Disusun Oleh:
Tria Nur Ikhlas
2020122002
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
membuang air secepatnya ke saluran sudah mulai ditinggalkan. Paradigma baru
dalam penanganan masalah drainase saat ini adalah memberi kesempatan
sebanyak-banyaknya air untuk lebih dahulu meresap ke dalam tanah sebelum
akhirnya kelebihan air dibuang melalui sistem saluran.
Di lingkungan pemukiman, drainase berfungsi sebagai sarana sanitasi untuk
mencegah mengenangnya air yang mengganggu kenyamanan dan Kesehatan
lingkungan, sekaligus sebagai sarana untuk mencegah banjir. Banjir yang terjadi di
wilayah pemukiman sering kali disebabkan oleh gagalnya saluran drainase
membuang kelebihan air tersebut. Dimana curah hujan yang tinggi tidak diimbangi
dengan kapasitas saluran yang memadai atau bahkan tertutup oleh sampah.
Drainase juga diterapkan di bawah permukaan tanah untuk mengeringkan
daerah yang harus bebas genangan seperti lapangan bola. Selain untuk
mengeringkan lapangan bola, drainase bawah permukaan juga digunakan unutk
menurunkan kandungan air pori yang ada dalam tanah guna mencegah gagalnya
dinding penahan tanah. Drainase bawah permukaan juga dapat berfungsi untuk
mengontrol kualitas air tanah khususnya yang terkait dengan masalah salinitas.
Selain membuang air dari wilayah pemukiman, drainase juga diaplikasikan
pada kegiatan untuk mencegah genangan air terlalu lama berada di sawah. Karena
keberadaan genangan air di sawah pada jenis tanaman tertentu dapat mengganggu
pertumbuhan, karena akar tanaman akan sulit bernafas sehingga mengalami busuk
akar akibat tanah yang mengalami kenyang air (waterlogging).
Sistem drainase merupakan suatu komponen yang penting dalam kawasan
perkotaan. Sistem drainase dibangun untuk mengalirkan debit air yang berasal dari
siklus hidrologi maupun air buangan dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan
masyarakat. Sistem drainase yang dibangun dengan baik dapat mencegah
terjadinya banjir ataupun genangan air yang dapat mengganggu aktifitas
masyarakat sekitar dan juga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada badan
jalan.
Padatnya populasi dan curah hujan yang tinggi adalah dua faktor utama
penyebab banjir yang menuntut kota memiliki sistem drainase yang baik. Diantara
2
kawasan perkotaan yang harus dilengkapi sarana drainase adalah daerah
pemukiman, kawasan industri, lapangan olahraga, lapangan parkir, jalan raya,
bandar udara serta fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah dan rumah sakit.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 tahun 2014 menyebutkan definisi
sistem drainase perkotaan adalah satu kesatuan sistem teknis dan non teknis dari
prasarana dan sarana drainase perkotaan. Prasarana drainase adalah saluran air baik
di atas permukaan maupun bawah permukaan tanah dan sarana drainase adalah
bangunan pelengkap yaitu seluruh bangunan yang ikut mengatur dan
mengendalikan sistem aliran air.
Lokasi penelitian yang berada di Jalan Desa Sukasari Kecamatan Sukasari yang
sudah memiliki saluran drainase terdapat lokasi yang sering terjadi genangan air
apabila hujan turun. Di daerah ini sudah dibangun drainase di kiri dan kanan jalan
dengan penampang drainase berbentuk segiempat. Drainase yang tidak berfungsi
dengan baik mengakibatkan banjir di kawasan ini, karena perkembangan kawasan
yang semakin pesat dan dimensi saluran drainase yang tidak dapat lagi mengalirkan
air. Faktor pendukung lainnya terjadinya banjir didaerah tersebut yaitu banyaknya
sampah sehingga terjadi penyumbatan aliran air pada saluran drainase saat hujan
lebat.
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui mengapa dilakukan perencanaan ulang sistem drainase di Desa
Sukasari.
2. Mengetahui detai engineering desain (DED) ulang sistem drainase di Desa
Sukasari.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya banjir pada
saluran drainase di Desa Sukasari.
4. Mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibutuhkan melakukan
perencanaan ulang drainase di Desa Sukasari.
4
BAB 2
1. Desa Sukarapih
2. Desa Sukasari
3. Desa Mekarsari
4. Desa Sindangsari
5
5. Desa Nanggerang
6. Desa Banyuresmi
7. Desa Genteng
6
Jawa Barat tertanggal 2 Juni 1980 Nomor: 993/PM.122-Pem/Sk.1980 tentang
Persetujuan dan Pengesahan Pemekaran/Pemecahan Desa di Kabupaten Daerah
Tingkat II Sumedang. Surat Keputusan ini disusul dengan Surat Keputusan Bupati
Kepala Daerah Tingkat II Sumedang Nomor: 27/Op.440-Pem/Sk/1981 tertanggal
31 Januari 1981 tentang Penunjukan/Pengangkatan Kepala Desa secara Definitif
dan Pjs. Kepala Desa serta Pamong Praja lainnya bagi Desa-desa yang dimekarkan.
7
Gambar 2.2 Peta Wilayah Desa Sukasari
Sumber: Google Earth, 2024
8
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
9
7. Penggambaran detail engineering desain (DED) penampang baru dan
rancangan anggaran biaya (RAB)
Penggambaran detail engginering desain (DED) penampang saluran baru
pada titik genangan di saluran drainase eksisting dengan menggunakan program
AUTOCAD dan membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Analisis Data
Selesai
10
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data redesain dikumpulkan langsung melalui data-data
dari Jalan Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang dan dari literatur-
literatur tentang penyelesaian penelitian ini. Ada dua data dalam perencanaan sistem
drainase ini, yaitu:
a. Data curah hujan tahun 2024 hingga tahun 2013 yang diperoleh dari
Stasiun Balai Wilayah Sungai Kabupaten Sumedang.
b. Data tata guna lahan diperlukan untuk menghitung debit air buangan
dari bangunan yang berada disekitar drainase, didapat dengan survey
langsung ke lokasi penelitian.
c. Data topografi dan kontur diperlukan untuk mengetahui elevasi saluran.
11
1. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dilakukan untuk mengetahui besaran banjir kala
ulang yang terjadi pada kawasan penelitian wilayah studi.
2. Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika yang dilakukan terkait dengan pola aliran dan
dimensi dari saluran drainase itu sendiri, artinya dengan besaran banjir yang
sudah dihitung pada analisis hidrologi, maka dimensi saluran bisa
direncanakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13