MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Kesehatan dan Gizi untuk AUD
yang diampu oleh:
Disusun oleh:
Kelompok 6
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “P3K Pada Anak” ini dengan tepat waktu.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr.dr. Nur Fauziah Romadona, M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan
dan Gizi untuk AUD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan wawasan makalah ini.
2. Teman – teman yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnta bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi
pembaca sehingga menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
A. Pengertian P3K Pada Anak.............................................................................................................3
B. Tujuan P3K Pada Anak...................................................................................................................3
C. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.............................................................................4
D. Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan........................................................................6
E. Penyebab Anak Usia TK Mengalami Kecelakaan..........................................................................6
F. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi pada Anak & Pertolongan Saat Kecelakaan.......................8
BAB III PENUTUPAN............................................................................................................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita
benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Lingkungan sekolah, khususnya ditingkat awal
seperti taman kanak-kanak dan sekolah dasar merupakan lingkungan yang memiliki resiko tinggi
terhadap terjadinya kecelakaan. Sebagaimana kita ketahui, seorang anak TK masih belajar untuk
mengenali lingkungannya. Mengeksplor segala hal yang belum ia ketahui dan membuatnya
tertarik. Sering didapatkan ketika bermain terjadi kecelakaan besar maupun kecil sehingga
kadang-kadang mengakibatkan kepanikan bagi pihak sekolah.
Guru sebagai orang pertama yang bertanggung jawab mempunyai peranan penting.
Seorang guru hendaknya dapat melakukan tindakan pencegahan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan untuk seorang anak TK, sekaligus memberi pengetahuan dasar mengenai P3K kepada
anak melalui pendidikan kesehatan. Melalui pendidikan kesehatan di TK, seorang anak akan
diberikan pengetahuan mengenai penjagaan keselamatannya dari bahaya yang kemungkinan ada
pada lingkungan dan benda-benda tertentu.
B. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini.
Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain :
6. Apa kecelakaan yang mungkin terjadi pada anak & pertolongan saat kecelakaan ?
1
C. Tujuan Masalah
Bersumber pada rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, sehingga tujuan
dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
6. Mengetahui kecelakaan yang mungkin terjadi pada anak dan pertolongan saat kecelakaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian P3K Pada Anak
Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi
hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau
orang awam) yang pertama kali melihat korban (Suharni, 2011).
a. Mengadakan diagnosa.
3. Menunjang penyembuhan
b. Mencegah infeksi.
3
C. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Prinsip yang harus ditanamkan dalam melaksanakan tugas P3K menurut Margareta
(2012), Andryawan dan Amin (2013) adalah:
1) Bersikap tenang, jangan pernah panik. Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Ketika
menghadapi keadaan darurat, senatiasalah bekerja dengan rencana jelas dan terkendali,
agar bisa berjalan efektif (Smith, 2005).
2) Perhatikan jalan napas korban (Airway) Sebelum melakukan tahapan A (airway), harus
terlebih dahulu dilakukan produser awal, yaitu:
Meminta pertolongan
Jika tenyata korban tidak memberikan respon terhadap panggilan segera minta
bantuan dengan cara berteriak “tolong”. Memperbaiki posisi korban. Jika korban
ditemukan dengan posisi miring atau tengkurap ubahlah posisi korban ke posisi terlentang.
Penolong berlutut sejajar dengan bahu agar saat memberikan bantuan napas dan
sirkulasi, penolong tidak perlu mengubah posisi atau menggerakkan lutut. Jalan napas
berarti apakah pernapasan korban tidak lancar atau bebas. Hal ini dapat dengan mudah
diketahui apakah korban masih berhembus napasnya melalui hidung atau mulut.
4
3) Perhatikan pernapasan (Breathing)
Pernapasan berarti apakah pernapasan korban masih ada atau tidak. Tindakan yang
dilakukan adalah meraba keluarnya napas korban, dari hidung atau mulut. Hal ini yang
diperhatikan adalah pada bagian perut dan dada.
Setelah melakukan langkah A dan B, perhatikan denyut jantung korban atau saluran
pernapasannya. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan apakah penderita sadar atau
tidak.
5) Hentikan pendarahan
Letakkan bagian perdarahan lebih tinggi daripada bagian tubuh yang lain, kecuali
kalau keadaan tidak mengizinkan. Dengan menggunakan sapu tangan ataupun kain yang
bersih, tekanlah tempat pendarahan kuat-kuat dengan sapu tangan tersebut. Kemudian ikatlah
sapu tangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang atau apapun yang bisa untuk mengikat, agar
sapu tangan tadi tetap menekan luka atau pendarahan tersebut.
Apabila ada tanda-tanda shock, korban ditelentangkan dengan letak kepala lebih
rendah dari bagian tubuh yang lain. Apabila korban mengalami cidera didada, dan menderita
sesak napas (masih sadar), letakkanlah korban dalam sikap setengah duduk.
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis serta
keparahan cidera yang dialami. Apabila korban tidak hendak diusung, terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan, serta tulang-tulang yang patah harus dibidai. Saat akan
mengusung korban, usahakan supaya kepala korban tetap terlindungi dan setiap kali harus
diperhatikan jangan sampai saluran pernapasanya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
8) Teliti, tanggap dan melakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah
kerusakan.
5
2. Memberikan perasaan tenang dan mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah korban
kecelakaan.
a. 10 pembalut cepat
b. Pembalut gulung
c. Pembalut segitiga
d. Kapas
e. Plester
f. Kassa steril
g. Gunting
h. Pinset.
1. Kondisi fisik yang masih lemah, belum tegap, mantap dan belum memiliki koordinasi
motorik yang baik. Anak juga belum mengenal berbagai keadaan atau situasi yang ada di
6
lingkungan yaitu benda maupun keadaan seperti keramaian di jalan raya, air yang banyak
seperti di kolam renang atau sungai
. 2. Belum tahu cara menghadapi bahaya dan cara melakukan tindakan yang diperlukan ketika
mengalami suatu kecelakaan.
Oleh sebab itu, maka dapat dikatakan bahwa anak usia TK sering mengalami kecelakaan
karena:
a. Belum bisa memperkirakan atau membedakan tingkat ketinggian dan kerendahan dengan
benar. Misalnya anak memanjat ke atas tembok atau pohon, ketika sudah sampai di atas
ia baru menyadari akan ketinggian tersebut dan menjadi panik, takut, dan dapat terjatuh.
b. Suka memasukkan benda ke dalam mulut. Saat bayi, anak mengenal suatu benda melalui
perabaan jari tangan juga mulutnya. Hal ini kadang masih terbawa hingga usia TK. Anak
belum memahami bahwa ada benda-benda yang berbahaya jika dimasukkan ke dalam
mulut, baik itu benda tajam, benda kecil yang dapat tertelan, ataupun benda yang
beracun.
c. Belum mengenali atau membedakan benda dan bahan yang berbahaya dan tidak
berbahaya. Pada dasarnya anak akan tertarik dengan benda-benda yang indah dan
menarik. Namun anak belum mengetahui bahwa ada benda yang terlihat menarik dan
indah tetapi memiliki sisi buruk yaitu membahayakan keselamatan. Contohnya saat anak
melihat gunting yang memiliki warna menarik dan berkilau, anak belum tahu jika benda
tersebut dapat membuat tubuhnya terluka jika tidak dipergunakan secara hati-hati.
d. Keseimbangan tubuh belum sempurna. Walaupun kemampuan mengatur otot dan
keseimbangannya sudah lebih baik dibandingkan saat ia masih bayi, tetapi
kemampuannya belum sepenuhnya seperti orang dewasa.
e. Suka meniru perbuatan orang lain. Dalam mempelajari suatu hal, biasanya anak akan
meniru perbuatan orang lain, khususnya orang dewasa. Anak belum mengetahui bahwa
ada hal-hal yang belum bisa ia lakukan, seperti mengangkat beban yang berat,
menyalakan api atau menggunakan benda tajam.
f. Rasa ingin tahu tinggi dan suka memegang sesuatu yang dapat ia jangkau
7
F. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi pada Anak & Pertolongan Saat Kecelakaan
1. Terjatuh
a. Keadaan yang dapat membuat anak terjatuh
1) Adanya benda yang terdapat di lantai, perabotan di bagian bawah, lantai yang tidak
rata permukaannya.
2) Lantai yang licin karena basah, berminyak, berlumut, kedaan tersebut dapat membuat
anak terpeleset dan tergelincir.
3) Dalam permainan pun ada beberapa hal yang dapat membuat anak terjatuh, seperti
saling mendorong, menabrak, menarik satu sama lain.
b. Pencegahan agar anak tidak terjatuh
1) Lantai bersih, kering, dan rata
2) Barang-barang tersusun rapih (tidak berserakan di lantai)
3) Mencegah anak naik ke suatu tempat yang tinggi dan berbahaya
c. Akibat anak terjatuh
1) Gejala ringan: memar atau benjol
2) Gejala sedang: terdapat luka berdarah, nyeri dan gigi goyang
3) Gejala berat: pingsan, muntah keluar darah dari hidung/telinga, gigi patah
2. Keracunan
a. Penyebab anak keracunan
1) Makan makanan yang beracun dan basi
2) Mengkonsumsi obat-obatan yang tidak sesuai anjuran
3) Meminum cairan pembersih, bahan bakar, obat anti hama/pestisida
b. Pencegahan keracunan
1) Menyimpan bahan-bahan yang mempunyai potensi menyebabkan keracunan pada
anak di tempat yang sulit dijangkau anak, seperti di tempat tinggi atau di lemari
terkunci
2) Membersihkan seluruh lingkungan, baik dalam ruangan maupun luar ruangan secara
teratur dan baik
3) Beri pengetahuan kepada anak mengenai hal-hal yang memiliki kemungkinan
membahayakan dirinya
8
c. Akibat anak keracunan
1) Gejala keracunan sedang: pusing, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, mencret,
luka bekas gigitan, bengkak, nyeri, perubahan warna kulit
2) Gejala keracunan berat: kejang-kejang, sesak napas, lemas, pucat, berkeringat,
pingsan, mulut berbusa
d. Tindakan awal pertolongan
Bila anak menelan sesuatu yang beracun, usahakan keluar dari tubuhnya dengan cara:
9
4) Saluran pencernaan: benda yang tajam dapat menyebabkan luka
d. Tindakan pertolongan
1) Kemasukan benda pada saluran pernapasan
- Tunggingkan anak dengan posisi kepala lebih rendah dari punggung
- Tepuk-tepuklah punggung anak agar benda tersebut keluar
2) Kemasukan benda pada telinga dan hidung segera dibawa ke puskesmas atau rumah
sakit
3) Menelan benda tajam: segera dibawa kerumah sakit atau puskesmas
4) Menelan benda tidak tajam: bawa ke rumah sakit atau dokter terdekat
5) Kemasukan benda di mata: jika sedikit kotoran yang masuk, dapat dibersihkan
dengan kapas. Jika mata terkena benda tajam, tutup dengan kasa steril dan segera
bawa ke rumah sakit terdekat.
Anak terluka bila tertusuk suatu benda tajam, sedangkan anak terbentur adalah bila anak
ketika sedang bergerak (lari, lompat) terkena suatu benda besar atau keras. Tertumbuk adalah
bila anak tertimpa suatu benda besar dank eras.
1) Letakkan benda yang membahayakan yaitu yang tajam dan benda lainnya pada tempat
yang aman bagi anak.
2) Jelaskan kepada anak dan orang di sekeliling anak mengenai bahaya terluka, terbentur,
dan tertumbuk.
Terluka oleh benda tajam dapat mengakibatkan luka tusuk, luka potong, dan luka robek
serta luka iris. Juga ada luka gigitan seperti gigitan anjing dan ular. Terbentur atau tertumbuk
dapat mengakibatkan memar, pendarahan di dalam, lemas atau pingsan
10
c. Tindakan Pertolongan
1) Luka iris yang pendek dan dangkal:
a) Dibersihkan dengan air matang bersih
b) Diberi obat merah atau antiseptic
c) Dirapatkan dan dibalut atau ditutuup dengan plester atau kain kasa yang bersih
2) Jika luka tersebut cukup dalam maka lebih baik anak tersebut segera dilarikan ke rumah
sakit
5. Tenggelam
1) Bak air
1) Terminum air dalam jumlah banyak, anak menjadi terbatuk, sesak napas dan lemas
11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Anak hidup dalam lingkungan dengan berbagai benda dan alat di
sekelilingnya. Anak usia TK belum dapat bergerak dengan mantap, suka
melompat, berlari, meniru, dan seringkali memiliki rasa ingin tahu yang amat
besar mengenai benda-benda yang ada di sekelilingnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, S. & Ranti, A. L. (2013). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Sunaryo, M., dkk. (2017). Gambaran Pengetahuan Pekerja terhadap Penerapan P3K
di Tempat Kerja pada Gedung CBO PT.ABC, Kota Surabaya Tahun 2017.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Surabaya.
13