A. PENDAHULUAN
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas seperti yang dinginkan pemberi tugas seperti apa yang telah
dijelaskan Dokumen Lelang, Kontraktor telah menyiapkan metodologi yang akan memberikan
pelaksanaan terbaik dan tetap sesuai dengan kebutuhan untuk pekerjaan “Pekerjaan
Pembangunan Laboratorium Terpadu”.
Secara umum, strategi yang akan digunakan kontraktor dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Laboratorium Terpadu adalah meliputi: pengenalan
dan pemahaman terhadap pekerjaan, yang diikuti dengan penguraian rencana kerja secara
mendetail, kemudian pelaksanaan pekerjaan dan diakhiri dengan penyelesaian pekerjaan. Hal
tersebut digambarkan dalam Bagan Alir 0.2 berikut:
PEDEFINISIAN PEKERJAAN
PENYUSUNAN
RENCANA KERJA
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PENYELESAIAN
DAN PENYERAHAN PEKERJAAN
Aktivitas utama yang dijalankan pada tahap pendefinisian pekerjaan akan berupa:
• Menetapkan/menentukan tujuan pekerjaan
• Mendapatkan gambaran umum terhadap pekerjaan
• Menentukan dan menyusun tim yang tepat untuk pekerjaan
• Mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul
Aktifitas utama pada tahap penyusunan rencana kerja akan berupa :
• Mengarahkan dan mengatur agar pekerjaan sejauh mungkin sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
• Membuat laporan-laporan.
4.2.1Umum
TAHAP MOBILISASI
TAHAP PENYELESAIAN
TAHAP PELAPORAN
Untuk kepentingan ini, pihak kontraktor akan menugaskan staf ahli yang
tepat untuk melakukan review terhadap data yang ada. Dan review ini
diharapkan akan dapat dibuat jadwal kerja dan sistem monitoring yang
tepat.
Walaupun begitu, jika pada suatu kondisi ternyata peralatan yang dibawa
kontraktor tidak cocok untuk jenis pekerjaan tertentu dikarenakan hal yang
tidak diduga, maka kontraktor akan menyediakan peralatan tambahan.
Contoh material yang akan digunakan diajukan agar diteliti terlebih dahulu
untuk memastikan bahwa material tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan.
Personil kontraktor yang bertugas di proyek akan diajukan dan dinilai oleh
Pimpinan/ Bagian Kegiatan dan Konsultan meliputi nama, posisi yang
diusulkan, umur dan informasi lainnya.
Hal lain yang perlu dilakukan pada tahap mobilisasi akan ditentukan kemudian.
Pada tahap konstruksi ini, kontraktor akan melakukan pekerjaan, yang meliputi :
4. Rapat Rutin
Pada akhir masa pemeliharaan akan mengajukan sertifikat Final Hand Over
(FHO) setelah melalul inspeksi yang dibantu oleh konsultan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhl
spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
fisik, sehingga biaya kegiatan dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan
yang ada dalam kontrak.
(3). Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang disyaratkan (Pengendalian Mutu)
Secara umum kegiatan pengendalian mutu pada pekerjan ini dapat dilihat
pada Bagan Alir 05. Pada bagan alir tersebut digambarkan bagaimana
langkah-langkah yang akan dilakukan kontraktor dalam pengendalian mutu,
baik mutu material yang dipakai maupun mutu pekerjaan yang dihasilkan.
KONSULTAN KONTRAKTOR
Pemeriksaan
Mutu Bahan, Sesuai Spesifikasi ?
(Hasil Test)
YA
Pengujian Mutu
Selama Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan
Pemeriksaan
Mutu Pekerjaan, Sesuai Spesifikasi ? TIDAK Perbaikan
Pada dasarnya untuk uji kendali mutu dapat dilakukan dengan metode
sebagai berikut:
Disiplin Kerja
Dll.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditandatangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka
keselamatan kerja dari semua tenaga kerja yang terkait menjadi faktor
utama dari kelancaran progres yang hendak dicapai.
