Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH REKAYASA DRAINASE

DRAINASE PERKOTAAN

OLEH:
ANDY WIDYATAMA RAMADHAN
03120160299

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..………………..………. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..…..…… 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………….………….………… 3
2. Rumusan Masalah ……………………...…………………………………………………… 4
3. Tujuan Penulisan …………………………………………………..……………….……….. 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drainase perkotaan.……………………..………………………………. 5
2.2. Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan …………………………………………… 8
2.2.1 Fungsi Drainase Perkotaan…………………………………………………………….. 8
2.2.2 Tujuan Drainase Perkotaan…………………………………………………………. 9
2.3 Jenis Jenis Drainase Perkotaan…………….. …………………………………… 10
2.4 Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan …………………...………13

2.5 Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan………. …………14

2.6 Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan…………………………………………..14

2.7 Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar………………………16

BAB III PENUTUP


3.1. Simpulan ……………………………………………………………………………………24
3.2 Saran ……………………………………………………………………….………………24
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas,
maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang
memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan
dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak
gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya) serta merupakan suatu sistem
untuk menyalurkan air hujan arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai
usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat,
apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga
merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan
3
air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air
permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai inovasi yang cocok diterapkan dalam
perencanaan drainase di daerah perkotaan, secara khusus di kota Makassar,
sebagaimana kita

Dalam dunia ketekniksipilan terdapat berbagai inovasi dalam penanganan


drainase, dimana inovasi-inovasi tersebut minim biaya namun cukup efektif dalam
menangani masalah drainase. Dalam makalah ini kita akan melihat terlebih dahulu
kondisi kota Makassar, dalam hal ini menyangkut area, topografi, kondisi terkini dari kota
Makassar, baru setelahnya akan dibahas mengenai drainase ramah lingkungan yang
cocok diterapkan di kota Makassar.

2. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti
dan memahami sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa
mengaplikasikannya di lapangan.
Tujuan dari tugas untuk memberikan pemahaman sedemikian rupa sehingga
mampu untuk merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan
disesuaikan dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

3. Identifikasi Masalah
Ruang lingkup dari tugas ini adalah sebagai berikut:
a. Definisi drainase
b. Fungsi dan tujuan drainase
c. Jenis- jenis saluran drainase
d. Faktor-faktor dari drainase
e. Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar

f. Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Definisi Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan
atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase yaitu suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut
pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih dan sehat.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang
ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi drainase perkotaan:
1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada
kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang
ada di kawasan kota;
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dariwilayah
perkotaan yang meliputi daerah permukiman, kawasan industri danperdagangan,
kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum, lapanganolahraga, lapangan
parkir, instalasi militer, listrik, telekomunikasi, pelabuha dan udara.

Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan yang meliputi :

a) Permukiman.
b) Kawasan industri dan perdagangan.
5
c) Kampus dan sekolah.
d) Rumah sakit dan fasilitas umum.
e) Lapangan olahraga.
f) Lapangan parkir.
g) Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h) Pelabuhan udara.

Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota

Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :

1. Sistem Drainase Utama

Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian


besar warga masyarakat kota.

2. Sistem Drainase Lokal

Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil


warga masyarakat kota.

3. Sistem Drainase Terpisah

Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan


terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.

4. Sistem Gabungan

Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang


sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir


adalah :
6
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui
normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang
aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan
lokal. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.

b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier


dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).

c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke


saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.

2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan
kota.

3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang


terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan
menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana Umum Tata
Ruang Kota.

Standardisasi sistem penyediaan drainase untuk penempatan perumahan di


pinggiran saluran primer atau sungai yang mengacu pada Provincial Water
Reclement (PWR) Bab II pasal 2 tentang “Pemakaian Bebas dari Perairan Umum”
(Waterrocilijn), yang berbunyi “Dilarang menempatkan sebuah bangunan apapun,
atau memperbaharui seluruhnya atau sebagian dalam jarak diukur dari kaki tangkis
sepanjang perairan umum atau bilamana tidak ada tangkis, dari pinggir atas dari
tamping (talud) perairan umum kurang dari :

a. 20 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 1 dari verordening ini.

b. 5 meter untuk sungai-sungai tersebut dalam daftar 2 dari verordening ini,


demikian juga untuk saluran pengaliran dan pembuangan dengan kemampuan
(kapasistet) 4 meter kubik/detik atau lebih.
7
c. 3 meter untuk saluran-saluran pengairan, pengambilan dan pembuangan
kemampuan normal 1 s/d 4 meter kubik/detik.

Batas Sempadan Sungai Minimum berdasarkan Peraturan Menteri PU RI nomor


63/PRT/1993, yaitu :

a. Sungai bertanggul diukur dari kaki tanggul terluar -5 m - 3 m Pasal 6

b. Sungai tak bertanggul diukur dari tepi sungai Sungai besar luas DPS >500
km2 100 m Kedalaman maksimum >20 m 30 m Pasal 7 dan Pasal 8

c. Kedalaman maks >3 m dan <20 m 15 m

d. Sungai kecil luas DPS <500 km2 50 m Kedalaman maksimum <3 m 10 m

e. Danau/waduk - 50 m - 50 m Pasal 10

2.2 Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan

2.2.1 Fungsi Drainase Perkotaan

Fungsi Drainase Perkotaan Secara Umum:

1. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air);
2. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan
air dan kehidupan akuatik;
3. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkangangguan atau kerugian terhadap lingkungan;
4. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat;
5. Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fungsi Layanan

1. Sistem drainase lokal


Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang
melayanisuatu kawasan kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran, areal
industry dan komersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung
jawabmasyarakat, pengembang atau instansi terkait.

8
2. Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer,
sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari sistem
drainaselokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab
pemerintah kota.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fisiknya


1. Saluran primer
Saluran primier adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran
sekunder dan/atau saluran tersier.Saluran primer bermuara di badan penerima air.
2. Saluran sekunder
Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima
aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan
meneruskan air ke saluran primer.
3. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal
dan meneruskan ke saluran sekunder/primer.

2.2.2 Tujuan Drainase Perkotaan


Tujuan dibangunnya prasarana saluran drainase perkotaan adalah untuk :
1. menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2. melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air;
3. menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang
disebabkan oleh amukan limpasan banjir;
4. memperbaiki kualitas lingkungan;
5. konservasi sumber daya air.

2.3 Jenis-Jenis Drainase Perkotaan

Jenis-Jenis Drainase Perkotaan;


1. Saluran drainase regional (Makro)
Saluran drainase regional (Makro) yaitu saluran drainase yang berawal dari luar batas
administrasikota, hulunya berada relatif jauh dari bataskota, lajur salurannya melintasi
wilayahkota.
2. Saluran drainasekota (Mikro)

9
Saluran drainasekota (Mikro)yaitu saluran drainase yang mempunyai hulu/awalan
aliran berada di dalam wilayahkota. Saluran drainasekotamungkin bermuara pada
saluran drainase regional, baik yang berada di wilayahkotamaupun yang berada di luar
wilayah bataskota. Salurankotayang bermuara di luar bataskota, bagian lajur yang
berada di luar bataskotadapat disebutlajur saluran drainase regional.

Saluran drainasekotadibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :


1. Drainase Mayor I, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) lebih besar dari
100 Ha;
2. Drainase Mayor II, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) 50-100 Ha;

3. Drainase Minor, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya < 50 Ha.
Drainase minor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Saluran drainase induk, di mana mempunyai DPS antara 25-50 Ha, juga dapat
disebut saluran drainase primer.
b. Saluran drainase cabang, dimana mempunyai DPS antara 5-25 Ha, juga disebut
saluran drainase sekunder.
c. Saluran drainase awalan, di mana mempunyai DPS antara 0-5 Ha, juga disebut
saluran drainase tersier.

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :


1. Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada
umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan
utama (major system) atau drainase primer.Sistem jaringan ini menampung aliran yang
berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-
sungai.Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang
antara 5-10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam
perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan
10
yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan,
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota
dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5
atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada.Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.

Dan ada pula jenis drainase

1. Menurut sejarah terbentuknya

a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk


secara alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.

b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan


analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi
saluran.

2. Menurut letak saluran

a. Drainase permukaan tanah (Surface Drainage), yaitu saluran


drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel
flow.

b. Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage), yaitu


saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-
alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

11
3. Menurut konstruksi

a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya


untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun
kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada
pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan
pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining
dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.

b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan
lingkungan. Siste ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama
dengan

12
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan
kota-kota besar lainnya.

4. Menurut fungsi

a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan saja.

b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis


buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.

2.4 Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan

Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan,
antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran
drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air
meluap dan terjadilah genangan;

2. Peningkatan jumlah penduduk


Peningkatan jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan
maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn
infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh
peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah;
3. Amblesan tanah
Amblesan tanahdisebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang;
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran;
5. reklamasi;
6. limbah sampah dan pasang surut.

2.5 Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan

1. Master Plan (Rencana Induk)


Master Plan (Rencana Induk) merupakan perencanaan yang menitik beratkan tujuan
jangka panjang dan memiliki ruang lingkup yang luas.Master Plan juga merupakan
perencanaan dasar secara menyeluruh pada suatu daerah perkotaan untuk jangka
panjang.
2. Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Feasibility Study (Studi Kelayakan) merupakan rencana kegiatan yang diusulkan yang
memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan, seperti: teknis, ekonomi dan
lingkungan.
3. Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil)
Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil) merupakan rencana teknik suatu
prasarana pada suatu daerah perkotaan

2.6 Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan

Pada fasilitas penahan air hujan, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola yang dipakai
untuk menahan air hujan, yaitu:
1. Pola detensi (menampung air sementara),
Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara untuk kemudian
mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam penampungan
sementara untuk menjaga keseimbangan tata air.

2. Pola retensi (meresapkan)


Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari
memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah secara
alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk menunjang
kegiatan konservasi air.

Pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan rangkaian


usaha dari sumber (hulu) sampai muara (hilir) untuk membuang/mengalirkan hujan
14
kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai ke badan air (pantai/ laut, danau, situ,
waduk dan bozem) dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak menyebabkan
terjadinya masalah kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan
atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu mencapai
debit puncak). Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan limpasan air hujan ke
badan air penerima secepatnya, drainase berwawasan lingkungan bekerja dengan
berupaya memperlambat aliran limpasan air hujan.

Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam
tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah seperti kolam tandon,
sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain.Hal ini dilakukan mengingat semakin
minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat pengambilan air.

Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan lingkungan ditujukan untuk


mengelola limpasan permukaan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan
air hujan sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan lingkungan. Konsep inilah
yang ingin mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase khususnya di
perkotaan.

2.7 Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar

15
Berikut adalah peta Makassar, dimana didalamnya terdapat kondisi drainase
Makassar

Kota Makassar adalah kota ke-6 dari urutan kota besar yang ada di
Indonesia(sumber: kompasiana), hal ini sebanding dengan Jumlah penduduk yang
bermukim di Kota Makassar mencapai 1,5 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami lonjakan
sekitar 200.000 orang dalam kurun waktu satu tahun. Masyarakat dari kalangan ekonomi
kebawah yang paling mempengaruhi peningkatan laju penduduk di kota makassar.
Jumlah penduduk miskin di Kota Makassar, mencapai 80 ribu orang. Urbanisasi menjadi
salah satu masalah utama kota-kota besar, karena selain angka kelahiran yang tinggi,
juga karena faktor urbanisasi tersebut.

Hal yang telah dijelaskan diatas sangat erat kaitannya dengan perencanaan drainase
bagi kota Makassar, kerusakan yang ditimbulkan dari hal tersebut berupa:

1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung debit aliran
hujan;

16
2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan, sehingga
menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase dan menggenang di
jalan;
3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah;
4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik;
5. Air Hujan, air limbah rumah sakit dan air limbah rumah tangga bercampur dalam satu
saluran;
6. Banyaknya sedimen pada saluran drainase;
7. Sistem perancangan drainase yang tidak optimal.

2.8 Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Makassar

1. Dimensi saluran drainase diperbesar;


2. Meninggikan permukaan jalan atau merendahkan saluran air;
3. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke
dalam selokan;
4. Semua kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa pembangunan
fisik maupun non fisik. Sejak awal munculnya ide pembangunan infrastruktur sampai
dengan pengoperasiannya. Sehingga masyarakat ikut serta dalam menjaga
infrastruktur tersebut;
5. Limbah rumah sakit sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air;
6. Pengurasan dan pengerukan dilakukan secara berkala.
17
7. Sumur Resapan seperit yg di jelaskan di bawah ini

Sumur Resapan

Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di
atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur
resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan
air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan
budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga
serta fasilitas umum lainnya.

Manfaat sumur resapan adalah:

1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya


banjir dan genangan air.

2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.

3. Mengurangi erosi dan sedimentasi

18
4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
kawasan pantai

5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)

6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak
di atas permukaan air tanah.

Sumber: PU Cipta Karya

Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur
resapan air y sebagai berikut : (1) Ukuran maksimum diameter 1,4 meter, (2) Ukuran pipa
masuk diameter 110 mm, (3) Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm, (4) Ukuran
kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter, (5) Dinding dibuat dari pasangan bata atau
batako dari campuran 1 semen : 4 pasir tanpa plester, (6) Rongga sumur resapan diisi
dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm, (7) Penutup sumur resapan dari plat beton
tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.

19
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini
menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai
permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur
resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur
resapan dari bidang tadah.

Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:

1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;

2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;

3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan


bangunan sekitarnya;

4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;

5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;

2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas tanah ≥
2,0 cm/jam.

3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.

20
Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan sumur resapan maka diperlukan tahap sebagai
berikut:

1. Melakukan analisis curah hujan. Analisa terhadap curah hujan dimaksudkan untuk
menghitung intensitas curah hujan maksimum pada perioda ulang tertentu.
Dengan mengetahui intensitas curah hujan maksimum maka kapasitas sumur
resapan akan dapat dihitung.

21
2. Menghitung luas tangkapan hujan. Bersama-sama dengan intensitas curah hujan
maksimum dengan periode ulang tertentu akan dapat dihitung besarnya debit
aliran.

3. Menganalisis lapisan tanah/batuan. Lapisan tanah terdiri dari berbagai macam


lapisan mulai dari tanah belempung, pasir berlempung dan gravel atau kombinasi
dari lapisan tersebut. Sumur resapan akan sangat efisien jika dibuat sampai pada
daerah dengan lapisan batuan yang terdiri dari pasir atau gravel.

4. Pemasangan sumur. Sumur resapan dapat dibangun dengan menggunakan bis


beton dengan lapisan porus atau susunan batu bata yang disusun secara teratur.

Untuk membangun sumur resapan agar dapat memberikan kontribusi yang optimum
diperlukan metoda perhitungan sebagai berikut (Sunjoto,1992) :

1. Menghitung debit masuk sebagai fungsi karakteristik luas atap bangunan dengan
formula rasional (Q=CIA, Q=debit masuk, C=koefisien aliran (jenis atap rumah),
I=intensitas hujan, A=luas atap)

2. Menghitung kedalaman sumur optimum diformulakan


sebagai berikut:

H = Q/FK
[1-exp(-(FKT/pR2)]H = Kedalaman air (m)
Q = Debit masuk (m3/dt)
F = Faktor geometrik (m)
K = Permeabilitas tanah (m/dt)
R = radius sumur

T = Durasi aliran (dt).

3. Evaluasi jenis fungsi dan pola letak sumur pada jarak saling pengaruh guna
menentukan kedalaman terkoreksi dengan menggunakan multi well system.

22
Sebagai gambaran bagi kita jika akan membangun suatu sumur resapan akan tetapi tidak
ingin direpotkan oleh perhitungan yang cukup merepotkan maka Tabel 1 dapat digunakan
sebagai bahan acuan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
23
1. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang berguna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal;
2. Sistem perkotaan sebaiknya harus berwawasan lingkungan;
3. Permasalahan drainase perkotaan dikota Makassar dikategorikan sudah
menyeluruh disetiap wilayah. Perancangan drainase yang kurang optimal menjadi
permasalahan awal dan utama.

3.2 Saran dan Kritik


1. Kota Makassar harus benar-benar mengikuti sistem perkotaan berwawasan
lingkungan, ini dikarenakan keadaan kota Padang sekarang yang jauh dari baik
dilihat dari fasilitas umumnya seperti drainase;
2. Masyarakat memiliki peran penting dalam perawatan drainase perkotaan, karena
itu masyarakat harus lebih memiliki kesadaran untuk menjaga fasilitas bersama ini
guna untuk menghindari musibah yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

24
Civil, Ratho. 2007. Drainase. URL: http://rathocivil02.wordpress.com/2007/12/23/tugas-
drainase/. Tanggal Akses: 02 Maret 2014

Nastiti, Yulia. 2013. Drainase dan Penyaluran Air Limbah. URL:


http://www.academia.edu/5343580/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA?
login=&email_was_taken=true#. Tanggal Akses: 02 Maret 2014

Patriotika. 2011. Drainase Perkotaan.URL:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25859/3/Chapter%20II.pdf. Tanggal
Akses: 02 Maret 2014

Perpustakaan Kementrian PU. 2013. Drainase Berwawasan Lingkungan. URL:


http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=331. Tanggal Akses: 02 Maret 2014

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai