Anda di halaman 1dari 13

1.

PICTURE AND PICTURE


Langkah-langkah :

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


 Menyajikan materi sebagai pengantar
 Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
 Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
 Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
 Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi  yang ingin dicapai
 Kesimpulan/rangkuman

2. JIGSAW (MODEL TIM AHLI) 


Langkah-langkah :

 Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim


 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
 Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka
 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh
 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
 Guru memberi evaluasi
 Penutup 

3. EXAMPLES NON EXAMPLES


Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD 
Langkah-langkah :

 Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran


 Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
 Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
 Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
 Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
 Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
 Kesimpulan
4. COOPERATIVE SCRIPT 

    Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan


bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari. Langkah-langkah :

 Guru membagi siswa untuk berpasangan


 Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :
- Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap;
 
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya

 Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan


sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
 Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
 Penutup

5. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban.  Langkah-langkah :

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


 Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
 Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
 Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
 Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papat dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
 Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai  konsep yang disediakan guru
6. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR  (Modifikasi Dari Number Heads)
Langkah-langkah :

 Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
 Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap
tugas yang berangkaiMisalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal.
Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya
 Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
 Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
 Kesimpulan

7. NUMBERED HEADS TOGETHER 


Langkah-langkah :

 Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
 Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
 Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
 Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
 Kesimpulan

8. PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)


(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang


dibutuhkan. Memotivasi siswa  terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
 Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan  penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
 Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka da  proses-proses yang mereka gunakan
9. STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
 TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :

 Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen


(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
 Guru menyajikan pelajaran
 Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
 Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu
 Memberi evaluasi
 Kesimpulan

10. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
 

 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai


 Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
 Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang
 Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya  mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
 Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya
 Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa
 Kesimpulan/penutup

MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


1. PROBLEM BASED LEARNING
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum 2013 memiliki tahapan
sebagai berikut:
Orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan
agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas,
bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar
kepada peserta didik. Guru harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih

Mengorganisasikan peserta didik


Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta
didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan
pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang
ditemukan tersebut..

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri  untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 


Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada
tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian
dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban
pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model. 

 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 


Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang
telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok. Setelah
selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru memberikan penguatan, Dengan demikian peserta
didik memiliki konsep yang bulat tentang kompetensi dasar yang dipelajari.

2. PROJECT BASED LEARNING


Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
peserta didik dalam memecahkan masalah. Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk
selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
1. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan,
penyusunan, hingga pemaparan produk;
2. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
3. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
4. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
5. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)


Penerapan Project-based Learning (PJBL) sebagai berikut:
1. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual
dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
2. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik
menghasilkan satu proyek);
3. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
4. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek
bermuara pada peningkatan hasil belajar;
5. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di
lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak
terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
6. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan
menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya
memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.

Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:

1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;


2. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
3. Memahami konteks peserta didik;
Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju
HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.

4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat
tinggi dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari
permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata
tersebut;
6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;
7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan
8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran
untuk menentukan model yang relevan.

3. DISCOVERY LEARNING
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas.

1)    Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)


Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar, Bruner
memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi.

2)    Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)


Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa
untuk menemukan suatu masalah.
3)    Data Collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

4)    Data Processing (Pengolahan Data)


Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian
secara logis.
5)    Verification (Pembuktian)
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
6)    Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.

No. Fase Kegiatan

Pembelajaran dimulai dengan guru mengajukan pertanyaan, contoh-contoh atau


referensi lainnya, dan penjelasan singkat yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Tahap ini berfungsi untuk menyiapkan kondisi belajar yang
1. Stimulasi
dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan ajar. Siswa dihadapkan
dengan pertanyaan atau persoalan relevan untuk menumbuhkan keinginan untuk
menyelidiki dan mencari tahu sendiri jawabannya.

2. Identifikasi masalah Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat atau
No. Fase Kegiatan

jawaban sementara terkait dengan topik pembahasan.

Siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi relevan sebanyak-


banyaknya untuk membuktikan apakah jawaban sementara yang mereka berikan
3. Pengumpulan data
sudah tepat atau belum. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku atau
sumber daring, mengamati objek, eksperimen, dll.

Siswa mengolah informasi yang telah didapatkan baik melalui pengumpulan data,
4. Pengolahan data
kemudian menafsirkannya.

Siswa mempresentasikan hasil pengolahan informasi kelompoknya di depan kelas.


5. Pembuktian Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan, kritik dan
saran, serta pertanyaan.

Guru menuntun siswa untuk menarik kesimpulan dari temuan, tafsiran, dan
pembuktian yang telah dipresentasikan untuk mendapatkan suatu gambaran
6. Generalisasi
umum atau jawaban atas persoalan yang dihadapi dan disetujui oleh setiap
kelompok.

Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama-sama oleh siswa dan
memberikan koreksi jika diperlukan serta rekomendasi dari proses pembelajaran
7. Penutup
yang telah dilaksanakan.

 
4. CONTEXTUAL TEACHING LEARNING
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Dengan pendekatan kontekstual (CTL) yang mengutamakan strategi belajar dari


pada hasil, siswa  diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ dengan mengkonstruksi
pengetahuan yang dimilikinya dan  menerapkan pada situasi dunia nyata siswa,
dapat mengubah anggapan kelas yang kurang produktif  menjadi kelas yang aktif
dengan pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning).
Proses pembelajaran di kelas menjadi aktif dan kreatif, karena siswa membangun
sendiri  pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif di kelas. Jadi siswa menjadi
pusat kegiatan bukan  guru. Kegiatan inquiry dan bertanya merupakan salah satu
strategi dalam model pembelajaran  kontekstual atau CTL  untuk menggali sifat ingin
tahu siswa.

Selain itu keberadaan masyarakat  belajar menjadi nilai plus dalam pembelajaran
karena siswa tidak belajar sendiri tetapi saling  bekerja sama (belajar dengan
kelompok-kelompok) agar pengetahuan dan  pemahaman lebih mendalam.
Sehingga menimbulkan kegairahan belajar siswa karena adanya kebersamaan
dalam memecahkan masalah,  siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
lemah.

Sintaks Model Contextual Teaching and Learning


1. Modelling (Pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-
tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh);
2. Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, generalisasi);
3. Learning Community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok /
individual, mengerjakan);
4. Inquiry (identifikasi, investigasi, menemukan);
5. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi
konsep/aturan);
6. Reflection (review, rangkuman, tindak lanjut);
7. Authentic Assessment (penilaian proses belajar, penilaian objektif).

5. SINTAK METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG/DIRECT INSTRUCTION

Ketika penerapan berlangsung perlu adanya langkah-langkah atau sintaks yang


tegas, menurut Slavin (2003) sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari:

1. Guru menyampaikan fokus dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru


menyampaikan materi apa saja yang harus dipelajari dan apa saja yang
harus siswa lakukan dan kuasai.
2. Mengulas kembali pemahaman siswa tentang materi yang telah dikuasai
sebelumnya. Pada langkah ini guru juga akan memberikan soal agar bisa
menakar kemampuan siswa dalam penguasaan materi.
3. Memberikan bahan materi ajar. Dalam sesi ini, guru memberikan materi dan
mempresentasikan materi pembelajaran beserta contoh dan konsep peraga
fisik.
4. Melakukan bimbingan. Bimbingan ini dilaksanakan dengan cara memberikan
pertanyaan untuk menguji siswa dalam penguasaan sebuah konsep ilmu
pengetahuan.
5. Siswa diberi waktu luang untuk mengasah materi (pengetahuan). Pada sesi
ini siswa diberi waktu luang untuk mengasah materi pengetahuan dan
keterampilan secara individu atau grup.
6. Mengevaluasi kemampuan siswa dan guru memberi feedback. Pada tahap ini
guru melakukan kajian ulang kepada siswa, tentang apa yang telah dipelajari.
Siswa memberi feedback agar bisa menjadi bahan evaluasi di masa yang
akan datang.
7. Membuat latihan individu ke siswa. Pada sesi ini guru membuat latihan tugas
individu kepada siswa, latihan tersebut berguna untuk mengembangkan
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

Tips Pembelajaran Langsung

Berikut adalah tips agar pembelajaran langsung atau direct instruction berjalan


efektif:


o Menetapkan tujuan pembelajaran, mulai dari kegiatan, pelajaran, dan
praktek, selanjutnya adalah memastikan bahwa siswa telah memahami
tujuan tersebut.
o Guru akan mengatur dan mengurutkan rangkaian pelajaran, praktek
dan tugas yang akan menjadikan siswa mampu memahami pelajaran
dengan lebih baik sehingga kompetensi dasar dari sebuah materi bisa
tercapai.
o Mengulas instruksi pada sebuah kegiatan atau proses, sehingga siswa
tahu apa yang diharapkan guru dalam kegiatan tersebut.
o Siswa akan diberi deskripsi, penjelasan dan ilustrasi secara jelas
mengenai keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan.
o Mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk memastikan bahwa
mereka sudah memahami mengenai apa yang telah diajarkan.

Sintak dan Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif
No. Fase Kegiatan

Present goals and


1. set (Menyampaikan tujuan Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar
dan mempersiapkan siswa)

Present
2. information (Menyajikan Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal
informasi)

Organize students into


learning Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim
3.
teams (Mengorganisir siswa belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
ke dalam tim-tim belajar)

Assist team work and


4. study (Membantu kerja tim Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya
dan belajar)

Test on the Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau
5.
materials (Mengevaluasi) kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Provide
recognition (Memberikan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun
6.
pengakuan atau kelompok
penghargaan)

Anda mungkin juga menyukai