Perambuan darurat
Laporan akan kami kerjakan secara periodik. As built drawing dibuat pada
kertas ukuran A3, dan rekamannya dibuat sebanyak yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
5 . Kegiatan pelaporan
Laporan Bulanan
Tim Konsultan juga telah menyusun suatu kerangka kerja untuk kegiatan
manajemen proyek.
pelaksanaan tugas.
1. Time Shedule yang akan mengikat waktu pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan adalah 150
hari kalender).
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Laporan, Dokumentasi
2. Penyediaan K3
3. Pembuatan Papan Nama Proyek
4. Pembuatan Direksi Keet
5. Pembuatan Gudang Kerja
6. Sewa alat bantu
7. Pengukuran kembali (site) & Pemasangan Bowplank
1. Pekerjaan Lantai 1
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pasangan lantai 1
Pekerjaan meja beton
Pekerjaan penutup lantai dan dinding
Pekerjaan Kusen pintu dan jendela
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Finishing
2. Pekerjaan lantai 2
Pekerjaan Pasangan Lantai 2
Pekerjaan Meja Beton
Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding
Pekerjaan Kusen Pintu dan jendela
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Finishing
4. Pekerjaan Tangga
Pekerjaan Tangga Utama
Pekerjaan Tangga Darurat
5. Pekerjaan Lain-Lain
1. Pekerjaan Lantai 1
2. Pekerjaan Lantai 2
3. Pekerjaan Top Floor
2. Pekerjaan Lantai 2
Pekerjaan plumbing
3. Pekerjaan Lantai 3
Pekerjaan plumbing
PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami akan melakukan pembuatan laporan dan dokumentasi selama
pekerjaan ini berlangsung. Untuk pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan setiap
minggunya. Begitu juga dengan pembuatan dokumentasi juga akan kami laksanakan setiap
minggunya.
2. PENYEDIAAN K3
Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan
Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN.Pihak Kami
akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang
dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh
Pengguna Jasa
Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.
3. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.
Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksi Keet dengan lantai
diplester,yang dilengkapi dengan furniture sederhana,papan tulis,rak buku, serta WC(Water
Closet).Untuk penempatan direksi Keet akan ditempatkan pada area yang strategis terhadap
pekerjaan dan tidak mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dan dari lokasi
pekerjaan.Direksi Keet yang dibuat harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
dalam Syarat-Syarat Rencana Kerja (RKS),baik tempatnya maupun luasan,serta bahan-bahan
yang digunakan.Direksi Keet tersebut juga diperlukan dalam rangka untuk melaksanakan
Construction Meeting Berkala,baik Mingguan,maupun Bulanan,untuk itu maka haruslah
dilengkapi dengan fasilitas lainnya seperti,meubelair,mejarapat,papantulis dan jika dibutuhkan
dapat dilengkapi dengan komputer, telepon dll. Ukuran direksi keet yang akan kami bangun
minimal berukuran 4 m x 4 m.
5. PEMBUATAN GUDANG MATERIAL/BAHAN
Sama seperti direksi keet tersebut diatas, maka kami juga akan membuat gudang yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan bahan/material seperti : semen, cat, dan lain-lainnya yang dimana selain
untuk keamanan juga sebagai tempat yang terlindungi dari panas dan hujan agar bahan/material
tersebut tidak cepat rusak atau beku.
a. Schafolding / perancah besi. Alat ini akan kami perlukan untuk pelaksanaan pekerjaan struktur
dan arsitektur.
b. Lift barang/material. Alat ini akan kami perlukan didalam proses mobilisasi material ke setiap lantai
bangunan.
c. Mobil concrete pump, digunakan saat proses pengecoran yang mempunyai kendala dalam masalah
ketinggian/elevasi.
a. Pengukuran Kembali
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, maka kami akan melakukan pengukuran ulang
kembali lahan/area bakal lokasi bangunan. Hal ini perlu kami lakukan untuk memastikan kondisi
lahan baik secara elevasi maupun luasannya.
Alat yang digunakan : Alat ukur / theodolite, meteran dan rambu ukur.
b. Pemasangan bowplank
Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu albasia dengan tebal 3 cm dan
lebar15 cm.dengan tiang patok kayu 5/7 jarak tiang berkisar antara1,5meter.Permukaan bagian atas
dibuat Rata / Waterpass.Pada titik As rencana dipasang tanda-tanda dari paku, dan setelah dilakukan
pengecekan kembali bersama direksi lapangan /konsultan pengawas, atas kebenarannya dari semua
ukuran segera diberi tanda dengan cat merah.
Material yang digunakan :
Kayu 5/7 cm
Paku
Papan 3/20 cm
Tenaga kerja :
Pekerja
Mandor
Tukang kayu
Kepala tukang
A. PEKERJAAN TANAH
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan dilaksanakan menurut dokumen kontrak dan
semua hal-hal yang berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Penggalian dan penimbunan tanah dilakukan dengan menggunakan bantuan alat mekanis.
Lingkup pekerjaan tanah termasuk pula pembersihan lapangan dan membersihkan pepohonan,
produktivitas menggali tanah cara manual yang terutama sangat tergantung pada keterampilan
pekerja,keadaandan jenis tanah,tinggi angkat,jarak angkut dan tidak kalah penting adalah
pengawasan pelaksanaannya.Sebagai contoh untuk membandingkan pada gambar-gambar
Dibawah ini diberikan hasil kerja atau produktivitas menggali tanah cara manual untuk berbagai
kedalaman tanah.
Pekerjaan Galian
Pada kegiatan ini pekerjaan galian dialokasikan tanah untuk pondasi foot plat, pondasi batukali, tie
beam & sloof. Untuk besarnya dimensi galian tanah ini disesuaikan dengan keperluan berdasarkan
dari gambar rencana.
b. Pekerjaan Urugan tanah dan pasir
Pada kegiatan ini pekerjaan urugan dialokasikan pada pengurugan seluruh lokasi bekas pekerjaan
galian pondasi foot plat,pondasi batu belah, dan sloop atau pekerjaan lantai.
Bahan urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran,dan atau
dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Khusus untuk urugan pasir dilaksanakan dibawah lantai
kerja pondasi footplate dan dibawah pasangan lantai.
c. Pekerjaan Pemadatan
Pada kegiatan ini pekerjaan pemadatan (pada stamper) dialokasikan pada pemadatan pengurugan
seluruh lokasi pekerjaan bekas galian pondasi.Proses pemadatan menggunakan alat pemadatan yaitu
stamper, Bahan urugan yang akan dipadatkan dihamparkan secara bertahap/lapis demi lapis sesuai
dengan spesifikasi teknis, harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran,dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
PEKERJAAN PONDASI & STRUKTUR
Pemadatan harus dilakukan dengan stamper dan tanah yang dipadatkan itu harus disiram
dengan air, pemadatan tiap lapis baru dihentikan apabila tanah yang dipadatkan telah
mencapai nilai CBR =4%.
Pasangan yang digunakan untuk batu kali harus terdiri dari batu-batu pecah dengan ukuran
maksimum 30cm dengan memakai adukan1pc:5ps,sisi-sisi pondasi yang terkena urugan tanah
harus diplester kamprot dengan adukan yang sama.
Penggalian sisi-sisi pasangan harus dilakukan dengan kemiringan yang memadai agar tidak
terjadi kelongsoran.
Adukan untuk pasangan dibuat secukupnya untuk pekerjaan lebih kurang1 jam.
3. Persyaratan Bahan
a. Bahan batu pecah dan pasir harus keras dan bersih dari lumpur,jumlah pipih dan lonjong
maksimal 5% dengan permukaan kasar tanpa cacat/retakan atau berpori,dari jenis
granit atau kwarsit.
b. Secara keseluruhan,persyaratan bahan untuk pondasi poer plat harus sesuai dengan
persyaratan yang tertuang didalam RKS (Persyaratan bahan secara umum dan
Persyaratan bahan beton)untuk pekerjaan ini, dan mengikuti Standar Nasional
Indonesia (SNI).
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membawa semua contoh bahan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi.
Pembesian
a. Mutu besi yang digunakan untuk tulangan <d12mm adalah U-24,yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2,sedangkan untuk tulangan dengan
diameter>16mm adalah U-32(Ulir),yaitu tulangan dengan tegangan leleh karakteristik
sebesar3.200Kg/Cm2.
b. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran(lumpur, lemak dan
karat)serta untuk tulangan dengan mutu baja U-32 ini.
c. Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum1mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
d. Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.
Pengecoran:
Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.Pengecoran harus dilanjutkan tanpa
berhenti.Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil
tindakan-tindakan.
Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang berfrekwensi
dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.Penggetaran harus dimulai pada
waktu adukan dituangkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.Dalam permukaan
yang vertikal,vibrator harus dekat dengan cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga
dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian
adukan lebih dari 24 second.Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
C. PEKERJAAN SLOOF
Bekisting:
Setelah Pondasi terpasang,dan urugan tanah peninggian bekas galian dilanjutkan dengan pekerjaan
Sloop dengan bekisting dibuat dua sisi sesuai dengan leveling pada rencana kerja.
Pembesian:
Pengecoran:
Untuk pengecoran kaki kolom menggunakan beton molen dengan catatan tidak mengesampingkan
mutu beton yang dianjurkan,mutu beton sesuai spesifikasi yaitu K.250, (tegangan tekan hancur
karakteristik untuk kubus beton berukuran 15x15x15cm3 pada usia 28 hari),atau f'c=20Mpa
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
pada usia 28 hari),Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam Peraturan Beton Indonesia.
Pengecoran dilakukan hanya bila semua tulangan telah diperiksa kembali,bekisting bagian dalam
dibasahi,tidak ada kesempatan untuk lolosnya air semen dari sambungan-sambungan bekisting,
termasuk kekokohan bekisting, danTrial Mix dari laboratorium telah didapat.
PEKERJAAN KOLOM
Demikian juga dengan kolom struktur,pengecoran dilaksanakan bila semua penulangan telah sesuai
dan disetujui Direksi Pekerjaan serta acuan/bekisting telah sesuai dengan type kolom masing-masing
pada setiap posisinya. Dimensi kolom yang dipakai adalah sebagai berikut :
K1 35/70, K2 30X35, K3 Ø45, K4 15X75, K4” 15X35, K5 40X10, KP 10X10, KP2 25X10, KP3 35X10.
Untuk jenis ukuran besi yang dipakai adalah : D16 dan D13 untuk besi utama, Ø10 untuk pembesian
sengkang.
Pembesian kolom beton.
Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yakni :
Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
Jarak sengkang/ ring sesuai dengan gayanya (Gb. 1)
Jumlah tulangan sesuai dengan berat Beban (Gb.2) Alat yang
digunakan dalam pembesian:
Bar Bender
Bar Cutter
Dimensi Besi sesuai dengan beban yang di pikul
Mintakan Pengecekan ulang kepada Quality Control apakah telah siap
untuk dilakukan tahap berikutnya
Setelah Pengecekan pembesian dilakukan segera dipasang Bekisting Kolom dari bahan yang
baik
Bekisting Kepalaan Kolom Plywood12mm
Support Pipe
Setelah bekisting dilakukan dapat dilanjutkan Pengecoran Kolom dengan mutu beton sesuai
persyaratan.
Untuk mendapat Pengecoran Kolom, yang baik agar menggunakan bucket, Pemadatan
Beton menggunakan Concrete Vibrator
Tahapan Pengecoran yang benar sebagai berikut:
1. Pembersihan Lokasi
2. Pasang Besi Kolom
3. Pasang Bekisting Kolom
4. Pasang Pipe Suport
5. InspeksiTerakhir
6. Pengecoran
7. Pembongkaran Bekisting setelah 12 Jam
8. 12 Jam Setelah pengecoran bekisting kolom dapa tdilepas secara hati-hati
9. Perawatan Beton dengan menggunakan karunggoni basah yang disiram air,lembaran
plastic atau disemprot dengan obat.
BALOK DAN PLAT LANTAI
Plafond dari bahan Gipsum board dan Calciboard ukuran 120 x 240 cm dengan tebal 9 mm dan
6 mm, dipasang rapat tanpa nat.
List plafond dari bahan list profil gypsum 10 cm, untuk dipasang pada dinding dalam dan luar
ruangan.
Langkah pelaksanaan :
1. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding& as sumbu ruangan
2. Pasang rangka hollow pada sipatan
3. Tentukan jarak penempatan penggantung
4. Pasang benanguntuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan
5. Pasang rangka pembagi
6. Pasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm
7. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
8. Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu diampelas
dan finish dengan cat.
9. Lakukan pelapisan pada pertemuan bidang panel dengan compound
10. Dilanjutkan dengan penempelan paper tape pada lapisan compound
11. Lapiskan kembali compound menim papaper tape
12. Tunggu sampai kering lalu haluskan permukaan dengan hand sander dan grit paper
150/120
C. PEKERJAAN KUSEN JENDELA ALUMUNIUM
Pekerjaan Kusen
1. Bahan pembuat kusen yang dipakai adalah Alumunium 4 mm ex Alexindo.
Pemasangan Kusen
1. Chek dan seleksi bahan yang akan dipasang dikoordinasikan bersama
konsultan pengawas.
2. Ketahanan air dan angin setiap type peminimum1000kg/m2,dengan
ketahanan udara15 m3/hr.
3. Toleransi untuk tinggi serta lebar maksimal 1mm,sedangkan untuk diagonal 2mm.
4. Sekrup dari stainlees steel galvanized engan kepala tertanam
5. Angkur dari steel plate tebal 2-3mm dengan jarak 30cm..
6. Permukaan kusen yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti
beton,adukan atau plesteran diberi lapisan laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment.
7. Pengelasan menggunakan bahan non active gas(argon)dengan hasil rapih.
8. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti memakai skrup, rivet,
dengan hasil sambungan tidak tampak oleh mata.
9. Toleransi pemasangan kusen disatu sisi dinding sebesar10-15mm kemudian
di isi beton ringan/grout.
10. Sebelum dilakukan penyekrupan dilakukan pengukuran dengan watter pass.
Pemasangan Kaca
Bahan yang digunakan kaca es 5 mm, kaca dark green 8 mm
Pemasangan kaca harus dipasang menurut ukuran
kusen dengan kelonggaran cukup,sehingga padawaktu
kaca memuai tidak pecah.
Kaca yang sudah terpasang harus merupakan
Bagian yang rapi dan kuat.Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak
akibat pemotongan harus digurinda/dihaluskan.
Kaca harus merupakan kaca bening,bebas dari gelombang maupun komposisi
bahan kimia.Bebas dari bintik-bintik,goresan, maupun garis timbul.
Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kacak husus.
Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang
bersih.Untuk itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih
khusus.
Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan list kaca yang terbuat dari bahan karet.
Persiapan :
Mempersiapkan dan mengajukan gambar kerja untuk pekerjaan ACP.
Mengajukan dan meminta persetujuan produk bahan ACP, untuk pekerjaan ini
menggunakan merek Seven.
Mempersiapkan lahan / area pekerjaan
Mempersiapkan bahan : ACP merk Seven, Rangka Mullion 3”, Paku,
Sekrup,sealant dan lain-lain.
Mempersiapkan alat-alat kerja : theodolith,waterpass,meteran,benang, bor
mesin,sealant gun dan lain-lain.
Pengukuran :
Melakukan pengukuran pada area/bidang yang akan dipasang ACP.
Pelaksanaan :
Membuat frame/rangka dan potongan ACP sesuai gambar yang sudah disetujui.
Rangka utama dipasang ke media dinding dengan cara dipasang dengan
dynabolt sehingga posisi rangka kuat.
Bingkai/frame mullion dipasang pada frame yang sudah berdiri
Cek kembali kerataan frame yang sudah terpasang.
Pasang potongan ACP pada bingkai/frame yang sudah terpasang tersebut.
Cek kembali kerataan pasangan ACP yang sudah terpasang.
Nat perapihan pasangan ACP dengan sealant.
Setelah semua pasangan ACP terpasang dan rapih, maka lepas lapisan
pelindung ACP tersebut.
E. PEKERJAAN CURTAIN WALL
Langkah-langkah pelaksanaan :
Awal dari pekerjaan konstruksi harus dimulai dari gambar, pembuatan shop drawing
dilakukan oleh tenaga drafter yang sudah berpengalaman dengan menggunakan
Autocad Computer berdasarkan design yang dikehendaki oleh pihak perencana mulai
Semua shop drawing yang telah selesai dibuat harus diajukan kepada pihak
perencana / MK untuk memperoleh persetujuan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
2. Pembuatan Material List.
Penyusunan daftar material serta jumlah dan ukuran yang dibutuhkan barulah dapat
disusun oleh petugas PPC setelah shop drawing dan contoh material yang diajukan
tersebut disetujui oleh pihak perencana maupun MK.
Adapun jenis material tersebut terdiri dari aluminium extrusion, kaca, silicone sealant
dynabolt, steel bracket, screw, gasket dan sebagainya.
Semua jumlah kebutuhan material tersebut disusun secara jelas jumlah dan
ukurannya yang akan dibeli dalam bentuk Surat Permintaan Barang (SPB) serta
dicantumkan schedule kedatangan material tersebut sesuai kebutuhan pada waktu
dimulainya fabrikasi di Workshop atau schedule pemasangan di lapangan.
3. Pemesanan Material.
Berdasarkan SPB yang telah dibuat oleh PPC dan diajukan kepada Pihak Logistik
barulah material tersebut dapat dilakukan pembelian oleh Pihak Purchasing.
4. Penerimaan Raw Material dan Storage Handling.
Seluruh material yang dibeli akan disupply oleh Pihak Supplier ke Workshop terlebih
dahulu.
Penerimaan Raw material khususnya aluminium extrusion ditangani oleh petugas
Gudang yang telah berpengalaman. Semua material yang diterima harus diseleksi
dan dicatat terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan spesifikasi ukuran dan
jumlah yang dipesan atau tidak. serta juga diperiksa apakah material tersebut dalam
kondisi yang baik atau mungkin terdapat cacat sehingga harus ditolak.
Semua data penerimaan barang tersebut disusun dalam formulir Laporan Terima
Barang (LTB) yang ditanda tangani oleh kepala Gudang dan dilaporkan kepada
bagian pembelian dengan tembusan kepada PPC.
Semua material yang bagus disusun diatas rak secara rapih menurut section dan
ukurannya serta diberi label secara jelas sehingga mempermudah untuk diambil saat
dibutuhkan pada waktu fabrikasi.
7. Handling di Lapangan.
8. Pengukuran di Lapangan
7
Hasil pengelotan tersebut direfleksikan ketiap-tiap lantai dengan memberi sipatan
yang jelas serta tanda-tanda dengan cat berwarna merah sehingga mudah untuk
dipergunakan.
Untuk menentukan ukuran ketinggian posisi mullion dan transom Curtain Wall, harus
menggunakan alat water pas yang baik dan hasil pengukuran ketinggian tersebut
direfleksikan pada kolom didekat posisi Curtain Wall yang akan dipasang dengan
memberi sipatan yang jelas sehingga mudah dipergunakan.
Pekerjaan pengukuran tersebut harus dilakukan oleh tenaga Supervisor yang telah
berpengalaman.
Penentuan posisi serta module jarak Steel Bracket harus sesuai dengan Shop
Drawing approval.
Steel Bracket tersebut harus sinchromate atau digalvanish terlebih dahulu
supaya tidak berkarat.
