Anda di halaman 1dari 27

Howard Gardner

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Howard Gardner, Tokoh Pendidikan dan Psikologi.

Howard Gardner adalah tokoh pendidikan dan psikologi terkenal yang mencetuskan teori
tentang kecerdasan majemuk atau multiple intelligences.[1] [2][3] [4]. Ia berkebangsaanAmerika yang
lahir dengan nama lengkap Howard Earl Gardner pada tanggal 11
Juli 1943 di Scranton, Pennsilvania.[1]Ia adalah co-director pada project Zero, sebuah kelompok
penelitian (riset) di Havard School Graduate School of Education.[1][3]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Perjalanan Intelektual
 2Pemikian Howard Gardner tentang Kecerdasan Majemuk
 3Pemikiran Lebih Lanjut
 4Catatan Kaki

Perjalanan Intelektual[sunting | sunting sumber]


Howard Gardner terinspirasi oleh buku Jean Piaget dalam bidang [Psikologi Perkembangan]].[1] Ia
juga belajar neuropsikologi dari Norman Geschwind dan belajar psikolinguistik dariRoger
Brown.[1] Selama menyelesaikan gelar kesarjanaanya, Howard Gardner bekerja dengan
ahli psikolinguistik ternama yaitu Erik erikson.[3][1]

Pada tahun 1965 Howard Gardner mendapat gelar sarjana muda di bidang perhubungan sosial dari
Universitas Harvard dengan predikat summa cumlaude.[1] Menjelang lulus sarjana, tesisnya
berjudul the Retirement Community in America.[5] Pada tahun 1965-1966, ia
mempelajari filsafat dan sosiologi di London School of Economic.[5][1] Dia memperoleh gelar PhD
dalam bidang sosial dan psikologi perkembangan dariHavard University pada tahun 1971, oleh
karena tesisnya yang berjudul The Development of Sensitivity to Figural and Stylistic Aspect of
Painting.[1]

Howard Gardner memulai mengajar di Havard School of Education pada tahun 1986, sementara ia
bepergian melakukan penelitiannya di cina, sepanjang tahun 1980 seluruh kariernya dihabiskan
di Cambridge Massachusetts.[1][3] Sejak tahun 1995, pekerjaannya difokuskan di Good Work
Project yang terkenal sebagai Good Project.[3]

Pemikian Howard Gardner tentang Kecerdasan


Majemuk[sunting | sunting sumber]
Teori tentang Kecerdasan Majemuk ini bergema sangat kuat di kalangan pendidik karena
menawarkan model untuk bertindak sesuai dengan keyakinan bahwa semua anak memiliki
kelebihan.[6] Garner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun
1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah suatu
menciptakan suatu (produk) yang bernilai dalam suatu budaya.[3] Pada mulanya Howard Gardner
menyatakan ada tujuh jenis kecerdasan.[3][7][2]

1. Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berfikir dalam kata-kata,
dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang
komplek.[3] Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar
warta berita dll.[3][2]
2. Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur,
mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang
kompleks.[3] Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer,
semua menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.[3][2]
3. Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang
tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan
dan mengarahkan hidup seseorang.[3] Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini
adalah teolog, psikolog, filsuf.[3][2]
4. Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan
yang efektif dengan orang lain.[3] Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial,
actor, atau politisi.[3][2]
5. Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinada, melodi, irama dan
nada.[3] Orang yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposer, dirigen, musisi, krtikus,
pengarang musik, bahkan pendengar musik.[3][2]
6. Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara
akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut.[3] Kecerdasan
ini seperti yang tampak pada keahlian pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek.[3][2]
7. Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan
memegang objek dengan cakap[3]Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atlet, penari, ahli
bedah, masyarakat pengrajin.[3][2]

Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun 1990-an, Howard Gardner
memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu kecerdasan alamiah (naturalis).[6]

8. Kecerdasan Alam atau Kecerdasan Naturalis: kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi
aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan. Ahli Biologi, pecinta alam,
penjelajah alam.dll.[6]

Pemikiran Lebih Lanjut[sunting | sunting sumber]


Menurut Howard Gardner, semua orang unik dan semua orang memiliki caranya sendiri untuk
memberikan kontribusinya bagi budaya dalam sebuah masyarakat.[7] Dalam penelitiannya tentang
kapasitas(kemampuan) manusia, ia menetapkan kriteria yang mana kriteria tersebut mengukur
apakah bakat seseorang benar-benar merupakan kecerdasan.[7] Setiap kecerdasan pastinya
memliki ciri-ciri perkembangan, dapat diamati bahkan dalam kasus khusus seperti sebuah kejadian
ajaib pada penderita idiot atau autis savant, mereka semua membuktikan adanya pemusatan
pada otak dan menciptakan sebuah rangkaian simbol dan notasi.[7] Howard Gardner menyatakan
bahwa setiap orang memiliki semua komponen (spectrum) kecerdasan, memiliki sejumlah
kecerdasan yang tergabung yang kemudian secara personal menggunakannya dalam cara yang
khusus.[7] Howard Gardner telah memecahkan teori tradisional tentang kecerdasan yang telah
melekat menjadi dua keyakinan dasar masyarakat, bahwa kemampuan seseorang adalah sebuah
kesatuan dan bahwa semua individu cukup digambarkan dengan sebuah kecerdasan tunggal yang
dapat diukur.[7] Howard Gardner menilai teori ini berfokus secara berlebihan pada kecerdasan
linguistik dan matematik sehingga menghambat pentingnya mengetahui tentang bentuk kecerdasan
yang lain.[7] Banyak siswa yang gagal menunjukkan prestasi akademiknya dikategorikan dalam
penghargaan yang rendah atau low esteem dan kemampuan mereka(yang sebenarnya) menjadi
tidak terlihat/muncul/terjadi dan hilang dari sekolah dan bahkan dari masyarakat secara luas.[7]

Howard Gardner melihat kecerdasan sieseorang dalam sebuah nilai dan tes yang terstandard, ia
mendefinisikan kecerdasan sebagai:

1. Kemapuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan


nyata.[4]
2. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan.[4]
3. Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) aau menawarkan sebuah pelayanan
yang dihasilkan dari kebudayaannya.[4]

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]


https://id.wikipedia.org/wiki/Howard_Gardner
" Konsep Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner "
Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh
Howard Gardner. Jasmine (2007: 5) menjelaskan bahwa “Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM) adalah salah
satu perkembangan paling penting dan paling menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini”. Teori KM didasarkan atas
karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori baru tentang pengetahuan
sebagai bagian dari karyanya di Universitas Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind
(1983) menjelaskan ada delapan macam [sekarang sembilan] kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic),
musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic),
intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits). Berikut ini dijelaskan secara
ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.

1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan.
Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-
kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk
memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa
yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003).
Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-
kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan
kata-kata dan gagasan uniknya.

Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa
“Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari
kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang
menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka
gagasan mengalir dengan konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori
lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis
maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).

2) Kecerdasan Musik (Musical Intelligence)

Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 :
4) menjelaskan bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi
(kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik,
bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang
harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya
menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat
pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan
memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan
menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan
komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik
yang menonjol.

3) Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)

Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa
“Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan
masalah”. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika.
Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan
aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau
melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari
kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).
4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)

Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik
(Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk
merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas
pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran
dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang
memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya
dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang
gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997).
Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer
(2004: 5) menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan
(atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun
aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak
badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks,
seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol
mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan
mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner,
1983).

6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)

Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang
berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer
(2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat,
penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki
kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi
dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan
kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan
perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.

7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan
interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan
dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa “Kecerdasan interpersonal
mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu
merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali
emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan
dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya
lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja
bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk
kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan
bahwa “Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman
tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat
naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004).
Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat
memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.

Sejak buku Gardner diterbitkan tahun 1983, para pendidik telah mendiskusikan dengan antusias cara
mempertimbangkan pengunaan berbagai KM di dalam kelas (Osburg, 1995). Dengan mengadopsi penggunaan dari
KM di dalam kelas, dan guru memiliki perspektif KM pada materi pelajaran, maka guru dapat melihat adanya satu
perbedaan dalam gaya mengajar mereka, kurikulum sebagai suatu keseluruhan, dan organisasi kelas (Shearer,
2004). Ketika guru dapat benar-benar memandang perbedaan dalam intelektual manusia, mereka akan mempunyai
cara-cara efektif untuk mendidik para siswa di dalam kelas (Gardner, 2003). Menggunakan KM dalam pembelajaran
merupakan satu alat efektif yang dapat membantu mencapai tujuan pendidikan (Hopper dan Hurray, 2000). Karena
ada delapan kompetensi intelektual di dalam otak, maka guru dapat menyertakan beberapa cara baru dan berbeda
tentang pendekatan tugas yang menggunakan satu atau lebih dari kombinasi KM.

Sumber Bacaan :

Armstrong, T. (2000). Multiple Intelligence in The Classroom. Alexandria, Virginia US : ASCD.

Armstrong, T. (2004). Kamu itu Lebih Cerdas daripada yang Kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam :
Interaksara.

Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.

Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16.

Tulisan di atas untuk menginspirasi bagi para guru, calon guru, orang tua, dan para pakar seluruh disiplin ilmu bahwa
manusia tidak ada yang bodoh. Tetapi mereka harus diberi perhatikan dalam soal cara menggunakan potensi
kecedasannya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi fungsinya.

Sumber Artikel Oleh : Muhammad Nuh, S.Pd., M.Pd.

http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artikel&kd_artikel=5
9 Macam Kecerdasan Majemuk Anak yang
Perlu Setiap Orang Tua Ketahui
Penulis: Mohammad Ferandy / 23 Oktober 2015

Cara tradisional mengukur kecerdasan anak adalah dengan memakai tes IQ.
Sayangnya, IQ hanya mengukur kemampuan kognitif dan verbal saja.
Penelitian terbaru tentang cara kerja otak dan cara belajar tiap orang yang
unik telah mengubah pandangan tradisional tersebut. Howard Gardner
mengembangkan istilah kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Konsep kecerdasan majemuk memperkenalkan bahwa manusia belajar dan


berhasil melalui berbagai kemampuan kecerdasan yang tidak terukur melalui
IQ. Menurut Gardner, definisi cerdas adalah “kemampuan memecahkan
masalah atau kemampuan berkarya menghasilkan sesuatu berharga.”

Setiap manusia memiliki bakat, cara belajar, dan kemampuan kognitif yang
berbeda-beda. Teori Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa kemampuan
masing-masing orang tergantung latar belakang sosial dan budaya di mana ia
dibesarkan.
http://hobart.schoolwires.com/

Gardner membagi kecerdasan menjadi 9 aspek.


1. Picture smart (kecerdasan spasial)

kemampuan tinggi dalam memvisualisasikan fenomena dalam bentuk


gambar. Gemar menggambar, menyenangi warna, garis, membangun balok,
dan mampu memberi arah di mana suatu lokasi berada. Para arsitek, pelukis,
ahli desain interior, dan pilot memiliki kecerdasan yang tinggi dalam bidang
ini.

2. People smart (kecerdasan interpersonal)

Mudah bergaul dengan orang lain dan senang mencari teman. Senang terlibat
dalam kerja kelompok yang melibatkan diskusi. Anak-anak yang cerdas
dalam bidang ini biasanya mampu membaca perasaan orang lain melalui
nada bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Biasanya anak-anak ini juga
mudah menyelesaikan konflik dengan orang lain.

3. Body smart (kecerdasan kinestetik)

Cepat mempelajari dan menguasai kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik,


baik motorik kasar maupun halus. Kemampuan dalam menggunakan seluruh
anggota tubuhnya dalam pekerjaa, pemecahan masalah, keterampilan
tangan, jari, atau lengan dalam memproduksi sesuatu. Atlet, pemain film atau
drama, penari, penyulam memiliki kecerdasan yang satu ini.

4. Word smart (kecerdasan bahasa)

Sangat mampu mengekspresikan pikirannya secara verbal, mudah mengingat


nama, dan mampu menulis dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan
bahasa banyak mengajukan pertanyaan dan senang berdiskusi.

5. Self smart (kecerdasan intrapersonal, mengenal diri sendiri)

Mudah mengenali perasaan diri. dapat menghayati puisi, drama, bermeditasi,


menulis jurnal, dan bercerita.
6. Sound smart (kecerdasan musik)

Sangat sensitif terhadap bermacam bunyi dan cepat mempelajari berbagai


jenis music, lagu, dan alat-alat musik.

7. Nature smart (kecerdasan mempelajari alam)

Cepat mempelajari fenomena alam, biologi, mengamati dan mebaca


kehidupan tumbuhan, binatang, serta gemar akan kegiatan pecinta alam.

8. Number smart (kecerdasan logika-matematika)

Cepat mempelajari angka, mengelompokkan, membuat hipotesis, dan berpikir


logis lainnya. Ilmuwan, filsuf, ahli matematika, dan computer
programmer memiliki kecerdasan dalam bidang ini.

9. Spiritual smart (kecerdasan spiritual)

Kemampuan berpikir dalam tentang makna hidup, mempertanyakan “kenapa


kita hidup,” “mengapa kita akan mati,” dan kemampuan menyadari adanya
keterkaitan antara dirinya sendiri dengan manusia lain dan lingkungannya.

Setiap anak bisa memiliki salah satu atau lebih dari kecerdasan di atas.
Sistem pendidikan tradisional biasanya hanya terfokus pada peningkatan
kecerdasan logika-matematika, bahasa, dan spasial saja.

Menurut Gardner, setiap orang pasti cerdas dalam bidang-bidang tertentu.


Misalnya, seorang buruh yang terampil dalam menggunakan anggota
tubuhnya untuk memproduksi barang yang berkualitas, pasti mempunyai
kecerdasan body kinesthetic yang bagus.

Sistem pendidikan di Indonesia umumnya mengukur dari kecerdasan IQ


(yang hanya mencakup 2 atau 3 aspek kecerdasan) sehingga anak-anak
yang memiliki kecerdasan di bidang lainnya tidak dapat berkembang secara
optimal. Anak-anak ini cenderung tidak dihargai atau dicap “bodoh” oleh
sistem pendidikan yang ada.

Dampaknya mereka tidak memiliki kecerdasan dalam bidang lainnya, rasa


percaya dirinya tidak berkembang, dan tidak merasa bangga akan
kemampuannya. Akhirnya kreativitas dan keinginan untuk terus
mengembangkan kemampuannya tidak berkembang baik. Untuk bisa
menerapkan kecerdasan majemuk dalam sistem pendidikan

Read more http://www.satujam.com/9-kecerdasan-majemuk-anak/


http://www.satujam.com/9-kecerdasan-majemuk-anak/
KOMPAS.com - Kecerdasan anak tak hanya diukur melalui ukuran IQ (Intelligence
Quotient). Setiap anak memiliki kecerdasan yang majemuk, yakni kecerdasan
intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ). Menurut
Howard Gardner salah seorang profesor pendidik dan peneliti dari Harvard University
Amerika Serikat, ada 9 aspek kecerdasan seorang anak. Istilah yang sering kita dengar
adalah multiple intelligences.

Apa sajakah kecerdasan yang terdiri dari 9 kriteria kecerdasan majemuk tersebut?

1. Kecerdasan musikal

Kecerdasan ini ditunjukkan anak mudah sekali mengikuti dan mengingat lagu. Cara
melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Mengajarkan anak
menyanyikan lagu-lagu sederhana sesuai usia mereka. Melakukan pekerjaan dengan
bernyanyi, misalnya saat mandi dan bangun pagi.

2. Kecerdasan Intrapersonal

Berkaitan dengan kemampuan daya tahan, untuk tidak mudah down,gigih berusaha,
tidak minder. misalnya ketika mengikuti perlombaan, tampil depan umum. Cara
melatihnya adalah mengajarkan anak untuk terbiasa berada dalam sebuah kelompok
dan berinteraksi dengan teman - teman sebayanya.

3.Kecerdasan interpersonal (sosial)

Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi,


bekerjasama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya dan orang di sekitarnya. Cara
melatihnya adalah dengan memberi kesempatan si kecil sering ditemani untuk bergaul
bersama teman - teman sebaya, bermain dan berkomunikasi pada anak- anak
seusianya.

4. Kecerdasan visual spasial

Adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami pandang ruang.


Yakni anak mampu membedakan posisi dan letak serta membayangkan ruang, Di
kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang dan samping.

Cara melatihnya adalah setiap melakukan kegiatan yang berhubungan dengan posisi
atau ruang hendaknya orang tua selalu sambil menyebutkan, misal : Tolong dong, adik
letakkan bukunya di atas meja, atau tolong kakak ambilkan buku yang jatuh di bawah
meja. Sebutkan lokasi ruang, ajarkan si kecil melipat, menggunting, membalik dan
menggambar.

5. Kecerdasan natural (alam)

Anak diperkenalkan dengan lingkungan hidup selain manusia , yaitu binatang,


tumbuhan dan beraneka suasana alam, misalnya sesekali ajak anak memberi makan
pada ikan atau ke kebun binatang, mengunjungi taman flora dan bermain di alam
terbuka.

6. Kecerdasan kinestetik tubuh

Anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh misalkan
gerakan tubuh saat berdoa, menggambar, melompat, berlari dan olahraga yang
menggerakkan tubuh, menari, senam dan sebagainya. Cara melatihnnya ajak anak
untuk latihan mencoret dan menggambar garis, lingkaran, melakukan gerakan senam
dan menari.

7. Kecerdasan moral

Yaitu kepekaan anak untuk meresap kepatuhan dalam berperilaku yang baik, misalnya
tahu mengucapkan terimakasih, maaf, permisi dan membedakan perbuatan baik dan
buruk, bisa menahan diri untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap tata cara
kesopanan. Caranya adalah melatih dalam kelompok bermain dan melakukan
peraturan peraturan dalam permainan, ajarkan anak patuh dan memahami aturan
sederhana misalnya bermain petak umpet.

8. Kecerdasan verbal linguistik

Anak dapat berbicara dan menceritakan suatu kejadian yang dilihatnya dengan mudah,
terangkai dengan baik dan kronologis kejadian tidak melompat lompat. Cara melatihnya
adalah sejak dalam kandungan dan setelah lahir anak sering diajak bercakap cakap,
berbicara dengan orangtua, teman sepermainan, menceritakan dongeng dan
menyanyikan lagu anak - anak.

9. Kecerdasan logika matematika


Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk memahami persoalan dan
memecahkan teori sederhana yang berkaitan dengan angka. Cara melatihnya adalah
mengajarkan anak mengelompokkan mainan yang dimiliki, menghitung buah buahan
dan membagikan makanan kecil dan menyebutkan jumlah yang diberikan,
mengelompokkan benda mainan seperti dadu berwarna, mainan berbentuk buah dan
bunga.

Setiap anak terlahir unik

Jika menemukan kesulitan dengan tahapan perkembangan anak , ibu boleh diskusikan
dengan dokter anak atau boleh juga dengan bidan yang telah mengikuti pelatihan untuk
KPSP, oya KPSP ini Kuisioner Pra Skrining Perkembangan. Ada beberapa alat dan
instrumen juga kuisioner untuk mengukurnya sesuai dengan tahapan dan
perkembangan usia.

Setiap anak terlahir unik dan siap mendapat stimulasi kecerdasan majemuk yang kita
berikan di usia emas pertumbuhannya terutama sejak lahir hingga usia 2 tahun.
Dengan rangsangan kecerdasan yang tepat di dukung gisi yang sehat seimbang untuk
Balita, akan membantu setiap anak untuk berkembang sesuai tahapan.

Faktor internal dan eksternal juga sangat berpengaruh, oleh karena itu jaga agar anak
tetap sehat selama masa pertumbuhan, penuhi kebutuhan akan kasih sayang dan rasa
aman. Tentu ada yang menonjol dari tiap anak dari sembilan kecerdasan majemuk
dalam diri seorang anak kelak, namun sebagai orangtua kita berusaha untuk
mengembangkan kesembilannya pada saat usia BALITA

Selamat mendampingi putra-putri tercinta dan jangan lupa untuk terus merangsang
kecerdasan majemuk agar anak - anak tumbuh dan berkembang sehat sesuai usia.
http://tekno.kompas.com/read/2012/07/02/11494856/~Blog%20Expert
Multiple Intelligence Menurut Prof. Howard Gardener
PENDAHULUAN

Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT


kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia
dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya
yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara
terus menerus (Wikipedia,
File///F./Theory_of_Multiple_Intelligences.htm).

Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dalam


perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas
kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orang tua berenang di tempat
dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam.
Asumsi tradisional ini menganggap potensi kecerdasan intelegensia
terbatas pada saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern
terhadap intelegensia berdasarkan kapasitas otas seseorang. Artinya,
anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak
yang kelak berdampak besar bagi intelegensia dan potensinya.

Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising


Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways of Being Smart yang
ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan,
mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak.
Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir
dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap
sebagai harga mati. Dalam artian anak cerdas adalah pemberian Tuhan
namun tidak bisa diupayakan.

URAIAN

Dr. Howard Garned, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS


mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tigkat
tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. ”Setiap orang
mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan
multiple intelligence”, katanya. Seperti, Mozart adalah pemusik
jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu
contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan einstein adalah salah
satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika.
Apakah einstein lebih cerdas dibanding mozart? Jika ditilik dari teori
multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi
berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan
kecerdasannya di berbagai bidang.
Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa,
logika/matematika, visual-spasial, musik, gerak, alam, sosial dan
cerdas diri. Setiap orang berpontensi memilikinya, namun
perkembangannya berbeda-beda.

Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein, tapi


sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap
kecerdasan anak. Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan guru.
Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar
kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi multiple
intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup
area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman
akan diri sendiri dan menyukai alam.

Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu


anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih
cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan berbagai aktifitas

PEMBAHASAN

Setiap orang memilki kecerdasan yang berbeda. Prof. Howard


Gardener seorang ahli riset dari Amerika mengembangkan model
kecerdasan "multiple intelligence". Multiple intelligence artinya
bermacam-macam kecerdasan. Ia mengatakan bahwa setiap orang memilki
bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang
berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu
kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.

Pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Garnerd adalah :

 Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat


kecerdasannya
 Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang
lain
 Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian
yang berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia
 Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Artinya dalam memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh
macam kecerdasan manusia bekerja bersama-sama, kompak dan terpadu.
Kecerdasan yang terkuat cenderung “memimpin”/”melatih” kecerdasan
lainnya yang lebih lemah. Dikatak juga bahwa manusia mempunyai
berbagai cara untuk mendekati suatu masalah dan hamper semuanya
dipelajari secra alami.

Kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah atau


menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu.
Rentang masalah atau sesuatu yang dihasilkan mulai dari yang sederhana
sampai yang kompleks.

Adapun Definisi Gardner tentang kecerdasan :

Ø Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.

Ø Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan.

Ø Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat


didalam kehidupannya.

Menurut Howard Gardener dalam setiap diri manusia ada 8 macam


kecerdasan, yaitu:

1. Kecerdasan linguistik

2. Kecerdasan logik matematik

3. Kecerdasan visual dan spasial

4. Kecerdasan musik

5. Kecerdasan interpersonal

6. Kecerdasan intrapersonal

7. Kecerdasan kinestetik

8. Kecerdasan naturalis

Sedangkan versi dari http://berita-apa-


aja.blogspot.com/2010/09/9-jenis-kecerdasan-manusia.html tipe
kecerdasan ada 9 macam kecerdasan yaitu:

1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun


menulis (jurnalis, penyair, pengacara)

Ciri-ciri :

- Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar


dengan efektif lewat kata-kata

- Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas

2. Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika (ilmuwan, akuntan,
programmer) Ciri-ciri :

- Mudah membuat klasifikasi dan kategorisas

- Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis

- Pandangan hidupnya bersifat rasional

3. Kecerdasan Visual-Spasial Kecerdasan yang mencakup berpikir dalam


gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali
berbagai macam aspek visual (arsitek, fotografer, designer, pilot,
insinyur) Ciri-ciri :

- Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis,


bentuk dan ruang

- Mudah memperkirakan jarak dan ruang

- Membuat sketsa ide dengan jelas

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani Kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak


tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan (atlet, pengrajin,
montir, menjahit, merakit model) Ciri-ciri :

- Menikmati kegiatan fisik (olahraga)

- Cekatan dan tidak bias tinggal diam

- Berminat dengan segala sesuatu

5. Kecerdasan Musikal Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan


dan menikmati bentuk musik dan suara (konduktor, pencipta lagu,
penyanyi dsb) Ciri-ciri :

- Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat

- Dapat mengikuti irama

- Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih

6. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap


perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain
(networker, negotiator, guru) Ciri-ciri :

- Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka

- Menjalin kontak mata dengan baik

- Menunjukan empati pada orang lain


- Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya

7. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan


mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri (konselor,
teolog) Ciri-ciri :

- Membedakan berbagai macam emosi

- Mudah mengakses perasaan sendiri

- Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing


hidupnya

- Mawas diri dan suka meditasi

- Lebih suka kerja sendiri

8. Kecerdasan Naturalis Kecerdasan memahami dan menikmati alam dan


menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam
(petani, nelayan, pendaki, pemburu) Ciri-ciri :

- Mencintai lingkungan

- Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang

- Senang kegiatan di luar (alam)

9. Kecerdasan Eksistensial Kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan


terdalam eksistensi atau keberadaan manusia (filsuf, teolog,) Ciri-
ciri :

- Mempertanyakan hakekat segala sesuatu

- Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia

Namun penulis hanya membahas kecerdasan majemuk berdasarkan Prof.


Howard Gardener tentang perincian serta penjelasan dari tiap-tiap
kecerdasn majemuk yang beliau dapatkan, yang berikut akan dibahas
lebih dalam dari 8 macam kecerdasan majemuk versi Prof. Howard
Gardener.

1. KECERDASAN LINGUISTIK

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata


secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini
mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan
intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti
kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan
informasi.
2. KECERDASAN LOGIK MATEMATIK

Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam


memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan
keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia suka angka, urutan,
logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia mampu melakukan
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir deduktif
artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang
kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal
yang kecil kepada hal-hal yang besar.

3. KECERDASAN VISUAL DAN SPASIAL

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan


mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual
artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau
tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis,
bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen
tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek
dari berbagai sudut pandang.

4. KECERDASAN MUSIK

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati,


membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk
musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan
timbre dari musik yang didengar. Musik mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dan ilmu sains dalam
diri seseorang.

Telah di teiliti di 17 negara terhadap kemampuan anak didik usia 14


tahun dalam bidang sains. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa anak
dari negara Belanda, Jepang dan Hongaria mempunyai prestasi tertinggi
di dunia. Saat di teliti lebih mendalam ternyata ketiga negara ini
memasukkan unsur ini ke dalam kurikulum mereka. Selain itu musik juga
dapat menciptakan suasana yang rileks namun waspada, dapat
membangkitkan semangat, merangsang kreativitas, kepekaan dan kemampuan
berpikir. Belajar dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat
membantu kita dalam meningkatkan daya ingat.

5. KECERDASAN INTERPERSONAL

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan


mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekpresi
wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan
respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu
untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain,
mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin
kelompok.

6. KECERDASAN INTRAPERSONAL

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan


kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami
kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri
dan melakukan disiplin diri. Orang yang memilki kecerdasan ini sangat
menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan santun) dan moral.

7. KECERDASAN KINESTETIK

Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita


secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.
Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik dalam bidang
koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan
kecepatan.

8. KECERDASAN NATURALIS

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan,


mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam
maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali
tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.

Ada baiknya kita menjajaki jenis kecerdasan kita sendiri mana yang
sudah berkembang dan mana yang belum. Dari delapan kecerdasan
(intelligence) tersebut, manakah yang menjadi keunggulan anda dan mana
yang belum anada gunakan secara maksimal?. Dengan mengetahui bahwa
anda memilki kelebihan atau kekurangan pada kecerdasan tertentu, anda
akan dapat berbenah diri dan meningkatakn kemampuan anda. Untuk bisa
mengetahui lebih jelas mana kecerdasan anda yang lebih dominan dan
menjadi kekuatan anda, tidak ada salahnya menjawab pertanyaan berikut
ini.

