Anda di halaman 1dari 11

ASESMENT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN

Di sekolah dasar atau menengah, anak diberikan dan mengikuti berbagai macam tes. Berbagai
jenis test tersebut berfungsi sebagai penentuan jenjang kelas untuk setiap periode; tes kelulusan
suatu jenjang; tes prestasi (achievment test); tes IQ; atau tes masuk suatu perguruan tinggi. Akan
tetapi, penilaian tidak hanya dilakukan kepada siswa sekolah dasar dan menengah dengan tujuan
fungsi-fungsi seperti itu. Penilaian juga dilakukan kepada anak-anak usia 0 sampai 8 tahun (early
childhood) , anak usia pra sekolah, usia dini dan sekolah dasar kelas bawah dalam bentuk
penilaian sesuai dengan tujuan pendidikan di anak usia tersebut.
Kenapa kita perlu melakukan tes atau evaluasi terhadap anak usia dini (early childhood).
Perhatian para ahli, guru dan orang tua tidak hanya tentang bagaimana bayi (infant) dan anak-
anak (young children) tumbuh dan berkembang, tetapi terhadap usaha untuk mengatasi
permasalahan pada perkembangan dan proses belajaran anak.
Berbagai buku tentang penilaian lebih banyak menyangkut penilaian terhadap anak usia sekolah
dasar dan menengah, kalau pun ada tentang penilaian pada anak usia dini, lebih pada penilaian
tentang membaca dan menulis.
Goodwin dan Goodwin (1980) menjelaskan pengertian penilaian, yaitu :
“the process of determining, through observation or testing, an individual’s traits or behavior, a
program’s characteristics, or the properties of some ther entity, and then assigning a number,
rating, or scores to that determination”
Jadi penilaian adalah suatu proses menentukan atau memutuskan sifat-sifat atau prilaku individu,
karakteristik suatu program, atau sifat dari suatu entitas melalui tes dan observasi, dan kemudian
menandainya dengan suatu bilangan, tingkatan (rating), atau skor terhadap hasil penentuan dan
pemutusan tersebut.
Penilaian yang dilakukan terhadap anak usia 0 sampai usia pra sekolah berbeda dengan yang
penilaian terhadap anak usia yang lebih tua atau orang dewasa. Tidak hanya karena alasan bahwa
anak usia tersebut belum bisa menulis dan membaca, tetapi karena pada tahap perkembangan
anak usia tersebut membutuhkan berbagai cara penilaian yang tepat. Penilaian harus sesuai
dengan tingkat mental, sosial, dan perkembnagan fisik pada setiap tahapan perkembangan.
Perkembangan yang terjadi pada anak berjalan sangat cepat, maka perlu usaha untuk menilai
apakah perkembangan yang terjadi berjalan secara normal. Apabila perkembangan anak terjadi
secara tidak normal, prosedur pengukuran dan penilaian yang digunakan sangat penting dalam
menentukan keputusan untuk memberi perlakuan yang tepat.
Penilaian digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satunya untuk mempelajari anak sebagai
individu. Dalam hal ini, penilaian terhadap anak berfungsi untuk mendiagnosis perkembangan
anak dengan menggunakan teknik penilaian baik yang formal maupun yang non formal.
Diagnosa seperti ini sangat penting untuk mengetahuan keterlambatan dalam perkembangan
serta mengidentifikasi lemahnya kemampuan belajar anak. Penilaian terhadap anak usia dini
digunakan juga untuk tujuan penempatan dalam suatu program pendidikan atau pelayanan.
Tujuan lainnya adalah adalah untuk perencanaan suatu program pendidikan, dimana penilaian
digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan program.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan


Dahulu kita mengenal adanya Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang
kemudian dig anti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Di akhir kelas enam SD atau kelas tiga
SLTP dan SLTA, siswa mengerjakan EBTANAS/UAN untuk menentukan lulus-tidaknya siswa
tersebut. EBTANAS/UAN tersebut berbentuk tes tertulis (paper ang pencil test). Soal-soal yang
ada didalamnya menggambarkan materi pelajaran standar yang dipelajari siswa selama belajar di
sekolah. Proses seperti itu dikenal dengan istilah evaluasi yang biasanya dilakukan setelah akhir
suatuprogram. Tujuannya untuk mengukur keberhasilan suatu program yang diwujutkan dalam
bentuk mengukur keberhasilan suatu program yang diwujutkan dalam bentuk angka atau skor.
Jika anak memperoleh nilai delapan puluh berarti anak tersebut menguasai delapan puluh persen
materi pelajaran dan berarti lulus.
Untuk anak TK, proses evaluasi seperti di kelas tidak sesuai, bahkan tes tertulis seperti itu
sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Pertimbangannya ialah bahwa anak TK
belum bisa membaca dan menulis. Selain itu, tes tertulis membuat anak stress. Sebagai gantinya
digunakan asesmen, yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokementasian kinerja
dan kaya siswa serta bagaimmana proses ia menghailkan katya tersebut (Grace dan Shore, 1991;
Kurnano,2002). Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi
utnuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak. Asesmen tidak dilakukan di kelas
pada akhir program atau di akhir tahun TK, tetapi dilakukan secra bertahap dan
berkesinambungan sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui. Caranya pun lebih alami,
misalnya, saat anak bermain, menggambar, atau dari karya yang dihasilkan. Asesmen tidak
mengkondisikan anak pada bentuk ujian. Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan, dan
kelemahan siswa maka guru bersama-sama denganorang tua siswa dapat member bantuan belajar
yang tepat untuk anak sehingga dpat diperoleh hasil belajar yang tepat untukanak sehingga dapat
diperoleh hasil belajar yang aptomal.
Asesmen digunakan untuk tujuan sebagai berikut:
 Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, dan sebagainya.
 Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi penyebab masalah
belajar pada anak.
 Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini untuk
mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus.’
 Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning), dalam hal ini asesmen
digunakan untuk memodifikasi kurikulum, menentukan metodelogi, dan memberikan umpan
balik (fedback).
 Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.
 Untuk kajian penelitian
Adapun secara spesifik, tujuan asesmen perkembangan adalah sebagai berikut:
 Memberikan informasi perkembangan spesifik
 Membantu guru menetapkan tujuan dan merencanakan program
 Mendapat profil anak (guru dan orang tua)
 Bermanfaat untuk diagnosa anak berkebutuhan khusus sehingga dapat dibuat program
pendidikan individual dan lyanan untuk keluarga.
 Evaluasi keberhasilan program, dan lain-lain
Sementara itu, tujuan asesmen untuk bayi dan batita adalah untuk menentukan apakah anak
berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya ataukah mengalami hambatan sehingga
membutuhkan intervensi.

B. PRINSIP ASESMEN
Asesmen digunakan untuk kebutuhan anak. Adapun prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
 Menggunakan informasi dan sumber yang beragam
 Bermanfaat untuk permebangan dan belajar anak
 Melibatkan anak beserta keluarganya
 Sesuai dan fair untuk anak
 Otentik
 Memiliki tujuan yang spesifik dan bersifat reliabel, valid, dan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai
Sebagai seorang profesional/calon profesional, kita dituntut untuk mengikuti prosnsip/etika
dalam membuat dokumentasi melalui asesmen yaitu sebagai berikut:
a) Ketetapan
Yaitu dengan cara mencatat fakta (data kasar/raw data) secara lengkap dan dilakukan dengan
segera mungkin setalah pengamatan.
b) Objektivitas
Yaitu dengan mencatat fakta bahwa secara objektif, tidak bias, dan tidak ditambah dengan
pendapat kita.
c) Menghidari pelabelan
Yaitu dengan menghindari kesimpulan dan diagnosis yang terlalu dini berdasarkan informasi
yang terbatas.
d) Memiliki tujuan yang baik
Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak, mengumpulkan informasi tentang
anak, dan merencanakan program yang tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk
alasan yang merugikan anak dan keluarganya.
e) Berbagi dengan keluarga
Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan perkembangan anak harus
dengan persetujuan pihak yang berkait misalnya guru dan anak yang diamati (tergantung usia
anak). Dalam hal ini, privacy anak juga perlu menjadi menjadi bahan pertimbangan. Pada
kondisi tertentu, seorang profesional perlu meminta izin pada nak untuk menceritakan tentang
anak pada orang tuanya.
f) Kerahasiaan
Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya boleh diketahui oleh pihak-
pihak yang memiliki hak untuk mengetahui informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari
orang tua anak saat mendokumentasi anak.

C. KOMPONEN SISTEM ASESMEN


Asesmen memiliki 3 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah
mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan belajar anak.
Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat apa yang dilakukan anak.
Informasi ini dapat diperoleh dari pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek,
tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak. Foto, maupun rekaman suara.

Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh.
Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau penilaian tentang perkembangan
anak. Misalnya apakah anak berada dalam tahap perkembangan atau telah mencapai
perkembangan tertentu.

Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut:
1. Otentik asesmen
Otentik asesmen disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen
berdasarkan performasi (perfomance based asesment). Asesmen tipe ini terjadi sepanjang
kegiatan anak di kelas. Informasi diperoleh dari bergai cara, terutama dari observasi/pengamatan
pendidik selama anak melakukan kegiatan yang bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda dan
kegiatan yang berbeda pula.
2. Formal Asesmen
Komponen sistem asesmen terdiri dari (1) tes standar dan (2) strategi asesmen informal.
a. Tes satandar
Tes standar dirancang untuk mengukur karakteristik inindividual. Pelaksanaan tes dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Ada berbagai macam tujuan tes, di antaranya
adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, minat, dan karakteristik kepribadian. Hasil tes
dapat digunakan untuk merancang tugas selanjutnya, untuk mempelajari perbedaan antar
individu dan kelompokm serta untuk kegiatan bimbingan dan konseling.
Kemampuan adalah tingkat pengetahuan ataupun keterampilan anak dalam bidang tertentu. Ada
tiga macam test kemampuan psikologis yaitu tes intelgensi (intelgence test), test prestasi
(achievenebt test) dan tes bakat (aptitude test). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik, bahasa, sosial, dan kognitif anak. Prestasi anak yang diukur, berkaitan dengan sejauh
mana seorang anak mamahami informasi ataupun keterampilan tertentu.
Adapun berbagai macam tes standar untuk anak usia dini yang merupakan ters psikologis, yaitu
sebagai berikut:
1) Tes untuk usia bayi dan balita
Ada banyak tes psikologi yang dirancang untuk anak usai balita. Penyusunan tes tersebut tentu
saja cukup sulit berkaitan denganusia anak yang masih sangat dini. Dengan demikian reliabilitas
dan validitas pun masih dipertanyakan. Prosedurnyapun relatif sulit dilakukan dan juga
memerlukan kompetensi yang tinggi dalam menginterpretasikan hasil tesnya.
2) Tes untuk anak usia prasekolah
a) Hannah/Gardner Presechool language Test (usia 3-5, 5 tahun, fokusnya pada tugas
perkembangan visual, adudiotory, motorik dan konsep), contohnya sebagai berikut:
 Memasang kartu yang sama (dari 5 kartu)
 Menunjukkan bagian bawah yang hilang
 Meminta anak berdiri dengan satu kaki
 Memberikan instruksi: ambil bola dalam boks, pantulkan kelantai, dan berikan kepada ibu
guru
 Menunjukkan boks yang kosong
 Memilih mana yang di atas dan mana yang di bawah
b) Carolina Developmen Profile (usia 2-5 tahun, mengukur perkembangan motorik perceptual,
penalaran, dan bahasa), contohnya penilaian untuk melihat apakah anak sudah/belum dapat
melakukan hal berikut:
 Membaik halaman buku satu demi satu dengan kontrol cukup baik
 Menunjukkan model membuat menara 6-8 kotak dan meinta anak melakukannya
 Membuka bungkus permen/wafer dan lain-lain tanpa bantuan
c) Iowa Test Of Preeschool Development (usia 2-5 tahun, tes prestasi prasekolah, mengukur
kesiapan bahasa, visual motor, memori, dan konsep), contoh sebagai berikut:
 Menunjukkan objek yang diinstruksikan guru
 Menceritakan secar singkat tentang gambar
 Membuang plastik ketempat sampah
 Mencontoh garis lurus
 Meletakkan pegs dalam pegsboard
 Mengulang kembali benda yang baru ditunjukkan guru
 Mengulang benda yang berwarna tertentu
 Mencari bentuk benda yang sempurna
 Meletakkan bentu benda yang serupa
d) Minesota Child Development Inventory, usia 1 sampai 6 tahun mengukur perkembangan anak
pra sekolah, sebagai contoh sebagai berikut:
 Motorik kasar, termasuk kekuatan, keseimbangan dan koordinasi
 Motorik halus, keterampilan visual motor, koordinasi mata tangan
 Bahasa ekspresif, komunikasi, bahasa tubuh, vokal
 Pemahaman-konseptual, pemahaman bahasa sampai formulasi bahasa
 Pemahaman situasi, pemahaman tentang lingkungan melalui observasi, membedakan, meniru,
perilaku
 Self help, termasuk makanan, berpakaian dan ke kamar kecil
 Personal-sosial, inisiatif, kemandirian, interaksi sosial, perhatian/empati pada teman.
e) Pre Kindergarden Scale (3-5 tahun, skala rating observer, mengukur keterampilan kognitif,
kontrol diri, kemandirian, dan hubungan sosial), contoh berikut ini:
(1) Keterampilan personal (ketika berinteraksi dengan guru)
 Anak selalu mengekspresikan diri utuh
 Anak biasanya mengekspresikan
 Mengespresikan diri tidak utuh secara utuh
 Hanya menggunakan bahasa tubuh
 Belum terobservasi
(2) Hubungan dengan teman sebaya
 Memimpin kelompok
 Secara aktif mengikuti kelompok
 Mengikuti kelompok setelah berargumen
 Mengalami kelompok tanpa ikut terlibat
 Berlum terobservasi
(3) Perilaku personal (ketika anak menumpahkan sesuatu)
 Hampir selalu membereskan tanpa diinstruksi
 Kadang-kadang perlu intruksi
 Membereskan setelah diinstruksi
 Tidak membereskan walaupun sudah diinstruksi
 Belum terobservasi
(4) Keterampilan kognitif (ketika diberi instruksi)
 Sangat sedikit kesulitan mengukuti instruksi
 Agak kesulitan tetapi tidak membutuhkan bantuan
 Kesulitan tetapi tidak membutuhkan bantuan
 Kesulitan dan tidak menyelesaikan tugas sekalipun dibantu
 Belum teobservasi
b. Strategi Asesmen Informal, mencakup berbagai cara seperti berikut:
1) Observasi
Observasi adalah metode informal yang paling sering digunakan dalam mengakses kemajuan
perkembangan anak. Ada berbagai macam jenis observasi, antara lain adalah observasi, antara
lain adalah observasi naturalistik (contoh: catatan anekdot, dan running record) dan observasi
terstruktur (contoh: event sampling dan time sampling).
2) Pengukuran yang dirancang guru
3) Checklis perkembangan
4) Skala rating
5) Rubrik
6) Performansi dan asesmen portofolio
7) Asesmen bardasarkan teknoogi
Komponen yang dipatau meliputi seluruh aspek perkembangan anak,yaitu: 1. Perkembangan
fisik-motorik, 2. Kognitif (intelektual), 3. Moral dan social, 4. Emosional, dan 5. Komunikasi
(bahasa).
1. Aspek Perkembangan Fisik-Mororik
a. Motorik kasar antara lain meliputi:
 Memanjat tali, tangga, panjatan;
 Berlari;
 Melompat;
 Menendang bola;
 Menendang bola;
 Menangkap bola;
 Bermain lompat tali; dan
 Berjalan pada titian keseimbangan
b. Morik halus antara lain meliputi:
 Memasang velcrow;
 Menarik resluiting (zip);
 Mengancing baju
 Menggunting pola;
 Mengikat tali sepatu;
 Mewarnai pola;
 Makan dengan sendok;
 Menyisir rambut; dan
 Menggambar
c. Organ sensoris antara lain meliputi:
 Mendengar perintah guru dari jauh;
 Melihat tulisan atau bagan di bagan di papan tulis dari jauh;
 Mengenali berbagai benda dalam kotak tanpa melihat;
 Mampu membedakan berbagai macam rasa;
 Mampu mengenali berbagai macam bau;
 Menyebutkan berbagai warna benda; dan
 Menyebutkan cirri-ciri objek dari observasi.
d. Kesehatan badan antara lain:
 Seimbangan antara berat dan tinggi badan;
 Aktif dan lincah;
 Catatan kehiduran baik;baik
 Mampu menggunakan berbagai alat permainan di luas kelas.
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala serta catatan sakit dapat
digunakan untuk melakukan asesmen terhadap perkembangan kesehatan badan anak.
2. Aspek Perkembangan Kognitif
a. Informasi/ pengetahuan figurative antara lain meliputi;
 Mengenal nama-nama warna;
 Mengenal nama berbagai benda yang ada dirumah dan fungsinya;
 Mengenal nama bagian-bagian tubuh;
 Mengenal nama dan alamat; dan
 Mengenal nama anggota keluarga, teman, dan guru.
b. Pengetahuan procedural/ operatif antara lain meliputi;
 Menjelaskan bagaimana caranya pergi dan pulang kesekolah;
 Menjelaskan cara menggunakan berbagai peralatan di rumah/ disekolah
 Mampu membandingkan dua objek atau lebih (compare and contrast);
 Menghitung, menata, mengurutkan, dan mengklasifikasikan;
 Mengidentifikasikan masalah, mencari alternative pemecahan, dan memecahkan masalah
sederhama; dan
 Mampu ke toilet, memakai baju, dan makan sendiri.
c. Pengetahuan temporal dan spasial antara lain meliputi;
 Mengetahui nama hari dan tanggal;
 Mengetahui waktu (siang, malam, kemarin, besak), musim, dan cuaca.
 Mengenal lokasi ( di bawah, di atas, di samping, kanan, kiri, tinggi, rendah); dan
 Mengenal kecepatan (cepat, lampat)
d. Pengetahuan dan pengingatan memori antara lain;
 Mengingat alphabet (huruf)
 Mengingat nama-nama teman; dan
 Mengingat nama hari.

3. Aspek Perkembangan Moral


 Mengenal aturan sekolah
 Mengenal sopan santun
 Mengenal otoritas.
4. Aspek perkembangan Sosial
a. Interpersonal antara lain meliputi:
 Mampu bermain bersama teman;
 Mau bergantian dan antre;
 Mengikuti perintah dan petunjuk guru; dan
 Mampu berteman, berkomunikasi, dan membantu teman.
b. Personal
 Mau merespons danmenjawab pertanyaan gur
 Mampu mengekspresikan dari di kelas
 Percaya diri untuk bertanya, mengemukakan ide, dan tampul
 Mandiri saat makan, bekerja, dan memakai pakaian.
 Mau tinggal atau tidak ditunggi orang tua selama di sekolah
5. Aspek Perkembangan Emosional
 Menunjukkan rasa saying kepada teman, orang tua, guru.
 Menunjukkan rasa empati dan menolong teman.
 Mengontrol emosi dan agresi, tidak melukai atau menyakit teman.
6. Kemampuan dalam Disiplin Keilmuan
a. Matematika dan berhitung
 Menghitung benda 1-5
 Menghitung benda 1-10
 Menghitung bendah lebih dari 10
 Mengenal angka 1-5
 Mengenal angka 1-10
 Menjumlahkan benda sampai 5
 Menunjukkan benda sampai 10
b. Sains
 Kemampuan observasi (pengindaraan), mampu mengamati berbagai gejala benda dan
peristiwa.
 Mengomunikasikan hasil observasi dan ide
 Kemampuan klasifikasi, mengelompokkan benda berdasarkan cirri-cirinya.
 Menggunakan bilangan untuk menyatakan lebih banyak, lebih besar.
 Menggunakan ruang dan waktu
 Menghubungkan sebab dan akibat langsung
 Melakukan inferensi.
c. Pengetahuan social
 Mengenal nama teman
 Memiliki teman bermain lebih dari satu orang
 Menghargai pendapat orang lain
 Menunjukkan rasa empati, mau menolong, dan berbagi.
 menunjukkan kemampuan mematuhi aturan
d. Bahasa
 Mampu berkomunikasi denganorang dewasa dan anak lain
 Mampu mengomunikasikan ide melalui drama, bermain, atau tulisan.
 Mengenal huruf, memiliki kosakata yang cukup, dan menunjukkan perkembangan membaca.
e. Seni
 Mampu mengekpresikan ide melalui gambar
 Mampu mengekpresikan diri melalui drama
 Mampu mengikuti lagu dan senang bernyanyi

D. LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR


Laporan kemajuan belajar anak (raport) sebaiknya berisi skala interval yang menunjukkan
kemampuan anak dan deskripsi kemampuan tersebut. Hal itu untuk menunjukan posisi anak
berdasarkan kemampuan yang dituntut dalam tujuan kurikulum. Disamping itu, keterangan
bersifat derkriptif yang mengambarkan kemampuan anak juga penting utnk disertakan.
Unsur0unsur yang ada dalam laporan kemajuan belajar anak antara lain meliputi berikut:
1. Identitas anak, meliputi nama, jenis kelamin, usia, kelas.
2. Guru atau penilai
3. Tahun, semester, atau cawu.
4. Kemampuan dinilai:
a. Kompetensi personal
b. Kemampuan Berkomunikasi
c. Kemampuan berfikir rasional
d. Kemampuan motorik/kinestetik, dan
e. Kemampuan social.
5. Contoh format raport yang diambil dari portofolio.
1. Kemampuan kognitif
Catatan: ………………………..
2. Kemampuan berbahasa
Catatan:………………………….
3. Kemampuan social dan moral
Catatan:………………………………
4. Pertumbuhan dan kesehatan badan
Catatan:………………………………
5. Kemampuan Motorik kasar
Catatan:………………………………
6. Kemampuan motorik halus
Catatan:………………………………..
7. Kemampuan yang lain dapat ditambahkan sendiri.
Catatan………………………………

E. MANFAAT ASESMEN
National earlu childhood asessment resource group menjelaskan manfaat asesmen yang harus
digunakan secara tepat pada anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
 Mendukung belajar anak
 Mengidentifikasikan anak apakah berkembang secara normal atau memiliki kebutuhan khusus.
 Mengevaluasi program dan memonitor kebutuhan anak
 Sebagai wujud tanggung jawab
 Selain itu, asesmen bermanfaat untuk menetukan suskses tidaknya program yang di berikan.
BAB III
KESIMPULAN

Asesmen adalah suatu proses pengamatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta
bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut (Grace dan Shore, 1991; Kumano,2002).
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui
perkembangan atau kemajuan belajar anak.
Penilaian atau asesment merupakan point penting dalam pembelajaran anak usai dini. Dengan
penilaiaan dapat diketahui pembelajaran yang telah berjalan dan perkembangan kemampuan
anak yang meliputi aspek fisik motorik, kognitif, bahasa, sosio emosional. Evaluasi akan
membantu pendidik maupun orang tua untuk merancang belajar anak selanjutnya. Mendapatkan
informasi terhadap perkembangan anak merupakan poin penting dalam pembelajaran. Diagnosa
pekembangan anak kemudian bisa digunakan untuk membuat program yang tepat untuk
mendidik anak tersebut.
Secara umum, ada 2 pendekatan dalam melihat asesmen, yaitu sebagai berikut, otentik asesmen
disebut juga dengan asesmen kelas, asesmen alternatif, atau asesmen berdasarkan performasi
(perfomance based asesment). Asesmen tipe ini terjadi sepanjang kegiatan anak di kelas.
Informasi diperoleh dari bergai cara, terutama dari observasi/pengamatan pendidik selama anak
melakukan kegiatan yang bermakna, dengan waktu yang berbeda-beda dan kegiatan yang
berbeda pula. Selanjutnya formal asesmen, formal asesmen mempunyai komponen sistem terdiri
dari (1) ters standar dan (2) strategi asesmen informal.

DAFTAR PUSTAKA

Fridani, L. dkk (2008),. Evaluasi Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta, Universitas Terbuka.
Suyanto,
S. (2005),. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: HIKAYAT Publishing.
______________(2005),. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, Departemen
Pendidikan Nasional.
Wortham, C. S. (2005) Assessment in Early Childhood Education” (Eds. Revisi). Pearson
Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai