Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK 3

INTELLIGENCE DAN MULTIPLE INTELLIGENCE

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Arizka Harisa,S.Psi,.M.Si.

Disusun oleh:

Riska Safitri (11180162000003)

Siti Annisa Nurulita (11180162000012)

Rolita Oktaviana (11180162000026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil alamin. Puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah Swt. karena atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Intelligence dan Multiple intelligence” ini dengan tuntas,
meskipun masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada Arizka Harisa,S.Psi,.M.Si. selaku
Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah memberikan
bimbingan kepada kami dalam menulis makalah ini, sehingga bisa selesai
tepat pada waktunya.

Kami selaku penyusun mengetahui bahwa makalah yang kami tulis


ini jauh dari kata sempurna. Karena sebagai manusia tidak luput dari salah
dan hilaf. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi.
Sudah sepatutnya kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan dalam
kebaikan.
Terakhir, kami selaku penyusun berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga makalah ini dapat menjadi ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua yaitu ilmu yang diridai oleh Allah Swt.

Ciputat, 16 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN …......................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah …..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................1
1.3 Tujuan …………………………….................................................1
1.4 Manfaat ……………………...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………........................................................2
2.1. Hakikat inteligensi dan multiple .....................................................2
2.2. Pengembangan Multiple Intelligences .............................................8
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.........................10
2.4. Talim muta’alim pasal
3&4.............................................................12

BAB II PENUTUP…….
…………….......................................................13

3.1.
Simpulan.......................................................................................13
3.2.
Saran..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

Iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap individu mempunya kecerdasan masing-masing sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, yang dapat membedakan dengan individu-
individu lain. Taraf kecerdasan mengandung arti yang luas, namun banyak
orang sering salah dalam menginterpretasikan nya. Banyak orang yang
mengartikan intelegensi (kecerdasan ) sebagai IQ , tapi nyatanya intelegensi
dan IQ berbeda. Intelegensi diekspresikan dalam berbagai bentuk yang mana
intelegensi diukur di sekolah serta lembaga pendidikan tinggi dan pengukuran
yang dilakukan cenderung bersifat skolastik (kemampuan yang diajarkan di
sekolah), sedangkan IQ merupakan satuan ukuran saja layaknya meter
sebagai satuan panjang. Karena hal yang diukur adalah kemampuan yang di
ajarkan di sekolah, maka suatu individu yang kurang dalam memperoleh
pendidikan cenderung skor IQ nya rendah. Padahal mungkin saja mereka
yang telah bersekolah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Inteligensi?
2. Apa itu Multiple Inteligensi?
3. Apa saja faktor-faktor Inteligensi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tentang Inteligensi
2. Mahasiswa mengetahui tentang multiple inteligensi
3. Mahasiswa mengetahui tentang faktor- faktor inteligensi

1.4 Manfaat
1. Bagi pembaca, agar memahami lebih luas mengenai inteligensi
2. Bagi penulis, agar menambah wawasan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Intelligence dan Multiple


a. Pengertian Intelligence
David Wechsler memeberikan definisi intelligence sebagai
barikut : Intelligence adalah kemampuan individu untuk berpikir dan
bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif. Kemampuan itu adalah kemampuan untuk mengolah
lebih jauh lagi hal-hal yang kita amati. Kemampuan ini terdiri dari dua
jenis, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus.
Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang
tertentu, misalnya dalam bidang perdagangan, bidang ilmu pasti,
Bahasa dan sebagainya, dan juga kemampuan-kemampuan tertentu
seperti kemampuan analisa, kemampuan mensintesakan atau
mengorganisasikan fakta, daya ingatan, inisiatif, kreativitas dan
sebagainya.
Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum.
Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus
tetapi ia bukan merupakan kumpulan, gabungan atau penjumlahan
kemampuan-kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan
kwalitas tersendiri. Dua orang yang sama cerdasnya, dapat menjadi
ahli dalam dua bidang yang berbeda, misalnya yang seorang menjadi
ahli ilmu pasti dan yang lain menjadi ahli Bahasa, hal mana sangat
dipengaruhi oleh pengalaman, minat dan kesempatan pada tiap-tiap
orang itu. Jadi, dua orang yang kemampuan umumnya kira-kira
setaraf, dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan khusus yang
berbeda
Taraf kecerdasan umum tiap-tiap orang berbeda-beda. Hal ini
antara lain sudah ditentukan atau merupakan pembawaan sejak lahir.
Di samping orang-orang yang pandai, terdapat pula orang-orang yang
bodoh, sedangkan yang terbanyak adalah yang bertaraf rata-rata.

2
Menyadari hal ini, sejak lama sudah diusahakan dalam psikologi
untuk

3
mengukur taraf intelligence pada manusia, bahkan juga pada
hewan. Setelah melalui beberapa eksperimen, terbukti bahwa mengukur
taraf inteligensi secara langsung tidaklah mungkin. Sebabnya, antara lain
adalah karena konsep mengenai intelligence itu sendiri tidak pernah jelas.
Meskipun demikian, para sarjana percaya bahwa taraf inteligensi itu dapat
diperkirakan melalui pengukuran terhadap beberapa aspek kemampuan
khusus tertentu. Hal ini dapat disamakan ( analog ) dengan cara-cara yang
dipergunakan untuk mengukur listrik. Dalam mengukur listrik, bukan
listriknya yang diukur melainkan panas, reaksi-reaksi kimia atau efek
magnetis yang dihasilkan listrik itulah yang diukur. Melalui pengukuran
tidak langsung itu dapat diperkirakan kekuatan arus listrik yang
bersangkutan. Dalam psikologi, pengukuran inteligensi dilakukan dengan
alat-alat psikodiagnotik tertentu ( psikometri ), yang oleh orang awam
lebih dikenal dengan nama psikotes. Hasil pengukuran inteligensi
biasanya dinyatakan dalam satuan ukuran tertentu yang dapat menyatakan
tinggi rendahnya inteligensi yang diukur, yaitu IQ ( singkatan dari istilah
Bahasa Inggris “Intelligence Quotient”, yang berarti “hasil bagi taraf
kecerdasan) (Sarwono, 1996).
Sedang dalam UU Intelijen yang disahkan dalam siding pleno
DPR-RI pada 11 Oktober 2011, pengertian Intelijen adalah :
“Pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan
perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul melalui
metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini dalam rangka
pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan setiap ancaman
terhadap keamanan nasional.”
Dalam penjelasan UU tentang Intelijen , yang dimaksud dengan
Intelijen sebagai organisasi adalah suatu badan yag digunakan sebagai
wadah yang diberi tugas dan kewenangan untuk menyelenggarakan
fungsi dan aktivitas Intelijen. Sebagaimana layaknya sebuah organisasi

4
yang memiliki unur-unsur manusia, kelompok, tujuan, pemimpin, dan
lain-lain, maka Intelligence juga mengandung makna sekumpulan orang-
orang dalam sebuah struktur yang memiliki pimpinan dan tujuan. Karena
Intelligence memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan
organisasi lainnya, Intelligence memiliki sifat ketertutupan, sekumpulan
orang-orang dalam sebuah struktur yang memiliki pimpinan dan tujuan
tersebut dalam banyak hal juga bersifat tertutup.
Intelligence sebagai pengetahuan sebagaimana penjelasan UU,
intelijen adalah informasi yang sudah diolah sebagai bahan perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan. Sejauh ini, produk dari olahan
informasi dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti laporan lisan
dan tulisan maupun jasa-jasa intelijen lainnya.
Adapun intelligence dalam bungkusan sebagai aktivitas, dimaknai
dalam penjelasan UU intelligence sebagai semua usaha, pekerjaan,
kegiatan, dan tindakan penyelenggaraan fungsi penyelidikan,
pengamanan, dan penggalangan. Dari pengalaman selama ini, aktivitas
intelijen mencakup kegiatan yang bersifat rutin dan operasi yang bersifat
insidentil. Kegiatan rutin biasanya lebih banyak bersifat terbuka,
meskipun tetap harus terdukung dengan kegiatan yang bersifat tertutup.
Sedangkan operasi pada umumnya bersifat tertutup, meskipun kegiatan
yang bersifat terbuka tetap dilakukan. (Soegirman, 2014)
b. Pengertian Multiple
Multiple merupakan kecerdasan atau bakat yang dimiliki oleh seorang
anak. Bakat yang dimiliki anak tersebut seperti menari, bermain musik,
berakting, bernyanyi, dan lain sebagainya. Pada tahun 1983 ditandai
sebagai tanggal lahirnya teori “Kecerdasan Multipel /MI”. kemampuan
yang dimiliki manusia, dengan mengelompokan kemampuan-kemampuan
mereka ke dalam depalan kategori yang komprehensif atau “kecerdasan”
berikut ini
1.) Linguistik

5
Kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik
lisan (misalnya, sebagai seorang orator, pendongeng, atau politisi)
maupun tulisan ( misalnya, sebagai penyair, oenulis naskah drama,
editor atau jurnalis). Kecerdasan ini mencakup kamampuan untuk
memanipulasi sintaks atau struktur Bahasa, fonologi atau bunyi
Bahasa. Manfaatnya termasuk retorika , mnemonic, penjelas, dan
metabahasa.
2.) Logis-matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif
(misalnya,sebagi ahli matematika, akuntan pajak, atau ahli
sainstik) dab untuk alasan yang baik (misalnya sebagai seorang
imuan, progremer computer, atau ahli logika). Kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap pola-pola dan hubungan-hubungan
yang logis, pernyataan dan dalil, fungsi,dan abstraksi terikait
lainnya. Jenis-jenis proses yang digunakan dalam pelayanan
kecerdasan logis-matematis mencakup kategorisasi, klasifikasi,
kesimpulan, generalisasi,pehitungan, dan pengujian hipotesis.
3.) Spasial
Kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara
akurat dan melakukan perubahan-perubahan pada persepsi
tersebut. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna,
garis, bentuk, ruang, dan hubungan-hubungan yang ada dia antara
unsur- unsur ini. Hal ini mencakup kemampuan untuk
memvisualisasikan, mewakili ide-ide visual atau spasial secara
grafis, dan ,mengorentasikan diri secara tepat dalam sebuah
matriks spasial.
4.) Kinestetik-tubuh
Keahlian menggunakan seluruh tuiubuh untuk
mengekspresikan ide-ide dan perasaaan-perasaan dan kelincahan
dalam menggunakan tangan seorang untuk menciptakan atau

6
mengubah sesuatu, kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik
tertentu seperti kkoordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan,
fleksibilitas, dan kecepatan, serta kapasitas –kapasitas
proprioseptif, taktil,dan haptic.
5.) Musikal
Kemampuan untuk merasakan, membedakan, mengubah,dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap ritme, nada, atau melodi, dan timbre atau
warna nada dalam sepotomng music, seorang dapat memiliki
pahaman music yang figural atau “ dari atas ke bawah”,
pemahaman musik yang formal atau “dari bawah ke atas”, atau
keduanya.
6.) Interpersonal
Kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan-
perbedaan pada suasana hatu, maksud,motivasi, dan perasaan
terhadap orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaaan terhadap
ekspresi wajah, suara,dan gerak tubh.:kemampuan untuk
membedakakan berbagai jenis isyarat interpersonal; dan
kemampuan untuk merespons secara efektif isyarat-isyarat tersebut
dalam beberapa cara pragmatis.

7.) Intrapersonal
Pegetahuan diri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif
berdasarkan pengetahuan itu. Kecerdasan ini termasuk memmiliki
gambaran yang akurat tentang diri sendiri; kesadaran terhadap
suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperament, dan
keinginan; serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri,
pemahaman diri,dan harga diri
8.) Naturalis

7
Keahlian dalam mengernali dan mengklarifikasi berbagaai
spesies flora dan fauna, dari sebuah lingkungan individu. Hal ini
juga mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya dan,
dalam kasus yang tumbuh di lingkungan perkotaan, kemampuan
untuk membedakan benda-benda mati seperti mobil , sepatu, dan
sampul CD.

Kunci utama teori MI (multiple intelligence)


Di luar deskripsi 8 kecerdasan dan dasar-dasar teoritisnya,
poin-poin tertentu dari model kecerdasan multiple yang penting
untuk diingat:
1.) Setiap orang memiliki semua8 kecerdasan
Teori kecerdasan multiple bukanlah sebuah “teori tipe”
untuk menentukan satu kecerdasan yang paling sesuai. MI
adalah teori fungsi kongnitif, dan menyatakan bahwa setiap
orang memiliki kemampuan san kapasitas dalam 8 jenis
kecerdasan. Tentu saja, delapan kecerdasan tersebut berfungsi
bersama-sama dengan cara yang unik begi setiap orang.
Beberapa orang terlihat memiliki fungsi yang sangat tinggi
dalam hamper semuah atau sebagian besar dari delapan jenis
kecerdasan.
2.) Banyak orang bias mengembangkan masing-masing
kecerdasan hingga ke tingkat kompetensi yang memadai.
Walaupun bnayak individu mungkin
meratapikekurangan-kekurangan mereka dalam hal-hal tertentu
dan melihat masalah –masalah mereka sebagai factor bawaan
dan sulit dipecahkan, Gardner menyatakan bahwa hampir
semua orang memiliki kapasitas untuk mengembangkan
semuah jenis kecerdasan ketingkat kinerja jika diberi
dorongan, pengayaan, dan pengajaran yang sesuai.

8
3.) Kecerdasan – kecerdasan biasanya berkerja bersama-sama
dalam cara yang kompleks.
Grander menunjukan bahwa setiap kecerdasan seperti
dijelaskan di atas sebenarnya adalah “cerita fiksi belaka”,
yaitu: tidak ada kecerdasan dnegan sendirinya mucul dalam
kehidupan. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
4.) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
Tidak ada setandar atribut-atribut yang hasrus dimiliki
seseorang, untuk dianggap sebagai cerdas dala suatu bidang
tertentu. Akibatnya, seseorang mungkin tidak dapat membaca,
namun , menjadi sangat lingustik kerena ia bias menceritkan
kisah yang hebat, atau memiliki kosakata lisna yang banyak.
Demikian juga, seseorang mungkin sangat cangung dilapangan
bermain, namun memiliki keunggulan dan kecerdasan
kinestetik tubuh, ketika ia menemmukan kaerpet atau menata
meja catur. Teori kecerdasan multiple menekankan keragaman
cara-cara orang menunjukkan bakat mereka dalam kecerdasan
maupun diantara kecerdasan. (Armstrong,2009)

2.2. Pengembangan Multiple Intelligences


Langkah penting dalam emnggunakan teori kecerdasan multiple adalah
untuk menentukan sifat dan kualitas kecerdasan kita sendiri, dan mencari
beberapa cara untuk mengembangkannya dalam hidup kita. Ketikan kita
mulai menerapkan kanya kan terlihat jelas bagaimana kefasihan kita pada
masing-masing 8 kecerdasan yag akan memengaruhi kompotensikita, dalam
berbagai bidang peran yang kita miliki sebagi seorang pendidik.
1.) Mengidentifikasi kecerdasan Multiple anda.
Mengembangkan sebuah profil kecerdasan multiprl seseorang
bukanlah masalh seberhana. Tidak ada tes akuray yang dapat
menentukan sifat atau kualitas kecerdasanseseorang. Tes standar

9
hanya mengukur sebagian kecil dari spectrum total dari kempuan-
kemampuan, karenany, cara terbaaik untuk menilai kecardasan
multiple anda sendirri adalah melalui penilaian yang realistris tentang
kinerja anda dalam berbagai jenis tugas, kegiatan, dan pengalaman
yang berhubungan dengan kecrdasan masing-masing. Dari pada
melakukan beberapa tugas pembeljaran buatan (artificial learning
tasks), latihlaj pengalaman kehidupan nyata yang telah anda alami dan
yang melibatkan 8 jenis kecerdasan ini.
Sangat penting untuk diingat bahwa inventarisasi ini bukakn
sebuah tes dan bahwa informasi kuatitatif tidak berpengaruh pada
penentuan kecerdasan atau kurangnya kecerdasan anda dalam setiap
kategori. Tujuan dari inventarisasi adalah mulai munghubungkan anda
dengan pengalaman hidup anda sendiri dengan 8 jenis kecerdasan.
2.) Memanfaatkan Sumber Daya Kecerdasan Multiple
Teori kecerdasan multiple adalah model yang baik untuk
melihat kekuatan –kekuataan pengajaran, serta untuk memeriksa
bidang yang membutuhkan perbaikan. Gunakan teori kecerdasan
multiple untuk mengamati gaya mengajar anda sendiri dan lihat
bagaimanah haln yang cocok dengan kedelapan kecerdasan. Walaupun
anda tidak menjadi ahli master dalam semua delapan jenis kecerdasan,
adna mungkin harus tau bagai mana memanfaatkan sumber-sumber
daya dalam kecerdasan yang basanya anda hindari dalam kelas.
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya.
a.) Dekati rekan keraja yang memiliki keahlian.
Dengan mengajak kerja sama tim yang baik agar kamu
tau seberapa kamampuan kamu untuk mengasa 8 kecerdasan
yang ada.
b.) Mintalah siswa untuk membantu

10
Jangan sungkan untuk meminta bantuan teman anda
untuk membantu anda dalam memberi ide –ide baru yang dapat
memotifasi anda.
c.) Gunnkan teknologi yang tersedia
Menggunkana dan memanfaatkan teknologi yang ada
dnegan kemampuan ada sendiri menggunakan teknologi dapat
membantu dan menambah wawasan anda.

3.) Megembangkan kecerdasan Multiple


Teori kecerdas multiple adalah bahwa kebnaykan orang dapat
mengembangkan semua kecerdasan mereka ketingkat penguasaan
yang relative dapat di terima. Perkembangan kecerdasan bergantung
pada tiga faktor utama :
1. Sumbangan dari bidang Biologi, termasuk faktor-faktor keturunan
atau genetic atau trauma atau cedar otak sebelum, selama , dan
setelah kelahiran.
2. Sejarah kehidupan termasuk pengalaman pribadi dnegan orang tua,
guru, teman sebaya/kelompok, teman, dan orng lain yang
membangkitkan kecerdasan,menjaga mereka dari berkembang,
atau secara aktif menekan/ menindas mereka.
3. Latar belakang budaya dan historis termasuk waktu dan tempat
dimana anda lahir dibesarkan,sertas sifat dan keadaan
perkembangan budaya atau sejarah di wilayah-wilayah yang
berbeda (Armstrong,2009).

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Adapun faktor pendorong kecerdasan yaitu:

1. Faktor Herediter

11
Faktor herediter merupakan faktor bawaan atau
keturunan. Semua anak memiliki gen kecerdasan dengan kadar
yang dapat berbeda-beda. Gen memeiliki peran penting pada
peranan struktur organ, 50% gen berpengaruh pada
pembentukan struktur oragan. Oleh karena itu, tidak dapat
dipungkiri bahwa keturunan memiliki peran penting dalam
pembentukan struktur organ kecerdasan pada anak.
2. Faktor lingkungan
Selain faktor herediter, factor lingkungan pun juga berpengaruh
pada pertumbuhan kecerdasan anak. Lingkungan merupakan tempat
berinteraksi anak antara anak satu dengan anak lainnya. Di lingkungan
puluhan anak hidup maupun tumbuh dan berkembang. Lingkungan
sangat berpengaruh pada organ kecerdasan anak dikarenakan
lingkungan akan memberikan pengaruh pada aspek kejiwaan yang
terkait dengan emosional, ketenangan, dan perilaku anak.

3. Asupan Nutrisi pada Zat Makanan


Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mendukung
pertumbuhan kecerdasan anak. Di zaman sekarang, sudah banyak
penawaran nutrisi balita yang mendukung pemaksimalan kecerdasan
anak. Namun, perlu diperhatikan, bahwasanya jumlah asupan nutrisi
dalam jenis-jenis tertentu harus memiliki batasan kemampuan tubuh
untuk menyerapnya. Jika, pemberian nutrisi dalam keadaan berlebih
maka akan menimbulkan dampak atau efek samping yang kurang baik.
Oleh karena itu, pemberian nutrisi haruslah seimbang dengan umur
dan kebutuhan si anak. Pemberian nutrisi yang baik akan berdampak
bagi otak anak.

4. Aspek kejiawaan

12
Kondisi emosional secara structural berpengaruh pada fungsi-
fungsi organ kelenjar yang dipengaruhi otak. Oleh karena itu, kondisi
emosional bernilai penting dalam menumbuhkan kreativitas, bakat,
dan kecerdasan anak yang dikendalikan oleh kemauan diri. Kreativitas
anak sering muncul atas perilaku yang alamiah anak itu sendiri.
Disinilah, orang tua hendaknya lebih memupuk dan mengarahkan daya
kreativitas pada anaknya.(Surya.2007).

2.4. Talim muta’alim pasal 3&4


a. Pasal 3
‫ ثَ َّم َما يَحْ تَا‬,‫احا ِل‬ َ ‫غى لِطَا لِب آل ِع ْل ِم اَن يَ ْختَا َر ِم ْن ُك ِّل ِع ْل ٍم اَحْ َسنَهُ َو َما يَحْ تَا ُج اِ لَ ْي ِه فِى اَ ِمرْ ِد ْينِ ِه فِ ْى‬
ِ َ‫يَ ْنب‬
‫ ُج اِ لَ ْي ِه فِ ِى ْا ل َمأ َ ِل‬.

Sebaiknya, penuntut ilmu itu hendaknya memilih ilmu yang lebih


baik, dan ilmu yang sedang dibutuhkan dalam urusan agamanya,
kemudian ilmu itu dibutuhkan di masa-masa mendatang.

b. Pasaal 4
ِ ِ‫تَا ِذ َوتَوْ ق‬u‫ ِه َوتَ ْع ِظي ِْم االُ ْس‬uِ‫ ِه اِالَّبِتَ ْع ِظي ِْم ْال ِع ْل ِم َواَ ْهل‬uِ‫ ُع ب‬uِ‫ا ُل ْال ِع ْل َم واليَ ْنتَف‬uuَ‫ب ال ِع ْل ِم اليَن‬
: ‫ َل‬u‫قِ ْي‬.‫ير ِه‬ َ ِ‫ال‬uَ‫اِ ْعلَم بِا َ َّن ط‬
‫ك ْلحُرْ َم ِة َوالتَّحْ ِظ ْي ًم‬
ِ ْ‫ص َل اِالَّ بِ ْالحُرْ َم ِة َو َما َسقَطَ َم ْن َسقَطَ اِالَّبِتَر‬
َ ‫ص َل َم ْن َو‬
َ ‫َما َو‬
ketahuilah, bahwa penuntut ilmu tidak akan dapat meraih ilmu dan
memanfaatkan ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ulama serta
memuliakan dan menghormati guru. diungkapkan :" orang yang ingin
mencapai sesuatu tidak akan berhasil kecuali dengan menghargai dan
orang tidak akan jatuah dalam kegagalan kecuali dengan meninggal rasa
hormat dan mangangungkan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Multiple intelligence adalah kecerdasan yang dimiliki oleh manusia
berdasarkan bakat- bakat yang dimilikinya. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi multiple intelligences yaitu adanya faktor herediter, faktor
lingkungan ,faktor asupan nutrisi pada zat makanan, dan faktor aspek
kejiwaan.

3.2 Saran

Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis


menyarakan kepada para pembaca agar menggadakan pengkajian lanjutan
mengenai intelligence agar lebih memahaminya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong,Thomas. 2009. Kecerdasan Multipel di dalam kelas. Jakarta: PT Indeks.

Sarwono,Sarlito Wirawan.1996. Pengantar Umum Psikologi Jakata: Bulan Bintang.

Satiadarma,Monty.P. dan Fidelis E.Waruwu.2003. Mendidik Kecerdasan Pedoman


Bagi Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas.Jakarta: Pustaka
Populer Obor.

Soegirman, Supono. 2012. Intelijen Proofesi Unik Orang –Orang Aneh A Unique
Protession of Peculiar Persons. Jakarta: Media Bangsa.

Surya,S. 2007. Melejitkan Multiple Intelligence. Yogyakarta: C.VANDI OFFSET.

15

Anda mungkin juga menyukai