Anda di halaman 1dari 13

Instalasi Vertical Drain

Layanan : PT Geostructure Dynamics memberikan one stop solution untuk masalah


konsolidasi tanah lunak Anda.

Band berbentuk drain sintetis adalah produk yang paling sering digunakan sebagai saluran
sistem drainase vertikal yang digunakan untuk mempercepat proses konsolidasi dari tanah
di bawahnya.

Kinerja drain sintetis, seperti semua produk lain yang digunakan dalam sistem drainase
vertikal, sangat bergantung pada instalasi drain. Oleh karena itu, instalasi harus dilakukan
hanya oleh kontraktor spesialis. Ini harus dilakukan dengan metode perpindahan minimum
untuk memastikan agar drain tersebut tidak rusak, tertekuk, atau terdistorsi.

Karena pada sebagian besar proyek diaplikasikan pada tanah lunak, maka diusulkan untuk
menerapkan metode instalasi statis. Dalam metode ini, jarum penusuknya dapat
menggunakan Mandrel dengan luas penampang minimum cross (sekitar 100 sq.cm)
sehingga dapat menghilangkan gangguan tanah disekitarnya. Sebelum instalasi, timbunan
tanah diatasnya harus dipilih dan memiliki ketebalan terbatas sehingga tidak akan
menyebabkan kesulitan dalam instalasi. Biasanya, bahan kasar dari pasir harus dihindari,
dan ketebalan reklamasi sebelum instalasi tidak lebih dari beberapa meter.

Urutan instalasi vertikal drain :


Urutan instalasi vertikal drain diarahkan oleh Engineer Proyek dan / atau spesifikasi dalam
hubungannya dengan semua gambar "as built" dan log. Semua vertical drain akan
dimasukkan ke kedalaman tertentu dan sesuai seperti yang didefinisikan dalam spesifikasi
dan log. Instalasi juga bergantung pada hambatan baik di atas dan di bawah tanah.
Metode Instalasi Vertikal Drain:
1. Masukkan vertikal drain melewati roll mengikuti alur dan dimasukkan ke mandrel
mengikuti alurnya.

2. Keluarkan vertikal drain dari lubang bawah mandrel kurang lebih sekitar 15 cm
sampai 20 cm. Tarik kelebihan vertikal drain melalui Mandrel dan membalik vertikal drain
dengan tangandan diselipkan ke shoe drain. Dengan membalik gulungan vertikal drain
tersebut, perangkat penahan akan tergulung ketat terhadap ujung bawah mandrel
tersebut. Hal ini akan mencegah kotoran atau lumpur masuk ke dalam mandrel selama
pemancangan mandrel ke dalam tanah.

3. Pindahkan mesin / mandrel ke lokasi titik yang telah ditentukan dan masukkan
mandrel dengan shoe drain tersebut di tempat menggunakan penekanan statis (dan / atau
kekuatan getaran jika perlu) ke dalam tanah sampai kedalaman yang diinginkan.

4. Angkat Mandrel, vertikal drain dan shoe drain akan tertinggal di kedalaman yang
tepat.
5. Potong vertikal drain yang terpasang dengan kelebihan panjang yang telah
ditentukan di atas permukaan kerja.

Sambungan Vertikal Drain :


Vertikal drain disupply berbentuk gulungan roll. Setiap roll mempunyai panjang sekitar 300
meter. Setelah roll habis, setiap sambungan perlu disambung dengan roll berikutnya. Untuk
sambungan, ujung rol sebelumnya perlu dipotong agar kemudian bisa disatukan dengan
ujung rol berikutnya. Kemudian kedua sambungan tersebut distaples seperti pada gambar.
Perkembangan Vertikal Drain

Pada tahun 1925, Daniel E. Moran memperkenalkan pemakaian drainase dari kolom-kolom
pasir untuk stabilitas tanah pada kedalaman yang besar dan selanjutnya keberhasilan drainase
tipe ini dipakai disebelah barat benua Amerika (Amerika Serikat) dan pada tahun 1944
disebelah timur negara tersebut. Tipe drainase selanjutnya dikenal dengan drainase vertikal.
Sejak tahun itu, pemanfaatan drainase vertikal yang dikenal dengan metode vertikal drain
berkembang demikian pesat, umumnya dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi timbunan
untuk jalan raya, tanggul, tanah hasil reklamasi pantai.
Pada tahun 1936, diperkenalkan sistem vertikal drain dengan bahan sintesis oleh Kjellman di
Swedia. Setelah di tes di beberapa tempat pada tahun 1937 dengan bahan calboard wick
mendapat sambutan yang hangat dari para ilmuwan. Sejak saat itu pengembangan vertikal
drain dilanjutkan menggunakan berbagai macam bahan. Ini dilakukan para ilmuan agar dapat
mempercepat waktu penurunan konsolidasi yang lama. Pengembangan yang terbaru bagi
vertikal drain adalah vertikal drain sintesis. Dengan memenuhi persyaratan untuk kelayakan
vertikal drain dan bahkan vertikal drain sintesis dapat mempercepat waktu penurunan
konsolidasi lebih cepat dari bahan-bahan terdahulunya sehingga menjadi pilihan utama saat
mengatasi masalah konsolidasi.

Prinsip Vertikal Drain

Laju konsolidasi yang rendah pada lempung jenuh dengan permeabilitas rendah, dapat
dinaikkan dengan menggunakan drainasi vertikal (vertical drain) yang memperpendek
lintasan pengaliran dalam lempung. Kemudian konsolidasi terutama diperhitungkan akibat
pengaliran horisontal radial, yang menyebabkan disipasi kelebihan tekanan air pori yang
lebih cepat, pengaliran vertikal kecil pengaruhnya. Dalam teori, besar penurunan konsolidasi
akhir adalah sama, hanya laju penurunannya yang terpengaruh.
Karena tujuannya adalah untuk mengurangi panjang lintasan pengaliran, maka jarak antara
drainasi merupakan hal yang terpenting. Drainasi tersebut biasanya diberi jarak dengan pola
bujur sangkar atau segitiga. Jarak antara drainasi tersebut harus lebih kecil daripada tebal
lapisan lempung dan tidak ada gunanya menggunakan drainasi vertikal dalam lapisan
lempung yang relatif tipis.

Untuk mendapatkan desain yang baik, koefisien konsolidasi horisontal dan vertikal (Ch dan
Cv) yang akurat sangat penting untuk diketahui. Biasanya rasio Ch /Cv terletak antara 1 dan
2, semakin tinggi rasio ini, pemasangan drainasi semakin bermanfaat. Nilai koefisien untuk
lempung di dekat drainasi kemungkinan menjadi berkurang akibat proses peremasan
(remoulding) selama pemasangan (terutama bila di-gunakan paksi), pengaruh tersebut
dinamakan pelumasan (smear). Efek pelumasan ini dapat diperhitungkan dengan
mengasumsikan suatu nilai Ch yang sudah direduksi atau dengan menggunakan diameter
drainasi yang diperkecil.
Masalah lainnya adalah diameter drainasi pasir yang besar cenderung menyerupai tiang-tiang
yang lemah, yang mengurangi kenaikan tegangan vertikal dalam lempung sampai tingkat
yang tidak diketahui dan menghasilkan nilai tekanan air pori berlebihan yang lebih rendah
dan begitu pula halnya dengan penurunan konsolidasi. Efek ini minimal bila menggunakan
drainasi cetakan karena fleksibilitasnya.

Pengalaman menunjukkan bahwa drainasi vertikal tidak baik untuk tanah yang memiliki rasio
kompresi sekunder yang tinggi, seperti lempung yang sangat plastis dan gambut, karena laju
konsolidasi sekunder tidak dapat dikontrol oleh vertikal drain.

Jenis Vertikal Drain

Pada prinsipnya drainase ini dapat dikatakan menjamin aliran air tanpa hambatan atau dapat
dikatakan kecil ke arah vertikal yaitu ke arah lapisa porus yang berada di atas muka tanah
atau bahkan dua lapisan porus di atas dan di bawah lapisan lunak (berada dalam tanah) dan
juga tidak menimbulkan masalah pada bidang kontak antara tanah dan drain.
Tipe vertikal drain bergantung pada material yang digunakan dan dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu:

a. Vertikal drain konvensional.

b. Vertikal drain sintesis.

Vertikal Drain Konvensional

Tipe ini klasik yang sudah banyak digunakan. Bahan yang digunakan adalah bahan
bergradasi atau pasir (sand drain). Umumnya terdiri dari pasir atau kerikil yang mempunyai
permeabiitas tinggi.

Metode tradisional dalam membuat vertikal drain adalah dengan membuat lubang bor pada
lapisan lempung dan mengurung kembali dengan pasir yang bergradasi sesuai diameternya
sekitar 200 – 400 mm dan saluran drainasi tersebut dibuat sedalam lebih dari 30 m. Pasir
harus dapat dialiri air secara efisien tanpa membawa partikel-partikel tanah yang halus.

Drainasi cetakan juga banyak digunakan dan biasanya Iebih murah daripada drainasi urugan
untuk suatu daerah tertentu. Salah satu jenisnya adalah drainasi prapaket (prepackage drain)
yang terdiri dari sebuah selubung filter, biasanya dibuat dari polypropylene, yang diisi pasir
dengan diameter 65 mm. Jenis ini sangat fleksibel dan biasanya tidak terpengaruh oleh
adanya gerakan-gerakan tanah lateral.

Vertikal Drain Sintetik


Ada beberapa macam dari vertikal drain sintetik dan dapat dikategorikan dalam beberapa
kategori (Magnan, 1983) :
a. Vertikal drain sintesis dari bahan karton.
b. Vertikal drain dari bahan plastik.
c. Vertikal drain dari bahan pasir yang dibungkus dengan material sintetik.
d. Vertikal drain dari bahan serabut kelapa.

Vertikal drain sintetik umunya berbentuk strip dan terdiri dari dua komponen utama yaitu inti
plastik yang dibungkus dengan material geosintesis. Inti plastik berfungsi sebagai penyalur
air dan pembungkus sebagai filter bagi partikel tanah halus.

Dibanding dengan vertikal drain dari bahan pasir (sand drain), vertikal drain sintesis
mempunyai beberapa keuntungan menurut Young (1997), diantaranya :
1. Gangguan tanah akibat pemasangan lebih kecil.
2. Alat-alat pemasangan lebih ringan.
3. Meniadakan kontrol kualitas pasir dilapangan.
4. Kualitas vertikal drain sintesis lebih seragam.
5. Menjamin jalur drainase yang kontinyu.
6. Kontaminasi partikel halus jauh lebih kecil.
7. Menahan deformasi yag besar tanpa menghilangkan fungsinya.
8. Lebih cepat pemasangannya.
9. Lebih ekonomis.
Karena alasan-alasan tersebut metode sand drain semakin jarang digunakan dan banyak yang
memilih menggunakan vertikal drain jenis sintesis.

Penggunaan Vertikal Drain

Vertikal drain dapat dipergunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya di bawah


embankment jalan raya, jalan kereta api atau landas pacu pesawat serta di bawah pondasi
tanki minyak yang berdiri di atas tanah lunak , pada konstruksi-konstruksi tersebut. Vertikal
drain terutama digunakan untuk mempercepat proses konsolidasi sehingga pada waktu
konstruksi yang sebenarnya didirikan, tidak akan dialami penurunan atau beda penurunan
yang berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan operasi sarana-sarana tersebut atau
bahkan merusak strukturnya. menunjukkan aplikasi di oprit jembatan, bila oprit jembatan
masih dapat mengalami penurunan pada waktu operasi maka akan timbul beda elevasi antara
oprit jembatan dengan jembatannya yang biasanya tidak turun (sangat kecil) karena berdiri di
atas pondasi dalam.

Bila dalam pelebaran suatu jalan, elevasi jalan baru harus dibuat sama dengan jalan
lama, sedangkan penggalian tanah disamping jalan lama dapat menimbulkan
gangguan stabilitas, maka vertikal drain merupakan solusi yang tepat. Bila
diperlukan suatu embankment yang tinggi dan dihadapi masalah stabilitas, vertikal
drain dapat dipakai untuk mempercepat keluarnya tegangan air pori dan
meningkatkan tegangan efektif tanah sehingga kestabilan tanah pondasi
embankment tersebut menjadi lebih baik . Pada proyek reklamasi vertikal drain
digunakan untuk mempercepat proses penurunan dan meningkatkan stabilitas
sehingga proses pengurukan dapat berjalan dengan balk dan cepat. Vertikal drain
juga dapat dikombinasikan dengan metode prakompresi hampa udara (vacuum
drainage) atau pemadatan dinamis (dynamic consolidation) untuk mempercepat
disipasi tegangan air pori yang timbul pada waktu dilakukan proses pemadatan.

Dalam proses prakompresi hampa udara, pemasangan vertikal drain tidak boleh
mnencapai lapisan permeabel yang mengandung sumber air karena ini akan
berakibat tersedotnya air dari lapisan permeabel tsb. Pemancangan tiang pancang
dlbawah lereng galian akan menimnbulkan tegangan air pori yang dapat
membahayakan kestabilan lereng galian tsb. disini vertikal drain akan sangat
berguna untuk mempercepat proses keluarnya tegangan air pori sehingga kestabilan
lereng tidak banyak terganggu.

Sumber: http://www.forumbebas.com

Teknik Preloading dan Penggunaan Vertical Drains

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, urbanisasi, dan pembangunan, banyak


kegiatan konstruksi yang semakin fokus terhadap perilaku tanah. Apalagi dengan kondisi
tanah yang beragam dan tidak selalu sama pada masing-masing areal konstruksi sehingga
mengharuskan ketelitian dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Untuk
mengatasi kondisi tanah yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka ada beberapa
teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan mutu tanah tertentu, diantaranya yaitu
teknik preloading dan vertical drain.

Preloading dan vertical drain pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatan geser
pada tanah, mengurangi kompresibilitas/kemampumampatan tanah, dan mencegah penurunan
(settlement) yang besar serta kemungkinan kerusakan pada struktur bangunan. Preloading
dan vertical drain umumnya digunakan pada tanah dengan daya dukung yang rendah seperti
pada tanah lempung lembek dan tanah organik. Jenis tanah tersebut biasanya memiliki ciri
seperti berikut : kadar air yang ekstrim, kompresibilitas yang besar, dan koefisien
permeabilitas yang kecil. Pada prinsipnya teknik preloading menggunakan vertical drains
merupakan metode perkuatan tanah dengan cara mengurangi kadar air dalam tanah
(dewatering). Biasanya waktu konsolidasi yang dibutuhkan untuk jenis tanah seperti ini
memakan waktu yang lama meski dengan menggunakan beban tambahan yang besar,
sehingga teknik preloading mungkin kurang cocok untuk jadwal kontruksi yang mepet.
Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
(preloading of subsoil)

Jika beban sementara melebihi beban akhir konstruksi maka kelebihan beban tersebut
mengacu kepada beban tambahan (surcharge), dimana dengan menggunakan beban tambahan
sementara (surcharge) yang melebihi beban kerja, tanah akan berada pada kondisi
overconsolidated dan secondary compression untuk tanah overconsolidated akan jauh lebih
kecil daripada tanah dengan normally consolidated. Hal ini akan menguntungkan
perencanaan tanah selanjutnya (Chu et all., 2004).

Dari grafik di atas, dapat dilihat settlement yang terjadi akibat adanya beban tambahan
(surcharge) lebih besar daripada beban rencana (design load) pada selang waktu yang sama.
Selain dengan menggunakan teknik preloading dan menggunakan beban tambahan sementara
(surcharge), peningkatan mutu tanah dapat juga dilakukan dengan menggunakan vertical
drains, selain itu waktu konsolidasi pun juga semakin singkat sebab aliran drainase yang
terjadi bukan hanya ke arah vertikal tapi juga ke arah horizontal. Drain-drain vertikal tersebut
dapat diisi dengan dengan pasir atau bahan lain yang memiliki permeabilitas besar. Untuk
saat ini pengembangannya pun sudah beragam, ada juga yang menggunakan prefabricated
vertical drain, berupa bahan geotekstil atau bahan sintetis sejenisnya.

Perkembangan vertical drains sendiri sudah dimulai sejak tahun 1925, dimana D.J.Moran
seorang insinyur berkebangsaan Amerika memperkenalkan pemakaian drainase dari kolom-
kolom pasir untuk stabilitas tanah pada kedalaman yang besar. Kemudian untuk pertama
kalinya instalasi drainase ini digunakan di California dan seiring dengan berjalannya waktu,
tipe drainase ini dikenal dengan istilah drainase vertikal (vertical drain). Pada tahun 1936,
diperkenalkan sistem drainase menggunakan bahan sintetis oleh Kjellman di Swedia. Setelah
di tes di beberapa tempat pada tahun 1937 dengan bahan cardboard, lantas mendapat
sambutan yang hangat oleh para ilmuwan. Sejak saat itu, pengembangan vertical drain
dilanjutkan dengan berbagai macam bahan.

Dengan digunakannya prefabricated vertical drains, waktu yang dibutuhkan untuk


konsolidasi melalui teknik preloading pun menjadi semakin singkat dan penurunan/settlement
yang terjadi juga dapat direduksi. Bahkan proses installasi nya pun saat ini sudah semakin
berkembang dimana prefabricated vertical drain dapat mencapai kedalaman 60 m dengan laju
1 m/dt.

Prinsip Vertical Drains

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa tanah lempung lunak memiliki
permeabilitas yang rendah, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan
konsolidasi. Untuk mempersingkat waktu konsolidasi tersebut, drainase vertikal (vertical
drains) dikombinasikan dengan teknik preloading. Vertical drain tersebut sebenarnya
merupakan jalur drainase buatan yang dimasukkan kedalam lapisan lempung. Dengan
kombinasi preloading, air pori diperas keluar selama konsolidasi dan mengalir lebih cepat
pada arah horizontal daripada arah vertikal. Selanjutnya, air pori tersebut mengalir sepanjang
jalur drainase vertikal yang telah diinstalasi. Oleh karena itu, vertical drain berfungsi untuk
memperpendek jalur drainase dan sekaligus mempercepat proses konsolidasi.