Pembuatan Steel Bracket tersebut harus dilengkapi dengan lubang moer baut
berbentuk oval serta steel washer plate supaya adjustable pada saat penyetelan
posisi mullion di lapangan, baik untuk penyetelan kearah luar dan masuk ataupun
penyetelan kearah kiri kanan ataupun penyetelan mullion kearah naik turun.
Pemasangan Steel Bracket tersebut dilakukan dengan dynabolt dengan
ukuran diameter sesuai spesifikasi yang diminta dan sesuai material approval
yang diikatkan ke plat beton lantai.
8
Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti
sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing
approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk, kearah kiri kanan
dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion tersebut menempati
posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal maupun arah horizontal dengan
mengikuti pedoman tarikan kawat piano yang telah dibuat pada saat pengukuran
lapangan.
Bilamana posisi-posisi mullion di lantai pertama tersebut telah benar, maka
dilakukan tip weld pada setiap steel washer terhadap bracket-bracket tersebut
supaya tidak dapat berubah posisi lagi. Selanjutnya pemasangan vertikal
mullion tersebut dapat dilanjutkan ke lantai atas berikutnya dengan cara yang
sama.
Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain diatasnya harus diberi
gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga bilamana terjadi
pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami deformasi. Gap expansion
join tersebut pada akhirnya ditutup dengan silicone sealant.
Pemasangan transom yang satu dengan transom yang lain diberi gap / celah
antara ± 5 mm s/d 8 mm untuk expansion joint dan pada setiap ujung transom
ditutup dengan penutup yang terbuat dari karet dan di-sealant sebagai
blokade dengan tujuan untuk mencegah terjadi masuknya air kedalam transom.
9
Setiap module pada transom dibuatkan wipping hole minimal 2 buah berukuran
5 mm x 10 mm untuk mengeluarkan air yang kemungkinan masuk kedalam groove
kaca pada transom pada waktu terjadi hujan.Gap transom joint tersebut
pada akhirnya harus ditutup dengan sealant, sebelum dilakukan pemasangan kaca.
13. Cleaning
G. PEKERJAAN PENGECATAN
Cat Dasar
Cat Exterior Weathershield
Amplas
Prosedur Pelaksanaan :
Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan
telah mengering dengan sempurna.
Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana.
Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux Weathershield
sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting
primer mengering, lalu diamplas halus.
Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan
cat Dulux weathershield sampai benar-benar rata warnanya dan hasilnya
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas/Perencana.
Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
G.2 PEKERJAAN PENGECATAN DINDING INTERIOR
Prosedur Pelaksanaan :
Dinding yang akan dicat sudah diplester dan diaci dengan baik, dan
telah mengering dengan sempurna.
Warna cat telah disetujui Direksi Pekerjaan /Pengawas/Perencana.
Permukaan dinding diamplas sampai halus, abu-abu yang melekat dibersihkan.
Setelah dibersihkan, lalu diberi lapisan cat Dasar Dulux Weathershield
sebanyak 1 lapis sampai benar-benar rata. Setelah lapisan alkali resisting
primer mengering, lalu diamplas halus.
Setelah seluruh permukaan dinding diamplas halus, lalu diberi lapisan
cat Dulux weathershield sampai benar-benar rata warnanya dan hasilnya
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Pemberi Tugas/Perencana.
Cara pengecatan dan pengecatan cat mengikuti technical data dari Dulux.
PEKERJAAN PLUMBING
Metode pelaksanaan :
Metode pelaksanaan :
1. Mempersiapkan denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
2. Dalam pelaksanaan kami akan menghindari terlalu banyak percabangan.
3. Untuk air bekas (mandi/cuci) kami akan membuat Manhole untuk kontrol pembersihan
(bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
4. Untuk lubang saluran pembuang akan kami beri saringan.
5. Dalam pemasangan sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6. Posisi sparing akan kami pasang sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
7. Sparing Clean out akan kami pasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
8. Fan out akan kami pasang apabila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan
udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
9. Pemasangan floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.
Metode pelaksanaan :
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna
klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol
pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.
D. Pemasangan Sanitair
a) Kloset jongkok yang dipasang adalah merk American Standart, warna standar
akan ditentukan kemudian.
b) Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian yang rusak atau cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
c) Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang dinaikkan 10-20
cm atau sesuai dengan gambar kerja.
METODE PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Meliputi ;
Pekerjaan Instalasi Elektrikal Arus Kuat (Penerangan dan Daya)
Alat : Bor sekrup, Palu, Gergaji, Kunci Pas / Ring, Tespen, AVO Meter, Solder, Tang,
Obeng (+/-), Crimping Tool Kit, Waterpass, Alat bantu pertukangan dll.
Bahan : Kabel, Pipa Konduit, Lampu, Klem Pipa, Isolasi, Timah, Kabel Feeder, Kabel T,
Kabel BC, Rak Kabel, Fuse/Sekring, MCB, Panel Box (Sesuai Spesifikasi), Paku dll.
Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pembobokan dinding, memasang pipa konduit, pemasangan kabel,
pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan daya utama, dan pengujian.
Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Ruang Lingkup Pekerjaan adalah :
a. Pekerjaan bobokan dinding
b. Pekerjaan pasangan pipa konduit
c. Pekerjaan wireing
d. Pekerjaan Instalasi komponen penerangan
e. Pekerjaan Instalasi Panel
Metode Pelaksanaan
Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang mana
pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak
mudah berubah ketika dinding diplester.
Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau dengan
pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran dan
acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus
rapih.
Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites ketahanannya
agar tidak terjadi bongkar pasang.
Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan
koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat dilakukan
dengan persetujuan direksi.
Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada
pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah
ditentukan rata dan tidak miring.
Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang
berhubungan dengan Swicth grounding system.
Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis yang
diaturkan.
Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai kegunaannya
dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk.
Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta pada komponen mcb di
buat notasi/tanda.
Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta fitting dan armature
selam -/+ 1 x 24 jam.
GAMBAR KERJA
Cara memasang:
Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan Saklar baru
Buat jalur Pipa di dinding dari Plafon menuju lubang Saklar
Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB Utama (dibawah KWH-
meter)
Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel-kabel instalasi listrik
dengan menggunakan Testpen
Pasang dan Sambungkan kabel fasa dari sumber listrik menuju Saklar
Pasang kabel keluaran dari saklar menuju fitting lampu
Kemudian pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal kabel yang ada
pada saklar tersebut
Jika yang dipasang adalah saklar tunggal (untuk 1 buah lampu), berarti kabel
yang diperlukan hanya 2 kabel yaitu satu dari sumber listrik dan satu kabel lagi
menuju fiting lampu.
Jika yang dipasang adalah saklar ganda (untuk 2 buah lampu), berarti kabel yang
diperlukan ada 3 Kabel, yaitu satu kabel dari sumber listrik, dan dua kabel lagi
dipasang menuju masing-masing fiting lampu.
Kemudian pastikan kabel-kabel sudah terpasang dengan benar, dan terikat
kencang pada baut pengikat.
Periksa hasil pemasangan, sebelum menyalakan kembali listrik dari MCB utama
GAMBAR KERJA
Cara memasang:
Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
Pasang kabel dari Saklar menuju fiting lampu
Pasang ujung-ujung kabel tersebut pada baut terminal yang ada pada Fiting
lampu (Usahakan kabel fasa dari saklar terpasang pada terminal fiting lampu yang
di posisi tengah)
Pastikan kabel-kabel terpasang dengan benar dan kencang
Tempelkan fiting lampu pada plafon.
GAMBAR KERJA
o Demikianlah uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan
tentang pekerjaan -pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini.
o Metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat setelah kami ditunjuk sebagai
pelaksana pekerjaan ini, yang kami sajikan sebelum pelaksanaan di lapangan.
Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat ide -ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender.
HAMDANI
Direktur Utama
LAMPIRAN
DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN