OLEH :
G1B013001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan sementara
1. Masalah Turap
2. Drainase sebagai pengeluaran air
1. Masalah Turap
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah
juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang
mudah dan biaya yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
seperti, penahan tebing galian sementara, penahan longsong, stabilitas lereng,
bangunan-bangunan pelabuhan , bendungan serta bangunan lainnya.Dinding turap
tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan
pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.
1. TurapKayu
Turapkayudigunakan untuk penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena
tidak kuat menhan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan
pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang. Pada penggunaan
turap kayu yang difungsikan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka air,
maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap ini biasa
digunakan untuk pekerjaan sementara, seperti halnya untuk menahan tebing galian
sementara. Bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada gambar turap kayu di
bawah.
2. Turapbeton
Turap ini terdiri dari balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan
bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait antara satu balok dengan
balok yang lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban
beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada
waktu pengangkatannya, ujung bawah turap biasanya dibuat runcing karena untuk
mempermudah pemancangan.
Gambar 2TurapBeton
3. Turap Baja
Turap ini sangat banyak digunakan, karena turap ini memiliki banyak kelebihan
diantaranya :
a. Mudahdalampenanganan
b. Kuatmenahangaya-gayabenturanpadasaatpemancanagn
c. Bahanini relative ringan
d. Turapinidapatdigunakanberulang kali
e. Memilikikeawetan yang tinggi.
- Tekanantanahpasif (Pp)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah
urug (HaryChristady, 1996)
Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
adalah sudut geser dalam
Sementara itu tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya.
Contoh :
Dimana :
adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif
Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif . Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah
yang terjadi pada sebuah konstruksi turap.
Gambar 5distribusitekananbebanpadatanah
3. PerhitunganTurap
= 2,565d + 1,539
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d)2 x 3
=0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+d)2 x 3
= 1,671d2 + 0,601
Pengaruhbebantitik (P)
Ma = P sin xlengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos xlengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
d = 3,7m
Maka ke dalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1 = 11,801 T/m
PA2 = 0,115 = 0,115 T/m
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 = 11,031 T/m
2
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d) x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+3,7)2 x 3 = 30,891 T/m
PA = 53,839 T/m
PP = 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 82,08335 T/m
SF = PP/ PA 1,2
= 1,525 1,2 Aman
2. Drainase
Jakarta diterjang banjir bandang lagi. Kali ini lebih luas dan menyedihkan,
setelah banjir besar 2002 dan banjir kecil dan menengah tahun 2003, 2004, 2005, dan
2006. Adakah metode efektif yang ramah lingkungan untuk mengatasi banjir sekaligus
bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kekeringan kota?
Oleh banyak negara, masalah serupa diselesaikan dengan metode retarding
basin ramah lingkungan. Filosofi metode ini adalah mencegat air yang mengalir dari
hulu dengan membuat kolam-kolam retensi (retarding basin) sebelum masuk ke hilir.
Retarding basin dibuat di bagian tengah dan hulu kanan-kiri alur sungai-sungai yang
masuk kawasan yang akan diselamatkan.
Contoh implementasi metode retarding basin adalah penyelesaian banjir di
wilayah hilir Sungai Rhine di Eropa. Untuk mengurangi banjir yang menerjang kota-kota
di wilayah Jerman dan Belanda bagian hilir, dimulailah (integriertes Rheisprogram)
dengan membuat retarding basin-retarding basin di sepanjang
Sungai Rhine di bagian tengah dan hulu, mulai dari kota Karslruhe (di perbatasan
Perancis dan Jerman) sampai ke kota Bassel di perbatasan Jerman, Swiss, dan Austria.
Retarding basin ini dibangun untuk memotong debit puncak banjir Sungai Rhine yang
akan menyusur menuju hilir masuk kota-kota penting, seperti Koeln, Dusseldorf, dan
akhirnya Rotterdam. Volume air bah pada puncak banjir akan disimpan di retarding
basin selama banjir berlangsung dan akan dikeluarkan setelah banjir reda. Retarding
basin ini terbukti efektif menurunkan banjir yang terjadi di sepanjang Sungai Rhine di
bagian hilir.
Program pembangunan retarding basin besar-besaran ini terus dikerjakan
mengingat keberhasilannya cukup signifikan dan efeknya bagi perbaikan kualitas
lingkungan serta konservasi air di daerah tengah dan hulu tinggi.
Penyimpan air
Fungsi retarding basin selain untuk memangkas puncak banjir, juga sebagai
penyimpan air untuk dilepaskan pada saat musim kemarau dan meningkatkan
konservasi air tanah karena selama air tertahan peresapan air terjadi. Dengan adanya
cadangan di retarding basin, pada musim kemarau air dapat dipakai untuk
penggelontoran saluran drainase dan sungai-sungai di daerah hilir.
Retarding basin harus didesain ramah lingkungan, artinya bangunannya cukup
dibuat dengan mengeruk dan melebarkan bantaran sungai, memanfaatkan sungai mati
atau sungai purba yang ada, memanfaatkan cekungan-cekungan, situ, dan rawa-rawa
yang masih ada di sepanjang sungai, dan dengan pengerukan areal di tepi sungai untuk
dijadikan kolam retarding basin.
Disarankan, dinding retarding basin tidak diperkuat dengan pasangan batu atau
beton karena selain harganya amat mahal, juga tidak ramah lingkungan dan
kontraproduktif dengan ekohidraulik bantaran sungai. Tebing-tebing itu cukup diperkuat
dengan aneka tanaman sehingga secara berkelanjutan akan meningkatkan kualitas
ekologi dan konservasi air.
Untuk penanganan banjir di Jakarta, retarding basin dapat dibuat di bagian
tengah dan hulu dari 13 sungai yang mengalir ke jantung kota Jakarta, seperti Sungai
Ciliwung, Cisadane, Mookervart, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Kali Baru Barat,
Cipinang, Sunter, dan Cakung.
Pembuatan retarding basin ramah lingkungan dapat diawali dengan inventarisasi
lokasi sepanjang alur sungai dengan prioritas dari bagian tengah hingga hulu.
Inventarisasi ini dimaksudkan untuk menemukan lokasi-lokasi kanan-kiri sungai yang
bisa dijadikan lokasi retarding basin. Setelah lokasi-lokasi yang cocok ditemukan, dapat
dilakukan pembebasan tanah dan dimulai pembuatan retarding basin secara bertahap.
Pembebasan tanah di pinggir sungai di daerah tengah dan hulu, yaitu di daerah Bekasi
ke arah hulu, kiranya tidak memakan biaya mahal seperti pembebasan tanah di Jakarta
Pusat.
Pembuatan retarding basin ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan
pembuatan banjir kanal-banjir kanal. Karena selain lokasinya di luar daerah pusat
perekonomian, konstruksinya juga ramah lingkungan dan tidak diperlukan konstruksi-
konstruksi tambahan lain, seperti jembatan pelintasan, tanggul, dan perlindungan tebing.