PEKERJAAN
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan adalah merupakan bagian yang sangat penting didalam penyelesaian suatu pekerjaan yang berkaitan
dengan efektifitas kerja, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang didalam pengelolaan suatu pekerjaan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan suatu pekerjaan ada beberapa kegiatan yang harus diperhatikan antara
lain :
o Mengadakan persiapan baik urusan administrasi maupun teknis dengan matang;
o Menentukan tahapan dalam penyelesaian suatu pekerjaan harus tepat;
o Membuat Analisa Teknis yang tepat;
o Membuat Jadwal Pelaksanaan yang benar;
o Mempersiapkan pekerjaan penunjang untuk pelaksanaan pekerjaan utama;
Pekerjaan Persiapan :
a. Pre Construction Meeting :
Pre Construction Meeting/Pra Pelaksanaan merupakan kegiatan/rapat yang membahas tentang persiapan sebelum kegiatan
dilapangan antara lain mencakut :
Pembahasan struktur organisasi Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa serta penjelasan tugas dan tanggung jawabnya
Pembahasan Rencana Mutu Kontrak, dimana Penyedia Jasa akan memaparkan RMK yang telah kami susun, dan apabila masih
ada kekurang sempurnaan kami sebagai penyedia jasa akan mennyempurnakan, dan setelah disepakati akan kami jilid dan kami
delegasikan sebanyak yang dipersyaratkan.
b. Sosialisasi :
Penggunaan jalan desa untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan
Penebangan pepohonan yang akan dibuat bangunan
Pemberitahuan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dilokasi pekerjaan
Pemberitahuan secara tertulis ke instansi terkait tentang dimulainya pelaksanaan
Pembahasan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan serta keperluan masyarakat setempat
Pembuatan Berita Acara Sosialisasi Pelaksanaan pekerjaan yang sudah disepakati dan ditandatangani oleh peserta sehingga
masyarakat bisa memahami maksud dan tujuan pelaksanaan pekerjaan.
e. Gudang
Gudang dibuat disekitar lokasi pekerjaan dengan tempat dan ukuran sesuai persetujuan Direksi. Gudang yang merupakan tempat
penyimpanan logistik/bahan matrial, yang perlu dijaga baik kualitas dan keamanannya dibuat sedemikian rupa sehingga bahan
bakar dan pelumas terhindar dari bahaya kebakaran, suku cadang terhindar dari kerusakan serta Semen diberi alas supaya
kualitas bisa terjaga.
Dokumentasi
Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi yang ditentukan.
Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada lokasi yang memperlihatkan keadaan keadaan sebelum mulai pelaksanaan
0% , keadaan dalam tahap 50% dan keadaan penyelesaiaan hasil akhir pelaksanaan 100% . Foto foto pada tiap lokasi harus
diambil dengan arah dan titik yang sama.
Foto foto sebagaimana tersebut diatas mengunakan kamera digital, dicetak dan dipasang dalam 3 rangkap dan data foto
tersebut diatas disimpan dalam CD.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan,
dan apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja. Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir yang berkualitas baik minimal
kalkir 80 gram bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar
purna laksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran minimal A3 , beserta 1 (satu) set copy
blue print jika penggambaran dengan cara manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program computer.
Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan survey dan penggambaran yang
dikontrakkan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender
Libur Hari Raya Idul Fitri : 7 ( Tujuh ) Hari kalender
MC dan PHO : 7 ( Tujuh ) Hari kalender
Pekerjaan Persiapan : 7 ( Tujuh ) Hari kalender
Masa pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
ALAT
Mixer Beton 0,3 m3 1 Unit
Pompa Air 1 Unit
Ordinari Truck/Pick Up 1 Unit
Stamper 1 Unit
Vibrator 1 Unit
PERSONIL
Pelaksana (Pelaksana Bangunan Gedung)
Mandor (Mandor Tukang Batu / Bata / Beton)
Tukang Cor (Tukang Cor Beton/Concretor/Concrete Operations)
Tukang Besi (Tukang Besi Beton/Barbender/Bar Bending)
Teknisi Instalasi Listrik (Teknisi Instalaasi Penerangan dan Daya Phase Tiga)
Juru Ukur (Juru Ukur Kuantitas Bangunan Gedung)
Juru Gambar (Juru Gambar Arsitektur)
Pelaksana K3 (Ahli K3 Konstruksi Muda)
Administrasi
Logistik
.
