Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG PEKERJAAN TANAH

PENGGALIAN DAN PENGURUKAN

OLEH :

ANGGIE SUKMA DEWI

G1B013001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2015
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan dan persiapan yang harus dilakukan adalah:

1. Melakukan survei ke lokasi tanah tempat bangunan akan didirikan.


Mengukur tanah tersebut sehingga dapat diketahui lebar panjang
dan bentuknya secara detail. Juga mengukur tinggi rata-rata
permukaan tanah tersebut apabila dibandingkan dengan ketinggian
jalan raya di depan tanah tersebut.
2. Melakukan tes sondir terhadap tanah. Tujuan nya agar dapat diketahui
kekuatan daya dukung tanah yang ada sehingga dapat didesain pondasi
yang cocok nantinya
3. Membuat desain perencanaan gambar (gambar beztek). Gambar rencana
yang dibuat disesuaikan dengan data hasil survei (point 1) sehingga tidak
meleset ukurannya dari situasi tanah dilapangan, dan data hasil tes sondir
tanah (point2) supaya dapat disusun pondasi rumah atau gedung yang
kuat konstruksinya.
4. Membuat perhitungan rencana anggaran biaya (RAB).
5. Mencari dan menghubungi suplier tokoh penyedia bahan bangunan.
6. Mencari jasa pekerja pembangunan rumah atau gedung (manpower).
7. Mencari dan memakai seorang tenaga ahli teknik sipil.

Pekerjaan sementara

Pekerjaan sementara terdiri atas dua macam,yakni:

1. Masalah Turap
2. Drainase sebagai pengeluaran air
1. Masalah Turap
Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah
juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang
mudah dan biaya yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
seperti, penahan tebing galian sementara, penahan longsong, stabilitas lereng,
bangunan-bangunan pelabuhan , bendungan serta bangunan lainnya.Dinding turap
tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan
pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.

A. Tipe pondasi Turap


Menurutbahan yang digunakan dalam hal perancangan pondasi turap, pondasi ini
terdiri dari kayu, beton bertulang, dan baja. Adapun dimakalah ini penulis hanya
menjabarkan tentang pondasi turap beton.

1. TurapKayu
Turapkayudigunakan untuk penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena
tidak kuat menhan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan
pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah bila dipancang. Pada penggunaan
turap kayu yang difungsikan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka air,
maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap ini biasa
digunakan untuk pekerjaan sementara, seperti halnya untuk menahan tebing galian
sementara. Bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada gambar turap kayu di
bawah.
2. Turapbeton
Turap ini terdiri dari balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan
bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait antara satu balok dengan
balok yang lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban
beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada
waktu pengangkatannya, ujung bawah turap biasanya dibuat runcing karena untuk
mempermudah pemancangan.

Gambar 2TurapBeton

3. Turap Baja
Turap ini sangat banyak digunakan, karena turap ini memiliki banyak kelebihan
diantaranya :
a. Mudahdalampenanganan
b. Kuatmenahangaya-gayabenturanpadasaatpemancanagn
c. Bahanini relative ringan
d. Turapinidapatdigunakanberulang kali
e. Memilikikeawetan yang tinggi.

Gambar 3 turap baja


B. Perancangan Dinding Turap Beton
Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

1. Gaya-gaya yang bekerja pada turap


Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
- Tekanantanahaktif (Pa)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah
dibelakangnya (HaryChristady, 1996).

- Tekanantanahpasif (Pp)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum
yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah
urug (HaryChristady, 1996)

2. Analisis Gaya yang BekerjapadaTurap


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya, yaitu
tekanan aktif dan tekanan tanah pasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja pada
sebuah konstruksi turap. Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah
ini

Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
adalah sudut geser dalam

Sementara itu tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya.
Contoh :

- Bila diagram tekanantanahnyaberbentuksegiempat


- Bila diagram tekanantanahnyaberbentuksegitiga

Dimana :
adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif

Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif . Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah
yang terjadi pada sebuah konstruksi turap.

Gambar 5distribusitekananbebanpadatanah

3. PerhitunganTurap

Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8, dimana di profil tersebut terdapat


tikungan yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan
longsoran, Menghitung beban P (beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m).
SisiTegak
Volume = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton
SisiDatar
Volume = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

Berat total ( P ) = Berat sisi tegak + Berat sisi datar


= 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton
P sin = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton

P cos = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton


PA2 = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3
=0,5 x (0,3)2 x 1,62 x 0,528 x 3
= 0,115
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3

= 2,565d + 1,539
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d)2 x 3
=0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+d)2 x 3
= 1,671d2 + 0,601

NO. Pa (Ton) Lengan (m) Momen (Tm')


d
1 2.565 + 2.309 0.45 +0.5d 1,28d2+2,309d+1,039
2 0.115 0.7 +d 0,0805 + 0,115d
d
3 2.565 + 1.539 0.3 +0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617
+1/3
4 1.671 d2 + 0.601 0.2 d 0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702
Ema (0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)
Tabel 1 TabelHasilPerhitunganMomenaktif

Pengaruhbebantitik (P)
Ma = P sin xlengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos xlengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
d = 3,7m
Maka ke dalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1 = 11,801 T/m
PA2 = 0,115 = 0,115 T/m
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 = 11,031 T/m
2
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d) x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+3,7)2 x 3 = 30,891 T/m
PA = 53,839 T/m
PP = 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 82,08335 T/m
SF = PP/ PA 1,2
= 1,525 1,2 Aman
2. Drainase

Jakarta diterjang banjir bandang lagi. Kali ini lebih luas dan menyedihkan,
setelah banjir besar 2002 dan banjir kecil dan menengah tahun 2003, 2004, 2005, dan
2006. Adakah metode efektif yang ramah lingkungan untuk mengatasi banjir sekaligus
bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kekeringan kota?
Oleh banyak negara, masalah serupa diselesaikan dengan metode retarding
basin ramah lingkungan. Filosofi metode ini adalah mencegat air yang mengalir dari
hulu dengan membuat kolam-kolam retensi (retarding basin) sebelum masuk ke hilir.
Retarding basin dibuat di bagian tengah dan hulu kanan-kiri alur sungai-sungai yang
masuk kawasan yang akan diselamatkan.
Contoh implementasi metode retarding basin adalah penyelesaian banjir di
wilayah hilir Sungai Rhine di Eropa. Untuk mengurangi banjir yang menerjang kota-kota
di wilayah Jerman dan Belanda bagian hilir, dimulailah (integriertes Rheisprogram)
dengan membuat retarding basin-retarding basin di sepanjang
Sungai Rhine di bagian tengah dan hulu, mulai dari kota Karslruhe (di perbatasan
Perancis dan Jerman) sampai ke kota Bassel di perbatasan Jerman, Swiss, dan Austria.
Retarding basin ini dibangun untuk memotong debit puncak banjir Sungai Rhine yang
akan menyusur menuju hilir masuk kota-kota penting, seperti Koeln, Dusseldorf, dan
akhirnya Rotterdam. Volume air bah pada puncak banjir akan disimpan di retarding
basin selama banjir berlangsung dan akan dikeluarkan setelah banjir reda. Retarding
basin ini terbukti efektif menurunkan banjir yang terjadi di sepanjang Sungai Rhine di
bagian hilir.
Program pembangunan retarding basin besar-besaran ini terus dikerjakan
mengingat keberhasilannya cukup signifikan dan efeknya bagi perbaikan kualitas
lingkungan serta konservasi air di daerah tengah dan hulu tinggi.

Penyimpan air

Fungsi retarding basin selain untuk memangkas puncak banjir, juga sebagai
penyimpan air untuk dilepaskan pada saat musim kemarau dan meningkatkan
konservasi air tanah karena selama air tertahan peresapan air terjadi. Dengan adanya
cadangan di retarding basin, pada musim kemarau air dapat dipakai untuk
penggelontoran saluran drainase dan sungai-sungai di daerah hilir.
Retarding basin harus didesain ramah lingkungan, artinya bangunannya cukup
dibuat dengan mengeruk dan melebarkan bantaran sungai, memanfaatkan sungai mati
atau sungai purba yang ada, memanfaatkan cekungan-cekungan, situ, dan rawa-rawa
yang masih ada di sepanjang sungai, dan dengan pengerukan areal di tepi sungai untuk
dijadikan kolam retarding basin.
Disarankan, dinding retarding basin tidak diperkuat dengan pasangan batu atau
beton karena selain harganya amat mahal, juga tidak ramah lingkungan dan
kontraproduktif dengan ekohidraulik bantaran sungai. Tebing-tebing itu cukup diperkuat
dengan aneka tanaman sehingga secara berkelanjutan akan meningkatkan kualitas
ekologi dan konservasi air.
Untuk penanganan banjir di Jakarta, retarding basin dapat dibuat di bagian
tengah dan hulu dari 13 sungai yang mengalir ke jantung kota Jakarta, seperti Sungai
Ciliwung, Cisadane, Mookervart, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Kali Baru Barat,
Cipinang, Sunter, dan Cakung.
Pembuatan retarding basin ramah lingkungan dapat diawali dengan inventarisasi
lokasi sepanjang alur sungai dengan prioritas dari bagian tengah hingga hulu.
Inventarisasi ini dimaksudkan untuk menemukan lokasi-lokasi kanan-kiri sungai yang
bisa dijadikan lokasi retarding basin. Setelah lokasi-lokasi yang cocok ditemukan, dapat
dilakukan pembebasan tanah dan dimulai pembuatan retarding basin secara bertahap.
Pembebasan tanah di pinggir sungai di daerah tengah dan hulu, yaitu di daerah Bekasi
ke arah hulu, kiranya tidak memakan biaya mahal seperti pembebasan tanah di Jakarta
Pusat.
Pembuatan retarding basin ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan
pembuatan banjir kanal-banjir kanal. Karena selain lokasinya di luar daerah pusat
perekonomian, konstruksinya juga ramah lingkungan dan tidak diperlukan konstruksi-
konstruksi tambahan lain, seperti jembatan pelintasan, tanggul, dan perlindungan tebing.

Masih ada lokasi

Menurut studi makro peta Jakarta, penulis berkesimpulan, ke-13 sungai di


Jakarta hampir semua masih mempunyai areal pinggir sungai yang bisa dimanfaatkan
sebagai kolam retarding basin, terutama di daerah Jakarta Selatan, Depok, dan masuk
Kabupaten Bogor. Untuk daerah Jakarta Selatan sampai perbatasan dengan Depok,
misalnya, di Sungai Ciliwung kolam retarding basin bisa dibangun di sepanjang pinggir
sungai dari Kompleks TNI-Cilandak hingga daerah MT Haryono, pada Sungai
Pesanggrahan di daerah Cirendeu, Kompleks Lebak Bulus, dan Kebayoran Lama; pada
Sungai Krukut di daerah Ksatriaan Marinir Cilandak, Cilandak Timur, daerah sekitar
Kemang dan Karet, pada sungai Sunter, daerah Cipinang dan Kelapa Gading Barat.
Juga untuk sungai-sungai lain masih banyak daerah dapat digunakan areal retarding
basin pinggir sungai.
Dengan dibangunnya retarding basin-retarding basin yang ramah lingkungan
dengan jumlah cukup, diyakini banjir Jakarta dapat diredam. Air dari bagian tengah dan
hulu dapat direm sementara masuk retarding basin dan akan keluar jika gelombang
banjir mulai menyurut. Jumlah retarding basin yang harus dibangun sesuai hitungan
volume banjir yang akan direduksi. Semakin banyak retarding basin, tinggi dan volume
genangan yang dapat diatasi kian besar.
Penanganan banjir di suatu lokasi tertentu dapat diprioritaskan dengan cara
membuat retarding basin di bagian hulu dari sungai yang menuju lokasi itu. Jadi untuk
mengatasi banjir di sepanjang Ciliwung hilir dan Istana Negara, misalnya, dapat dibuat
retarding basin dalam jumlah cukup banyak di sebelah hulu aliran sungai tersebut.
Berdasarkan telaah itu, Pemerintah DKI sebaiknya memprogramkan pembuatan
retartding basin secara simultan terus-menerus sehingga banjir Jakarta dengan
keyakinan penuh dapat diatasi sekaligus konservasi air pada musim kemarau terjaga.
Namun, perlu diingat, penanggulangan banjir dengan metode ekohidraulik ramah
lingkungan lain, seperti memanen hujan, ekodrainase, sumur peresapan, areal resapan,
penghijauan, penghutanan kembali, penghentian penebangan hutan, revitalisasi sungai
rawa dan situ, peninggian jembatan rendah, serta menghidupkan kembali transportasi
sungai di Jakarta harus dilakukan secara serius dan terintegrasi.
Sumber Referensi
Agus maryono Peneliti Sungai, Banjir, dan Ekohidraulik; Dosen Fakultas
Teknik, MST FT UGM Sumber: KOMPAS, Kamis, 08 Februari 2007, Rubrik Opini
http://publications.usace.army.mil/publications/eng-manuals/em1110-2-2504/toc.htm
http://www.iwr.usace.army.mil/docs/MMDL/FLD/Feature.cfm?ID=3
ChristadyHery H,2006 cetakanketiga, TeknikPondasi 2, Beta Offsite, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai