Anda di halaman 1dari 16

Output Sap2000 Disain Balok Baja

Pada hasil “design” output sap2000 seperti gambar di bawah: (ingat, sap2000 melakukan dua tahap
perhitungan yaitu analysis dan design. Yang biasanya pertama kali kita lakukan dengan mengklik tombol
“run”, adalah sap2000 sedang melakukan tahap analysis. Outputnya hanya gaya dalam dan defleksi saja,
belum masuk ke tahap design keamanan struktur)

Dari tabel di atas kita akan didapatkan berbagai macam nilai yang sebenarnya secara garis besar dapat
kita kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Nilai gaya dalam yang terjadi pada batang profil akibat gaya luar. Gaya-dalam batang profil
didapatkan dari tahap pertama, yaitu pada tahap proses analysis..
2. Sedangkan kekuatan ijin batang profil didapatkan dari tahap kedua Nilai kekuatan ijin batang
profil. Nilai ini dihasilakan dari proses design. Stress ratio yang menetukan apakah struktur
masuk dalam kondisi aman dan tidak aman kita dapatkan dari hasil proses kedua nilai ini.

Mari kita modelkan struktur balok sederhana WF 400.200.8.13 dengan bentang 6 m seperti gambar di
bawah.
Batang baja IWF 400.200.8.13 memiliki nilai properti penampang seperti yang diberikan pada contoh
tabel baja Gunung Garuda di bawah.

Bagian-bagian tubuh dari profil IWF (Wide Flange (Sayap Lebar) yang berbentuk huruf I) ataupun HWF
(Wide Flange yang berbentuk huruf H) seperti bagian “web (badan)” dan bagian “flange (sayap) dll harus
sudah difahami terlebih dahulu. Jika ada yang belum tahu, tentunya sukar untuk mengikuti apa yang
akan dibahas pada penjelasan selanjutnya. Dibawah diberikan gambar simpel penjelasan mana yang
disebut sebagai bagian web dan bagian flange pada profil baja Wide Flange:
Profil HWF selalu memiliki dimensi tinggi total dan lebar total penampang yang sama besarnya, B = H .
Sedangkan profil IWF memiliki dimensi tinggi total dan lebar total penampang yang berbeda, B < H.

Sumbu lemah dan sumbu kuat

Faktor yang sangat mempengaruhi tahanan lentur suatu balok adalah nilai momen inersianya. Dimensi
yang lebih tinggi secara otomatis juga akan memiliki nilai momen inersia yang lebih besar.

Profil HWF lebih banyak digunakan untuk struktur kolom, karena kolom biasanya menerima beban lentur
dari kedua arah, baik sumbu lemah maupun sumbu kuatnya. Namun, kolom dengan profil H lebih mutlak
dibutuhkan pada struktur baja tanpa bracing, alias Struktur Rangka Baja Pemikul Momen.
Input penampang pada SAP

Oya, sebenarnya Sap2000 telah menghitung secara otomatis nilai2 properti penampang di atas dari tiap
dimensi profil yang kita buat lho. Nilai itu terdapat pada menu “section properties” seperti dalam gambar
di bawah:

Begitu kita menginput data profil pada SAP, maka nilai nilai berikut bisa muncul:
Lho, kalau kita amati kok nilai yang ada pada sap2000 lebih kecil daripada nilai yang ada pada tabel data
profil Gunung Garuda ya?.. Luas area penampang pada Sap2000 = 81.92 cm2, sedangkan pada tabel
Gunung Garuda = 84.1 cm2. Nilai inersia sumbu x pada sap2000 pun hanya 22964.8 cm4, sedangkan
pada tabel Gunung Garuda besarnya adalah 23700 cm4.. Mana yang benar?..

Ternyata, bentuk profil penampang pada sap2000 memang bisa dikatakan tidak sama persis dengan
bentuk aktual profil baja yang ada di pasaran. Apa yang beda? Coba kita lihat bentuk profil yang
digambarkan oleh PT.Gunung Garuda di bawah:

Bisa melihat perbedaannya? Yup, benar. Pada kondisi aktual, tiap profil baja ternyata memiliki “ketiak”
yang menebal pada sudut pertemuan antara bagian web (badan) dengan bagian flange (sayap) dimana
ketebalannya didefinisikan dengan nilai “r”. Pada Sap2000 nilai r ini tidak ada, alias diabaikan

Adanya ketiak yang menebal pada profil keluaran pabrik karena pada proses pembuatan baja profil hot-
rolled (digilas dalam kondisi panas), ketiak itu timbul pada waktu penggilasan, sedangkan pada profil baja
“built up” (profil baja yang dibentuk dari gabungan pelat-pelat yang digabungkan menjadi satu dengan
pengelasan atau untuk balok disebut “welded beam”), ketiak itu adalah tebalnya las yang menyatukan
antara pelat sayap dengan pelat badan, namun dengan kelengkungan ke arah luar atau cembung.

Rumus-rumus properties penampang profil baja.


1. Luas Area

Nilai Sap2000, A = 81.92 cm2 ==> Cocok!

2. Area Geser

a. Luas efektif geser penampang profil wide flange untuk arah sumbu lemah adalah sebagai berikut:

Nilai Sap2000, Av-y = 43.333 cm2 ==> Cocok!

Perhatikan pada rumus tersebut, ternyata area geser yang diperhitungkan untuk tahanan geser arah
sumbu lemah tidak sampai 100% dari luas pelat sayap, namun hanya 83 % nya saja.

b. Luas efektif geser arah sumbu kuat adalah sebagai berikut:

Nilai Sap2000, Av-x = 32 cm2 ==> Cocok!

3. Momen Inersia

Kita hitung momen inersia untuk sumbu kuat saja, yaitu Ix:
Nilai pada Sap2000, Ix = 22964.868 cm4 ==> Cocok !

4. Modulus Penampang (elastis)

Dapat disederhanakan menjadi:

Lihatlah, kita memiliki rumus yang langsung menghubungkan antara besar momen dengan tegangan
leleh. Pada bagian penyebut, rumus itulah yang dinamakan modulus penampang (elastis) suatu bahan.
Yang jika pada penampang persegi panjang kita mengenalnya sebagai rumus berikut:
Nilai pada Sap2000, Sx = 1148.2434 cm3 ==> Cucok!

5. Modulus Penampang Plastis

Modulus elastis penampangnya (S) dan nilai modulus plastis penampangnya (Z)

Zx = (b.tf)(h - tf) + tw(1/2h – tf)(1/2h - tf)


Dimana:
tf = tebal flange, tw = tebal web, h = tinggi profil, b = lebar profil
2
Zx = 1/4. b. h

Rumus opo tho kui, mas? Seko endi asale?

Seebenarnya cukup mudah untuk memahami proses penurunan bentuk rumus di atas. Sebelum
meninjau penurunan rumus (secara sederhana) dari modulus plastis penampang, agar bisa lebih
memahami konsepnya, kita mulai saja dulu memahami penurunan rumus modulus elastis penampang
untuk balok pejal sederhana. Di tulisan Ngulik Sap2000 Part 1, kita sudah mencoba mencari korelasi
antara modulus elastis penampang dari nilai momen inersia penampangnya. Namun untuk rumus
modulus plastis penampang sudah tidak ada korelasinya lagi dengan momen inersia penampang.
Sehingga kedua nilai modulus penampang ini akan kita turunkan dari analisa diagram tegangannya.

Untuk mempermudah pemahaman, saya akan menggunakan penampang balok pejal sederhana sebagai
bahan analisa. Berikut adalah diagram tegangan dari penampang balok pejal sederhana:

Dimana: C = Compression (Tekanan), T = Tension (Tarikan)

Karena penampang berbentuk simetris, maka nilai C dan T adalah sama. Nilai C dan T ini diperoleh
dengan cara mengalikan tegangan leleh dengan luas penampangnya. Sehingga diperoleh rumus resultan
gaya tekan C = 1/2.fy.B.(1/2.H). Jika disederhanakan menjadi:

C = (1/4.B.H).fy

Dari nilai C ini dapat kita cari tahanan momen elastisnya dengan cara mengalikan nilai C dengan lengan
momennya (jarak antara gaya C dan T) sebesar 2/3.H. Sehingga:

Mn = C.(L momen)

Mn = (1/4.B.H).fy.(2/3.H)

2
Mn = (1/6.B.H ).fy

Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa:


Mn = Sx .fy, maka

2
Sx = 1/6.B.H ==> Cocok.

Ini penurunan untuk rumus modulus penampang elastis. Untuk penurunan rumus modulus penampang
plastis, kita menggunakan diagram tegangan seperti berikut:

Dari gambar di atas dapat diperoleh rumus resultan gaya tekan sebagai berikut:

C = 1/2.(B.H).fy

Dari nilai C ini dapat kita cari tahanan momen plastisnya dengan cara mengalikannya dengan lengan
momen (jarak antara gaya C dan T) sebesar 1/2.H. Sehingga:

Mnp =C.(L momen)

Mnp = 1/2.(B.H).fy.(1/2.H)

2
Mnp = (1/4.B.H ).fy

Dari rumus yang kita ketahui, dapat kita peroleh:

Mnp = Zx .fy, maka nilai modulus penampang plastisnya adalah

2
Zx = 1/4.B.H

Mudah sekali, bukan? Konsep penurunan rumus modulus plastis penampang ini berlaku juga untuk
bentuk-bentuk yang lain, termasuk untuk profil baja IWF. Berikut adalah contoh proses penurunannya:

Untuk mempermudah pemahaman, kita analisa bagian flange dan web secara terpisah. Untuk bagian
flange, diagram tegangan dan rumusnya adalah sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat diperoleh rumus resultan gaya tekan sebagai berikut:

C1 = (B.tf).fy

Dari nilai C1 ini dapat kita cari tahanan momen plastis (untuk bagian flange) dengan cara mengalikan
nilai C1 dengan lengan momen tegangan flange (jarak antara gaya C1 dan T1) sebesar (H – tf).
Sehingga:

Mnp1 = C1.(L momen)

Mnp1 = (B.tf).fy.(H - tf)

Dan untuk bagian web, diagram tegangan dan rumusnya adalah sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat diperoleh rumus resultan gaya tekan sebagai berikut:

C2 = tw.(1/2.H-tf).fy

Dari nilai C2 ini dapat kita cari tahanan momen plastis (untuk bagian web) dengan cara mengalikan nilai
C2 dengan lengan momen tegangan web (jarak antara gaya C2 dan T2) sebesar (1/2.H – tf). Sehingga:

Mnp2 = C2.(L momen)


Mnp2 = tw.(1/2.H-tf).fy.(1/2.H-tf)
Maka tahanan momen plastis totalnya adalah:
Mnp = Mnp1 + Mnp2
Mnp = (B.tf).fy.(H-tf) + tw.(1/2.H-tf).fy.(1/2.H-tf)
Mnp = [(B.tf)(H - tf) + tw.(1/2.H - tf).(1/2.H - tf)].fy
Sehingga,
Zx = (B.tf)(H-tf) + tw.(1/2.H-tf).(1/2.H-tf) ==> Cocok.

Zx = (b.tf)(h - tf) + tw(1/2h – tf)(1/2h - tf)

Sekarang kita cek hasil perhitungan rumus secara manual dengan nilai yang dihitung oleh Sap2000.
Berdasarkan rumus, nilai modulus plastis penampang untuk profil IWF 400.200.8.13 adalah sebagai
berikut:

Sedangkan jika kita cek pada Sap2000 nilai modulus plastisnya adalah:

Kesimpulan: Cocok.
MENGHITUNG KAPASITAS MOMEN DAN GESER PENAMPANG PROFIL IWF

Contoh.

Sebelumnya, kita abaikan dulu masalah torsi lateral dengan cara menetapkan bentang balok yang
pendek. Untuk menentukan panjang bentang balok maksimum agar terhindar dari bahaya tekuk torsi
lateral, kita gunakan rumus sederhana seperti berikut:

Lp = 790.ry / √fy

Maka didapat hasil panjang maksimal bentang balok terkekang lateral di ujung2nya agar terhindar dari
analisa tekuk torsi lateral adalah sebagai berikut:

Untuk itu dalam permodelan digunakan beam dengan bentang 2 m (< Lp = 2.347 m).

Pertama-tama kita cek terlebih dahulu persyaratan kompak dan non-kompak penampang profil baja IWF
(hati-hati, beda penampang maka nilai batasnya juga berbeda). Karena bagian profil IWF yang
mengalami tekan ada dua bagian, yaitu bagian flange dan bagian web (sehingga ada dua macam tekuk
lokal, yaitu tekuk lokal web dan tekuk lokal flange), maka syarat kompak dan non-kompak dicek terhadap
kedua bagian ini.

Masing2 bagian memiliki nilai batas kelangsingannya masing-masing, yaitu:

1. Untuk pelat sayap (flange):

Kelangsingan penampang sayap: λf = B / (2.tf)


Syarat batas kompak / tidak kompak penampang sayap:

λp.f = 170 / √fy

λr.f = 370√(fy – fr)

dimana:

B = lebar profil, tf = tebal flange

fy = tegangan leleh (Untuk baja A36 / SS400, fy = 240 Mpa)

fr = tegangan sisa (biasanya diambil sebesar 70 Mpa, namun program Sap2000 tidak memperhitungkan
nilai fr, alias fr = 0)

2. Untuk pelat badan (web):

Kelangsingan penampang web: λw = H / tw

Syarat batas kompak / tidak kompak penampang web:

λp.w = 1680 / √fy

λr.w = 2550 / √fy

Profil termasuk kompak atau tidak kompak, aturannya adalah sebagai berikut:

Sekarang kita cek penampang profil WF400.200.8.13 secara manual:

Cek bagian flange:


Cek bagian web:

Penampang IWF400.200.8.13 secara perhitungan manual termasuk penampang kompak. Sehingga kuat
ijin tahanan momen profil berdasarkan rumus adalah:

Dan berdasarkan hasil output sap2000, profil WF400.200.13.28 dengan bentang 2 m (tumpuan sendi-rol)
memiliki tahanan ijin momen sebesar:
Kesimpulan: Cocok.

Anda mungkin juga menyukai