KRITERIA KEABSAHAN MUNCULNYA TEORI KECERDASAN

Ø Memiliki dasar biologis

Kecenderungan untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan sifat


dasar biologis/ fisiologis manusia. Misalnya, gerak tubuh,
berkomunikasi dengan orang lain, berimajinasi sendiri, menggunakan
ritme dan suara, dan lain-lain. Kecenderungan-kecenderungan ini semua
berakar pada sistem biologis manusia itu sendiri.

Ø Bersifat universal bagi spesies manusia

Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya,
tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikanya. Walaupun telah
berkembang jenis ketrampilan pada budaya yang berbeda, namun hadirnya
kecerdasan adalah bersifat universal. Dengan kata lain, kecerdasan
berakar pada keberadaan spesies manusia itu sendiri.

Ø Nilai budaya suatu ketrampilan

Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan
hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh,
pengembangan bahasa bisa berupa tilisan pada suatu budaya,hiroglif
pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada budaya
lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria
pendidikan dan sosial seseorang.

Ø Memiliki basis neurologi

Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai pusat


kerjanya, dan yang dapat diaktifkan atau dipicu oleh informasi
eksternal maupun internal.

Ø Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol

Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk simbol atau tanda-


tanda tertentu. Misalnya simbol kata, gambar, music, angka, dan lain-
lain. Adanya simbol-simbol tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan
dapat dialihkan atau diajarkan.

Strategi Dasar Pembelajaran Kecerdasan Ganda

Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk


mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:

 Membangunkan /memicu kecerdasan , yaitu upaya untuk mengaktifkan


indera dan menghidupkan kerja otak.
 Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan
memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
 Mengajarkan dengan /untuk kecerdasan ,yaitu upaya-upaya
mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan
kecerdasan ganda.
 Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang
telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau
pada lingkungan nyata.
Di dalam bukunya yang berjudul “Seven ways of knowing: Teaching
for multiple intelligences” Lazear secara lengkap menjelaskan cara
pengelolaan masing-masing kecerdasan dengan urutan seperti pada
strategi dasar di atas, lengkap dengan tujuan dan proses, teori dan
penjelasan bagian otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-
masing.

MENGEMBANGKAN KECERDASAN GANDA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat


filosofis. Hal ini tampak pada sikapnya terhadap belajar dan
pandangannya terhadapa pendidikan atau pembelajaran.
Pendidikan/pembelajaran ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda
lebih mengarah kepada hakekat dari pendidikan itu sendiri, yaitu yang
secara langsung berhubungan dengan eksistensi, kebenaran , dan
pengetahuan. Gambarannya tentang pendidikan diwarnai oleh semangat
Dewey yang mendasarkan diri pada pendidikan yang bersifat progresif.

Kategori-kategori yang banyak digunakan orang selama ini adalah


kategori music, pengamatan ruang, dan body-kinestetik . Adalah hal
yang baru ketika Garnerd memasukkan kategori-kategori itu semua ke
dalam pengertian kecerdasan dan bukannya talenta atau bakat. Garnerd
menyadari bahwa banyak orang telah terbiasa mengatakan atau
mendengarkan ungkapan seperti “Ia tidak begitu cerdas, tetapi ia
memiliki bakat music yang sangat hebat”. Sebagaimana orang-orang
mengatakan bahwa sesuatu adalah bakat, oleh Garnerd bakat-bakat atau
kategorI-kategori tersebut dikatakan sebagai kecerdasan.

Untuk memberi dasar terhadap teori yang dikemukakannya, Gardner


merancang dasar-dasar “tes” tertentu, dimana setiap kecerdasan harus
dipertimbangkan sebagai inteligensi yang terlatih dan memiliki banyak
pengalaman, yang tidak disebut sebagai talenta atau bakat. Hal-hal
penting yang perlu diperhatikan dalam teori kecerdasan ganda, yaitu:

Ø Setiap orang memiliki semua kecerdasan-kecerdasan itu

Ø Banyak orang dapat mengembangkan masing-masing kecerdasannya sampai ke


tingkat optimal

Ø Kecerdasan biasanya bekerja bersama-sama dengan cara yang unik


Ø Ada banyak cara untuk menjadi cerdas

Para pakar terdahulu mengatakan bahwa pikiran dipertimbangkan


sebagai sesuatu yang ada pada jantung, hati dan batu ginjal. Pakar
berikutnya beranggapan bahwa kecerdasan atau inteligensi terdiri dari
beberapa factor. Teori kecerdasan ganda merupakan model kognitif yang
menjelaskan bagaimana individu-individu menggunakan kecerdasannya
untuk memecakan masalah dan bagaimana hasilnya. Tidak seperti model-
model lain yang berorientasi proses, pendekatan Gardner lebih
berorientasi pada bagaimana pikiran manusia mengoprasi atau mengolah,
menggunakan, menguasai lingkungan.

Pengalaman-pengalaman menyenangkan ketika belajar akan menjadi


activator bagi perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan
berikutnya. Sedangkan pengalaman-pengalaman yang menakutkan,
memalukan, menyebabkan marah, dan pengalaman emosi negative lainnya
akan menghambat perkembangan kecerdasan pada tahap perkembangan
berikutnya.

Apabila ingin mengetahui arah kecerdasan siswa di kelas, dapat


diketahui melalui indicator-indikator tertentu. Misalnya, apa yang
dikerjakan siswa ketika mereka mempunyai waktu luang. Setiap guru
dapat menggunakan catatan-catatan kecil praktis yang dapat digunakan
untuk memantau kecenderungan perkembangan kecerdasan siswa di kelas.
Guru juga dapat menyusun checklist yang berisi tentang kecerdasan-
kecerdasan tersebut. Cheklist dapat digunakan untuk memantau
kecerdasan siswa. Selain checklist ada cara lain yang dapat digunakan
yaitu mengumpulkan dokumen berupa photo, rekaman-rekaman lain yang
berhubungan dengan aktifitas siswa, dan catatan-catatan di sekolah
yang berhubungan dengan peringkat nilai semua mata pelajaran.

Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan


kecerdasan ganda antara lain, dengan menyediakan hari-hari karir,
studi tour,biografi, pembelajaran terprogram, kegiatan-kegiatan
eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku yang
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table
perkembangan kecerdasan ganda, atau human intelligence hunt.

Setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan


kecerdasan gandanya, maka guru perlu menggunakan strategi umum maupun
khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa
secara optimal. Teori kecerdasan ganda juga mengatakan bahwa tidak ada
satu pun pendekatan atau strategi yang cocok digunaka bagi semua
siswa. Dalam hal pengukuran kecerdasan ganda lebih mengutamakan pada
studi dokumentasi dan proses pemecahan masalah. Apabila kegiatan di
atas dapat dilakukan maka ketrampilan kognitif siswa pun dapat
berkembang dengan sendirinya.

Ada satu alternative lain yang juga dapat digunakan dalam rangka
memantau perkembangan kecerdasan siswa di kelas, yaitu dengan
memberdayakan siswa sendiri. Artinya, checklist yang mencakup
kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukannya guru, tetapi
pengisian dilakukan oleh para siswa. Kegiatan di kelas pada saat-saat
tertentu adalah pengisian checklist tentang kecerdasan-kecerdasan
masing-masing anak. Mereka saling memberikan penilaian antar
teman.Selain anak diberi kesempatan untuk menilai kecerdasan temannya,
ia juga diberi kesempatan untuk self-monitoring, dengan cara mengisi
checklist tentang kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya sendiri.

Perkembangan kecerdasan juga dapat dilakukan dengan teknik


“konseling sebaya”/ “tutor sebaya”. Caranya, guru menyeleksi siapakah
yang memiliki keunggulan di bidang matematika misalnya, dimimta
membimbing teman-temannya yang kurang dalam matematika. Demikian juga
untuk bidang-bidang kecerdasan yang lain. Pembimbing di dalam kelompok
dapat bergantian tergantung pada kecerdasan apa yang akan
dikembangkan.

Pendekatan ini sangat tepat digunakan untuk anak-anak SMP dan


SMA, mengingat pada dasarnya mereka lebih suka berbicara dan bergaul
dengan teman sebayanya dari pada gurunya. Di samping itu, model
konseling sebaya atau tutor sebaya dalam pembelajaran kecerdasan ganda
memungkinkan berbagai aspek dalm diri anak dapat berkembang selaras
dan optimal. Kelompok belajar semacam ini sangat potensial untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
Guru dituntut untuk mampu mendeteksi anak-anak yang memiliki
kecerdasa-kecerdasan unggul, dan membentuk kelompok-kelompok sesuai
dengan kebutuhan.

Pendidikan/pembelajaran kecerdasan ganda berorientasi pada


pengembangan potensi anak bukan berorientasi pada idiealisme guru atau
orang tua apalagi ideology politik. Anak berkembang agar mampu membuat
penilaian dan keputusan sendiri secara tepat, bertanggungjawab,
percaya diri dan mandiri tidak bergantung pada orang lain, kreatif,
mampu berkolaborasi, serta dapat membedakan mana yang baik dan tidak
baik. Ketrampilan-ketrampilan ini sangat dibutuhkan oleh manusia-
manusia yang hidup di era ekonomi informasi abad global.
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kecerdasan


majemuk adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adapun manfaat dari kecerdasan
majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan berupa teori,
metode dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri.

SARAN

Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori tentang


kecerdasan majemuk itu dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
tanpa membedakan antara kecerdasan siswa yang satu dengan yang lain.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan optimal.

Anda mungkin juga menyukai