Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ MULTIPLE INTELLIGENCE ( KECERDASAN MAJEMUK) "

ANGGOTA KELOMPOK 4:

JULINDA (200405500006)

ANDI ANGGI ADE PUTRI (200405501003)

NUR AULIA HUMAIRAH (230405502014)

NAURA ROHIDAH AGUS (230405501027)

NATASYA AULYA BAKRI (230405500019)

RINALDY MULA PUTRA (230405502009)

Dosen Pengampu :

DR. FAIZAL, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan materi “ Multiple
Intelligences ( Kecerdasan Majemuk) "

Makalah ini membahas mengenai pengertian, karakteristik,dan teori yang mempengaruhi


Perkembangan kecerdasan pada peserta didik.Dalam penyusunan makalah ini, kami telah
berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti
buku, artikel jurnal, dan website. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi mahasiswa calon pendidik. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
yang dapat menambah wawasan dan pemahaman pembaca mengenai perkembangan bahasa pada
peserta didik.Terima kasih.

Makassar, 19 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................................

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................

C.TUJUAN..............................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN .....................................................................................................

A. Pengertian Multiple Intelegensi/Kecerdasan Ganda......................................................

B. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan..............................................................................

C. Bukti Teori Kecerdasan.....................................................................................................

D. Meluruskan Makna Kecerdasan dalam Multiple Intelligence .........................................

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi.................................................................

F. Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda.........................................................................

G. Faktor – Faktor Penting dalam Meningkatkan Kecerdasan Ganda...............................

H.Pendidikan tanpa Multiple Intelligence............................................................................

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................

KESIMPULAN..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan


majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh
banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari
Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian
mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke
sembilan. Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses
kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun
demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan
musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya.
Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang
berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen intidan ciri-ciri. Kehadiran
ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya.Dalam kehidupan nyata,
kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atauberurutan dalam suatu atau lebih
aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individusavant, yakni orang yang memiliki
tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam
kecerdasan yang lain.

Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih
melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif
melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep
ini“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.

Kecerdasan intelektual tidak hanya mencakup dua parameter tersebut di atas, tetapi juga harus
dilihat dari aspek kinetis, musical, visual-spatial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
Jenis-jenis kecerdasan intelektual tersebut dikenal dengan sebutan kecerdasan jamak (Multiple
Intelligences).

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Multiple Intelegensi/Kecerdasan Ganda


2. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan
3. Bukti Teori Kecerdasan
4. Meluruskan Makna Kecerdasan dalam Multiple Intelligence
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi
6. Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda
7. Faktor – Faktor Penting dalam Meningkatkan Kecerdasan Ganda
8. Pendidikan tanpa Multiple Intelligence

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Multiple Intelegensi/Kecerdasan Ganda


2. Untuk mengetahui Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan
3. Untuk mengetahui Bukti Teori Kecerdasan
4. Untuk mengetahui Meluruskan Makna Kecerdasan dalam Multiple Intelligence
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi
6. Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda
7. Untuk mengetahui Faktor – Faktor Penting dalam Meningkatkan Kecerdasan Ganda
8. Untuk mengetahui Pendidikan tanpa Multiple Intelligence
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Multiple Intelegensi/Kecerdasan Ganda

Istilah intelegensi atau kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai pendidik.
Namun sejalan dengan perkembangun ilmu pengetahuan, ilmu tentang intelegensi pun
berkembang. Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak
manusia secara fisik maupun potensi nya. Seorang filsuf, Prof. Robert Ornstein dari Universitas
California, meneliti tentang potensi otak dan sifat-sifat fisiknya. Otak merupakan sekumpulan
jaringan saraf yang terdiri dari dua bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar terdiri dari
2 belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan, kedua belahan tersebut dihubungkan oleh
serabut saraf. Ia menemukan bahwa otak rnanusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar
daripada yang kita bayangkan. Kedua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri
mempunyai fungsi masing-masing. Belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental
yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis, dan aktivitas-aktivitas lain yang
sejenis. Sedangkan otak sebelah kanan menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup imajinasi,
warna, musik, irama, ritme, melamun dan aktivitas – aktivitas lain yang sejenis. Ia mengatakan
bahwa semua manusia memiliki semua kemampuan tersebut karena setiap manusia memiliki
satu otak yang utuh. Proses berpikir, menurut Ornstein, adalah menyajikan dan menangkap
kombinasi informasi yang kompleks antara kata – kata, gambar, warna, suara, dan lain-lain
mendekati operasi alamiah dan berpikir.

Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard, meneliti tentang
intelegensi/kecerdasan manusia. La mengatakan bahwa IQ tidak boleh dianggap sebagai tinggi
atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara
mutlak dengan tes-tes IQ.Ia mengatakan bahwa tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan
seseorang dalam mengerjakan tes IQ tersebut saja. Selanjutnya, ia menemukan bahwa setiap
orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan. Ia menyebutnya dengan
inteligensi ganda. Yang dimaksud dengan multipel intelegensi/inteligensi majemuk adalah
kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau
bernilai dalam satu Iatar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada
satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda
sesuai dengan konteksnya. Sama seperti Ornstein, Gardner Imenyebutkan bahwa intelegensi
seseorang terdiri dari intelegensi linguistik, logis ma ematis, visual spasial, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis.

Perbedaan pendapat antara Ornstein dan Gardner adalah Gardner tidak memisahkan letak
jenis-jenis intelegensi di belahan otak. La lebih mengutamakan bahwa jenis-jenis intelegensi
tersebut harus dikembangkan secara berimbang, agar setiap individu dapat mengembangkan
seluruh kemampuannya secara maksimal.

Pada dasarnya setiap anak memiliki kedelapan intelegensi tersebut. Hanya saja, sering tidak
semuanya terasah dengan baik oleh orang tua, pendidik di sekolah, atau sistem pendidikan
(kurikulum) nasional, sehingga kurang berkembang. Padahal dengan mengembangkan seluruh
potensi intelegensi anak sejak dini, berarti kita memberi anak jalan untuk lebih mudah mencapai
puncak sukses kelak di kemudian hari. Kebanyakan anak memiliki sejumlah intelegensi yang
dominan dengan gaya belajar yang berbeda yang diekspresikan dengan cara yang berbeda. Jika
kita melihat anak tidak tertarik pada satu bidang tertentu, dimungkinkan anak tersebut
mempunyai lebih dari satu intelegensi primer. Namun, dapat juga berarti sebaliknya, anak
tersebut belum cukup matang untuk mengembangkan satu minat yang kuat. Ormstein dan
Gardner sependapat bahwa seluruh potensi otak tersebut harus diberdayakan untuk mencapai
kompetensi tertentu baik untuk kegiatan pembelajaran di sekolah atau pendidikan di rumah.
Seluruh potensi otak diberi kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitas dan stimulus yang
diberikan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Guru perlu
mengembangkan suatu program pembelajaran yang dapat memberdayakan dan mengembangkan
intelegensi-intelegensi tersebut yang dimiliki setiap anak didik untuk mencapai kompetensi
tertentu dalam suatu kurikulum. Dan pada akhirnya anak didik menjadi cerdas karena seluruh
intelegensinya berkembang secara berimbang. Hal ini sejalan dengan Undang-undang
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1
yang menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha adil dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.

B. Karakteristik Intelegensi/Kecerdasan

Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard


Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-
spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi
interpersonal, serta intelegensi intrapersonal. Mari kira bahas kecerdasan tersebut satu per satu.

1. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)

Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata,


seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis.
Anak dengan intelegensi/kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap makna dan susunan kata-
kata dan mereka sering menggunakan perbendaharaan kata yang luas. Berikut ini karakteristik
individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa.

a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.

b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.

c. Pandai merighubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis.
Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis. Senang
mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.

d. Pandai mengingat dan menghafal.

e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan

2. Intelegensi Logis-Matematis

Intelegensi Logis-Matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau


menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis.
Intelegensi/kecenderungan ini membuat anak memiliki kemampuan mengenali pola-pola suatu
kejadian dan susunannya, mereka senang bekerja dengan angka, ingin mengetahui sejauh mana
cara kerja suatu benda. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
intelegensi logis-matematis.

Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.

a. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.

b. enang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.

c. Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif.

d. Senang silogisme.

e. Senang berpikir abstraksi dan simbolis.

f. mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.

3. Intelegensi Visual Spasial

Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Seperti
kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu objek. Anak dengan Intelegensi/kecerdasan ini
memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang aspek-aspek alam
seperti menggambar pemandangan. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan
kemampuan dalam intelegensi visual spasial.

a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.

b. Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.

c. Pandai memvisualisasikan ide.

d. Imajinasinya aktif.

e. Mudah menemukan jalan dalam ruang.

f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.

g. Senang membuat rumah-rumahan dari balok.

h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.


4. Intelegensi Musikal

Intelegensi musikal adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi
juga pada suara alam. Anak dengan Intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titik nada,
melodi, dan ritme. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
Intelegensi musikal.

a. Pandai mengubah atau mencipta musik.

b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik.

c. Senang dan pandai bernyanyi, bersenandung.

d. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.

e. Mudah menangkap musik.

f. Peka terhadap suara dan musik.

g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.

h. Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh

Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh
termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk
mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Anak dengan intelegensi
ini mampu menggunakan tubuh secara terampil dan menangani benda-benda dengan tangkas,
umumnya mereka lebih mudah mengingat Sesuatu dengan melakukan gerakan daripada
melihat atau mendengar. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan
dalam intelegensi kinestetik.

a. Senang menari, akting.

b. Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu.

c. Mudah berekspresi dengan tubuh.

d. Mampu memainkan mimik.


e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh.

f. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.

g. Senang dan efektif berpikir sambil berjalan, berlari, dan berolahraga.

h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.

i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.

j. Senang kegiatan di luar rumah.

6. Intelegensi Intrapersonal

Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri,


melakukan retleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki
kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang
lainnya. Anak dengan kecerdasan ini biasanya suka mencatat apapun yang dipikirkan dan
dirasakan, mampu menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih, menyadari
kelebihan dan keterbatasannya, gemar menikmati rekreasi sendirian seperti menyendiri di kamar
sambil mendengarkan musik. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan
dalam intelegensi intrapersonal.

a. Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.

b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya.

c. Sering mengamati dan mendengarkan.

d. Bisa bekerja sendirian dengan baik.

e. Mampu mencanakan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.

f. Berjiwa independen/bebas.

g. Mudah berkonsentrasi.

h. Keseimbangan diri.

i. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda.

j. Sadar akan realitas spiritual.


7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)

Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan


orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki
kecerdasan interpersonal yang baik. Anak dengan kecerdasan ini biasanya memiliki banyak
teman, menyukai permainan yang memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara
teman-temannya, menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik
dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain.

Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi


interpersonal.

a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.

b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekerja sama dalam
tim.

c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.

d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.

e. Senang berkomunikasi verbal dan non-verbal.

f. Peka terhadap teman.

g. Suka memberi feedback.

h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

8. Intelegensi Naturalis

Intelegensi Naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Anak dengan
kecerdasan ini mampu mengenali dan mengelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, ini
biasanya banyak berada di luar ruangan, suka mengumpulkan batu-batuan dan menangkap
serangga, senang berhubungan dengan alam seperti merawat tanaman atau binatang. Berikut ini
karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi naturalis.

a. Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan
binatang, berburu.
b. Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.

c. Senang kegiatan di alam terbuka.

C. Bukti Teori Kecerdasan

Teori kecerdasan ganda bukanlah teori pertama yang menyatakan ada cara lain agar
menjadi cerdas. Teori kecerdasan ganda memasukkan lingkup luas kemampuan manusia
kedalam sistem tujuh lapis yang dapat membuat setiap orang menjadi pemenang dalam
hidupnya.

Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan diantaranya
adalah :

a. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan.

b. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan.

c. Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cidera pada wilayah otak
tertentu.

d. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasarkan nilai budaya.

D. Meluruskan Makna Kecerdasan dalam Multiple Intelligence

Kecerdasan seseorang tidak dipengaruhi oleh tes-tes formal (Muh Tahir, 2011),.
Kecerdasan seseorang bersifat dinamis dan tidak statis. Tes yang dilakukan untuk menilai
kecerdasan seseorang, praktis hanya menilai pada saat itu, bukan untuk 1 bulan ke depan, atau 20
tahun ke depan. Menurut Gardner, kecerdasan dapat dilihat dari kebiasaan seseorang. Padahal
kebiasaan adalah perilaku yang selalu diulang-ulang. Pada tahun 1970-an, tak sedikit ahli
psikologi dunia menyatakan bahwa tes IQ yang diterapkan di dunia pendidikan tidak valid.
Dalam bukunya “Frame of Mind”, Gardner mengungkapkan ketidak-valid-an tes IQ.Alferd
Binet, seorang psikolog pembuat tes IQ yang mengandung konsep eugenic (keturunan). Teorinya
menegaskan bahwa faktor keturunan sangat mempengaruhi IQ seorang anak. Anak yang lahir
dari keturunan bangsawan akan lebih cerdas, sebab bangsawan adalah kelompok masyarakat
yang sangat cerdas menurutnya. Permintaan teori ini ternyata didasari fakta sejarah ketika kaum
buruh mengancam kekuasaan dengan tajam pada saat itu.
Kecerdasan seseorang dapat dilihat dari berbagai dimensi, tidak hanya kecerdasan verbal
(berbahasa) atau kecerdasan logika. Gardner menyatakan bahwa kecerdasan ganda itu
memungkinkan ranah kecerdasan itu berkembang luas.Dengan mengetahui multiple intelligence
sedini mungkin, kita dapat menemukan ranah akhir dengan lebih baik, membuat seorang tidak
terpaku dengan apa yang didapatkan sekarang dari hasil tes sementara yang mungkin jauh dari
target kecerdasan sesungguhnya.

Pada saat multiple intelligence ditarik ke dalam ranah pendidikan khususnya di Indonesia.
Paradigma pendidikan akan mengalami banyak koreksi. Ada yang mengatakan Indonesia akan
siap dengan teori ini 20 tahun lagi.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan atau perkembangan inteligensi


seseorang, yaitu:

● Faktor Pembawaan

Ialah kesanggupan/potensi yang dibawa sejak lahir yang merupakan bahan dasar untuk
perkembangan. Setiap anak lahir dengan membawa potensi inteligensinya masing-masing, dan
perkembangan inteligensi si anak akan dipengaruhi oleh kondisi inteligensi bawaannya masing-
masing.

● Faktor Kematangan

Ialah kesiapan suatu fungsi atau potensi untuk dikembangkan. Perkembangan inteligensi akan
berlangsung dengan baik apabila fungsi/potensi inteligensi secara fisik atau psikologis sudah ada
kematangan. Tanpa adanya faktor kematangan tersebut perkembangan inteligensi tidak akan
terjadi.

● Faktor Pembentukan

Ialah segala faktor luar yang akan mempengaruhi perkembangan Inteligensi. Faktor luar yang
bersifat lebih efisien dan efektif pengaruhnya dalam pembentukan/perkembangan inteligensi
ialah faktor pendidikan yang dilaksanakan disekolah. Faktor luar lainnya yang dapat
mempengaruhi secara tidak sengaja dan kurang efisien ialah pengaruh lingkungan/alam sekitar.

● Faktor Minat

Ialah sikap senang kepada sesuatu hal Minat ini akan berfungsi sebagai pendorong orang untuk
berbuat/berusaha dalam mencapai sesuatu tujuan. Minat ini sebagai faktor psikologis akan
mempengaruhi proses pembentukan atau perkembangan.

● Faktor Kebebasan

Ialah kondisi psikologis yang akan mempengaruhi sikap, performance atau aktifitas seseorang
dalam berbuat atau mencapai tujuan atau dalam mewujudkan dirinya. Orang yang mempunyai
kebebasan tidak merasa ada beban/tekanan untuk berbuat/mencapai sesuatu, ia dapat dengan
bebas memilih/menentukan kebutuhan, cara atau tujuan yang sesuai dengan apa yang
diminatinya.

Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan Inteligensi atau
tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut
diatas. Inteligensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam
perbuatan inteligensi seseorang.

F. Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda

Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak
yangsenang menerima pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkatkecerdasannya.
Menurut Thomas Amstrong, kita tidak dapat memberi label mereka sebagai “pebelajar verbal”,
“pebelajar visual” atau “pebelajar kinestesis” atau seterusnya karena tujuan dari suatu kegiatan
pembelajaran adalah untuk memperluas dan mengembangkan intelegensi/ kecerdasan anak didik.
Tugas guru dan pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang dapat
mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu anak didik. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mengembangkan semua
kecerdasan yaitu sebagai berikut:
● Mengaktifkan seluruh indra anak didik.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik yaitu sebagai
berikut :

a. Melatih cara mendengar yang efektif. Telinga bagi manusia adalah instrument yang luar biasa.
Melalui telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat bunyi tersebut dan mengulang
seluruh bunyi tersebut seperti suatu simponi. Selain itu, pendengaran juga merupakan salah satu
unsur pokok dalam pembentukan imajinasi dan kreativitas.

b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif. Mata merupakan bukti keajaiban mekanisme
biologis. Melaui mata otak dapat menerima fakta – fakta yang menakjubkan yang dapat
memberikan rangsangan yang lebih kaya, sehingga mata dapat melihat dengan jeli, analitis, dan
akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan membaca. Kecepatan membaca orang normal rata –
rata 300 kata per menit dengan kemampuan mengingat 40 – 70 persen dari seluruh isi bacaan.
Bagi seseorang yang terampil kecepatan membacanya dapat mencapai 600 kata per menit dengan
kemampuan mengingat isi bacaan secara utuh.

c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat. Mengenai
keterampilan ini, penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :

1) Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.

2) Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.

3) Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.

4) Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.

5) Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.

6) Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci.

7) Ada siswa yang membuat catatan berupa kata – kata kunci sendiri.

Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya.Hal ini karena pikiran hanya dapat
mengingat kata – kata bukan kalimat.Kata – kata kunci merupakan kata – kata inti yang
menghubungkan satu pengertian denganpengertian berikutnya dalam suatu bacaan.Begitu
besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia sehingga harus dimanfaatkan seoptimal
mungkin.

● Melatih intelegensi/ kecerdasan yang berimbang.

Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit melatih
kecerdasan berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih semua kecerdasan
secara bersamaan karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia – sia.Langkah – langkah yang
harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang berimbang adalah sebagai berikut:

● Mengidentifikasi inteligensi anak didik.

Caranya adalah sebelum memulai pelajaran guru dapat memberikan test atau angket kepada
siswanya untuk menjajagi inteligensi mereka. Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan diisi
sendiri oleh siswa kemudian guru mengolahnya. Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi
mana yang paling menonjol pada siswa.

Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik dikelas dan
kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas yaitu dengan melihat/mengamati apa yang
dilakukan anak didik selama belajar, selama mengerjakan tugas, kesukaan terhadap mata
pelajaran tertentu, cara mereka bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi kegiatan anak
didik di luar kelas dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela waktu istirahat.

Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti: :

1) Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan
dapat merangsang indera semaksimal mungkin.

2) Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi / kecerdasan.

3) Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.

b. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi atau kecerdasan


anak didik. Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini, diantaranya adalah:
1) Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa
kecerdasan, atau

2) Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan inteligensi/ kecerdasan


anak didik.

Setiap individu memiliki derajat jenis inteligensi/kecerdasan yang bervariasi.Tugas guru adalah
mengkombinasikan dan memadukan inteligensi – inteligensi tersebut sebanyak mungkin dan
membuat mereka senang belajar sehingga mereka mampu menggunakan inteligensi.Sehingga
mereka menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan.Anak didik seperti inilah yang
disebut anak yang cerdas karena seluruh kecerdasannya berkembang secara berimbang.

● Melatih silang intelegensi/ kecerdasan yang bebeda.

Yang dimaksud dengan “silang”di sini adalah setiap inteligensi / kecerdasan anak didik tidak
dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara terpisah.Tujuannya
adalah agar anak didik mengasah setiap bagian kecerdasannya selama waktu tertentu. Ini dapat
dilakukan secara individu dan kelompok dan bisa juga di dalam atau diluar jam pelajaran.
Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa dilakukan dengan membangun stasiun – stasiun
kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang berbeda. Yang dimaksud denga “stasiun” disini
bukanlah stasiun pemancar tetapi semacam display dengan memanfaatkan sudut – sudut / ruang
– ruang yang mudah terlihat oleh anak didik dari segala arah.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai berikut:

a. Pilih materi atau isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.

b. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.

c. Klasifikasikan isi atau bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan – kemampuan yang ada
disetiap jenis kecerdasan, sampai menghasilkan satu – satu stasiun kecerdasan.

d. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat – tempat yang sering dikunjungi anak
didik atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi kesempatan
kepada anak didik untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam meningkatkan kecerdasan ganda sejumlah cara atau metode dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan – kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk
meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:

a. Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan


merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada
dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara
teratur dengan keluarga atau sahabat.

b. Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga
dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah,
buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.

c. Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih menghitung
soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara
menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya.

d. Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik,
bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung,
luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak
dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).

e. Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih
berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah
berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali
benda-benda tersebut dengan mata tertutup.

f. Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu:
belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang
lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap
hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat
dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada
kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang pantai).

g. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah
tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi dalam
memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam,
lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu
sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam
perasaan dan gagasan yang dialami.

h. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora dan
fauna, cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-coret
meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.

G. Faktor – Faktor Penting dalam Meningkatkan Kecerdasan Ganda

Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan


dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :

1. Orang tua murid

2. Guru

3. Kurikulum dan fasilitas

4. Sistem penilaian

Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid perlu memberikan dukungan yang optimal
agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil.Orang tua, dalam konteks
pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk
dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang
mereka miliki.

Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar
implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu:
● Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa

Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal
yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar
yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru
dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan
tingkat kecerdasan siswa.

● Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.

Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah
merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat
digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :

30 % pembelajaran langsung

30 % belajar kooperatif

30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan
sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan
pembelajaran.Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan
guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi
kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen
musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi
siswa yang memiliki kecerdasan musikal.

Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung
selain guru yang berkualitas.Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam
meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.

Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan
spesifik.

Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda
dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional.Sekolah yang menerapkan
teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian
yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi
pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu
keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah
metode penilaian portofolio.Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan
bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau
pengetahuan.

H. Pendidikan tanpa Multiple Intelligence

Kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa ini adalah cerminan dari sistem
pendidikan yang saat ini berlaku (Rohmani, 2012). Kualitas sumber daya manusia adalah hasil
dari penerepan sebuah sistem pendidikan. Bila banyak di antara kita tidak puas dengan sumber
daya manusia Indonesia saat ini maka pada saat bersamaan secara tidak langsung kita sedang
menggugat sistem pendidikan nasional.Kualitas (karakter) sumber daya manusia suatu bangsa
tidak ditentukan oleh hakim, polisi dan jaksa. Sumber daya manusia tidak pula ditentukan oleh
berapa banyak aturan atau undang yang dibuat oleh negara. Pendidikanlah yang memiliki andil
besar dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang menjadikan sumber
daya manusia lebih mampu bersaing dalam era global.

Kemajuan bangsa-bangsa di dunia ini tidak ada yang diperoleh melalui banyaknya
undang-undang, kuatnya militer atau berlimpah-ruahnya sumber daya alam. Semua negara-
negara maju yang ada saat ini memulainya dari perbaikan sistem pendidikan. Kalau pun ada
negara yang maju akibat invasi militer itu tidak akan bertahan lama kecuali ditopang oleh mutu
pendidikan.Ada persoalan krusial yang hingga kini belum teratasi dengan baik, penyebabnya
kualitas sumber daya manusia kita belum bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Persoalan tersebut adalah pendidikan kita belum mengakomodir konsep kecerdasan majemuk
(multiple Intelligence) dalam dua konteks: metode pembelajaran dan pendekatan kejiwaan
peserta didik.

Dalam metode pembelajaran yang ada saat ini cenderung monoton dan membosankan. Hasilnya,
anak didik sulit menerima atau memahami pembelajaran dari guru. Pendidik hanya mengetahui
satu pola pembelajaran menerangkan kemudian latihan soal. Pola seperti ini sangat
membosankan bagi anak-anak di usia sekolah dasar (SD dan SMP). Dengan pendekatan
kecerdasan majemuk guru dituntut memahami keunggulan kecerdasan setiap anak. Teori
kecerdasan majemuk ini menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan yang berbeda.

Dengan memahami kecerdasan manusia maka pendidikan bisa melakukan pendekatan


pembelajaran sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki pesera didik. Pendidik bisa mengemas
metode pembelajaran sesuai dengan kecerdasan seorang anak. Bila pendekatan pembelajaran
sesuai dengan kecerdasan anak maka peserta didik lebih tertarik mengikuti peroses
pembelajaran. Dengan demikian materi pembelajaran akan lebih mudah ditangkap oleh anak
didik.

Pendekatan teori kecerdasan majemuk ini bisa digunakan untuk memahami peserta didik. Selama
ini pendidikan kita hanya mengakomodir anak-anak yang memiliki kecerdasan logika-
matematika. Sehingga proses pembelajaran pun diarahkan untuk mengasah kecerdasan logika-
matematika ini. Anak didik yang tidak unggul dalam kecerdasan logika-matematika akan
tersingkir dari dunia pendidikan kita. Anak-anak tersebut tidak memiliki tempat dalam
pendidikan kita. Ironisnya, mereka mendapat stempel anak gagal.

Padahal, kecerdasan logika-matematika bukan faktor tunggal dalam menentukan kesuksesan


seseorang. Seseorang akan sukses bila ia mampu mengoptimalkan kecerdasan spesifik yang
dimilikinya. Kita bisa belajar dari kesuksesan ratu talk show Oprah Winfrey. Ia berhasil menjadi
seorang presenter terkaya karena mengasah kecerdasan linguistik yang ia miliki.

Sudah saatnya pendidikan kita mengakomodir kecerdasan majemuk. Pendidikan (sekolah)


jangan lagi mematikan kecerdasan tertentu yang dimiliki seorang anak. Pendidikan kita harus
diarahkan bisa mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki seorang peserta didik. Penulis yakin
bila metode ini diterapkan maka anak-anak didik akan tumbuh sesuai dengan potensinya.
Sekolah bukan lagi tempat mematikan potensi seorang anak.
● Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

(Atep T Hadiwa, 2008) Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah
menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas
pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya
pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori
Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di
dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.

Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatkan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu
peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang atau manusia
memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah
yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat
dominan penguasaanya.

Jika kita tautkan ketujuh kecerdasan yang dimiliki manusia dalam pembelajaran, maka dapat
disimpulkan bahwa “Sebaiknya Multiple Intelligence (kecerdasan ganda) digunakan dan
diterapkan sebagai pendekatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.” Setiap manusia (peserta
didik) tentu akan memiliki potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan
demikian, diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan dapat
dikembangkan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple Intelligence adalah adanya tanggung
jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan kecerdikan seorang guru dalam memperhatikan bakat
masing-masing siswa (peserta didik). Di dalam maupun di luar sekolah, setiap siswa harus
berhasil menemukan paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi
kecerdasannya. Jika hal itu berhasil ditemukan oleh siswa dengan bimbingan guru, maka akan
menimbulkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, bahkan akan membangkitkan ketekunan
dalam upaya-upaya penguasaan disiplin keilmuan tertentu.

Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan beberapa


langkah, meliputi:
a. Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan
ektrakurikuler.

b. Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-
kecerdasan apa yang terabaikan.

c. Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara
sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.

d. Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode
pembelajaran.

e. Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka
kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.

Di samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan Multiple


Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memperhatikan hal-hal berikut:

● Persepsi tentang siswa harus diubah

Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian kepada berbagai macam cara yang dilakukan
siswa untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka
pelajari. Kita harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar yang
kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi siswa, mengumpulkan informasi tentang
bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.

● Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.

Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup
untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu
dilakukan untuk:

1) Memberi dukungan dan melakukan praktek.


2) Meminta guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk
memberikan pelatihan.

3) Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.

4) Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.

c. Pendekatan Multiple Intelligence dan pembelajaran

Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan
kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melalui
kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk
kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.

● Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaian

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:

1) Bagaimana menilai kecerdasan siswa.

2) Bagaimana meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

3) Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian.

4) Praktik profesional menuju ke arah perkembangan

Tingkat profesionalisme para pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang
dihadapi terutama dalam menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan
sesuai dengan kompetensi siswa.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari uraian diatas maka dapat kita pahami bahwa kecerdasan adalah merupakan
kemampuan untuk mengungkapkan situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman
masa lalu seseorang. Disamping itu, setiap manusia memiliki berbagai kecerdasan. Yang mana
Gardner memiliki teori tentang multiple intellegence yang kemudian membaginya menjadi 7
macam kecerdasan yang ada dalam diri manusia.

Karena pada dasarnya manusia itu sudah memiliki 7 macam kecerdasan tersebut kemudian
diimplementasikan kedalam proses pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan. Tanpa
adanya multiple intellegence, sumber daya manusia tidak akan bisa memanfaatkan berbagai
kecerdasan yang telah dimilikinya untuk dapat dikembangkan agar potensi-potensi itu mampu
menciptakan sesuatu yang baru dalam menjawab tantangan zaman yang semakin mendunia.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia
Pendidikan. Bandung : Kaifa

Atep T Hadiwa. (2008). Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran. [Online].


Tersedia:http://atepjs.wordpress.com/2008/09/04/pendekatan-multiple-intelligence-dalam-
pembelajaran/. [11 November 2016]

Fandy’s. (2010). Teori Multiple Intelligence Howard Gardner. [Online].


Tersedia:http://fandi4tarakan.wordpress.com/2010/01/03/teori-multiple-intelligence/.. [11
November 2016]

Muh. Tahir . (2009). Multiple Intelligences; Meluruskan Makna Kecerdasan. [Online].


Tersedia:http://www.surgamakalah.com/2011/12/multiple-intelligences-meluruskan-makna.html.
[11November 2016]

Rohmani, MA. (2012). Ketika Pendidikan tanpa Multiple Intelligences. [Online].


Tersedia:http://www.webrohmani.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=135:ketika-pendidikan-tanpa-multiple-
intelligences&catid=36:opini&Itemid=60. [11 November 2016]

Anda mungkin juga menyukai