Anda di halaman 1dari 61

METODE PELAKSANAAN

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka menjalankan tugas-tugas seperti yang dinginkan pemberi tugas seperti apa yang telah
dijelaskan Dokumen Lelang, Kontraktor telah menyiapkan metodologi yang akan memberikan
pelaksanaan terbaik dan tetap sesuai dengan kebutuhan untuk pekerjaan “Pekerjaan
Pembangunan Laboratorium Terpadu”.

1. INOVASI DAN APRESIASI

Secara umum, strategi yang akan digunakan kontraktor dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Laboratorium Terpadu adalah meliputi: pengenalan
dan pemahaman terhadap pekerjaan, yang diikuti dengan penguraian rencana kerja secara
mendetail, kemudian pelaksanaan pekerjaan dan diakhiri dengan penyelesaian pekerjaan. Hal
tersebut digambarkan dalam Bagan Alir 0.2 berikut:

PEDEFINISIAN PEKERJAAN

PENYUSUNAN
RENCANA KERJA

PELAKSANAAN
PEKERJAAN

PENYELESAIAN
DAN PENYERAHAN PEKERJAAN

Bagan Alir O.2: Pendekatan Umum Pelaksanaan Pekerjaan

Aktivitas utama yang dijalankan pada tahap pendefinisian pekerjaan akan berupa:
• Menetapkan/menentukan tujuan pekerjaan
• Mendapatkan gambaran umum terhadap pekerjaan
• Menentukan dan menyusun tim yang tepat untuk pekerjaan
• Mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul
Aktifitas utama pada tahap penyusunan rencana kerja akan berupa :

• Mengidentifikasi kegiatan dan tugas yang akan dikerjakan

• Memberi persetujuan terhadap jadwal kerja kegiatan

• Merundingkan dan menentukan jadwal kerja serta tenaga yang dibutuhkan.

Aktifitas utama pada tahap pelaksanaan pekerjaan akan berupa:

• Merealisasikan rencana kerja

• Mengatur dan mengarahkan tim yang terlibat dalam pekerjaan

• Memonitor kemajuan pekerjaan dan mengantisipasi masalah yang timbul

• Mengarahkan dan mengatur agar pekerjaan sejauh mungkin sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.

Akfifitas utama pada tahap penyelesaian akan berupa:

• Menyerahkan hasil kerja kepada Pemberi Pekerjaan.

• Membuat laporan-laporan.

2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

4.2.1Umum

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Kontraktor dalam Pekerjaan " Pekerjaan


Pembangunan Laboratorium Terpadu " mempunyai lingkup pelayanan jasa
kontraktor yang meliputi Tugas Pelaksanaan pekerjaan dan Tugas Pelaporan. Karena itu
perlu disusun suatu sistem manajemen pengendalian dan pelaksanaan pekerjaan
sehingga tugas-tugas yang dibebankan tersebut dapat terpenuhi dan pada akhirya
kegiatan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
4.2.2Program dan rencana kerja kontraktor

Dalam pelaksanaannya, sistem manajemen pengendalian dan pelaksanaan tersebut


secara garis besar akan dikelompokkan dalam bidang-bidang pengendalian sebagai
berikut :

(a) Pengendalian dan Pelaksanaan

(b) Pengendalian manajemen dan administrasi kegiatan

a. Pengendalian dan Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan masalah teknis, kontraktor membagi lagi program kerjanya


menurut tahapan kerja yang akan dilakukan. Untuk lebih jelasnya maka akan
digambarkan secara berurutan dan terperinci dengan mengunakan Bagan Alir.

Bagan Alir 0.3 menggambarkan jasa pekerjaan layanan pelaksanaan dan


pengendalian teknis yang kontraktor berikan pada kegiatan ini.

TAHAP PRA KONSTRUKSI

TAHAP MOBILISASI

TAHAP PENYELESAIAN

TAHAP PELAPORAN

Bagan Alir O.3: Layanan Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Tahap Pra Konstruksi


Mempersiapkan apa yang diperlukan untuk aktivitas konstruksi sehingga pada
saat dimulainya aktivitas konstruksi tidak terdapat permasalahan yang dapat
menghambat aktivitas tersebut.

Kegiatan pra konstruksi antara lain akan meliputi :

1. Review terhadap data yang ada

Review ini bertujuan agar kontraktor memahami secara keseluruhan


kondisi yang ada (dalam hal ini adalah kondisi existing pekerjaan yang
akan dikerjakan).

Tahap ini penting sebagai pra-kondisi, sehingga nantinya pihak kontraktor


dapat melaksanakan tugas pelaksanaan dengan baik.

Untuk kepentingan ini, pihak kontraktor akan menugaskan staf ahli yang
tepat untuk melakukan review terhadap data yang ada. Dan review ini
diharapkan akan dapat dibuat jadwal kerja dan sistem monitoring yang
tepat.

Pekerjaan Tahap Mobilisasi

Selama kegiatan mobilisasi dilakukan kontraktor akan menyiapkan dan


melakukan pekerjaan diantaranya namun tidak terbatas pada :

1. Suryey Kondisi Lapangan dan Rekayasa Lapangan

Kontraktor bersama-sama Konsultan Pengawas dan Pihak Bagian Kegiatan


Fisik melakukan suryey keseluruhan kondisi existing yang ada secara terinci
untuk kepentingan peninjauan desain (Review Design) atau Detail Desain.

Konsultan menyusun Laporan Peninjauan Desain atau Detail Desain yang


mencakup dasar peninjauan desain atau Detail Desain, perhitungan desain
dan membuat gambar desain, serta perhitungan kuantitas dan harga, untuk
mendapatkan produk akhir yang optimum.

2. Pemahaman terhadap dokumen dan data yang ada

Kontraktor dibantu pihak konsultan pengawas akan melakukan review dan


mempelajari kekurangan dan kelebihan metode konstruksi yang dipakai
nantinya, spesifikasi teknis, serta data dan dokumen lainnya yang relevan.
3. Review terhadap jadwal kontraktor dan peralatan yang digunakan

Kontraktor dibantu Konsultan Pengawas akan membuat data mengenai


peralatan konstruksi yang akan dibawa ke lapangan. Data ini harus berisi
tanggal kedatangan, tipe, ukuran, kapasitas, kekuatan dan jumlahnya.
lnformnasi ini akan dinilai apakah seluruh peralatan tersebut cocok untuk
jenis pekerjaan yang dilakukan dan sesuai dengan yang diperlukan dalam
penawaran.

Walaupun begitu, jika pada suatu kondisi ternyata peralatan yang dibawa
kontraktor tidak cocok untuk jenis pekerjaan tertentu dikarenakan hal yang
tidak diduga, maka kontraktor akan menyediakan peralatan tambahan.

4. Pemeriksaan terhadap material yang akan digunakan

Contoh material yang akan digunakan diajukan agar diteliti terlebih dahulu
untuk memastikan bahwa material tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan.

5. Persiapan terhadap barak kerja

Kontraktor akan menyiapkan barak kerja, akomodasi, tempat penyimpanan


material dan lain-lain agar sesuai dengan spesifikasi dari kontrak.

6. Review terhadap personil lapangan

Personil kontraktor yang bertugas di proyek akan diajukan dan dinilai oleh
Pimpinan/ Bagian Kegiatan dan Konsultan meliputi nama, posisi yang
diusulkan, umur dan informasi lainnya.

Hal lain yang perlu dilakukan pada tahap mobilisasi akan ditentukan kemudian.

Pekerjaan pada tahap konstruksi


Tujuan utama dari kegiatan pelaksanaan adalah memastikan agar maksud dari
gambar rencana dapat dilaksanakan secara baik dan mengantisipasi penyesuaian
dilapangan secara awal untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Mengajukan kepada Pihak konsultan supervisi apabila ada perubahan kontrak


sehingga dapat dipahami bila terjadi perubahan pada perintah pekerjaan.

Pada tahap konstruksi ini, kontraktor akan melakukan pekerjaan, yang meliputi :

1.. Inspeksi harian

Kontraktor akan melakukan seluruh pekerjaan inspeksi untuk semua tahapan


pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan agar sesuai dengan ketentuan
dan kondisi yang disyaratkan dalam kontrak.

2. Pengendalian kualitas harian

Pengendalian akan meliputi kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang


digunakan agar sesuai dengan persyaratan dalam kontrak

3. Memonitor kemajuan pekerjaan

Kontraktor akan memonitor secara terus menerus pekerjaan, untuk menjaga


agar pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui.

4. Rapat Rutin

Kontraktor akan mengadakan rapat rutin mingguan bersama Konsultan


Pengawas dan Bagian Kegiatan Fisik, yang membahas hal-hal sebagai
berikut:

 Hal-hal khusus yang terjadi dalam satu minggu terakhir

 Kemajuan pekerjaan dalam satu minggu

 Langkah koreksi yang perlu dilakukan untuk perbaikan pekerjaan

 Jumlah pekerjaan yang bisa dibayar pada satu minggu terakhir.

Rapat rutin mingguan diselenggarakan di barak kerja, sedangkan rapat rutin


bulanan sebagai rapat koordinasi dilaksanakan bersama di Kantor Pemberi
Pekerjaan.
5. Penyerahan Sementara (Provisional Hand Over/PHO)

Penyerahan Sementara (Provisional Hand Over) PHO dilaksanakan pada saat


pelaksanaan pekerjaan telah selesai seluruhnya, dalam hal ini kontraktor akan
mengajukan permohonan penyerahan sementara apabila kemajuan pekerjaan
yang dilaksanakan telah mencapai sekurang-kurangnya 97% (substansial
completed) dan pekerjaan yang belum terselesaikan tidak merupakan pekerjaan
pokok (major item).

Pada akhir masa pemeliharaan akan mengajukan sertifikat Final Hand Over
(FHO) setelah melalul inspeksi yang dibantu oleh konsultan.

Dari penjelasan di atas, secara umum bertujuan agar:

(1). Pekerjaan selesai tepat waktu (pengendalian waktu)

Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor akan mengajukan jadual


pelaksanaan. Dengan menggunakan jadwal yang sudah disetujui, kontraktor
akan menyesuaikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari jadwal kerja tersebut
bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap hari apakah target
volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak
tercapai maka selisih volume akan dikejar untuk schedule hari berikutnya.

(2). Pekerjaan selesai tepat biaya (pengendalian biaya).

Kontraktor akan berusaha agar biaya konstruksi sejauh mungkin tidak


mengalami perubahan dan sesuai dengan kontrak yang ada.

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang akan


dilakukan antara lain :

 Dari waktu ke waktu akan dicatat volume pekerjaan yang telah


diselesaikan oleh Kontraktor.

 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar


sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.
Dengan demikian volume dalam kontrak tidak terlampaui sehingga total
biaya pelaksanan sesuai dengan dana yang telah disediakan.

 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhl
spesifikasi.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
fisik, sehingga biaya kegiatan dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan
yang ada dalam kontrak.

(3). Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang disyaratkan (Pengendalian Mutu)

Pengendalian mutu hasil pekerjaan merupakan aspek penting yang akan


menjadi perhatian dalam melakukan pekerjaan agar hasilnya benar benar
sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi.

Secara umum kegiatan pengendalian mutu pada pekerjan ini dapat dilihat
pada Bagan Alir 05. Pada bagan alir tersebut digambarkan bagaimana
langkah-langkah yang akan dilakukan kontraktor dalam pengendalian mutu,
baik mutu material yang dipakai maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan.
KONSULTAN KONTRAKTOR

Survai Lokasi Sumber Bahan/Material


TIDAK
Penentuan Sumber Bahan/Material

Permohonan Pemakaian Bahan/Material

Pemeriksaan Mutu Bahan/Material

Pemeriksaan
Mutu Bahan, Sesuai Spesifikasi ?
(Hasil Test)

YA

Proses Pengolahan Bahan/Material

Proses Penyiapan Rumus Campuran


Kerja

Pengujian Mutu
Selama Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan

Pengujian Mutu Hasil Pekerjaan

Pemeriksaan
Mutu Pekerjaan, Sesuai Spesifikasi ? TIDAK Perbaikan

Persetujuan Mutu Dokumentasi Kualitas


Hasil Akhir Pekerjaan Hasil Pekerjaan

Bagan Alir 0.5 : Kerja Pengendalian Mutu dalam Kegiatan


Untuk pengendalian mutu, kontraktor akan memperhatikan, namun tidak
terbatas hanya pada hal-hal berikut ini :

 Mengajukan material yang digunakan


 Setiap material yang akan dikirim ke lapangan akan diserahkan
contohnya.
 Memeriksa, meneliti dan mendiskusikan pelaksanaan pekerjaan fisik
 Sebagai dasar pengendalian mutu akan dipakai spesifikasi teknis yang
ada.
 Melakukan pekerjaan dengan metode/cara kerja agar sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada.

 Melakukan pengendalian terhadap hasil pekerjaan

Pada dasarnya untuk uji kendali mutu dapat dilakukan dengan metode
sebagai berikut:

 Uji kendali mutu di lapangan

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut akan diadakan


pengujian/tes lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian

Apabila hasil pekerjaan atau material ataupun komponen yang terkait


dengan proyek menyimpang dari yang dipersyaratkan, kontraktor akan
memperbaiki hasil perkerjaan yang tidak sesuai tersebut tanpa adanya
penundaan.

(4). Dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan


(pengendalian kuantitas)

Setelah produk pekerjaan dinilai memenuhi persyaratan baik kualitas


maupun ukuran dan persyaratan lainnya, maka dapat dilakukan pengukuran
kuantitas volume pekerjaan secara teliti/akurat sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan dalam kontrak sehingga volume yang telah disetujui oleh
konsultan dapat dibayar.

Pengukuran dilakukan dengan mengacu pada cara-cara pengukuran dan


pembayaran yang tercantum dalam Dokumen Kontrak sesuai dengan mata
pembayaran pekerjaan masing-masing.
Kontraktor akan menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Konsultan Supervisi pada setiap akhir bulan yang
berjalan berikut.

Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu perintah perubahan


tersebut menyakinkan suatu perubahan dalam struktur harga satuan jenis
pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam jumlah kontrak,
maka perintah perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
Addendum.

(5).Dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja.

Keselamatan kerja makin dipandang penting untuk pekerjaan konstruksi


yang melibatkan tenaga kontraktor.

Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut


:

 Disiplin Kerja

Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat dan terus menerus


dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat saling
berhubungan setiap saat dengan cepat. Pengendalian waktu
pelaksanaan dimaksudkan agar penyelesaian kegiatan sesuai jadwal
yang telab ditetapkan, Pengendalian waktu pelaksanaan ini disesuaikan
dengan tuntunan lapangan yang mencakup seluruh aspek terkait.

Bekerja pada sebuah proyek bangunan bertingkat menanggung resiko tinggi


pada terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi dibanding
bengunan dengan satu lantai. Untuk itulah maka diperlukan persyaratan
keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada bangunan
bertingkat.

Dalam pelaksanaan proyek baik pada tahapan perencanaan maupun tahap


pelaksanaan ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait, antara lain
:

 Faktor perambuan darurat


 Sistim transportasi pada lokasi kegiatan
 Atribut pada tenaga kerja
 Asuransi Tenaga Kerja Astek

 Dll.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditandatangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka
keselamatan kerja dari semua tenaga kerja yang terkait menjadi faktor
utama dari kelancaran progres yang hendak dicapai.

Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan


sebagai berikut :

 Perambuan darurat

Keselamatan kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan


pekerjaan bagi para pekerja yang berada pada daerah perambuan.

Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan


misalnya rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu
petunjuk jalan juga rubber cone serta lighting yang pengaturan letak
penempatan serta jaraknya seperti ditunjukkan pada keperluan rambu
darurat.

 Sistim transportasi pada lokasi proyek

Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

• Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada daerah kerja


ditentukan, rute pada prinsipnya tidak boleh ada arah crossing
sehingga tidak ada pertemuan dua arus latu lintas tanpa pengarah.

• Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi


dengan penutup bak belakang. lni dimaksudkan agar tanah yang
diangkut tidak tercecer di permukan jalan umum, sebab tanah yang
tercecer tersebut sangat licin bila terkena air, dan dapat
mengakibatkan kecelakaan fatal.

• Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan


keselamatan dari peralatan maupun operatomya, dan bila perlu
dengan satuan pengawal dari pihak kepolisian.

 Atribut pada tenaga kerja

Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah


dikenal dan terlihat dari jarak jauh dan ini bisa terpenuhi dengan
pemakaian baju rompi refleksionis warna orange mencolok yang harus
selalu dikenakan pada saat melaksanakan tugas.
Penggunaan topi pengaman di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat
membantu melindungi bagian kepala dari benturan dengan benda keras
atau peralatan proyek. Bekerja pada kondisi badan letih yang
dipaksakan sangat membabayakan dan mengurangi akurasi kerja.

 Astek (Asuransi Tenaga Kerja)

Jaminan perlindungan keselamatan terhadap tenaga kerja pada daerah


beresiko tinggi adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut
harus dijamin dengan asuransi tenaga kerja.

Mengingat pentingnya Astek pada pelaksanaan pekerjaan tersebut,


maka astek tidak bisa dipisahkan dari dokumen kontrak, Jadi
merupakan satu kesatuan dalam dokumen kontrak.

Pekerjaan pada tahap penyelesaian kegiatan

Pada saat mendekati berakhirya kegiatan, dibantu konsultan akan menjalankan


pekerjaan seperti :

1. Pembuatan Laporan dan As Built Drawing

Laporan akan kami kerjakan secara periodik. As built drawing dibuat pada
kertas ukuran A3, dan rekamannya dibuat sebanyak yang tercantum dalam
dokumen kontrak.

2. Inspeksi Penyerahan Akhir (PHO)

Sebelum berakhimya periode pemeliharaan, inspeksi Penyerahan Akhir (Final


Hand Over) harus dilaksanakan. Semua kerusakan atau cacat yang terjadi
pada hasil kerja akan dicatat, dan akan memperbaikinya atau jika perlu
dilakukan pergantian.

3. Pemeriksaan Pembayaran Akhir

Kontraktor akan mengajukan permohonan Pembayaran Akhir (Final


Certificate) berikut back up data kepada Konsultan Supervisi diperiksa dan
disetujui sebagai sertifikat pembayaran akhir (Final Certificate). Tim
pengawas teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah
lalu, jika pada pembayaran terdahulu yang sudah disetujui terdapat
kesalahan maka harus dilakukan koreksi pada pembayaran akhir tersebut.
4. Addendum Akhir

Berdasarkan pada hasil perhitungan akhir terhadap pekerjaan yang telah


dilakukan oleh Kontraktor dan Konsultan, maka untuk Pembayaran Akhir perlu
diterbitkan Addemdum Akhir yang ditandatangani Kontraktor dan Pemimpin
Bagian Kegiatan.

5 . Kegiatan pelaporan

Pelaporan yang dibuat mencakup kegiatan kontraktor selama periode


pelaporan.

Pada bagian yang dilaporkan mengenal kegiatan kontraktor akan kemajuan


fisik.

Daftar personil kontraktor, buruh yang bekerja dan perlatan digunakan


termasuk dalam pelaporan. Kemajuan kegiatan dapat diperjelas dengan
dokumentasi foto untuk kondisi terakhir

Untuk analisa keuangan proyek, ditunjukkan besarnya penyerapan dana oleh


kontraktor berkaitan dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek.

 Laporan Bulanan

Laporan ini dibuat setiap akhir bulan sebanyak 10 rangkap dengan


menggunakan bentuk standard sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
menunjukkan kemajuan fisik.
 Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap akhir minggu.
Laporan ini dibuat Empat (4) rangkap dan berisi ringkasan kemajuan
pekerjaan.
 As Built Drawing
Pada saat berakhirnya masa kontrak, kontraktor akan menyerahkan As
Built drawing.

b. Pengendalian Manajemen dan Administrasi Kegiatan

Dalam hal ini kontraktor berkewajiban merancang, memperlakukan serta


mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem manajemen dan administrasi
proyek.

Tim Konsultan juga telah menyusun suatu kerangka kerja untuk kegiatan
manajemen proyek.

 Dalam fungsinya untuk memberi dukungan terhadap manajemen kegiatan,


konsultan akan melaksanakan tugas melakukan review terhadap dokumen
Perencanaan Teknis. Langkah-langkah dan tindakan yang akan Surat
menyurat akan dilakukan secara sistematis untuk memastikan bahwa
interpretasi kontrak harus jelas disepakati.
 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas
maksud dari surat masuk maupun keluar.

Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam dilakukan


kontraktor untuk pengendalian administrasi proyek mencakup :

 pelaksanaan tugas.

 Mempersiapkan dan memeriksa contoh barang agar memenuhi persyaratan


ditetapkan baik kualitas maupun kuantitas.

 Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.

 Mempelajari dan memeriksa gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar


sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.

C. PEMAHAMAN DOKUMEN LELANG

Pada pekerjaan Pembangunan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Laboratorium Terpadu meliputi :

1. Time Shedule yang akan mengikat waktu pelaksanaan

2. Jenis Pekerjaan dan volume yang akan dilaksanakan

3. Metode pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan

1. Time Shedule yang akan mengikat waktu pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan adalah 150
hari kalender).

2. Jenis Pekerjaan dan volume yang akan dilaksanakan meliputi :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Laporan, Dokumentasi
2. Penyediaan K3
3. Pembuatan Papan Nama Proyek
4. Pembuatan Direksi Keet
5. Pembuatan Gudang Kerja
6. Sewa alat bantu
7. Pengukuran kembali (site) & Pemasangan Bowplank

II. PEKERJAAN STRUKTUR


1. Pekerjaan Basement
 PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
 PEKERJAAN FONDASI
2. Pekerjaan Lantai I
 PEKERJAAN BETON BERTULANG
3. Pekerjaan Lantai II
 PEKERJAAN BETON BERTULANG
4. Pekerjaan Atap
 Pekerjaan Beton Bertulang
5. Pekerjaan Tangga
 Pekerjaan Beton Bertulang
 Pekerjaan Tangga Darurat
III. PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. Pekerjaan Lantai 1
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan pasangan lantai 1
 Pekerjaan meja beton
 Pekerjaan penutup lantai dan dinding
 Pekerjaan Kusen pintu dan jendela
 Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Finishing

2. Pekerjaan lantai 2
 Pekerjaan Pasangan Lantai 2
 Pekerjaan Meja Beton
 Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding
 Pekerjaan Kusen Pintu dan jendela
 Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Finishing

3. Pekerjaan Top Floor


 Pekerjaan Pasangan
 Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
 Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan Pengecatan

4. Pekerjaan Tangga
 Pekerjaan Tangga Utama
 Pekerjaan Tangga Darurat

5. Pekerjaan Lain-Lain

III. PEKERJAAN M/E

1. Pekerjaan Lantai 1
2. Pekerjaan Lantai 2
3. Pekerjaan Top Floor

IV. PEKERJAAN PLUMBING


1. Pekerjaan Lantai 1
 Pekerjaan plumbing
 Pekerjaan Saluran Limbah
 Pekerjaan Ground tank
 Pekerjaan Septic tank

2. Pekerjaan Lantai 2
 Pekerjaan plumbing

3. Pekerjaan Lantai 3
 Pekerjaan plumbing
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEKERJAAN PEMBUATAN LAPORAN DAN DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami akan melakukan pembuatan laporan dan dokumentasi selama
pekerjaan ini berlangsung. Untuk pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan setiap
minggunya. Begitu juga dengan pembuatan dokumentasi juga akan kami laksanakan setiap
minggunya.

2. PENYEDIAAN K3
 Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan
Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN.Pihak Kami
akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang
dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh
Pengguna Jasa
 Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
 Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.
3. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.

Contoh papan nama proyek

4. PEMBUATAN DIREKSI KEET

Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksi Keet dengan lantai
diplester,yang dilengkapi dengan furniture sederhana,papan tulis,rak buku, serta WC(Water
Closet).Untuk penempatan direksi Keet akan ditempatkan pada area yang strategis terhadap
pekerjaan dan tidak mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dan dari lokasi
pekerjaan.Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
dalam Syarat-Syarat Rencana Kerja (RKS),baik tempatnya maupun luasan,serta bahan-bahan
yang digunakan.Direksi Keet tersebut juga diperlukan dalam rangka untuk melaksanakan
Construction Meeting Berkala,baik Mingguan,maupun Bulanan,untuk itu maka haruslah
dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti,meubelair,mejarapat,papantulis dan jika dibutuhkan
dapat dilengkapi dengan komputer, telepon dll. Ukuran direksi keet yang akan kami bangun
minimal berukuran 4 m x 4 m.
5. PEMBUATAN GUDANG MATERIAL/BAHAN

Sama seperti direksi keet tersebut diatas, maka kami juga akan membuat gudang yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan bahan/material seperti : semen, cat, dan lain-lainnya yang dimana selain
untuk keamanan juga sebagai tempat yang terlindungi dari panas dan hujan agar bahan/material
tersebut tidak cepat rusak atau beku.

6. SEWA ALAT BANTU


Dalam proyek pekerjaan ini kami akan melakukan pengadaan akan alat bantu yang akan kami
lakukan dengan cara menyewa. Untuk jadwal waktu sewanya kami akan sesuaikan dengan
kebutuhan atas rencana pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan dimana alat bantu tersebut
dibutuhkan. Adapun beberapa macam alat bantu yang perlu kami siapkan antara lain :

a. Schafolding / perancah besi. Alat ini akan kami perlukan untuk pelaksanaan pekerjaan struktur
dan arsitektur.

b. Lift barang/material. Alat ini akan kami perlukan didalam proses mobilisasi material ke setiap lantai
bangunan.

c. Mobil concrete pump, digunakan saat proses pengecoran yang mempunyai kendala dalam masalah
ketinggian/elevasi.

7. PENGUKURAN KEMBALI DAN PEMASANGAN BOWPLANK

a. Pengukuran Kembali
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, maka kami akan melakukan pengukuran ulang
kembali lahan/area bakal lokasi bangunan. Hal ini perlu kami lakukan untuk memastikan kondisi
lahan baik secara elevasi maupun luasannya.

Alat yang digunakan : Alat ukur / theodolite, meteran dan rambu ukur.

b. Pemasangan bowplank
Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu albasia dengan tebal 3 cm dan
lebar15 cm.dengan tiang patok kayu 5/7 jarak tiang berkisar antara1,5meter.Permukaan bagian atas
dibuat Rata / Waterpass.Pada titik As rencana dipasang tanda-tanda dari paku, dan setelah dilakukan
pengecekan kembali bersama direksi lapangan /konsultan pengawas, atas kebenarannya dari semua
ukuran segera diberi tanda dengan cat merah.
Material yang digunakan :
 Kayu 5/7 cm
 Paku
 Papan 3/20 cm

Tenaga kerja :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang kayu
 Kepala tukang

Peralatan yang digunakan :


 Cangkul
 Linggis
 Parang
 Gergaji
 Palu, dll
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

A. PEKERJAAN TANAH

Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan dilaksanakan menurut dokumen kontrak dan
semua hal-hal yang berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Penggalian dan penimbunan tanah dilakukan dengan menggunakan bantuan alat mekanis.

Lingkup pekerjaan tanah termasuk pula pembersihan lapangan dan membersihkan pepohonan,
produktivitas menggali tanah cara manual yang terutama sangat tergantung pada keterampilan
pekerja,keadaandan jenis tanah,tinggi angkat,jarak angkut dan tidak kalah penting adalah
pengawasan pelaksanaannya.Sebagai contoh untuk membandingkan pada gambar-gambar

Dibawah ini diberikan hasil kerja atau produktivitas menggali tanah cara manual untuk berbagai
kedalaman tanah.

Pekerjaan Galian

Pada kegiatan ini pekerjaan galian dialokasikan tanah untuk pondasi foot plat, pondasi batukali, tie
beam & sloof. Untuk besarnya dimensi galian tanah ini disesuaikan dengan keperluan berdasarkan
dari gambar rencana.
b. Pekerjaan Urugan tanah dan pasir

Pada kegiatan ini pekerjaan urugan dialokasikan pada pengurugan seluruh lokasi bekas pekerjaan
galian pondasi foot plat,pondasi batu belah, dan sloop atau pekerjaan lantai.

Bahan urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran,dan atau
dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Khusus untuk urugan pasir dilaksanakan dibawah lantai
kerja pondasi footplate dan dibawah pasangan lantai.

c. Pekerjaan Pemadatan

Pada kegiatan ini pekerjaan pemadatan (pada stamper) dialokasikan pada pemadatan pengurugan
seluruh lokasi pekerjaan bekas galian pondasi.Proses pemadatan menggunakan alat pemadatan yaitu
stamper, Bahan urugan yang akan dipadatkan dihamparkan secara bertahap/lapis demi lapis sesuai
dengan spesifikasi teknis, harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran,dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
PEKERJAAN PONDASI & STRUKTUR

A. PONDASI BATU BELAH


Seluruh pekerjaan pasangan dilaksanakan sesuai ketentuan gambar,
baik ukuran maupun konstruksinya.Dasar pasangan batu kali harus
terletak pada tanah keras,dengan nilai CBR =4%.
Bila tanah dasar pasangan pada level yang ditunjukan oleh gambar
rencana pada kenyataannya dilapangan tidak mencapai nilai yang
Disyaratkan maka tanah dibawah pasangan harus diganti dengan lapisan yang memenuhi
persyaratan diatas.

Pemadatan harus dilakukan dengan stamper dan tanah yang dipadatkan itu harus disiram
dengan air, pemadatan tiap lapis baru dihentikan apabila tanah yang dipadatkan telah
mencapai nilai CBR =4%.
Pasangan yang digunakan untuk batu kali harus terdiri dari batu-batu pecah dengan ukuran
maksimum 30cm dengan memakai adukan1pc:5ps,sisi-sisi pondasi yang terkena urugan tanah
harus diplester kamprot dengan adukan yang sama.

Penggalian sisi-sisi pasangan harus dilakukan dengan kemiringan yang memadai agar tidak
terjadi kelongsoran.
Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang1 jam.

B. PONDASI FOOT PLATE


1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dengan Pekerjaan Pondasi poer plat antara lain adalah:
a. Penentuan as–as titik pondasi poer plat ;
b. Galian tanah pada titik as–as pondasi yang telah ditetapkan;
c. Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi poer dari besi beton
dengan mutu U-24,sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek);
d. Pengecoran beton pondasi poer plat, dengan mutu beton K-250.
e. Dimensi ukuran pondasi foot plate 175x175x40, 120x200x40,
60x100x20, 275x175x50.
2. Persyaratan umum
Pelaksanaan pekerjaan pondasi poer,selain mengikuti ketentuan ketentuan yang tercantum
didalam buku persyaratan pelaksanaan pekerjaan struktur pondasi dan persyaratan-
persyaratan lainnya,juga harus mengikuti ketentuan-ketentuan dari peraturan yang sudah
baku yaitu ASTM, atau British Standard, dan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Direksi.

3. Persyaratan Bahan
a. Bahan batu pecah dan pasir harus keras dan bersih dari lumpur,jumlah pipih dan lonjong
maksimal 5% dengan permukaan kasar tanpa cacat/retakan atau berpori,dari jenis
granit atau kwarsit.
b. Secara keseluruhan,persyaratan bahan untuk pondasi poer plat harus sesuai dengan
persyaratan yang tertuang didalam RKS (Persyaratan bahan secara umum dan
Persyaratan bahan beton)untuk pekerjaan ini, dan mengikuti Standar Nasional
Indonesia (SNI).
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membawa semua contoh bahan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi.

Pembesian
a. Mutu besi yang digunakan untuk tulangan <d12mm adalah U-24,yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2,sedangkan untuk tulangan dengan
diameter>16mm adalah U-32(Ulir),yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
sebesar3.200Kg/Cm2.
b. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran(lumpur, lemak dan
karat)serta untuk tulangan dengan mutu baja U-32 ini.
c. Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum1mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
d. Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.

Pengecoran:
 Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.Pengecoran harus dilanjutkan tanpa
berhenti.Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil
tindakan-tindakan.
 Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang berfrekwensi
dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.Penggetaran harus dimulai pada
waktu adukan dituangkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.Dalam permukaan
yang vertikal,vibrator harus dekat dengan cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga
dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian
adukan lebih dari 24 second.Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

C. PEKERJAAN SLOOF

Dimensi sloof yang dipakai :

S1 30x45, S2 20X35, SL 15X20

Bekisting:

Setelah Pondasi terpasang,dan urugan tanah peninggian bekas galian dilanjutkan dengan pekerjaan
Sloop dengan bekisting dibuat dua sisi sesuai dengan leveling pada rencana kerja.

Pembesian:

Pembesian Sloop direncanakan sekaligus memanjang sampai dengan pertemuan sudut


bangunan,Pada pembesian ini harus diperhatikan sambungan besi minimal¼bentang dan tekukan
pada ujung besi diperhatikan untuk perkuatan. Dimensi besi yang dipakai adalah besi ulir D16 untuk
besi utama, Ø 12 untuk besi pinggang dan Ø10 -100 untuk tulangan sengkang.

Pengecoran:

Untuk pengecoran kaki kolom menggunakan beton molen dengan catatan tidak mengesampingkan
mutu beton yang dianjurkan,mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K.250, (tegangan tekan hancur
karakteristik untuk kubus beton berukuran 15x15x15cm3 pada usia 28 hari),atau f'c=20Mpa
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
pada usia 28 hari),Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam Peraturan Beton Indonesia.

Pengecoran dilakukan hanya bila semua tulangan telah diperiksa kembali,bekisting bagian dalam
dibasahi,tidak ada kesempatan untuk lolosnya air semen dari sambungan-sambungan bekisting,
termasuk kekokohan bekisting, danTrial Mix dari laboratorium telah didapat.
PEKERJAAN KOLOM

Demikian juga dengan kolom struktur,pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan telah sesuai
dan disetujui Direksi Pekerjaan serta acuan/bekisting telah sesuai dengan type kolom masing-masing
pada setiap posisinya. Dimensi kolom yang dipakai adalah sebagai berikut :

K1 35/70, K2 30X35, K3 Ø45, K4 15X75, K4” 15X35, K5 40X10, KP 10X10, KP2 25X10, KP3 35X10.

Untuk jenis ukuran besi yang dipakai adalah : D16 dan D13 untuk besi utama, Ø10 untuk pembesian
sengkang.
Pembesian kolom beton.
Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yakni :
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
 Jarak sengkang/ ring sesuai dengan gayanya (Gb. 1)
 Jumlah tulangan sesuai dengan berat Beban (Gb.2) Alat yang
digunakan dalam pembesian:
 Bar Bender
 Bar Cutter
 Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
Mintakan Pengecekan ulang kepada Quality Control apakah telah siap
untuk dilakukan tahap berikutnya
Setelah Pengecekan pembesian dilakukan segera dipasang Bekisting Kolom dari bahan yang
baik
Bekisting Kepalaan Kolom Plywood12mm

Besi Penguat Bekisting Waller

Support Pipe

Setelah bekisting dilakukan dapat dilanjutkan Pengecoran Kolom dengan mutu beton sesuai
persyaratan.

Target Kualitas Pekerjaan Kolom:


1. Warna beton sama
2. Sisi kolom siku dan tidak geripis
3. Pertemuan dengan plat tidak melendut
4. Pertemuan dengan kepalaan kolom tidak melendut
4. Kolom tegak lurus/ sesuai dengan rencana

Untuk mendapat Pengecoran Kolom, yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan
Beton menggunakan Concrete Vibrator
Tahapan Pengecoran yang benar sebagai berikut:
1. Pembersihan Lokasi
2. Pasang Besi Kolom
3. Pasang Bekisting Kolom
4. Pasang Pipe Suport
5. InspeksiTerakhir
6. Pengecoran
7. Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
8. 12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapa tdilepas secara hati-hati
9. Perawatan Beton dengan menggunakan karunggoni basah yang disiram air,lembaran
plastic atau disemprot dengan obat.
BALOK DAN PLAT LANTAI

Dimensi balok yang dipakai adalah sebagai berikut :


B1 35X70, B2 30X40, B3 20X30, B4 20X30, B5 20X25, BK1 30X50X70, BL B2 30X40

Besi yang digunakan :


Besi Utama : D16, D13 dan Ø 12
Besi Sengkang : Ø 10

Mutu Beton : K 250

Pelaksanaan Balok dan Plat lantai

1. Pemasangan Bekisting Balok


2. Pemasangan Bekisting Bawah dari Balok
3. Pemasangan Bekisting Kepalaan Kolom
4. Pemasangan Besi Balok
5. Pemasangan Bekisting samping balok
6. Chek Kekuatan Bekisting Balok
7. Pemasangan Bekisting Plat Lantai
8. Cleaning Of Slab Form
9. Floor Slab Rebar
10. Checking Of Reinfored Steel Overlapping
11. Final Checking Before Foundry
12. Pengecoran Balok dan Plat Lantai
13. Standard kualitas dari balok dan plat
14. Penyelesaian dari permukaan beton
Untuk mendapat Pengecoran Balok dan Plat Lantai,yang baik agar menggunakan bucket,

Pemadatan Beton menggunakan Concrete Vibrator.


PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

A.1 PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA


Alat:
 Cetok
 SelangUkur /WaterPass
 Benang
 Lot /anjir
Bahan :
 Portland Cement/Drymix
 Pasir Pasang/Drymix
 Bata Merah Bakar Kelas1
Pemasangan tiap tahap max 1,2meter Pemasangan Kusen
 Bata merah yang digunakan ialah Bata Merah kelasI berkualitas baik mempunyai rusuk-
rusuk yang tajam dan siku,bidang-bidang sisinya harus datar,ukuran seragam dan
merata, bebas dari cacat, retak, didatangkan sesuai dengan contoh yang telah
disetujui,demikian juga material lainnya seperti pasir pasang,
 Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap,setiap tahap tidak lebih dari 24 lapis
setiap harinya,diikuti dengan cor kolom praktis,dinding yang luasnyal ebih dari 12 m2
dipasang penguat kolom dan balok praktis dengan ukuran sesuai dengan ketebalan
dinding yang dipasang (12x 12cm),pada bagian-bagian tertentu dipasang kosen-kosen
sesuai dengan type dan posisinya masing- masing.
 Bata merah yang akan dipasang direndam terlebih dahulu sampai jenuh, saat spesi
pasangan belum kering betul,Nad-nad atau spesi antara bata satu dengan bata lainnya
dikerok sedalam 1cm untuk kuatnya plelesteran secara baik.
 Pada ketinggian 20cm di atas rencana peil lantai untukseluruh ruangan,dan setinggi
150 cm dari peil lantai rencana,pasangan dinding bata dengan menggunakan spesi
kedap air (komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi).
A.2 PEKERJAAN PLESTERAN

Alat yang digunakan :


 Cetok Semen
 Jidaran
 Benang
Bahan yang digunakan :
 Semen Portland
 Pasir Pasang
Pelaksanaan
1. Sebelum dinding diplester dan diaci,batu bata yang telah dipasang untuk dinding disiram
dengan air agar nantinya dinding tidak retak. Keretakan pada dinding,biasanya baru
kelihatan setelah jangka waktu seminggu sesudah plesteran dan acian kering.Agar dinding
kelihatan rapi dan baik,maka tebal spesi pasangan batu bata cukup1cm dan paling tebal
1,5cm.Adukan untuk spesitrasraam sebaiknya setinggi 50 cm dari lantai,yaitu campuran
1PC:2Ps.Kemudian diplester dengan adukan yang serupa dengan adukan pasangan batu
bata supaya kedap air.Dengan demikian tidak akan terjadi kelembaban apabila kena
tampias air hujan atau pada saat membersihkan lantai.
2. Untuk mendapatkan hasil plesteran yang rata dengan ketebalan yang sama,sebelum spesi
dihamparkan di dinding, diberi “Kepala”plesteran.
3. Tempelkan Adukan plesteran+acian mortar pada dinding bata
4. Ratakan dengan menggunakan mistar Allumunium
5. Diamkan minimal selama1hari (sambai benar-benar kering)
6. Tempelkan adukan acian khusus pada permukaan plesteran
7. Gosok menggunakan kertas kantongsemen
B. PEKERJAAN PLAFOND

Plafond dari bahan Gipsum board dan Calciboard ukuran 120 x 240 cm dengan tebal 9 mm dan
6 mm, dipasang rapat tanpa nat.

List plafond dari bahan list profil gypsum 10 cm, untuk dipasang pada dinding dalam dan luar
ruangan.

Langkah pelaksanaan :
1. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding& as sumbu ruangan
2. Pasang rangka hollow pada sipatan
3. Tentukan jarak penempatan penggantung
4. Pasang benanguntuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan
5. Pasang rangka pembagi
6. Pasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm
7. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
8. Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu diampelas
dan finish dengan cat.
9. Lakukan pelapisan pada pertemuan bidang panel dengan compound
10. Dilanjutkan dengan penempelan paper tape pada lapisan compound
11. Lapiskan kembali compound menim papaper tape
12. Tunggu sampai kering lalu haluskan permukaan dengan hand sander dan grit paper
150/120
C. PEKERJAAN KUSEN JENDELA ALUMUNIUM
Pekerjaan Kusen
1. Bahan pembuat kusen yang dipakai adalah Alumunium 4 mm ex Alexindo.

2. Lakukan Pemotongan bahan kusen sesuai ukuran


3. Pasang bahan Hasil Pemotongan dengan menggunakan Paku fisher
4. Sesuai dengan ukuran dan tipe kusen yang akan dibuat

Pemasangan Kusen
1. Chek dan seleksi bahan yang akan dipasang dikoordinasikan bersama
konsultan pengawas.
2. Ketahanan air dan angin setiap type peminimum1000kg/m2,dengan
ketahanan udara15 m3/hr.
3. Toleransi untuk tinggi serta lebar maksimal 1mm,sedangkan untuk diagonal 2mm.
4. Sekrup dari stainlees steel galvanized engan kepala tertanam
5. Angkur dari steel plate tebal 2-3mm dengan jarak 30cm..
6. Permukaan kusen yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti
beton,adukan atau plesteran diberi lapisan laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment.
7. Pengelasan menggunakan bahan non active gas(argon)dengan hasil rapih.
8. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti memakai skrup, rivet,
dengan hasil sambungan tidak tampak oleh mata.
9. Toleransi pemasangan kusen disatu sisi dinding sebesar10-15mm kemudian
di isi beton ringan/grout.
10. Sebelum dilakukan penyekrupan dilakukan pengukuran dengan watter pass.

Pekerjaan Daun Pintu


1. Bahan yang digunakan aluminium
2. Check sudah betulkah ukuran tinggi &lebar (Dimensi) daun pintu dan dimensi
bahannya
3. Apakah terdapat cacat bahan atau cacat pengerjaan
4. Apakah detail sambungan telah sesuai dengan gambar rencana
5. Bagaimana bentuk daun pintu/ jendela sebelum diterima
Apakah dalam keadaan Plat?(Baik)
Apakah dalam keadaan melincang(TIDAK BAIK)
Apakah dalam keadaan melengkung (TIDAK BAIK)

6. Check Ketinggian&kusen yang akan dipasangi Pintu


Apakah sudah lot / tegak lurus
Apakah sejajar satu samalain
Sponing siku
7. Check Ketinggian& perbedaan elevasi
8. Malkan daun pintu terhadap lubang kusen
9. Buat Peletakan Engsel & Kunci sesuai rencana

Pemasangan Kunci Dan Alat Penggantung


1. Bahanyang digunakan sekualitas Solid
2. Pemasangan kunci untuk pintu dipasang ± 1,05 dari
permukaan lantai.
3. Pemasangan kunci maupun engsel harus dipasang
dengan baik dan benar
4. Seluruhnya pemasangan kunci alat penggantung harus terpasang

Kuat pada rangkanya.


5. Bentuk/ type kunci dan alat penggantung yang akan dipasang terlebih dulu harus
memberikan contoh kepada Direksi Lapangan /Kosultan Pengawas untuk
mendapakan persetujuan.

Pemasangan Kaca
 Bahan yang digunakan kaca es 5 mm, kaca dark green 8 mm
 Pemasangan kaca harus dipasang menurut ukuran
kusen dengan kelonggaran cukup,sehingga padawaktu
kaca memuai tidak pecah.
 Kaca yang sudah terpasang harus merupakan
Bagian yang rapi dan kuat.Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak
akibat pemotongan harus digurinda/dihaluskan.
 Kaca harus merupakan kaca bening,bebas dari gelombang maupun komposisi
bahan kimia.Bebas dari bintik-bintik,goresan, maupun garis timbul.
 Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kacak husus.
 Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang
bersih.Untuk itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih
khusus.
 Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan list kaca yang terbuat dari bahan karet.

D. PEKERJAAN DINDING ACP

Metode pelaksanaan pekerjaan pemasangan dinding alumunium composite (ACP) adalah :

Persiapan :
 Mempersiapkan dan mengajukan gambar kerja untuk pekerjaan ACP.
 Mengajukan dan meminta persetujuan produk bahan ACP, untuk pekerjaan ini
menggunakan merek Seven.
 Mempersiapkan lahan / area pekerjaan
 Mempersiapkan bahan : ACP merk Seven, Rangka Mullion 3”, Paku,
Sekrup,sealant dan lain-lain.
 Mempersiapkan alat-alat kerja : theodolith,waterpass,meteran,benang, bor
mesin,sealant gun dan lain-lain.

Pengukuran :
 Melakukan pengukuran pada area/bidang yang akan dipasang ACP.

Pelaksanaan :
 Membuat frame/rangka dan potongan ACP sesuai gambar yang sudah disetujui.
 Rangka utama dipasang ke media dinding dengan cara dipasang dengan
dynabolt sehingga posisi rangka kuat.
 Bingkai/frame mullion dipasang pada frame yang sudah berdiri
 Cek kembali kerataan frame yang sudah terpasang.
 Pasang potongan ACP pada bingkai/frame yang sudah terpasang tersebut.
 Cek kembali kerataan pasangan ACP yang sudah terpasang.
 Nat perapihan pasangan ACP dengan sealant.
 Setelah semua pasangan ACP terpasang dan rapih, maka lepas lapisan
pelindung ACP tersebut.
E. PEKERJAAN CURTAIN WALL

Bahan yang digunakan :


 Rangka mullion 4”
 Kaca Mati tempered 10 mm

Alat yang digunakan :


 Mesin potong kaca
 Bor mesin

Langkah-langkah pelaksanaan :

1. Pembuatan Shop Drawing

Awal dari pekerjaan konstruksi harus dimulai dari gambar, pembuatan shop drawing
dilakukan oleh tenaga drafter yang sudah berpengalaman dengan menggunakan
Autocad Computer berdasarkan design yang dikehendaki oleh pihak perencana mulai

dari pembuatan gambar denah, tampak maupun potongan gedung di lengkapi


dengan detail-detail secara jelas yang menunjukkan dimensi profile serta steel
bracket dan fixing system antara vertikal mullion terhadap bangunan strukturnya,
maupun detail pada potongan vertikal yang memperlihatkan pertemuan transom
terhadap mullion serta posisi curtain box atau fire stop dan stool parapetnya juga
potongan horizontal yang memperlihatkan sambungan antara transom dengan
transom sehingga memudahkan kontrol dan pelaksanaan di lapangan.

Semua shop drawing yang telah selesai dibuat harus diajukan kepada pihak
perencana / MK untuk memperoleh persetujuan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
2. Pembuatan Material List.

Penyusunan daftar material serta jumlah dan ukuran yang dibutuhkan barulah dapat
disusun oleh petugas PPC setelah shop drawing dan contoh material yang diajukan
tersebut disetujui oleh pihak perencana maupun MK.

Adapun jenis material tersebut terdiri dari aluminium extrusion, kaca, silicone sealant
dynabolt, steel bracket, screw, gasket dan sebagainya.

Semua jumlah kebutuhan material tersebut disusun secara jelas jumlah dan
ukurannya yang akan dibeli dalam bentuk Surat Permintaan Barang (SPB) serta
dicantumkan schedule kedatangan material tersebut sesuai kebutuhan pada waktu
dimulainya fabrikasi di Workshop atau schedule pemasangan di lapangan.

3. Pemesanan Material.

Berdasarkan SPB yang telah dibuat oleh PPC dan diajukan kepada Pihak Logistik
barulah material tersebut dapat dilakukan pembelian oleh Pihak Purchasing.
4. Penerimaan Raw Material dan Storage Handling.

Seluruh material yang dibeli akan disupply oleh Pihak Supplier ke Workshop terlebih
dahulu.
Penerimaan Raw material khususnya aluminium extrusion ditangani oleh petugas
Gudang yang telah berpengalaman. Semua material yang diterima harus diseleksi
dan dicatat terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan spesifikasi ukuran dan
jumlah yang dipesan atau tidak. serta juga diperiksa apakah material tersebut dalam
kondisi yang baik atau mungkin terdapat cacat sehingga harus ditolak.

Semua data penerimaan barang tersebut disusun dalam formulir Laporan Terima
Barang (LTB) yang ditanda tangani oleh kepala Gudang dan dilaporkan kepada
bagian pembelian dengan tembusan kepada PPC.

Semua material yang bagus disusun diatas rak secara rapih menurut section dan
ukurannya serta diberi label secara jelas sehingga mempermudah untuk diambil saat
dibutuhkan pada waktu fabrikasi.

5. Fabrikasi Curtain Wall

 Semua material aluminium mullion & transom harus dilindungi dengan


protection tape terlebih dahulu sebelum dimulai dengan proses pemotongan,
supaya permukaannya tidak cacat.
 Engineering di Workshop membuat fabrication drawing terlebih dahulu
berdasarkan shop drawing approval dan konfirmasi ukuran dari lapangan.
 Fabrication drawing tersebut dengan jelas memperlihatkan ukuran panjang
material yang akan diproduksi lengkap dengan jumlahnya serta posisi lubang
screw serta coakan yang harus dilakukan dan sebagainya.
 Langkah pertama yang dilakukan pada saat fabrikasi adalah proses
pemotongan (cutting), cutting dilakukan dengan menggunakan mesin potong
Double Head Elumatec type DG-244 yang dirancang khusus untuk
pemotongan aluminium, karena diatur dengan komputer sehingga mampu
mencapai hasil ukuran yang tepat dan persisi.
 Langkah selanjutnya adalah proses pencoakkan yang dilakukan dengan mesin
Router serta pemasangan Join Bracket atau Jointing Sleeve dan sebagainya.
 Pembuatan Wiping Hole dan sistem blokade terhadap kebocoran pada transom
juga dilakukan di Workshop, supaya hasilnya baik dan rapih.
 Semua proses perakitan sedapat mungkin dilakukan secara optimal di
Workshop supaya tepat, ukuran dan hasilnya baik dan rapih.
 Seluruh hasil produksi yang telah selesai difabrikasi harus diperiksa terlebih
dahulu oleh petugas QA/QC di Workshop sebelum material tersebut dikirim ke
ngan. Petugas QA/QC akan memeriksa ukuran, jumlah dan kelengkapannya
sebelum hasil produksi tersebut dikirim ke lapangan, bilamana ada yang tidak
memenuhi batasan standard produksi, maka barang tersebut harus diperbaiki
lagi hingga hasilnya betul-betul baik.
 Bilamana hasil produksi tersebut sudah selesai diperiksa dan sudah memenuhi
standard produksi, maka pihak QA/QC menyerahkan material tersebut berikut
sheet bukti pengecekan kepada pihak Expedisi untuk selanjutnya dikirim ke
lapangan.

6. Pengiriman Barang (Expedisi)

 Semua hasil produksi dilengkapi dengan Surat Jalan, pengiriman barang


diatur oleh bagian expedisi untuk dimuat keatas Truck dan selanjutnya
dikirim ke lapangan.
 Setiap sisi aluminium diberi alas yang terbuat dari kayu atau dilapisi
lembaran kardus dan diikat dengan tali supaya tidak bergesekan satu sama lain
selama berada didalam perjalanan untuk menghindari cacat pada
permukaan kusen aluminium.

7. Handling di Lapangan.

 Pada saat tiba di lapangan, petugas gudang berkewajiban untuk memeriksa


kondisi dan jumlah barang yang dikirim tersebut, apakah sudah sesuai
dengan data yang tercantum didalam Surat Jalan Pengiriman Barang
tersebut serta meneliti kelengkapannya sesuai sheet hasil pemeriksaan
QA/QC di Workshop.
 Unloading dari Truck dilakukan secara hati-hati dan menempatkan barang-
barang tersebut pada lokasi penampungan yang bersih dan aman.
 Sebelum kusen-kusen tersebut ditempatkan, maka harus diberi alas dari kayu dan
bebas dari paku terlebih dahulu supaya permukaan aluminium tidak menyentuh
lantai.
 Lokasi penampungan harus bersih dan tidak boleh tergenang air, juga tidak
diperkenankan berdekatan dengan penampungan semen, penampungan besi
maupun penampungan batu dan sebagainya karena dapat menyebabkan cacat
dan kerusakan pada permukaan kusen aluminium.

8. Pengukuran di Lapangan

 Pengukuran di lapangan untuk menentukan posisi terluar rangka aluminium


Curtain Wall harus dilakukan berdasarkan ukuran serta mudule yang
tercantum didalam shop drawing approval.
 Pengelotan untuk menentukan arah vertikal dilakukan dengan satu tarikan
kawat dari lantai paling atas ke lantai paling bawah dengan menggunakan kawat
piano dan lot (bandul).

7
Hasil pengelotan tersebut direfleksikan ketiap-tiap lantai dengan memberi sipatan
yang jelas serta tanda-tanda dengan cat berwarna merah sehingga mudah untuk
dipergunakan.

Untuk menentukan ukuran ketinggian posisi mullion dan transom Curtain Wall, harus
menggunakan alat water pas yang baik dan hasil pengukuran ketinggian tersebut
direfleksikan pada kolom didekat posisi Curtain Wall yang akan dipasang dengan
memberi sipatan yang jelas sehingga mudah dipergunakan.
Pekerjaan pengukuran tersebut harus dilakukan oleh tenaga Supervisor yang telah
berpengalaman.

9. Pemasangan Steel Bracket

 Penentuan posisi serta module jarak Steel Bracket harus sesuai dengan Shop
Drawing approval.
 Steel Bracket tersebut harus sinchromate atau digalvanish terlebih dahulu
supaya tidak berkarat.
 Pembuatan Steel Bracket tersebut harus dilengkapi dengan lubang moer baut
berbentuk oval serta steel washer plate supaya adjustable pada saat penyetelan
posisi mullion di lapangan, baik untuk penyetelan kearah luar dan masuk ataupun
penyetelan kearah kiri kanan ataupun penyetelan mullion kearah naik turun.
 Pemasangan Steel Bracket tersebut dilakukan dengan dynabolt dengan
ukuran diameter sesuai spesifikasi yang diminta dan sesuai material approval
yang diikatkan ke plat beton lantai.

10. Pemasangan Aluminium Mullion.

 Pemasangan aluminium mullion vertikal terhadap steel bracket dilakukan


dengan mekanikal joint system dengan menggunakan galvanished bolt dan nut
sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui.

8
 Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti
sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing
approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk, kearah kiri kanan
dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion tersebut menempati
posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal maupun arah horizontal dengan
mengikuti pedoman tarikan kawat piano yang telah dibuat pada saat pengukuran
lapangan.
 Bilamana posisi-posisi mullion di lantai pertama tersebut telah benar, maka
dilakukan tip weld pada setiap steel washer terhadap bracket-bracket tersebut
supaya tidak dapat berubah posisi lagi. Selanjutnya pemasangan vertikal
mullion tersebut dapat dilanjutkan ke lantai atas berikutnya dengan cara yang
sama.
 Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain diatasnya harus diberi
gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga bilamana terjadi
pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami deformasi. Gap expansion
join tersebut pada akhirnya ditutup dengan silicone sealant.

11. Pemasangan Horizontal Transom :

 Pemasangan horizontal transom terhadap mullion yang telah selesai di stel


dengan baik dengan menggunakan joint bracket dan diikat dengan
mempergunakan bolt & nut yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi material
yang tercantum didalam shop drawing approval. Posisi ketinggian transom dari
lantai harus sesuai seperti yang tercantum didalam shop drawing approval.

 Pemasangan transom yang satu dengan transom yang lain diberi gap / celah
antara ± 5 mm s/d 8 mm untuk expansion joint dan pada setiap ujung transom
ditutup dengan penutup yang terbuat dari karet dan di-sealant sebagai
blokade dengan tujuan untuk mencegah terjadi masuknya air kedalam transom.

9
 Setiap module pada transom dibuatkan wipping hole minimal 2 buah berukuran
5 mm x 10 mm untuk mengeluarkan air yang kemungkinan masuk kedalam groove
kaca pada transom pada waktu terjadi hujan.Gap transom joint tersebut
pada akhirnya harus ditutup dengan sealant, sebelum dilakukan pemasangan kaca.

11. Pemasangan Kaca dan Sealant Kaca

 Sebelum dilakukan pemasangan kaca, groove kaca pada transom harus


dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran semen maupun pasir.
 Pemasangan ganjal kaca yang terbuat dari bahan Neo Phreme berukuran 10 mm
x 10 mm dengan panjang 50 mm 2 buah pada setiap lembar kaca.
 Penempatan posisi ganjal kaca Curtain Wall yang benar ± 10 cm dari ujung
transom atau ¼ x L untuk pemasangan kaca Window Wall.
 Kaca-kaca yang akan dipasang harus terpotong rapih sesuai ukuran dan tidak
boleh ada cacat ataupun gompal.
 Kaca harus masuk kedalam groove transom minimal 6 mm sehingga kuat
memegang sealant yang akan menjepit terhadap aluminium.

 Pemasangan kaca spandrell dilakukan dari sebelah luar dengan


menggunakan mobile scafolding, sedangkan pemasangan kaca vision dapat
dilakukan dari lantai sebelah dalam.
 Aplikasi external glass silicone dilakukan dari sebelah luar dengan
menggunakan construction gondola dan dikerjakan oleh tenaga tukang silicone
supaya hasilnya baik dan rapih.
 Sebelum pemasangan silicone dilakukan dikedua sisi sepanjang alur dipasang
kertas tape supaya selama melakukan aplikasi silicone tersebut tidak mengotori
bagian lainnya.
 Alur yang akan disealant tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dari
segala kotoran debu atau minyak dengan menggunakan cairan pembersih
sejenis MEK atau alkohol agar sealant yang dipasang pada alur tersebut akan
melekat dengan baik.
 Material silicone yang dipergunakan harus sesuai spesifikasi yang diminta dan
fresh.
 Aplikasi silicone harus menggunakan gun silicone dan dilakukan oleh tenaga
tukang silicone yang telah berpengalaman.
 Setelah tooling maka kertas tape disepanjang alur tersebut harus segera
dibuka supaya hasil pemasangan sealant tersebut rapih dan bersih.

13. Cleaning

 Pekerjaan pembersihan pada kaca-kaca dan aluminium dilakukan pada saat-


saat terakhir sebelum pekerjaan diserahterimakan.
 Pembersihan kaca dilakukan dengan scraper serta glass cleaner supaya
hasilnya baik serta tidak menimbulkan cacat pada kaca.

F. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING

Untuk pekerjaan ini dibagi menjadi :

1. Pekerjaan Pasangan Lantai Granit 60x60

Bahan yang digunakan :


 Granit 60 cm x 60 cm merk Pangress
 Semen Portland
 Pasir

Alat yang digunakan :


 Sendok Besi
 Meteran
 Benang
 Palu Karet

Pemasangan mengacu pada :

 Gambar kerja telah disetujui Direksi Pekerjaan / Pengawas / Perencana.


 Bahan g r a n i t yang akan dipasang diajukan kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas/Perencana untuk mendapatkan persetujuan lalu
dibuatkan mock-up di proyek, ukuran 120x120 cm, untuk mengetahui pola
pemasangan, lebar naad dan warna grouting.
 Peil lantai telah diteliti kebenarannya dan telah dilaporkan kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas.
 Peil lantai yang akan dipasang telah bersih dari berbagai macam kotoran.
 Pemasangan memakai perekat keramik merk/jenis Drymix Tile.
 Sebelum pemasangan keramik dimulai, seluruh permukaan lantai beton
diratakan / di screed memakai Drymix Screed tebal + 3,5 cm.
 Siar-siar (naad) dibuat sekecil mungkin, rata dan sama besar.
 Pemasangan dikerjakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam
pemasangan.
 Seluruh pertemuan lantai dengan dinding diberi plint tinggi 10 cm dan di
finish.
 Adukan yang menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan
sebelum mengering.
 Pengisian naad/grouting setelah pemasangan lantai selesai dipasang dan telah
mengering.
 Setelah selesai dipasang dan digrouting, maka lantai tersebut dijaga
kebersihannya sampai penyerahan pertama.
 Bahan-bahan yang dapat merusak lantai granit harus segera
dijauhkan dan tidak diperkenankan disimpan pada ruang-ruang yang
telah selesai dipasang granit.

2. Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik 30 x 30

Bahan yang digunakan :


 Keramik 30 cm x 30 cm Merk setara KIA
 Semen Portland
 Pasir

Alat yang digunakan :


 Sendok Besi
 Meteran
 Benang
 Palu Karet

Pemasangan mengacu pada :

 Gambar kerja telah disetujui Direksi Pekerjaan / Pengawas / Perencana.


 Bahan keramik yang akan dipasang diajukan kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas/Perencana untuk mendapatkan persetujuan lalu
dibuatkan mock-up di proyek, ukuran 120x120 cm, untuk mengetahui pola
pemasangan, lebar naad dan warna grouting.
 Peil lantai telah diteliti kebenarannya dan telah dilaporkan kepada Direksi
pekerjaan/Pengawas.
 Peil lantai yang akan dipasang telah bersih dari berbagai macam kotoran.
 Pemasangan memakai campuran semen portland dan pasir.
 Sebelum pemasangan keramik dimulai, seluruh permukaan lantai beton
diratakan / di screed memakai Drymix Screed tebal + 3,5 cm.
 Siar-siar (naad) dibuat sekecil mungkin, rata dan sama besar.
 Pemasangan dikerjakan oleh pekerja yang ahli dan terampil dalam
pemasangan.
 Seluruh pertemuan lantai dengan dinding diberi plint tinggi 10 cm dan di
finish.
 Adukan yang menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan
sebelum mengering.
 Pengisian naad/grouting setelah pemasangan lantai selesai dipasang dan telah
mengering.
 Setelah selesai dipasang dan digrouting, maka lantai tersebut dijaga
kebersihannya sampai penyerahan pertama.
 Bahan-bahan yang dapat merusak lantai granit harus segera
dijauhkan dan tidak diperkenankan disimpan pada ruang-ruang yang
telah selesai dipasang keramik.

3. Pekerjaan Pasangan Dinding Keramik 30x60

Bahan yang digunakan :


 Keramik 30 cm x 60 cm merk KIA
 Semen Portland
 Pasir
Alat yang digunakan :
 Sendok Besi
 Meteran
 Benang
 Palu Karet

Pemasangan mengacu pada :

 Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan instalasi air bersih/air kotor yang


berada pada dinding telah selesai dikerjakan dan telah ditest.
 Permukaan dinding telah diplester kasar memakai adukan 1pc: 2psr.
 Pemasangan keramik menggunakan campuran semen dan pasir.
 Siar-siar / naad rata dan sama besar, lebar naad dibuat sekecil
mungkin dan setiap perpotongan siar membentuk 2 (dua) garis lurus yang
saling tegak lurus.
 Pemotongan unit keramik menggunakan mesin potong.
 Adukan yang menempel segera dibersihkan sebelum mengering.
 Sebelum pengisian naad dilakukan, permukaan dinding keramik bersih dari
berbagai macam kotoran, bila sudah bersih naad-naad keramik diisi ibagrout,
setelah diisi lalu dibersihkan dengan lap yang bersih.
 Kerusakan-kerusakan selama proyek berlangsung yang diakibatkan oleh
pekerjaan lainnya, maka perbaikan dinding keramik tersebut menjadi
tanggung jawab kami sebagai kontraktor sepenuhnya.
 Untuk itu Pihak Kami menjaga keramik yang telah terpasang sampai penyerahan
I (Pertama).

