Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asesmen Inteligensi dan Bakat Minat
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan, dengan judul makalah yaitu
“Model PASS dan Multiple Intelligence Theory “merupakan salah satu tugas dari dosen mata
kuliah Asesmen inteligensi dan Bakat Minat,ibu Dra. Hj. Wa Ode Suarni, M.Lis., MA..Secara
garis besar, makalah ini berisi pembahasan mengenai teori PASS dan teori multiple
inteligensi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Semoga makalah peran belajar dalam mengubah perilaku mahasiswa ini dapat
bermanfaat bagi para individu umumnya dan kami pribadi sebagai penyusun khususnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.………………………………………………………………………......i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah...............................................................................................................4
C.Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A.PASS Theory......................................................................................................................5
B.Multiple Intelligence...........................................................................................................7
C.Tes atau Skala pada PASS Theory.....................................................................................9
D.Tes atau Skala pada Multiple Intelligence Theory...........................................................10
E.Kelebihan dan Kekurangan PASS Theory........................................................................10
F.Kelebihan dan Kekurangan Multiple Intelligence............................................................11
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah intelegensi sangat akrab dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Intelegensi
merupakan salah satu kemampuan manusia. intelegensi adalah suatu kemampuan untuk
menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Ada banyak
teori-teori inteligensi yang telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu PASS theory
dan multiple intelligence theory.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. PASS Theory
Planning merupakan fungsi bagian lobus frontal. Lebih spesifiknya, ini juga
diasosiasikan dengan prefrontal cortex dan merupakan salah satu kemampuan utama manusia
yang membedakan dengan primata yang lain. Planning membantu individu memilih atau
mengembangkan rencana atau strategi yang dibutuhkan untuk mencari solusi dalam
mengatasi masalah. Sehingga planning memberikan solusi dari permasalahan: kontrol dalam
attention, simultaneous, dan successive processes; dan secara selektif juga memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan individu
Attention merupakan proses mental terkait dengan orientasi respon. Dasar otak
memungkinkan individu untuk mengarahkan perhatian fokus secara selektif kepada stimulus
sepanjang waktu dan menahan hilangnya atensi itu ke stimulus yang lain. Semakin lama
atensi dibutuhkan, semakin banyak aktivitas yang menuntut adanya kewaspadaan pada diri
individu. Attention dikontrol dengan adanya tujuan dan maksud, serta juga melibatkan
pengetahuan dan keterampilan serta proses PASS lainnya.
Empat proses (PASS) itu terjadi dalam ruang lingkup pengetahuan individu, tidak
terjadi diluar pengetahuan individu itu sendiri. "Proses kognitif bergantung dan
mempengaruhi dasar pengetahuan, yang mungkin bersifat sementara sebagai memori
(ingatan) atau menetap lama (pengetahuan yang kita pelajari dengan baik)" (Naglieri & Das,
1997c,p.145). Pemrosesan kognitif juga mempengaruhi penerimaan pengetahuan, dan belajar
yang dapat mempengaruhi proses kognitif. Keduanya (proses kognitif dan belajar) juga
dipengaruhi oleh keanggotaan dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu (Das & Abbott,
1995, p. 158). Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan merupakan bagian yang melekat dari
PASS teori. Individu mungkin dapat membaca bacaan inggris dengan baik dan memiliki
proses PASS dengan baik, tetapi individu mungkin saja sulit ketika diminta untuk membaca
bacaan jepang, karena kurangnya pengetahuan mengenai bahasa jepang, hal ini lebih kepada
lemahnya dalam pemrosesan pengetahuan.
Semua proses tertanam dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan sering kali
demikian dibagi menjadi dua kategori - diam-diam atau berdasarkan pengalaman dan formal
atau diinstruksikan. Pemahaman tentang sebuah bagian, misalnya, bergantung pada
'pengetahuan dunia' atau pengetahuan diam-diam yang timbul darinya latar belakang budaya
dan sosial serta pengalaman individu, di satu sisi, dan pengetahuan faktual yang diperoleh
melalui instruksi formal.
PASS theory merupakan alternatif pendekatan intelegensi yang secara sederhana
terdiri dari verbal.nonverbal,dan kuantitatif tes. Teori ini tidak hanya mengembangkan
pandangan mengenai apa itu "kemampuan" yang harus diukur.tetapi juga memberikan
penekanan dalam proses dasar psikologis,serta menghindari penggunaan pencapaian verbal
seperti tes kosakata.
