Anda di halaman 1dari 14

MODEL PASS DAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asesmen Inteligensi dan Bakat Minat

Dosen Pengampu:

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. LIA ANDHRIYANI RUSLI (A1R122037)


2. ANASTASYA SHAKIRA ZALIANTY (A1R122012)
3. TRIVINA RISKI PUTRI MAULIDYA (A1R122024)
4. FERYAL NAFISAH Z. RASUL (A1R122034)
5. INDRAPURI TIARA OLIVIA ARVANI (A1R122003)
6. AMALYAH ASTIRAH (A1R122001)
7. MUHAMMAD ZUHDY AGUS (A1R122041)
8. ROSA DIASTY PERMATA (A1R1210 )
9. ATRIA SWARANI (A1R122014)
10. RAHMAT HIDAYAT (A1R122021)

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan, dengan judul makalah yaitu
“Model PASS dan Multiple Intelligence Theory “merupakan salah satu tugas dari dosen mata
kuliah Asesmen inteligensi dan Bakat Minat,ibu Dra. Hj. Wa Ode Suarni, M.Lis., MA..Secara
garis besar, makalah ini berisi pembahasan mengenai teori PASS dan teori multiple
inteligensi.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Semoga makalah peran belajar dalam mengubah perilaku mahasiswa ini dapat
bermanfaat bagi para individu umumnya dan kami pribadi sebagai penyusun khususnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Kendari, 27 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.………………………………………………………………………......i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah...............................................................................................................4
C.Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A.PASS Theory......................................................................................................................5
B.Multiple Intelligence...........................................................................................................7
C.Tes atau Skala pada PASS Theory.....................................................................................9
D.Tes atau Skala pada Multiple Intelligence Theory...........................................................10
E.Kelebihan dan Kekurangan PASS Theory........................................................................10
F.Kelebihan dan Kekurangan Multiple Intelligence............................................................11
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah intelegensi sangat akrab dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Intelegensi
merupakan salah satu kemampuan manusia. intelegensi adalah suatu kemampuan untuk
menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Ada banyak
teori-teori inteligensi yang telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu PASS theory
dan multiple intelligence theory.

Teori kecerdasan PASS (for Planning, Attention, Simultaneous, and Successive


processing) berakar pada karya Luria tentang kognisi, yang menurutnya kognisi manusia
terdiri dari tiga sistem otak yang terpisah namun saling berhubungan yang mendukung empat
proses kognitif (perencanaan, perhatian, simultan, dan berturut-turut pengolahan). Teori
multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk ditemukan dan dikembangkan oleh Howard
Gardner, pada teori ini menjelaskan mengenai kecerdasan manusia yang dibedakan menjadi
delapan modalitas. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai PASS theory dan multiple
intelligence theory akan dijelaskam lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah yang ada pada makalah ini :

1. Apa pengertian dari PASS Theory ?


2. Apa pengertian dari multiple intelligence ?
3. Bagaimana bentuk tes atau skala pada PASS Theory
4. Bagaimana bentuk tes atau skala pada teori multiple intelligence
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari PASS Theory
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori multiple intelligence

C. Tujuan

Berikut tujuan yang akan dicapai pada makalah ini ;

1. Untuk mengetahui pengertian dari PASS Theory


2. Untuk mengetahui pengertian dari teori Multiple Intelligence
3. Untuk mengetahui bentuk tes atau skala pada PASS Theory
4. Untuk mengetahui bentuk tes atau skala pada teori multiple intelligence
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari PASS Theory
6. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari teori multiple intelligence
BAB II

PEMBAHASAN

A. PASS Theory

Teori kecerdasan PASS (for Planning, Attention, Simultaneous, and Successive


processing) berakar pada karya Luria (1966, 1973) tentang kognisi, yang menurutnya kognisi
manusia terdiri dari tiga sistem otak yang terpisah namun saling berhubungan yang
mendukung empat proses kognitif (perencanaan, perhatian, simultan, dan berturut-turut
pengolahan). Ketiga sistem otak disebut sebagai unit fungsional. Fungsional pertama Unit,
Attention-Arousal, bertanggung jawab atas dua tugas kognitif yaitu (a) mempertahankan
kewaspadaan umum atau orientasi terhadap tugas dan (b) mengendalikan perhatian dan
menolaknya gangguan. Unit fungsional kedua berkaitan dengan penyimpanan dan integrasi
informasi serta dengan pengelompokan informasi ke dalam susunan yang simultan atau
berurutan seri. Pemrosesan simultan melibatkan pengintegrasian rangsangan ke dalam
kelompok atau pengenalan itu sejumlah item mempunyai karakteristik yang sama. Pada
gilirannya, diperlukan pemrosesan yang berurutan untuk mengatur item-item terpisah secara
berurutan, misalnya mengingat urutan kata-kata. Unit fungsional ketiga adalah sistem
Perencanaan yang terlibat dalam pengambilan keputusan, evaluasi, pemrograman, dan
pengaturan perilaku saat ini dan masa depan. Hal ini terkait dengan pelaksanaan tindakan.

Karakterisitik pada PASS Theory :

Tabel di atas menggambarkan beberapa karakteristik penting PASS theory.


Komponen terpenting dari teori ini adalah peran dari individu dalam menemukan informasi.
Dasar pengetahuan merupakan bagian dari setiap proses, karena pengalaman, pembelajaran,
emosi, dan motivasi menjadi backgrounds serta sumber informasi untuk kemudian informasi
yang didapat itu diproses. Informasi itu didapat dari sumber eksternal melalui sistem indera
individu. Ketika informasi sensorik dikirim ke otak untuk dilakukan analisis, pusat proses
menjadi aktif. Bagaimanapun, internal cognitive informations yang berupa gambar, memori,
dan pikiran menjadi bagian dari input.

Planning merupakan fungsi bagian lobus frontal. Lebih spesifiknya, ini juga
diasosiasikan dengan prefrontal cortex dan merupakan salah satu kemampuan utama manusia
yang membedakan dengan primata yang lain. Planning membantu individu memilih atau
mengembangkan rencana atau strategi yang dibutuhkan untuk mencari solusi dalam
mengatasi masalah. Sehingga planning memberikan solusi dari permasalahan: kontrol dalam
attention, simultaneous, dan successive processes; dan secara selektif juga memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan individu

Attention merupakan proses mental terkait dengan orientasi respon. Dasar otak
memungkinkan individu untuk mengarahkan perhatian fokus secara selektif kepada stimulus
sepanjang waktu dan menahan hilangnya atensi itu ke stimulus yang lain. Semakin lama
atensi dibutuhkan, semakin banyak aktivitas yang menuntut adanya kewaspadaan pada diri
individu. Attention dikontrol dengan adanya tujuan dan maksud, serta juga melibatkan
pengetahuan dan keterampilan serta proses PASS lainnya.

Simultaneous Processing dalam pemrosesan informasi ditandai dengan dilakukannya


beberapa pengoperasionalan proses mental secara bersamaan. Bentuk pemikiran dan persepsi
yang memerlukan analisis spasial seperti menggambar kubus. Ketika individu itu sendiri
sedang menggambar,individu harus secara bersamaan menangkap keseluruhan bentuk dan
memandu tangan dan jari untuk bergerak ketika individu itu melakukan gerakan untuk
menggambar.

Successive Processing dalam proses informasi dibutuhkan untuk aktivitas mental


dimana urutan pengerjaan harus sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan,berbanding terbalik
dengan pemrosesan simultan yang mana urutan dalam pengerjaan tidak menjadi
pertimbangan penting. Pemrosesan berurutan individu perlu mengingat rangkaian angka dan
juga pengulangan serangkaian kata serta meniru ragam gerakan tangan.

Empat proses (PASS) itu terjadi dalam ruang lingkup pengetahuan individu, tidak
terjadi diluar pengetahuan individu itu sendiri. "Proses kognitif bergantung dan
mempengaruhi dasar pengetahuan, yang mungkin bersifat sementara sebagai memori
(ingatan) atau menetap lama (pengetahuan yang kita pelajari dengan baik)" (Naglieri & Das,
1997c,p.145). Pemrosesan kognitif juga mempengaruhi penerimaan pengetahuan, dan belajar
yang dapat mempengaruhi proses kognitif. Keduanya (proses kognitif dan belajar) juga
dipengaruhi oleh keanggotaan dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu (Das & Abbott,
1995, p. 158). Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan merupakan bagian yang melekat dari
PASS teori. Individu mungkin dapat membaca bacaan inggris dengan baik dan memiliki
proses PASS dengan baik, tetapi individu mungkin saja sulit ketika diminta untuk membaca
bacaan jepang, karena kurangnya pengetahuan mengenai bahasa jepang, hal ini lebih kepada
lemahnya dalam pemrosesan pengetahuan.

Semua proses tertanam dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan sering kali
demikian dibagi menjadi dua kategori - diam-diam atau berdasarkan pengalaman dan formal
atau diinstruksikan. Pemahaman tentang sebuah bagian, misalnya, bergantung pada
'pengetahuan dunia' atau pengetahuan diam-diam yang timbul darinya latar belakang budaya
dan sosial serta pengalaman individu, di satu sisi, dan pengetahuan faktual yang diperoleh
melalui instruksi formal.
PASS theory merupakan alternatif pendekatan intelegensi yang secara sederhana
terdiri dari verbal.nonverbal,dan kuantitatif tes. Teori ini tidak hanya mengembangkan
pandangan mengenai apa itu "kemampuan" yang harus diukur.tetapi juga memberikan
penekanan dalam proses dasar psikologis,serta menghindari penggunaan pencapaian verbal
seperti tes kosakata.

Salah satu ciri khas teori PASS adalah kaitan teoretisnya yang erat dengan prestasi
akademik (lihat Das et al., 1994; Das & Misra, 2015; Naglieri & Otero, 2018; Papadopoulos,
Parrila, & Kirby, 2015). Das dkk. (1994), misalnya, mengusulkan bahwa Pemrosesan
berturut-turut berkontribusi pada pembacaan kata melalui efek pengodean ulang fonologis
(membunyikan suara) dan Pemrosesan simultan berkontribusi pada pembacaan kata melalui
efek pengetahuan ortografik (kemampuan untuk membentuk, menyimpan, dan mengakses
representasi ortografis ). Perencanaan dan Perhatian juga dipandang penting untuk
pemahaman membaca. Untuk berhasil dalam pemahaman bacaan, individu perlu
mengembangkan rencana tentang bagaimana mendekati sebuah bagian, secara aktif merevisi
rencana mereka saat mereka membaca sebuah bagian,

B. Multiple Intelligence

Teori multiple intelligence ditemukan dan dikembangkan oleh Horwad Gardner,


seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of
Education, Harvard University, Amerika Serikat. Horwad Gardner adalah direktur Proyek
Zero di Harvard University yang dengannya ia mengembangkan teori Multiple
Intellegensidan mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan. Gardner mempublikasikan
temuannya tersebut melalui buku yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligences (1983), Multiple Intelligences: The Theory in Practice Intelligence (1993)
kemudian teori ini dilengkapi lagi dengan terbitnya buku Reframed: Multiple Intelligences
for the 21st Century (2000).

Menurut Gardner dalam Anita 2021 Kecerdasan majemuk yang menjadi istilah
Howard Gardner untuk menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia itu memiliki banyak
kecerdasan, tidak hanya sebatas IQ seperti yang di kenal selama ini. Menurut Gardner,
setidaknya ada sembilan kecerdasan (sebagaimana dikemukakan diatas) yang dimiliki oleh
manusia yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan ruang visual
(spasial), kecerdasan kinestetik badani, kecerdasan musikal, kecerdasan antar pribadi, dan
kecerdasan intra pribadi, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan eksistensial. Kesembilan
kecerdasan tersebut ada pada setiap individu dan perlu dikembangkan secara maksimal
sehingga siswa yang dalam beberapa kecerdasan kurang menonjol dapat dibantu dan
dibimbing untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut, dalam
hal ini pendidikan melalui metode pembelajarannya merupakan pihak yang bertanggung
jawab untuk mengembangkannya.
Gardner dalam Stanford 2003 mendefinisikan berbagai bidang intelijen sebagai
berikut:

1. Kecerdasan verbal/linguistik:produksi bahasa, penalaran abstrak, pemikiran simbolik,


pola konseptual, membaca, dan menulis.
2. Kecerdasan logis/matematis:kemampuan untuk mengenali pola, bekerja dengan
simbol-simbol abstrak (misalnya angka, bentuk geometris), dan membedakan
hubungan atau melihat hubungan antara bagian-bagian informasi yang terpisah dan
berbeda.
3. Kecerdasan visual/spasial:seni visual, navigasi, pembuatan peta, arsitektur, dan
permainan yang membutuhkan kemampuan memvisualisasikan objek dari berbagai
sudut pandang dan sudut.
4. Kecerdasan jasmani/kinestetik:kemampuan menggunakan tubuh untuk
mengekspresikan emosi, bermain game, dan menciptakan produk baru.
5. Kecerdasan musikal/ritmis:kapasitas seperti pengenalan dan penggunaan pola ritme
dan nada serta kepekaan terhadap suara dari lingkungan, suara manusia, dan alat
musik.
6. Kecerdasan interpersonal :kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalam
kelompok kecil, serta kemampuan untuk berkomunikasi secara verbal dan non verbal
dengan orang lain
7. Kecerdasan intrapersonal :aspek internal diri,seperti pengetahuan tentang perasaan,
rentang respons emosional, proses berpikir, refleksi diri, dan intuisi tentang realitas
spiritual.
8. Kecerdasan naturalistik:kemampuan untuk mengenali pola-pola di alam dan
mengklasifikasikan objek, penguasaan taksonomi, kepekaan terhadap ciri-ciri alam
lainnya, dan pemahaman tentang spesies yang berbeda.
9. Kecerdasan eksistensial:respons manusia terhadap kehidupan dalam segala hal
(Gardner masih belum puas bahwa ia memiliki cukup bukti fisiologis otak untuk
secara meyakinkan menetapkan hal ini sebagai suatu kecerdasan).

Multiple intelligences memanfaatkan aspek kognitif dan perkembangan psikologi,


antropologi, dan sosiologi untuk menjelaskan kecerdasan manusia. Meskipun konsep ini telah
dipelajari bertahun-tahun sebelumnya, teori ini baru diperkenalkan pada tahun 1983, dalam
buku Gardner, Frames of Mind.Yang mendasari pemikirannya adalah berawal dari
kegelisahan Howard Gardner. Menurutnya selama ini para pendidik telah melakukan
kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu- satunya ukuran yang
paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Menurut Gadner,
kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam hidup, kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan atau dicari solusinya, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
C. Tes atau Skala pada PASS Theory

Teori PASS memberikan kerangka teoritis untuk instrumen pengukuran yang disebut
Das-Naglieri Cognitive Assessment System (CAS). Sistem Penilaian Kognitif (CAS)
(Naglieri & Das, 1997a) adalah ukuran kemampuan multidimensi berdasarkan teori
pemrosesan kognitif dan neuropsikologis yang disebut Perencanaan, Perhatian, Simultan, dan
Berturut- turut (PASS). Tujuan dari tes CAS adalah untuk memberikan informasi mengenai
kelebihan dan kelemahan intelekteual individu. Keempat proses yang membentuk teori PASS
mewakili perpaduan konstruksi kognitif dan neuropsikologis, seperti fungsi eksekutif
(Perencanaan) dan perhatian selektif (Perhatian), termasuk tes yang di masa lalu sering
digambarkan sebagai tes nonverbal/ visual-spasial (Simultan). ) dan pengurutan/ memori
(Berturut-turut) (Naglieri & Das, 2002).

Keempat proses PASS dinilai menggunakan CAS (Naglieri & Das, 1997a), yang disusun
secara khusus berdasarkan teori PASS. CAS mengukur empat proses psikologis dasar
menggunakan 12 subtes (tiga untuk masing- masing empat skala).

Subtest perencanaan. Tiga subtes yang membentuk skala Perencanaan adalah Pencocokan
Angka, Kode Terencana, dan Koneksi Terencana. Pada subtes Mencocokkan Angka, penguji
mengenalkan anak pada empat halaman yang berisi delapan baris angka.

Subtest perhatian. Tiga subtes pada CAS yang mengukur pemrosesan Perhatian adalah
Perhatian Ekspresif, Deteksi Angka, dan Perhatian Reseptif.

Stimulan Subtest. Skala Simultan pada CAS berisi subtes Matriks Nonverbal, Hubungan
Spasial Verbal, dan Memori Gambar. Matriks Nonverbal adalah tes matriks progresif
tradisional yang mencakup item-item yang memiliki berbagai bentuk dan desain geometris
yang dihubungkan melalui organisasi spasial atau logis. Anak harus menghargai keterkaitan
dalam setiap pertanyaan dan memilih yang terbaik dari enam kemungkinan pilihan yang
melengkapi matriks.

Subtest berturut-turut. Skala Berturut-turut pada CAS berisi subtes Seri Kata, Pengulangan
Kalimat, dan Pertanyaan Kalimat. Pada Rangkaian Kata, anak dibacakan rangkaian kata
kemudian diminta mengulangi kata tersebut dengan urutan yang sama. Subtes ini
menggunakan sembilan kata bersuku kata tunggal dan berfrekuensi tinggi. Pengulangan kata
dan angka secara berurutan direkomendasikan oleh Luria (1966) dan telah digunakan sejak
tahun 1972 sebagai ukuran pemrosesan berturut- turut dalam teori PASS.

Urutan subtest untuk menjaga integritas tes dan mengurangi pengaruh variabel asing terhadap
kinerja anak, subtes CAS perlu diberikan sesuai urutan yang ditentukan. Urutan Perencanaan,
Serentak, Perhatian, dan Berturut-turut ditentukan untuk memaksimalkan validitas skala.
Misalnya, tes Perencanaan diberikan terlebih dahulu karena tes ini memberikan batasan yang
paling sedikit mengenai bagaimana anak dapat menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini
memberi anak- anak fleksibilitas yang besar untuk menyelesaikan subtes dengan cara apa pun
yang mereka pilih, yang merupakan tujuan dari subtes ini. Sebaliknya, subtes Perhatian harus
diselesaikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan (misalnya, kiri ke kanan, atas ke
bawah). Dengan melaksanakan subtes Perencanaan sebelum subtes Perhatian, jumlah kendala
meningkat seiring waktu. Jika subtes Perhatian diberikan sebelum subtes Perencanaan,
beberapa anak mungkin terhambat oleh pengajaran yang lebih terstruktur. Juga sangat
disarankan agar versi 8 atau 12 subtes digunakan secara keseluruhan daripada sejumlah kecil
subtes yang dipilih.

D. Tes atau Skala pada Multiple Intelligence Theory

Pada tes atau skala yang digunakan pada multiple intelligence menggunakan 9 jenis
kecerdasan yang dipaparkan oleh gardner diantaranya kecerdasan linguistik, logika
matematika, spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensi, dan music
yang dijadikan skala untuk mengukur kecerdasan yang dimiliki oleh individu. Salah satu
penelitian yang menggunakan multiple intelligence sebagai teknik pengumpulan data adalah
penelitian yang dilakukan oleh Idfi Oxza Prameswari, Yanuar Hery Murtiano, dan Lukman
Harun dengan judul penelitian ‘’Tes Multiple Intelligences Siswa SMAN 1 Bae Kudus’’.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Idfi Oxza Prameswari, Yanuar Hery Murtiano, dan
Lukman Harun tes multiple Intelligence dilakukan untuk memperoleh data tentang multiple
intelligence siswa. Penelitian diawali dengan pemilihan subjek menggunakan angket tes
Multiple Intelligencea yang disebarkan ke 2 kelas yang teridiri dari 72 siswa.

Hasil penelitian ini diperoleh :

Terlihat dalam grafik 1 bahwa ditemukan 9 siswa dengan kecerdasan linguistik, 11


siswa dengan kecerdasan logika matematika, 5 siswa dengan kecerdasan spasial, 4 siswa
dengan kecerdasan kinestetik, 8 siswa dengan kecerdasan interpersonal, 8 siswa dengan
kecerdasan intrapersonal, 7 siswa dengan kecerdasan naturalis, 2 siswa dengan kecerdasan
eksistensi, dan 1 siswa dengan kecerdasan musik yang kemudian dipilih 9 siswa dengan
metode purposive sampling untuk mewakili jenis kecerdasan masing-masing.
E.Kelebihan dan Kekurangan PASS Theory

Kekurangan teori pemrosesan antara lain:

 Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal


 Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
 Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan
dalam ingatan.
 Kemampuan otak tiap individu tidak sama.

Kelebihan dari teori pemrosesan antara lain:

 Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada


lingkungan yang selalu berubah.
 Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berfikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
 Kapabilitas belajar dapat disajiakn secara lengkap.
 Prinsip perbedaan individual terlayani.

F.Kelebihan dan Kekurangan Multiple Intelligence

Kelebihan teori multiple intelligences, antara lain:

 Setelah mengetahui kecerdasan yang dimiliki oleh anak, pembelajaran pun bisa
dilakukan dengan lebih fokus untuk sebuah kecenderungan yang akan mempunyai
hasil yang sangat optimal,
 Akan memberikan sudut pandang yang terkesan baru untuk pengembangan potensi
yang dimiliki manusia,
 Memberi berbagai macam harapan serta semangat yang terkesan baru terlebih pada
anak yang sedang melakukan pembelajaran,
 Memberi kesempatan si pelajar agar lebih kritis serta memiliki pemikiran yang
terbuka,
 Menghindari penghakiman yang bisa dilakukan manusia dari sudut pandang sebuah
kecerdasan.

Walaupun teori ini memiliki serangkaian kelebihan, ternyata ia juga memiliki kekurangan,
seperti:

 Memiliki kontroversi terlebih pandangan yang diberikan ahli psikologi tradisional


seperti mencampuradukkan pengertian bakat, kecerdasan hingga ketrampilan,
 Memerlukan fasilitas yang begitu lengkap sehingga teori ini akan membutuhkan biaya
yang jauh lebih besar untuk operasional secara klasikal atau masal,
 Jika dilihat di Indonesia, tenaga pendidikan yang berada di Indonesia saat ini belum
sepenuhnya telah siap untuk melakukan teori dalam praktek ini ataupun melibatkan
pelajar dewasa karena sudut pandang masih bersifat tradisional,
 Lebih bersifat personal atau individu.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Teori kecerdasan PASS (for Planning, Attention, Simultaneous, and Successive


processing) berakar pada karya Luria (1966, 1973) tentang kognisi, yang menurutnya kognisi
manusia terdiri dari tiga sistem otak yang terpisah namun saling berhubungan yang
mendukung empat proses kognitif (perencanaan, perhatian, simultan, dan berturut-turut
pengolahan). Ada 4 karakteristik dalam PASS theory diantaranya planning, attention,
simultaneous processing, successive processing. Skala atau tes yang digunakan pada mode
PASS adalah Das-Naglieri Cognitive Assessment System (CAS). Tujuan dari tes CAS adalah
untuk memberikan informasi mengenai kelebihan dan kelemahan intelekteual individu.

Teori multiple inteligensi atau kecerdasan majemuk ditemukan dan dikembangkan


oleh Howard Gardner, pada teori ini menjelaskan mengenai kecerdasan manusia yang
dibedakan menjadi delapan modalitas. Ada 9 jenis kecerdasan yang dikemukakan oleh
Gardner diantaranya logika-matematika, linguistik.,interpersonal atau Emosional,
intrapersonal, musikal, visual-spasial, tubuh-kinestetik,eksistensial, dan naturalis. Dalam tes
yang menggunakan meotde multiple intelligence. menggunakan 9 jenis kecerdasan yang
dipaparkan oleh gardner diantaranya kecerdasan linguistik, logika matematika, spasial,
kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensi, dan music yang dijadikan skala
untuk mengukur kecerdasan yang dimiliki oleh individu.
DAFTAR PUSTAKA

Stanford, Pokey. 2013. Multiple Intelligence for Every Classroom. Intervention in School and
Clinic, 39(2), 80-85

Georgiou, George K., Kan Guo., Nithya Naveenkumar., Ana Paula Alves Vieira,. & J.P Das.
2020. PASS theory of intelligence and academic achievement: A meta-analytic
review. Vol. 79

Prameswari, Idfi Oxza., Yanuar Hery Murtianto., & Lukman Harun. 2019. Tes Multiple
Intelligences Siswa SMAN 1 Bae Kudus. Imajiner: Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, 1(5), 85-89

Indria, Anita. 2021. Multiple Inteligence. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat, 3(1) : 26-
41

Naglieri, Jack A., & Cara Conway. 2009. The Cognitive Assessment System.
https://img1.wsimg.com/blobby/go/7b434b33-a45c-4a7a-b36e-965cd007ccec/
downloads/Naglieri%2C%20J.A.%20%26%20Conway%2C%20C.
%20(2009)%20The%20Cogniti.pdf?ver=1689182121836 (diakses 27 September
2023)

Anda mungkin juga menyukai