G. PEKERJAAN PENGECATAN

G.1 PEKERJAAN PENGECATAN DINDING EXTERIOR

Bahan yang digunakan :

 Cat Dasar
 Cat Exterior Weathershield
 Amplas

Alat yang digunakan :


 Kuas
 Rol Cat
 Alat Bantu / Steger / Schafolding

Prosedur Pelaksanaan :
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan
telah mengering dengan sempurna.
 Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
 Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux Weathershield
sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting
primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan
cat Dulux weathershield sampai benar-benar rata warnanya dan hasilnya
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
G.2 PEKERJAAN PENGECATAN DINDING INTERIOR

Bahan yang digunakan :


 Plamir tembok
 Cat Akhir setara Dulux
 Amplas

Alat yang digunakan :


 Kuas
 Rol Cat
 Alat Bantu / Steger / Schafolding

Prosedur Pelaksanaan :
 Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan
telah mengering dengan sempurna.
 Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana.
 Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
 Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux Weathershield
sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting
primer mengering, lalu diamplas halus.
 Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan
cat Dulux weathershield sampai benar-benar rata warnanya dan hasilnya
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas/Perencana.
 Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
PEKERJAAN PLUMBING

A. Instalasi Air bersih

Bahan yang digunakan :


 Pipa PVC ½”, ¾”, 1”
 Lem PVC
 Aksesoris Pipa

Alat yang digunakan :


 Gergaji potong
 Tang

Metode pelaksanaan :

1. Mempersiapkan denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui


jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan
keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi
penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik,
simetris dengan luas keramik.

B. Instalasi Air Kotor

Bahan yang digunakan :


 Pipa PVC 3”, 4”
 Lem PVC
 Aksesoris Pipa

Alat yang digunakan :


 Gergaji potong
 Tang

Metode pelaksanaan :

1. Mempersiapkan denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
2. Dalam pelaksanaan kami akan menghindari terlalu banyak percabangan.
3. Untuk air bekas (mandi/cuci) kami akan membuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
4. Untuk lubang saluran pembuang akan kami beri saringan.
5. Dalam pemasangan sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6. Posisi sparing akan kami pasang sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
7. Sparing Clean out akan kami pasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
8. Fan out akan kami pasang apabila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan
udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
9. Pemasangan floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.

C. Instalasi Air Hujan

Bahan yang digunakan :


 Pipa PVC 4”
 Lem PVC
 Aksesoris Pipa

Alat yang digunakan :


 Gergaji potong
 Tang

Metode pelaksanaan :

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna
klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol
pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.

D. Pemasangan Sanitair

Bahan yang digunakan :


 Kloset Jongkok merk American Standart
 Wastafel merk American Standart
 Shower KM
 Urinoir merk American Standart

Alat yang digunakan :


 Obeng
 Alat Bor
 Meteran

Metode Pelaksanaan pemasangan Wastafel :

a) Washtafel yang digunakan adalah semutu merk American Standart lengkap


dengan segala accessorisnya seperti tercantum dalam brosurnya, warna putih,
kecuali ditentukan lain.
b) Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya.
c) Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu, serta
petunjuk-petunjuk dari produsen dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda serta penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
d) Ada daerah-daerah dimana washtafel dipasang lebih dari satu, harus
dibuat/disatukan dengan satu meja beton. Ukuran-ukuran disesuaikan dengan
gambar.

Metode pelaksanaan pemasangan Urinoir :

a) Urinoir berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk American Standart


dengan warna yang sudah disepakati bersama.
b) Urinoir yang dipasang adalah urinoir yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat-cacat lainnya.
c) Pemasangan urinoir pada tembok menggunakan baut ficher atau ramset dengan
baut kuningan atau stainless steeldengan ukuran yang cukup untuk menahan
beban seberat 15 kg tiap baut.
d) Setelah urinoir dipasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai dengan
gambar untuk itu, baik waterpassnya Semua celah-celah yang mungkin ada antara
dinding dengan urinal ditutup dengan semen yang berwarna sama dengan urinal.
Semua noda-noda semen dan lain-lainnya dibersihkan dengan sempurna.
Sambungan instalasi pumblingnya harus baik, tidak ada kebocoran kebocoran air.

Metode pelaksanaan pemasangan Kloset Jongkok :

a) Kloset jongkok yang dipasang adalah merk American Standart, warna standar
akan ditentukan kemudian.
b) Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian yang rusak atau cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
c) Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang dinaikkan 10-20
cm atau sesuai dengan gambar kerja.
METODE PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Meliputi ;
Pekerjaan Instalasi Elektrikal Arus Kuat (Penerangan dan Daya)

Alat : Bor sekrup, Palu, Gergaji, Kunci Pas / Ring, Tespen, AVO Meter, Solder, Tang,
Obeng (+/-), Crimping Tool Kit, Waterpass, Alat bantu pertukangan dll.

Bahan : Kabel, Pipa Konduit, Lampu, Klem Pipa, Isolasi, Timah, Kabel Feeder, Kabel T,
Kabel BC, Rak Kabel, Fuse/Sekring, MCB, Panel Box (Sesuai Spesifikasi), Paku dll.

Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang Listrik, Kepala tukang, Mandor.

Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pembobokan dinding, memasang pipa konduit, pemasangan kabel,
pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan daya utama, dan pengujian.

Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
a. Pekerjaan bobokan dinding
b. Pekerjaan pasangan pipa konduit
c. Pekerjaan wireing
d. Pekerjaan Instalasi komponen penerangan
e. Pekerjaan Instalasi Panel

Metode Pelaksanaan
 Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang mana
pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak
mudah berubah ketika dinding diplester.
 Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan
pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
 Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan
acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus
rapih.
 Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya
agar tidak terjadi bongkar pasang.
 Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan
koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
 Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan
dengan persetujuan direksi.
 Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada
pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
 Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah
ditentukan rata dan tidak miring.
 Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang
berhubungan dengan Swicth grounding system.
 Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang
diaturkan.
 Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya
dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk.
 Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb di
buat notasi/tanda.
 Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature
selam -/+ 1 x 24 jam.

Cara Memasang Stop Kontak


Bahan-bahan:
 Stop kontak (sesuai RKS atau spesifikasi)
 Kabel NYA atau NYM
 Pipa PVC

Pemasangan stop kontak


 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata ringan, jangan lupa
gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.
 Tunggu sampai plester dinding akhir.
 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

GAMBAR KERJA

Cara Memasang Saklar


Bahan-bahan:
 Saklar (sesuai RKS atau spesifikasi)
 Kabel NYA atau NYM
 Pipa PVC

Cara memasang:
 Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan Saklar baru
 Buat jalur Pipa di dinding dari Plafon menuju lubang Saklar
 Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-
meter)
 Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik
dengan menggunakan Testpen
 Pasang dan Sambungkan kabel fasa dari sumber listrik menuju Saklar
 Pasang kabel keluaran dari saklar menuju fitting lampu
 Kemudian pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal kabel yang ada
pada saklar tersebut
 Jika yang dipasang adalah saklar tunggal (untuk 1 buah lampu), berarti kabel
yang diperlukan hanya 2 kabel yaitu satu dari sumber listrik dan satu kabel lagi
menuju fiting lampu.
 Jika yang dipasang adalah saklar ganda (untuk 2 buah lampu), berarti kabel yang
diperlukan ada 3 Kabel, yaitu satu kabel dari sumber listrik, dan dua kabel lagi
dipasang menuju masing-masing fiting lampu.
 Kemudian pastikan kabel-kabel sudah terpasang dengan benar, dan terikat
kencang pada baut pengikat.
 Periksa hasil pemasangan, sebelum menyalakan kembali listrik dari MCB utama

GAMBAR KERJA

Pemasangan Fitting Dan Armature


Bahan-bahan:
 Fiting Lampu (sesuai RKS atau spesifikasi)
 Kabel NYA atau NYM

Cara memasang:
 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
 Pasang kabel dari Saklar menuju fiting lampu
 Pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal yang ada pada Fiting
lampu (Usahakan kabel fasa dari saklar terpasang pada terminal fiting lampu yang
di posisi tengah)
 Pastikan kabel-kabel terpasang dengan benar dan kencang
 Tempelkan fiting lampu pada plafon.
GAMBAR KERJA

Testing Dan Commissioning


o Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature
selama ± 1 x 24 jam
Pekerjaan Kabel
Pemasangan Sparing Kabel
Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari bobokan
beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

Pemasangan Instalasi Kabel(sesuai RKS atau spesifikasi)


 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan Panel(sesuai RKS atau spesifikasi)


 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus
diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk
daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila
ada perbaikan instalasi.
KETENTUAN LAIN-LAIN
o Setiap tahapan Penyedia Jasa harus memeberikan secara tertulis kepada
Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus mendapatkan persetujuan.
o Bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Gambar dan RKS dan dalam pelaksanaan harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan dan apabila diperlukan dapat
dilampirkan contoh bahan, brosur, dan lain-lain.
o Seluruh persyaratan Administrasi dan Teknis yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa
dan semua dokumen yang dibutuhkan oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan.

PROSES SERAH TERIMA

o Tahap selanjutnya setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, diadakan


opname bersama oleh Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa atas hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan dan hasil opname bersama ini dituangkan dalam berita
acara opname bersama yang ditanda tangani oleh kedua pihak, yang akan
digunakan sebagai bahan dalam pelaksanaan serah terima pertama pekerjaan
(PHO).

o Demikianlah uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan
tentang pekerjaan -pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini.

o Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditunjuk sebagai
pelaksana pekerjaan ini, yang kami sajikan sebelum pelaksanaan di lapangan.
Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat ide -ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender.

Demikian metode pelaksanaan “Pekerjaan Pembangunan Laboratorium


Terpadu” yang kami persiapkan, semoga bisa bermanfaat dalam kaitan pelaksanaan
pekerjaan kami tersebut.

Bandar Lampung, 29 November 2018


PT. Mitra Eclat Gunung Arta

HAMDANI
Direktur Utama
LAMPIRAN
DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Anda mungkin juga menyukai