(preloading dengan vertical drains)

Metode tradisional yang digunakan dalam pemasangan vertical drains ini yaitu dengan
membut lobang bor pada lapisan lempung dan mengisi kembali dengan pasir yang bergradasi
sesuai titik. Ukuran diameternya sekitar 200 - 600 mm dengan panjang saluran sedalam lebih
dari 5 meter. Karena tujuannya untuk memperpendek panjang lintasan pengaliran, maka jarak
antar drainase merupakan hal yang terpenting.

Berikut adalah berbagai tipe vertical drains dengan masing-masing metode instalasinya :
1. Sand drain, metode penginstalan dengan cara penumbukan (driven or vibratory
displacement type)
Pembuatan drainase pasir dengan metode ini digunakan secara luas karena biayanya
relatif murah, hanya saja metode seperti ini dapat merusak struktur tanah atau bahkan
mengurangi kuat geser tanah.

2. Sand drain, metode penginstalan dengan cara hollow stem continious-flight auger
(low displacement)
Pembuatan drainase pasir dengan metode ini memakai auger melayang menerus dengan
diameter 30 - 50 cm berjarak 2-5 m. Gangguan yang dihadapi biasanya lebih ke arah
rancangan drainase itu sendiri, bagaimana caranya agar drainase yang dibuat memiliki
kapasitas penyaluran air yang baik. Untuk itu, gradasi pasir harus sesuai dengan
keperluan.

3. Sand drain, metode penginstalan dengan cara jetted (non-displacement)


Metode dengan semprotan air (jetted) akan memakan waktu yang cukup lama
khususnya untuk menembus lapisan berbutir kasar. Kedalam untuk drainase tipe ini
umumnya kecil dari 30 m.

4. Prefabricated sand drain, metode penginstalan dengan cara tumbukan, getaran, auger
melayang, pengeboran
Yang membedakan penggunaan drainase pasir prefabricated yaitu penggunaan bahan
kain berisi material filter, lalu dimasukkan kedalam lubang drainase yang dibuat
sebelumnya apakah itu dengan pengeboran atau cara lainnya.

5. Prefabricated band shaped drains, metode penginstalan dengan driven atau vibratory
closed-end mandrel
Istilah lain yang biasanya digunakan untuk tipe ini yaitu prefabricated vertical drain
(PVD), umumnya berbentuk pita (band-shaped) dengan sebuah inti plastik beralur yang
dibungkus dengan selubung filterterbuat dari kertas atau atau susunan platik tak
beranyam (non woven plastic fabric). Ukuran yang biasa digunakan yaitu lebar 10 cm
dan tebal 0.4 cm. Biasanya gangguan yang disebabkan oleh penggunaan sistem
drainase dengan PVD ini lebih kecil dibanding dengan sistem drainase pasir
konvensional.
Alat yang biasanya digunakan untuk membuat lubang drainase dengan PVD ini
bernama 'stitcher', seperti yang dapat dilihat dibawah ini.
Adapun beberapa langkah pengerjaan yang dilakukan untuk perbaikan tanah menggunakan
vertical drains, sebagai berikut:
- Uji laboratorium terhadap sampel tanah yang diambil dari titik pengamatan di lapangan
menggunakan alat sondir
- Perencanaan vertical drains dengan menggunakan data yang diperoleh dari uji
laboratorium, seperti Indeks pemampatan (Cc) dan Koefisien konsolidasi (Ch). Lalu
ditentukan diameter drainase, jarak, dan kedalamannya.
- Analisa stabilitas tanah dan settlement/penurunan

Saat ini penggunaan vertical drain juga masih terus dalam pengembangan dan pemahaman
secara lebih dalam lagi. Masukan dan saran juga tidak tertutup, keep posting ! :)

sumber :
http://www.menard-
web.com/InternetMenard.nsf/0/5983320401B0616BC125718F004DED44/$FILE/VDFICHEEN.PDF
http://civil.aalto.fi/en/research/soil/theses/preloading_and_vertical_drains.pdf
http://www.menardusa.com/Geo-Strata%200308%20Taube.pdf
http://www.civilengineeringterms.com/soil-mechanics-2/pre-loading-technique-of-ground-improvement/
Diposkan oleh Rachmadony Batubara di 02.06

Anda mungkin juga menyukai