Salah satu ciri khas teori PASS adalah kaitan teoretisnya yang erat dengan prestasi
akademik (lihat Das et al., 1994; Das & Misra, 2015; Naglieri & Otero, 2018; Papadopoulos,
Parrila, & Kirby, 2015). Das dkk. (1994), misalnya, mengusulkan bahwa Pemrosesan
berturut-turut berkontribusi pada pembacaan kata melalui efek pengodean ulang fonologis
(membunyikan suara) dan Pemrosesan simultan berkontribusi pada pembacaan kata melalui
efek pengetahuan ortografik (kemampuan untuk membentuk, menyimpan, dan mengakses
representasi ortografis ). Perencanaan dan Perhatian juga dipandang penting untuk
pemahaman membaca. Untuk berhasil dalam pemahaman bacaan, individu perlu
mengembangkan rencana tentang bagaimana mendekati sebuah bagian, secara aktif merevisi
rencana mereka saat mereka membaca sebuah bagian,
B. Multiple Intelligence
Menurut Gardner dalam Anita 2021 Kecerdasan majemuk yang menjadi istilah
Howard Gardner untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki banyak
kecerdasan, tidak hanya sebatas IQ seperti yang di kenal selama ini. Menurut Gardner,
setidaknya ada sembilan kecerdasan (sebagaimana dikemukakan diatas) yang dimiliki oleh
manusia yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan ruang visual
(spasial), kecerdasan kinestetik badani, kecerdasan musikal, kecerdasan antar pribadi, dan
kecerdasan intra pribadi, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Kesembilan
kecerdasan tersebut ada pada setiap individu dan perlu dikembangkan secara maksimal
sehingga siswa yang dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat dibantu dan
dibimbing untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut, dalam
hal ini pendidikan melalui metode pembelajarannya merupakan pihak yang bertanggung
jawab untuk mengembangkannya.
Gardner dalam Stanford 2003 mendefinisikan berbagai bidang intelijen sebagai
berikut:
Teori PASS memberikan kerangka teoritis untuk instrumen pengukuran yang disebut
Das-Naglieri Cognitive Assessment System (CAS). Sistem Penilaian Kognitif (CAS)
(Naglieri & Das, 1997a) adalah ukuran kemampuan multidimensi berdasarkan teori
pemrosesan kognitif dan neuropsikologis yang disebut Perencanaan, Perhatian, Simultan, dan
Berturut- turut (PASS). Tujuan dari tes CAS adalah untuk memberikan informasi mengenai
kelebihan dan kelemahan intelekteual individu. Keempat proses yang membentuk teori PASS
mewakili perpaduan konstruksi kognitif dan neuropsikologis, seperti fungsi eksekutif
(Perencanaan) dan perhatian selektif (Perhatian), termasuk tes yang di masa lalu sering
digambarkan sebagai tes nonverbal/ visual-spasial (Simultan). ) dan pengurutan/ memori
(Berturut-turut) (Naglieri & Das, 2002).
Keempat proses PASS dinilai menggunakan CAS (Naglieri & Das, 1997a), yang disusun
secara khusus berdasarkan teori PASS. CAS mengukur empat proses psikologis dasar
menggunakan 12 subtes (tiga untuk masing- masing empat skala).
Subtest perencanaan. Tiga subtes yang membentuk skala Perencanaan adalah Pencocokan
Angka, Kode Terencana, dan Koneksi Terencana. Pada subtes Mencocokkan Angka, penguji
mengenalkan anak pada empat halaman yang berisi delapan baris angka.
Subtest perhatian. Tiga subtes pada CAS yang mengukur pemrosesan Perhatian adalah
Perhatian Ekspresif, Deteksi Angka, dan Perhatian Reseptif.
Stimulan Subtest. Skala Simultan pada CAS berisi subtes Matriks Nonverbal, Hubungan
Spasial Verbal, dan Memori Gambar. Matriks Nonverbal adalah tes matriks progresif
tradisional yang mencakup item-item yang memiliki berbagai bentuk dan desain geometris
yang dihubungkan melalui organisasi spasial atau logis. Anak harus menghargai keterkaitan
dalam setiap pertanyaan dan memilih yang terbaik dari enam kemungkinan pilihan yang
melengkapi matriks.
Subtest berturut-turut. Skala Berturut-turut pada CAS berisi subtes Seri Kata, Pengulangan
Kalimat, dan Pertanyaan Kalimat. Pada Rangkaian Kata, anak dibacakan rangkaian kata
kemudian diminta mengulangi kata tersebut dengan urutan yang sama. Subtes ini
menggunakan sembilan kata bersuku kata tunggal dan berfrekuensi tinggi. Pengulangan kata
dan angka secara berurutan direkomendasikan oleh Luria (1966) dan telah digunakan sejak
tahun 1972 sebagai ukuran pemrosesan berturut- turut dalam teori PASS.
Urutan subtest untuk menjaga integritas tes dan mengurangi pengaruh variabel asing terhadap
kinerja anak, subtes CAS perlu diberikan sesuai urutan yang ditentukan. Urutan Perencanaan,
Serentak, Perhatian, dan Berturut-turut ditentukan untuk memaksimalkan validitas skala.
Misalnya, tes Perencanaan diberikan terlebih dahulu karena tes ini memberikan batasan yang
paling sedikit mengenai bagaimana anak dapat menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini
memberi anak- anak fleksibilitas yang besar untuk menyelesaikan subtes dengan cara apa pun
yang mereka pilih, yang merupakan tujuan dari subtes ini. Sebaliknya, subtes Perhatian harus
diselesaikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan (misalnya, kiri ke kanan, atas ke
bawah). Dengan melaksanakan subtes Perencanaan sebelum subtes Perhatian, jumlah kendala
meningkat seiring waktu. Jika subtes Perhatian diberikan sebelum subtes Perencanaan,
beberapa anak mungkin terhambat oleh pengajaran yang lebih terstruktur. Juga sangat
disarankan agar versi 8 atau 12 subtes digunakan secara keseluruhan daripada sejumlah kecil
subtes yang dipilih.
Pada tes atau skala yang digunakan pada multiple intelligence menggunakan 9 jenis
kecerdasan yang dipaparkan oleh gardner diantaranya kecerdasan linguistik, logika
matematika, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensi, dan music
yang dijadikan skala untuk mengukur kecerdasan yang dimiliki oleh individu. Salah satu
penelitian yang menggunakan multiple intelligence sebagai teknik pengumpulan data adalah
penelitian yang dilakukan oleh Idfi Oxza Prameswari, Yanuar Hery Murtiano, dan Lukman
Harun dengan judul penelitian ‘’Tes Multiple Intelligences Siswa SMAN 1 Bae Kudus’’.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Idfi Oxza Prameswari, Yanuar Hery Murtiano, dan
Lukman Harun tes multiple Intelligence dilakukan untuk memperoleh data tentang multiple
intelligence siswa. Penelitian diawali dengan pemilihan subjek menggunakan angket tes
Multiple Intelligencea yang disebarkan ke 2 kelas yang teridiri dari 72 siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan yang dimiliki oleh anak, pembelajaran pun bisa
dilakukan dengan lebih fokus untuk sebuah kecenderungan yang akan mempunyai
hasil yang sangat optimal,
Akan memberikan sudut pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi
yang dimiliki manusia,
Memberi berbagai macam harapan serta semangat yang terkesan baru terlebih pada
anak yang sedang melakukan pembelajaran,
Memberi kesempatan si pelajar agar lebih kritis serta memiliki pemikiran yang
terbuka,
Menghindari penghakiman yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah
kecerdasan.
Walaupun teori ini memiliki serangkaian kelebihan, ternyata ia juga memiliki kekurangan,
seperti:
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Stanford, Pokey. 2013. Multiple Intelligence for Every Classroom. Intervention in School and
Clinic, 39(2), 80-85
Georgiou, George K., Kan Guo., Nithya Naveenkumar., Ana Paula Alves Vieira,. & J.P Das.
2020. PASS theory of intelligence and academic achievement: A meta-analytic
review. Vol. 79
Prameswari, Idfi Oxza., Yanuar Hery Murtianto., & Lukman Harun. 2019. Tes Multiple
Intelligences Siswa SMAN 1 Bae Kudus. Imajiner: Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, 1(5), 85-89
Indria, Anita. 2021. Multiple Inteligence. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat, 3(1) : 26-
41
Naglieri, Jack A., & Cara Conway. 2009. The Cognitive Assessment System.
https://img1.wsimg.com/blobby/go/7b434b33-a45c-4a7a-b36e-965cd007ccec/
downloads/Naglieri%2C%20J.A.%20%26%20Conway%2C%20C.
%20(2009)%20The%20Cogniti.pdf?ver=1689182121836 (diakses 27 September
2023)