LINGKUP PEKERJAAN
BAGAN ALIR
PEK.PERSIAPAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
UTAMA
PEK.BOUPLANK/PROFIL
PLESTERAN
ACIAN
FINISHING
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
PEMBERSIHAN LOKASI
Pembersihan dan pembuatan jalan masuk Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman.
Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul, tanah bahan timbunan harus bersih dari humus dan di kupas setebal minimum 20 cm.
Pekerjaan Pembersihan pada lokasi/ Lapangan pekerjaan ,maupun lokasi untuk jalan masuk ke lokasi proyek agar pelaksanaanya
pekerjaan nantinya dapat berjalan lancar.
Semua daerah yang ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan . Pembersihan meliputi pembersihan
pohon pohon ,sampah dan bahan lain yang menganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu akan ditempatkan di luar
kerja atau dibuang ,kecuali ada ketentuan lain sesuai petunjuk direksi
PEKERJAAN BOUWPLANK
Untuk pengukuran pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk
mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa
pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus
yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasil pengukuran.
Alat yang Digunakan :
o Palu
o Gergaji
o Waterpass
o Thedolit
o Selang Air
o Benang
Bahan yang digunakan :
o Kayu 5/7 x 4m Kayu Tahun
o Paku
o Papan 2/20 Kayu Tahun
o Pilok
Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat
mempengaruhi dan menentukan baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan
penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.
Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang terdiri dari pasangan papan-papan.
Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan
dan membentuk bidang datar.
Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan papan duga harus memenuhi persyaratan:
Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
Berjarak cukup dari rencana galian.
Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas.
Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bangunan (bouwplank) yang lain.
Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke dalam bangunan). Untuk bangunan besar dan
banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk
bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan. Adapun alat yang digunakan
cangkul,palu,waterpass,selang air,gergaji, meteran.
2. PEKERJAAN TANAH
GALIAN TANAH
Volume Pekerjaan : m3, waktu penyelesaian hari kalender
Adapun cara pelaksanaanya sebagai berikut :
Apabila Bouwplank sudah siap dan pengeringan dengan menggunakan pompa air kami akan memulai melaksanakan Galian
Tanah Biasa, sesuai gambar rencana dengan terlebih dahulu meminta ijin ke Direksi pekerjaan.
Adapun cara pelaksanaanya sebagai berikut :
Alat yang Digunakan :
o Waterpass
o Profil Galian
o Cangkul
o Ember
o Linggis
Bahan yang digunakan :
o Benang
o Kayu 5/7 x 4m Kayu Tahun
o Paku
o Papan 2/20 Kayu Tahun
o Pilok
Sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai, harus memperhatikan dan mempelajari bagian pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan kondisi lapagan.
Pada Lokasi yang akan dilakukan pengalian, sebelumnya harus diberi tanda berupa patok dan di beri peil galian sesuai dengan
kedalaman rencana. Untuk daerah dengan kedalaman tertentu , dibuat patok dengan warna tertentu pula.
Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka harus disiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air
tersebut. Begitu juga apabila galian menampung air hujan maka meneruskan pekerjaan selanjutya air di buang terlebih dahulu.
Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsor / runtuhan tanah cukup besar maka dibuat galian sisi miring dan
lebar galian dibuat lebih besar ukuran dimensi tapak.
Selama proses penggalian ,harus memperhatikan keselamatan pekerja yang ada di dalam galian dan harus memastikan tersedia
orang yang membuang tumpukan tanah dipinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran
dimana tanah galian tidak masuk kembali.
Pengerjaan tanah galian ini dikerjakan dengan cara manual/tenaga manusia dengan peralatan bantu yang sesuai seperti cangkul,
garpu, singkup dll;
Dimensi dan elevasi galian sebagaimana gambar rencana dan petunjuk Direksi
Adapun alat yang digunakan ; alat waterpass, cangkul,ember,sekop.
PENGURUGAN KEMBALI
URUGAN PASIR
Volume Pekerjaan : m3, waktu penyelesaian hari kalender
Adapun cara pelaksanaanya sebagai berikut :
Seluruh timbunan pasir harus ditutup dengan satu
Tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang.
Pemadatan mengunakan penyiraman .
