Oleh :
2018
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................................
Daftar isi............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka
untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai,
misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan
sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada
masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang
berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang
dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air
yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan
air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu
juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air dan banjir.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami
sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.
Sehingga mampu untuk merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan
disesuaikan dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Drainase Perkotaan,
program studi teknik sipil dan perencanaan. Selain itu, penulis juga bertujuan untuk meningatkan
pengetahuan mengenai pentingnya keberadaan saluran drainase pada sebuah kota atau daerah
sebagai bagian dari menanggulangi bencana banjir maupun krisis kekurangan air.
3. Rumusan Masalah
a. Menghitung penampang saluran terbuka, tinggi permukaan air dan debit aliran;
b. Bentuk saluran terbuka;
c. Dan data curah hujan:
4. Batasan Masalah
Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada musim hujan,
mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir
setiap tahun berulang, namun sampai saat ini belum terselesaikan bahkan cenderung makin
meningkat, baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.
Jika dilihat, akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk
yang sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen). Pertambahan
penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang
memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan
yang tidak tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat
kompleks. Hal ini barangkali juga disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih
rendah dan tidak peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kota.
5. Ruang Lingkup
Adapaun ruang lingkup penulisan laporan “Saluran Drainase Perkotaan” Di Simpang
Pasar Baru, Kota Medan :
a. Analisa hidrologi : Analisa debit saluran, bentuk saluran penampang dan tinggi
permukaan air.
b. Macam-macam dan jenis drainase
6. Lokasi Saluran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem-sistem yang
berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan
tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah
perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau meringankan kelebihan air
permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu
masyarakat dan dapat memberikan manfat bagi kehidupan manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah
atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air
yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang
berada di dalam kawasan perkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti dapat
menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan semakin kompleknya
permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan bangunan air
untuk drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing
perencana. Dengan demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa
ahli di bidang lain yang terkait.
2. Macam-macam Drainase
a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah
yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b. Saluran Tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor
(air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman.
a. Single purpose
Single purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air
limbah industri dan lain – lain.
b. Multi purpose
Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan
baik secara bercampur maupun bergantian.
3. Jenis-jenis Drainase
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti.
ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan
merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan
bantuan peralatan pengukuran tanah.
Pada tanah cekungan, air yang tak berguna di alirkan secara sistematis melalui:
a. Saluran parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (
shallow random field drains)
b. Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch ( saluran
keluar )
c. Selanjutnya di lanjutkan ke saluran pembuangan utama ( Main outlet ditch )
Outlet ditch : umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 – 30 cm lebih
dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran pembuangan
utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak
memungkinkan harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa.
Tahun Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
2003 58 118 46 65 49 91 47 87 65 63 71 82 842
2004 24 21 57 59 48 46 68 236 102 119 92 96 968
2005 190 30 60 50 75 54 42 41 53 68 58 61 782
2006 57 36 52 44 40 32 43 62 60 79 72 85 662
2007 63 40 57 48 44 35 59 47 44 55 59 63 614
2008 65 39 42 66 51 46 33 69 72 63 68 71 685
2009 85 81 61 63 79 18 67 62 51 71 82 63 783
2010 38 28 85 28 52 35 52 57 36 54 67 61 593
2011 62 19 97 56 43 17 49 49 41 59 71 80 643
2012 53 29 70 54 56 27 56 46 56 61 69 75 652
b =0,859m
0,65m
h = 0,07m
M = √0,07² + 0,0295²
M = 0,076
0,0295m B= 0,8m 0,0295m
Q = V. A
𝐵+𝑏
A= 𝑥ℎ
2
0,8+0,859
A= 𝑥 0,07𝑚
2
A = 0,058m²
𝐴
R= P=m+B+m
𝑃
= ( 0,076 + 0,8 + 0,076 ) m
P = 0,952 m
𝐴 0,058 𝑚²
R= = = 0,06m
𝑃 0,952 𝑚
Rumus Manning :
7cm 2cm
0,07𝑚−0,02𝑚
S= = 0,0005
100𝑚
Kst = 63 (Parit Berlapis beton, lurus dan seragam, dasarnya agak berlubang di isi dan
dasarnya ada endapan)
= 63 . (0,06)⅔ . (0,0005)½
V = 0,216 m/s
Maka,
Q = V.A
= 0,216m/s . 0,058m²
Q = 0,0125 m³/s
Sebelum memulai perhitungan R24 harus diketahui terlebih dahulu nilai Yt, Yn, Sn. Sedangkan nilai
standart deviasi (Sx) sudah didapat.
Yn = 0,4952
Sn = 0,9496
X(Rata-Rata) = 722,4
Sx = 118,63
118,63
= 722,4 + 0,9496 (2,2251 – 0,4952 )
= 938,5 𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚
Intensitas Hujan rencana periode ulang 10 tahun dengan R24 = 938,5 𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚
Untuk 45 menit (0,75 jam) kita anggap 1 hari itu hujan 45 menit
Rumus mononobe :
2
R24 24 ⁄3
I= 24
x 𝑡
2
938,5 24 ⁄3
= 24
x 0,75
= 394,14 𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚
Q=f.c.I.A
= 0,9467 m3 / detik
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan perkotaan dan permasalahan banjir yang makin
meningkat pula maka pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyelutruh
dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang ditunjang
peningkatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat. perkotaan