Howard Gardner adalah tokoh pendidikan dan psikologi terkenal yang mencetuskan teori
tentang kecerdasan majemuk atau multiple intelligences.[1] [2][3] [4]. Ia berkebangsaanAmerika yang
lahir dengan nama lengkap Howard Earl Gardner pada tanggal 11
Juli 1943 di Scranton, Pennsilvania.[1]Ia adalah co-director pada project Zero, sebuah kelompok
penelitian (riset) di Havard School Graduate School of Education.[1][3]
Daftar isi
[sembunyikan]
1Perjalanan Intelektual
2Pemikian Howard Gardner tentang Kecerdasan Majemuk
3Pemikiran Lebih Lanjut
4Catatan Kaki
Pada tahun 1965 Howard Gardner mendapat gelar sarjana muda di bidang perhubungan sosial dari
Universitas Harvard dengan predikat summa cumlaude.[1] Menjelang lulus sarjana, tesisnya
berjudul the Retirement Community in America.[5] Pada tahun 1965-1966, ia
mempelajari filsafat dan sosiologi di London School of Economic.[5][1] Dia memperoleh gelar PhD
dalam bidang sosial dan psikologi perkembangan dariHavard University pada tahun 1971, oleh
karena tesisnya yang berjudul The Development of Sensitivity to Figural and Stylistic Aspect of
Painting.[1]
Howard Gardner memulai mengajar di Havard School of Education pada tahun 1986, sementara ia
bepergian melakukan penelitiannya di cina, sepanjang tahun 1980 seluruh kariernya dihabiskan
di Cambridge Massachusetts.[1][3] Sejak tahun 1995, pekerjaannya difokuskan di Good Work
Project yang terkenal sebagai Good Project.[3]
1. Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berfikir dalam kata-kata,
dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang
komplek.[3] Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar
warta berita dll.[3][2]
2. Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur,
mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang
kompleks.[3] Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer,
semua menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.[3][2]
3. Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang
tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan
dan mengarahkan hidup seseorang.[3] Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini
adalah teolog, psikolog, filsuf.[3][2]
4. Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan
yang efektif dengan orang lain.[3] Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial,
actor, atau politisi.[3][2]
5. Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinada, melodi, irama dan
nada.[3] Orang yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposer, dirigen, musisi, krtikus,
pengarang musik, bahkan pendengar musik.[3][2]
6. Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara
akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut.[3] Kecerdasan
ini seperti yang tampak pada keahlian pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek.[3][2]
7. Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan
memegang objek dengan cakap[3]Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atlet, penari, ahli
bedah, masyarakat pengrajin.[3][2]
Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun 1990-an, Howard Gardner
memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu kecerdasan alamiah (naturalis).[6]
8. Kecerdasan Alam atau Kecerdasan Naturalis: kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi
aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan. Ahli Biologi, pecinta alam,
penjelajah alam.dll.[6]
Howard Gardner melihat kecerdasan sieseorang dalam sebuah nilai dan tes yang terstandard, ia
mendefinisikan kecerdasan sebagai:
Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan.
Shearer (2004: 4) menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-
kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk
memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa
yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi (Gardner, 2003).
Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-
kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan
kata-kata dan gagasan uniknya.
Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa
“Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari
kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang
menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka
gagasan mengalir dengan konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori
lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis
maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 :
4) menjelaskan bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi
(kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik,
bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang
harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan auditorial tidak hanya
menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat
pengalaman bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan
memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan
menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan
komponen memori. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik
yang menonjol.
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa
“Kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan
masalah”. Matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika.
Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan
aritmetika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau
melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari
kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).
4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)
Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik
(Shearer, 2004). Gardner (2003 : 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk
merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas
pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran
dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau ciri orang yang
memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya
dengan bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk membuat bangunan, dan seorang
gelandang harus mampu memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola (Checkley, 1997).
Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer
(2004: 5) menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan
(atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun
aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak
badan mereka sesuai gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan gerakan kompleks,
seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol
mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan
mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan (Gardner,
1983).
Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang
berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. Shearer
(2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat,
penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki
kecerdasan intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi
dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan
kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu membuat keputusan dan menentukan
perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.
Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan
interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan
dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa “Kecerdasan interpersonal
mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu
merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali
emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan
dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya
lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja
bersama orang lain di mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa berhubungan.
Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk
kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan
bahwa “Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman
tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat
naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam (Shearer, 2004).
Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat
memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.
Sejak buku Gardner diterbitkan tahun 1983, para pendidik telah mendiskusikan dengan antusias cara
mempertimbangkan pengunaan berbagai KM di dalam kelas (Osburg, 1995). Dengan mengadopsi penggunaan dari
KM di dalam kelas, dan guru memiliki perspektif KM pada materi pelajaran, maka guru dapat melihat adanya satu
perbedaan dalam gaya mengajar mereka, kurikulum sebagai suatu keseluruhan, dan organisasi kelas (Shearer,
2004). Ketika guru dapat benar-benar memandang perbedaan dalam intelektual manusia, mereka akan mempunyai
cara-cara efektif untuk mendidik para siswa di dalam kelas (Gardner, 2003). Menggunakan KM dalam pembelajaran
merupakan satu alat efektif yang dapat membantu mencapai tujuan pendidikan (Hopper dan Hurray, 2000). Karena
ada delapan kompetensi intelektual di dalam otak, maka guru dapat menyertakan beberapa cara baru dan berbeda
tentang pendekatan tugas yang menggunakan satu atau lebih dari kombinasi KM.
Sumber Bacaan :
Armstrong, T. (2004). Kamu itu Lebih Cerdas daripada yang Kamu Duga. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam :
Interaksara.
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk : Teori dalam Praktek. Alih bahasa : Arvin Saputra. Batam : Interaksara.
Shearer, C.B. (2004). Multiple Intelligences After 20 years. Teachers College Record, 106(1), 2 -16.
Tulisan di atas untuk menginspirasi bagi para guru, calon guru, orang tua, dan para pakar seluruh disiplin ilmu bahwa
manusia tidak ada yang bodoh. Tetapi mereka harus diberi perhatikan dalam soal cara menggunakan potensi
kecedasannya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi fungsinya.
http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artikel&kd_artikel=5
9 Macam Kecerdasan Majemuk Anak yang
Perlu Setiap Orang Tua Ketahui
Penulis: Mohammad Ferandy / 23 Oktober 2015
Cara tradisional mengukur kecerdasan anak adalah dengan memakai tes IQ.
Sayangnya, IQ hanya mengukur kemampuan kognitif dan verbal saja.
Penelitian terbaru tentang cara kerja otak dan cara belajar tiap orang yang
unik telah mengubah pandangan tradisional tersebut. Howard Gardner
mengembangkan istilah kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Setiap manusia memiliki bakat, cara belajar, dan kemampuan kognitif yang
berbeda-beda. Teori Bronfenbrenner mengungkapkan bahwa kemampuan
masing-masing orang tergantung latar belakang sosial dan budaya di mana ia
dibesarkan.
http://hobart.schoolwires.com/
Mudah bergaul dengan orang lain dan senang mencari teman. Senang terlibat
dalam kerja kelompok yang melibatkan diskusi. Anak-anak yang cerdas
dalam bidang ini biasanya mampu membaca perasaan orang lain melalui
nada bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Biasanya anak-anak ini juga
mudah menyelesaikan konflik dengan orang lain.
Setiap anak bisa memiliki salah satu atau lebih dari kecerdasan di atas.
Sistem pendidikan tradisional biasanya hanya terfokus pada peningkatan
kecerdasan logika-matematika, bahasa, dan spasial saja.
Apa sajakah kecerdasan yang terdiri dari 9 kriteria kecerdasan majemuk tersebut?
1. Kecerdasan musikal
Kecerdasan ini ditunjukkan anak mudah sekali mengikuti dan mengingat lagu. Cara
melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Mengajarkan anak
menyanyikan lagu-lagu sederhana sesuai usia mereka. Melakukan pekerjaan dengan
bernyanyi, misalnya saat mandi dan bangun pagi.
2. Kecerdasan Intrapersonal
Berkaitan dengan kemampuan daya tahan, untuk tidak mudah down,gigih berusaha,
tidak minder. misalnya ketika mengikuti perlombaan, tampil depan umum. Cara
melatihnya adalah mengajarkan anak untuk terbiasa berada dalam sebuah kelompok
dan berinteraksi dengan teman - teman sebayanya.
Cara melatihnya adalah setiap melakukan kegiatan yang berhubungan dengan posisi
atau ruang hendaknya orang tua selalu sambil menyebutkan, misal : Tolong dong, adik
letakkan bukunya di atas meja, atau tolong kakak ambilkan buku yang jatuh di bawah
meja. Sebutkan lokasi ruang, ajarkan si kecil melipat, menggunting, membalik dan
menggambar.
Anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh misalkan
gerakan tubuh saat berdoa, menggambar, melompat, berlari dan olahraga yang
menggerakkan tubuh, menari, senam dan sebagainya. Cara melatihnnya ajak anak
untuk latihan mencoret dan menggambar garis, lingkaran, melakukan gerakan senam
dan menari.
7. Kecerdasan moral
Yaitu kepekaan anak untuk meresap kepatuhan dalam berperilaku yang baik, misalnya
tahu mengucapkan terimakasih, maaf, permisi dan membedakan perbuatan baik dan
buruk, bisa menahan diri untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap tata cara
kesopanan. Caranya adalah melatih dalam kelompok bermain dan melakukan
peraturan peraturan dalam permainan, ajarkan anak patuh dan memahami aturan
sederhana misalnya bermain petak umpet.
