Disusun Oleh:
Kelompok 5
Medina Lindawati 1701035007
Siti Zahara 1701035025
Nindya Cahya Rahmawati 1701035004
Shofiyah Nurul Annisa 1701035018
Siti Soleha Ayu Fitriani 1701035010
Dosen Pembimbing:
Khusniyati Masykuroh M.Pd
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena Rahmat dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan makalah Met. Pengembangan Kognitif Aud ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki dan juga saya berterima kasih kepada
ibu Khusniyati Masykuroh M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Met. Pengembangan Kognitif Aud. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Saya selaku penulis makalah ini
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun saya harapkan semoga makalah Met. Pengembangan
Kognitif Aud ini bermanfaat untuk kita semua.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Logika Matematika (logic- semart)……………………………….......6
B. Konsep Matematika AUD…………………………………………….………….....7
C. Tujuan Pengenalan Matematika AUD………………………………………….......10
D. Prinsip dan Konsep Permainan Matematika Bagi AUD…………………………...11
E. Pengembangan Daya Pikir Melalui Matematika………………………………......13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecerdasan logika matematika, merupakan salah satu aspek kecerdasan
kognitif yang sangat penting dikembangkan pada anak sejak usia dini.
Kecerdasan ini berkenaan dengan kemampuan anak dalam mengenal dan
memahami simbol-simbol dan angka-angka matematika. Angka dan symbol
matematika tersebut merupakan kemampuan awal bagi anak usia dini dalam
menggunakan matematika pada fase-fase pertumbuhan dan perkembangan
berikutnya.
4
keluarga, masyarakat dan lingkungan lembaga paud itu sendiri. Paud yang
merupakan salah satu lembaga tempat anak dibimbing dan digembleng
oleh guru diharapkan dapat memberikan peran yang baik terhadap
peningkatan kecerdasan logika matematika bagi anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
a. Mengetahui Kecerdasan Logika Matematika (logic- smart)
b. Mengetahui Konsep Matematika AUD
c. Mengetahui Tujuan Pengenalan Matematika AUD
d. Mengetahui Prinsip dan Konsep Permainan Matematika Bagi AUD
e. Mengetahui Pengembangan Daya Pikir Melalui Matematika
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
masalah yang efektif dalam setting dunia nyata melibatkan penggunaan proses
kognitif, meliputi perencanaan penuh untuk berpikir (menggunakan waktu untuk
berpikir dan merencanakan), berpikir secara menyeluruh (terbuka dengan berbafai
gagasan dan menggunakan perspektif yang beragam), berpikir secara sistematik
(diatur, menyeluruh dan sitematik), berpikir analitik (pengklasifikasian, analisis,
logika, dan kesimpulan), berpikir analogis (mengaplikasikan persamaan pola,
berpikir pararel dan lateral), berpikir sistem (holistik dan berpikir menyeluruh).
7
3. Asupan Nutrisi pada Zat Makanan Nutrisi merupakan salah satu faktor yang
mendukung perkembangan kecerdasan anak. Jumlah nutrisi harus memenuhi
batas kemampuan tubuh untuk menyerapnya dalam keadaan yang berlebihan,
nutrisi tersebut tidak dapat diserap bagaimana fungsinya. Bahkan dapat
menimbulkan efek samping yang kurang baik.
4. Aspek kejiwaan Kondisi emosi bernilai penting dalam menumbuhkan bakat dan
minat anak sehingga akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak.
Konsep matematika untuk anak usia dini anak dimulai dari anak belajar
mencocokkan, meng-klasifikasikan atau menempatkan benda-benda sesuai bentuk
atau kategori tertentu, membandingkan, dan persamaan. Konsep matematika yaitu;
1. matching and discrimina-ting, comparing and contrasting
2. classifying, sorting and groupin
3. ordering, sequence and seriation (Kennedy, 2008).
Anak merespon secara berbeda terhadap apapun yang anak temui.
Pencocokan dimulai dengan hubungan antara dua benda. Anak-anak
mengembangkan pencocokan dan membedakan kete-rampilan dan membandingkan
dan mengkontraskan keterampilan pikir berbagai pengalaman dan kegiatan.
Klasifikasi menyimpan, pengelom- pokan atau kategorisasi, meluas dua benda yang
mirip dengan kelompok pencocokan dari benda-benda yang memiliki sifat yang
sama. Klasifikasi merupakan keterampilan penting dalam semua bidang subjek.
Kegiatan mengurutkan memiliki awal tengah, dan akhir, tapi penempatan
dalam urutan bisa disesuaikan. Seriasi adalah adanya kerjasama berdasarkan
perubahan bertahap benda dan sering diguna-kan dalam pengukuran, pola hanya
mengulangi urutan. Anak-anak mulai mengenal peristiwa pengu-langan sangat awal
dalam hidup, ketika suara yang sama, bau atau wajah terjadi terkait dengan peristiwa
lain seperti makan. Dalam cara behavioris, anak menghubung- kan stimulus dan
8
mengantisipasi kegiatan berikutnya. Pembelajaran matematika untuk anak usia
dini sangat berguna bagi perkembangan kecerdasan logika matematika pada
anak.
1. Konsep angka
Untuk mengenalkan konsep angka pada anak usia dibawah 3 tahun dapat
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan.
b. Mencocokan setiap angka dengan benda yang sedang dihitung.
c. Membandingkan antara kelompok benda satu dengan kelompok
benda yang lain untuk mengetahui jumlah benda yang lebih banyak,
lebih sedikit, atau sama.
2. Konsep pola dan Hubungan
Untuk mengembangkan kemampuan mengenal pola dan hubungan, anak
perlu diberi banyak kesempatan untuk mengenali dan memanipulasi benda
9
serta mencatat persamaan dan perbedaannya. Beberapa contoh kegiatan
yang bisa dilakukan orang tua untuk mengembangkan pola dan hubungan
pada anak diantaranya adalah mengajak anak bermain menyusun antrian
mobil-mobilan membentuk pola barisan hijau, biru, hijau, biru, hijau, biru,
hijau, biru.
Konsep pola dan hubungan bertujuan untuk mengenalkan pola hubungan
pada anak usia 3-6 tahun seperti mengenalkan dan menga-nalisa pola-pola
sederhana, menji-plak, membuat, dan membuat pemi-kiran tentang
kemungkinan dari kelanjutan pola.
3. konsep pengukuran
Anak belajar pengukuran dari berbagai kegiatan yang membutuhkan
kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan
konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat.
Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar,
seperti pita, sepatu, dan sebagainya.
Pada tahap lebih tinggi, anak diajak menggunakan jam dinding,
penggaris, skala, termometer. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan orang
tua untuk mengembangkan pengukuran pada anak adalah mengajak anak
mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan tali atau pita.
4. Konsep pengumpulan, pengaturan, dan tampilan data.
Contoh kegiatan yang bisa dilakukan orang tua untuk mengembangkan
pengumpulan, pengaturan dan tampilan data pada anak diantaranya
mengajak anak mengumpulkan bermacam-macam daun-daunan. Kemudian
ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut. Setelah itu, buatlah
daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun
daun-daunan yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak
mencatat jumlah setiap kelompok daun.
5. Konsep Memilih dan Mengelompokan
10
Memilih dan mengelompokan meliputi kemampuan mengamati dan
mencatat persamaan dan perbedaan benda. Anak usia di bawah tiga tahun
mengenal persamaan dan perbedaan melalui kelima indera mereka pada saat
bereksplorasi dengan benda-benda di sekitarnya. Anak belajar melalui
memperhatikan, mendengar, menyentuh, merasakan, mencium bau benda-
benda yang dimainkannya, sehingga mengetahui benda-benda yang sama
dan yang berbeda.
6. Konsep Hubungan Geometri dan Ruang
Anak mengenal bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segi empat,
persegi, lingkaran yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang. Anak
bisa paham tentang pengertian ruang ketika anak sadar akan posisi dirinya
jika dihubungkan dengan penataan benda-benda di sekelilingnya. Anak
belajar tentang tempat dan posisi, seperti: di atas, di bawah, pada, di dalam,
di luar. Selain itu, anak juga belajar tentang pengertian jarak, seperti: dekat,
jauh dan sebagainya.
Mengenalkan hubungan geometri dan ruang pada anak bisa dilakukan
dengan cara mengajak anak bermain sambil mengamati berbagai benda di
sekelilingnya.
11
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang
dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.
5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.
12
bagi anak. Anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia
dipelajarinya sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
13
3. Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan
berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya
sendiri.
4. Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat
peraga/ media yang sesuai dengan tujuan, menarik, dan bervariasi, mudah
digunakan dan tidak membahayakan.
14
Pembelajaran langsung tentang kosakata matematika dianjurkan untuk
membantu anak-anak memahami kata-kata tertentu, karena biasanya anak-anak
menggunakan kosakata matematika secara spontan. Biasanya para pendidik akan
menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh usia mereka, seperti setengah
roti, seperempat apel, dan lainnya.
15
mau belajar matematika secara terang-terangan mengatakan mereka bisa
matematika karena mudah.
Matematika akan membantu mereka untuk kemampuan mereka agar bisa
menyajikan konsep matematika secara efektif dan efisien. Mereka harus bisa
mengerti anak-anak apa yang bisa dipelajari mereka dan memberikan motivasi
kepada mereka secara terus-menerus.
4. Strategi dan Metodologi Pengembangan Daya Pikir, Materi, dan Media
Cara yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan anak PAUD
adalah melalui pembelajaran yang menekankan pada kegiatan bermain karena
dunia anak adalah dunia bermain. Permainan yang digunakan di PAUD
merupakan permainan yang didesain sedemikian rupa sehingga merangsang
kreativitaas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan
belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di PAUD
yang sangat tepat.
Apapun model pembelajaran yang digunakan tetapi yang terpenting
harus dikemas dalam konteks bermain yang betul-betul didesain secara matang,
dengan memperhatikan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis
anak. Kegiatan pembelajaran harus kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi anak untuk berpartisipasi sacara aktif, serta
menggunakan berbagai sarana, bahan, alat dan sumber belajar yang beragam.
Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dilakukan pada aktivitas
bermain sambil belajar, dan menggunakan pendekatan tematik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
berirama, Eksplorasi melalui berpikir, Eksplorasi melalui diskusi , Pengenalan
pola, Memperkaya pengalaman berinteraksidengan konsep matematika.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan
memenuhi terhadap tugas yang diberikan. Apabila ada kekeliruan dalam
menyusun makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
berikutnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Lisa.2017. Prinsip Dan Konsep Permainan Matematika Bagi Anak Usia Dini. Volume
III. Nomor 1.
19