Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Pengertian Drainase......................................................................................1

1.2 Daerah Operasional drainase........................................................................1

1.3 Tujuan Drainase.............................................................................................2

1.4 Dampak Drainase yang Menguntungkan dan Merugikan...............................2

1.5 Jenis Jenis Drainase......................................................................................2

BAB II DASAR TEORI........................................................................................... 4


2.1 Peralatan Kerja, Alat Pelindung Diri, dan Bahan............................................4

2.1.1 Peralatan Kerja.......................................................................................4

2.1.2 Alat Pelindung Diri................................................................................13

2.1.3 Bahan...................................................................................................16

2.2 Beberapa Pekerjaan Drainase......................................................................24

2.2.1 Pipa.......................................................................................................24

2.2.2 Saluran..................................................................................................27

2.2.3 Turap.....................................................................................................31

2.2.4. Bak Kontrol...........................................................................................32

2.2.5 Tes Perkolasi.........................................................................................33

BAB III JOB PRAKTIKUM...................................................................................35


3.1 Pemasangan dan Penyambungan Pipa PVC...............................................35

3.2 Pembuatan Saluran dan Penentuan Kemiringan Saluran Menggunakan

Boning Rod...................................................................................................42

3.3 Penurapan Galian Tanah (Sistem Terbuka).................................................54

3.4 Pembuatan Bak Kontrol ( Lubang Inspeksi )................................................67

3.5 Tes Perkolasi dan Perancanaan Septick Tank serta Bak Peresapan...........78

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................89

4.2 Saran............................................................................................................ 90

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkat dan
rahmat karunianya sehingga penyusunan laporan ini dapat selesai. Tidak lupa kita
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama melakukan praktek


kerja laboratorium drainase. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nur Aisyah Jalali, SST., M.Eng dan Bapak Ir. Sarif S.T., M.T.selaku
dosen pembimbing selama praktikum drainase dilakukan.
2. Kepala dan staff bengkel yang telah membantu selama praktikum
dilakukan.
3. Kepada orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral.
4. Kepada teman kelompok yang telah berkontribusi selama praktikum
dilakukan.

Saya menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca agar dapat menjadi pelajaran bagi saya untuk lebih baik lagi.

Semoga dengan adanya laporan ini bisa menambah wawasan serta


pengetahuan kita dalam bidang pendidikan khususnya dalam ilmu pengetahuan
Teknik Sipil.

Makassar, Juni 2023

Achmad Fauzi Anwar

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah
tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam Bahasa
Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan atau gorong-gorong di
bawah tanah.
Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase
juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)

1.2 Daerah Operasional Drainase


1. Tanah Belerang
Sifat Aliran tanah belerang sangat deras, sehingga dapat mengakibatkan
ancaman erosi tinggi dan endapan lumpur pada daerah bawah aliran (hilir).
Pencegahannya antara lain dengan membuat bangunan terasering.
2. Tanah yang Dilanda Banjir Lumpasan
Misalnya pada daerah datar, cekungan, daerah kedap, sehingga instalasi
kurang baik serta kurangnya saluran drainase perkotaan.
3. Tanah yang dilanda banjir akibat meluapnya sungai / saluran.

1.3 Tujuan Drainase


1. Menurunkan permukaan air tanah.
2. Mengendalikan erosi tanah untuk melindungi kerusakan fisik dan kerusakan
ekonomi akibat genangan air.
3. Mengeringkan daerah becek dan genangan air.
4. Mengendalikan air hujan

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.4 Dampak Drainase yang Menguntungkan dan Merugikan


a. Dampak yang menguntungkan :
1. Bebas dari becek dan genangan air.
2. Pemeliharaan kesehatan (bebas dari kantong-kantong rusak).
3. Kegunaan tanah lebih baik, terhindar dari kelembapan.
4. Mengurangi kerusakan lahan, jalan, dan bangunan.
5. Tanah menjadi subur.
b. Dampak yang merugikan
1. Butuh lahan atau ruang untuk lokasi saluran.
2. Butuh jembatan penyebrangan.

1.5 Jenis Jenis Drainase


1. Menurut sejarah berdirinya
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami
dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
b. Drainase Buatan (Artificial Drainage)
Drainase buatan adalah sistem drainase yang dibentuk berdasarkan
analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit air akibat hujan dan
dimensi saluran.
2. Menurut Letak Salurannya
a. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.
Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)
Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan
tanah (pipa-pipa) dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut
antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan
sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3. Menurut Konstruksi
a. Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan
hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah),
namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran.
Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan
pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining
dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran Tertutup
Saluran Tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah
perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti
kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
4. Menurut Fungsinya
a. Single Purpose
Single Purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis
air buangan saja.
b. Multy Purpose
Multy Purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa
jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Peralatan, Alat pelindung diri (APD) dan Bahan


2.1.1 Peralatan
1. Alat Ukur
a. Roll Meter / Meteran
Roll meter / Meteran adalah alat ukur panjang yang bisa
digulung dengan ukuran yang cukup panjang.Roll meter / Meteran
berfungsi untuk mengukur jarak dan panjang sesuatu.

Gambar 2.1 Meteran dan Roll Meter

b. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menetukan suatu benda atau garis dalam posisi rata baik
pengukuran secara vertikal maupun secara horizontal.Waterpass
biasanya terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan atau
aluminium

Gambar 2.2 Waterpass

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

c. Selang Timbangan
Selang timbangan biasanya ,terbuat dari plastic bening yang
berdiameter 8 mm,yang digunakan untuk mengukur kedalaman dan
kesamatinggian suatu benda. Dengan panjang tergantung
kebutuhan.

Gambar 2.3 Selang Timbangan


d. Penggaris T
Alat ini terbuat dari besi dan berbentuk seperti huruf T dan
berfungsi untuk mengukur air saat perkolasi.

Gambar 2.4 Penggaris T


2. Alat Pemberi Tanda
a. Spidol
Spidol merupakan alat yang berfungsi untuk menandai suatu
tempat dalam melakukan suatu pengukuran.

Gambar 2.5 Spidol

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3. Alat Pemotong
a. Gergaji Besi
Gergaji besi digunakan untuk memotong atau membelah
material bahan keras seperti besi dan pipa.

Gambar 2.6 Gergaji Besi


b. Parang
Parang terbuat dari baja dengan gagang yang biasa terbuat
dari bahan kayu. Sama halnya dengan kapak, paling digunakan
untuk memotong dan membelah material kayu serta meruncingkan

Gambar 2.7 Parang


c. Kikir
Kikir digunakan sebagai alat bantu potong, yaitu untuk
mengikis, meratakan, menghaluskan benda kerja yang tidak rapi
dan tidak rata saat dipotong.

Gambar 2.8 Kikir

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d. Tang
Tang adalah salah satu alat perkakas untuk memotong,
melepas, dan memasang bahan kerja. Biasanya digunakan pada
bidang kelistrikan, kawat dan otomotif.

Gambar 2.9 Tang


4. Alat Pemukul
a. Palu Cakar
Selain untuk memukul kayu, palu cakar juga berfungsi untuk
mencabut paku. Biasanya terbuat dari besi dengan gagang yang
terbuat dari kayu

Gambar 2.10 Palu Cakar


b. Martil
Digunakan untuk memukul benda lain sebagai objek dengan tujuan
tertentu, misalnya memukul paku, memecah batu, dan kayu, untuk
menambah kedalaman tancapan.

Gambar 2.11 Martil

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

5. Alat Pengangkut
a. Ember
Ember digunakan sebagai wadah untuk mengambil air, menakar
pasir, kapur, semen dan membawa adukan spesi serta yang
lainnya. Ember biasanya terbuat dari plat baja dan plastik

Gambar 2.12 Ember


b. Gerobak
Gerobak berfungsi untuk membawa material yang cukup banyak
dan berat dengan cara didorong dan menggunakan roda.

Gambar 2.13 Gerobak


6. Alat Penggali
a. Linggis
Linggis adalah suatu alat yang digunakan untuk mencungkil
atau menggali tanah. Terbuat dari batang logam besi atau baja yang
salah satu ujungnya di runcingkan.

Gambar 2.14 Linggis

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Sekop
Sekop adalah alat yang digunakan untuk menggali tanah,
menggali dan mencampur campuran spesi dan sebagainya

Gambar 2.15 Sekop


c. Cangkul
Cangkul adalah alat yang diigunakan untuk menggali tanah,
membersihkan dan meratakan tanah. Cangkul biasanya ada yang
tangkainya Panjang ada juga yang pendek dan terbuat dari kayu.
Dengan mata cangkul yang terbuat dari baja.

Gambar 2.16 Cangkul


7. Alat Penunjang
a. Sendok Spesi
Sendok spesi berfungsi untuk mengambil spesi dari tempat
spesi pada saat pemasangan bata, mengaduk spesi dan
menebarkan spesi.

Gambar 2.17 Sendok Spesi

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu.

Gambar 2.18 Stopwatch


2.1.2 Alat Pelindung Diri
1. Baju Bengkel / Baju Kerja
Baju Bengkel berfungsi untuk melindungi badan dari kotoran yang ada
saat bekerja.

Gambar 2.19 Baju Bengkel / Baju Kerja


2. Sepatu Boot
Sepatu Boot di desain khusus untuk pekerja yang bekerja di area yang
basah atau berlumpur.

Gambar 2.20 Sepatu Boot

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3. Helm
Helm berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai secara langsung

Gambar 2.21 Helm


4. Rompi
Rompi berfungsi agar pekerja terlihat lebih jelas pada malam hari
karena biasanya rompi ini berwarna terang dengan garis abu-abu yang
menyala saat terkena sinar pada kegelapan.

Gambar 2.22 Rompi


5. Sepatu Safety
Sepatu Safety berfungsi sebagai mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena benda tajam dan keras.

Gambar 2.23 Sepatu Safety

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan saat bekerja di
tempat. Bahan dari sarung tangan disesuaikan dengan fungsi dari masing-
masing pekerjaan.

Gambar 2.24 Sarung Tangan


2.1.3 Bahan
1. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan saluran keluar masuk pada bak kontrol. Pipa terbuat
dari bahan baku minyak bumi.

Gambar 2.25 Pipa PVC


2. Sambungan Pipa
a. Elbow
Digunakan sebagai alat sambung 2 pipa dengan aliran membelok.

Gambar 2.26 Elbow

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Tee
Tee sebagai sambungan 3 pipa atau membuat 3 aliran.

Gambar 2.27 Tee


c. Socket
Untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa).

Gambar 2.28 Socket


3. Lem Pipa
Digunakan menyambung atau mempererat pipa dengan sambungan.

Gambar 2.29 Lem Pipa

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Kertas Amplas
Digunakan untuk mengkasarkan pipa.

Gambar 2.30 Kertas Amplas


5. Balok
Digunakan pada proses penurapan boning rod dan pekerjaan
konstruksi lainnya.

Gambar 2.31 Balok


6. Papan
Digunakan dalam turap dan bagian dari papan stake out dan papan
dari boring rod.

Gambar 2.32 Papan

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

7. Paku
Digunakan untuk merekatkan papan dengan balok.

Gambar 2.33 Paku


8. Kawat
Digunakan untuk mengikat balok memanjang dengan balok melintang.
Terbuat dari besi kawat.

Gambar 2.34 Kawat


9. Benang/Tali
Benang/Tali digunakan untuk menghubungkan papan skate out yang
satu dengan yang lain.

Gambar 2.35 Benang

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10. Pasir
Pasir digunakan dalam pembuatan bak kontrol dan juga dalam
campuran spesi.

Gambar 2.36 Pasir


11. Batu Bata
Bahan bangunan yang berfungsi sebagai pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang terbakar.

Gambar 2.37 Batu Bata


12. Batu Pecah
Digunakan pada saat proses tes perkolasi.

Gambar 2.38 Batu Pecah

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

13. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata,
batako, maupun bahan bagunan lainnya. Semen digunakan dalam
pembuatan bak kontrol.

Gambar 2.39 Semen


14. Air
Air digunakan dalam campuran spesi, juga dalam tes perkolasi.

Gambar 2.40 Air

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2.2 Beberapa pekerjaan drainase


2.2.1 Pipa
1. Syarat pipa secara umum
a. Mampu menyalurkan debit yang diperlukan atau dibuang.
b. Kualitasnya mampu menahan tekanan tanah, harus cukup kuat, awet
dan ekonomis.
c. Mudah dikerjakan.
2. Syarat –syarat pemasangan pipa
a. Diletakkan diatas tanah dan dilapisi dengan pasir.
b. Pada tanah berbatu tidak boleh bersentuhan dengan batu.
c. Hilangkan hal –hal yang menganggu pekerjaan, misalnya akar pohon.
d. Periksa pipa secara keseluruhan.
e. Pada setiap kedudukan alat sambung harus diberi besi hentian agar
seluruh pipa menyentuh permukaan tanah atau pasir.
f. Seluruh pipa menyentuh permukaan pipa atau pasir.
g. Seluruh pipa di pasang selurus mungkin.
h. Pemasangan pipa dimulai dari pemasangan terendah.
i. Pemasangan diatas tanah timbunan harus diatas pondasi.
3. Tipe – Tipe Pipa
a. Pipa Tipe AW
Merupakan pipa paling tebal yang mampu menahan
tekanan hingga 10 kg/cm2. Pipa jenis ini baik untuk saluran air
minum, terutama bagian penghisapan hingga saluran air ke keran.
b. Pipa Tipe D
Merupakan pipa dengan ketebalan sedang yang mampu
menahan tekanan hingga 5 kg/cm2. Pipa jenis ini cocok untuk
saluran pembuangan dan limbah
c. Pipa Tipe C
Merupakan pipa paling tipis. Pipa jenis ini kurang baik untuk
saluran air dan sering dipakai sebatas untuk pelindung, seperti
pelindung kabel listrik.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Ukuran Pipa
Standar ukuran pipa di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Sistem perairan rumah tangga atau lainnya adalah standar JIS
(Japanese Industrial Standard).
b. Untuk PDAM biasanya memakai Standar Nasional Indonesia (SNI).

PVC atau Polyvinyl Chloride adalah pipa yang terbuat dari plastik
dan beberapa kombinasi Vinyl lainnya. Memiliki sifat yang tahan
lama dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak berkarat
dan membusuk.
Berikut macam-macam ukuran pipa PVC dengan standar JIS
(satuan inch).

Tabel 1 Ukuran Pipa PVC

Jenis & Inch Ukuran


Tebal (AW) Sedang (D) Tipis (S)
1 - C 5/8” 17 mm
AW 1/2” - C 1/2” 22 mm
AW 3/4” - C 3/4” 26 mm
AW 1” - C 1” 32 mm
AW 1 1/4” D 1 1/4” C 1 1/4” 42 mm
AW 1 1/2” D 1 1/2” C 1 1/2” 48 mm
AW 2” D 2” C 2” 60 mm
AW 3” D 2 1/2” C 2 1/2” 76 mm
AW 4” D 3” C 3” 89 mm
AW 5” D 4” C 4” 114 mm
AW 6” D 5“ C 5” 140 mm
AW 7” D 6” - 165 mm
AW 8” D 8” - 216 mm
AW 10” D 10” - 267 mm

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

5. Jenis – Jenis Pipa


a. Pipa Tanah Liat
Biasa digunakan pada daerah yang tidak berair.
b. Pipa Paralon / PVC
Untuk saluran air minum dan bangunan.
c. Pipa Besi Tuang
Untuk instalasi air minum.
d. Pipa Asbes
Untuk instalasi pipa bawah tanah ke atas, saluran air bangunan.
e. Pipa Beton
Digunakan untuk saluran air minum dan bangunan.
6. Syarat pipa secara umum
a. Mampu menyalurkan debit yang akan disalurkan atau dibuang.
b. Memiliki kualitas yang baik untuk menahan tekanan tanah.
c. Mudah diinstalasi.
7. Keunggulan pipa PVC
a. Pipa jenis ini mudah untuk dipotong, sehingga tidak memerlukan alat
khusus.
b. Anti korosi sehingga pipa ini dapat terhindar dari bahan kimia seperti
alkalin atau senyawa kimiawi.
c. Harga yang relatif murah, pipa jenis PVC memiliki harga yang murah
dipasaran dibandingkan dengan pipa lainnya
d. Kuat dan tidak mudah pecah

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2.2.2 Pembuatan Saluran dan Penentuan Kemiringan Saluran Menggunakan


Boning Rod
Saluran drainase adalah suatu sistem saluran atau proses
pengeringan atau pembuangan air baik yang dihasilkan oleh proses
kegiatan manusia dari proses alam. Kemiringan saluran yaitu 5% dan
rumus menentukan slope/kemiringan saluran adalah △H = 5% x jarak
tiang.
1. Sistem Campuran.
Sistem campuran digunakan apabila saluran yang direncanakan untuk
membawa air kotor dari rumah tangga, industri, air hujan hanya melalui
satu saluran saja.
2. Sistem Terpisah
Sistem saluran ini digunakan apabila saluran yang direncanakan untuk
membawa air kotor dari rumah tangga, industri, rumah sakit, dan air
hujan melalui saluran-saluran tersendiri.
3. Jenis-Jenis Saluran
a. Saluran Terbuka
Keuntungan saluran terbuka :
1) Mudah dikerjakan.
2) Relatif murah harganya.
Kerugian saluran terbuka:
1) Dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
2) Mudah dikotori, tempat untuk pembuangan sampah
Berdasarkan keuntungan maupun kerugian tersebut diatas, maka
pembuatan saluran terbuka harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Letaknya memungkinkan.
b) Usahakan agar tidak dikotori manusia.
c) Sebaiknya tidak banyak terdapat jembatan.
d) Letak saluran terbuka di tepi jalan sehingga dapat
menampung air di tepi jalan.
b. Saluran Tertutup

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Saluran tertutup dipasang di bawah tanah/tepi jalan dan tidak berada


di halaman penduduk.
4. Bentuk – Bentuk Saluran
a. Persegi Panjang
Saluran drainase berbentuk persegi Panjang tidak banyak memakan
ruang, sebagai konsekuensinya saluran harus terbentuk dari
pasangan batu ataupun coran beton. Fungsi dari saluran bentuk ini
adalah menampung dan menyalurkan air hujan dengan debit besar
dan sifat alirannya terus menerus fluktuasi kecil.

Gambar 2.41 Drainase Persegi


b. Trapesium
Pada umumnya saluran bentuk trapesium terbuat dari tanah, tetapi
tidak menutup kemungkinan terbuat dari coran beton. Fungsi pada
saluran bentuk trapesium ini untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi dengan
debit yang besar dan sifat aliran terus menerus fluktuasi kecil. Pada
umumnya terdapat pada daerah yang masih memiliki lahan cukup
luas.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 2.42 Drainase Trapesium


c. Segitiga
Bentuk segitiga ini diterapkan pada awal saluran dengan debit yang
ditampung sangat kecil. Saluran bentuk segitiga ini digunakan pada
lahan yang terbatas.

Gambar 2.43 Drainase Segitiga


d. Setengah Lingkaran
Bentuk setengah lingkaran ini difungsikan untuk menampung dan
menyalurkan air hujan dengan debit yang kecil. Bentuk saluran ini
umumnya digunakan untuk saluran rumah penduduk dan pada sisi
jalan perumahan yang padat.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 2.44 Drainase Setengah Lingkaran


e. Lingkaran
Biasanya digunakan untuk pembuatan gorong - gorong dimana
salurannya tertanam dalam tanah.

Gambar 2.45 Drainase Lingkaran

2.2.3 Penurapan Galian Tanah (Sistem Terbuka)


Turap adalah dinding vertikal yang relatif tipis yang berfungsi untuk
menahan tanah atau menahan masuknya air ke dalam lubang galian.
Fungsi turap sama persis seperti dinding penahan tanah. Kontruksi dinding
turap terdiri dari beberapa lembaran turap yang berguna untuk menahan
timbunan tanah atau tanah yang belerang. Turap memiliki kontruksi yang
lebih ringan dan tipis.
1. Fungsi Turap
a. Sistem penahan tanah pada galian (bersifat sementara).
b. Kontruksi bangunan yang ringan, saat kondisi tanah kurang
mampu untuk mendukung dinding penahan tanah.
c. Menghemat volume galian.
d. Mencegah terjadinya kecelakaan atau menjaga keselamatan pekerja
pada saat bekerja.
2. Jenis Turap
a. Turap baja digunakan untuk kontruksi yang terkena air laut
langsung, seperti di pelabuhan laut, maka turap naja tidak bisa
terkena air laut yang dapat membuatnya menjadi berkarat.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Turap beton digunakan dalam kontruksi besar maupun kecil.


Turap beton biasanya dibuat di pabri, sehingga kekuatannya
dapat dikontrol dengan baik.

c. Turap kayu digunakan untuk kontruksi skala kecil. Pengerjaan


turap kayu ini tidak memerlukan alat berat pada saat instalasi.
Turap ini berfungsi sebagai dinding penahan tanah yang tidak
tinggi, digunakan untuk pekerjaan sementara seperti penahan
tebing galian.

3. Sistem Penurapan

a. Sistem Terbuka (Dinding selang seling)


Konstruksi turap yang sebagian permukaan tanah atau
galian tidak tertutup oleh papan turap. Turap terbuka biasanya
digunakan pada tanah yang keras dan padat.
b. Sistem Tertutup (Dinding Rapat)
Konstruksi turap yang seluruh permukaan tanah atau
galiannya tertutup oleh papan turap. Turap tertutup biasanya
digunakan pada tanah yang lunak dan berpasir.

2.2.4 Pembuatan Bak Kontrol ( Lubang Inspeksi)


Bak kontrol adalah sebuah wadah besar atau bak besar yang
berlubang dengan tutup diatasnya. Bak kontrol memiliki fungsi sebagai
saluran drainase. Bak kontrol drainase harus ditempatkan pada belokan
saluran air yang tertutup dengan panjang dan kedalaman yang
disesuaikan. Bak kontrol merupakan komponen penting dalam saluran
drainase.
Bak kontrol merupakan suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menyaring kotoran-kotoran yang berada di saluran air, dan berfungsi
sebagai pengontrol dan fungsi saluran.
Dengan adanya bak kontrol ini kita lebih mudah untuk mengontrol
kebersihan dan kelancaran fungsi saluran. Bak kontrol biasanya dibuat
pada setiap perubahan/setiap belokan dan pada saluran yang relatif lurus,
dibuat pada jarak sekitar 50 meter.
1. Manfaat Bak Kontrol
a. Mencegah terjadinya penyumbatan pada saluran air.
b. Bak kontrol mudah dibuka.
c. Bak kontrol mudah dibersihkan.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d. Pembersih, ini berfungsi untuk pembersihan jika terjadi


kemampatan.
e. Pengumpul air hujan dari talang, berguna untuk memisahkan
daun-daun kayu dari atap yang akan menjadi penyebab
terhalangnya saluran pembuangan.
f. Pengendap lumpur, berguna untuk memisahkan lumpur yang
terbawa oleh aliran air, disebabkan erosi sewaktu mengalir.
g. Pengumpul air hujan dalam pekarangan, berguna mengalirkan
air hujan yang tergenang di pekarangan rumah.
h. Pemisah minyak, berguna untuk memisahkan minyak yang
tercampur dalam air.
i. Peresapan air hujan, berfungsi untuk meresapkan genangan
air, biasanya terdapat di taman atau pekarangan.
j. Pengendap dan pengisap sampah, berfungsi untuk
mengendapkan sampah serta memisahkannya, bak ini
biasanya dipakai untuk industri.
k. Septick Tank, yaitu lubang khusus yang dibuat untuk
menghancurkan kotoran-kotoran yang masuk.
l. Bak peresapan, yaitu lubang yang dibuat khusus untuk
meresapkan air buangan septick tank.
m. Lubang pemurnian air, yaitu lubang yang dibuat
sedemikian rupa, dimana air buangan yang mengandung zat
kimia dimurnikan kembali dengan obat.
2. Tipe – Tipe Bak Kontrol
a. Bak kontrol jika terjadi kemampetan.
b. Bak pengumpul air hujan dan dari atap talang.
c. Bak pengendapan lumpur.
d. Bak pengumpul air hujan dalam Pekarangan.
e. Lubang pemisah minyak.
f. Bak peresapan untuk pemisah minyak

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2.2.5 Tes Perkolasi dan Perencanaan Septic Tank Serta Bak Peresapan
Perkolasi merupakan cara penyaringan yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyaring melalui serbuk simplisia yang telah basah.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi di antaranya gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya
kapiler, dan gaya geseran. Air kotor yang keluar dari tangki septick melalui
pipa penyaluran atau pelimpah masih mengandung bakteri dan kotoran
yang berbahaya. Untuk menghindari penyebaran penyakit dan
pencemaran lingkungan sekitar tangki septick tersebut masih diperlukan
suatu proses lebih lanjut.
Tes perkolasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya luas medan
resapan yang diperlukan untuk suatu jenis tanah dari tempat percobaan.
Semakin besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah
peresapan yang diperlukan untuk sejumlah air tertentu. Karena setiap
daerah memiliki jenis tanah yang berbeda, maka dilakukanlah tes perkolasi
ini.
Septick tank merupakan sebuah bak yang bersekat. sehingga terbagi
dalam beberapa ruang yang biasanya terdapat di bawah tanah. Septick
tank merupakan tempat pembuangan yang kedap air. Tanki ini bertujuan
untuk pembuangan kotoran, tinja, dan sebagainya. Dalam septick tank air
pembuangan dan bahan padat yang ikut membusuk dan musnah secara
alamiah. Air yang keluar karena berlebih dibuang ke sumur septick yang
dapat meneruskannya ke air tanah tanpa mengganggu kebersihan air
tanah.
Tangki septick digunakan untuk mengolah limbah cair rumah tangga
skala individual. Tangki ini terdiri atas dari bak pengendap, ditambah
dengan filter yang diisi kerikil atau pecahan batu untuk menguraikan
limbah. Bak pengendap biasanya terdiri atas dua ruangan, di mana
ruangan pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai
lumpur dan penampung lumpur. Sedangkan ruang kedua berfungsi
sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak
terendapkan di ruang pertama.
Sistem resapan adalah galian atau sumuran tanpa lapisan material
kedap air, yang berfungsi menerima air limbah dari septick tank dan
meresapkannya ke tanah. Luas bidang resapan ditentukan oleh besarnya
aliran dari tangki septick dan kecepatan perkolasi/peresapan tanah yang
besarnya tergantung jenis tanah.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Berikut adalah petunjuk pengolahan septick tank untuk air limbah untuk
rumah tangga, kantor dan lain-lain :
1. Manfaat menggunakan septick tank
A. Kotoran yang sudah masuk, jika dikeluarkan dari tangki
bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.
B. Air yang keluar dari septick tank tidak mengandung
kotoran lagi.
2. Persyaratan dimensi septick tank
Lebar : Panjang =1:2
Tinggi (H) = 1,0 – 1,5 m
Lebar (L) = 0,8 m
Panjang (P) = 1,6 m
Tinggi Gas = 0,3 m
Waktu Pengurasan = 2 – 5 tahun
3. Kapasitas air
Rumah tangga = 120 liter / orang / hari
Rumah sakit = 150 liter / orang / hari
Asrama = 120 liter / orang / hari
Hotel = 200 liter / orang / hari
Sekolah = 40 liter / orang / hari
Restoran = 55 liter / orang / hari
Kantor = 40 liter / orang / hari
Kapasitas Lumpur = 10 liter / orang / tahun

 VAB (Volume Air Buangan)

VAB = Jumlah penghuni × lama tinggal × kapasitas air

 VL (Volume Lumpur)

VL= Jumlah penghuni × kapasitas lumpur × lama pengurasan

 VT (Volume Total)

VT = VAB + VL

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Bak atau sumur resapan, berdasarkan Standar Nasional Indonesia


(SNI) No. 03-2453-2000, dapat diketahui bahwa peraturan umum
yang harus dipenuhi, sebuah sumur untuk lahan pekarangan
rumah adalah sebagai berikut :

A. Bak / sumur resapan harus berada pada lahan yang datar.

B. Bak / sumur resapan harus dijauhkan dari tempat


penimbunan sampah.

C. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas lebih besar


atau setara dengan 1 cm / jam.

Cairan yang keluar dari septick tank dibuang ke peresapan


di dalam tanah. Untuk mengetahui kemampuan daya serap
tanah, dilakukan perkolasi untuk menentukan porositas tanah
yang akan menyerap air dalam satuan waktu. Angka perkolasi
adalah waktu yang dibutuhkan oleh air untuk 1 inch (2,54 cm).

Berdasarkan rumus empiris :

Q = 204/(√t)

Dimana :

Q = Debit aliran yang menyerap kedalam tanah (lt / m / hr)

t = Angka Perkolasi

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum drainase yang telah dilakukan, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Drainase dapat di artikan sebagai saluran yang digunakan untuk
pengairan air maupun membuang limbah rumah tangga. Selain itu
dalam perancangannya drainase berfungsi untuk mengoptimalkan
peresapan air apabila terjadi hujan.
2. Dalam pengerjaannya saluran drainase ada beberapa hal yang
harus di perhatikan seperti proses penyambungan pipa saat akan
melakukan pembuatan saluran. Kedua, kita harus mengetahui
tingkat kejenuhan tanah dimana nantinya akan digunakan untuk
pembuatan drainase. Tingkat kemiringan drainase juga harus di
perhatikan. Kemudian, ketelitian dalam pengukuran dalam
pembuatan bak kontrol dan pembuatan septick tank juga sangat
penting. Karena semuanya berpengaruh penting dalam proses
pembuatan saluran drainase.
3. Perkolasi didefinisikan sebagai proses masuk atau menembusnya
air pada lapisan permukaan tanah secara gravitasi hingga mencapai
lapisan tanah yang dalam keadaan jenuh air. Tes perkolasi ini
dimaksudkan untuk menentukan seberapa besar luas area
meresapnya air untuk jenis tanah tertentu. Salah satu fungsi
dilaksanakannya uji perkolasi ini adalah untuk menentukan panjang
pipa resapan pada septick tank, agar air dapat terserap oleh tanah
disekitarnya dan tidak akan mempengaruhi muka air tanah.
4. T-Rod atau boning rod adalah suatu alat yang dibuat 2 buah papan
yang dipasang menyilang diatas dan dibawah pada sebuah kayu. T-
Rod berfungsi untuk mengecek lebar, kedalaman dan kemiringan
memanjang saluran sesuai rencana penggalian.
5. Bak kontrol adalah sebuah wadah besar atau bak besar dengan
tutup di atasnya. Bak kontrol air memiliki berbagai fungsi dalam
kehidupan manusia, salah satu fungsi bak kontrol adalah sebagai
saluran drainase. Bak kontrol drainase harus ditempatkan pada
belokan saluran air yang tertutup dengan panjang dan kedalaman
yang disesuaikan.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung


LAPORAN BENGKEL DRAINASE

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Turap diperlukan agar supaya dinding galian tidak akan terjadi


longsor. Turap biasanya terbuat dari bambu, kayu, lembaran pelat
baja. Turap harus kokoh dan kuat untuk menahan beban tanah.
Turap juga berfungsi untuk menjaga keselamatan pekerja.
7. Dalam membuat septik tank, haruslah diperhatikan dengan baik dan
benar dimensi, ruang yang ada didalam sebuah tangki septik
tersebut. Suatu tangki septik, selain bak penampung kotoran maka
harus dibuat juga bak tempat untuk pemusnahan kotoran yang
biasanya dilakukan oleh bakteri. Dalam bak pemusnahan ini, semua
kotoran telah mengendap dan tidak ada lagi kotoran yang
mengapung. Untuk menyalurkan air yang ada dalam bak
pemusnahan ini, diperlukan sebuah bak yang terpisah yaitu bak
peresapan. Untuk membuat bak peresapan, yang harus diperhatikan
adalah kemampuan tanah dalam menyerap atau meloloskan air
(Perkolasi).

4.2 Saran
Dalam hal melakukan praktikum di Laboratorium Konstruksi ada
beberapa hal yang harus di perhatikan di antaranya:
1) Memahami dan bertanya jika ada yang belum jelas terkait job yang
akan dipraktikkan.
2) Bekerja sama dengan baik sesame teman agar praktikum dapat
berjalan dengan baik.
3) Ketelitian sangat diperlukan dalam mengambil pengukuran.
4) Menggunakan alat sesuai fungsinya.
5) Tetap memperhatikan keselamatan kerja selama praktikum.

Jurusan Teknik Sipil

D4 Perancangan Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai