Anda di halaman 1dari 9

BRAIN BASED LEARNING

PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Makalah ini ditujukan memenuhi tugas mata kuliah Neurosains Dalam Pendidikan

Dosen Pengampu : Nurlaili, S.Pd.I, M.Pd

Oleh :

Kelompok 10

1. Anis Tasya Farhanah (0308183167)


2. Rasmita Dayanti (0308183168)
3. Tita Kurnia (0308183170)
4.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah swt. Dzat yang mengetahui
segala ilmu yang tidak diketahui oleh mahkluknya baik dilangit maupun di bumi serta segala puji
hanya milik Allah atas limpahan rahmat dan curahan nikmat termaksud kesempatan yang telah
diberikannya kepada pemakalah sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat
berbingkaikan salam semoga tetap terlimpahkan kepangkuan baginda Rasulullah Saw. Sebagai
tauladan dan idola utama semoga kita, orang tua kita dan keluarga kita termasuk umatnya yang
mendapat syafaat beliau di hari akhirat kelak. Aamin Ya Rabbal’Alamin.

Berkat rahmat, taufik dan hidayah Allah SWT. Pemakalah dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “Brain Based Learning Pada PAUD”. Mudah-mudahan
makalah ini dapat berkontribusi dalam menambah wawasan pembaca dalam mata kuliah
Neurosains Dalam Pendidikan.

Terima kasih diucapkan kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
mengsukseskan penulisan makalah ini. Mohon maaf atas segala kesalahan, kekhilafan, dan
kekurangan yang terdapat didalam makalah ini, untuk itu masukan dan perbaikan dari pembaca
akan di terima dengan senang hati dan terima kasih. Semoga kita menjadi orang-orang yang
sukses di dunia dan akhirat serta apa yang di cita-citakan dapat tercapai.

Medan, Januari 2021

Pemakalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian brain based learning 2


B. Stimulasi Pembelajaran bagi AUD berbasis fungsi otak 3

BAB III PENUTUP 5

A. Kesimpulan 5
B. Saran 5

DAFTAR PUSTAKA iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini (0-6 tahun) berada pada tahapan usia emas dan mengalami
perkembangan otak yang sangat pesat. Pendidikan anak usia dini berguna sebagai wadah
yang dapat menumbuhkembangkan segala aspek perkembangan anak. Dalam
pembelajaran anak usia dini diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
potensi kecerdasan anak. Otak merupakan organ sangat penting bagi manusia yang
berfungsi sebagai pusat syaraf, pengendali seluruh tindakan, berfikir, mengolah
informasi, menganalisis dan menyimpan memori. Perkembangan otak anak mencapai
80% pada usia 0-8 tahun, sehingga disebut the golden ages. Oleh karena itu pemberian
rangsangan pendidikan, ketrampilan, bimbingan moral dan agama, sangat tepat diberikan
pada usia ini. Brain based learning atau pembelajaran berbasis otak sebagai salah satu
model pembelajaran sebenarnya mempunyai daya tawar tersendiri yang menarik untuk
dikemukaan terlebih jika penerapannya diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan ilmu interdisipliner, artinya melibatkan
berbagai disiplin keilmuan seperti filsafat, kesehatan dan gizi, neurosains, psikologi dan
lain-lain. Oleh karena itu seorang pendidik PAUD seyogyanya memahami dasar-dasar
keilmuan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Pengertian brain based learning ?
2. Apa saja Stimulasi Pembelajaran bagi AUD berbasis fungsi otak ?

C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Brain Based Learning
2. Dapat Mengetahui Apa saja Stimulasi Pembelajaran bagi AUD berbasis fungsi otak

