Anda di halaman 1dari 27

TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DARI HOWARD GARDNER DAN

TEORI TRIARKIS INTELIGENSI DARI ROBERT STERNBERG

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat
Yang dibina oleh Bapak Dr. Ahsan Romadlon Junaidi, M.Pd

Oleh:
1. Ela Yuliani (170154603544)
2. Ika Nur Rahmawati (170154603522)
3. Paulina Rahmawati (170154603541)
4. Rafika Ayu Masruroh (170154603583)
5. Yosie Metta Dhamayanti (170154603527)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Februari 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini penyusum membahas tentang
“Teori Multiple Intelligence Dari Gardner dan Teori Triarkis Inteligensi dari
Stenberg”. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas matakuliah
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.
Dalam penulisan materi ini, penyusun berterima kasih kepada:
1) Bapak Dr. Ahsan Romadlon Junaidi, M.Pd., selaku dosen matakuliah
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, yang mana beliau telah
mengarahkan penyusun dalam penulisan makalah ini agar penyusun lebih
paham dan mengerti tentang Teori Multiple Intelligence Oleh Gardner dan
Teori Triarkis Intelegensi Oleh Sternberg.
2) Orang tua yang selalu mendukung dan memberikan semangat disetiap
waktu.
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan
baik dalam isi ataupun sumber rujukan. Oleh karena itu, penyusun selalu
menantikan sumbangan pikiran dan kritikan-kritikan dalam penyempurnaan
selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang mempelajarinya, dalam bidang
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat.

Malang, Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Inteligensi...........................................................................3
B. Teori Multiple Intelligences dari Howard Gardner..........................15
C. Teori Triarkis Inteligensi dari Robert Sternberg..............................18
BAB III PRNUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................23
B. Saran.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi
individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan
diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan
kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas
pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai
individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi
kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan
pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih
diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.
Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran
tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah
bahwa setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi
lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu
tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.
Kecerdasan atau yang biasa disebut sebagai intelegensi adalah kemampuan
untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Selain kecerdasan
multiple intellegence yang dikemukakan oleh Gardner, terdapat teori
intelegensi yang dikemukakan oleh Sternberg. Jika Gardner menekankan
pemisahan aspek inteligensi sedangkan Sternberg lebih cenderung
menekankan tataran di mana mereka bekerja bersama-sama di dalam Teori
Triarkis tentang inteligensi. Menurut Teori Triarkis Inteligensi, kecerdasan
manusia mencakup tiga aspek, yaitu hubungan dengan : (1) Dunia Internal,
(2) Pengalaman, (3) dunia eksternal individu. Menurut Sternberg, inteligensi
mengandung kemampuan-kemampuan analitis, kreatif dan praktis.

1
Atas dasar itulah, penulis menulis makalah mengenai intelegensi yang
dipaparkan oleh dua tokoh besar, yaitu Gardner dengan Teori Muliple
Intelligences dan Sternberg dengan Teori Triarkis Intelegensi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat inteligensi?
2. Bgaaimana penjabaran Teori Multiple Intelligences dari Howard
Gardner?
3. Bagaimana penjabaran Teori Triarkis Inteligensi dari Sternberg?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat inteligensi.
2. Mengetahui penjabaran Teori Multiple Intelligences dari Howard
Gardner.
3. Mengetahui penjabaran Teori Triarkis Inteligensi dari Sternberg.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT INTELIGENSI
Para ahli belum sepakat mengenai beberapa hal tentang inteligensi.
Konsensus mengenai arti inteligensi hampir tidak mungkin. Tahun 1921
diadakan simposium tentang inteligensi yang dilaporkan dalam Journal of
Educational Psychology. Dari 12 orang psikolog yang diminta pandangannya,
terdapat 12 pandangan yang erbeda (Woolfolk dan Nicolich, 1984 : 130).
Dalam hal definisi, terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para
ahli dengan beberapa variasi perbedaan. Definisi Thornburg, Freeman dan
Robinson & Robinson mempunyai banyak kesamaan. Menurut Thornburg
(1984 : 179), inteligensi adalah ukuran bagaimana individu berperilaku.
Inteligensi diukur dengan perilaku individu, interaksi interpersonal dan
prestasi. Inteligensi dapat didefinisikan dengan beragam cara: (1) kemampuan
berpikir abstrak, (2) kemampuan mempertimbangkan, memahami dan
menalar, (3) kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, dan (4) kemampuan
total individu untuk bertindak dengan sengaja dan secara rasional dalam
lingkungan. Inteligensi mempunyai pengertian: 1) inteligensi adalah adaptasi
atau penyesuaian individu dengan keseluruhan lingkungan, 2) inteligensi
adalah kemampuan untuk belajar, dan 3) inteligensi adalah kemampuan
berpikir abstrak. Sedang menurut Robinson dan Robinson (Woolfolk dan
Nicolich, 1984 : 130), inteligensi didefinisikan sebagai: 1) kapasitas untuk
belajar; 2) total pengetahuan yang dicapai seseorang; dan 3) kemampuan
beradaptasi secara sukses dengan situasi baru dan lingkungan pada umumnya.
Winkel dan Suryabrata membuat pengelompokkan definisi dengan cara yang
berbeda. Menurut Winkel (1996:138), inteligensi dapat diberikan pengertian
luas dan sempit. Dalam arti luas luas, inteligensi adalah kemampuan
mencapai prestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sedang dalam arti
sempit, inteligensi adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah.

3
Inteligensi dalam pengertian sempit mempunyai pengertian yang sama
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan akademik. Suryabrata (2002
: 124 – 134) mengelompokkan beragam definisi menjadi lima kelompok,
yaitu: 1) Konsepsi yang bersifat spekulatif. Konsepsi ini memandang
inteligensi sebagai taraf umum dari sejumlah besar daya khusus; 2) Konsepsi
yang bersifat pragmatis. Menurut konsepsi ini, inteligensi adalah apa yang
dites oleh tes inteligensi (intelligence is what the tests test); 3) Konsepsi yang
didasarkan pada analisis faktor. Menurut konsepsi ini, penyelidikan dan
pencarian sifat hakikat inteligensi harus mempergunakan teknik analisis
faktor; 4) Konsepsi yang bersifat operasional. ung sifat dan hakikat inteligensi
sudah diketahui. Pengujian dimaksudkan untuk mencari letak faktor; 5)
Konsepsi yang didasarkan pada analisis fungsional. Menurut konsepsi ini,
sifat dan hakikat inteligensi disusun berdasarkan bagaimana berfungsinya
inteligensi.
Menurut Terman, inteligensi merupakan satu kemampuan tunggal yang
disebut usia mental (mental age). Usia mental adalah kemampuan yang
seharusnya dimiliki ratarata anak pada usia tertentu. Dia mendefinisikan
inteligensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak (Winkel, 1996:139).
Dia yakin bahwa inteligensi merupakan faktor tunggal yang merupakan
kemampuan individu dalam verbalisasi dan berpikir abstrak.
Menurut Spearman, inteligensi bukanlah kemampuan tunggal, melainkan
terdiri dari dua faktor, sehingga teorinya dikenal sebagai teori inteligensi
dwifaktor atau bifaktor. Kecerdasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
kecerdasan umum (general ability) dan kecerdasan khusus (specific ability),
sehingga inteligensi mempunyai dua faktor. Dua faktor itu adalah faktor yang
bersifat umum (general factor, disingkat g) dan yang bersifat khusus (specific
factor, disingkat s). Faktor umum mendasari semua tingkah laku, sedang
faktor khusus hanya mendasari tingkah laku tertentu. Menurut Suryabrata
(2002:128), faktor umum bergantung kepada keturunan dan faktor khusus
bergantung kepada pengalaman (lingkungan, pendidikan).

4
Menurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga bagian sehingga teorinya
dikenal dengan teori inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu adalah
konseptual, kreatif dan kontekstual (Good dan Brophy, 1990: 597).
Menurut Gardner Inteligensi merupakan kemampuan ganda (multiple
intelligence). Kemampuan ganda dalam konsep inteligensi menurut Gardner,
terdiri dari sembilan kemampuan (Suparno, 2004: 19). Kesembilan
kemampuan itu adalah (1) linguistik, (2) matematis – logis, (3) ruang, (4)
kinestetik – badani, (5) musikal, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, (8)
lingkungan / naturalis, dan (9) eksistensial.
B. TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DARI HOWARD GARDNER
1. Konsep Teori Multiple Intelligences
Istilah multipel intelegensi atau multiple intelligences sering juga disebut
kecerdasan majemuk, atau kecerdasan ganda. Multiple intelegensi adalah
kemampuan untuk memecahakan masalah atau menciptakan suatu produk
yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu.
Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki
sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai
dengan konteksnya.
Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam
bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada
sembilan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu linguistik,
matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal,
intrapersonal, naturalis dan eksistensial. Melalui sembilan jenis kecerdasan
ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam
dirinya.
2. Macam-macan Kecerdasan Berdasarkan Teori Multiple Intelligences
Kecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan
adalah modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan
menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak
cerdas. Menurut Gardner kecerdasan atau intelegensi ada sembilan macam
di antaranya yaitu:
1) Kecerdasan Linguistic (Linguistik intelligence)

5
Kecerdasan linguistic (Linguistik intelligence) adalah kemampuan
untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekpresikan dan menghargai makna yang komplek, yang meliputi
kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
Umumnya memiliki ciri antara lain, suka menulis kreatif, suka
mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, sangat hafal nama,
tempat, tanggal atau hal-hal kecil, membaca di waktu senggang,
mengeja kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki silang,
menikmati dengan cara mendengarkan, dan unggul dalam mata
pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi). Contohnya
pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator Tokoh
terkenal seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.
2) Intelegensi Logis-Matematis (Logical matematich)
Intelegensi logis-matematis (Logical matematich) adalah
kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan
proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi
matematika.
Cirinya yaitu menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar
kepala, suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya
mengapa hujan turun?, ahli dalam permainan catur, halma dsb, mampu
menjelaskan masalah secara logis, suka merancang eksperimen untuk
membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika
seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA. Cntohnya
matematikus, programer, logikus. Tokoh terkenal seperti : Einstein
(ahli fisika), Habibie ( ahli pesawat ).
3) Intelegensi Musik (Musical intelegence)
Intelegensi Musik (Musical intelegence) adalah kecerdasan
seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada,
melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang
menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan
warna nada yang memakai system symbol yang unik.

6
Cirinya yaitu suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah,
mudah mengingat melodi suatu lagu, lebih bisa belajar dengan iringan
musik, bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain,
mudah mengikuti irama musik, mempunyai suara bagus untuk
bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik. Contohnya
komponis Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.
4) Intelegensi kinestetik
Intelegensi kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan
pengalaman melalui panca indera. Intelegensi kinestetik adalah
kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk
menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari
dapat diamati pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas,
mekanik.
Cirinya yaitu banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan
sesuatu, aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking
atau skateboard, perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya,
menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya,
memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti
mengukir, menjahit, memahat, pandai menirukan gerakan, kebiasaan
atau prilaku orang lain, bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah
yang dihadapinya, suka membongkar berbagai benda kemudian
menyusunnya lagi, berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang
bersifat kompetitif. Contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh
terkenal seperti : Charlie Chaplin ( pemain pantonim yang ulung ),
Steven Seagal ( actor )
5) Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi visual-spasial merupakan kemampuan yang
memungkinkan memvisualisasikan infoomasi dan mensintesis data-
data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual.
Cirinya yaitu memberikan gambaran visual yang jelas ketika
menjelaskan sesuatu, mudah membaca peta atau diagram, menggambar
sosok orang atau benda persis aslinya, senang melihat film, slide, foto,

7
atau karya seni lainnya, sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-
teki atau sejenisnya, suka melamun dan berfantasi, mencoret-coret di
atas kertas atau buku tugas sekolah, lebih memahamai informasi lewat
gambar daripada kata-kata atau uraian, menonjol dalam mata pelajaran
seni. Contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti
Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis).
6) Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen,
motivasi, dan kemampuan.
Cirinya yaitu mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi di
sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, banyak terlibat dalam
kegiatan kelompok di luar jam sekolah, berperan sebagai penengah
ketika terjadi konflik antartemannya, berempati besar terhadap
perasaan atau penderitaan orang lain, sangat menikmati pekerjaan
mengajari orang lain, berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi
dalam mata pelajaran ilmu sosial. Contohnya komunikator, fasilitator.
Tokoh terkenal Mahatma Gandhi ( tokoh perdamaian India ), Ibu
Teresa (Pejuang kaum miskin).
7) Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi Intrapersonal adalah kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan system emosional
yang muncul secara nyata pada pekerjaannya.
Cirinya yaitu memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat,
bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, memiliki rasa percaya
diri yang tinggi, banyak belajar dari kesalahan masa lalu, berpikir
fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, banyak terlibat dalam hobi
atau proyek yang dikerjakan sendiri. Contohnya para pendoa batin dan
pembimbing rohani.
8) Intelegensi Naturalis
Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk mengenal flora dan
fauna melakukan pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman

8
dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk
berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
Cirinya yaitu suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan,
sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, suka berkebun atau
dekat dengan taman dan memelihara binatang, dan menghabiskan
waktu didekat akuarium dan sistem kehidupan alam, suka membawa
pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, berprestasi
dalam bidang IPA, biologi dan lingkungan hidup. Tokoh terkenal
Charles Darwin (dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
serangga, burung, ikan, mamalia, dan mengembangkan teori evolusi.
9) Inteligensi Eksistensial ( Exixtential intlligence )
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang
untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau
eksistensi manusia. Orang tidak puas hanya menerima keberadaannya
secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban
yang terdalam. Inte;egensi ini tampaknya sangat berkembang pada
banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu
mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup
manusia. Contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini.
Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.
Selain sembilan inteligensi yang sudah dijabarkan diatas, ada
beberapa sumber yang menyebutkan bahwa kecerdasan menurut
Gardner ada sebelas, yaitu sembilan inteligensi diatas dan dilengkapi
dengan inteligensi emosional dan inteligensi spiritual.
10) Inteligensi Emosional
Intelegensi emosional adalah yang dapat membuat orang bisa
mengingat, memperhatikan, belajar dan membuat keputusan yang
jernih tanpa keterlibatan emosi. Jadi intelegensi emosional disini
berkaitan dengan sikap motivasi, kegigihan, dan harga diri yang akan
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa.
11) Intelegensi Spiritual

9
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan pengakuan adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam sebelas aspek
kecerdasan majemuk (multiple intelegensi) yang dimiliki masing-
masing orang tersebut diatas merupakan potensi intelektual seseorang
untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran adalah
suatu proses pengembangan kognitif, psikomor, dan afektif ketika
seseorang berada pada lingkungan. Menurut Depdiknas (2004)
pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan
lingkungan. (Anonim. 2012).
3. Faktor-faktor yang Dapat Memengaruhi Multiple Intelligences
Intelegensi setiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Intelegensi. Berikut ini
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi antara lain
sebagai berikut:
1) Faktor Bawaan atau Keturunan
Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas
kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah,
antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam
satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, cukup pintar dan sangat
pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2) Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat
dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat
kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh
pembawaan.
3) Faktor Pembentukan atau Lingkungan

10
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan
antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah
atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam
sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa
sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-
perubahan yang berarti.
Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi,
rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
4) Faktor Kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat
dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh
karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu
mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat
sekolah dasar, Karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak.
Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan
faktor umur. Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan
berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak
sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan kemampuan-
kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).
5) Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih
metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu
dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang,

11
tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu
faktor saja.
4. Pengukuran Multiple Intelligence

12
13
5. Program Pembelajaran yang Mengakomodasi Perkembangan
Multiple Intelegensi
Untuk menerapkan teori multiple intelegensi dalam program
pembelajaran diperlukan usaha yang serius dari guru. Guru harus
membiasakan diri mengembangkan program pelajaran yang berorientasi
pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri. Tujuannya adalah
untuk memudahkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang
tepat yang dapat mengembangkan intelegensi siswa maksimal. Mengingat
multiple intelegensi belum pada saat menyusun program pembelajaran.

14
Program pembelajaran pengertiannya lebih luas dari kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbatas pada aktivitas guru dan
siswa di kelas saja, sedangkan pengertian program pembelajaran adalah
menyeluruh mulai dari rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran
sampai dengan produk hasil dari pengembangan program pembelajaran.
Program pembelajaran berbentuk produk ini dapat berupa kegiatan
pemebelajaran langsung atau tatap muka, tetapi dapat juga berbentuk
program vidio, audio, dan sebagainya.
Garner menjelaskan bahwa setiap intelegensi bekerja dalam sistem otak
yang relatif otonom, artinya setiap intelegensi mengelola informasi secara
parsial, namun pada saat mengeluarkannya memproduksi kembali
kedelapan intelegensi yang ada, intelegensi tersebut bekerja sama secara
unik untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Di sekolah, guru
adalah orang yang berkepentingan dalam mengembangkan program-
program pembelajaran dikelasnya. Dalam mengembangkannya guru
dimungkinkan untuk mengembangkan strategi pembelajran yang inovatif
dan kreatif dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang berbasis multiple intelegensi.
6. Dampak Multiple Intelligence Terhadap Guru dan Strategi
Mengajar di Kelas
1) Guru perlu mengerti intelligensi siswa-siswinya (oleh karena itu, guru
perlu mampu melakukan MIS: Multiple Intelligence Survey.
2) Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai
kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya. Hal
ini sedikit menjadi masalah, sebab perlu seidkit usaha guru untuk
mampu belajar dengan keluar dari gaya belajarnya. Keuntungannya
apabila guru mau melakukan itu adalah dua sisi, sisi pertama pada
para siswa, dan sisi kedua dari guru itu sendiri mampu memantik
kecerdasannya yang lain, dan ini akan menjadi pengalaman yang
sangat menarik dan mengasyikan.

15
3) Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan
intelegensinya yang berbeda dengan intelegensinya yang berbeda
dengan intelegensi siswa.
4) Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan
berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya
dengan paper and test.
7. Strategi Mengajar di Kelas dengan Multiple Intelligence
Armstrong memberikan beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam
pengajaran dengan menggunakan teori intelligence ganda. Secara umum
strategi itu adalah sebagai berikut:
1) Intelligensi Linguistik: Dapat dilakukan dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk bercerita, menuliskan kembali yang dipelajari,
dengan brainstroming, membuat jurnal tentang materi yang
dipelajari,atau menerbitkan majalah dinding.
2) Intelligensi mataematis-logis: dapat diwujudkan dalam bentuk
menghitung,membuat kategorisasi/penggolongan,membuat pemikiran
ilmiah dengan proses ilmiah,membuat analogi dan sebagainya.
3) Intelligensi ruang-visual: dapat diungkapkan dengan visualisasi
materi, dengan membuat sketsa,gambar,simbol grafik,mengadakan
tour keluar kelas, mengadakan eksprimen di laboratorium, dan
sebagainya.
4) Intellgensi kinestik-badaniah: dapat diungkapkan denga bentuk
ekpresi gerak dan badan. Bentuk-bentuk seperti
mendramatisir,membuat teater,membuat hand on activites tentang
materi yang dipelajari sangat membantu dalam mengungkapkan
intellgensi kinestik-badening.
5) Intellgensi musikal: dapat diungkapkan dengan memberikan
kesempatan dan tugas kepada siswa untuk menyanyi,membuat
lagu,atau mengungkapkan materi dalam bentuk suara.
6) Intellgensi intrapersonal: dapat dikembangkan dengan memberikan
waktu sendiri kepada siswa untuk refleksi dan berfikir sejenak.

16
7) Intellgensi lingkungan: dapat diungkapkan dengan mengajak siswa
untuk melihat apakah topik yang dipelajari ada kaitannya dengan
lingkungan hidup mereka,dengan alam tempat mereka hidup.
8) Intellgensi eksistensial: dapat diwujudkan dengan mengajak siswa
mempertanyakan soal keberadaanya.
8. Pengaruh Intelegensi Terhadap Keberhasilan Peserta Didik
Intelegensi seseorang diyakini sangat berpengaruh pada keberhasilan
belajar yang dicapainya. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar
biasanya berkolerasi searah dengan tingkat intelegensi. Artinya, semakin
tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin tinggi prestasi belajar
yang dicapainya. Bahkan menurut sebagian besar ahli, intelegensi
merupakan modal utama dalam belajar dan mencapai hasil yang optimal.
Anak yang memiliki skor IQ dibawah 70 tidak mungkin dapat belajar dan
mencapai hasil belajar seperti anak-anak dengan skor IQ normal, apalagi
dengan anak-anak jenius. (Pidarta. 1997).
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat intelegensi
yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tampak memberikan warna di
dalam kelas. Selama menerima pelajaran yang diberikan guru,
disampaikan oleh guru dan ada pula anak yang lamban. Perbedaan
individu dalam intelegensi ini perlu diketahui dan dipahami oleh guru,
terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan siswa. Selain itu,
guru harus menyesuaikan tujuan pembelajarannya dengan kapasitas
intelegensi siswa. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh siswa bukan
berarti membuat guru harus memandang rendah pada siswa yang kurang,
tetapi guru harus mengupayakan agar pembelajaran yang diberikan dapat
membantu semua siswa, tentu saja dengan perlakuan metode yang
beragam.
Selain itu, perbedaan tersebut juga tampak dari hasil belajar yang dicapai.
Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa bergantung pada
tinggi rendahnya intelegensi yang dimiliki. Meski demikian, intelegensi
bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar seseorang. Seperti telah dikemukakan bahwa banyak sekali faktor

17
yang dapat mempengaruhinya. Yang terpenting dalam hal ini adalah guru
harus bijaksana dalam menyingkapi perbedaan tersebut. (Budianingsih.
2004).
C. TEORI TRIARKIS INTELIGENSI DARI ROBERT STERNBERG
1. Konsep Teori Triarkis Dari Sternberg
Menurut Robert Sternberg Jeffrey intelligence (kecerdasan) adalah
kemampuan individu untuk sukses dalam kehidupan dengan
memanfaatkan kekuatan dan mengkompensasi kelemahan mereka. Robert
J Sternberg terkenal dengan teori Triarchicnya.
Menurut Sternberg, inteligensi mengandung kemampuan-kemampuan
analitis, kreatif dan praktis. Di dalam berpikir analitis, kita berusaha
menyelesaikan masalah-masalah yang dikenal dengan menggunakan
strategi-strategi yang memanipulasi elemen-elemen suatu masalah atau
hubungan-hubungan diantar berbagai elemen (seperti pembandingan,
penganalisisan); di dalam bepikir kreatif, kita berusaha menyelesaikan
jenis-jenis baru persoalan yang membutuhkan upaya untuk memikirkan
masalah dan elemen-elemennya dengan suatu cara yang baru (seperti
penemuan, perancangan), dan di dalam berpikir praktis, kita berusaha
menyelesaikan masalah-masalah yang mengaplikasikan apa yang kita
ketahui dalam konteks sehari-hari (seperti pengaplikasian, penggunaan).
2. Aspek-aspek Kecerdasan Berdasarkan Teori Triarkis Inteligensi
Seperti yang diungkapkan diatas sebelumnya, teori ini dikemukakan
oleh, Robert Sternberg yang menganggap kecerdasan adalah sesuatu yang
bersangkutan dengan pengolahan informasi. Sternberg mempelajari
bagaimana informasi mengalir ke dalam diri seseorang dan bagaimana
informasi ini berubah sesuai kebutuhan lingkungan. Analisis yang
dilakukan akhirnya muncul sebagai model kecerdasan bercabang tiga
(triarchic). Aspek-aspek yang dinyatakannya adalah kecerdasan analitik
(componential intelligence), kecerdasan pengalaman (experiential
intelligence) dan kecerdasan praktis (contextual intelligence). Sternberg
mengakui bahwa seseorang tidak harus memiliki satu saja kecerdasan yang

18
disebutkannya. Ada individu yang memiliki integrasi ketiga aspek
kecerdasan ini dengan menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi.
1) Kecerdasan Analitik (Componential Intelligence)
Kecerdasan seseorang individu dalam bidang akademis bisa
disebut sebagai kecerdasan analitik. Kecerdasan menganalisis
merupakan fitur utama kecerdasan ini. Misalnya saja ada diantara
siswa yang dikatakan memiliki kecerdasan luar biasa sehingga
dinaikkan beberapa tingkat dalam pendidikannya (sistem sekolah
Barat). Menurut Sternberg, aspek keterampilan memproses informasi
(componential) menyatakan bahwa proses kognitif bertanggung jawab
terhadap perilaku kecerdasan. Kecerdasan analitik digunakan untuk
mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi,
menyusun dan menyampaikan informasi.
Sub teori ini menekankan pada struktur dan mekanisme yang
mendasari perilaku cerdas. Di dalamnya terdapat tiga komponen
pengolahan data yaitu belajar melakukan sesuatu, merencanakan apa
yang akan dilakukan, dan bagaimana melakukan hal tersebut. Orang
yang tergolong dalam bentuk ini umumnya akan meraih nilai yang
tinggi dalam tes kecerdasan, tapi kurang kreatif dan kurang dapat
berpikir kritis.
Kecerdasan analitik melibatkan tindakan menganalisis,
membandingkan dan menilai. Sebagai contoh, siswa berlatih
Matematika. Di dalam proses menyelesaikan masalah Matematika,
siswa akan menganalisis informasi yang diberikan. Kemudian
membuat gerak kerja solusi sesuai formula tertentu.
2) Kecerdasan Pengalaman (Experiental-Creative Intelligence)
Kecerdasan ini bisa dijelaskan artinya dengan kreativitas.
Kecerdasan ini memungkinkan dilihat sebagai kemampuan untuk
mengatasi situasi baru lantas mempelajari dari situasi tersebut. Dalam
arti kata yang lain, individu yang berpengalaman akan lebih efisien
dalam memproses informasi dalam situasi baru.

19
Sub teori ini menunjukkan bahwa perilaku yang cerdas tidak akan
selalu sama, seiring dengan perkembangan waktu. Kemampuan ini
sangat signifikan ketika seseorang harus mengalami suatu hal baru
atau harus menghadapi sesuatu persoalan secara spontan. Mereka
yang memiliki karakteristik seperti ini mungkin tidak dapat mencapai
nilai tinggi dalam tes kecerdasan, namun sering merupakan orang
yang kreatif dalam menghadapi hidup. Kecerdasan pengalaman terjadi
ketika kita menciptakan, misalnya memproduksi puisi, menciptakan
permainan baru, menghasilkan lukisan dan sebagainya. Pengajaran
dan penilaian kreatif harus memungkinkan siswa mendefinisikan
masalah disamping memastikan siswa dapat menyelesaikan masalah
dengan baik dan dapat mengutarakan ide-ide mereka.
Sebagai contoh, jika siswa diberi suatu tugas baru yang
berhubungan dengan mereka, siswa-siswa yang memiliki kecerdasan
yang tinggi dalam kecerdasan pengalaman akan dapat belajar dengan
cepat, menggunakan strategi yang sesuai secara otomatis dan efisien
tanpa membuang waktu.
3) Kecerdasan Praktek (Contextual Intelligence)
Ada beberapa orang yang mampu mengadaptasi diri mereka di
dalam apa saja situasi yang dituntut dalam lingkungan mereka.
Mereka yang memiliki kecerdasan ini pandai memulai langkah untuk
sukses di dalam hidup. Bahkan mereka juga dapat bertahan dalam
hidup karena berhasil untuk mengatasi perubahan.
Kecerdasan ini meliputi adaptasi dengan lingkungan, pemilihan
lingkungan yang lebih optimal dari yang dimiliki sekarang, menata
lingkungan yang ada agar sesuai dengan keterampilan, minat dan nilai
yang dimiliki. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk
menyatu dengan lingkungan dengan mengubah orang, lingkungan,
atau keduanya. Dengan kata lain kemampuan untuk beradaptasi
dengan dunia.

20
Gambar 1: Model Dasar Teori Triarkis

3. Kelebihan dan Kekurangan Teori Triaksis ( Triarchic Theory )


Kelebihan pemahaman inteligensi yang berbasis pada teori ini adalah
sebagai berikut:
1) Memungkinkan seseorang memusatkan kemampuannya pada
kekuatan dan memperbaiki atau mencoba mengatasi masalah
berdasarkan kelemahannya.
2) Memotivasi atau merangsang seseorang dengan cara yang lebih
sesuai.
3) Menggunakan kemampuan yang terintegrasi untuk mencapai
kesuksesan dalam hidup sesuai dengan definisi personal & konteks
sosio-kultural.
4) Beradaptasi, membentuk, dan memilih lingkungan.
5) Menemukan keseimbangan dalam penggunaan kemampuan analitik,
kreatif, dan praktis.
6) Teori successful intelligence dapat membuat perbedaan, baik dalam
kondisi laboratorium, ruang kelas di sekolah, atau kehidupan
keseharian orang.
7) Teori ini berusaha menjelaskan secara terpadu hubungan antara:
a. Inteligensi dan dunia internal seseorang, atau mekanisme mental
yang mendasari perilaku inteligen.

21
b. Inteligensi dan dunia eksternal seseorang, atau penggunaan
mekanisme mental untuk mencapai kesesuaian dengan
lingkungan.
c. Inteligensi dan pengalaman, perantara antara dunia internal dan
eksternal seseorang.
Kelemahan dari konsep teori triarchic adalah:
1) Skor tes inteligensi hanya merupakan indikator 1 aspek dari
keterampilan intelektual seseorang.
2) Hanya sesuai untuk pelajar-pelajar yang cerdas (gifted students)
karena hanya mengukur aspek-aspek yang kemampuan memori dan
analisa, sedangkan anak dengan kelebihan pada keterampilan yang
lain perlu diberi kesempatan menunjukkan kemampuannya tersebut.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Gardner, Inteligensi merupakan kemampuan ganda (multiple
intelligence). Kemampuan ganda dalam konsep inteligensi menurut Gardner,
terdiri dari sembilan kemampuan (Suparno, 2004: 19). Kesembilan
kemampuan itu adalah (1) linguistik, (2) matematis – logis, (3) ruang, (4)
kinestetik – badani, (5) musikal, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, (8)
lingkungan / naturalis, dan (9) eksistensial.
Teori Triaksis yang dipelopori oleh Robbert Jeffrey Sternberg ialah teori
yang berangkat dari ketidakpuasan terhadapan pandangan teori-teori
kecerdasan sebelumnya seperti pandangan dari teori psikometris dan kognitif
semata. Teori ini lebih menekankan pada kesatuan dari berbagai aspek
inteligensi sehingga teorinya lebih berorientasi pada proses. Sternberg
menganggap kecerdasan adalah sesuatu yang bersangkutan dengan
pengolahan informasi. Sternberg mempelajari bagaimana informasi mengalir
ke dalam diri seseorang dan bagaimana informasi ini berubah sesuai
kebutuhan lingkungan. Analisis yang dilakukan akhirnya muncul sebagai
model kecerdasan bercabang tiga (triarchic). Aspek-aspek yang
dinyatakannya adalah kecerdasan analitik (componential intelligence),
kecerdasan pengalaman (experiential intelligence) dan kecerdasan praktis
(contextual intelligence).
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Agustin Dwi. 2014. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori


Multiple Intellegence yang Dominan Dalam Kelas Pada Materi Tekanan.
Edusains Vol 6, No 2, (Online),
(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/view/1114) diakses tanggal 2
Februari 2020.
Hamzah, Amir. 2009. Teori Multiple Intellegence dan Implikasinya
Terhadap Pengelolaan Pembelajaran. Tadris Jurnal Pendidikan Islam. Vol 4, No
2, (Online), (http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/tadris/article/view/256) diakses
tanggal 2 Februari 2020.
Legowo, Edy. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Penstimulasian
Multiple Intellegence Siswa. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling. Vol 2, No
1, (Online), (http://journal2.um.ac.id/index.php/jkbk/article/view/311) diakses
tanggal 2 Februari 2020.
Purwanto. Tanpa Tahun. Inteligensi: Konsep dan Pengukurannya,
(Online),
(http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/download/479/322)
diakses tanggal 7 Februari 2020.
Tanpa Penulis. Tanpa Tahun. Intelligence: Gardner & Sternberg, (Online),
(https://www.google.com/search?client=firefox-b
d&q=multiple+intelegence+oleh+sternberg#.) diakses 7 Februari 2020.
Utami, Sri Weni. 2017. Multiple Intelligence: Platform Global Paling
Eektif Untuk Pendidikan Abad ke-21 Dalam Pendidikan dan Pembelajaran,
(Online), (http://fppsi.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/36-MULTIPLE-
INTELLIGENCES-PLATFORM-GLOBAL-PALING-EFEKTIF-251-257.pdf)
diakses tanggal 7 Februari 2020.

24

Anda mungkin juga menyukai