Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Disusun oleh:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN …......................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah …..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................1
1.3 Tujuan …………………………….................................................1
1.4 Manfaat ……………………...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………........................................................2
2.1. Hakikat inteligensi dan multiple .....................................................2
2.2. Pengembangan Multiple Intelligences .............................................8
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.........................10
2.4. Talim muta’alim pasal
3&4.............................................................12
BAB II PENUTUP…….
…………….......................................................13
3.1.
Simpulan.......................................................................................13
3.2.
Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
Iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tentang Inteligensi
2. Mahasiswa mengetahui tentang multiple inteligensi
3. Mahasiswa mengetahui tentang faktor- faktor inteligensi
1.4 Manfaat
1. Bagi pembaca, agar memahami lebih luas mengenai inteligensi
2. Bagi penulis, agar menambah wawasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi
untuk
3
mengukur taraf intelligence pada manusia, bahkan juga pada
hewan. Setelah melalui beberapa eksperimen, terbukti bahwa mengukur
taraf inteligensi secara langsung tidaklah mungkin. Sebabnya, antara lain
adalah karena konsep mengenai intelligence itu sendiri tidak pernah jelas.
Meskipun demikian, para sarjana percaya bahwa taraf inteligensi itu dapat
diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan
khusus tertentu. Hal ini dapat disamakan ( analog ) dengan cara-cara yang
dipergunakan untuk mengukur listrik. Dalam mengukur listrik, bukan
listriknya yang diukur melainkan panas, reaksi-reaksi kimia atau efek
magnetis yang dihasilkan listrik itulah yang diukur. Melalui pengukuran
tidak langsung itu dapat diperkirakan kekuatan arus listrik yang
bersangkutan. Dalam psikologi, pengukuran inteligensi dilakukan dengan
alat-alat psikodiagnotik tertentu ( psikometri ), yang oleh orang awam
lebih dikenal dengan nama psikotes. Hasil pengukuran inteligensi
biasanya dinyatakan dalam satuan ukuran tertentu yang dapat menyatakan
tinggi rendahnya inteligensi yang diukur, yaitu IQ ( singkatan dari istilah
Bahasa Inggris “Intelligence Quotient”, yang berarti “hasil bagi taraf
kecerdasan) (Sarwono, 1996).
Sedang dalam UU Intelijen yang disahkan dalam siding pleno
DPR-RI pada 11 Oktober 2011, pengertian Intelijen adalah :
“Pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan
perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui
metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka
pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman
terhadap keamanan nasional.”
Dalam penjelasan UU tentang Intelijen , yang dimaksud dengan
Intelijen sebagai organisasi adalah suatu badan yag digunakan sebagai
wadah yang diberi tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan
fungsi dan aktivitas Intelijen. Sebagaimana layaknya sebuah organisasi
4
yang memiliki unur-unsur manusia, kelompok, tujuan, pemimpin, dan
lain-lain, maka Intelligence juga mengandung makna sekumpulan orang-
orang dalam sebuah struktur yang memiliki pimpinan dan tujuan. Karena
Intelligence memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan
organisasi lainnya, Intelligence memiliki sifat ketertutupan, sekumpulan
orang-orang dalam sebuah struktur yang memiliki pimpinan dan tujuan
tersebut dalam banyak hal juga bersifat tertutup.
Intelligence sebagai pengetahuan sebagaimana penjelasan UU,
intelijen adalah informasi yang sudah diolah sebagai bahan perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan. Sejauh ini, produk dari olahan
informasi dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti laporan lisan
dan tulisan maupun jasa-jasa intelijen lainnya.
Adapun intelligence dalam bungkusan sebagai aktivitas, dimaknai
dalam penjelasan UU intelligence sebagai semua usaha, pekerjaan,
kegiatan, dan tindakan penyelenggaraan fungsi penyelidikan,
pengamanan, dan penggalangan. Dari pengalaman selama ini, aktivitas
intelijen mencakup kegiatan yang bersifat rutin dan operasi yang bersifat
insidentil. Kegiatan rutin biasanya lebih banyak bersifat terbuka,
meskipun tetap harus terdukung dengan kegiatan yang bersifat tertutup.
Sedangkan operasi pada umumnya bersifat tertutup, meskipun kegiatan
yang bersifat terbuka tetap dilakukan. (Soegirman, 2014)
b. Pengertian Multiple
Multiple merupakan kecerdasan atau bakat yang dimiliki oleh seorang
anak. Bakat yang dimiliki anak tersebut seperti menari, bermain musik,
berakting, bernyanyi, dan lain sebagainya. Pada tahun 1983 ditandai
sebagai tanggal lahirnya teori “Kecerdasan Multipel /MI”. kemampuan
yang dimiliki manusia, dengan mengelompokan kemampuan-kemampuan
mereka ke dalam depalan kategori yang komprehensif atau “kecerdasan”
berikut ini
1.) Linguistik
5
Kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik
lisan (misalnya, sebagai seorang orator, pendongeng, atau politisi)
maupun tulisan ( misalnya, sebagai penyair, oenulis naskah drama,
editor atau jurnalis). Kecerdasan ini mencakup kamampuan untuk
memanipulasi sintaks atau struktur Bahasa, fonologi atau bunyi
Bahasa. Manfaatnya termasuk retorika , mnemonic, penjelas, dan
metabahasa.
2.) Logis-matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif
(misalnya,sebagi ahli matematika, akuntan pajak, atau ahli
sainstik) dab untuk alasan yang baik (misalnya sebagai seorang
imuan, progremer computer, atau ahli logika). Kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap pola-pola dan hubungan-hubungan
yang logis, pernyataan dan dalil, fungsi,dan abstraksi terikait
lainnya. Jenis-jenis proses yang digunakan dalam pelayanan
kecerdasan logis-matematis mencakup kategorisasi, klasifikasi,
kesimpulan, generalisasi,pehitungan, dan pengujian hipotesis.
3.) Spasial
Kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara
akurat dan melakukan perubahan-perubahan pada persepsi
tersebut. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna,
garis, bentuk, ruang, dan hubungan-hubungan yang ada dia antara
unsur- unsur ini. Hal ini mencakup kemampuan untuk
memvisualisasikan, mewakili ide-ide visual atau spasial secara
grafis, dan ,mengorentasikan diri secara tepat dalam sebuah
matriks spasial.
4.) Kinestetik-tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tuiubuh untuk
mengekspresikan ide-ide dan perasaaan-perasaan dan kelincahan
dalam menggunakan tangan seorang untuk menciptakan atau
6
mengubah sesuatu, kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik
tertentu seperti kkoordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan,
fleksibilitas, dan kecepatan, serta kapasitas –kapasitas
proprioseptif, taktil,dan haptic.
5.) Musikal
Kemampuan untuk merasakan, membedakan, mengubah,dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap ritme, nada, atau melodi, dan timbre atau
warna nada dalam sepotomng music, seorang dapat memiliki
pahaman music yang figural atau “ dari atas ke bawah”,
pemahaman musik yang formal atau “dari bawah ke atas”, atau
keduanya.
6.) Interpersonal
Kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan-
perbedaan pada suasana hatu, maksud,motivasi, dan perasaan
terhadap orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaaan terhadap
ekspresi wajah, suara,dan gerak tubh.:kemampuan untuk
membedakakan berbagai jenis isyarat interpersonal; dan
kemampuan untuk merespons secara efektif isyarat-isyarat tersebut
dalam beberapa cara pragmatis.
7.) Intrapersonal
Pegetahuan diri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif
berdasarkan pengetahuan itu. Kecerdasan ini termasuk memmiliki
gambaran yang akurat tentang diri sendiri; kesadaran terhadap
suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperament, dan
keinginan; serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri,
pemahaman diri,dan harga diri
8.) Naturalis
7
Keahlian dalam mengernali dan mengklarifikasi berbagaai
spesies flora dan fauna, dari sebuah lingkungan individu. Hal ini
juga mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya dan,
dalam kasus yang tumbuh di lingkungan perkotaan, kemampuan
untuk membedakan benda-benda mati seperti mobil , sepatu, dan
sampul CD.
8
3.) Kecerdasan – kecerdasan biasanya berkerja bersama-sama
dalam cara yang kompleks.
Grander menunjukan bahwa setiap kecerdasan seperti
dijelaskan di atas sebenarnya adalah “cerita fiksi belaka”,
yaitu: tidak ada kecerdasan dnegan sendirinya mucul dalam
kehidupan. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
4.) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
Tidak ada setandar atribut-atribut yang hasrus dimiliki
seseorang, untuk dianggap sebagai cerdas dala suatu bidang
tertentu. Akibatnya, seseorang mungkin tidak dapat membaca,
namun , menjadi sangat lingustik kerena ia bias menceritkan
kisah yang hebat, atau memiliki kosakata lisna yang banyak.
Demikian juga, seseorang mungkin sangat cangung dilapangan
bermain, namun memiliki keunggulan dan kecerdasan
kinestetik tubuh, ketika ia menemmukan kaerpet atau menata
meja catur. Teori kecerdasan multiple menekankan keragaman
cara-cara orang menunjukkan bakat mereka dalam kecerdasan
maupun diantara kecerdasan. (Armstrong,2009)
9
hanya mengukur sebagian kecil dari spectrum total dari kempuan-
kemampuan, karenany, cara terbaaik untuk menilai kecardasan
multiple anda sendirri adalah melalui penilaian yang realistris tentang
kinerja anda dalam berbagai jenis tugas, kegiatan, dan pengalaman
yang berhubungan dengan kecrdasan masing-masing. Dari pada
melakukan beberapa tugas pembeljaran buatan (artificial learning
tasks), latihlaj pengalaman kehidupan nyata yang telah anda alami dan
yang melibatkan 8 jenis kecerdasan ini.
Sangat penting untuk diingat bahwa inventarisasi ini bukakn
sebuah tes dan bahwa informasi kuatitatif tidak berpengaruh pada
penentuan kecerdasan atau kurangnya kecerdasan anda dalam setiap
kategori. Tujuan dari inventarisasi adalah mulai munghubungkan anda
dengan pengalaman hidup anda sendiri dengan 8 jenis kecerdasan.
2.) Memanfaatkan Sumber Daya Kecerdasan Multiple
Teori kecerdasan multiple adalah model yang baik untuk
melihat kekuatan –kekuataan pengajaran, serta untuk memeriksa
bidang yang membutuhkan perbaikan. Gunakan teori kecerdasan
multiple untuk mengamati gaya mengajar anda sendiri dan lihat
bagaimanah haln yang cocok dengan kedelapan kecerdasan. Walaupun
anda tidak menjadi ahli master dalam semua delapan jenis kecerdasan,
adna mungkin harus tau bagai mana memanfaatkan sumber-sumber
daya dalam kecerdasan yang basanya anda hindari dalam kelas.
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya.
a.) Dekati rekan keraja yang memiliki keahlian.
Dengan mengajak kerja sama tim yang baik agar kamu
tau seberapa kamampuan kamu untuk mengasa 8 kecerdasan
yang ada.
b.) Mintalah siswa untuk membantu
10
Jangan sungkan untuk meminta bantuan teman anda
untuk membantu anda dalam memberi ide –ide baru yang dapat
memotifasi anda.
c.) Gunnkan teknologi yang tersedia
Menggunkana dan memanfaatkan teknologi yang ada
dnegan kemampuan ada sendiri menggunakan teknologi dapat
membantu dan menambah wawasan anda.
1. Faktor Herediter
11
Faktor herediter merupakan faktor bawaan atau
keturunan. Semua anak memiliki gen kecerdasan dengan kadar
yang dapat berbeda-beda. Gen memeiliki peran penting pada
peranan struktur organ, 50% gen berpengaruh pada
pembentukan struktur oragan. Oleh karena itu, tidak dapat
dipungkiri bahwa keturunan memiliki peran penting dalam
pembentukan struktur organ kecerdasan pada anak.
2. Faktor lingkungan
Selain faktor herediter, factor lingkungan pun juga berpengaruh
pada pertumbuhan kecerdasan anak. Lingkungan merupakan tempat
berinteraksi anak antara anak satu dengan anak lainnya. Di lingkungan
puluhan anak hidup maupun tumbuh dan berkembang. Lingkungan
sangat berpengaruh pada organ kecerdasan anak dikarenakan
lingkungan akan memberikan pengaruh pada aspek kejiwaan yang
terkait dengan emosional, ketenangan, dan perilaku anak.
4. Aspek kejiawaan
12
Kondisi emosional secara structural berpengaruh pada fungsi-
fungsi organ kelenjar yang dipengaruhi otak. Oleh karena itu, kondisi
emosional bernilai penting dalam menumbuhkan kreativitas, bakat,
dan kecerdasan anak yang dikendalikan oleh kemauan diri. Kreativitas
anak sering muncul atas perilaku yang alamiah anak itu sendiri.
Disinilah, orang tua hendaknya lebih memupuk dan mengarahkan daya
kreativitas pada anaknya.(Surya.2007).
b. Pasaal 4
ِ ِتَا ِذ َوتَوْ قu ِه َوتَ ْع ِظي ِْم االُ ْسuِ ِه اِالَّبِتَ ْع ِظي ِْم ْال ِع ْل ِم َواَ ْهلuِ ُع بuِا ُل ْال ِع ْل َم واليَ ْنتَفuuَب ال ِع ْل ِم اليَن
: َلuقِ ْي.ير ِه َ ِالuَاِ ْعلَم بِا َ َّن ط
ك ْلحُرْ َم ِة َوالتَّحْ ِظ ْي ًم
ِ ْص َل اِالَّ بِ ْالحُرْ َم ِة َو َما َسقَطَ َم ْن َسقَطَ اِالَّبِتَر
َ ص َل َم ْن َو
َ َما َو
ketahuilah, bahwa penuntut ilmu tidak akan dapat meraih ilmu dan
memanfaatkan ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ulama serta
memuliakan dan menghormati guru. diungkapkan :" orang yang ingin
mencapai sesuatu tidak akan berhasil kecuali dengan menghargai dan
orang tidak akan jatuah dalam kegagalan kecuali dengan meninggal rasa
hormat dan mangangungkan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Multiple intelligence adalah kecerdasan yang dimiliki oleh manusia
berdasarkan bakat- bakat yang dimilikinya. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi multiple intelligences yaitu adanya faktor herediter, faktor
lingkungan ,faktor asupan nutrisi pada zat makanan, dan faktor aspek
kejiwaan.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Soegirman, Supono. 2012. Intelijen Proofesi Unik Orang –Orang Aneh A Unique
Protession of Peculiar Persons. Jakarta: Media Bangsa.
15