Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MET.

PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD


”Kecerdasan Logika Matematika AUD”

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Medina Lindawati 1701035007
Siti Zahara 1701035025
Nindya Cahya Rahmawati 1701035004
Shofiyah Nurul Annisa 1701035018
Siti Soleha Ayu Fitriani 1701035010

Dosen Pembimbing:
Khusniyati Masykuroh M.Pd

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena Rahmat dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan makalah Met. Pengembangan Kognitif Aud ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki dan juga saya berterima kasih kepada
ibu Khusniyati Masykuroh M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Met. Pengembangan Kognitif Aud. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Saya selaku penulis makalah ini
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun saya harapkan semoga makalah Met. Pengembangan
Kognitif Aud ini bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, Mei 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Logika Matematika (logic- semart)……………………………….......6
B. Konsep Matematika AUD…………………………………………….………….....7
C. Tujuan Pengenalan Matematika AUD………………………………………….......10
D. Prinsip dan Konsep Permainan Matematika Bagi AUD…………………………...11
E. Pengembangan Daya Pikir Melalui Matematika………………………………......13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17
B. Saran .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan logika matematika, merupakan salah satu aspek kecerdasan
kognitif yang sangat penting dikembangkan pada anak sejak usia dini.
Kecerdasan ini berkenaan dengan kemampuan anak dalam mengenal dan
memahami simbol-simbol dan angka-angka matematika. Angka dan symbol
matematika tersebut merupakan kemampuan awal bagi anak usia dini dalam
menggunakan matematika pada fase-fase pertumbuhan dan perkembangan
berikutnya.

Matematika bagi anak usia dini merupakan pola bimbingan dalam


menanamkan konsep-konsep dan rancang bangun berpikir yang bersumber
pada kemampuan berpikir konkret. Oleh karena itu kemampuan ini oleh
para ahli digolongkan pada perkembangan
kecerdasan logika matematika (logis mathematic) yaitu salah satu jenis
perkembangan yang merupakan bagi dari perkembangan kognitif anak.

Pentingnya peningkatan kecerdasan logika matematika bagi anak


usia dini karena kecerdasan ini berkenaan pula dengan kegiatan hitung-
menghitung sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah-
masalah sederhana yang dihadapi di lingkungannya. Dengan kata lain
kecerdasan logika matematika dapat membiasakan anak dalam menghadapi
masalah-masalah hitung-menghitung sehingga meningkatkan proses
pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar.

Proses peningkatan kecerdasan logika matematika sangat


dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal anak, baik lingkungan

4
keluarga, masyarakat dan lingkungan lembaga paud itu sendiri. Paud yang
merupakan salah satu lembaga tempat anak dibimbing dan digembleng
oleh guru diharapkan dapat memberikan peran yang baik terhadap
peningkatan kecerdasan logika matematika bagi anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
a. Mengetahui Kecerdasan Logika Matematika (logic- smart)
b. Mengetahui Konsep Matematika AUD
c. Mengetahui Tujuan Pengenalan Matematika AUD
d. Mengetahui Prinsip dan Konsep Permainan Matematika Bagi AUD
e. Mengetahui Pengembangan Daya Pikir Melalui Matematika

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami apa itu kecerdasan logika matematika, mengetahui konsep matematika,
memahami tujuan serta prinsip logika matematika pada anak usia dini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Logika Matematika (logic- semart)

Menurut Aisyah (2006:117) kecerdasan logika matematika adalah


kemampuan untuk mengenal warna dan bentuk secara efektif guna meningkatkan
keterampilan mengelolah angka serta kemahiran mengguakan logika atau akal sehat.
Istilah kecerdasan logika matematis (math-logical intelligence) merujuk pada
pemahaman paling populer dalam soal logika, beberapa ahli psikologi yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan mendefinisikan Intelektual atau kognitif
dengan berbagai peristilahan.

Kecerdasan logika matematik berkaitan dengan perkembangan kemampuan


berpikir sistematis, menggunakanangka, menghitung, menemukan hubungan sebab
akibat, dan membuat klasifikasi. Anak yang mempunyai kelebihan dalam
kecerdasan logika matematika, tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung
menerapkan strategi coba ralat, mereka suka menduga-duga dan memiliki rasa ingin
tahu yang besar (Hartini, 2003). Diyakini anak yang memiliki logika berpikir baik
memiliki kemampuan atau kecerdasan logis matematis baik pula. Jadi kemampuan
logis matematis anak dapat dilatihkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran
melalui bermain agar konsep logis matematis lebih mudah dipahami oleh anak
pendidikan sekolahnya, semuanya ditetapkan pada usia dini.

Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi akan mampu


memecahkan masalah yang dihadapinya. Ini disebabkan kecerdasan merupakan
keterampilan bagaimana anak dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Pemecahan

6
masalah yang efektif dalam setting dunia nyata melibatkan penggunaan proses
kognitif, meliputi perencanaan penuh untuk berpikir (menggunakan waktu untuk
berpikir dan merencanakan), berpikir secara menyeluruh (terbuka dengan berbafai
gagasan dan menggunakan perspektif yang beragam), berpikir secara sistematik
(diatur, menyeluruh dan sitematik), berpikir analitik (pengklasifikasian, analisis,
logika, dan kesimpulan), berpikir analogis (mengaplikasikan persamaan pola,
berpikir pararel dan lateral), berpikir sistem (holistik dan berpikir menyeluruh).

Lingkungan perlu menyiapkan atau menyediakan kesempatan bagi anak untuk


mengembangkan kemampuan berfikir secara kritis. Anak-anak yang mandiri dan
mampu belajar sendiri akan membawa-bawa kemampuan tersebut sepanjang hidupnya.
Sikap anak terhadap diri sendiri, pembelajaran serta

Tujuan kecerdasan logika-matematika tujuan umum permainan kreatif


PAUD untuk melatih kecerdasan logika- matematika adalah :
1. kemampuan mengurutkan sesuai ciri tertentu
2. Mengembangkan kemampuan membilang, menyebutkan angka 1sampai 10
3. Mengembangkan kemampuan perkiraan ukuran seperti: banyak-sedikit, besar-
kecil dan panjang-pendek
4. Merangsang kemampuan mengenali pola
5. Merangsang kepekaan strategi
6. Merangsang kemampuan mengenali bentuk-bentuk geometri.

Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logika-Matematika;


1. Faktor Herediter ( faktor bawaan dari keturunan ). Semua anak mempunyai gen
pembawa kecerdasan dengan kadar yang dapat berbeda-beda.
2. Faktor Lingkungan Semenjak lahir anak mulai berinteraksi dengan lingkungan
tempat hidupnya. Ketika panca indera mulai berfungsi anak akan semakin
banyak berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan berpengaruh besar pada
kecerdasan anak.

7
3. Asupan Nutrisi pada Zat Makanan Nutrisi merupakan salah satu faktor yang
mendukung perkembangan kecerdasan anak. Jumlah nutrisi harus memenuhi
batas kemampuan tubuh untuk menyerapnya dalam keadaan yang berlebihan,
nutrisi tersebut tidak dapat diserap bagaimana fungsinya. Bahkan dapat
menimbulkan efek samping yang kurang baik.
4. Aspek kejiwaan Kondisi emosi bernilai penting dalam menumbuhkan bakat dan
minat anak sehingga akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak.

B. Konsep Matematika AUD

Konsep matematika untuk anak usia dini anak dimulai dari anak belajar
mencocokkan, meng-klasifikasikan atau menempatkan benda-benda sesuai bentuk
atau kategori tertentu, membandingkan, dan persamaan. Konsep matematika yaitu;
1. matching and discrimina-ting, comparing and contrasting
2. classifying, sorting and groupin
3. ordering, sequence and seriation (Kennedy, 2008).
Anak merespon secara berbeda terhadap apapun yang anak temui.
Pencocokan dimulai dengan hubungan antara dua benda. Anak-anak
mengembangkan pencocokan dan membedakan kete-rampilan dan membandingkan
dan mengkontraskan keterampilan pikir berbagai pengalaman dan kegiatan.
Klasifikasi menyimpan, pengelom- pokan atau kategorisasi, meluas dua benda yang
mirip dengan kelompok pencocokan dari benda-benda yang memiliki sifat yang
sama. Klasifikasi merupakan keterampilan penting dalam semua bidang subjek.
Kegiatan mengurutkan memiliki awal tengah, dan akhir, tapi penempatan
dalam urutan bisa disesuaikan. Seriasi adalah adanya kerjasama berdasarkan
perubahan bertahap benda dan sering diguna-kan dalam pengukuran, pola hanya
mengulangi urutan. Anak-anak mulai mengenal peristiwa pengu-langan sangat awal
dalam hidup, ketika suara yang sama, bau atau wajah terjadi terkait dengan peristiwa
lain seperti makan. Dalam cara behavioris, anak menghubung- kan stimulus dan

8
mengantisipasi kegiatan berikutnya. Pembelajaran matematika untuk anak usia
dini sangat berguna bagi perkembangan kecerdasan logika matematika pada
anak.

Menurut hasil penelitian Dr. Howard Gardner, seorang profesor pendidikan


dari Harvard University (dalam Adiningsih), mengungkapkan bahwa kecerdasan
logika matematika merupakan salah satu dari delapan jenis potensi kecerdasan yang
dimiliki anak. Anak usia dini dapat dikelompokan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok prasekolah (0-3 tahun). Kelompok kedua
adalah kelompok anak yang sudah mampu mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini
(3-6 tahun).

Lestari KW mengatakan bahwa berdasarkan pengelompokan anak usia dini


di atas, terdapat beberapa konsep matematika yang harus diajarkan kepada anak usia
dini. Untuk kelompok anak usia 0-3 tahun perlu dilakukan pengenalan konsep-
konsep matematika. Sedangkan untuk kelompok anak usia 3-6 tahun dilakukan
pengembangan konsep matematika kepada anak. Berikut ini beberapa konsep
matematika yang perlu diajarkan kepada anak usia dini.

1. Konsep angka
Untuk mengenalkan konsep angka pada anak usia dibawah 3 tahun dapat
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan.
b. Mencocokan setiap angka dengan benda yang sedang dihitung.
c. Membandingkan antara kelompok benda satu dengan kelompok
benda yang lain untuk mengetahui jumlah benda yang lebih banyak,
lebih sedikit, atau sama.
2. Konsep pola dan Hubungan
Untuk mengembangkan kemampuan mengenal pola dan hubungan, anak
perlu diberi banyak kesempatan untuk mengenali dan memanipulasi benda

9
serta mencatat persamaan dan perbedaannya. Beberapa contoh kegiatan
yang bisa dilakukan orang tua untuk mengembangkan pola dan hubungan
pada anak diantaranya adalah mengajak anak bermain menyusun antrian
mobil-mobilan membentuk pola barisan hijau, biru, hijau, biru, hijau, biru,
hijau, biru.
Konsep pola dan hubungan bertujuan untuk mengenalkan pola hubungan
pada anak usia 3-6 tahun seperti mengenalkan dan menga-nalisa pola-pola
sederhana, menji-plak, membuat, dan membuat pemi-kiran tentang
kemungkinan dari kelanjutan pola.
3. konsep pengukuran
Anak belajar pengukuran dari berbagai kegiatan yang membutuhkan
kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan
konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat.
Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar,
seperti pita, sepatu, dan sebagainya.
Pada tahap lebih tinggi, anak diajak menggunakan jam dinding,
penggaris, skala, termometer. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan orang
tua untuk mengembangkan pengukuran pada anak adalah mengajak anak
mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan tali atau pita.
4. Konsep pengumpulan, pengaturan, dan tampilan data.
Contoh kegiatan yang bisa dilakukan orang tua untuk mengembangkan
pengumpulan, pengaturan dan tampilan data pada anak diantaranya
mengajak anak mengumpulkan bermacam-macam daun-daunan. Kemudian
ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut. Setelah itu, buatlah
daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun
daun-daunan yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak
mencatat jumlah setiap kelompok daun.
5. Konsep Memilih dan Mengelompokan

10
Memilih dan mengelompokan meliputi kemampuan mengamati dan
mencatat persamaan dan perbedaan benda. Anak usia di bawah tiga tahun
mengenal persamaan dan perbedaan melalui kelima indera mereka pada saat
bereksplorasi dengan benda-benda di sekitarnya. Anak belajar melalui
memperhatikan, mendengar, menyentuh, merasakan, mencium bau benda-
benda yang dimainkannya, sehingga mengetahui benda-benda yang sama
dan yang berbeda.
6. Konsep Hubungan Geometri dan Ruang
Anak mengenal bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segi empat,
persegi, lingkaran yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang. Anak
bisa paham tentang pengertian ruang ketika anak sadar akan posisi dirinya
jika dihubungkan dengan penataan benda-benda di sekelilingnya. Anak
belajar tentang tempat dan posisi, seperti: di atas, di bawah, pada, di dalam,
di luar. Selain itu, anak juga belajar tentang pengertian jarak, seperti: dekat,
jauh dan sebagainya.
Mengenalkan hubungan geometri dan ruang pada anak bisa dilakukan
dengan cara mengajak anak bermain sambil mengamati berbagai benda di
sekelilingnya.