Alat yang Digunakan :
o Waterpass
o Profil
o Cangkul
o Ember
o Takaran Pasir
o Gerobak
o Cetok
Bahan yang digunakan :
o Pasir Urug
3. PEKERJAAN PONDASI
Sebelum batu bata dipasang, batu bata tersebut direndam dalam air sampai gelembung udara tidak terlihatlagi. Batu bata yang
dipasang utuh, kecuali untuk pasangan sudut dapat memakai batu bata pecahan
Selama 1 (satu) hari pemasangan dinding bata tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter dan pengakhiranpemasangan pada satu hari
dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi, untuk menghindari retaknyadinding dikemudian hari.
Pada semua pasangan bata batu, satu sama lain dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkanmenggunakan batu bata
pecahan kecuali untuk pasangan sudut/las-lasan
Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali di tiap-tiap pertemuandimana ada tiang-
tiang beton yang merupakan bingkai.
Bidang dinding yang luasnya lebih dari 10 m2 ditambah kolom dan balok penguat (beton praktis) denganukuran 13x13 cm,
pembesian 4 bh dia. 10 mm, beugel (ring) dia. 8 mm tiap jarak 15 cm.
Semua pasangan baru, dijaga tidak terkena sinar matahari langsung dan Pihak Kami menyediakan karung- karung yang
digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya basah, selain karung goni, juga dapatdigunakan kajang bogor atau lainnya
untuk menutup pasangan tersebut
Pembuatan lubang pada pasangan dinding untuk steger sama sekali tidak diperkenankan.
Di tempat yang akan terdapat kosen pintu, kosen jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, penempatan
terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding
terlalu lemah untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa) diperkuat dengan rangka yang terdiri dari
kolom atau balok beton bertulang setiap luas tembok
12.00 m2. Kolom beton bertulang ini selalu dipasang kebersamaan pemasangan bata di kerjakan juga kolom beton dan ring balok
adapun metode tersebut sama yang diatas. Sesuai pekerjaan Merangkai Tulangan dan beton.
PEKERJAAN PLESTERAN
Volume Pekerjaan : m2 , waktu penyelesaian hari kalender
Adapun cara pelaksanaanya sebagai berikut :
Bahan yang digunakan :
Semen
Pasir Pasang
Air
Triplek
Kawat ayam untuk mengayak pasir
Peralatan yang digunakan :
Meteran
Jidar almunium
Roskam kayu
Roskam besi
Kertas semen
Benang
Pelaksanaan :
Permukaan dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran, debu, partikel lain
Pencampuran menggunakan mesin mixer
Pencampuran air secara bertahap dan diaduk sampai rata selama 3-4 menit
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan telah selesai dipasang, kolom dan ringbalok telah dicor,
bobokan untuk instalasi listrik (pipa), AC, instalasi air bersih dan instalasi lainnya telahditanam dalam dinding
Dinding pasangan bata yang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air sampai jenuh selama 3 hari, agar adukan plesteran
dapat melekat dengan baik pada dinding.
acian dapat dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 100 cm, dipasang tegak lurus dan menggunakan potongan kecilkayu plywood, untuk
patokan kerataan dinding, potongan plywood tersebut dilepas apabila kepala plesterantelah mongering.
Ketebalan plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal plesteran 15-20 mm.
Jika ketebalan melebihi dari 2 cm diberi tambahan kawat ayam (wire mesh), untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Seluruh pertemuan bidang plesteran dengan keliling kosen dibuat tali air ukuran 5 x 5 mm, atau 6 x 6 mm atausesuai permintaan,
hasil pengerjaan lurus, rata, rapih, baik dan tidak bergelombang.
Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung tidak melebihi 5mm untuk setiap jarak 200 cm. Jika
melebihi, berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Pihak Kami.
Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak terlalu tiba-tiba danmembasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan dilindungi dari terik matahari langsung denganbahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, atau akibat lainnya, maka plesteran tersebutdibongkar dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pengawas denganbiaya atas tanggungan Pihak Kami.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai penyedia selalumenyiram dengan air sampai jenuh sekurangkurangnya 1 kali
sehari.
Sudut-sudut luar dinding : - Seluruh sudut vertical, dikerjakan dengan baik, tegak dan lurus
Pekerjaan finishing (pengecatan) dapat dilakukan apabila acian telah berumur lebih dari 21 (dua puluhsatu) hari, dan plesteran
tersebut sudah benar-benar dalam keadaan kering.
PEKERJAAN ACIAN
Setelah Pekerjaan Plsteran sudah cukup luas dan Plesteran di biarkan waktu untuk mengalami proses pengeringan yang
mengakibatkan keretakan rambut. Berikutnya untuk di laksanakan Pekerjaan Acian
Adapun Langkah Langkah Metode Kerja Sebagai Berikut :
a. Perisapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
b. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan
untuk menampung air acian.
c. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen
menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding.
d. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap
air semen.
e. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan menggunakan cetok.
f. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat
dapat menyebabkan keretakan dinding.
6. PEKERJAAN BETON
Pembesian
Langkah Kerja :
Sesuaikan Potongan Pembesian sesuai dengan Gambar Pekerjaan Balok Sloof
Besi tulangan diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam gamabar kerja dengan bar cutter sedangkan pembengkokan
tulangan dilakukan dengan bar bender.
Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom pada lantai ditambah dengan panjang penyaluran tulangan
untuk pekerjaan penyambungan tulangan , yaitu sebesar 40 D ( dimana D adalah diameter tulangan ulir )
Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar bender schedule. Untuk sengkang yang
dibengkokan dengan sudut , maka panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali diameter.
Besi tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan tulangan
Begisting
Langkah Kerja :
Sesuaikan Betuk dan Ukuran begisting sesuai dengan Gambar Pekerjaan Balok Sloof
Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk struktur- sturktur beton dengan
segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun
pengecorannya.
Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi
sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam
keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya
ini harus direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan,
penambahan maupun pembongkarannya.
KOLOM BETON
Pabrikasi tulangan kolom dikerjakan pada los pekerjaan pembesian dibutuhkan tenaga kerja terampil dalam pemasangan dan
penyambungan pada kolom agar kolom tersebut benar benar tegak lurus seperti kolom kolom yang berada dilantai bawahnya.
o Bahan terdiri dari :
- Besi tulangan
- Kawat Bendrat
o Tenaga kerja :
- Tukang besi terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembesian.
- Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop dawing constrution dengan baik.
o Alat Berupa :
- Bar bender = alat yang digunakan untuk pembengkokkan besi tulangan.
- Bar cutter = alat yang digunakan untuk pemotongan besi tulangan Adapun metode pabrikasi kolom beton bertulang
sebagai berikut :
o Besi tulangan diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam gamabar kerja dengan bar cutter sedangkan
pembengkokan tulangan dilakukan dengan bar bender.
o Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom pada lantai ditambah dengan panjang penyaluran
tulangan
untuk pekerjaan penyambungan tulangan , yaitu sebesar 40 D ( dimana D adalah diameter tulangan ulir )
o Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan ketentuan bar bender schedule. Untuk sengkang
yang dibengkokan dengan sudut , maka panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali diameter.
o Besi tulangan dipabrikasi dengan cara mengikatkan tulangan pokok kolom dengan tulangan
Pengecoran
o Pengecoran beton tidak dibenarkan dirnulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
o Sebelum pengecoran dimulai, semua pekerjaan acuan (bekisting) baja-baja tulangan, tarik pipa-pipa instalasi air dan
listrik
serta angkur- angkur yang harus ditanam dalam beton, harus sudah selesai terpasang dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Tempat- tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran
(potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
o Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan rnenuangkan adukan dengan nenjatuhkan dari suatu
ketinggian yang akan mengakibatkan pengendapan aggregat.
o Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar
dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah dalam pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
o Pada pengecoran lanjutan (sambungan antar beton lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu
harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen.
Lokasi dari Construction joint ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
o Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan. Pemborong harus menyediakan pelindung atau metoda lain pada
saat hujan.
BALOK BETON
Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan. Apabila baja polos yang sudah dicor beton, jari- jari pembengkokan
minimal harus dua kali diameter dari tulangan tersebut.
Semua pemotongan, pernbengkokan dan toleransi pembengkokan baru sesuai dengan peraturan beton Bertulang Indonesia 1971.
Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton
Pemotongan atau ketentuan penempatan sambungan harus disesuaikan dengan gambar atau ditempat yang ditentukan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tulangan yang telah terpasang tetapi belum. dicor harus dilindungi sepenuhnya terhadap korosi, sesuai pengarahan yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Apabila tulangan selesai dipasang, pemborong harus melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
Pemborong tidak diperkenankan melakukan pengecoran sebelum tulangan yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Begisting
o Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk struktur- sturktur beton dengan segala
detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun
pengecorannya.
o Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi sementara
yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
o Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam
keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus
direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan
maupun pembongkarannya.
o Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever, lendutan yang dlijinkan adalah 1/300
bentang.
o Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal transversal maupun longitudinal yang terjadi.
o Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun
perancah harus diajukan oleh pemborong untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Acuan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimum 10 mm. Atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan digunakan kembali acuan harus bersih, acuan yang
sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak diperkenankan dipakai kembali.
Untuk mengejar kecepatan pengecoran, diisyaratkan agar Pemborong membuat panel-panel bekisting yang standar untuk acuan
bagian konstruksi yang tipikal.
Multipleks yang digunakan untuk acuan harus ditumpu sepanjang tepinya. Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan kelurusannya dan kekuatannya selama pengecoran maupun pemadatan beton
dilakukan.
Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan settlement dari perancah tersebut.
Acuan harus diperbaiki apabila ternyata perancah mengalami settlement.
Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah
dan bracing diagonal baru dua sisi, baik horizontal maupun vertikal.
Beton yang permukaannya kelihatan (exposed) harus difinish dengan adukan. Lubang-lubang yang terjadi pada beton harus diisi
dengan adukan.
Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.
Lubang - lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih besar dari 3 mm, lubang yang lebih besar diameter 3 mm tapi lebih
kecil dari 20 mm tidak boleh melebihi 0.5% dari permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari 20 mm tidak
diperkenankan. Apabila terdapat lubang yang lebih besar dari 20 m, harus dikonsultasikan oleh Konsultan Pengawas.
Jika permukaan beton tidak cacat, adukan yang digunakan untuk perbaikan harus berwana sama dengan beton disekelilingnya.
Sample harus dibuat dahulu sebelum perbaikan permukaan beton tersebut dimulai.
ACUAN
Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk struktur- sturktur beton dengan segala
detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan
tulangan maupun pengecorannya.
Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi abutmen
sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah dan
peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus direncanakan dengan
metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.
Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever, lendutan yang dlijinkan adalah 1/300
bentang.
Brancing-brancing harus dipasang untuk menghindari pergerakan horizontal transversal maupun longitudinal yang terjadi.
Gambar-gambar yang menunjukan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan perancah, elevasi dari acuan maupun
perancah harus diajukan olch pemborong untuk disetujui oleh Pengawas.
Acuan yang dipakai harus bersih dari segala macam kotoran, apabila akan digunakan kembali acuan harus bersih, acuan yang
sudah rusak dan tidak lurus lagi tidak diperkenankan dipakai kembali.
Kaso-kaso, pengaku dan penumpu harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan kelurusannya dan kekuatannya
selama pengecoran maupun pemadatan beton dilakukan.
Pengaku, acuan serta perancah yang dibuat harus dipersiapkan terhadap kemungkinan settlement dari perancah tersebut. Acuan
harus diperbaiki apabila ternyata perancah mengalami settlement.
Semua tiang perancah harus dipasang dengan pengaku vertikal horizontal maupun diagonal. Barcing lateral harus dari dua arah
dan bracing diagonal baru dua sisi, baik horizontal maupun vertikal.
Apabila tiang ternyata perlu disambung, pemasangan bracing harus diatur sesuai dengan lokasi penyambungan tersebut.
Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua unsur yang harus berada di dalam beton tersebut sudah ditempatkan
secara benar, termasuk pengaturan selimut betonnya.
Seluruh perancah dan acuan harus diperiksa kembali pada saat pengecoran beton akan dimulai. Apabi!a temyata ada bagian
perancah atau acuan yang berubah posisi, perancah maupun acuan tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum pengecoran
dilaksanakan.
Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak mengakibatkan kerusakan beton, dan acuan
tersebut sudah mudah dilepaskan dari beton.
Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan beton, kekuatan beton type dari struktur
dan beban rencana.
Adapun Pengunaan Peralatan : Gergaji kayu,Meteran, Palu,Benang
PEMBESIAN
Agar diperoleh efek angkur yang maksimum dari besi tulangan, maka pada setiap ujung tulangan harus ditekuk ke arah dalam
balok hingga 115
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan
gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
Pembengkokan itu dilakukan tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan cacat , patah, retak- retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai. Pemborong harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan. baja
tulangan (bar cutter dan bar bending schedulle), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil- peil sesuai dengan gambar dan sudah diperhitungkan terhadap toleransi
penurunannya. Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut
tidak tercantum didalam gambar atau dalam spesifikasi ini, maka dapat digunakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
sesuai tabel.
Semua pemotongan, pernbengkokan dan toleransi pembengkokan baru sesuai dengan peraturan beton Bertulang Indonesia 1971.
Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton
Pemotongan atau ketentuan penempatan sambungan harus disesuaikan dengan gambar atau ditempat yang ditentukan dan
disetujui oleh Pengawas.
Tulangan yang telah terpasang tetapi belum. dicor harus dilindungi sepenuhnya terhadap korosi, sesuai pengarahan yang
diberikan oleh Pengawas.
Apabila tulangan selesai dipasang, harus melaporkannya kepada Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. Pemborong tidak
diperkenankan melakukan pengecoran sebelum tulangan yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Pengawas, tidak boleh
diubah tanpa persetujuan dari Pengawas.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan
gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
Adapun Pengunaan Peralatan : Palu,Benang, Catut,Pembenkok Besi.
Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat
Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.
Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan
Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
RING BALK
Terdiri DariPekerjaan Begisting + Pembesian dan Cor Beton K.175
Begisting
Sesuaikan Betuk dan Ukuran begisting sesuai dengan Gambar Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk struktur- sturktur beton dengan segala
detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
Perancah termasuk segala jenis unsur- unsurnya seperti pengaku, balok pengikat dan tiang, juga termasuk pondasi sementara
yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa menimbulkan settlement.
Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Pemborong, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam
keadaan basah dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban- beban kejut dan getaran . Kesemuanya ini harus
direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan
maupun pembongkarannya
TANGGA BETON BERTULANG
Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan tangga, maka yang perlu dilakukan setelah mempersiapkan bahan & alat tersebut diatas adalah
langkah-langkah sebagai berikut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan :
Dinding Tangga
Dibuat sesuai dengan ukuran tangga (tebal plat + tinggi trape tangga) Cara pabrikasi sama seperti pabrikasi dinding balok.
Anak Tangga
Plywood 12 mm dipotong sesuai dengan tinggi trape (optrade) dan lebar tangga, kemudian diberi rangka
Pekerjaan bordes tangga dimulai dari pekerjaan Balok bordes, yang cara penyetelannya sama seperti balok biasa. Kemudian
antar dinding balok dipasang kayu 5/7 (jarak maksimum 25 cm). Kayu ini berfungsi sebagai pengganti pipa (karena bentang
pendek). Setelah selesai pemasangan kayu 50/10, lalu diikuti pemasangan plywood yang ukurannya disesuaikan dengan panjang
dan lebar bordes.
Badan Tangga
Badan tangga ada 2 buah, yaitu antara bordes dengan lantai dibawahnya dan antara bordes dengan lantai di atasnya.
7. PEKERJAAN SANITASI
Washtafel
Washtafel yang digunakan adalah semutu merk KIA lengkap dengan segala accessorisnya seperti tercantum dalam
brosurnya, warna putih, kecuali ditentukan lain.
Washtafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat lainnya.
Ketinggian dan konstruksi harus disesuaikan dengan gambar untuk itu, serta petunjuk-petunjuk dari produsen
dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda serta
penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
Ada daerah-daerah dimana washtafel dipasang lebih dari satu, harus dibuat/disatukan dengan satu meja beton.
Ukuran-ukuran disesuaikan dengan gambar.
Kloset
Kloset jongkok yang dipasang adalah semutu merk Dalam negeri, warna standar akan ditentukan kemudian.
Kloset jongkok yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang rusak atau cacat dan
telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
Kloset jongkok dipasang pada lantai kamar mandi atau toilet yang dinaikkan 10-20 cm atau sesuai dengan gambar
kerja.
Keran
Semua keran yang dipakai adalah semutu merk Dalam negeri atau setaraf dengan chormed finish Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada
dinding. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan
selang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).
Stop keran yang dapat digunakan semutu merkKitazawa ex Jepang, bahan kuningan dengan putiran berwarna
hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar untuk itu.
Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-
gambar untuk itu.
Floor Drain
Floor drain yang digunakan adalah semutu dengan merk Dalam negeri, metal verchroom, lubang diameter 2 inchi
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel.
Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar untuk itu.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan.
Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan
pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.
Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air.
Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada
kebocoran.
Untuk satu kelompok toilet harus dibuat satu buah septic tank, penempatan sesuai gambar. Ukuran dalam septic
tank lebar dan panjang sesuai dengan gambar
dibuat dari pasangan batu bata bata dan kedap air.
Untuk septic tank dilengkapi dengan sebuah sumur peresap ukuran sesuai dengan gambar dibuat dari batu kali
pecahan dan koral serta dibungkus dengan ijuk.
Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan
kusen.
Pasang angker pada kusen secukupnya.
Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.
Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.
Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari
kusen.
Bersihkan tempat sekelilingnya.
Memasang Daun Pintu :
Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya
digantungkan pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke kanan.
Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan
dengan pintu geser. Kedudukan daun pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada bagian
bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.
Cara Pemasangan :
Adukan harus benar-benar homogen atau semen, pasir dan air sudah sudah diaduk sehingg benar-benar bercampur
dengan baiik dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan
membuat rongga di bawah keramik.
Padatkan secara rata.
Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena
keadaan demikian akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata
dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cat
berupa : retak- retak, gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi ubin keramik
harus siku, penyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri
PEKERJAAN PENGECATAN
Cat Dinding, Kolom dan Pat Kusen (sek. Catylac ) = m2 = Hari ,Dikerjakan = Minggu sampai Minggu
Cat Plafond 3 x (sek. Catylac ) = m2 = Hari ,Dikerjakan = Minggu
Cat Listplank 2 x (sek. Avian ) = m2 = Hari ,Dikerjakan = Minggu
Pelaksanan :
Biarkan permukaan acian kering sempurna +_ 1 (satu) bulan setelah plesteran sempurna dikerjakan
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kape dan amplas
Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan plamir dan biarkan mongering
Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan dengan debu, kemudian ulaskan cat tembok emulasi
Untuk permukaan yang sangat menyerap, cat tembok emulasi agar diencerkan dengan air bersih 30% 50%
9. PEKERJAAN LISTRIK
A. Lingkup Pekerjaan
Instalasi listrik adalah suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi tegangan
Matrial penghantar yang dipakai adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC atau besi untuk pelindung
hantaran
menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroprasi secara sempurna
Titik lampu dan instalasi
Stop kontak dan instalasi
Lampu XL
Pemasangan daya listrik
B. Pelaksanaan
1. Persiapan
Segala sesuatu menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan instalasi lstrik harus telah disiapkan dilokasi sebelum
melakukan pekerjaan
Mengajukan sample matrial yang akan dipergunakan untuk mendapat persetujuan direksi pekerjaan
Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan penyedia jasa disaksikan direksi pekerjaan atau diwakilkan
pihak ketiga.
Jadwal terinci, time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta kelengkapan administrasi sebelum memulai
pekerjaan
Demi kelancaran kegiatan, harus memperhatikan penempatan bahan/matrial dan lalu lintas
Pembersihan loksasi pekerjaan pembangunan dari hal-hal yang merusak pelaksanaan pembangunan
2. Persiapkan peralatan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pemasangan instalasi, misalnya : obeng,
neptank, palu, paku, volt meter untuk mengetahui tegangan listrik, kabel, serta peralatan dan bahan lainnya.
3. Semua hantaran (kabel) ditarik dalam pipa/cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam)
4. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas diplat, balok, kolom beton harus dipasang dahulu sebelum
pengecoran, kabel diusahakan imasukan bersamaan dengan pemasangan sparing.
5. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan.
6. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan didaerah yang mudah dicapai untuk perbaikan.
7. Sambungan harus menggunakan klem/isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau
menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
8. Lekukan atau belokan ppa harus beradus > 3 kali diameter pipa harus rata (untuk memudahkan penarikan kabel)
9. Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.
10. Pada hantaran dilangit-langit harus diklem pada bagian bawah plat/balok atau pada bawah balok kayu rangka langit-
langit
11. Stop kontak dan saklar
Pamasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai atau sesui petunjuk
direksi pekerjaan.
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding
12. Box/ kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus
13. Pemasangan lampu sesuai spesifikasi yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau sesuai persetujuan direksi
pekerjaan
14. Pengujian hasil instalasi.
10. PEKERJAAN LAIN-LAIN
PEMASANGAN CLADING
Metode atau tatacara pelaksanaan pekerjaan Alumunium Composite Panel di lapangan adalah sebagai berikut :
Persiapan :
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium composite panel.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant,
dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air, cutting well, gerinda, bor,
gun sealant, steiger, dll.
Pekerjaan Alumunium Composite Panel
Pekerjaan Alumunium Composite Panel
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk area yang akan dipasang alumunium composite
panel.
Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel
Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..
Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.
Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.
Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan sekrup.
Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.
Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.
Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium composite panel.
Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan tidak ada kenadla yang berarti.
Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
1. Palu seberat kurang lebih 25 kg. yang sudah dimodifikasi sesuai dengan cara penggunaanya.
2. Linggis besar
3. Linggis kecil
4. Blincong
5. Benang / tali
6. Meteran
7. Palu berat 5 kg
8. Peralatan cor
9. Kunci-kunci baut
10. Mesin las
Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan dengan cara, yaitu melakukan
penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun
kedalamannya serta kelurusannya dengan memakai benang sponengan.
Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul bagian kedalaman kurang lebih 20
cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum dilakukan
pengecoran.
Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara memasang baut-baut kemudian
kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut :
1. Dasar pondasi diurug pasir
2. Memasang bekitsting pada bagian atasnya
3. Menyiram lubang dengan air.
4. Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
5. Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end kemudian mengelas baut-bautnya
untuk menghindari pencurian.
SERAH TERIMA PEKERJAAN AWAL (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh Penyedia Jasa ketika sudah selesai
mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang harus dilakukan adalah Penyedia Jasa mengajukan surat permohonan pemeriksaan
pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Pengawas dan PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan
membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya
dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa,
PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Penyedia Jasa menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan
setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama
waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan harus sesuai dengan
spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu pemeliharaan khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan.
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan Penyedia Jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama pekerjaan yang akan diperiksa oleh Tim
Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan
pertama pekerjaan dan Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Nilai
Kontrak.
b. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai pada saat
prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.
Secara umum pengertian rambu-rambu lalu lintas adalah tanda-tanda, alat, benda yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sebagai piranti pengaturan lalu lintas jalan.
Rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati hati dalam menjalankan kendaraannya
Tanda Pengaman lalu lintas untuk setiap grup kerja rambu sebanyak dua buah , ukuran 60 x 90 cm. batas tripleks /
papan dengan kerangka kaso 5/7 , warna kuning, huruf hitam yang menyatakan jenis proyek pekerjaan.
Pemasangan Kerucut lalu lintas (traffic cone) warna dasar jingga dengan atau tanpa strip/garisputih.
Untuk mencegah penumpukan bahan material dan mengurangi resiko kehilangan dalam masa pelaksanaan pekerjaan
maka dilakukan pengaturan jadwal pemasukan bahan material yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Material yang mudah terpengaruh cuaca seperti semen diletakan pada gudang penyimpanan. Pendatangan semua
material paling lambat 1minggu sebelum proses pekerjaan dimulai dan selalu diperhatikan ketersediaan barang yang
ada digudang sehingga tidak menghambat pekerjaan. Alat didatangkan menurut keperluannya dan di keluarkan dari
lokasi kerja bila sudah tidak ada pekerjaan yang berkaitan dengan alat tersebut.
PENUTUP
Saran dan Usulan
Rencana pelaksanaaan sangat penting untuk di rencanakan dan dipikirkan sedemikian rupa untuk meminimalkan
kesalahan-kesalahan di lapangan yang mungkin terjadi dalam mendukung tercapainya hasil akhir yang memenuhi aspek-aspek
penilaian keberhasilan suatu konstruksi. Di dalam rencana pelaksanaan tersebut mengandung skema urutan dan tahap-tahap
pekerjaan yang harus dilaksanakan karena adanya suatu keterikatan antar pekerjaan.
Demikian Metode Pelaksanaan Kerja ini dibuat untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Diluar
Metode ini masih berlaku Metode yang lainnya dengan memperhatikan Feeling Pelaksanaan dilapangan yang perlu mendapat
persetujuan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.
M. ANGGUN VARADIANSYAH, ST
Direktur