

Lky = panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus sumbu y-

y, dengan memperhatikan pengekang lateral yang ada dari kondisi jepitan


ujung-ujung komponen struktur, mm

Lkx = panjang tekuk komponen struktur tersusun pada arah tegak lurus sumbu x-

x, dengan memperhatikan pengekang lateral yang ada, dari kondisi jepitan


ujung-ujung komponen struktur, mm

rx = jari-jari girasi komponen struktur tersusun terhadap sumbu x-x, mm

ry = jari-jari girasi komponen struktur tersusun terhadap sumbu y-y, mm

rmin = jari-jari girasi elemen komponen struktur terhadap sumbu yang memberikan
nilai yang terkecil (sumbu l  l ), mm

m = konstanta
d. Kekuatan Nominal batang tekan tersusun selanjutnya dapat dihitung dengan
Persamaan (2) dan (3), dengan nilai parameter kelangsingan (  c ), koefisien tekuk ( 
) dihitung berdasarkan persamaan-persamaan berikut :

1 fy
c  iy (9)
 E

Dimana:

iy = Angka kelangsingan

c = Faktor angka kelangsingan

E = Modulus elastisitas baja (MPa)

fy = Tegangan leleh baja (MPa)

Untuk  c  0,25 maka   1

Untuk 0,25 <  c <1,2 maka 


1,43
1,6  0,67c

Untuk  c  1,2 maka   1,252c

Komponen struktur tekan yang elemen penampang mempunyai perbandingan lebar


terhadap tebal lebih besar daripada nilai λr yang ditentukan dalam Tabel 1 (SNI, Tabel
7.5-1) harus direncanakan dengan analisis rasional yang dapat diterima.
Tabel 1. Perbandingan Maksimum Lebar Terhadap Tebal Untuk Elemen Tertekan (𝑓𝑦
dinyatakan dalam Mpa)

Perbandingan Perbandingan maksimum lebar


terhadap tebal terhadap tebal
Jenis Elemen
(λ) 𝜆𝑝 𝜆𝑟
(kompak) (kompak)

170/√𝑓𝑦 [
Pelat sayap balok-I b/t 370/√𝑓𝑦 − 𝑓𝑦 [c]
dan kanal dalam lentur c]

Pelat sayap balok-I


420
hibrida b/t - [𝑐][𝑓]
atau balok tersusun yang √𝑓𝑥𝑓 − 𝑓𝑟 /𝑘𝑐
di las dalam lentur
Pelat sayap dari
komponen-komponen b/t - 290 /√𝑓𝑦 /𝑘𝑐 [f]
struktur tersusun dalam
tekan
Sayap bebas dari profil
Elemen tanpa Pengaku

siku kembar yang


menyatu pada sayap
lainnya, pelat sayap dari
komponen struktur kanal b/t - 250/√𝑓𝑦
dalam aksial tekan,
profil siku dan plat
yang menyatu dengan
balok atau komponen
struktur tekan
Sayap dari profil siku
tunggal pada
penyokong,sayap dari
profil siku ganda dengan
pelat kopel pada b/t - 200/√𝑓𝑦
penyokong, elemen yang
tidak diperkaku, yaitu,
yang ditumpu pada salah
satu sisinya

Pelat badan dari profil T b/t - 335/√𝑓𝑦


2.2 ANALISIS BEBAN KRITIS KOLOM TERSUSUN

Besarnya beban kritis yang dapat dipikul oleh kolom tersusun adalah sebagai berikut:

 2 .E.I
Pe ( LK ) 2 (10)
Pkritis  
 
1  e 1   .E.I  L1.a  1,56.L1  L1 
P 2 2

Pd 2 
( LK )  2.E.t.b E.b.a.t 24.E.I y 
3

Dimana:

Pkritis = Beban kritis pada batang (N)

E = Modulus Elastisitas Baja (N/mm²)

I = Inersia gabungan penampang batang (mm4)

L = Panjang batang (mm)

K = Faktor tekuk batang

L1 = Jarak antar kopel terpanjang (mm)

a = Jarak antara sumbu penampang batang (mm)

t = Lebar pelat kopel (mm)

b = Tebal pelat kopel (mm)

Iy = Inersia gabungan pelat kopel (mm4)

2.3 ANALISIS DEFLEKSI LELEH

Besarnya nilai defleksi pada kolom akibat beban leleh ditentukan berdasarkan
perbandingan antara beban leleh dengan modolus elastisitas bahan dan luas penampang
serta faktor panjang tekuk kolom. Nilai defleksi dapat ditentukan dengan Persamaan:

Py x K x Ln
Y  (11)
Atotal profil x E
Dimana :

Py = Beban leleh (N)

K = Panjang faktor tekuk ditentukan berdasarkan perletakan kolom.

Ln = Jarak bersih antara pelat kopel (mm)

Atotal profil = Luas total profil (mm²)

E = Modolus Elastisitas (N/mm²)


3. CONTOH SOAL

Desainlah kolom tersusun seperti Gambar 4 yang terdiri dari empat profil siku untuk
memikul gaya aksial tekan dari beban mati sebesar 100 kips dan beban hidup sebesar
475 kips. Panjang efektif KL adah 30 ft. asumsikan semua sambungan akan dilas dan
digunakan baja A572 mutu 50.

Gambar 4. Contoh soal Kolom tersusun


Penyelesaian:
(a) Tentukan kedalaman b dari penampang tersebut. Radius girasi kolom empat profil
siku hanya tergantung pada b dan pada hakikatnya tidak tergantung pada ketebaian.
Dengan demikian, pemilihan b akan menentukan rasio kerampingan, dan sebaliknya.
Apendiks Tabel A1 menunjukkan hubungan antara radius girasi dengan geometri
penampang lintangnya. Dengan demikian, dari teks apendiks tersebut :

r = 0,42b
𝐾𝐿 360 857
aproksimasi = =
𝑟 0,42𝑏 𝑏

Pu = 1,2 DD (100) + 1,6 DL (475) = 880 kips

Luas yang
b Aproks Fcr ΦcFcr Profil siku
diminta
(inch) KL/r (Ksi) (Ksi)
Ag (inch)

23 35,7 45,5 38,7 22,7 L6 X 6 X 1/2 A = 23,0

22 22 39 44,7 38 23,1 sama dengan atas


21 40,8 44,3 37,6 23,4 L5 X5 X 5/8

20 42,9 43,7 37,2 23,7 L5 X 5 5/8

Lebih disukai penampang 20 inch, karena luas lantai yang dipakai cenderung lebih
penting ketimbang pertambahan penampang lintang sebesar 0,44 inch2 Selidikilah 4-
L5x5x 5/8, dengan asumsi Q = 1.0

Ix = Iy = 4(13.6+ 5.86 (10.0- 1.48)2] = 1756 inch4


𝐼 1756
rx = ry = √𝐴 = √23,44 = 8.66 inch (Aproks 0.42(20) = 8.40 inch)
𝐾𝐿 1.0 (30)12
=√ = 41.6 ; ΦcFcr 37,5 Ksi TABEL3-50
𝑟 8,66

ΦcPn = ΦcFcr Ag = 37,5 (23,44) = 878 Kips = (Pu = 880 kips ) OK

Gunakan 4-L5x5x5/8 dengan b = 20 inch.

(b) Tekuk lokal menentukan. Untuk Q = 1.0, profil siku harus memenuhi batas
lebar/tebal LRFD-B5.1 untuk mencegah terjadinya tekuk lokal. Dalam kasus ini:

𝑏 5 76
[𝑡 = = 8] < [√50 = 10,7] OK
0,625

Pengembangan batas-batas AlSC terdapat mengenai kekuatan pelat.

(c) Desainlah batang silang tunggal. Menurut LRFD-E4, "Inklinasi batang silang
terhadap sumbu batang tersusun, hendaknya tidak kurang dari 60° untuk silang
tunggal.."
Untuk € = 600 (Gambar 4), b, = 20 – 2 (3) = 14 inch, dengan asumsi
bahwa digunakan jarak standar baut. Jarak ini mendekati jarak dari pusat Ke
pusat sambungan las. Dengan demikian :

L1 = 2b tan 30⁰ = 2 (14) 0.577 =16.2 inch. Gunakan 16 inch.

Boleh jadi kita lebih suka menggunakan 15 inch, karena LRFD- E4 menyatakan
Bila jarak antara alur-alur las .. lebih dari 15 inch, batang silang hendaknya
rangkap dua atau dibuat dari profil siku."
Untuk baja siku tunggal:

𝐿1 16
= 0,978 = 16.4 < 41.6 (rasio kerampingan untuk keseluruhan batang)
𝑟2

Menurut LRFD-E4 "Batang silang harus dibuat sebanding sehingga dapat memberikan
kekuatan geser yang tegak lurus terhadap sumbu batang tesusun.

(d) Desainlah pelat-pelat pada ujung Pelat pengikat (kopel) harus memanjang melewati
panjang batangnya sejarak b (Gambar 4)

dari ujung batang yang bersangkutan. Gunakan panjang 14 inch.

𝑏 14
t > 50 = = 0.28 inch
50

Gunakan pelat pengikat 5/6 x 14 x 1’ – 8’’

e) Selidikilah efek geser terhadap panjang efektif :

KL
= 41.6 > 40
𝑟

a v = √1 + 300/(KL/ r)2

= √1+300/(41.6)2

= 1.08

Dengan demikian, panjang efektif harus ditambah sebesar 8% akibat geser Pada banyak
hal, pengabaikan kekangan ujung mungkin sama dengan penambahan panjang efektif
yang hampir sama.
Lampiran soal

1. apa sajakah pengaruh nilai kelangsingan Pada kolom tersusun ?

Jawab :

Nilai kelangsingan dipengaruhi oleh panjang efektif kolom. Sedangkan panjang efektif kolom
dipengaruhi oleh nilai faktor panjang tekuk yang bergantung pada kondisi ujung struktur kolom
tersebut. Untuk menghindari kegagalan akibat tekuk pada kolom luas tampang tekan dan
bentuk dari tampang harus dipilih secara benar. Momen inersia menjadi salah satu
pertimbangan yang penting dalam pemilihan tampang, maka nilai momen inersia dapat
ditingkatkan dengan menyebarkan luas tampang dalam batas-batas praktis sejauh mungkin dari
sumbunya.

2. Sebutkan Apa sajakah kelebihan kolom tersusun dari pada kolom tunggal ?

Jawab :

Kolom batang tersusun mempunyai kelebihan dibanding kolom tunggal diantaranya :


1. Kolom tersusun memberikan luas tampang yang lebih besar dibanding kolom
tunggal.
2. Kolom tersusun dapat menahan beban yang lebih besar dari kolom tunggal.
3. Kolom tersusun mempunyai kekakuan lebih besar dari kolom tunggal.

3. Apakah kolom tersusun hanya bias mengikat 2 kolom ? bisakah lebih dari 2 kolom ?
Jawab :
Bisa, karna Kolom baja tersusun adalah kolom yang berdiri dari gabungan dua batang
atau lebih, satu dengan yang lain dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk satu
kesatuan.

4. Selain pelat kopel, adakah material lain untuk menyatukan kolom tersusun ?
Jawab :
Tidak ada, karna pada kolom tersusun material yang bias digunakan yaitu hanyalah
pelat kopel
5. Dalam perencanaan kolom, berdasarkan dimensinya sebutkan kegagalan yang terjadi pada
kolom tersusun.
jawab :
Dalam perencanaan kolom, berdasarkan panjang kolomnya terdapat tiga kemungkinana
kegagalan atau keruntuhan yang terjadi, yakni :
a) kolom pendek, merupakan jenis kolom yang kegagalannya berupa hancurnya
material.Hancurnya material murni karena bebannya melebihi kapasitas tekan materialnya.
b) kolom sedang, dimana kegagalannya ditentukan oleh hancurnya material dan tekuk
(buckling), sedangkan
c) kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk yang terjadi akibat
ketidakstabilan kolom. Tekuk terjadi apabila suatu kolom menerima gaya aksial meskipun
belum mencapai tegangan leleh atau kapasitas tekan material kolomnya belum terlampaui.

6.

REFERENSI

Anonim, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI-03-
17292002),Jakarta.

Anwar Salim, 2003, Tinjauan Teknik 2 Jenis Kolom Baja Tersusun, Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Barkah Widi, 2004, Uji Kapasitas Tekan Kolom Batang Tersusun dengan Pelat Pengaku
Horisontal, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret,
Surakarta

Gere & Timoshenko, 2000, Mekanika Bahan, Jakarta : Erlangga

Morisco, dkk, 1991, Pengetahuan Dasar Struktur Baja, Yogyakarta : Nafiri Offset

Salmon, CG & Johnson, JE., 1990, Struktur Baja Desain dan Perilaku dengan penekanan
Load and Resistance Factor Design (edisi ketiga), Jakarta : PT. Gramedia.

Schodek, Daniel., 1999, Struktur, Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai