Anda di halaman 1dari 13

RIVEW JURNAL METODE ISLAM WASATHIYAH

Diajukan Oleh:

AGUSTINA MEUTIA 1052020066

Dosen Pengampu : Dr.Muhaini,MA

PROGRAM STUDI PGMI


SEMESTER II,UNIT III
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2021 M/ 1442 H

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Langsa, 23 Mei 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... v
BAB I................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan penulis........................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................. 2
Jurnal 1.........................................................................................................2
Jurnal 2.........................................................................................................4
Jurnal 3.........................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................. 9
A. Simpulan..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah Islam Wasathiyah mendapatkan perhatian saat terjadi gelombang
kekerasan mengatasnamakan Islam. Istilah ini diambil dari Surah al-Baqarah [2]:
143, Dan dengan demikian Kami telah menjadikan kamu ummatan wasathan agar
kamu syuhada terhadap/buat manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
syahid terhadap/buatkamu.
Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat ini mengemukakan, washat berarti
segala yang baik sesuai objeknya. Pada gilirannya, makna washat berkembang
menjadi tengah. Karena itu, umat Islam memegang teguh prinsip wasathiyah.
Ini berarti mendorong umat Islam berin teraksi, berdialog, dan terbuka dengan
semua pihak. Bagaimana mungkin mereka bisa menjadi saksi adil atau menjadi
penengah kalau tertutup atau menutup diri dari lingkungan dan perkembangan
global?
Selain itu, posisi tengah membuat umat Islam/seorang Muslim dilihat dari penjuru
yang berbeda dan ketika itu ia dapat menjadi teladan semua pihak. Posisi itu juga
membuatnya bisa melihat siapa pun dan di mana pun (Quraish Shihab, 2015).
Dilihat dari perspektif sejarah, kecenderung an ini terlihat jelas sejak Islam masuk
ke kawasan ini, didorong fakta penyebar Islam ke Indonesia adalah para
pengembara sufi. Hampir tak ada gesekan berarti saat Islam datang ke Indonesia.
Islamisasi dilakukan bertahap. Dalam bahasa Anthony Jons, Indonesianis asal
Australia, Islam datang bukan dengan satu teori ledakan besar. Menurut dia, yang
mengislamkan sejumlah besar penduduk nusantara, setidaknya sejak abad ke-13,
adalah para sufi.
Mereka menekankan kesesuaian dengan Islam atau kontinuitas, ketimbang
perubahan dalam kepercayaan dan praktik keagamaan lokal. Dalam kesimpulan
Jons, Islam tak dapat dan tak menancapkan akarnya di penduduk nusantara atau
mengislamkan para penguasa mereka, sampai Islam disiarkan para sufi.
Ini gambaran dominan perkembangan Islam di nusantara sampai abad ke-13.

1
Teori sufi ini berhasil membuat korelasi antara peristiwa-peristiwa politik dan
gelombang konversi kepada Islam. (Azyumardi Azra, 2013).
Dari sini jelas, yang datang pertama kali ada lah Islam yang umumnya
dibawa para guru sufi pengembara. Islam sufistik memiliki kecenderungan kuat
lebih akomodatif dan in klusif terhadap tradisi dan praktik keagamaan lokal.
Teori sufi ini lebih masuk akal berdasarkan fakta terjadi peningkatan orang
masuk Islam di Asia Tenggara, berbarengan dengan kemunculan tarekat-tarekat
sufi di Asia Barat dan Selatan. Inilah lembaga utama yang menjaga keutuhan umat
Islam sesudah keruntuhan Kekhilafahan Abbasiyah karena Baghdad dihancurkan
Mongol pada 1258. Namun, tesis ini ditentang Martin Van Bruinesen,
Indonesianis dariBelanda.
Mengenai sufi yang mengislamkan kawasan ini, dia setuju. Namun, menurut dia,
ham pir tak ada bukti kuat keberadaan anggota tarekat di Asia Tenggara sebelum
akhirabadke-16.
Dia juga menyatakan, apakah tepat memi kirkan tarekat sufi sebagai
serikat dagang meskipun para pendakwah sufi bepergian melalui jalur
perdagangan. Terkait ini,ada temuan menarik Michael Laffan dan Michael Fee ner
, Indonesianis dariAustralia
Mereka menemukan teks Yaman yang menyebutkan ulama abad ke-13, Mas'ud al-
Jawi di Arabia Selatan. Petunjuk mengenai Jawa Islam muncul dalam berbagai
tulisan mistikus kelahiran Aden, Abdullah b As'ad al-Yafi'i (1298-1367).
Al-Yafi'i mencatat berbagai keajaiban Abd al-Qadir al-Jilani (1077-1166), sang
wali dari Bagh dad yang dianggap banyak persaudaraan mistik sebagai guru
tertinggi.Persaudaraaninidikenalsebagaitarekat.
Pada masa al-Yafi'i, persaudaraan-persaudaraan tumbuh menjadi
kelompok di bawah kepemimpinan guru yang diinisiasi secara khusus, yang
mengklaim posisi berurutan dalam mata rantai silsilah yang terentang tanpa putus
hingga Nabi Muhammad SAW.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hasil dari setiap jurnal

2
2. Metode apa yang di pakai?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam setiap jurnal?

1.3 Tujuan penulis


Merivew jurnal memiliki tujuan untuk mengkaji tentang hasil para penulis
yang dituangkan dalam hasil penelitian tersebut,dan untuk mengetahui metode apa
yang dilakukannya,selain untuk mengetahui hasil beserta metode,kita juga
mengukur jurnal yang sudah pernah di terbitkan

3
BAB II
PEMBAHASAN

Jurnal 1
Judul: ISLAM WASATHIYYAH: REFLEKSI ANTARA ISLAM MODERN
DAN UPAYA MODERASI ISLAM
Jurnal: Jurnal Tajdid
Volume dan halaman: Vol XVI No 02 . 1-18 Hal
Tanggal rilis: Desember 2017
Penulis: Mohammad Deny Irawan
Rivewer: Agustina Meutia

Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti moderasi islam tetang refleksi islam
modern dan upaya moderasi islam

Subjek penelitian: -

Metode penelitian:
Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan kulitatif dan Analisis data

Hasil:
Dalam jurnal ini menjelaskan bahwa Menurut F. Budi Hardiman, pemahaman
tentang modern dapat dimaknai dalam 2 hal, yaitu: modern sebagai bagian dari
periodesasi pemikiran filsafat dan modern sebagai kesadaran menuju pada sesuatu
yang kebaruan. Selain itu, dalam bingkai filsafat, kemunculan modern berangkat
dari pemberontakan intelektual yang jika ditelusuri lebih mendalam memiliki
kaitan erat dengan Renaissance di Prancis serta gerakan humanisme. Meski
demikian, pola kebaruan yang terdapat dalam pola modernisme tidak saja selalu
berbentuk fisik sehingga aspek non fisik juga dibutuhkan. Di kalangan modernis,
modern disamakan dengan tajdīd yang berarti menghidupkan kembali apa yang
telah dilupakan/ditinggalkan dari ajaran-ajaran agama guna mereformasi
kehidupan kaum muslim secara umum ke arah yanglebih baik. Secara ringkas,
Amal Fathullah Zarkasyi menyebut modernisasiberarti mengembalikan kembali
sesuatu yang sudah hilang dan menerapkannya di kehidupan. meski demikian,
Amal menolak ide yang menyebut modernisasi adalah tajdīd melainkan lebih
memaknainya sebagai taghrīb (westernisasi). Fazlur Rahman dalam karyanya
„Islam and Modernity‟. Setidaknya ada pembahasan terkait modernitas yang coba
dijabarkan oleh Fazlur Rahman tersebut, yaitu: khazanah keislaman (heritage),
Pendidikan Islam, peluang dan tantangan umat muslim di masa mendatang. Bagi

4
Fazlur Rahman, khazanah (heritage) yang dimiliki Islam sangat bermanfaat untuk
kembali dimunculkan dengan menjadikan Al-Qur‟an dan Sunnah sebagai dua
komponen penting pedoman modernisme di dunia Islam. Hamid Fahmy Zarkasyi8
menolak ide modernitas ditawarkan Fazlur Rahman serta menganggap jika
modernisasi yang diterapkan merupakan bagian dari pola liberalisasi keagamaan.
Selain modernisasi, Hamid juga menyebut upaya tipologi Islam seperti
tradisionalis, modernis, fundamentalis dan sekularis juga menjadi bagian dari
proyek westernisasi

Kelebihan:
Jurnal ini menjelaskan dengan lengkap hasil dari penelitian yang diteliti oleh
penulis,di dalam jurnal ini banyak menggunakan bahasa Baku
Jurnal ini lebih membahas tentang modernisasi

Kekurangan:
 Jurnal ini tidak menuliskan tujuan serta metode penelitian sehingga
membuat pembaca kebingungan dalam memahami isi jurnal tersebut1.

Jurnal 2
Judul: Implementasi Nilai-Nilai Ajaran Islam Wasathiyah Dalam Menghadapi
Pandemi covid 19
Jurnal: Jurnal intelegensia
Volume dan halaman: Vol 08 No 02 1-10 Hal
Tanggal rilis: Januari-Juni 2020
Penulis: Sri Lestari
Rivewer: Agustina Meutia

Tujuan:
Jurnal ini bertujuan untuk membahas tentang mengimplementasikan nilai-nilai
ajaran islam wasathiyah dalam menghadapi pandemi covid 19

Subjek Penelitian:-

Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan metode Keperpustakaan

Hasil:

1
JurnalTajdid Vol XVI No 02
5
Di dalam jurnal ini penulis menjelaskan bahwa, Agar memilik sifat-sifat
wasathiyah, seseorang harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta
hati yang jernih,Oleh karena seorang yang mendalami agama dengan baik, tahu
perbedaan pandangan ulama beserta argumentasinya tidak akan terjebak dengan
pemikiran dan perilaku yang ekstrim.Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat
majemuk, dari sisi agama, suku, dan budaya.Sehingga segala hal yang
bertentangan dengan jati diri bangsa yang majemuk termasuk cara beragama yang
tidak menghormati perbedaan dan keragaman pasti akan ditolak oleh
masyarakat.Kemajemukan adalah sunatullah dan sebuah keniscayaan perbedaan
agama dan pandangan keagamaan adalah kenyataan yang tidak mungkin
disatukan.Jadi intinya bekerjasama dalam hal-hal yang disepakati bersama, saling
menghormati dan menghargai dalam hal yang tidak bisa disatukan.Sebagai bangsa
terlepas dari perbedaan agama, suku, bahasa dan lainnya, kita pada hakekatnya
memiliki problem yang sama yaitu kemiskinan, keterbelakangan, dan
kebodohan.Islam mengajarkan umatnya untuk bertoleransi dalam artinya
menghormati sikap dan pandangan orang lain yang berbeda, meski kita tidak
setuju.Mari kita kedepankan sikap wasathiyah ini dalam beragama dan
bermasyarakat agar tercipta kerukanan dan kedamaian dalam kehidupan
kita.Jangan juga mengulurkannya sedemikian rupa, yakni jangan kikir dan jangan
juga boros." Wasathiyah adalah suatu sikap yang menuntut pelakunya paling tidak
untuk melakukan dua hal, yaitu pengetahuan dan menahan emosi.

Kelebihan:

Didalam jurnal ini menjelaskan secara terperinci tentang wasathiyah islam,serta


menjelaskan perbedaan yang dijelaskan oleh pakar

Kekurangan:
 Jurnal ini tidak menuliskan tujuan serta metode apa yang penulis gunakan
dalam penelitian ini
 Pada abstrak banyak kata yang tidak sesuai dengan EYD2
 Jurnal ini tidak di lengkapi dengan identitas yang baik

2
Jurnal intelegensia Vol 08 No 02

6
Jurnal 3
Judul: Implementasi Paradigma Islam Wasathiyah,Strategi Menjaga Masa Depan
Keindonesiaan
Jurnal: Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i
Volume dan halaman: Vol 6 No.3, 16-34
Tanggal rilis: 2019
Penulis: Agustina Meutia

Tujuan:
Jurnal ini bertujuan untuk membahas tentang Paradigma wasathiyah sebagai
respon para intelektual

Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan penelitian keperpustakaan,serta menggunakan metode
kualitatif dan pengumpulan data

Hasil:
Dalam jurnal ini membahas tentang Kondisi masyarakat ,yang mudah
terprovokasi,yang seperti inilah tentu mudah terprovokasi oleh isu-isu SARA
terlebih isu agama dan berpotensi menimbulkan konflik yang sangat
besar.Kelompok garis keras berusaha mengganti ideologi bangsa dengan ideologi
Wahabi/Ikhwanul Muslimin yang ekstrem, keras, dan kaku.Kelompok garis keras
ini mencita-citakan negara Khillafah Islamiyah yang jelas-jelas sangat
bertentangan dengan dasar negara Pancasila dan UUD NRI 1945.Hal tersebut
menjadi sebuah acaman yang membahayakan bagi persatuan bangsa dan
berpotensi mendorong bangsa kita ke dalam jurang kehancuran.Lahirnya
Paradigma Wasathiyah sebagai respon para intelektual terhadap keprihatinnannya
terhadap pemikiran kelompok garis keras yang berusaha memecah belah
bangsa.Pemahaman Wasathiyah yang benar mampu menyelaraskan pemikiran
yang inklusif dan moderat sehingga mewujudkan kedamaian dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta membangun peradaban yang berkemajuan.Suasana
kehidupan yang harmonis di lingkungan masyarakat yang heterogen terbangun
karena adanya toleransi dan saling menghargai adanya perbedaan.Suasana
harmonis tersebut juga didukung oleh komitmen pemerintah yang menjamin
kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan menjalankan
aktivitasnya masing-masing serta perlakuan yang adil bagi seluruh warga negara
Indonesia.Dalam proses awal pembentukan negara Indonesia, persoalan paling
krusial adalah menyepakati dasar negara.Namun setelah diskusi panjang tentang
posisi Islam di dalam kehidupan bernegara, para pendiri bangsa (the founding
father) itu berhasil mencapai kesepakatan bahwa Negara Republik Indonesia
bukanlah sebuah Negara Teokrasi, melainkan negara yang di dalamnya ada Islam

7
dan kehidupan ber-Islam mendapat tempat yang sangat terhormat dan dilindungi
sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 UUD 1945.

Kelebihan:
Jurnal ini menjelaskan secara ringkas maksud dan tujuan penulis, dapat dilihat
dari abstrack nya saja, di dalam sbtrack tersebut sudah tertulis jelas maksud dari
penilitan ini sehingga membuat pembaca langsung memahami, jurnal ini di
lengkapi dengan identitas yang lengkap dan reverensi yang kuat

Kekurangan:
 Jurnal ini banyak menggunakan kata-kata baku yang membuat pembaca
sedikit kebingungan.
 Banyak gaya penulisan yang tidak sesuai dengan EYD3

3
Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i Vol 6 No.3
8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Jika menelisik dari pembahsan yang sudah terpapar diatas, perlu disimpulkan
beberapa poin yaitu: Modernisasi yang dipahami oleh Fazlur Rahman dalam
bukunya Islam and Modernity tidak sepenuhnya diterima baik oleh muslim.
Mereka yang kontra terhadap pendapat Fazlur Rahman mencoba menengahi
antara Islam dan modernitas itu sendiri. Terlebih, Friedrich Nietzche yang
memproklamirkan sebagai ateis dengan menyebut tuhan telah mati membuktikan
ada permasalahan yang terdapat dalam epistemologi modern. Maka munculah dua
opsi untuk menengahi keduanya: Moderasi Islam atau Islam moderat berada di
tengah ditengah 2 hal yang mungkin bertentangan. Selain itu, konsep Wasatiyyah
juga memberikan opsi kepada sebuah negara untuk „memfasilitasi‟ dan
menjembatani hubungan agama dan negara.

DAFTAR PUSTAKA
9
MohamadDenyIrawan,2017,IslamWasathiyah:RefleksiAntaraIslamModernD
anUpayaModerasiIslamVol. XVI No 02, Di akses pada tanggal 22 Mei 202
SriLestari,2020,ImplementasiNilai-
NilaiAjaranIslamWasathiyahDalamMenghadapiPandemiCovid19, Vol 08 No 02,
Di akses pada tanggal 19 Mei 2021
TriniDiyani,2019,ImplementasiParadigmaIslamWasathiyahStrategiMenjaga
Masa Depan Keindonesiaan,Vol 6 No.3,Di akses pada tanggal 18 Mei 2021

10

Anda mungkin juga menyukai