BAB I
PENDAHULUAN
Di sekolah dasar atau menengah, anak diberikan dan mengikuti berbagai macam tes. Berbagai
jenis test tersebut berfungsi sebagai penentuan jenjang kelas untuk setiap periode; tes kelulusan
suatu jenjang; tes prestasi (achievment test); tes IQ; atau tes masuk suatu perguruan tinggi. Akan
tetapi, penilaian tidak hanya dilakukan kepada siswa sekolah dasar dan menengah dengan tujuan
fungsi-fungsi seperti itu. Penilaian juga dilakukan kepada anak-anak usia 0 sampai 8 tahun (early
childhood) , anak usia pra sekolah, usia dini dan sekolah dasar kelas bawah dalam bentuk
penilaian sesuai dengan tujuan pendidikan di anak usia tersebut.
Kenapa kita perlu melakukan tes atau evaluasi terhadap anak usia dini (early childhood).
Perhatian para ahli, guru dan orang tua tidak hanya tentang bagaimana bayi (infant) dan anak-
anak (young children) tumbuh dan berkembang, tetapi terhadap usaha untuk mengatasi
permasalahan pada perkembangan dan proses belajaran anak.
Berbagai buku tentang penilaian lebih banyak menyangkut penilaian terhadap anak usia sekolah
dasar dan menengah, kalau pun ada tentang penilaian pada anak usia dini, lebih pada penilaian
tentang membaca dan menulis.
Goodwin dan Goodwin (1980) menjelaskan pengertian penilaian, yaitu :
“the process of determining, through observation or testing, an individual’s traits or behavior, a
program’s characteristics, or the properties of some ther entity, and then assigning a number,
rating, or scores to that determination”
Jadi penilaian adalah suatu proses menentukan atau memutuskan sifat-sifat atau prilaku individu,
karakteristik suatu program, atau sifat dari suatu entitas melalui tes dan observasi, dan kemudian
menandainya dengan suatu bilangan, tingkatan (rating), atau skor terhadap hasil penentuan dan
pemutusan tersebut.
Penilaian yang dilakukan terhadap anak usia 0 sampai usia pra sekolah berbeda dengan yang
penilaian terhadap anak usia yang lebih tua atau orang dewasa. Tidak hanya karena alasan bahwa
anak usia tersebut belum bisa menulis dan membaca, tetapi karena pada tahap perkembangan
anak usia tersebut membutuhkan berbagai cara penilaian yang tepat. Penilaian harus sesuai
dengan tingkat mental, sosial, dan perkembnagan fisik pada setiap tahapan perkembangan.
Perkembangan yang terjadi pada anak berjalan sangat cepat, maka perlu usaha untuk menilai
apakah perkembangan yang terjadi berjalan secara normal. Apabila perkembangan anak terjadi
secara tidak normal, prosedur pengukuran dan penilaian yang digunakan sangat penting dalam
menentukan keputusan untuk memberi perlakuan yang tepat.
Penilaian digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satunya untuk mempelajari anak sebagai
individu. Dalam hal ini, penilaian terhadap anak berfungsi untuk mendiagnosis perkembangan
anak dengan menggunakan teknik penilaian baik yang formal maupun yang non formal.
Diagnosa seperti ini sangat penting untuk mengetahuan keterlambatan dalam perkembangan
serta mengidentifikasi lemahnya kemampuan belajar anak. Penilaian terhadap anak usia dini
digunakan juga untuk tujuan penempatan dalam suatu program pendidikan atau pelayanan.
Tujuan lainnya adalah adalah untuk perencanaan suatu program pendidikan, dimana penilaian
digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan program.
BAB II
PEMBAHASAN
B. PRINSIP ASESMEN
Asesmen digunakan untuk kebutuhan anak. Adapun prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
Menggunakan informasi dan sumber yang beragam
Bermanfaat untuk permebangan dan belajar anak
Melibatkan anak beserta keluarganya
Sesuai dan fair untuk anak
Otentik
Memiliki tujuan yang spesifik dan bersifat reliabel, valid, dan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
Sebagai seorang profesional/calon profesional, kita dituntut untuk mengikuti prosnsip/etika
dalam membuat dokumentasi melalui asesmen yaitu sebagai berikut:
a) Ketetapan
Yaitu dengan cara mencatat fakta (data kasar/raw data) secara lengkap dan dilakukan dengan
segera mungkin setalah pengamatan.
b) Objektivitas
Yaitu dengan mencatat fakta bahwa secara objektif, tidak bias, dan tidak ditambah dengan
pendapat kita.
c) Menghidari pelabelan
Yaitu dengan menghindari kesimpulan dan diagnosis yang terlalu dini berdasarkan informasi
yang terbatas.
d) Memiliki tujuan yang baik
Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak, mengumpulkan informasi tentang
anak, dan merencanakan program yang tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk
alasan yang merugikan anak dan keluarganya.
e) Berbagi dengan keluarga
Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan perkembangan anak harus
dengan persetujuan pihak yang berkait misalnya guru dan anak yang diamati (tergantung usia
anak). Dalam hal ini, privacy anak juga perlu menjadi menjadi bahan pertimbangan. Pada
kondisi tertentu, seorang profesional perlu meminta izin pada nak untuk menceritakan tentang
anak pada orang tuanya.
f) Kerahasiaan
Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya boleh diketahui oleh pihak-
pihak yang memiliki hak untuk mengetahui informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari
orang tua anak saat mendokumentasi anak.
Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh.
Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau penilaian tentang perkembangan
anak. Misalnya apakah anak berada dalam tahap perkembangan atau telah mencapai
perkembangan tertentu.
Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut:
1. Otentik asesmen
Otentik asesmen disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen
berdasarkan performasi (perfomance based asesment). Asesmen tipe ini terjadi sepanjang
kegiatan anak di kelas. Informasi diperoleh dari bergai cara, terutama dari observasi/pengamatan
pendidik selama anak melakukan kegiatan yang bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda dan
kegiatan yang berbeda pula.
2. Formal Asesmen
Komponen sistem asesmen terdiri dari (1) tes standar dan (2) strategi asesmen informal.
a. Tes satandar
Tes standar dirancang untuk mengukur karakteristik inindividual. Pelaksanaan tes dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Ada berbagai macam tujuan tes, di antaranya
adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, minat, dan karakteristik kepribadian. Hasil tes
dapat digunakan untuk merancang tugas selanjutnya, untuk mempelajari perbedaan antar
individu dan kelompokm serta untuk kegiatan bimbingan dan konseling.
Kemampuan adalah tingkat pengetahuan ataupun keterampilan anak dalam bidang tertentu. Ada
tiga macam test kemampuan psikologis yaitu tes intelgensi (intelgence test), test prestasi
(achievenebt test) dan tes bakat (aptitude test). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik, bahasa, sosial, dan kognitif anak. Prestasi anak yang diukur, berkaitan dengan sejauh
mana seorang anak mamahami informasi ataupun keterampilan tertentu.
Adapun berbagai macam tes standar untuk anak usia dini yang merupakan ters psikologis, yaitu
sebagai berikut:
1) Tes untuk usia bayi dan balita
Ada banyak tes psikologi yang dirancang untuk anak usai balita. Penyusunan tes tersebut tentu
saja cukup sulit berkaitan denganusia anak yang masih sangat dini. Dengan demikian reliabilitas
dan validitas pun masih dipertanyakan. Prosedurnyapun relatif sulit dilakukan dan juga
memerlukan kompetensi yang tinggi dalam menginterpretasikan hasil tesnya.
2) Tes untuk anak usia prasekolah
a) Hannah/Gardner Presechool language Test (usia 3-5, 5 tahun, fokusnya pada tugas
perkembangan visual, adudiotory, motorik dan konsep), contohnya sebagai berikut:
Memasang kartu yang sama (dari 5 kartu)
Menunjukkan bagian bawah yang hilang
Meminta anak berdiri dengan satu kaki
Memberikan instruksi: ambil bola dalam boks, pantulkan kelantai, dan berikan kepada ibu
guru
Menunjukkan boks yang kosong
Memilih mana yang di atas dan mana yang di bawah
b) Carolina Developmen Profile (usia 2-5 tahun, mengukur perkembangan motorik perceptual,
penalaran, dan bahasa), contohnya penilaian untuk melihat apakah anak sudah/belum dapat
melakukan hal berikut:
Membaik halaman buku satu demi satu dengan kontrol cukup baik
Menunjukkan model membuat menara 6-8 kotak dan meinta anak melakukannya
Membuka bungkus permen/wafer dan lain-lain tanpa bantuan
c) Iowa Test Of Preeschool Development (usia 2-5 tahun, tes prestasi prasekolah, mengukur
kesiapan bahasa, visual motor, memori, dan konsep), contoh sebagai berikut:
Menunjukkan objek yang diinstruksikan guru
Menceritakan secar singkat tentang gambar
Membuang plastik ketempat sampah
Mencontoh garis lurus
Meletakkan pegs dalam pegsboard
Mengulang kembali benda yang baru ditunjukkan guru
Mengulang benda yang berwarna tertentu
Mencari bentuk benda yang sempurna
Meletakkan bentu benda yang serupa
d) Minesota Child Development Inventory, usia 1 sampai 6 tahun mengukur perkembangan anak
pra sekolah, sebagai contoh sebagai berikut:
Motorik kasar, termasuk kekuatan, keseimbangan dan koordinasi
Motorik halus, keterampilan visual motor, koordinasi mata tangan
Bahasa ekspresif, komunikasi, bahasa tubuh, vokal
Pemahaman-konseptual, pemahaman bahasa sampai formulasi bahasa
Pemahaman situasi, pemahaman tentang lingkungan melalui observasi, membedakan, meniru,
perilaku
Self help, termasuk makanan, berpakaian dan ke kamar kecil
Personal-sosial, inisiatif, kemandirian, interaksi sosial, perhatian/empati pada teman.
e) Pre Kindergarden Scale (3-5 tahun, skala rating observer, mengukur keterampilan kognitif,
kontrol diri, kemandirian, dan hubungan sosial), contoh berikut ini:
(1) Keterampilan personal (ketika berinteraksi dengan guru)
Anak selalu mengekspresikan diri utuh
Anak biasanya mengekspresikan
Mengespresikan diri tidak utuh secara utuh
Hanya menggunakan bahasa tubuh
Belum terobservasi
(2) Hubungan dengan teman sebaya
Memimpin kelompok
Secara aktif mengikuti kelompok
Mengikuti kelompok setelah berargumen
Mengalami kelompok tanpa ikut terlibat
Berlum terobservasi
(3) Perilaku personal (ketika anak menumpahkan sesuatu)
Hampir selalu membereskan tanpa diinstruksi
Kadang-kadang perlu intruksi
Membereskan setelah diinstruksi
Tidak membereskan walaupun sudah diinstruksi
Belum terobservasi
(4) Keterampilan kognitif (ketika diberi instruksi)
Sangat sedikit kesulitan mengukuti instruksi
Agak kesulitan tetapi tidak membutuhkan bantuan
Kesulitan tetapi tidak membutuhkan bantuan
Kesulitan dan tidak menyelesaikan tugas sekalipun dibantu
Belum teobservasi
b. Strategi Asesmen Informal, mencakup berbagai cara seperti berikut:
1) Observasi
Observasi adalah metode informal yang paling sering digunakan dalam mengakses kemajuan
perkembangan anak. Ada berbagai macam jenis observasi, antara lain adalah observasi, antara
lain adalah observasi naturalistik (contoh: catatan anekdot, dan running record) dan observasi
terstruktur (contoh: event sampling dan time sampling).
2) Pengukuran yang dirancang guru
3) Checklis perkembangan
4) Skala rating
5) Rubrik
6) Performansi dan asesmen portofolio
7) Asesmen bardasarkan teknoogi
Komponen yang dipatau meliputi seluruh aspek perkembangan anak,yaitu: 1. Perkembangan
fisik-motorik, 2. Kognitif (intelektual), 3. Moral dan social, 4. Emosional, dan 5. Komunikasi
(bahasa).
1. Aspek Perkembangan Fisik-Mororik
a. Motorik kasar antara lain meliputi:
Memanjat tali, tangga, panjatan;
Berlari;
Melompat;
Menendang bola;
Menendang bola;
Menangkap bola;
Bermain lompat tali; dan
Berjalan pada titian keseimbangan
b. Morik halus antara lain meliputi:
Memasang velcrow;
Menarik resluiting (zip);
Mengancing baju
Menggunting pola;
Mengikat tali sepatu;
Mewarnai pola;
Makan dengan sendok;
Menyisir rambut; dan
Menggambar
c. Organ sensoris antara lain meliputi:
Mendengar perintah guru dari jauh;
Melihat tulisan atau bagan di bagan di papan tulis dari jauh;
Mengenali berbagai benda dalam kotak tanpa melihat;
Mampu membedakan berbagai macam rasa;
Mampu mengenali berbagai macam bau;
Menyebutkan berbagai warna benda; dan
Menyebutkan cirri-ciri objek dari observasi.
d. Kesehatan badan antara lain:
Seimbangan antara berat dan tinggi badan;
Aktif dan lincah;
Catatan kehiduran baik;baik
Mampu menggunakan berbagai alat permainan di luas kelas.
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala serta catatan sakit dapat
digunakan untuk melakukan asesmen terhadap perkembangan kesehatan badan anak.
2. Aspek Perkembangan Kognitif
a. Informasi/ pengetahuan figurative antara lain meliputi;
Mengenal nama-nama warna;
Mengenal nama berbagai benda yang ada dirumah dan fungsinya;
Mengenal nama bagian-bagian tubuh;
Mengenal nama dan alamat; dan
Mengenal nama anggota keluarga, teman, dan guru.
b. Pengetahuan procedural/ operatif antara lain meliputi;
Menjelaskan bagaimana caranya pergi dan pulang kesekolah;
Menjelaskan cara menggunakan berbagai peralatan di rumah/ disekolah
Mampu membandingkan dua objek atau lebih (compare and contrast);
Menghitung, menata, mengurutkan, dan mengklasifikasikan;
Mengidentifikasikan masalah, mencari alternative pemecahan, dan memecahkan masalah
sederhama; dan
Mampu ke toilet, memakai baju, dan makan sendiri.
c. Pengetahuan temporal dan spasial antara lain meliputi;
Mengetahui nama hari dan tanggal;
Mengetahui waktu (siang, malam, kemarin, besak), musim, dan cuaca.
Mengenal lokasi ( di bawah, di atas, di samping, kanan, kiri, tinggi, rendah); dan
Mengenal kecepatan (cepat, lampat)
d. Pengetahuan dan pengingatan memori antara lain;
Mengingat alphabet (huruf)
Mengingat nama-nama teman; dan
Mengingat nama hari.
E. MANFAAT ASESMEN
National earlu childhood asessment resource group menjelaskan manfaat asesmen yang harus
digunakan secara tepat pada anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
Mendukung belajar anak
Mengidentifikasikan anak apakah berkembang secara normal atau memiliki kebutuhan khusus.
Mengevaluasi program dan memonitor kebutuhan anak
Sebagai wujud tanggung jawab
Selain itu, asesmen bermanfaat untuk menetukan suskses tidaknya program yang di berikan.
BAB III
KESIMPULAN
Asesmen adalah suatu proses pengamatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta
bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut (Grace dan Shore, 1991; Kumano,2002).
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui
perkembangan atau kemajuan belajar anak.
Penilaian atau asesment merupakan point penting dalam pembelajaran anak usai dini. Dengan
penilaiaan dapat diketahui pembelajaran yang telah berjalan dan perkembangan kemampuan
anak yang meliputi aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, sosio emosional. Evaluasi akan
membantu pendidik maupun orang tua untuk merancang belajar anak selanjutnya. Mendapatkan
informasi terhadap perkembangan anak merupakan poin penting dalam pembelajaran. Diagnosa
pekembangan anak kemudian bisa digunakan untuk membuat program yang tepat untuk
mendidik anak tersebut.
Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut, otentik asesmen
disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen berdasarkan performasi
(perfomance based asesment). Asesmen tipe ini terjadi sepanjang kegiatan anak di kelas.
Informasi diperoleh dari bergai cara, terutama dari observasi/pengamatan pendidik selama anak
melakukan kegiatan yang bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda dan kegiatan yang
berbeda pula. Selanjutnya formal asesmen, formal asesmen mempunyai komponen sistem terdiri
dari (1) ters standar dan (2) strategi asesmen informal.
DAFTAR PUSTAKA
Fridani, L. dkk (2008),. Evaluasi Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta, Universitas Terbuka.
Suyanto,
S. (2005),. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: HIKAYAT Publishing.
______________(2005),. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, Departemen
Pendidikan Nasional.
Wortham, C. S. (2005) Assessment in Early Childhood Education” (Eds. Revisi). Pearson
Education, Inc.