DRAINASE PERKOTAAN
OLEH:
ANDY WIDYATAMA RAMADHAN
03120160299
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drainase perkotaan.……………………..………………………………. 5
2.2. Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan …………………………………………… 8
2.2.1 Fungsi Drainase Perkotaan…………………………………………………………….. 8
2.2.2 Tujuan Drainase Perkotaan…………………………………………………………. 9
2.3 Jenis Jenis Drainase Perkotaan…………….. …………………………………… 10
2.4 Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan …………………...………13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas,
maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang
memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan
dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak
gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya) serta merupakan suatu sistem
untuk menyalurkan air hujan arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai
usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga
merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan
3
air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air
permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai inovasi yang cocok diterapkan dalam
perencanaan drainase di daerah perkotaan, secara khusus di kota Makassar,
sebagaimana kita
2. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti
dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa
mengaplikasikannya di lapangan.
Tujuan dari tugas untuk memberikan pemahaman sedemikian rupa sehingga
mampu untuk merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan
disesuaikan dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
3. Identifikasi Masalah
Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:
a. Definisi drainase
b. Fungsi dan tujuan drainase
c. Jenis- jenis saluran drainase
d. Faktor-faktor dari drainase
e. Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Definisi Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan
atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut
pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih dan sehat.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang
ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi drainase perkotaan:
1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada
kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang
ada di kawasan kota;
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dariwilayah
perkotaan yang meliputi daerah permukiman, kawasan industri danperdagangan,
kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum, lapanganolahraga, lapangan
parkir, instalasi militer, listrik, telekomunikasi, pelabuha dan udara.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan yang meliputi :
a) Permukiman.
b) Kawasan industri dan perdagangan.
5
c) Kampus dan sekolah.
d) Rumah sakit dan fasilitas umum.
e) Lapangan olahraga.
f) Lapangan parkir.
g) Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h) Pelabuhan udara.
4. Sistem Gabungan
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan
kota.
b. Sungai tak bertanggul diukur dari tepi sungai Sungai besar luas DPS >500
km2 100 m Kedalaman maksimum >20 m 30 m Pasal 7 dan Pasal 8
e. Danau/waduk - 50 m - 50 m Pasal 10
1. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air);
2. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan
air dan kehidupan akuatik;
3. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkangangguan atau kerugian terhadap lingkungan;
4. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat;
5. Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun.
8
2. Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer,
sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari sistem
drainaselokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab
pemerintah kota.
9
Saluran drainasekota (Mikro)yaitu saluran drainase yang mempunyai hulu/awalan
aliran berada di dalam wilayahkota. Saluran drainasekotamungkin bermuara pada
saluran drainase regional, baik yang berada di wilayahkotamaupun yang berada di luar
wilayah bataskota. Salurankotayang bermuara di luar bataskota, bagian lajur yang
berada di luar bataskotadapat disebutlajur saluran drainase regional.
3. Drainase Minor, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya < 50 Ha.
Drainase minor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Saluran drainase induk, di mana mempunyai DPS antara 25-50 Ha, juga dapat
disebut saluran drainase primer.
b. Saluran drainase cabang, dimana mempunyai DPS antara 5-25 Ha, juga disebut
saluran drainase sekunder.
c. Saluran drainase awalan, di mana mempunyai DPS antara 0-5 Ha, juga disebut
saluran drainase tersier.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5
atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada.Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
11
3. Menurut konstruksi
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama
dengan
12
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan
kota-kota besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan saja.
Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan,
antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran
drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air
meluap dan terjadilah genangan;
Pada fasilitas penahan air hujan, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai
untuk menahan air hujan, yaitu:
1. Pola detensi (menampung air sementara),
Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian
mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan
sementara untuk menjaga keseimbangan tata air.
Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam
tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah seperti kolam tandon,
sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain.Hal ini dilakukan mengingat semakin
minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat pengambilan air.
15
Berikut adalah peta Makassar, dimana didalamnya terdapat kondisi drainase
Makassar
Kota Makassar adalah kota ke-6 dari urutan kota besar yang ada di
Indonesia(sumber: kompasiana), hal ini sebanding dengan Jumlah penduduk yang
bermukim di Kota Makassar mencapai 1,5 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami lonjakan
sekitar 200.000 orang dalam kurun waktu satu tahun. Masyarakat dari kalangan ekonomi
kebawah yang paling mempengaruhi peningkatan laju penduduk di kota makassar.
Jumlah penduduk miskin di Kota Makassar, mencapai 80 ribu orang. Urbanisasi menjadi
salah satu masalah utama kota-kota besar, karena selain angka kelahiran yang tinggi,
juga karena faktor urbanisasi tersebut.
Hal yang telah dijelaskan diatas sangat erat kaitannya dengan perencanaan drainase
bagi kota Makassar, kerusakan yang ditimbulkan dari hal tersebut berupa:
1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung debit aliran
hujan;
16
2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan, sehingga
menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase dan menggenang di
jalan;
3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah;
4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik;
5. Air Hujan, air limbah rumah sakit dan air limbah rumah tangga bercampur dalam satu
saluran;
6. Banyaknya sedimen pada saluran drainase;
7. Sistem perancangan drainase yang tidak optimal.
Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di
atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur
resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan
air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan
budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga
serta fasilitas umum lainnya.
18
4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
kawasan pantai
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak
di atas permukaan air tanah.
Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur
resapan air y sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2) Ukuran pipa
masuk diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm, (4) Ukuran
kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau
batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, (6) Rongga sumur resapan diisi
dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm, (7) Penutup sumur resapan dari plat beton
tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
19
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini
menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai
permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur
resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur
resapan dari bidang tadah.
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥
2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.
20
Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan sumur resapan maka diperlukan tahap sebagai
berikut:
1. Melakukan analisis curah hujan. Analisa terhadap curah hujan dimaksudkan untuk
menghitung intensitas curah hujan maksimum pada perioda ulang tertentu.
Dengan mengetahui intensitas curah hujan maksimum maka kapasitas sumur
resapan akan dapat dihitung.
21
2. Menghitung luas tangkapan hujan. Bersama-sama dengan intensitas curah hujan
maksimum dengan periode ulang tertentu akan dapat dihitung besarnya debit
aliran.
Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan kontribusi yang optimum
diperlukan metoda perhitungan sebagai berikut (Sunjoto,1992) :
1. Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan
formula rasional (Q=CIA, Q=debit masuk, C=koefisien aliran (jenis atap rumah),
I=intensitas hujan, A=luas atap)
H = Q/FK
[1-exp(-(FKT/pR2)]H = Kedalaman air (m)
Q = Debit masuk (m3/dt)
F = Faktor geometrik (m)
K = Permeabilitas tanah (m/dt)
R = radius sumur
3. Evaluasi jenis fungsi dan pola letak sumur pada jarak saling pengaruh guna
menentukan kedalaman terkoreksi dengan menggunakan multi well system.
22
Sebagai gambaran bagi kita jika akan membangun suatu sumur resapan akan tetapi tidak
ingin direpotkan oleh perhitungan yang cukup merepotkan maka Tabel 1 dapat digunakan
sebagai bahan acuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
1. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang berguna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal;
2. Sistem perkotaan sebaiknya harus berwawasan lingkungan;
3. Permasalahan drainase perkotaan dikota Makassar dikategorikan sudah
menyeluruh disetiap wilayah. Perancangan drainase yang kurang optimal menjadi
permasalahan awal dan utama.
DAFTAR PUSTAKA
24
Civil, Ratho. 2007. Drainase. URL: http://rathocivil02.wordpress.com/2007/12/23/tugas-
drainase/. Tanggal Akses: 02 Maret 2014
25
26
27