C. Tujuan Pengenalan Matematika AUD


Tujuan umum pengenalan matematika pada anak usia dini adalah agar
anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/matematika, sehingga
pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika
pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek.
Sedangkan tujuan khusus pengenalan matematika pada anak usia dini yaitu:
1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap
benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka yang terdapat di
sekitar anak.

11
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang
dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.
5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.

D. Prinsip dan Konsep Permainan Matematika Bagi AUD


 Teori Tentang permainan matematika anak usia dini
a) Tingkat Perkembangan Mental Anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan
dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas
baik fisik maupun psikis.selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus
keluar dari anak itu sendiri.
Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahap
persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berpikir intuitif
dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda
didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya (persepsinya sendiri).

b) Masa Peka Berhitung Pada Anak


Masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur
matematika adalah anak usia TK karena usia TK sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa keingintahuannya yang tinggi
akan tersalurkan apabila mendapat rangsangan/motivasi yang sesuai dengan
perkembangannya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui permainan
maka akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja

12
bagi anak. Anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia
dipelajarinya sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.

c) Tahapan Penguasaan Berhitung di Matematika


Tahap penguasaan berhitung di matematika dimulai dari bahasa yang
digunakan hendaknya bahasa yang sederhana dan mengambil contoh yang
berada di lingkungan anak. Dalam permainan matematika anak dapat di
kelompokkan yaitu :
1. Penguasaan Konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan
peristiwa kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/
bilangan.
2. Masa Transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada
dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
3. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk
menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep
warna, besar untuk ,menggambarkan konsep ruang, dan sebagainya.

d) Prinsip-Prinsip Permainan Matematika Anak Usia Dini


1. Permainan matematika di berikan secara bertahap diawali dengan
menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa nyata yang dialami
melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
2. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara
bertahap menurut tingkat kesukaranya, misalnya dari kongkrit ke abstrak,
mudah ke sukar, dari sederhana ke yang lebih kompleks

13
3. Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan
berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya
sendiri.
4. Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat
peraga/ media yang sesuai dengan tujuan, menarik, dan bervariasi, mudah
digunakan dan tidak membahayakan.

e) Manfaat Permainan Matematika


1. Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar.
2. Menghindari ketakutan matematika sejak awal.
3. Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.

E. Pengembangan Daya Pikir Melalui Matematika

Dasar dari pengembangan daya pikir melalui matematika adalah anak-anak


dibangun keinginan untuk menumbuhkan keinginan dan rasa semangat untuk menyukai
ilmu matematika, dari matematika (logika) adalah mereka belajar konsep dasar seperti
berikut.

1. Mengembangkan bahasa matematika


Pembicraan dan percakapan informassi anak-anak tentang kegiatan-
kegiatan mereka bisa menuntut pada perkembangan bahasa metematika yang
bisa digunakan untuk menjelaskan bahasa matematika. Disini mereka didorong
untuk belajar, ketika anak-anak belajar sebutan untuk bentuk seperti lingkaran
segiempat, segitiga mereka dengan tidak sengaja sedang berinteraksi dan juga
sedang menggunakan bahasa matematika, belajar kosakata dan menggambarkan
pola ukuran bentuk benda-benda lain yang membantu mereka
mengembanggakan bahsa matematika.

14
Pembelajaran langsung tentang kosakata matematika dianjurkan untuk
membantu anak-anak memahami kata-kata tertentu, karena biasanya anak-anak
menggunakan kosakata matematika secara spontan. Biasanya para pendidik akan
menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh usia mereka, seperti setengah
roti, seperempat apel, dan lainnya.

2. Kesempatan Interaktif Untuk Mengembangkan Pengalaman Matematika


Kesempatan untuk menghitung mengukur menyelidiki jika mereka mau
membangun pengetahuan matematika. Pengalaman langsung anak akan
menggunakan bahan-bahan yang berkaitan dengan matematika mempunyai
peran yang sangat penting, dengan kecerdikan mendorong anak-anak untuk
berpikir dan berinteraksi terhadap benda-benda di lingkungan mereka.

Interaksi dengan orang lain, anak-anak membangun pengetahuan


berinteraksi dengan orang lain. Melalui interaksi dengan teman sebaya ide anak
tentang benda-benda terbentuk dengan ide orang lain, lewat ide tersebut bisa
mempertanyakan pandangan-pandangan mereka ssendiri berinteraksi dengan
para guru juga dan umpan balik penting untuk mengembangkan berpikir tentang
matematika. Melalui pembelajaran inilah para anak-anak bisa mengerti konsep-
konsep matematika contoh “lebih besar”, lebih kecil” dan sebagainya dengan
memberi umpan balik para guru bisa mengoreksi konsep yang mungkin salah
bisa diperbaiki dan diarahkan tentang prinsip-prinsip matematika.

3. Termotivasi Terhadap Matematika (Logika)


Salah satu tujuan pendidikan PAUD adalah agar mereka bisa belajar
untuk menyukai berpikir nalar matematika. Bagaimana agar mereka belajar
matematika secara menyenangkan, menanamkan kecintaan terhadap
matematika, bagaimana sifat ini dimulai dari para guru dulu. Para guru harus
menggunakan konsep matematika yang menyenangkan , para guru harus
memeperkuat persepsi positif para anak-anak tentang diri mereka sendiri yang

15
mau belajar matematika secara terang-terangan mengatakan mereka bisa
matematika karena mudah.
Matematika akan membantu mereka untuk kemampuan mereka agar bisa
menyajikan konsep matematika secara efektif dan efisien. Mereka harus bisa
mengerti anak-anak apa yang bisa dipelajari mereka dan memberikan motivasi
kepada mereka secara terus-menerus.
4. Strategi dan Metodologi Pengembangan Daya Pikir, Materi, dan Media
Cara yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan anak PAUD
adalah melalui pembelajaran yang menekankan pada kegiatan bermain karena
dunia anak adalah dunia bermain. Permainan yang digunakan di PAUD
merupakan permainan yang didesain sedemikian rupa sehingga merangsang
kreativitaas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan
belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di PAUD
yang sangat tepat.
Apapun model pembelajaran yang digunakan tetapi yang terpenting
harus dikemas dalam konteks bermain yang betul-betul didesain secara matang,
dengan memperhatikan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis
anak. Kegiatan pembelajaran harus kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi anak untuk berpartisipasi sacara aktif, serta
menggunakan berbagai sarana, bahan, alat dan sumber belajar yang beragam.
Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dilakukan pada aktivitas
bermain sambil belajar, dan menggunakan pendekatan tematik.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kecerdasan matematis logis adalah kecerdasan yang melibatkan


keterampilan mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran menggunakan
penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan logika matematika memiliki
proses yang khas yaitu Kategorisasi, Klasifikasi, Generalisasi, Perhitungan,
Pengujian hipotesis. Kecerdasan logika matematika memiliki wajah primer di
hemisfer kiri bagian depan ataulobus frontal dan hemisfer kanan bagian atas atau
pariental
Kecerdasan logika matematika memiliki indikataor, antara lainsebagai
berikut dapat menghitung angka diluar kepala dengan mudah dan tepat,
Menyukai bidang matematika dan atau ilmu pasti, Senang bermain game atau
memecahkan teka-teki yang menuntut penalaran dan berpikir logis. Ada anak-
anak, kecerdasan logika matematika muncul dalam bentuk indikator
berikut: Anak memiliki kepekaan terhadap angka, Anak tertarik dan
terlibat dengan komputer dan kakulator, Anak suka menyusun sesuatu secara
serial, kategori, hierarkial
Stimulasi kecerdasan logika matematika usia 4-5 dan 5-6 tahun, yaitu:
Melalui Bermain puzzle, Mengenalkan bentuk geometri, Mengenalkan sajak

17
berirama, Eksplorasi melalui berpikir, Eksplorasi melalui diskusi , Pengenalan
pola, Memperkaya pengalaman berinteraksidengan konsep matematika.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan
memenuhi terhadap tugas yang diberikan. Apabila ada kekeliruan dalam
menyusun makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nurhazizah.2014.Peningkatan Kemampuan Matematika Awal Melalui Strategi


Pembelajaran Kinestetik. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 8 Edisi 2

Lestariningrum, Handini. 2017. Analisis Pengembangan Kecerdasan Logis Matematis


Anak Usia 5-6 Tahun Menggunakan Permainan Tradisional. Jurnal
Pendidikan Usia Dini Volume 11 Edisi 2

Lisa.2017. Prinsip Dan Konsep Permainan Matematika Bagi Anak Usia Dini. Volume
III. Nomor 1.

Mufarizuddin.2017. Peningkatan Kecerdasaan Logika Matematika Anak melalui


Bermain Kartu Angka Kelompok B di TK Pembina Bangkinang Kota. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 1 Issue 1

19

Anda mungkin juga menyukai