Anak dapat berbicara dan menceritakan suatu kejadian yang dilihatnya dengan mudah,
terangkai dengan baik dan kronologis kejadian tidak melompat lompat. Cara melatihnya
adalah sejak dalam kandungan dan setelah lahir anak sering diajak bercakap cakap,
berbicara dengan orangtua, teman sepermainan, menceritakan dongeng dan
menyanyikan lagu anak - anak.
Jika menemukan kesulitan dengan tahapan perkembangan anak , ibu boleh diskusikan
dengan dokter anak atau boleh juga dengan bidan yang telah mengikuti pelatihan untuk
KPSP, oya KPSP ini Kuisioner Pra Skrining Perkembangan. Ada beberapa alat dan
instrumen juga kuisioner untuk mengukurnya sesuai dengan tahapan dan
perkembangan usia.
Setiap anak terlahir unik dan siap mendapat stimulasi kecerdasan majemuk yang kita
berikan di usia emas pertumbuhannya terutama sejak lahir hingga usia 2 tahun.
Dengan rangsangan kecerdasan yang tepat di dukung gisi yang sehat seimbang untuk
Balita, akan membantu setiap anak untuk berkembang sesuai tahapan.
Faktor internal dan eksternal juga sangat berpengaruh, oleh karena itu jaga agar anak
tetap sehat selama masa pertumbuhan, penuhi kebutuhan akan kasih sayang dan rasa
aman. Tentu ada yang menonjol dari tiap anak dari sembilan kecerdasan majemuk
dalam diri seorang anak kelak, namun sebagai orangtua kita berusaha untuk
mengembangkan kesembilannya pada saat usia BALITA
Selamat mendampingi putra-putri tercinta dan jangan lupa untuk terus merangsang
kecerdasan majemuk agar anak - anak tumbuh dan berkembang sehat sesuai usia.
http://tekno.kompas.com/read/2012/07/02/11494856/~Blog%20Expert
Multiple Intelligence Menurut Prof. Howard Gardener
PENDAHULUAN
URAIAN
PEMBAHASAN
1. Kecerdasan linguistik
4. Kecerdasan musik
5. Kecerdasan interpersonal
6. Kecerdasan intrapersonal
7. Kecerdasan kinestetik
8. Kecerdasan naturalis
1. Kecerdasan Linguistik
Ciri-ciri :
2. Kecerdasan Matematis-Logis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika (ilmuwan, akuntan,
programmer) Ciri-ciri :
- Mencintai lingkungan
1. KECERDASAN LINGUISTIK
4. KECERDASAN MUSIK
5. KECERDASAN INTERPERSONAL
6. KECERDASAN INTRAPERSONAL
7. KECERDASAN KINESTETIK
8. KECERDASAN NATURALIS
Ada baiknya kita menjajaki jenis kecerdasan kita sendiri mana yang
sudah berkembang dan mana yang belum. Dari delapan kecerdasan
(intelligence) tersebut, manakah yang menjadi keunggulan anda dan mana
yang belum anada gunakan secara maksimal?. Dengan mengetahui bahwa
anda memilki kelebihan atau kekurangan pada kecerdasan tertentu, anda
akan dapat berbenah diri dan meningkatakn kemampuan anda. Untuk bisa
mengetahui lebih jelas mana kecerdasan anda yang lebih dominan dan
menjadi kekuatan anda, tidak ada salahnya menjawab pertanyaan berikut
ini.
Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya,
tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikanya. Walaupun telah
berkembang jenis ketrampilan pada budaya yang berbeda, namun hadirnya
kecerdasan adalah bersifat universal. Dengan kata lain, kecerdasan
berakar pada keberadaan spesies manusia itu sendiri.
Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan
hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh,
pengembangan bahasa bisa berupa tilisan pada suatu budaya,hiroglif
pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada budaya
lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria
pendidikan dan sosial seseorang.
Ada satu alternative lain yang juga dapat digunakan dalam rangka
memantau perkembangan kecerdasan siswa di kelas, yaitu dengan
memberdayakan siswa sendiri. Artinya, checklist yang mencakup
kecerdasan-kecerdasan tadi yang mengisi bukannya guru, tetapi
pengisian dilakukan oleh para siswa. Kegiatan di kelas pada saat-saat
tertentu adalah pengisian checklist tentang kecerdasan-kecerdasan
masing-masing anak. Mereka saling memberikan penilaian antar
teman.Selain anak diberi kesempatan untuk menilai kecerdasan temannya,
ia juga diberi kesempatan untuk self-monitoring, dengan cara mengisi
checklist tentang kecerdasan-kecerdasan yang dimilikinya sendiri.
SARAN