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Brain Based Learning


Brain based learning atau pembelajaran berbasis otak merupakan sebuah konsep
untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi
otak. Pada tahun 1970, Paul Mc.Clean mulai memperkenalkan konsep Triune theory Theory
yang mengacu pada proses evolusi tiga bagian otak manusia. Dalam hipotesisnya, McClean
menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari tiga bagian penting: otak besar (neokorteks),
otak tengah (system limbic), dan otak kecil (otak reptile) dengan fungsi masing2 masing-
masing yang khas dan unik. Otak besar (neokorteks) memiliki fungsi utama untuk berbahasa,
berfikir, belajar, memcahkan masalah, merencanakan dan mencipta. Kemudian, otak tengah
(sistim limbic) berfungsi untuk interaksi interaksi social, emosional, dan ingatan Jangka
panjang. Otak kecil (otak reptile) sendiri menjalani fungsi untuk bereaksi, naluriah,
mengulang, mempertahankan diri, dan ritualis.
Brain based teaching and learning menyarankan bahwa proses pembelajaran berjalan
sesuai dengan cara otak berfungsi. Otak dilahirkan untuk belajar dan menyimpan semua
pembelajaran yang pernah terjadi dalam diri kita. Ia bisa memproses pengetahuan dengan
berbagai cara, misalnya dengan menganalisis, menilai, menghakimi, membuat keputusan dan
sebagainya. Dalam hal ini peran kita hanya menyediakan lingkungan yang sesuai untuk
mendorong proses pembelajaran berjalan maksimal dan berkesan sesuai cara otak belajar.
Teori otak Triune oleh Dr.Paul Mclean yang juga dikenal dengan whol brain
menyatakan bahwa keseluruhan otak terlibat dalam proses belajar. Masing-masing bagian
otak mempunyai syaraf tertentu dan mengatur tugastugas yang harus dilakukan dalam
belajar. Tiga bagian otak tadi juga dibagi menjadi dua belahan kiri dan kanan, sering dikenal
sebagai “otak kanan dan “otak kiri. Masing-masing belahan bertanggungjawab terhadap cara
berfikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuankemampuan tertentu,
walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses berfikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier, dan rasional. Sisi ini sangat
teratur. Walaupun dalam realitas, ia menafsifkan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara
berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur seperti ekspresiverbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik serta simbolisme. Cara berfikir
otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistic. Cara berfikirnya sesuai dengan
cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non verbal seperti perasaan dan emosi, kesadaran
yang berkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, music,
seni, kepekaan warna, kreatifitas, dan visualisasi.
Dalam proses belajar di kelas, otak kiri menumpukan kepada pengetahuan atau fakta
yang diicapkan guru, sementara otak kanan meneliti bagaimana pengetahuan itu diucapkan.
Demikian juga, bila kita mendengar lagu, otak kiri akan meneliti seni kata lagu, sedangkan
otak kanan memproses melodinya. Otak bawah atau system limbic juga menerapkan elemen
emosi dalam pembelajaran. Secara langsung atau tidak langsung , keseluruhan otak kiri dan
kanan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jika ucapan atau perkataan
digabungkan dengan music atau gambar, atau jika ucapan atau perkataan music atau gambar,
atau jika perkataan diucapkan dengan emosi, ia akan lebih mudah diingat atau dipelajari.1

B. Stimulasi Pembelajaran Bagi AUD Berbasis Fungsi Otak

Untuk menstimulasi otak anak agar berkembang secara optimal perlu dilakukan inovasi
dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kemampuan otak dapat
diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini. Pembelajaran berbasis kemampuan otak
mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak dan bagaimana otak dipengaruni oleh
lingkungan dan pengalaman.
1
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/795
Caine dan Caine mengungkapkan enam prinsip Brain Based Learning, yaitu2

1. Setiap individu adalah unik. Oleh karena itu, biarkan mereka membentuk sendiri
pengetahuan mereka.
2. Lingkungan pembelajaran dilakukan dengan ceria, kondusif dan menarik.
3. Libatkan orang tua dalam proses pembelajaran.
4. Otak bisa memproses pengetahuan secara terperinci dan menyeluruh.
5. Pembelajaran terjadi secara berpola, misalnya mind maping, matriks dan grafik.
6. Otak lebih terangsang dalam lingkungan sosial. Gunakan pembelajaran kooperatif dan
kerja kelompok.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, maka upaya yang dapar dilakukan pendidik


maupun orang tua dalam mengoptimalkan pendidikan anak usia dini melalui pembelajaran
berbasis otak (brain‐based learning) adalah sebagai berikut:3

1. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat anak asyik dalam pengalaman
belajar, yakni dengan melibatkan seluruh aspek fisiologis, misalnya dalam belajar
matematika, anak tidak tertarik dengan belajar duduk mengerjakan soal penambahan atau
pengurangan, namun dengan permainan congklak, anak akan lebih merasa senang
belajar. Selain itu, dengan bermain, seluruh aspek fisik, emosi, sosial, dan kognitif
terlibat secara simultan (bersamaan).
2. Menyediakan kesempatan belajar yang beragam dalam ruangan kelas, misalnya dengan
adanya kawasan komputer, laboratorium pelatihan menulis, wilayah sains, material untuk
bermain drama, di mana semua hal tersebut dapat memicu imajinasi dan stimulasi
sensoris pada pembelajaran, dan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan adanya pusat
belajar, anak‐anak dapat menyalurkan minatnya masing‐masing, mencari tahu sesuatu
yang memang mereka ingin tahu. Ada anak yang ingin belajar memasak, ada anak yang
ingin belajar melukis, ada anak yang ingin belajar menulis, dan sebagainya. Kesempatan
belajar yang kondusif bagi stimulasi perkembangan otak anak adalah lingkungan belajar
yang membuat anak aktif, dapat membuat anak menyalurkan rasa ingin tahunya, serta
dapat menyalurkan keinginan dan potensi serta minat yang dimilikinya.
3. Menciptakan suasana belajar yang bebas tekanan dan ancaman, namun tetap menantang
bagi anak untuk mencari tahu lebih banyak tentang sesuatu. Seorang pendidik harus
penuh kasih dan perhatian yang menunjukkan cinta untuk pembelajaran dan model
interaksi positif. Ini berarti bahwa guru perlu untuk menangkap dan mempertahankan
perhatian siswa dengan cara melibatkan mereka dalam proses instruksional. Jika siswa
dapat dilibatkan secara emosional, mereka akan cenderung untuk tetap tertarik dan
terhubung dengan proses pembelajaran yang terjadi.

2
Luk luk Nur Mufidah, Op.Cit, hal 58
3
Hadzira Qudsy, Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Yang berbasis Perkembangan Otak, (Yogyakarta:
Buletin Psikologi UGM Fakultas Psikologi, Volume 18, No 2 2010), hal 107-109
4. Menciptakan kurikulum yang dapat menumbuhkan minat anak dan kontekstual, sehingga
anak dapat menangkap makna atau arti dari apa yang dipelajarinya.
5. Membuat lingkungan pembelajaran yang aktif. Komponen yang dibutuhkan dalam
membuat lingkungan pembelajaran yang aktif, yakni Pengaturan fisik pada meja, kursi,
pusat belajar, perpustakaan, pencahayaan, dan komponen lainnya yang dapat menarik
minat anak;4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Brain based learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak anak. Pada model pembelajaran berbasis
otak (brain-based learning) lebih memberikan siswa kesempatan untuk lebih berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
Caine dan Caine mengungkapkan enam prinsip Brain Based Learning, yaitu5

1. Setiap individu adalah unik. Oleh karena itu, biarkan mereka membentuk sendiri
pengetahuan mereka.

4
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.1 No. 2, Oktober 2019
5
Luk luk Nur Mufidah, Op.Cit, hal 58
2. Lingkungan pembelajaran dilakukan dengan ceria, kondusif dan menarik.
3. Libatkan orang tua dalam proses pembelajaran.
4. Otak bisa memproses pengetahuan secara terperinci dan menyeluruh.
5. Pembelajaran terjadi secara berpola, misalnya mind maping, matriks dan grafik.
6. Otak lebih terangsang dalam lingkungan sosial. Gunakan pembelajaran kooperatif dan
kerja kelompok anak didik.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dalam penulisan dan
penyampaian materi kepada para pembacadan pendengar. Oleh karena itu, kami sebagai
penulis makalah ini bisa berharap kepada para pembaca dan pendengar agar kiranya memberi
kritik dan sarannya, bukan maksud hal yang lain melainkan agar makalah kami ini bisa
menjadi lebih baik lagi dalam penulisan ataupun penyampaiannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/795

Mufidah, Luk-luk Nur, Brain Based Teaching and Learning, pembelajaran berbasis otak,
Yogyakarta: Teras, 2014

Hadzira Qudsy, Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Yang
berbasis Perkembangan Otak, (Yogyakarta: Buletin Psikologi UGM Fakultas
Psikologi, Volume 18, No 2 2010), hal 107-109

Anda mungkin juga menyukai