Anda di halaman 1dari 10

Beyond Centers And Circle Time

DI SUSUN OLEH:
Alfiana Mauliza 1052020110

DOSEN PENGAMPU:
Rika Restella, M.Pd

PROGRAM STUDI PGMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN)
ZAWIYAH COT KALA LANGSA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, serta
hidayah nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini mengenai “Beyond
Centers And Circle Time”.
Saya menyadari bahwa di dalam pem buatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ni masih jauh dari
kesempurnaan baik materi ataupun penulisannya.Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang di miliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,saya akan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Langsa, 12 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
BAB I................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian BCCT...................................................................................2
2.2 Landasan Teori BCCT............................................................................2
2.3 Keunggulan BCCT.................................................................................2
2.4 Tujuan Pendekatan BCCT......................................................................2
2.5 Model Pembelajaran BCCT...................................................................2
BAB III............................................................................................................................. 3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 4

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BCCT


Model pembelajaran sentra atau BCCT (Beyond Centres And Circle Time)
merupakan model pembelajaran yang menjadikan bermain sebagai wahana belajar
anak yang di adopsi dari creative for chilhood Research and Training (CCRT).
Model pembelajaran ini di lakukan di dalam lingkaran (pada saat guru duduk
bersama peserta didik dengan posisi melingkar untuk memberi pinakan kepada
anak yang di lakukan sebelum dan setelah bermain) dan sentra bermain (arena
bermain anak yang di lengkapi dengan seperangkat alat bermain) dengan alat
bermain berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang di perlukan untuk
mengembangkan potensi dasar anak dalam berbagai aspek perkembangan secara
seimbang.
Depdiknas (2005) menyebutkan model pembelajaran ini digunakan untuk melatih
perkembangan anak dengan menggunnakan pendekatan bermain yang sering di
sebut sebagai playing with learn atau learning trough play ( Arifin,2009). Hal
tersebut sesuai dengan pandangan klogh dan Slentz (2011) yang mengatakan
bahwa belajar pada anak usia dini adalah bermain.
Melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk
bereksplorasi,menemukan mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara
menyenangkan. Selain itu, bermain juga dapat membantu anak mengenal tentang
diri sendiri, dengan siapa ia hidup,dan di lingkungan mana ia hidup. Selain
bermain, Verenikina (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran pada anak usia dini
sebaiknya di lakukan dengan menggunakan metode scaffolding, yaitu memberikan
bantuan secara bertahap sehingga anak dapat memahami apa yang di ajarkan dan
melakukannya sendiri. Bantuan yang di berikan secara brrtahap tersebut di
lakukan antara lain dengan tujuan mendorong anak-anak untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi
kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan lingkaran (Seling).
metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional.
Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang di lengkapi dengan seperangkat
alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu: main sensorimotor,
main peran dan main pembangunan.
2.2 Landasan Teori BCCT
Aliran filsafat Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang sesuai bagimetode
BCCT, sebab konstruktivisme adalah suatu posisi filosofis dan psikologis
yang banyak berperan dari belajar dan mengeri individu yang di konstruksi
olehindividu itu sendiri (Graves & Graves, 1994). Konstruktivisme
merupakanpandangan filsafat yang pertama kali dikemukaan oleh sejarawan Italia
yangbernama Giambatista Vico pada tahun 1710. Filsafat konstruktivisme
beranggapanbahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi
denganobjek, fenomena dan lingkungan. Pengertian tersebut sesuai dengan
pendapatPoedjiadi (2005:70) dalam Adisusilo (2006:1), bahwa konstruktivisme
bertitik tolakdari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan.
Rekonstruksipengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya setelahberinteraksi dengan lingkungannya.Aliran konstruktivisme ini
cocok diterapkan dalam dunia pendidikan terutamadalam model pembelejaran
BCCT karena tidak hanya menekankan pada hasiltetapi juga menitikberatkan
pada proses pembelajaran siswa. Prosespembelajaran akan memberikan
pengalaman belajar yang cukup sehingga siswamampu mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri. Interaksi dengan lingkunganbelajar akan menambah
kekayaan pengetahuan, pengalaman sertasosialnya.Beberapa Filsafat yang
mendukung Filsafat Konstruktivisme yaituNaturalisme Romantic dan
Idealisme. Menurut Aliran filsafat NaturalismeRomantic, Setiap anak
dilahirkan membawa bakat yang baik. maka pendidikan
adalah pengembangan bakat anak secara maksimal melalui
pembiasaan,pelatihan, permainan, partisipasi dalam kehidupan sehari-hari serta
penyediaankesempatan belajar selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak.
Sedangkanmenurut aliran filsafat Idealisme, manusia merupakan makhluk
individu sekaligusmahluk sosial. Maka pendidikan harus ditujukan pada
pembentukan karakter,watak manusia yang berbudi luhur,berbakat insani dan
kebajikan sosial.Selain itu, model ini pun didukung oleh beberapa teori yaitu
Maslow, AnnaFreud, Erick Ericson, Lev Vygotsky dan Jean Piaget.Maslow :
kebutuhan dasar harus terpenuhi sebelum meningkat padakebutuhan yang lebih
tinggiAnna Freud : Mengemukakan garis perkembangan berisi urutan
tahapperkembangan anak dari ketergantungan menjadi mandiri, dari irrasional
menjadirasional, dari hubungan yang pasif menjadi aktif dalam realita. Salah
satu darienam garis perkembangan Anna Freud yang digunakan sebagai dasar
teori BCCTini adalah garis perkembangan yang menunjukkan bahwa anak belajar
mulaidengan badan, mainan, dan bermain.Erick Erickson : Anak perlu
dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri danlingkungannya, kemandirian,
inisiatif, dan ketekunannya

2.3 Keunggulan BCCT

2.4 Tujuan Pendekatan BCCT


Adapun tujuan dari metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) antara lain
sebagai berikut:

Dalam rangka melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan


bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa
kecerdasan hanya dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai
dimensi. Setiap kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan anak
mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang
dimiliki anak dalam pembelajaran dan kegiatan belajar. diantaranya :
Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi
mengelola kata dan bahasa.Yakni kemampuan menggunakan kata'kata secara
efektif
Kecerdasan Logika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi
dalam bidang angka (Numerik) dan alasan logis.
Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang
music dan suara
Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan persepsi
dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota tubuh.
Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan keterampilan dan
persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan ruang.
Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.
Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi
dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam
bidang mengolah rohani.
Kita harus mengingat bahwa setiap orang memiliki sembilan kecerdasan ini dan
setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan dan setiap orang
juga mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing.

2.5 Model Pembelajaran BCCT


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai